Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Saturday, 23 August 2014

PKP UT : PEMBELAJARAN MATEMATIKA METODE PROBLEM SOLVING



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.     Hasil Penelitian
Hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan di kelas IV SDN ....... 03 UPT Disdikpora  Kecamatan ............... Kabupaten ...............  pada pembelajaran matematika materi hitung pecahan dalam  tiga siklus perbaikan pembelajaran melalui penerapan metode problem solving menunjukkan hasil yang maksimal.
a.       Siklus I
1)      Data Hasil Perencanaan 
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP), membuat lembar kerja, menyiapkan alat peraga, membuat alat tes (soal-soal evaluasi). Langkah selanjutnya peneliti dan observer menyepakati fokus observasi dan kriteria yang digunakan dalam dua kali pertemuan. Sebelumnya peneliti bersama-sama dengan observer mengadakan simulasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan untuk mengantisipasi adanya kegagalan pada saat pelaksanaan.
2)      Data Hasil Pelaksanaan Tindakan
Hasil pelaksanaan tindakan pada pembelajaran matematika materi hitung pecahan dengan menerapkan metode problem solving sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel   4.1 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Matematika Materi Hitung Pecahan


No
Nama Siswa
Studi Awal (Nilai)
Nilai
Kriteria Ketuntasan
Ket
Siklus I
1
Lusiyati
50
60
B

2
Siska D.A
60
70
T

3
Dendi
50
60
B

4
Putri
70
70
T

5
Kusworo
40
50
B

6
Sarinto
70
70
T

7
Ana lndriyani
60
70
T

8
Asep Aji S.
60
70
T

No
Nama Siswa
Studi Awal (Nilai)
Nilai
Kriteria Ketuntasan
Ket
Siklus I
9
Cindi Ajeng Tri Cahya
50
60
B

10
Delfi Widya S.
50
50
B

11
Devita Etika Putri
60
70
T

12
Dini Septiana
50
60
B

13
I Fajar Guritno
50
60
B

14
Galih Indra Kusuma
60
70
T

15
Intan Adelia Nissa
70
70
T

16
Kiki Merliana
60
70
T

17
Lukman Hakim
70
70
T

18
Lusi Wiwit N
40
50
B

19
Marga Prajaya
50
60
B

20
Nuni Aisyah
70
70
T

21
Rani Fita K.
50
60
B

22
Riko K.S
50
60
B

23
Rizki Setiawan
40
50
B

24
Rohayati
60
70
T

25
Shofiyah
50
60
B

26
Vendi H
60
70
T

27
Vita OP
70
70
T

28
Widia Alifia S
40
40
B

29
Widia Rameli
60
70
T

30
Windia M
50
60
B


Jumlah
1.670
1.890
15


Rata-Rata
55,67
63,00
50,00


Keterangan :
B         : BelumTuntas
T          : Tuntas
KKM   : 64

Dari tabel 4.1 tentang Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Matematika materi hitung pecahan  di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
a)   Sebelum perbaikan nilai rata-rata kelas 55,67 setelah dilakukan perbaikan mengalami kenaikan menjadi 63,00. Rata-rata kelas naik 7,33.
b)   Jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar  15 siswa (50%).
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II, karena nilai rata-rata hasil belajar baru mencapai angka 63,00  yang berarti masih berada di bawah KKM sebesar 64,00 sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dan tingkat ketuntasan belajar baru 50,00%. Hal ini menunjukkan ketuntasan belajar  belum mencapai  75% dari jumlah seluruh siswa sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan
3)   Data Hasil Pengamatan
Pada tahap pengamatan mengenai keaktifan siswa pada pembelajaran matematika materi hitung pecahan  di atas dapat diterangkan sebagai berikut :

Tabel   4.2 Rekapitulasi Peningkatan Keaktifan Siswa Pembelajaran Matematika Materi Hitung Pecahan


No
Pembelajaran
Kenaikan Keaktifan  Siswa
Persentase
1.
Studi Awal
8
26,67
2.
Siklus I
16
53,33

Dari  data pada tabel 4.2 di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut :
a)   Sebelum perbaikan, siswa yang menunjukkan peningkatan minat belajar sebanyak 8 siswa atau 26,67%
b)   Pada siklus ke I, siswa yang menunjukkan minat belajar sebanyak 16 siswa atau 53,33%
c)   Dari sebelum perbaikan ke siklus I, tingkat minat belajar siswa meningkat sebesar 26,67% atau 8 siswa.
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan harapan pada siklus II keaktifan belajar siswa dapat mencapai perolehan di atas 75% sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.

4)   Data Hasil Refleksi
Siswa belum sepenuhnya memahami konsep pembelajaran dengan model problem solving. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih rendahnya tingkat kreatifitas siswa dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan sekitar materi pembelajaran.
Pembelajaran Matematika materi pokok hitung pecahan belum berhasil karena Berdasarkan hasil pengamatan dua kali pertemuan pada siklus pertama oleh observer dan penilaian hasil tes formatif siklus pertama, hasilnya ternyata masih belum mencapai ketuntasan sesuai dengan harapan, karena ternyata  hanya ada 15 dari 30 siswa yang mengalami ketuntasan belajar atau 50% dengan peningkatan minat belajar hanya 16 siswa (53,33%) dari  jumlah seluruh siswa sebanyak 30 orang dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar sebesar 63,00 dari studi awal sebesar 55,67. Setelah peneliti dan observer mendiskusikan tentang hasil observasi yang dikaitkan dengan hasil tes formatif maka, kelemahan pada siklus pertama akan ditanggulangi pada siklus kedua, dengan menambah metode pemberian tugas dengan mengerjakan lembar kerja siswa.
b.      Siklus II
1)   Data Hasil Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dari kegiatan siklus pertama, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Pembelajaran (RPP) beserta skenario tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilaksanakan guru dan siswa dalam perbaikan pembelajaran. Selain Rencana Perbaikan pembelajaran peneliti menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan seperti lembar kerja, lembar evaluasi dan lembar observasi. Langkah selanjutnya peneliti dan observer menyepakati fokus observasi dan kriteria yang digunakan dalam dua kali pertemua. Sebelumnya peneliti bersama-sama dengan observer mengadakan simulasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.
2)   Data Hasil Pelaksanaan Tindakan

Hasil pelaksanaan tindakan pada pembelajaran matematika materi hitung pecahan dengan menerapkan metode problem solving sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel   4.3 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Matematika Materi Hitung Pecahan

No
Nama Siswa
Studi Awal (Nilai)
Siklus I
Nilai
Kriteria Ketuntasan
Ket
Siklus II
1
Lusiyati
50
60
70
T

2
Siska D.A
60
70
80
T

3
Dendi
50
60
70
T

4
Putri ,
70
70
80
T

5
Kusworo
40
50
60
B

6
Sarinto
70
70
80
T

7
Ana lndriyani
60
70
80
T

8
Asep Aji S.
60
70
80
T

9
Cindi Ajeng Tri C
50
60
70
T

10
Delfi Widya S.
50
50
60
B

11
Devita Etika Putri
60
70
70
T

12
Dini Septiana
50
60
70
T

13
I Fajar Guritno
50
60
70
T

14
Galih Indra Kusuma
60
70
80
T

15
Intan Adelia Nissa
70
70
80
T

16
Kiki Merliana
60
70
80
T

17
Lukman Hakim
70
70
80
T

18
Lusi Wiwit N
40
50
60
B

19
Marga Prajaya
50
60
70
T

20
Nuni Aisyah
70
70
80
T

21
Rani Fita K.
50
60
70
T

22
Riko K.S
50
60
70
T

23
Rizki Setiawan
40
50
60
B

24
Rohayati
60
70
80
T

25
Shofiyah
50
60
70
T

26
Vendi H
60
70
80
T

27
Vita OP
70
70
80
T

28
Widia Alifia S
40
40
50
B

29
Widia Rameli
60
70
80
T

30
Windia M
50
60
70
T


Jumlah
1.670
1.890
2.180
25


Rata-Rata
55,67
63,00
72,67
83,33


Keterangan :
B          : BelumTuntas
T          : Tuntas
KKM   : 64

Dari tabel 4.3 tentang Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Matematika materi Hitung pecahan  di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
a)   Pada siklus I nilai rata-rata kelas 63,00 setelah dilakukan perbaikan mengalami kenaikan menjadi  72,67. Rata-rata kelas naik 7,33
b) Jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar 25 siswa  atau  83,33%.
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer menyimpulkan bahwa hasil tes hasil belajar menunjukkan hasil 72,67, yang berarti sudah melebihi KKM minimal 65, dengan jumlah siswa yang telah tuntas belajarnya sebanyak 25 siswa atau 83,33%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar juga telah mencapai kriteria keberhasilan sebesar 75% sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada pelaksanaan siklus II
3)   Data Hasil Pengamatan
Pada tahap pengamatan mengenai keaktifan siswa pada pembelajaran matematika materi hitung pecahan  di atas dapat diterangkan sebagai berikut:

Tabel   4.4 Rekapitulasi Peningkatan Keaktifan  Siswa Pembelajaran Matematika Materi Hitung Pecahan

No
Pembelajaran
Kenaikan Keaktifan Siswa
Persentase
1.
Sebelum perbaikan
8
26,67
2.
Siklus I
16
53,33
3.
Siklus II
28
93,33

Dari  data pada tabel 4.4 di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut :
a)   Pada siklus I, siswa yang menunjukkan peningkatan minat belajar sebanyak 16 siswa atau 53,33%
b)   Pada siklus ke II, siswa yang menunjukkan peningkatan minat belajar sebanyak 28 siswa atau 93,33%
c)   Dari siklus I ke siklus II, peningkatan minat belajar siswa meningkat sebesar  40%.
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer menyimpulkan bahwa keaktifan belajar mencapai angka 93,33%. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan belajar telah mencapai kriteria keberhasilan sebesar 75%  dari jumlah seluruh siswa, sehingga proses perbaikan dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus kedua.
4)   Data Hasil Refleksi
Dari hasil evaluasi diketahui pembelajaran Matematika materi Menyederhanakan dan mengurutkan pada pertemuan pertama dan kedua  siklus kedua,  dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran dinyatakan berhasil karena  ada 25 siswa (83,33%) yang tuntas belajarnya walaupun masih ada 5 siswa (16,67%) yang belum tuntas belajarnya dengan perolehan nilai hasil belajar sebesar 72,67 dan peningkatan minat yang mencapai angka 93,33%. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran telah memenuhi kriteria ketuntasan, demikian pula halnya dengan peningkatan keaktifan belajar dalam pembelajaran. Setelah peneliti dengan supervisor dan observer mendiskusikan tentang hasil observasi dan wawancara yang dikaitkan dengan hasil tes formatif, maka pembelajaran dapat dilanjutkan pada materi selanjutnya, dan kepada keempat siswa yang belum tuntas belajarnya akan diberikan program khusus dengan melaksanakan kegiatan remidial setiap hari selama satu minggu yang dilaksanakan pada jam terakhir.
Setelah peneliti dengan supervisor dan observer mendiskusikan tentang hasil observasi dan wawancara yang dikaitkan dengan hasil tes formatif, maka pembelajaran Matematika materi Pengerjaan hitung bilangan pecahan dianggap sudah tuntas karena hanya  lima orang yang belum  tuntas belajarnya sehingga pembelajaran matematika dapat dilanjutkan pada materi berikutnya karena sudah mencapai kriteria yang ditetapkan.

Setelah dilakukan analisa terhadap data yang diperoleh, maka hasil penelitian dapat dirangkum sebagai berikut :
a.   Hasil Belajar
Setelah melakukan analisa terhadap data yang peroleh dari tiga siklus yang dilaksanakan maka dapat dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode problem solving pada pembelajaran matematika materi hitung pecahan menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap hasil proses pembelajaran. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini :

Tabel   4.5    Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika Materi Hitung Pecahan

No
Pembelajaran
Hasil Belajar Siswa
Nilai Rata-Rata Kelas
Tuntas
%
Belum
%
1.
Studi Awal
55,67
4
13,33
26
86,67
2.
Siklus I
63,00
15
50,00
15
50,00
3.
Siklus II
72,67
25
83,33
5
16,67

Dari penjelasan pada tabel 4.5 di atas, diperoleh keterangan sebagai berikut :
1)      Pada siklus I, angka ketuntasan belajar naik menjadi 50% atau sebanyak 15 orang siswa (bertambah 11  siswa atau 36,67%) dari studi awal)
2)      Pada siklus II, angka ketuntasan belajar naik menjadi 83,33% atau sebanyak 25 orang siswa (bertambah 10 orang siswa  atau 33,33% dari siklus I)
3)      Pada siklus I, nilai rata-rata kelas mengalami kenaikan sebesar 7,33 dari studi pendahuluan menjadi 63,00 pada siklus I.
4)      Pada siklus II, nilai rata-rata kelas mengalami kenaikan sebesar 9,67 dari siklus I menjadi 72,67 pada siklus II.
Untuk lebih jelasnya  peningkatan keaktifan belajar siswa dan nilai rata-rata kelas  pembelajaran matematika materi hitung pecahan dapat dilihat pada gambar diagram batang berikut ini :













Gambar 4.1    Diagram Batang Perbandingan Angka Nilai Rerata Prestasi Belajar, dan Siswa Belum Tuntas pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran

b.   Keaktifan Belajar 
Dari hasil analisis peningkatan ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus perbaikan pembelajaran, secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini :

Tabel   4.6    Rekapitulasi Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika Materi Hitung pecahan

No
Pembelajaran
Peningkatan Keaktifan Siswa
Persentase
1.
Studi Awal
8
26,67
2.
Siklus I
16
53,33
3.
Siklus II
28
93,33

Dari penjelasan pada tabel 4.6 di atas, diperoleh keterangan sebagai berikut :
1)      Pada sebelum perbaikan, siswa yang menunjukkan peningkatan  minat belajar sebanyak 8 orang atau 26,67%
2)      Pada siklus I, siswa yang menunjukkan peningkatan minat belajar sebanyak  16 orang atau 53,33%
3)      Pada siklus II, siswa yang menunjukkan peningkatan minat belajar sebanyak 28 orang atau 93,33%
4)      Pada sebelum perbaikan ke siklus I, minat belajar mengalami kenaikan sebesar 26,67% atau sebanyak 8 siswa.
5)      Pada siklus I ke siklus II, minat belajar mengalami kenaikan sebesar 40% atau sebanyak 12 siswa.
Untuk lebih jelasnya  peningkatan keaktifan belajar dapat dilihat pada gambar diagram batang berikut ini :
















Gambar 4.2    Diagram Batang Peningkatan Keaktifan Siswa pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran

B.     Pembahasan
1.      Siklus Pertama
Pada siklus pertama, setidaknya upaya perbaikan yang dilakukan melalui metode diskusi kelompok  dan pelaksanaan pembelajaran di luar kelas dapat membuktikan hipotesis peneliti.
a.   Keaktifan Belajar
Peningkatan keaktifan belajar cukup signifikan pada setiap siklusnya, dimana pada studi awal hanya 26,67 atau 8 siswa, meningkat menjadi 53,33% atau 16 siswa pada siklus pertama atau mengalami kenaikan sebanyak 8 siswa (26,67%) dari studi awal.
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan harapan pada siklus II keaktifan belajar siswa dapat mencapai perolehan di atas 75% sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
b.   Hasil Belajar
Sepertinya halnya peningkatan keaktifan belajar, hasil belajarpun meningkat cukup baik, yaitu dari nilai rata-rata kelas sebesar 55,67 pada studi awal menjadi 63,00 pada siklus pertama atau mengalami kenaikan nilai rata-rata sebesar 7,33 dari studi awal, sedangkan tingkat ketuntasan belajar mencapai angka 15 siswa atau 50,00%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar mengalami kenaikan  11 siswa atau 36,67%.
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II, karena nilai rata-rata hasil belajar baru mencapai angka 63,00  yang berarti masih berada di bawah KKM sebesar 64,00 sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dan tingkat ketuntasan belajar baru 50,00%. Hal ini menunjukkan ketuntasan belajar  belum mencapai  75% dari jumlah seluruh siswa sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan
Setelah  menganalisis  hasil  belajar, hasil  angket,  hasil  observasi,  dan  wawancara  siswa,  peneliti  melakukan  refleksi  yang hasilnya sebagai berikut: 
a.       Perlunya peningkatan hasil belajar yang lebi baik.
b.      Pembelajaran  dilakukan secara logis. 
c.       Mengatur waktu yang efektif dan efisien 
d.      Semangat  siswa  yang  baik  dalam  pembelajaran  sebelumnya,  harus  dijaga  dan dipupuk terus menerus.
e.       Hasil  refleksi  ini  akan  akan  dijadikan  bahan  perbaikan  untuk  pertemuan  selanjutnya
f.       Hal ini dapat dibuktikan dengan masih rendahnya tingkat kreatifitas siswa dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan sekitar materi pembelajaran
g.      Harus menunjukan kegairahan dalam pembelajaran, guru menyadari masih  kurang  bergairah  dalam  pembelajaran  sehingga  belajar  menjadi  lebih  bersemangat kepada siswa  
Pembelajaran Matematika materi pokok hitung pecahan belum berhasil. Setelah peneliti dan observer mendiskusikan tentang hasil observasi yang dikaitkan dengan hasil tes formatif maka, kelemahan pada siklus pertama akan ditanggulangi pada siklus kedua, dengan menambah metode pemberian tugas dengan mengerjakan lembar kerja siswa.
2.      Siklus Kedua
Selanjutnya dengan melakukan diskusi kelas dengan fokus perhatian pada siswa belum tuntas, kepadanya diberikan kesempatan untuk mengemukakan masalah yang dihadapi dan ditemukan untuk dibahas dalam pelaksanaan diskusi kelas.
a.   Keaktifan Belajar
Peningkatan keaktifan belajar cukup signifikan pada setiap siklusnya, dimana pada siklus pertama hanya 53,33% atau 26 siswa, meningkat menjadi 93,33% atau 28 siswa pada siklus kedua yang terlibat aktif dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi kenaikan sebanyak 12 orang siswa (40%) dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama.
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer menyimpulkan bahwa keaktifan belajar mencapai angka 93,33%. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan belajar telah mencapai kriteria keberhasilan sebesar 75%  dari jumlah seluruh siswa, sehingga proses perbaikan dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus kedua.

b.   Hasil Belajar
Sepertinya halnya peningkatan keaktifan belajar, hasil belajarpun meningkat cukup baik, yaitu dari nilai rata-rata kelas sebesar 63,00 pada siklus pertama, menjadi 72,67 pada siklus kedua atau mengalami kenaikan nilai rata-rata sebesar 9,67 dari siklus kedua, sedangkan tingkat ketuntasan belajar mencapai angka 25 siswa atau 83,33% dan masih ada lima siswa  atau 16,67% yang belum tuntas belajarnya atau sebesar 7,14%. 
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer menyimpulkan bahwa hasil tes hasil belajar menunjukkan hasil 72,67, yang berarti sudah melebihi KKM minimal 65, dengan jumlah siswa yang telah tuntas belajarnya sebanyak 25 siswa atau 83,33%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar juga telah mencapai kriteria keberhasilan sebesar 75% sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada pelaksanaan siklus II
Pembelajaran Matematika pada siklus kedua ini sudah berhasil, karena sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditentukan. Pada siklus II ini kegiatan pembelajaran sudah cukup lancar. Siswa sudah  menunjukan  keantusiasan  tinggi  untuk  belajar  matematika  dan lembar kerja siswa dikerjakan dengan baik dan hasilnya pun baik juga. Walaupun demikian masih ada saja gangguan, tetapi sedikit dan tidak berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Hampir semua siswa sudah berkonsentrasi  untuk  memecahkan  soal  penalaran  matematika  dalam lembar kerja siswa. Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa yang telah  dicapai  dalam  pembelajaran  siklus  II,  maka  dilakukan  analisis terhadap hasil tes siklus II yang mengacu kepada materi pelajaran yang diserap  dan  ketuntasan  belajar  yang  dihitung  persentase  rata-rata  dan daya serapnya dan ketuntasan dalam belajar. Selanjutnya peneiti dengan supervisor dan observer mendiskusikan tentang hasil observasi dan wawancara yang dikaitkan dengan hasil tes formatif, maka pembelajaran matematika materi Pengerjaan hitung bilangan pecahan dianggap sudah tuntas karena hanya dua orang yang belum  tuntas belajarnya sehingga pembelajaran matematika dapat dilanjutkan pada materi berikutnya karena sudah mencapai kriteria keberhasilan proses perbaikan pembelajara seduai dengan  yang telah ditetapkan.
Dari kedua siklus yang sudah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan keaktifan dan hasil belajar siswa yang terjadi pada setiap siklus menunjukkan kenaikan yang signifikan. Peningkatan keaktifan siswa menunjukkan perolehan pada studi awal hanya 8 siswa atau 26,67%, naik menjadi 16 siswa atau 53,33% pada siklus pertama, dan 93,33% atau 28 siswa pada siklus kedua. Hal tersebut didukung pula oleh kenaikan hasil belajar siswa dari rata-rata pada studi awal hanya  55,67, naik menjadi 63,00 pada siklus pertama, dan  72,67 pada siklus kedua, dengan tingkat ketuntasan belajar sebanyak 4 siswa (13,33%) pada studi awal, 50% atau 15 siswa pada siklus pertama,  25 siswa atau 83,33% pada siklus terakhir, walaupun masih ada lima siswa (16,67%) yang belum tuntas namun karena semua kriteria keberhasilan proses pembelajaran telah tercapai pada siklus kedua maka dinyatakan bahwa proses perbaikan pembelajaran selesai dan berhasil pada siklus kedua.


Bab 2, 3, 5 dan lampiran2 serta halaman depan  lengkap silahkan klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 terima kasih.