BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses
pendidikan berlangsung dalam
suatu kegiatan sosial
antara peserta didik dengan
pendidik. Pendidik tidak memandang dan memperlakukan peserta didik sebagai objek
seolah-olah dapat di
bentuk sesuka hatinya
atas dasar kekuasaannya, memaksa peserta
didik untuk mencapai
tujuan tersebut namun
tujuan yang ingin
dicapai oleh seorang
pendidik tidak terjadi
atas dasar ketulusan
hati peserta didik melainkan atas dasar keterpaksaan atau
ketakutan maka pencapaian tujuan yang ingin dicapai berdasarkan
kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) tidak
akan berhasil (Kunandar, 2007: 47).
Pembelajaran
pada hakekatnya adalah
proses interaksi antar
paserta didik dengan lingkungannya,
sehingga terjadi perubahan prilaku ke arah yang lebih baik (Mulyasa,
2003:100). Pembelajaran pada
hakekatnya merupakan suatu
proses interaksi antara guru
dengan siswa, baik
interaksi antar guru
dengan siswa, baik interaksi secara
langsung seperti kegiatan
tatap muka maupun
kegiatan tidak langsung yaitu
dengan cara menggunakan berbagai media. (Rusman, 2008:100)
Belajar diharapkan mampu membuat siswa yang
tidak tahu menjadi tahu, yang
tidak berani menjadi
berani, yang sudah
tahu menjadi semakin
tahu dan faham, yang
sudah berani semakin
berani. Belajar memerlukan
keterlibatan mental dan kerja
siswa sendiri. Belajar
tidak cukup dengan
mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan dari
guru, akan tetapi
perlu adanya keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran. Penjelasan dan pemberian contoh dari
guru tidak akan membuahkan kegiatan belajar aktif. Siswa akan cenderung belajar
dengan kondisi pasif. Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan
banyak aktivitas (Abin, 2001:157)
Tanpa
disadari, cara mengajar
guru terkadang membuat
siswa menjadi pasif karena hanya
menunggu apa yang diperintahkan gurunya. Di lapangan dapat kita temui
beberapa fakta yaitu
di sekolah dasar
biasanya proses pembelajaran masih berpusat
pada guru, guru
cenderung menggunakan metode
yang sama dalam setiap
pertemuan di kelas,
guru terkadang lupa
memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya, karena biasanya setelah menjelaskan materi ajar guru
langsung memberikan tugas
pada siswa. Cara
mengajar guru yang
monoton dan tidak memfasilitasi
perbedaan siswa, dapat
berpotensi untuk membuat
siswa bosan dan pasif dalam
pembelajaran.
Berdasarkan
hasil temuan peneliti di
kelas II SDN ......................., permasalahan
yang kerap muncul
pada pembelajaran IPA di
kelas yaitu siswa
kurang bersemangat dalam
mengikuti pelajaran. Hal
ini timbul karena beberapa
faktor. Misalnya sarana
dan prasarana termasuk
sumber belajar di sekolah tersebut belum memadai dan siswa masih
terlihat malu-malu ketika dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Di
samping itu, sebagian siswa ada
yang mengalami kesulitan
dalam membaca sehingga
substansi dari materi pelajaran kurang
maksimal tersampaikan. Terkadang,
jika siswa bertanya, menjawab pertanyaan
dan berpendapat biasanya
apa yang dilontarkan
tidak berkenaan dengan apa yang
sedang diajarkan, siswa jarang memiliki inisiatif untuk mencatat poin-poin penting
yang disampaikan dan
ditulis guru dalam
pembelajaran. Kondisi-kondisi tersebut menunjukan bahwa siswa tidak akan
melakukan aktivitas dalam pembelajaran
tanpa perintah dari guru Selain
itu, belum ditemukan
model pembelajaran yang cocok untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Faktor-faktor tersebutlah yang turut
berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa yang
belum memuaskan.
Pada
dilakukan tes formatif pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada materi
sumber energi dan kegunaannya, hasil pretest menunjukkan rendah tingkat
penguasaan materi yang diajarkan. Dari 13 siswa, hanya 4 orang siswa (30,76%)
yang dapat mencapai penguasaan materi
80% ke atas atau mendapat nilai di atas KKM sebesar 70, sementara 9
orang siswa (69,23%) tingkat penguasaan
materinya di bawah 80%, dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar secara klasikal 62,30 dan penjelasan mengenai
motivasi belajar 38,46% atau 5 orang dari 13 orang siswa.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
penjelasan hasil pretest sebagaimana dijelaskan di atas peneliti meminta
bantuan teman sejawat untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran. Dari hasil observasi dan
diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran. Masalah
tersebut antara lain :
a. Kurangnya aktivitas belajar siswa
b. Siswa kurang menguasai materi pembelajaran
c. Siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran.
d. Siswa
tidak berani bertanya padahal sudah diberi kesempatan
e. Rendahnya
hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi sumber energi dan kegunaannya.
2. Analisis Masalah
Dalam
menganalisis masalah yang sedang terjadi, peneliti menempuh refleksi terhadap
kinerja yang telah dilakukan, mengkaji literatur, serta diskusi dengan kepala
sekolah dan teman sejawat. Hasil
analisis masalah yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kemungkinan yang
menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dan aktivitas
pembelajaran kurang kondusif adalah sebagai berikut.
a. Guru kurang mampu memilih dan menggunakan
teknik pembelajaran yang tepat
b. Guru kurang mampu mengelola kelas dan ini
berdampak pada proses edukatif yang diharapkan kurang berhasil
c. Guru dalam menjelaskan tidak menggunakan
model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.
d. Guru kurang mampu mengelola kelas dan ini
berdampak pada proses edukatif yang diharapkan kurang berhasil.
e. Guru tidak melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran.
f. Model pembelajaran yang dipergunakan guru
kurang bervariatif
3. Alternatif Pemecahan Masalah
Pembelajaran
aktif (active learning) adalah
suatu istilah yang memayungi
beberapa model pembelajaran,
yang memfokuskan tanggung
jawab proses pembelajaran pada si
pelajar. Pendekatan pembelajaran
aktif adalah cara
pandang yang mengangap bahwa belajar
merupakan kegiatan membangun
makna/pengertian terhadap
pengalaman dan informasi,
yang dilakukan oleh
si pembelajar, bukan
oleh si pengajar. Pembelajaran
ini juga mengangap bahwa mengajar merupakan kegiatan menciptakan suasana
yang bisa mengembangkan
inisiatif dan tanggung
jawab belajar bagi si
pembelajar sehingga berkeinginan
untuk terus belajar
selama hidupnya. Lebih jauh tumbuh berkembang usaha untuk meningkatkan
diri dalam segala aspeknya dalam
berbagai lingkungan pembelajaran
formal, informal dan non formal (Sudjana, 1998:181).
Pembelajaran
aktif adalah suatu
pembelajaran yang mengajak
peserta didik untuk belajar secara aktif sehingga merekalah yang akan mendominasi aktivitas
pembelajaran.(Samsiah, 2010:77) Pembelajaran
aktif menurut Hizam
Zaini (dalam Wardoyo,
2009) adalah suatu pembelajaran
yang mengajak siswa
untuk belajar secara
aktif, mendominasi
pelaksanaan pembelajaran. Dengan
ini mereka secara
aktif menggunakan otak, baik
untuk menemukan ide
pokok dari materi, memecahkan persoalan
atau mengaplikasikan apa
yang baru mereka
pelajari ke dalam satu persoalan.
Dari
alternatif-alternatif
tersebut, peneliti menitikberatkan pada penggunaan metode
active learning
sebagai upaya peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa.
Belajar aktif bukan sekedar bersenang-senang. Walaupun kegiatan belajar
aktif menyenangkan tetapi
tidak menghilangkan manfaat
belajar itu sendiri. Kegiatan belajar
aktif merupakan kegiatan
belajar yang digunakan
untuk mengoptimalkan semua potensi
yang dimiliki siswa
sehingga semua siswa mendapatkan hasil belajar yang
memuaskan sesuai dengan karakter yang dimiliki setiap individu.
Selain itu belajar
aktif dapat memotivasi
siswa untuk belajar. Belajar aktif
mampu membuat materi
yang hambar menjadi
menarik. Kegembiraan siswa dalam kegiatan belajar aktif tersebut mampu
membuat mereka termotivasi untuk menyimak dan menguasai materi pelajaran.
Dalam buku berjudul
“Psikologi Pendidikan” (2003:
333), Syamsudin mengemukakan
bahwa apabila terdapat kesulitan dalam
belajar yang diakibatkan oleh
ketidaktepatan metode belajar mengajar; maka akan mudah ditempuh dengan belajar
secara berkelompok, baik dalam kelas sebagai keseluruhan maupun dibagi ke dalam
kelompok kecil yang
terdiri atas sejumlah
peserta didik yang
memilikikesulitan dalam masalah yang serupa.
Berdasarkan
kerangka permasalahan yang
peneliti temukan pada
siswa kelas II SD Negeri ....................... perihal
kurangnya aktivitas siswa
berakibat pada kurangnya
keaktifan siswa, peneliti
termotivasi untuk mengaplikasikan
sebuah pendekatan dalam pembelajaran berbicara sebagai upaya meningkatkan sikap
keberanian siswa sebagai
bagian dari sikap
positif siswa sehingga dapat
memaksimalkan keaktifan siswa dalam berkomunikasi di hadapan khalayak yaitu
melalui pendekatan active learning.
Melvin L Silbermen menyatakan bahwa belajar aktif
meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif melalui aktivitas-aktivitas yang
membangun dan dalam
waktu singkat membuat mereka berpikir
tentang materi pelajaran.
Pendekatan active learning memperkenalkan kepada siswa tentang
rangkaian kegiatan belajar mengajar yang lebih mengoptimalkan pembelajaran
siswa aktif melalui berbagai aktivitas belajar yang dapat
memotivasi siswa di
kelas mulai dari
kegiatan awal, kegiatan
inti, sampai kegiatan penutup.
Sependapat
dengan pernyataan ahli
tersebut, kegiatan kelompok
belajar diharapkan dapat menjalin kerjasama
antarsiswa dan dapat
menjadi salah satu wujud
dari pembelajaran active learning
yang mengkolaborasikan antara
teknik wawancara, teknik diskusi,
dan beberapa strategi
yang melibatkan siswa
secara aktif dalam mempresentasikan hasil
pengamatan manakala siswa
belajar berfikir kritis dalam
menyajikan hasil pengamatannya
dengan bahasa mereka
sendiri, mengutarakan maksud komunikator
kepada komunikan; artinya
tanpa terpaku oleh sebuah wacana
yang mereka pegang sehingga dapat merubah reaksi takut dan monoton menjadi
reaksi yang kreatif.
Pembelajaran aktif yang
dikolaborasikan dengan teknik wawancara, artinya sebuah informasi yang
disajikan dalam bentuk percakapan
yang lazim dipergunakan
untuk menggali informasi
dan biasanya berupa tanya
jawab sebagai salah
satu upaya agar
pembelajaran tidak terlalu menjenuhkan sehingga dapat terlihat
peran aktif siswa.
Penerapan
pembelajaran aktif diharapkan
siswa mampu berimajinasi sehingga dapat memunculkan
gagasan dan menerapkan apa yang mereka
pelajari karena mereka bebas
mengutarakan deretan kalimat
yang keluar secara
langsung dari mulut mereka
yang tentu saja
telah diolah di
otak mereka untuk menyampaikan informasi
yang telah mereka
dapatkan dengan memperhatikan ketiga elemen
penting dalam berkomunikasi
yaitu verbal, vokal,
dan visual agar menciptakan sebuah
komunikasi yang efektif.
Pendekatan active learning pada pembelajaran menyampaikan
hasil laporan pengamatan
lebih dihadapkan pada proses
belajar aktif berdasarkan
rangkaian kegiatan pembelajaran
aktif (kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan
penutup) sehingga dapat
memicu semangat belajar siswa
serta dapat membangun
kredibilitas siswa dalam
berkomunikasi di kelas.
Bertolak
dari wacana tersebut,
penulis melakukan penelitian
mengenai penerapan suatu metode
dan pengaruhnya terhadap
hasil belajar. Maka
dari itu, penulis mengambil
judul penelitian Penerapan Model Pembelajaran Active Learning untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Materi Sumber Energi dan Kegunaannya Pada
Pembelajaran IPA Kelas II SD Negeri .......................
.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah
yang telah diuraikan
di atas, secara umum masalah yang akan diteliti adalah
:
1.
Bagaimana upaya meningkatkan aktivitas siswa kelas II
SD Negeri ....................... dalam Pembelajaran IPA materi sumber energi
dan kegunannya melalui penerapan metode active
learning?
2.
Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas II
SD Negeri ....................... dalam Pembelajaran IPA materi sumber energi
dan kegunannya melalui penerapan metode active
learning?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan
rumusan masalah di atas, maka tujuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa dalam Pembelajaran
IPA melalui penerapan metode active
learning.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan perencanaan
metode active learning
dalam pembelajaran IPA pada
materi sumber energi dan kegunannya,
b. Mendeskripsikan pelaksanaan
metode active learning
dalam pembelajaran IPA pada
materi sumber energi dan kegunannya,
c. Mengetahui besar
peningkatan aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran IPA pada materi sumber
energi dan kegunannya dengan menggunakan metode active learning.
D. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang diharapkan
dapat diperoleh melalui penelitian perbaikan pembelajaran ini, sebagaimana pada
rincian berikut.
- Manfaat Teoritis
Memberi sumbangan
substantif berupa informasi
ilmiah data, penjelasan konsep
dan teori bagi
ilmu pendidikan khususnya
bagi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
- Manfaat Praktis
a. Siswa dapat meningkatkan aktivitas,
kreativitas, dan hasil belajar menjadi lebih baik daripada sebelumnya, serta
menumbuhkembangkan sikap kritisnya terhadap aktivitas, kreativitas, dan hasil
belajar yang telah diperolehnya.
b. Guru dapat memperbaiki kinerjanya secara
profesional, karena itu rasa percaya dirinya akan meningkat.
c. Membantu sekolah untuk terus berkembang
karena adanya peningkatan kemampuan pada diri guru dan siswa yang menunjukkan
lebih unggul baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari sekolah lain.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih