Lencana Facebook

banner image

Sunday 30 March 2014

PTK TK : UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN DI KELOMPOK B



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Pendidikan  anak  usia dini  merupakan  upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan  usia  enam  tahun  yang  dilakukan  melalui pemberian  stimulus  pendidikan  agar  membantu perkembangan, pertumbuhan baik jasmani maupun rohani sehingga  anak  memiliki  kesiapan  memasuki  pendidikan yang lebih lanjut (Yamin & Sanan, 2010:1).
Anak usia dini adalah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan  yang  mempunyai karakteristik yang unik.  Salah satu  karakteristik yang  unik tersebut yaitu mempunyai rasa ingin tahu yang besar serta antusias terhadap sesuatu yang ada di sekelilingnya.  Pada  usia  ini  anak  akan  selalu  banyak  bertanya,  memperhatikan,  dan membicarakan semua hal yang didengar maupun yang dilihatnya. Ketika akan melihat suatu yang menarik perhatiannya, maka secara spontan anak akan langsung bertanya. Rasa ingin tahu dan antusias terhadap sesuatu tersebut akan diungkapkan melalui kata kata.
Secara  alamiah,  perkembangan  anak  berbeda-beda,  baik  intelegensi,  bakat,  minat,  kreativitas, kematangan  emosi,  kepribadian,  kemandirian,  jasmani dan  sosialnya.  Namun  penelitian  tentang  otak menunjukan bahwa jika anak dirangsang sejak dini, akan ditemukan  potensi-potensi  yang  unggul  dalam  dirinya. Setiap  anak  unik,  berbeda  dan  memiliki  kemampuan  tak terbatas  dalam  belajar  (limitless  capacity  to  learn)  yang telah  ada  dalam  dirinya  untuk  dapat  berpikir  kreatif  dan produktif, mandiri (Yamin & Sanan, 2010:2). Oleh karena itu,  perlu  adanya  program  pendidikan  yang  mampu membuka  kapasitas  tersembunyi  tersebut  melalui pembelajaran  yang  bermakna  sedini  mungkin.  Apabila potensi pada diri anak tidak pernah direalisasikan, berarti anak akan kehilangan kesempatan dan momentum penting dalam dirinya.
Selama ini pembelajaran kosakata yang  diajarkan  dengan  menggunakan metode ceramah, metode bercakap-cakap, dan  metode  tanya  jawab.  Sementara pembelajaran  kosakata  jarang  digunakan melalui  metode  bercerita  sehingga  tidak begitu  menarik  bagi  anak  kelompok B TK Aisyiyah 03 Majenang.  Cara  guru  menerangkan pembelajaran  masih  monoton,  intonasi bahasa yang digunakan datar. Guru hanya berdiri  di  depan  kelas,  kurang komunikatif  dengan  anak  dan  cara menyampaikan  kemampuan  kosakata sulit  dipahami  oleh  anak  sehingga  hasil pembelajaran  yang  diperoleh  kurang optimal. 
Salah satu cara untuk membina dan membentuk perkembangan pribadi anak adalah dengan menggunakan metode bercerita dimana terdapat sejumlah  manfaat bagi anak  dari  cerita-cerita  yang  disajikan  dalam  setiap  kisah yang ada. Kegiatan bercerita tidak hanya dapat dilakukan di  sekolah  saja  namun  dapat  juga  dilakukan  di  rumah setiap  saat.  Kebiasaan  bercerita  juga  sudah  membudaya bagi  anak  dan  cerita  yang  mereka  simak  dapat memperkaya  perbendaharaan  bahasa,  wawasan  anak, membantu  pertumbuhan  imajinasi  anak,  dan meningkatkan apresiasai anak.
Sebagai  guru  di  TK,  pasti  akan  dituntut  untuk dapat  mengembangkan  kemampuan  anak  didiknya terutama dalam perkembangan bahasa anak. Di mana pada usia  TK,  anak  diharapkan  mampu  berbicara  yang menunjukkan  anak  mengalami  perkembangan  yang normal. Untuk itu metode bercerita adalah salah satu cara untuk  dapat  menumbuhkan  rasa  percaya  diri  anak  untuk mengutarakan  pendapatnya  dengan  berbicara. Kemungkinan  besar  dengan  menggunakan  metode bercerita ini mampu menggerakkan anak untuk berbicara layaknya perkembangannya. Namun ternyata tidak semua anak  mampu  berkonsentrasi  dan  tertarik  dengan pembelajaran  menggunakan  metode  ini.  Hal  ini disebabkan oleh rasa yang bosan atau pembalajaran yang tidak  menarik  minat  anak  usia  dini  dan  dapat  disiasati dengan menggunakan alat atau media pembelajaran yang mampu  menarik perhatian anak. Diketahui bahwa  media pembelajaran  dapat  dijadikan  stimulus  sebagai  penyalur atau  perantara  untuk  memperjelas  penyampaian  materi juga sebagai sarana supaya tidak terjadi verbalisme antara ucapan guru dengan penafsiran anak. Peranan alat atau media dalam bercerita dengan alat  peraga  dapat  membantu  mengembangkan  imajinasi anak  terhadap  isi  cerita/objek  dalam  sebuah  cerita  yang didalamnya terdapat hubungan sebab-akibat suatu proses yang terjadi pada lingkungan sekitar anak, sehingga anak dapat  menyimpulkan  isi  cerita  tersebut  berdasarkan kemampuan daya nalar ataupun daya pikir anak (Dhieni, 2007:6.22).
Masa  anak-anak  adalah  masa yang  penting  untuk  menyesuaikan  diri dengan  lingkungan  bagi  perkembangan dan  pertumbuhan  anak.  Pada  diri  anak memiliki karakteristik yang unik. Karena pada  diri  anak  mempunyai  perbedaan antara  anak  yang  satu  dengan  yang  lain. Pendidikan  anak  usia  dini  merupakan proses  pembelajaran  dengan menggunakan  prinsisp  “bermain  sambil belajar atau belajar seraya bermain” yang sesuai  dengan  karakteristik  dan  aspek perkembangan  anak  usia  dini.  Salah satu metode  pembelajaran  yang  baik  adalah menggunakan metode bercerita.
Menurut  Musfiroh  (2008:58) berpendapat  bahwa  bercerita  dipandang sebagai salah satu metode pengembangan kosakata  anak  yang  tepat  untuk diterapkan  di  pendidikan anak usia dini.  Metode  bercerita salah  satunya  untuk  mengembangkan kemampuan  berbahasa  anak,  sedangkan fungsi  bercerita  juga  adalah  membantu perkembangan  kemampuan  bahasa  anak dengan  menambah  perbendaharaan kosakata,  mengucapkan  kata-kata, melatih  merangkai  kalimat  yang  sesuai dengan  tahap  perkembangannya. Pengaruh  metode  bercerita  juga merupakan  suatu  pemberian  pengalaman belajar.
1.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a.      Pembelajaran kosakata yang  diajarkan  dengan  menggunakan metode ceramah, metode bercakap-cakap, dan  metode  tanya  jawab sehingga  tidak menarik  bagi siswa
b.     Siswa  masih  kurang berani ketika tampil di depan kelas pada kegiatan bercerita sehingga  penguasaan kosakata  yang dimiliki  siswa  menjadi  rendah.
c.      Ketidakseriusan siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran  yang ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan guru.
2.     Analisis Masalah
a.      Cara  guru  menerangkan pembelajaran  masih  monoton.  Intonasi bahasa yang digunakan datar.
b.     Guru hanya berdiri  di  depan  kelas,  kurang komunikatif  dengan  anak  dan  cara menyampaikan  kemampuan  kosakata sulit  dipahami  oleh  anak  sehingga  hasil pembelajaran  yang  diperoleh  kurang optimal
c.      Pemilihan  metode  yang  kurang sesuai  dalam  penyampaian  pembelajaran tentang  kosakata  anak
d.     Media  yang  digunakan  masih sederhana misalnya berupa  gambar  yang  tidak berwarna  dan  berwarna  tetapi  gambar kurang menarik, sehingga kurang menarik bagi  siswa
e.      Dalam  proses  pembelajaran, guru  dalam  menciptakan  suasana  belajar di kelas masih kurang sehingga anak enggan dan mudah bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
3.     Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk  meningkatkan  penguasaan kosakatan dapat  menggunakan  berbagai media.  Dari  media  yang  sederhana  misalnya,  menggunakan metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan.  Keadaan  bermain  di  TK  cukup  luas  dan  aman, namun  media  pembelajaran  yang  ada  di  TK  masih  minim  jumlahnya  sehingga anak  sering  berebut  mainan  yang  tersedia.  Dalam hal ini guru dapat mengekspresikan bahasanya melalui kegiatan bercerita dengan menggunakan media nyata misalnya menggunakan boneka tangan, karena dengan  kegiatan  bercerita dengan media nyata diharapkan dapat meningkatkan pemahaman anak tentang isi cerita, sehingga diharapkan anak  dapat  mengungkapkan  kembali  isi  cerita  yang telah  disampaikan  guru  dengan  bahasanya  sendiri.  Anak  juga  bisa  menambah kosakata  dalam  mendengar  dan  mengungkapkan  cerita  yang  disampaikan  guru di depan kelas pada saat pelaksanaan pembelajaran.
Banyak media pembelajaran yang dapat menarik perhatian  anak,  salah  satunya  adalah  media  boneka tangan.  Dengan  menggunakan  media  boneka  tangan dalam  metode  bercerita,  penulis  meyakini  bahwa  anak akan tertarik dengan cerita yang disajikan, mendengarkan cerita  dan  dapat  menimbulkan  dampak  positif  pada perkembangan  bahasa  anak  terutama  pada  peningkatan penguasaan kosakata anak.  Dengan bercerita, pendengaran anak dapat difungsikan  dengan  baik  untuk  membantu  kemampuan berbicara, dengan menambah perbendaharaan kosa kata, kemampuan  mengucap  kata-kata,  melatih  merangkai kalimat  sesuai  dengan  tahap  perkembangannya  (Dhieni, 2007:6.6)
Dengan menggunakan media boneka tangan kegiatan bercerita diharapkan mampu menyajikan isi  tema  kepada  anak  akan  semakin  lengkap  dan  optimal.  Selain  itu,  media  ini dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan tugas dan peran guru. Dalam hal ini tidak selalu tergantung  pada  guru dalam  menyampaikan  materi karena  penyajian materi bisa digantikan  melalui media. Peran guru  bisa beralih  menjadi  fasilitator belajar,  yaitu  memberi  kemudahan  bagi  anak  untuk  belajar terutama pada penguasaan kosakata anak didik itu sendiri.
Berdasarkan  observasi  awal dari  jumlah siswa di kelompok B sebanyak 15  anak, ternyata   80%  (11  anak)  belum  mampu  dalam kosakata dan 20% (2 anak) sudah mampu dalam  kosakata.  Kondisi  ini   disebabkan karena  kurangnya  motivasi  anak  dalam belajar,  pemilihan  metode  yang  kurang sesuai  dalam  penyampaian  pembelajaran tentang  kosakata  anak,  mengganggu teman  yang  sedang  mendengarkan/memperhatikan  dan  dilihat  dari  tanda-tanda anak belum mampu dalam kosakata salah satunya, bisa dilihat dalam perilaku anak  waktu  disuruh  untuk  menceritakan kembali  cerita  yang  telah  disampaikan oleh  guru  tentang  kosakata,  dia  hanya diam  saja  dan  waktu  diminta  maju  ke depan dia tidak mau atau maju tapi diam saja  bahkan  tidak  menjawab,  atau  ketika diminta menjawab dia menangis.
Sebagai upaya perbaikan dari permasalahan sebagaimana diuraikan di atas yaitu rendahnya penguasaan kosakata anak,  maka peneliti akan melakukan  penelitian  tentang  bagaimana  meningkatkan  kosa kata  anak  melalui penggunakan media boneka tangan, yang peneliti rumuskan dalam judul penelitian,  "Upaya  Meningkatkan  Kosakata  Anak melalui Metode Bercerita dengan Media Boneka Tangan di Kelompok B. Tk ................. Tahun Pelajaran 2013/2014.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Upaya Meningkatkan Kosakata Anak di Kelompok B. TK ................. Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui Metode Bercerita dengan Media Boneka Tangan?

C.   Tujuan Penelitian
1.     Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan kosakata anak taman kanak-kanak melalui penggunaan media boneka tangan.
2.     Tujuan Khusus
a.      Untuk mengetahui kondisi obyektif tentang kemampuan kosakata anak Taman Kanak Kanak di Kelompok B. TK ................. Tahun Pelajaran 2013/2014
b.     Untuk mengetahui implementasi penggunaan media boneka tangan dalam meningkatkan kosakata anak di Kelompok B. TK ................. Tahun Pelajaran 2013/2014
c.      Untuk  mengetahui  tingkat penguasaan kosakata  anak  setelah  menggunakan  media  boneka tangan.

D.   Manfaat Penelitian
Penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberi  manfaat  bagi  semua  pihak, baik secara teoritis maupun praktis. Untuk lebih spesifik penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
1.    Manfaat Teoritis
a.      Mendapatkan teori baru tentang upaya meningkatkan kosakata anak anak melalui metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan
b.     Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya
c.      Untuk menambah wawasan dan mengembangkan ilmu yang sudah ada
2.    Manfaat Praktis
a.      Bagi anak
1) Untuk membantu anak agar memiliki perbendaraan kosakata  yang sesuai dengan perkembangannya
2)  Dengan meningkatnya kosakata anak, maka diharapkan dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi.
b.     Bagi guru
1)  Sebagai  alat  untuk  memberikan  masukan  agar  guru  dapat menentukan  metode pembelajaran  yang tepat sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran untuk anak usia dini.
2)  Manfaat  praktis  bagi  guru  dapat  membantu  mengembangkan kemampuan anak dalam penguasaan kosakata melalui kegiatan bercerita.
c.      Bagi sekolah
1)     Sebagai  masukan  untuk  untuk  TK  itu  sendiri  agar  dapat menciptakan  suasana  yang  menyenangkan  dan  kondusif  di lingkungan  sekolah  atau  lingkungan  orang  tua  murid  sehingga tercipta  suasana  harmonis  sebagai  bekal  dalam  membentuk  sikap percaya diri.
2)     Hasil penelitian diharapkan maenjadi sumbangsih kepada seluruh lembaga pendidikan pada umumnya, dan khususnya bagi TK dalam rangka meningkatkan kualitas belajar, terutama kemampuan kosakata anak taman kanak-kanak.
d.     Bagi peneliti selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai acuan untuk kajian pendidikan selanjutnya dan menjadi inspirasi serta motivasi bagi kemajuan pengembangan pendidikan bagi anak usia dini.




Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707 (SMS only)
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai referensi penulisan. Terima kasih atas kerjasamanya.