BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Salah satu
aspek penentu upaya peningkatan standar mutu bagi guru adalah wawasan
intelektual guru yang menopang kompetensi mengajar. Ini merupakan syarat guru
dalam melakukan inovasi diri guna meningkatkan kinerja sebagai seorang pendidik
dan pengajar di kelas. Dalam hal ini
penulis selaku peneliti sekaligus Pengawas Sekolah memberikan apresiasi
terhadap kemajuan sekolah terutama aspek kemampuan pengetahuan guru dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas
Sesuai
dengan tujuan pendidikan tersebut, khususnya dalam usaha menyiapkan guru dalam meningkatkan kompetensi dan etos
kerja mengajar di kelas maka diperlukan motivasi dan binaan secara pisitif dan
simultan serta berkelanjutan dari pengawas sekolah, hal ini diharapkan
para guru memiliki kemandirian serta kemampuan akademik untuk
mengajar serta mendidik para anak
didiknya di lembaga pendidikan tingkat dasar yakni sekolah dasar.
Salah satu
faktor pendukung guna meningkatkan motivasi mengajar guru wajib membekali dirinya ilmu
kependidikan dan usaha-usaha yang memacu peningkatan intelektual akademik dalam
keselarasan mengajar terutama upaya meningkatkan gairah atau minat membaca
pengetahuan kependidikan di luar rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas secara
kesadaran dan kemandirian guru tersebut .
Salah satu
elemen penting dalam strategi pendidikan dan pembelajaran di sekolah yang
sering ‘dilupakan’ oleh para pemangku dan pengelola sekolah adalah
perpustakaan. Sudah menjadi ‘rahasia’ umum bahwa masih banyak sekolah yang
menganggap bahwa perpustakaan ‘bukan elemen’ prioritas bagi proses pembelajaran
dan pendidikan di sekolah. Perpustakaan sering kali sulit ditemukan
keberadaannya di sekolah, atau kalaupun ada ditempatkan pada ruang yang sempit
seperti ruang UKS, gudang atau pojok-pojok gedung sekolah yang ‘pengap’ dan
hampir tidak ‘terjamah’. Bahkan untuk mengelolanyapun hanya mengandalkan
‘sisa-sisa energi’ dari sumber daya yang ada di sekolah. Intinya, perpustakaan
masih dianggap bukan bagian penting dalam proses akademik di sekolah.
Kondisi-kondisi
tentu tidak dapat dibiarkan berlarut-larut, mengingat tanggungjawab yang besar
disandarkan pada institusi pendidikan dasar dan menengah ini. Masyarakat dan
berbagai organisasi mulai ‘gerah’ terhadap kondisi-kondisi yang terjadi.
Sehingga mulai ada ‘tuntutan’ agar perpustakaan benar-benar ‘dimasukkan’ dalam
elemen pengembangan pendidikan dan pembelajaran. Bahkan pada tahun 2000, UNESCO
dan IFLA telah mengeluarkan manifesto tentang Perpustakaan Sekolah yang menyebutkan:
“Governments, through their ministries responsible for
education, are urged to develop strategies, policies and plans that implement
the principles of this Manifesto”
Manifesto
itu menegaskan bahwa Pemerintah melalui menteri-menterinya yang bertanggungjawab
atas pendidikan, diwajibkan mengembangkan strategi, kebijakan-kebijakan dan
rencana-rencana yang mampu mengimplementasikan prinsip-prinsip manifesto ini.
Selain itu dalam misinya, manifesto ini ingin menegaskan bahwa perpustakaan
sekolah menyediakan informasi dan gagasan yang menjadi dasar untuk membentuk
masyarakat saat ini yang berbasis informasi dan ilmu pengetahuan. Perpustakaan
juga harus mampu membekali siswa dengan kemampuan pembelajaran sepanjang hayat
dan mengembangkan imajinasinya, sehingga membekali mereka menjadi warga negara
yang bertanggungjawab.
Manifesto
itu menurut Natajumena (2008) sesuai dengan misi UU nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang bertujuan untuk berkembang potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
beriman, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Data
terakhir yang sempat penulis dapatkan, sudah ada upaya dari pemerintah melalui
Kemendiknas paling tidak untuk Sekolah Dasar (SD) yang menargetkan pada tahun
2015 seluruh SD di Indonesia harus sudah mempunyai perpustakaan. Sampai saat
ini, dari148 ribu SD yang ada di Indonesia, ada 50 ribu SD yang sudah memiliki
perpustakaan, dan Kemendiknas menargetkan setiap tahunnya akan ada tambahan 20
ribu SD yang memiliki perpustakaan. Tentu ini sebuah kabar baik juga bagi sekolah-sekolah
yang saat ini belum memiliki fasilitas perpustakaan. Hal ini juga menunjukkan
keseriusan pemerintah dalam mewujudkan fasilitas pendidikan dan pembelajaran
yang memadai bagi generasi muda di Indonesia
Menurut R.
Widodo al, (1999:308) dijelaskan bahwa : Minat membaca, gemar membaca dan
kebiasaan membaca yang baik merupakan dasar untuk mencapai keberhasilan dalam
proses belajar mengajar. Dengan banyak membaca
guru akan dapat memahami, mencerna
serta dapat mengamalkan ilmunya di kelas
serta memiliki kapabilitas berbagai ilmu pengetahuan, kaya pengalaman
dan wawasan.
Lebih lanjut
dijelaskan Sowarno (1982:5) menambahkan bahwa : Membaca buku-buku referensial
kependidikan dan berkerativitas untuk menulis ataupun mengarang merupakan
kegiatan yang penting dalam kehidupan
guru. Dengan membaca seorang guru dapat mengenal dan memahami beragam
kenyataan nilai yang diungkapkan dalam
materi buku, dan bahasa serta dapat memadukan pengalaman pribadi dalam
usaha menghadapi masa kini dan masa mendatang.
Untuk
menumbuhkan minat baca yang tinggi di kalangan
guru terutama guru-guru di level pendidikan tingkat dasar yakni sekolah
dasar diperlukan beberapa sarana dan prasarana yang harus tersedia dan menjadi
kelengkapan di sekolah salah satu diantaranya adalah eksistensi perpustakaan
sekolah.
Dalam sistem
pendidikan yang modern baik di negara maju maupun di negara yang sedang
berkembang, keberadaan perpustakaan memegang peranan sangat penting. Sebab
perpustakaan merupakan salah satu sumber ilmu atau sumber informasi, dengan
mengoptimalkan fungsi perpustakaan maka cakrawala pengetahuan kita semakin
luas.
Menurut Lasa
(2009:20) Perpustakaan sekolah
merupakan unit kerja
yang menghimpun, mengeolala, dan
menyajikan kekayaan intelektual
untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi
dan rekreasi untuk
mencerdaskan kehidupan
bangsa. Sementara Suherman
(2009:39) berpendapat bahwa perpustakaan sekolah
adalah sebuah jasa
yang ditujukan kepada semua
anggota komunitas sekolah: murid, guru, staf, komite sekolah dan orang
tua murid.Oleh karena itu,
perpustakaan sekolah merupakan
bagian penting dari program
penyelenggaraan pendidikan tingkat
sekolah yang memiliki
fungsi dan manfaat untuk
mendukung pelyelenggaraan perpustakaan sekolah.
Menurut
Yusuf (2005:4) Perpustakaan sekolah
memilki empat fungsi umum,
yaitu: 1) Fungsi edukatif adalah
secara keseluruhan segala
fasilitas, sarana dan
prasarana perpustakaan
sekolah, terutama koleksi
dapat membantu murid
dalam proses belajar; 2)
Fungsi informatif dari
perpustakaan sekolah adalah
mengupayakan penyediaan
koleksi yang bersifat
memberi tahu akan
hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan
guru dan murid;
3) Fungsi kreasi
bukan merupakan fungsi utama, namun sangat penting
kedudukannya dalam upaya peningkatan intelektual dan inspirasi; 4) Fungsi riset
membuat koleksi yang ada di perpustakaan sekolah menjadi bahan
untuk melakukan riset
atau penelitian sederhana.
Sementara menurut Cella (2012)
manfaat dari keberadaan
perpustakaan sekolah adalah merangsang minat
baca baik pada
guru dan siswa,
merupakan sumber literatur
yang paling dekat,
perpustakaan sebagi pusat
sumber informasi dan
sumber pembelajaran menulis. Perpustakaan yang tersedia haruslah
diusahakan untuk melengkapi koleksi-koleksi bukunya dan diusahakan untuk
menyediakan buku-buku yang dapat menarik minat siswa untuk membacanya. Dengan
cara demikian maka sedikit demi sedikit dapat menumbuhkan minat baca, gemar
baca dan kebiasaan membaca.
Di dalam
lingkungan pendidikan untuk keperluan studinya orang lebih banyak membaca dari
pada menulis. Untuk guru-guru di level
lembaga formal pendidikan dasar membaca referensi kependidikan menjadi masalah
yang penting karena guru akan dihadapkan
oleh variasi probematika dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan
demikian keberadaan perpustakaan sangat membantu, karena kegiatan belajar
mengajar dapat lebih efektif dan dapat menambah materi pelajaran dengan cara
banyak membaca sumber-sumber buku non paket di perpustakaan.
Mengingat
pentingnya peranan buku bacaan, maka sudah selayaknya minat membaca buku kajian-kajian kependidikan berupa artikel
kependidikan, majalah kependidikan, serta buku-buku penunjang pembelajaran di
kelas sudah harus ditanamkan pada diri
guru sedini mungkin. Di sisi lain perpustakaan harus pula berbenah diri
untuk lebih meningkatkan pelayanan dengan mengupayakan kelengkapan buku-buku dari
berbagai bidang ilmu.
Bertitik
tolak dari uraian di ats, maka penulis selaku observer atau peneliti dalam Kegiatan Penelitian Tindakan
sekolah ini sekaligus Pengawas Sekolah Dasar tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai pengaruh pembinaan
program kegiatan gemar membaca buku-buku
referensi kependidikan di perpustakaan sekolah bila dihubungkan
dengan kemampuan guru dalam mengajar di
kelas. Adapun judul penelitian dari upaya perbaikan yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut “Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Bagi
Guru Kelas I, II dan III Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar di SDN Bina ......................................
Melalui Supervisi Manajerial Tahun 2013”
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah Upaya Meningkatan Pemberdayaan
Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar bagi Guru Kelas I, II dan III untuk Meningkatkan Hasil Belajar di SDN Bina ......................................
melalui Supervisi Manajerial Tahun 2013.
C.
Tujuan Penelitian
Dalam
penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan langsung, tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mendapatkan data dan
informasi tentang motivasi guru Kelas I,
II dan III di SD Bina ......................................
dalam pembinaan program kegiatan gemar
membaca buku-buku referensi
kependidikan.
2. Untuk mendapatkan data dan
informasi kinerja guru Kelas I, II dan
III di SD Bina ...................................... dalam aktivitas belajar mengajar di kelas
3. Untuk mengetahui peningkatan
kemampuan guru dalam mengajar setelah
para guru Kelas I, II dan III di SD Bina ......................................
dalam pembinaan pemberdayaan perpustakaan sebagai sumber belajar.
D.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Sebagai instrument kompetensi standart mutu mengajar
dan pengembangan wawasan pengetahuan
sekitar dunia pendidikan. Sehingga
penelitan dapat membandingkan antara ilmu yang di dapat secara tekstual melalui
RPP dan buku pegangan mengajar dengan memberdayakan perpustakaan guna bekal dan
tambahan wawasan untuk menunjang
efektifitas kegiatan belajar mengajar di kelas.
2. Bagi Sekolah
a.
Sebagai masukan untuk meningkatkan pelaksanaan tugasnya
dalam membina dan meningkatkan pemberdayaan perpustakaan sebagai sarana sumber
belajar.
b. Sebagai masukan dalam
rangka lebih meningkatkan pemberdayaan perpustakaan sebagai sarana sumber
belajar.
c.
Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi sekolah
untuk lebih memberdayakan perpustakaan sebagai sarana sumber belajar, serta menumbuhkan
minat baca buku-buku perpustakaan dan lebih meningkatkan mutu pendidikan
sehingga prestasi menjadi lebih baik.
Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707 (SMS only)
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai referensi penulisan. Terima kasih atas kerjasamanya.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih