BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentangan usia lahir sampai
8 tahun . Pada usia ini seluruh aspek perkembangan kecerdasan (IQ, EQ, SQ),
tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Hal itu dapat terjadi jika dilakukan
upaya pengembangan melalui pendidikan. Para ahli berpendapat bahwa perkembangan
kecerdasan anak berkembang sangat cepat pada tahun-tahun awal kehidupan anak.
Pada usia 4 tahun kapasitas kecerdasan sudah mencapai sekitar 50%, usia 8 tahun
mencapai 80% dan mencapai titik kulminasi 100% pada usia 18 tahun. Oleh sebab
itu, anak usia dini disebut masa emas perkembangan. Usia keemasan (golden age) merupakan masa dimana anak
mulai peka atau sensitif untuk menerima berbagai upaya pengembangan. Masa peka pada
masing-masing anak berbeda, namun pada umumnya biasa terjadi pada rentang usia
lahir sampai dengan 6 tahun. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan
fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh
lingkungan, (Hartati, 2005:8). Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar
pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik dan psikis (intelektual, motorik,
bahasa, sosial, dan emosional). Agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai
secara optimal, maka dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan
kebutuhan anak.
Sistem Pendidikan Nasional UU pasal 28 No. 20/2003 ayat 1 bahwa
yang termasuk anak usia
dini adalah anak
yang masuk dalam
rentang usia 0-6
tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.Usia dini atau
prasekolah merupakan usia
yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang
dimiliki anak-anak, upaya pengembangan ini
dapat di lakukan
berbagai cara, termasuk
melalui permainan-permainan,
aktivitas pembelajaran dengan
kegiatan menklasifikasikan benda
berdasarkan warna. Kegiatan ini
tidak hanya terkait
dengan kemampuan kognitif saja,
tetapi juga kesiapan mental
sosial dan emosional,
karena itu dalam
pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan
menyenangkan.
Dalam bidang pengembangan
kemampuan dasar kognitif
anak mampu mengembangkan
kemampuan berpikir untuk
mengolah perolehan belajarnya sehingga mampu
mengklasifikasi benda berdasarkan
bentuk, warna dan
ukuran, mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sama atau
sejenis. Peningkatan kognitif mengenal warna dikenalkan pada masa-masa ini atau
masa usia dini sangat bagus karena mengenal warna sangat penting untuk anak
usia dini untuk kebutuhan anak di masa depannya. Bila anak bisa
mengetahui atau memahami warna-warna maka anak mampu menyebutkan warna-warna
satu persatu misalnya warna merah, warna hijau, warna kuning, warna biru dan
warna-warna lainnya. Peningkatan kognitif mengenal warna juga bisa dilakukan
dengan cara bermain, misalnya: dengan bermain tepuk warna, tebak warna, tebak
gambar, bernyanyi dan lain sebagainya.
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang- ulang dan
menimbulkan kesenangan / kepuasan bagi diri seseorang. Upaya melalui bermain
memberi kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan
perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Selain itu, bermain
membantu anak mengenal dirinya sendiri, dengan siapa ia hidup, serta lingkungan
tempat ia hidup. Diyakini bahwa bermain memberikan kontribusi khusus pada semua
aspek perkembangan anak, sehingga semua kegiatan yang dilakukan anak harus
diwujudkan melalui aktivitas bermain.
Peningkatan kognitif mengenal warna sangat dibutuhkan untuk anak usia
dini. Karena dengan anak mengerti akan warna maka anak mampu membedakan akan
warna-warna satu dengan warna lainnya. Pengembangan kemampuan anak pada ranah
kognitif meliputi mengkaji dan mengenal fenomena alam yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan penggunaan media kancing baju diharapkan peran
yang disampaikan oleh pendidik yaitu tentang kemampuan mengenal warna dapat
lebih mudah dimengerti atau dipahami oleh anak.
Dari hasil pengamatan di ......................., di kelompok B dengan
jumlah 15 anak, 80% anak sudah mampu menyebutkan atau mengenal satu sampai dua
warna, akan tetapi anak-anak yang mampu menyebutkan warna lebih dari lima warna
hanya sekitar 20%. Penilaian tersebut berdasarkan variasi media pembelajaran
atau metode yang diajarkan kepada anak sehingga perlu dilakukan langkah
perbaikan pembelajaran dalam konsep pengenalan terhadap warna.
Metode yang dipakai sebelumnya adalah metode demonstrasi. Sedangkan
media pembelajaran yang digunakan adalah crayon dan pensil warna, oleh karena
itu peniliti ingin meneliti dengan menggunakan media permainan kancing baju
untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal warna agar pembelajaran
yang aktif dan menarik serta menyenangkan sesuai dengan kebutuhan anak.
1. Identifikasi
Masalah
Mengacu pada penjelasan
tentang proses pembelajaran sebagaimana dijelaskan di atas, ada beberapa
permasalahan yang dapat teridentifikasi, antara lain:
a. Penerapan
metode yang kurang tepat dalam proses pembelajaran berujung pada rendahnya daya,
kemampuan siswa dalam belajar serta kurang maksimalnya pengembangan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa.
b. Ketidaktepatan
penggunaan metode, model dan teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru.
c. Guru
belum mampu mengelola kelas dengan baik sehingga proses pembelajaran menjadi
kurang menarik karena ketidaklengkapan sarana dan prasarana yang menunjang
proses pembelajaran.
- Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi
masalah di atas, penulis merasa perlu untuk merefleksi diri sejauhmana kemampuan pribadi di dalam proses
pembelajaran. Selain itu juga
melakukan diskusi dengan
teman sejawat, melakukan kegiatan literatur mengenai masalah yang dihadapi
dalam proses pembelajaran sehingga diketahui adanya kelemahan dalam proses
pembelajaran sebagai berikut :
a.
Guru, dalam proses
pembelajaran guru kurang
menggunakan metode yang bervariasi, guru
juga memberikan bahan
pelajaran yang terbatas
pada buku paket yang digunakan
oleh siswa,
b.
Siswa,
hasil belajar yang
kurang dikarenakan latar
belakang siswa yang beragam, baik itu dari kemampuan dasar
kognitif siswa maupun latar belakang sosial siswa atau keluarganya,
c.
Sarana dan prasarana,
terbatasnya sarana dan
prasarana yang dimiliki
sekolah mengakibatkan penggunaan media pembelajaran yang kurang,
sehingga kurang membantu siswa dalam
memahami konsep warna
khususnya pada kemampuan kognitif dalam mengenal warna.
- Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalahan-permasalahan pembelajaran di atas peneliti
belum merasa optimal
mengajar secara baik, untuk itu menurut peneliti agar peningkatan
kemampuan kognitif siswa dalam mengenal warna meningkat diperlukan adanya media
pembelajaran yang tepat. Media sangat membantu dalam pembelajaran di Taman
Kanak-kanak, karena media dirancang dengan baik dan menarik minat anak.
Sehingga anak senang dan tidak bosan dalam proses belajar. Alat belajar
edukatif adalah alat permainan yang dirancang untuk tujuan meningkatkan
aspek-aspek perkembangan anak Taman Kanak-kanak (Zaman dkk 2008:63). Sebagai
suatu alat permainan, media kancing baju bisa memperkaya sistem pembelajaran sehingga menjadi lebih bervariasi.
Selain itu, sekolah membutuhkan sarana pemberian materi yang beraneka ragam.
Pendidikan modern harus bertujuan untuk membentuk kemandirian, tanggungjawab,
pendalaman materi, kreativitas, kemampuan berkomunikasi, dan
kompetensi-kompetensi sosial yang lain. Di sinilah dibutuhkannya permainan
sebagai variasi pendidikan dan pemahaman dalam pembelajaran. Permainan
memungkinkan terwujudnya pembelajaran mandiri, kelompok dan tim (Klippert.1996:9)
Berdasarkan permasalahan yang
ada peneliti merasa
tertarik untuk menerapkan metode permainan dengan media kancing baju
untuk meningkatkan kemampuan
kognitif mengenal warna sehingga
dapat diimplementasikan pada pembelajaran kognitif anak, karena pada dasarnya
anak menyukai berbagai
macam alat permainan
salah satunya kancing baju, misalnya
untuk mengenal konsep
warna primer, keberagaman warna
juga dapat dikenalkan melalui kancing baju dengan memilih kancing baju yang
berwarna merah, kuning dan biru
sehingga anak mampu
membedakan konsep warna.
Dari uraian latar
belakang masalah di atas,
maka peneliti membuat penelitian dengan judul upaya
pengembangan kemampuan kognitif dalam mengenal warna melalui permainan kancing
baju di kelompok B ....................... pada Tahun Pelajaran 2013/2014.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut: “Bagaimana upaya pengembangan kemampuan kognitif mengenal
warna melalui permainan kancing baju pada anak kelompok B .......................
Tahun Pelajaran 2013/2014?”
C.
Tujuan
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari
penelitian ini adalah
untuk membuktikan keefektifan penggunaan permainan kancing baju
sebagai upaya pengembangan kemampuan kognitif mengenal warna melalui permainan
kancing baju pada anak kelompok B ....................... Tahun Pelajaran
2013/2014.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut :
a. Mendeskripsikan
upaya pengembangan kemampuan kognitif mengenal warna melalui permainan kancing
baju pada anak kelompok B ....................... Tahun Pelajaran 2013/2014.
b. Mendeskripsikan
seberapa besar peningkatan kemampuan kognitif mengenal warna melalui permainan
kancing baju pada anak kelompok B ....................... Tahun Pelajaran
2013/2014.
D.
Manfaat
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat dari pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam menerapkan
model, metode dan media pembelajaran dengan harapan sejauhmana peranan model,
metode dan media pembelajaran tersebut dalam menunjang kegiatan proses belajar
mengajar, salah satunya dalam peningkatan yang berhubungan dengan peningkatan
kemampuan kognitif anak yaitu kemampuan mengenal warna.
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi
Siswa
1) Memudahkan siswa
untuk menyerap materi
pelajaran yang diberikan oleh guru.
2) Membuat
siswa semangat dalam mengikuti pelajaran sehingga, siswa dapat mengikuti
pembelajaran pengembangan kognitif pengenalan warna dengan baik.
3) Menambah motivasi
belajar siswa untuk
mengikuti pelajaran yang diajarkan sehingga
dapat membantu siswa
dalam memperluas ilmu pengetahuan.
b.
Bagi Guru
1) Sebagai
pertimbangan guru dalam memilih media pembelajaran yang akan digunakan dalam memberikan materi
pelajaran.
2) Memberikan informasi
bagi guru untuk
menggunakan media
pembelajaran benda konkret berupa
kancing baju sebagai salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar dalam
pengembangan kognitif pengenalan warna.
d. Bagi Sekolah
Dengan penelitian ini membantu sekolah dalam
menyelesaikan masalah-masalah pada siswa yang terjadi dalam pembelajaran
tentang masalah peningkatan kemampuan kognitif anak mengenal warna.
c. Bagi
Peneliti
1) Sebagai penerapan
pengembangan teori terutama yang
berkaitan dengan pengembangan
kognitif pengenalan warna.
2) Sebagai upaya
belajar untuk menerapkan
media pembelajaran yang tepat untuk
menyampaikan bahan ajar
sesuai dengan kondisi yang
diinginkan siswa dalam
proses pembelajaran yang
akan dilakukan.
Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707 (SMS only)
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai referensi penulisan. Terima kasih atas kerjasamanya.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih