Loggo
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN
AKTIFITAS SISWA DALAM PELAJARAN PAI MENGENAI IBADAH SHALAT DENGAN MENGGUNAKAN
MEDIA GAMBAR PADA KELAS III SEMESTER 2 SDN ................ KECAMATAN ................
TAHUN PELAJARAN ................
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Kenaikan Pangkat dari Golongan IV/a ke IV/b
Oleh
..........................................
NIP. ..............................
SEKOLAH DASAR NEGERI..........................
............................................
20..........
HALAMAN
PENGESAHAN
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. a. Judul Penelitian : PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN AKTIFITAS SISWA DALAM PELAJARAN PAI
MENGENAI IBADAH SHALAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA KELAS III SEMESTER
2 SDN ................ KECAMATAN ................ TAHUN PELAJARAN ................
b.
Bidang Ilmu : Pendidikan
Agama Islam
c.
Kategori Penelitian : Strategi
Pembelajaran
d. Jenis Penelitian : Penelitian
Tindakan Kelas
2. Ketua
Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar : ……………..
b.
NIP : ………….
c. Pangkat / Golongan : Pembina, IV/a
d. Jabatan :
e. Instansi :
SD Negeri ……………..
f.
Tempat Penelitian : SD
Negeri ………
3. Lama
Penelitian : 3 bulan (Bulan ……….. sampai dengan Bulan …….
20…)
4. Sumber
Biaya : Swadaya
Tanda tangan disesuaikan dengan kondisi setempat
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullilah kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Penelitian Tindakan Kelas di SDN ................ dengan lancar.
Laporan ini dibuat oleh
penulis dalam rangka memenuhi pengajuan
pada penilaian angka kredit unsur pengembangan profesi guru untuk kenaikan
pangkat dari golongan IVa ke IVb.
Terselesaikannya penelitian
ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak dan pada kesempatan ini ijinkan
peulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang baik langsung maupun tidak langsung telah membantu penyusunan
laporan ini, yaitu kepada yang terhormat:
1.
Kepala
sekolah SDN ................ yang telah memberikan Saran, Ijin dan pertimbangan
terhadap pelaksanaan PTK selama kegiatan berlangsung.
2.
Kepala
UPT ………………. yang telah memberi pengesahan terhadap laporan PTK ini.
3.
Bapak
dan Ibu Guru SDN ................ yang telah membimbing dan memotifasi serta
mengarahkan kami hingga kegiatan Program Penelitian Tindakan Kelas ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Dan akhirnya saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan laporan ini banyak kelemahan atau kekurangan untuk itu, saya
berharap kepada pembaca berkenan memberikan saran dan kritik yang membangun.
Untuk itu sebelumnya kami ucapkan terimakasih.
......................, ...................
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
ABSTRAK......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ........................................................
B.
Rumusan Masalah .................................................................
C.
Tujuan Penelitian ..................................................................
D.
Manfaat Penelitian ................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ...........................................................................
B. Kerangka Berpikir .................................................................
C. Hipotesis Tindakan ................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian ......................................................................
B.
Setting Penelitian dan Sumber Data .....................................
C.
Tempat dan Waktu Penelitian................................................
D.
Subjek dan Objek Penelitian .................................................
E.
Instrumen Penelitian ..............................................................
F.
Teknik Pengumpulan Data ....................................................
G.
Teknik Analisis Data .............................................................
H.
Prosedur Pelaksanaan Tindakan ............................................
I.
Indikator Keberhasilan...........................................................
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Tindakan
1. Pra Siklus...........................................................................
2. Siklus I ..............................................................................
3. Siklus II.............................................................................
B. Pembahasan............................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran.......................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
3.1 Kriteria Penilaian Hasil Observasi Aktivitas
Belajar Siswa.....................
3.2 Kriteria Penilaian Hasil Belajar................................................................
4.1 Daftar Nilai
Tes pada Kegiatan Pra Siklus ...........................................
4.2 Rekapitulasi
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kegiatan Pra Siklus ......
4.3 Daftar Nilai
Tes pada Kegiatan Siklus Pertama ..................................
4.4 Rekapitulasi
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kegiatan Siklus I...........
4.5 Daftar Nilai
Tes pada Kegiatan Siklus Kedua ......................................
4.6 Rekapitulasi
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kegiatan Siklus Kedua .
4.7 Rekapitulasi
Peningkatan Nilai Tes dan Ketuntasan Belajar Siswa pada
Kegiatan Pra Siklus, Siklus Pertama Siklus Kedua .............................................................................
4.6 Rekapitulasi
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kegiatan Pra Siklus, Siklus Pertama Siklus
Kedua .................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
2.1 Bagan Kerangka Berfikir.........................................................................
4.1 Peningkatan
Nilai Tes dan Ketuntasan Belajar
Siswa pada Kegiatan Pra Siklus, Siklus Pertama Siklus Kedua......................................................................................................
4.2 Peningkatan
Keaktifan Belajar Siswa pada Kegiatan Pra Siklus, Siklus Pertama Siklus
Kedua .................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1.
Surat Ijin Penelitian
2.
Surat
Kesediaan Menjadi Observer
3.
Jurnal Kegiatan Penelitian
4.
Rencana
Perbaikan Pembelajaran Siklus I
5.
Rencana
Perbaikan Pembelajaran Siklus II
6.
Berkas Instrumen
Pengumpulan Data
7.
Lembar Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa Dalam
Kegiatan Pembelajaran pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
8.
Daftar Hadir Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
9.
Daftar Hadir Peneliti Dan Observer
10. Contoh
Hasil Pekerjaan Siswa
11. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Disesuaikan saja ……………
PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN
AKTIFITAS SISWA DALAM PELAJARAN PAI MENGENAI IBADAH SHALAT DENGAN MENGGUNAKAN
MEDIA GAMBAR PADA KELAS III SEMESTER 2 SDN ................ KECAMATAN ................
TAHUN PELAJARAN ................
Oleh :
..............................................
NIP. ...........................
ABSTRAK
Latar
belakang dalam penelitian ini adalah kurangnya penggunaan media pembelajaran
dalam materi shalat sehingga prestasi belajar kurang. Masalah dalam penelitian
ini adalah : 1. Apakah media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam
belajar PAI materi shalat?, 2. Apakah penerapan media gambar dapat meningkatkan
aktifitas siswa dalam belajar PAI materi shalat? Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pengumpulan data dalam
penelitian ini dengan metode observasi dan wawancara. Dalam analisa data
penulis menggunakan reduksi data, display data, kesimpulan sementara dan
verifikasi. Hasil dari penelitian ini adalah minat belajar siswa terhadap
mempelajari ibadah shalat di SD Negeri ................ setelah menggunakan
media gambar mengalami peningkatan nilai dari pra siklus sebesar 59,44 menjadi 69,44 pada siklus pertama dan 79,44 pada siklus kedua, ketuntasan dalam pelajaran PAI mengenai ibadah shalat
dengan bukti terjadi peningkatan ketuntasan belajar dari pra siklus sebesar 22,22% (4 siswa) menjadi
72,22% (13 siswa) pada siklus
dan 100% pada siklus kedua serta
peningkatan keaktifan siswa juga semakin meningkat pada setiap siklusnya setelah pembelajaran menggunakan media gambar
dimana pada keadaan prasiklus hanya 9 siswa (50%) menjadi 14 siswa (77,78%)
pada siklus pertama dan 18 siswa (100%) pada siklus kedua.
Kata Kunci : peningkatan, pemahaman, materi shalat, media gambar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA
A.
Kajian Teori
1.
Peningkatan Pemahaman Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
a.
Peningkatan pemahaman
1)
Peningkatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa peningkatan
adalah proses kerja menambah kemampuan (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,2001:
1092).
2)
Pemahaman
Definisi dari pemahaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah cara kerja memahami (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2001: 1086). Jadi
dapat disimpulkan peningkatan pemahaman adalah proses kerja menambah kemampuan
cara memahami.
b. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Menurut
Wahyudin dkk pendidikan agama Islam adalah suatu program mata ajaran yang wajib
secara nasional harus diberikan di sekolah atau perguruan tinggi umum
(Wahyudin,2009:103). Dalam upaya membentuk arah pendidikan Islam, pendidikan
agama memiliki peranan yang sangat penting. Untuk itulah pendidikan agama wajib
diberikan pada semua tuntutan, jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan agama
Islam berfungsi untuk menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta
membiasakan siswa berakhlak mulia.
Dalam
peraktek sehari-hari orang sering kali mencampur adukan antara pengertian
“pengajaran” dan “pendidikan” atau “mengajar” dan “mendidik” agama. Sebenarnya
keduanya memiliki pengertian yang berbeda, walaupun terdapat hubungan yang
erat. Menurut Sardiman (1 987:52) kalau dilihat dari asal katanya, antara
mengajar dan mendidik memiliki arti yang sedikit berbeda. Mengajar itu
cenderung kepada penanaman atau penyampaian pengetahuan kepada anak didik,
sedangkan mendidik cenderung sebagai upaya pembinaan pribadi, sikap mental dan
akhlak anak didik.
Dengan
demikian pengajaran agama hanya berorientasi pada penanaman ilmu pengertian
agama, bukan jadi orang yang taat beragama. Sedangkan kalau pendidikan agama,
orientasinya adalah pembentukan pribadi muslim yang taat, berilmu pengetahuan
dan beramal shalih (Zuhaerini, 1 987:27). Adapun rumusan pengerian Pendidikan
Agama Islam menurut Zuhaerini (1 987:27) adalah usaha-usaha secara sistematis
dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran
Islam.
Kemudian
Zakiah Daradjat (1 992:86) mengemukakan tiga pengertian tentang Pendidikan
Agama Islam, yaitu:
1.
Pendidikan Agama Islam ialah
usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah
selesai pendidikan dapat memahami, dan mengamalkan ajaran agama Islam serta
menjadikannya sebagai padangan hidup (way of life).
2.
Pendidikan Agama Islam
adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam.
3.
Pendidikan Agama Islam
adalah pendidikan dengan melalui ajaranajaran agama Islam, yaitu berupa
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya selesai dari
pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaranajaran agama
Islam yang telah diyakini secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama
Islam itu sebagai suatu pandangan hidup demi keselamatan dan kesejahteraan di
dunia dan di akhirat nanti.
Sedangkan
menurut rumusan Dirjen Kelembagaan Agama Islam (Depag, 1 994:1 ) Pendidikan
Agama Islam diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam
menyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk
menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Jadi kesimpulannya Pendidikan
Agama Islam adalah usaha sadar dari pendidikan terhadap perkembangan fisik dan
psikis anak didik sesuai dengan ajaran Islam menuju terbentuknya kepribadian
muslim yang utuh.
c. Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar
Menurut Notoatmojo sesuai pendapat J.Guilbert (Tim Pengembangan
Ilmu Pendidikan FIP-UPI,2007:171) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses
belajar meliputi :
1)
Materi yang dipelajari
Materi
disini adalah bahan pelajaran yang digunakan untuk membentuk sikap, memberikan
keterampilan atau pengetahuan. Materi untuk ketiga aspek tersebut substansinya
akan berbeda.
2)
Lingkungan
Terdiri
dari faktor fisik seperti kondisi tempat belajar, kondisi lingkungan belajar
dll. Faktor yang kedua adalah faktor sosial seperti status, dan kedudukan .
3)
Instrumental
Terdiri
dari perangkat keras/hardware (perlengakapan belajar dan alat bantu belajar
mengajar) dan perangkat lunak/software (kurikulum, fasilitator dan metode
mengajar)
4)
Kondisi individu atau subjek
belajar
Terdiri
dari kondisi fisiologis seperti keadaan fisik, panca indera, pemenuhan gizi,
dan kesehatan. Sedangkan kondisi psikologis seperti intelegensi, bakat, sikap,
daya kreatifitas, daya tangkap, ingatan dan
motivasi.
d. Komponen kegiatan belajar mengajar
Kegiatan
belajar mengajar mengandung beberapa komponen, diantaranya adalah:
1)
Tujuan Dalam kegiatan
belajar mengajar,
Tujuan adalah suatu
citacita yang ingin dicapai dalam kegiatannya dan untk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan
2) Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah
substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan
pelajaran, maka proses belajar tidak akan berjalan.
3) Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar
mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Dalam kegiatan belajar
mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan
pelajaran sebagi mediumnya, dalam interaksi itulah, siswa yang lebih aktif dan
guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.
4) Guru
Guru harus mengetahui
dan mengerti dengan jelas bahan materi yang akan diajarkan. Sehingga waktu
menyampaikan pada anak didik tidak menghasilkan informasi yang rancu.
5) Siswa
Kemampuan siswa
berbeda-beda, daya tangkap dan intelegensinya pun berbeda sehingga terkadang
penangkapan materi yang disampaikan bisa menghasilkan persepsi yang berbeda
pula.
6) Lingkungan Keadaan
Lingkungan masyarakat
mampu mendukung sistem kegiatan belajar mengajar. Keadaan sekolah yang ramai
dan tidak tenang akan mengganggu konsentrasi belajar para siswa.
7) Sarana dan prasarana
Kelengkapan sarana dan
prasarana sangat mendukung sistem kegiatan belajar mengajar. Semakin lengkap
saran dan prasarana yang dimiliki kegiatan belajar mengajar akan semakin baik
karena murid semakin mudah menerima materi pembelajaran dari guru.
8) Evaluasi
Perlu diadakannya
evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan dari kegiatan belajar sudah
terpenuhi.
2.
Materi shalat
a.
Pengertian
Salat
Shalat adalah sebagai salah satu ajaran
agama islam disyariatkan oleh Allah swt. Dengan cara yang istimewa, yaitu
dengan cara memanggil Nabi Muhammad SAW. menghadap kepada-Nya untuk menerima
perintah shalat, sebagaimana dikenal dengan peristiwa Israk wa Mi.raj, yakni
suatu peristiwa yang yang amat besar terjadi atas diri seorang Nabi, karena itu
pantaslah salat dikatakan sebagai satu-satunya ajaran Islam yang disyariatkan
Allah dengan cara yang istimewa (Zaini, 1991: 8)
b.
Kedudukan
Salat
Shalat bukan saja sebagai salah satu
unsur agama islam sebagai amalan-amalan lain, akan tetapi juga shalat adalah
amalan yang sangat mempunyai kedudukan sebagai unsur pokok dan tiang agama
(Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama Islam IAIN,
1983).
Menurut Zaini (1991: 8-11) selain salat
sebagai tiang agama, shalat juga mempunyai kedudukan tersendiri dalam Islam.
Kedudukan dan nilai shalat dalam syariat Islam itu adalah.:
1)
Shalat adalah sebagai salah
satu ajaran agama Islam disyariatkan oleh Allah SWT. Dengan cara yang istimewa,
yaitu dengan cara memanggil Nabi Muhammad SAW menghadap kepada-Nya untuk
menerima perintah shalat, sebagaimana dikenal dengan peristiwa Israk wa Mi‟raj,
yakni suatu peristiwa yang yang amat besar terjadi atas diri seorang Nabi,
karena itu pantaslah shalat dikatakan sebagai satu-satunya ajaran Islam yang
disyariatkan Allah dengan cara yang istimewa.
2)
Shalat adalah sebagai ibadah
pokok yang diperintahkan Allah SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya, serta
satu-satunya ibadah pokok yang diwajibkan Allah suatu ketika Nabi SAW masih
berada di Makkah, dari sekian banyak ibadah pokok yang ada dalam ajaran agama
Islam, shalatlah yang pertama kali diwajibkan kepada Nabi SAW dan umatnya,
ibadahi-badah yang lainnya diwajibkan oleh Allah SWT
3)
Shalat adalah satu-satunya
ibadah pokok yang harus dilaksanakan oleh orang-orang yang beriman lima kali
sehari semalam, sedangkan ibadah pokok lainnya ada yang diwajibkan hanya sekali
dalam satu tahun seperti puasa ramadhan, dan ada pula yang hanya diwajibkan
sekali dalam seumur hidup, itupun kalau sanggup, seperti ibadah haji. d. Shalat
adalah sebagai pembeda antara orang beriman dan orang kafir. Agama islam sangat
membenci dan memberikan ancaman berat terhadap siapa saja yang meninggalkan dan
melalaikan shalat, bahkan orang yang yang meninggalakannya disejajarkan dengan
orang kafir di akhirat dalam menerima siksaan sebab masing-masing dari mereka
telah memutuskan tali ubungan dengan Allah swt. Mengingkarikenikmatan dan anugerah
yang telah diberikan dari sisi Nya memilih jalan kezaliman, hidup bersimba dosa
dan kemungkaran.
c.
Hikmah
Shalat
Di antara hikmah disyariatkan shalat
ialah bahwa shalat itu dapat membersihkan diri dan mensucikannya, membiasakan
hamba Allah agar senantiasa bermunajat kepada Allah di dunia dan agar bisa
hidup di sisi-Nya di akhirat kelak (Al-Hasyimi, 1996: 33).
Allah mewajibkan ibadah Shalat tentu ada
hikmah di balik itu semua, dan hikmah itu tentunya diperuntukkan bagi
orang-orang yan mengerjakannya. Banyak sekali hikmah yang terkandung di dalam
shalat baik yang dihasilkan melalui bacaan maupun gerakan anggota badan, baik
untuk kesehatan jasmani (fisik) maupun rohani (Psikis), baik dari kesehatan
(ketundukan) sebagai hamba Allah maupun dari segi peribadatan. Salah satu
hikmah shalat ialah dapat mencegah diri dari melakukan perbuatan keji dan
mungkar, dan masih banyak hikmah-hikmah yang ditimbulkan dari shala sebagaimana
banyak diterangkan dalam Al-Quran dan hadits Rasul SAW antara lain:
1)
Mendekatkan Diri Kepada
Allah
Mendekatkan diri kepada Allah memang
langkah yang bagu adalah dengan melaksanakan shalat. Dengan shalat kita sudah
termasuk membangun agama islam artinya sudah termasuk salah satu cara untuk
menegakkan agama Allah. Shalat yang dilakukan dengan benar atau melakukannya
dengan khusyuk akan menimbulkan kedekatan diri terhadap Allah swt. Shalat yang
dimaksud di sini tidak cukup hanya dengan gerakan dan ucapan, akan tetapi batin
kita ikut shalat, atau lebih spesifiknya shalat yang bisa membawa kedekatan
seorang hamba kepada Allah ialah shalat secara formal atau secara maknawi. Hal
ini akan memberi dampak positif pada hamba dan akan membentuk kedekatan diri
kepada Allah.
2)
Mencegah dari Sifat Keji dan
Mungkar
Apabila manusia meresapi benar-benar
makna thaharah dan shalat dari awal sampai akhir, niscaya itu dapat membentuk
pikiran dan hatinya dengan sebaik-baiknya. Bacaan shalat yang berisi
puji-pujian, pengakuan, pengaduan, doa, dan sebagainya itu merupakan penuntunan
ke arah yang kebaikan. Dengan meresapi benar-benar, tidaklah terpikir untuk
jahat (Ardani, 2008: 61).
3)
Shalat menimbulkan Jiwa Yang
Tenang
Salah satu hikmah shalat ialah bisa
menimbulkan ketenangan bagi diri seseorang. Jiwa yang tenang itu merupakan
sebuah tingkat lanjutan yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
mencapainya. Pada tingkat ketenangan, seseorang bisa merasa puas pada
kehidupan, pekerjaan, dan keluarga. Semakin kita menyelam ke dalam, hati kita
menjadi semakin terbuka dan kita mampu menyentuh percikan ilahiah di lubuk hati
terdalam. Kalau perjuangan batiniyah telah usai, akhirnya tabir terakhir, yakni
rasa keberadaan yang terpisah, menjadi tersingkap, dan tiada sesuatupun yang
tertinggal, kecuali sifat ketuhanan Frager, 2000: 299).
4)
Memiliki Sikap Disiplin Dan
Tanggung Jawab
Disiplin adalah sikap mentaati persatuan
dan tata tertib, sedang disiplin disini dimaksudkan untuk ketepatan waktu dan
kekhusyuan seseorang dalam mengerjakan shalat setiap hari, sehari semalam.
Panggilan shalat adalah manifestasi dari rasa tanggung jawab manusia sebagai
hamba Allah, atas kewajiban yang harus dilaksanakan, shalat yang ditentukan
waktunya oleh Allah untuk mengingatkan manusia akan tanggung jawabnya.
Waktu-waktu yang telah ditentukan untuk melaksanakan shalat apabila kita
perhatikan akan mempunyai makna besar sekali sejak kita bangun di fajar pagi
sampai kita akan tidur lagi. Dengan pengaturan waktu shalat, akan membuat
dampak atau efek disiplin dalam hidup kita. Waktu diibaratkan seperti pedang,
dan waktu itu diibaratkan sebagai uang, tentu amat rugi bagi orang-orang yang
tidak dapat mempergunakan waktunya (Ardani, 2008: 64).
5)
Memupuk Rasa Solidaritas,
Persatuan dan Kesatuan
Untuk mencapai jiwa persatuan tentulah
banyak metode diberikan dalam ajaran Islam, salah satunya adalah shalat. Shalat
merupakan bentuk ibadah pertama yang diwajibkan kepada muslim baligh, berakal
sehat dan suci dari haid dan nifas (bagi perempuam). Dalam kewajiban ini
tidaklah dibedakan antara kewajiban orang berpangkat dengan rakyat jelata,
orang kaya dengan orang miskin, orang berpendidikan tinggi dengan orang yang
tidak berpendidikan, semua dihukumi wajib shalat, baik dikala sehat maupun
dikala sakit, baik dikala ditempat maupun diperjalanan, baik di kala aman
bahkan di kala terjadi peperangan wajib mendirikan shalat dengan ketentuan
ketentuan tertentu. Dalam ibadah shalat, kesadaran manusia vertikal spiritual
dan aksi sosial itu disimbolisasikan dengan ucapan takbir dipermukaan shalat
dan diakhiri dengan salam sambil menengok kekanan dan kekiri. Keduanya
merupakan bahasa permorfatif dan deklaratif bahwa setiap muslim yang selalu
menegakkan perintah shalat baru akan bermakna shalatnya kalau di lanjuti dengan
sikap kepedulian sosial secara nyata (Hidayat, 2003: 67).
6)
Melatih Konsentrasi
Shalat yang dilakukan dengan cara yang
khusyuk akan melatih konsentrasi pikiran, perasaan, kemauan dan hatinya
dipusatkan (dikonsentrasikan) dan berzikir serta berdoá membaca fatihah dan
membaca surat serta membaca bacaan shalat. Semuanya dilakukan dengan memusatkan
pikiran dan pemahaman serta renungan akan isi, makna dan maksud yang terkandung
dalam rangkaian kalimat tersebut (Umam, 1994: 57).
3.
Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan suatu sarana yang
bermanfaat untuk membantu proses komunikasi, sehingga pesan atau informasi
dapat diserap dan dihayati oleh peserta didik. Dewasa ini bidang pengajaran
secara umum sedikit banyaknya terpengaruh oleh adanya perkembangan dan
penemuan-penemuan dalam bidang keterampilan, ilmu dan teknologi. Pengaruh
perkembangan tersebut tampak jelas dalam upaya-upaya pembaharuan sistem
pendidikan dan pembelajaran. Upaya pembaharuan itu menyentuh tidak hanya
sarana fisik/fasilitas pendidikan, tapi juga sarana non fisik seperti
pengembangan kualitas tenaga-tenaga kependidikan yang memiliki pengetahuan, kemampuan
dan keterampilan memanfaatkan fasilitas yang tersedia, cara karya yang
inovatif, serta sikap yang positip terhadap tugas yang diembannya. Salah
satu bagian integral dari upaya pembaruan itu adalah media pembelajaran. (http://www.economic-law.net/teaching.doc)
Media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru,
buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Media sering diganti dengan istilah mediator yang
berarti media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang
efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran. Di
samping itu mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem
pengajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada
peralatan paling canggih, dapat disebut media. Ringkasnya, media alat-alat yang
menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaaran.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa media sebagai
alat bantu sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan
penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang
diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. (http://media.diknas.go.id/media/document/5531.pdf
4.
Media Gambar
a. Pengertian Media
Briggs
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menqyajikan pesan
serta merangsang siswa untuk belajar (Arief S. Sadiman dkk,2010:457). Sedangkan
pengertian media menurut Depdikbud bahwa media adalah alat yang dapat membantu
proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan
sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan lebih baik, lebih sempurna. 7
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah alat yang
menyajikan pesan yang dapat membantu proses belajar mengajar untuk memperjelas makna.
b. Gambar
Menurut
Oemar Hamalik gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam
bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran (Arief,2010: 329).
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia gambar adalah tiruan barang (orang,
binatang, tumbuhan ) yang dibuat dengan coretan pensil pada kertas (Arief,2010:329). Dari beberapa pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa gambar adalah tiruan benda yang diproyeksikan
secara visual yang dibuat dengan coretan dalam suatu media.
Gambar
menurut pengertian Jean Pieget (dalam
Abim Syamsudin, 2003:50) adalah suatu media visual yang tidak bergerak, akan
tetapi mampu memberikan informasi kepada setiap orang yang melihat. Sedangkan
jika gambar tersebut berhubungan dengan gambar lain dan berurutan (berseri)
maka bisa dikatakan bahwa suatu media visual yang seolah-olah bergerak
memberikan informasi secara sistematis dan berurutan menghasilkan suatu cerita
yang utuh.
Media
gambar adalah perwujudan lambang dari hasil peniruan-peniruan benda-benda,
pemandangan, curahan pikir atau ide-ide yang di visualisasikan kedalam bentuk
dua dimensi. Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar
sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan
interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari
media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang
penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru.
Melalui
penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses
belajar-mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar
siswa.Pada anak usia dini akan lebih mudah dipahami jika menggunakan
obyek-obyek kongkret dan anak terlibat langsung di dalamnya. Hal ini
mengisyaratkan kepada guru untuk mampu mengeksploitasi sumber daya yang ada
untuk dijadikan sumber dan alat bantu dalam pembelajaran dan mampu merancang
pembelajaran yang dapat melibatkan anak secara aktif.
Peraga
adalah media jadi dalam bentuk mentah (aslinya) yang digunakan untuk
menyampaikan informasi mengenai suatu proses atau tata cara melakukan sesuatu.
Jenis pengenalan keterampilan tentunya tidak dapat hanya dilakukan dengan
diskusi, melainkan dengan memperlihatkan secara langsung bagaimana cara
kerjanya. Selaku peraga bisa narasumbernya terlebih dahulu, kemudian diulangi
oleh peserta yang mau mencoba. Kelemahannya, tidak semua peserta melakukan
(mencoba) sehingga tidak bisa mencapai penguasaan keterampilan tersebut. Tapi,
paling tidak tahu bagaimana cara melakukannya
c. Syarat Pemilihan Media Gambar
Untuk
memilih gambar yang naik untuk mencapai keberhasilan proses belajar mengajar
secara maksimal maka haruslah diperhatikan syarat-syarat pemilihannya sebagai
berikut:
a. Autentik Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi
seperti kalau orang melihat benda sebenarnya.
b. Sederhana Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin
pokok dalam gambar.
c. Ukuran Gambar dapat membesarkan atau memperkecil objek sebenarnya.
Apabila objek tersebut belum dikenal atau pernah dilihat anak maka sulit
membayangkan berapa besar benda atau objek tersebut.
d. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan Gambar yang baik
tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktifitas
tertentu.
e. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar karya siswa sendiri sering
kali lebih baik.
f. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai
media yang baik, gambar hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Arief,2010:29).
d. Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Media Gambar
a. Kelebihan Media Gambar
1) Sifatnya konkret Gambar atau foto lebih realistis menunjukkan
pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu Tidak semua benda,
objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa anak-anak
dibawa ke objek atau peristiwa tersebut. Gambar atau foto dapat mengatasi hal
tersebut.
3) Media gambar atau foto
dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. Sel atau penampang daun tidak mungkin
kita lihat dengan mata telanjang, dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk
gambar atau foto.
4) Gambar atau foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa
saja sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
5) Gambar atau foto harganya lebih murah dan mudah didapat serta
digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus
b. Kekurangan Media Gambar
Menurut Arif dkk (Arief,2010:31) media memiliki kekurangan
diantaranya adalah:
1)
Gambar atau foto hanya menekankan
persepsi indera mata.
2)
Gambar atau foto benda yang
terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
3)
Ukurannya sangat terbatas
untuk kelompok besar.
e. Kegunaan Media Gambar dalam Pendidikan
Secara
umum media gambar mempunyai kegunaan sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan)
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti :
1)
Objek terlalu besar
2)
Objek yang kecil
3)
Kejadian atau peristiwa yang
terjadi dimasa lalu.
4)
Objek yang terlalu komplek,
seperti mesin.
5)
Konsep yang terlalu luas
seperti gunung merapi.
c. Penggunaan media gambar secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media gambar berguna untuk :
1)
Menimbulkan kegairahan
belajar.
2)
Memungkinkan interaksi yang
lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
3)
Memungkinkan anak didik
belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
d. Dengan sifat yang unik pada setiap pada setiap siswa ditambah lagi
dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi
pendidikan disamakan setiap siswa maka guru mengalami banyak kesulitan. Masalah
inid dapat diatasi dengan media gambar, yaitu dengan kemampuan dalam:
1)
Memberikan perangsang yang
sama
2)
Mempersamakan pengalaman
3)
Menimbulkan persepsi yang
sama
f. Aplikasi Media Gambar
Hasil
penelitian secara nyata membuktikan bahwa penggunaan media sangat membantu
aktifitas proses belajar mengajar di kelas, terutama peningkatan prestasi
belajar siswa. Terbatasnya alat-alat teknologi pendidikan yang dipakai di kelas
diduga merupakan salah satu sebab lemahnya mutu studi siswa pada umumnya.
Tuntutan masyarakat yang makin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya
dengan melalui pola yang terdahulu. Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi,
perubahan masyarakat, pemahaman cara anak belajar, kemajuan media pendidikan
memberi arti tersendiri bagi kegiatan belajar mengajar dan tuntutan ini pulalah
yang membuat kebijaksanaan untuk memanfaatkan media pendidikan ( Danim:1995:2).
g. Penggunaan Media Gambar dalam Proses Pembelajaran
Penggunaan
media gambar pada proses pembelajaran prinsipnya adalah sebuah proses
komunikasi, yakni proses penyampaian pesan yang diciptakan melalui suatu
kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi antara gambar yang
disajikan dengan persepsi siswa terhadap gambar yang disajikan. Pesan atau
informasi dapat berupa pengetahuan, keahlian, ide pengalaman dan sebagainya.
Agar
proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, pada sebaiknya diajak untuk
memanfaatkan semua alat inderanya. Pengajar berupaya menampilkan rangsangan
(stimulus) yang dapat di proses dengan berbagai indera. Semakin banyak
alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar
kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam
ingatan. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan akan dapat menerima dan
menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang
disajikan.
Belajar
dengan menggunakan indera ganda pandang
dan dengar akan memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih
banyak daripada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang
atau hanya dengan stimulus dengar. Para ahli memiliki pandangan yang
searah mengenai hal itu. Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera
pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya.
Sebaiknya
setiap gambar bisa diceritakan menyambung dengan gambar lain tanpa harus ada
patokan urutan yang kaku. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan peluang keterlibatan peserta dalam bentuk
diskusi kelompok. Setiap kelompok dapat menyimpulkan isi cerita yang terdapat
pada gambar secara berbeda dan mengembangkan isi cerita sesuai gagasannya
masing-masing. Hal ini menyebabkan penggunaan media gambar biasanya tidak
memuat tulisan (teks) karena cerita akan berkembang dari peserta sendiri sesuai
tingkat pemahaman dan persepsi siswa terhadap gambar yang disajikan.
B.
Peningkatan Pemahaman Pelaksanaan Belajar Mengajar Materi Shalat
Melalui Media Gambar.
Sebagai pembawa pesan, media tidak hanya digunakan oleh guru yang
lebih penting lagi dapat digunakan oleh siswa. Oleh karena itu, sebagai penyaji
dan penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media dapat menyampaikan materi
pembelajaran secara lebih teliti, jelas dan menarik. Media sebagai alah satu
sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi
kesulitan penyampaian materi pembelajaran. Untuk dapat meningkatkan hasil
belajar siswa sesuai dengan apa yang diharapkan, guru harus memilih, menciptakan,
merancang, menguji dan menggunakan media belajar yang tepat dengan cara yang
tepat pula. Jika terdapat kekurangan atau kesalahan pada unsur-unsur tersebut,
maka tidak akan diperoleh hasil belajar yang maksimal sesuai dengan apa yang
diharapkan. Berdasarkan teori-teori sebelumnya, dapat diartikan bahwa media
gambar akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa jika didukung
dengan langkah pemilihan dan penerapan yang sesuai. Pemilihan dan penerapan
media gambar yang tepat mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Materi shalat kelas III semester satu membahas tentang menghafal
dan melakukan gerakan shalat dengan benar. Biasanya materi gerakan shalat
dipelajari hanya dengan melihat dan meniru demonstrasi guru atau siswa model.
Langkah ini dirasa kurang begitu efektif karena hanya sebagian siswa yang dapat
melihat demonstrasi dengan jelas. Dengan menggunakan media gambar,
masing-masing siswa dapat melihat gambar gerakan dengan jelas. Adapun
langkah-langkah penggunaan media gambar dalam pelaksanaan belajar mengajar
materi shalat adalah sebagai berikut:
1. Guru menyiapkan beberapa gambar yang berisi tata cara shalat.
2. Menjelaskan kepada siswa media yang akan digunakan dalam pelaksanaan
belajar mengajar.
3. Setiap murid mendapatkan satu lembar gambar.
4. Menjelaskan materi sholat dengan media gambar kepada para siswa.
5. Menyimpulkan bersama dengan para siswa tentang materi sholat.
C.
Kerangka Pikir
Di dalam proses belajar mengajar sebagai
seorang guru PAI dalam mendidik siswanya agar mencapai tujuan yang diinginkan
tidaklah mudah. Ada beberapa permasalahan yang biasa dihadapi oleh guru dalam
proses belajar mengajar PAI. Sebagaimana
dari beberapa permasalahan yang dihadapi selama ini di SD Negeri ................
terdapat kendala yang menyebabkan motivasi belajar PAI pada siswa kelas III
menjadi kurang. Mengingat waktu yang tersedia untuk menerima pengajaran PAI
sangat terbatas, yaitu hanya 2 jam saja dalam seminggu, sedangkan materi yang
harus diberikan banyak
Sebagai guru yang mengajar PAI, harus
dapat menyampaikan materi dengan tepat dan baik. Materi harus dikemas
sedemikian rupa, serta menyederhanakan materi yang terlalu sulit dan banyak.
Apalagi mengingat kemampuan awal yang dimiliki masing-masing siswa berbeda satu
sama lainnya, sehingga pengaruhnya besar sekali terhadap kemampuan memaahami
materi yang disajikan. Selain itu siswa diberikan tugas-tugas baik tugas yang
dikerjakan di kelas maupun tugas-tugas untuk dikerjakan di rumah, menumbuhkan
semangat pada diri siswa agar senang terhadap pelajaran PAI, , disamping itu
guru juga memberikan nasehat-nasehat yang baik kepada siswa agar melaksanakan
segala macam ibadah sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku dalam ajaran agama
Islam.
Belajar dengan menggunakan indera
ganda pandang dan dengar akan memberikan
keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih banyak daripada jika materi
pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus
dengar. Para ahli memiliki pandangan yang searah mengenai hal itu.
Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar
sangat menonjol perbedaannya.
Sebaiknya setiap gambar bisa diceritakan
menyambung dengan gambar lain tanpa harus ada patokan urutan yang kaku. Hal
ini dimaksudkan untuk meningkatkan
peluang keterlibatan peserta dalam bentuk diskusi kelompok. Setiap kelompok
dapat menyimpulkan isi cerita yang terdapat pada gambar secara berbeda dan
mengembangkan isi cerita sesuai gagasannya masing-masing. Hal ini menyebabkan
penggunaan media gambar biasanya tidak memuat tulisan (teks) karena cerita akan
berkembang dari peserta sendiri sesuai tingkat pemahaman dan persepsi siswa
terhadap gambar yang disajikan.
Bagan kerangka pikir pelaksanaan
kegiatan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media gambar sebagaimana
dijelaskan di bawah ini.
D.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa pembelajaran dengan menggunakan
media gambar dapat meningkatkan pemahaman dan aktifitas belajar anak khususnya
pada materi shalat pada siswa kelas III SDN ................ Kecamatan ................
Tahun Pelajaran …. /…..
bila berkenan untuk bab selanjutnya secara lengkap sampai dengan lampiran dan halaman depan dalam format *.doc/*.docx silahkan
klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 terima kasih.