Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Tuesday, 12 November 2013

Penerapan Model Pembelajaran Picture to Picture sebagai Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada pembelajaran IPA Materi Daur Ulang Air Siswa Kelas V SD Negeri ....................... Kecamatan Dayeuhluhur



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam  Kurikulum  Tingkat  Satuan  Pendidikan  (KTSP)  dinyatakan  bahwa, “Standar  Kompetensi  (SK)  dan  Kompetensi  Dasar  (KD)  IPA  di  SD/MI merupakan  standar  minimum  yang  secara  nasional  harus  dicapai  oleh  peserta didik  dan  menjadi  acuan  dalam  pengembangan  kurikulum  setiap  satuan pendidikan” Pencapaian  Standar  Kompetensi  dan Kompetensi Dasar tersebut pada pembelajaran IPA didasarkan pada pembudayaan pesertadidik  untuk  membangun  kemampuan  bekerja  ilmiah,  dan  pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru dengan berorientasi pada tujuan kurikuler mata pelajaran  IPA  di  Sekolah  Dasar  adalah  “Mengembangkan  keterampilan  proses untuk  menyelidiki  alam  sekitar,  memecahkan  masalah  dan  membuat  keputusan”,
Pengembangan kemampuan peserta didik secara maksimal merupakan salah  satu  kunci  keberhasilan  peningkatan  kemampuan  dalam  menyesuaikan diri  dengan  perubahan  dan  memasuki  dunia  tekhnologi.  Selain  itu  cara mengajar  guru  pun  harus  dikembangkan  karena  keberhasilan  peserta  didik tidak  akan  pernah  lepas  dari  bagaimana  cara  guru  mengembangkan  suatu pembelajaran, termasuk pembelajaran IPA.
Pembelajaran  IPA  di  Sekolah  Dasar  merupakan  salah  satu  mata pelajaran  yang  sangat  penting    karena  dapat  membekali  siswa  untuk  berfikir kritis, bersikap ilmiah, peka tehadap permasalahan yang terjadi di lingkungan tempat  mereka  berada,  serta  mampu  hidup  dalam  persaingan  internasional. Hal  tersebut  akan  dapat  tercapai  apabila  guru  sebagai manager di dalam kelas mampu mencari dan menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menarik sehingga materi dapat tersampaikan dengan mudah.
Dalam  pembelajaran  IPA,  air  merupakan  salah  satu  materi  yang dibahas didalamnya.  Air merupakan sumber kehidupan untuk setiap makhluk hidup  di  dunia  ini  termasuk  manusia.  Air  digunakan  setiap  hari  akan  tetapi keberadaan  air tidak pernah habis. Hal ini terjadi karena  air mengalami daur air  (siklus  air).  Daur  air  merupakan  sirkulasi  (perputaran)  air  secara  terus-menerus  dari  bumi  ke  atmosfer  dan  kembali  ke  Bumi.  Daur  air  ini  terjadi melalui  proses  evaporasi  (penguapan),  presipitasi  (pengendapan),  dan kondensasi (pengembunan).
Pada studi awal yang dilaksanakan, hasil dari tes formatif menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi yang diajarkan yang berimbas pada rendahnya hasil belajar siswa. Ini dapat ditunjukkan hanya 9 siswa (29,03%) dari 31 siswa yang mengikuti tes formatif dapat mencapai tingkat penguasaan materi 80% ke atas atau mendapat nilai di atas KKM minimal 69, sehingga masih terdapat 22 siswa (70,97%) yang belum tuntas belajarnya, dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar secara klasikal sebesar 63,71 dan keaktifan belajar siswa hanya 35,48% atau 11 siswa dari 31 siswa. Penjelasan mengenai hasil belajar siswa pada studi awal sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel  1.1    Daftar Perolehan Nilai Studi Awal Siswa Kelas V SD Negeri .......................

No
Rentang Nilai
Jumlah
Persentase
Ket
1
70-79
9
29,03

2
60-69
7
22,58

3
50-59
14
45,16

4
40-49
1
3,23

Jumlah
31
100,00



Berdasarkan hal tersebut, peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu :
  1. Ketidakseriusan siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
  2. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disajikan oleh guru.
  3. Ketidakberanian siswa dalam menanyakan materi pelajaran yang belum jelas atau belum dikuasai.
  4. Pengaturan posisi duduk siswa kurang sesuai, sehingga persebaran siswa yang pandai dan tidak masih belum merata.
  5. Rendahnya keaktifan belajar siswa pada pembelajaran IPA materi konsep daur ulang air
  6. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi konsep daur ulang air
Dengan melalui refleksi diri, kaji literatur, dan diskusi dengan supervisor, kepala sekolah dan teman sejawat dapat diketahui bahwa faktor penyebab timbulnya masalah pembelajaran adalah :
1.      Pusat belajar bukan pada materi, melainkan pada guru. sehingga proses pembelajaran bersifat abstrak yang menyebabkan siswa menjadi pasif.
2.      Metode ataupun model pembelajaran yang digunakan pada pelaksanaan proses pembelajaran kurang tepat.
3.      Penjelasan materi terlalu cepat, sehingga berakibat pada berkurangnya minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran.
4.      Penjelasan materi terlalu cepat, sehingga kurangnya model dialog yang keterampilan proses, efektif dan kreatif.
5.      Guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif.
6.      Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi
Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran sebagaimana diuraikan di atas, maka peneliti memilih salah satu model pembelajaran yang akan peneliti laksanakan yaitu model  picture to  picture.  Model  pembelajaran  ini  dapat  memberikan  kesempatan  kepada  siswa untuk  mencoba  dan  menafsirkan  materi  sesuai  dengan  kemampuan  dan  potensi yang dimilikinya melalui hasil pengamatan dan penafsiran melalui media gambar. Pembelajaran  dengan  menggunakan  model  ini  menitikberatkan  kepada  gambar sebagai media penanaman suatu konsep tertentu. 
Penggunaan media  gambar dengan menggunakan model  picture to  picture,  merupakan  salah  satu  jenis  bahasa yang  memungkinkan  terjadinya  komunikasi,  yang  diekspresikan  lewat  tanda  dan simbol.  Gambar-gambar  yang  disajikan  atau  diberikan  menjadi  faktor  utama dalam  proses  pembelajaran  karena  siswa  akan  belajar  memahami  suatu  konsep atau fakta dengan cara mendeskripsikan dan menceritakan gambar yang diberikan berdasarkan  ide/gagasannya.  Dalam  proses  pembelajarannya  penggunaan  media gambar  dapat  memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  aktif,  kreatif  dan menemukan sendiri dengan bantuan guru materi yang dipelajari.
Penjelasan  sebagaimana diuraikan  di atas  memotivasi  peneliti  untuk  melakukan perbaikan pembelajaran dengan melaksanakan penelitian yang  berjudul  Penerapan  Model  Pembelajaran  Picture to Picture  sebagai Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa  pada pembelajaran IPA Materi Daur Ulang Air Siswa Kelas V SD Negeri ....................... Kecamatan Dayeuhluhur

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan masalahnya untuk menjadi fokus perbaikan pembelajaran adalah  :
1.      Apakah dengan penerapan model  pembelajaran  picture to picture  dapat  meningkatkan keaktifan belajar siswa Kelas V SD Negeri ....................... Kecamatan Dayeuhluhur pada pembelajaran IPA materi konsep daur ulang air ?
2.      Apakah dengan penerapan model  pembelajaran  picture to picture  dapat  meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri ....................... Kecamatan Dayeuhluhur  pada pembelajaran IPA materi konsep daur ulang air?


C.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana dijelaskan di atas, dan agar pelaksanaan penelitian memiliki arah yang jelas, maka ditetapkan tujuan dari penelitian tindakan kelas sebagai berikut :
  1. Untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas V SD Negeri ....................... Kecamatan Dayeuhluhur dengan penerapan model  pembelajaran  picture to picture  pada pembelajaran IPA materi  konsep daur ulang air.
  2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri ....................... Kecamatan Dayeuhluhur dengan penerapan model  pembelajaran  picture to picture  pada pembelajaran IPA materi  konsep daur ulang air.


D.    Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis  :
  1. Manfaat Teoritis
a.    Menambah khasanah pengembangan pengetahuan mengenai pembelajaran penerapan model  pembelajaran  picture to picture pada pembelajaran IPA.
b.    Memperoleh gambaran mengenai penerapan model  pembelajaran  picture to picture pada pembelajaran IPA.
c.    Sebagai bahan kajian penelitian-penelitian lebih lanjut yang akan dilaksanakan baik pada pembelajaran IPA maupun pada pembelajaran lainnya.
  1. Manfaat Praktis
a.       Bagi Siswa
1)      Memberikan  pengalaman  secara  langsung  dalam  memperoleh   pengetahuan tentang pembelajaran IPA materi daur ulang air.
2)      Memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  menggali  potensi  dalam dirinya  berupa  ide/gagasan  dalam  memecahkan  suatu  permasalahan secara mandiri
3)      Membangkitkan  keaktifan  belajar    siswa  kelas  SD Negeri ....................... dalam pembelajaran IPA materi daur ulang air.
b.      Bagi guru
1)      Memberikan  pengalaman  bagi  guru  dalam  menemukan  solusi  untuk    memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi dalam pembelajaran
2)      Mengembangkan  kemampuan  guru    dalam  merencanakan, melaksanakan  dan  mengevaluai  pembelajaran  IPA khususnya pada pembelajaran IPA materi daur ulang air  dengan menggunakan model picture to picture  
3)      Memberikan  gambaran  hasil  belajar  siswa  SD Negeri ....................... pada  pembelajaran IPA materi daur ulang air dengan menggunakan model picture to picture  
c.       Bagi Sekolah
1)      Memberikan  gambaran  yang  positif  dalam  mendukung  upaya  guru dalam berkreasi menciptakan model pembelajaran
2)      Memberikan  gambaran dalam meningkatkan kualitas siswa di sekolah

klik download

Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Keterampilan dan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD Negeri ........................



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Bahasa  memiliki  peran  sentral  dalam  perkembangan  intelektual,  sosial, dan  emosional  peserta  didik,  serta  merupakan  penunjang  keberhasilan  dalam mempelajari  semua  bidang  studi.  Pembelajaran  bahasa  diharapkan  dapat membantu  peserta  didik  mengenal  dirinya,  budayanya,  dan  budaya  orang  lain mengembangkan  gagasan  juga  perasaan,  berpartisipasi  dalam  masyarakat  yang menggunakan  bahasa  tersebut,  dan  menemukan  serta  menggunakan  keterampilan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran  bahasa  Indonesia  terintegrasi  dalam  empat  keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan berbahasa tersebut yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yang cukup kompleks adalah  menulis.  Keterampilan  menulis  diajarkan  dengan  tujuan  agar  siswa mempunyai  keterampilan  dalam  menuangkan  ide,  gagasan,  pikiran,  pengalaman dan pendapatnya dengan benar.
Keempat  keterampilan  berbahasa  itu  saling  menunjang  dan  tidak  dapat  berdiri sendiri, satu kesatuan atau merupakan catur tunggal”. Dari keempat keterampilan berbahasa,  salah  satu  diantaranya  adalah  keterampilan  menulis.  Menulis merupakan  aktivitas  penuangan  ide-ide  pikiran  manusia  ke  dalam  bentuk rangkaian  kata-kata  dan  kalimat  secara  tertulis.  Keterampilan  menulis  merupakan jembatan  seseorang  dalam  berkomunikasi  dengan  sesama  atau  dengan  dunia sekitarnya. ”Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung secara tatap muka dengan orang lain”
Menulis  tampaknya  sederhana,  namun  menjadikan  makna  yang  sangat mendasar, maksudnya menulis sangat diperlukan  untuk membangun keterampilan siswa  dalam  berkomunikasi  dan  mengeluarkan  pendapat.  Berdasarkan pengalaman  sehari-hari  dan  temuan  yang  peneliti  alami  dalam  kegiatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Begitu  pentingnya  menulis,  sehingga  keterampilannya  dituntut  harus dimiliki  oleh  siswa.  Pembelajaran  menulis  dimulai  sejak  di  kelas  rendah  dengan menulis permulaan diawali dari melatih siswa memegang alat tulis dengan benar, menarik  garis,  menulis  huruf,  suku  kata,  kata  dan  kalimat  sederhana  dan seterusnya  (Hartati,  2006a  :  188).  Dilanjutkan  dengan  di  kelas  tinggi  dengan menulis  lanjut.  Keterampilan  menulis  harus  disajikan  secara  terpadu  dengan keterampilan  yang  lainnya.  Keterampilan  menulis  tidak  akan  datang  secara otomatis  melainkan  harus  melalui  latihan  dan  praktek  yang  banyak  dan  teratur (Tarigan, 1994 : 4).
Berdasarkan  hal  itu,  maka  guru  hendaklah  memilih  dan  menggunakan berbagai pendekatan dan metode serta media yang banyak melibatkan siswa aktif dalam  belajar  baik  secara  mental,  fisik  maupun  sosial  yang  sesuai  dengan  tahap perkembangan  siswa  sekolah  dasar  sehingga  siswa  ketika  belajar  di  dalam  kelas diharapkan  akan  menyenangkan.  Ketepatan  guru  dalam  menetapkan  pendekatan dan  metode  serta  media  akan  memberikan  kemudahan  bagi  siswa  untuk memahami materi yang disampaikan.
Peneliti menemukan masalah mengenai pembelajaran menulis permulaan di  semester  dua,  masih  banyak  siswa  yang  kesulitan  menulis  kalimat  dengan benar, rapi dan bersih.   Masalah tersebut bisa disebabkan karena cara guru dalam mengajar,  penggunaan  metode  dan  penggunaan  media  serta  pendekatan  yang digunakan  masih  kurang  maksimal.  Selain  hal  tersebut  masalah  ini  juga  bisa disebabkan  karena  latar  belakang  dan  karakteristik  siswa  di  kelas  yang  berbeda-beda  sehingga  keterampilan  dan  hasil  belajar  siswapun  berbeda,  ada  siswa  yang  berprestasi baik, cukup dan kurang.
Pembelajaran menulis di sekolah dasar dibedakan menjadi dua tahap yakni pembelajaran menulis permulaan dan pembelajaran menulis lanjut. Pembelajaran menulis permulaan dilaksanakan di kelas rendah. Menulis permulaan di pada siswa kelas II SD Negeri ....................... mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari pencapaian hasil menulis yang rata-rata di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini, merupakan latar belakang mengapa penelitian ini dilaksanakan.
Pengumpulan data dilakukan melalui pelaksanaan tes formatif studi awal. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri ....................... yang berjumlah 14 terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 8 orang siswa perempuan.  Hasil nilai tes pada studi awal kegiatan penelitian secara terperinci sebagaimana dijelaskan pada tabel 1.1 di bawah ini

Tabel  1.1    Daftar Perolehan Nilai Studi Awal Siswa Kelas II SD Negeri .......................

No
Rentang Nilai
Jumlah
Persentase
Ket
1
50-59
6
42,86%

2
60-69
4
28,57%

3
70-79
4
28,57%

4
80-89
-
-

5
90-100
-
-

Jumlah
14
100,00%



Berdasarkan uraian sebagaimana latar belakang masalah di atas, peneliti meminta bantuan teman sejawat dan kepala sekolah untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu :
  1. Rendahnya keterampilan siswa dalam menyerap materi pembelajaran
  2. Rendahnya prestasi belajar siswa
  3. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang berdampak prestasi belajar rendah.
  4. Kondisi ruangan kelas yang kurang mendukung pelaksanaan proses pembelajaran
  5. Pelaksanaan pembelajaran yang bersifat monoton dan tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Melalui refleksi diri, kaji literatur, dan diskusi dengan supervisor, kepala sekolah dan teman sejawat dapat diketahui bahwa faktor penyebab rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran, dan rendahnya motivasi serta minat belajar siswa adalah :
  1. Penggunaan media  pembelajaran yang kurang relevan dengan materi pembelajaran yang disampaikan.
  2. Penjelasan materi terlalu cepat, sehingga kurangnya model dialog yang interaktif, efektif dan kreatif.
  3. Guru tidak mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif.
  4. Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi
Berdasarkan  uraian  di atas,  peneliti  bermaksud  mengadakan  penelitian  di kelas  II  SD Negeri ....................... Kecamatan Dayeuhluhur.  Peneliti  ingin mengetahui  sekaligus  membuktikan  apakah  dengan  media  gambar  seri,  dapat memotivasi  siswa  dalam  belajar  dan  meningkatkan  keterampilan siswa  dalam menulis permulaan.  Penelitian  ini  dilakukan  melalui  metode  penelitian  tindakan  kelas (Classroom Action Research) dengan judul Penggunaan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Keterampilan dan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Permulaan Siswa Kelas II  SD Negeri ........................

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan  uaraian  latar  belakang  masalah  di  atas,  rumusan  masalahnya adalah sebagai berikut :
1.   Apakah  penggunaan  media  gambar  berseri  dapat  meningkatkan keterampilan   siswa  dalam proses pembelajaran menulis permulaan siswa kelas II SD Negeri .......................?
2.   Apakah penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan prestasi  hasil belajar pada pembelajaran menulis permulaan siswa kelas II SD Negeri .......................?
C.    Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dalam  mata  pelajaran  bahasa  Indonesia  di  kelas  II  SDN ........................ Adapun secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk  mengetahui peningkatan keterampilan siswa  dalam proses pembelajaran menulis permulaan siswa kelas II SD Negeri .......................  melalui penggunaan penggunaan  media  gambar  berseri.
2.      Untuk  mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa  dalam proses pembelajaran menulis permulaan siswa kelas II SD Negeri .......................  melalui penggunaan penggunaan  media  gambar  berseri.

D.    Manfaat Penelitian
Penelitian  yang  dilaksanakan  di  kelas II SD Negeri .......................  ini menurut peneliti memiliki beberapa manfaat, yaitu : 
1.      Manfaat Teoritis
a.       Untuk  mengetahui  secara  nyata  tentang  peningkatan  keterampilan  menulis karangan sederhana menggunakan media gambar berseri.
b.      Sebagai acuan pembelajaran yang inovatif.
c.       Sebagai fakta pembelajaran menulis yang menerapkan media gambar berseri
2.      Manfaat Praktis
1)      Bagi Siswa 
a)      Dengan  diterapkan  media  gambar  berseri,  pembelajaran  menulis  siswa  SD akan lebih bermakna dan lebih optimal.
b)      Dengan diterapkan media gambar berseri pada pembelajaran menulis, siswa SD  akan  dilatih  dan  dibiasakan  berpikir  logis  mengenai  hubungan  sebab-akibat.
2)      Bagi Guru
a)      Meningkatkan  kinerja  guru  karena  dengan  media  gambar  berseri  dapat mengefektifkan waktu pembelajaran.
b)      Media  gambar  berseri  sebagai  sarana  bagi  guru  untuk  memotivasi  siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran menulis.
c)      Menciptakan  pembelajaran  yang  inovatif  dan  menyenangkan  sehingga dapat menarik perhatian siswa.
3)      Bagi Sekolah
a)      Mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang inovatif.
b)      Sebagai inovasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

klik download