BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dinyatakan
bahwa, “Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar
(KD) IPA di
SD/MI merupakan standar minimum
yang secara nasional
harus dicapai oleh
peserta didik dan menjadi
acuan dalam pengembangan
kurikulum setiap satuan pendidikan” Pencapaian Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
tersebut pada pembelajaran IPA didasarkan pada pembudayaan pesertadidik untuk
membangun kemampuan bekerja
ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh
guru dengan berorientasi pada tujuan kurikuler mata pelajaran IPA
di Sekolah Dasar
adalah “Mengembangkan keterampilan
proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah
dan membuat keputusan”,
Pengembangan kemampuan peserta didik secara maksimal
merupakan salah satu kunci
keberhasilan peningkatan kemampuan
dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan dan memasuki
dunia tekhnologi. Selain
itu cara mengajar guru
pun harus dikembangkan
karena keberhasilan peserta
didik tidak akan pernah
lepas dari bagaimana
cara guru mengembangkan
suatu pembelajaran, termasuk pembelajaran IPA.
Pembelajaran
IPA di Sekolah
Dasar merupakan salah
satu mata pelajaran yang
sangat penting karena
dapat membekali siswa
untuk berfikir kritis, bersikap
ilmiah, peka tehadap permasalahan yang terjadi di lingkungan tempat mereka
berada, serta mampu
hidup dalam persaingan
internasional. Hal tersebut akan
dapat tercapai apabila
guru sebagai manager di dalam
kelas mampu mencari dan menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menarik
sehingga materi dapat tersampaikan dengan mudah.
Dalam
pembelajaran IPA, air
merupakan salah satu
materi yang dibahas
didalamnya. Air merupakan sumber
kehidupan untuk setiap makhluk hidup
di dunia ini
termasuk manusia. Air
digunakan setiap hari
akan tetapi keberadaan air tidak pernah habis. Hal ini terjadi
karena air mengalami daur air (siklus
air). Daur air
merupakan sirkulasi (perputaran)
air secara terus-menerus
dari bumi ke
atmosfer dan kembali
ke Bumi. Daur
air ini terjadi melalui proses
evaporasi (penguapan), presipitasi
(pengendapan), dan kondensasi
(pengembunan).
Pada studi
awal yang dilaksanakan, hasil dari tes formatif menunjukkan rendahnya tingkat
penguasaan materi yang diajarkan yang berimbas pada rendahnya hasil belajar
siswa. Ini dapat ditunjukkan hanya 9 siswa (29,03%) dari 31 siswa yang
mengikuti tes formatif dapat mencapai tingkat penguasaan materi 80% ke atas
atau mendapat nilai di atas KKM minimal 69, sehingga masih terdapat 22 siswa
(70,97%) yang belum tuntas belajarnya, dengan perolehan nilai rata-rata hasil
belajar secara klasikal sebesar 63,71 dan keaktifan belajar siswa hanya 35,48%
atau 11 siswa dari 31 siswa. Penjelasan mengenai hasil belajar siswa pada studi
awal sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 1.1 Daftar
Perolehan Nilai Studi Awal Siswa Kelas V SD Negeri .......................
No
|
Rentang Nilai
|
Jumlah
|
Persentase
|
Ket
|
1
|
70-79
|
9
|
29,03
|
|
2
|
60-69
|
7
|
22,58
|
|
3
|
50-59
|
14
|
45,16
|
|
4
|
40-49
|
1
|
3,23
|
|
Jumlah
|
31
|
100,00
|
Berdasarkan
hal tersebut, peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk membantu
mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil
diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu :
- Ketidakseriusan siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
- Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disajikan oleh guru.
- Ketidakberanian siswa dalam menanyakan materi pelajaran yang belum jelas atau belum dikuasai.
- Pengaturan posisi duduk siswa kurang sesuai, sehingga persebaran siswa yang pandai dan tidak masih belum merata.
- Rendahnya keaktifan belajar siswa pada pembelajaran IPA materi konsep daur ulang air
- Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi konsep daur ulang air
Dengan melalui
refleksi diri, kaji literatur, dan diskusi dengan supervisor, kepala sekolah
dan teman sejawat dapat diketahui bahwa faktor penyebab timbulnya masalah
pembelajaran adalah :
1. Pusat belajar bukan pada materi, melainkan
pada guru. sehingga proses pembelajaran bersifat abstrak yang menyebabkan siswa
menjadi pasif.
2. Metode ataupun model pembelajaran yang digunakan
pada pelaksanaan proses pembelajaran kurang tepat.
3. Penjelasan materi terlalu cepat, sehingga
berakibat pada berkurangnya minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran.
4. Penjelasan materi terlalu cepat, sehingga
kurangnya model dialog yang keterampilan proses, efektif dan kreatif.
5. Guru tidak mampu mengembangkan model
dialog yang efektif, aktif dan kreatif.
6. Guru tidak melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi
Untuk
mengatasi permasalahan pembelajaran sebagaimana diuraikan di atas, maka
peneliti memilih salah satu model pembelajaran yang akan peneliti laksanakan yaitu
model picture to picture. Model
pembelajaran ini dapat
memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mencoba dan
menafsirkan materi sesuai
dengan kemampuan dan
potensi yang dimilikinya melalui hasil pengamatan dan penafsiran melalui
media gambar. Pembelajaran dengan menggunakan
model ini menitikberatkan kepada
gambar sebagai media penanaman suatu konsep tertentu.
Penggunaan media
gambar dengan menggunakan model picture
to picture, merupakan
salah satu jenis
bahasa yang memungkinkan terjadinya
komunikasi, yang diekspresikan
lewat tanda dan simbol.
Gambar-gambar yang disajikan
atau diberikan menjadi
faktor utama dalam proses
pembelajaran karena siswa
akan belajar memahami
suatu konsep atau fakta dengan
cara mendeskripsikan dan menceritakan gambar yang diberikan berdasarkan ide/gagasannya. Dalam
proses pembelajarannya penggunaan
media gambar dapat memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk aktif, kreatif
dan menemukan sendiri dengan bantuan guru materi yang dipelajari.
Penjelasan sebagaimana diuraikan di atas
memotivasi peneliti untuk
melakukan perbaikan pembelajaran dengan melaksanakan penelitian
yang berjudul Penerapan
Model Pembelajaran Picture
to Picture sebagai Upaya Peningkatan
Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada
pembelajaran IPA Materi Daur Ulang Air Siswa Kelas V SD Negeri .......................
Kecamatan Dayeuhluhur
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
hal tersebut, maka dapat dirumuskan masalahnya untuk menjadi fokus perbaikan
pembelajaran adalah :
1. Apakah dengan penerapan model pembelajaran
picture to picture dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa Kelas V SD
Negeri ....................... Kecamatan Dayeuhluhur pada pembelajaran IPA materi konsep daur ulang
air ?
2. Apakah dengan penerapan model pembelajaran
picture to picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri ....................... Kecamatan Dayeuhluhur pada pembelajaran IPA
materi konsep daur ulang air?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan
masalah sebagaimana dijelaskan di atas, dan agar pelaksanaan penelitian memiliki
arah yang jelas, maka ditetapkan tujuan dari penelitian tindakan kelas sebagai
berikut :
- Untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas V SD Negeri ....................... Kecamatan Dayeuhluhur dengan penerapan model pembelajaran picture to picture pada pembelajaran IPA materi konsep daur ulang air.
- Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri ....................... Kecamatan Dayeuhluhur dengan penerapan model pembelajaran picture to picture pada pembelajaran IPA materi konsep daur ulang air.
D.
Manfaat
Penelitian
Diharapkan
dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan manfaat
secara teoritis dan praktis :
- Manfaat Teoritis
a.
Menambah khasanah pengembangan pengetahuan mengenai pembelajaran
penerapan model pembelajaran
picture to picture pada pembelajaran IPA.
b.
Memperoleh gambaran mengenai penerapan model pembelajaran
picture to picture pada pembelajaran IPA.
c. Sebagai bahan kajian penelitian-penelitian
lebih lanjut yang akan dilaksanakan baik pada pembelajaran IPA maupun pada
pembelajaran lainnya.
- Manfaat Praktis
a.
Bagi Siswa
1)
Memberikan pengalaman secara
langsung dalam memperoleh
pengetahuan tentang pembelajaran IPA materi daur ulang air.
2)
Memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk menggali potensi
dalam dirinya berupa ide/gagasan
dalam memecahkan suatu
permasalahan secara mandiri
3)
Membangkitkan keaktifan belajar
siswa kelas SD Negeri ....................... dalam
pembelajaran IPA materi daur ulang air.
b.
Bagi guru
1)
Memberikan
pengalaman bagi guru
dalam menemukan solusi
untuk memecahkan permasalahan
yang sedang dihadapi dalam pembelajaran
2)
Mengembangkan
kemampuan guru dalam
merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluai pembelajaran
IPA khususnya pada pembelajaran IPA materi daur ulang air dengan menggunakan model picture to picture
3)
Memberikan
gambaran hasil belajar siswa
SD Negeri ....................... pada
pembelajaran IPA materi daur ulang air dengan menggunakan model picture to picture
c.
Bagi Sekolah
1)
Memberikan
gambaran yang positif
dalam mendukung upaya
guru dalam berkreasi menciptakan model pembelajaran
2)
Memberikan
gambaran dalam meningkatkan kualitas siswa di sekolah
klik download