PERANAN KEPALA MADRASAH DALAM
PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERSERTIFIKASI JALUR PORTOFOLIO DAN JALUR PLPG
(STUDI KASUS DI MTs NEGERI ...................)
Tesis Diajukan Sebagai Pelengkap Persyaratan
Untuk Gelar Magister Pendidikan
Oleh
...................
PROGRAM PASCA SARJANA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ...................
...................
2015
LEMBAR PENGESAHAN
PERANAN KEPALA MADRASAH DALAM
PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERSERTIFIKASI JALUR PORTOFOLIO DAN JALUR PLPG
(STUDI KASUS DI MTs NEGERI ...................)
Oleh
...................
Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana Sekolah Tingggi Manajemen ................... ................... sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan
..................., …….April 2015
Pembimbing I Pembimbing II
………………… …………………….
PROGRAM
PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ...................
...................
PROGRAM STUDI: MANAJEMEN PENDIDIKAN
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
Nama :
...................
NIM : ………………….
Program Studi : Manajemen Pendidikan
Tanggal Ujian : ………………………..
Judul Tesis : Peranan Kepala Madrasah dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Tersertifikasi Jalur Portofolio Dan Jalur PLPG (Studi Kasus Di Mts Negeri ...................)
Panitia Sidang Tesis
1. Ketua Penguji : ………………. …………….
2. Sekretaris : ………………. …………….
3. Penguji I : ………………. …………….
4. Penguji II : ………………. ……………..
PERNYATAN KEASLIAN TESIS
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencamtumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah pada Sekolah Tinggi ................... ................... atau perguruan tinggi lainnya.”
..................., …….April 2015
Yang Membuat Pernyataan
...................
ABSTRAK
..................., 2015. Peranan Kepala Madrasah dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Tersertifikasi Jalur Portofolio Dan Jalur PLPG (Studi Kasus Di Mts Negeri ...................) Tesis, Program Studi Manajemen Pendidikan, Pascasarjana Sekolah Tinggi ................... ....................
Kata kunci: peranan, kepala madrasah, kompetensi guru.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru jalur portofolio dan PLPG di MTs Negeri .................... Rumusan Masalah yang diteliti pada penelitian ini adalah: (1) Adakah peran kepala madrasah terhadap kompetensi profesionalisme guru bersertifikasi secara portofolio (2) Adakah peran kepala madrasah terhadap kompetensi profesionalisme guru bersertifikasi melalui PLPG,(3) Adakah perbedaan peran kepala madrasah terhadap kompetensi profesionalisme guru yang bersertifikasi dengan portofolio maupun secara PLPG.
Penelitian ini bersifat kualitatif seting penelitian dilakukan di MTs Negeri ................... dengan informan kunci yaitu kepala sekolah/madrasah, kemudian informan lain adalah wakil kepala sekolah/madrasah, beberapa guru, kepala staf tata usaha. Data dikumpulkan melalui wawancara, dokumentasi dan observasi.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh temuan penelitian pada sekolah dan madrasah sebagai berikut: hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pembinaan kompetensi profesional guru di MTs Negeri ................... adalah sebagai berikut (1) Kemampuan dasar guru yang bersifat heterogen,(2)Sarana dan prasarana yang kurang memadai, (3)Kurangnya kerja sama yang baik diantara para guru, (4)Terbatasnya dana yang tersedia. Untuk mengatasi hal tersebut kepala madrasah mengambil langkah (1) mengadakan rapat setiap dua minggu sekali sehabis upacara bendera(2) menyisihkan dana untuk dapat melengkapi sarana yang ada(3) Mengadakan rapat evaluasi dan koordinasi. Dan upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesionalisme Bapak/Ibu guru ini untuk mengikuti diklat, pelatihan dan seminar yang berkaitan. Dan juga pernah diadakan studi banding ke lembaga Islam lain dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru di MTs Negeri ................... ini. Untuk guru yang bersertifikasi dengan protofolio diharapkan memiliki banyak pengalaman dari berbagai diklat atau pelatihan yang dimiliki. Dan untuk guru yang sertifikasi melalui jalur PLPG lebih banyak diberi kesempatan untuk mengikuti diklat atau pelatihan-pelatihan agar dapat memperluas dan menambah pengetahuan.
ABSTRACT
..................., 2015. Role of Principals in Teacher Professional Competency Enhancement Certified Portfolio Track And PLPG Line (Case Study In State Mts ...................) Thesis, Department of Education Management, Graduate School of ................... ....................
Keywords: role, headmaster, teacher competence.
This study aimed to describe the role of headmaster in improving teachers' professional competence and PLPG portfolio pathways in MTs .................... Problem formulation examined in this study were: (1) Is there a role of the headmaster of the professional competence of teachers certified in the portfolio (2) Is there a role of headmaster of the professional competence of teachers certified through PLPG, (3) Are there differences in the role of headmaster of the professional competence of teachers certified by the portfolio as well as PLPG.
This is a qualitative research study conducted in the setting of MTs ................... with key informants that the principal / madrasah, then another informant was deputy headmaster / madrasah, some head teachers, administrative staff. Data were collected through interviews, documentation and observation.
Based on the analysis of data obtained by the findings of research on schools and seminaries as follows: the obstacles faced in the development of professional competence of teachers in MTs ................... are as follows (1) The ability of heterogeneous elementary teachers, (2) Facilities and infrastructure are inadequate , (3) lack of good cooperation among teachers, (4) The limited funds available. To overcome the headmaster took the step (1) to hold meetings every two weeks after the flag ceremony (2) to set aside funds to be able to complement existing facilities (3) Meeting on the evaluation and coordination. And efforts principals in improving professional competence Mr / Ms teachers to attend training, training and seminars related. And also once held a comparative study to other Islamic institutions with the aim to improve the professional competence of teachers in this ................... MTs. For teachers who are certified by the portfolio is expected to have a lot of experience from a variety of training or training that is owned. And for teacher certification through the PLPG more given the opportunity to participate in training or training in order to expand and increase knowledge.
KATA PENGANTAR
Segala Puji
bagi Allah Tuhan semesta alam, yang telah menentukan segala sesuatu berada di
tangan-Nya, sehingga tidak ada setetes embun pun dan segelintir jiwa manusia
pun yang lepas dari ketentuan dan ketetapan-Nya. Dan dengan ketentuan dan
ketetapan-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul
“PERANAN
KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERSERTIFIKASI JALUR PORTOFOLIO DAN JALUR PLPG (STUDI KASUS DI MTs NEGERI ...................)”, yang merupakan
syarat dalam menyelesaikan studi untuk menempuh Ujian Program Pasca Sarjana
Sekolah Tinggi Manajemen ....................
Walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memperoleh hasil terbaik penyusunan tesis ini, penulis yakin dan menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi landasan teoritis, analisa, bahasa dan sebagainya. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan waktu yang dimiliki oleh penulis. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima masih yang tidak terhingga kepada :
1. …………………, selaku Ketua Program Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Manajemen ..................., yang telah memberikan pengetahuan, bimbingan dan dukungan sehingga tesis ini dapat selesai tepat pada waktunya.
2. …………………, selaku dosen pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dan pengertian dalam memberikan pengetahuan, bimbingan dan dukungan sehingga tesis ini dapat selesai tepat pada waktunya.
3. Seluruh dosen Program Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Manajemen ................... yang telah memberikan pengetahuan dan petunjuk selama penulis mengikuti pendidikan sehingga memberikan wawasan yang luas dalam menyelesaikan tesis ini.
4. Seluruh Staff Program Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Manajemen ................... yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tesis.
5. Seluruh rekan-rekan kelompok belajar se-angkatan pada Program Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Manajemen ................... yang telah memberikan dorongan dan motivasi dalam penyelesaian tesis ini.
6. ………… selaku Kepala Sekolah MTs Negeri ................... yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian guna menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Suami tercinta ………… dan anak-anakku tersayang ………………… dan …………….. yang selama ini mendampingiku dengan penuh pengorbanan dan kesabaran serta pengertian kepada penulis.
8. Yang tercinta Ibunda …………… dan Ayahanda ……………., Kakak dan adik penulis, atas do’a restu serta dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak, yang telah memberikan pengarahan, nasihat-nasihat dan dorongan moril maupun materil kepada penulis, yang sungguh tidak kecil artinya bagi penulis dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini. Atas bantuan dan jasa-jasa yang telah diberikan kepada penulis, akhirnya penulis harapkan semoga tesis ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis khususnya, umumnya bagi pihak-pihak yang membaca dan memerlukan.
..................., April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................
LEMBAR PENGESAHAN TESIS..............................................................
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................
ABSTRAK....................................................................................................
ABSTRACK.................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................
B. Identifikasi Masalah............................................................
C. Pembatasan Masalah............................................................
D. Perumusan Masalah.............................................................
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep tentang Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru
B. Konsep tentang Kompetensi Profesional Guru...................
C. Faktor Penghambat dan Pendukung Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru..................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................
B. Lokasi Penelitian..................................................................
C. Kehadiran Peneliti...............................................................
D. Data dan Sumber Data........................................................
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................
F. Teknik Analisis Data............................................................
G. Pengecekan Keabsahan Data...............................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Singkat Keadaan Obyek Penelitian.....................
B. Paparan Data........................................................................
C. Temuan Hasil Penelitian......................................................
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..............................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................
B. Saran....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
LAMPIRAN .................................................................................................
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Madrasah secara harfiyah bisa diartikan dengan sekolah, karena secara teknis keduanya mempunyai kesamaan, yaitu sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar secara formal, namun demikian keduanya mempunyai karakteristik dan ciri yang berbeda. Madrasah memiliki kurikulum, metode dan cara mengajar sendiri yang berbeda dengan sekolah. Karena karakteristik dan ciri khas yang berbeda tersebut, maka madrasah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Keberhasilan madrasah adalah keberhasilan kepala madrasah. Kepala madrasah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan madrasah sebagai organisasi yang kompleks dan unik serta mampu melaksanakan peranan kepala madrasah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab memimpin madrasah. Studi keberhasilan Kepala Madrasah dalam memimpin organisasi sekolah menunjukkan bahwa kepala madrasah adalah orang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. Bahkan lebih jauh studi tersebut menyimpulkan bahwa keberhasilan suatu madrasah dalam mencapai misinya adalah merupakan keberhasilan kepala madrasah.
Kepala madrasah selaku orang yang mempunyai wewenang dan kekuasaan sudah selayaknya mempunyai gaya kepemimpinan yang efektif untuk mengatur dan mengembangkan bawahannya secara professional. Kepala Madrasah professional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam pembaruan sistem pendidikan di madrasah. Dampak tersebut antara lain terhadap efektifitas pendidikan, kepemimpinan madrasah yang kuat, pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, budaya mutu, teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis, kemandirian, partisipasi warga sekolah dan masyarakat, keterbukaan (transparansi) manajemen, kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik), evaluasi dan perbaikan berkelanjutan, responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan, akuntabilitas, dan sustainabilitas. Kemampuan managerial yang handal juga mampu membawa suasana madrasah yang sehat dan dinamis. Menciptakan sikap dan semangat serta profesionalisme guru juga banyak tergantung pada kepemimpinan kepala madrasah.
Para guru atau staf lainnya akan dapat bekerja dengan baik dan penuh semangat bila kepala madrasah mampu menerapkan kepemimpinannya secara efektif. Oleh karena itu untuk meningkatkan profesionalisme guru perlu diperhatikan kepemimpinan kepala sekolah. Dalam kajian manajemen pendidikan, kegiatan menggerakkan orang lain adalah kepemimpinan (leadership). Kepemimpinan yang menentukan arah dan tujuan, memberikan bimbingan dan menciptakan iklim kerja yang mendukung pelaksanaan proses administrasi secara keseluruhan dan kegiatan belajar mengajar. Kepala Madrasah memiliki peran yang kuat dalam mengkoordnasikan menggerakkan dan menyerasikan semua sumberdaya pendidikan yang tersedia di madrasah. Kepemimpinan kepala madrasah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong madrasah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran madrasah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Kepala madrasah dikatakan sebagai pemimpin yang efektif bilamana ia mampu menjalankan proses kepemimpinannya yang mendorong, mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan dan tingkah laku kelompoknya. Inisiatif dan kreativitas kepala madrasah yang mengarah kepada kemajuan madrasah merupakan bagian integratif dari tugas dan tanggungjawab. Fungsi utamanya ialah menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, kepala madrasah memiliki tanggungjawab ganda, yaitu : pertama, melaksanakan administrasi madrasah sehingga dapat tercipta situasi belajar mengajar yang baik. Kedua, melaksanakan supervisi pendidikan sehingga diperoleh peningkatan kegiatan mengajar guru dalam membimbing pertumbuhan murid-murid. Berbagai upaya yang harus dipikirkan dan dijalankan guna peningkatan mutu pendidikan adalah peningkatan proses belajar mengajar yang sangat tergantung kepada profesionalisme guru sebagai sumber daya manusia. Guru dituntut untuk memiliki berbagai ketrampilan dalam menghantarkan siswa untuk mencapai tujuan yang direncanakan.
Guru sebagai suatu profesi memiliki banyak tugas, baik yang berkaitan oleh dinas maupun non dinas, yakni dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut dapat kita kelompokkan yaitu tugas dalam profesi, tugas dalam bidang kemanusiaan, dan kemasyarakatan. Disamping itu tugas guru meliputi mendidik, melatih dan mengajarkan. Mendidik berarti mengembangkan dan merumuskan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada diri siswa (Usman,1990:h4). Kompentensi profesi pendidikan merupakan salah satu kualifikasi guru yamg terpenting pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas guru karena fungsi, peran dan kedudukan yang strategis dalam membangun nasional khususnya dalam bidang pendidikan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlaq mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka pemerintah mengesahkan UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen sebagai lahirnya sertifikasi (Yamin, 2006:h. 2)
Proses ini dilakukan oleh pemerintah selain sebagai konsekwensinya lahirnya Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) juga karena pemerintah memerlukan parameter sebagai standar dalam menentukan guru-guru yang berkompeten. Dalam Undang-undang Guru dan Dosen ditentukan bahwa untuk mendapatkan sertifikat, pendidik wajib memiliki sertifikat akademik dan harus dipenuhi adalah (S1) atau program diploma empat (D-IV) yang sesuai dengan tugasnya sebagai guru untuk guru dan S-2 untuk dosen sedangkan kompetensi profesi yang harus dipenuhi meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Sertifikasi bagi guru dilaksanakan melaui penilaian portofolio atau jalur pendidikan bagi guru dalam jabatan dan melalui pendidikan profesi bagi calon guru. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atau pengalaman profesional guru dalam bentuk kumpulan dokumen yang mendeskripsikan : kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengaja, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Munculnya sertifikasi dalam bentuk penilaian portofolio menuntut guru untuk berusaha sedapat mungkin meningkatkan kualitas akademik dan kompetensinya agar dapat menumpulkan dokumen-dokumen yang dapat mendeskripsikan pengalaman profesionalnya.
Pada kenyataanya, sertifikasi guru dalam jabatan yang diharapkan menjadi sarana untuk meningkatkan kompetensi pendidikan justru menimbulkan fenomena baru yang terjadi di kalangan pendidikan sendiri, para pendidik saling bersaing secara tidak wajar untuk mendapatkan tugas-tugas dari kepala sekolah untuk mengikuti workshop-workshop atau diklat-diklat yang bermunculan bak jamur di musim penghujan, bahkan banyak pendidik yang menghalalkan berbagai cara seperti membuat surat-surat keterangan menjadi koordinator, membuat piagam penghargaan sebagai pembina atau pembimbing, mencari piagam dan sebagainya, yang ternyata punya nilai untuk sertifikasi.
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidikan untuk guru dan dosen atau bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Sertifikasi guru dilakukan melalui penilaian portofolio terhadap guru berpendidikan minimal S1/D4, baik PNS maupun non-PNS tingkat TK, SD, SMP, dan SMA/SMK swasta dan negeri. Guru yang dinyatakan lulus, baik lulus langsung dari penilaian portofolio maupun setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG), akan memperoleh sertifikat pendidik, nomor registrasi guru, dan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok.
Penyusunan Portofolio merupakan kumpulan dokumentasi tertulis dari seluruh kompetensi yang dimiliki seorang guru selama menjadi guru yang disusun secara sistematis dalam tata urutan yang sudah ditentukan. Dari portofolio inilah para penilai (asesor) memberikan penilaian “lulus atau belum lulus” sertifikasi bagi guru yang bersangkutan berdasarkan ketentuan yang telah dibakukan.
Adapun sertifikasi guru melalui jalur PLPG adalah sebuah media yang diberikan pemerintah kepada para guru untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme saat membimbing siswa-siswinya. Kegiatan pelatihan bagi guru pada dasarnya merupakan suatu bagian yang integral dari manajemen dalam bidang ketenagaan di sekolah dan merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru sehingga pada gilirannya diharapkan para guru dapat memperoleh keunggulan kompetitif dan dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya sehingga mereka dapat bekerja secara lebih produktif dan mampu meningkatkan kualitas kinerjanya. Alan Cowling & Phillips James (1996:h.110) memberikan rumusan pelatihan sebagai: “perkembangan sikap atau pengetahuan atau keterampilan pola kelakuan yang sistematis yang dituntut oleh seorang karyawan untuk melakukan tugas atau pekerjaan dengan memadai”.
Tujuan diadakannya PLPG adalah untuk mendapatkan tanda bukti gelar "Guru Profesional" guna menambah penghasilan guru melalui tunjangan profesi sebagai peningkatan taraf ekonomi dan kesejahteraan hidup guru-guru. Setelah sertifikasi maka ada tunjangan yang cukup besar dalam triwulan tentu dengan kerja yang berbeda ke arah penggunaan kompetensi sebagai seorang guru profesional sehingga tanggung jawabnya terhadap keberhasilan siswa akan menjadi jauh lebih besar seiring harapan peningkatan pendidikan nasional melalui sistem sertifikasi guru ini. Selain tujuan di atas, PLPG juga bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru yang belum lulus dalam penilaian portofolio dan untuk menentukan kelulusan peserta sertifikasi guru dalam jabatan yang belum lulus dalam penilaian portofolio.
Kegiatan yang dilakukan dalam PLPG adalah melakukan tugas sebagai guru dimulai dari membuat perencanaan, merancang tujuan pembelajaran yang akan dicapai, merancang skenario pembelajaran yang mendukung pencapaian tujuan, meracang model pembelajaran yang tepat, merancang media yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran yang mempermudah siswa memahami materi. Dalam membuat rancangan pembelajaran tersebut peserta mendapat bimbingan dari instruktur. Sehingga peserta berhasil membuat rancangan pembelajaran yang tepat. Tepat sesuai tujuan pembelajaran yang diharapkan, memilih sumber bahan, model, media pembelajaran yang tepat, yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Bimbingan akan diterima juga pada saat peserta melaksanakan pembelajaran atau peer teaching. Bimbingan tersebut akan mengubah pola mengajar peserta ke arah yang bagus. Bimbingan tersebut juga mampu membuka dan memberi pengalaman yang tidak dapat dilupakan dalam meningkatkan peserta sebagai seorang pelaku pembelajaran.
Kebijakan sertifikasi guru yang kini melalui jalur PLPG merupakan pilihan yang tepat dan efesien. Sebab, PLPG yang menggantikan penilaian dokumen adalah penilaian berbasis proses yang jauh lebih riil bermanfaatnya bagi para guru. Sekalipun hanya sepuluh hari lamanya, mereka dilatih dan dibimbing untuk memahami aspek kompetensi pedagogi, profesional, sosial dan kepribadian sebagaimana amanat PP. 19 tahun 2005.
MTs Negeri ................... sekolah berstatus negeri dengan bercirikan Islam yang berdiri pada tahun 1971. Bermula dari sebuah Pesantren Darutsawab, kemudia berdirilah lembaga pendidikan formal yang bernama Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Geblogan yang terletak di Grumbul Geblogan bagian dari Desa Pahonjean Kecamatan ................... Kabupaten Cilacap. Pesantren tersebut dibawah asuhan KH. Rosidin dibantu oleh kedua putranya yang bernama K. Imam Bulqin dan K. Imam Thobroni. Pada tahun 1971, nama ma’arif berubah menjadi DARWATA (Darul Tarbiyah Watta’lim), dan sebagai Kepala Madrasah adalah K. Imam Thobroni. Pada waktu itu siswanya sedikit, karena tidak semua santri mau belajar di lembaga pendidikan formal. Namun tahun demi tahun akhirnya siswa MTs Darwata semakin banyak seiring dengan kebutuhan akan ijazah formal. Pada tahun 1980 MTs Darwata Geblogan menjadi MTs Negeri Karanganyar Filial di Pahonjean dengan KS Dirjen Binbaga Islam Nomor : KEP/E-II/1980 tanggal 22 September 1980 dengan Kepala Madrasah Chujjirna BA. Pada saat itu siswanya cukup banyak kurang lebih 500 siswa.
Pada tahun 1982 Chujjirna BA. digantikan oleh Drs. Bunyamin, dalam kurun waktu 9 tahun jumlah siswa MTs Negeri Karanganyar Filial di Pahonjean mengalamai pengurangan seiring dengan berdirinya madrasah-madrasah swasta di sekitar .................... Pada tahun 1991 Madrasah Tsanawiyah Negeri Karanganyar Filial di Pahonjean meningkat statusnya menjadi mandiri menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri ................... Kabupaten Cilacap dengan SK Nomor : 137 Tahun 1991, Kepala Madrasah yang pertama adalah Drs. H. Bunyamin kemudian berturut-turut digantikan oleh Drs. Khujirno, Hj. Ngadiyah B.A. dan Drs. Muslimin Winoto, M.Pd.I. sehingga sampai dengan tahun 2010 MTs Negeri ................... telah mengalami 5 (lima) kali pergantian kepala dan mulai bulan Pebruari 2010 yang menjabat sebagai Kepala MTs Negeri ................... adalah H. Moch. Makhrus, S.Pd, M.Pd.
Adanya anggapan bahwa sertifikasi guru melalui penilaian portofolio dipandang kurang efektif dan fokus untuk melihat dan mengukur kompetensi guru. Kalau ukurannya peningkatan kompetensi, rasanya sulit jika alat ukurnya adalah hanya melalui penilaian dokumen. Apalagi, akhir-akhir ini, tidak sedikit para guru yang berhasil lulus sertifikasi jalur portofolio itu justru bukan dari upayanya sendiri, melainkan atas sentuhan pihak lain atau dari upaya biro jasa (penyedia bukti-bukti fiktif) yang menjajakan kepada guru. Jadi tingkat kredibilitas kelulusan sertifikasi guru dianggap kurang mantap, karena ulah sebagian guru yang merekayasa dokumen palsu tersebut. Kebijakan sertifikasi guru yang kini melalui jalur PLPG merupakan pilihan yang tepat dan efesien. Sebab, PLPG yang menggantikan penilaian dokumen adalah penilaian berbasis proses yang jauh lebih riil bermanfaatnya bagi para guru. Sekalipun hanya sepulu hari lamanya, mereka dilatih dan dibimbing untuk memahami aspek kompetensi pedagogi, profesional, sosial dan kepribadian sebagaimana amanat PP. 19 tahun 2005.
Di MTs Negeri ................... dengan jumlah tenaga pendidik 32 orang guru dengan jumlah 15 orang yang sudah bersertifikasi melalui jalur portofolio dan 16 orang melalui PLPG, 1 belum bersertifikasi.. Hal inilah yang mendasari untuk melaksanakan kegiatan penelitian tentang peningkatan kompetensi profesional guru bersertifikasi di MTs Negeri ................... terutama terhadap 31 orang guru tersertifikasi dengan jumlah 15 orang yang sudah bersertifikasi melalui jalur portofolio dan 16 orang melalui PLPG.
B. Identifikasi Masalah
Kepala madrasah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan madrasah sebagai organisasi yang kompleks dan unik serta mampu melaksanakan peranan kepala madrasah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab memimpin madrasah. Fungsi utamanya kepala madrasah ialah menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, kepala madrasah memiliki tanggungjawab ganda, yaitu : pertama, melaksanakan administrasi madrasah sehingga dapat tercipta situasi belajar mengajar yang baik. Kedua, melaksanakan supervisi pendidikan sehingga diperoleh peningkatan kegiatan mengajar guru dalam membimbing pertumbuhan murid-murid. Berbagai upaya yang harus dipikirkan dan dijalankan guna peningkatan mutu pendidikan adalah peningkatan proses belajar mengajar yang sangat tergantung kepada profesionalisme guru sebagai sumber daya manusia. Guru dituntut untuk memiliki berbagai keterampilan dalam menghantarkan siswa untuk mencapai tujuan yang direncanakan.
Adanya pendapat tentang perbedaan profesionalisme guru yang sangat signifikan antara guru sertifikasi lulus portofolio, dan jalur PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru). Guru yang lulus sertifikasi melalui jalur portofolio lebih tinggi tingkat profesionalismenya dibandingkan dengan yang mengikuti PLPG. Program PLPG dinilainya kurang memuaskan disebabkan guru yang mengikuti program tersebut hanya mendapatkan pelatihan selama 90 jam. Keterbatasan waktu yang singkat itu tidak dapat membentuk profesionalisme guru. Idealnya dilakukan perubahan dengan memberikan batas waktu pelatihan selama setahun, sehingga guru bisa mempertebal dan memperkukuh hasil sertifikasi. Indikator untuk penilaian profesionalisme guru diukur melalui kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah dalam UU Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005, yaitu ada empat indikator yang dinilai yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kajian penelitian terhadap profesionalisme ini bisa menjadi kebijakan bagi pemerhati pendidikan dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru terutama lagi dalam program pemerintah melaksanakan sertifikasi terhadap guru. Kenyataan membuktikan bahwa fenomena profesionalisme guru dan pelaksanaan program portofolio, jalur PLPG akan lebih baik lagi di waktu yang akan datang dan dapat dilakukan secara lebih baik.
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini permasalahan dibatasi hanya pada peran kepala madrasah dalam peningkatan kompetensi profesional guru tersertifikasi jalur portofolio dan jalur PLPG (studi kasus di MTs Negeri ...................). Kepala Madrasah yang dimaksud adalah Kepala MTs Negeri ..................., sedangkan guru yang menjadi objek penelitian adalah guru tersertifikasi jalur portofolio dan jalur PLPG di MTs Negeri ................... sebanyak 31 orang guru dengan jumlah 15 orang yang sudah bersertifikasi melalui jalur portofolio dan 16 orang melalui PLPG.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini yang akan dikaji adalah :
1. Adakah peran kepala madrasah terhadap kompetensi profesionalisme guru bersertifikasi secara portofolio ?
2. Adakah peran kepala madrasah terhadap kompetensi profesionalisme guru bersertifikasi melalui PLPG ?
3. Adakah perbedaan peran kepala madrasah terhadap kompetensi profesionalisme guru yang bersertifikasi dengan portofolio maupun secara PLPG ?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Mendeskripsikan peran kepala madrasah dalam pencapaian kompetensi profesional guru sertifikasi melalui portofolio.
b. Mendeskripsikan peran kepala madrasah dalam pencapaian kompetensi profesional guru sertifikasi melalui PLPG.
c. Mendeskripsikan peran kepala madrasah dalam pencapaian kompetensi profesional guru sertifikasi melalui portofolio dan PLPG.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi kepala madrasah dalam upaya meningkatkan peran sebagai kepala madrasah.
b. Diharapkan memberikan semangat bagi kepala madrasah untuk lebih meningkatkan mutu/profesi guru sebagai tenaga pendidik.
c. Bagi penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian mengenai peran kepala madrasah dalam sertifikasi guru.
Untuk mendapatkan file lengkap, silahkan : klik DOWNLOAD atau hub. (WA) 081327121707 - (WA) 081327789201 terima kasih
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih