BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang
memiliki karakteristik berbeda dengan
anak usia dini lainnya, sehingga pendidikannya pun perlu dipandang sebagai
sesuatu yang dikhususkan sebagaimana
yang diamanatkan dalam Undang-Undang (UU) No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Disebutkan
secara tegas dalam undang-undang tersebut
bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Seni merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan
untuk mengembangkan daya kreativitas anak. Seni sangat erat hubungannya dengan
kreativitas. Namun kemudian untuk
mengembangkan kreativitas anak, haruslah mereka diberi kebebasan dalam
menggunakan beragam media seni. Dengan kebebasan yang diberikan, mereka akan
melakukan eksplorasi sendiri dalam menciptakan sebuah karya. Beaty (1996: 180)
menyatakan bahwa “the key to setting up an environment that promotes
creativity is freedom”. Kebebasan merupakan kunci utama untuk
meningkatkan kreativitas. Menurut Moeslichatoen (2004: 40), “salah satu cara
yang banyak dilakukan anak untuk menyalurkan dorongan kreatifnya yang
menggebu-gebu adalah dengan menggambar”. Yang
menjadi catatan penting dalam pengembangan kreativitas ini adalah yang menjadi
tujuan dari pemberian aktivitas seni pada anak bukan melihat pada hasil akhir
namun lebih kepada membantu anak untuk terlibat dalam proses kreatif karena
keterampilan proses merupakan hal yang paling penting dalam perkembangan anak.
Menurut, Sumanto (2005: 11) kreativitas seni rupa
adalah kemampuan menemu-kan, menciptakan, membuat, merancang ulang dan
memadukan sesuatu gagasan baru maupun lama menjadi kombinasi baru yang
divisualkan ke dalam komposisi suatu karya senirupa dengan didukung kemampuan
terampil yang dimilikinya.
Kreativitas anak usia dini adalah kreativitas alamiah
yang dibawa dari sejak lahir dan merupakan kemampuan untuk menghasilkan
pemikiran-pemikiran yang asli, tidak biasa, dan sangat fleksibel dalam merespon
dan mengembangkan pemikiran dan aktivitas.
Kreativitas alami seorang anak usia dini terlihat dari rasa ingin tahunya yang
besar. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada orang
tuanya terhadap sesuatu yang dilihatnya.
Salah satu potensi dasar pada diri anak yang perlu
dikembangkan sejak dini adalah potensi kreativitas. Bebagai upaya dapat
dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak antara lain melalui
kegiatan/pengajararan seni rupa khususnya dalam bentuk kegiatan menggambar.
Gambar anak-anak menjadi sesuatu yang penting untuk pertumbuhannya dan
merupakan refleksi anak dalam pendidikan kreatif. Melalui gambar anak, dapat
dikaji berbagai hal yang berkaitan dengan pengalaman, fantasi, imajinasi,
tingkat kecerdasan, kebebasan berekspresi, kreativitas, dan aspek-aspek
kejiwaan lainnya (Lowenfeld dan Brittain 1982)
Guru memegang peran penting dalam pendidikan,
tentunya juga dituntut kreativitasnya agar dapat mengembangkan potensi kreatif
anak. Dalam kaitan pendidikan seni, Nursito (2000:9) mengamati permasalahan
rendahnya pengembangan kreativitas anak lebih banyak disebabkan oleh kurangnya
kemampuan guru dalam mengembangkan kreativitas anak didik. Keadaan ini lebih
diperburuk dengan kekurang wawasan dan pemahaman guru terhadap hakikat
pendidikan seni, dan lebih khusus lagi pemahaman guru terhadap anak sebagai
subyek didik yang memiliki karakteristik berbeda dengan orang dewasa. Kelemahan
pemahaman guru tentang hal ini seringkali menyebabkan pengambilan
keputusan-keputusan kependidikan yang kurang tepat baik metode pembinaan maupun
dalam penilaian/evaluasi karya anak-anak.
Pengembangan kreativitas anak melalui wadah
pendidikan, baik formal maupun non formal senantiasa menempatkan pendidikan
seni rupa sebagai medianya, termasuk di dalamnya pembelajaran
menggambar.Pengembangan kreativitas anak sangatlah tepat bilamana kegiatan
menggambar dijadikan sebagai sarana pengembangannya. Sebagaimana dikemukakan
Herbert Read (Susilowati 2010), bahwa gambar sebagai hasil dan aktivitas
berkarya seni dianggap sebagai media yang paling besar peluangnya bagi pengembangan
potensi anak, terutama yang berkaitan dengan pengembangan
kreativitasnya.Keuntungan utama yang diperoleh anak dari kegiatan menggambar
adalah pengalaman mencipta dengan harapan dapat membekali untuk menjawab
tantangan bentuk-bentuk baru dalam kehidupan kelak.
Namun demikian metode untuk mengembangkan kreativitas
menggambar anak seringkali menjadi kendala bagi guru atau pendidik. Hal ini
disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang berbagai cara yang dapat
dilakukan dalam mengembangkan kreativitas anak tersebut. Oleh karena itu
dipandang perlu adanya pemikiran-pemikiran atau model-model yang dapat
diterapkan untuk membantu guru atau pendidik mengembangkan kreativitas anak
dalam menggambar
Mengembangkan kreativitas menggambar anak memerlukan
peran penting pendidik hal ini secara umum sudah banyak dipahami. Anak kreatif
memuaskan rasa keingintahuannya melalui berbagai cara seperti berekplorasi,
bereksperimen dan banyak mengajukan pertanyaan pada orang lain. Suratno (2005:
19) menjelaskan anak kreatif dan cerdas tidak terbentuk dengan sendirinya
melainkan perlu pengarahan salah satunya dengan memberi kegiatan yang dapat
mengembangkan kreativitas anak. Hal ini dapat diketahui dengan masih banyaknya
orang–orang yang belum mampu menghasilkan karyanya sendiri, mereka masih meniru
karya milik orang lain. Keadaan tersebut disebabkan karena kurangnya
pengembangan kreativitas menggambar sejak usia dini.
Anak–anak usia dini pada khususnya di TK .................
juga masih memiliki daya kreativitas menggambar yang rendah. Dari 20
siswa, hanya tiga orang siswa (15%) yang menunjukkan kreativitas dalam
menggambar, sedangkan sisanya sebanyak 17 siswa atau 85% belum menunjukkan kreativitas dalam
menggambar. Hal ini dapat dilihat dari coretan
yang dihasilkan anak masih berkesan umum dan menampilkan gambar yang sama
setiap pengerjaan tugas menggambar. Misal: anak hanya menggambar rumah saja,
anak menggambar gunung saja, atau anak menggambar pohon saja, ketika anak
diberikan tugas untuk mengambar suasana kelas sering ramai, anak sering
jalan-jalan sendiri dan tidak serius dalam menggambar, selain itu anak belum
bisa mengungkapkan idenya sendiri kalau tidak dibantu oleh guru anak-anak masih
terfokus pada gambar yang telah dicontohkan oleh gurusehingga hasil gambar anak
cenderung sama persis dan tidak ada yang berani jauh berbeda dengan gambar
guru.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah
di atas, maka
peneliti mengidentifikasi
berbagai masalah yang muncul, yaitu:
a.
Guru kurang
memahami arti pentingnya pengembangan kreativitas.
b. Kurang bervariasinya upaya yang dilakukan guru untuk mengembangkan kreativitas anak.
c.
Guru kurang
memberikan kegiatan seni
yang dapat mengembangkan kreativitas anak, khususnya
dengan kegiatan menggambar.
d. Anak
belum memiliki kebebasan
dalam menggambar saat berada
di sekolah
2. Analisis Masalah
Permasalahan tersebut di atas disebabkan oleh
beberapa faktor di antaranya media pembelajaran yang kurang menarik,
pembelajaran yang hanya menitikberatkan pada membaca dan berhitung saja dan
penggunaan metode yang kurang inovatif sehingga membuat anak bosan dan kurang
dapat memunculkan ide kreatifnya.Terdapat beberapa strategi yang bisa dilakukan
untuk mengembangkan kreativitas anak antara lain dengan bermain musik,
mengunjungi pameran, menonton pertunjukan wayang, olahraga, bercerita dan
karyawisata. Metode bercerita merupakan salah satu metode yang efektif untuk
meningkatkan kreativitas pada anak usia dini. Hal ini karena metode bercerita
dapat merangsang anak untuk berpikir kreatif, perhatian anak terhadap proses
pembelajaran makin panjang, anak mampu mengorganisasikan kemampuan diri atau
melatih kepercayaan diri pada anak, merangsang imajinasi anak, sehingga
menghasilkan karya yang original.
3. Alternatif Pemecahan Masalah
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Masrokah
(2010) menunjukkan bahwa metode bercerita dapat meningkatkan kreativitas
menggambar, metode bercerita bermanfaaat untuk mengembangkan kemampuan
kognitif, efektif, maupun psikomotor masing-masing anak, bila anak terlatih
untuk mendengarkan dengan baik, maka anak akan terlatih untuk menjadi pendengar
yang kreatif dan kritis. Pendengar yang kreatif mampu melakukan
pemikiran-pemikiran baru berdasarkan apa yang didengarnya. Pendengar yang
kritis mampu menemukan ketidak sesuaian antara apa yang di dengar apa yang
dipahami. oleh karena itu buku cerita merupakan media yang efektif untuk
meningkatkan kreativitas menggambar pada anak usia dini. Hal ini disebabkan
karena dongeng dan cerita disukai hampir semua anak apa lagi kalau cerita
tersebut berupa cerita dengan ilustrasi bagus dengan sedikit permainan yang
melibatkan mereka. Anak-anak akan merasa terlibat dalam petualangan dan
konflik-konflik yang dialami karakter-karakter di dalamnya, sehingga
mendengarnya pun akan menyenangkan. Cerita dengan tema fantasi relialistis
membantu anak berimajinasi tentang hal-hal yang berada di luar lingkungannya
sehingga perkembangan pemikiran dan kreativitas anak tidak terbatas pada hal
tertentu.
Lebih lanjut Indah fajarwati (2010) menyatakan bahwa
metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak digunakan di Taman
Kanak-kanak. Sebagai suatu metode bercerita mengundang perhatian anak terhadap
pendidik sesuai dengan tema pembelajaran. Bila isi cerita dikaitkan dengan dunia kehidupan anak di Taman Kanak
kanak, maka mereka dapat memahami isi cerita itu, mereka akan mendengarkannya
dengan penuh perhatian, dan dengan mudah dapat menangkap isi cerita. Kelebihan
dari metode bercerita ini adalah anak
lebih banyak menyerap verbal, guru lebih mudah mengatur anak, anak lebih senang
membayangkan secara ilustrasi cerita yang diberikan guru, dapat mengendalikan
emosi anak, Membuat anak lebih penasaran akan cerita yang diberikan guru.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah di atas,
maka peneliti akan
membatasi masalah yang akan
dikaji yaitu pada pengembangkan kreativitas melalui kegiatan menggambar dengan
metode bercerita di Kelompok A TK ................. Tahun Pelajaran 2013/2014.
C. Rumusan Masalah
Dari batasan
masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
“Bagaimana kegiatan menggambar dengan
metode bercerita dapat meningkatkan kreativitas anak di
Kelompok A TK ................. Tahun Pelajaran 2013/2014”
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan
penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan penggunaan metode
bercerita sebagai upaya untuk meningkatkan kreativitas anak di Kelompok A TK ................. Tahun
Pelajaran 2013/2014.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengembangkan kreativitas
anak di kelompok A melalui
kegiatan menggambar di ................. Tahun Pelajaran 2013/2014.
b. Untuk mengetahui penerapan metode bercerita pada kegiatan
menggambar dalam
meningkatkan kreativitas anak di Kelompok A TK ................. Tahun
Pelajaran 2013/2014.
c. Mengetahui
seberapa besar peningkatan kreativitas anak dalam menggambar dengan penerapan metode
bercerita di Kelompok A TK ................. Tahun Pelajaran 2013/2014
E. Manfaat Penelitian
1.
Bagi Anak
Dapat memupuk pribadi yang aktif
dan kreatif dalam
belajar, khususnya melalui
kegiatan menggambar yang dapat mengembangkan kreativitasnya.
2.
Bagi Guru
Sebagai bahan masukan
bagi guru untuk
memperbaiki pembelajaran, khususnya
melalui kegiatan menggambar
yang dapat mengembangkan kreativitas anak usia dini.
3.
Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan
bagi sekolah untuk
melahirkan anak-anak yang kreatif
dan sekaligus memperbaiki pembelajaran.
4.
Bagi Peneliti
Sebagai bahan dan
informasi untuk melakukan
penelitian lebih lanjut, khususnya yang berkenaan
dengan kegiatan menggambar dan kreativitas anak usia dini.
Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707 (SMS only)
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai referensi penulisan. Terima kasih atas kerjasamanya.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih