TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER
PENGARUH MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DAN TEKNIK CLOSE READING TERHADAP LITERASI MEMBACA KRITIS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR
Tujuan Penyusunan TAPM sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar
Magister pada program studi
Magister Pendidikan Dasar Reguler
Disusun Oleh:
........................
NIM: ........................
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
JAKARTA
2022
ABSTRACT
The Effect of the Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Model and Close Reading Technique on Critical Reading Literacy in Indonesian Language Learning in Grade V Elementary School Students
........................
Graduate Studies Program
Indonesia Open University
Reading is one of the most important learning activities, especially at the elementary level. This is because reading is the key to finding and understanding information. The need for reading is not just to obtain written information. Therefore, this skill is a basic thing that every student must have so that the learning process can run more easily and smoothly. The results of the initial test carried out in class 5A of SDN ........................ obtained the results of 12 (50%) students who completed critical reading and there were still 12 (50%) students who had not yet completed. The purpose of this study was to determine the effect of the CIRC model and close reading techniques on critical reading literacy in Indonesian language learning in 5th grade students of SDN ......................... This research was conducted in 5th grade at SDN ........................, with a total population of 171 students. The research sample was 42 students, with 21 students in class 5A as the experimental class and 21 students in class 5B as the control class. The research instrument used an observation sheet to measure the implementation of the learning model using CIRC and close reading techniques, while the test sheet was to measure students' critical reading ability. Data analysis was performed by T-test.
The results of the hypothesis test for the experimental class obtained that tcount (3.556) > ttable (1.720). Anova test with sig = 0.000 <0.05, Fcount (8.309) > Ftable (4.325). The results of the analysis show that there is an influence of the CIRC model and the close reading technique on the critical reading skills of grade 5 students at SDN .........................
.
Keywords: model, CIRC, close reading, literacy, reading, critical
ABSTRAK
Pengaruh Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Teknik Close Reading terhadap Literasi Membaca Kritis dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar
........................
Program Pascasarjana
Universitas Terbuka
Kegiatan membaca merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang sangat penting, terutama di tingkat SD. Ini dikarenakan kegiatan membaca merupakan kunci untuk menemukan dan memahami informasi. Kebutuhan membaca bukanlah sekedar memperoleh informasi tertulis. Oleh karena itu, keterampilan ini merupakan hal dasar yang harus dimiliki setiap siswa agar proses pembelajaran bisa berjalan lebih mudah dan lancar. Hasil tes awal yang dilaksanakan pada kelas 5A SDN ........................ diperleh hasil 12 (50%) siswa yang tuntas dalam membaca kritis dan masih ada 12 (50%) siswa lagi yang belum tuntas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model CIRC dan teknik close reading terhadap literasi membaca kritis dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada peserta didik kelas 5 SDN ......................... Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN ........................, dengan jumlah populasi sejumlah 171 siswa. Sampel penelitian 42 siswa dengan rincian kelas 5A sejumlah 21 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas 5B sejumlah 21 siswa sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi untuk mengukur pelaksanaan model pembelajaran dengan CIRC dan teknik close reading, sedangkan lembar tes untuk mengukur kemampuan membaca kritis siswa. Analisa data dilakukan dengan uji-T.
Hasil uji hipotesis untuk kelas eksperimen diperoleh bahwa thitung (3,556) > ttabel (1,720). Uji Anova dengan nilai sig = 0,000 < 0,05, nilai Fhitung (8,309) > Ftabel (4,325). Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat pengaruh model CIRC dan teknik close reading terhadap kemampuan membaca kritis siswa kelas 5 di SDN .........................
Kata Kunci : model, CIRC, close reading, literasi, membaca, kritis
UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
PERNYATAAN
TAPM yang berjudul Pengaruh Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Teknik Close Reading terhadap Literasi Membaca Kritis dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar
adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan adanya penjiplakan (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi akademik.
........................, ………………………
Yang Menyatakan
Materai Rp. 6.000,0
........................
NIM: ........................
UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
LEMBAR LAYAK UJI
Yang bertandatangan di bawah ini, Saya selaku Pembimbing TAPM dari Mahasiswa :
Nama/NIM : ........................ /........................
Judul TAPM : Pengaruh Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Teknik Close Reading terhadap Literasi Membaca Kritis dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa TAPM dari mahasiswa
yang
bersangkutan sudah selesai sekitar ....... % (min. 80%) sehingga dinyatakan sudah layak uji untuk Ujian Sidang Tugas Akhir Program
Magister (TAPM).
Demikian keterangan ini dibuat untuk menjadikan periksa.
........................, …………….. 2022
Pembimbing II Pembimbing I
……………………………….. ………………………..
NIP. ………………………. NIP. …………………..
PERSETUJUAN TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER
BIMBINGAN TAPM RESIDENSIAL (BTR) 2
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
1. Judul Penelitian : Pengaruh Model Cooperative Integrated Reading And
Composition (CIRC) dan Teknik Close Reading terhadap Literasi Membaca Kritis dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar.
2. Identitas Peneliti :
a. N a m a : ........................
b. NIM : ........................
c. UPBJJ : ........................
d. No hp/ telp : ........................
e. E-mail : ........................
3. Pembimbing I :
a. N a m a : ........................
b. NIP : ........................
c. E-mail : ........................
4. Pembimbing II :
a. |
N a m a |
: ......................... |
b. |
NIP |
: ........................ |
c. |
Institusi |
: ........................ |
d. |
|
: ........................ |
........................, Juli 2022
Peneliti
........................
NIM ........................
Pembimbing II Pembimbing I
......................... ........................
NIP. ........................ NIP. ........................
UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
PENGESAHAN HASIL UJI SIDANG
Nama : ........................
NIM : ........................
Program Studi : Magister Pendidikan Dasar Reguler
Judul TAPM : Pengaruh Model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dan Teknik Close Reading terhadap Literasi Membaca Kritis dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar
TAPM telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program Magister (TAPM) Magister Pendidikan Dasar Reguler Program Pascasarjana Universitas Terbuka pada :
Hari/Tanggal :
Waktu :
dan telah dinyatakan LULUS
PANITIA PENGUJI TAPM
Ketua Komisi Penguji Tanda Tangan
Nama : ………………………..
Penguji Ahli Tanda Tangan
Nama : ………………………..
Pembimbing I Tanda Tangan
Nama : ………………………..
Pembimbing ii Tanda Tangan
Nama : ………………………..
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Illahi Rabii
karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir Program Magister ini. Shalawat
dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, dan kita sebagai umatnya sampai akhir zaman. Proposal Tesis yang
berjudul “Pengaruh Model Cooperative
Integrated Reading And Composition
(CIRC) dan Teknik Close Reading terhadap Literasi Membaca Kritis
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar”, merupakan hasil penelitian kuantitatif yang
dilaksanakan di Kabupaten ......................... Tugas Akhir Program
Magister dilakukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Magister pada program studi Magister Pendidikan Dasar
Reguler.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Tugas Akhir Program Magister ini penulis telah mendapat banyak bantuan, dukungan, dan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. ……………………………., selaku Rektor Universitas Terbuka.
2. ……………………………., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
3. …………………………….,, selaku Ketua Pusat Pengelolaan dan Penyelenggaraan Program Pascasarjana (P4s).
4. ……………………………., selaku Ketua Program Studi Pendidikan FKIP-UT
5. ……………………………., selaku pembimbing akademik sekaligus dosen pembimbing 1 proposal tesis yang telah memberikan banyak bimbingan, inspirasi, dan motivasi kepada penulis.
6. ……………………………., selaku pembimbing akademik sekaligus dosen pembimbing 2 proposal tesis yang telah memberikan banyak bimbingan, inspirasi, dan motivasi kepada penulis.
7. ……………………………., selaku dosen penguji yang memberikan banyak masukan dan perbaikan atas proposal tesis ini.
8. Dosen-dosen di Program Studi Pendidikan Dasar yang telah memberikan ilmunya dengan ikhlas, dorongan dan saran dalam menuntun langkah menuju kesuksesan para mahasiswanya
9.
……………………………., selaku
Kepala Sekolah yang telah memberikan
kesempatan dan ijin pada penulis untuk melaksanakan penelitian di SD
Negeri ........................ .........................
10. ……………………………., sebagai tim ahli judges.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih
jauh dari kata sempurna.
Keterbatasan kemampuan membuat penulis mengharap masukan dan koreksi agar
di kemudian hari lebih baik. Semoga Tugas Akhir Program
Magister ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi civitas akademika pada umumnya.
........................, Oktober 2022
Penulis
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : ........................
NIM : ........................
Program Studi : Magister Pendidikan Dasar Reguler
Tempat Tanggal Lahir : Ciamis, 17 Januari 1982
Riwayat Pendidikan :
1. Lulus SD di ………………………………………………………………..
2. Lulus SLTP di ………………………………………………………………..
3. Lulus SLTA di ………………………………………………………………..
4. Lulus D-II PGSD di ……………………………………………………………
5. Lulus S1 PGSD di ………………………………………………………………
Riwayat Pekerjaan :
1. Tahun 2014 s/d 2016 sebagai Guru CPNS di SDN ........................
2. Tahun 2016 s/d Sekarang sebagai Guru PNS di SDN ........................
........................, Oktober 2022
........................
NIM : ........................
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrack............................................................................................................... i
Abstrak................................................................................................................ ii
Lembar Penryataan ............................................................................................. iii
Lembar Layak Uji ............................................................................................... iv
Lembar Persetujuan Tugas Akhir Program Magister .......................................... v
Lembar Pengesahan Hasil Uji Sidang.................................................................. vi
Kata Pengantar.................................................................................................... vii
DaftR Riwayat Hidup ........................................................................................ ix
Daftar Isi ............................................................................................................. x
Daftar Bagan ...................................................................................................... xii
Daftar Tabel ........................................................................................................ xiii
Daftar Lampiran ................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 10
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 10
D. Kegunaan Penelitian.................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori.................................................................................. 13
B. Penelitian Terdahulu.................................................................... 50
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 56
D. Operasionalisasi Variabel............................................................. 58
E. Hipotesis...................................................................................... 58
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian............................................................................. 60
B. Populasi dan Sampel.................................................................... 61
C. Instrumen Penelitian ................................................................... 62
D. Prosedur Pengumpulan Data........................................................ 70
E. Metode Analisis Data.................................................................. 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian........................................ 76
B. Hasil Penelitian............................................................................ 78
C. Pembahasan.................................................................................. 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................. 99
B. Saran ........................................................................................... 99
C. Implikasi....................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1 Lembar Validasi Tes Membaca Kritis Siswa Ahli Materi
Lampiran 2 Lembar Validasi Tes Membaca Kritis Siswa Ahli Bahasa
Lampiran 3 Lembar Validasi Tes Membaca Kritis Siswa Ahli Media
Lampiran 4 Kisi-Kisi Membaca Kritis
Lampiran 5 RPP
Lampiran 6 Tes Soal Pretest dan Posttest
Lampiran 7 Hasil Pretest Dan Posttest Ujicoba Instrumen
Lampiran 8 Perhitungan Validitas Tes Uji Coba
Lampiran 9 Perhitungan Reliabilitas Soal
Lampiran 10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal
Lampiran 11 Hasil Uji Daya Beda Soal
Lampiran 12 Hasil Tes Membaca Kritis Siswa
Lampiran 13 Uji Normalitas Gain
Lampiran 14 Uji Normalitas dan Homogenitas Pretest
Lampiran 15 Uji Normalitas dan Homogenitas Posttest
Lampiran 16 Uji Hipotesis
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................... 56
Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen 86
Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen 88
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu........................................................................ 50
Tabel 3.1 Desain Penelitian......................................................................... 61
Tabel 3.2 Jumlah Peserta Didik di SDN Perumnas Tangerag ......................... 62
Tabel 3.3 Rincian Sample Penelitian............................................................... 62
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Observasi Instrumen Variabel X1 Model Pembelajaran CIRC dan Close Reading 63
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Pre-Test Instrumen Variabel Y(Literasi Membaca Kritis) 64
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Tes Pos-ttest Instrumen Variabel Y(Literasi Membaca Kritis) 64
Tabel 3.7 Besaran Taksiran Koefisien Validitas.............................................. 67
Tabel 3.8 Besaran Taksiran Tingkat Reliabilitas.............................................. 68
Tabel 3.9 Besaran Taksiran Kesukaran Soal.................................................... 69
Tabel 3.10 Besaran Taksiran Daya Pembeda..................................................... 70
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian pada Kelas Eksperimen dengan CIRC dan Close Reading di SDN ........................ ................................................................................ 77
Tabel 4.2 Jadwal Penelitian pada Kelas Kontrol dengan Metode Ceramah di SDN ........................ ......................................................................................................... 77
Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli Terhadap Instrumen......................................... 79
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Validitas Soal......................................................... 80
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Reabilitas Instrumen.............................................. 80
Tabel 4.6 Hasil Observasi di Kelas Eksperimen.............................................. 82
Tabel 4.7 Hasil Tes Membaca Kritis................................................................ 84
Tabel 4.8 Hasil Tes Membaca Kritis................................................................ 86
Tabel 4.9 Hasil Uji Gain.................................................................................. 93
Tabel 4.10 Hasil Uji T ....................................................................................... 94
Tabel 4.11 Hasil Uji Anova ............................................................................... 94
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 .............................................................................................. Lembar Validasi Tes Membaca Kritis Siswa Ahli Materi.............................................................. 108
Lampiran 2 .............................................................................................. Lembar Validasi Tes Membaca Kritis Siswa Ahli Bahasa............................................................. 111
Lampiran 3 ............................................................................................... Lembar Validasi Tes Membaca Kritis Siswa Ahli Media .............................................................. 114
Lampiran 4 .............................................................................................. Kisi-Kisi Membaca Kritis .................................................................................................. 117
Lampiran 5 .............................................................................................. RPP 118
Lampiran 6 .............................................................................................. Tes Soal Pretest dan Posttest..................................................................................................... 130
Lampiran 7 ............................................................................................... Hasil Pretest Dan Posttest Ujicoba Instrumen....................................................................... 135
Lampiran 8 ............................................................................................... Perhitungan Validitas Tes Uji Coba............................................................................................ 137
Lampiran 9 ............................................................................................... Perhitungan Reliabilitas Soal..................................................................................................... 142
Lampiran 10 ............................................................................................. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal..................................................................................................... 143
Lampiran 11 ............................................................................................. Hasil Uji Daya Beda Soal .................................................................................................. 145
Lampiran 12 ............................................................................................. Hasil Tes Membaca Kritis Siswa..................................................................................................... 148
Lampiran 13 ............................................................................................. Uji Normalitas Gain .................................................................................................. 150
Lampiran 14 Uji Normalitas dan Homogenitas Pretest.............................. 151
Lampiran 15 Uji Normalitas dan Homogenitas Posttest............................ 152
Lampiran 16 Uji Hipotesis .......................................................................... 153
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data yang dilansir UNESCO, kemampuan membaca siswa belum cukup baik, dan diketahui bahwa indeks membaca masyarakat Indonesia masih rendah yaitu 0,001, mengandung arti bahwa hanya 1 dari 1000 orang yang melakukan kegiatan membaca (Hazliansyah, 2013). Sayangnya, dalam hal literasi, siswa Indonesia tertinggal jauh di belakang mereka. Keadaan tersebut dapat terlihat dari kemampuan tes yang dilaksanakan oleh PISA yang sudah dipublikasikan. Pertama kali diselenggarakan pada tahun 2000, PISA (Program untuk Penilaian Siswa Internasional) menguji kemampuan bahasa, matematika dan sains. Dalam hal tingkat literasi, Indonesia menempati urutan ke-38 dari 41 negara dengan 377 poin (Novita, 2017). Uji coba ini diulang setiap tiga tahun, dengan jumlah peserta yang terus meningkat. Meski nilainya naik, Indonesia masih tertinggal jauh diperingkat global.
Tes PISA di atas menunjukkan bahwa tes ini menilai kemampuan literasi dasar umum: mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Rahman, 2018e). Tes ini memungkinkan siswa dari usia 15 tahun untuk berpartisipasi dalam tes kemampuan mereka. Oleh karena itu, keahlian dalam berbahasa yang harus dikuasai siswa tidak hanya kegiatan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan seperti pemahaman bacaan yang tinggi, keterampilan menulis dan berbicara yang baik, yang semuanya dapat diatasi dalam satu kegiatan pembelajaran melalui pembelajaran literasi (Michelson&Dupuis, 2014). Dimana kemampuan berbahasa ini akan sangat berguna bagi bekal di masa mendatang.
Membaca adalah salah satu aktivitas belajar yang paling penting, terutama pada tingkat sekolah dasar. Dikarenakan dikarenakan kegiatan membaca merupakan kunci untuk menemukan dan memahami informasi (Nurjamal dkk, 2013). Dengan menguasai kemampuan membaca, para siswa bisa menggali dan memahami informasi yang diberikan dalam bentuk teks dengan lebih baik. Selain itu, membaca membantu siswa mencapai keberhasilan di sekolah (Mullis, dkk. 2007). Seperti dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pendidikan nomer 54 Tahun 2013, tujuan proses mengajar dan pembelajaran ialah untuk menghasilkan individu yang memiliki pengetahuan tentang fakta, konsep, dan prosedur di berbagai bidang keilmuan. Salah satu caranya adalah dengan membaca.
Membaca adalah aktivitas memperoleh informasi melalui simbol-simbol tertulis. Tetapi, membaca bukan hanya tentang mengetahui informasi tertulis. Keakuratan informasi yang diterima harus dikonfirmasikan secara tertulis oleh siswa. Informasi dan wawasan yang diperoleh dari membaca harus diperiksa validitasnya oleh siswa melalui membaca kritis. Namun, membaca tidak hanya menerima informasi dalam bentuk tulisan saja. Oleh karena itu, kemampuan ini sangat mendasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa agar proses belajarnya lebih mudah dan lancar. Para ahli membaca membagi kegiatan membaca menjadi tahapan berbeda berdasarkan intensitas proses berpikir yang terlibat. Tingkat membaca dibagi menjadi empat tingkatan: (1) membaca literal dan (2) membaca interpretatif, (3) membaca kritis dan (4) membaca kreatif(Nurhadi, 2009).
Tahapan membaca huruf adalah tingkat membaca paling dasar. Proses kemampuan membaca pada tingkat ini bertujuan untuk mencari informasi yang tertuang dalam bacaan. Tahapan membaca interpretatif mencakup kemampuan untuk menyimpulkan informasi yang tersirat dari pernyataan baris demi baris. Selama proses membaca, pembaca diminta untuk menarik kesimpulan dari pernyataan yang dibuat selama membaca. Tahapan membaca secara kritis meliputi keterampilan memperoleh informasi dengan proses berpikir secara kritis. Membaca kritis menuntut pembaca untuk menganalisa, menyatukan, dan menilai kandungan dalam bacaan.
Tahapan membaca secara kreatif menjadikan imajinasi dan kreativitas untuk menghasilkan suatu ide. Tahapan dalam aktivitas membaca dicapai melalui pemahaman dan aktivitas langkah demi langkah. Dengan kata lain, pembaca harus memulai dengan kegiatan membaca tingkat rendah untuk mencapai pemahaman bacaan tingkat tinggi. Kemampuan membaca kritis adalah tingkat membaca yang dibutuhkan saat ini.
Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat berdampak pada tersedianya berbagai sumber informasi dan bahan bacaan yang bervariasi. Media menyediakan berbagai informasi yang dengan mudah dapat untuk diakses dan diperoleh. Tetapi tidak semua bahan bacaan itu sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh kita sebagai pembaca. Sebagai seorang pembaca tentunya kita harus dapat mengklasifikasikan, memilih, menganalisa serta menilai informasi yang sampaikan sebelum menggunakannya. Berbagai materi bacaan dan tersedia di berbagai media yang ditampilkan untuk maksud tertentu, bukan sekadar menyajikan informasi saja.(Sultan, 2018).
Materi bacaan dipublikasikan memiliki berbagai maksud, antara lain mempengaruhi pendapat, menyakinkan seseorang, atau mengajarkan sesuatu yang sangat penting. Setiap teks dikonstruksi dan dikonstruksi dari sudut pandang tertentu (Fairclough, 1992).Pokok-pokok dalam kemampuan membaca secara kritis dipengaruhi oleh sifat-sifat teks seperti (1) bahan teks bacaan yang dimaksud untuk menyajikan ide tertentu; (2) tiap-tiap teks pada bacaan tidak mempunyai satu pengertian atau makna secara jelas; (3) tiap-tiap teks mempunyai gambaran makna tertentu, dan makna yang berbeda, tidak sesuai dengan yang lain, dan (4) tiap-tiap teks menawarkan perspektif yang diterimanya sebagai bentuk kebenaran (Morgan, 1997). Realitanya, sebagian besar aktivitas membaca siswa tidak menggunakan proses berpikir kritis. Membaca secara kritis merupakan kegiatan membaca yang membutuhkan kemampuan berpikir kritis. Pemikir yang kritis mempunyai rasa ingin tahu, berpikiran terbuka, dan menarik kesimpulan logis berdasarkan bukti (Priyatni&Nurhadi,2017). Keterampilan membaca secara kritis meringankan siswa mengasimilasi bermacam-macam informasi dan memungkinkan siswa untuk memahami apa yang mereka baca secara akurat dan hati-hati. Kegiatan membaca tidak hanya dapat dilakukan pada proses pembelajaran saja. Membaca bukanlah satu-satunya bentuk pembelajaran, namun tidak dapat disangkal bahwa kegiatan dan keterampilan membaca ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keberhasilan siswa. Pembelajaran membaca kritis menuntut siswa tidak hanya memahami apa yang dibaca, tetapi juga mampu menghayati, menganalisa, menalar dan mengevaluasi apa yang dibaca sehingga pemahaman membaca siswa menjadi lebih baik. Observasi awal di SD Negeri ........................ ........................ peneliti dibantu oleh guru teman sejawat menyampaikan bahwa pada pelajaran bahasa Indonesia diketahui masih banyak siswa yang tidak mencapai KKM (Standar Ketuntasan Minimal) yang ditentukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Siswa yang tidak mencapai KKM diberikan remidial dan dilaksanakan setelah tes ataupun ulangan. Tes awal dilaksanakan pada kelas 5A sejumlah 21 siswa SDN Perumnas diperoleh hasil 5 (23,81%) siswa mampu berada diatas KKM dan 16 (76,19%) siswa masih belum memperoleh nilai sesuai KKM. Situasi tersebut menunjukan bahwa tujuan pembelajaran khususnya pembelajaran membaca belum mencapai KKM dengan baik karena sebagian besar materi disajikan dalam bentuk membaca, sebagian siswa tidak dapat mengklasifikasikan kekuatannya, bahkan sebagian siswa hanya dapat mengeja kalimat. Untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam memperoleh pemahaman bacaan ditambah dengan hambatan yang diidentifikasi oleh guru, metode pembelajaran membaca kritis yang efektif perlu dipilih. Salah satu model pembelajaran yang menitikberatkan pada literasi dan mengintegrasikan kemampuan membaca dan menulis ialah CIRC (Cooperaive Integrated Reading Composition). CIRC dikembangkan oleh Madden, Slavin, dan Stevens Stevens (1986 dalam Nurista, Rumiri, & Nababan, 2015). Model ini dianggap sebagai model pengajaran membaca yang komprehensif secara simultan dengan fokus pada proses pendidikan, disesuaikan dengan kurikulum melalui pembelajaran kolaboratif (Slavin, 1995).
Siswa diharapkan untuk mempelajari konsep-konsep penting dari teks yang diberikan dan untuk mengembangkan pemahaman membaca dan keterampilan menulis mereka bersama-sama dengan teman sekelas mereka. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi dan pada akhirnya memecahkan masalah yang muncul dari membaca. Guru dapat menggunakan metode pengajaran pemahaman bacaan CIRC (Cooperaive Integrated Reading Composition).CIRC (Cooperative Integrated Reading Composition) menuntut siswa untuk menguasai ide pokok bacaan dan keterampilan membaca serta menulis secara bersamaan. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas yang termasuk dalam bacaan. Pada pembelajaran membaca dengan tingkat pemahaman guru dapat mempergunakan metode pembelajaran tersebut. Setyaningrum (dalam Ngalimun, 2015), model CIRC adalah model pembelajaran dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk berbicara, menalar, dan berkomunikasi untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran di kelas pada saat memecahkan masalah. Penggunaan model CIRC utamanya pada proses belajar memudahkan siswa dalam mencapai tujuan yang diinginkan yaitu dapat meningkatkan hasil membaca siswa bahkan sampai pada tingkat membaca kritis.Pada penggunaan model CIRC (Cooperative Integrated Reading Composition), siswa diharapkan dapat berlatih membaca, menulis dan membaca nyaring, memperoleh ide pokok wacana dan memperoleh kemampuan membaca dan menulis secara kolaboratif.
Pembelajaran menggunakan CIRC, siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah yang terdapat dalam teks bacaan. Model lain selain dengan CIRC, teknik Close Reading dapat digunakan dalam pembelajaran membaca khususnya membaca dengan pemahaman. Pendapat dari Farr dan Roser, tujuan dari close reading secara khusus yaitu , mengingat dan memahami pikiran pengarang, menganalisis tokoh, menjelaskan hubungan, mencari pola, dan mencari gaya. Teknik close reading sesungguhnya suatu teknik yang dibutuhkan dalam membaca bahan-bahan bacaan yang mempunyai ciri khas memberikan informasi secara mendalam. Membaca dengan menggunakan teknik close reading penting dilakukan dengan konsisten. Ada banyak manfaat yang datang dari membaca dengan teknik close reading salah satunya yaitu mampu memahami materi secara utuh (Tarigan, 1984:36). Dalam komposisi keterampilan membaca pemahaman, keterampilan membaca intensif termasuk dalam keterampilan menengah. Teknik lanjutan adalah teknik membaca yang ditujukan untuk atau digunakan oleh pembaca yang terbiasa menerjemahkan simbol ke dalam grafik, atau yang sudah mampu menggunakan teknik dasar. Teknik membaca dekat (membaca dengan seksama atau penuh perhatian) adalah teknik membaca yang digunakan untuk memperoleh (menyelesaikan) pemahaman membaca (Tarigan dalam Haryadi, 2006:130). Menggunakan teknik close reading pembaca secara eksplisit merasakan, menangkap, dan menghayati informasi yang terkandung dalam bacaan. Pembaca mencatat hal-hal penting yang terdapat dengan jelas pada bahan bacaan. Baris berisi informasi secara eksplisit. Pembaca hanya perlu mendapatkan maknanya, bukan makna yang lebih dalam (implisit) atau makna di balik garis. Pembelajaran membaca dengan CIRC dan teknik membaca intensif adalah kombinasi yang baik untuk mengajarkan keterampilan membaca secara kritis kepada siswa kelas 5 SDN 5 Pernas ........................, sehingga model dan teknik tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan prestasi akademik.
Penelitian terkait termasuk karya Arifin (2020), yang mengembangkan paradigma CIRC dan menemukan hasil serupa di antara siswa 24,12% pada fase rata-rata, skor rerata kelas adalah 57,72; pada tahap pertama siklus meningkat menjadi 73,20; dan pada tahap kedua meningkat sebesar 8,64% menjadi 81,84%. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk menemukan konsep-konsep kunci dalam gagasan utama siswa XI IPS MA Nahdlatul Ulama' Pati untuk tahun ajaran 2018-2019 telah meningkat, dan bahwa siswa yang perilaku sebelumnya menunjukkan kurang antusias untuk belajar telah menjadi lebih aktif dan antusias dalam pembelajaran.
Penelitian oleh Nurdin (2019) yang dilakukan dengan menggunakan close reading menemukan bahwa kemampuan menulis siswa meningkat setelah mengikuti tes akhir. Hal ini ditunjukkan oleh fakta bahwa siswa dalam kelompok eksperimen mendapat skor lebih tinggi (84,33) pada bagian tes pemahaman membaca dibandingkan rata-rata pada kelompok kontrol (76,500). Hasil tersebut dipengaruhi oleh fase pembelajaran teknik pembentukan karakter yang diperkenalkan. Siswa di kelas eksperimen lebih mampu memahami teks dalam sistem membaca berulang karena metode ini menggunakan lebih banyak strategi membaca daripada yang digunakan di kelas kontrol.
Penelitian selanjutnya oleh Maryani (2020) menegaskan hal berikut: (1) penerapan model CIRC telah terbukti secara signifikan meningkatkan pemahaman membaca dan keterampilan menulis siswa di kelas eksperimen.(2) penerapan model CIRC bermanfaat untuk gerakan program literasi di seluruh sekolah. Dapat disimpulkan bahwa model CIRC dapat digunakan sebagai metode alternatif dalam pengajaran pemahaman bacaan dan keberhasilan kisah sekolah. Namun, mereka membutuhkan pelatihan individu untuk menjadi lebih objektif, bantuan dari orang lain yang berpengetahuan untuk digunakan sebagai patokan, dan lebih banyak waktu belajar untuk menjadi lebih mudah beradaptasi.
Berdasarkan temuan di atas, dan berbagai permasalahan yang didapat sehingga peneliti akan melaksanakan sebuah pengamatan yaitu “Pengaruh Model CIRC dan Teknik Close Reading terhadap Literasi Membaca Kritis dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Peserta Didik Kelas V SDN ........................” merupakan pengamatan penelitian kuantitatif dengan treatment yang dilakukan untuk melihat pengaruh penerapan model CIRC dan teknik close reading terhadap literasi membaca kritis siswa kelas V SD. Penggunaan dan penerapan CIRC dan close reading diharapkan peserta didik mendapat manfaat untuk mendukung prestasi akademisnya khususnya dalam meningkatkan literasi membaca kritis peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Beberapa permasalahan yang telah dijelaskan dan dipaparkan di atas tidak semua permasalahan akan dibahasa dalam penelitian ini, permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh model CIRC dan teknik close reading terhadap literasi kritis pada pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN ........................ ?
C. Tujuan Penelitian:
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh model CIRC dan teknik close reading terhadap literasi kritis pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN .........................
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk semua pihak.
1. Manfaat Teoritis
Mampu menambah keilmuan, keahlian dan pandangan juga mampu sebagai bahan implikasi pengetahuan dalam mengembangkan metode penelitian, khususnya mengenai model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Compotition) dan teknik close reading.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Untuk menguji pengaruh model CIRC dan close reading mengenai pemahaman membaca kritis pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri .........................
b. Bagi siswa
Model-model CIRC dan teknik close reading diharapkan mampu:
1) Dapat mengetahui pengaruh model-model CIRC dan teknik close reading terhadap kemampuan literasi membaca kritis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri Perumnas .........................
2) Meningkatkan keterampilan membaca kritis; mengurangi perasaan tidak berdaya dan kesulitan dalam memecahkan masalah; menginspirasi siswa untuk bekerja keras di kelas dan menghasilkan hasil yang berkualitas; fokus belajar mata pelajaran bahasa indonesia.
c. Bagi Guru
1) Sebagai bahan pertimbangan oleh guru untuk dapat diterpakan pada pembelajaran lain sebagai model pembelajaran yang menyenangkan.
2) Memberikan pertimbangan kepada guru dalam meningkatkan semangat siswa menerima pembelajaran terutama mata pelajaran bahasa Indonesia
3) Memberikan tambahan wawasan kepada guru mengenai model pembelajaran yang tidak hanya berpusat kepada guru saja.
d. Bagi Sekolah
Untuk mengetahui pengaruh model-model CIRC dan teknik close reading dalam pemahaman keterampilan literasi membaca kritis pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas 5 SDN Perumnas .........................
e. Bagi Peneliti Lain
Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan rujukan sebagai bahan referensi dalam membuat bahan penelitian
f. Lembaga Pendidikan .
Memberikan manfaat sebagai bahan rujukan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Literasi Membaca Kritis
a. Definisi Literasi Membaca Kritis
Kemampuan membaca kritis adalah pengembangan kemampuan dalam membaca dengan tujuan mendalami isi bacaan secara intensif melalui penerapan proses berpikir dengan kritis; itu membutuhkan keterampilan analitis dan evaluatif untuk mendalami isi penuh teks, baik implisit maupun eksplisit (Sultan, 2018:4). Pendapat dari Ahuja (2010) keterampilan membaca kritis melibatkan penyempurnaan proses berpikir mendalam tentang isi bacaan. Membaca kritis adalah aktivitas yang menuntut intelektual yang membutuhkan tingkat kekuatan pemrosesan yang tinggi. Pembaca didorong untuk terlibat dalam proses berpikir analitis, sintetis, dan efektif. Pembaca kritis dapat menguji karya secara objektif dan adil dari semua sudut. Mampu menunjukkan kekuatan dan kelemahan sebuah bacaan adalah keterampilan yang diperlukan dalam konteks ini.
Albert (dalam Tarigan, 2008 : 92) mengatakan “Literasi membaca kritis (critical reading) merupakan sejenis membaca yang dilaksanakan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, dan analitis, dan tidak hanya mencari kesalahan”. Oleh karena itu, membaca kritis melibatkan tidak hanya memahami teks secara harfiah, tetapi juga makna di baliknya. Sebagaimana Harjasujana (1988:11-23) berpendapat bahwa, “membaca kritik sastra merupakan suatu cara atau trik membaca yang dimaksudkan untuk memberi evaluasi kepada suatu karya sastra dengan mengikutsertakan pembaca semaksimal mungkin ke dalam pengalaman membaca dan menghasilkan analisa yang dapat diandalkan."
Pada masa ini kemampuan yang sangat dibutuhkan untuk dapat menumbuhkan berpikir secara kritis adalah dengan memiliki kemampuan membaca secara kritis. Dimana teknologi yang berkembang pesat, keterampilan membaca kritis sangat penting digunakan untuk memahami, mengevaluasi, dan menanggapi berbagai pengetahuan dan juga memberikan tanggapan pada berbagai informasi mengenai bacaan. Berdasarkan kegiatan membaca secara kritis, siswa mendapatkan ilmu yang nantinya mampu diterapkan untuk menambah kapasitas refleksinya, yang juga menjadikan siswa berpengetahuan(Sultan, 2018:12).
Selain itu, Nurhadi (2004:59) berpendapat kemampuan membaca secara kritis merupakan ketrampilan seorang pembaca untuk dapat menganalisis teks dengan kritis dalam menemukan semua makna teks yang terdapat pada bacaan, apakah itu literal atau metaforis, melalui penggunaan teknik seperti generalisasi, pemahaman, analisis, sintesis, dan ilustrasi. Kemampuan dalam membaca secara kritis adalah cara membaca yang baik dalam menganalisa teks bacaan, secara tertulis ataupun tercantum yang pada akhirnya pembaca akan dapat mengulas bacaan serta mengevaluasi bahan bacaan secara terinci.
Pendapat dari Agustina (2008: 124), kemampuan membaca sexara kritis merupakan kegiatann membaca dengan maksud memperoleh pemahaman tentang data-data yang real dan disajikan dalam teks dan kemudian memberikan evaluasi terhadap data-data real tersebut. Orang yang membaca bukan hanya menerima informasi yang disajikan; dia juga harus mampu berpikir tentang permasalah yang dibahas.
Pendapat para ahli yang telah diuraikan diatas tentang definisi membaca kritis dapat disimpulkan yaitu sebagai kemampuan untuk mengevaluasi dan menganalisa teks dengan teliti dan seksama pada bahan bacaan yang disampaikan untuk menarik kesimpulan yang dapat diandalkan tentang signifikansinya dan kebenarannya.
b. Dimensi Literasi Membaca Kritis
Pendapat dari Nurhadi (2004: 59-60), mengenai berbagai dimensi-dimensi dalam membaca kritis yang terkait dengan bidang kognitif dari Bloom adalah.
1) Keterampilan Interpretasi Isi dan Arti yang Tercantum dalam Bacaan
Keterampilan untuk membedakan isi dan arti bacaan membutuhkan enam keterampilan, keenam keterampilan tersebut adalah.
a) Keterampilan merumuskan gagasan inti dari suatu alinea.
b) Keterampilan memarafrasakan ide pokok dari bacaan.
c) Mampu memilah antara bukti real dari sebuah bacaan.
d) Memarafrasekan gagasan-gagasan pendukung.
e) Mendalami dengan tajam kaitan dari dampak suatu bacaan.
f) Mampu mendalami secara tajam bagian-bagian dari pendukung suatu bacaan.
2) Ketarmpilan konseptualisasi dan Aplikasi dalam Bacaan
Keterampilan menerapkan konseptualisasi dan mengaplikasikan suatu bacaan terdiri dari tiga keterampilan, ketiga keterampilan yang dimaksud adalah.
a) Keterampilan yang mampu menyesuaikan diri dengan aturan-aturan dalam suatu bacaan.
b) Keterampilan mengaplikasikan ide-ide pokok dari suatu bacaan kepada suasana dilematis.
c) Keterampilan yang mampu membuktikan konsistensi ide pokok bacaan terhadap kenyataan realita keadaan yang tengah terjadi.
3) Keterampilan Menganalisa Teks dalam Sebuah Bacaan
Keterampilan menganalisa teks dalam bacaan merupakan keterampilan dari pembaca untuk memandang bagian-bagian yang membangun satu kesatuan suatu bacaan. Pembaca diharapkan untuk menarik kesimpulan sendiri tentang bacaan berdasarkan organisasinya, yang mencakup poin-poin utama, kesimpulan, pertanyaan, dan sebagainya, dan informasi relevan lainnya yang tidak disebutkan secara akurat.
Keterampilan menganalisa pokok dalam bacaan terdiri dari.
a) Mengamati ide pokok suatu bacaan.
b) Mengamati secara spesifik faktor pendukung suatu bacaan.
c) Mengelompokan bukti-bukti.
d) Memilah antara ide-ide pada sebuah bacaan.
e) Memilah pemeran-pemeran yang terdapat pada suatu bacaan.
4) Keterampilan Mensintesa Bacaan
Keterampilan mensintesis, atau menyintesa, merupakan keterampilan pembaca untuk mempersepsikan kesatuan makna yang disampaikan oleh sebuah teks melalui unsur-unsur komponennya. Keterampilan mensistesis dan menyintesa suatu bacaan terdiri dari lima keterampilan, lima keterampilan itu adalah.
a) Membuat kesimpulan dari bacaan
b) Mengatur ide pokok suatu bacaan
c) Memilih tema bacaan
d) Menguurutkan bagian-bagian bacaan.
e) Mengkaitakan antar data sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.
5) Keterampilan Mengevaluasi Teks Bacaan
Keterampilan mengevaluasi pokok teks bacaan terdiri dari enam keterampilan, keenam keterampilan itu adalah.
a) Keterampilan mengevaluasi kesahihan ide utama bacaan dengan menyeluruh.
b) Keterampilan mengevaluasi serta membuktikan jika penjelasan dalam bacaan merupakan realita atau hanya pendapat.
c) Keterampilan mengevaluasi dan memastikan dari suatu bacaan tersebut sebenarnya sebuah kenyataan atau hanya fantasis penulis.
d) Keterampilan memastikan kehendak arah penulis pada sebuah tulisan yang dibuat.
e) Memastikan pembenaran dari realita fakta yang ditulis dengan hasil dari bacaan.
f) Menguji kebeneran dan keluwesan pada pemakaian bahasa, apakah itu soal pilihan kata, rasa, atau pendefinisian ulang sebuah frase.
Dari pemaparan para ahli di atas, sehingga ditarik suatu kesimpulan bahwa dimensi-dimensi membaca kritis adalah.
1) Keterampilan menafsirkan isi tertulis dari bacaan
2) Keterampilan menerapkan bagian-bagian untuk sebuah perbandingan.
3) Keterampilan menganalisa teks bacaan.
4) Keterampilan mensintesa isi bacaan.
5) Keterampilan menguji teks bacaan.
c. Indikator Penilaian Literasi Membaca Kritis
Mempunyai pemikiran secara kritis adalah komponen penting pada kemampuan membaca kritis. Kegiatan membaca dibentuk berdasarkan kemampuan-kemampuan pemikiran secara kritis. Pada tahapan kognitif suatu proses pemikiran secara kritis, kemampuan membaca kritis dibagi menjadi enam tingkat dengan bertingkat yaitu ; (1) kemampuan menginterpretasikan, (2) kemampuan menganalisa, (3) kemampuan menyimpulkan, (4) kemampuan menilai, (5) kemampuan mengpercakapan, dan (6) kemampuan meningkatkan diri (Facione, 2013). Kemampuan-kemampuan tersebut mempunyai sub bagian serta beberapa dimensi bagian. Uraian dibawah ini merupakan penjelasan dari kemampuan-kemampuan tersebut yang dilandaskan pada teori Facione.
Bagian pertama, kemampuan menginterpretasikan yaitu kemampuan yang dapat dimanfaatkan dalam menafsirkan dan mengungkapkan pengertian nilai yang jelas dari isi bacaan ditinjau dari keadaan, bahan dan kejadian. Kemampuan menginterpretasikan juga terdiri dari beberapa subkemampuan ; (1) mengkategorikan, (2) memaparkan makna, dan (3) mengklasifikasi arti. Dimensi mengkategorikan terdiri dari ; (a) mendeskripsikan bagian-bagian dengan cermat berdasarkan kejadian-kejadian yang terkandung didalam isi bacaan; (b) melukiskan kejadian, kepastian, serta persepektif seseorang. Dimensi mendeskripsikan makna bagian-bagiannya ; (a) dapat memilih bahasa (frase kalimat) yang dapat melukiskan harapan, makna-makna dan pemikiran dalam isi bacaan; (b) mengimplikasikan ke dalam bahasa pada isi bacaan yang memuat pemikiran, makna-makna serta harapan penulis. Dimensi mengklasifikasikan arti terdiri dari ; (a) membentuk parafrase dalam pemilihan bahasa, gagasan, aturan, penjelasan harapan, tindakan atas kejadian yang berlangsung; (b) mempergunakan lukisan dalam menggapai tujuan, makna-makna, sudut pandang yang diuraikan dalam isi bacaan.
Bagian kedua, kemampuan menganalisa merupakan kemampuan dalam mengindentifikasikan dan menghubung pernyataan, permasalahan, aturan dalam mengekspresi pendapat, evaluasi, pandangan dan sanggahan. Bagian-bagian kemampuan menganalisa terdiri dari beberapa bagian kemampuan (1) menemukan ide pokok, (2) menemukan pendapat, (3) menganalisa pendapat. Dimensi menemukan ide pokok terdiri dari (a) menetapkan tujuan yang tersembunyikan dari persuasi; (b) membanding atau menyelaraskan gagasan, aturan dan pernyataan; (c) mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan serta memastikan jalinan antara bagian-bagian. Dimensi menemukan pandangan, yaitu mampu memastikan pernyataan dan dukungan ataupun berlawanan dengan pandangan-pandangan serta wawasan.
Bagian ketiga, kemampuan menginferensikan merupakan kemampuan menemukan bagian-bagian yang dibutuhkan dalam menyimpulkan hal-hal logis, memanifestasikan praduga serta menimbang berita yang logis. Kemampuan menginferensikan terdiri dari beberapa bagian kemampuan (1) dapat menyimpulkan bacaan, (2) dapat menimbang fakta-fakta yang ada, (3) dapat memberikan beberapa pilihan. Dimensi menyimpulkan bacaan terdiri dari ;(a) menyimpulkan bacaan secara pasti, (b) mengurutkan hasil berdasarkan realita. Dimensi menimbang fakta-fakta yaitu menyusun bahan-bahan bacaan dengan didukung oleh pernyataan. Dimensi memberikan beberapa pilihan terdiri dari ; (a) mampu mengapresiasikan berita yang akurat dan dapat diterima kebenarannya; (b) menyimpulkan beberapa pilihan dalam menyelesaikan problem (c) mampu untuk mempertimbangkan berbagai potensi hasil, rencana, dan hasil.
Bagian empat, kemampuan menilai merupakan kemampuan memilah keandalan informasi berdasarkan tanggapan, keadaan, hipotesis, dan kesimpulan. Kemampuan menilai terdiri dari bagian-bagian kemampuan (1) memberikan penilaian sesuai dengan permintaan, (2) memberikan penilaian dengan pendapat. Dimensi penilaian sesuai dengan permintaan terdiri dari (a) menganalisa keandalan data (b) menganalisis kondisi di mana klaim atau serangkaian klaim tertentu muncul. Dimensi menilai pendapat terdiri dari (a) dimensi yang menjabarkan kelemahan dari sebuah pendapat (b) dimensi yang menilai kelemahan pada suatu hasil dari sebuah pendapat dan dapat dipergunakan dalam membenarkan pendapat tersebut.
Kelima, kemampuan mengpercakapan merupakan kemampuan dalam menjelaskan mengenai bahan-bahan isi ide pokok bacaan sebagai pertanda, aturan, cara serta pilihan. Kemampuan mengpercakapan terdiri dari ; (1) bagian kemampuan memaparkan kesimpulan, (2) membenarkan metode/cara, (3) menampilkan pendapat. Dimensi memaparkan kesimpulan bacaan terdiri dari (a) menghasilkan pernyataan yang jelas sebagai bentuk dari analisa, hasil dan kesimpulan, (b) memaparkan ide-ide dan perspektif kerangka yang dipergunakan dalam mengatasi kelemahan. Dimensi membenarkan metode/cara terdiri dari (a) mengevaluasi teknik-teknik dalam menyajikan suatu berita dalam mengungkapkan pandangan pengarang tentang subjektif/objektif dari bacaan, (b) memberi penilaian mengenai langkah-langkah pengarang ketika memaparkan berita.Dimensi memaparkan pendapat yaitu memaparkan ide pokok dalam menerima atau menolak argumen.
Keenam, keterampilan meregulasi diri adalah keterampilan untuk memantau kegiatan kognitif melalui analisis dan evaluasi terhadap diri sendiri. Keterampilan meregulasi diri terdiri atas subketerampilan: (1) penilaian diri dan (2) perbaikan diri.
Dimensi membaca kritis yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri atas: (a) kemampuan untuk menafsirkan; (b) kemampuan menganalisa; (c) kemampuan untuk menyimpulkan; (d) kemampuan untuk menilai; (e) kemampuan menarik kesimpulan; dan (f) kemampuan untuk mengatur diri sendiri.
d. Tujuan dan Manfaat Literasi Membaca Kritis
Manfaat literasi membaca kritis menurut Tarigan (2008 : 92) yaitu.
1) Kegunaan pertama adalah kita dapat melihat bagaimana membaca secara kritis melibatkan pendekatan yang lebih mendalam terhadap isi bacaan dan berupaya dalam mengungkapkan pendapat-pendapat mengapa pengarang mengatakan dan melakukan apa yang mereka lakukan.
2) Kegunaan kedua, membaca secara kritis dapat menjadi bekal penting bagi peserta didik dalam menggapai keberhasilan pada pendidikannya.
Agustina (2008:124) berpendapat hasil yang ingin dicapai dalam membaca secara kritis adalah dapat memahami kebenaran-kebenaran yang terdapat pada isi bacaan sehingga nantinya mampu mengevaluasi terhadap bukti-bukti yang ada. Membaca secara kritis membutuhkan keterbukaan terhadap ide dan perspektif penulis dan pembaca lainnya. Untuk membaca secara kritis, pembaca harus mampu menganalisis, membandingkan, dan mengevaluasi teks yang mereka teliti. Ini berarti bahwa baik penulis maupun pembaca perlu memiliki latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang luas yang relevan dengan topik yang dibahas.Kemampuan membaca kritis merupakan indikator tingkat pemahaman membaca yang lebih tinggi. Pemahaman membaca menguji pengetahuan seseorang tentang teks yang dibaca, sedangkan membaca secara kritis menguji kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi arti teks yang dimaksud.
Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat dari Tarigan (2008:93), yang menguraikan hal-hal yang harus menjadi perhatian oleh pembaca secara kritis.
1) Mengerti tujuan dari pengarang
2) Paham akan skema pokok tulisan.
3) Mampu mengevaluasi pemaparan dari penulis dan pengarang.
4) Mengimplementasikan dasar-dasar kritis dalam bacaan.
5) Mengembangkan kemamuan membaca, keterampilan membaca serta berpikir secara kritis.
6) Memahami dasar-dasar dalam memilih bahan bacaan.
7) Menelaah bacaan dalam bentuk buletin ataupun publikasi yang kontinu
Dari pemaparan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kemampuan membaca kritis memiliki manfaat yang besar, pokoknya adalah dalam menganalisa teks untuk mendapatkan kepercayaan diri yaang nantinya akan timbul rasa percaya dalam diri pada saat mengevaluasi atau memberi kritikan pada teks bacaan.
e. Materi Membaca Kritis untuk Siswa Kelas V SD
Banyak para ahli telah mengembangkan model pengajaran membaca kritis. McLaughlin dan DeVoogd (2004:41) mengembangkan paradigma membaca dengan memberi tekanan terhadap cara berpikir yang dilakukan oleh pembaca pada saat pembelajaran. Skema proses belajar mengajar terdiri dari empat tahap ; (1) membawa pembaca untuk berpikir, (2) mengarahkan pembaca untuk berpikir, (3) meluaskan cara berpikir, (4) merefleksikan apa yang telah dipelajari.
Membawa pembaca untuk berpikir adalah kegiatan yang ditempuh sebelum membaca isi bacaan. Langkah ini ditempuh berdasarkan pengalaman dari pembaca, memotivasikan dengan mengenalkan isi bacaan serta merumuskan tujuan membaca. Mengarahkan pembaca untuk berpikir adalah kegiatan dalam memahami dan menganalisa makna teks berdasarkan pandangan kemampuan seseorang dengan kritis. Kegiatan tersebut dilaksanakan agar pembaca terdorong untuk menilai, menggabungkan serta memandang berdasarkan penilaian mereka. Meluaskan cara berpikir mempunyai tujuan untuk memperluas tingkah laku pembaca dengan kritis. Mengembangkan perilaku kritis dilaksanakan dengan dialog untuk menyimpulkan aktivitas yang signifikan berdasarkan masalah-masalah yang dibahas didalam isi bacaan. Merefleksi dilaksanakan dengan maksud meninjau kegiatan belajar mengajar yang sedang dilaksanakan, menanggapi materi proses belajar mengajar, serta mampu mengungkapkan kegiatan yang dilaksanakan agar dapat meningkatkan dan menerapkan perilaku kritis.
Kegiatan membaca meningkatkan pemahaman kritis pembaca dalam kelas dengan melakukan aktivitas ;(1) membaca isi bacaan yang bervariasi; (2) mempergunakan isi bacaan dalam bentuk sinema, cerita dan bukan cerita;(3) meningkatkan aktivitas membaca berdasarkan pandangan yang bertentangan;(4) menghasilkan isi bacaan yang bertentangan;(5) mengadakan suatu riset searah dengan kemampuan siswa; (6) mengadakan aktivitas publik (Behrman, 2006:492–496).
Proses belajar mengajar membaca berdasarkan kemampuan secara kritis mampu dibagi dalam dua tahapan yaitu apresiasi yang didasarkan pada isi bacaan juga ide pokok berdasarkan aktivitas dari pembaca dalam merubah situasi. Materi pembelajaran yang membutuhkan literasi membaca kritis pada kelas 5 kurikulum 2013 yang telah disempurnakan bisa diambil dari tema 2 subtema 1 yaitu teks percakapan.
f. Penilaian Literasi Membaca Kritis
Keterampilan literasi secara kritis adalah bentuk dari kemampuan membaca yang dapat menampilkan tingkat penghayatan tinggi atau kritis, Seorang pembaca diharapkan mempunyai ketrampilan dalam menghayati isi bacaan secara lengkap/utuh, bahkan kandungan isi dibalik sebuah bacaan yang tersembunyi. Kemampuan membaca secara kritis membutuhkan kemahiran menganalisa, mensintesis serta menilai isi teks. Kemampuan membaca adalah faktor kunci pada peningkatan kemampuan kognitif seseorang. Dengan kegiatan membaca, seseorang mampu mendapatkan ilmu yang nantinya mampu untuk dipergunakan dalam peningkatan kemampuan berpikir seseorang. Tahapan membaca kritis membutuhkan keterampilan untuk mendapatkan pengetahuan berdasarkan proses pemikiran secara kritis. Kegiatan membaca secara kritis, seseorang diharuskan mampu menganalisa, mensintesis serta menilai makna dalam bacaan.
Kegiatan membaca secara kritis merupakan suatu aktivitas membaca dengan menggunakan pemahaman yaitu bahasa bukan saja bawa bobot proporsional sekaligus membawa pesan ideologi sebuah teks. Mengkritik sebuah teks adalah kegiatan membimbing pembaca untuk menghayati isi dan arti tersembunyi dari sebuah bacaan (Sultan, 2018: 5). Harjasujana dalam Dalman (2017: 89) juga menyatakan dalam kegiatan membaca secara kritis diketahui ada tiga yaitu.
1) Membaca nyaring, untuk lebih memahami keseluruh teks dan mengenali tahapan-tahapan tertentu sebagai bukti kuat untuk mengevaluasi teks secara keseluruhan.
2) Membaca disela-sela baris, yaitu menganalisa keinginan dari penulis yang sebenarnya,
3) Membaca diluar baris, yaitu menilai keterkaitan antara gagasan-gagasan yang terdapat pada isi bacaan.
Soedarso (dalam Agustina, 2008 : 127-128) mengemukakan cara membaca secara kritis mampu dilaksanakan dengan berbagai cara. Cara pertama, memahami kandungan dari bacaan. Untuk menarik kesimpulan atau memahami apa yang dibaca, pertama-tama kita harus mampu menganalisis data dan menentukan apa artinya semua itu. Bukti realita bermanfaat dalam berita, dan gagasan-gagasan nantinya mampu menambah penghayatan. Memperoleh bukti mempunya tujuan yaitu tentang realita, tetapi penghayatan mempunyai tujuan melihat hal tersebut sebagai fakta. Cara kedua membuktikan asal usul pengarang. Pada point ini yang akan diujikan mengenai wawasan serta harapan dan dugaan yang tertulis pada hasil tulisan agar dapat memilah bahan yang dihasilkan sebagai pandangan serta realita. Cara ketiga adalah hubungan pengarang dan pembaca. Seorang pembaca diharapkan bukan saja memahami keinginan dari pengarang, tetapi juga mampu untuk memilah-milah berdasarkan ilmu yang dikuasai oleh pengarang-pengarang lainnya. Pembaca harus menganalisa juga membanding-bandingkan teks yang ada pada bacaan dengan ilmu kemampuan yang dimilikinya. Cara keempat mampu membuka pandangan untuk ide-ide dari pengarang. Sebaiknya pembaca dapat menghormati pandangan dari seorang pengarang, sehingga pembaca mampu menilai cara-cara penulisan dari penulis. Pada akhir pembaca menimbang serta menganalisa alasan penulis berdasarkan alasan-alasan masuk akal dan diinterpretasikan secara mendasar. Dari kegiatan membaca kritis, pembaca mampu mendapatkan ilmu yang nantinya dapat dipergunakan untuk menambah keterampilan berpikir dan menjadi individu yang lebih berwawasan luas. Membaca secara kritis merupakan tahapan kemampuan membaca dengan tujuan memaknai kandungan isi teks dengan mendalam juga menerapkan kegiatan berpikir secara kritis, menggunakan keahlian analisa, mensintesis juga menilai agar dapat menghayati kandungan dengan utuh, baik yang tertulis maupun yang tidak.
Dari uraian-uraian pandangan para ahli, sehingga mampu ditarik sebuah kesimpulan yaitu evaluasi membaca secara kritis dilaksanakan melalui teknik memahami kandungan isi teks, menguji asal pengarang, berhubungan dengan pengarang serta mampu menerima ide-ide dari pengarang.
2. CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition)
a. Definisi CIRC (Cooperative Integrated Reading AndComposition)
CIRC kepanjangan Cooperative Integrated Reading And
Composition, Stevans, Madden, Slavin, dan Farnish mengembangkan CIRC yang termasuk dari metode proses belajar mengajar Cooperative Learning. CIRC (Cooperative Integrated Reading And
Composition) merupakan
kombinasi kegiatan menulis, membaca yang menggabungkan instruksi mutakhir dalam
pemahaman membaca dan keterampilan menulis. (Huda, 2013:221). Pengertian dari tata bahasa yaitu
merupakan suatu cara dalam pproses belajar mengajar yang kooperatif dan
mengintegrasi bacaan dengan utuh selanjutnya memposisikan ke dalam
tahapan-tahapan penting. (Shoimin,
2014 :23).
Pendapat Slavin (2005:200), CIRC merupakan desain menyeluruh yang dirancang untuk mengajarkan membaca, menulis, dan seni bahasa kepada siswa di kelas tinggi. Menurut Sutarno, dkk (2010:1), proses belajar mengajar kooperatif model CIRC merupakan paradigma yang mengintegrasi keseluruhan teks dan kemudian mendekonstruksinya menjadi tahapan-tahapan penyusunnya. Pendapat Uno dan Muhamad (2011:115), CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) adalah jenis strategi proses belajar mengajar kooperatif yang mengharuskan siswa bekerja sama untuk membaca dan menulis dengan berkelompok. Ini melibatkan membaca dan menganalisis materi dari beberapa sumber sebelum mengubahnya menjadi dokumen tertulis secara kolaboratif. cara ini dibuat dengan tujuan untuk meningkattkan pemahaman membaca siswa dan kemampuan mereka untuk mengingat informasi yang dipelajari melalui membaca.
Pada awalnya CIRC adalah cara dalam proses belajar mengajar yang dikhususkan pada materi bahasa baian membaca serta mencari gagasan-gagasan inti, inti dari makna bacaan serta topik bacaan, tetapi pada masa kini sudah sering dipergunakan dan diimplementasikan kedalam pembelajaran lainnya misalnya matematika, biologi, kimia dan geografi. CIRC dikembangkan dikhususkan kepada model pembelajaran, yaitu aktivitas dalam mempergunakan proses belajar mengajar secara kooperatif sebagai tempat mengenalkan cara yang lebih baru pada proses nelajar mengajar menulis dan membaca.Menurut temuan penelitian sebelumnya, pembelajaran kooperatif menekankan tujuan kelompok dan akuntabilitas individu. Secara global CIRC menitikberatkan kerja kelompok dalam menuntaskan permasalahan ataupun menyelesaikan latihan yang ditugaskan oleh guru, dengan anggota kelompok membaca secara mandiri satu sama lain, kemudian menuliskan pendapatnya tentang masalah tersebut dan mempresentasikan didepan kelas sehingga setiap siswa di kelas dapat menerima materi tersebut yang dikupas oleh kelompok lain.
Pendapat-pendapat para ahli yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan yaitu proses belajar mengajar dengan CIRC yaitu salah satu teknik proses belajar mengajar kooperatif terdiri dari bagian-bagian sistematis menulis dan membaca dengan berkelompok dikhususkan pada peserta didik kelas tinggi di sekolah dasar. CIRC pada proses belajar mengajar memiliki keharusan sistematis menulis dan membaca secara team.
b. Prinsip-Prinsip Model CIRC
Para pakar berpendapat proses belajar dengan gaya CIRC mampu meningkatkan ilmu peserta didik, membantu mereka menghasilkan gagasan-gagasan baru dari teks-teks, dan memotivasi mereka untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri untuk menyelesaikan tugas, sehingga tidak ada anak yang dibiarkan duduk diam sementara yang lain ikut kerja dalam team. Para pakar juga berpendapat proses belajar mengajar dengan gaya CIRC mampu meningkatkan pemahaman peserta didik dalam mendapatkan gagasan-gagasan pada teks bacaan, menambah keinginan peserta didik dalam mengeksplor pendapat siswa pada saat merampungkan latihan sehingga didalam team tidak terdapat siswa berdiam diri saja, setiap siswa bekerjasama dalam team. Team pada proses belajar mengajar CIRC dikelompokan secara beragam, dengan maksud nantinya dalam suatu team tidak hanya terdapat anak yang semuanya mampu kognitifnya sedangkan team yang lain tidak mampu dalam kognitifnya, jadi team tersebut dicampur antara anak yang mampu dan juga tidak mampu dalam kognitifnya. Penyusunan team dibagi dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan (Lie, 2004:42) yaitu.
1) Team yang heterogen memberi kesempatan kepada anak agar bisa memberi ilmu serta memberi dukungan kepada yang lain.
2) Penyusunan team tersebut menambah rasa solidaritas dan berhubungan antar jenis kelamin, budaya serta suku.
3) Team keterogen akan lebih memberi kemudahan kepada guru dengan alasan jika dalam satu team terdapat siswa yang mampu secara akademisnya tentu akan sangat membantu pendidik yang dapat berfungsi sebagai asisten.
Tetapi pembenatukana team secara acak tentu akan menimbulkan dilema pada anak salah satunya adalah justru dari siswa yang mempunyai kemampuan akademi tinggi. Anak dengan kemampuan akademi tinggi akan merasa lebih mampu dalam pembelajaran sehingga memberikan kesan bahwa anak tersebut dimanfaatkan oleh pendidik. Untuk dapat bekerja sama dan berbagi pengetahuan dengan orang lain yang lebih berkualitas, anak dengan tingkat prestasi akademik yang tinggi juga harus melakukan pengendalian diri. Ketika mereka telah beralih ke dunia tempat kerja dan gaya hidup yang memiliki hubungan kuat satu sama lain dalam hal pekerjaan, manfaat ini akan sangat terlihat.
Penggolongan kelompok ini memiliki dua pilihan yaitu dapat dibuat permanen atau sementara, dan masing-masing memiliki nilai positif serta negatif. team yang sering dibentuk memiliki keuntungan yaitu anggota memiliki waktu yang lebih banyak untuk berinteraksi dengan anggota team lainnya, namun salah satu tantangan dalam melatih kelompok baru adalah mengatur waktu, baik itu persiapan maupun di kelas. Penggolongan team tersebut dapat dibentuk melalui langkah-langkah yaitu (Shoimin, 2014: 52).
1) Memastikan prestasi akademis peserta didik.
Hal yang dapat dilakukan adalah dengan mencari tahu kemampuan anak melalui hasil latihan-latihan yang telah lalu atau juga bisa melalui hasil rapot. Setelah itu disusun dengan menentukan tingkatan-tingkatan berdasarkan nilai akademisnya.
2) Memastikan jumlah team.
Team-team yang dibentuk dengan melihat berdasarkan jumlah keanggotaan team yang ada dikelas itu.
3) Menyusun anggota team
Menyusun anggota team disusun berdasarkan tingkatan akademis siswa, didalam team diupayakan setiap anggota mempunyai pengetahuan yang bervariasi nantinya untuk keseimbangan dalam team.
Pendapat Trianto (2007: 33) “ gaya CIRC memiliki landasan yaitu ;(1) mempunyai satu tujuan dalam team; (2) terdapat tanggungjawab setiap perorang; (3) setiap team memiliki peluang dalam keberhasilan;(4) semua tugas sama;(5) menyesuaikan diri berdasarkan kepentingan merupakan kewajibannya setiap orang. Pendapat Slavin ( dalam Gussusanty 2013: 37), CIRC mempunyai patokan-patokan yaitu.
a) Untuk menyelesaikan bahan belajar, siswa pada team dengan kooperatif.
b) Team dibentuk berdasarkan siswa yang mempunyai keterampilan, rendah, sedang dan tinggi.
c) Terdapat tanggungjawab dari setiap team.
d) Ketika dikelas ditemui siswa dari berbagai suku, kebudayaan dan gender berbeda, maka guru mengupayakan membentuk team dengan kombinasi yang berbeda pula.
e) Memberi penghargaan sangat diutama terhadap kerja team daripada yang perseorangan.
c. Langkah-Langkah CIRC
Menurut Shoimin (2014) proses belajar mengajar dengan CIRC terdapat tahapan-tahapan yang harus ditempuh yaitu.
1) Buat kelompok 4 orang yang beragam di dalam kelompok.
2) Guru memberi bacaan atau sekumpulan bacaan yang memuat materi pelajaran.
3) Siswa saling bekerja untuk membaca dan mencari gagasan-gagasan inti kemudian memberikan respon kepada bacaan atau sekumpulan bacaan dan dituliskan di selembar kertas.
4) Mempresentasi/membacakan kesimpulan kerja team.
5) Guru membuat kesimpulan bersama-sama.
6) kesimpulan
Menurut Shoimin (2014), model pembelajaran CIRC dapat dilaksanakan dengan tahapan yaitu.
1) Konsepsi
Pada bagian ini, pendidik dapat berbicara tentang teori tertentu atau desain baru yang muncul dalam hasil eksplorasi. Pengenalan dapat berasal dari penjelasan pendidik, latihan buku, atau media lain.
2) Penelitian dan Pengamatan
Tahap ini memberi siswa kesempatan untuk sepenuhnya memahami pengetahuan mereka sebelumnya, memajukan pengetahuan baru mereka, dan menjelaskan gejala-gejala yang mereka kenal dengan menggunakan penawaran pendidik minimum. Kejadian menyebabkan konflik kognitif terjadi di dalam diri setiap individu, dan mereka bertekad untuk melakukan penelitian dan terlibat dalam diskusi untuk menjelaskan temuan mereka. Tujuannya dalam langkah ini untuk menanamkan kepercayaan diri dan keinginan untuk memahami, serta untuk mengatasi kekhawatiran pertama peserta didik tentang program pendidikan dengan memulai dengan skenario kasus terburuk. Sepanjang proses ini, siswa telah belajar melalui refleksi dan reaksi mereka sendiri terhadap situasi baru yang terkait erat. Ini telah terbukti menjadi metode yang sangat efektif untuk mendorong siswa untuk terlibat dalam pembelajaran pengalaman dan memberikan demonstrasi untuk evaluasi.
3) Pemberitahuan
Tahap ini, siswa mampu menunjukkan pemahaman tentang konsep yang dibahas di kelas dan mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada rekan-rekan mereka melalui penggunaan strategi pedagogis yang tepat. Ada kemungkinan untuk melihat penemuan ini sebagai penemuan terobosan atau bukti bahwa eksploitasi temuan ini telah berhasil. Siswa memiliki kesempatan untuk memberi tahu rekan-rekan mereka tentang pengetahuan baru mereka tentang gagasangagasan terkaan melalui pemberian bukti. Peserta di kelas terbuka untuk kritik yang membangun, kepastian, dan/atau saling menguatkan pendapat mereka.
Tahapan-tahapan berikut dalam menerapkan model CIRC, seperti yang dijelaskan oleh Steven dan Slavin (dalam Huda, 2013:222).
1. Tiap-tiap team beranggotakan empat siswa dibentuk oleh pendidik.
2. Pendidik menyesuaikan isi pelajaran dengan kebutuhan siswa.
3. Siswa berkolaborasi untuk membaca nyaring, menemukan ide-ide baru, dan memberikan umpan balik pada kertas.
4. Siswa saling membacakan, berbagi pemikiran mereka pada kertas kelompok, dan menuliskan ide-ide mereka pada lembar kertas individu.
5. Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompoknya dengan membacakan nyaring.
6. Pendidik melatih siswa (penguatan).
7. Kesimpulan dicapai secara kolaboratif oleh guru dan siswa.
Sintak model CIRC yang diterapkan pada penelitian ini yaitu.
1. Ada 21 siswa di kelas, oleh karena itu mereka dibagi menjadi lima kelompok yang terdiri dari empat orang, dengan satu kelompok terdiri dari lima orang.
2. Pendidik memberikan teks bacaan yang disesuaikan dengan topik yang dibahas di kelas.
3. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok selama instruksi untuk membaca, bertukar pikiran, dan mencatat pemikiran mereka tentang apa yang telah mereka baca di kartu catatan.
4. Peserta didik melaporkan hasil diskusi kelompok.
5. Pendidik memberikan penjelasan sebagai sarana kekuasaan.
6. Pada tahap terakhir pengajaran, baik pendidik dan peserta didik bekerja sama untuk mencapai kesimpulan.
d. Kelebihan dan Kekurangan Model CIRC
Perhatian pertama aktivitas CIRC diarahkan untuk memfasilitasi manajemen waktu yang lebih efisien. Siswa diatur ke dalam kelompok kolaboratif dan instruksi membaca mereka dikoordinasikan dengan kelompok membaca lainnya sehingga semua siswa mencapai tujuan yang ditetapkan untuk mereka. Tujuan ini mungkin termasuk, tetapi tidak terbatas pada, meningkatkan pemahaman membaca siswa, kosa kata, dan kefasihan. Fokus utama CIRC adalah menggunakan siklus pembelajaran kooperatif untuk membantu siswa dalam memperoleh keterampilan pemahaman membaca yang berlaku secara luas (Slavin, 2010: 203).
Model proses belajar mengajar berguna pada saat pendidik memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang topik yang mereka bahas. Oleh karena itu, kelebihan gaya pembelajaran ini yaitu.
1) Pengetahuan serta pembelajaran siswa dapat sesuai dengan tingkat perkembangannya saat ini.
2) aktivitas yang dilakukan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa.
3) Semua hasil belajar siswa akan lebih stabil dari waktu ke waktu dan bahwa semua kegiatan belajar akan lebih penting bagi mereka.
4) Pengajaran yang tepat dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
5) pengajaran yang tepat menyediakan kegiatan dengan fokus pragmatis (bermanfaat), disesuaikan dengan masalah yang dihadapi siswa di sekolah.
6) Pengajaran yang efektif dapat mengarahkan semangat belajar siswa secara dinamis, efektif, dan efisien.
7) Pengajaran intuitif dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial mereka, seperti kerja tim, toleransi, komunikasi, dan menghormati keyakinan dan nilai-nilai orang lain. Membina minat siswa dalam belajar dan memuaskan ambisi intelektual dan profesional guru adalah tujuan dari strategi ini. (Saifulloh, 2003).
Denga terperinci Slavin (dalam Suyitno, 2005:6) menjelaskan keunggulan pengajaran dengan CIRC yaitu.
1) Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah analisis sastra di kelas, CIRC adalah model yang sangat baik.
2) Mengurangi pengaruh guru terhadap proses pembelajaran.
3) Siswa lebih diinvestasikan dalam keberhasilan akademis mereka ketika mereka bekerja dalam kelompok.
4) Baik siswa maupun guru dapat memahami pentingnya pertanyaan dan membandingkan serta membedakan penilaian mereka terhadap jawaban.
5) Membantu siswa yang lebih lemah memecahkan masalah adalah tujuan nomor lima.
6) Meningkatkan hasil belajar secara keseluruhan, dengan fokus pada pemecahan masalah cerita.
Aris Shoimin (2014:54) mengemukakan bahwa salah satu kelemahan model CIRC adalah hanya dapat digunakan untuk pembelajaran yang berbasis bahasa, dan tidak untuk mata pelajaran yang mengandalkan pedoman angka-angka, seperti matematika, fisika, kimia, dan seterusnya. Saat menggunakan model CIRC, guru perlu mempertimbangkan materi pelajaran atau kurikulum yang diajarkan dan, jika mereka ingin siswa mereka menerapkan apa yang telah mereka pelajari ke situasi dunia nyata, mereka harus memberi mereka masalah cerita untuk dipecahkan. Ini karena siswa perlu sepenuhnya memahami topik yang ada untuk menemukan titik refleksi atau lompatan mental yang relevan dalam narasi.
e. Indikator penilaian CIRC
Partisipasi siswa dalam kelompok kecil supaya hasil belajar terbaik dicapai maka siswa harus berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar, sehingga penting untuk memotivasi mereka untuk melakukannya.
1) Siswa diatur ke dalam team belajar, diberi tugas, dan didorong untuk mendiskusikannya dengan team belajarnya untuk mencapai mufakat. Dalam hal ini, aktivitas siswa pada kelompok sangat penting karena melatih siswa untuk berkomunikasi secara efektif dengan rekan-rekan mereka di kelas.
2) Hubungan dengan anggota team.
Salah satu aspek terpenting dari proses pembelajaran, adalah hubungan antar siswa dan guru yang memastikan bahwa tujuan pendidikan terpenuhi secara efektif. Penting untuk dicatat bahwa hubungan yang dimaksud terjadi tidak hanya antara guru dan siswa tetapi juga antara siswa di dalam kelas mereka sendiri. Hubungan siswa dengan teman sekelas mereka di kelas sangat penting untuk keberhasilan diskusi kelompok dan aliran dialog terbuka sepanjang waktu kelas. Mengingat ketidakefisienan diskusi tanpa interaksi yang baik, sulit untuk melihat bagaimana percakapan dapat berkembang.
3) Keterlibatan siswa pada saat menjawab pertanyaan dan menyelesaikan masalah keterlibatan siswa ketika pembelajaran sangat utama untuk pengembangan pengajaran yang dinamis, inventif, dan menyenangkan bagi pesertanya.
Kreativitas pedagogis diperlukan untuk melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan setiap usaha belajar-mengajar dapat dikaitkan langsung dengan kualitas model pembelajaran yang digunakan. Guru yang menggunakan model pembelajaran partisipatif akan merasa bahwa ruang kelasnya merupakan tempat yang lebih produktif karena siswanya berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dalam penulisan ini yang dijadikan pedoman evaluasi yaitu keaktifan siswa dalam team, hubungan dalam team dan keaktivan siswa pada saat menjawab dan memecahkan permasalahan.
3. Teknik Close Reading
a. Definisi Teknik Close Reading
Teknik close reading didefinisikan sebagai teknik membaca yang dapat mendorong pembaca untuk memiliki analisis kritis dari teks. Close Reading adalah penelusuran teliti dalam struktur teks seperti bagaimana teks tersebut tersusun, pemilihan dan perincian diksi, argumen, dan pencampuran antar kalimat (Baker and McEnery,2014). Selain itu, sebagaimana siswa harus melakukan analisis bervariasi. Siswa harus melakukan analisis terhadap pemilihan kata dalam kalimat, pengungkapan, nada, bentuk, dan bahasa figuratif untuk mengartikan bagaimana diksi tersebut dibentuk.
Sisson (2014) mendefinisikan close reading sebagai aktivitas membaca ulang bagian-bagian pendek teks dan analisis mendalam terhadap struktur teks tersebut. Teknik ini adalah merupakan langkah dalam membangun makna pada suatu teks sehingga pembaca dapat mengungkap, memahami informasi dan gagasan, dan memungkinkan untuk pembaca berinteraksi dengan teks. Dengan kata lain, teknik ini mendorong pembaca untuk memiliki pemahaman teks yang mendalam.
Dalam bahasa Indonesia, istilah "membaca dekat" atau closereading mengacu pada teknik membaca tertentu yang digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif dari sebuah teks merupakan pendapat dari Tarigan (2009:130). Metode ini memungkinkan pembaca untuk secara akurat mengidentifikasi, menangkap, dan memahami banyak potongan informasi yang tersebar di seluruh teks (eksplisit). Untuk mendapatkan hasil maksimal dari sebuah buku, pembaca harus fokus hanya pada pengumpulan informasi yang paling jelas disajikan dalam teks. Informasi eksplisit dapat ditemukan dalam bentuk bar. Yang harus dilakukan pembaca hanyalah menangkap makna-makna tertentu itu; dia tidak perlu khawatir untuk menguraikan makna yang lebih dalam (implisit) atau dari belakang ke depan. Teknik ini mempunyai tujuan memperdalam penghayatan membaca siswa, terutama pada sastra kompleks dan kutipan informasi secara mahir dan mandiri. Teknik ini juga membantu siswa untuk meningkatkan kebiasaan mereka dalam membaca mandiri dan teliti yang akanmendukung karir masa depan mereka.
Berdasarkan definisi-definisi sebelumnya, sehingga mampu diambil suatu kesimpulan close reading merupakan cara membaca yang mendorong pembacanya dalam membaca teks beberapa kali untuk menganalisis secara mendalam struktur teks seperti pemilihan dan perincian diksi, argumen dan pencampuran antar kalimat sehingga pembaca dapat mengungkap, memahami informasi dan gagasan teks.
b. Langkah-Langkah Teknik Close Reading
Ada beberapa langkah dalam menerapkan teknik membaca teliti. Sisson (2014) mengatakan bahwa dengan tujuan instruksional yang jelas yang ditetapkan untuk close reading suatu paragraf, masing-masing membaca, atau sesi membaca, berpusat pada pertanyaan yang menggerakkan siswa semakin dekat dengan tujuan instruksional. Moss, Lapp, dkk (2015) menyebutkan secara detail praktik siswa dalam teknik close reading sebagai berikut.
1) Dalam sesi membaca
a) Membaca, menganalisis, dan membubuhi keterangan teks dengan tujuan tertentu.
b) Terlibat dalam percakapan kolaboratif terfokus yang membahas masalah yang teridentifikasi
c) Menyelesaikan siklus pertama membaca dan mempresentasikan pertanyaan yang dikemukakan.
d) Membaca kembali untuk memperluas pemahaman tentang teks
e) Mengokomunikasikan dengan orang lain untuk berbagi interpretasi dan mencari konsensus.
f) Menyelesaikan siklus kedua membaca dan mempresentasikan pertanyaan.
g) Membaca ulang dan lanjutkan kolaborasi seperlunya hingga pemahaman yang mendalam tentang
h) fitur teks dan pesan pengarang tercapai.
i) Menyelesaikan siklus ketiga membaca dan mempresentasikan pertanyaan.
2) Di luar Sesi
a) Melaksanakan aktivitas untuk menggambarkan penggunaan dan pemahaman yang mendalam dari
b) informasi teks yang dibaca.
c) Memiliki pemahaman nilai praktis dari close reading yang baik dengan menerapkannya.
d) tanpa keterlibatan orang lain.
Sintak pembelajaran model close reading yang digunakan pada penelitian ini yaitu.
1) Mengajukan pertanyaan yang mampu membimbing anak pada saat kegiatan membaca.
2) Berupaya menghayati organisasi, kausal gagasan-gagasan bawahan dengan gagasan-gagasan pokok.
3) Membaca isi
4) Memilah berita yang relavan dan tepat.
5) Mengorganisir berita serta gagasan-gagasan dengan langkah melalui penggunaan bagan, diagram dan peta pikiran.
6) Menentukan relevansi.
7) Memposisikan teknik dan kecepatan membaca yang bertujuan hakekat isi teks bacaan.
8) Mencari informasi melalui sumber-sumber lain
9) Menjelaskan makna bacaan menggunakan kata-kata sendiri.
10) Memeriksa teks bacaan, apakah apa yang telah diveritakan kembali oleh sendiri relevan dengan isi sebenarnya ataupun tidak.
c. Keuntungan Teknik Close Reading
Menurut penjelasan sebelumnya, teknik close reading memiliki beberapa kelebihan. Penulis telah merangkum keuntungan menerapkan teknik close reading dari beberapa pendapat ahli di bawah ini.
1) Pembaca dapat menjadi pembaca mandiri karena kegiatan membaca dimulai dengan siswa secara mandiri dalam menbaca teks, membaca sendiri untuk mendapatkan inti atau memahami pesan umum teksnya.
2) Pembaca secara aktif memahami jenis teks apa yang mereka baca melalui analisis mendalam terhadap gagasan, diksi, struktur teks, dan tujuan teks.
3) Guru tidak perlu menjelas teks secar detail, karena teknik ini mendorong pembaca untuk membaca dan memahami apa yang dikatakan teks untuk diri mereka sendiri.
4) teknik ini akan mendorong siswa untuk memperoleh kebiasaan membaca mandiri dan erat,untuk kesuksesan masa depan mereka.
Kesimpulannya, banyak keuntungan yang didapat dari penerapan teknik close reading. Ini membuktikan bahwa teknik close reading baik untuk pembelajaran membaca di kelas.
d. Kekurangan Teknik Close Reading
Teknik close reading memang memiliki kelemahan mengikuti prosedurnya. Dapat dilihat sebagai berikut.
1) Teknik close reading hanya digunakan pada teks yang kompleks.
2) Teknik ini menghabiskan banyak waktu karena melibatkan banyak sesi membaca .
Kemungkinan kelas non-kondusif, karena teknik memerlukan waktu untuk diskusi. Teknik close reading bukanlah teknik yang sempurna karena memiliki beberapa kelemahan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Kelemahan tersebut dapat menurunkan kemampuan membaca siswa pemahaman karena mereka merasa tidak nyaman dengan tekniknya. Kelemahannya pada penggunaan teks biografi yang menurut Moss, Lapp, dkk, (2014) teks tersebut merupakan salah satu yang direkomendasikan dan teks referensi yang akan digunakan dalam teknik close reading. Biografi adalah salah satu jenis teks informasional yang dianggap lebih kompleks dan menantang daripada teks lainnya. Hal ini didukung oleh Sisson (2014) dan beliau percaya bahwa teks nonfiksi cenderung menjadi lebih menantang bagi pembaca karena beberapa alasan.
Pertama, mereka sering menuntut tingkat pengertian sebelumnya tentang suatu materi. Kedua, kosakata cenderung lebih akademis dan dipenuhi dengan kata-kata multisilabel, yang meningkat kompleksitas teks. Ketiga, berbeda dengan urutan peristiwa struktur teks yang ditemukan di sastra umum, struktur teks bervariasi di antara teks informasi dan memerlukan pengetahuan relevan yang lebih besar tentang bagaimana struktur masing-masing memengaruhi penyampaian informasi. Keempat, ide pokok mungkin ambigu jika pembaca tidak memahami tujuan pengarang dalam menulis (penulisan informasi versus penulisan opini). Kelima, siswa mungkin tidak termotivasi untuk membaca tentang topik tertentu jika mereka tidak tertarik.
Kelemahan nomor dua menurut Fisher dan Frey dapat diselesaikan melalui persiapan yang baik pada tiga poin kunci dari teknik close reading mereka adalah pemilihan teks yang sesuai untuk siswa. Yang kedua pertanyaan yang bergantung pada teks , yang berfokus pada kosakata, struktur teks, tujuan pengarang, kesimpulan, pendapat, dan argumen pembaca. Yang ketiga adalah mendefinisikan ulang guru yang baik, yang memiliki dan memahami teknik close reading termasuk kompleksitas teks, close reading, pertanyaan yang bergantung pada teks, diskusi, dan anotasi. Kelemahan nomor tiga juga dapat diatasi melalui mendefinisikan ulang guru yang baik untuk close reading yang dapat mengelola kelas selama sesi diskusi.
e. Penilaian Teknik Close Reading
Sejak diperkenalkannya Common Core State Standards di AS, membaca dekat telah menjadi pendekatan yang banyak digunakan dalam pemahaman pengajaran. Snow dan Connor (2016) mengungkapkan teknik “close reading sebagai a focused approach to knowledge instruction that trains students to extract meaning from text by carefully examining how that text's language is used within its own context.”. Fisher, Frey dan Hattie (2016 : 89) menguraikan empat elemen untuk penilaian teknik close reading yaitu :
1). reading the same dense or abstract text again and over
2). extensive citations or excerpts to back up one's claims
3). Questions for further analysis and discussion from the instructor
4). mandatory student discussion and analysis.
Penilaian membaca dekat meliputi :
1) Memberikan kesempatan untuk beberapa bacaan dan diskusi
2) Memberikan perhatian pada bahasa sebagai sumber pembuat makna
3) Mengintegrasikan menulis sebagai sarana untuk memperluas pemahaman dan memperluas repertoar
4) Mendukung pembaca untuk menemukan bukti berbasis teks dalam menanggapi pertanyaan yang bergantung pada teks.
Dan penilaian lainnya menurut Fisher, Frey dan Hattie (2016) :
1) we'll be changing the text file for the students.
2) using titles and subtitles to determine text content; 3) selecting excerpts for close reading; and
3) providing students with opportunities to generate knowledge by identifying, analyzing, and discussing key words and phrases in a text.
4) turning complicated math into simple formulas
5) ask students to share their best big ideas
6) reading the text again and summarizing it with a central idea, question, or commentary.
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai indikator penilaian adalah membaca teks beberapa kali dan menganalisa teks secara mendalam.
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No |
Penulis, Tahun |
Pendekatan dan Metode Penelitian |
Deskripsi Hasil Penelitian |
Relevansi |
1 |
Nurdin, Hasan, 2019. |
Faktorisasi desain eksperiensial |
Penerapan close reading berbasis pendidikan karakter yang berhasil meningkatkan kemampuan menulis siswa secara menyeluruh dengan perolehan nilai membaca kritis siswa pada kelas eksperimen adalah 84,33, sedangkan pada kelas kontrol adalah 76,5. Hasilnya dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang digunakan dalam pelajaran membaca dekat, yang didasarkan pada pendidikan karakter. Siswa di kelas eksperimen akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang membaca teks menggunakan strategi membaca berulang karena metode ini menggunakan lebih banyak strategi membaca daripada yang digunakan di kelas kontrol. |
Variabel bebas : close reading. Varibale terikat : membaca kritis. Instrumen penelitian : Tes Uji Instrumen Penelitian : Uji Validasi dan Reabilitasi. Uji hipotesis menggunakan uji t. |
2 |
Zainal, 2020
|
Desain dan metode studi adalah PTK.
. |
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang terpapar model CIRC dan close reading menunjukkan peningkatan 24,12% dalam kemampuan mereka untuk menemukan ide-ide kunci dalam artikel. Rata-rata tingkat ketuntasan pada tahap pra-kuliah adalah 57,72 dan meningkat 15,48% menjadi 73,20 pada fase I. Rata-rata nilai skolastik meningkat sebesar 8,64% pada siklus II, mencapai 81,84. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih giat belajar, dan yang sebelumnya kurang antusias dan kurang aktif di kelas. |
Variabel bebas : model CIRC dan teknik close reading |
3 |
Ningrum, Ajeng Sestya, 2020 |
QED (Desain Quasi-Eksperimental) dalam Penelitian Kuantitatif (desain kelompok kontrol yang tidak setara)
|
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan reformasi pedagogis CIRC memiliki dampak besar pada pemahaman membaca sastra Indonesia siswa. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model CIRC dengan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran yang lebih konvensional (yang terakhir menghasilkan rata-rata 76,33 persen). Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai Sig.(2,tailed) sebesar 0,05 (0,00 0,05),
|
Variabel bebas : CIRC. Metode penelitian : Kuantitatif berbantu desain, eksperimen. Desain penelitian : QED. Sampel penelitian :Simpel random sampling. Instrumen penelitian : tes Pengujian validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan uji daya pembeda. Pengujian hipotesis : Uji t. |
4 |
Nihayah, Syifauz Zahrotin, 2017 |
Metode penelitian kuantitatif meliputi teknik eksperimen; desain eksperimental asli dengan tata letak pra-dan pasca-tes dan kelompok kontrol
|
Menurut data nilai pretest dari kedua kelompok kontrol dan eksperimen. Sebanyak 44,0 orang berperan sebagai subjek dalam kelompok kontrol pertama, sedangkan 38,5 berpartisipasi dalam eksperimen. Meskipun berdasarkan data nilai post-test baik dari kelompok kontrol maupun eksperimen. Angka terakhir masing-masing untuk kelompok kontrol dan eksperimen adalah 62 dan 75. Dengan membandingkan skor akhir kedua kelompok (juga disebut skor post-test), kita dapat melihat bahwa kelompok eksperimen berbeda secara signifikan dari kelompok kontrol. Nilai rangkaian angka ini adalah 2.698. Hasil ini dibandingkan dengan kumpulan 1.692 tabel. Mengingat bahwa 'thitung' lebih spesifik daripada 'ttabel,' kita dapat menyimpulkan bahwa guru yang menggunakan model pedagogis CIRC lebih berhasil dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi tertulis daripada mereka yang tetap menggunakan metode coba-coba. ceramah dan demonstrasi. Selain itu, siswa mampu meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonalnya dengan teman sekelas. Metode pengajaran tradisional, kadang-kadang dikenal sebagai mode pedagogis, membuat siswa secara pasif mendengarkan guru mereka menjelaskan konsep, yang mungkin merupakan lingkungan yang mengintimidasi. Eksperimen dimasukkan ke dalam metodologi penelitian kuantitatif, dan desain eksperimen asli termasuk pengaturan pre-test dan post-test dan kelompok kontrol digunakan. |
Variabel bebas : Model CIRC. Metode kuantitatif berbantu eksperimen, Instrumen penelitian : tes Pengujian validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan uji daya pembeda. Pengujian hipotesis : Uji t |
5 |
Rokhmah, 2011 |
Metode Penelitian: Penelitian Tindakan Menggunakan Desain Berbasis Siklus.
|
Analisis hasil membuktikan penerapan CIRC dan close reading menghasilkan peningkatan pemahaman membaca sebesar 22,3%, dengan metode pertama lebih efektif dalam menemukan ide artikel dan yang terakhir dalam mengidentifikasi kekurangannya. Ada skor rata-rata 57,7 untuk tahap prasicyclic dan keuntungan 16,1 untuk tahap sisiklik I, dengan total 73,8. Rata-rata nilai skolastik meningkat sebesar 6,2% menjadi 80 pada siklus II. Tingkat prestasi siswa meningkat setelah diajar menggunakan metode CIRC dan teknik close reading. Siswa yang sebelumnya kurang terlibat dalam studi mereka sekarang termasuk yang paling antusias dan aktif dari rekan-rekan mereka di kelas. |
Variabel bebas : Metode CIRC dan teknik close reading. |
6 |
Maryani, Nunung, 2020. |
Penelitian kuantitatif dengan pendekatan kuasi-eksperimental |
Temuan penelitian memberikan bukti bahwa (1) penerapan model CIRC secara signifikan meningkatkan pemahaman membaca dan kemampuan menulis siswa di kelas eksperimen, dan (2) penerapan model CIRC mendukung inisiatif promosi membaca di seluruh sekolah yang dikenal sebagai Kampanye Membaca di Sekolah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model CIRC dapat digunakan sebagai alternatif metode pembelajaran pemahaman bacaan dan untuk memfasilitasi keberhasilan CIRC diperlukan agar individu menjadi lebih objektif, untuk meminta bantuan ahli lain agar dapat digunakan sebagai dasar perbandingan, dan untuk memperpanjang waktu penelitian agar lebih teliti. |
Variabel bebas : model pembelajaran CIRC. Metode penelitian : Penelitian kuantitatif dengan pendekatan kuasi-eksperimental. Instrumen penelitian : tes. Pengujian validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan uji daya pembeda. Pengujian hipotesis : Uji t |
7 |
Mariadeni, 2018. |
Penelitian ini bersifat kuasi-eksperimental, direncanakan menurut Desain Kelompok Independen Faktor Tunggal. |
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) terdapat perbedaan antara kemampuan membaca siswa yang mengikuti pembelajaran model CIRC yang didukung oleh narasi peristiwa dunia nyata dan siswa yang mengikuti metode pembelajaran yang lebih tradisional; dan 2) ada perbedaan antara hasil pemahaman membaca siswa dengan tindakan CIRC dan siswa dengan tindakan metode pengajaran yang lebih tradisional. |
Variabel bebas model CIRC, metode penelitian quasi eksperimen. |
8 |
Jabar, 2019 |
Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai metode, antara lain observasi, tes, metode kuesioner, dan wawancara mendalam. |
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa (1) metode pembelajaran yang paling efektif dalam penelitian ini berpusat pada tiga hal: memberikan contoh yang disesuaikan dengan jumlah siswa dalam setiap kelompok, memberikan contoh resensi novel yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, dan mendorong siswa untuk secara kritis merenungkan contoh-contoh ini. Terdapat bukti bahwa (2) menggunakan paradigma pembelajaran CIRC (Coperative Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis laporan buku. Peneliti merekomendasikan agar guru bahasa Indonesia menggunakan temuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis resensi buku. Kata kunci: menulis, resensi buku, dan pembelajaran kooperatif. |
Variabel bebas : model CIRC. |
9 |
Halimah, Andi, 2014 |
Metode kualitatif |
Penemuan metode CIRC bergantung pada pengembangan keterampilan membaca dan menulis siswa. Proses pengembangan CIRC dimulai dengan pemeriksaan terhadap isu-isu yang mengganggu bentuk pendidikan konvensional, seperti pengajaran membaca, menulis, seni bahasa, dan identifikasi hal-hal di dunia nyata. Memanfaatkan waktu secara lebih efisien adalah fokus utama kegiatan CIRC. Siswa disarankan untuk membaca dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan kurikuler seperti pemahaman bacaan, pengembangan kosa kata, analisis tekstual, dan penalaran etis dalam konteks topik yang dihadapi. |
Variabel yang diteliti metode CIRC |
10 |
Yantini, Afpri. 2014 |
Penelitian adalah proyek kelas eksperimen. Banyak teknik, termasuk observasi, tes, wawancara, dan kelompok fokus, digunakan untuk mengumpulkan data. |
Pelaksanaan penelitian memberikan hasil tentang paradigma pedagogis CIRC meningkatkan keterlibatan guru dan siswa dalam pengajaran membaca kritis. Hasil pendidikan yang diperoleh juga meningkat. Rasio siswa yang berpartisipasi aktif dalam pratindakan adalah 69,7 berbanding 1. Nilai tersebut meningkat dari 79,5 pada siklus I menjadi 82,7 pada siklus kedua. Respon siswa meningkat pada tiap siklusnya dari 45 menjadi 47,02. Peneliti memberikan masukkan kepada guru bahasa Indonesia agar menggunakan temuan ini untuk meningkatkan pemahaman membaca model CIRC siswa mereka. pemahaman membaca, kemampuan membaca siswa |
Variabel yang diteliti metode CIRC |
11 |
Awatik. 2019 |
Penelitian ini dilakukan selama dua siklus penelitian dan merupakan contoh penelitian eksperimen. |
Temuan menunjukkan bahwa penggunaan model CIRC memiliki dampak positif. Pembuktiannya adalah meningkatnya rata-rata nilai ujian pada semester I ke semester II, dari 61,90 menjadi 78,79. Selain itu, proporsi siswa yang memenuhi standar minimum meningkat pada siklus terama sebesar 51,52% menjadi 78,19% pada siklus kedua. |
Variabel yang diteliti metode CIRC |
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah interaksi antar variabel yang ditarik dari hasil analisis teoritis menjadi sebuah ketetapan yang diberi nama dengan hipotesis (Sugiyono, 2017:60). Hasil penelitian dari SDN ........................ di ........................ menunjukkan bahwa siswa di sana memiliki tingkat kemampuan membaca kritis yang rendah. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain guru, siswa, kurangnya kegiatan pembelajaran yang ditujukan untuk mengajar, dan kurangnya model pedagogis yang dirancang khusus untuk meningkatkan keterampilan membaca kritis siswa. Dalam studi ini, peneliti menggunakan CIRC dan model pedagogis membaca dekat untuk sampai pada solusi yang bisa diterapkan.
Penelitian eksperimental ini menerapkan model CIRC dan close reading pada pembelajaran sastra melalui membaca kritis pada siswa Kelas V SDN ........................ ......................... Peneliti membagi subjek menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah itu dilakukan ujian pendahuluan untuk mengukur kemampuan awal kedua kelas tersebut. Izin untuk bertindak diberikan melalui penggunaan model pengajaran dan membaca dekat di kelas eksperimen tetapi tidak di kelas kontrol. Setiap kelas diberikan posttest di akhir proses pembelajaran untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya model CIRC dan membaca dekat terhadap siswa Kelas V SDN ........................ ........................ dilakukan perbandingan hasil posttest dari kedua kelompok tersebut.
Berikut bagan dari kerangka pikir yang dipergunakan pada pelaksanaan penelitian :
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
D. Operasionalisasi Variabel
Ada tiga variabel bebas dalam penelitian ini: kemampuan membaca kritis (variabel Y), model pedagogis CIRC (variabel X1), dan close reading (variabel X2). Membaca secara kritis, atau literasi, adalah kemampuan untuk mengevaluasi apa yang Anda baca dengan secara aktif terlibat dengan teks untuk sampai pada interpretasi yang benar dari apa yang Anda baca. Salah satu jenis model pembelajaran kooperatif, yang dikenal sebagai model CIRC digunakan dengan siswa tingkat atas di sekolah dasar untuk mendorong membaca dan menulis kolaboratif. Model pendidikan CIRC ini harus mencakup integrasi kelompok membaca dan menulis. Tujuan dari close reading adalah untuk membantu pembaca lebih memahami dan mempertahankan teks dengan mendorong mereka untuk membacanya beberapa kali dan melakukan analisis struktural yang mendalam dari elemen termasuk pilihan kata dan penempatan, pengembangan argumen, dan hubungan antar kata.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H0 : model CIRC dan teknik close reading tidak berpengaruh pada kemampuan literasi membaca kritis mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN ........................ .........................
Ha : model CIRC dan teknik close reading berpengaruh pada kemampuan literasi membaca kritis mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN ........................ .........................
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian memakai jenis kuantitatif dan eksperiment. Metode eksperiment kuantitatif dapat dilihat sebagai teknik penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi efek dari satu variabel pada variabel lain dalam pengaturan yang terkontrol (Sugiyono, 2018 : 57). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari bagaimana penerapan model pembelajaran kolaboratif model CIRC dan teknik close reading terhadap pemahaman membaca kritis pada siswa kelas V SDN ......................... Teknik penelitian yang digunakan oleh penulis adalah eksperimen.
Sugiyono (2018) menjelaskan bahwa metode eksperimen digunakan untuk mempelajari efek dari suatu tindakan tertentu dalam kondisi yang terkendali. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Quasi Eksperimen (eksperimen semu), yang merupakan sebuah perluasan, dari true desain eksperimental karena penggunaan kelompok kontrol yang tidak dapat sepenuhnya mengatur variabel eksternal yang mempengaruhi jalannya penelitian. Dalam penelitian ini, peserta diberikan tes dua kali, dengan penjelasan sekali sebelum tindakan diberikan, dan sekali sesudah dilaksanakan tindakan.
Kegiatan tes yang diberikan sebelum tindakan disebut pre-test, sedangkan yang diberikan setelah disebut post-test. Penjelasan tentang rencana tindakan yang dilakukan pada pelaksanaan penelitian adalah
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelas |
Pre-test |
Perlakuan |
Post-test |
Eksperimen |
T1 |
X1 |
T2 |
Kontrol |
T1 |
-X2 |
T2 |
Keterangan :
T1 : Pelaksanaan tes awal
T2 : Pelaksanaan tes akhir
X1 : Tindakan pada model CIRC dan teknik Close Reading.
X2 : Tidak ada perlakuan khusus (pembelajaran normal/konvensional).
Penelitian ini meliputi 2 kelas yaitu kelas V-A SDN ........................ ........................ untuk kelompok eksperimen, dan kelas V-B ........................ ........................ untuk kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan khusus. Kedua kelas mendapatkan bahan pembelajaran yang sama, yang terdiri dari teks percakapan. Namun, di kelas 5A, guru menggunakan model pengajaran CIRC dan teknik Close Reading, sedangkan di kelas 5B, pelaksanaan belajar mengajar metode pengajaran konvensional.
B. Populasi dan Sample
Populasi adalah sekumpulan objek atau subjek dengan kualitas dan karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya yang dapat dipelajari dan kemudian diekstrapolasi (Sugiyono, 2018:80). Banyaknya populasi adalah seluruh siswa yang terdaftar pada semester genap 2021/2022 di SDN ......................... Dengan cara penjabaran sebagai berikut.
Tabel 3.2
Jumlah Peserta Didik di SDN Perumnas Tangerag
Nama Sekolah |
Kelas |
Jumlah Peserta didik |
SDN Perumnas 1 |
5A 5B |
24 20 |
SDN Perumnas 3 |
5A 5B 5C |
30 30 25 |
SDN ........................ |
5A 5B |
21 21 |
|
Jumlah |
171 |
Sedangkan sampel sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2018) merupakan sebagian dari besar dan kespesifikan populasi tersebut. Untuk tujuan ini, sampel harus signifikan secara statistik (mewakili). Sampel diambil secara acak dari populasi, tanpa memperhatikan tingkatan dalam populasi tersebut. Metode pengambilan sampel ini dikenal sebagai "Sample Random Sampling". Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5-A dan 5-B SDN ........................ ......................... Setiap kelas mencakup 21 siswa, dan semua responden tinggal di kota yang sama membuat proses penelitian lebih mudah dikelola oleh peneliti.
Tabel 3.3
Rincian Sample Penelitian
Jenis Perlakuan |
Kelas |
Jumlah Peserta didik |
Eksperimen |
5 A SDN ........................ |
21 |
Kontrol |
5 B SDN ........................ |
21 |
Uji Coba Instrumen |
5 A SDN Perumnas 1 |
24 |
Jumlah |
|
66 |
C. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data meliputi observasi dan tes. Selama proses pembelajaran, observasi ekstensif dilakukan. Kuncinya adalah menjadi pengamat ahli. Namun, waktu pemberian tes per lembar masih tersisa sampai setelah proses pembelajaran selesai.Penggunaan lembar observasi dilakukan selama proses pembelajaran. Kegiatan observasi dilakukan oleh guru yang ditunjuk sebagai observer. Untuk waktu pemberian tes dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai.
Alat observasi dikembangkan dengan prinsip-prinsip pedagogis dari model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan teknik Close Reading. Statistik kuantitatif digunakan untuk analisis data. Mengingat hal tersebut maka data kualitatif harus diubah menjadi ukuran kuantitatif yang dapat dihitung. Pada taraf ini peneliti menggunakan skala penilaian Skala Likert saat melakukan perhitungannya. Skala Likert adalah instrumen survei untuk mengukur sikap, pengetahuan, dan perspektif individu dan kelompok terhadap variabel penelitian. Menurut (Sugiyono, 2018:134). Skala Likert pilihan berbentuk daftar cheklist di mana responden dapat memilih "Ya" atau "Tidak" sebagai jawaban. Jika ya, maka nilai 2 diberikan, jika tidak nilai 1 diberikan.
1. Alat Pengumpul Data Variabel X1 (Model CIRC dan Close Reading)
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Observasi Instrumen Variabel Model Pembelajaran CIRC dan Teknik Close Reading
Variabel |
Indikator |
No Item |
Model Pembelajaran CIRC |
Kesiapan siswa untuk mengikuri proses pembelajaran |
1 |
Kemampuan dalam menanggapi motivasi dan apersepsi |
2 |
|
Memperhatikan setiap penjelasan guru |
3 |
|
Kesiapan para siswa untuk membentuk kelompok |
4 |
|
Pelaksanaan kegiatan berdiskusi kelompok |
5 |
|
Mampu menemukan informasi yang didapat pada kegiatan membaca yang telah dilakukannya |
6 |
|
Mampu bertukar pikir dan dapat berbagi informasi dengan teman satu kelompoknya |
7 |
|
Menyepakati dan membuat simpulan dari hasil kerja kelompok |
8 |
|
Melaksanakan kegiatan presentasi hasil kerja kelompok yang dilaksanakan di depan kelas |
9 |
|
Dapat membuat simpulan hasil pembelajaran |
10 |
Dimodifikasi dari Shoimin (2014)
2. Alat Pengumpul Data Variabel Y (Literasi Membaca Kritis)
Data tentang membaca kritis siswa dikumpulkan setelah semua kegiatan selesai baik di kelas kontrol maupun eksperimen. Instrumen ini terdiri dari tes pilihan ganda dengan 4 kemungkinan jawaban.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Pre-Test Instrumen Variabel Y(Literasi Membaca Kritis)
Kompetensi Dasar |
Indikator |
No. Soal |
Literasi Membaca Kritis Materi Teks Percakapan |
Menelaah isi teks percakapan |
1,2 |
Mengidentifikasi pola pengembangan teks percakapan |
3,4 |
|
Menelaah struktur teks percakapan |
5,6 |
|
Menemukan konjungsi kausalitas atau kronologis dalam teks percakapan |
7,8 |
|
Menemukan kata benda fenomena atau kata teknis/peristilahan dalam teks percapakan |
9,10 |
Dimodifikasi dari Facione (2013)
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Tes Pos-ttest Instrumen Variabel Y(Literasi Membaca Kritis)
Kompetensi Dasar |
Indikator |
No. Soal |
Literasi Membaca Kritis Materi Teks Percakapan |
Menelaah isi teks percakapan |
1,2 |
Mengidentifikasi pola pengembangan teks percakapan |
3,4 |
|
Menelaah struktur teks percakapan |
5,6 |
|
Menemukan konjungsi kausalitas atau kronologis dalam teks percakapan |
7,8 |
|
Menemukan kata benda fenomena atau kata teknis/peristilahan dalam teks percakapan |
9,10 |
Dimodifikasi dari Facione (2013
Kisi-kisi alat pengumpulan data diperlukan sebagai pedoman untuk memperkirakan nilai suatu instrumen. Tergantung dari Kisi-kisi alat pengumpulan data yang ditentukan, item pertanyaan akan disesuaikan dengan jenis instrumen yang akan digunakan. Tes ini dibuat untuk mengevaluasi kemampuan membaca kritis siswa. Materi tes akan fokus pada kompetensi inti dan kompetensi dasar serta indikator pencapaian kompetensi pada pembelajaran bahasa Indonesia semester pertama tentang teks percakapan.
Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan serangkaian tes terdapat instrumen yang digunakan. Pengujian terhadap instrumen melalui uji validitas dan reliabilitas. Untuk menguji kevalidan dan reliabelitas suatu instrumen dilakukan dengan melakukan uji coba instrumen tersebut. Kegiatan ini dilakukan untuk menentukan tingkat kevalidan dan reliabelitas instrumen yang digunakan.
Kegiatan tes literasi membaca kristis siswa dilakukan uji coba terlebih dahulu kepada siswa yang telah melaksanakan pembelajaran teks percakapan sebelum digunakan pada penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang penggunaan tes tersebut apa sudah memenuhi ketentuan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan pada unsur daya pembeda. Langkah-langkah yang digunakan dalam ujicoba tes kemampuan membaca pemahaman adalah:
1. Pengujian Validitas Instrumen
Sebelum digunakan dalam penelitian untuk pengujian validitas didapatkan dari hasil konsultasi pendapat ahli (judgment expert) kepada 2 dosen pembimbing dan guru atau teman sejawat yang ada di SDN ......................... Kegiatan selanjutnya adalah melakukan ujicoba kepada siswa kelas 5 di SDN Perumnas Tanerang yang tidak dipilih baik sebagai kelas kontrol maupun kelas eksperimen.
Pelaksanaan ujicoba dilakukan dengan melaksanakan penjelasan kepada siswa yang mengikuti tes tentang ketentuan dalam menjawab soal dan pernyataan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan tes. Selanjutnya peneliti memberikan lembar soal dan lembar jawaban kepada masing-masing peserta tes. Peserta tes diminta untuk mengerjakan tes sampai dengan selesai, kemudian peneliti mengumpulkan lembar soal dan jawabannya. Hasil dari lembar jawab adalah data soal yang nantinya diolah untuk menentukan tingkat reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran yang dianalisis dengan software SPPS 23. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas tes menggunakan rumus korelasi product moment dengan rumus :
Keterangan
rxy = Tingkat validitas
X= jumlah nilai tiap butir soal yang dicapai oleh siswa
Y = jumlah total skor yang diraih seluruh siswa
N = jumlah seluruh siswa
Taksiran tingkat koefisien validitas didasarkan pada pendapat Suherman (2003:113) sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel 3.7
Besaran Taksiran Koefisien Validitas
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Pada tes diperlukan tidak hanya validitas tetapi juga diperlukan reliabilitas. Keterkaitan antara validitas dan reliabilitas karena reliabilitas tes akan mendukung kevalidan suatu tes. Dapat dijelaskan bahwa tes bisa dinyatakan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi apabila tes dapat memberikan hasil yang konstan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu instrumen dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur aspek yang diukur yang ditandao dengan suatu ketetapan hasil. Dalam penelitian ini metode alpha yang dikemukana oleh Suherman (2003) yang digunakan untuk menghitung reliabilitas tes.
Keterangan.
r11 : besaran reliabilitas soal
n : jumlah butir soal
∑Si2 : Jumlah varians skor tiap item
Si2 : Varians total
Penjelasan tentang besaran reliabitas menggunakan kriteria Gilford sebagaimana dikemukan oleh Suherman (2003) sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3.8
Besaran Taksiran Tingkat Reliabilitas
Cara menentukan suatu instrumen penelitian dinyatakan realiabel atau tidak dilakukan dengan melakukan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Croncbach melalui software SPSS (Statistical Packagef for the Social Sciences). Untuk menentukan hasil atau keputusan yang dilakukan dengan membandingkan hasil dari rhitung dan rtabel. Apabila didapat hasil bahwa rhitung > rtabel dapat dinyatakan bahwa soal tersebut reliabel, sedangkan jika terjadi sebaliknya yaitu jika rhitung ≤ rtabel dapat dinyatakan bahwa soal tersebut tidak reliabel.
3. Pengujian Tingkat Kesukaran Soal
Pengujian terhadap tingkat kesukaran ini bertujuna untuk memberikan informasi tentang butir soal tersebut dakan kriteria sukar, sedang atau mudah. Pengujian tingkat kesukaran menggunakan rumus dari Suherman (2003:170), yaitu :
Keterangan :
IK = Indikator Tingkat Kesukaran.
JBA = Besaran siswa pada kelompok atas dengan jawaban benar.
JBB = Besaran siswa pada kelompok bawah dengan jawaban benar.
JSA = Besaran siswa pada kelompok atas.
JSB = Besaran siswa pada kelompok bawah.
Besaran tingkat kesukaran menurut Suherman (2003) tersaji pada tabel berikut
Tabel 3.9
Besaran Taksiran Kesukaran Soal
4. Pengujian Daya Pembeda Soal
Menurut Suherman (2003:160), tujuan dari pengujian daya pembeda adalah untuk mengetahui seberapa jauh masing-masing butir soal dapat membedakan antara siswa pada kelompok atas dan siswa yang berada pada kelompok bawah. Untuk perhitungan daya beda butir soal dipergunakan rumus sebagai berikut
Penjelasan:
DP : Besaran Daya pembeda.
JBA : Besaran siswa pada kelompok atas dengan jawaban benar pada soal tertentu atau jumlah jawaban benar pada kelompok atas.
JBB : Besaran siswa pada kelompok bawah dengan jawaban benar pada soal tertentu atau jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
JSA : Besaran siswa pada kelompok atas (higher group atau upper group).
JSB : Besaran siswa pada kelompok rendah (lower group).
Pengelompokan interpretasi daya pembeda soal didasarkan pada pendapat Suherman (2003) bisa dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.10
Besaran Taksiran Daya Pembeda
D. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur untuk mendapatkan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara diantaranya :
1. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah salah satu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis dokumen baik yang tertulis, dalam bentuk gambar dan bentuk elektronik (Sugiyono, 2018:56). Dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data administrasi pembelajaran yang ada di sekolah seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran maupun foto pelaksanaan kegiatan penelitian.
2. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk memberikan penilaian dan pengukuran terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar yang diukur adalah aspek pengetahuan atau kogntiif siswa yang berkaitan dengan daya serap siswa terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan tujuan tutorial dan sekolah (Sudjana, 2014:89). Untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, kesukaran dan tingkat daya beda, akan diujikan tersendiri pada siswa kelas V. Hal ini dikandung tujuan untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan siswa setelah melaksanakan KBM tentang literasi membaca kritis pada siswa kelas V.
Penjelasan mengenai tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Tahapan perencanaan
Pada tahapan ini urutan kegiatan difokuskan pada :
a. Menyusun waktu penelitian
b. Membuat RPP sesuai dengan materi yang diajarkan
c. Membuat soal tes
2. Tahapan pelaksanaan
a. Memastikan jumlah sample penelitian sebanyak 2 kelas. Langkah selanjutnya adalah membagi sample tersebut menjadi 2 kelas, pertama sebagai kelas eksperimen dan kedua sebagai kelas control.
b. Melaksanakan tes awal kepada masing-masing kelompok untuk mengetahui keadaan awal dari masing-masing sample. Pelaksanaan tes awal ini dilaksanakan sebelum dilakukan tindakan oleh peneliti.
c. Pada kelas eksperimen diberikan tindakan khusus yaitu menggunakan model CIRC dan pada kelas control digunakan Close Reading yang dilakukan dengan cara pembelajaran biasa.
d. Melaksanakan tes akhir pada masing-masing kelas untuk mengetahui keadaan akhir sample. Pelaksanaan tes ini dilakukan setelah masing-masing kelas sample diberikan tindakan sesuai alur penelitian.
E. Metode Analisis Data
Ada dua tahap analisis data yang dilakukan untuk penelitian ini: analisis deskriptif dan analisis inferensial. Dalam statistik, analisis deskriptif adalah analisis yang memeriksa data yang dikumpulkan dalam bentuk mentahnya tanpa berusaha menarik generalisasi atau kesimpulan yang luas. Penyediaan statistik deskriptif melalui tabel; perhitungan tendensi sentral, median, mean, modus, dan standar deviasi; perhitungan dispersi melalui ukuran tendensi sentral dan standar deviasi; perhitungan persentase (Arikunto, 2018).
1. Tahap Uji Normalitas
Pada tahapan uji normalitas ini digunakan dengan uji liliefors (Lo). Penjelasan mengenai tahapan uji liliefors (Lo) ini adalah mengawali penetapan taraf signifikasi dengan besaran tingkat signifikasi sebesar 5% atau (0,05) dengan penjelasan pada dugaan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Sample berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha : Sample tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah data mengikuti distribusi normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan bantuan program komputer SPSS 23. Pengujian menggunakan distribusi Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk dilakukan di SPSS 23. Jika ada 50 atau lebih pengamatan, tabel Kolmogrov-Sprinov ditampilkan; jika tidak, tabel Shapiro-wilk ditampilkan. Data yang digunakan adalah nilai dan nilai ujian siswa karena akademisi tertarik pada apakah nilai ujian mengikuti distribusi yang berdistribusi normal atau tidak.
2. Tahap Uji Homogenitas
Data diuji homogenitasnya untuk menentukan apakah kelompok sampel memiliki varians yang serupa. Penelitian ini menggunakan SPSS 23 untuk melakukan uji homogenitas. Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan metode One-Way Analysis of Variance (ANOVA), dan tingkat signifikansi 5% digunakan untuk menarik kesimpulan (0,05).
3. Tahap Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan uji t dengan tingkat signifikansi = 0,05 menggunakan rumus di bawah ini
Dari rumus di atas dapat dijabarkan bahwa perbandingan harga thitung dan ttabel pada taraf pengujian α sebesar 0,05 dengan penjelasan :
a. Apabila nilai Sig <0,05, dapat diartikan bahwa terdapat adanya pengaruh positif dan signifikan antara penggunaan CIRC dan Close Reading pada tingkatan membaca kritis siswa kelas V SDN ........................
b. Apabila nilai Sig >0,05, dapat diartikan bahwa tidak terdapat adanya pengaruh positif dan signifikan antara penggunaan CIRC dan Close Reading pada tingkatan membaca kritis siswa kelas V SDN ........................
Penilaian ini merupakan Independent Sample Test yang dirancang untuk mengetahui apakah model CIRC dan Close Reading berpengaruh signifikan terhadap kemampuan membaca kritis siswa. Validitas ujian ditentukan dengan menggunakan SPSS 23 dan prosedur Uji-T Analyze > Compare Means > Independent of Means. Hasil ujian dapat dilihat pada kolom uji-t persamaan rata-rata. Ha diterima, sedangkan Ho ditolak, jika nilai Sig.(2-tailed) lebih kecil dari 0,05.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Pelaksanaan kegiatan bertempat di SDN ........................ ........................ yang beralamat di Jl. Nangka Raya, RT.005/RW.015, Cibodasari, Kecamatan Cibodas, Kota ........................, Banten 15138, NPSN 20606674. Seluruh ruang kelas di SDN ........................ ........................ sudah memenuhi standar dalam hal ventilasi, penerangan, perlengkapan, dan fasilitas lainnya, sehingga sekolah secara keseluruhan dalam kondisi fisik yang baik. Hal ini dikarenakan gedung tersebut memiliki sistem perpipaan dan kelistrikan yang memadai, ventilasi yang memadai, pencahayaan yang memadai, perabotan dan meja yang memadai, alat peraga yang memadai untuk digunakan siswa. Seluruh siswa kelas 5 SDN ........................ ........................ menjadi fokus penelitian ini; Kelas VB berfungsi sebagai kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran ceramah, sedangkan Kelas VA berfungsi sebagai kelompok eksperimen yang menerima perlakuan menggunakan model CIRC dan teknik close reading. Ada total 42 siswa yang menjadi sampel dalam penelitian yaitu kelas VA sebanyak 21 siswa dan kelas VB sebanyak 21 siswa. Tidak ada ketegangan sosial antara kedua kelompok karena menurut data populasi, mereka keduanya cukup homogen. Artinya data tersebut mengikuti distribusi normal dan memiliki varians yang sama. Siswa berprestasi tinggi dan rendah tersebar di antara kedua kelompok. Kedua kelas biasanya menggunakan berbagai model pembelajaran dalam pengajaran mereka, termasuk penggunaan model CIRC dan teknikm close reading. Pembelajaran dengan model ceramah juga memiliki beberapa kelemahan, seperti partisipasi siswa yang kurang dalam proses pembelajaran, kurangnya motivasi bagi siswa kerana pembelajaran terkesan jenuh dan membosankan, dan penyampaian materi oleh guru yang kurang jelas. Penelitian menggunakan model pembelajaran CIRC dan Close Reading pada bacaan teks percakapan untuk membuat partisipasi siswa di kelas lebih terlihat dan untuk memfasilitasi pengembangan pembelajaran kolaboratif yang mengikutsertakan siswa didalamnya secara maksimal.
2. Deskripsi Objek Penelitian
Tujuan utama pelaksanaan penelitian ini adalah untuk
mengetahui
pengaruh penggunaan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated
Reading and Composition) dan Close
Reading terhadap kemampuan membaca
kritis siswa di SDN ........................
........................ kelas V. Dalam mencari pengaruh tersebut diperlukan
kelompok kontrol yang digunakan sebagai pembanding dengan menerapkan model
pembelajaran ceramah bervariasi. Pelaksana kegiatan penelitian adalah guru
kelas dan peneliti. Alasan guru kelas sebagai pelaksana utama (memberikan
pengajaran) dalam penelitian ini karena guru kelas lebih mengetahui kondisi
kelas yang diampunya dan untuk mengurangi pengaruh variabel dari luar yang
mungkin dapat mempengaruhi hasil akhir penelitian jika yang melakukan peneliti.
Peneliti dalam kegiatan penelitian ini berfungsi untuk menyiapkan hal-hal yang
dibutuhkan guru dalam proses pembelajaran, seperti materi, media, lembar kerja
kelompok (LKK), lembar soal evaluasi, dan sebagai observer untuk meneliti
pelaksanaan model pembelajaran, aktivitas guru dalam proses pembelajaran.
Sebagai pelaksana, peneliti mengatur penelitian bersama kedua guru kelas agar
terjalin kolaborasi yang baik. Guna menghindari faktor luar yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian, peneliti dengan kedua kolaborator menetapkan
jadwal kegiatan dengan waktu jeda yang singkat antara pelaksanaan di kelas
eksperimen dengan perlakuan CIRC dan Teknik close reading. Berikut jadwal
pelaksanaan penelitian yang telah terlaksana.
Tabel 4.1
Jadwal Penelitian pada Kelas Eksperimen dengan CIRCdan Close Reading di SDN ........................ ........................
No |
Tanggal |
Kegiatan |
Waktu Pelaksanaan |
1 |
05-08-2022 |
Pre-test |
Pukul 07.15-08.00 WIB |
2 |
06-08-2022 |
Pertemuan I |
Pukul 07.15-08.25 WIB |
3 |
19-08-2022 |
Pertemuan II |
Pukul 09.15-10.25 WIB |
4 |
20-08-2022 |
Post-test |
Pukul 09.15-10.00 WIB |
Tabel 4.2
Jadwal Penelitian pada Kelas Kontrol dengan Metode Ceramah
di SDN ........................ ........................
No |
Tanggal |
Kegiatan |
Waktu Pelaksanaan |
1 |
07-08-2022 |
Pre-test |
Pukul 07.15-08.00 WIB |
4 |
13-08-2022 |
Post-test |
Pukul 09.15-10.00 WIB |
Berdasarkan data tersebut, Pretest dan Posttest dilaksanakan di luar waktu penelitian. Hal ini bertujuan agar alokasi waktu penelitian tidak terganggu dengan pengerjaan soal Pretest maupun Posttest. Pada pertemuan pertama, pelaksanaan kegiatan dimulai di kelas eksperimen terlebih dahulu dan dilaksanakan pada jam pelajaran pertama dan kedua. kegiatan penelitian dilanjutkan di kelas kontrol pada 2 hari berikutnya pada jam pelajaran pertama dan kedua. Pertemuan kedua, kegiatan penelitian dimulai di kelas eksperimen pada jam pelajaran pertama dan kedua, dengan alokasi waktu 35 menit/JP. Setelah 2 JP di kelas eksperimen, peneliti menyerahkan sepenuhnya kepada guru kelas. Pada pukul 09.15 WIB yaitu setelah jam istirahat selesai, peneliti melanjutkan kegiatan penelitian di kelas kontrol selama 2 JP, pada jam pelajaran pertama untuk melakukan pre test. Pada saat pemberian pre test dikelas kontrol siswa mengerjakan dengan kelas yang hening. Namun beberapa menit kemudian terlihat siswa yang mulai kebingungan dalam mengisi lembar jawab. Sedangkan di kelas eksperimen, saat guru menyampaikan materi suasana terlihat lebih kondusif, dan guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan lebih komunikatif dengan para siswa. Di kelas eksperimen juga masih ditemui siswa yang berbicara dengan temannya, saat guru mendapati hal tersebut, guru meminta siswa tersebut untuk mengulang apa yang telah disampaikan oleh guru. Untuk kelas kontrol pada penelitian ini tidak adanya treatment atau perlakuan sehingga peneliti hanya mengambil data prettest dan posttest saja.
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Pengujian Instrumen Data
a. Hasil Pengujian Validitas Instrumen
Validasi ahli bertujuan untuk mengetaui kelayakan instrumen yang dihasilkan berdasar pada penilaian ahli. Validator dalam penelitian ini terdiri dari 3 validator ahli yaitu sebagai ahli materi Dr. Audi Yundayani, M.Pd, sebagai ahli media adalah Yudi Suyitno, M.Pd dan sebagai ahli bahasa adalah Endang Sunandar, M.Pd. Masing-masing validator melakukan pengecekan menggunakan lembar validasi pengembangan instrumen yang telah disediakan. Hasil penelitian dari ketiga ahli menunjukkan bahwa instrumen yang dikembangkan sangat layak digunakan dan dapat dilanjutkan ketahap uji coba. Hasil validasi dari ketiga ahli dapat dilihat pada tabel 4.1, sedangkan untuk lembar validasi ahli terlampir pada Lampiran 1-3.
Tabel 4.3
Hasil Validasi Ahli Terhadap Instrumen
No |
Validasi Ahli |
Hasil |
Kriteria |
1 |
Ahli materi |
67,5% |
Sesuai |
2 |
Ahli media |
84,38% |
Sangat sesuai |
3 |
Ahli bahasa |
96,88% |
Sangat sesuai |
Dari perolehan pada tabel di atas bahwa untuk hasil prosentase masing-masing ahli berada pada rentang skor 60≤n<80 dan 80≤n<100 sehingga instrumen tersebut sesuai untuk dipergunakan dalam penelitian. Setelah disetujui oleh tim ahli kemudian instrumen diujicobakan kepada siswa kelas V SDN Perumnas 1 yang di anggap mampu mengerjakan instrumen hasil membaca kritis karena telah mempelajari materi tersebut sebelumnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa diberikan soal yang berjumlah 22 soal yang telah di validkan oleh validator ahli kepada 20 orang siswa sebagai responden. Hasil perhitungan validitas tes siswa dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS 23 (lampiran 8) dengan kriteria pengujian validitas adalah setiap instrument soal dikatakan valid apabila rhitung>rtable. Setelah dilakukan analisis hasil validitas diperoleh data bahwa terdapat 20 soal valid dan 2 soal tidak valid. Adapun hasil validitas tes dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Validitas Soal
Pretest/Posttest |
Item Soal |
Valid |
No Tidak Valid |
PreTest |
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 |
1,2,3,4,6,7,8,9,10 |
5 |
Posttest |
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11 |
2,3,4,5,6,7,8,9,10 |
9 |
Untuk tes butir soal yang tidak valid tidak dipergunakan sebagai data dan bahan dari penelitian.
b. Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen
Langkah dalam pengujian reabilitas digunakan SPPS 23. Penjelasan tentang hasil uji reabilitas menggunakan SPPS 23 pada tabel berikut
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Reabilitas Instrumen
Bentuk Instrumen |
Koefisien Reliabilitas(α) |
Kriteria |
Pilihan Ganda/Pretest |
0,805 |
Reliabel |
Pilihan Ganda /Posttest |
0,751 |
Reliabel |
Hasil dari pengujian reabilitas yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 23 (lampiran 9) menunjukkan alpha 0,805 dan nilai hasil tes alpha sebesar 0,751, menempatkan dalam kriteria "sangat tinggi".
c. Hasil Pengujian Tingkat Kesukaran
Tes ini digunakan untuk mengetahui apakah soal yang diajukan termasuk dalam kriteria “tidak terlalu sulit” atau “tidak terlalu mudah”. Hasil pretest yang dapat diambil dari tabel pengukuran tingkat kesukaran soal (lampiran 10) dengan menggunakan SPSS 23 adalah adanya 2 soal yang sedang, 8 soal yang mudah, dan 1 soal yang sukar. Hasil tingkat kesukaran untuk postest terdapat 7 soal dengan kriteria sedang, dan 3 soal dengan kriteria mudah dan 1 kriteria sukar.
d. Hasil Pengujian Daya Beda
Untuk membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dan rendah, guru menggunakan teknik yang disebut "daya pembeda soal" untuk menilai pengetahuan siswa tentang suatu topik dan keterampilan membaca kritis mereka. Hasil untuk soal pretest adalah sebagai berikut: lima soal masuk kriteria “baik”, lima soal masuk kriteria “sedang”, dan satu soal masuk kriteria “jelak”, sebagaimana ditentukan oleh tabel untuk menghitung jumlah selisih antar soal. menggunakan SPSS 23 (lampiran 11). Namun pada posttest terdapat 10 soal dengan rentang kesukaran sedang dan 1 soal pada rentang jelek.
2. Hasil Penggunaan Model CIRC dan Teknik Close Reading
Pelaksanaan kegiatan di kelas eksperimen mengikuti jadwal yang dikembangkan bekerja sama dengan guru kelas V SDN ........................ ........................ seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1. Dalam penelitian ini, guru kelas melaksanakan kegiatan pembelajaran. Bertindak sebagai pengamat adalah peneliti. Guru menerapkan pelajaran berdasarkan praktik yang direncanakan RPP, sementara peneliti memantau penerapan model CIRC dan teknik close reading) pada proses pembelajaran menggunakan alat pengumpulan data yang tersedia. Pendekatan CIRC and teknik close reading dilaksanakan selama dua pertemuan di kelas eksperimen. Model Pembelajaran CIRC dan teknik close reading berdasarkan hasil observasi oleh peneliti pada Kelas V SDN ........................ ........................ pada kelas eksperimen.
Tabel 4.6
Hasil Observasi di Kelas Eksperimen
No |
Indikator Pengamatan |
Pertemuan 1 |
Pertemuan 2 |
||
Ya |
Tidak |
Ya |
Tidak |
||
Awal |
|||||
1 |
Meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengikuti pembelajaran |
√ |
|
√ |
|
Inti |
|||||
2 |
Guru menanggapi motivasi dan apersepsi siswa. |
|
√ |
|
√ |
3 |
Meminta siswa untuk memperhatikan penjelasan guru |
|
√ |
√ |
|
4 |
Meminta siswa untuk berkelompok sesuai kelompoknya masing-masing |
√ |
|
√ |
|
5 |
Meminta siswa melaksanakan diskusi kelompok |
√ |
|
√ |
|
6 |
Meminta siswa mencari informasi pada pelaksanaan membaca yang sedang dilakukan |
|
√ |
√ |
|
7 |
Meminta siswa bertukar ide dan berbalas informasi pada teman di kelompoknya masing-masing |
|
√ |
√ |
|
8 |
Meminta siswa menyetujui dan menarik kesimpulan dari pelaksanaan kerja kelompok |
√ |
|
√ |
|
9 |
Meminta siswa melaksanakan kegiatan presenrasu hasil pekerjaannya secara kelompok didepan kelas. |
√ |
|
√ |
|
Akhir |
|||||
10 |
Meminta siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran |
√ |
|
√ |
|
Skor Total |
6 |
9 |
|||
Kriteria |
Baik |
Sangat Baik |
Berdasarkan tabel 4.6, pemenuhan standar implementasi pertemuan I dan II memenuhi atau melampaui standar baik dan sangat baik. Dalam setiap pelaksanaan perlakuan, guru kelas melakukan kegiatan pembelajaran yang dihadiri langsung oleh peneliti. Observasi oleh peneliti bertujuan untuk mengamati jalannya proses pembelajaran dengan memberikan nilai pada lembar observasi yang disediakan. Setelah selesai perlakuan, peneliti sebagai observer, memberikan penjelasan bahwa langkah-langkah yang ada sudah terealisasi dengan baik, yang perlu dipertegas adalah disiplin waktunya belum sesuai dengan yang terdapat di RPP, Namun, peneliti memaklumi bahwa siswa terkadang sulit dikendalikan sehingga alokasi waktunya tidak sesuai dengan yang direncanakan. Peneliti juga memberikan penjelasan kepada guru kelas mengenai apa saja yang sudah terlaksana dengan baik dan apa saja yang perlu di perbaiki. Dengan ini, observer menegaskan bahawa langkah-langkah yang ada telah terlaksana secara keseluruhan.
3. Data Hasil Literasi Membaca Kritis Siswa
Perolehan data pada pemahaman literasi membaca kritis diperoleh dengan melaksanakan pretest dan post test pada masing-masing kelompok baik itu kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Pretest dilakukan agar guru dapat mengukur tingkat awal pengetahuan dan keterampilan siswa mereka sebelum mempercayakan mereka dengan pekerjaan yang sebenarnya. Namun, tujuan dari ujian pasca-perlakuan adalah untuk menentukan seberapa besar kemampuan membaca siswa sebelum dan sesudah perlakuan mempengaruhi pemahaman membaca (perlakuan) mereka secara keseluruhan. Analisis uji normalitas dan homogenitas dilakukan pada data yang dikumpulkan dari kedua kelompok kontrol dan eksperimen untuk menentukan apakah sampel tersebut mewakili populasi pada umumnya atau tidak. Berikut adalah acuan evaluasi yang digunakan di SDN ........................ ........................ untuk mengetahui hasil belajar siswa pada membaca kritis.
0-50 |
: Sangat Kurang |
51-59 |
: Kurang |
70-75 |
: Cukup |
76-82 |
: Tinggi |
83-100 |
: Sangat Tinggi |
a. Data Hasil Membaca Kritis Pretest
Hasil pembacaan critical pre-test baik pada kelompok kontrol maupun eksperimen menunjukkan bahwa keduanya serupa. Tidak ada siswa di salah satu dari dua kelas tersebut yang telah mencapai kemahiran bahasa Indonesia atau KKM yang disyaratkan sekolah, yaitu 70.Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum pernah dihadapkan pada bahan ajar bahasa Indonesia yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Semua data hasil pembacaan skor pretes yang didapatkan pada kelas kontrol dan eksperiman tersaji pada tabel berikut.
Tabel 4.7
Hasil Tes Membaca Kritis
No |
Interval |
Pretest |
|||
Kelas Eksperimen |
Kelas Kontrol |
||||
F |
% |
F |
% |
||
1 |
82-100 |
- |
- |
- |
- |
2 |
76-82 |
- |
- |
- |
- |
3 |
70-75 |
- |
- |
- |
- |
4 |
51-69 |
17 |
80,95% |
8 |
38.10% |
5 |
0-50 |
4 |
19,05% |
13 |
61,90% |
Jumlah |
21 |
100% |
21 |
100% |
|
Tuntas (≥KKM) |
- |
- |
- |
- |
|
Tidak Tuntas <KKM |
21 |
21 |
|||
Nilai Tertinggi |
60 |
60 |
|||
Nilai Terendah |
20 |
20 |
|||
Nilai Rata-Rata |
50,10 |
40,24 |
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa hasil membaca kritis pretest siswa kelas kontrol dan siswa kelas eksperimen pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi teks percakapan belum mencapai nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan minimun (KKM). Nilai tertinggi untuk kelas kontrol adalah 60 dan nilai terendah adalah 20. Sedangkan di kelas eksperimen nilai tertingginya adalah 60 dan nilai terendah adalah 20. Di samping itu, nilai rata-rata kelas masih di bawah nilai rata-rata pada KKM. Untuk kelas kontrol rata-ratanya sebesar 40,24 dan untuk kelas eksperimen sebesar 50,10. Hal ini menandakan bahwa siswa di kedua kelas secara keseluruhan masih dalam kondisi murni belum mendapatkan materi terkait. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam grafik.
Diagram 4.1 Sebaran Hasil Pre-test pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
b. Data Hasil Membaca Kritis Post-test
Hasil posttest membaca kritis membandingkan kelompok kontrol dan eksperimen menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik. Aktivitas selama dua pertemuan menghasilkan peningkatan skor membaca kritis untuk kedua kelas. Hal ini terlihat pada peningkatan kemampuan membaca kritis siswa setelah menerima perlakuan meningkat menjadi >50%.
Tabel 4.8
Hasil Tes Membaca Kritis
No |
Interval |
Pretest |
|||
Kelas Eksperimen |
Kelas Kontrol |
||||
F |
% |
F |
% |
||
1 |
82-100 |
10 |
47,62 |
- |
- |
2 |
76-82 |
9 |
42,86 |
- |
- |
3 |
70-75 |
- |
- |
3 |
14,29 |
4 |
51-69 |
2 |
9,52 |
18 |
80,95 |
5 |
0-50 |
- |
- |
- |
- |
Jumlah |
21 |
21 |
21 |
100% |
|
Tuntas (≥KKM) |
19 |
90,48 |
3 |
14.29 |
|
Tidak Tuntas <KKM |
2 |
9.52 |
18 |
80,95 |
|
Nilai Tertinggi |
89 |
77,78 |
|||
Nilai Terendah |
56.56 |
44,44 |
|||
Nilai Rata-Rata |
72,85 |
55,23 |
Berdasarkan tabel 4.8 tersebut dapat diamati bahwa
ketuntasan siswa
dikelas kontrol adalah sebesar 14,29% siswa (3 dari 21 siswa) sedangkan
80,95%siswa (18 dari 21 siswa) lainnya belum tuntas hasil membaca kritisnya. Di
kelas eksperimen persentase ketuntasan siswa mencapai 90,48% siswa (19 dari 21
siswa) sedangkan yang belum tuntas hanya 9,52% (2 dari 21 siswa). Nilai terendah dikelas eksperimen
adalah 56,56, sedangkan dikelas kontrol 44,44. Nilai tertinggi di
kelas kontrol adalah 77,78, dan 89 di kelas eksperimen. Di kelas kontrol angka
ketuntasan siswa tergolong masih rendah. Hampir setengah siswa lebih masih
belum mencapai nilai KKM. Hal tersebut salah satunya dikarena dalam proses
pembelajaran, mereka kurang mendalami materi, pemerolehan materi yang siswa
dapat hanya didapat dari mendengarkan penjelasan materi dari guru, tanpa adanya
pemerolehan belajar secara mandiri oleh siswa sendiri, sehingga pengetahuan
yang didapat tidak maksimal dan siswa mudah lupa dengan materi yang telah
dipelajari. Sedangkan di kelas eksperimen, mereka relatif lebih memahami dan
mendalami materi, karena proses pembelajaran siswa di kelas eksperimen, lebih
menekankan kegiatan yang mengaktifkan siswa melalui kegiatan membaca secara
kritis, Di samping guru juga masih memberikan penjelasan terkait maeri.
Meskipun demikian masih ada 2 siswa yang nilainya di bawah KKM. Namun dari
hasil posttest ini dapat terlihat
bahwa hasil membaca kritis siswa kelas eksperimen yang menerapkan model
pembelajaran CIRC dan close reading
lebih baik daripada kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran ceramah
atau kovensional.
Untuk dapat lebih jelasnya mengenai perbandingan masing-masing kelompok dapat
dilihat pada grafik di bawah ini.
Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
4. Analisis Data Penelitian
a. Uji Normalitas Gain Kelompok Eksperimen
Pengujian N-gain dilakukan guna memperoleh data tentang berbedaan nilai rata-rata membaca kritis yang dilakukan sebelum dilaksanakan model pembelajaran dan nilai rata-rata membaca kritis yang dilakukan setelah dilaksanakan model pembelajaran. Berdasarkan data posttest dan data pretest kelas VA SDN ........................ ......................... Hasil analisis data kelas yang diterapkan model pembelajaran CIRC dan close reading diperoleh nilai, hasil perhitungan N-Gain = 0,45 selanjutnya diintepretasikan untuk melihat tingkat efektifitas kelas, berdasarkan kategori yang ditentukan tingkat efektifitas N-Gain kelas yang diterapkan pembelajaran model pembelajaran CIRC dan teknik close reading dikategorikan cukup efektif dengan klasifikasi sedang. Perhitungan lebih rinci pada lampiran 13.
b. Uji N Gain Kelompok Kontrol
Melihat hasil post-test dan pre-test kelas VB SDN 5 ......................... Dihasilkan dari analisis data kelas yang dilakukan metode ceramah. Pada bagian berikut akan diinterpretasikan hasil uji N-Gain (Hasil Perhitungan N-Gain = 0,35) untuk mengetahui tingkat efektivitas di kelas dengan metode ceramah yang dikategorikan cukup efektif pada kategori sedang.
5. Uji Prasyarat Analisis
Pada uji prasyarat ini dilaksanakan pada awal kegiatan yaitu sebelum dilakukan analisis data, Uji prasyarat yang dipergunakan pada kegiatan penelitian menggunakan pengujian normalitas dan pengujian homogenitas. Penjelasan mengenai hasil pengujian prasyarat dijelaskan di bawah ini.
a. Uji Normalitas Pretest
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya semua variabel apakah atau apakah distribusinya khas. Uji menggunakan pengujian kolmogorov-smirnov dengan bantuan SPSS 23.00. Untuk mengetahui normal tidaknya adalah jika sig >0,05 maka normal dan jika sig<0,05 dapat dikatakan tidak normal. Hal ini terlihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di jika lebih dari nilai signifikansi 0,05 yaitu 0,654 di kelas konvensional dan 0,853 di kelas eksperimen. Dengan ini, hipotesis yang berlaku adalah Ho diterima dan Ha ditolak yakni data berdistribusi normal. Nilai rata-rata kedua kelompok berada di bawah batas kelulusan pada KKM: 50,10 pada kelompok eksperimen dan 40,24 pada kelompok konvensional. Ini menunjukkan bahwa siswa masih dalam keadaan belum pernah mendapatkan pembelajaran bahan ajar tentang teks percakapan.
b. Uji Homogenitas Pretest
Bedasarkan tabel hasil perhitungan uji homogenitas nilai pretest kelas V SDN ........................ ........................ dengan menggunkan bantuan program SPSS 23.0 dengan cara Analyze–Compare Means–Oneway Anova, nilai hasil belajar pretest kedua kelas adalah homogen. Kehomogenan tersebut ditunjukkan dengan nilai Sig. sebesar 0,237 > 0,05.Di samping itu, angka Fhitung adalah 3,546 < Ftabel (3,522). Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai varians yang sama. Homogenitas data pretest mengartikan bahwa sebaran data yang sama antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa data nilai pretest yang dihasilkan siswa adalah seimbang. Artinya, siswa kedua kelas tidak terplot dalam satu kelas siswa yang berprestasi dan satu kelas siswa yang kurang berprestasi. Data nilai pretest di kedua kelas berbeda. Namun, sebaran datanya adalah homogen.
c. Uji Normalitas Posttest
Bedasarkan tabel pengujian normalitas data posttest kelas kontrol dan dengan bantuan program SPSS for windows version 23.0 dengan teknik OneSample Kolmogorov Smirnov yaitu Analyze–non parametric test–One Sampel KS. menginterpretasikan bahwa sebaran data posttest di kelompok kontrol dan eksperimen berdistribusi normal yaitu Ho diterima dan Ha ditolak. Terlihat pada hasil Asymp Sig(2-tailed), nila signifikansi yang diperoleh di kelas kontrol sebesar 0,280 di kelas eksperimen. Nilai tersebut lebih besar dari α = 0,05. Nilai rata-rata kelas konvensional adalah 55,23, di kelas eksperimen adalah 72,85. Bedasarkan nilai tersebut, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata di kelas konvensional belum mencapai KKM sedangkan di kelas eksperimen sudah mencapai KKM, namun nilai posttest mengalami peningkatan dari nilai pretest, meskipun tidak terlau signifikan.
d. Uji Homogenitas Posttest
Bedasarkan tabel pengujian homogenitas data akhir telah
diketahui
bahwa data nilai posttest berdistribusi normal berdasarkan pengujian
normalitas. Berikut hasil uji homogenitas menggunkan program SPSS 23.0 dengan
cara Analyze–Compare Means–Oneway Anova. menginterpretasikan bahwa data hasil belajar posttest kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen adalah homogen. Kehomogenan tersebut
ditunjukkan dengan nilai Sig. sebesar 0,597 > 0,05. Di samping itu, angka
Fhitung adalah 5,531 < Ftabel (3,522). Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa
Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen mempunyai varians yang sama. Homogenitas data posttest mengartikan
bahwa sebaran data yang sama antara kelas konvensional dan kelas eksperimen.
Hal ini menunjukkan bahwa data nilai posttest yang dihasilkan siswa di
kedua kelas adalah seimbang di antara
kelas. Artinya, siswa kedua kelas tidak terplot dalam satu kelas siswa
yang berprestasi dan satu kelas siswa yang kurang berprestasi. Data nilai posttest
di kedua kelas berbeda. Namun, sebaran datanya adalah homogen. Untuk
mengetahui perbedaan tersebut, dapat dilihat pada hasil uji gain.
e. Uji Hipotesis
Pada pengujian terhadap hipotesis penelitian dikandung maksud agar mendapatkan informasi tentang disparitas antara rata-rata hasil belajar pada kelompok kontrol dan rata-rata hasil belajar pada kelompok eksperimen. Penjelasan mengenai hipotesis hasil penelitian adalah :
H0 : model CIRC dan teknik close reading tidak berpengaruh pada kemampuan literasi membaca kritis mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN ........................ .........................
Ha : model CIRC dan teknik close reading berpengaruh pada kemampuan literasi membaca kritis mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN ........................ .........................
Hipotesis tersebut berlaku ketentuan sebagai berikut.
Jika nilai Sig. (2-tailed)<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika nilai Sig. (2-tailed)>0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima
1). Uji Gain
Pengujian gain dilakukan pada pengujian pertambahan nilai hasil belajar. Pengujian gain adalah mencari selisih hasil belajar kegiatan pre-test dan kegiatan post-test. Masukan data yang berasal dari nilai post-test dengan cara mengurangkan dengan perolehan data pre-test pada 2 kelompok penelitian. Dari data proses di atas kemudian dilakukan kalkulasi untuk mendapatkan perolehan angka indeks gain <g>.
Tabel 4.9
Hasil Uji Gain
No |
Jenis Kelas |
Mean |
Gain |
Kriteria Gain |
|
Pre test |
Post test |
||||
1 |
konvensional |
44,46 |
55,56 |
0,2 |
Rendah |
2 |
eksperimen |
55,56 |
77,78 |
0,5 |
Sedang |
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa indeks gain kelompok konvensional menunjukkan nilai 0,02. Digit yang disebutkan di atas termasuk dalam rentang kriteria rendah. Untuk indeks gain CIRC, kita mendapatkan nilai g>0,5. Kelompok eksperimen termasuk dalam kriteria sedang. Ini menjelaskan mengapa peningkatan yang ditunjukkan pada kelompok eksperimen lebih baik daripada yang terlihat pada kelompok kontrol.
2). Uji T
Langkah selanjutnya setelah menyelesaikan uji gain ditemukan pada uji t. Penelitian ini menggunakan independent samples test untuk mengetahui apakah tingkat keberhasilan membaca kritis meningkat atau tidak ketika model pembelajaran CIRC dan model pembelajaran close reading digunakan bersama-sama. Hasil pemeriksaan terhadap uji t pada tabel di bawah ini
Tabel 4.10
Hasil Uji T
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constanta) |
52,146 |
16,733 |
|
,116 |
,006 |
Eksperimen |
,114 |
,205 |
,126 |
3,556 |
,003 |
|
a. Variable Dependent : Konvensional |
Nilai yang dihitung dari Sig. (2-tailed)< 0,05 adalah 0,03 dan nilai thitung (3.556) > ttabel (1.720). Penelitian berhipotesis bahwa jika nilai Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil dengan penggunaan model CIRC dan teknik close reading terhadap keterampilan membaca kritis siswa saat belajar bahasa Indonesia di kelas V SDN Perumnas .........................
3). Uji Anova
Tujuan dari tes Uji Anova adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran (CIRC) dan Close Reading memiliki pengaruh bersama terhadap kinerja membaca kritis siswa. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.11
Hasil Uji Anova
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
26,148 |
1 |
26,148 |
8,309 |
,000b |
Residual |
1608,197 |
19 |
84,642 |
|
|
|
Total |
1634,345 |
20 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Eksperimen |
||||||
b. Predictors: (Constant), Konvensional |
Hasil tabel 4.11 menunjukkan nilai sig = 0,000 < 0,05, Fhitung (8,309) > Ftabel (4,325) hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol H0 ditolak yang menunjukkan bahwa kombinasi penggunaan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Close Reading berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap kemampuan membaca dan membacakritis siswa teks percakapan
C. Pembahasan
Hasil analisis dikuatkan oleh pengamatan yang dilakukan selama percobaan yang sedang berlangsung dan keberhasilan penerapan prosedur kontrol di laboratorium. Sintaks pada model CIRC dan close reading telah berhasil dilaksanakan dari awal hingga akhir. Menurut hasil pengamatan selama pembelajaran aktif, di kelas eksperimen, siswa mampu mencapai 10 deskriptor pada pertemuan pertama dan 18 pada pertemuan kedua. Masing-masing dari dua pertemuan ini sangat baik dengan ukuran apa pun.
Angka-angka ini menjelaskan mengapa perbaikan terlihat pada kelompok kontrol dan eksperimen di setiap langkah penelitian. Namun, perilaku siswa pada kelompok eksperimen menunjukkan peningkatan keterlibatan siswa dibandingkan dengan kelompok kontrol. Siswa dalam kelompok eksperimen CIRC telah terbukti memiliki lebih banyak kemampuan memecahkan cerita, untuk mengambil peran lebih aktif dalam pendidikan mereka sendiri, dan lebih termotivasi untuk memecahkan masalah secara kreatif dan metodis sebagai hasil dari menjadi bagian dari kelompok. Sesuai dengan teori dari Slavin (2010: 86) tentang kelebihan-kelebihan model CIRC dan close reading. Kelebihan-kelebihan yang ditemukan pada kelompok eksperimen adalah siswa dapat mengungkapkan bahan bacaan menggunakan kata kata mereka sendiri, menyesuaikan kecepatan dan gaya membaca mereka dengan maksud dan tujuan teks, dan kemudian memeriksa apakah materi yang mereka laporkan sesuai atau tidak dengan pemahaman asli mereka melalui membaca ulang.
Setelah setiap kelas diberikan pembelajaran sesuai dengan materi yang telah ditentukan, peneliti memberikan post-test untuk menentukan pengaruh penggunaan CIRC dan Close reading pada eksperimen. Data post-test yang menunjukkan hasil belajar yang rendah adalah siswa dari kelompok kontrol. Lebih dari separuh siswa belum mencapai tingkat pencapaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Hal tersebut salah satunya dikarenakan dalam proses pembelajaran mereka kurang mendalami materi, pemerolehan materi yang siswa dapat hanya didapat dari mendengarkan penjelasan materi dari guru, tanpa adanya pemerolehan belajar secara mandiri oleh siswa sendiri, sehingga pengetahuan yang didapat tidak maksimal dan siswa mudah lupa dengan materi yang telah dipelajari.
Sedangkan
di kelas eksperimen, mereka relatif lebih memahami
dan
mendalami materi, karena proses pembelajaran siswa di kelas eksperimen, lebih
menekankan kegiatan yang mengaktifkan siswa melalui kegiatan membaca dan
berdiskusi, Di samping guru juga masih memberikan penjelasan terkait maeri.
Meskipun demikian masih ada 2 siswa yang nilainya di bawah KKM. Namun dari
hasil posttest ini dapat terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol yang menerapkan
model pembelajaran ceramah.
Hasil uji hipotesis untuk kelas eksperimen diperoleh bahwa thitung (3,556) > ttabel (1,720). Berdasarkan hipotesis penelitian, jika nilai Sig. (2-tailed)< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa pengaruh yang signifikan antara hasil membaca kritis pada kelas eksperimen (menggunakan model pembelajaran CIRC dan close reading) dan kelas kontrol (menggunakan model pembelajaran ceramah), sehingga untuk pengajuan hipotesis yang diajukan peneliti yaitu terjadi peningkatan kemampuan literasi membaca kritis dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada peserta didik kelas V SDN ........................ ......................... Model CIRC dan close reading dapat meningkatkan terhadap kemampuan membaca kritis dikarenakan model pembelajaran merupakan sebuah program yang komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di sekolah dasar. Sesuai dengan teori dari Slvain (2005) dan penelitian dari Ajeng Sestya Ningrum (2020) model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat berdasarkan rata-rata dari hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran CIRC dan close reading lebih tinggi sedangkan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional lebih rendah.
Hasil uji Anova untuk menguji apakah ada pengaruh model pembelajaran (CIRC) dan Close Reading secara simultan terhadap hasil membaca kritis. Pada tabel di atas nilai sig = 0,000 < 0,05, nilai Fhitung (8,309) > Ftabel (4,325) sehingga H0 ditolak, yang berarti model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Close Reading secara berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil membaca kritis materi percakapan, dan hipotesis yang diajukan peneliti model CIRC dan teknik close reading berpengaruh terhadap literasi membaca kritis dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada peserta didik kelas V SDN ........................ ........................ dapat diterima. Penggunaan model CIRC ini semakin berhasil dengan didukung teknik membaca yang tepat pula. Keterlibatan teknik close reading akan membuat pelaksanaan model CIRC semakin berhasil karena untuk menelaah isi bacaan, siswa harus membaca teliti atau membaca cermat untuk memperoleh pemahaman sepenuhnya atas suatu bacaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Zainal (2020) yaitu dengan model CIRC dan teknik close reading mampu meningkatkan keterampilan menemukan ide pokok dalam artikel, skor rata-rata kelas tiap siklusnya meningkat sehingga perolehan KKM tercapai.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian eksperimen dengan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan teknik Close Reading untuk mengetahui pengaruh penggunaannya terhadap kemampuan membaca kritis siswa Kelas V SDN ........................ ........................ adalah model CIRC dan teknik close reading berpengaruh terhadap kemampuan membaca kritis pembelajaran bahasa indonesia siswa kelas V sekolah dasar negeri 5 ......................... Dengan penggunaan teknik membaca yang akurat, model CIRC semakin dimanfaatkan dengan baik. Memasukkan teknik close reading akan meningkatkan keberhasilan model CIRC karena, untuk memahami teks, siswa perlu membaca perlahan dan hati-hati untuk mendapatkan pemahaman penuh dari teks.
B. Saran
Diharapkan bahwa temuan dan analisis studi ini akan memiliki implikasi yang luas untuk pendidikan dan penelitian. Berikut adalah beberapa saran yang dapat direkomendasikan :
1. Secara Teori
Kemampuan siswa untuk belajar sangat dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru mereka.Oleh karena itu, guru harus berhati-hati ketika memutuskan metode pengajaran mana yang akan digunakan di kelas mereka dalam keadaan tertentu, dan idealnya harus melengkapi metode itu dengan bahan ajar untuk membantu pemahaman siswa mereka tentang konten kursus.Misalnya, mengadopsi model pengajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) akan menjadi ide yang baik karena dapat digunakan sebagai pengganti pendekatan pendidikan yang lebih tradisional dan terbukti meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar sekaligus meningkatkan nilai hasil belajar mereka.
2. Saran Praktis
a. Siswa
Siswa tidak harus menunggu untuk diberitahu untuk berbicara di kelas sampai mereka siap untuk melakukannya, melainkan harus mendapatkan kepercayaan diri dan rekan-rekan mereka sebelum mempresentasikan temuan kelompok mereka dan mengajukan pertanyaan dari instruktur dan kelompok lain. Kemampuan siswa untuk bekerja sama lintas kelompok, berbagi pengetahuan, dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang materi pelajaran semuanya dapat memperoleh manfaat dari penerapan pendekatan pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
b. Guru
Guru memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tubuh siswa secara keseluruhan, memungkinkan penyampaian materi pelajaran yang lebih strategis dan efektif. Jika model pembelajaran yang tepat dipilih, siswa akan mengembangkan semangat untuk belajar, dan guru dan siswa akan lebih mampu berkomunikasi dan berkolaborasi untuk meningkatkan hasil belajar. Salah satu metode tersebut adalah penerapan paradigma pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
c. Bagi sekolah
Sekolah yang baik harus berbuat lebih banyak untuk membekali gurunya untuk menggunakan metode pengajaran kreatif dan inovatif serta sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga dapat memperkaya kemampuan para gurunya dalam penggunaan metode pembelajaran pada proses pembelajaran.
d. Bagi penelitian selanjutnya
Bagi peneliti lain yang melakukan penelitian menggunakan model pedagogis Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat membandingkan dan membedakannya dengan pendekatan mutakhir lainnya.
C. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi secara teoritis dan praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Untuk pelajaran bahasa Indonesia terdapat perbedaan hasil literasi membaca kritis antara pembelajaran yang menggunakan model CIRC dan teknik close reading pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SDN .........................
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi guru untuk dapat membenahi diri sehubungan dengan pengajaran yang telah dilakukan dan prestasi belajar siswa yang telah dicapai dengan memperhatikan metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan hasil literasi membaca kritis siswa. Dan penggunaan model CIRC dan teknik close reading sekiranya dapat diterapkan pada mata pelajaran lain.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadewisari, A.. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC dengan Peta Konsep terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar IPA-Biologi Siswa. Skripsi tidak diterbitkan. Jember: UNEJ
Agustina. (2008). Pembelajaran Keterampilan Membaca. Padang. FBSS UNP
Ahuja, P dan G.C. Ahuja.(2010). Membaca Secara Efektif dan Efisien. Bandung: PT Kiblat Buku Utama
Arief, M, dan Sopandim, W.( 2015). “Pengaruh Model Discovery Learning Dengan Sisipan Membaca Kritis Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”. Jurnal Chemistry Education Journal. Vol. 8. No. 1
Arifin, Z. (2020) Peningkatan Keterampilan Menemukan Ide Pokok Dalam Artikel Dengan Model Cooperative Integrated Reading And Composition CIRC dan Teknik Close Reading Pada Peserta Didik Kelas XI IPS MA Nahdlatul Ulama’ Pati Tahun Pelajaran 2018/2019. Undergraduate thesis, Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Arikunto,S. (2018). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Awatik (2019), Pembelajaran dengan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam Meningkatkan Kemampuan Menemukan Pokok Pikiran, Jurnal Pendidikan Dasar, 1,2, 56-68
Baker and McEnery, Lillian Nadel, Building the Foundation for Close Reading with Developing Readers.
Behrman, E.H. (2006). Teaching About Language, Power, Text: A Re
view of Classroom Practices that Support Critical Literacy. Jour
nal of Adolescent & Adult
Literacy, 48 6: 490 6 498
Budiyanto, M.A.
dkk. (2016). Implementasi pendekatan saintifik dalam
pembelajaran di pendidikan dasar Malang. Proceeding biology education
conferency, ISSN 2528-5742, Vol 131 2016: 46-51
Dalman. (2017), Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Press.
Fairclough, N. (1992). Discourse and Social Change. Cambridge: Polity. Press.
Fairclough, N.( 1989). Language and Power – Second Edition. London: Pearson Education Limited.
Halimah, Andi (2014). Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam Pembelajaran Membaca dan Menulis di SD/MI, Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 1, 1, 123-130
Harjasujana, A. (1988). Materi Pokok Membaca. Jakarta: Universitas. Terbuka.
Huda. M. (2013), Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Jabar, Malik, (2019) Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Menulis Resensi Novel di Kelas XI A MA Sunan Ampel Sumberkima, Jurnal Pendidikan dan Sastra Indonesia UNDIKSHA, 9,1, 11-120
Khalika, N. (2018.) Anggaran Pendidikan Ratusan Triliun Jomplang dengan Kemampuan Siswa. www. tirto.id, diakses pada Februari 2020
Lie,A. (2004). Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning di. Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT. Grasindo.
Mariadeni, (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition Berbantuan Media Cerita Bergambar Terhadap Kemampuan Membaca dan Hasil Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV. Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, 2, 1, 78-85
McLaughlin, M. & DeVoogd, G. (2004). Critical Literacy; Enhancing Students’ Comprehension of Text. New York: Scholastic.
Michelson, K., & Dupuy, B, (2014) Multi-storied lives: Global simulation as an approach to developing multiliteracies in an intermediate French course. L2 Journal, 6 1, hlm. 21 -49
Morgan, G., (1997). The Image of Organization, London: SAGE Publication
Moss, Lapp, and Maria, (2015)A Close Look at Close Reading. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data, vol. 53 Alexandria: ACSD,
Mullis, Ina VS, dkk. (2007). PIRLS 2006 International Report. MA: TIMSS and PIRLS International Study Center.
Munarsih, E. (2016) Pengaruh Hasil Belajar Menggunakan Model CIRC pada Mata Kuliah Pengantar Dasar Matematika, Dalam e-jurnal Pendidikan Matematika JPM RAFA Vol.2,No.1, September 2016
Ngalimun, (2015), Strategi dan Model Pembelajaran, Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Novita, F. (2017). PISA & Literasi Indonesia. www.kompas.com,
Nurhadi, (2004). Pembelajaran Kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press.
Nurista, D., Rumiri, & Nababan. (2015). The Use of Cooperative Integrated Reading Composition CIRC Method in Improving Writing Ability of Narrative Te t of The Second Year Students of SMAN 4 Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, 2 2, 1 -11.
Nurjamal, D., dkk. (2013). Terampil Berbahasa. Bandung, CV. Alfabeta.
Priyatni, dan Nurhadi. (2017). Membaca kritis dan Literasi Kritis. Tanggerang: Tira Smart.
Rahman, Sopandi, W., Syaodih, E., Amelia, D., Rahmawati, S., Arrifiando, N. F., & Yugaflati, R. 2018. Artikel Writing Prose Through Think Talk Write Model Based On Video In Elementary School. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Rahman. (2017). Revitalization of writing competence through cooperative integrated reading and composition, “In The Proceedings 1 st UPI International Conference on Language, Literature, Culture, and Education, 1-12.
Rahman. (2018). Artikel Keterampilan Guru Abad 21 dalam Variabel Keprofesionalan Guru. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Saifulloh.(2003).Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia. Surabaya:Tebit Terang.
Sari, Y. N., Bektiarso, S., & Maryani. (2020). Keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran menggunakan LKS berbasis masalah kontekstual. Seminar Nasional Pendidikan Fisika, 32, 89-93. Tersedia pada https://scholar.google.co.id/.
Shoimin,A (2014) Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013 Yogjakarta: Ar-Ruzz Media,
Sisson and Sisson, Close Reading in Elementary Schools. Routledge, First New York: Routledge, 2014, https://doi.org/10.1002/TRTR.01117.
Slavin, R. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Slavin, R. (2015). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. London, Allyman Bacon.
Sudjana,N (2014)Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono, (2018)Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Bandung:AlfaBeta,
Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: JICA UPI
Sultan, (2018). Membaca Kritis, Mengungkap Ideologi Teks dengan Pendekatan Literasi Kritis. Yogyakarta : Baskara Media
Sutarno, dkk. (2010.) Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Melalui Lodel Pembelajaran Amati Petakan Informasikan Kembangkan APIK Bagi Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 2 Semanding Tuban. Jurnal Pendidikan: J TEQIP, Tahun 1, Nomor 1, 54-50.
Suyitno,A. (2005). Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita. Seminar Nasional. MIPA UNNES.
Tarigan,D. (2009).Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung : Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
Trianto, (2007) Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi kontruktivistik. Prestasi Pustaka: Jakarta.
Uno, H dan Mohamad, N. (2011). Belajar Dengan Pendekatan Pailkem. Jakarta
Yantini, Afpri (2014). Penerapan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) untuk meningkatkan kemampuan membaca responsif pada siswa kelas VIII.I SMP Negeri 1 Gerokgak, Jurnal Pendidikan dan Sastra Indonesia. 2,1, 82-93
Lampiran 4 Kisi-Kisi Membaca Kritis
Kisi-Kisi Tes Membaca Kritis
Kompetensi Dasar |
Indikator |
No. Soal Pre Test |
No. Soal Post Test |
Literasi Membaca Kritis Materi Teks Bacaan yang Berjudul Dayu dan Ikan Emas |
Kemampuan Menelaah isi teks bacaan |
1,2,3,4 |
2,3,11 |
Kemampuan Menginterpretasikan makna isi bacaan |
6,7 |
6,5 |
|
Kemampuan Menganalisis isi bacaan |
8,10 |
1,7,10 |
|
Kemampuan Membuat sintesis bacaan |
9, |
8,4 |
|
Kemampuan Menilai isi bacaan |
5,11 |
9 |
Dimodifikasi dari Facione (2013
Lampiran 5 : RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD NEGERI ........................
Kelas / Semester : V / 1
Tema 2 : Udara Bersih bagi Kesehatan
Sub Tema 1 : Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih
Pembelajaran Ke : 1
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar (KD)
3.2 Mengklasifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana
4.2 Menyajikan hasil klasifikasi informasi yang didapat dari buku yang dikelompokkan dalam aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana menggunakan kosakata baku.
Indikator :
¡ Menyebutkan informasi terkait dengan pertanyaan apa, di mana, kapan, dan siapa.
¡ Mempresentasikan informasi dari teks bacaan terkait dengan pertanyaan apa, di mana, kapan, dan siapa.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
¡ Dengan membaca teks, siswa mampu menyebutkan informasi terkait dengan pertanyaan apa, di mana, kapan, dan siapa.
¡ Dengan menuliskan dalam bentuk peta pikiran, siswa mampu mempresentasikan informasi dari teks bacaan terkait dengan pertanyaan apa, di mana, kapan, dan siapa.
v Karakter siswa yang diharapkan : Religius
Nasionalis
Mandiri
Gotong Royong
Integritas
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan |
Deskripsi Kegiatan |
Alokasi Waktu |
Pendahuluan |
§ Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing. Religius § Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. § Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang ”Cara Tubuh Mengolah Udara Bersih”. Nasionalis § Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengomunikasikan dan menyimpulkan. |
15 menit |
Inti |
§ Guru membuka pelajaran dengan memperkenalkan judul tema yaitu “Udara Bersih bagi Kesehatan”. Guru memberikan penjelasan bahwa dalam tema ini, siswa akan mencari informasi dan memahami lebih rinci tentang pentingnya udara bersih serta pernapasan pada hewan dan manusia. Communication § Guru meminta siswa untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang ingin siswa ketahui tentang pentingnya udara bersih serta pernapasan pada hewan dan manusia. Pertanyaan-pertanyaan tersebut lalu ditempelkan di dinding kelas. Siswa dapat menuliskan jawaban di bawah kertas-kertas tersebut sepanjang proses pembelajaran dalam tema ini. § Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan siswa memiliki rasa ingin tahu terhadap proses pembelajarannya, dan menumbuhkan keterampilan untuk membuat pertanyaan dan mencari informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Mandiri |
90 menit |
§ Siswa mengamati gambar pada buku siswa sebagai pembuka kegiatan pembelajaran. Communication § Siswa menceritakan hasil pengamatannya. Literasi § Guru dapat menunjuk dua atau tiga siswa untuk ke depan kelas dan secara bergantian menceritakan hasil pengamatannya. |
||
§ Siswa membaca bacaan “Dayu dan Ikan Hias”. § Siswa diajak bertanya jawab mengenai isi bacaan. § Siswa mengamati peta pikiran (mind map) pada buku siswa, kemudian menuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada peta pikiran tersebut. (Kegiatan ini merupakan kegiatan yang digunakan untuk mencapai KD 3.2 dan 4.2 Bahasa Indonesia) Critical Thinking and Problem Solving § Dari peta pikiran yang telah dilengkapi itu guru dapat membuat kegiatan lanjutan, misalnya meminta siswa mendiskusikan jawaban setiap pertanyaan pada peta pikiran atau meminta beberapa siswa secara bergantian mempresentasikan peta pikiran yang telah dibuat di depan kelas. Communication § Siswa membuat kesimpulan jawaban dari pertanyaan apa, di mana, kapan, dan siapa. Critical Thinking and Problem Solving § Jawaban dari pertanyaan apa menunjukkan benda, keadaan, atau perbuatan. § Jawaban dari pertanyaan di mana menunjukkan lokasi/tempat. § Jawaban dari pertanyaan kapan menunjukkan waktu. § Jawaban dari pertanyaan siapa menunjukkan orang/pelaku yang ditanyakan. § Hasil yang Diharapkan: - Sikap cermat dan teliti siswa pada saat membaca teks bacaan. - Keterampilan siswa dalam menuliskan informasi yang mereka temukan dalam kegiatan membaca teks bacaan § Catatan: § Kegiatan ini digunakan untuk memberi pemahaman kepada siswa mengenai KD Bahasa Indonesia (KD 3.2 dan 4.2) dan menumbuhkan sikap cermat dan teliti. |
||
§ Siswa mencermati kembali teks bacaan “Dayu dan Ikan Hias”. Pada paragraf kedua bacaan tersebut tertulis bahwa mulut ikan-ikan itu terbuka dan menutup, seolah-olah ikan-ikan itu selalu menelan air. Literasi § Guru bertanya adakah siswa yang pernah memperhatikan kejadian mulut ikan yang selalu membuka dan menutup. Communication § Siswa menuliskan pendapatnya mengenai alasan mengapa ikan selalu membuka dan menutup mulutnya. Mandiri § Guru dapat meminta beberapa siswa secara bergantian membacakan pendapatnya. § Kegiatan ini untuk mengantarkan siswa mempelajari sistem pernapasan pada ikan dan hewan-hewan lain. § Hasil yang Diharapkan: - Sikap berani menyatakan pendapat. - Keterampilan siswa dalam menyampaikan pendapat baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. |
||
|
||
Penutup |
§ Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari Integritas § Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi) § Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti. § Melakukan penilaian hasil belajar § Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran) Religius
|
15 menit |
E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
¡ Buku Siswa Tema : Udara Bersih bagi KesehatanKelas V (Buku Tematik Terpadu Kurikulum2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
¡ Buku teks, buku bacaan tentang organ pernapasan pada hewan, lingkungan sekitar.
Mengetahui Kepala Sekolah
……………….. NIP. ……………………………… |
|
........................ , September 2022 Guru Kelas V-A
………………………
|
LAMPIRAN A
MATERI PEMBELAJARAN
¡ Dengan membaca teks, siswa mampu menyebutkan informasi terkait dengan pertanyaan apa, di mana, kapan, dan siapa
¡ Dengan menuliskan dalam bentuk peta pikiran, siswa mampu mempresentasikan informasi dari teks bacaan terkait dengan pertanyaan apa, di mana, kapan, dan siapa
PENDEKATAN & METODE PEMBELAJARAN
¡ Pendekatan : Saintifik
¡ Metode : CIRC, close reading
LAMPIRAN B
PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
Bentuk Instrumen Penilaian
1. Sikap
a. Disiplin
No |
Nama Siswa |
Aspek Sikap yang Dinilai |
Catatan Guru
|
|||||||||||
Datang Tepat Waktu |
Mengerjakan Tugas Tepat Waktu |
Tertib dalam Pembelajaran |
Berseragam Lengkap |
Melaksanakan Piket |
Mengembalikan Pinjaman |
|||||||||
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
Banyaknya SB dan PB |
||
1 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
b. Tanggung Jawab
No |
Nama Siswa |
Aspek Sikap yang Dinilai |
Catatan Guru
|
|||||||||||||
Menyelesaikan Tugas Belajar |
Melaksanakan Kebersihan |
Mengerjakan Tugas PR |
Memberi Pemecahan Masalah |
Membuat Laporan |
Memberikan Santunan Sosial |
Menyelesai-kan Tugas Belajar |
||||||||||
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
Banyaknya SB dan PB |
||
1 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
c. Peduli
No |
Nama Siswa |
Aspek Sikap yang Dinilai |
Catatan Guru
|
|||||||||||||
Perhatian kepada Teman |
Membantu Teman |
Ingin Tahu Kesulitan Teman |
Menjenguk Teman |
Merawat Lingku-ngan |
Meminjam-kan Alat Belajar |
Melerai Teman |
||||||||||
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
Banyaknya SB dan PB |
||
1 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
d. Percaya Diri
No |
Nama Siswa |
Aspek Sikap yang Dinilai |
Catatan Guru
|
|||||||||||
Berani Tampil |
Berani Mencoba |
Berani Berpendapat |
Berani Memimpin |
Menyampaikan Kritik |
Memperta- hankan Pendirian |
|||||||||
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
SB |
PB |
Banyaknya SB dan PB |
||
1 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. Pengetahuan
Siswa mengerjakan soal-soal latihan tertulis, remedial, dan pengayaan
pada buku siswa.
PETA PIKIRAN TENTANG INFORMASI DARI TEKS BACAAN
Apa nama jenis ikan hias yang dipiara? Ikan hias yang dipiara dari jenis ikan mas koki |
Di mana ikan hias itu dipiara? Ikan hias dipiara di dalam akuarium |
Siapa yang memiara ikan hias? Dayu yang memiara ikan hias |
Kapan akuarium dibersihkan? Akuarium dibersihkan seminggu sekali |
Kapan ikan hias itu diberi makan? Ikan hias diberi makan setiap hari |
Dayu dan Ikan Hias |
Apa yang diperhatikan Dayu saat melihat ikan-ikan hiasnya? Dayu memperhatikan ikan-kan hiasnya selalu membuka dan menutup mulut |
Bentuk Penilaian : Tes Tertulis (Peta Pikiran)
Instrumen Penilaian : Rubrik
KD Bahasa Indonesia 3.2 dan 4.2
Aspek |
Baik Sekali (4) |
Baik (3) |
Cukup (2) |
Perlu Bimbingan (1) |
Pengetahuan tentang memilah informasi yang didapat (BI 3.2) |
Tepat dalam menjawab 6 pertanyaan dalam peta pikiran |
Tepat dalam menjawab 5 pertanyaan dalam peta pikiran |
Tepat dalam menjawab 4 pertanyaan dalam peta pikiran |
Tepat dalam menjawab paling banyak 3 pertanyaan dalam peta pikiran |
Lampiran 6 : Tes Soal Pretest dan Posttest
Soal Tes Literasi Membaca Kritis Materi Teks Percakapan
(Pre Test/Posttest)
A. Identitas
Nama :
Kelas :
B. Petunjuk Pengisian
Pilihlah jawaban dengan cara memberi tanda (X) pada huruf a,b,c, atau d pada jawaban yang tepat!
C. Soal Pre Test
Dayu dan Ikan Hias
Dayu memelihara banyak ikan hias berjenis ikan mas koki. Ikan-ikan hias itu dipelihara dalam sebuah akuarium. Setiap hari Dayu memberi makan ikan-ikannya. Dayu juga rutin membersihkan akuarium, lalu mengganti airnya dengan air bersih. Kegiatan itu ia lakukan seminggu sekali.
Dayu senang melihat ikan-ikan di dalam akuarium berenang ke sana ke mari. Dayu memperhatikan saat mulut ikan-ikan itu terbuka dan menutup. Seolah-olah ikan-ikan itu selalu menelan air. Dayu bertanya-tanya, apa yang dilakukan ikan-ikan itu?
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini berdasarkan bacaan di atas !
1. Apa nama jenis ikan hias yang dipelihara?
a. Ikan Mas Koki
b. Ikan Mujaer
c. Ikan Koi
d. Ikan Arwana
2. Siapa yang memelihara Ikan Hias?
a. Dayu
b. Dita
c. Devi
d. Dina
3. Di mana ikan hias itu dipiara?
a. Akuarium
b. Kolam
c. Pantai
d. Payau
4. Kapan ikan hias itu diberi makan?
a. Setiap hari
b. Jika sempat
c. Dua hari sekali
d. Seminggu sekali
5. Kapan akuarium dibersihkan?
a. Setiap hari
b. Seminggu sekali
c. Dua hari sekali
d. Sebulan sekali
6. Apa yang diperhatikan Dayu saat melihat ikan-ikan hiasnya?
a. Saat ikan-ikan berenang
b. Saat mulut ikan-ikan terbuka dan tertutup
c. Saat ikan-ikan saling berkejaran
d. Saat ikan-ikan bersembunyi
7. Menurutmu, apa yang dilakukan ikan-ikan dengan selalu membuka dan menutup mulutnya?
a. ikan-ikan selalu membuka dan menutup mulutnya karena : ikan bernafas menggunakan insang. Mulut ikan akan terbuka ketika mengambil air dan insangnya akan tertutup. Ketika mulut ikan tertutup maka insangnya akan terbuka. Saat air masuk ke dalam mulut ikan, pembuluh darah dalam insang akan mengambil oksigen yang ada di dalam air.
b. Ikan-ikan membuka dan menutup mulut karena mencari makanan.
c. Ikan-ikan membuka mulut karena sedang bernafas
d. Ikan-ikan membuka mulut karena kelelahan.
8. Ikan koki yang dipelihara Dayu termasuk dalam jenis …
a. Ikan koi
b. Ikan mujair
c. Ikan mas
d. Ikan hias
9. Ikan koki dipelihara oleh . . .
a. air bersih
b. aquarium
c. Dayu
d. Makanan
10. Tempat Dayu memelihara ikan disebut …
a. Aquarium
b. Kolam
c. Empang
d. tambak
11.
Ikan koki diberi makan oleh Dayu …
a. setiap pagi
b. setiap sore
c. setiap malam
d. setiap hari
D. Soal Post Test
1. Makanan ikan koki adalah
a. air bersih
b. pelet ikan
c. aquarium
d. oksigen
2. ikan hias yang diperlihara Dayu berjenis . . .
a. ikan koki
b. ikan cupang
c. ikan molly
d. ikan guppy
3.
Setelah membersihkan akuarium, Dayu kemudian …
a. memasukan kembali ikan koki
b. mengganti air dengan air bersih
c. membersihkan tubuh ikan koki
d. memberi makan ikan koki
4.
Dayu memperhatikan saat mulut ikan terbuka dan menutup seolah-olah ikan selalu menelan
air. Apa yang sebenarnya dilakukan ikan?
a. minum air
b. berbicara
c. bernapas
d. makan
5.
Ikan bernafas dengan . . .
a. hidung
b. insang
c. paru-paru
d. trakea
6. Insang pada ikan terletak di . . . .
a. belakang kepala ikan
b. belakang mulut ikan
c. bagian ekor ikan
d. bagian sirip ikan
7.
Ikan membuka dan menutup mulutnya untuk memasukkan
air ke dalam tubuhnya untuk mendapatkan . . .
a. air bersih
b. oksigen
c. garam
d. Karbondioksida
8. Air yang masuk ke tubuh ikan akan disaring di . . . .
a. hidung
b. insang
c. paru-paru
d. trakea
9. Insang menyaring air untuk mendapatkan . . . .
a. oksigen
b. air
c. karbondioksida
d. nitrogen
10. oksigen yang didapat oleh ikan digunakan untuk . . . .
a. metabolisme
b. ekskresi
c. respirasi
d. sekresi
11. Hewan air selain ikan ada yang menggunakan insang antara lain . . .
a. gurita
b. katak
c. udang
d. kepiting
Lembar Jawab Tes Tes Literasi Membaca Kritis Materi Teks Percakapan
Pretest
1.a
2.a
3.a
4.a
5.b
6.b
7.a
8.c
9.c
10.a
11.d
Posttest
1.b
2.a
3.b
4.c
5.b
6.b
7.b
8.b
9.a
10.c
11.b
Lampiran 7
HASIL PRETEST DAN POSTTEST UJICOBA INSTRUMEN
1. Pretest
No |
Butir Soal |
||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
|
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
2 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
3 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
4 |
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
5 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
6 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
7 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
8 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
9 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
0 |
1 |
10 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
11 |
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
12 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
13 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
14 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
15 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
0 |
16 |
1 |
0 |
0 |
0 |
0 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
1 |
17 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
1 |
0 |
18 |
0 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
19 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
20 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
21 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
22 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
1 |
23 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
24 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
2. Posttest
No |
Butir Soal |
||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
|
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
2 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
3 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
0 |
1 |
4 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
1 |
0 |
5 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
6 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
7 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
8 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
9 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
10 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
0 |
0 |
1 |
11 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
12 |
0 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
13 |
1 |
0 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
14 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
15 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
16 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
17 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
18 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
19 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
20 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
21 |
0 |
0 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
22 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
23 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
24 |
1 |
0 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
Lampiran 8 Perhitungan Validitas Tes Uji Coba
PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL TES
Pengujian Validitas tes menggunakan SPSS 23.
Rumus validitas : korelasi product moment
N=24
rtabel =0,423
Tabel Uji Validitas Soal
Valid= rhitung>rtabel
No Soal |
rhitung |
rtabel |
Keterangan |
1 |
0.905 |
0,423 |
Valid |
2 |
0.424 |
0,423 |
Valid |
3 |
0.437 |
0,423 |
Valid |
4 |
0.501 |
0,423 |
Valid |
5 |
0.054 |
0,423 |
Tidak Valid |
6 |
0.349 |
0,423 |
Valid |
7 |
0.439 |
0,423 |
Valid |
8 |
0.807 |
0,423 |
Valid |
9 |
0.607 |
0,423 |
Valid |
10 |
0.441 |
0,423 |
Valid |
11 |
0,576 |
0,423 |
Valid |
No Soal |
rhitung |
rtabel |
Keterangan |
1 |
0,703 |
0,423 |
Tidak Valid |
2 |
0,481 |
0,423 |
Valid |
3 |
0,423 |
0,423 |
Valid |
4 |
0,548 |
0,423 |
Valid |
5 |
0,726 |
0,423 |
Valid |
6 |
0,703 |
0,423 |
Valid |
7 |
0,423 |
0,423 |
Valid |
8 |
1,000 |
0,423 |
Valid |
9 |
0,097 |
0,423 |
TidaK Valid |
10 |
0,418 |
0,423 |
Valid |
11 |
0,623 |
0,423 |
Valid |
Lampiran 9 Perhitungan Reliabilitas Soal
PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL
Pengujian Reliabilitas Soal menggunakan SPSS 23
Rumus : Alpha-Croncbach
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
0,805 |
11 |
Reliabel : jika nilai alpha / cornbach alpha α >= rtabel
Karena nilai alpha (0,805) > rtabel (0,423)
Maka instrumen soal dinyatakan reliabel
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alphaa |
N of Items |
0,751 |
11 |
Reliabel : jika nilai alpha / cornbach alpha α >= rtabel
Karena nilai alpha (0,751) > rtabel (0,423)
Maka instrumen soal dinyatakan reliabel
Lampiran 10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal
PERHITUNGAN TARAF KESUKARAN SOAL
Dengan rumus :
Dengan kriteria :
Indeks Kesikaran (IK) |
Klasifikasi |
IK = 0,00 |
Sangat sukar |
0,00< IK < 0,30 |
sukar |
0,3≤ IK < 0,70 |
Sedang |
0,70 ≤ IK < 1,00 |
Mudah |
IK = 1,00 |
Sangat mudah |
PreTest
Statistics |
||||||||||||
|
s1 |
s2 |
s3 |
s4 |
s5 |
s6 |
s7 |
s8 |
s9 |
s10 |
s11 |
|
N |
Valid |
24 |
24 |
24 |
24 |
24 |
24 |
24 |
24 |
24 |
24 |
24 |
Missing |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
|
Mean |
,7083 |
,5833 |
,7500 |
,7500 |
,2833 |
,7083 |
,7500 |
,7500 |
,6250 |
,7083 |
,7500 |
Posttest
Statistics |
||||||||||||
|
s1 |
s2 |
s3 |
s4 |
s5 |
s6 |
s7 |
s8 |
s9 |
s10 |
s11 |
|
N |
Valid |
24 |
24 |
24 |
24 |
24 |
24 |
24 |
24 |
24 |
24 |
24 |
Missing |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
|
Mean |
,6083 |
,7213 |
,6234 |
,6500 |
,7823 |
,6083 |
,6500 |
,7210 |
,2150 |
,6083 |
,5833 |
No Soal |
IK |
Keterangan |
1 |
0,7083 |
Mudah |
2 |
0,5883 |
Sedang |
3 |
0,7500 |
Mudah |
4 |
0,7500 |
Mudah |
5 |
0,2833 |
Sukar |
6 |
0,7083 |
Mudah |
7 |
0,7500 |
Mudah |
8 |
0,7500 |
Mudah |
9 |
0,6250 |
Sedang |
10 |
0,7083 |
Mudah |
11 |
0,7500 |
Mudah |
No Soal |
IK |
Keterangan |
1 |
0,6083 |
Sedang |
2 |
0,7213 |
Mudah |
3 |
0,6234 |
Sedang |
4 |
0,6500 |
Sedang |
5 |
0,7823 |
Mudah |
6 |
0,6083 |
Sedang |
7 |
0,6500 |
Sedang |
8 |
0,7210 |
Mudah |
9 |
0,2150 |
Sukar |
10 |
0,6083 |
Sedang |
11 |
0,5830 |
Sedang |
Lampiran 11 Hasil Uji Daya Beda Soal
PERHITUNGAN DAYA BEDA SOAL
Rumus :
Keterangan :
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = Proporsi
peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai indeks
kesukaran)
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Daya Pembeda(DP) |
Klasifikasi |
DP≤ 0,00 |
Sangat jelek |
0,00 < DP < 0,20 |
Jelek |
0,20 ≤ DP < 0,40 |
Sedang |
0,40 ≤ DP < 0,70 |
Baik |
0,70 < DP ≤ 1,00 |
Sangat baik |
1. Pretest
No |
Butir Soal |
||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
|
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
2 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
3 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
4 |
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
5 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
6 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
7 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
8 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
9 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
0 |
1 |
10 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
11 |
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
12 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
13 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
14 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
15 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
0 |
16 |
1 |
0 |
0 |
0 |
0 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
1 |
17 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
1 |
0 |
18 |
0 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
19 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
20 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
21 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
22 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
1 |
23 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
24 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
|
0,226 |
0,3229 |
0,4284 |
0,3429 |
0,1124 |
0,2169 |
0,3112 |
0,5338 |
0,5338 |
0,4282 |
0,2854 |
|
sedang |
sedang |
baik |
baik |
jelek |
sedang |
sedang |
baik |
baik |
baik |
sedang |
2. Posttest
No |
Butir Soal |
||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
|
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
2 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
3 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
0 |
1 |
4 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
1 |
0 |
5 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
6 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
7 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
8 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
9 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
10 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
0 |
0 |
1 |
11 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
12 |
0 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
13 |
1 |
0 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
14 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
15 |
0 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
16 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
17 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
18 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
19 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
20 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
0 |
0 |
1 |
21 |
0 |
0 |
1 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
22 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
23 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
24 |
1 |
0 |
1 |
0 |
0 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
|
0,282 |
0,350 |
0,258 |
0,329 |
0,276 |
0,382 |
0,258 |
0,245 |
0,346 |
0,024 |
0,258 |
|
sedang |
sedang |
sedang |
sedang |
sedang |
sedan |
sedang |
sedang |
sedang |
jelek |
sedang |
Lampiran 12 Hasil Tes Membaca Kritis Siswa
DATA HASIL TES MEMBACA KRITIS
Kelompok Eksperimen
No Respdn |
Pre test |
Post test |
1 |
4,00 |
8,00 |
2 |
6,00 |
8,00 |
3 |
5,00 |
7,00 |
4 |
4,00 |
8,00 |
5 |
6,00 |
7,00 |
6 |
5,00 |
7,00 |
7 |
6,00 |
8,00 |
8 |
5,00 |
8,00 |
9 |
5,00 |
7,00 |
10 |
5,00 |
5,00 |
11 |
5,00 |
7,00 |
12 |
6,00 |
8,00 |
13 |
5,00 |
5,00 |
14 |
4,00 |
7,00 |
15 |
6,00 |
7,00 |
16 |
2,00 |
7,00 |
17 |
5,00 |
8,00 |
18 |
6,00 |
7,00 |
19 |
6,00 |
8,00 |
20 |
6,00 |
8,00 |
21 |
5,00 |
8,00 |
Kelompok Kontrol
No Respdn |
Pre test |
Post test |
1 |
3,00 |
5,00 |
2 |
4,00 |
5,00 |
3 |
4,00 |
5,00 |
4 |
5,00 |
6,00 |
5 |
4,00 |
5,00 |
6 |
5,00 |
6,00 |
7 |
4,00 |
7,00 |
8 |
5,00 |
5,00 |
9 |
4,00 |
5,00 |
10 |
5,00 |
5,00 |
11 |
4,00 |
7,00 |
12 |
4,00 |
5,00 |
13 |
5,00 |
5,00 |
14 |
4,00 |
6,00 |
15 |
4,00 |
4,00 |
16 |
2,00 |
6,00 |
17 |
5,00 |
5,00 |
18 |
3,00 |
7,00 |
19 |
5,00 |
5,00 |
20 |
6,00 |
6,00 |
21 |
4,00 |
6,00 |
Lampiran 13 Uji Normalitas Gain
HASIL UJI NORMALITAS GAIN
Keterangan :
G ; N gain
Sposttest : skor posttest
S pretest : skor pretest
Smaks ; skor maksimum
1. Hasil Uji Gain Kelompok Eksperimen
= 0,45
2. Hasil Uji Gain Kelompok Kontrol
= 0,22
Tabel Nilai Rata-rata N-Gain dan Klasifikasinya
Rata-rata N Gain |
Klasifikasi |
Tingkat Efektifitas |
(g) ≥0,70 |
Tinggi |
Efektif |
0,30≤(g) <0,70 |
Sedang |
Cukup Efektif |
(g) < 0,30 |
Rendah |
Kurang Efektif |
Lampiran 14 Uji Normalitas dan Homogenitas Pretest
UJI NORMALITAS DAN HOMOGENITAS PRETEST
1. Uji Normalitas Pretest
Rumus : uji Kolmogrov-Smirnov dan Shapiro-wilk.
Data yang diinput di SPSS adalah
nilai pretest kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Hasil output perhitungan
=
Tests of Normalitya,c |
|||||||
|
Eksperimen |
Kolmogorov-Smirnovb |
Shapiro-Wilk |
||||
|
Statistic |
df |
Sig. |
Statistic |
df |
Sig. |
|
Konvensional |
44,44 |
,175 |
3 |
,200. |
,975 |
3 |
,853 |
55,56 |
,356 |
9 |
,052 |
,655 |
9 |
,443 |
=
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed)di
kedua kelas lebih dari nilai signifikansi 0,05
yaitu 0,853 di kelas kontrol dan 0,443 di kelas eksperimen. Dengan ini,
hipotesis yang berlaku adalah Ho diterima dan Ha ditolak yakni data
berdistribusi normal
2. Uji Homogenitas Pretest
Data yang digunakan untuk
mencari homogenitas pretest sama dengan uji
normalitas pretest. Rumus = Analyze–Compare
Means–Oneway Anova.
Hasil output
dapat dilihat pada tabel Test of Homogenety of Variances pada kolom Sig.
ANOVA |
|||||
Nilai Tes |
|||||
|
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
Between Groups |
751,674 |
3 |
250,558 |
3,546 |
,237 |
Within Groups |
1201,306 |
17 |
70,665 |
|
|
Total |
1952,980 |
20 |
|
|
|
Nilai Sig. sebesar 0,237 lebih besar dari nilai
signifikansi 0,05 dan angka
Fhitung adalah 3,546<Ftabel (3,522). Dengan ini, dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen mempunyai varians yang sama.
Lampiran 15 Uji Normalitas dan Homogenitas Posttest
UJI NORMALITAS DAN HOMOGENITAS POSTTEST
1. Uji Normalitas Posttest
Tests of Normalitya |
|||||||
|
eksperimen |
Kolmogorov-Smirnovb |
Shapiro-Wilk |
||||
|
Statistic |
df |
Sig. |
Statistic |
df |
Sig. |
|
Konvensional |
77,78 |
,192 |
9 |
,200* |
,917 |
9 |
,365 |
88,89 |
,360 |
10 |
,001 |
,731 |
10 |
,280 |
Hasil nilai signifikansipada kolom Asymp. Sig.
(2-tailed)di kelas kontrol
sebesar 0,280 dan di kelas eksperimen sebesar 0,365 . Kedua nilai tersebut
lebih besar dari α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa sebaran data posttestdi
kelompok kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Hipotesis yang
berlaku Ho diterima dan Ha ditolak.
2. Uji Homogenitas Posttest
ANOVA |
|||||
Nilai Test |
|||||
|
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
Between Groups |
91,073 |
2 |
45,536 |
5,531 |
,597 |
Within Groups |
1543,272 |
18 |
85,737 |
|
|
Total |
1634,345 |
20 |
|
|
|
Nilai signifikansi hasil belajar
posttest adalah 0,597. Di samping itu, angka
Fhitung adalah 5,531< Ftabel(3,522). Angka tersebut lebih besar
daripada α
= 0,05. Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha
ditolak, yang berarti kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai
varians
yang sama.
Lampiran 16 Uji Hipotesis
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS
1. Uji Gain
Keterangan : Kriteria
(g) = gain ternormalisasi (g) ≥ 0,7 = tinggi
(Si)= nilai rata-rata pretest 0,3 ≤ (g) < 0,7 = sedang
(Sf) = nilai rata-rata posttest (g) < 0,3 = rendah
Diketahui :
Mean pretest kelas konvensional = 44,46
Mean pretest kelas eksperimen = 55,56
Mean postest kelas konvensional = 55,56
Mean postest kelas eksperimen = 77,78
a. Kelas Konvensional
= 0,2 (rendah)
b. Kelas eksperimen
= 0,5 (sedang)
No |
Jenis Kelas |
Mean |
Gain |
Kategori Gain |
|
Pre test |
Post test |
||||
1 |
konvensional |
44,46 |
55,56 |
0,2 |
Rendah |
2 |
Eksperimen |
55,56 |
77,78 |
0,5 |
Sdang |
2. Uji T
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
52,146 |
16,733 |
|
,116 |
,006 |
Eksperimen |
,114 |
,205 |
,126 |
3,556 |
,003 |
|
a. Dependent Variable: Konvensional |
Nilai Sig. (2-tailed)< 0,05 yaitu 0,03 dan thitung (3,556) > ttabel (1,720). Berdasarkan hipotesis penelitian, jika nilai Sig. (2-tailed)< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa pengaruh yang signifikan antara hasil membaca kritis pada kelas eksperimen (menggunakan model pembelajaran CIRC dan close reading) dan kelas kontrol (menggunakan model pembelajaran ceramah)
3. Uji Anova
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
26,148 |
1 |
26,148 |
8,309 |
,000b |
Residual |
1608,197 |
19 |
84,642 |
|
|
|
Total |
1634,345 |
20 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: CIRC, Close Reading |
||||||
b. Predictors: (Constant), Konvensional |
Uji Anova dimaksudkan untuk menguji
apakah ada pengaruh model
pembelajaran (CIRC) dan Close Reading secara bersama-sama terhadap
hasil membaca kritis. Pada tabel di atas nilai sig = 0,000 < 0,05, sehingga H0
ditolak, yang berarti model pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Close Reading
secara berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil membaca kritis.
Untuk mendapatkan file lengkap, silahkan : klik DOWNLOAD atau hub. (WA) 081327121707 - (WA) 081327789201 terima kasih
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih