Lencana Facebook

banner image

Sunday 30 March 2014

PTS : UPAYA PENGAWAS SEKOLAH DALAM PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang  Masalah
Salah satu aspek penentu upaya peningkatan standar mutu bagi guru adalah wawasan intelektual guru yang menopang kompetensi mengajar. Ini merupakan syarat guru dalam melakukan inovasi diri guna meningkatkan kinerja sebagai seorang pendidik dan pengajar  di kelas. Dalam hal ini penulis selaku peneliti sekaligus Pengawas Sekolah memberikan apresiasi terhadap kemajuan sekolah terutama aspek kemampuan pengetahuan guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas
Sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut, khususnya dalam usaha menyiapkan  guru dalam meningkatkan kompetensi dan etos kerja mengajar di kelas maka diperlukan motivasi dan binaan secara pisitif dan simultan serta berkelanjutan dari pengawas sekolah, hal ini diharapkan para  guru memiliki  kemandirian serta kemampuan akademik untuk mengajar serta mendidik para  anak didiknya di lembaga pendidikan tingkat dasar yakni sekolah dasar.
Salah satu faktor  pendukung  guna meningkatkan motivasi  mengajar guru wajib membekali dirinya ilmu kependidikan dan usaha-usaha yang memacu peningkatan intelektual akademik dalam keselarasan mengajar terutama upaya meningkatkan gairah atau minat membaca pengetahuan kependidikan di luar rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas secara kesadaran dan kemandirian guru tersebut .
Salah satu elemen penting dalam strategi pendidikan dan pembelajaran di sekolah yang sering ‘dilupakan’ oleh para pemangku dan pengelola sekolah adalah perpustakaan. Sudah menjadi ‘rahasia’ umum bahwa masih banyak sekolah yang menganggap bahwa perpustakaan ‘bukan elemen’ prioritas bagi proses pembelajaran dan pendidikan di sekolah. Perpustakaan sering kali sulit ditemukan keberadaannya di sekolah, atau kalaupun ada ditempatkan pada ruang yang sempit seperti ruang UKS, gudang atau pojok-pojok gedung sekolah yang ‘pengap’ dan hampir tidak ‘terjamah’. Bahkan untuk mengelolanyapun hanya mengandalkan ‘sisa-sisa energi’ dari sumber daya yang ada di sekolah. Intinya, perpustakaan masih dianggap bukan bagian penting dalam proses akademik di sekolah.
Kondisi-kondisi tentu tidak dapat dibiarkan berlarut-larut, mengingat tanggungjawab yang besar disandarkan pada institusi pendidikan dasar dan menengah ini. Masyarakat dan berbagai organisasi mulai ‘gerah’ terhadap kondisi-kondisi yang terjadi. Sehingga mulai ada ‘tuntutan’ agar perpustakaan benar-benar ‘dimasukkan’ dalam elemen pengembangan pendidikan dan pembelajaran. Bahkan pada tahun 2000, UNESCO dan IFLA telah mengeluarkan manifesto tentang Perpustakaan Sekolah yang menyebutkan:
“Governments, through their ministries responsible for education, are urged to develop strategies, policies and plans that implement the principles of this Manifesto”

Manifesto itu menegaskan bahwa Pemerintah melalui menteri-menterinya yang bertanggungjawab atas pendidikan, diwajibkan mengembangkan strategi, kebijakan-kebijakan dan rencana-rencana yang mampu mengimplementasikan prinsip-prinsip manifesto ini. Selain itu dalam misinya, manifesto ini ingin menegaskan bahwa perpustakaan sekolah menyediakan informasi dan gagasan yang menjadi dasar untuk membentuk masyarakat saat ini yang berbasis informasi dan ilmu pengetahuan. Perpustakaan juga harus mampu membekali siswa dengan kemampuan pembelajaran sepanjang hayat dan mengembangkan imajinasinya, sehingga membekali mereka menjadi warga negara yang bertanggungjawab.
Manifesto itu menurut Natajumena (2008) sesuai dengan misi UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembang potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggungjawab.
Data terakhir yang sempat penulis dapatkan, sudah ada upaya dari pemerintah melalui Kemendiknas paling tidak untuk Sekolah Dasar (SD) yang menargetkan pada tahun 2015 seluruh SD di Indonesia harus sudah mempunyai perpustakaan. Sampai saat ini, dari148 ribu SD yang ada di Indonesia, ada 50 ribu SD yang sudah memiliki perpustakaan, dan Kemendiknas menargetkan setiap tahunnya akan ada tambahan 20 ribu SD yang memiliki perpustakaan. Tentu ini sebuah kabar baik juga bagi sekolah-sekolah yang saat ini belum memiliki fasilitas perpustakaan. Hal ini juga menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mewujudkan fasilitas pendidikan dan pembelajaran yang memadai bagi generasi muda di Indonesia
Menurut R. Widodo al, (1999:308) dijelaskan bahwa : Minat membaca, gemar membaca dan kebiasaan membaca yang baik merupakan dasar untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Dengan banyak membaca  guru akan dapat memahami, mencerna  serta dapat mengamalkan ilmunya di kelas  serta memiliki kapabilitas berbagai ilmu pengetahuan, kaya pengalaman dan wawasan.
Lebih lanjut dijelaskan Sowarno (1982:5) menambahkan bahwa : Membaca buku-buku referensial kependidikan dan berkerativitas untuk menulis ataupun mengarang merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan  guru. Dengan membaca seorang guru dapat mengenal dan memahami beragam kenyataan nilai yang diungkapkan dalam  materi buku, dan bahasa serta dapat memadukan pengalaman pribadi dalam usaha menghadapi masa kini dan masa mendatang.
Untuk menumbuhkan minat baca yang tinggi di kalangan  guru terutama guru-guru di level pendidikan tingkat dasar yakni sekolah dasar diperlukan beberapa sarana dan prasarana yang harus tersedia dan menjadi kelengkapan di sekolah salah satu diantaranya adalah eksistensi perpustakaan sekolah.
Dalam sistem pendidikan yang modern baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang, keberadaan perpustakaan memegang peranan sangat penting. Sebab perpustakaan merupakan salah satu sumber ilmu atau sumber informasi, dengan mengoptimalkan fungsi perpustakaan maka cakrawala pengetahuan kita semakin luas.
Menurut  Lasa  (2009:20)  Perpustakaan  sekolah  merupakan  unit  kerja  yang menghimpun,  mengeolala,  dan  menyajikan  kekayaan  intelektual  untuk kepentingan pendidikan,  penelitian,  pelestarian,  informasi  dan  rekreasi  untuk  mencerdaskan kehidupan  bangsa.  Sementara  Suherman  (2009:39)  berpendapat  bahwa perpustakaan  sekolah  adalah  sebuah  jasa  yang  ditujukan kepada  semua  anggota komunitas sekolah: murid, guru, staf, komite sekolah dan orang tua murid.Oleh  karena  itu,  perpustakaan  sekolah  merupakan  bagian  penting  dari program  penyelenggaraan  pendidikan  tingkat  sekolah  yang  memiliki  fungsi  dan manfaat untuk mendukung pelyelenggaraan perpustakaan sekolah. 
Menurut Yusuf (2005:4)  Perpustakaan  sekolah  memilki empat  fungsi  umum,  yaitu:  1)  Fungsi edukatif  adalah  secara  keseluruhan  segala  fasilitas,  sarana  dan  prasarana perpustakaan  sekolah,  terutama  koleksi  dapat  membantu  murid  dalam  proses belajar;  2)  Fungsi  informatif  dari  perpustakaan  sekolah  adalah  mengupayakan penyediaan  koleksi  yang  bersifat  memberi  tahu  akan  hal-hal  yang  berhubungan dengan  kepentingan  guru  dan  murid;  3)  Fungsi  kreasi  bukan  merupakan  fungsi utama, namun sangat penting kedudukannya dalam upaya peningkatan intelektual dan inspirasi; 4) Fungsi riset membuat koleksi yang ada di perpustakaan sekolah menjadi  bahan  untuk  melakukan  riset  atau  penelitian  sederhana.  Sementara menurut  Cella  (2012)  manfaat  dari  keberadaan  perpustakaan  sekolah  adalah merangsang  minat  baca  baik  pada  guru  dan  siswa,  merupakan  sumber literatur yang  paling  dekat,  perpustakaan  sebagi  pusat  sumber  informasi  dan  sumber pembelajaran menulis. Perpustakaan yang tersedia haruslah diusahakan untuk melengkapi koleksi-koleksi bukunya dan diusahakan untuk menyediakan buku-buku yang dapat menarik minat siswa untuk membacanya. Dengan cara demikian maka sedikit demi sedikit dapat menumbuhkan minat baca, gemar baca dan kebiasaan membaca.
Di dalam lingkungan pendidikan untuk keperluan studinya orang lebih banyak membaca dari pada menulis. Untuk  guru-guru di level lembaga formal pendidikan dasar membaca referensi kependidikan menjadi masalah yang penting karena  guru akan dihadapkan oleh variasi probematika dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan demikian keberadaan perpustakaan sangat membantu, karena kegiatan belajar mengajar dapat lebih efektif  dan  dapat menambah materi pelajaran dengan cara banyak membaca sumber-sumber buku non paket di perpustakaan.
Mengingat pentingnya peranan buku bacaan, maka sudah selayaknya minat membaca buku  kajian-kajian kependidikan berupa artikel kependidikan, majalah kependidikan, serta buku-buku penunjang pembelajaran di kelas sudah harus ditanamkan pada diri  guru sedini mungkin. Di sisi lain perpustakaan harus pula berbenah diri untuk lebih meningkatkan pelayanan dengan mengupayakan kelengkapan buku-buku dari berbagai bidang ilmu.
Bertitik tolak dari uraian di ats, maka penulis selaku observer atau  peneliti dalam Kegiatan Penelitian Tindakan sekolah ini sekaligus Pengawas Sekolah Dasar tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh  pembinaan program kegiatan gemar membaca buku-buku  referensi kependidikan di perpustakaan sekolah bila dihubungkan dengan  kemampuan guru dalam mengajar di kelas. Adapun judul penelitian dari upaya perbaikan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut “Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Bagi Guru Kelas I, II dan III  Untuk Meningkatkan Hasil Belajar di SDN Bina ...................................... Melalui Supervisi Manajerial Tahun 2013”
B.    Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah Upaya Meningkatan Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar bagi Guru Kelas I, II dan III  untuk Meningkatkan Hasil Belajar di SDN Bina ...................................... melalui Supervisi Manajerial Tahun 2013.
C.   Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan langsung, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.     Untuk mendapatkan data dan informasi tentang  motivasi guru Kelas I, II dan III di   SD Bina ...................................... dalam  pembinaan program kegiatan gemar membaca buku-buku  referensi kependidikan.
2.     Untuk mendapatkan data dan informasi  kinerja guru Kelas I, II dan III di SD Bina ...................................... dalam  aktivitas belajar mengajar di kelas
3.     Untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru dalam mengajar  setelah para guru Kelas I, II dan III di SD Bina ...................................... dalam pembinaan pemberdayaan perpustakaan sebagai sumber belajar.
D.   Manfaat Penelitian
1.    Bagi  Guru
Sebagai  instrument kompetensi standart mutu mengajar dan pengembangan  wawasan pengetahuan sekitar dunia  pendidikan. Sehingga penelitan dapat membandingkan antara ilmu yang di dapat secara tekstual melalui RPP dan buku pegangan mengajar dengan memberdayakan perpustakaan guna bekal dan tambahan wawasan untuk menunjang  efektifitas kegiatan belajar mengajar di kelas.
2.    Bagi  Sekolah
a.      Sebagai masukan untuk meningkatkan pelaksanaan tugasnya dalam membina dan meningkatkan pemberdayaan perpustakaan sebagai sarana sumber belajar.
b.     Sebagai masukan dalam rangka lebih meningkatkan pemberdayaan perpustakaan sebagai sarana sumber belajar.
c.      Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi sekolah untuk lebih memberdayakan perpustakaan sebagai sarana sumber belajar, serta menumbuhkan minat baca buku-buku perpustakaan dan lebih meningkatkan mutu pendidikan sehingga prestasi menjadi lebih baik.


Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707 (SMS only)
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai referensi penulisan. Terima kasih atas kerjasamanya.