Lencana Facebook

banner image

Tuesday 12 November 2013

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MATERI GERAK BENDA MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS III SD NEGERI .....................



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pada saat sekarang ini perkembangan  Ilmu Pengeetahuan  Alam (IPA) telah  melaju  dengan  pesat  karena  berhubungan  erat  dengan  perkembangan teknologi. Perkembangan ini menggugah para pendidik di sekolah dasar untuk merancang  dan  melaksanakan  pendidikan  yang  lebih  terarah  dan  lebih berkualitas (Iskandar, 1996 :24). 
Kualitas belajar merupakan cerminan proses pembelajaran yang efektif dan  efisien  dalam  KBM.  Maka  dari  itu  perlu  adanya  perbaikan  dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian belajar yang tepat, dengan dilihat dati nilai  siswa  yang  begitu  rendah  terhadap  mata  pelajaran  IPA  maka  perlu adanya  peningkatan  kualitas  belajar  yang  nantinya  akan  tergambarkan  dalam hasil belajar yang dicapai oleh siswa (Depdiknas, 2006:18).
Pembelajaran  IPA  yang  ideal  di  SD  adalah  lebih  menekankan  pada pemberian  pengalaman  langsung  dan  kegiatan  praktis  untuk  mengembangkan kompetensi,  agar  siswa  mampu  menjelajahi  dan  memahami  alam  sekitar  secara ilmiah. Selain itu siswa lebih diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga dapat  membantu  siswa  untuk  memperoleh  pemahaman  yang  lebih  mendalam tentang alam sekitar (Darmadjo dalam Karli,  2002:121)  .
Kualitas  lebih  mengarah  kepada  sesuatu  yang  baik.  Kualitas  belajar dapat  diartikan  dengan  sejumlah  kemampuan  atau  keterampilan  yang  harus dimiliki  seorang  siswa  setelah  melalui  proses  atau  aktifitas  pembelajaran, sesuai  dengan  kemampuan  yang  dimilikinya.  Dalam  kamus  besar  Bahasa Indonesia kata aktifitas diartikan sebagai keaktifan, kegiatan, kesibukan. Kata aktifvitas berasal dari bahasa  Inggris dari kata activity  yang berarti kegiatan. Sedangkan  dalam  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  Kontemporer  disebut aktivitas  berasal  dari  kata  kerja  yang  berarti  giat,  rajin,  selalu  berusaha, belajar  atau  bekerja  sungguh-sungguh  supaya  mendapat  prestasi  yang  gemilang.
Salah  satu  indikator  yang  dapat  digunakan  untuk  mengukur  kualitas belajar  adalah  hasil  belajar  yang  dicapai  oleh  siswa.  Sementara  itu  Herman Handoyo  (Rias, 2005:52)  mengklasifikasikan  aktifitas  belajar  atau  aktifitas intelektual siswa seperti uraian di bawah ini :
1.      Pertama,  menguji.  Pada  kegiatan  ini  guru  hendaknya  melibatkan intelektual siswa dengan menguji eksplorasi situasi.
2.      Kedua,  mengungkap.  Kualitas  belajar  siswa  pada  tahap  ini diharapkan  mampu  menghasilkan  kata,  kalimat,  bagan  atau  tabel dengan  menggunakan  simbol  yang  sesuai  dengan  situasi masalahnya.
3.      Ketiga,  membuktikan.  Apabila  siswa  telah  berhasil  merumuskan sesuatu,  mereka  perlu  membuktikan  berdasarkan  argumen  atau alasan yang terstruktur. 
4.      Keempat,  mengaplikasikan  masalah.  Konsep  dan  prosedur  yang telah  diketahui  perlu  diaplikasikan  ke  situasi  baru.  Dalam mengaplikasikan mungkin siswa harus dapat mengabstraksikan.
5.      Kelima, menyelesaikan masalah.
6.      Kualitas belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang muncul  dari  dalam  diri  siswa  (internal)  dan  yang  diluar  dari  siswa (eksternal).

Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang dimiliki melalui pembelajaran sebagaimana  tergambarkan  dalam  indikator  sebagai  hasil  penjabaran  dari kompetensi  dasar  yang  telah  dirumuskan  dalam  rencana  pelaksanaan pembelajaran.  Berdasarkan penelitian awal dengan melaksanakan tes formatif,  hasil  belajar pembelajaran IPA kelas III SD Negeri ......................., tidak sesuai dengan yang diharapkan, hal ini disebabkan karena metode pembelajaran  yang dilakukan oleh guru cenderung ceramah. Selain itu dalam Pembelajaran IPA di kelas, alat peraga jarang  digunakan.  Sehingga  siswa  tidak  aktif  dan  tidak  antusias  dalam pembelajaran  dan  akibatnya  hasil  belajar  siswa  kelas  kelas III SD Negeri ....................... ini,  tidak  mencapai  KKM  (kriteria  ketuntasan  minimum)  yang  telah ditentukan.  KKM  yang  ditentukan  sebesar  70, dari  jumlah  siswa  11 siswa,  hanya 27,27%  siswa  yang  mencapai  hasil  belajar  sesuai  dengan  target  KKM  yang  telah ditentukan.  Siswa  yang  belum  mencapai  KKM  sebanyak  72,73%.  Jadi,  siswa  yang belum  mencapai  target  KKM  ada  setengahnya  dari  siswa  yang  sudah  mencapai target KKM.
Berdasarkan data di atas peneliti berupaya bekerja sama dengan supervisor dan kepada sekolah untuk mencari solusi, sehingga permasalahan dapat terselesaikan. Kegiatan diskusi, pengamatan langsung (observasi) kepada siswa, perhatian khusus kepada siswa yang bermasalah adalah salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
1.      Identifikasi Masalah
Melalui pengamatan dan diskusi terindentifikasi beberapa masalah yang mempengaruhi pembelajaran antara lain :
a.       Kurangnya  variasi  pembelajaran  sehingga  siswa  kurang  kreatif  untuk menyelesaikan  pembelajaran  IPA,  khususnya  pada pembelajaran materi gerak benda.
b.      Siswa  tidak  dilibatkan secara aktif  pada pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga  aktivitas  siswa  pada  proses  pembelajaran  sangat  kurang.  Hal  ini ditunjukkan  dengan  minimnya  respon  siswa  pada  saat  guru  bertanya, minimnya  pertanyaan  yang  diajukan  siswa  pada  guru,  dan kurangnya perhatian siswa pada saat guru berbicara.
c.       Siswa  belum mempunyai keberanian  untuk  mencoba  sendiri  menyelesaikan masalah-masalah  dalam  pembelajaran  IPA  khususnya  pembelajaran materi gerak benda.
d.      Rendahnya kualitas pembelajaran IPA khususnya  pembelajaran materi gerak benda.
2.      Analisis Masalah
Melalui diskusi dengan supervisor,  kajian literatur dan refleksi diri ditemukan permasalahan penyebab rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran IPA materi gerak benda ruang antara lain :
a.       Ketidakmampuan  guru  memperhatikan perbedaan kemampuan siswa.
b.      Guru belum melibatkan siswa  secara aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar
c.       Penyampaian materi pembelajaran oleh guru kurang mengena pada peserta didik
d.      Guru kurang mampu mengaitkan materi yang dipelajari dengan konsep nyata yang ada dalam keseharian siswa.
3.      Alternatif Pemecahan Masalah
Eksperimen  adalah  suatu  percobaan  yang  dilakukan  untuk membuktikan  suatu  hipotesis.  Seperti  yang  diungkapkan  oleh  Sagala  (2011  : 220), bahwa :  “Eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau  hipotesis  tertentu.  Eksperimen  bisa  dilakukan  pada  suatu  laboratorium atau  diluar  laboratorium,  pekerjaan  eksperimen  mengandung  makna  belajar untuk  berbuat,  karena  itu  dapat  dimasukan  kedalam  metode  pembelajaran.
Metode  eksperimen  adalah  cara  penyajian  bahan  pelajaran  dimana  siswa melakukan  percobaan  dengan  mengalami  untuk  membuktikan  sendiri  suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu, Sagala (2011 : 220)”.
Menurut  Syaiful  Bahri  Djamarah  (1995:142),  metode  eksperimen  adalah cara penyajian  pelajaran  dimana  siswa  melakukan  percobaan  dengan mengalami  dan membuktikan  sendiri  sesuatu  yang  dipelajari.  Kemudian Mulyani  Sumantri,  dkk (1999:67)  mengatakan  bahwa  metode  eksperimen diartikan  sebagai  cara  belajar  mengajar  yang  melibatkan  siswa  dengan mengalami  dan  membuktikan  sendiri  proses  dan  hasil  percobaan.  Menurut
Roestiyah (2001:80), metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa  melakukan  suatu  percobaan  tentang  sesuatu  hal,  mengamati  prosesnya serta  menuliskan  hasil  percobaannya,  kemudian  hasil  pengamatan  itu disampaikan  ke  kelas  dan  dievaluasi  oleh  guru.
Di  dalam  pembelajaran IPA banyak  metode-metode  yang  digunakan  salah  satu  di  antaranya  adalah metode eksperimen. Schonher  (1996)  yang  dikutip  oleh  Palendeng  (2003:81)  menyatakan metode  eksperimen  adalah  metode  yang  sesuai  untuk  pembelajaran  IPA (Sains), karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang tepat  mengemabngkan  kemampuan  berfikir  dan  kreatifitas  secara  optimal. Siswa  diberi  kesempatan  untuk  menyusun  sendiri  konsep-konsep  dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Berdasarkan  hasil  penemuan  Dr.  Umar  Fauzi,  metode  eksperimen dalam  pembelajaran  IPA  mempunyai  3  manfaat,  antara  lain  :  1)  Mendorong siswa  untuk  berfikir  kritis,  kreatif  dan  inovatif  dengan  bekal  konsep  yang sudah  diajarkan.  2)  Menuntun  siswa  melakukan  pengamatan,  melakukan penafsiran dan dugaan terahdap data. 3) Memandu siswa menemukan sendiri suatu kaidah, aturan atau hokum alam yang sering diapkai dalam pembahasan IPA. (Herawati, 2006:11-12). 
Oleh  karena  itu  penulis  bermaksud  mengadakan  penelitian  tindakan kelas  yang  berjudul Peningkatan kualitas pembelajaran IPA materi gerak benda melalui penerapan metode eksperimen  di  SD Negeri ....................... Kecamatan Dayeuluhur,  sehingga  diperoleh  gambaran  secara  tepat  dan  akurat  sebagai  upaya  perbaikan pelaksanaan  proses  pembelajaran  khususnya  untuk  bidang  studi  Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi gerak benda.

B.     Rumusan  Masalah
Untuk  mempermudah  dan  memfokuskan  proses  penelitian  rumusan masalah  tersebut selanjutnya diperinci sebagai berikut :
1.      Apakah penggunaan  metode eksperimen dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam  pembelajaran  IPA materi gerak benda di  kelas  III  SD Negeri .......................?
2.      Apakah penggunaan  metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam  pembelajaran  IPA materi gerak benda di  kelas  III  SD Negeri .......................?

C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum   
Secara  umum  tujuan  penelitian  ini adalah  untuk  mendeskripsikan  tentang  penerapan  metode eksperimen untuk  meningkatkan  keaktifan dan  hasil  belajar  siswa  dalam  pembelajaran  IPA  pada materi pokok  gerak benda.
2.      Tujuan Khusus
Secara  khusus  dilaksanaknnya  Penelitian  Tindakan  Kelas  ini  memiliki  beberapa tujuan yaitu :  
b.      Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran  IPA  materi  pokok  gerak  benda  melalui penerapan metode eksperimen  pada  kelas  III  SD Negeri ........................ 
c.       Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran  IPA  materi  pokok  gerak  benda  melalui penerapan metode eksperimen  pada  kelas  III  SD Negeri ........................ 

D.    Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat  memberikan manfaat :
1.   Manfaat Teoritis
a.   Sebagai bahan dan sumber rujukan pihak-pihak terkait (Dinas Pendidikan, sekolah,  guru  dan  institusi  pendidikan  lainnya)  dalam  pengambilan kebijakan mutu pendidikan.
b.   Sebagai upaya optimalisasi pelaksanaan pembelajaran aktif dan peningkatan profesionalisme guru dan praktek pembelajaran di kelas.
2.  Manfaat Praktis
a.  Bagi Siswa
1)      Dengan penerapan metode eksperimen, siswa dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa.
2)      Dengan  penerapan metode eksperimen, membantu siswa dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
b.  Bagi Guru
1)      Menjadi pilihan alternatif bagi guru dalam memberikan pembelajaran IPA
2)      Dapat  menambah  wawasan  bagi  guru  tentang  pendekatan pembelajaran  yang  dapat  menciptakan  suasana  pembelajaran  yang aktif sehingga meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa.
c.  Bagi Sekolah
1)      Sebagai  salah  satu  bahan  kajian  bagi  sekolah  dalam  upaya meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA.
2)      Dapat  menciptakan  lulusan  yang  berkompeten  dan  mampu  bersaing ditingkat pendidikan lebih lanjut.