Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Monday, 23 September 2013

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MEMBACA SISWA MENGGUNAKAN METODE BERCERITA MELALUI GAMBAR DI KELOMPOK B TK ......................



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan dilakukan seumur hidup sejak usia dini sampai akhir hayat, pentingnya pendidikan diberikan pada anak usia dini terdapat di dalam Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Anak Usia Dini pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa:
Pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disebut PAUD, adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai berusia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan TK merupakan salah satu bentuk pendidikan formal pendidikan anak usia dini, di dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Anak Usia Dini pasal 1 ayat 7 dijelaskan : Taman Kanak-kanak yang selanjutnya disingkat TK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.
Pada masa TK, selain bermain sebagai bentuk kehidupan dalam kecakapan memperoleh keterampilannya, anak-anak juga sudah dapat menerima berbagai pengetahuan dalam pembelajaran secara akademis untuk persiapan mereka memasuki pendidikan dasar selanjutnya. Pada masa ini, anak-anak mengalami masa peka atau masa sensitif dalam menerima berbagai upaya pengembangan seluruh potensi yang dimilikinya. Masa peka merupakan masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon rangsangan yang diberikan oleh lingkungan.
Mengembangkan aspek kemampuan membaca sejak dini (usia TK) sangatlah penting untuk persiapan mereka secara akademis memasuki pendidikan dasar selanjutnya. Melalui gemar membaca diharapkan anak-anak dapat membaca dengan baik sehingga mempunyai rasa kebahasaan yang tinggi, berwawasan yang lebih luas keberagamannya dan mampu mengembangkan pola berpikir kreatif dalam dirinya. Memberikan pembelajaran membaca pada anak usia TK tetaplah melalui bermain karena bagi anak usia TK bermain adalah belajar dan belajar adalah bermain.
Mengajarkan membaca dan menulis di Taman Kanak-Kanak dapat dilaksanakan selama batas-batas aturan pengembangan pra-sekolah serta mendasarkan diri pada prinsip dasar hakiki dari pendidikan Taman Kanak-Kanak sebagai sebuah taman bermain, sosialisasi, dan pengembangan berbagai kemampuan pra-skolastik yang lebih substansi yaitu bidang pengembangan kemampuan dasar yang meliputi kemampuan berbahasa atau membaca kognitif, fisik-motorik dan seni.
Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak Taman Kanak-kanak melalui cerita yang disampaikan secara lisan (Moeslichatin, 1996:1940). Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain. Dengan demikian bercerita dalam konteks komunikasi dapat dikatakan sebagai upaya mempengaruhi orang lain melalui ucapan dan penuturan tentang sesuatu (ide). Sementara dalam konteks pembelajaran anak usia dini bercerita dapat dikatakan sebagai upaya untuk mengembangkan potensi kemampuan berbahasa anak melalui pendengaran dan kemudian menuturkanya kembali dengan tujuan melatih anak dalam bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalam bentuk lisan. Kegiatan bercerita memberikan sumbangan besar pada perkembangan anak secara keseluruhan sebagai implikasi dari perkembangan bahasanya sehingga anak akan memiliki kemampuan untuk mengembangkan aspek perkembangan yang lain dengan modal kemampuan berbahasa yang sudah baik.
Dari 20 orang siswa Kelompok B Taman Kanak-kanak ............................... Tahun Ajaran ............., pada studi pendahuluan ternyata hanya 5 orang  siswa  atau 25% yang  motivasi belajar membacanya baik, sehingga masih terdapat 15 orang siswa atau 75% yang motivasi belajar membacanya kurang baik.
Mencermati kondisi kegiatan pembelajaran membaca dan menulis di Taman Kanak-Kanak yang berlangsung sebagaimana digambarkan di atas, perlu dilakukan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi. Dengan serangkaian tindakan itu diharapkan dapat mengubah suasana pembelajaran ke arah pembelajaran yang lebih memungkinkan siswa terlibat secara aktif dan menyenangkan. Hal itu dapat dicapai dengan melalui pembelajaran menggunakan media gambar. Media gambar adalah penyajian visual 2 dimensi yang dibuat berdasarkan unsur dan prinsip rancangan gambar, yang berisi unsur kehidupan sehari-hari tentang manusia benda-benda, binatang, peristiwa, tempat dan sebagainya. Gambar banyak digunakan guru sebagai media dalam proses belajar mengajar, sebab mudah diperoleh tidak mahal dan efektif, serta menambah gairah dalam motivasi belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka sebagai upaya peningkatan motivasi belajar membaca siswa, peneliti akan melaksanakan upaya meningkatkan kemampuan membaca melalui metode bercerita dengan gambar pada siswa Kelompok B Taman Kanak-kanak ............................... Tahun Ajaran ..............

B.     Identifikasi Masalah
Dari uraian sebagaimana latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi permasalahan yang muncul diantaranya sebagai berikut:
1.   Metode yang digunakan guru kurang bervariasi, sehingga anak mangalami kebosanan.
2.   Metode bercerita dengan gambar yang kurang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
3.   Adanya beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar membaca anak baik faktor dari dalam diri anak maupun faktor luar diri anak, salah satunya adalah faktor metode pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar.
C.    Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka akan muncul berbagai masalah. Agar penelitian ini lebih efektif, efisien dan terarah, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.   Metode pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode bercerita dengan gambar.
2.   Indikator dalam peningkatan motivasi belajar membaca siswa adalah mampu menyuarakan lambang tulisan secara tepat dan lancar, ketepatan ditandai oleh kesesuaian bunyi yang diucapkan dengan bunyi yang seharusnya diucapkan, kelancaran ditandai oleh kemulusan pengucapan, tanpa tersendat-sendat yang menggambarkan keraguan.
3.   Penelitian tentang peningkatan motivasi belajar membaca siswa terbatas pada anak didik pada siswa Kelompok B Taman Kanak-kanak ............................... Tahun Ajaran ..............

D.    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka pada  penelitian ini dapat dirumuskan masalahnya yaitu apakah penerapan metode bercerita dengan menggunakan gambar dapat meningkatkan motivasi belajar membaca  pada siswa Kelompok B Taman Kanak-kanak ............................... Tahun Ajaran ..............

E.     Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatkan motivasi belajar membaca siswa Kelompok B Taman Kanak-kanak ............................... Tahun Ajaran ............. melalui metode bercerita dengan gambar.

F.     Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengembangkan proses pembelajaran  dengan menerapkan metode bercerita menggunakan gambar. Secara rinci manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.   Manfaat Teoretis
a.   Penelitian ini disusun dengan harapan dapat menjadi acuan bagi penelitian yang akan datang yang terkait dengan penelitian ini.
b.   Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan masalah peningkatan motivasi belajar membaca siswa melalui metode bercerita dengan gambar.
2.   Manfaat Praktis
a.   Bagi siswa, yaitu :
1)   Dapat meminimalkan kesulitan belajar membaca, sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa
3)   Meningkatkan motivasi belajar membaca siswa
b.   Bagi guru, yaitu :
1)   Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan menghadapi dan mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar membaca permulaan, sehingga tercipta suatu proses pembelajaran yang kondusif untuk membantu perkembangan siswa yang optimal.
2)   Dapat mendorong guru dalam memberikan materi pelajaran dengan memperhatikan kemampuan para siswa sebelumnya.
3)   Dapat memberikan alternatif kepada guru dalam menggunakan media gambar sebagai sarana untuk mengatasi masalah kesulitan belajar membaca.
4)   Dapat memberikan wawasan bagi guru dalam menyiapkan media gambar yang sesuai dengan kebutuhan/materi pembelajaran.
c.   Bagi sekolah, yaitu :
Hasil penelitian ini sebagai sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya pembelajaran membaca permulaan pada siswa taman kanak-kanak.
 

 BAB 2 dst....
termasuk lampiran siklus 1 dan 2, SKH, dll dapat anda dapatkan dengan cara meng-klik  cara mendapatkan file atau download pada pojok kanan atas blog.
terima kasih.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN SISWA MELALUI PENERAPAN MEDIA GAMBAR PADA TAMAN KANAK-KANAK .............. TAHUN ...................



BAB  I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pembelajaran kemampuan berbahasa di TK semestinya ditekankan pada suasana pembelajaran yang lebih memungkinkan siswa terlibat secara aktif dan menyenangkan, sementara itu yang terjadi di TK tidak jarang aktivitas pembelajaran masih mengadopsi pola-pola lama pembelajaran di sekolah-sekolah dasar. Siswa cenderung pasif. Untuk itu perlu adanya perubahan ke arah pembelajaran yang memberikan kesempatan atau peluang kepada siswa untuk lebih aktif, berminat dan menyenangkan. Cara tersebut di tempuh dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media gambar.
Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP No. 27 Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan pra-sekolah, tugas utama Taman Kanak-Kanak adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap perilaku, keterampilan dan intelektual agar dapat melakukan adaptasi dengan kegiatan belajar yang sesungguhnya di Sekolah Dasar.
Pandangan ini mengisyaratkan bahwa Taman Kanak-Kanak merupakan lembaga pendidikan pra-sekolah atau pra-akademik. Dengan demikian Taman Kanak-Kanak tidak mengemban tanggung jawab utama dalam membina kemampuan akademik anak seperti kemampuan membaca dan menulis. Substansi pembinaan kemampuan akademik atau skolastik ini harus menjadi tanggung jawab utama lembaga pendidikan Sekolah Dasar.
Alur pemikiran tersebut tidak selalu sejalan dan terimplementasikan dalam praktik kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar di Indonesia. Pergeseran tanggung jawab pengembangan kemempuan skolastik dari Sekolah Dasar ke Taman Kanak-Kanak terjadi di mana-mana, baik secara terang-terangan maupun terselubung. Banyak Sekolah Dasar seringkali mengajukan persyaratan atau tes “membaca dan menulis”. Lembaga Pendidikan Sekolah Dasar seperti ini sering pula di anggap sebagai lembaga pendidikan “berkualitas dan bonafide”.
Peristiwa praktik pendidikan seperti itu mendorong lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak maupun orang tua berlomba mengajarkan kemampuan akademik membaca dan menulis dengan mengadapsi pola-pola pembelajaran di Sekolah Dasar. Akibatnya, tidak jarang Taman Kanak-Kanak tidak lagi menerapkan prinsip-prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain, sehingga Taman Kanak-Kanak tidak lagi taman yang indah, tempat bermain dan berteman banyak, tetapi beralih menjadi “Sekolah” Taman Kanak-Kanak dalam makna menyekolahkan secara dini pada anak-anak. Tanda-tandanya terlihat pada pentargetan kemampuan akademik membaca dan menulis agar bisa memasukkan anaknya ke Sekolah Dasar favorit.
Mengajarkan membaca dan menulis di Taman Kanak-Kanak dapat dilaksanakan selama batas-batas aturan pengembangan pra-sekolah serta mendasarkan diri pada prinsip dasar hakiki dari pendidikan Taman Kanak-Kanak sebagai sebuah taman bermain, sosialisasi, dan pengembangan berbagai kemampuan pra-skolastik yang lebih substansi yaitu bidang pengembangan kemampuan dasar yang meliputi kemampuan berbahasa atau membaca kognitif, fisik-motorik dan seni.
Pembelajaran kemampuan berbahasa di TK semestinya ditekankan pada suasana pembelajaran yang lebih memungkinkan siswa terlibat secara aktif dan menyenangkan, sementara itu yang terjadi di TK tidak jarang aktivitas pembelajaran masih mengadopsi pola-pola lama pembelajaran di sekolah-sekolah dasar. Siswa cenderung pasif. Untuk itu perlu adanya perubahan ke arah pembelajaran yang memberikan kesempatan atau peluang kepada siswa untuk lebih aktif, berminat dan menyenangkan. Cara tersebut di tempuh dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media gambar.
Mencermati kondisi kegiatan pembelajaran membaca dan menulis di Taman Kanak-Kanak yang berlangsung sebagaimana digambarkan di atas, perlu dilakukan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi. Dengan serangkaian tindakan itu diharapkan dapat mengubah suasana pembelajaran ke arah pembelajaran yang lebih memungkinkan siswa terlibat secara aktif dan menyenangkan. Hal itu dapat dicapai dengan melalui pembelajaran menggunakan media gambar. Media gambar adalah penyajian visual 2 dimensi yang dibuat berdasarkan unsur dan prinsip rancangan gambar, yang berisi unsur kehidupan sehari-hari tentang manusia benda-benda, binatang, peristiwa, tempat dan sebagainya. Penerapan media gambar banyak digunakan guru sebagai media dalam proses belajar mengajar, sebab mudah diperoleh tidak mahal dan efektif, serta menambah gairah dalam memotivasi dan meningkatkan kemampuan belajar siswa khususnya dalam membaca dan menulis permulaan.
Hal tersebut dibuktikan ketika dilakukan observasi awal menunjukkan rendahnya  kemampuan membaca dan menulis permulaan. Dari 25 siswa, hanya empat orang siswa (16%) yang menunjukkan kemampuan membaca dan menulis permulaan, sedangkan sisanya sebanyak 21 siswa atau 84%  belum menunjukkan peningkatan dalam kemampuan membaca dan menulis permulaan.
Berdasarkan uraian di atas maka sebagai upaya peningkatan  kemampuan membaca dan menulis permulaan maka peneliti akan melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas dengan judul peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa melalui penerapan media gambar buah-buahan di ...................................  Tahun .............

B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini, yaitu:
a.       Penguasaan siswa tentang  materi pembelajaran membaca dan menulis permulaan masih rendah.
b.      Rendahnya kemampuan siswa dalam kegiatan pembelajaran membaca dan menulis permulaan.
c.       Ketidakseriusan siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran membaca dan menulis permulaan yang ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan guru.
d.      Penggunaan alat dan media pembelajaran membaca dan menulis permulaan kurang bervarasi sehingga anak menjadi jenuh dan bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

C.    Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, efektif dan efisien, maka perlu adanya pembatasan masalah, adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Penggunaan media gambar buah-buahan dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan.
2.      Peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan penggunaan media gambar buah-buahan.

D.    Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebagaimana latar belakang masalah di atas dapat disimpulkan rumusan masalahnya, yaitu apakah penggunaan media gambar buah-buahan dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa ...................................  Tahun ............?

E.     Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa ...................................  Tahun .............

F.     Manfaat  Penelitian
1.   Manfaat Teoritis
Secara teori hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa ...................................  Tahun ............ melalui penggunaan media gambar buah-buahan.
2.   Manfaat Praktis
a.   Bagi Siswa
Bagi siswa dengan penggunaan simpai meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan.
b.   Bagi Guru
Memberikan aktualisasi bagi guru dalam mengembangkan potensi anak didik khususnya tentang penggunaan media gambar buah-buahan pada pembelajaran membaca dan menulis permulaan.
c.   Bagi Sekolah
Memberikan masukan pada sekolah agar lebih kreatif dan efektif dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan menerapkan media gambar buah-buahan.
d.   Bagi Penulis
Sebagai upaya latihan dalam menggunakan kepekaan dalam memecahkan permasalahan dan penganalisaan dengan menerapkan teori yang penulis dapatkan di bangku kuliah.

 BAB 2 dst....
termasuk lampiran siklus 1 dan 2, SKH, dll dapat anda dapatkan dengan cara meng-klik  cara mendapatkan file atau download pada pojok kanan atas blog.
terima kasih.

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MERANGKAI HURUF MELALUI KARTU HURUF PADA TAMAN KANAK-KANAK ...........................................



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk Pendidikan anak usia dini yaitu anak yang berusia empat sampai dengan enam tahun. Pendidikan TK memiliki peran yang sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Dengan kata lain, Pendidikan usia dini Khususnya TK sangat mengutamakan pendidikan yang berpusat pada anak atau “child centre”. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003) pada pasal 1 ayat (14) menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan agar anak memasuki pendidikan lebih lanjut. Tugas utama TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, keterampilan dan intelektual agar dapat melakukan adaptasi dengan kegiatan belajar yang sesungguhnya di sekolah dasar.
Pandangan ini mengisyaratkan bahwa TK merupakan lembaga Pendidikan pra-skolastik dan pra-akademik. Dengan demikian TK tidak mengemban tanggungjawab utama dalam membina kemampuan skolastik atau akademik anak seperti kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Namun alur pemikiran tersebut tidak selalu sejalan dan terimplementasikan dalam praktek kependidikan di Indonesia. Pergeseran tanggung jawab pengembangan kemampuan skolastik (akademik) dari sekolah dasar ke Taman Kanak-Kanak terjadi dimana-mana baik secara terang-terangan maupun terselubung, dengan mengajarkan anak cali stung dan beberapa TK yang memberikan bentuk penugasan “pekerjaan rumah” pada anak-anak.
TK yang harusnya berfungsi sebagai tempat bermain yang indah, nyaman, gembira dan menarik bagi anak untuk mewujudkan berbagai aktifitasnya dalam masa bermain, bersosialisasi dengan teman sebaya, beradaptsi dengan lingkungan baru setelah rumah, dan mengembangkan potensi dasar yang anak miliki, menjadi tempat yang kurang nyaman bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak-anak merasa tertekan, dan merasakan beban yang berat, sehingga keceriaan mereka berkurang, dan mengalami ketidakseimbangan perkembangan pada aspek keterampilan dan kreatifitasnya.
Dari 20 orang siswa di Taman Kanak-kanak ..................... Tahun Pelajaran ....................., pada studi pendahuluan ternyata hanya 3 orang  siswa  atau 15% yang minat dan kemampuan merangkai huruf  dengan menggunakan media kartu huruf sesuai dengan harapan, sehingga masih terdapat 17 orang siswa atau 85% yang minat dan kemampuan merangkai huruf  kurang baik.
Melihat kondisi awal sebagaimana awal sebagaimana tersebut di atas, maka peneliti berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga minat dan kemampuan anak didik dapat tercapai dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran merangkai huruf melalui pengguna media kartu huruf.
Teknik pengembangan kemampuan berbahasa bagi anak usia dini cukup beragam. Satu hal yang harus diingat dalam memberikan tugas untuk anak adalah kesesuaian tugas dengan tahapan perkembangan anak dan tetap tidak melupakan unsur bermain seraya belajar dalam mengerjakan tugas, pendidik harus berusaha agar anak tetap berminat dan antusias sampai pengerjaan tugas selesai. Guru harus pintar memilih media atau sumber belajar harus menarik dan mudah dimengerti oleh anak. Oleh karena itu, gurulah sebagai fasilitator dalam mengembangkan kemampuan berbahasa merangkai huruf menjadi kata, salah satunya dengan cara mengenalkan huruf pada anak didik. Pada saat penulis melaksanakan kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak ....................., penulis menyadari ada permasalahan dalam bidang bahasa, yaitu mengenal huruf. Hal ini perlu mendapat perhatian dari guru karena yang terjadi pada anak sangat berhubungan dengan kinerja guru dalam melaksanakan program pembelajaran. Berdasarkan kondisi awal TK ..................... dari hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas, kemampuan anak dalam kegiatan membaca dini masih rendah, anak baru memasuki pengenalan huruf, beberapa anak belum bisa mengenal perbedaan huruf, anak belum bisa merangkai huruf menjadi kata, dan belum bisa membaca kata sederhana. Kegiatan selama ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca dini di TK ..................... adalah melalui pemberian tugas seperti kegiatan mengambil satu huruf atau dua huruf menjadi satu kata. Kegiatan membaca dini belum terlihat pencapaian maksimal karena para guru belum menemukan cara yang terbaik untuk proses pembelajaran anak.
Prioritas masalah yang menjadi tujuan perbaikan, proses pembelajaran adalah memperbaiki pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan penggunaan alat bantu pembelajaran berupa media kartu huruf pada upaya peningkatan minat dan kemampuan merangkai huruf. Kondisi ideal yang diharapkan adalah untuk meningkatkan minat dan kemampuan merangkai huruf siswa sehingga diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran dan memberikan pengalaman nyata kepada siswa tentang sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik serta tercapainya tujuan pelaksanaan proses pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba melakukan upaya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan minat dan kemampuan merangkai huruf dengan menggunakan media kartu huruf pada siswa TK .....................  Tahun Pelajaran ......................  

B.     Identifikasi Masalah
Dari uraian sebagaimana latar belakang masalah di atas permasalahan yang ada pada pelaksanaan pembelajaran merangkai huruf dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1.   Metode yang digunakan guru kurang bervariasi, sehingga anak mangalami kebosanan.
2.   Adanya kenyataan bahwa media kartu huruf yang kurang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
3.   Adanya beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan merangkai huruf baik faktor dari dalam diri anak maupun faktor luar diri anak, salah satunya adalah faktor metode pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar.
C.    Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka akan muncul berbagai masalah. Agar penelitian ini lebih efektif, efisien dan terarah, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.   Media yang digunakan pada kegiatan pembelajaran merangkai huruf adalah kartu huruf.
2.   Indikator dalam adalah peningkatan minat dan kemampuan siswa dalam merangkai huruf menggunakan media kartu huruf.
3.   Penelitian tentang peningkatan inat dan kemampuan siswa dalam merangkai huruf menggunakan media kartu huruf ini terbatas pada anak didik di Taman Kanak-kanak ..................... Tahun Pelajaran ......................
D.    Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebagaimana latar belakang masalah di atas, maka dapat ditentukan rumusan masalah dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, yaitu : apakah penggunaan media kartu huruf dapat meningkatkan minat dan kemampuan merangkai huruf di Taman Kanak-kanak ..................... Tahun Pelajaran .....................?

E.     Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatkan minat dan kemampuan anak didik di Taman Kanak-kanak ..................... Tahun Pelajaran ..................... dalam merangkai huruf dengan menggunakan media kartu huruf.
F.     Manfaat Penelitian
Diharapkan  penelitian ini juga dapat memberikan manfaat khususnya bagi :
1.      Anak Didik / Siswa TK
a.       Memperbaiki kekurangan siswa dalam merangkai huruf  menggunkana media kartu huruf
b.      Meningkatkan minat dan kemampuan siswa dalam merangkai huruf menggunkana media kartu huruf
c.       Menjadi model bagi siswa untuk menyikapi kinerjanya
d.      Meningkatkan kreativitas siswa
2.      Guru TK
a.       Guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan kemampuannya untuk menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya
b.      Meningkatkan kreativitas kinerja
c.       Meningkatkan wawasan dalam kegiatan belajar mengajar
d.      Mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri dalam kegiatan belajar mengajar.
3.      Sekolah/ Lembaga Pendidikan/ TK
a.       Mengembangkan mutu dan hasil belajarnya
b.      Meningkatkan kualitas pendidikan bagi siswa
c.       Mempunyai kesempatan untuk berkembang pesat
d.      Menciptakan hubungan kolegial yang sehat
e.       Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif
f.       Mempunyai kesempatan yang besar untuk berubah secara menyeluruh
4.      Bagi Masyarakat
a.       Memiliki generasi yang terampil
b.      Memiliki generasi yang kreatif
c.       Memiliki calon generasi penerus yang dapat mandiri
d.      Memiliki potensi untuk mengembangkan potensi daerah secara swakelola


 BAB 2 dst....
termasuk lampiran siklus 1 dan 2, SKH, dll dapat anda dapatkan dengan cara meng-klik  cara mendapatkan file atau download pada pojok kanan atas blog.
terima kasih.







pendekatan cooperative learning dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak dan bercerita anak di ..................................................... Tahun 2013/2014


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan, dan pesan kepada orang lain sehingga terjadi komunikasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa terbagi atas dua jenis bahasa yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa lisan digunakan untuk komunikasi antar pendengar dan pembaca, sedangkan bahsa tulis digunakan antara penulis dan pembaca.
Pendidikan  Taman  Kanak-kanak  adalah  salah  satu  bentuk  dari  Pendidikan  Pra Sekolah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Pra Sekolah,  maka  tujuan  Pendidikan  Taman  Kanak-kanak  adalah  membantu  meletakkan dasar  ke  arah  perkembangan  sikap,  pengetahuan,  yang  diperlukan  anak  didik,  dalam menyesuaikan  diri  dengan  lingkungan,  untuk  pertumbuhan  serta  perkembangan selanjutnya. Salah  satu  kemampuan  anak  yang  sedang  berkembang  pada  usia  Taman  Kanak-kanak  (TK)  adalah  kemampuan  berbahasa,  kerena  penguasaan  berbahasa  sangat  erat hubungannya  dengan  kemampuan  kognitif  anak  cara  berbicara  anak  menggambarkan sistematis hanya dalam berfikir.
Kemampuan  berbahasa  sebagai  alat  komunikasi  merupakan  sarana  yang  penting dalam kehidupan anak bahasa merupakan sebagai alat komunikasi merupakan alat untuk menyatakan  pikiran  serta  perusahan  kepada  orang  lain  dan  juga  berfungsi  untuk menyatakan imajinasi dan sesuatu emosional anak. Pada  usia  Taman  Kanak-kanak    sangat  sulit  untuk  melatih  kemampuan  anak menyimak  dengan  baik,  dan  untuk  itu  perlu  ditingkatkan  pengembangan  kemampuan berbahasa  dengan  menirukan  dan menyebutkan  suara  yang  didengarnya,  karena  dengan menyimak anak dapat menghayati lingkungan di sekitarnya dan mendengarkan pendapat   orang  lain  melalui  indra  pendengaran,  kemampuan  menyimak  ini  terkait  dengan kesanggupan anak dalam menangkap isi pesan secara benar dari orang lain. Anak  dapat  dan  mengingat  suatu  informasi  jika  mereka  mendapat  kesempatan untuk membicarakannya baik untuk dirinya sendiri maupun di tunjukan pada orang lain, menyimak  berbicara  melibatkan  proses  kognitif  (berfikir)  dan  kosa  kata  yang  sama, namun ada perbedaan bahasa sehingga anak dapat menerima dan mengekpresikan bahasa dengan cara yang unik dan bersifat individual yang  meliputi kosa kata dan intonasi suara yang digunakan anak.
Apabila dikaitkan antara keterampilan berbahasa tersebut dengan tujuan pembelajaran, pada dasarnya keempat keterampilan tersebut merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra. Selain itu, tujuan pembelajaran Bahsa Indonesia adalah untuk mengembangkan kemampuan bahasa dalam segala fungsinya, yaitu sebagai sarana komuinikasi, sarana berfikir, sarana mengemukakan gagasan/ide, perasaan, dan sebagai sarana berekpresi.
Keterampilan  berbahasa  lisan  tersebut  memudahkan  siswa berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain. Kegiatan  bercerita  merupakan  bagian  dari  kemampuan berbicara  yang berperan penting baik dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah maupun kehidupan  sehari-hari.  Sehubungan  dengan  pernyataan  di  atas,  di  dalam kegiatan  pembelajaran  di  sekolah  dasar,  keterampilan  bercerita  menjadi  salah satu  bagian  keterampilan  berbahasa  yang  harus  diajarkan  kepada  siswa  dan dikuasai  oleh  siswa.  Keterampilan  bercerita  memiliki  beberapa  manfaat  bagi siswa khususnya siswa sekolah dasar  yaitu untuk meningkatkan keterampilan siswa  dalam  berkomunikasi  dengan  baik,  membentuk  karakter  siswa  dan mengembangkan keterampilan siswa dalam berbahasa.
Apabila  dicermati  dalam  keseharian,  tidak  semua  siswa  khususnya siswa  Sekolah  Dasar  dalam  berbicara  khususnya  bercerita  memiliki kemampuan  yang  baik  dalam  menyampaikan  isi  gagasan  atau  pemikirannya kepada orang lain. Kemampuan tersebut merupakan kemampuan siswa dalam menyesuaikan  dengan  benar  antara  apa  yang  ada  dalam  pikiran  atau perasaannya  dengan  apa  yang  diucapkannya,  sehingga  orang  lain  yang mendengarkannya  dapat  memiliki  pemahaman  yang  sama atau  sesuai  dengan pemahaman pembicara. 
Menyimak sebagai salah satu keterampilan berbahasa menjadi dasar keterampilan berbahasa lainnya karena penguasaan keterampilan menyimak merupakan kegiatan pertama yang dikuasai manusia dan kegiatan yang banyak dilakukan dari kegiatan berbahasa yang lainnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kemampuan menyimak sangatlah penting sehingga perlu dibina dan dilatih. Selain itu, menyimak dapat melatih kemampuan berpikir karena didalamnya ada proses yang melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, dan pengertian. Dengan kata lain menyimak merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya.
Berdasarkan pengalaman empris di lapangan diketahui bahwa kemampuan menyimak dan bercerita siswa dalam proses pembelajaran masih rendah. Hal itu terdeteksi pada saat siswa diminta oleh guru untuk menjelaskan letak suatu tempat sesuai denah dan petunjuk penggunaan suatu alat dengan bahasa yang runtut, baik, dan benar. Isi pembicaraan yang disampaikan oleh siswa tersebut tidak akurat dan berbelit-belit. Selain itu siswa juga berbicara tersendat-sendat sehingga isi pembicaraan menjadi tidak jelas. Ada pula di antara siswa yang tidak mau berbicara di depan kelas. Bahkan pada saat guru bertanya kepada seluruh siswa di kelas yang hanya berjumlah 30 orang, umumnya siswa lama sekali untuk menjawab pertanyaan guru. Beberapa orang siswa ada yang  tidak mau menjawab pertanyaan guru karena sepertinya malu dan takut salah menjawab. Apalagi untuk berbicara di depan kelas, para siswa belum menunjukkan keberanian. Singkatnya, aktivitas belajar dan keterampilan berbicara siswa sangat rendah. Dan, kalaupun ada beberapa dari mereka yang memiliki keberanian, sekitar 5 siswa (16,7%), namun berbicaranya masih tersendat-sendat, tidak akurat dan tidak runtut.
Melihat hasil pra-penelitian di atas,,  peneliti menemukan  kemampuan  menyimak dan bercerita anak  masih  kurang,  ini  terlihat  pada  saat  guru berbicara anak tidak menyimak apa yang dibicarakan guru, di usia Taman Kanak-kanak sebagian anak mengalami  kesulitan mengungkapkan apa  yang di bicarakan guru kerena tidak di pahami dan tidak di simak terlebih dahulu. Dengan  adanya  permasalahan  tersebut  peneliti  akan  mengaplikasikan pendekatan cooperative learning dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak dan bercerita anak di ..................................................... Tahun 2013/2014.

B.     Identifikasi Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah di atas, ada beberapa permasalahan yang dapat teridentifikasi, antara lain:
1.   Penerapan metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar akan mampu meningkatkan daya kemampuan siswa dalam belajar dan dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga dapat berkembang secara mandiri.
2.   Kemampuan menyimak dan bercerita merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh anak didik karena merupakan bagian yang turut menentukan prestasi belajar anak didik.
3.   Penguasaan kemampuan menyimak dan bercerita tidak datang dengan sendirinya, akan tetapi diperlukan latihan dan kerja keras.
4.   Agar siswa terampil  menyimak dan bercerita, guru dituntut memiliki inovasi-inovasi yang diimplementasikan dalam pernbelajaran. Salah satu bentuk inovasi tersebut antara lain penggunaan metode cooperative learning.

C.  Pembatasan Masalah
Dalam mengatasi permasalahan yang akan dibahas pada penelitian tidak terlalu kompleks, maka peneliti memberi batasan-batasan permasalahan. Pembatasan masalah ini bertujuan agar penelitian yang akan dilakukan dapat tercapai pada sasaran dan tujuan yang baik.  Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Masalah yang diteliti hanya terbatas pada peningkatan kemampuan menyimak dan bercerita dengan penggunaan metode cooperative learning.
2.   Upaya peningkatan kemampuan menyimak dan bercerita hanya pada siswa ..................................................... Tahun 2013/2014.
3.   Peningkatan kemampuan menyimak dan bercerita difokuskan pada  penggunaan metode cooperative learning.

C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  yang  telah  diuraikan  di  atas,  secara umum masalah yang akan diteliti adalah bagaimana upaya meningkatkan kemampuan menyimak dan bercerita siswa ..................................................... Tahun 2013/2014 melalui penggunaan metode cooperative learning?

D.    Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.    Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyimak dan bercerita dengan penerapan metode cooperative learning.
2.    Tujuan Khusus
a.      Mendeskripsikan  perencanaan  metode cooperative learning dalam  upaya peningkatan kemampuan menyimak dan bercerita,
b.      Mendeskripsikan  pelaksanaan  metode cooperative learning dalam  upaya peningkatan kemampuan menyimak dan bercerita,
c.      Mengetahui  besar  peningkatan  kemampuan menyimak dan bercerita dengan penerapan metode cooperative learning.



F.   Manfaat Penelitian
1.   Manfaat Teoritis
Mengetahui efektifitas penggunaan media plastisin untuk meningkatkan kemampuan menyimak dan bercerita anak di ..................................................... Tahun 2013/2014.
2.   Manfaat Praktis
a.   Bagi Anak, mempermudah pemahaman dan perkembangan peningkatan kemampuan menyimak dan bercerita.
b.   Bagi Guru, menciptakan pelaksanaan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
c.   Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai rujukan dan pertimbangan dalam pengembangan kualitas belajar.
d.   Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan yang lebih kongkrit apabila nantinya berkecimpung dalam dunia pendidikan, khususnya pengembangan kurikulum bagi pendidikan anak usia dini.
e.   Bagi pembaca umumnya, dapat dimanfaatkan untuk menambah wawasan mengenai materi dan metode dalam pembelajaran bagi pendidikan anak usia dini.

 BAB 2 dst....
termasuk lampiran siklus 1 dan 2, SKH, dll dapat anda dapatkan dengan cara meng-klik  cara mendapatkan file atau download pada pojok kanan atas blog.
terima kasih.