Lencana Facebook

banner image

Monday 23 September 2013

pendekatan cooperative learning dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak dan bercerita anak di ..................................................... Tahun 2013/2014


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan, dan pesan kepada orang lain sehingga terjadi komunikasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa terbagi atas dua jenis bahasa yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa lisan digunakan untuk komunikasi antar pendengar dan pembaca, sedangkan bahsa tulis digunakan antara penulis dan pembaca.
Pendidikan  Taman  Kanak-kanak  adalah  salah  satu  bentuk  dari  Pendidikan  Pra Sekolah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Pra Sekolah,  maka  tujuan  Pendidikan  Taman  Kanak-kanak  adalah  membantu  meletakkan dasar  ke  arah  perkembangan  sikap,  pengetahuan,  yang  diperlukan  anak  didik,  dalam menyesuaikan  diri  dengan  lingkungan,  untuk  pertumbuhan  serta  perkembangan selanjutnya. Salah  satu  kemampuan  anak  yang  sedang  berkembang  pada  usia  Taman  Kanak-kanak  (TK)  adalah  kemampuan  berbahasa,  kerena  penguasaan  berbahasa  sangat  erat hubungannya  dengan  kemampuan  kognitif  anak  cara  berbicara  anak  menggambarkan sistematis hanya dalam berfikir.
Kemampuan  berbahasa  sebagai  alat  komunikasi  merupakan  sarana  yang  penting dalam kehidupan anak bahasa merupakan sebagai alat komunikasi merupakan alat untuk menyatakan  pikiran  serta  perusahan  kepada  orang  lain  dan  juga  berfungsi  untuk menyatakan imajinasi dan sesuatu emosional anak. Pada  usia  Taman  Kanak-kanak    sangat  sulit  untuk  melatih  kemampuan  anak menyimak  dengan  baik,  dan  untuk  itu  perlu  ditingkatkan  pengembangan  kemampuan berbahasa  dengan  menirukan  dan menyebutkan  suara  yang  didengarnya,  karena  dengan menyimak anak dapat menghayati lingkungan di sekitarnya dan mendengarkan pendapat   orang  lain  melalui  indra  pendengaran,  kemampuan  menyimak  ini  terkait  dengan kesanggupan anak dalam menangkap isi pesan secara benar dari orang lain. Anak  dapat  dan  mengingat  suatu  informasi  jika  mereka  mendapat  kesempatan untuk membicarakannya baik untuk dirinya sendiri maupun di tunjukan pada orang lain, menyimak  berbicara  melibatkan  proses  kognitif  (berfikir)  dan  kosa  kata  yang  sama, namun ada perbedaan bahasa sehingga anak dapat menerima dan mengekpresikan bahasa dengan cara yang unik dan bersifat individual yang  meliputi kosa kata dan intonasi suara yang digunakan anak.
Apabila dikaitkan antara keterampilan berbahasa tersebut dengan tujuan pembelajaran, pada dasarnya keempat keterampilan tersebut merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra. Selain itu, tujuan pembelajaran Bahsa Indonesia adalah untuk mengembangkan kemampuan bahasa dalam segala fungsinya, yaitu sebagai sarana komuinikasi, sarana berfikir, sarana mengemukakan gagasan/ide, perasaan, dan sebagai sarana berekpresi.
Keterampilan  berbahasa  lisan  tersebut  memudahkan  siswa berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain. Kegiatan  bercerita  merupakan  bagian  dari  kemampuan berbicara  yang berperan penting baik dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah maupun kehidupan  sehari-hari.  Sehubungan  dengan  pernyataan  di  atas,  di  dalam kegiatan  pembelajaran  di  sekolah  dasar,  keterampilan  bercerita  menjadi  salah satu  bagian  keterampilan  berbahasa  yang  harus  diajarkan  kepada  siswa  dan dikuasai  oleh  siswa.  Keterampilan  bercerita  memiliki  beberapa  manfaat  bagi siswa khususnya siswa sekolah dasar  yaitu untuk meningkatkan keterampilan siswa  dalam  berkomunikasi  dengan  baik,  membentuk  karakter  siswa  dan mengembangkan keterampilan siswa dalam berbahasa.
Apabila  dicermati  dalam  keseharian,  tidak  semua  siswa  khususnya siswa  Sekolah  Dasar  dalam  berbicara  khususnya  bercerita  memiliki kemampuan  yang  baik  dalam  menyampaikan  isi  gagasan  atau  pemikirannya kepada orang lain. Kemampuan tersebut merupakan kemampuan siswa dalam menyesuaikan  dengan  benar  antara  apa  yang  ada  dalam  pikiran  atau perasaannya  dengan  apa  yang  diucapkannya,  sehingga  orang  lain  yang mendengarkannya  dapat  memiliki  pemahaman  yang  sama atau  sesuai  dengan pemahaman pembicara. 
Menyimak sebagai salah satu keterampilan berbahasa menjadi dasar keterampilan berbahasa lainnya karena penguasaan keterampilan menyimak merupakan kegiatan pertama yang dikuasai manusia dan kegiatan yang banyak dilakukan dari kegiatan berbahasa yang lainnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kemampuan menyimak sangatlah penting sehingga perlu dibina dan dilatih. Selain itu, menyimak dapat melatih kemampuan berpikir karena didalamnya ada proses yang melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, dan pengertian. Dengan kata lain menyimak merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya.
Berdasarkan pengalaman empris di lapangan diketahui bahwa kemampuan menyimak dan bercerita siswa dalam proses pembelajaran masih rendah. Hal itu terdeteksi pada saat siswa diminta oleh guru untuk menjelaskan letak suatu tempat sesuai denah dan petunjuk penggunaan suatu alat dengan bahasa yang runtut, baik, dan benar. Isi pembicaraan yang disampaikan oleh siswa tersebut tidak akurat dan berbelit-belit. Selain itu siswa juga berbicara tersendat-sendat sehingga isi pembicaraan menjadi tidak jelas. Ada pula di antara siswa yang tidak mau berbicara di depan kelas. Bahkan pada saat guru bertanya kepada seluruh siswa di kelas yang hanya berjumlah 30 orang, umumnya siswa lama sekali untuk menjawab pertanyaan guru. Beberapa orang siswa ada yang  tidak mau menjawab pertanyaan guru karena sepertinya malu dan takut salah menjawab. Apalagi untuk berbicara di depan kelas, para siswa belum menunjukkan keberanian. Singkatnya, aktivitas belajar dan keterampilan berbicara siswa sangat rendah. Dan, kalaupun ada beberapa dari mereka yang memiliki keberanian, sekitar 5 siswa (16,7%), namun berbicaranya masih tersendat-sendat, tidak akurat dan tidak runtut.
Melihat hasil pra-penelitian di atas,,  peneliti menemukan  kemampuan  menyimak dan bercerita anak  masih  kurang,  ini  terlihat  pada  saat  guru berbicara anak tidak menyimak apa yang dibicarakan guru, di usia Taman Kanak-kanak sebagian anak mengalami  kesulitan mengungkapkan apa  yang di bicarakan guru kerena tidak di pahami dan tidak di simak terlebih dahulu. Dengan  adanya  permasalahan  tersebut  peneliti  akan  mengaplikasikan pendekatan cooperative learning dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak dan bercerita anak di ..................................................... Tahun 2013/2014.

B.     Identifikasi Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah di atas, ada beberapa permasalahan yang dapat teridentifikasi, antara lain:
1.   Penerapan metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar akan mampu meningkatkan daya kemampuan siswa dalam belajar dan dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga dapat berkembang secara mandiri.
2.   Kemampuan menyimak dan bercerita merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh anak didik karena merupakan bagian yang turut menentukan prestasi belajar anak didik.
3.   Penguasaan kemampuan menyimak dan bercerita tidak datang dengan sendirinya, akan tetapi diperlukan latihan dan kerja keras.
4.   Agar siswa terampil  menyimak dan bercerita, guru dituntut memiliki inovasi-inovasi yang diimplementasikan dalam pernbelajaran. Salah satu bentuk inovasi tersebut antara lain penggunaan metode cooperative learning.

C.  Pembatasan Masalah
Dalam mengatasi permasalahan yang akan dibahas pada penelitian tidak terlalu kompleks, maka peneliti memberi batasan-batasan permasalahan. Pembatasan masalah ini bertujuan agar penelitian yang akan dilakukan dapat tercapai pada sasaran dan tujuan yang baik.  Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Masalah yang diteliti hanya terbatas pada peningkatan kemampuan menyimak dan bercerita dengan penggunaan metode cooperative learning.
2.   Upaya peningkatan kemampuan menyimak dan bercerita hanya pada siswa ..................................................... Tahun 2013/2014.
3.   Peningkatan kemampuan menyimak dan bercerita difokuskan pada  penggunaan metode cooperative learning.

C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  yang  telah  diuraikan  di  atas,  secara umum masalah yang akan diteliti adalah bagaimana upaya meningkatkan kemampuan menyimak dan bercerita siswa ..................................................... Tahun 2013/2014 melalui penggunaan metode cooperative learning?

D.    Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.    Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyimak dan bercerita dengan penerapan metode cooperative learning.
2.    Tujuan Khusus
a.      Mendeskripsikan  perencanaan  metode cooperative learning dalam  upaya peningkatan kemampuan menyimak dan bercerita,
b.      Mendeskripsikan  pelaksanaan  metode cooperative learning dalam  upaya peningkatan kemampuan menyimak dan bercerita,
c.      Mengetahui  besar  peningkatan  kemampuan menyimak dan bercerita dengan penerapan metode cooperative learning.



F.   Manfaat Penelitian
1.   Manfaat Teoritis
Mengetahui efektifitas penggunaan media plastisin untuk meningkatkan kemampuan menyimak dan bercerita anak di ..................................................... Tahun 2013/2014.
2.   Manfaat Praktis
a.   Bagi Anak, mempermudah pemahaman dan perkembangan peningkatan kemampuan menyimak dan bercerita.
b.   Bagi Guru, menciptakan pelaksanaan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
c.   Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai rujukan dan pertimbangan dalam pengembangan kualitas belajar.
d.   Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan yang lebih kongkrit apabila nantinya berkecimpung dalam dunia pendidikan, khususnya pengembangan kurikulum bagi pendidikan anak usia dini.
e.   Bagi pembaca umumnya, dapat dimanfaatkan untuk menambah wawasan mengenai materi dan metode dalam pembelajaran bagi pendidikan anak usia dini.

 BAB 2 dst....
termasuk lampiran siklus 1 dan 2, SKH, dll dapat anda dapatkan dengan cara meng-klik  cara mendapatkan file atau download pada pojok kanan atas blog.
terima kasih.