BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini
merupakan upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian stimulus
pendidikan agar membantu perkembangan, pertumbuhan baik
jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki
kesiapan memasuki pendidikan yang lebih lanjut (Yamin &
Sanan, 2010:1).
Anak usia dini adalah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan yang mempunyai karakteristik yang unik. Salah satu
karakteristik yang unik tersebut
yaitu mempunyai rasa ingin tahu yang besar serta antusias terhadap sesuatu yang
ada di sekelilingnya. Pada usia
ini anak akan
selalu banyak bertanya,
memperhatikan, dan membicarakan
semua hal yang didengar maupun yang dilihatnya. Ketika akan melihat suatu yang
menarik perhatiannya, maka secara spontan anak akan langsung bertanya. Rasa
ingin tahu dan antusias terhadap sesuatu tersebut akan diungkapkan melalui kata
kata.
Secara alamiah, perkembangan
anak berbeda-beda, baik
intelegensi, bakat, minat,
kreativitas, kematangan
emosi, kepribadian, kemandirian,
jasmani dan sosialnya. Namun
penelitian tentang otak menunjukan bahwa jika anak dirangsang
sejak dini, akan ditemukan potensi-potensi yang
unggul dalam dirinya. Setiap anak
unik, berbeda dan
memiliki kemampuan tak terbatas
dalam belajar (limitless capacity
to learn) yang telah
ada dalam dirinya
untuk dapat berpikir
kreatif dan produktif, mandiri
(Yamin & Sanan, 2010:2). Oleh karena itu,
perlu adanya program
pendidikan yang mampu membuka
kapasitas tersembunyi tersebut
melalui pembelajaran yang bermakna
sedini mungkin. Apabila potensi pada diri anak tidak pernah
direalisasikan, berarti anak akan kehilangan kesempatan dan momentum penting
dalam dirinya.
Selama ini pembelajaran kosakata yang
diajarkan dengan menggunakan metode ceramah, metode
bercakap-cakap, dan metode tanya
jawab. Sementara
pembelajaran kosakata jarang
digunakan melalui metode bercerita
sehingga tidak begitu menarik
bagi anak kelompok B TK Aisyiyah 03 Majenang. Cara
guru menerangkan
pembelajaran masih monoton,
intonasi bahasa yang digunakan datar. Guru hanya berdiri di
depan kelas, kurang komunikatif dengan
anak dan cara menyampaikan kemampuan
kosakata sulit dipahami oleh
anak sehingga hasil pembelajaran yang
diperoleh kurang optimal.
Salah satu cara untuk membina dan membentuk perkembangan pribadi anak
adalah dengan menggunakan metode bercerita dimana terdapat sejumlah manfaat bagi anak dari
cerita-cerita yang disajikan
dalam setiap kisah yang ada. Kegiatan bercerita tidak
hanya dapat dilakukan di sekolah saja
namun dapat juga
dilakukan di rumah setiap
saat. Kebiasaan bercerita
juga sudah membudaya bagi anak
dan cerita yang
mereka simak dapat memperkaya perbendaharaan bahasa,
wawasan anak, membantu pertumbuhan
imajinasi anak, dan meningkatkan apresiasai anak.
Sebagai guru di
TK, pasti akan
dituntut untuk dapat mengembangkan
kemampuan anak didiknya terutama dalam perkembangan bahasa
anak. Di mana pada usia TK, anak
diharapkan mampu berbicara
yang menunjukkan anak mengalami
perkembangan yang normal. Untuk
itu metode bercerita adalah salah satu cara untuk dapat
menumbuhkan rasa percaya
diri anak untuk mengutarakan pendapatnya
dengan berbicara. Kemungkinan besar
dengan menggunakan metode bercerita ini mampu menggerakkan anak
untuk berbicara layaknya perkembangannya. Namun ternyata tidak semua anak mampu
berkonsentrasi dan tertarik
dengan pembelajaran
menggunakan metode ini.
Hal ini disebabkan oleh rasa yang
bosan atau pembalajaran yang tidak
menarik minat anak
usia dini dan
dapat disiasati dengan menggunakan
alat atau media pembelajaran yang mampu
menarik perhatian anak. Diketahui bahwa
media pembelajaran dapat dijadikan
stimulus sebagai penyalur atau
perantara untuk memperjelas
penyampaian materi juga sebagai
sarana supaya tidak terjadi verbalisme antara ucapan guru dengan penafsiran
anak. Peranan alat atau media dalam bercerita dengan alat peraga
dapat membantu mengembangkan
imajinasi anak terhadap isi
cerita/objek dalam sebuah
cerita yang didalamnya terdapat
hubungan sebab-akibat suatu proses yang terjadi pada lingkungan sekitar anak,
sehingga anak dapat menyimpulkan isi
cerita tersebut berdasarkan kemampuan daya nalar ataupun daya
pikir anak (Dhieni, 2007:6.22).
Masa anak-anak adalah
masa yang penting untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan
bagi perkembangan dan pertumbuhan
anak. Pada diri
anak memiliki karakteristik yang unik. Karena pada diri
anak mempunyai perbedaan antara anak
yang satu dengan
yang lain. Pendidikan anak
usia dini merupakan proses pembelajaran
dengan menggunakan prinsisp “bermain
sambil belajar atau belajar seraya bermain” yang sesuai dengan
karakteristik dan aspek perkembangan anak
usia dini. Salah satu metode pembelajaran
yang baik adalah menggunakan metode bercerita.
Menurut Musfiroh (2008:58) berpendapat bahwa
bercerita dipandang sebagai salah
satu metode pengembangan kosakata anak yang
tepat untuk diterapkan di
pendidikan anak usia dini.
Metode bercerita salah satunya
untuk mengembangkan kemampuan berbahasa
anak, sedangkan fungsi bercerita
juga adalah membantu perkembangan kemampuan
bahasa anak dengan menambah
perbendaharaan kosakata,
mengucapkan kata-kata,
melatih merangkai kalimat
yang sesuai dengan tahap
perkembangannya. Pengaruh
metode bercerita juga merupakan suatu
pemberian pengalaman belajar.
1.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,
masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a.
Pembelajaran kosakata yang diajarkan
dengan menggunakan metode
ceramah, metode bercakap-cakap, dan
metode tanya jawab sehingga tidak menarik
bagi siswa
b.
Siswa masih kurang berani ketika tampil di depan kelas
pada kegiatan bercerita sehingga
penguasaan kosakata yang
dimiliki siswa menjadi
rendah.
c.
Ketidakseriusan siswa dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang ditunjukkan dengan
banyaknya siswa yang kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan guru.
2.
Analisis Masalah
a.
Cara guru menerangkan pembelajaran masih
monoton. Intonasi bahasa yang
digunakan datar.
b.
Guru hanya berdiri
di depan kelas,
kurang komunikatif dengan anak
dan cara menyampaikan kemampuan
kosakata sulit dipahami oleh
anak sehingga hasil pembelajaran yang
diperoleh kurang optimal
c.
Pemilihan
metode yang kurang sesuai
dalam penyampaian pembelajaran tentang kosakata
anak
d.
Media yang digunakan
masih sederhana misalnya berupa
gambar yang tidak berwarna dan
berwarna tetapi gambar kurang menarik, sehingga kurang menarik
bagi siswa
e.
Dalam
proses pembelajaran, guru dalam
menciptakan suasana belajar di kelas masih kurang sehingga anak
enggan dan mudah bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
3.
Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk meningkatkan penguasaan kosakatan dapat menggunakan
berbagai media. Dari media
yang sederhana misalnya,
menggunakan metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan. Keadaan
bermain di TK
cukup luas dan
aman, namun media pembelajaran
yang ada di
TK masih minim jumlahnya
sehingga anak sering berebut
mainan yang tersedia.
Dalam hal ini guru dapat mengekspresikan bahasanya melalui kegiatan
bercerita dengan menggunakan media nyata misalnya menggunakan boneka tangan,
karena dengan kegiatan bercerita dengan media nyata diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman anak tentang isi cerita, sehingga diharapkan anak dapat
mengungkapkan kembali isi
cerita yang telah disampaikan
guru dengan bahasanya
sendiri. Anak juga
bisa menambah kosakata dalam
mendengar dan mengungkapkan
cerita yang disampaikan
guru di depan kelas pada saat pelaksanaan pembelajaran.
Banyak media pembelajaran yang dapat menarik perhatian anak,
salah satunya adalah
media boneka tangan. Dengan
menggunakan media boneka
tangan dalam metode bercerita,
penulis meyakini bahwa
anak akan tertarik dengan cerita yang disajikan, mendengarkan
cerita dan dapat
menimbulkan dampak positif
pada perkembangan bahasa anak
terutama pada peningkatan penguasaan kosakata anak. Dengan bercerita, pendengaran anak dapat
difungsikan dengan baik
untuk membantu kemampuan berbicara, dengan menambah
perbendaharaan kosa kata, kemampuan
mengucap kata-kata, melatih
merangkai kalimat sesuai dengan
tahap perkembangannya (Dhieni, 2007:6.6)
Dengan menggunakan media boneka tangan kegiatan bercerita diharapkan
mampu menyajikan isi tema kepada
anak akan semakin
lengkap dan optimal.
Selain itu, media
ini dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan tugas dan peran guru.
Dalam hal ini tidak selalu tergantung
pada guru dalam menyampaikan
materi karena penyajian materi
bisa digantikan melalui media. Peran
guru bisa beralih menjadi
fasilitator belajar, yaitu memberi
kemudahan bagi anak
untuk belajar terutama pada
penguasaan kosakata anak didik itu sendiri.
Berdasarkan observasi awal dari
jumlah siswa di kelompok B sebanyak 15
anak, ternyata 80% (11 anak)
belum mampu dalam kosakata dan 20% (2 anak) sudah mampu
dalam kosakata. Kondisi
ini disebabkan karena kurangnya
motivasi anak dalam belajar, pemilihan
metode yang kurang sesuai
dalam penyampaian pembelajaran tentang kosakata
anak, mengganggu teman yang
sedang mendengarkan/memperhatikan dan
dilihat dari tanda-tanda anak belum mampu dalam kosakata
salah satunya, bisa dilihat dalam perilaku anak
waktu disuruh untuk
menceritakan kembali cerita yang
telah disampaikan oleh guru
tentang kosakata, dia
hanya diam saja dan
waktu diminta maju
ke depan dia tidak mau atau maju tapi diam saja bahkan
tidak menjawab, atau
ketika diminta menjawab dia menangis.
Sebagai upaya perbaikan dari permasalahan sebagaimana diuraikan di atas
yaitu rendahnya penguasaan kosakata anak,
maka peneliti akan melakukan
penelitian tentang bagaimana
meningkatkan kosa kata anak
melalui penggunakan media boneka tangan, yang peneliti rumuskan dalam
judul penelitian, "Upaya Meningkatkan
Kosakata Anak melalui Metode
Bercerita dengan Media Boneka Tangan di Kelompok B. Tk ................. Tahun
Pelajaran 2013/2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Upaya Meningkatkan
Kosakata Anak di Kelompok B. TK ................. Tahun Pelajaran 2013/2014
melalui Metode Bercerita dengan Media Boneka Tangan?
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan kosakata anak
taman kanak-kanak melalui penggunaan media boneka tangan.
2.
Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui kondisi obyektif tentang kemampuan
kosakata anak Taman Kanak Kanak di Kelompok B. TK ................. Tahun
Pelajaran 2013/2014
b.
Untuk mengetahui implementasi penggunaan media boneka
tangan dalam meningkatkan kosakata anak di Kelompok B. TK .................
Tahun Pelajaran 2013/2014
c.
Untuk
mengetahui tingkat penguasaan
kosakata anak setelah
menggunakan media boneka tangan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan
dapat memberi manfaat
bagi semua pihak, baik secara teoritis maupun praktis.
Untuk lebih spesifik penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
1.
Manfaat Teoritis
a.
Mendapatkan teori baru tentang upaya meningkatkan
kosakata anak anak melalui metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan
b.
Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya
c.
Untuk menambah wawasan dan mengembangkan ilmu yang
sudah ada
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi anak
1) Untuk
membantu anak agar memiliki perbendaraan kosakata yang sesuai dengan perkembangannya
2) Dengan
meningkatnya kosakata anak, maka diharapkan dapat meningkatkan kemampuan anak
dalam berkomunikasi.
b.
Bagi guru
1) Sebagai alat
untuk memberikan masukan
agar guru dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat sebagai alternatif dalam kegiatan
pembelajaran untuk anak usia dini.
2) Manfaat praktis
bagi guru dapat
membantu mengembangkan kemampuan
anak dalam penguasaan kosakata melalui kegiatan bercerita.
c.
Bagi sekolah
1)
Sebagai
masukan untuk untuk
TK itu sendiri
agar dapat menciptakan suasana
yang menyenangkan dan kondusif di lingkungan
sekolah atau lingkungan
orang tua murid
sehingga tercipta suasana harmonis
sebagai bekal dalam
membentuk sikap percaya diri.
2)
Hasil penelitian diharapkan maenjadi sumbangsih kepada
seluruh lembaga pendidikan pada umumnya, dan khususnya bagi TK dalam rangka
meningkatkan kualitas belajar, terutama kemampuan kosakata anak taman
kanak-kanak.
d.
Bagi peneliti selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai acuan untuk kajian pendidikan selanjutnya dan
menjadi inspirasi serta motivasi bagi kemajuan pengembangan pendidikan bagi
anak usia dini.
Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707 (SMS only)
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai referensi penulisan. Terima kasih atas kerjasamanya.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih