TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBANTUAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SD KELAS V DI KECAMATAN .................... KABUPATEN ....................
Tujuan Penyusunan TAPM sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar
Magister pada program studi Magister Pendidikan Dasar Reguler
Disusun Oleh :
....................
NIM : ....................
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
ABSTRACT
The Influence of Multimedia Assisted Learning Models on Mathematics Learning Outcomes in terms of Learning Styles of Fifth Grade Elementary School Students in .................... District, .................... Regency
....................
Graduate Studies Program
Indonesia Open University
The purpose of this study was to analyze the effect of mathematics learning outcomes and learning styles between those using multimedia-assisted learning models and those using conventional learning models on fifth grade elementary school students. The population in this study was 165 fifth grade students at Jeungjing I public elementary school, II and III. The sample of this research is 74 students. The research instruments used in this study were questionnaires and tests. The conclusion of the first hypothesis is that there is an effect of learning outcomes in mathematics between those using multimedia-assisted learning models and those using conventional learning models for fifth grade elementary school students in .................... sub-district. The second hypothesis concludes that there are differences in mathematics learning outcomes between those who have a global learning style and students who have an analytic learning style in grade 5 elementary school students in .................... sub-district. The third hypothesis concludes that there is an interaction effect between multimedia-assisted learning models and learning styles on Mathematics learning outcomes for fifth grade elementary school students. The fourth hypothesis concludes that for students who have global learning styles, there is an influence between multimedia-assisted learning models and conventional learning models. on mathematics learning outcomes in fifth grade elementary school students in .................... sub-district. The fifth hypothesis concludes that for students who have an analytic learning style, there is an influence between the multimedia-assisted learning model and the conventional learning model on the mathematics learning outcomes of fifth grade elementary school students in .................... sub-district.
Keywords: learning models, assisted multimedia, mathematics learning outcomes, learning styles
.
ABSTRAK
Pengaruh Model Pembelajaran Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SD Kelas V di Kecamatan .................... Kabupaten ....................
....................
Program Pascasarjana
Universitas Terbuka
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh hasil belajar matematika dan gaya belajar antara yang menggunakan model pembelajaran berbantuan multimedia dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa sekolah dasar kelas V. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 165 siswa kelas V di sekolah dasar negeri Jeungjing I, II dan III. Sampel penelitian ini sejumlah 74 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes. Kesimpulan hipotesis pertama bahwa terdapat pengaruh hasil belajar matematika antara yang menggunakan model pembelajaran berbantuan multimedia dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa sekolah dasar kelas V di kecamatan ..................... Hipotesis kedua memberikan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara yang mempunyai gaya belajar global dengan siswa yang mempunyai gaya belajar analitik pada siswa sekolah dasar kelas V di kecamatan ..................... Hipotesis ketiga memberikan kesimpulan bahwa terdapat interaksi pengaruh antara model pembelajaran berbantuan multimedia dan gaya belajar terhadap hasil belajar Matematika Siswa sekolah dasar kelas V. Hipotesis keempat memberikan kesimpulan bahwa untuk siswa yang memiliki gaya belajar global, terdapat pengaruh antara model pembelajaran berbantuan multimedia dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar matematika pada siswa sekolah dasar kelas V di kecamatan ..................... Hipotesis kelima memberikan kesimpulan bahwa untuk siswa yang memiliki gaya belajar analitik, terdapat pengaruh antara model pembelajaran berbantuan multimedia dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar matematika pada siswa sekolah dasar kelas V di kecamatan .....................
Kata Kunci : model pembelajaran, berbantuan multimedia, hasil belajar matematika, gaya belajar
UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
PERNYATAAN
TAPM yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SD Kelas V di Kecamatan .................... Kabupaten .................... adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan adanya penjiplakan (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi akademik.
...................., ………………………
Yang Menyatakan
Materai Rp. 10.000,
....................
NIM: ....................
UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
LEMBAR LAYAK UJI
Yang bertandatangan di bawah ini, Saya selaku Pembimbing TAPM dari Mahasiswa :
Nama/NIM : .................... /....................
Judul TAPM : Pengaruh Model Pembelajaran Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SD Kelas V di Kecamatan .................... Kabupaten ....................
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa TAPM dari mahasiswa
yang
bersangkutan sudah selesai sekitar ....... % (min. 80%) sehingga dinyatakan sudah layak uji untuk Ujian Sidang Tugas Akhir Program
Magister (TAPM).
Demikian keterangan ini dibuat untuk menjadikan periksa.
...................., …………….. 2022
Pembimbing II Pembimbing I
.................... ....................
NIP..................... NIP. ....................
UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
PENGESAHAN HASIL UJIAN SIDANG
Nama : ....................
NIM : ....................
Program Studi : Magister Pendidikan Dasar Reguler
Judul TAPM : Pengaruh Model Pembelajaran Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SD Kelas V di Kecamatan .................... Kabupaten .....................
TAPM telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program Magister (TAPM) Magister Pendidikan Dasar Reguler Program Pascasarjana Universitas Terbuka pada :
Hari/Tanggal : Senin, 12 Desember 2022
Waktu : 14.45 – 16.15
dan telah dinyatakan LULUS
PANITIA PENGUJI TAPM
Ketua Komisi Penguji Tanda Tangan
Nama : ………………………….. ………………………..
Penguji Ahli Tanda Tangan
Nama : ……………….. ………………………..
Pembimbing I Tanda Tangan
Nama : .................... ………………………..
Pembimbing II Tanda Tangan
Nama : .................... ………………………..
PERSETUJUAN TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER
TAPM
PASCA UJIAN SIDANG
Judul Penelitian : Pengaruh Model Pembelajaran Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SD Kelas V di Kecamatan .................... Kabupaten ....................
Penyusun TAPM : ....................
NIM : ....................
Program Studi : Magister Pendidikan Dasar
Hari / Tanggal :
Menyetujui :
Pembimbing II Pembimbing I
.................... ....................
NIP. .................... NIP. 196712031992031003
Mengetahui :
Ketua Bidang Ilmu Pendidikan Direktur
Program Pascasarjana Program Pascasarjana
………………………. ………………………..
NIP. NIP.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, penulis panjatkan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SD Kelas V di Kecamatan .................... Kabupaten ....................”.
Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister pada program studi MPDR. Oleh karena itu, perkenankanlah peneliti menyampaikan rasa terima kasih sebesar–besarnya kepada :
1. ………………………………..., selaku Rektor UT;
2. ………………………………...,selaku Dekan FKIP UT;
3. ………………………………...,selaku Kaprodi Magister Pendidikan Dasar;
4. ………………………………...,selaku Direktur UPBJJ UT ....................;
5. ………………………………...,selaku penanggung jawab Program Pascasarjana UPBJJ UT ....................;
6. ..................... selaku Pembimbing 1;
7. ………………………………...,selaku Pembimbing 2;
8. Bapak dan Ibu Tutor serta seluruh staff akademika program Pascasarjana MPDR Universitas Terbuka ....................;
9. Bapak Kepala Sekolah beserta dewan guru Gugus 12 Kecamatan .................... Kabupaten .................... yang telah memberikan kesempatan dan motivasi dalam melaksanakan penelitian ini;
10. Istri tercinta, keluarga, dan teman yang tiada henti memberikan dukungan baik moril maupun materil;
Laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak yang perlu diperbaiki. Penulis juga menyadari bahwa penulis masih memerlukan bimbingan dalam melaksanakan dan membuat laporan penelitian nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar nantinya dalam penelitian dapat berjalan dengan baik.
...................., Oktober 2022
Peneliti
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : ....................
NIM : ....................
Program Studi : Magister Pendidikan Dasar Reguler
Tempat Tanggal Lahir : ....................,
Riwayat Pendidikan :
Lulus SD di …………………………………….
Lulus Mts. …………………………………….
Lulus SMK …………………………………….
Lulus SI …………………………………….
Lulus S1 PGSD di …………………………………….
Riwayat Pekerjaan :
Tahun 2019 s.d. Sekarang sebagai …………………………
Tahun 2010 s.d. 2019 sebagai ……………………………
...................., Oktober 2022
....................
NIM : ....................
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrack............................................................................................................... i
Abstrak................................................................................................................ ii
Lembar Pernyataan ............................................................................................. iii
Lembar Layak Uji ............................................................................................... iv
Lembar Persetujuan Tugas Akhir Program Magister .......................................... v
Lembar Pengesahan Hasil Uji Sidang.................................................................. vi
Kata Pengantar.................................................................................................... vii
Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... ix
Daftar Isi ............................................................................................................. x
Daftar Gambar .................................................................................................... xii
Daftar Tabel ........................................................................................................ xiii
Daftar Lampiran ................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 10
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori.................................................................................. 13
B. Penelitian Terdahulu.................................................................... 49
C. Kerangka Berpikir........................................................................ 53
D. Operasionalisasi Variabel............................................................. 55
E. Hipotesis...................................................................................... 56
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian............................................................................. 58
B. Populasi dan Sampel.................................................................... 60
C. Instrumen Penelitian.................................................................... 61
D. Prosedur Pengumpulan Data........................................................ 66
E. Metode Analisis Data.................................................................. 67
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian............................................................. 82
B. Hasil Penelitian ........................................................................... 92
C. Keterbatasan Penelitian................................................................ 116
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 118
B. Implikasi Penelitian ..................................................................... 119
C. Saran............................................................................................ 119
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 121
Lampiran 1 Kis-Kisi Angket Gaya Belajar
Lampiran 2 Lembar Validasi Angket Gaya Belajar Ahli Materi
Lampiran 3 Lembar Validasi Angket Gaya Belajar Ahli Media
Lampiran 4 Lembar Validasi Angket Gaya Belajar Ahli Bahasa
Lampiran 5 Kisi-Kisi Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif
Lampiran 6 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar Matematika Ahli Materi
Lampiran 7 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar Matematika Ahli Media
Lampiran 8 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar Matematika Ahli Bahasa
Lampiran 9 Lembar Angket Gaya Belajar Siswa
Lampiran 10 Soal Tes Matematika
Lampiran 11 Kunci Jawaban
Lampiran 12 Data Ujicoba Tes Hasil Belajar Siswa
Lampiran 13 Data Ujicoba Angket Gaya Belajar Siswa
Lampiran 14 Hasil Ujicoba Validasi Instrumen
Lampiran 15 Hasil Ujicoba Reabilitas Instrumen
Lampiran 16 Hasil Tingkat Kesukaran Soal Dan Daya Pembeda Dan Ujicoba Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa
Lampiran 17 Data Tes Hasil Belajar Siswa
Lampiran 18 Data Hasil Penelitian Gaya Belajar Siswa
Lampiran 19 Uji Prasyarat Analisis
Lampiran 20 Analisis Hipotesis
Lampiran 21 RPP
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................................... 58
Gambar 4.1 Uji Normalitas Data Hasil Belajar ............................................... 100
Gambar 4.2 uji Normalitas Data Gaya Belajar Siswa ..................................... 102
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 2.1 Sintak Pembelajaran Media Powerpoint........................................... 42
Tabel 2.2 Sintak Pembelajaran Konvensional .................................................. 44
Tabel 3.1 Tabel Desain Faktorial 2 x 2............................................................. 63
Tabel 3.2 Populasi Penelitian............................................................................ 65
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Skala Gaya Belajar............................................................ 66
Tabel 3.4 Tabel Skala Likert............................................................................. 66
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siswa..................................................... 67
Tabel 3.6 Interpretasi Nilai r............................................................................. 71
Tabel 3.7 Kriteris Daya Pembeda..................................................................... 72
Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran.......................................................... 73
Tabel 3.9 Penilaian Acuan Patokan.................................................................. 75
Tabel 4.1 Indikator Skor Total Uji Validator .................................................. 84
Tabel 4.2 Hasil Validitas Pengujian Coba Instrumen Tes ............................... 86
Tabel 4.3 Hasil Validitas Pengujian Instrumen Angket Gaya Belajar ........... 87
Tabel 4.4 Hasil Reliabilitas Pengujian Instrumen Tes ...................................... 88
Tabel 4.5 Hasil Reliabilitas Pengujian Instrumen Angket Gaya Belajar.......... 88
Tabel 4.6 Hasil Tingkat Kesukaran Tes Pengujian Instrumen ........................ 89
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Daya Pembeda Uji Coba Instrumen Tes ............... 90
Tabel 4.8 Kesimpulan Hasil Analisis Pengujian Instrumen Tes Hasil Belajar 90
Tabel 4.9 Kesimpulan Analisis Pengujian Instrumen Angket Gaya Belajar 91
Tabel 4.10 Skor Pretest Tes Hasil Belajar Siswa ............................................... 94
Tabel 4.11 Skor Pre-test Hasil Belajar Siswa .................................................... 95
Tabel 4.12 Skor Gaya Belajar Siswa ................................................................ 97
Tabel 4.13 Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa .................................................. 99
Tabel 4.14 Uji Normalitas Gaya Belajar Siswa .............................................. 101
Tabel 4.15 Pengujian Homogenitas pada Hasil Belajar Siswa ..................... 102
Tabel 4.16 Uji Homogenitas Gaya Belajar Siswa ............................................ 103
Tabel 4.17 Perolahan Uji Hipotesis Anova Dua Jalur .................................... 103
Tabel 4.18 Hasil Pengujian Tukey Post Hoc ................................................... 109
Tabel 4.19 Hasil Mean Gaya Belajar Global dan Analitik ............................. 110
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Kisi Kisi Angket Gaya Belajar................................................... 125
Lampiran 2 Lembar Validasi Angket Gaya Belajar Ahli Materi................... 126
Lampiran 3 Lembar Validasi Angket Gaya Belajar Ahli Media................... 131
Lampiran 4 Lembar Validasi Angket Gaya Belajar Ahli Bahasa.................. 135
Lampiran 5 Kisi-Kisi Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif ................. 139
Lampiran 6 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar Matematika Ahli Materi..... 141
Lampiran 7 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar Matematika Ahli Media..... 144
Lampiran 8 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar Matematika Ahli Bahasa.... 147
Lampiran 9 Lembar Angket Gaya Belajar Siswa.......................................... 150
Lampiran 10 Soal Tes Matematika.................................................................. 153
Lampiran 11 Kunci Jawaban........................................................................... 158
Lampiran 12 Data Ujicoba Tes Hasil Belajar Siswa ....................................... 168
Lampiran 13 Data Ujicoba Angket Gaya Belajar Siswa ............................... 170
Lampiran 14 Hasil Ujicoba Validasi Instrumen ............................................. 171
Lampiran 15 Hasil Ujicoba Reabilitas Instrumen............................................ 174
Lampiran 16 Hasil Tingkat Kesukaran Soal Dan Daya Pembeda Dan Ujicoba Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa.......................................................................................... 175
Lampiran 17 Data Tes Hasil Belajar Siswa..................................................... 176
Lampiran 18 Data Hasil Penelitian Gaya Belajar Siswa................................. 184
Lampiran 19 Uji Prasyarat Analisis................................................................. 192
Lampiran 20 Analisis Hipotesis....................................................................... 195
Lampiran 21 Rencana Pelaksanaan Pembelalajarn (RPP)............................... 201
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil statistik dari hasil Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2007, Indonesia hanya mampu mencapai skor 397 dari skor 500 dalam kategori pemahaman konseptual (Mullis, dkk, 2008:121). Perolehan skor tersebut masih terbilang rendah. Riset-riset yang dilakukan mengungkapkan bahwa beberapa anak tidak bisa menyelesaikan permasalahan dalam bidang matematika yang diberikan oleh guru. Hal tersebut didukung dengan hasil Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 dengan hasil nilai kecakapan matematika Indonesia sekitar 379, sedangkan nilai internasional sekitar 489, mendudukan Indonesia ditingkat 72 dari 78. negara peserta PISA (OECD, 2019).
Permasalahan-permasalahan yang timbul seperti masih terdapat siswa yang belum mampu dalam menelaah pembelajaran matematika, tidak adanya motivasi belajar bahkan siswa merasa takut ketika mengikuti pembelajaran mereka menganggap pembelajaran sukar atau tidak mudah untuk dipelajari sehingga kemampuan belajar menjadi rendah (Hevriansyah & Megawanti, 2017). Banyaknya muatan materi yang disampaikan disekolah, matematika menempatkan posisi sebagai pelajaran yang dihindari sebagian besar para siswa dan mereka menganggap bahwa matematika merupakan ilmu yang susah untuk dipahami terutama untuk siswa dengan kemampuan yang rendah (Nabila & Abadi, 2020). Kesulitan belajar tersebut berdampak dan mempengaruhi hasil kemampuan belajar siswa.
Saat pemberian tes-tes latihan matematika yang diberikan oleh guru, siswa mempunyai kecenderungan mengerjakan sesuai dengan langkah-langkah yang disampaikan guru mereka dan ketika siswa bertemu dengan tes latihan yang dibuat agak sedikit berbeda, siswa akan kesulitan dalam menyelesaikan tes latihan tersebut karena mereka hanya mencontoh apa yang dilakukan oleh guru mereka tetapi belum sepenuhnya memahami untuk soal yang berbeda (Budiarti & Jabar, 2016). Dari kenyataan tersebut tentu diperlukan ketrampilan ktreativitas supaya anak mampu untuk menggunakan beberapa teknik yang dapat dipergunakan dalam penyelesaian permasalahan matematika yang mereka mampu dan sanggup untuk menyelesaikannya. Keterampilan dan kreativitas siswa tidak semua sama dikarenakan mereka mempunyai kemampuan dan daya intelektual berbeda satu sama yang lainnya. Teknik yang dipergunakan anak pada saat menangkap, mengelola dan menganalisa materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru adalah gaya belajar para siswa tersebut (Karim, 2015).
Setiap siswa memiliki ciri khas tersendiri (Salsabila,2019). Siswa dengan gaya membaca akan lebih menyukai membaca, siswa dengan gaya menyukai berdialog bahkan ada siswa yang menyukai latihan langsung (Marwanto,2020). Adapula siswa ketika mengerjakan tugas yang satu dengan tugas yang lain bersamaan, mampu bekerjasama dengan temannya, tipe pekerja keras walaupun mudah bosan, tidak bisa terlalu fokus terhadap tugas gaya yang seperti itu termasuk dalam gaya belajar global (Irham dan Wiyani, 2013). Sedangkan siswa yang berfokus hanya pada satu tugas sampai selesai, berpikir selalu dengan logika, cara belajar yang selalu konsisten termasuk dalam gaya belajar analitik (Dalyono, 2015). Perbedaan gaya belajar yang mereka miliki menyebabkan tiap-tiap orang mempunyai teknik tersendiri yang efisien dalam belajar. Seyogyanya pendidik sebagai penyampai materi pelajaran mengetahui setiap perkembangan siswanya terutama dalam perilah teknik belajar yang dimilikinya.
Ketika peneliti melakukan observasi di sekolah dasar negeri kecamatan .................... Kabupaten .................... terlihat siswa tidak antusias dalam menerima pelajaran matematika. Sikap dan perilaku mereka memperlihatkan tidak bersemangat, ketika mereka kesulitan siswa tidak mau bertanya bahkan terkesan malas-malasan dan hanya sekedar mengulur waktu hingga waktu pembelajaran selesai. Guru menyampaikan materi dengan mencatat dipapan tulis dengan hanya menjelaskan materi beberapa saat saja kemudian dilanjutkan menulis kembali. Dan ketika pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang terlihat sedang mengerjakan tugas lain, serta meminta bantuan temannya ketika dia kesulitan, ada pula siswa yang asyik mendengarkan dan fokus terhadap pembelajaran. Sehingga suasana kelas menjadi agak sedikit gaduh. Jika dibiarkan tentunya akan menggangu terhadap siswa yang fokus terhadap pembelajaran karena membuat suasana pembelajaran menjadi tidak terkendali.
Untuk mengatasi hal tersebut guru harus bisa mengendalikan situasi proses belajar mengajar dengan mengganti model pembelajaran yang dipakai agar dapat mengalihkan perhatian siswa terhadap proses belajar mengajar. Jika pembelajaran dilanjutkan seperti biasanya tentu dapat membuat siswa bosan dan jenuh. Tidak ada rasa tertarik terhadap pembalajaran, siswa ketika kelas heningpun hanya diam bukan menelaah materi yang diberikan. Peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran yang menggunakan multimedia.
Pada masa kini dimana teknologi merupakan suatu kebutuhan, peneliti mencoba untuk menggunakan model pembelajaran dengan teknologi. Media tersebut tidak terlalu sukar digunakan karena ini hanya untuk anak sekolah dasar, mudah dan praktis untuk dipergunakan yaitu Microsoft Powerpoint. Microsoft Powerpoint adalah program yang dirancang serta diluncurkan dari perusahaan microsoft. Sofware tersebut dibuat untuk mempemudah dalam pelaksanaan penyampaian materi, baik itu yang diadakan oleh lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah yang dilengkapi dengan menu program yang dapat menjadikan sebagai alat penghubung (Daryanto,2010: 157).
Microsoft Powerpoint adalah salah satu contoh program yang memiliki fitur lembar-lembar presentasi yang menunjang untuk pembuatan presentasi yang efisien, canggih, serta gampang digunakan. Perangkat lunak dalam paket ini menyediakan fitur dan kemudahan penggunaan yang diperlukan bagi guru di sekolah untuk menggunakannya secara efektif sebagai alat pengajaran. Manfaat utama Microsoft Powerpoint yaitu kemampuannya untuk membuat teks, gambar, dan GIF animasi yang dapat disesuaikan dengan kreativitas pengguna (Daryanto, 2010: 157). Dengan menggunakan prinsip ini, pengajaran pembelajaran berbentuk lembaran-lembaran slide dapat melibatkan serta memotivasi anak. Microsoft Powerpoint menyederhanakan penyajian materi pembelajaran di kelas dengan memanfaatkan simbol matematika yang mudah digunakan yang dapat ditempatkan pada slide. Selain itu, media mendorong pemirsa untuk membaca, memahami, dan memahami materi pelajaran. Sebaliknya, manfaat penggunaan media ini bagi guru adalah mereka tidak perlu khawatir siswanya akan bosan ketika harus menjelaskan materi yang sudah dibahas dan disampaikan dalam slide.
Beberapa permasalahan yang dapat diuraikan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung di SDN kelas 5 di Kecamatan .................... kabupaten .................... adalah suasana pembelajaran yang terkesan sedikit gaduh karena siswa tidak termotivasi pada saat proses belajar mengajar, siswa tidak terlihat aktif hanya terkesan diam dan memperhatikan guru dan guru tidak mampu untuk menumbuhkan anak untuk termotivasi pada saat pembelajaran dilaksanakan. Dari beberapa masalah-masalah yang telah diuraian penulis tertarik untuk lebih mendalami dan mengadakan penelitian mengenai proses belajar mengajar dengan mempergunakan model berbantu multimedia dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Berbantuan Multimedia terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SD Kelas V di Kecamatan .................... Kabupaten ..................... Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran berbantuan multimedia berbasis powerpoint mampu meningkatkan hasil belajar matematika.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara yang menggunakan model pembelajaran berbantuan multimedia dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa SD Kelas V di kecamatan .................... ?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara yang mempunyai gaya belajar global dengan siswa yang mempunyai gaya belajar analitik pada siswa SD Kelas V di kecamatan .................... ?
3. Untuk siswa yang memiliki gaya belajar global, apakah terdapat pengaruh antara model pembelajaran berbantuan multimedia dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar matematika pada siswa SD kelas V di Kecamatan .................... ?
4. Untuk siswa yang memiliki gaya belajar analitik, apakah terdapat pengaruh antara model pembelajaran berbantuan multimedia dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar matematika pada siswa SD kelas V di kecamatan .................... ?
5. Apakah terdapat interaksi pengaruh antara model pembelajaran berbantuan multimedia dan gaya belajar terhadap hasil belajar Matematika Siswa SD Kelas V ?
C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis apakah terdapat pengaruh hasil belajar matematika antara yang menggunakan model berbantuan multimedia dan yang mempergunakan model konvensional pada siswa kelas V.
2. Menganalisis perbedaan hasil belajar matematika antara gaya belajar global dengan yang memiliki gaya belajar analitik pada siswa kelas V.
3. Untuk menganalisis interaksi pengaruh antara model berbantuan multimedia dan gaya belajar terhadap hasil belajar Matematika Siswa kelas V .
4. Untuk menganalisis siswa yang memiliki gaya belajar global, apakah terdapat pengaruh antara model berbantuan multimedia dan model konvensional terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas V.
5. Untuk menganalisis siswa yang memiliki gaya belajar analitik, terdapat pengaruh antara model berbantuan multimedia dan model konvensional terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas V.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian yang dilakukan dapat memberikan pengetahuan baru yang dapat dijadikan karya sastra dalam bidang pendidikan, khususnya pembelajaran matematika di Sekolah Dasar.
2. Secara Praktis
a. Siswa
1) Menunjang peserta didik ketika mempelajari mata pelajaran matematika.
2) Menumbuhkan motivasi siswa.
3) Siswa mendapatkan pengetahuan baru tentang teknik belajar yang efisien, menarik dan menyenangkan serta mempermudah dalam menelaah materi yang disampaikan.
b. Bagi Guru
1) Referensi bagi guru untuk mempergunakan, menumbuhkan teknik pembelajaran efisien, variasi dan mampu mengukur efektivitas guru pada saat pembelajaran.
2) Mampu menumbuhkan kemampuan pendidik dalam membuat modifikasi proses belajar mengajar yang menyenangkan di kelas.
c. Sekolah
1) Memajukan mutu pendidikan siswa terutama pada pembelajaran matematika.
2) Dapat dijadikan sebagai pedoman inovasi model pembelajaran matematika dan mampu dipergunakan pada mata pelajaran lain.
d. Peneliti
1) Sebagai referensi peneliti dalam melaksanakan tugas penyampai materi kepada siswa dalam bidang matematika.
2) Sebagai pengetahuan yang real bagi peneliti dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan mempergunakan media pembelajaran berbasis multimedia sekaligus dapat sebagai referensi ilmiah.
….BAB II….
……BA…TINJAUAN PUSTAKA…BA……
A. Kajian Teori …BA………
1. Hasil Belajar BABABA
a. Pengertian Hasil Belajar BABABA
Keberhasilan seorang siswa dapat ditunjukkan dengan melihat pergeseran tingkat pengetahuan dan pemahamannya dari tingkat pemula ke tingkat ahli (Hamalik 2014:30). Keberhasilan seorang pelajar diukur dengan sejauh mana ia mampu pergi dari keadaan ketidaktahuan atau ketidaktahuan tentang subjek yang dipelajari ke satu di mana pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang subjek telah dipelajari melalui studi.
Hasil belajar siswa, sebagaimana didefinisikan oleh Sudjana (2016:3), meliputi peningkatan kemampuan kognitif, perubahan perilaku, dan kesejahteraan psikologis. Belajar telah berhasil, menurut Hamalik (2016:3), jika peserta didik mengalami pergeseran tingkat pengetahuannya dari ketidaktahuan menjadi pemahaman. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar seorang siswa adalah apapun yang diperolehnya setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang mengubah ketidaktahuannya menjadi pengetahuan. Sebagai alternatif sudut pandang, Rifa'i dan Anni (2015:67) berpendapat bahwa perilaku siswa berubah sebagai akibat dari pengetahuan yang mereka peroleh melalui kegiatan pendidikan yang mereka ikuti. Nawi (2012) mendefinisikan hasil belajar siswa sebagai kumpulan kognitif, keterampilan afektif, dan psikomotorik yang diperoleh siswa. Istilah “hasil belajar” mengacu pada representasi numerik dari prestasi siswa selama proses pembelajaran. Hasil belajar adalah puncak dari upaya siswa di berbagai konteks pembelajaran (Sutama & Anggitasari, 2019).
Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh setelah kegiatan belajar (Susanto, 2015:5). Untuk alasan sederhana bahwa belajar itu sendiri merupakan upaya seseorang yang mencari perubahan perilaku yang relatif stabil. Ini adalah praktik umum bagi instruktur untuk menetapkan tujuan pembelajaran sebagai bagian dari kegiatan kelas atau di dalam kelas. Anak-anak yang berprestasi di sekolah adalah mereka yang mampu memenuhi tujuan pembelajaran yang ditetapkan untuk mereka, yang sering disebut sebagai tujuan intrusif. Menurut Purwanto (2014:44), hasil belajar dapat dipecah menjadi bagian-bagian komponen "hasil" dan "belajar", yang bersama-sama menjelaskan apa hasil itu. Definisi fungsional dari suatu hasil (produk) menunjuk pada suatu hasil yang terjadi sebagai akibat dari pelaksanaan suatu tindakan atau prosedur yang menyebabkan perubahan nilai suatu input. Output produksi adalah komoditas dan jasa yang diperoleh sebagai hasil dari kegiatan manufaktur yang mengubah bahan mentah menjadi produk jadi (barang jadi). Hasil belajar diperoleh dari siswa yang menjalani proses pembelajaran dan pengajarnya, sehingga kualitas hasil tersebut tergantung pada siswa dan pengajarnya.
Daya serap materi siswa dalam belajar yang diperoleh dari penyampaian materi oleh gurunya dan cara guru dalam menciptakan proses pembelajaran menarik bagi siswanya, keduanya sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Berdasarkan definisi yang diberikan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa adalah keterampilan yang mereka miliki sekarang sebagai hasil dari pengalaman pendidikan mereka. Keterampilan tersebut meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. Unsur-Unsur yang Berpengaruh pada Hasil Belajar
Ada tiga jenis faktor risiko yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar yaitu unsur individu, unsur sosial, dan unsur struktural (Mahmud, 2010:93). Unsur individual adalah unsur internal yang berasal dari siswa seperti kondisi jasmani dan rohani. Unsur sosial adalah unsur eksternal yang ada disekitar siswa seperti kondisi lingkungan. Unsur struktural adalah metode belajar yang terdiri dari teknik dan cara teratur yang digunakan oleh siswa dan guru pada saat melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar.
Unsur-unsur yang berperan aktif dalam mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto (2010:54) dibagi menjadi 2 unsur, yaitu
1) Unsur yang berasal dari diri sendiri
a) Unsur jasmani yang meliputi
- Kesehatan.
- Kondisi tubuh
b) Unsur psikologis yang meliputi:
- Tingkatan intelektual
- Ketertarikan
- Perhatian
- Talenta
- Motivasi
- Kedewasaan
- Kecakapan
c) Unsur kepenatan
2) Unsur yang berasal dari luar
a) Unsur keluarga aaaa
Siswa akan dipengaruhi oleh keluarga mereka dalam banyak hal, termasuk bagaimana cara orang tua mengasuh mereka, kualitas hubungan saudara mereka, keadaan rumah mereka, dan situasi keuangan mereka.
b) Unsur sekolah aaaa
Lingkungan sekolah mungkin memiliki dampak yang signifikan terhadap pendidikan siswa, dan ini mencakup hal-hal seperti teknik mengajar, perangkat pembelajaran, interaksi antara guru dan siswa, interaksi antara siswa dengan siswa, tata tertib, jam belajar, praktik penilaian, dan pekerjaan rumah.
c) Unsur Masyarakat aaaaa
Pembelajaran siswa sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial mereka, yaitu tempat mereka tinggal. Seperti aktivitas siswa di masyarakat, pengaruh teman dan keluarga, dan sifat kehidupan siswa di masyarakat sekitar semuanya berdampak pada seberapa baik siswa belajar.
Berbeda dengan penjelasan terhadap 2 unsur di atas, terdapat unsur lain yang lebih berpengaruh terhadap tingkatan hasil belajar siswa yaitu sekolah, karena semakin tinggi kapabilitas siswa dalam belajar dan kapasitas proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh pihak sekolah, hal tersebut akan sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. (Susanto, 2013:13)
Pendapat para ahli sebagaimana dijelaskan sebelumnya memberikan informasi bahwa faktor intern dan ekstern mungkin berdampak pada kemampuan siswa untuk belajar. Ada risiko yang terkait dengan lingkungan internal siswa, seperti gaya belajar mereka, dan risiko yang terkait dengan lingkungan eksternal siswa, seperti sumber daya sekolah.
c. Parameter Hasil Belajar
Komposisi pembelajaran secara nasional mempergunakan taksonomi Bloom (1976), yang secara global merinci tingkatan hasil belajar menjadi tiga unsur, yaitu unsur kognitif, unsur afektif, dan unsur psikomotorik. Hasil belajar dalam domain kognitif diukur di sebelas dimensi: keahlian (kemampuan), daya nalar (atau pemahaman), rekayasa (aplikasi konsep), kajian (kajian data), sintesisa (mengintegrasikan data), dan penilaian. Dua pertimbangan pertama diklasifikasikan sebagai kognisi rendah, sedangkan empat berikutnya adalah kognisi tinggi. Medan afektif dalam kaitannya dengan pemikiran terdiri dari lima komponen: penerimaan, respon atau reaksi, evaluasi, struktur, dan introspeksi. Kecerdasan psikomotor berkorelasi dengan nilai tes kecerdasan dan keterampilan motorik. Ada delapan jenis keterampilan motorik yang berbeda, termasuk (a) aktivitas refleksif, (b) kemampuan gerakan dasar, (c) kemampuan persepsi, (d) harmoni atau presisi, (e) kemampuan aktivitas kompleks, dan (f) aktivitas reflek yang terkoordinasi dengan baik.
Sesuai dengan pendapat yang dimukakan oleh Gagne yang dikutip oleh Sudjana (2016:22), hasil belajar dikategorikan menjadi 5 jenis, yaitu :
1) Informasi verbal adalah keterampilan untuk menyampaikan informasi secara lisan atau tertulis dan merespon secara spesifik terhadap rangsangan yang ditargetkan. Keterampilan ini tidak membutuhkan pengalihan karakter, penyelesaian persoalan, atau modifikasi terhadap tatanan yang sudah ada.
2) Keterampilan berpikir, atau kemampuan untuk mengartikulasikan ide dan konsep. Kemampuan intelektual terdiri dari keterampilan mengkategorikan, menelaah dan mensintesis informasi dan persepsi pikiran, dan pengembangan kaidah-kaidah yang bersifat ilmiah. Kapasitas yang berhubungan dengan keintelektualan adalah kapasitas agar dapat terlibat dalam tugas-tugas kognitif khusus. Pendidikan diskriminasi, pendidikan filsafat, dan pendidikan hukum semuanya berkontribusi pada repertoar intelektual yang menyeluruh. Pelajari diskriminasi, atau perlakuan istimewa, melalui pembedaan di antara beberapa pendekatan. Seperti membandingkan dan mengkontraskan berbagai profil wajah, kronologi, morfologi, dan bentuk tumbuhan. Mempelajari gambaran besar adalah (b) ide yang bagus. Simbolisme yang mewakili pikiran adalah apa yang diwakili oleh sebuah konsep. Ini diperoleh melalui proses memberikan interpretasi fakta. Pilihan ketiga adalah mempelajari aturan (c). Hukum, pengetahuan, atau legenda urban (aturan). Setiap dalil atau aksioma yang diajarkan membutuhkan pemahaman maknanya.
3) Kemampuan kognitif adalah kecakapan untuk mengatur dan mengarahkan proses mental sendiri. Keterampilan ini mencakup pemanfaatan ide pikrian dan teknik dalam penyelesaian suatu masalah.
4) Kemampuan motorik adalah suatu kompetensi mengurutkan akselerasi dan deselerasi jasmanian dalam masalah koordinasi, yang mengarah pada perwujudan akselerasi dan deselerasi pergerakan jasmaniah
5) Sikap adalah kapasitas individu untuk menerima atau menolak pengaruh luar berdasarkan penilaian seseorang terhadap pengaruh tersebut. Ketrampilan dalam menginternalisasi dan mengeksternalisasi nilai. Kapasitas untuk menetapkan nilai-nilai sebagai kriteria tindakan adalah inti dari karakter seseorang.
Parameter keberhasilan belajar pada penelitian ini menggunakan format model tiga dimensi keberhasilan belajar Bloom (1976) yaitu pada unsur kognitif, unsur afektif, dan yang ketiga adalah unsur psikomotorik. Peneliti dalam penelitian ini berkonsentrasi pada aspek kognitif yang dikhususnya pada hasil belajar siswa.
2. Prinsip Pembelajaran Matematika
Kata “matematika” berasal dari bahasa Yunani yaitu “manthanein” dengan arti “belajar” atau “apa yang diajarkan” dan “wiskunde” dalam bahasa Belanda berarti “pengetahuan yang mapan” (Shadiq, 2014:5). Oleh karena itu, arti asli dari kata "matematika" mengacu pada pengetahuan yang dapat diperoleh dengan pikiran. Lebih dari hasil eksperimen atau pengamatan, ide, proses, dan hukuman yang terkait dengan matematika muncul dari pikiran manusia.
Runtukahu dan Kandou, (2014:28) mengutip pernyataan dari Johnson dan Rising menjelaskan bahwa :
a. Matematika adalah bidang studi terstruktur di mana asumsi dan teori dibangun dengan cara deduktif berdasarkan fakta yang diverifikasi secara eksperimental dan prinsip-prinsip yang mapan.
b. Matematika adalah interpretaso dari berbagai jenis karakter yang bertujuan menyampaikan informasi tentang banyak topik dengan menggunakan terminologi yang tepat, jelas, dan tepat;
c. Matematika adalah bentuk seni di mana keelokkanya ditemukan dalam keteraturan dan keselarasan.
Menurut Runtukahu dan Kandou (2014:28) mengutip pernyataan Berth dan Piaget menjelaskan definisi matematika mengacu pada keterkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan interkoneksi di antar bagian sehingga menjadi suatu bentuk aturan yang tersusun dengan baik. Pernyataan Kline yang dikutip oleh Runtukahu dan Kandou (2014:28) menjelaskan bahwa matematika bukanlah tujuan itu sendiri, melainkan alat untuk membantu manusia lebih memahami dan memecahkan masalah dalam masyarakat, ekonomi, dan alam. Pertumbuhan dan perkembangan matematika dapat ditelusuri kembali ke proses berpikir; karenanya, logika berfungsi sebagai landasan yang kuat di mana matematika dibangun. Pendapat Reys yang dikutip oleh Runtukahu dan Kandou (2014:28) menjelaskan tentang masalah pembelajaran matematika sebagai perwujudan dari pengkajian mengenai model dan asosiasi; bagaimana cara pandang secara strategis tentang mengatur pikiran Anda; analisis dan sintesis; seni, bahasa, dan sarana pemecahan masalah yang bersifat imajiner dan konkret; dan seterusnya.
Dari penjelasan pada uraian di atas memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan bahwa matematika tidak hanya terkait dengan penjumlahan dan pengurangan dan melakukan operasi pada bilangan bulat dan bilangan rasional, tetapi matematika sebagai bentuk seni secara intrinsik terkait dengan tujuan pendidikan matematika. Hal ini berarti matematika memiliki arti luas yang berkembang mengikuti perkembangan zaman dan juga sangat berkaitan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.
Berbeda dengan cabang ilmu lainnya, matematika memiliki ciri khas tersendiri. Di antara ciri-ciri matematika yang dikemukakan oleh Soedjadi (2000) adalah sebagai berikut: (1) kemampuan mengenali objek penelitian yang abstrak; (2) komitmen untuk konsensus; (3) cara berpikir deduktif; (4) kepemilikan simbol-simbol yang berbeda dari arti harfiahnya; (5) kemampuan memperhatikan setiap percakapan; dan (6) konsistensi internal. Beberapa dari banyak fitur pembeda matematika termasuk keberadaan objek penelitian abstrak. Dalam hal ini, belajar matematika membutuhkan pemahaman konsep di baliknya, bukan hanya sekedar menghafal fakta. Masalah matematika mungkin belum diselesaikan dengan "konsep hafal". Selain itu, siswa didorong untuk mengasah keterampilan mereka dengan berulang kali memecahkan masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari ke skenario dunia nyata saat mereka belajar matematika. Retensi pengetahuan dan keterampilan pengembangan memungkinkan siswa untuk menggunakan informasi yang telah mereka pelajari dan menerapkannya dalam situasi dunia nyata. Siswa harus memiliki pemahaman yang kuat tentang dasar-dasar matematika, termasuk fakta, definisi, prosedur algoritmik, praktik standar, dan prinsip atau aturan relevan lainnya yang mungkin mereka pelajari secara informal.
Siswa diberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan pembuktian independen mereka sendiri berdasarkan asumsi dan keyakinan matematis yang sudah ada sebelumnya.Siswa harus dapat memilih sendiri pendekatan mana yang terbaik untuk masalah yang diberikan kepada mereka. Siswa juga ingin dapat menerapkan strategi ini pada masalah di luar matematika yang memiliki konteks dan komponen yang berbeda.
Siswa di semua tingkat pendidikan berjuang untuk sepenuhnya menyerap dan memahami materi pelajaran yang disajikan kepada mereka selama proses pengajaran. Karena fakta bahwa setiap siswa memiliki kombinasi unik dari kemampuan, ciri kepribadian, dan tingkat interaksi mereka sendiri, hari kebetulan yang beragam dan dinamis ini muncul Hal ini juga berlaku dalam proses pengajaran matematika. Potensi, karakter, dan kepastian semuanya memiliki pengaruh langsung pada bakat terukur siswa untuk matematika.
Makna-makna abstrak dan konsep-konsep asing yang ditemukan dalam matematika membutuhkan metode yang mundur selangkah. Karena belajar matematika membutuhkan lebih dari sekadar membaca tentangnya, pelajaran disusun sedemikian rupa sehingga siswa beralih dari konsep tingkat dasar ke konsep yang lebih maju saat mereka maju melalui kursus tingkat yang lebih tinggi. Untuk sepenuhnya memahami teori, aksioma, karakteristik, atau definisi, seseorang harus mencurahkan waktu dan upaya yang cukup untuk membacanya berulang kali sampai maknanya berbunyi klik. Masalah-masalah dalam kemampuan belajar matematika sering kali dikemukakan oleh Sadjono (2012). Siswa tidak diajarkan untuk mengenali kesalahan deduktif yang mereka buat di kelas matematika. Artinya siswa kurang memiliki kemampuan untuk “memahami masalah yang pertama-tama disajikan dalam bentuk cerita kemudian ditransformasikan ke dalam rumusan matematika”, serta untuk berargumentasi dalam mempertahankan poin-poin yang dibuat tentang masalah yang sedang dibahas di kelas. . Kesalahan dalam menjawab pertanyaan pekerjaan rumah tidak dapat dihindari jika siswa tidak memiliki keterampilan yang diperlukan.
Cornelius, mengutip Abdurahman (1999), menyebutkan lima alasan mengapa belajar matematika itu penting: (1) untuk mengembangkan pemikiran yang jernih dan logis; (2) memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; (3) mempelajari pola hubungan dan generalisasi; (4) menumbuhkan pemikiran kreatif; dan (5) untuk mempersiapkan matematika tingkat yang lebih tinggi.
3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Target dari pengajaran matematika pada tingkatan sekolah dasar hingga perguruan tinggi yakni mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan aktif. Menurut Hartati (2015), matematika adalah studi tentang konsep-konsep yang saling terkait melalui sejumlah kecil istilah yang maknanya dapat dipahami secara sekilas dan cukup tepat untuk membantu dalam pemahaman masalah kompleks di bidang sosial, ekonomi, dan alam. ilmu pengetahuan. Soejadi (2000:11) memberikan pendapatnya tentang pembelajaran matematika adalah bidang kajian yang bersifat abstrak yang bertumpu pada konsensus dan pemikiran deduktif. Matematika adalah cara berpikir; metode untuk mengatur bukti yang masuk akal; matematika adalah bahasa; bahasa yang dicirikan oleh terminologi yang tepat, jelas, dan tepat serta representasi simbolis dan konkret dari konsep-konsepnya.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, para akademisi dapat menarik kesimpulan sederhana mengenai matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang pada intinya bersifat abstrak. Matematika adalah cabang ilmu yang menghubungkan ide, proses, dan hukuman melalui seperangkat ide-ide yang bersifat prisipal yang mendasarinya.
Pada awal penerapan kurikulum 2013, pembelajaran matematika dilakukan secara tematik, namun pada saat siswa mencapai kelas empat dan enam, mata pelajaran tersebut kembali diajarkan secara mandiri. Menurut (Tozsugianto, 2018), berikut adalah beberapa alasan mengapa beberapa cabang matematika diajarkan secara mandiri satu sama lain:
a. Pendidikan matematika memiliki fitur yang berbeda dibandingkan dengan jenis pendidikan lainnya, terutama dalam fokusnya pada objek penelitian abstrak dan penggunaan teknik presentasi deduktif, namun tetap memenuhi empat kompetensi inti berpikir kritis, kreativitas, kerja tim, dan komunikasi.
b. Peningkatan pendidikan matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari siswa akan memberikan hasil yang bermanfaat.
c. Jika pendidikan matematika dikaitkan dengan topik tertentu, tetapi isinya tidak dijelaskan dengan baik, pembelajaran tampaknya tidak terlalu berdampak.
Standar isi matematika kelas lima yang ditetapkan dengan keputusan presiden tentang penelitian, pengembangan, dan penerbitan nomor 018/H/KR/2020 adalah sebagai berikut.
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) |
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN |
||
3 |
Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan di tempat bermain |
4 |
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia |
KOMPETENSI DASAR |
KOMPETENSI DASAR |
||
3.1 |
Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan dua pecahan dengan penyebut berbeda. |
4.1 |
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan dua pecahan dengan penyebut berbeda. |
3.2 |
Menjelaskan pecahan desimal dan persen serta melakukan perkalian dan pembagian pecahan dan desimal serta persen |
4.2 |
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian pecahan dan desimal serta persen. |
3.3 |
Menjelaskan skala melalui denah. |
4.3 |
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah.
|
3.4 |
Menjelaskan dan menemukan jaring-jaring bangun ruang sederhana (kubus dan balok) |
4.4 |
Membuat jaring-jaring bangun ruang sederhana (kubus dan balok). |
3.5 |
Menjelaskan data yang berkaitan dengan diri peserta didik atau lingkungan sekitar serta cara pengumpulannya. |
4.5 |
Menganalisis data yang berkaitan lingkungan sekitar serta cara pengumpulannya. |
3.6 |
Menjelaskan penyajian data yang berkaitan dengan diri peserta didik dan membandingkan dengan data dari lingkungan sekitar dalam bentuk tabel, diagram batang, atau diagram garis. |
4.6 |
Mengorganisasikan dan menyajikan data yang berkaitan dengan diri peserta didik dan .membandingkan dengan data dari lingkungan sekitar dalam bentuk tabel, diagram batang, atau diagram garis. |
4. Media Pembelajaran
a. Media Pembelajaran
Kata "media" berasal dari kata Latin "medius", yang berarti "tengah" atau "jalan tengah" dalam arti yang lebih harfiah. Kata “pemancar” dalam bahasa Arab adalah “perantara”, yang dalam bahasa Inggris berarti “pemancar” (Arsyad, 2011:3). Gerlach dan Ely sebagaimana dikutip Arsyad (2011), memberikan pendapat bahwa media, jika dilihat pada artian yang lebih luas, adalah orang, benda, dan kejadian-kejadian yang mewujdukan suatu kondisi di mana siswa mendapatkan sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan pandangan dunia. Unsur pendidik, ketersediaan buku-buku, dan area di sekitar sekolah semuanya dinyatakan sebagai sebuah media.
Pendapat Criticos yang dikutip oleh Daryanto (2011:4), menjelaskan bahwa media adalah salah satu komponen korespondensi yang berdaya guna sebagai alat menyalurkan amanat dari komunikator kepada khalayak. Definisi NEA berbeda dari yang digunakan oleh National Education Association. Istilah "media" mengacu pada berbagai alat komunikasi, termasuk media cetak dan elektronik. Agar media menjadi efektif, anggota audiens harus dapat memanipulasi pengalaman melihat, mendengarkan, dan membaca mereka (Sardiman, 2012: 53). Menurut Lamatenggo (2011), menjelaskan bahwa istilah "media pendidikan" digunakan untuk menggambarkan segala jenis alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber kepada siswa secara terstruktur, sehingga menciptakan lingkungan belajar yang efisien dan efektif. Media pendidikan adalah sejenis teknologi penyampaian pesan yang dapat disesuaikan dengan tujuan pengajaran, dan juga mengacu pada alat nyata yang digunakan untuk menyampaikan konten pendidikan. Media pengajaran, baik cetak, siaran, maupun digital, serta teknologi audiovisual, semuanya merupakan bentuk komunikasi (Rusman, 2015: 56).
Media yang digunakan sebagai alat pengajaran di sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan hasil akademik siswa. Media dapat menjadi alat yang sangat berharga untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mencapai tujuan seseorang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pendidikan mencakup segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau memberikan informasi selama proses belajar mengajar untuk membangkitkan minat siswa pada materi pelajaran yang dihadapi.
Berdasarkan uraian tersebut bisa ditarik suatu ketetapan bahwa guru menggunakan perangkat pembelajaran sebagai media pelengkap yang berisi konten pendidikan untuk melibatkan siswanya pada kegiatan belajar mengajar.
b. Kegunaan dan Manfaat dari Media Pembelajaran
Kegunaan media pembelajaran salah satunya adalah untuk menjelaskan konsep-konsep abstrak dan bertindak sebagai pengganti guru, media memainkan peran penting dalam pendidikan. Secara spesifik, sebagaimana dikemukakan (Arsyad, 2014:29-30)di bawah ini:
1) Alat peraga seperti media belajar digunakan di dalam kelas untuk membantu siswa belajar lebih efektif. Untuk mencapai tujuan seseorang lebih cepat dan efektif, media dapat berfungsi sebagai alat yang sangat berharga. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pendidikan mencakup segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau memberikan informasi selama proses belajar mengajar untuk membangkitkan minat siswa pada materi pelajaran yang dihadapi.
2) Media ajar dapat memperjelas penyampaian pesan dan data untuk mempercepat dan meningkatkan hasil belajar.
3) Media pendidikan memiliki potensi untuk membangkitkan minat siswa dan memicu keinginan untuk belajar, dua faktor yang dapat meningkatkan hasil kelas. Hal ini dimungkinkan untuk mengatasi kendala waktu, dan ruang,saat menggunakan media pendidikan.
4) Guru dan siswa dapat belajar dari pengalaman satu sama lain dengan peristiwa di komunitas mereka melalui penggunaan media pendidikan.
Selanjutnya, manfaat lebih lanjut dari media pendidikan antara lain menurut (Haryono, 2014:49)
Sedangkan penjelasan mengenai manfaat penggunaan media pembelajaran secara rinci pada penjelasan di bawah ini :
1) Memecahkan masalah keterbatasan pengalaman siswa.
2) Dapatkan gambaran secara rinci tentang hal-hal yang sulit dipahami secara riil.
3) Membuka kesempatan adanya interaksi secara langsung siswa dengan lingkungannya
4) Menghasilkan kesamaan hasil observasi
5) Mencapai konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6) Merangsang kemauan dan ketertarikan sesuatu yang bersifat baru
7) Meningkatkan keinginan anak untuk belajar dan mendorong mereka untuk melakukannya.
8) Berikan pengalaman yang mencakup segalanya, dari yang konkret hingga yang halus.
9) membantu siswa membandingkan dan membedakan objek, serta menganalisis dan mendeskripsikannya.
Pentingnya media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar telah ditegaskan kembali oleh beberapa penjelasan dan penelitian. Selain itu, media memiliki tujuan dalam pendidikan dengan mempermudah penyampaian konsep abstrak kepada siswa dan oleh karena itu meningkatkan kualitas pendidikan mereka.
c. Ragam dari Media Pembelajaran
Asyhar (2012) menyatakan bahwa pada intinya, berbagai bentuk media dapat dipecah menjadi empat kategori berbeda: visual, auditori, audiovisual, dan multimedia. Berikut adalah rincian dari empat kategori utama media pembelajaran:
1) Media visual, atau alat yang digunakan hanya untuk memikat indra visual pemirsa, lebih populer di kalangan pelajar masa kini. Pengalaman belajar seorang siswa dalam media masa kini sangat bertumpu pada kapabiltas secara perseptual.
2) Media audio adalah salah satu ragam media yang dibutuhkan dalam proses pendidikan yang mengandalkan partisipasi aktif pendengar dalam proses pembelajaran. Pengalaman belajar diperoleh melalui latihan kapasitas intelektual seseorang untuk pemahaman.
3) Istilah "media audiovisual" mengacu pada jenis media tertentu yang menggabungkan mendengarkan dan melihat menjadi satu kegiatan pendidikan. Pesan dan data yang dapat dikirim melalui media ini mencakup transmisi lisan dan nonverbal yang menarik bagi indera penglihatan dan pendengaran.
4) Multimedia mengacu pada jenis media yang menggabungkan berbagai ragam dan peralatan secara interkoneksi untuk memfasilitasi proses pembelajaran atau kegiatan pendidikan. Pendidikan multimedia menggabungkan gaya belajar visual dan auditori melalui teks, gambar, animasi, dan suara serta media interaktif dengan menggunakan peralatan komputer dan dunia maya.
Kehadiran media pembelajaran berbasis teknologi dan multimedia terbukti dapat memberikan perubahan terhadap cara guru mengajar dan siswa dalam belajar. Metode komunikasi berbasis multimedia merupakan sarana penyebaran informasi menjadi lebih efektif. Hal ini memudahkan para guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang membutuhkan penjelasan secara detail dengan media video maupun media animasi sehingga akan mempermudah pemahaman siswa dan menjadikan masalah yang bersifat abstrak menjadi konkret dan mudah dipahami
d. Media Microsoft Power Point
Kemampuan seseorang untuk mengingat dan memahami informasi dapat ditingkatkan dengan penggunaan media visual. Untuk memaksimalkan keefektifannya, alat bantu visual harus ditempatkan di lokasi strategis di mana siswa dapat berinteraksi dengan mereka secara produktif. Contoh media visual termasuk slide, grafik, foto, grafik, dan representasi visual lainnya.
Microsoft Powerpoint adalah aplikasi presentasi yang merupakan bagian dari rangkaian program Microsoft Office. Aplikasi ini banyak digunakan di dunia bisnis, di kalangan pendidik, siswa, dan guru, serta di gym dan pusat kebugaran. Awalnya dirilis hanya sebagai Microsoft Powerpoint, Microsoft mengubah nama program menjadi Microsoft Office Powerpoint dimulai dengan versi 2003 dari suite Office. Menurut Jufriady Hidayat (2008: 65), Microsoft Powerpoint adalah "sebuah perangkat lunak yang dikembangkan dan dijual oleh Microsoft"; ini adalah salah satu aplikasi berorientasi multimedia perusahaan. Di komputer, Anda akan menemukan aplikasi ini sering disertakan dengan Microsoft Office. Aplikasi ini dirancang untuk menyampaikan presentasi, baik yang diselenggarakan oleh bisnis, pemerintah, lembaga pendidikan, atau warga biasa, dan memiliki berbagai pilihan menu yang dapat mengubahnya menjadi bentuk komunikasi yang menarik. Beberapa hal yang membuatnya cocok untuk digunakan sebagai alat presentasi termasuk keserbagunaannya dalam hal teks, warna, dan manipulasi gambar, serta fakta bahwa animasi dapat disesuaikan dengan tingkat imajinasi pengguna.
Inti dari Microsoft Powerpoint terdiri dari beberapa sumber daya dan kontrol operasional yang berbeda. Sumber daya yang dimaksud termasuk tayangan slide, teks, gambar, dan palet warna yang dapat dikombinasikan dengan materi latar belakang yang sudah ada sebelumnya. Kita dapat membuat benda-benda tersembunyi ini tanpa menggunakan tangan kita sama sekali, atau kita dapat menggunakan gerakan khusus untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan. Tergantung pada kebutuhan, anda dapat mengatur perangkat lunak untuk berjalan secara otomatis pada waktu yang anda tentukan atau menjalankannya secara manual dengan mengklik tombol mouse. Biasanya, penggunaannya terbatas pada penyampaian konten instruksional yang menekankan pentingnya interaksi antara siswa dan guru, dan oleh karena itu pengendalian operasionalnya didasarkan pada metode manual.
Sebagaimana pernyataan dari Daryanto (2010:157), yang menjelaskan bahwa microsoft powerpoint merupakan salah satu dari sekian banyak program multimedia yang dikembangkan oleh perusahaan Microsoft. Perangkat lunak ini dibuat khusus untuk menyampaikan presentasi, baik yang diselenggarakan oleh bisnis, lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas pendidikan, atau individu, dan dilengkapi dengan berbagai fitur dan opsi yang dapat menjadikannya bentuk komunikasi yang efektif. Menurut Rusman (2011: 301), Microsoft Powerpoint merupakan software presentasi yang paling banyak digunakan saat ini. Ini digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk pendidikan, demonstrasi produk, pertemuan bisnis, seminar, dan bahkan pelatihan di tempat kerja.
Oleh karena itu, Microsoft Powerpoint adalah aplikasi presentasi yang banyak digunakan yang sering diselenggarakan oleh bisnis, institusi pendidikan, dan individu karena menu fitur yang luas menjadikannya sebagai media komunikasi yang efektif. Komponen dasar dari media ini adalah aset visual dan kontrol operasionalnya. Elemen visual yang dimaksud dapat dikombinasikan dengan scaffolding yang tersedia dalam berbagai cara, termasuk melalui penggunaan slide, teks, gambar, animasi, dan berbagai palet warna. Anomali ini dapat dibuat tanpa menggunakan gerakan fisik apa pun, atau dapat dibuat menggunakan gerakan tertentu yang ditentukan oleh perancang.
e. Tujuan Pembelajaran Mengunakan PowerPoint
Adapun tujuan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media powerpoint sebagaimana dikemukakan oleh Akhmad Sudrajat (2008:65) adalah :
1) Penting agar proses belajar dan mengajar yang berlangsung berjalan lancar dan efektif.
2) Guru dapat lebih mudah memberikan pengetahuan materi pelajaran kepada siswa mereka.
3) Anak sekolah dapat lebih mudah menyerap informasi yang disampaikan oleh pengajarnya.
4) Tujuannya adalah untuk membangkitkan minat pelajar muda dan mendorong mereka untuk masuk lebih dalam ke materi pelajaran atau pesan yang disajikan oleh guru.
Pendapat ahli lain menyatakan bahwa maksud penggunaan media pembelajaran powerpoint antara lain : menambah dorongan bagi siswa dalam belajar, mempermudah penyampaian bahan dan substansi pembelajaran (Arsyad, 2011:15)
f. Manfaat Media Pembelajaran PowerPoint
Setiap media pasti memiliki manfaat, salah satunya adalah media powerpoint. Manfaat penggunaan media powerpoint diantaranya :
1) Minat siswa dalam belajar mungkin terganggu karena minat yang ditingkatkan yang diberikan oleh pelajaran.
2) Harapannya adalah materi pelajaran akan lebih lugas, memungkinkan siswa untuk memahami konsep yang diajarkan dan kemajuan menuju tujuan belajar mereka.
3) Variasi yang lebih besar dari metode pengajaran akan digunakan, dengan sedikit penekanan pada komunikasi verbal melalui kata-kata. Dengan menggunakan berbagai bentuk media, strategi pengajaran dapat dimodifikasi agar sesuai dengan materi pelajaran yang dibahas.
4) Siswa terlibat dalam kegiatan yang lebih luas sepanjang waktu instruksional, melampaui hanya mendengarkan termasuk mengamati, mendemonstrasikan, melakukan, dan merefleksikan apa yang telah mereka pelajari (Sudjana & Rifai, 2011:2).
Pendapat lain menyebutkan bahwa penggunaan media powerpoint dapat memberikan manfaat :
1) Media ajar memiliki potensi untuk menggelitik dan menopang minat peserta didik muda terhadap materi pelajaran yang disajikan.
2) Latar belakang sosial ekonomi yang berbeda dapat menyebabkan pengalaman belajar yang berbeda bagi anak-anak, tetapi media pendidikan dapat membantu menyamakan kedudukan.
3) Anak-anak di sekolah dapat mengambil manfaat dari media pendidikan dengan mendapatkan akses ke pengalaman belajar yang sebelumnya sulit didapat.
4) Media pembelajaran dapat membantu perkembangan pemikiran anak secara terstruktur tentang hal-hal yang dialaminya dalam kegiatan belajarnya.
5) Dimungkinkan untuk menumbuhkan pada anak-anak kemampuan untuk belajar secara mandiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan dengan menggunakan media untuk pengajaran.
6) Media berbasis pembelajaran berpotensi mengurangi istilah-istilah yang bersifat resmi yang digunakan selama proses pembelajaran (Anonimos, 2007:15)
g. Karakteristik Media Powerpoint
Menu-menu yang ada media PowerPoint tentunya akan menambah nilai estetika presentasi jika digunakan dengan benar. Di mana diharapkan lebih banyak kehidupan dapat dihembuskan ke dalam presentasi melalui penggunaan menu-menu ini. Siswa tertarik dalam KBM terkait presentasi powerpoint sehingga mereka dapat lebih memperhatikan apa yang dikatakan guru, dan ini, pada gilirannya, membantu guru menyajikan dan menjelaskan materi pelajaran dengan cara yang menarik minat siswa dalam belajar dan memudahkan mereka untuk memahami konsep dasar yang diajarkan di ruang kelas, seperti yang dikemukakan oleh Erlina (2009:2). Siswa dapat memilih dari berbagai pilihan media di PowerPoint, termasuk kemampuan untuk menyisipkan grafik dan gambar, teks, foto, dan audio, menyisipkan seni kata khusus, menyesuaikan transisi antar slide, menambahkan bentuk dan warna ke teks, untuk menyisipkan tabel dan bagan, menambahkan animasi, dan banyak lagi.
Beberapa trik dalam pembuatan Power Point menurut Turino Hadisaputro.
1) Rencanakan alur presentasi seolah-olah akan membuat suatu cerita.
2) Buat headline yang mencuri perhatian.
3) Buat vidio opening.
4) Lebih banyak gambar daripada teks
5) Tambahkan beberapa soud effect untuk mengiringi presentasi.
6) Buatlah beberapa kisah sebagai pengantar materi.
7) Pemanfaatan ide pokok dan ilustrasi visual lainnya, contohnya :
8) Membuat ringkasan dari bacaan
9) Merubah narasi yang banyak dengan menggunakan ilustrasi visual dan dalam bentuk angka-angka
10) Memperbaharui teknik penyampaian materi sehingga bertambah memikat.
Tanda-tanda tayangan media powerpoint yang memenuhi standar :
1) Dalam satu tayangan hanya memuatsatu bahasan
2) Mudah dipahami
3) Memuat inti dari permasalahan dan bukan pengulangan permasalahan
4) Bagus dalam tampilan visual,
5) Menggunakan kalimat pendek tapi berisi
6) Tidak menggunakan kata yang berulang dan membosankan.
7) Urutan isi teratur dan jelas (https://www.slideshare.net/turinohs/tip-dan-trik-membuat-presentasi, diakses pada tanggal 10/07/2022)
h. Keunggulan Pemanfaatan Media Powerpoint
Penjelasan keunggulan penggunaan PowerPoint pada pelaksanaan kegiatan belajar yaitu.
1) Isi media pengajaran dapat digunakan dalam beberapa cara.
2) Proses pembelajaran yang lebih transparan dan menarik adalah hasilnya.
3) Proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan menarik.
4) efisiensi baik dari segi waktu maupun tenaga.
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
6) Siswa dapat didorong untuk memiliki sikap konstruktif terhadap pelajaran guru mereka dan proses pembelajaran melalui media. (Solihatin, 2012: 186-188).
Sedangkan menurut Daryanto (2012:34) adalah.
1) Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan.
2) Pengurangan dokumen yang bersifat tertulis
3) Sebagai salah satu pilihan yang dapat digunakan sebagai media pembelajran
Menurut Aqila Smart (2012:67-68).
1) Ms. PowerPoint merupakan salah satu software dalam Ms. Office, jadi apabila sudah terinstal Ms. Office maka secara otomatis terdapat Ms. PowerPoint, sehingga kegiatan presentasi di Power Point bisa dilaksanaan kapan dan dimana saja.
2) Karena dibuat oleh perusahaan yang sama yang memberi kami sistem operasi Windows, program ini jauh lebih dapat diandalkan.
3) Orang mungkin berpendapat bahwa Power Point adalah media presentasi paling canggih dan menarik yang tersedia saat ini.
4) Program ini memiliki tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Sistem input data presentasi memudahkan tuan rumah untuk melakukan penyesuaian jika terjadi keadaan darurat. Presenter tidak perlu bergantung pada desainer yang sama atau khawatir tentang bahan latar belakang yang sama dengan pembicara mereka yang lain berkat ini.
5) Mudah digunakan karena untuk berbagai macam fitur dan tata letak yang dibuat sebelumnya, PowerPoint adalah alat presentasi standar dengan banyak kelebihan kelebihan di dalamnya.
i. Langkah-Langkah Media Powerpoint
Langkah-langkah dalam pembuatan powerpoint menurut Wati (2016) adalah sebagai berikut.
1) Membuka aplikasi program Ms. PowerPoint
2) Memulai membuat dokumen pada aplikasi program Ms. PowerPoint dengan dari menu new file (file baru)
3) Pilih tata letak slide PowerPoint yang diinginkan.
4) Membuat latar belakang khusus untuk slide presentasi yang lebih menawan.
5) Pilih judul materi presentasi utama yang akan ditampilkan pada slide pertama.
6) Tempatkan judul subjek untuk bahan pada slide kedua.
7) Kemudian, salin poin-poin setiap bagian ke dalam slide yang sesuai secara linier.
8) Buat atau modifikasi gambar sederhana dengan bantuan bentuk dan alat clip art di menu Sisipkan.
9) Anda dapat memasukkan beberapa jenis visual, termasuk bagan, gambar, audio, dan video, menggunakan sisipan menu.
10) Untuk memasukkan gambar, suara, dan film ke dalam komputer, file yang diperlukan harus disiapkan terlebih dahulu.
11) Latar belakang harus dibuat sederhana untuk kontras terbaik dengan teks, gambar, dan objek lainnya. Pemformatan ini harus konstan.
12) Gunakan font sans serif seperti Arial, Tahoma, Calibri, dan gaya serupa jika memungkinkan. Cobalah untuk menghindari font serif dan sans-serif seperti Times New Roman dan Century, serta font sans-serif seperti forte, aljazair, skrip gaya bebas, dan sejenisnya. Jenis huruf harus konsisten (hal.100-101).
Penjelasan lain mengenai tahapan dalam merancang slide powerpoint yaitu :
1) Gunakan latar belakang yang lugas, kontras tinggi, dan nadanya seragam, dan jauhi latar belakang yang sibuk dan mengganggu.
2) Gunakan font yang jelas dan konsisten seperti Arial, Verdana, Tahoma, dan Trabuco dan hindari menggunakan font yang tidak terbaca atau membingungkan.
3) Kirim pesan Anda dengan gambar dan gunakan kata-kata jika benar-benar diperlukan.
4) Gunakan banyak fitur Powerpoint secara maksimal, tetapi hindari berlebihan. Ini termasuk penggunaan gambar, video, animasi, dan efek suara.
5) Buat latar belakang atau templat Anda sendiri untuk memperkuat dampak presentasi Anda dan memperjelas poin Anda.
6) Aturan praktisnya adalah menggunakan teks gelap dengan latar belakang terang, dan latar belakang terang dengan teks gelap, dan seterusnya.
7) Gunakan warna untuk mempercantik presentasi Anda sekaligus menjaga perhatian audiens pada presentasi Anda. Namun jangan sampai terlalu banyak atau akan terkesan terlalu ramai dan mengganggu pengajaran materi. Gunakan skema warna yang saling melengkapi atau kontras.
8) Jangan gunakan lebih dari tiga warna dalam satu slide.
9) Silakan pilih tipografi yang jelas dan kokoh seperti Arial, Tahoma, atau Verdana. hindari font dan karakter dekoratif karena lebih sulit dibaca.
10) Ukuran minimal 24 huruf untuk kata, maksimal 40 huruf untuk judul.
11) Jumlah maksimum kata dan frasa yang dapat dimasukkan dalam satu slide presentasi masing-masing adalah 25 dan 6.
12) Gunakan terminologi yang kuat (Nurseto, 2011:32-33).
Wati (2016) menyarankan strategi pembelajaran berikut untuk menggunakan presentasi Powerpoint di kelas.
Tabel 2.1
Sintak Pembelajaran Media Powerpoint
Tahap |
Kegiatan Guru |
pengenalan (introduction) |
Guru menginformasikan tujuan-tujan pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhankebutuhan logistik penting dan memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah yang mereka pilih sendiri. |
penyajian informasi (presentation of information) |
Guru menyajikan informasi kepada siswa dalam bentuk materi melalui media power point. |
pertanyaan dan respon (question and responses) |
Guru melaksanakan bimbingan, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai. |
Penilaian respon (judging responses) |
Guru memberi
penilaian tingkat pemahaman |
pemberian feedback tentang respon (providing feedback about responses) |
Guru memberikan kesempatan siswa untuk |
pembetulan (remediation) |
Guru memberikan latihan mandiri |
penutup (clossing). |
Membuat simpulan mengenai materi yang dipelajari |
(Wati,2016)
j. Media Pembelajaran Konvensional
Dalam pengajaran tradisional, guru memainkan peran sentral dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa diharapkan tidak melakukan apa-apa selain mendengarkan dan mengulangi kembali apa yang telah diajarkan kepada mereka. Menurut Ekawati (2016: 4), "Pembelajaran konvensional yaitu bentuk kegiatan belajar yang biasa dikenal yaitu terjadinya interaksi antara guru, siswa dan bahan belajar dalam suatu lingkungan tertentu (sekolah, kelas, laboratorium, dan sebag). Menurut Safrina, dkk (2014: 14), "pendidikan konvensional adalah pendidikan yang menekankan kontrol guru atas sebagian besar kegiatan kelas dan penyampaian pelajaran". Pendidikan konvensional, seperti yang didefinisikan oleh Hendriana (2014:44), “adalah pendidikan di mana penyajian materi disimpan sampai kesimpulan kursus sebagai praktik dan pengembangan konsep yang dipelajari.”
Dari definisi ini, kita dapat menyimpulkan bahwa pengajaran tradisional berpusat pada guru, dengan instruktur mengambil alih sebagian besar pengajaran di kelas (juga disebut "ceramah").
Sedangkan langkah-langkah pembelajaran konvensional menurut sebagai berikut.
1). Komunikasikan hasil yang diinginkan. Guru menjelaskan semua tujuan pembelajaran.
2). Menyediakan akses ke data. Guru menyajikan materi kepada siswa dalam format dan kegiatan ceramah klasikal.
3). Memeriksa pemahaman dan mengembalikan panduan. Guru mengevaluasi kinerja siswa dan memberikan umpan balik (Syahrul, 2013:72).
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan dan kekurangan. Pada metode konvensional kelebihan dan dan kekurangan sebagai berikut.
1). Keunggulan model pembelajaran konvensional adalah
a) Dapat memperoleh informasi yang sulit didapat di tempat lain
b) Dapat memberikan materi dengan segera
c) Merangsang minat untuk belajar lebih banyak tentang sesuatu.
d) Membantu siswa belajar cara yang paling efektif untuk belajar melalui mendengarkan dan membaca.
e) Langsung diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran
2). Kelemahan model pembelajaran konvensional
a) Kegiatan belajar mengajar hanya sebatas adalah proses menyampaikan pengetahuan dari pengajar kepada siswa.
b) Peran guru adalah untuk memberikan pekerjaan, dan peran siswa adalah untuk melakukannya.
c) Metode pengajaran yang masih konvensional cenderung memilah-milah kondisi dan kemampuan siswa pada keadaan-keadaan tertentu.
d) Kegiatan pembelajaran hanya menitikberatkan pada hasil akhir daripada pelaksanaan dan proses pencapaiannya (Kholik, 2011: 56-57)
Penjelasan mengenai sintak pembelajaran konvensional menurut pendapat dari Syahrul (2013) yaitu :
Tabel 2.2
Sintak Model Konvensional
Tahap |
Kegiatan Guru |
Menyampaikan tujuan |
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut |
Menyajikan informasi |
Guru menyajikan informasi kepada siswa secara tahap demi tahap dengan metode ceramah. |
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik |
Guru mengecek keberhasilan siswa dan memberikan umpan balik. |
Memberikan kesempatan latihan lanjutan |
Guru memberikan tugas tambahan untuk dikerjakan di rumah |
Syahrul (2013)
5. Gaya Belajar
a. Definisi dari Gaya Belajar
Keberhasilan dengan metode pengajaran tertentu sangat tergantung pada gaya, bakat, dan kepribadian pembelajar. Agar metode pengajaran yang dipilih guru menjadi efektif, itu harus disesuaikan dengan gaya belajar individu siswa. Ini karena, pada intinya, setiap siswa memiliki karakteristik individu yang khas dan khas yang membedakan mereka dari rekan-rekan mereka.
Bagi Keefe, sebagaimana dikutip dalam Ghufron dan Risnawita (2014:10), gaya belajar pembelajar adalah seperangkat perilaku kognitif dan afektif yang stabil yang memungkinkan mereka merasa terhubung dan bereaksi terhadap lingkungan kelas mereka sebagai sebuah komunitas. Gunawan melanjutkan (dalam Ghufron, 2014:11) dengan menyatakan bahwa metode belajar yang disukai seseorang adalah “memikirkan”, “memproses”, dan “memahami” informasi yang telah diperolehnya dari lingkungan belajarnya.
Priyatna (2013:3) berpendapat bahwa gaya belajar seseorang adalah metode yang melaluinya mereka menerima informasi baru dan mengembangkan keterampilan yang mereka perlukan untuk menguasai suatu mata pelajaran. Penelitian James dan Gardner (dalam Ghufron, 2014:42) juga menunjukkan bahwa siswa menemukan gaya belajar yang kompleks paling membantu dalam memproses informasi baru, menyimpannya untuk penggunaan di masa depan, dan mengingatnya kembali saat dibutuhkan. Setiap siswa menggunakan gaya belajarnya sendiri untuk menyerap, mengatur, dan memahami informasi yang diberikan selama pengajaran (Karim, 2015). Gaya pembelajar adalah pendekatan yang digunakan oleh siswa selama proses pembelajaran untuk mengasimilasi tubuh pengetahuan yang diberikan. Setiap siswa memiliki pendekatan uniknya sendiri untuk belajar (Salsabila, 2019).
Berdasarkan definisi gaya belajar yang diberikan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa setiap orang dapat dengan cepat dan mudah memproses dan memahami setiap informasi yang disajikan kepada mereka melalui gaya belajar. Fakta bahwa setiap orang memiliki karakteristik unik mereka sendiri dan kebiasaan belajar berarti bahwa sangat penting bagi guru untuk menyadari perbedaan ini pada siswa mereka untuk menggunakan strategi pengajaran yang lebih mungkin efektif untuk semua siswa.
b. Macam-Macam Gaya Belajar
Guru yang bersikap baik, adil dan bijaksana akan berusaha semaksimal mungkin untuk mempelajari dan mengembangkan bakat dan kecerdasan terpendam siswa. Hal ini dijelaskan oleh kepercayaan luas bahwa setiap anak memiliki potensi yang sangat besar. Itulah mengapa penting bagi guru dan orang tua untuk terus menggali sampai mereka mengetahui mengapa siswa mereka tidak mencapai potensi akademik mereka sepenuhnya di sekolah (Hartono, 2013),
Ada beberapa jenis cara belajar anak dalam menyerap materi pembelajaran. Menurut Dalyono (2015), ada tiga jenis yang berbeda, yaitu: pertama jensi visual, seperti ini, dapat dengan cepat menyerap materi pelajaran ketika disajikan dalam format yang menarik secara visual. dimanifestasikan secara visual; kedua, jenis auditif, yang merupakan bagian dari ini materi yang disampaikan secara lisan mudah dipahami; jenis ketiga motorik, di mana jenis tersebut dapat dengan mudah mempelajari materi tersebut dalam bentuk tulisan-tulisan, maupun dalam bentuk gerakan-gerakan.
Menurut Horney (1950) (dalam Irham dan Novan, 2013), banyak model dan metode pembelajaran atau teknik mengajar, seperti yang tercantum di bawah ini: pertama, pembelajaran mentalitas kedua adalah pembelajaran sosial, ketiga adalah domain belajar, Lima emosi yang terkait dengan pembelajaran, keenam belajar secara global dan belajar analitik. Gaya belajar dapat dipecah menjadi lima kategori berikut: visual (pengelihatan), auditori (suara), kinestetik (gerakan), global (umum), dan analitis (analisis) (Dalyono, 2015).
Siswa yang belajar paling baik secara visual adalah mereka yang dapat dengan cepat memahami konsep baru hanya dengan melihatnya. Siswa dengan gaya belajar visual sangat diuntungkan karena dapat membaca dan belajar secara visual. Diperkirakan sekitar 65% dari seluruh populasi terdiri dari pelajar visual (Hartono, 2013:9).
Pembelajar visual memiliki beberapa ciri yang membedakan, seperti yang dijelaskan oleh Priyatna (2013:10-11): (1) mereka berpikir lebih banyak dalam gambar daripada kata-kata dan menyimpan lebih banyak informasi ketika disajikan secara visual daripada ketika disajikan secara verbal; (2) mereka lebih tertarik untuk mempelajari suatu topik secara keseluruhan dan mampu memahami banyak konsep sekaligus; (3) tidak belajar dari kegagalan dan kesuksesan, mendapatkan gambaran besar terlebih dahulu sebelum mendapatkan detail, berjuang dengan tugas-tugas sederhana tetapi bersinar ketika menghadapi yang lebih menantang dan rumit; (4) cenderung mudah terganggu dan tidak sadar tentang waktu; berbakat dibidang kreasi, teknologi, matematik atau emosi; sangat sensitif terhadap sikap guru; perkembanganya cenderung asynchronous (tidak merata), sehingga kemungkinan memiliki nilai rapor yang tidak seimbang; (5) mampu belajar bahasa asing dengan hukuman; dibutuhkan lebih lama untuk menjadi fasih dalam suatu bahasa melalui menghafal; (6) sangat sensitif terhadap gaya instruktur; cenderung ke arah pengembangan asinkron (tidak setara), mungkin menghasilkan nilai-nilai lembar rap yang sangat bervariasi; (7) memiliki kemampuan untuk belajar bahasa asing melalui kekuatan dalam berpikir; (8) Dibutuhkan lebih banyak waktu untuk bisa "berkembang".
Belajar melalui mendengarkan adalah strategi kedua. Menurut Dalyono (2015:49), mereka yang mempelajari persepsi auditori belajar paling baik melalui mendengarkan. Sekitar 30% dari populasi diperkirakan menjadi pembelajar pendengaran. Menurut Priyatna (2013:50-51), “pebelajar auditori memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) mereka mampu mengumpulkan informasi secara lebih efektif melalui penggunaan suara, musik, teks, dan komunikasi lisan. Selanjutnya, siswa dengan pembelajaran auditori gaya terkadang berjuang ketika diminta untuk mengikuti instruksi tertulis, dan harus memiliki kemampuan pendengaran (mendengarkan) yang kuat untuk mengikuti arahan tertulis dengan baik. (2) lebih cenderung berpikir dengan kata-kata daripada teman dan kenalan mereka, lebih cenderung menikmati bercerita dan menjatuhkan secara acak sedikit pengetahuan, lebih cenderung menikmati obrolan ringan bahkan saat bekerja, memiliki kualitas suara yang lebih sengau, dan dapat belajar bahasa gaul dan idiom lebih cepat daripada teman sebayanya. kepribadian, tidak pandai membaca bahasa tubuh atau ekspresi wajah, tetapi belajar dengan baik dalam kelompok, dan senang menceritakan pengalaman masa lalu; empat) manajemen waktu yang kompeten; (5) menggunakan metode instruksi "langkah-demi-langkah" tindakan dan pembelajaran coba-coba (trial and error). Orang yang berpikir analitis mampu menangani tugas mulai dari yang paling mudah hingga yang paling sulit. kompeten dalam merespon dengan baik terhadap hal-hal spesifik, mampu belajar bahkan ketika reaksi emosional bermain di dalam dirinya, puas dengan satu jawaban yang benar, cenderung memiliki ....................kaian nilai rapor yang seimbang dan biasanya mampu mempertahankan yang terkuat dari mereka, dll. ( 6) memiliki memori pendengaran yang kuat dalam rentang waktu yang luas, kemampuan untuk mengingat informasi dengan cepat dan akurat, dan fleksibilitas untuk membuat penyesuaian yang diperlukan untuk memaksimalkan hasil belajar. (7) lebih cepat ke "mekar"; (8) tes yang sulit bagi mereka termasuk tes yang mengharuskan mereka membaca suatu bacaan dan kemudian menjawab pertanyaan tentang bacaan itu dalam jangka waktu tertentu; (9) tes yang sangat bermanfaat bagi mereka termasuk tes di mana instruktur berpengetahuan memberikan umpan balik pada setiap topik yang mereka dengar. Siswa yang lebih menyukai gaya belajar auditori juga cenderung berhasil dalam ujian tertulis.
Metode pengajaran yang ketiga adalah kinestika. Menurut Hartono(2013:67), pembelajar kinestetik dapat meningkatkan pengetahuannya melalui trial and error. Diperkirakan sekitar 5 persen dari populasi digolongkan dalam gaya belajar kinesthesiologi. Priyatna (2013:68-69) menyebutkan ciri-ciri pembelajar kinestetik berikut ini: (1) kecenderungan terus bergerak dan tidak mampu duduk diam; (2) senang dengan kegiatan=kegiatan yang mengutamakan fisik; (3) keengganan untuk mencurahkan banyak waktu untuk membaca; (4) kemauan untuk mencoba sesuatu yang baru sangat besar; (5) rasa keteraturan dan linearitas yang membuat mereka dianggap hiperaktif; (6) kecenderungan memanifestasikan perasaan dengan aktivitas fisik (merangkul ataupun pukulan) atau lebih sering menggunakan gerakan tangan saat sedang mengkata-kata; (7) cara memakai pakaian hanya berdasar pada kenyamanan, dan tidak menghiraukan trend dan gaya; (8) lebih suka tidur-tiduran atau bersantai di lantai sambil belajar daripada duduk di meja yang disediakan; (9) lebih dominan pada bidang atletik atau seni pertunjukan; (10) Secara umum, pelajar yang aktif secara fisik lebih menyukai instruksi langsung daripada mendongeng tidak langsung. Mereka menyukai sensasi menjadi yang pertama mencoba sesuatu yang baru dan akan lebih merasa senang apabila diminta untuk memperagakan secara langsung bila dibandingkan dengan hanya berbagi cerita.
Gaya belajar nomor empat adalah gaya global, dan anak-anak yang mengadopsinya cenderung memiliki kemampuan untuk memahami gambaran besar dari topik apa pun yang mereka pelajari. Mereka biasanya memiliki pemahaman konseptual yang luas yang memungkinkan mereka untuk membuat hubungan antara objek yang tampaknya tidak berhubungan (Hartono, 2013), dan Irham dan Wiyani (2013) menjelaskan esensi gaya belajar global yang harus diketahui orang tua untuk mendukung anak-anak mereka dengan lebih baik, misalnya :
1) Dapat menyelesaikan lebih banyak tugas-tugas yang diberikan dalam waktu yang bersamaan.
2) Lebih peka dan familiar untuk memandang suatu masalah dengan lebih baik dan bijak dan terbiasa melihat segala permasalahan secara baik
3) Mempunyai tipikal sebagai pekerja keras dan bisa menjadikan orang lain senang
4) Mampu melakukan kerjasama dengan orang lain dalam bidang apapun dan dilakukan dengan semaksimal mungkin.
5) Bisa menyampaikan atau menjelaskan sesuatu dengan perkataan sendiri dari berbagai macam hal yang sudah dilihat.
Penggunaan gaya belajar global dapat mengakomodasi anak untuk berkembang menjadi pribadi yang dapat mengerti keadaan sekitar. Anak akan dapat menjelaskan bermacam keadaan yang nampak menggunakan bahasa yang biasa digunakan oleh dirinya sendiri dengan jelas. Walaupun memiliki banyak kelebihan, gaya belajar global juga memiliki sejumlah kekurangan, yaitu :
1) Memerlukan lebih banyak dorongan atau keinginan yang berasal dari oang di sekitarnya untuk dapat memulai suatu kegiatan.
2) Memiliki sedikit kerapian, yang berakibat pada bahan pembelajaran atau buku yang tidak tertata dengan rapi. Untuk solusinya, para orang tua bisa memberikan arahan bagaimana merapikan ruangan sehingga barang-barang yang selesai digunakan dapat dikembalikan pada tempatnya masing-masing.
3) Cepat merasa jenuh dan mempunyai kebiasaan yang kurang baik. Misalnya belum selesai dengan tugas pertama yang dikerjakan, anak mulai menyelesaikan tugas berikutnya (Hartono, 2013).
Gaya belajar kelima adalah pembelajaran analitik; anak-anak yang menggunakan pembelajaran analitik memiliki kemampuan untuk mengantisipasi dan merencanakan hasil dengan lebih presisi dan akurat. Metode untuk melaksanakan tugas dengan memecahnya menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan teratur sesuai dengan urutannya. Karakter dari gaya belajar ini adalah.
1) Hanya terfokus pada satu jenis tugas, dan belum berpindah pada tugas berikutnya apabila tugas yang pertama belum selesai.
2) Selalu menggunakan logika dalam berpikir.
Tidak suka apabila terdapat beberapa langkah-langkah yang terlewat dalam mengerjakan suatu tugas.
3) Mempunyai cara untuk belajar secara konstan dan tidak berpindah-pindah (Irham dan Wiyana, 2013).
Anak-anak yang diajari berpikir analitis akan belajar mengevaluasi situasi menggunakan fakta dan bukti. Tidak jarang mereka tidak bisa menjabarkan tujuan akhir dari pekerjaan yang sedang dilakukan saat ini. Berkonsentrasilah untuk menyelesaikan satu masalah atau tugas pada satu waktu. Seorang anak yang belajar secara analitis lebih baik belajar sendiri dan hanya kemudian mengintegrasikan ke dalam pengaturan kelas. Mereka mengalami kesulitan belajar karena mereka hanya berkonsentrasi pada satu hal pada satu waktu. Cara terbaik untuk menghadapinya adalah dengan membuat jadwal belajar yang terstruktur dengan baik yang membuat tujuan belajar Anda menjadi sangat jelas. Metode pembelajaran yang terbaik adalah dengan konsisten melaksanakan atau menyelesaikan tugas sesuai dengan jadwal harian yang telah dibuat untuk tujuan tersebut.
c. Dimensi dan Indikator Gaya Belajar
Pelaksanaan penelitian ini memakai dimensi dan indikator gaya belajar sesuai dengan pendapat dari ahli. Dari pendapat ahli tersebut diperoleh acuan bahwa gaya belajar terdapat 2 dimensi yaitu gaya belajar global dan gaya belajar analitik (Herman Witkin, 2018).
a. Masing-masing dimensi tersebut mempunyai beberapa indikator. Pada gaya belajar global dalam penelitian ini menggunakan indikator :
b. Dapat melaksanakan berbagai macam tugas dalam waktu yang bersamaan
c. Dapat melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain secara baik
d. Peka dan dapat memandang suatu permasalahan secara baik
e. Dapat mengungkapkan melalui bahasa verbal mengenai hal-hal yang dilihatnya.
Pada dimensi belajar kedua pada penelitian ini adalah tentang gaya belajar analitik. Gaya belajar ini memiliki beberapa indikator, dan pada penelitian ini indikator yang digunakan adalah lebih berkonsentrasi dalam menyelesaikan tugas, belum akan perpindah kepada tugas selanjutnya apabila tugas pertama belum selesai, mampu berpikir menggunakan logika yang benar, kurang menyenangi apabila ada suatu hal yang terlewat pada saat mengerjakan tugas dan memiliki model belajar yang konstan dan tidak berpindah-pindah.
B. Penelitian Terdahulu
1. Rahayu, 2019. Temuan penelitian menunjukkan bahwa (1) Ada korelasi positif yang signifikan secara statistik antara gaya belajar dan kinerja matematika, yang diukur dengan nilai thitung > ttabel sebesar 4,833 > 1,981. Pengaruh positif dan signifikan secara statistik lingkungan belajar terhadap prestasi belajar matematika ditunjukkan oleh thitung> ttabel (4,799 > 1,981), dengan koefisien korelasi sebesar 0,409 dan ukuran dampak keseluruhan sebesar 16,8 persen untuk gaya belajar. Gaya belajar siswa dan nilai tes matematika mereka berkorelasi positif dan signifikan, ditunjukkan oleh nilai Fhitung dan Ftabel (masing-masing 25,185 dan 3,075). Koefisien 0,552 menunjukkan peningkatan 30% pada prestasi belajar, dan hal ini berkorelasi signifikan dengan seluruh pengaruh gaya belajar dan lingkungan terhadap prestasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan orang tua, guru, dan sekolah dapat berkomunikasi dan berkolaborasi untuk membantu siswa belajar dengan cara yang disesuaikan dengan gaya belajar masing-masing dan meningkatkan akses siswa terhadap sumber belajar baik di sekolah maupun di sekolah. di rumah sehingga mereka dapat menyadari potensi matematika mereka sepenuhnya.
2. Erwandi, 2016. Pada pertemuan pertama, kedua kelas diberikan pre-test, kelas eksperimen diajar menggunakan slide powerpoint, sedangkan kelas kontrol diajar dengan metode pengajaran yang lebih tradisional. Tujuan dari pretest ini adalah untuk mengukur pengetahuan awal siswa dan pemahaman matematika sebelum instruksi dimulai. Pada pertemuan kedua dan ketiga dari kelas kedua dan ketiga, para siswa diajar menggunakan presentasi Powerpoint dan metodologi pengajaran tradisional, yang menekankan hubungan antara mata pelajaran yang berbeda dan berbagai fungsinya. Pada pertemuan kelima dan terakhir semester kedua, siswa mengambil post-test untuk mengevaluasi hasil belajar matematika mereka setelah menerima instruksi. Data hasil pengujian digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan tes. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel, atau 3,181 > 1,672. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam perbandingan ini adalah 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa dipengaruhi oleh penggunaan presentasi Powerpoint di dalam kelas.
3. Gunawan, Harjono & Imran (2016). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh media interaktif dan metode pengajaran terhadap pandangan dunia siswa. Daya eksperimen dan reduksi data melalui analisis ANAVA digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara strategi belajar dengan gaya belajar; jika korelasi ditemukan, pengujian lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan uji beda nyata Tukey untuk mengidentifikasi kelompok yang signifikan secara statistik. Para peneliti menemukan bahwa ketika siswa diajar melalui teknologi interaktif, pengetahuan konseptual mereka jauh lebih tinggi daripada ketika mereka diajar menggunakan metode tradisional.
4. Santoso (2017), Temuan penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam nilai pre-test dan post-test untuk siswa IPS yang terpapar PowerPoint sebagai alat pengajaran, sebagaimana ditentukan oleh uji Kolmogorov-Smirnov, dengan tingkat signifikansi p .0005. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan powerpoint berdampak pada prestasi akademik siswa kelas IPS V SDN Godeana 2 Sleman sepanjang tahun ajaran 2017–2018.
5. Muslimin (2017), Hasil kegiatan penelitian memberikan hasil bahwa rentang perhatian rata-rata (diukur dalam psttes rata-rata) meningkat setelah melihat konten video animasi. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata Pendidikan Kewarganegaraan pada materi post-test dari 65,97 menjadi 76,84 dan peningkatan nilai rata-rata KKM yang diperoleh siswa dari 7 menjadi 15 siswa.
6. Meifi Sufanti (2020). Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris dengan membandingkan hasil belajar pembelajaran STAD menggunakan alat bantu mekanik dan pembelajaran STAD menggunakan multimedia powerpoint dengan hasil belajar pembelajaran STAD menggunakan isyarat audio dan kinetik. Analisis data menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1) hasil belajar matematika siswa berbeda di kelas di mana STAD diajarkan dengan menggunakan multimedia berbasis PowerPoint; dan 2) siswa yang gaya belajarnya menyukai interaksi auditori atau fisik menunjukkan hasil yang berbeda.
7. Lovieanta Arriza, 2020. Jenis penelitian yang digunakan dikenal sebagai penelitian "pengembangan" atau "R&D", dan berfokus pada paradigma ADDIE (Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi) untuk merancang sistem pendidikan. Siswa kelas VIII di SMP Swasta Islam Annur Prima (n = 14) menjadi fokus penelitian ini. Jenis informasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi informasi kuantitatif dan kualitatif. Alat penelitian yang digunakan antara lain angket siswa dan guru, tes hasil belajar siswa, dan uji validitas media dan isi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa (1) validitas media dinilai rata-rata 89,93% oleh profesional media dan ahli materi pelajaran dengan menggunakan kriteria "sangat baik" atau "sangat valid". 2) Kepraktisan media pembelajaran berdasarkan respon siswa dan guru setelah menggunakan media mendapatkan rata-rata persentase sebesar 93,75% yang termasuk kriteria “sangat praktis”. (3) Keefektifan media yang diukur dari hasil belajar siswa setelah berinteraksi dengan perangkat pembelajaran matematika interaktif yang berjumlah 86%.Skor n-gain sebesar 0,40 dihitung secara manual. Kemudian, perbedaan rata-rata antara nilai pre-test dan post-test ditemukan berbeda secara signifikan (thitung=14,91, ttabel=2,16), menunjukkan bahwa nilai post-test lebih tinggi.
8. Hasibuan (2021), Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil
Belajar
Matematika Materi Aritmatika Sosial Kelas VII MTSN 3 Langkat. Jurnal. Penelitian ini tergolong penelitian
eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian ini akan dilaksanakan di MTSN 3
Langkat. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII MTSN 3
Langkat Terpadu Medan tahun pelajaran 2021/2022. Dari hasil temuan penelitian
diperoleh
bahwa untuk hasil belajar matematika terhadap model pembelajaran diperoleh
nilai signifikan hasil belajar terhadap model pembelajaran 0,003 < 0.05, dan
untuk hasil belajar matematika berdasarkan minat belajar dengan kelas
pengajaran memiliki sig. 0,027 < 0.05 yang artinya terdapat interaksi antara
keduanya. Hal tersebut berarti terdapat interaksi antara model pembelajaran
inkuiri dengan pembelajaran secara langsung mempengaruhi hasil belajar.
9. Solihatin, 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan, Jurnal. temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa secara umum, (1) kegunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif telah memberikan prestasi belajar PKn yang lebih tinggi dari itu dari Ekspositori satu; (2) penggunaan strategi Cooperative Learning dengan peserta didik lapangan Gaya belajar mandiri berpengaruh berupa prestasi belajar PKn yang lebih tinggi daripada Ekspositori satu; (3) penggunaan strategi Cooperative Learning dengan peserta didik Gaya belajar field dependent berpengaruh berupa rendahnya prestasi belajar PKn daripada Ekspositori satu; dan (4) ada interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran dan gaya belajar peserta didik terhadap prestasi belajar PKn.
10. Padliah. 2020. Pengaruh Kreativitas dan Gaya Belajar pada Mata Pelajaran Matematika Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa, Jurnal. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yang digunakan pada penelitian adalah siswa kelas 12 MA Swasta Plus Darul Huda Cikoneng, sementara itu sampel yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah siswa kelas 12 IPA 1. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan instrumen angket dan teknik dokumentasi hasil belajar. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji korelasi analisis regresi ganda, untuk mengetahui pengaruh kreativitas dan gaya belajar pada mata pelajaran matematika terhadap hasil belajar matematika. Hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi analisis regresi ganda menunjukan bahwa kreativitas dan gaya belajar pada mata pelajaran matematika memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika.
C. Kerangka Berpikir
Untuk mendapatkan hasil belajar sebaik mungkin, siswa harus memilih gaya belajar yang mereka sukai dan yang secara luas dianggap efektif dan efisien. Siswa yang berbeda memiliki kemampuan belajar yang berbeda, dan akibatnya, siswa yang berbeda menggunakan strategi yang berbeda untuk menyerap dan menerapkan materi kelas. Tujuannya adalah agar setiap siswa mengenali gaya belajar mereka sendiri dan mengembangkan strategi untuk memanfaatkannya sebaik mungkin, sehingga mereka dapat menyerap dan menerapkan pengetahuan baru secara efektif. Guru juga harus menyadari gaya belajar yang disukai siswa sehingga dia dapat membimbing siswa dan menyediakan sumber daya, alat, dan strategi penilaian yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Hasil dalam pembelajaran, terutama dalam matematika, dapat dipengaruhi oleh pilihan yang dibuat tentang bahan ajar, platform penyampaian, strategi pembelajaran, dan kriteria evaluasi. Siswa yang belajar dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar mereka dan mampu mengoptimalkan gaya belajar yang mereka akses lebih mungkin untuk berhasil secara akademis, sedangkan siswa yang tidak memahami gaya belajar yang mereka akses dan yang tidak. menyesuaikan pembelajaran mereka dengan gaya tersebut lebih mungkin untuk berjuang. Ada korelasi antara seberapa besar penekanan ditempatkan pada berbagai bentuk media di kelas dan prestasi siswa di sekolah. Keberhasilan siswa dalam belajar matematika dapat dipengaruhi oleh pengetahuan guru tentang metode pengajaran yang efektif dan kesediaan mereka untuk menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan masing-masing individu siswa. Jika seorang siswa belajar sesuai dengan gaya belajarnya dan didukung oleh sumber daya pendidikan yang efektif, ia akan mencapai hasil belajar matematika yang tinggi. Namun, jika seorang siswa belajar bertentangan dengan gaya belajarnya dan tidak dibekali dengan sumber daya pendidikan yang memadai, ia malah akan mengalami hasil belajar matematika yang kurang baik.
Lebih lanjut, penjelasan berkaitan dengan kerangka pikir pada pelaksanaan penelitian sebagaimana bagan di bawah ini.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
D. Operasionalisasi Variabel
Ada tiga variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini: variabel bebas media pembelajaran dan gaya belajar, serta variabel terikat prestasi dan kemahiran matematika.
Bukti bahwa seseorang telah belajar dapat dilihat pada tingkat pengetahuan individu yang bergeser dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak tahu menjadi mengerti. Variabel ini dikenal sebagai hasil belajar (Hamalik 2014:30). Hasil belajar siswa, sebagaimana didefinisikan oleh Sudjana (2016: 3), diperluas mencakup perkembangan kognitif, khasiat, dan psikis-motorik siswa. Dalam penelitian ini, kami menggunakan dimensi dan indikator keberhasilan belajar yang sesuai dengan model tiga dimensi keberhasilan belajar Bloom (1976): (1) kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotorik. Peneliti dalam penelitian ini terutama peduli tentang bagaimana siswa melakukan tes kognitif.
Meodel pembelajaran sebagai variabel bentuk bebas adalah segala sarana komunikasi dan cetak, digital, atau audio yang dapat dibaca atau didengarkan (Rusman, 2015: 56). Berbagai pilihan media di power point, seperti kemampuan untuk memasukkan grafik dan gambar, teks, foto, dan audio, untuk menyisipkan seni kata khusus, untuk menyesuaikan transisi antar slide, untuk menambahkan bentuk dan warna ke teks , untuk menyisipkan tabel dan bagan, dan banyak lagi.
Variabel bebas kedua adalah gaya belajar siswa. Bagi Keefe, sebagaimana dikutip dalam Ghufron dan Risnawita (2014:10), gaya belajar siswa adalah seperangkat perilaku kognitif dan afektif yang stabil yang memungkinkan mereka merasa terhubung dan bereaksi terhadap lingkungan kelas mereka sebagai sebuah komunitas. Penelitian ini menerapkan dimensi dan indikator pembelajaran Herman Witkin berdasarkan teori dan wawasannya. Jelas bahwa gaya belajar memiliki dua dimensi, seperti yang dijelaskan oleh Herman Witkin (2018): gaya belajar global dan gaya belajar analitik.
E. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir sebagaimana penjelasan sebelumnya, maka hipotesis penelitian adalah :
1. Terdapat pengaruh hasil belajar matematika antara yang menggunakan model pembelajaran berbantuan multimedia dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa SD kelas V di kecamatan .....................
2. Terdapat perbedaan hasil belajar matematika, bahwa gaya belajar analitik lebih tinggi daripada gaya belajar global pada siswa SD kelas V di kecamatan .....................
3. Terdapat interaksi pengaruh antara model pembelajaran berbantuan multimedia dan gaya belajar terhadap hasil belajar Matematika Siswa SD kelas V .
4. Untuk siswa yang memiliki gaya belajar global, terdapat pengaruh antara model pembelajaran berbantuan multimedia dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar matematika pada siswa SD kelas V di kecamatan .....................
5. Untuk siswa yang memiliki gaya belajar analitik, terdapat pengaruh antara model pembelajaran berbantuan multimedia dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar matematika pada siswa SD kelas V di kecamatan .....................
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian memakai rancangan desain quasi eksperimen faktorial 2X2. Pada penggunaan desain penelitian ini peneliti mempercayakan metode yang berbeda agar dapat mengontrol (minimal dapat mengecilkan) resiko pada keabsahan internal. Desain ini didasarkan pada pemberian izin kepada setiap kelompok orang untuk bertindak, apakah mereka anggota kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Menurut pendapat Fraenkel, Wallen, & Hyun (2012:277) dijelaskan bahwa Strategi penelitian ini memungkinkan peneliti untuk menyelidiki faktor moderating (variabel independen) yang mempengaruhi hasil (results).
Peneliti memilih desain kuasi-eksperimental dalam penelitian ini karena mereka tertarik untuk menentukan bagaimana gaya belajar yang berbeda, pendekatan pedagogis, dan prestasi siswa dalam matematika dipengaruhi oleh paparan alat bantu pembelajaran multimedia yang berbeda. Karena ada lebih dari dua variabel penelitian, desain eksperimen analisis faktor diperlukan untuk menguji hipotesis bahwa ada hubungan di antara mereka. Seperti yang dinyatakan oleh Fraenkel, Wallen, dan Hyun (2012:277), desain untuk desain eksperimental menyediakan dua atau lebih tindakan. Oleh karena itu, akademisi akan menggunakan metode pengajaran konvensional dan hasil belajar matematika masing-masing pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Ini melibatkan ....................kaian langkah kompleks untuk merencanakan eksperimen yang menguji efek desain berdasarkan metrik kekuatan. Desain ini adalah tweak pada tata letak grup kontrol pra-posting klasik. Rancangan ini memiliki dua kelompok eksperimen dan dua kelompok kontrol. Variabel moderasi memiliki dua tahap yang berbeda (B1 dan B2). Dalam contoh ini, dua kelompok akan mendapatkan hukuman (A1) dan dua kelompok tidak (A2). Karena semua variabel dan faktor dalam desain ini memiliki dua level, ini disebut desain dua level. Berikut adalah contoh desain 2 faktor menggunakan faktor 2 faktor.
Tabel 3.1
Tabel Desain Faktorial 2 x 2
Perlakuan(A)
Atribut(B) |
A1 |
A2 |
B1 |
A1B1 |
A1B2 |
B2 |
A2B1 |
A2B2 |
Keterangan:
A1 : Kelas eksperimen
A2 : Kelas kontrol
B1 : Gaya belajar di kelas eksperimen
B2 : Gaya belajar di kelas kontrol
A1B1 : Hasil belajar dan gaya belajar di kelas eksperimen
A2B1 : Hasil belajar pada kelas kontrol dan gaya belajar pada kelas eksperimen
A1B2 : Hasil belajar matematika pada kelas eksperimen dan gaya belajar pada kelas kontrol
A2B2 : Hasil belajar dan gaya belajar di kelas kontrol (Sumber: Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012 : 277).
Pada saat pelaksanaan menggunakan rancangan desain ini,
peneliti akan
melakukan beberapa langkah pada setiap kelas. Tahap awal ialah peneliti
melakukan pengujian terhadap gaya belajar siswa dengan
menyebar angket atau kuisioner. Pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui tingkatan variabel faktor siswa. Setelah
mengetahui tingkat gaya
belajar siswa, selanjutnya peneliti melaksanakan kegiatan pre-test untuk mengetahui dengan
jelas tentang belajar matematika
dengan memberikan sebuah teks
lengkap dengan pertanyaan yang sudah disiapkan di dalamnya. Langkah berikutnya adalah peneliti melaksanakan tindakan pada kelas eksperimen melalui
penerapan model belajar berbantuan multimedia dan model pembelajaran konvensional yang dilakukan pada kelas kontrol.
Tahap awal untuk kelas kontrol mempunyai kesamaan dengan kelas eksperimen. Siswa terlebih dahulu melaksanakan tes untuk menguji peroelahan nilai belajar matematika. Pengujian ini dilakukan agar dapat memberikan masukan tentang tingkatan perolehan hasil belajar apakah tergolong tinggi atau rendah. Setelah memperoleh hasil, selanjutnya peneliti melaksanakan kegiatan pre-test berupa soal-soal matematika dengan sebuah teks lengkap dengan pertanyaan yang telah disiapkan. Setelah itu, peneliti mempersiapkan kegiatan KBM pad akelas kontrol melalui penerapan model konvensional.
B. Populasi dan Sampel
Populasi yang diambil pada penelitian adalah siswa kelas V dari tiga SD yang berbeda di Kecamatan .................... ...................., yaitu SDN Jeungjing I, SDN Jeungjing II, dan SDN Jeungjing III. Sebanyak 185 siswa kelas lima berpartisipasi dengan penjelasan rinciannya.
Tabel 3.2
Populasi Penelitian
Nama Sekolah |
Kelas |
Banyak Siswa |
SDN Jeungjing I |
VA |
37 |
VB |
36 |
|
SDN Jeungjing II |
VA |
32 |
VB |
37 |
|
SDN Jeunjing III |
V |
43 |
Jumlah |
185 |
Dari enam kelas yang akan diambil dua kelas sebagai sampel
yang ditentukan. Dari dua kelas yang diambil, satu kelas sebagai kelas
eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik random sampling Pengambilan sampel
dengan cara klaster (Cluster Random Sampling) adalah melakukan randomisasi terhadap
kelompok, bukan terhadap subjek secara individual. Peneliti menggunakan teknik ini dikarenakan populasi dari tiap kelas
terdapat jumlah yang berbeda-beda. Sehingga untuk memudahkan penelitian
kemudian dicari kelas dengan jumlah populasi yang sama. Dari hasil pemilihan
yang telah dilakukan
maka sebagai sampel penelitian yaitu SDN Jeunjing I, kelas VA berjumlah 37
siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VB
SDN Jeunjing II berjumlah 37 sebagai kelas kontrol. Sedangkan untuk ujicoba instrumen menggunakan
kelas V dari SDN Jeunjing III yang berjumlah 43 siswa. Menggunakan kelas V SDN
Jeunjing III dengan maksud karena siswa dalam kelas tersebut sudah diberikan
materi luas bangun datar dan volume
bangun ruang.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah suatu perangkat yang digunakan sebagai pembantu yang dipergunakan pada sebuah kegiatan penelitian. Adapun tujuan penggunaan instrumen pada penelitian agar dapat memperingan tugas seorang peneliti dalam melaksanakan sebuah tindakan dalam penelitian tersebut. Agar dapat lebih menguatkan kevalidan hasil sebuah penelitian, dalam penelitian ini dipergunakan beberapa macam intrumen yang digunakan dalam kegiatan pengumpulan data, diantaranya :
1. Angket
Instrumen angket dipergunakan untuk mengukur variabel gaya belajar. Angket gaya belajar disusun berdasarkan penelitian Witkin (2018), yaitu: angket tentang gaya belajar global dan angket tentang gaya belajar analitik. Metode utama yang dipergunakan pada kegiatan penelitian ini berdasarkan skala Likert yang dipergunakan untuk mencari tahu tentang tingkatan dari gaya belajar yang dilakukan oleh siswa.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Skala Gaya Belajar
Aspek |
Indikator |
No Butir |
|
Gaya Belajar Global |
Bisa melakukan banyak tugas sekaligus |
1,2,3 |
|
Mampu bekerjasama dengan orang lain dengan baik |
4,5,6,7 |
||
Sensitif dan mampu melihat permasalahan dengan baik |
8,9,10 |
||
Mampu mengutarakan dengan kata- kata tentang apa yang dilihatnya |
11,12,13,14 |
||
Gaya Belajar Analitik |
Berfokus mengerjakan satu tugas, |
15,16,17 |
|
Tidak akan ke tugas berikutnya jika tugasnya belum selesai |
18,19,20 |
||
Berfikir secara logika |
21,22,23,24 |
||
Tidak menyukai jika ada bagian yang terlewatkan dalam suatu tugas dan |
25,26 |
||
Cara belajar konsisten dan menetap |
27,28,29,30 |
||
Total |
30 |
Dimodifikasi dari Witkin (2018)
Untuk keperluan analisi kuantitatif maka jawaban dapat diberi skor seperti pada table berikut.
Tabel 3.4
Tabel Skala Likert
2. Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengukur penggunaan media power poin pada perolehan data tentang hasil belajar. Pelaksanaan kegiatan tes dilakukan guna mendapatkan secara detail data tentang soal dari tes dilaksanakan secara tertulis. Perolehan informasi yang didapatkan dari tes tersebut dimanfaatkan untuk menjadi tolak ukur dalam upaya mengetahui tingkatan dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Instrumen tes standar penelitian ini terdiri dari 15 uraian yang disajikan dalam bentuk esai. Alat ini merupakan kumpulan pertanyaan dan jawaban yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang terkait dengan ukuran bagian tengah kapel dan volume kapel secara keseluruhan. Tes ini digunakan untuk mengetahui kualitas dari setiap pilihan jawaban. Berikur ini penjelasan yang berisi kisi-kisi tentang soal tes matematika.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siswa
Variabel |
Materi |
Indikator |
Ranah Kognitif |
No Soal |
||
C4 |
C5 |
C6 |
||||
Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif |
Luas bangun |
Menilai dari dua rumus segitiga dan layang-layang |
√ |
1 |
||
Menunjukkan bagian-bagian mana yang paling penting |
√ |
2.5,6,9 |
||||
Menilai manakah
dari dua cara yang lebih efektif dan |
√ |
13 |
||||
Menentukan manakah
informasi yang lebih relevan |
√ |
15 |
||||
Membuat rencana untuk menentukan ukuran suatu |
√ |
8 |
||||
Volume
|
Merumuskan apakah
suatu bangun kubus bisa diisi lagi |
√ |
3 |
|||
Menentukan apakah
suatu bangun kubus bisa diisi |
√ |
4 |
||||
Menentukan apakah
suatu bangun kubus bisa diisi |
√ |
7 |
||||
Memilah bagian yang relevan dari sebuah informasi |
√ |
10 |
||||
Menilai manakah
dari dua cara yang lebih efektif dan |
√ |
11 |
||||
Membuat rencana
untuk menentukan potongan volume |
√ |
12 |
||||
Membuat rencana
untuk menentukan volume potongan |
√ |
14 |
Sumber: Modifikasi Bloom (1976) disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl (2001
Instrumen yang akan dipergunakan dalam kegiatan penelitian sebagai alat pengumpul data dari subjek penelitian akan diuji terlebih dahulu. Hal ini dikandung maksud agar instrumen yang digunakan sebagai alat ukur tersebut sudah benar-benar valid dan reliabel pada saat digunakan. Sebelum angket dan soal diuji cobakan terlebih dahulu peneliti melakukan konsultasi dengan meminta pendapat ahli (judgment expert) kepada pakar tentang materi, pakar tentang media dan pakar tentang bahasa.
Uji coba instrumen dilakukan pada kelas V sebanyak 43 siswa SDN Jeungjing III Kecamatan .................... Kabupaten ..................... Hasil dari uji coba validitas dan penilaian reliabilitas digunakan untuk menentukan instrumen mana yang paling tepat untuk proyek penelitian yang ada. Uji validitas dan reliabilitas instrumen menggunakan SPSS 23, dan hasilnya disajikan di bawah ini.
1. Pengujian terhadap Validitas Instrumen
Ketika suatu instrumen mampu mengukur apa yang seharusnya diukur, maka dikatakan sah. Responden (mahasiswa yang menjadi sampel penelitian) akan diberikan wawancara dan tes setelah instrumen divalidasi oleh ahli materi (Ibu Nuraini, M.Pd.), ahli media (Ibu Sriwarningsih), dan ahli bahasa. ahli bahasa (Bpk Fajar Dwiyana, M.Pd). Validasi ahli dilengkapi dengan uji coba instrumen. Penelitian ini menerapkan uji Korelasi Product Moment terhadap gaya belajar siswa dan nilai tes matematika menggunakan SPSS 23. Pengujian dilakukan dengan menguji korelasi dan skor untuk setiap titik data individu sesuai dengan rubrik tes. Parameter penilaian validitas berdasarkan teknik product-moment, antara lain sebagai berikut.
Parameter hasil uji validitas memakai rumus product moment, dengan penjelasan :
a) Apabila rhitung > rtabel dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan adalah valid.
b) Apabila rhitung < rtabel dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan adalah tidak valid.
2. Uji Reabilitas Instrumen
Dari sudut pandang positivistik (secara kuantitatif) maka sebuah data dapat dikatakan reliabel apabila lebih dari dua orang peneliti yang melakukan penelitian dengan objek yang identik dan memperoleh hasil yang identik juga, atau apabila peneliti yang sama dengan waktu penelitian yang berbeda tetapi juga memperoleh hasil data yang juga sama, atau apabila kelompok data tertentu diuraikan menjadi dua jenis tetap menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2018:125). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa reliabilitas suatu instrumen dapat dipercaya jika secara konsisten dan andal memberikan hasil yang diinginkan ketika digunakan untuk mengukur variabel target. Pengujian reliabilitas pada kegiatan penelitian digunakan dengan Alpha Cronbach dan software statistik SPSS versi 23. Parameter yang digunakan pada pengujian validitas digunakan Alpha Cronbach dengan penjelasan.
a) Hasil Alpha Cronbach > 0,60, maka dapat dijelaskan bahwa instrumen yang digunakan adalah reliabel.
b) Hasil Alpha Cronbach <0,60, maka dapat dijelaskan bahwa instrumen yang digunakan adalah tidak reliabel.
Tabel 3.6
Interpretasi Nilai r
3. Daya Beda
Daya beda pada butir soal tes bermanfaat dan digunakan untuk memastikan bisa atau tidaknya sebuah soal tes memberikan hasil dan dapat memberikan perbedaan dalam kelompok pada aspek yang dilakukan pengukuran yang sesuai dengan perbedaan yang terdapat pada kelompok tersebut. Suwarto (2013:08) memberikan penjelasan tentang maksud dari diadakannya pengujian terhadap daya beda ini adalah untuk memberikan tanda beda diantara peserta dengan kemampuan yang tinggi dan peserta yang memiliki kemampuan rendah. Penanda daya beda sebagaimana dikemukakan oleh Suwarto (2013:12) dapat dijelaskan :
Keterangan:
D =
Indek daya beda
̅̅∑A = Rata-rata poin pada kelompok atas
∑B = Rata-rata poin pada kelompok atas
Sm = Skor Tertinggi
Perolehan data tentang daya beda ini dapat digolongkan menurut tingkatan dari kerentanan dan penggolongan yang terdapat pada parameter daya beda itu sendiri. Arikunto (2012:232) memberikan penjelasan tentang pengklasifikasian daya beda pada tabel berikut.
Tabel 3.7
Kriteris Daya Beda
Arikunto(2012:232)
4. Tingkat Kesukaran
Surapranata (2013: 105) menjelaskan apabila sebuah jawaban adalah benar (p) adalah jumlah dari peserta yang memiliki jawaban benar pada butir tes yang telah dilakukan analisis dengan cara membandingkan dengan seluruh peserta tes adalah penentuan dari tingkat kesukaran yang biasa digunakan secara umum. Rumus tentang cara menentukan tingkat kesukaran pada rasio jawaban benar yaitu .
p =
rasio jawaban benar atau ambang dari tingkat kesukaran
∑x = jumlah peserta dengan jawaban benar
Sm = skor maksimal
N = total dari peserta tes
Arikunto (2012:25) menjelaskan pengklasifikasian dari tingkat kesukaran dengan penjelasan pada tabel berikut.
Tabel 3.8
Pengelompokkan Tingkat Kesukaran
Arikunto(2012:25)
D. Prosedur Pengumpulan Data
1. Tahap Perencanaan
a. Melakukan identifikasi terhadap masalah yang ada
b. Menyusun RPP, modul, dan peralatan serta materi yang dipergunakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian
c. Melaksanakan kegiatan Melakukan pengamatan pada kondisi area pelaksanaan kegiatan penelitian.
d. Mengajukan ijin penggunaan tempat penelitian. Penelitian dilaksanakan di SDN Jeunjing II Kecamatan .................... Kabupaten .....................
e. Memilih dan memastikan jumlah sampel dari jumlah populasi yang menjadi target penelitian. Sampel dipilih siswa kelas V SDN Jeunjing II Kecamatan .................... Kabupaten .....................
f. Menyusun instrumen penelitian.
g. Merancang dan dan mengatur instrumen yang akan digunakan pada kegiatan penelitian yaitu menyusun RPP, LKS/LKPD, dan soal tes (Pre-test dan Posttest).
h. Sebelum instrumen digunakan lebih jauh sebelumnya, seorang dosen atau guru harus memvalidasinya. Hal ini dilakukan dengan melakukan proses bimbingan selama jangka waktu tertentu untuk membongkar instrumen yang bersangkutan dan melihat keabsahan instrumen tersebut. Selama proses bimbingan, masing-masing instrumen validator akan diperiksa, dan validator untuk instrumen tersebut akan ditandai demikian sampai akhir proses. Data yang telah dikumpulkan selama lembar validasi dianggap sebagai data kualitatif karena setiap pertanyaan memiliki ambang batas validitas yang ditentukan oleh validitas data yang mendasarinya.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan kegiatan awal penelitian dengan pelaksanaan pre-test di masing-masing kelompok.
b. Untuk kelompok eksperimen dilakukan kegiatan dengan pelakukan pembelajaran matematika dengan materi pecahan menggunakan media powerpoint.
c. Untuk kelompok kontrol tidak dilakukan tindakan atau perlakukan khusus sebagaimana kelas eksperiman, kegiatan pada kelompok kontrol adalah pembelajaran matematika pada materi pecahan dengan penggunaan metode ceramah dan tanya jawab serta metode pemberian tugas.
d. Melakukan kegiatan tes akhir yang dilaksanakan pada kegiatan akhir dengan menggunakan soal uraian dengan perpegangan pada indikator yang telah ditetapkan.
3. Tahap Akhir
a. Melakukan analisis data hasil.
b. Mengolah data hasil penelitian
c. Melakukan penyusunan detail laporan pelaksanaan kegiatan penelitian.
E. Metode Analisis Data
1. Analisis Data secara Kuantitatif
Menurut pendapat Russefendi (dalam Kunandar, 2013), menjelaskan bahwa analisis data pada tahapan ini digunakan dengan perhitungan secara statistik deskriptif dengan tujuan agar mendapatkan data tentang tingkatan kompetensi siswa dengan memakai rumus :
Nilai angket siswa diperoleh melalui rumus:
Penjelasan:
NA = Peroleha Nilai Angket
SP = Jumlah Skor PErolehan
SM = Jumlah Skor Maksimum
100 = Konstanta
Langkah berikutnya perolehan nilai yang didapatkan dari data tes dan skro angket kemudian dimasukkan pada tabel. Selanjutnya nilai dari tes hasil belajar dan nilai angket yang telah diketahui akan disajikan dalam tabel kuota frekuensi memakai pedoman tentang penilaian acuan patokan dan skala liket sebagaimana tabel berikut
Tabel 3.9
Penilaian Acuan Patokan
2. Analisis Pengujian Prasyarat
a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang kenormalan distribusi data hasil penelitian. Kegiatan ini menjadi sangat penting karena dengan pengujian ini dapat diketahui keterkaitan tentang ketepatan penentuan dari uji statistika yang akan dipergunakan dalam penelitian karena hasil pengujian statitik ini mengharuskan data yang digunakan mempunyai distribusi normal.Pengujian normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan program SPSS 23. Taraf signifikan 5% dan parameter hasil uji pada normalitas yaitu:
- Jika perolehan nilai sign > 0,05 dapat dijelaskan bahwa data berdistribusi secara normal
- Jika perolehan nilai sig < 0,05 dapat dijelaskan data tidak berdistribusi secara normal.
b. Uji Homogenitas
Pengujian terhadap taraf homogenitas dilakukan agar didapatkan penjelasan mengenai asal usul dari sampel penelitian yang digunakan berasal dari keadaan homogen atau tidak. Homogenitas diuji dengan membandingkan simpangan terbesar dan terkecil sesuai aturan pada Tabel F.
Taraf pengujian dilakukan dengan menganalogikan perolehan nilai pada nilai Fhitung dengan nilai Ftabel dengan memakai rumus .
Apabila didapatkan angka dk pembilang = n-1 (versi terbesar)
Apabila didapatkan angka dk penyebut = n-1 (versi terkecil)
Apabila didapatkan bahwa taraf signifikan (α)=0,05, dengan berpedoman pada tabel nilai F, sehingga dapat ditentukan apabila Fhitung ≥ Ftabel memberikan petunjuk bahwa data tidak homogen dan jika Fhitung ≤ Ftabel memberikan petunjuk bahwa data homogen
3. Analisis Pengujian Hipotesis
Sesudah dilakukan penetapan apabila data telah terdistribusi normal dan homogen, uji-t dilakukan sesuai dengan hipotesis nol dua sampel deskriptif dan perbedaan (komparatif). Untuk menentukan apakah kedua kelompok berada pada halaman yang sama setelah masing-masing diberi wewenang, perlu membandingkan perbedaan proporsional antara kedua kelompok. Nilai tes dipengaruhi oleh hasil tes standar yang diberikan kepada semua kelompok.
Jika n1 ≠ n2 dipastikan masuk dalam varian homogen (σ12 = σ22 ) maka yang dipakai adalah rumus ttes memakai pooled varian, sehingga dapat ditentukan taraf kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2.
‘
Apabila n1 ≠ n2 dan tergolong pada varian tidak homogen (σ12 ≠ σ22 ) maka yang dipergunakan adalah ttest menggunakan sepatated varian Harga t yang digunakan sebagai pengganti ttabel ini dilakukan perhitungan dengan cara mencari selisih ttabel menggunakan dk (n1-1) dan dk (n2-1) dan dilakukan pembagian menjadi dua untuk selanjutnya dibandingkan dengan harga t yang paling kecil.
Penjelasan
𝑥̅1 = rata-rata dari kelompok eksperimen
𝑥̅1 = rata-rata dari kelompok kontrol
S2= versi gabung
S12 = versi hasil perolehan nilai pada kelompok eksperimen
S22 = versi hasil perolehan nilai pada kelompok kontrol
n1 = jumlah sampel pada kelompok eksperimen
n2 = jumlah sampel pada sampel kelompok kontrol
Sugiyono (2018:197) menjelaskan tentang parameter hasil pengujian menujukkan apabila thitung ≤ ttabel maka Ho diterima dan apabila Ho ditolak dengan taraf α = 5%(0.05) dan α = 1%(0.01) db = n1+n2 -2.
Penggunana analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi liner sederhana dengan persamaan rumus sebagai berikut.
Y = a + bx
Dengan cara menentukan nilai konstansi a dan b menggunakan rumus-rumus.
Penjelasan:
X : Gaya belajar
Y : Hasil belajar
a : Konstanta
b : Bilangan koefisien regresi
N: Besaran data
4. Uji Anova Dua Jalur
Penggunaan rumus Two way anova dilakukan untuk melakukan uji terhadap hipotesis komparatif pada penggunaan data dengan jenis interval atau rasio dengan jumlah k sampel menggunakan lebih dari dua dengan cara melakukan pengukuran atau pengelompokkan data yang didasarkan pada dua kriteria pengaruh yang dibuat menggunakan baris dan kolom.
Adapun prosedur uji statistiknya sebagai berikut.
a. Membuat tabel penolong
Data Penelitian Rancangan Faktorial 2X2
Perlakuan /Faktor |
|
|
Intensitas Tinggi |
|
|
Intensitas Rendah |
|
|
b. Setelah membuat tabel penolong, tentukan hal-hal berikut:
1). Jumlah skor keseluruhan (S)
2). Banyak sampel keseluruhan (N)
3). Total perolehan skor pada masing-masing baris (A)
4). Total perolehan skor pada masing-masing kolom (B)
5). Banyak kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol (p)
6). Banyak kelompok kolom faktorial (q)
7). Banyak sampel masing-masing sel (n)
c. Setelah mengetahui nilai siswa secara keseluruhan, maka selanjutnya adalah mencari derajat kebebasan (dk). Adapun untuk mencari (dk) dapat menggunakan rumus berikut.
1). Jumlah kuadrat total menggunakan acuan:
2). Hitung jumlah kuadrat perlakuan menggunakan acuan:
3). Hitung jumlah kuadrat antar balok menggunakan acuan:
4). Menentukan dengan menggunakan acuan:
Sumber Variasi |
d-f |
Jumlah kuadrat (SS) |
Rata-Rata Kuadrat (MS) |
FHitung |
Antar Blok |
r-1 |
SSB |
|
|
Antar perlakuan |
t-1 |
SSp |
|
|
Dalam perlakuan(eror) |
(n-1)-(k-1)- (t-1) |
SSe=SSR- SSB-SSp-SSr |
|
|
d.
Carilah Ftabel
dengan tariff signifikan (α = 0,05 atau 5%) Ftabel
= F(α) (dkB,dkA).
e. Membandingkan Ftabel dan Fhitung guna mengetahui mengenai H0 diterima atau ditolak dengan landasan penjelasan pada aturan uji yang telah ditentukan.
f. Membuat keputusan.
Pengambilan keputusan berdasarkan hitungan statistik dari pengolahan data yang telah didapatkan selama proses penelitian. Pada tahap ini peneliti akan mengaitkan antara teori dengan hasil penelitian. Apakah penelitian ini bertentangan dengan teori atau justru memperkuat teori yang sudah ada.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Pelaksanaan kegiatan penelitian difokuskan pada siswa kelas V SDN Jeunjing I dan SDN Jeunjing II pada tahun ajaran 2022/2023. Sedangkan sampel penelitain adalah siswa di kelas V A SDN Jeunjing I dan V B SDN Jeunjing II pada tahun ajaran 2022/2023 sebanyak 74 siswa. Kegiatan yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian adalah melaksanakan uji pada instrumen penelitian yaitu lembar tes dan lembar angket yang akan digunakan untuk uji validitas dan reliabilita res, daya pembeda dan taraf kesukaran soal tes. Langkah berikutnya adalah melaksanakan uji angket untuk mendapatkan tingkat validitas dan reliabilitas dari angket yang akan digunakan pada penelitian nantinya. Pelaksanaannya diberikan pada 43 siswa kelas V SDN Jeunjing III yang dinyatakan mempunyai taraf kesamaan dengan sampel penelitian.
Berikut data hasil ujicoba instrumen penelitian.
1. Perolehan Hasil Uji Coba Instrumen
Pelaksanaan kegiatan pengujian terhadap instrumen tes dan angket dilakukan oleh siswa kelas V SDN Jeunjing III berjumlah 43 siswa. Penjelasan tentang perolehan hasil pengujian terhadap instrumen dijelaskan dengan tabel-tabel yang terdapat pada lampiran 12 dan 13.
2. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
Dari perolehan data hasil pengujian instrumen, pada kegiatan berikutnya adalah melakukan kegiatan analisis terhadap pengujian validitas, pengujian reliabilitas, pengujian daya beda dan pengujian tingkat kesukaran soal tes.
a. Uji Validitas
Sebelum
peneliti memberikan post test pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol terlebih dahulu peneliti melakukan validasi untuk
mengetahui instrumen yang digunakan valid atau tidak. Uji validitas
dalam penelitian ini adalah validitas para ahli. Para ahli yang menguji validitas yaitu
validasi ahli yaitu ahli materi
(Ibu Nuraini ,M.Pd), ahli media (Ibu Sriwarningsih) dan satu ahli bahasa (bapak
Fajar Dwiyana, M.Pd). Berdasarkan uji validitas yang
dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa instrumen soal tes tersebut layak digunakan dengan sedikit
perbaikan. Hasil uji validitas para
ahli dapat dilihat pada (Lampiran 2-8).
Hasil uji ahli materi diperoleh skor angket gaya belajar sebanyak 33 skor. Perhitungan validitas ahli dengan menggunakan rumus perhitungan.
Nilai (n) =
Nilai =
= 91,67%
Indikator perolehan skor dapat diinterpretasikan sebagai berikut.
Tabel 4.1
Indikator Skor Total Uji Validator
Skor |
Kategori |
Keterangan |
25≤n<40 |
Tidak sesuai |
Belum dapat digunakan |
40≤n<60 |
Kurang sesuai |
Dapat digunakan dengan banyak revisi |
60≤n<80 |
Sesuai |
Dapat digunakan dengan revisi sedang |
80≤n<100 |
Sangat sesuai |
Dapat digunakan dengan sedikit revisi |
Hasil perolehan untuk uji ahli materi pada gaya belajar siswa 91,67% berada pada rentang sangat sesuai sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian dengan sedikit revisi.
Hasil uji ahli media diperoleh skor sebesar 36. Sehingga diperoleh prosentase skor untuk uji ahli media yaitu.
Nilai =
= 90%.
Hasil uji ahli media untuk angket gaya belajar pada rentang sangat sesuai dan instrumen dapat dipergunakan dalam penelitian dengan sedikit revisi,
Hasil uji ahli bahasa untuk angket gaya belajar diperoleh skor sebesar 33. Perhitungan skor untuk ahli bahasa sebagai berikut.
Nilai =
= 91,67%
Hasil uji validasi untuk ahli bahasa berada pada rentang sangat sesuai dan dapat dipergunakan dalam penelitian dengan sedikit revisi.
Hasil uji ahli materi untuk instrumen tes hasil belajar matematika diperoleh skor sebanyak 33, diperoleh hasil prosentase sebagai berikut.
Nilai =
= 91,67%
Hasil uji validasi untuk ahli materi untuk instrumen tes hasil belajar matematika berada pada rentang sangat sesuai dan dapat dipergunakan dalam penelitian dengan sedikit revisi.
Hasil uji ahli media untuk instrumen tes hasil belajar matematika diperoleh skor sebanyak 34, diperoleh hasil prosentase sebagai berikut.
Nilai =
= 85%
Hasil uji validasi untuk ahli materi untuk instrumen tes hasil belajar matematika berada pada rentang sangat sesuai dan dapat dipergunakan dalam penelitian dengan sedikit revisi.
Hasil uji ahli bahasa untuk instrumen tes hasil belajar matematika diperoleh skor sebanyak 33, diperoleh hasil prosentase sebagai berikut.
Nilai =
= 91,67%
Hasil uji validasi untuk ahli materi untuk instrumen tes hasil belajar matematika berada pada rentang sangat sesuai dan dapat dipergunakan dalam penelitian dengan sedikit revisi.
Setelah validator menyatakan soal layak digunakan, maka soal tersebut diuji melalui uji empiris. Pada validitas empiris ini soal diberikan kepada siswa yang telah mendapat materi yang tidak terpilih menjadi sampel yaitu siswa kelas kelas V sebanyak 43 siswa SDN Jeungjing III Kecamatan .................... Kabupaten ..................... Data hasil uji validitas dengan menggunakan rumus Product Moment Correlation. Data hasil ujicoba validitas hasil belajar matematika dan angket gaya belajar dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2
Hasil Validitas Pengujian Coba Instrumen Tes
Validitas suatu instrumen ditentukan dengan membandingkannya dengan nilai acuan; jika rhitung > rtabel, instrumen dianggap sah; jika rhitung < rtabel, instrumen dianggap tidak valid. Dengan menggunakan data pada tabel 4.1, kita dapat menyimpulkan bahwa, dari 15 item yang jawabannya diberikan, 14 benar dan 1 salah (jawaban pertanyaan 14 dalam tabel. Perhitungan yang lebih tepat dapat ditunjukkan pada lampiran 14.
Perolehan data hasil pengujian validitas pada aspek gaya belajar menggunakan 30 butir pernyataan secara rinci hasilnya pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3
Hasil Validitas Pengujian Instrumen Angket Gaya Belajar
Dari penjelasan pada tabel di atas didapatkan data-data dari tiap-tiap bagian maka didapatkan kesimpulan bahwa dari 30 soal yang telah dibuat, didapatkan 28 soal yang dinyatakn valid dan 2 soal dinyatakan tidak valid dengan penjelasan soal nomor 1 dan nomor 6. Penjelasan secara detail bisa didapatkan penjelasan pada bagian lampiran 14.
b. Hasil Pengujian Reabilitas
Validitas hipotesis pertama diuji, kemudian reliabilitas hipotesis diuji.Perhitungan reliabilitas alpha Cronbach dilakukan dengan menggunakan paket statistik SPSS 23.0 versi Windows. Perhitungan ini digunakan dalam penelitian yang memberi tahu mereka. Kategori tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.4
Hasil Reliabilitas Pengujian Instrumen Tes
Setelah dilakukan pengujian dan kalibrasi berulang kali, reliabilitas instrumen menghasilkan koefisien alpha Cronbach's sebesar 0,632. Menurut kriteria penilaian validitas dengan menggunakan Cronbach's Alpha, suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach's Alpha lebih besar dari 0,60. Ketika nilai Cronbach's Alpha turun di bawah 0,6, kita dapat menyimpulkan bahwa suatu instrumen tidak dapat diandalkan. Reliabilitas tes hasil belajar ditentukan memiliki Cronbach's Alpha sebesar 0,63>0,60. Perolahan data dari hasil pengujian reliabilitas pada angket gaya belajar disajikan pada tabel di bawah ini
Tabel 4.5
Hasil Reliabilitas Pengujian Instrumen Angket Gaya Belajar
Data perolehan hasil pengujian pada angket gaya belajar pada hasil nilai reliabilitas didapatkan angka 0,718. Perolehan nilai Cronbach's Alpha ditetapkan dalam besaran 0,718>0,60 dan didapatkan kesimpulan bahwa angket gaya belajar dinyatakan suda mencapai tingkatan reliabel.
c. Hasil Pengujian Tingkat Kesukaran Tes
Perolehan dari pengolahan data dan hitungan menggunakan acuan pada tingkatan kesukaran soal tes didapatkan dengan berpedoman pada tabel berikut.
Tabel 4.6
Hasil Tingkat Kesukaran Tes Pengujian Instrumen
Dari penjelasan tabel di atas diketahui sehingga pada hasil pengujian pada tingkatan kesukaran soal tes sebanyak 10 butir soal didapatkan ketetapan dalam kriteria sukar, 4 item soal dalam kriteria sedang dan 1 item soal dalam kriteria mudah.
d. Hasil Uji Daya Pembeda
Berdasarkan hasil analisis dan mendasarkan pada pedoman tentang taraf dan jenis daya beda seperti sudah dijelaskan sebelumnya maka diperoleh ketetapan-ketetapan sebagaimana tabel berikut :
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Daya Pembeda Uji Coba Instrumen Tes
Bersumber pada data hasil analisisa tentang instrumen tes yang dipergunakan dalam penelitian maka dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.8
Kesimpulan Hasil Analisis Pengujian Instrumen Tes Hasil Belajar
No item |
Validitas |
Reliabilitas |
Kesukaran Soal |
Daya Pembeda |
1 |
Valid |
Reliabel |
Sedang |
Daya beda cukup |
2 |
Valid |
Sedang |
Daya beda baik |
|
3 |
Valid |
Sedang |
Daya beda cukup |
|
4 |
Valid |
Sedang |
Daya beda baik sekali |
|
5 |
Valid |
Sedang |
Daya beda cukup |
|
6 |
Valid |
Mudah |
Daya beda cukup |
|
7 |
Valid |
Sedang |
Daya beda baik |
|
8 |
Valid |
Sedang |
Daya beda baik |
|
9 |
Valid |
Sedang |
Daya beda baik |
|
10 |
Valid |
Sedang |
Daya beda cukup |
|
11 |
Valid |
Sedang |
Daya beda cukup |
|
12 |
Valid |
Sedang |
Daya beda baik |
|
13 |
Valid |
Sedang |
Daya beda cukup |
|
14 |
Tidak Valid |
Sukar |
Daya beda jelek |
|
15 |
Valid |
Sedang |
Daya beda cukup |
Melihat data yang tersaji pada tabel di atas, maka didapatkan penjelasan bahwa item soal yang daoat digunakan adalah item soal yang masuk dalam kriteria valid, reliabel, tingkat kesukaran sedang, mudah dan mempunyai daya beda cukup, baik dan baik sekali maka soal tersebut dapat dipergunakan untuk soal pada kegiatan pre-test dan post-test.
Tabel 4.9
Kesimpulan Analisis Pengujian Instrumen Angket Gaya Belajar
No item |
Validitas |
Reliabilitas |
1 |
Tidak Valid |
Reliabel |
2 |
Valid |
|
3 |
Valid |
|
4 |
Valid |
|
5 |
Valid |
|
6 |
Tidak Valid |
|
7 |
Valid |
|
8 |
Valid |
|
9 |
Valid |
|
10 |
Valid |
|
11 |
Valid |
|
12 |
Valid |
|
13 |
Valid |
|
14 |
Valid |
|
15 |
Valid |
|
16 |
Valid |
|
17 |
Valid |
|
18 |
Valid |
|
19 |
Valid |
|
20 |
Valid |
|
21 |
Valid |
|
22 |
Valid |
|
23 |
Valid |
|
24 |
Valid |
|
25 |
Valid |
|
26 |
Valid |
|
27 |
Valid |
|
28 |
Valid |
|
29 |
Valid |
|
30 |
Valid |
Dari penjelasan tabel di atas, maka diperoleh penjelasan bahwa hanya item angket yang masuk dalam kriteria valid dan reliabel yang dapat dipergunakan sebagai alat pengumpulan data penelitian.
B. Hasil Penelitian
1. Data Hasil Penelitian Tes Hasil Belajar Matematika
a. Data Pretest
1) Kelas Eksperimen
Penelitian di kelas Ekperimen dengan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran berbantuan multimedia. Pembelajaran ekperimen dilakukan di SDN Jeunjing I, yaitu kelas VA berjumlah 37 siswa. Sebelum dilakukan suatu perlakuan terhadap subjek penelitian, maka dilakukan kegiatan pre-test dengan tujuan agar diperoleh data awal tentang hasil belajar matematika pada materi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Penjelasan mengenai hasil kegiatan pre-test pada kelas VA SDN Jeunjing I disajikan secara rinci pada lampiran 17. Dari penjelasan yang tersaji pada tabel lampiran 17 didapatkan perolehan data tentang nilai rata-rata = 33,837 dengan perolehan nilai tertinggi = 28, nilai terrendah = 40, simpangan = 2,920 dan daya pembeda= 8,529.
2) Kelas Kontrol
Sedangkan untuk kelas kontrol tanpa pemberian treatmen dilaksanakan pada kelas VB di SDN Jeunjing II berjumlah 37 siswa, untuk perolehan nilai skor pretest disajikan pada tabel berikut. Dari tabel pada lampiran 17 didapatkan data tentang nilai rata-rata=26,973 nilai tertinggi=21, nilai terrendah=38, simpangan=2,985 dan daya beda=8,916. Pelaksanaan pre-test ini dimaksudkan agar memperoleh informasi tentang taraf dari hasil belajar di awal pembelajaran matematika dan sekaligus untuk memberikan informasi tentang taraf pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Penjelasan secara
Tujuan pemberian pretest adalah untuk melihat tingkat hasil belajar matematika awal siswa, juga untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi. Secara singkat tentang nilai pre-test matematika dari kelas eksperimen dan dari kelas kontrol bisa dijelaskan tabel berikut ini.
Tabel 4.10
Skor Pretest Tes Hasil Belajar Siswa
X Y |
X1 |
X2 |
Y1 |
N=37 |
N=37 |
∑=1252 |
∑=998 |
|
Min= 28 |
Min= 21 |
|
Max=40 |
Max=38 |
|
Mean=33,837 |
Mean=26,973 |
|
Std.Deviation=2,920 |
Std.Deviation=2,985 |
Keterangan :
X1= siswa dengan perlakuan pembelajaran berbantuan multimedia
X2= siswa dengan perlakuan pembelajaran konvensional
Y1= perolehan hasil belajar siswa
Dari data perolehan pelaksanaan kegiatan pre-test tersebut, kemudian peneliti memberikan tindakan kepada masing-masing kelas yaitu melaksanakan pembelajaran dengan model belajar berbantukan perangkat multimedia dan model pembelajaran konvensional. Setelah masing-masing mendapatkan tindakan baik pada kelas eksperimen maupun kontrol, langkah selanjutnya dilaksanakan kegiatan post-test pada kelas-kelas tersebut.
b. Data Posttest
1) Kelas Eksperimen
Setelah peneliti melakukan treatment menggunakan model belajar berbantukan multimedia, pada pada akhir kegiatan belajar dilaksanakan tes sebagai dasar analisis tentang bagaimana perolehan hasil belajar matematika dengan treatment penggunaan multimedia. Penjelasan mengenai hasil kegiatan post-test siswa di kelas kelas VA SDN Jeunjing I dijelaskan secara rinci pada lampiran 17. Dari penjelasan tabel pada lampiran didapatkan data tentang nilai rata-rata sebesar 43,351 dengan nilai tertinggi=38, nilai terrendah 48, simpangan=2,5079 dan daya beda=6,290.
2) Kelas Kontrol
Perlakuan tindakan yang dilaksanakan pada kelas kontrol adalah pembelajaran model konvensional dengan metode ceramah. Kegiatan dilaksanakan di kelas VB SDN Jeunjing II berjumlah 37 siswa. Tidak ada perlakuan atau treatmen dilakukan peneliti sehingga peneliti hanya memberikan lembar test untuk diisi guna penelitian. Data hasil posttest siswa kelas VB SDN Jeunjing II dapat dilihat secara terperinci pada lampiran 17. Dari penjelasan di atas didapatkan data mengenai perolehan nilai rata-rata=30,864 dengan nilai tertinggi=24, nilai terrendah 42, simpangan=3,284 dan daya beda=10,787. Penjelasan tentang analisis data hasil kegiatan post-test bisa dilihat secara rinci pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.11
Skor Pre-test Hasil Belajar Siswa
A Y |
A1 |
A2 |
Y |
N=37 |
N=37 |
∑=1604 |
∑=1142 |
|
Min= 38 |
Min= 24 |
|
Max=48 |
Max=42 |
|
Mean=43,351 |
Mean=30,864 |
|
Std.Deviation=2,5079 |
Std.Deviation=3,284 |
Keterangan :
X1= siswa dengan perlakukan berbantuan multimedia
X2= siswa dengan perlakukan model konvensional
Y= data hasil belajar siswa
2. Data Hasil Penelitian tentang Angket Gaya Belajar
a. Kelas Eksperimen
Instrumen angket yang digunakan sebanyak 28 item diujikan agar didapatkan sejumlah informasi yang berkaitan dengan gaya belajar siswa. Gaya belajar siswa yang menjadi fokus penelitian adalah global dan analitik. Untuk memperoleh keputusan siswa tersebut masuk gaya belajar analitik atau global yaitu dengan pengukuran skala likert. Jika siswa tersebut masuk dalam gaya belajar analitik dengan perolehan skor prosentase ≥76% dan jika siswa termasuk gaya belajar global dengan perolehan skor prosentase sebesar <76%. Pengisian angket kelas eksperimen dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut. Siswa dengan gaya belajar Analitik yaitu siswa dengan no responden 1,3,6,7,8,9,10,12,13,14,15,16,18,19,23,26,29,30,33,35 sedangkan siswa dengan gaya belajar global adalah siswa dengan no responden 2,4,5,11,17,20,21,22,24,25,27,28,31,32,34,36,37. Untuk dapat lebih jelas dan terperinci dapat dilihat pada lampiran 18.
Dari penjelasan tabel pada lampiran didapatkan data mengenai perolehan nilai rata-rata pada gaya belajar analitik pada kelas eksperimen =91,600 dengan nilai tertinggi=99, nilai terrendah 86, simpangan=4,296 dan daya beda=18,463. Untuk gaya belajar global bisa dijelaskan pada penjelasan rata-rata pada gaya belajar global pada kelas eksperimen =75,529 dengan nilai tertinggi =85, nilai terrendah =68, simpangan=4,651 dan daya beda =21,640.
b. Kelas Kontrol
Pengisian angket pada kelas kontrol dapat diperoleh hasil secara terperinci pada lampiran 18. Perolehan data kelas kontrol untuk siswa dengan gaya belajar analitik yaitu responden dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6,7,8,9,10,11,12,14,15,16,17,18,19,20,35 sedangkan untuk gaya belajar global adalah responden dengan nomor 13, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29,30,31,32,33,34,36,37. Sedangkan untuk deskripsi data skor angket kelas kontrol diperolehan nilai rata-rata pada gaya belajar analitik pada kelas kontrol =92,050 dengan nilai tertinggi=100, nilai terrendah 86, simpangan=3,4255 dan daya beda=11,734. Untuk gaya belajar global pada kelas kontrol bisa dijelaskan data mengenai perolehan nilai rata-rata pada gaya belajar analitik pada kelas kontrol =76,9412 dengan nilai tertinggi=85, nilai terrendah 70, simpangan=4,5341 dan daya beda=20,559.
Secara ringkas hasil angket gaya belajar kelas eksperimen dan kontrol bisa dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 4.12
Skor Gaya Belajar Siswa
A B |
X1 |
X2 |
B Analitik |
N=20 |
N=17 |
∑=1832 |
∑=1284 |
|
Min= 86 |
Min= 68 |
|
Max=99 |
Max=85 |
|
Mean=91,600 |
Mean=75,529 |
|
B Global |
N=20 |
N=17 |
∑=1841 |
∑=1308 |
|
Min= 86 |
Min= 70 |
|
Max=100 |
Max=85 |
|
Mean=92,050 |
Mean=76,9412 |
Keterangan :
A1= siswa berbantuan multimedia
A2= siswa dengan metode konvensional
B = Gaya belajar siswa.
3. Analisis
a. Uji Prasyarat Analisis
Pada kegiatan pengujian terhadap hipotesis dengan penggunaan analisis ANAVA pada pereolahan hasil belajar siswa diperlukan adanya pengujian persyaratan data dengan penjelasan : pertama, data yang berasal dari sampel jenuh, kedua, sampel penelitian didapatkan dari populasi dengan distribusi normal. Langkah berikutnya adalah pengujian syarat analisa normalitas dan homogenitas pada penyebaran data hasik tes yang telah didapatkan.
1) Uji Normalitas
Pengujian tentang normalitas dilakukan agar diperoleh penjelasan apakah data dengan distrubusi normal atai tidak untuk dijadikan persyaratan statistik pengujian hipotesis yang digunakan. Pada langkah analisis pengujian normalitas ini digunakan dengan uji normalitas berbantukan uji Kolmogorov-Smirnov.
a) Uji Normalitas Data Hasil Belajar
Berikut adalah hasil pengolahan terhadap data hasil belajar untuk uji normalitas melalui program SPSS 23.
Tabel 4.13
Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa
Perolehan hasil uji normalitas melalui metode Kolmogrov-Smirnov signifikan pada kelas eksperimen diperoleh hasil 0,200 > 0,05 dan pada kelas kontrol 0,068 >0,05 maka didapatkan kesimpulan dan pembuktian bahwa data yang diperoleh adalah dengan distribusi normal.
Gambar 4.1. Uji Normalitas Data Hasil Belajar
Dari penjelasan pada gambar P-Plot 4.1 didapatkan kesimpulan bahwa distribusi titik melaras dengan garis diagonal. Dari hal tersebut bisa didapatkan kesimpulan bahwa data mempunyai sangkaan normalitas. Pelaksanaan pengujian pada Uji (K-S) yang dilakukan sebagai pengujina terhadap normalitas data residual, memberikan penjelasan bahwa pada uji (K-S) didapatkan nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov diatas 0,05 sehingga data residual masih dalam kriteria terdistribusi secara normal, dan sebaliknya apabila perolehan nilai berada di bawah signifikan Kolmogorov-Smirnov yaitu berada pada angka di bawah 0,05 maka dapat dijelaskan bahwa residual berdistribusi dengan tidak normal.
b) Uji Normalitas Data Gaya Belajar Siswa
Data hasil pengujian terhadap uji normalitas pada gaya belajar siswa yang dilakukan dengan penggunaan uji kolmogorov-smirnov berbantu SPSS 23 didapatkan penjelasan sebagai berikut.
Tabel 4.14
Uji Normalitas Gaya Belajar Siswa
Perolehan mengenai data hasil uji gaya belajar untuk kelas eksperimen sig adalah 0,089 dimana hasil tersebut didapatkan >0,05 dan pada kelas kontrol diperoleh hasil 0,091 > 0,05, maka dapat dijelasjan bahwa semua data dinyatakan berdistribusi normal.
Gambar 4.2. Uji Normalitas Data Gaya Belajar
Penyebaran titik-titik sepanjang diagonal secara grafis ditunjukkan pada P-Plot 4.2. Oleh karena itu, masuk akal untuk mengasumsikan bahwa data tersebut tipikal. Uji (K-S) normalitas data menyatakan bahwa jika uji statistik (K-S) menghasilkan nilai yang lebih besar atau sama dengan 0,05, maka data berdistribusi normal; jika tidak, data tidak terdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan analisis varians satu arah (anova) menggunakan SPSS 23. Di bawah ini merupakan hasil uji homogenitas berbasis SPSS 23.
Tabel 4.15
Pengujian Homogenitas pada Hasil Belajar Siswa
Pada penjelasan tabel di atas dihasilkan kesimpulan bahwa uji homogenitas=0,495. Dari tolak ukur yang sudah ditetapkan maka diperoleh penjelasan bahwa 0,495>0,05 sehingga bisa diperoleh kesimpulan bahwa data tersebut memiliki kategori homogen. Hasil dari pengujian homogenitas pada hasil angket tentang gaya belajar dihasilkan data sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
Tabel 4.16
Uji Homogenitas Gaya Belajar Siswa
Dari penjelasan di atas memberikan petunjuk bahwa uji homogenitas sebesar 0,593 dimana hasil uji tersebut 0,593 > 0,05 sehingga data angket gaya belajar siswa memiliki jenis homogen.
b. Analisis Hipotesis
Pelaksanaan uji terhadap hipotesis penelitian mempergunakan analisis anova dua jalur dengan dibantu program SPSS 23. Untuk pengujian dengan hasil di bawah ini.
Tabel 4.17
Perolahan Uji Hipotesis Anova Dua Jalur
Tests of Between-Subjects Effects |
|||||
Dependent Variable: Hasil Belajar |
|||||
Source |
Type III Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
Corrected Model |
2965.483a |
3 |
988.494 |
129.662 |
.000 |
Intercept |
101246.245 |
1 |
101246.245 |
13280.630 |
.000 |
Model Pembelajaran |
2815.696 |
1 |
2815.696 |
369.339 |
.000 |
Gaya Belajar |
16.885 |
1 |
16.885 |
2.215 |
.141 |
Model * Gaya |
64.413 |
1 |
64.413 |
8.449 |
.005 |
Error |
533.652 |
70 |
7.624 |
|
|
Total |
105398.000 |
74 |
|
|
|
Corrected Total |
3499.135 |
73 |
|
|
|
a. R Squared = .847 (Adjusted R Squared = .841) |
Dari hasil sebagaimana dijelaskan di atas, maka perolehan poin-poin penting dapat diambil kesimpulan antara lain.
1)
Corrected
Model : terdapat kontrol terhadap semua variabel bebas
(model pembelajaran
dan gaya belajar) siswa secara serempat atas variabel terikat (hasil
belajar). Jika Signifikansi (Sig) <
0,05 (Alfa) = Signifikan. Dari data pada tabel 4.26. Signifikansi (Sig) dari
Corrected Model memberikan
angka 0,000 hal ini menunjukkan bahwa model dinyatakan valid.
2) Intercept: Nilai transisi pada variabel terikat tidak harus terpengaruh oleh keadaan variabel bebas. Penjelasannya adalah tidak terdapat pengaruh dari variabel bebas dan variabel terikat yang dapat berubah nilainya. Jika Signifikansi (Sig) pada angka <0,05 (α) maka dinyatakan Signifikan. Dari penjelasan pada tabel 4.26 signifikansi (Sig) dari Intercept diperoleh angka sebesar 0,000 hal ini menunjukkan bahwa taraf intercept adalah signifikan
3) Error: Hasil nilai pada standar error model apabila menunjukkan angka semain mengecil maka memberikan penjelasan bahwa model yang digunakan semakin baik.
4) R Squared: Perolehan ketetapan pada nilai koefisien determinasi ganda pada semua variabel terikat maupun bebas. Dari penjelasan data pada tabel 4.26. Hasil R-Squared diperoleh angka=0,847, yang mana angka tersebut mendekati 1, sehingga memberikan penjelasan bahwa terdapat pengaruh kuat.
Di bawah ini uraian tentang hasil ANOVA 2 Arah pada rumusan masalah dan hipotesis penelitian yang dibuat oleh peneliti.
1) Hipotesis Pertama
Pada pengujian pada hipotesis pertama adalah apakah ada pengaruh dari hasil belajar matematika menerapkan model pembelajaran berbantukan multimedia jika dibandingkan dengan model konvensional yang dilakukan pada siswa SD kelas V di kecamatan .....................
Dari penjelasan pada tabel 4.26. didapatkan hasil yang menunjukkan besaran Fhitung=13280.630 dengan taraf Signifikansi (Sig) = 0,000. Adapun pada pengujian terhadap diterima atau ditolaknya hipotesis yang sudah diajukan penelitian dengan memperhitungan perolehan pada nilai F dan Signifikansi (Sig). Adapun dasar diterima atau ditolaknya hipotesis tersebut terjadi apabila perolehan pada nilai Fhitung > Ftabel dan Signifikansi (Sig) = < 0,05 (α), sehingga H0 ditolak dan menerima Ha. Perhitungan pada taraf signifikansi 5% dan df 2 didapatkan nilai Ftabel = 3,97
Sedangkan pengajuan hipotesis penelitian adalah :
H0 : Apabila tidak terdapat pengaruh model pembelajaran pada perolehan hasil belajar siswa
Ha : Terdapat adanya pengaruh model pembelajaran pada tingkatan hasil belajar siswa.
Dari penjelasan pada tabel 4.26. diperoleh data tentang nilai Fhitung (13280.630) >Ftabel (3,97) dan taraf nilai Signifikansi (Sig) 0,000 < 0,05, sehingga bisa disimpulkan bahwa terjadi penolakan terhadap H0 dan penerimaan terhadap Ha. Hal ini memberikan penjelasan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran terhadap taraf dan tingkatan hasil belajar siswa.
2) Hipotesis Kedua
Terdapat adanya dispartitas hasil belajar gaya global dan gaya analitik pada pembelajaran matematika siswa kelas V SD di kecamatan ..................... Dari perolehan sebagaimana dijelaskan pada tabel 4.26 didapatkan penjelasan mengenai nilai Fhitung=2,215 pada taraf Signifikansi (Sig) = 1,141. Adapun pada pengujian terhadap diterima atau ditolaknya hipotesis yang sudah diajukan penelitian dengan memperhitungan perolehan pada nilai F dan Signifikansi (Sig). Adapun dasar diterima atau ditolaknya hipotesis tersebut terjadi apabila perolehan pada nilai Fhitung > Ftabel dan Signifikansi (Sig) = < 0,05 (α), sehingga H0 ditolak dan menerima Ha. Perhitungan pada taraf signifikansi 5% dan df 2 didapatkan nilai Ftabel = 3,97
H0 : Apabila tidak terdapat pembeda antara siswa gaya belajar global bila dibandingkan dengan siswa gaya belajar belajar analitik pada hasil belajar matematika siswa SD kelas V di kecamatan .....................
Ha : Terdapat pembeda antara siswa gaya belajar global bila dibandingkan dengan siswa gaya belajar belajar analitik pada hasil belajar matematika siswa SD kelas V di kecamatan .....................
Dari penjelasan pada tabel 4.26. diperoleh data tentang nilai Fhitung (2,215 >Ftabel (3,97) dan taraf nilai Signifikansi (Sig) 1,141 < 0,05, sehingga bisa disimpulkan bahwa terjadi penolakan terhadap Ha dan penerimaan terhadap H0. Hal ini memberikan penjelasan bahwa tidak ditemukan adanya perbedaan antara siswa gaya belajar global bila dibandingkan dengan siswa gaya belajar belajar analitik pada perolehan hasil belajar matematika siswa kelas V SD di kecamatan .....................
3) Hipotesis Ketiga
Ditemukan adanya korelasi antara pengaruh model pembelajaran berbantukan multimedia dan gaya belajar pada perolehan hasil belajar siswa SD kelas V di kecamatan .................... pada mata pelajaran matematika. Dari perolehan data sebagaimana dijelaskan pada tabel 4.26 diperoleh data mengenai nilai Fhitung= 8,449 dengan Signifikansi (Sig) 0,004.
Adapun pada pengujian terhadap diterima atau ditolaknya hipotesis yang sudah diajukan penelitian dengan memperhitungan perolehan pada nilai F dan Signifikansi (Sig). Adapun dasar diterima atau ditolaknya hipotesis tersebut terjadi apabila perolehan pada nilai Fhitung > Ftabel dan Signifikansi (Sig) = < 0,05 (α), sehingga H0 ditolak dan diterimanya Ha. Perhitungan pada taraf signifikansi 5% dan df 2 didapatkan nilai Ftabel = 3,97 sehingga pengajuan hipotesisnya adalah :
H0 : Apabila tidak ada korelasi dan pengaruh pada penggunaan model pembelajaran berbantuan multimedia dan gaya belajar pada hasil belajar matematika siswa SD kelas V di kecamatan .....................
Ha : Adanya korelasi dan pengaruh pada penggunaan model pembelajaran berbantuan multimedia dan gaya belajar pada perolehan nilai hasil belajar siswa SD kelas V di kecamatan .................... pada mata pelajaran matematika.
Dari penjelasan pada tabel 4.26. diperoleh data tentang nilai Fhitung (8,449 >Ftabel (3,97) dan taraf nilai Signifikansi (Sig) 0,004 < 0,05, sehingga bisa disimpulkan bahwa terjadi penolakan terhadap Ha dan penerimaan terhadap H0. Hal ini memberikan penjelasan bahwa ditemukan adanya korelasi antara model pembelajaran berbantuan multimedia dan gaya belajar pada perolehan hasil belajar matematika siswa kelas V SD di kecamatan ..................... Analisis data hasil penelitian menunjukkan terjadi interaksi yang signifikan sehingga analisis dilanjutkan kembali dengan pengujian tukey post hoc sebagai berikut.
Tabel 4.18
Hasil Pengujian Tukey Post Hoc
Penjelasan :
A1 = Hasil Belajar siswa menggunakan pembelajaran berbantuan multimedia
A2 = Hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran dengan konvensional
B1 = Gaya belajar siswa menggunakan pembelajaran berbantuan multimedia
B2 = Gaya belajar yang berada pada pembelajaran dengan konvensional
Berdasarkan penjelasan pada tabel di atas pada penggunaan pengujian tukey diperoleh hasil bahwa mean difference (I-J) tidak didapatkan tanda (*) pada posisi sebelah kanan angka, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok A1B1 dan A1B2, A1B2 dan A1B1, A2B1 dan A2B2, begitu juga kelompok A2B2 dan A2B1. Sedangkan pada penggunaan pengujian tukey diperoleh hasil bahwa mean difference (I-J) terdapat tanda (*) pada posisi sebelah kanan angka, hal ini berarti ada perbedaan signifikan antara A1B1 dan A2B1, A1B1 dan A2B2, A1B2 dan A2B1, A1B2 dan A2B2, A2B1dan A1B1, A2B1dan A1B2, A2B2dan A1B1 dan A2B2dan A1B2.
4) Hipotesis Keempat
Untuk siswa yang memiliki gaya belajar global, terdapat pengaruh antara penggunaan model berbantuan multimedia dan model konvensional pada perolehan hasil belajar siswa SD kelas V di kecamatan .................... pada mata pelajaran matematika.
Langkah lanjutan pada pengujian hipotesis keempat adalah melakukan pengujian dengan membandingkan hasil mean dari kelompok yang diuji dengan hasil sebagaimana tabel dibawah ini.
Tabel 4.19
Hasil Mean Gaya Belajar Global dan Analitik
Dari pelaksanaan hasil uji perbandingan nilai rata-rata yang ditunjukkan di atas menunjukkan bahwa pada gaya belajar global kelas eksperimen diperoleh hasil=41.824 dan 31.333 siswa yang mengadopsi gaya belajar global pada kelas kontrol. Diterima untuk pengujian hipotesis empat kali. Temuan pembuktian hipotesis keempat ini menunjukkan bahwa: bagi siswa dengan gaya belajar global, terdapat adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran berbantuan multimedia dan pembelajaran tradisional pada hasil belajar siswa kelas V di Kecamatan .................... pada mata pelajaran matematika.
5) Hipotesis Kelima
Pada siswa dengan gaya belajar analitis didapatkan bukti memiliki pengaruh pada penggunaan pembelajaran berbantu multimedia dan pendekatan pengajaran konvensional pada perolehan hasil belajar siswa kelas V di Kecamatan .................... pada mata pelajaran matematika.
Berdasarkan hasil perbandingan nilai rata-rata tes pada tabel 4.27 menunjukkan bukti gaya belajar analitik di kelas eksperimen=44,650 dan gaya belajar analitik kelas kontrol=30,421. Hasil dari pembuktian hipotesis kelima pada kegiatan penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan gaya belajar analitik mendapat pengaruh dari model pembelajaran berbantuan multimedia dan konvensional pada siswa kelas lima di kecamatan .................... pada mata pelajaran matematika.
C. Pembahasan
Pada bagian ini diuraikan deskripsi dan interpretasi data hasil penelitian. Deskripsi ini dan interpretasi dilakukan terhadap hasil belajar dan gaya belajar siswa yang diajar dengan berbantun multimedia dan pembelajaran dengan konvensional.
Temuan hipotesis pertama memberikan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar matematika antara yang menggunakan model pembelajaran berbantuan multimedia dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa SD kelas V di kecamatan ..................... Hal tersebut dikarenakan pembelajaran berbantuan multimedia dengan penggunaan media Powerpoint membuat metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan pada komunikasi verbal melalui kata-kata. Dengan menggunakan media maka metode mengajar akan berbeda disesuaikan dengan materi ajar yang akan diberikan. Terlebih lagi makna bahan pengajaran akan lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran. Media pengajaran juga dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan. Pendapat tersebut sesuai dengan teori dari Sudjana dan Rifai (2011:2).Hasil hipotesis penelitian sejalan dengan penelitan dari Santoso(2017) yang berhasil membuktikan bahwa ada perbedaan signifikan prestasi belajar siswa yang menggunakan media power point dengan yang menggunakan pembelajaran secara konvensional. Hal tersebut ditemukan dari perbedaan hasil belajar siswa antara yang diberikan perlakuan dengan menggunakan pembelajaran powerpoint dengan menggunakan pembelajaran secara konvensional. Penelitian dari Erwandi (2016) membuktikan bahwa ada pengaruh penerapan media pembelajaran Powerpoint terhadap hasil belajar matematika siswa, ada perbedaan antara kelas eksperimen menggunakan media pembelajaran Powerpoint dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.
Temuan hipotesis kedua memberikan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara yang mempunyai gaya belajar global dengan siswa yang mempunyai gaya belajar analitik pada siswa SD kelas V di kecamatan ..................... Hal tersebut dikarenakan setiap siswa memiliki ciri khas tersendiri dalam gaya belajarnya. Gaya belajar merupakan suatu karakteristik kognitif, afektif, dan perilaku psikomotorik, sebagai indikator yang bertindak relatif stabil untuk individu agar dapat merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar. Hal tersebut sesuai dengan teori dari Keefe (2014) bahwa gaya belajar merupakan cara belajar yang kompleks yang dianggap paling efektif dan efisien oleh siswa dalam memproses, menyimpan dan membangkitkan kembali informasi yang telah mereka pelajari. Cara yang digunakan oleh siswa dalam menyerap, mengatur dan mengolah bahan informasi yang diberikan dalam pembelajaran. Salah satunya adalah gaya belajar analitik dan gaya belajar global. Anak dengan gaya belajar analitik memikili kemampuan dalam memandang sesuatu cenderung ditelaah terlebih dahulu secara terperinci, spesifik, dan teratur. Mengerjakan suatu hal secara bertahap dan urut. Sedangkan anak dengan gaya belajar global terbiasa memiliki kemampuan dalam memahami sesuatu secara menyeluruh dengan baik. Biasanya mereka memiliki pemahaman yang berisi sebuah gambaran yang besar, sehingga dapat menghubungkan tersirat dari satu objek dengan objek lainnya. Gaya belajar global membantu anak-anak tumbuh menjadi seseorang yang mampu memahami sekitar. Dirinya mampu mengartikan berbagai kondisi tersirat dengan bahasanya sendiri secara jelas. Hasil hipotesis pada penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Rahayu (2019) yang membuktikan bahwa gaya belajar mampu berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sehingga diharapkan orang tua, guru, dan sekolah saling berkomunikasi dan bekerjasama dalam membimbing siswa dalam belajar sesuai dengan gaya belajarnya, serta meningkatkan fasilitas belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah untuk mencapai hasil belajar matematika yang optimal.
Temuan hipotesis ketiga memberikan kesimpulan bahwa terdapat interaksi pengaruh antara model pembelajaran berbantuan multimedia dan gaya belajar terhadap hasil belajar matematika siswa SD kelas V. hipotesis tersebut sejalan dengan pendapat dari Slameto (2010) bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam siswa itu sendiri salah satunya gaya belajar yang dimiliki oleh siswa. Sedangkan faktor eksternal salah satunya adalah faktor guru dalam menggunakan media dan model pembelajaran. Penggunaan media dan model pembelajaran dapat membangkitkan motivasi siswa dalam pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran matematika dilihat dari hasil belajar yang diraih oleh siswa. Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar matematika, siswa harus dapat memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, agar nantinya siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik.
Temuan hipotesis keempat memberikan kesimpulan bahwa untuk siswa yang memiliki gaya belajar global, terdapat pengaruh antara model pembelajaran berbantuan multimedia dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar matematika pada siswa SD kelas V di kecamatan ..................... Hipotesis ketiga sejalan dengan pendapat dari Hartono(2013) yang mengungkapkan beberapa kelemahan tentang gaya belajar global salah satunya mudah bosan dan memiliki kebiasaan buruk, yaitu satu tugas belum selesai akan mengerjakan tugas yang lainnya. Membutuhkan motivasi dari orang lain agar dapat fokus pada pembelajaran. Jika menggunakan model pembelajaran konvensional yang cenderung siswa hanya menonton dan tidak aktif tentu akan semakin membuat siswa bosan.
Temuan hipotesis kelima memberikan kesimpulan bahwa untuk siswa yang memiliki gaya belajar analitik, terdapat pengaruh antara model pembelajaran berbantuan multimedia dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar matematika pada siswa SD kelas V di kecamatan ..................... Pendapat tersebut sejalan dengan Irham dan Wiyana(2013) Anak dengan gaya belajar analitik menilai sesuatu berdasarkan fakta- fakta. Namun seringkali mereka tidak mampu menemukan titik gagasan utamanya tentang tujuan tugas yang sedang dia lakukan. Berfokus pada satu masalah atau tugas sampai selesai. Sehingga anak dengan ciri gaya belajar tersebut lebih baik dan lebih fokus untuk tidak berkelompok. Ketika pembelajaran berkelompok anak dengan gaya belajar analitik akan sulit untuk menyesuaikan dengan yang lain dan cenderung mengerjakan sesuatu dengan sendiri.
D. Keterbatasan Penelitian
Sebelum kesimpulan penelitian dikemukakan, terlebih dahulu diutarakan keterbatasan maupun kelemahana-kelemahan yang ada pada penelitian ini. Hal ini diperlukan, agar tidak terjadi kesalahan dalam memanfaatkan hasil penelitian ini. Penelitian yang mendeskripsikan tentang bagaimana pengaruh hasil belajar dan gaya belajar siswa yang diajar dengan model Pembelajaran berbantuan multimedia dan Konvensional pada materi trapesium dan layang layang. Kedua model tersebut bukan satu-satunya yang dapat mempengaruhi hasil belajar dan gaya belajar siswa.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi pengaruh model Pembelajaran berbantuan multimedia dan Konvensional terhadap hasil belajar dan gaya belajar siswa, dan tidak membahas model pembelajaran lain. Ini merupakan salah satu keterbatasan peneliti. Dalam belajar matematika, banyak hal yang menjadi latar belakang siswa yang dapat mempengarui hasil belajar dan gaya belajar, antara lain motivasi belajar dan gaya belajar lainnya. Kesemuanya itu dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi pengaruh model Pembelajaran berbantuan multimedia dan Konvensional dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar matematika, tidak membahas pengaruh model maupun kemampuan yang dimiliki siswa lain misalnya kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Hal ini merupakan keterbatasan peneliti dalam penelitian ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bersumber pada pengolahan data hasil penelitian dan pengkajian sebagaimana dijelaskan terlebih dahulu pada bab sebelumnya sehingga bisa ditentukan kesimpulan antara lain :
1. Terdapat pengaruh hasil belajar matematika antara yang menggunakan model pembelajaran berbantuan multimedia dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa SD kelas V di kecamatan .....................
2. Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara yang mempunyai gaya belajar global dengan siswa yang mempunyai gaya belajar analitik pada siswa SD kelas V di kecamatan .....................
3. Terdapat interaksi pengaruh antara model pembelajaran berbantuan multimedia dan gaya belajar terhadap hasil belajar Matematika Siswa SD kelas V
4. Siswa yang memiliki gaya belajar global, terdapat pengaruh antara model pembelajaran berbantuan multimedia dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar matematika pada siswa SD kelas V di kecamatan ....................
5. Siswa yang memiliki gaya belajar analitik, terdapat pengaruh antara model pembelajaran berbantuan multimedia dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar matematika pada siswa SD kelas V di kecamatan .....................
B. Implikasi Penelitian
Pembelajaran dengan paradigma baru berbasis multimedia dapat mempengaruhi nilai matematika siswa, dan gaya belajar siswa. Perspektif siswa tentang pembelajaran dan kolaborasi diperluas dalam pendekatan Pembelajaran yang ditingkatkan dengan multimedia berikutnya. Ini karena metodologi pengajaran berbantuan multimedia berbasis PowerPoint dapat membantu guru menjadi lebih inovatif dan siswa memperoleh pengetahuan tentang konsep teknologi. Sejak penggunaan metodologi Pembelajaran berbantuan multimedia dengan powerpoint telah terbukti memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan siswa untuk belajar matematika, itu harus dimasukkan ke dalam pengajaran di kelas bila memungkinkan. Penelitian menunjukkan bahwa siswa belajar matematika lebih baik ketika mereka diajar menggunakan multimedia, metode pengajaran Powerpoint berbasis multimedia. Oleh karena itu, disarankan agar guru matematika sering menggunakan metode pengajaran inovatif seperti ini.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,
pembelajaran Berbasis
Masalah yang diterapkan pada
kegiatan pembelajaran memberikan hal-hal penting untuk
perbaikan. Untuk itu peneliti ingin menyarankan beberapa hal berikut.
1. Bagi Siswa
Dengan adanya pembelajaran berbantuan multimedia dengan powerpoint siswa diharapkan lebih kreatif dan termotivasi dalam belajar.
2. Bagi Guru
Model Pembelajaran berbantuan multimedia dengan powerpoint pada pembelajaran matematika dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk menerapkan pembelajaran matematika yang inovatif khususnya dalam mengajarkan materi trapesium dan layang layang.
3. Kepada Sekolah
Model Pembelajaran berbantuan multimedia dengan powerpoint masih jarang dipergunakan, oleh karenanya perlu disosialisasikan oleh sekolah atau lembaga terkait dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan motivasi belajar siswa.
4. Kepada Peneliti Lanjutan
Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan Pembelajaran berbantuan multimedia dengan powerpoint dan gaya belajar siswa dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa secara maksimal untuk memperoleh hasil penelitian yang maksimal..
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Arsyad, A. (2014) Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Asyhar, R.(2012) Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi
Bloom,(1976),Human Characteristic and School Learning. New York : McGraw Hill Book Co
Bire, A. L., Geradus, U., & Bire, J. (2014). Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Kependidikan, 44(2), 168-174.
Dalyono. (2015). Psikologi Pendidikan. Jakarta. Bineka Cipta
Darmadi (2019) Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam. Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
DePorter, B dan Hernacki, M. (2015). Quantum Learning: Membiasakan Belajar. Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa Learning
Dimyati & Mudjiono. (2013.) Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dwi.B dan Rita,M. (2015), Belajar dan Pembelajaran. Musik, Bandung : PT. Bintang Warli Artika
Ekawati, A. (2016). Penggunaan Software Geogebra Dan Microsoft Mathematic Dalam Pembelaran Matematika. Math Didactic, 2(3), 148–153
Ghufron, M. dan Risnawati, N.R. (2014). Teori - Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-. Ruzz Media
Gilakjani, Abbas , & Ahmadi, M. R. (2011). A Study of Factors Affecting EFL Learners‟ English Listening Comprehension and the Strategies for Improvement. Journal of Language Teaching and Research, 2(5), 977–988. https://doi.org/10.4304/jltr.2.5.977-988
Hamalik (2016), Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamzah, N, (2011) Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Haryono, (2014), Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja. Rosdakarya
Hevriansyah & Megawanti, (2017). Pengaruh Kemampuan Awal terhadap Hasil Belajar Matematika. JKPM (Jurnal Kajian Pendidikan Matematika), 2(1), 37. https://doi.org/10.30998/jkpm.v2i1.1893
Hidayat, J. (2008). Penggunaan Microsoft Powerpoint atau CAMTASIA Sebagai. Media Pembelajaran TIK. Pemerintah Kabupten Pemekasan Dinas Pendidikan dan.kebudayaan
Irham,M dan Wiyani,N, (2013).Psikologi Pendidikan : Teori dan Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran, Jogyakarta : Ar-Ruzz Media
Jabar, A dan Indah, B. 2016. “Pengaruh Kreativitas Terhadap Hasil BelajarMatematika Siswa Kelas Viii Smpn 2 Banjarmasin”. Jurnal Pendidikan Matematika. 2(2): 85-90.
Kholik,M. (2011). Evaluasi Pembelajaran.
Dikutip dari
https://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/evaluasipembelajaran/, (Diakses
pada tanggal 20 Agustus 2022)
Kunandar, (2013) Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum ) Jakarta : Raja Grafindo Persada
Mahmud. (2011) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Mulyono, A, (1999) Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
Nawi, M. (2012). “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Penalaran Formal Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Atas (Swasta) Al Ulum Medan.” Jurnal Tabularasa PPS UNIMED, 9 (1): 81 – 96
OECD. 2019. PISA 2018. Result Combined Executive Summaries. PISAOECD Publishing
Priyatna,A (2013.) Pahami Gaya Belajar Anak, Jakarta: Kompas Gramedia.
Purwanto. (2014). Evaluasi Hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rifa'i, A dan Anni, C.T. (2015). Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT UNNES.
Runtukahu dan Kandou.2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak. Berkesulitan Belajar. Yogyakarta : Ar-ruz Media
Rusman, dkk (2011) Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan. Komunikasi : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:Rajawali.
Sadiman, A (2012) Media Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Safrina, Khusnul, dkk. (2014). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Geometri Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van Hiele.
Jurnal Didaktik Matematika, Volume 1, 9-20. ISSN: 2355-4185
Salsabila. 2019. Pendahuluan [Internet]. [diakses pada 2022 Juni 12] dari sipora.polije.ac.id.
Shadiq, F. (2014). Pembelajaran Matematika Cara MeningkatkanKemampuan Berpikir Siswa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Smart,A (2012). Hypnoparenting: Cara Cepat Mencerdaskan Anak Anda. Jogjakarta: Starbooks.
Soedjadi, (2000) Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas
Solihatin, E. (2012). Strategi Pembelajaran . Jakarta: Bumi Aksara
Sudjana, N. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudrajat,A (2008). Pengertian Pendekatan,
Strategi, Metode, Teknik dan
Model Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sugianto, T. (2018). Mengenal konsep berpikir kritis dalam pembelajaran kurikulum 2013. Diambil dari: http://www.tozsugianto.com/2018/04/mengenal-konsep-berpikir kritisdalam-pembelajaran-kurikulum-2013.html?m=1.
Sugiono, (2018) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta
Surapranata, dkk. (2013). Analisis, Validitas, Reabilitas, Dan
Interprestasi Hasil
Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Posdakarya
Susanto,A (2015). Teori Belajar Dan Pembelajaran Disekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media.
Suwarto (2013). Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syahrul, M. (2013). Model dan Sintaks Pembelajaran Konvensional. Diambil dari
http://www.wawasanpendidikan.com/2013/08/model-dan-sintakspembelajaran-konvensional
Tejo Nurseto, (2011) “Membuat Media Pembelajaran yang Menarik”, Universitas Negeri Yogyakarta, Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Vol. 8, No. 1, 32-33.
Uno, H. (2012). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi. Aksara.
Witkin, H. (1981),
Education Psychology Theory and Practice. Ed. Robert E
Slavin. Boston: Allyn and Bacon
Lampiran 1 : KisKisi Angket Gaya Belajar
Kisi-Kisi Angket Gaya Belajar
Aspek |
Indikator |
No Butir |
|
Gaya Belajar Global |
Bisa melakukan banyak tugas sekaligus |
1,2,3 |
|
Mampu bekerjasama dengan orang lain dengan baik |
4,5,6,7 |
||
Sensitif dan mampu melihat permasalahan dengan baik |
8,9,10 |
||
Mampu mengutarakan dengan kata- kata tentang apa yang dilihatnya |
11,12,13,14 |
||
Gaya Belajar Analitik |
Berfokus mengerjakan satu tugas, |
15,16,17 |
|
Tidak akan ke tugas berikutnya jika tugasnya belum selesai |
18,19,20 |
||
Berfikir secara logika |
21,22,23,24 |
||
Tidak menyukai jika ada bagian yang terlewatkan dalam suatu tugas dan |
25,26 |
||
Cara belajar konsisten dan menetap |
27,28,29,30 |
||
Total |
30 |
Dimodifikasi dari Witkin (2018
Lampiran 2 Lembar Validasi Angket Gaya Belajar Ahli Materi
LEMBAR VALIDASI
ANGKET GAYA BELAJAR SISWA
Nama Peneliti : ....................
Judul Penelitian : Pengaruh Model Pembelajaran Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SD Kelas V di Kecamatan .................... Kabupaten ....................
Validator :
A. Petunjuk
1. Bapak/ibu dimohon untuk memberikan penilaian dengan memberi tanda cek (√) pada kolom skor yang tersedia. Deskripsi skala penilaian sebagai berikut :
Skor 1 : tidak sesuai
Skor 2 : kurang sesuai
Skor 3 : sesuai
Skor 4 : sangat sesuai
2. Bila menurut Bapak/Ibu validator angket gaya belajar siswa perlu direvisi, mohon ditulis dibagian saran dan komentar guna perbaikan.
No |
Aspek yang divalidasi |
Skor Penilaian |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
Aspek Pendahuluan |
|||||
1 |
Kejelasan petunjuk angket. |
|
|
|
|
2 |
Kejelasan pencapaian angket |
|
|
|
|
3 |
Kejelasan penggambaran angket yang akan diteliti |
|
|
|
|
Aspek Isi |
|||||
1 |
Keruntutan isi angket sesuai indikator. |
|
|
|
|
2 |
Kejelasan dan kesesuaian relevansi bahasa yang digunakan. |
|
|
|
|
3 |
Kesesuaian isi angket dengan tujuan |
|
|
|
|
Aspek Evaluasi |
|||||
1 |
Kejelasan petunjuk pengerjaan angket. |
|
|
|
|
2 |
Runtutan angket yang disajikan |
|
|
|
|
Aspek Penutup |
|||||
1 |
Penyajian daftar pustaka/referensi, |
|
|
|
|
B. Komentar dan Saran
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
C. Kesimpulan
Berdasarkan lembar di atas, lembar angket gaya belajar siswa dinyatakan :
a. Layak digunakan tanpa revisi
b. Layak digunakan dengan revisi
c. Tidak layak untuk digunakan
...................., 2022
Validator,
(………………………….)
Lampiran 3 : Lembar Validasi Angket Gaya Belajar Ahli Media
LEMBAR VALIDASI
ANGKET GAYA BELAJAR SISWA
Nama Peneliti : ....................
Judul Penelitian : Pengaruh Model Pembelajaran Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SD Kelas V di Kecamatan .................... Kabupaten ....................
Validator :
A. Petunjuk
1. Bapak/ibu dimohon untuk memberikan penilaian dengan memberi tanda cek (√) pada kolom skor yang tersedia. Deskripsi skala penilaian sebagai berikut :
Skor 1 : tidak sesuai
Skor 2 : kurang sesuai
Skor 3 : sesuai
Skor 4 : sangat sesuai
2. Bila menurut Bapak/Ibu validator angket gaya belajar siswa perlu direvisi, mohon ditulis dibagian saran dan komentar guna perbaikan.
No |
Aspek yang divalidasi |
Skor Penilaian |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
1 |
Huruf yang digunakan menarik dan mudah untuk dibaca |
|
|
|
|
2 |
Penggunaan kombinasi huruf |
|
|
|
|
3 |
Unsur tata letak harmonis |
|
|
|
|
4 |
Bidang cetak dan marjin proporsiona. |
|
|
|
|
5 |
Kesesuaian spasi antar teks dan ilustrasi |
|
|
|
|
6 |
Penggunaan variasi huruf (bold, italic,all capital, small capital) tidak berlebihan |
|
|
|
|
7 |
Lebar susunan teks normal |
|
|
|
|
8 |
Penggunaan spasi antar baris susunan teks |
|
|
|
|
9 |
Keserasian ilustras |
|
|
|
|
10 |
Pengungkapan makna/arti dari objek |
|
|
|
|
B. Komentar dan Saran
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
C. Kesimpulan
Berdasarkan lembar di atas, lembar angket gaya belajar siswa dinyatakan :
a. Layak digunakan tanpa revisi
b. Layak digunakan dengan revisi
c. Tidak layak untuk digunakan
...................., 2022
Validator,
(………………………….)
Lampiran 4 : Lembar Validasi Angket Gaya Belajar Ahli Bahasa
LEMBAR VALIDASI
ANGKET GAYA BELAJAR SISWA
Nama Peneliti : ....................
Judul Penelitian : Pengaruh Model Pembelajaran Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SD Kelas V di Kecamatan .................... Kabupaten ....................
Validator :
A. Petunjuk
1. Bapak/ibu dimohon untuk memberikan penilaian dengan memberi tanda cek (√) pada kolom skor yang tersedia. Deskripsi skala penilaian sebagai berikut :
Skor 1 : tidak sesuai
Skor 2 : kurang sesuai
Skor 3 : sesuai
Skor 4 : sangat sesuai
2. Bila menurut Bapak/Ibu validator angket gaya belajar siswa perlu direvisi, mohon ditulis dibagian saran dan komentar guna perbaikan.
No |
Aspek yang divalidasi |
Skor Penilaian |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
1 |
Kalimat yang digunakan mewakili isi pesan atau informasi yang ingin disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat Bahasa Indonesia. |
|
|
|
|
2 |
Kalimat yang digunakan sederhana dan langsung ke sasaran. |
|
|
|
|
3 |
Istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan / atau adalah istilah teknis yang telah baku digunakan. |
|
|
|
|
4 |
Pesan atau informasi disampaikan dengan bahasa yang menarik dan lazim dalam komunikasi tulis Bahasa Indonesia. |
|
|
|
|
5 |
Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika peserta didik membacanya dan mendorong mereka untuk mempelajari buku tersebut secara tuntas. |
|
|
|
|
6 |
Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan suatu konsep harus sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. |
|
|
|
|
7 |
Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat kematangan emosional peserta didik. |
|
|
|
|
8 |
Tata kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengacu kepada kaidah tata Bahasa Indonesia yang baik dan benar. |
|
|
|
|
9 |
Ejaan yang digunakan mengacu kepada pedoman Ejaan Yang Disempurnakan |
|
|
|
|
B. Komentar dan Saran
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
C. Kesimpulan
Berdasarkan lembar di atas, lembar angket gaya belajar siswa dinyatakan :
a. Layak digunakan tanpa revisi
b. Layak digunakan dengan revisi
c. Tidak layak untuk digunakan
...................., 2022
Validator,
(………………………….)
Lampiran 5 : Kisi-Kisi Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Matematikaa Siswa Kelas 5
Variabel |
Materi |
Indikator |
Ranah Kognitif |
No Soal |
||
C4 |
C5 |
C6 |
||||
Hasil Belajar Matematika Ranah Kognitif |
Luas bangun |
Menilai dari dua rumus segitiga dan layang-layang |
√ |
1 |
||
Menunjukkan bagian-bagian mana yang paling penting |
√ |
2.5,6,9 |
||||
Menilai manakah dari dua cara yang lebih efektif dan |
√ |
13 |
||||
Menentukan manakah informasi yang lebih relevan |
√ |
15 |
||||
Membuat rencana untuk menentukan ukuran suatu |
√ |
8 |
||||
Volume
|
Merumuskan apakah suatu bangun kubus bisa diisi lagi |
√ |
3 |
|||
Menentukan apakah suatu bangun kubus bisa diisi |
√ |
4 |
||||
Menentukan apakah suatu bangun kubus bisa diisi |
√ |
7 |
||||
Memilah bagian yang relevan dari sebuah informasi |
√ |
10 |
||||
Menilai manakah dari dua cara yang lebih efektif dan |
√ |
11 |
||||
Membuat rencana untuk menentukan potongan volume |
√ |
12 |
||||
Membuat rencana untuk menentukan volume potongan |
√ |
14 |
Sumber: Modifikasi Bloom (1976)
Lampiran 6 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar Matematika Ahli Materi
LEMBAR VALIDASI
TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Nama Peneliti : ....................
Judul Penelitian : Pengaruh Model Pembelajaran Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SD Kelas V di Kecamatan .................... Kabupaten ....................
Validator :
A. Petunjuk
1. Bapak/ibu dimohon untuk memberikan penilaian dengan memberi tanda cek (√) pada kolom skor yang tersedia. Deskripsi skala penilaian sebagai berikut :
Skor 1 : tidak sesuai
Skor 2 : kurang sesuai
Skor 3 : sesuai
Skor 4 : sangat sesuai
2. Bila menurut Bapak/Ibu validator tes hasil belajar matematika siswa perlu direvisi, mohon ditulis dibagian saran dan komentar guna perbaikan.
No |
Aspek yang divalidasi |
Skor Penilaian |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
Aspek Pendahuluan |
|||||
1 |
Kejelasan petunjuk soal |
|
|
|
|
2 |
Kejelasan pencapaian soal |
|
|
|
|
3 |
Kejelasan penggambaran soal yang akan diteliti |
|
|
|
|
Aspek Isi |
|||||
1 |
Keruntutan isi soal sesuai indikator materi |
|
|
|
|
2 |
Kejelasan dan kesesuaian relevansi bahasa yang digunakan. |
|
|
|
|
3 |
Kesesuaian isi soal dengan kompetensi dasar |
|
|
|
|
Aspek Evaluasi |
|||||
1 |
Kejelasan petunjuk pengerjaan soal |
|
|
|
|
2 |
Runtutan soal yang disajikan |
|
|
|
|
Aspek Penutup |
|||||
1 |
Penyajian daftar pustaka/referensi, |
|
|
|
|
B. Komentar dan Saran
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
C. Kesimpulan
Berdasarkan lembar di atas, lembar Tes Hasil Belajar Matematika siswa dinyatakan :
a. Layak digunakan tanpa revisi
b. Layak digunakan dengan revisi
c. Tidak layak untuk digunakan
...................., 2022
Validator,
(………………………….)
Lampiran 7: Lembar Validasi Tes Hasil Belajar Matematika Ahli Media
LEMBAR VALIDASI
TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Nama Peneliti : ....................
Judul Penelitian : Pengaruh Model Pembelajaran Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SD Kelas V di Kecamatan .................... Kabupaten ....................
Validator :
A. Petunjuk
1. Bapak/ibu dimohon untuk memberikan penilaian dengan memberi tanda cek (√) pada kolom skor yang tersedia. Deskripsi skala penilaian sebagai berikut :
Skor 1 : tidak sesuai
Skor 2 : kurang sesuai
Skor 3 : sesuai
Skor 4 : sangat sesuai
2. Bila menurut Bapak/Ibu validator tes hasil belajar matematika siswa perlu direvisi, mohon ditulis dibagian saran dan komentar guna perbaikan.
No |
Aspek yang divalidasi |
Skor Penilaian |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
1 |
Huruf yang digunakan menarik dan mudah untuk dibaca |
|
|
|
|
2 |
Penggunaan kombinasi huruf |
|
|
|
|
3 |
Unsur tata letak harmonis |
|
|
|
|
4 |
Bidang cetak dan marjin proporsiona. |
|
|
|
|
5 |
Kesesuaian spasi antar teks dan ilustrasi |
|
|
|
|
6 |
Penggunaan variasi huruf (bold, italic,all capital, small capital) tidak berlebihan |
|
|
|
|
7 |
Lebar susunan teks normal |
|
|
|
|
8 |
Penggunaan spasi antar baris susunan teks |
|
|
|
|
9 |
Keserasian ilustras |
|
|
|
|
10 |
Pengungkapan makna/arti dari objek |
|
|
|
|
B. Komentar dan Saran
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
C. Kesimpulan
Berdasarkan lembar di atas, lembar tes hasil belajar matematika siswa dinyatakan :
a. Layak digunakan tanpa revisi
b. Layak digunakan dengan revisi
c. Tidak layak untuk digunakan
...................., 2022
Validator,
(………………………….)
Lampiran 8 : Lembar Validasi Tes Hasil Belajar Matematika Ahli Bahasa
LEMBAR VALIDASI
TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Nama Peneliti : ....................
Judul Penelitian : Pengaruh Model Pembelajaran Berbantuan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Gaya Belajar Siswa SD Kelas V di Kecamatan .................... Kabupaten ....................
Validator :
A. Petunjuk
1. Bapak/ibu dimohon untuk memberikan penilaian dengan memberi tanda cek (√) pada kolom skor yang tersedia. Deskripsi skala penilaian sebagai berikut :
Skor 1 : tidak sesuai
Skor 2 : kurang sesuai
Skor 3 : sesuai
Skor 4 : sangat sesuai
2. Bila menurut Bapak/Ibu validator Tes Hasil Belajar Matematika siswa perlu direvisi, mohon ditulis dibagian saran dan komentar guna perbaikan.
No |
Aspek yang divalidasi |
Skor Penilaian |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
1 |
Kalimat yang digunakan mewakili isi pesan atau informasi yang ingin disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat Bahasa Indonesia. |
|
|
|
|
2 |
Kalimat yang digunakan sederhana dan langsung ke sasaran. |
|
|
|
|
3 |
Istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan / atau adalah istilah teknis yang telah baku digunakan. |
|
|
|
|
4 |
Pesan atau informasi disampaikan dengan bahasa yang menarik dan lazim dalam komunikasi tulis Bahasa Indonesia. |
|
|
|
|
5 |
Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika peserta didik membacanya dan mendorong mereka untuk mempelajari buku tersebut secara tuntas. |
|
|
|
|
6 |
Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan suatu konsep harus sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. |
|
|
|
|
7 |
Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat kematangan emosional peserta didik. |
|
|
|
|
8 |
Tata kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengacu kepada kaidah tata Bahasa Indonesia yang baik dan benar. |
|
|
|
|
9 |
Ejaan yang digunakan mengacu kepada pedoman Ejaan Yang Disempurnakan |
|
|
|
|
B. Komentar dan Saran
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
C. Kesimpulan
Berdasarkan lembar di atas, lembar tes hasil belajar matematika siswa dinyatakan :
a. Layak digunakan tanpa revisi
b. Layak digunakan dengan revisi
c. Tidak layak untuk digunakan
...................., 2022
Validator,
(………………………….)
Lampiran 9
LEMBAR ANGKET GAYA BELAJAR SISWA
Nama : ………………………………………………..
Kelas : ………………………………………………..
Pengantar :
1. Angket ini digunakan untuk mengetahui gaya belajar siswa.
2. Isilah dengan jujur sesuai dengan kenyataan yang kalian alami, Apabila ada pernyataan yang kurang jelas bertanyalah.
Petunjuk pengisian angket :
1. Isilah daftar identitas yang telah disediakan.
2. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti dan seksama.
3. Berilah tanda centang (√) pada empat pilihan jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan diri sendiri seperti contoh di bawah ini.
4. Keterangan pilihan :
SS = Sengat setuju
S = Setuju
KS = Kurang setuju
TS = Tidak Setuju
No |
Pernyataan |
Alternatif Jawaban |
||||
SS |
S |
R |
TS |
STS |
||
1 |
Saya dapat belajar sambil mengerjakan tugas lain diluar pembelajaran yang sedang saya ikuti. |
|
|
|
|
|
2 |
Saya bisa belajar sambil mendengarkan musik |
|
|
|
|
|
3 |
Saya menyenangi belajar langsung praktek daripada belajar hanya mendengarkan penjelasan guru. |
|
|
|
|
|
4 |
Jika ada materi yang belum saya pahami, saya meminta bantuan teman untuk menjelaskan materi tersebut |
|
|
|
|
|
5 |
Saya bersemangat jika guru meminta untuk bekerja kelompok. |
|
|
|
|
|
6 |
Pada saat belajar kelompok bersama teman, saya tidak terganggu oleh keributan teman yang lain. |
|
|
|
|
|
No |
Pernyataan |
Alternatif Jawaban |
||||
SS |
S |
R |
TS |
STS |
||
7 |
Ketika belajar kelompok saya sangat senang untuk membantu teman yang nelum paham akan penjelasan dari guru. |
|
|
|
|
|
8 |
Saya bertanggung jawab terhadap tugas kelompok yang diberikan guru.. |
|
|
|
|
|
9 |
Ketika teman saya mengajak berbicara saya menanggapinya dengan antusias |
|
|
|
|
|
10 |
Berbicara secara berdekatan akan membuat saya lebih mudah memahami topik yang dibicarakan |
|
|
|
|
|
11 |
Saya mudah menerima informasi yang disampaikan secara langsung oleh guru. |
|
|
|
|
|
12 |
Saya lebih mudah mengingat hafalan pelajaran dengan cara mendengarkan penjelasan guru |
|
|
|
|
|
13 |
Saya senang menyampaikan pendapat kepada orang lain |
|
|
|
|
|
14 |
Saya selalu berbicara dengan lancar dan tidak gugup ketika bersama orang lain. |
|
|
|
|
|
15 |
Saya susah mendengar penjelasan dari guru ketika suasana gaduh di kelas. |
|
|
|
|
|
16 |
Saya tidak bisa konsentrasi belajar saat mendengarkan musik |
|
|
|
|
|
17 |
Saya lebih mudah menghapal lagu dibandingkan dengan menghapal materi dibuku. |
|
|
|
|
|
18 |
Mengerjakan satu tugas sampe selesai baru kemudian kerjakan tugas yang baru. |
|
|
|
|
|
19 |
Memahami materi pelajaran yang satu sampai paham betul baru kemudian lanjut ke materi berikutnya. |
|
|
|
|
|
20 |
Saya lebih mudah mengingat apa yang disampaikan orang lain dengan mendengar dibandingkan dengan yang dilihat. |
|
|
|
|
|
21 |
Saya tertarik mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media power point yang menarik. |
|
|
|
|
|
22 |
Matematika meningkatkan kemampuan saya berpikir secara rasional, cermat, dan obyektif. |
|
|
|
|
|
23 |
Saya terbiasa belajar matematika, sehingga otak saya terbiasa untuk memecahkan masalah secara matematis. |
|
|
|
|
|
No |
Pernyataan |
Alternatif Jawaban |
||||
SS |
S |
R |
TS |
STS |
||
24 |
Matematika mengasah kecerdasan otak dan meningkatkan kemampuan saya untuk lebih teliti dan cermat dalam bertindak. |
|
|
|
|
|
25 |
Ketika saya mengerjakan tugas semua saya kerjakan sampai selesai. |
|
|
|
|
|
26 |
Saya tidak menyukai pekerjaan yang tidak selesai atau terlewatkan. |
|
|
|
|
|
27 |
Sebelum pembelajaran dimulai saya terlebih dahulu selalu membuat ringkasan materi untuk mempermudah saya memahami materi. |
|
|
|
|
|
28 |
Ketika pembelajaran berlangsung saya lebih suka memperhatikan penjelasan guru. |
|
|
|
|
|
29 |
Saya menyukai pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan pemaparan slide-slide yang menarik. |
|
|
|
|
|
30 |
Saya menyukai pembelajaran yang disampaikan melalui powerpoint. |
|
|
|
|
|
Lampiran 10
SOAL TES MATEMATIKA
Nama : ………………………………………………..
Kelas : ………………………………………………..
Bacalah soal dengan
teliti sebelum mengerjakan soal berikut ini! Cantumkan
rumus dan langkah ataupun alasan yang digunakan untuk menjawab secara
jelas!
1.
Fajar
mempunyai sebuah layang-layang. Saat melihat kerangka layangan
tersebut ia bingung karena bentuknya seperti 2 buah segitiga besar CAD dan CAB.
Karena ia bingung dan ingin tahu, Fajar akhirnya mencoba untuk menghitung luas
kerangka menggunakan rumus segitiga dan rumus layang-layang:
Apakah Fajar memperoleh hasil luas yang
sama bila menggunakan rumus
segitiga (CAD dan CAB) dan rumus layang-layang? Jelaskan!
2.
Uya mempunyai
sebuah karton sisa berbentuk trapesium siku-siku dengan
ukuran sisi-sisi sejajarnya adalah 18 cm dan 12 cm dan ukuran sisi miringnya
24,7 cm. Luas dari karton sisa yang Uya punya yaitu 360. Bagian
manakah dari karton itu yang belum diketahui dan tentukanlah ukurannya?
3.
Niwa mempunyai
kotak mainan besar berbentuk kubus. Kotak tersebut akan
diisi dengan kotak mainan yang lebih kecil berbentuk kubus. Panjang sisi dari
kotak mainan yang besar adalah 18 cm dan panjang sisi dari kotak mainan
kecil adalah 6 cm. Kotak mainan besar akan diisi dengan kotak mainan kecil
sebanyak 27 buah. Apakah bisa kotak mainan besar itu diisi dengan kotak
mainan kecil yang jumlahnya lebih dari 27 buah? Jelaskan!
4.
Sari mempunyai
sebuah kotak kado berbentuk kubus. Kotak kado itu
mempunyai panjang sisi 21 cm. Dan Sari mempunyai 21 buah balok kayu
kecil yang semua ukuranya sama besar. Balok kayu itu mempunyai panjang 9
cm, lebar 7 cm dan tinggi 7 cm. Sari ingin membandingkan volume dari kotak
kado dan volume dari 21 buah balok kayu yang sudah dijumlahkan. Apakah
volume kotak kado sama dengan jumlah volume 21 balok kayu kecil milik
Sari? Jelaskan!
5.
Rumah Ajeng
mempunyai atap yang tampak dari depan dan belakang seperti
bentuk bangun datar trapesium samakaki. Sisi depan atap rumah Ajeng
mempunyai ukuran panjang sisi sejajar masing-masing 30 m dan 24 m.
Jumlah luas kedua sisi atap rumah adalah 864 . Bagian manakah dari atap
rumah Ajeng yang belum diketahui dan tentukanlah berapa ukurannya?
6. Jika diketahui :
FO = 32 cm
FE =10cm
DO =13 cm
CO =14cm
BC =16cm
Tentukan apa saja
yang perlu diketahui untuk menghitung luas dan kemudian
hitunglah luasnya!
7.
Dio mempunyai sebuah tempat makan besar berbentuk kubus.
Lalu Dio
memasukkan keju yang berbentuk kubus
ke dalam tempat makan besar itu.
Dio membutuhkan berapa keju untuk membuat kotak makan itu terisi penuh?
8.
Diga mempunyai
kertas berbentuk persegi panjang berukuran 80 cm × 70 cm.
Kertas itu akan digunakan untuk membuat 3 buah layang-layang. Salah satu
diagonalnya berukuran 25 cm. Satu buah layang-layang berukuran luas 250
cm2. Tentukanlah ukuran diagonal yang lain dan ukuran keseluruhan
kertas yang sudah menjadi layang-layang!
9.
Pak Dani ingin membuat
rumah-rumahan di buku gambar dengan kertas lipat
sebagai atap rumah. Pada gambar di bawah atap rumah terlihat seperti bangun
datar trapesium samakaki. Bagaimana jika luas atap tersebut 198 cm2,
lalu
berapakah ukuran tinggi atap tersebut?
10.
Ibu mempunyai
sebuah keranjang berbentuk balok. Volume keranjang itu
1500 cc dengan ukuran tinggi 15 cm dan sisi lain 10 cm. Keranjang itu akan
diisi dengan cokelat besar yang nantinya akan dihadiahkan untuk anaknya
yaitu Andi. Namun, ibu memiliki 3 buah cokelat yang berbeda ukuran.
Cokelat manakah yang bisa dimasukkan ke dalam keranjang? Dan mengapa
memilih cokelat itu?
No |
Panjang |
Lebar |
Tinggi |
Harga |
1 |
11cm |
12cm |
16cm |
Rp 95.000,00 |
2 |
15cm |
11cm |
10cm |
Rp 80.000,00 |
3 |
9cm |
8cm |
15cm |
Rp 75.000,00 |
11.
Daffa
mempunyai sebuah kardus berbentuk kubus dengan panjang sisi 15 cm.
Kardus itu akan diisi dengan kotak sabun yang berjumlah 15 buah. Setiap
kotak sabun memiliki ukuran yang sama besar yaitu berukuran panjang 15
cm, lebar 3 cm, dan tinggi 5 cm. Volume kubus dan volume keseluruhan
kotak sabun sama besar. Cara manakah yang lebih singkat untuk mengetahui
besar volume, menghitung kardus atau menghitung kotak sabun? Jelaskan!
12.
Arum membuat
coklat leleh yang akan dicetak dalam sebuah cetakan
berbentuk balok. Cetakan itu berukuran panjang 10 cm, lebar 10 cm, dan
tinggi 15 cm. Arum akan menuangkan cokelat leleh dari panci menggunakan
gelas yang berbentuk balok. Gelas itu mempunyai ukuran panjang 5 cm, lebar
5 cm, dan tinggi 15 cm. Arum sudah menuangkan cokelatnya sebanyak 3
gelas penuh. Apakah cetakan cokelat itu bisa diisi cokelat leleh lagi?
Tentukan berapa gelas dan jelaskan!
13. Toni memiliki dua buah kertas berbentuk segitiga sebagai berikut.
Jika kedua kertas tersebut digabung akan
berberbentuk layang-layang seperti gambar
di bawah ini. Cara manakah yang lebih
singkat untuk menentukan luas keseluruhan,
menggunakan rumus segitiga atau rumus
layang-layang?
14.
Deddy memiliki
125 dadu berbentuk kubus. Satu dadu berukuran panjang sisi
2 cm dengan harga Rp750,00. Deddy ingin memasukan seluruh dadunya ke
dalam sebuah kotak mainan. Kotak mainan itu berukuran panjang 12 cm,
lebar 11 cm, dan tinggi 13 cm. Berapakah sisa ruang dalam kotak mainan
tersebut?
15.
Ibu meminta
Andi memotong kain yang digunakan untuk hiasan pada taplak
meja berbentuk trapesium. Ibu meminta jika kainnya memiliki tinggi 18 cm
dan luasnya 450 cm2 . Manakah dari kedua ukuran berikut: a) 27 cm
dan 22
cm; b) 28 cm dan 22 cm, yang akan digunakan?
Lampiran 11 Kunci Jawaban
KUNCI JAWABAN DAN PENSEKORAN INSTRUMEN
No |
Kunci Jawaban |
Skor |
Kriteria |
1 |
Luas Layang-layang = =½xd1xd2 =½x10cmx20cm =100cm2 Luas =(½xaxt)+(½xaxt) =(½x10cmx8cm)+(½x10cmx8cm) =40cm2+60cm2 =100cm2
|
1 |
Menuliskan satu langkah |
2 |
Menuliskan dua langkah |
||
3 |
Menuliskan dua langkah |
||
4 |
Menuliskan dua langkah mencari luas bangun datar dengan seluruh |
||
Skor Maksimum |
4 |
||
2 |
Luas Trapesium Sama Kaki = =½x jumlah sisi sejajarxt =½(18cm+12cm) x t = 360cm2 =½ x 30cm x t = 360cm2 = t = 360/15= t= 24 cm
|
1 |
Hanya menuliskan rumus |
2 |
Menuliskan rumus dan langkah yang salah. |
||
3 |
Menuliskan rumus dan |
||
4 |
Menuliskan rumus, langkah, dan jawaban dengan benar |
||
Skor Maksimum |
4 |
||
3 |
Vol kotak mainan besar =s x s x s = 18 cm x 18 cm x 18 cm =5832 cm3
Vol kotak mainan kecil = s x s x s = 6cm x 6 cm x 6 cm =216 cm3
Terdapat 27 buah kotak mainan kecil, jumlah keseluruhan |
1 |
Hanya menuliskan rumus dari kotak besar dan kotak kecil. |
2 |
Menuliskan kedua rumus |
||
3 |
Menuliskan kedua rumus, |
||
4 |
Menuliskan kedua rumus, |
||
Skor Maksimum |
4 |
||
4 |
Vol kotak kado = s x s x s =21 cm x 21 cm x 21 cm = 9261 cm3
Vol kotak kayu = p x l x t = 9 cm x 7cm x 7 cm = 441 cm3 terdapat 21 buah kotak kayu maka jumlah keseluruhan volume Jadi, Volume kotak kado dan kotak kayu secara keseluruhan |
1 |
Hanya menuliskan |
2 |
Menuliskan kedua rumus dan langkah. |
||
3 |
Menuliskan kedua rumus, |
||
4 |
Menuliskan kedua rumus,
|
||
Skor Maksimum |
4 |
||
5 |
L Trapesium sisi depan dan belakang = 864 m2 Luas Trapesium sisi depan = Luas Trapesium sisi depan =½ x jumlah sisi sejajar x t =½ (30m + 21 m) x t = 432 m2 =½ x 54 m x t = 432 m2 t=
atau t=
Jadi, bagian yang belum diketahui adalah tinggi dari atap
|
1 |
Menuliskan jawaban dan |
2 |
Menuliskan jawaban akhir namun salah secara |
||
3 |
Menuliskan jawaban |
||
4 |
Menuliskan jawaban |
||
Skor Maksimum |
4 |
||
6 |
Luas layang-layang =½ x d1 x d2 =½ x BOD=Dox 2) x (CO+(FO-FE) =½ x (BOD =13cm x 2 cm
=½ x 26 cm x 36 cm = (13 cm + 36 cm) = 468 cm2
|
1 |
Mencantumkan rumus dan tidak dapat mengisi |
2 |
Mencantumkan rumus dan dapat mengisi kekosongan dari rumus |
||
3 |
Mencantumkan rumus dan dapat mengisi kekosongan dari rumus |
||
4 |
Mencantumkan rumus dan dapat mengisi kekosongan rumus yang rumpang dengan benar dan dapat menyelesaikan perhitungan luas. |
||
Skor Maksimum |
4 |
||
7 |
Vol tempat makan = s x s x s = 24 cm x 24 cm x 24 cm =13824 cm3 Vol. 1 keju = s x s x s = 3 cm x 3 cm x 3 cm = 27 cm3
Jumlah keju :
atau
Jumlah keju :
Jumlah Keju :
Jumlah keju = 8 cm x 8 cm x 8 cm
Jumlah keju = 512 keju
Jadi, jumlah keju yang bisa dimasukkan ke dalam tempat makan besar adalah 512 keju. |
1 |
Tidak menuliskan ataupun menuliskan rumus, menuliskan langkah jawaban
sesuai dengan kunci jawaban |
2 |
Tidak menuliskan ataupun |
||
3 |
Tidak menuliskan ataupun |
||
4 |
Tidak menuliskan atau menuliskan rumus bangun ruang yang digunakan,
menuliskan langkah jawaban sesuai dengan |
||
Skor Maksimum |
4 |
||
8 |
Luas layang-layang =½xd1xd2 =½ x 25 cm x d2 = 250 cm2 =d2= =d2=20cm
Luas Kertas = 80 cm x 70 cm = 5600 cm2
Kertas yang digunakan untuk membuat layang-layang sebanyak = 250cm2 x 2 = 750 cm2
Jadi, ukuran diagonal yang digunakan adalah 25 cm dan 20cm, kertas yang digunakan untuk membuat layang – layang seluas 750 cm2 |
1 |
Tidak ataupun menuliskan |
2 |
Tidak ataupun menuliskan |
||
3 |
Tidak ataupun menuliskan |
||
4 |
Tidak ataupun menuliskan |
||
Skor Maksimum |
4 |
||
9 |
L atap rumah = 198cm2 L trapesium sisi depan = =½ x jumlah sisi sejajar x t =½(12cm+(10cm+12cm+10cm))xt =198cm2 =t= t=9 cm
|
1 |
Mencantumkan rumus namun tidak dapat mengisi yang rumpang dan tidak menyelesaikan langkah jawaban |
2 |
Mencantumkan rumus dan |
||
3 |
Mencantumkan rumus dan |
||
4 |
Mencantumkan rumus dan |
||
Skor Maksimum |
4 |
||
10 |
Vol keranjang =p x l x t =px10cmx15cm=1500cc=1500cm3 =p = = p = 10 cm
Jadi, ukuran keranjang adalah 10cm x 10cm x 15cm dan
|
1 |
Menuliskan langkah jawaban dengan beberapa keliruan (walaupun tidak
runtut) dan tidak bisa |
2 |
Menuliskan langkah jawabann dengan beberapa kekeliruan (walaupun
tidak runtut), |
||
3 |
Menuliskan langkah jawaban dengan benar (walaupun tidak runtut), mampu menentukan kriteria yang sesuai, dan tidak menuliskan alasan mengapa memilih jawaban tersebut |
||
4 |
Menuliskan langkah jawaban dengan benar (walaupun tidak runtut),
mampu menentukan kriteria yang sesuai, dan menuliskan alasan |
||
Skor Maksimum |
4 |
||
11 |
Vol kardus = = s x s x s = 15cm x 15cm x 15cm = 3375 cm3
Vol kotak sabun = p x l x t = 15cm x 3cm x 5cm = 225cm3
= 225cm3 x 15 kotak = 3375 cm3
Jadi, cara menghitung yang lebih cepat adalah dengan langsung |
1 |
Menuliskan perhitungan volume dengan salah satu rumus saja, tidak
mampu |
2 |
Menuliskan perhitungan |
||
3 |
Menuliskan perhitungan |
||
4 |
Menuliskan perhitungan volume dengan menggunakan kedua rumus, mampu menentukan perhitungan volume dengan benar, dan mampu menentukan cara yang lebih cepat |
||
Skor Maksimum |
4 |
||
12 |
Vol cetakan cokelat = p x l x t = 10cm x 10cm x 15cm = 1500cm3
Vol gelas = = p x l x t = 5cm x 5cm x 15cm = 375 cm3
Arum memasukan cokelat sebanyak 3 gelas, = 375 cm3 x 3 = 1125cm3 cetakan bisa dimasukkan cokelat lagi yaitu sebanyak = 1500cm3-1125cm3= 375 cm3 atau sama dengan satu gelas penuh. |
1 |
Menuliskan langkah dan jawaban tidak sampai |
2 |
Menuliskan langkah dan |
||
3 |
Menuliskan langkah dan |
||
4 |
Menuliskan langkah dan |
||
Skor Maksimum |
4 |
||
13 |
Luas Segitiga Kecil = (½ x a x t) = (½ x 10cm x 7cm) = 35cm2 Besar= (½ x a x t) = (½ x 10cm x 15cm) = 75cm2
Luas 2 segitiga = 110 cm2
Luas layang-layang =½xd1xd2 = ½ x 10cm x 22cm = 110cm2
Jadi, cara menghitung luas lebih singkat menggunakan rumus
|
1 |
Menuliskan salah satu |
2 |
Menuliskan kedua rumus |
||
3 |
Menuliskan kedua rumus |
||
4 |
Menuliskan kedua rumus dan
langkah jawaban |
||
Skor Maksimum |
4 |
||
14 |
Vol Dadu = = s x s x s = 2cm x 2cm x 2cm = 8cm3 Jumlah dadu ada 125 maka jumlah keseluruhan volume dadu yang ada 8cm3x 125 = 1000cm3
Vol kotak mainan = p x l x t = 12cm x 11cm x 13cm = 1716 cm3
Jadi sisa ruang dari kotak mainan = 1716cm3 – 1000cm3= 716 cm3
|
1 |
Menuliskan langkah dan |
2 |
Menuliskan langkah dan |
||
3 |
Menuliskan langkah dan |
||
4 |
Menuliskan langkah dan |
||
|
Skor Maksimum |
4 |
|
15 |
Luas Trapesium = ½ x jumlah sisi sejajar x t =½ xjumlah sisi sejajar x 18cm = 450cm2 =js = =js= 50cm Jumlah sisi sejajar adalah = a+b = 50cm 28cm + 22cm = 50cm Jadi ukuran b adalah sisi yang akan digunakan, |
1 |
Menuliskan langkah jawaban dengan beberapa kesalahan, tidak mampu menemukan yang diperlukan untuk rumus, dan tidak mampu menentukan bagian yang akan digunakan |
2 |
Menuliskan langkah jawaban dengan beberapa kesalahan, mampu menemukan yang diperlukan untuk rumus, dan tidak mampu menentukan bagian yang akan digunakan |
||
3 |
Menuliskan langkah jawaban dengan benar (walaupun tidak runtut), mampu menemukan yang diperlukan untuk rumus, dan tidak mampu menentukan bagian yang akan digunakan |
||
4 |
Menuliskan langkah jawaban dengan benar |
||
Skor Maksimum |
4 |
||
Nilai Akhir = Nb: Skor 0 jika hanya menuliskan jawaban |
Lampiran 12
DATA UJICOBA TES HASIL BELAJAR SISWA
Resp |
Butir Soal |
Jml |
||||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
13 |
14 |
15 |
||
1 |
2 |
4 |
3 |
2 |
1 |
2 |
3 |
4 |
3 |
2 |
4 |
3 |
2 |
2 |
3 |
40 |
2 |
3 |
1 |
2 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
1 |
3 |
2 |
4 |
2 |
3 |
2 |
36 |
3 |
3 |
3 |
4 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
4 |
45 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
3 |
1 |
2 |
1 |
2 |
34 |
5 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
2 |
4 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
40 |
6 |
4 |
3 |
3 |
1 |
4 |
4 |
4 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
4 |
2 |
3 |
45 |
7 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
1 |
3 |
2 |
2 |
3 |
4 |
3 |
39 |
8 |
3 |
4 |
3 |
3 |
2 |
3 |
4 |
5 |
3 |
2 |
3 |
4 |
2 |
3 |
2 |
46 |
9 |
4 |
3 |
2 |
4 |
3 |
2 |
2 |
1 |
2 |
3 |
3 |
2 |
4 |
3 |
2 |
40 |
10 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
4 |
3 |
2 |
3 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
41 |
11 |
3 |
4 |
3 |
1 |
3 |
4 |
2 |
2 |
3 |
3 |
1 |
2 |
3 |
2 |
3 |
39 |
12 |
3 |
4 |
3 |
2 |
1 |
3 |
4 |
3 |
2 |
4 |
4 |
3 |
3 |
2 |
3 |
44 |
13 |
4 |
4 |
3 |
4 |
2 |
4 |
3 |
3 |
2 |
1 |
3 |
3 |
2 |
4 |
3 |
45 |
14 |
2 |
4 |
2 |
3 |
4 |
3 |
4 |
3 |
3 |
2 |
3 |
1 |
4 |
2 |
2 |
42 |
15 |
2 |
4 |
3 |
2 |
1 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
4 |
2 |
3 |
39 |
16 |
4 |
3 |
2 |
4 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
41 |
17 |
2 |
1 |
2 |
3 |
3 |
2 |
4 |
3 |
2 |
3 |
4 |
3 |
2 |
1 |
3 |
38 |
18 |
3 |
3 |
2 |
1 |
3 |
3 |
2 |
4 |
3 |
4 |
3 |
1 |
3 |
4 |
3 |
42 |
19 |
4 |
4 |
3 |
4 |
2 |
4 |
3 |
3 |
2 |
1 |
1 |
2 |
3 |
4 |
3 |
43 |
20 |
2 |
4 |
2 |
3 |
4 |
3 |
4 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
1 |
41 |
21 |
2 |
4 |
3 |
2 |
1 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
39 |
22 |
4 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
4 |
3 |
2 |
1 |
3 |
4 |
3 |
43 |
23 |
3 |
3 |
2 |
3 |
4 |
2 |
3 |
4 |
4 |
3 |
4 |
2 |
4 |
3 |
3 |
47 |
24 |
1 |
3 |
2 |
2 |
3 |
4 |
3 |
2 |
4 |
2 |
3 |
4 |
3 |
4 |
3 |
43 |
25 |
3 |
2 |
3 |
4 |
2 |
3 |
2 |
2 |
4 |
3 |
2 |
1 |
2 |
3 |
2 |
38 |
26 |
2 |
3 |
3 |
2 |
4 |
3 |
2 |
4 |
3 |
2 |
4 |
3 |
2 |
2 |
3 |
42 |
27 |
2 |
3 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
2 |
1 |
2 |
3 |
3 |
2 |
4 |
3 |
38 |
28 |
3 |
3 |
1 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
2 |
1 |
3 |
3 |
2 |
4 |
38 |
29 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
1 |
3 |
4 |
3 |
2 |
1 |
3 |
38 |
30 |
3 |
4 |
3 |
3 |
2 |
3 |
4 |
5 |
3 |
4 |
3 |
1 |
3 |
4 |
4 |
49 |
31 |
4 |
3 |
2 |
4 |
3 |
2 |
2 |
1 |
2 |
1 |
1 |
2 |
3 |
4 |
3 |
37 |
32 |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
4 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
1 |
38 |
33 |
3 |
4 |
3 |
1 |
3 |
4 |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
42 |
34 |
3 |
4 |
3 |
2 |
1 |
3 |
4 |
3 |
2 |
3 |
2 |
1 |
3 |
4 |
3 |
41 |
35 |
4 |
4 |
3 |
4 |
2 |
4 |
3 |
3 |
2 |
3 |
4 |
2 |
4 |
3 |
3 |
48 |
36 |
2 |
4 |
2 |
3 |
4 |
3 |
4 |
3 |
3 |
2 |
3 |
4 |
3 |
4 |
3 |
47 |
37 |
2 |
4 |
3 |
2 |
1 |
2 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
1 |
2 |
3 |
2 |
35 |
38 |
4 |
3 |
2 |
4 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
4 |
3 |
2 |
2 |
3 |
41 |
39 |
3 |
3 |
2 |
3 |
4 |
2 |
3 |
2 |
4 |
2 |
3 |
4 |
3 |
4 |
3 |
45 |
40 |
1 |
3 |
2 |
2 |
3 |
4 |
3 |
2 |
4 |
3 |
2 |
1 |
2 |
3 |
2 |
37 |
41 |
3 |
2 |
3 |
4 |
2 |
3 |
2 |
4 |
3 |
2 |
4 |
3 |
2 |
2 |
3 |
42 |
42 |
2 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
1 |
2 |
3 |
3 |
2 |
4 |
3 |
38 |
43 |
2 |
3 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
3 |
3 |
2 |
1 |
3 |
3 |
2 |
4 |
39 |
Lampiran 13
DATA UJICOBA ANGKET GAYA BELAJAR SISWA
Lampiran 14
HASIL UJICOBA VALIDASI INSTRUMEN
1. Ujicoba Validasi Tes Hasil Belajar
2. Ujicoba validasi gaya belajar
Lampiran 15
HASIL UJICOBA REABILITAS INSTRUMEN
1. Tes Hasil Belajar
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
,632 |
15 |
2. Angket Gaya Belajar Siswa
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
,718 |
30 |
Lampiran 16
HASIL TINGKAT KESUKARAN SOAL DAN DAYA PEMBEDA
UJICOBA INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SISWA
1. Tingkat Kesukaran Soal
2. N |
Valid |
43 |
43 |
43 |
43 |
43 |
43 |
43 |
43 |
43 |
43 |
43 |
43 |
43 |
43 |
43 |
Missing |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
|
Mean |
0,2442 |
0,2163 |
0,5814 |
0,1907 |
0,6047 |
0,7907 |
0,3535 |
0,2442 |
0,2512 |
0,1581 |
0,3209 |
0,2581 |
0,1279 |
0,1907 |
0,1140 |
3. Daya Pembeda
No Item Soal |
rhitung |
Keputusan |
1 |
0.309 |
Daya beda cukup |
2 |
0.608 |
Daya beda baik |
3 |
0.311 |
Daya beda cukup |
4 |
0.845 |
Daya beda baik sekali |
5 |
0.317 |
Daya beda cukup |
6 |
0.326 |
Daya beda cukup |
7 |
0.413 |
Daya beda baik |
8 |
0.601 |
Daya beda baik |
9 |
0.403 |
Daya beda baik |
10 |
0.373 |
Daya beda cukup |
11 |
0.388 |
Daya beda cukup |
12 |
0.421 |
Daya beda baik |
13 |
0.308 |
Daya beda cukup |
14 |
0.022 |
Daya beda jelek |
15 |
0.327 |
Daya beda cukup |
Lampiran 17
DATA TES HASIL BELAJAR SISWA
1 PreTest Kelas Eksperimen
Skor Pretest Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Resp |
Total Skor |
1 |
33 |
2 |
30 |
3 |
32 |
4 |
30 |
5 |
35 |
6 |
35 |
7 |
33 |
8 |
39 |
9 |
35 |
10 |
36 |
11 |
34 |
12 |
40 |
13 |
36 |
14 |
34 |
15 |
32 |
16 |
36 |
17 |
32 |
18 |
30 |
19 |
32 |
20 |
38 |
21 |
33 |
22 |
37 |
23 |
36 |
24 |
33 |
25 |
32 |
26 |
39 |
27 |
29 |
28 |
33 |
29 |
31 |
30 |
37 |
31 |
28 |
32 |
34 |
33 |
34 |
34 |
31 |
35 |
36 |
36 |
36 |
37 |
31 |
∑=1252 |
|
Min= 28 |
|
Max=40 |
|
Mean=33,837 |
|
Std.Deviation=2,920 |
|
Variance = 8,529 |
2 Pretest Kelas Kontrol
Skor Pretest Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
Resp |
Total Skor |
1 |
26 |
2 |
28 |
3 |
27 |
4 |
21 |
5 |
28 |
6 |
25 |
7 |
24 |
8 |
25 |
9 |
27 |
10 |
24 |
11 |
25 |
12 |
29 |
13 |
28 |
14 |
29 |
15 |
29 |
16 |
27 |
17 |
27 |
18 |
27 |
19 |
26 |
20 |
27 |
21 |
28 |
22 |
28 |
23 |
28 |
24 |
25 |
25 |
25 |
26 |
28 |
27 |
22 |
28 |
21 |
29 |
29 |
30 |
30 |
31 |
24 |
32 |
30 |
33 |
30 |
34 |
27 |
35 |
29 |
36 |
38 |
37 |
27 |
∑=998 |
|
Min= 21 |
|
Max=38 |
|
Mean=26,973 |
|
Std.Deviation=2,985 |
|
Variance = 8,916 |
3 PostTest Kelas Eksperimen
Skor Posttest Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Resp |
Total Skor |
1 |
42 |
2 |
40 |
3 |
45 |
4 |
45 |
5 |
43 |
6 |
48 |
7 |
43 |
8 |
47 |
9 |
44 |
10 |
45 |
11 |
42 |
12 |
45 |
13 |
47 |
14 |
47 |
15 |
41 |
16 |
44 |
17 |
42 |
18 |
44 |
19 |
43 |
20 |
43 |
21 |
41 |
22 |
44 |
23 |
44 |
24 |
44 |
25 |
39 |
26 |
44 |
27 |
40 |
28 |
40 |
29 |
43 |
30 |
46 |
31 |
38 |
32 |
41 |
33 |
44 |
34 |
42 |
35 |
47 |
36 |
47 |
37 |
40 |
∑=1604 |
|
Min= 38 |
|
Max=48 |
|
Mean=43,351 |
|
Std.Deviation=2,5079 |
|
Variance = 6,290 |
4 PostTest Kelas Kontrol
Skor Posttest Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
Resp |
Total Skor |
1 |
29 |
2 |
32 |
3 |
32 |
4 |
30 |
5 |
35 |
6 |
31 |
7 |
26 |
8 |
30 |
9 |
32 |
10 |
27 |
11 |
28 |
12 |
31 |
13 |
31 |
14 |
32 |
15 |
32 |
16 |
35 |
17 |
27 |
18 |
29 |
19 |
30 |
20 |
30 |
21 |
31 |
22 |
31 |
23 |
31 |
24 |
31 |
25 |
27 |
26 |
32 |
27 |
25 |
28 |
24 |
29 |
30 |
30 |
33 |
31 |
28 |
32 |
34 |
33 |
34 |
34 |
34 |
35 |
32 |
36 |
42 |
37 |
34 |
∑=1142 |
|
Min= 24 |
|
Max=42 |
|
Mean=30,864 |
|
Std.Deviation=3,284 |
|
Variance = 10,787 |
Lampiran 18
DATA HASIL PENELITIAN GAYA BELAJAR SISWA
1 Kelas Eksperimen
Hasil Skor Angket Gaya Belajar Siswa Kelas Eksperimen
No Resp |
Total Skor |
% Skor |
Keputusan |
1 |
86 |
76,79 |
Analitik |
2 |
82 |
73,21 |
Global |
3 |
89 |
79,46 |
Analitik |
4 |
70 |
62,50 |
Global |
5 |
76 |
67,86 |
Global |
6 |
95 |
84,82 |
Analitik |
7 |
87 |
77,68 |
Analitik |
8 |
92 |
82,14 |
Analitik |
9 |
86 |
76,79 |
Analitik |
10 |
96 |
85,71 |
Analitik |
11 |
72 |
64,29 |
Global |
12 |
99 |
88,39 |
Analitik |
13 |
93 |
83,04 |
Analitik |
14 |
88 |
78,57 |
Analitik |
15 |
87 |
77,68 |
Analitik |
16 |
96 |
85,71 |
Analitik |
17 |
68 |
60,71 |
Global |
18 |
88 |
78,57 |
Analitik |
19 |
96 |
85,71 |
Analitik |
20 |
76 |
67,86 |
Global |
21 |
80 |
71,43 |
Global |
22 |
85 |
75,89 |
Global |
23 |
93 |
83,04 |
Analitik |
24 |
77 |
68,75 |
Global |
25 |
77 |
68,75 |
Global |
26 |
96 |
85,71 |
Analitik |
27 |
74 |
66,07 |
Global |
28 |
71 |
63,39 |
Global |
29 |
93 |
83,04 |
Analitik |
30 |
97 |
86,61 |
Analitik |
31 |
74 |
66,07 |
Global |
32 |
74 |
66,07 |
Global |
33 |
88 |
78,57 |
Analitik |
34 |
77 |
68,75 |
Global |
35 |
87 |
77,68 |
Analitik |
36 |
81 |
72,32 |
Global |
37 |
70 |
62,50 |
Global |
Siswa dengan gaya belajar Analitik: 1,3,6,7,8,9,10,12,13,14,15,16,18,19,23,26,29,30,33,35 |
|||
Siswa dengan gaya belajar Global ; 2,4,5,11,17,20,21,22,24,25,27,28,31,32,34,36,37 |
Hasil Skor Angket Gaya Belajar Analitik Siswa Kelas Eksperimen
No Resp |
skor Angket |
1 |
86 |
3 |
89 |
6 |
95 |
7 |
87 |
8 |
92 |
9 |
86 |
10 |
96 |
12 |
99 |
13 |
93 |
14 |
88 |
15 |
87 |
16 |
96 |
18 |
88 |
19 |
96 |
23 |
93 |
26 |
96 |
29 |
93 |
30 |
97 |
33 |
88 |
35 |
87 |
∑=1832 |
|
Min= 86 |
|
Max=99 |
|
Mean=91,600 |
|
Std Deviasi=4,296 |
|
Varians=18,463 |
Hasil Skor Angket Gaya Belajar Global Siswa Kelas Eksperimen
No Resp |
Skor Angket |
2 |
82 |
4 |
70 |
5 |
76 |
11 |
72 |
17 |
68 |
20 |
76 |
21 |
80 |
22 |
85 |
24 |
77 |
25 |
77 |
27 |
74 |
28 |
71 |
31 |
74 |
32 |
74 |
34 |
77 |
36 |
81 |
37 |
70 |
∑=1284 |
|
Min= 68 |
|
Max=85 |
|
Mean=75,529 |
|
Std Deviasi=4,651 |
|
Varians=21,640 |
2 Kelas Kontrol
Hasil Skor Angket Gaya Belajar Siswa Kelas Kontrol
No Resp |
Total Skor |
% Skor |
Keputusan |
1 |
92 |
82,14 |
Analitik |
2 |
92 |
82,14 |
Analitik |
3 |
92 |
82,14 |
Analitik |
4 |
96 |
85,71 |
Analitik |
5 |
94 |
83,93 |
Analitik |
6 |
92 |
82,14 |
Analitik |
7 |
89 |
79,46 |
Analitik |
8 |
91 |
81,25 |
Analitik |
9 |
91 |
81,25 |
Analitik |
10 |
87 |
77,68 |
Analitik |
11 |
86 |
76,79 |
Analitik |
12 |
90 |
80,36 |
Analitik |
13 |
85 |
75,89 |
Global |
14 |
93 |
83,04 |
Analitik |
15 |
90 |
80,36 |
Analitik |
16 |
94 |
83,93 |
Analitik |
17 |
95 |
84,82 |
Analitik |
18 |
100 |
89,29 |
Analitik |
19 |
96 |
85,71 |
Analitik |
20 |
94 |
83,93 |
Analitik |
21 |
80 |
71,43 |
Global |
22 |
85 |
75,89 |
Global |
23 |
78 |
69,64 |
Global |
24 |
77 |
68,75 |
Global |
25 |
77 |
68,75 |
Global |
26 |
76 |
67,86 |
Global |
27 |
74 |
66,07 |
Global |
28 |
71 |
63,39 |
Global |
29 |
71 |
63,39 |
Global |
30 |
82 |
73,21 |
Global |
31 |
74 |
66,07 |
Global |
32 |
74 |
66,07 |
Global |
33 |
76 |
67,86 |
Global |
34 |
77 |
68,75 |
Global |
35 |
87 |
77,68 |
Analitik |
36 |
81 |
72,32 |
Global |
37 |
70 |
62,50 |
Global |
Siswa dengan gaya belajar Analitik: 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16,17,18,19,20,35 |
|||
Siswa dengan gaya belajar Global ; 13,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,36,37 |
Hasil Skor Angket Gaya Belajar Analitik Siswa Kelas Kontrol
No Resp |
Skor |
1 |
92 |
2 |
92 |
3 |
92 |
4 |
96 |
5 |
94 |
6 |
92 |
7 |
89 |
8 |
91 |
9 |
91 |
10 |
87 |
11 |
86 |
12 |
90 |
14 |
93 |
15 |
90 |
16 |
94 |
17 |
95 |
18 |
100 |
19 |
96 |
20 |
94 |
35 |
87 |
1841 |
|
Min= 86 |
|
Max=100 |
|
Mean=92,050 |
|
Std Deviasi=3,4255 |
|
Varians=11,734 |
Hasil Skor Angket Gaya Belajar Global Siswa Kelas Kontrol
No Resp |
Skor |
13 |
85 |
21 |
80 |
22 |
85 |
23 |
78 |
24 |
77 |
25 |
77 |
26 |
76 |
27 |
74 |
28 |
71 |
29 |
71 |
30 |
82 |
31 |
74 |
32 |
74 |
33 |
76 |
34 |
77 |
36 |
81 |
37 |
70 |
∑=1308 |
|
Min= 70 |
|
Max=85 |
|
Mean=76,9412 |
|
Std Deviasi=4,5341 |
|
Varians=20,559 |
Lampiran 19
UJI PRASYARAT ANALISIS
1 Uji Deskriptif Statistik
a. Pretest kelas Eksperimen
Descriptive Statistics |
||||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
Variance |
Eksperimen |
37 |
28,00 |
40,00 |
33,8378 |
2,92036 |
8,529 |
Valid N (listwise) |
37 |
|
|
|
|
|
b. Pre Test kelas Kontrol
Descriptive Statistics |
||||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
Variance |
Kontrol |
37 |
21,00 |
38,00 |
26,9730 |
2,98595 |
8,916 |
Valid N (listwise) |
37 |
|
|
|
|
|
c. Post Test Eksperimen
Descriptive Statistics |
||||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
Variance |
Eksperimen |
37 |
38,00 |
48,00 |
43,3514 |
2,50795 |
6,290 |
Valid N (listwise) |
37 |
|
|
|
|
|
d. Postest kelas Kontrol
Descriptive Statistics |
||||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
Variance |
Kontrol |
37 |
24,00 |
42,00 |
30,8649 |
3,28432 |
10,787 |
Valid N (listwise) |
37 |
|
|
|
|
|
e. Gaya Belajar
Descriptive Statistics |
||||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
Variance |
EksperimenAnalitik |
20 |
86,00 |
99,00 |
91,6000 |
4,29688 |
18,463 |
Valid N (listwise) |
20 |
|
|
|
|
|
Descriptive Statistics |
||||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
Variance |
Eksperimenglobal |
17 |
68,00 |
85,00 |
75,5294 |
4,65185 |
21,640 |
Valid N (listwise) |
17 |
|
|
|
|
|
2 Uji Normalitas
Tests of Normality |
|||||||
|
Kelas |
Kolmogorov-Smirnova |
Shapiro-Wilk |
||||
|
Statistic |
df |
Sig. |
Statistic |
df |
Sig. |
|
Hasil Belajar |
Eksperimen |
.116 |
37 |
.200* |
.966 |
37 |
.321 |
Kontrol |
.149 |
37 |
.068 |
.937 |
37 |
.066 |
|
*. This is a lower bound of the true significance. |
|||||||
a. Lilliefors Significance Correction |
Tests of Normality |
|||||||
|
Kelas |
Kolmogorov-Smirnova |
Shapiro-Wilk |
||||
|
|
Statistic |
df |
Sig. |
Statistic |
df |
Sig. |
Gaya Belajar |
Eksperimen |
.148 |
37 |
.089 |
.931 |
37 |
.065 |
|
Kontrol |
.134 |
37 |
.091 |
.938 |
37 |
.040 |
a. Lilliefors Significance Correction |
3 Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances |
|||
Hasil Belajar |
|||
Levene Statistic |
df1 |
df2 |
Sig. |
.469 |
1 |
72 |
.495 |
Test of Homogeneity of Variances |
|||
Gaya Belajar |
|||
Levene Statistic |
df1 |
df2 |
Sig. |
.287 |
1 |
72 |
.593 |
Lampiran 20
ANALISIS HIPOTESIS
1. Skor Posttest Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Resp |
Skor |
Y1X1 |
Resp |
Skor |
Y1X2 |
|
1 |
42 |
1764 |
1 |
29 |
841 |
|
2 |
40 |
1600 |
2 |
32 |
1024 |
|
3 |
45 |
2025 |
3 |
32 |
1024 |
|
4 |
45 |
2025 |
4 |
30 |
900 |
|
5 |
43 |
1849 |
5 |
35 |
1225 |
|
6 |
48 |
2304 |
6 |
31 |
961 |
|
7 |
43 |
1849 |
7 |
26 |
676 |
|
8 |
47 |
2209 |
8 |
30 |
900 |
|
9 |
44 |
1936 |
9 |
32 |
1024 |
|
10 |
45 |
2025 |
10 |
27 |
729 |
|
11 |
42 |
1764 |
11 |
28 |
784 |
|
12 |
45 |
2025 |
12 |
31 |
961 |
|
13 |
47 |
2209 |
13 |
31 |
961 |
|
14 |
47 |
2209 |
14 |
32 |
1024 |
|
15 |
41 |
1681 |
15 |
32 |
1024 |
|
16 |
44 |
1936 |
16 |
35 |
1225 |
|
17 |
42 |
1764 |
17 |
27 |
729 |
|
18 |
44 |
1936 |
18 |
29 |
841 |
|
19 |
43 |
1849 |
19 |
30 |
900 |
|
20 |
43 |
1849 |
20 |
30 |
900 |
|
21 |
41 |
1681 |
21 |
31 |
961 |
|
22 |
44 |
1936 |
22 |
31 |
961 |
|
23 |
44 |
1936 |
23 |
31 |
961 |
|
24 |
44 |
1936 |
24 |
31 |
961 |
|
25 |
39 |
1521 |
25 |
27 |
729 |
|
26 |
44 |
1936 |
26 |
32 |
1024 |
|
27 |
40 |
1600 |
27 |
25 |
625 |
|
28 |
40 |
1600 |
28 |
24 |
576 |
|
29 |
43 |
1849 |
29 |
30 |
900 |
|
30 |
46 |
2116 |
30 |
33 |
1089 |
|
31 |
38 |
1444 |
31 |
28 |
784 |
|
32 |
41 |
1681 |
32 |
34 |
1156 |
|
33 |
44 |
1936 |
33 |
34 |
1156 |
|
34 |
42 |
1764 |
34 |
34 |
1156 |
|
35 |
47 |
2209 |
35 |
32 |
1024 |
|
36 |
47 |
2209 |
36 |
42 |
1764 |
|
37 |
40 |
1600 |
37 |
34 |
1156 |
|
Mean |
44,00 |
69762 |
Mean |
31,00 |
35636 |
|
SD |
2,473822037 |
SD |
3,239637635 |
|||
Varians |
6,28978979 |
Varians |
10,78678679 |
2. Skor Gaya Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No resp |
Skor |
Y2X1 |
No Resp |
Skor |
Y2X2 |
1 |
86 |
7396 |
1 |
92 |
8464 |
2 |
82 |
6724 |
2 |
92 |
8464 |
3 |
89 |
7921 |
3 |
92 |
8464 |
4 |
70 |
4900 |
4 |
96 |
9216 |
5 |
76 |
5776 |
5 |
94 |
8836 |
6 |
95 |
9025 |
6 |
92 |
8464 |
7 |
87 |
7569 |
7 |
89 |
7921 |
8 |
92 |
8464 |
8 |
91 |
8281 |
9 |
86 |
7396 |
9 |
91 |
8281 |
10 |
96 |
9216 |
10 |
87 |
7569 |
11 |
72 |
5184 |
11 |
86 |
7396 |
12 |
99 |
9801 |
12 |
90 |
8100 |
13 |
93 |
8649 |
13 |
85 |
7225 |
14 |
88 |
7744 |
14 |
93 |
8649 |
15 |
87 |
7569 |
15 |
90 |
8100 |
16 |
96 |
9216 |
16 |
94 |
8836 |
17 |
68 |
4624 |
17 |
95 |
9025 |
18 |
88 |
7744 |
18 |
100 |
10000 |
19 |
96 |
9216 |
19 |
96 |
9216 |
20 |
76 |
5776 |
20 |
94 |
8836 |
21 |
80 |
6400 |
21 |
80 |
6400 |
22 |
85 |
7225 |
22 |
85 |
7225 |
23 |
93 |
8649 |
23 |
78 |
6084 |
24 |
77 |
5929 |
24 |
77 |
5929 |
25 |
77 |
5929 |
25 |
77 |
5929 |
26 |
96 |
9216 |
26 |
76 |
5776 |
27 |
74 |
5476 |
27 |
74 |
5476 |
28 |
71 |
5041 |
28 |
71 |
5041 |
29 |
93 |
8649 |
29 |
71 |
5041 |
30 |
97 |
9409 |
30 |
82 |
6724 |
31 |
74 |
5476 |
31 |
74 |
5476 |
32 |
74 |
5476 |
32 |
74 |
5476 |
33 |
88 |
7744 |
33 |
76 |
5776 |
34 |
77 |
5929 |
34 |
77 |
5929 |
35 |
87 |
7569 |
35 |
87 |
7569 |
36 |
81 |
6561 |
36 |
81 |
6561 |
37 |
70 |
4900 |
37 |
70 |
4900 |
∑ |
3116 |
265488 |
∑ |
3149 |
270655 |
Mean |
86 |
mean |
87 |
||
SD |
9,109351106 |
SD |
8,462265315 |
||
Var |
82,98027757 |
Var |
71,60993426 |
Sumber Statistik |
X1 |
X2 |
Jumlah |
|||
Y1 |
n |
37 |
n |
37 |
n |
74 |
∑Y1X1 |
1604 |
∑Y1X2 |
1142 |
∑Y1 |
2746 |
|
Mean |
44 |
Mean |
31 |
Mean |
59,5 |
|
St dev |
2,473 |
St dev |
3,239 |
St dev |
4,0925 |
|
Var |
6,289 |
Var |
10,786 |
Var |
11,682 |
|
∑(Y1X1)2 |
69762 |
∑(Y1X2)2 |
35636 |
∑(Y1)2 |
105398 |
|
Y2 |
n |
37 |
n |
37 |
n |
74 |
∑Y2X1 |
3116 |
∑Y2X2 |
3149 |
∑Y2 |
6265 |
|
Mean |
86 |
Mean |
87 |
Mean |
129,5 |
|
St dev |
9,109 |
St dev |
8,462 |
St dev |
13,34 |
|
Var |
82,98 |
Var |
71,609 |
Var |
118,785 |
|
∑(Y2X1)2 |
265488 |
∑(Y2X2)2 |
270655 |
∑(Y2)2 |
536143 |
|
Jumlah |
n |
74 |
n |
74 |
n |
108 |
∑X1 |
4720 |
∑X2 |
4291 |
∑YT |
9011 |
|
Mean |
87 |
Mean |
74,5 |
Mean |
124,25 |
|
St dev |
7,0275 |
St dev |
7,47 |
St dev |
10,7625 |
|
Var |
47,779 |
Var |
46,5905 |
Var |
71,0743 |
|
∑(X1)2 |
335250 |
∑(X2)2 |
306291 |
∑(X2) |
641541 |
Untuk Masing-masing Gaya Belajar
1. Kelas Eksperimen
Resp |
Analitik |
Y2X1 |
Res |
Global |
Y2X1 |
1 |
42 |
1764 |
2 |
40 |
1600 |
3 |
45 |
2025 |
4 |
45 |
2025 |
6 |
48 |
2304 |
5 |
43 |
1849 |
7 |
43 |
1849 |
11 |
42 |
1764 |
8 |
47 |
2209 |
17 |
42 |
1764 |
9 |
44 |
1936 |
20 |
43 |
1849 |
10 |
45 |
2025 |
21 |
41 |
1681 |
12 |
45 |
2025 |
22 |
44 |
1936 |
13 |
47 |
2209 |
24 |
39 |
1521 |
14 |
47 |
2209 |
25 |
39 |
1521 |
15 |
41 |
1681 |
27 |
40 |
1600 |
16 |
44 |
1936 |
28 |
40 |
1600 |
18 |
43 |
1849 |
31 |
38 |
1444 |
19 |
43 |
1849 |
32 |
41 |
1681 |
23 |
44 |
1936 |
34 |
42 |
1764 |
26 |
44 |
1936 |
36 |
47 |
2209 |
29 |
43 |
1849 |
37 |
40 |
1600 |
30 |
46 |
2116 |
|
|
|
33 |
44 |
1936 |
|
|
|
35 |
47 |
2209 |
|
|
|
∑ |
892 |
39852 |
∑ |
706 |
29408 |
Mean |
44 |
Mean |
41 |
||
SD |
1,854723699 |
SD |
2,278225498 |
||
Varians |
3,44 |
Varian |
5,190311419 |
2. Kelas Kontrol
No resp |
Analitik |
Y2X2 |
No resp |
Global |
Y2X2 |
1 |
29 |
841 |
2 |
32 |
1024 |
3 |
32 |
1024 |
4 |
30 |
900 |
6 |
31 |
961 |
5 |
35 |
1225 |
7 |
26 |
676 |
11 |
28 |
784 |
8 |
30 |
900 |
17 |
27 |
729 |
9 |
32 |
1024 |
20 |
30 |
900 |
10 |
27 |
729 |
21 |
31 |
961 |
12 |
31 |
961 |
22 |
31 |
961 |
13 |
31 |
961 |
24 |
31 |
961 |
14 |
32 |
1024 |
25 |
27 |
729 |
15 |
32 |
1024 |
27 |
25 |
625 |
16 |
35 |
1225 |
28 |
24 |
576 |
18 |
29 |
841 |
31 |
28 |
784 |
19 |
30 |
900 |
32 |
34 |
1156 |
23 |
31 |
961 |
34 |
34 |
1156 |
26 |
32 |
1024 |
36 |
42 |
1764 |
29 |
30 |
900 |
37 |
34 |
1156 |
30 |
33 |
1089 |
|
|
|
33 |
34 |
1156 |
|
|
|
35 |
32 |
1024 |
|
|
|
∑ |
619 |
19245 |
∑ |
523 |
16391 |
Mean |
31 |
Mean |
31 |
||
SD |
452,7493122 |
SD |
4,20824697 |
||
Var |
4,3475 |
Var |
17,70934256 |
Sumber Statistik |
X1 |
X2 |
Jumlah |
|||
Y2Analitik |
n |
20 |
n |
20 |
n |
40 |
∑Y2X1 |
892 |
∑Y2X2 |
619 |
∑Y2 |
1511 |
|
Mean |
44 |
Mean |
31 |
Mean |
59,5 |
|
St dev |
1,854 |
St dev |
452,7 |
St dev |
228,204 |
|
Var |
3,44 |
Var |
4,347 |
Var |
5,6135 |
|
∑(Y2X1)2 |
39852 |
∑(Y2X2)2 |
19245 |
∑(Y2)2 |
59097 |
|
Y2Global |
n |
17 |
n |
17 |
n |
34 |
∑Y2X1 |
706 |
∑Y2X2 |
523 |
∑Y2 |
1229 |
|
Mean |
11 |
Mean |
31 |
Mean |
26,5 |
|
St dev |
2,278 |
St dev |
4,208 |
St dev |
4,382 |
|
Var |
51,90 |
Var |
17,709 |
Var |
60,7545 |
|
∑(Y2X1)2 |
29408 |
∑(Y2X2)2 |
19391 |
∑(Y2)2 |
48799 |
|
Jumlah |
n |
37 |
n |
37 |
n |
74 |
∑X1 |
1598 |
∑X2 |
1142 |
∑YT |
2740 |
|
|
49,5 |
|
46,5 |
|
72,75 |
|
Mean |
2,993 |
Mean |
454,804 |
Mean |
230,395 |
|
St dev |
29,39 |
St dev |
13,2015 |
St dev |
35,9908 |
|
Var |
69260 |
Var |
38636 |
Var |
107896 |
|
∑(X1)2 |
1598 |
∑(X2)2 |
1142 |
∑(X2) |
1511 |
Uji Tukey Post Hock
Multiple Comparisons |
||||||
Dependent Variable: Hasil Belajar |
||||||
Tukey HSD |
||||||
(I) Posthock |
(J) Posthock |
Mean Difference (I-J) |
Std. Error |
Sig. |
95% Confidence Interval |
|
Lower Bound |
Upper Bound |
|||||
A1B1 |
A1B2 |
.00 |
.679 |
1.000 |
-1.77 |
1.77 |
A2B1 |
12.49* |
.679 |
.000 |
10.72 |
14.25 |
|
A2B2 |
12.49* |
.679 |
.000 |
10.72 |
14.25 |
|
A1B2 |
A1B1 |
.00 |
.679 |
1.000 |
-1.77 |
1.77 |
A2B1 |
12.49* |
.679 |
.000 |
10.72 |
14.25 |
|
A2B2 |
12.49* |
.679 |
.000 |
10.72 |
14.25 |
|
A2B1 |
A1B1 |
-12.49* |
.679 |
.000 |
-14.25 |
-10.72 |
A1B2 |
-12.49* |
.679 |
.000 |
-14.25 |
-10.72 |
|
A2B2 |
.00 |
.679 |
1.000 |
-1.77 |
1.77 |
|
A2B2 |
A1B1 |
-12.49* |
.679 |
.000 |
-14.25 |
-10.72 |
A1B2 |
-12.49* |
.679 |
.000 |
-14.25 |
-10.72 |
|
A2B1 |
.00 |
.679 |
1.000 |
-1.77 |
1.77 |
|
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 8.538. |
||||||
*. The mean difference is significant at the 0.05 level. |
Lampiran 21 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Nama Sekolah : ............................
Kelas/Semester : V / 2
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan)
Waktu Pelaksanaan : ................................
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) |
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) |
3.6 Menjelaskan dan menemukan luas bangun datar trapesium dan layang layang |
3.6.1 Menganalisis luas bangun datar trapesium dan layang layang 3.6.2 Mengidentifikasi luas bangun datar trapesium dan layang layang 3.6.3 Memahami luas bangun datar trapesium dan layang layang |
4.6 Membuat luas bangun datar trapesium dan layang layang |
4.6.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar trapesium dan layang layang 4.6.2 Menyajikan penyelesaian masalah yang terkait dengan luas bangun datar trapesium dan layang layang |
C. Materi Pembelajaran
Luas bangun datar trapesium dan layang layang
D. Sumber Belajar
1. Buku Guru & Buku Siswa Tema : Organ Tubuh Manusia dan Hewan Kelas V (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
2. Buku Petunjuk Guru Matematika Kelas V Revisi 2017
3. Modul/bahan ajar,
4. Internet,
5. Sumber lain yang relevan
6. Berbagai contoh bangun datar trapesium dan layang layang
E. Model, Metode dan Media Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Demonstrasi
3. Diskusi
4. Powerpoint
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
NO |
Kegiatan Belajar |
1 |
A. Kegiatan Awal 1. Guru memberi salam dan berdo’a bersama siswa 2. Guru memberi apersepsi tentang cara menghitung luas bangun datar trapesium dan layang layang 3. Guru memberikan penjelasan tentang cara menghitung luas bangun datar trapesium dan layang layang 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dicapai
|
2 |
B. Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati slide Power Point yang ditayangkan melalui LCD yang berisikan materi cara menghitung luas bangun datar trapesium dan layang layang serta mendengarkan penjelasan guru pada setiap point dari materi tersebut. 2. Siswa diminta mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami dan memberi tanggapan. Beberapa siswa diminta untuk menanggapi dari materi yang telah ditayangkan. 3. Siswa mengamati tayangan video tentang cara menghitung luas bangun datar trapesium dan layang layang. Beberapa siswa diminta untuk memberi tanggapan tehadap peristiwa yang terjadi pada video tersebut. Siswa diminta mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami, guru menjawabnya. 4. Siswa dibagi 3 kelompok diskusi dan ditugaskan untuk mendiskusikan cara menghitung luas bangun datar trapesium dan layang layang. 5. Guru mengamati dan memberi bimbingan jika kelompok yang mengalami kesulitan. 6. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kelompoknya. 7. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan memberi tanggapan dari presentasi kelompok temannya. 8. Guru memberikan saran pembetulan dari pekerjaan siswa/membahas soal yang dianggap sulit 9. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti dari apa yang sudah dipelajari 10. Melaksanakan kegiatan tes formatif akhir siklus
|
3 |
C. Kegiatan Akhir 1. Guru memberikan PR untuk dikerjakan siswa untuk pengambilan nilai 2. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang sudah dipelajari 3. Guru memberikan informasi materi pertemuan berikutnya 4. Melaksanakan kegiatan tes formatif akhir siklus
|
G. Penilaian
1. Teknik Penilaian
Tes tertulis dan observasi
2. Bentuk Instrumen
Tes tertulis, tes jawaban singkat
3. Soal/Instrumen (terlampir)
4. Kunci Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
5. Pedoman Penilaian
Tiap jawaban benar diberi skor : 10
Tiap jawaban salah diberi skor : 0
Jumlah Perolehan Skor
Nilai Akhir = ---------------------------------- x 10
Skor Maksimal
H. Tindak Lanjut
1. Untuk siswa yang memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan pengayaan
2. Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
Mengetahui ………………., …………….
Kepala Sekolah Peneliti
……………………. ……………………..
NIP. …………………. NIP. ………………
Untuk mendapatkan file lengkap, silahkan : klik DOWNLOAD atau hub. (WA) 081327121707 - (WA) 081327789201 terima kasih
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih