UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR BERHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS II SD NEGERI ................... SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Laporan ini Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501)
pada Program Studi S1 PGSD FKIP-UT
Oleh
...................
NIM. ...................
UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ ...................
2023
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Nama Mahasiswa : ...................
N I M : ...................
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SD Negeri ...................
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 (dua) siklus
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Siklus 1 : ……………………………….
……………………………….
Siklus 2 : ……………………………….
………………………………
Masalah yang menjadi fokus perbaikan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berhitung siswa pada pembelajaran matematika materi membandingkan 2 pecahan melalui penggunaan media gambar?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi membandingkan 2 pecahan melalui penggunaan media gambar?
|
..................., Mei 2023 |
Menyetujui Supervisor I
.................................... NID. .................. |
Mahasiswa,
................... NIM. ................... |
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
..................., Mei 2023
Yang membuat pernyataan,
...................
NIM. ...................
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT.yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pemantapan kemampuan professional ini.
Penyusunan laporan perbaikan pembelajaran ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, ijinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. …………………………..,, selaku Rektor Universitas Terbuka
2. …………………………..,, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
3. ………………………….., selaku Kepala UPBJJ-UT ................... yang telah memberikan ijin penelitian dan fasilitas dalam menempuh pendidikan di program S1 PGSD
4. ....................... selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing mahasiswa dengan sabar.
5. Kepala SD Negeri ................... beserta rekan-rekan guru yang telah memberi dorongan dan dukungan selama pelaksanaan kegiatan PKP;
6. Teman sejawat yang telah membantu dalam pengumpulan data;
7. Siswa-siswi kelas II SD Negeri ...................; dan
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu tersusunnya laporan ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga laporan ini dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran di sekolah dasar.
..................., Mei 2023
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL .......................................................................................... ....... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ...... ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ..... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. ...... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ..... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... .... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. .... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... ..... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ ...... 1
1. Identifikasi Masalah....................................................................... 3
2. Analisis Masalah ............................................................................ 3
3. Alternatif Pemecahan Masalah ...................................................... 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................... ...... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ................................................................................ ...... 7
B. Kerangka Berpikir....................................................................... 21
C. Hipotesis Tindakan .......................................................................... 23
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu........ 24
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran......................................... 25
C. Teknik Analisa Data ........................................................................ 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.......................... 32
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.................... 45
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan .................................................................................... .... 54
B. Saran dan Tindak Lanjut ............................................................ .... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas................... 24
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPA pada Kondisi Awal 33
Tabel 4.2 Rekapitulasi Keterampilan Berhitung Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA pada Kondisi Awal..................................................................................... 33
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPA pada Siklus I 36
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Berhitung Siswa Pembelajaran IPA pada Siklus I......................................................................... 37
Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPA i pada Siklus II 42
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Berhitung Siswa Pembelajaran IPA pada Siklus II...................................................................... 43
Tabel 4.7 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Kondisi awal, Siklus I dan Siklus II 45
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Berhitung Belajar Siswa pada Kondisi awal, Siklus I dan Siklus II............................................................ 49
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas.......................... 23
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2019:63)............. 25
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II 45
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa Pada Siklus I dan II 46
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Keterampilan berhitung Siswa Pada Siklus I dan II................................................................................................ 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 Surat Kesediaan Supervisor 2 Sebagai Pembimbing PKP
Lampiran 2 Perencanaan PTK (Fakta/Data Pembelajaran yang terjadi di kelas, Identifikasi Masalah, Analisis Masalah, Alternatif Pemecahan Masalah, dan Rumusan Masalah)
Lampiran 3 Berkas RPP Prasiklus, RPP Perbaikan Siklus I, RPP Perbaikan Siklus II
Lampiran 4 Lembar Hasil Tes Formatif, Lembar Observasi/Pengamatan Siswa dan Guru Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 5 Jurnal Pembimbingan / Kartu Kendali
Lampiran 6 Hasil Pekerjaan Siswa Terbaik dan Terburuk per Siklus
Lampiran 7 Foto Dokumentasi Kegiatan PKP
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR BERHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS II
SD NEGERI ................... SEMESTER 2
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
...................
NIM. ...................
ABSTRAK
Penelitian ini berangkat dari permasalahan yaitu rendahnya keterampilan kerhitung dan hasil belajar siswa membandingkan 2 pecahan. Subjek penelitian adalah siswa kelas II SD Negeri ................... sebanyak 29 siswa. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, dokumentasi, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan keterampilan berhitung dari 34,48% atau 10 siswa pada studi awal menjadi, 65,52% atau 19 siswa pada siklus I, meningkat menjadi 93,10% atau 27 siswa pada akhir siklus kedua, serta nilai rata-rata hasil belajar secara klasikal terus mengalami peningkatan dari 63,45 pada studi awal menjadi 73,10 pada siklus pertama, dan pada akhir siklus kedua menjadi 83,10, sedangkan ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan dimana pada studi awal hanya 8 orang siswa (27,59%) menjadi 51,72% atau 15 siswa, meningkat lagi menjadi 26 siswa atau 89,66% serta pada akhir siklus kedua. Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran matematika materi membandingkan 2 pecahan dapat meningkatkan keterampilan berhitung dan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri ................... pada semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023.
Kata Kunci : keterampilan berhitung, hasil belajar, media gambar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuhkembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar. Kemampuan berhitung diperlukan untuk mengetahui konsep bilangan dengan benda-benda yang didalamnya terdapat membandingkan 2 pecahan. Kemampuan berhitung dimiliki setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat dari dirinya sejalan dengan perkembangan yang dapat meningkat ketahap pengertian tentang jumlah yakni tentang membandingkan 2 pecahan (Ahmad Susanto, 2016:98).
Kemampuan berhitung adalah penguasaan terhadap ilmu hitung dasar yang merupakan bagian dari matematika yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian (Masykur & Fathani, 2017:11). Menghitung merupakan cara belajar mengenai angka kemudian menggunakan nama benda tersebut untuk mengidentifikasi jumlah benda. Menghitung merupakan kemampuan akal untuk menjumlahkan. Kemampuan berhitung merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berhitung memerlukan penalaran dan keterampilan aljabar termasuk operasi hitung (Huda, 2020:5).
Dari observasi awal yang sudah peneliti lalukan sebelumnya di kelas 2 sekolah SD Negeri .................... Penulis menemukan permasalahan yang terdapat pada pembelajaran matematika tepatnya pada materi membandingkan 2 pecahan. Kurangnya pemahaman siswa pada materi berhitung disebabkan guru jarang menggunakan media pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah terutama pada pembelajaran matematika, guru hanya menggunakan metode ceramah sehingga proses pembelajaran terkesan satu arah, membosankan dan akhirnya siswa mendapatkan hasil belajar yang rendah. Untuk mengatasi masalah di atas, maka guru perlu mengupayakan suatu pendekatan dengan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran sangat penting terutama dalam mengajar peserta didik sekolah dasar yang rata – rata berusia 7-12 tahun. Media merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan.
Dalam dunia pendidikan, media bukanlah suatu hal yang baru digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Penggunaan media akan membantu guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan adannya media maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar. Sesuai dengan UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 yang berbunyi media pembelajaran merupakan salah satu komponen pendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Berdasarkan teori perkembangan Jean Piaget dalam Ibda (2015:33) Pada tahap ini, anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika atau operasi, tetapi hanya untuk objek fisik yang ada saat ini. Dalam tahap ini anak telah hilang kecenderungan terhadap animism dan artcialisme. Egosentrisnya berkurang dan kemampuannya dalam tugas-tugas konservasi menjadi lebih baik. Namun, tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada tahap operasional konkret masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika. (Mei Fita, 2017, Vol 3 No 4, hal 377 ).
Pada kenyataannya di kelas II SD Negeri ................... Tahun Pelajaran 2022/2023, penggunaan media pembelajaran relatif jarang digunakan oleh guru pada saat pembelajaran. Guru menyampaikan pelajaran hanya secara verbalistik, sehingga terjadi kurangnya perhatian siswa pada saat pembelajaran, dan kurangnya siswa bertanya saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran seperti itu mengakibatkan hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Pada mata pelajaran matematika nilai rata-rata siswa hanya mencapai 53,45 padahal nilai rata-rata yang diharapkan minimal mendapat nilai sama dengan KKM ≥75 sesuai dengan ketuntasan individu yang diharapkan oleh sekolah (KKM). Penjelasan ketuntasan belajar sebanyak 8 siswa atau 27,59% dinyatakan tuntas sedangkan selebihnya sebanyak 21 siswa atau 72,41% dinyatakan belum tuntas karena belum mencapai hasil minimal sama dengan KKM ≥75 .
Sehubungan dengan gejala di atas perlu dicari alternatif agar proses dan hasil belajar siswa meningkat. Peneliti berhipotesis bahwa penerapan media gambar dalam proses pembelajaran akan dapat membantu siswa dalam mengenal bentuk benda yang asli melalui gambar dan melatih siswa agar dapat mengamati, menggambarkan dan menyimpulkan, sehingga pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan dapat tercapai.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hal tersebut, peneliti meminta bantuan supervisor, kepala sekolah dan teman sejawat untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu :
a. Kurangnya pemahaman siswa pada materi berhitung disebabkan guru jarang menggunakan media pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah terutama pada pembelajaran matematika, guru hanya menggunakan metode ceramah sehingga proses pembelajaran terkesan satu arah, membosankan dan akhirnya siswa mendapatkan hasil belajar yang rendah
b. Guru menyampaikan pelajaran hanya secara verbalistik, sehingga terjadi kurangnya perhatian siswa pada saat pembelajaran, dan kurangnya siswa bertanya saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran seperti itu mengakibatkan hasil belajar siswa yang kurang memuaskan.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil analisis masalah dapat diketahui bahwa kemungkinan yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar, motivasi, dan kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas, terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
a. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang tepat sehingga belum dapat membuat siswa aktif dan kreatif
b. Metode pembelajaran yang diambil tidak tepat dan penjelasan materi terlalu cepat, sehingga berakibat pada berkurangnya penyerapan materi siswa terhadap materi pembelajaran dan berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa.
3. Alternatif Pemecahan Masalah
Penggunaan media gambar sangat diperlukan dalam upaya memperjelas dan memperluas pengertian kepada siswa. Diharapkan dengan menggunakan media gambar dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Sehingga masalah pembelajaran yang dialami siswa dapat teratasi dengan meningkatnya hasil belajar.
Berbicara mengenai prestasi belajar siswa dan kualitas hasil belajar tidak terlepas dari media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, maka dalam hal ini penulis akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mengenai penggunaan media gambar dalam meningkatkan keterampilan berhitung dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi membandingkan 2 pecahan. Penggunaan media gambar atau foto ini termasuk dalam media grafis (media visual), media gambar ini salah satu media pembelajaran yang cukup efektif dan efisien diterapkan pada anak usia sekolah dasar yang berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan bila tidak digrafiskan (Sadiman, 2018:29).
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan dan Hasil Belajar Berhitung dengan Menggunakan Media Gambar Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas Ii SD Negeri ................... Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berhitung siswa kelas II SD Negeri ................... Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023 pada pembelajaran matematika materi membandingkan 2 pecahan melalui penggunaan media gambar?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri ................... Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023 pada pembelajaran matematika materi membandingkan 2 pecahan melalui penggunaan media gambar?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Secara umum, tujuan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berhitung siswa kelas II SD Negeri ................... Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023 pada pembelajaran matematika materi membandingkan 2 pecahan melalui penggunaan media gambar.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri ................... Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023 pada pembelajaran matematika materi membandingkan 2 pecahan melalui penggunaan media gambar.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dengan tercapainya tujuan dari penelitian ini maka diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak yang terkait.Terutama pihak guru dan siswa. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang lebih efektif bisa menghasilkan output (siswa) yang bermutu. Hasil penelitian ini bisa menjadi acuan untuk kegiatan pembelajaran berikutnya, baik yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan atau pihak lainnya. Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk :
1. Ilmu Pengetahuan
Menambah khasanah pembelajaran matematika melalui penggunaan media gambar
2. Praktik Pembelajaran
a. Bagi Siswa
1) Siswa memahami apa yang mereka pelajari dengan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya.
2) Menumbuhkan rasa percaya diri untuk bertanya pada saat pembelajaran di kelas
3) Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
4) Mengalami pembelajaran yang baru melalui penggunaan media gambar.
b. Bagi Guru
1) Membantu menghasilkan pengetahuan yang relevan untuk kepentingan pembelajaran.
2) Meningkatkan kualitas pembelajaran.
3) Meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan profesionalisme guru dalam mengajar.
4) Memperoleh informasi tentang kelebihan penggunaan media gambar khususnya dalam pembelajaran mata pelajaran matematika
c. Bagi Sekolah
1) Menambah variasi pembelajaran yang dilakukan di sekolah
2) Menjadi sumbangan pemikiran serta pemerkaya yang dapat dijadikan bahan kajian dan pengembangan dalam penelitian berikutnya baik di sekolah itu maupun di sekolah lainnya.
3) Meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah khususnya pada mata pelajaran matematika
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Keterampilan Berhitung
Pengertian keterampilan dalam pembelajaran matematika terkait dengan materi membandingkan dua pecahan. Bell (dalam Sumarsih, 2020:105) mengemukakan bahwa: Keterampilan dalam operasi atau prosedur yang diharapkan dapat dikuasai siswa secara cepat dan tepat. Siswa dikatakan menguasai ketarmpilan apabila ia dapat menunjukkan keterampilan secara tepat, dapat menyelesaikan berbagai jenis maslah yang memerlukan keterampilan tersebut. Dan menerapkan keterampilan tersebut dalam berbagai situasi. Istilah keterampilan berasal dari kata dasar terampil yang berarti pandai melakukan sesuatu dalam bentuk tindakan. Keterampilan diambil dari kata terampil (skill full) yang artinya kecapakan melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan cakap, cepat dan tepat. Keterampilan merupakan kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mecapai hasil tertentu. Istilah keterampilan mengacu kepada kemampuan agar melakukan sesuatu dalam cara efektif. Keterampilan ditentukan bersama dengan belajar dan keturunan. Keterampilan merupakan pengetahuan ekseriensial yang dilakukan secara berulang dan terus menerus secara berstruktur sehingga membentuk kebiasaan dan kebiasaan baru seseorang.
Berdasarkan uraian diatas keterampilan adalah kemampuan melakukan sesuatu melalui belajar yang berupa tindakan dengan cepat, secara efektif untuk menempati isi tertentu.
Berhitung menurut kamus besar bahasa Indonesia ialah, berawal dari kata dasar “hitung” yang mempunyai makna membilang yang terdiri dari menjumlahkan, mengurangi, membagi dan memperbanyakan dsb. Menghitung sendiri mendapatkan imbuhan-meng yang memiliki makna mencari jumlahnya (sisa pendapatannya) dengan menjumlahkan, mengurangi dsb. Keterampilan dapat diperoleh seseorang dengan cara belajar atau latihan yang berulang-ulang. Hal tersebut senada dengan pendapat Bambang Kaswanti Purwo (dalam Nofrini. 2020:42) yang mengatakan bahwa keterampilan tidak dapat diperoleh melalui kegiatan menghafal, tetapi diperoleh melalui kegiatan yang terus menerus. Demikian dengan keterampilan berhitung dlam pembelajaran matematika, siswa dapat memiliki keterampilan berhitung apabila siswa belajar atau berlatih berulang kali sehingga siswa mahir dalam perhitung.
Dari beberapa pengertian diatas dengan ini disimpulkan bahwa keterampilan menghitung adalah salah satu ilmu yang berkaitan dengan usaha untuk melatih kecerdasan siswa khususnya dalam mengerjakan soal yang memerlukan perhitungan.
Adapun tujuan mengajarkan berhitung di sekolah dasar sebagai berikut:
a. Menanamkan pengertian dan kecakapan berhitung
b. Menumbuh dan mengembangkan kemampuan fikir logis dan kritis dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari baik pada masa sekarang atau masa yang akan datang.
c. Mengembangkan sikap rasional, ekonomis, dan menghargai waktu
d. Meletakkan landasan berhitung yang kuat untuk mempelajari pengetahuan lebih lanjut.
Dari beberapa penjelasan diatas tentang mengenai keterampilan menghitung ditetapkan beberapa indikator keterampilan menghitung yaitu:
a. Mampu menyelesaikan soal
Siswa mampu atau bisa mengerjakan soal-soal tes yang diberikan oleh guru, terkait dengan mampu adalah biasa, cakap dalam mengerjakan penugas dan cekatan.
b. Terampil menyelesaikan soal menggunakan media gambar
Selain mampu mengerjakan yang diberikan oleh guru, siswa juga diharapkan terampil mengerjakan soal menggunakan media gambar secara mandiri.
c. Mampu menggunakan konsep dalam praktek
Siswa mampu menggunkan konsep dalam prakter yang disediakan oleh guru media tersebut agar siswa mudah menyelesaikan konsep dalam praktek.
d. Mampu membandingkan dua pecahan
Siswa mampu mengetahui dan mampu memahami penjelasan yang dijelaskan oleh guru. Selai itu siswa juga mampu menyebutkan dan mengetahui maksud penjelasan oleh guru
2. Hasil Belajar Siswa.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Belajar bukan merupakan kegiatan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. ”Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkahlakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu” (Sudjana, 2017: 28).
Dalam proses belajar dan mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa. Interaksi guru dan siswa sebagai makna utama proses pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Kedudukan siswa dalam proses belajar dan mengajar adalah sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek dalam pembelajaran, sehingga proses atau kegiatan belajar dan mengajar adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Hasil belajar dalam kontesktual menekankan pada proses yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Nilai siswa diperoleh dari penampilan siswa sehari-hari ketika belajar. ”Hasil belajar diukur dengan berbagai cara misalnya, proses bekerja, hasil karya, penampilan, rekaman, dan tes” (Febryananda, 2019:172).
Pembelajaran merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya, sehingga perubahan tingkah laku yang diharapkan dapat terwujud. Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Dengan demikian hasil belajar dapat dilihat dari hasil yang dicapai siswa, baik hasil belajar (nilai), peningkatan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah perubahan tingkah laku atau kedewasaannya. Horward Kysley dalam Sudjana (2017: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motorik. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek, yakni: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri atas lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketetapan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretative.
Hasil belajar biasanya dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkatkemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasilbelajar yang dicapai. Seperti dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki oleh siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis .
Adanya pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadari. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran yaitu tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar dan mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pembelajaran.
3. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Matematika
Matematika (dalam bahsa Inggris mathematics) berasal dari perkataan latin mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, matematike, yang berarti “relating to learning”. Perkataan ini mempunyai akar kata mathema yang berarti knowledge, science (pengetahuan, ilmu). Mata pelajaran matematika merupakan satu diantara mata pelajaran yang sangat vital dan berperan strategi dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), karena mempelajari matamatika sama halnya melatih pola inovatifdalam memecahkan masalah. Afidah Khairunnisa (2014:2) “mengemukakan bahwa Matematika berperan sebagai bahasa simbolik yang adalah sarana ilmiah untuk mengembangkan cara berfikir logis”.
Matematika berasal dari
beberapa bahasa, istilah mathematics
(Inggris), matmematik (Jerman), mathematique (Perancis), matematico
(Italia), matematiceski (Rusia), atau mathematick (Belanda), yang
awalnya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti relating
to learning, yang berarti pengetahuan atau ilmu dan berhubungan erat
dengan sebuah kata lain yang serupa (Fahrurrozi & Syukrul, (2017: 1). Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari dari tingkat sekolah
dasar (SD) hingga jenjang yang lebih tinggi. Mata pelajaran matematika
merupakan salah satu komponen kurikulum dalam pendidikan dasar menengah maupun
atas, hal ini karena mata pelajaran matematika diperlukan proses perhitungan dan
proses berpikir yang sangat dibutuhkan manusia dalam menyelesaikan masalah.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, bahwa matematika merupakan disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi( Susanto dalam Luthfi. 2022:170). Sedangkan Rohmah (2021:7) menyatakan matematika pada dasarnya merupakan ilmu yang bersifat deduktif. Setiap preposisi yang diturunkan dari aksioma yang telah disepakati dan prinsip yang diturunkan darinya untuk membentuk teorema, kemudian diaplikasikan dalam mengekploitasi fenomena alam. Matematika memiliki peran penting dalam menumbuhkembangkan cara berpikir logis, sistematis, dan kritis untuk memecahkan masalah yang tumbuh dan berhubungan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menyelesaikan masalah dengan baik di dalam matematika maupun ilmu-ilmu yang lain. Sehingga pelajaran tersebut dapat dilaksanakan dan dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari di luar kelas.
Definisi tentang matematika telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan yang diperlukan proses perhitungan dan proses dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dan dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Karakteristik Matematika
Matematika menurut Isrok’atun & Amelia (2018: 4-5) memiliki beberapa karakteristik diantaranya:
1) Memiliki objek kajian yang abstrak yang sulit untuk dipelajari. Objek abstrak ini meliputi fakta, konsep, operasi dan prinsip.
2) Bertumpu pada kesepakatan. Pembahasan matematika menggunakan suatu kesepakatan yang berisi fakta untuk dikomukasikan dengan mudah menggunakan Bahasa matematika.
3) Berpola pikir deduktif. Berarti pola pengerjaan matematika yang berdasarkan pada pembuktian kebenaran.
4) Konsisten dalam sistem yang berprinsip pada matematika, yang saling terkait ataupun tidak saling terkait. Sistem matematika yang saling terkait yaitu sistem dalam pembahasan contohnya sistem pada aljabar. Sedangkan sistem yang tidak terkait yaitu sistem yang tidak memiliki hubungan prinsip antara sistem satu dengan yang lain, contohnya hubungan prinsip antara sistem aljabar tidak terkait dengan sistem geometri.
5) Memiliki simbol yang kosong dari arti, yaitu simbol matematika yang tidak memiliki arti apabila simbol tersebut tidak dikaitkan dengan konteks tertentu. Simbol abstrak pada matematika tidak memiliki arti sehingga perlu konteks pembahasan untuk mengartikan simbol tersebut.
6) Memperhatikan semesta pembicaraan. Suatu pernyataan matematika harus ada lingkup yang dibicarakan atau dituju. Lingkup yang dibicarakan dalam pernyataan matematika dinamakan semesta pembicaraan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa matematika memiliki beberapa karakteristik yang sangat luas. Hal tersebut ditunjukkan berdasarkan karakteristik matematika merupakan suatu ilmu yang penting dalam kehidupan bahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
c. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika
Kemampuan dalam bidang matematika berkaitan dengan berbagai konteks nyata yang ada di dalam lingkungan. Berikut ini ruang lingkup pembelajaran matematika menurut Jamaris (2015: 184) yaitu:
1) Konsep angka. Konsep angka merupakan kemampuan dasar di bidang matematika yang berkembang secara bertahap, dimulai dari kemampuan anak dalam mengeksplorasi dan memanipulasi objek dan selanjutnya diikuti kemampuan anak dalam mengorganisasi objek dan mengkomunikasikan lingkungan melalui logika.
2) Menghitung merupakan kemampuan awal dari pemahaman konsep bilangan. Anak usia dua tahun sudah mulai menghitung dan memulai mengingat urutan angka. Kegiatan ini dapat dioptimalkan dengan berbagai aktivitas seperti menyanyi, permainan jari dan hal lainnya. Ini dilakukan agar kemampuan menghitung anak dapat berkembang dengan cepat sesuai dengan kemampuannya.
3) Korespondensi satu-satu. Berarti menghubungkan jumlah objek dengan lambang bilangan yang sesuai. Memulai kegiatan mengkorespondensi benda yang dihitung dengan bendanya untuk melatih kecermatan anak dalam mengitung, karena anak terkadang menghitung suatu objek dua kali.
4) Pola dan hubungan-hubungannya. Pola merupakan susunan objek, bentuk dan bilangan. Pemahaman terhadap pola membentuk anak dalam memahami hubungan-hubungan yang ada diantara objek, bentuk dan bilangan yang telah dikombinasikan ke dalam pola-pola tertentu.
5) Geometri dan kepekaan spatial. Ini berkaitan dengan kemampuan memahami berbagai bentuk dan struktur yang ada di dalam lingkungan anak. Anak belajar untuk memahami bentuk tiga dimensi dengan menggunakan balok-balok kecil.
6) Pengukuran. Pengembangan kemampuan mengukur anak difokuskan pada kegiatan pemahaman terhadap prinsip-prinsip dalam pengukuran.
7) Pengumpulan, organisasi dan representasi data, berkaitan dengan kegiatan memilih, mengklasifikasikan, membuat grafik, menghitung, mengukur dan membandingkan. Kegiatan pembelajaran ini terkait dengan aktivitas yang mendorong anak untuk melakukan berbagai pengamatan yang diperlukan dalam menumbuhkembangkan matematika, sains dan seni.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa dalam matematika memiliki satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari ketujuh hal di atas. Untuk menjadikan siswa dapat memahami dan menguasai ketujuh hal yang menjadi dasar dalam matematika.
d. Tujuan Pembelajaran Matematika
Tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar secara umum adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika yaitu:
1) Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian beserta operasi campurannya, termasuk melibatkan pecahan.
2) Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang sederhana termasuk penggunaan sudut, keliling, luas dan volume.
3) Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat.
4) Menggunakan pengukuran satuan, kesetaraan antarsatuan dan penaksiran pengukuran.
5) Menentukan dan menafsirkan data sederhana seperti ukuran tertinggi, terendah, rata-rata, modus mengumpulkan dan menyajikan
6) Memecahkan masalah, melakukan penalaran dan mengkomunikasikan gagasan secara matematika (Rohmah, 2021: 3-5)
4. Media Gambar
Media gambar termasuk ke dalam media visual. Sama dengan media lain, media gambar berfungsi untuk menyalurkan pesan dan penerima sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Supaya proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien, simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar. Secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Media gambar berbentuk dua dimensi (grafis) karena hanya memiliki ukuran panjang dan lebar. Yang termasuk media gambar adalah gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, kartun, komik, poster, peta dan lain-lain. Media gambar telah berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi seperti gambar fotografi. Gambar fotografi bisa diperoleh dari berbagai sumber : surat kabar, majalah, brosur, dan buku-buku.” Gambar, lukisan, kartun, ilustrasi, foto yang diperolah dari berbagai sumber tersebut dapat dipergunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar pada tiap jenjang pendidikan dan berbagai disiplin ilmu ” (Sudjana, 2017:78).
Di samping itu gambar/fotografi juga sangat mendorong para siswa untuk membangkitkan minatnya pada pelajaran, membantu mengembangkan kemampuan berbahasa, kegiatan seni, melukis, menggunakan serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku-buku teks. Kriteria dalam pemilihan media gambar adalah berdasarkan persyaraitan artistik. Media gambar yang memiliki kriteria artistik adalah media gambar grafis.
Media memiliki unsur-unsur adalah gambar dan tulisan. Media ini dapat digunakan untuk mengungkapk,an fakta atau gagasan menggunakan kata-kata, angka, serta bentuk simbol (lambang). Media grafis merupakan gambar yang sederhana untuk menggambarkan data kuantitatif yang akurat dan mudah untuk di mengerti. Media pembelajaran gambar mempunyai beberapa kelebihan yaitu sifatnya konkrit, gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Media gambar juga dapat mengatasi keterbatasan pengamatan manusia, dapat memperjelas suatu masalah, gambar juga dapat digunakan tanpa memerlukan alat khusus.
Di samping itu media gambar atau foto juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu gambar hanya menekankan persepsi indra mata, gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran, ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. Ada beberapa syarat harus terpenuhi supaya gambar itu baik sebagai media pendidikan setidaknya gambar itu akan cocok dengan tujuan pendidikan. Gambar tersebut harus otentik, sederhana dan ukurannya relatif serta gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan, gambar juga hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
a. Pengertian Media
Media pembelajaran telah dikenal sejak lama, sejak pendidikan formal atau pengajaran itu ada. Terdapat banyak pengertian atau definisi tentang media. Namun definisi-definisi yang dimunculkan mengandung makna yang hampir sama. Secara etimologis, kata “media” adalah bentuk jamak dari medium, yang dalam bahasa latin berarti alat, sarana, dan perantara. Media adalah sarana yang digunakan untuk menampilkan pelajaran dan dalam pengertian yang lebih luas disebut media pendidikan, dengan pengertian bahwa pendidikan bukan hanya mencakup pengajaran saja tetapi juga pendidikan dalam arti yang lebih luas.
Media pendidikan dalam arti sempit terutama hanya memperhatikan dua unsur dari model kawasan keseluruhan yakni bahan dan alat, walaupun juga memberi catatan bahwa persoalan yang dihadapi disekolah bukan Cuma menyangkut kedua unsur tetapi juga melibatkan orang-orang yang menyediakan dan mengoperasikannya, masalah rancangan, produksi, pemanfaatan, pengorganisasian, dan pengelolaannya, sehingga bahan dan alat itu dapat berinteraksi dengan siswa. Proses belajar mengajar adalah proses komunikasi yang diciptakan oleh guru dan siswa, dimana kadang terjadi gangguan atau hambatan. Untuk mengatasi hambatan itu diperlukan adanya media pengajaran yang dapat untuk meningkatkan efektivitas belajar mengajar. Menurut Hamalik (2016:23) media pendidikan dapat berfungsi sebagai alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Menurut Arsyad (2020:11-13) ada beberapa kemampuan media pengajaran peristiwa, (2) kemampuan manipulatif yaitu kemampuan memindahkan suatu objek yang disesuaikan dengan keperluan, kemampuan dalam mengefektifkan proses belajar mengajar antara lain: (1) kemampuan fiksasi, yaitu media mempunyai kemampuan menangkap sesuatu objek atau distributive yaitu memungkinkan kita mentransfer atau memindahkan suatu objek melalui ruang.
Media pembelajaran mempunyai fungsi yaitu: (1) media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, (2) media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, (3) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu, (4) media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.
Ada bermacam-macam media pembelajaran dalam pendidikan, yaitu:
1) Model
Model adalah alat bantu mengajar sejarah yang berupa bentuk-bentuk khusus yang bersifat tiga dimensi yang merupakan tiruan dari unsur-unsur peristiwa sejarah.
2) Bagan waktu
Bagan waktu berfungsi memberikan kerangka kronologis dalam mana peristiwa dan unsur perkembangannya bisa ditunjukkan dengan jelas. Selain itu, bagan waktu juga bisa menggambarkan unsur-unsur sebab akibat dari peristiwa sejarah dan bahkan saling hubungan antara peristiwaperistiwa dalam berbagai aspek kondisionalnya.
3) Peta
Penggunaan peta sebagai media pengajaran sejarah, merupakan bagian integral dari materi pengajaran itu sendiri, disebabkan karena suatu peristiwa sejarah di samping unsur waktu juga punya unsur tempat atau ruang.
4) Gambar
Gambar digunakan dan diperagakan disusun pada dinding peraga. Gambar harus cukup jelas, agar siswa dapat melihat dengan jelas.
b. Prinsip-prinsip Penggunaan Media
Media merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat maksimal, maka harus memperhatikan beberapa hal bahwa sebagian bagian integral dari proses belajar mengajar.
Apabila memilih suatu media pembelajaran hendaknya memperhatikan beberapa prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran sebagai berikut:
1) Harus diketahui dengan jelas media itu bertujuan untuk apa,
2) Pemilihan media harus secara obyektif,
3) Tidak ada satu pun media yang bisa dipakai untuk semua tujuan karena masing-masing media mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing,
4) Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar serta materi pengajaran yang akan disampaikan,
5) Untuk mengenai media dengan tepat, guru hendaknya mengenal ciri-ciri media,
6) Pemilihan media supaya disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan, dan
7) Pemilihan media juga harus didasarkan pada kemampuan, dan pola belajar
8) siswa.
5. Penerapan Media Gambar dalam Pembelajaran Matematika
Dalam pembelajaran apabila guru menggunakan media pendidikan sebagai alat bantu mengajar, dan dapat berkomunikasi dengan baik pada saat menyajikan pelajaran, siswa akan lebih mudah menerima materi yang disampaikan oleh guru. Dalam hal ini media gambar menjadi salah satu media pembelajaran yang diharapkan akan menjadi media yang dapat menggugah minat, perasaan dan pola pikir kritis bagi siswa kelas II sekolah dasar. Sehubungan dengan penggunaan media gambar dalam pembelajaran maka ada beberapa langkah yang perlu ditempuh guru, yaitu:
a. Tahap persiapan, langkah ini dilakukan sebelum menggunakan media gambar, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan supaya penggunaan media gambar dapat disiapkan lebih baik yaitu : siapkan peralatan untuk menggunakan media gambar yang dimaksud, kemudian merumuskan tujuan pembelajaran dan menyiapkan berbagai media gambar yang berhubungan dengan pokok bahasan yang diajarkan.
b. Tahap pelaksanaan, kegiatan inti merupakan inti dari pelaksanaan pembelajaran yang meliputi pendahuluan, dalam kegiatan ini terdiri dari tahapan eksplorasi yaitu menggali pengetahuan anak dilanjutkan dengan tahap elaborasi, pelaksanaan adalah inti dari kegiatan pembelajaran kemudian tahapan terakhir dalam kegiatan inti yaitu konfirmasi yaitu tindak lanjut atau refleksi dari kegiatan sebelumnya, lalu kegiatan penutup, satu hal yang perlu diperhatikan selama menggunakan media gambar yaitu hindari kejadian-kejadian yang dapat mengganggu ketenangan ,perhatian dan konsentasi siswa.
c. Tahap tindak lanjut, kegiatan ini bertujuan untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap pokok-pokok materi atau pesan pengajaran yang hendak disampaikan melalui media gambar tersebut. Tahap tindak lanjut ini umumnya ditandai dengan kegiatan diskusi, tes, percobaan, observasi, latihan, dan remedial. Namun dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan, kegiatan tindak lanjut hanya meliputi kegiatan diskusi, tes, dan observasi saja.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan memperhatikan langkah-langkah pengembangan media yang benar, memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap hasil belajar siswa. pengembangan media pembelajaran yang baik menjadi salah satu faktor penting yang sangat menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran.
Dalam mengajarkan suatu konsep pada diri siswa, guru harus pandai memilih, mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran secara bijaksana agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan hasil belajar siswa tinggi. Terutama pada mata pelajaran matematika yang abstrak, sangat membutuhkan objek yang konkret untuk mengajarkan konsep yang abstrak dalam matematika, sehingga siswa akan lebih mudah memahami konsep apa yang disampaikan oleh guru dengan bantuan media yang konkret, dan hasil belajar siswa menjadi tinggi.
Pemilihan dan pengembangan media harus sesuai dengan materi dan tingkat perkembangan siswa. Mengingat karakteristik siswa kelas rendah yang masih pada tahap operasional konktret awal, Sehingga dalam proses pembelajarannya masih membutuhkan suatu perantara yang bisa menggambarkan hal-hal yang abstrak kedalam bentuk yang konkret, yaitu yang bisa ditangkap oleh panca indera agar siswa mudah memahami konsep yang diajarkan oleh guru. Maka pengembangan media yang menarik akan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam proses pembelajaran.
Banyak sekali jenis media pembelajaran yang bisa dikembangkan oleh guru. Salah satu media yang paling sering dipakai dan bahasa umum, serta bisa dinikmati dimana saja adalah media gambar. Media gambar merupakan salah satu media yang cukup efektif yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, terutama pada mata pelajaran matematika yang abstrak. Karena media gambar media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar-gambar. Dengan memperhatikan gambar siswa akan tertarik untuk belajar dan meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa akan tinggi, karena konsep yang diajarkan oleh guru cepat dipahami oleh siswa.
Adapun kerangka berpikir dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sebagaimana Gambar 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
C. Hipotesis Tindakan
Dengan mempertimbangkan dan merujuk kepada beberapa pendapat para pakar di atas, disusunlah hipotesis sebagai berikut : diduga penggunaan media gambar dapat meningkatkan keterampilan dan hasil belajar berhitung siswa pada pembelajaran matematika materi membandingkan 2 pecahan di kelas II SD Negeri ................... Semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023.
Untuk mendapatkan file lengkap, silahkan : klik DOWNLOAD atau hub. (WA) 081327121707 - (WA) 081327789201 terima kasih
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih