BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat sekarang ini perkembangan Ilmu Pengeetahuan Alam (IPA) telah melaju
dengan pesat karena
berhubungan erat dengan
perkembangan teknologi. Perkembangan ini menggugah para pendidik di
sekolah dasar untuk merancang dan melaksanakan
pendidikan yang lebih
terarah dan lebih berkualitas (Iskandar, 1996 :24).
Kualitas belajar merupakan cerminan proses
pembelajaran yang efektif dan
efisien dalam KBM.
Maka dari itu
perlu adanya perbaikan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
belajar yang tepat, dengan dilihat dati nilai
siswa yang begitu
rendah terhadap mata
pelajaran IPA maka
perlu adanya peningkatan kualitas
belajar yang nantinya
akan tergambarkan dalam hasil belajar yang dicapai oleh siswa (Depdiknas,
2006:18).
Pembelajaran
IPA yang ideal
di SD adalah
lebih menekankan pada pemberian pengalaman
langsung dan kegiatan
praktis untuk mengembangkan kompetensi, agar
siswa mampu menjelajahi
dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Selain itu
siswa lebih diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga dapat membantu
siswa untuk memperoleh
pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar (Darmadjo dalam Karli, 2002:121)
.
Kualitas lebih mengarah
kepada sesuatu yang
baik. Kualitas belajar dapat
diartikan dengan sejumlah
kemampuan atau keterampilan
yang harus dimiliki seorang
siswa setelah melalui
proses atau aktifitas
pembelajaran, sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya. Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia kata aktifitas diartikan
sebagai keaktifan, kegiatan, kesibukan. Kata aktifvitas berasal dari
bahasa Inggris dari kata activity yang berarti kegiatan. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa
Indonesia Kontemporer disebut aktivitas berasal
dari kata kerja
yang berarti giat,
rajin, selalu berusaha, belajar atau
bekerja sungguh-sungguh supaya
mendapat prestasi yang
gemilang.
Salah satu indikator
yang dapat digunakan
untuk mengukur kualitas belajar adalah
hasil belajar yang
dicapai oleh siswa.
Sementara itu Herman Handoyo (Rias, 2005:52) mengklasifikasikan aktifitas
belajar atau aktifitas intelektual siswa seperti uraian di
bawah ini :
1.
Pertama,
menguji. Pada kegiatan
ini guru hendaknya
melibatkan intelektual siswa dengan menguji eksplorasi situasi.
2.
Kedua,
mengungkap. Kualitas belajar
siswa pada tahap
ini diharapkan mampu menghasilkan
kata, kalimat, bagan
atau tabel dengan menggunakan
simbol yang sesuai
dengan situasi masalahnya.
3.
Ketiga,
membuktikan. Apabila siswa
telah berhasil merumuskan sesuatu, mereka
perlu membuktikan berdasarkan
argumen atau alasan yang
terstruktur.
4.
Keempat,
mengaplikasikan masalah. Konsep
dan prosedur yang telah
diketahui perlu diaplikasikan
ke situasi baru.
Dalam mengaplikasikan mungkin siswa harus dapat mengabstraksikan.
5.
Kelima, menyelesaikan masalah.
6.
Kualitas belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik yang muncul dari dalam
diri siswa (internal)
dan yang diluar
dari siswa (eksternal).
Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang dimiliki
melalui pembelajaran sebagaimana
tergambarkan dalam indikator
sebagai hasil penjabaran
dari kompetensi dasar yang
telah dirumuskan dalam
rencana pelaksanaan
pembelajaran. Berdasarkan penelitian
awal dengan melaksanakan tes formatif,
hasil belajar pembelajaran IPA
kelas III SD Negeri ......................., tidak sesuai dengan yang
diharapkan, hal ini disebabkan karena metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung ceramah.
Selain itu dalam Pembelajaran IPA di kelas, alat peraga jarang digunakan.
Sehingga siswa tidak
aktif dan tidak
antusias dalam pembelajaran dan
akibatnya hasil belajar
siswa kelas kelas III SD Negeri .......................
ini, tidak mencapai
KKM (kriteria ketuntasan
minimum) yang telah ditentukan. KKM
yang ditentukan sebesar
70, dari jumlah siswa
11 siswa, hanya 27,27% siswa
yang mencapai hasil
belajar sesuai dengan
target KKM yang
telah ditentukan. Siswa yang
belum mencapai KKM
sebanyak 72,73%. Jadi,
siswa yang belum mencapai
target KKM ada
setengahnya dari siswa
yang sudah mencapai target KKM.
Berdasarkan
data di atas peneliti berupaya bekerja sama dengan supervisor dan kepada
sekolah untuk mencari solusi, sehingga permasalahan dapat terselesaikan.
Kegiatan diskusi, pengamatan langsung (observasi) kepada siswa, perhatian
khusus kepada siswa yang bermasalah adalah salah satu cara untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
1. Identifikasi Masalah
Melalui
pengamatan dan diskusi terindentifikasi beberapa masalah yang mempengaruhi
pembelajaran antara lain :
a.
Kurangnya
variasi pembelajaran sehingga
siswa kurang kreatif
untuk menyelesaikan
pembelajaran IPA, khususnya
pada pembelajaran materi gerak benda.
b. Siswa tidak
dilibatkan secara aktif pada
pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga
aktivitas siswa pada
proses pembelajaran sangat
kurang. Hal ini ditunjukkan dengan
minimnya respon siswa
pada saat guru
bertanya, minimnya pertanyaan
yang diajukan
siswa pada guru,
dan kurangnya perhatian siswa pada saat guru berbicara.
c.
Siswa belum
mempunyai keberanian untuk mencoba
sendiri menyelesaikan
masalah-masalah dalam pembelajaran
IPA khususnya pembelajaran materi gerak benda.
d.
Rendahnya kualitas pembelajaran IPA khususnya pembelajaran materi gerak benda.
2. Analisis Masalah
Melalui
diskusi dengan supervisor, kajian
literatur dan refleksi diri ditemukan permasalahan penyebab rendahnya
penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran IPA materi gerak benda ruang antara lain :
a. Ketidakmampuan guru
memperhatikan perbedaan kemampuan siswa.
b. Guru belum melibatkan siswa secara aktif dalam proses kegiatan belajar
mengajar
c. Penyampaian materi pembelajaran oleh guru
kurang mengena pada peserta didik
d. Guru kurang mampu mengaitkan materi yang
dipelajari dengan konsep nyata yang ada dalam keseharian siswa.
3. Alternatif Pemecahan Masalah
Eksperimen adalah
suatu percobaan yang
dilakukan untuk membuktikan suatu
hipotesis. Seperti yang
diungkapkan oleh Sagala
(2011 : 220), bahwa : “Eksperimen adalah percobaan untuk
membuktikan suatu pertanyaan atau
hipotesis tertentu. Eksperimen
bisa dilakukan pada
suatu laboratorium atau diluar
laboratorium, pekerjaan eksperimen
mengandung makna belajar untuk
berbuat, karena itu
dapat dimasukan kedalam
metode pembelajaran.
Metode eksperimen
adalah cara penyajian
bahan pelajaran dimana
siswa melakukan percobaan dengan
mengalami untuk membuktikan
sendiri suatu pertanyaan atau
hipotesis tertentu, Sagala (2011 : 220)”.
Menurut Syaiful
Bahri Djamarah (1995:142),
metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran
dimana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari.
Kemudian Mulyani Sumantri, dkk (1999:67)
mengatakan bahwa metode
eksperimen diartikan sebagai cara
belajar mengajar yang
melibatkan siswa dengan mengalami dan
membuktikan sendiri proses
dan hasil percobaan.
Menurut
Roestiyah
(2001:80), metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan
suatu percobaan tentang
sesuatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan ke
kelas dan dievaluasi
oleh guru.
Di dalam
pembelajaran IPA banyak
metode-metode yang digunakan
salah satu di
antaranya adalah metode
eksperimen. Schonher (1996) yang
dikutip oleh Palendeng
(2003:81) menyatakan metode eksperimen
adalah metode yang
sesuai untuk pembelajaran
IPA (Sains), karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar
yang tepat mengemabngkan kemampuan
berfikir dan kreatifitas
secara optimal. Siswa diberi
kesempatan untuk menyusun
sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat
diaplikasikan dalam kehidupannya.
Berdasarkan
hasil penemuan Dr.
Umar Fauzi, metode
eksperimen dalam
pembelajaran IPA mempunyai
3 manfaat, antara
lain : 1)
Mendorong siswa untuk berfikir
kritis, kreatif dan
inovatif dengan bekal
konsep yang sudah diajarkan.
2) Menuntun siswa
melakukan pengamatan, melakukan penafsiran dan dugaan terahdap
data. 3) Memandu siswa menemukan sendiri suatu kaidah, aturan atau hokum alam
yang sering diapkai dalam pembahasan IPA. (Herawati, 2006:11-12).
Oleh karena
itu penulis bermaksud
mengadakan penelitian tindakan kelas yang
berjudul Peningkatan kualitas pembelajaran IPA materi gerak benda
melalui penerapan metode eksperimen
di SD Negeri .......................
Kecamatan Dayeuluhur, sehingga diperoleh
gambaran secara tepat
dan akurat sebagai
upaya perbaikan pelaksanaan proses
pembelajaran khususnya untuk
bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi gerak
benda.
B. Rumusan Masalah
Untuk
mempermudah dan memfokuskan
proses penelitian rumusan masalah tersebut selanjutnya diperinci sebagai
berikut :
1.
Apakah penggunaan
metode eksperimen
dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran
IPA materi gerak benda di kelas
III SD Negeri .......................?
2.
Apakah penggunaan
metode eksperimen
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA materi gerak benda di kelas
III SD Negeri .......................?
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Secara
umum tujuan penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan tentang
penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran
IPA pada materi pokok gerak benda.
2.
Tujuan Khusus
Secara khusus dilaksanaknnya Penelitian
Tindakan Kelas ini
memiliki beberapa tujuan yaitu
:
b.
Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran IPA materi
pokok gerak benda
melalui penerapan metode
eksperimen pada kelas
III SD Negeri ........................
c.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA materi
pokok gerak benda
melalui penerapan metode
eksperimen pada kelas
III SD Negeri ........................
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan
hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat memberikan manfaat :
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan dan sumber rujukan
pihak-pihak terkait (Dinas Pendidikan, sekolah,
guru dan institusi
pendidikan lainnya) dalam
pengambilan kebijakan mutu pendidikan.
b. Sebagai upaya optimalisasi pelaksanaan
pembelajaran aktif dan peningkatan profesionalisme guru dan praktek
pembelajaran di kelas.
2. Manfaat
Praktis
a. Bagi
Siswa
1)
Dengan penerapan metode eksperimen, siswa dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa.
2)
Dengan penerapan
metode eksperimen, membantu siswa dalam meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa.
b. Bagi
Guru
1)
Menjadi pilihan alternatif bagi guru dalam memberikan
pembelajaran IPA
2)
Dapat
menambah wawasan bagi
guru tentang pendekatan pembelajaran yang
dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang aktif sehingga
meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa.
c. Bagi
Sekolah
1)
Sebagai
salah satu bahan
kajian bagi sekolah
dalam upaya meningkatkan kualitas
dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA.
2)
Dapat
menciptakan lulusan yang
berkompeten dan mampu
bersaing ditingkat pendidikan lebih lanjut.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih