Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Friday, 13 September 2013

PTK TAMAN KANAK-KANAK

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan pra sekolah di jalur Pendidikan formal. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2003 Pasal 28 ayat (2) yang berbunyi “ Pendidikan Usia Dini dapat diselenggarakan melalui pendidikan formal, non formal atau informal”. Berdasarkan pasal tersebut jelas bahwa pendidikan anak usia dini juga menjadi tanggungjawab pemerintah dan masyarakat secara melembaga resmi / pemerintah maupun non pemerintah. Ditegaskan pada ayat ( 3 ) bahwa Pendidikan Usia Dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak- kanak ( TK ), Raudlatul Athfal ( RA ) atau bentuk lain yang sederajat.
Anak TK tergolong anak usia pra sekolah yakni 4 – 6 tahun. Pada masa ini merupakan masa peka bagi anak yakni anak mulai sensitif untuk menerima berbagai perkembangan seluruh potensi yang dimilikinya. Perkembangan kecerdasan anak mengalami peningkatan dari 50 % menjadi 80 %. Masa ini juga merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, seni, sosial emosional, disiplin, kemandirian, moral dan nilai agama. Oleh sebab itu, dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Anak taman kanak-kanak adalah anak yang sedang berada dalam rentang usia 4-6 tahun, yang merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks, suatu proses evolusi manusia dari ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang mandiri. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek : gerakan, berpikir, perasaan, dan interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan hidupnya.
Para ahli banyak yang menyatakan otak kanan dan otak kiri harus bisa berkoordinasi dengan baik. Hal ini sangat diperlukan dalam mengembangkan dan memaksimalkan fungsi otak. Kecerdasan otak kiri yang mengandalkan logika sangat penting dalam kehidupan manusia, tetapi tanpa disertai dengan kecerdasan otak kanan, orang tidak inovativ dan kreatif. Imajinasi, daya cipta, perasaan merupakan fungsi otak kanan, yang sangat menentukan kreativitas manusia. Untuk melatih koordinasi otak ini sebagian orang ada yang melatih diri dengan musik, melukis, dan cara lainnya. Salah satu cara untuk mengembangkan kreativitas anak misalnya melalui seni. Dengan seni, anak bisa diberi kesempatan untuk berkreasi, berimajinasi, mencipta, menghargai, dan tentu juga mengembangkan pribadinya. (Jordan E. Ayan, 2002:40).
Kekuatan kesenian sebagian berasal dari kemampuannya membawa kita keluar dari kehidupan sehari-hari. Kesenian mendorong kita berpikir dengan cara yang sama sekali baru. Kesenian visual menggunakan gambar, bentuk, warna, dan ruang untuk menyampaikan setumpuk gagasan lewat ruang yang sempit dan dalam waktu singkat. Kesenian dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kreativitas dalam berbagai bidang (Jordan E. Ayan, 2002:182).
Para seniman sudah lama tahu bahwa ada warna-warna tertentu yang membuat kita merasa penuh energi, sementara warna lain punya efek menenangkan. Demikian juga, para perancang masa kini menggunakan warna, dengan cara yang jauh lebih canggih, untuk menciptakan lingkungan khusus bagi pembelajaran, penyembuhan, tidur, dan banyak kegiatan lain. Ada beberapa cara dasar penggunaan warna untuk menciptakan lingkungan kreatif. (Jordan E. Ayan, 2002:106).
Pada umur 2-3 tahun anak telah mengenal warna dasar walaupun belum lengkap, hal ini perlu dibantu untuk membantu kreativitas anak di kemudian hari (Shahib, 2003:63) Pengenalan warna pada anak adalah sebagai modal utama untuk melakukan aktivitas dari respon alami dari luar yang terdapat pada jiwa anak. Seperti yang telah kita ketahui bahwa kehidupan manusia tidak lepas dari unsur warna, karena warna selalu ada di manapun manusia itu bergerak, sehingga secara tidak langsung warna mempengaruhi kejiwaan termasuk anak.
Dari warna manusia dapat memperoleh motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang keluar dari diri manusia itu sendiri. Peranan warna dalam membangkitkan motivasi ekstrinsik dapat dicontohkan sebagai berikut, bila dalam kehidupan sehari-hari pandangan manusia terbatas melihat hitam dan putih, dapat dipastikan manusia itu akan mengalami kejenuhan dan kebosanan hingga bila melakukan sesuatu kegiatan bisa saja di dalamnya dilakukan dengan perasan tertekan atau monoton. Demikia juga dengan pengaruh warna pada kejiwaan anak-anak.
Anak-anak mengalami perkembangan daya imajinasi yang mempengaruhi fantasi mereka tentang apa yang dilihatnya dan dirasakan. Warna sebagai salah satu sarana untuk mengekspresikan fantasi-fantasi mereka dan membentuk kreativitas anak.
Seiring dengan perkembangan fisik yang beranjak matang, perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, seperti menulis, menggambar, melukis, berenang, main bola dan atletik Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan.
Di Taman Kanak-kanak Mekar Asih Sindangbarang Kecamatan Karangpucung diketahui bahwa peserta didiknya masih kurang pengetahuannya tentang pencampuran warna. Kondisi awal menunjukkan bahwa hanya 6 siswa (24%) yang dinyatakan mampu melaksanakan pencampuran warna dengan benar, sedangkan sisanya sebanyak 19 siswa (76%) dinyatakan belum bisa melaksanakan pencampuran warna dengan benar. Berdasarkan uraian di atas maka sebagai upaya peningkatan kemampuan siswa maka peneliti akan melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas dengan judul upaya meningkatkan keterampilan mencampur warna melalui metode demonstrasi di Taman Kanak-Kanak Mekar Asih Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2010/2011.

B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebagaimana latar belakang masalah di atas, maka dapat ditentukan rumusan masalah dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, yaitu : apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan mencampur warna di Taman Kanak-kanak Mekar Asih Sindangbarang Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2010/2011.

C.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan penelitian tindakan kelas ini adalah :
1.      Untuk mengetahui peningkatkan kemampuan anak didik di Taman Kanak-kanak Mekar Asih Sindangbarang Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam hal pencampuran warna.
2.      Untuk membuktikan efektifitas penggunaan metode demonstrasi sebagai upaya meningkatkan kemampuan anak didik di Taman Kanak-kanak Mekar Asih Sindangbarang Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam hal pencampuran warna.
D.    Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat penelitian diharapkan akan sangat bermanfaat bagi pengelolaan pembelajaran diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak terutama :
1.   Sekolah, penelitian ini dapatnya bermanfaat untuk tambahan bekal pengalaman sebagai pedoman lebih lanjut dalam mengambil kebijakan di sekolah dalam memberikan bimbingan mengajar kepada guru dan pengembangan lebih lanjut.
2.   Bagi Guru, hasil penelitian ini dapatnya bermanfaat dalam menambah khasanah keilmuannya, sehingga semakin luas wawasan kependidikan dan bertambah wawasan berfikir inovatif dan kreatif dalam pendidikan ke depan., terutama dalam memperkaya bekal berimprovisasi dalam pembelajaran yang penuh kreatif yang pada akhirnya akan menyenangkan bagi anak dalam pembelajaran lebih lanjut.
3.   Siswa, memberi motivasi belajar yang lebih baik, lebih aktif dalam belajar dan mampu menggambar bebas secara sederhana dan menyenangkan dengan permainan warna yang semakin baik.
4.   Bagi Orang Tua, hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam memotivasi anak secara berkesinambungan.
5.   Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan Penelitian yang sejenis. 

 BAB 2 dst....
termasuk lampiran siklus 1 dan 2, SKH, dll dapat anda dapatkan dengan cara meng-klik  cara mendapatkan file atau download pada pojok kanan atas blog.
terima kasih.

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih