Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Sunday, 7 September 2014

PTS KENAIKAN PANGKAT KEPALA SEKOLAH DASAR



LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEDAGOGIK  GURU DALAM PENGELOLAAN ADMINISTRASI KELAS MELALUI SUPERVISI ADMINISTRASI DI SDN ………………………………….



Diajukan untuk Memenuhi  Persyaratan Kenaikan Pangkat
............................... dst disesuaikan





Oleh :

………………………………………..
NIP. ……………..

UPT ………………………………….








UPT DINAS……………………………..
KECAMATAN ............
............



ABSTRAK

…………………………………………
NIP. ………………..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah yang tepat dalam melaksanakan supervisi administrasi kelas sehingga mampu meningkatkan kompetensi pedagogik guru terutama dalam manajemen kelas yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan. Penelitian dilakukan dengan dua siklus. Pada setiap siklus memiliki perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang berbeda-beda. Subyek penelitian guru kelas I, II, III, IV, V dan VI di SDN ...................... Teknik pengumpulan data melalui supervisi administrasi kelas dengan tahapan observasi kelas, untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang berhubungan dengan penelitian. Teknik analisa data yang menjadi pedoman pengolahan data dengan menggunakan prosentase (%) pencapaian dengan konstanta 100. Dan untuk melihat  interpertasi dengan menggunakan kriteria interpertasi skor  untuk memperkuat penafsiran dalam kesimpulan sebagai berikut: 80% - 100%  (Baik Sekali),  66% - 79% ( Baik), 56% - 65% (Cukup), dan 40% - 55% (Kurang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pedagogik guru  dalam  menyusun  administrasi kelas di SDN 1 Kasongan Lama Kecamatan Kasongan Kabupaten Katingan. Ini terbukti dengan  meningkatnya  kemampuan kemampuan pedagogik guru  dalam  menyusun  administrasi kelas berdasarkan penilaian terhadap kelengkapan administrasi kelas dari 41,97 pada kondisi awal menjadi 60,94 pada siklus pertam dan 85,65 pada siklus kedua. Kesimpulannya adalah pelaksanaan supervisi kelas terbukti dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru kelas khususnya pada pengelolaan administrasi kelas di SDN ......................

Kata Kunci : Kompetensi Pedagogik, Supervisi, Administrasi Kelas

 

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup baik yang bersifat manual individual maupun sosial (Sagala, 2006 : 1). Upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa tersebut dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk. Ada yang diselenggarakan secara sengaja, terencana, terarah dan sistematis seperti pada pendidikan formal, ada yang diselenggarakan secara sengaja, akan tetapi tidak terencana dan tidak sistematis seperti yang terjadi di lingkungan keluarga (pendidikan informal), dan ada yang diselenggarakan secara sengaja dan berencana, di luar lingkungan keluarga dan lembaga pendidikan formal, yaitu melalui pendidikan non formal.
Apapun bentuk penyelenggarannya, secara umum pendidikan bertujuan untuk membantu anak-anak atau peserta didik mencapai kedewasaannya masing-masing, sehingga mereka mampu berdiri di lingkungan masyarakatnya. Untuk masyarakat kita, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3, pendidikan berfungsi dan bertujuan sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Agar pendidikan bisa berfungsi dan mencapai tujuan seperti dirumuskan dalam undang-undang tersebut, maka pendidikan harus ”diadministrasikan”, atau dikelola dengan mengikuti ilmu administrasi. Yang paling sederhana, administrasi menurut Henry Fayol diartikan sebagai fungsi dalam organisasi yang unsur-unsurnya adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemberian perintah (commanding), pengkoordinasian (coordinating), dan pengawasan (controlling) (Sagala, 2006 : 23).
 Indikator peningkatan kualitas pendidikan, dalam hal ini adalah komponen kepala sekolah dan guru, karena ditangan mereka kebijakan dan manajemen sekolah serta proses kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik, sinergitas antara kepala sekolah dan guru yang bersifat instruktif vertikal, simbosisi mutualisme, serta komunikasi dan saling melengkapi merupakan syarat ideal terciptanya proses kegiatan belajar mengajar dengan baik.
Secara umum  tugas dan kewenangan yang diemban oleh  kepala sekolah selaku evaluator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator, dan motivator. Kepala sekolah selaku top leaders memiliki kewenangan dan tanggung jawab yang sangat besar dalam menetukan dan menempatkan personilnya sehingga visi,misi, dan strategi sekolah dapat dijalankan dengan baik, pembagian tugas mengajar, dan pembantu dalam bidang-bidang pekerjaan merupakan hak dan kewenangan dari kepala sekolah.
Personil sekolah dalam hal ini guru, merupakan ujung tombak keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar, keberhasilan guru  dalam mengajar, mendidik, dan membimbing siswa. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, seorang guru dalam kegiatan proses belajar mengajar harus dapat melengkapi dirinya dengan berbagai komponen yang dipersiapkan seperti kesiapan dalam menyediakan Program kerja guru,  Silabus, RPP, agenda mengajar, dan sebagainya.
Dalam aktifitas keseharian, guru tidak hanya berkutat tatap muka dengan siswa, dalam tugas mengajar guru banyak yang mendapat tugas tambahan seperti, wakil kepala sekolah,  guru kelas, Pembina ekstrakurikuler, piket, dan lainnya. Guru-guru di tingkatan sekolah dasar secara langsung yang mendapat tugas tambahan khususnya wali kelas, harus memiliki kemampuan dan keahlian dalam memanajemen kelas, karena guru kelas memiliki tanggung jawab penuh terhadap keberhasilan, permasalahan, dan sebagai mediator sekolah dengan orang tua siswa.
Tetapi pada kenyataannya, kita masih melihat adanya kinerja guru  yang belum memahami tentang tugas tambahan sebagi wali kelas, mereka masih banyak mengandalkan kepada pengurus kelas, atau guru piket jika menemukan permasalahan yang dihadapi oleh siswa yang bersangkutan, bahkan masih ada guru kelas  yang tidak tahu siswa yang jarang masuk sekolah.
Permasalahan ini pada umumnya masih ditemukan diberbagai sekolah, termasuk di SDN ............... berdasarkan pengamatan peneliti masih ada guru yang  belum melaksananakan kewajiban seperti yang diharapkan, oleh karena itu penulis tertarik untuk menuangkan ide dalam sebuah tulisan yang berbentuk Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul “UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEDAGOGIK  GURU DALAM PENGELOLAAN MANAJEMEN ADMINISTRASI MELALUI SUPERVISI ADMINISTRASI KELAS DI SDN ............... KECAMATAN KASONGAN KABUPATEN KATINGAN TAHUN PELAJARAN ….. / …… “
B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas banyak sekali permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan Kompetensi Pedagogik  Guru di sekolah khususnya di lingkungan guru SDN ................ Dari berbagai permasalahan tersebut yang ada kaitannya dengan penelitian ini, antara lain adalah :
1.      Supervisi Administrasi Kelas  yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat membantu, memotivasi guru dalam proses belajar mengajar, dan Manajemen  kelas sehingga memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.
2.      Supervisi Administrasi Kelas  yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat meningkatkan Kompetensi Paedagogik  Guru   terutama dalam mengembangkan profesi dan manajemen kelas.
3.      Kompetensi Paedagogik  Guru   dapat memberikan pengaruh terhadap hasil  belajar siswa.
4.      Kompetensi Paedagogik  Guru   dapat mentransfer dan mengaplikasikan perilaku, keterampilan dan pengetahuan serta mengembangkan sikap positif pada siswa, sehingga hasil belajar siswa meningkat.
5.      Supervisi Administrasi Kelas  yang dilakukan oleh kepala  sekolah  dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan dan pemahanan terhadap Manajemen  Kelas.
C.    Pembatasan Masalah
        Agar penelitian ini lebih terfokus maka penelitian ini hanya dibatasi pada manajemen administrasi kelas  bagi guru-guru kelas I, II, III, IV, V dan VI  di SDN ............... pada tahun pelajaran ........./.......
D.    Perumusan  dan Pemecahan Masalah
        Berdasarkan Identifikasi dan Pembatasan  Masalah yang telah dikemukakan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
  1. Perumusan  Masalah
1)      Bagaimana Meningkatkan Kompetensi Paedagogik  Guru   Di SDN ...............?
2)      Bagaimana Meningkatkan Kompetensi Paedagogik  Guru   Dalam Memanajemen  Kelas  Melalui Supervisi Administrasi Kelas  Di SDN ...............?
  1. Pemecahan Masalah
1)      Dalam upaya memecahkan permasalahan tentang kurangnya pemahaman guru dalam memanajemen  Kelas, kepala sekolah melakukan teknik Supervisi Administrasi Kelas  secara berkala dan periodik.
2)      Langkah-langkah yang ditempuh dalam pemecahan masalah sebagai berikut : Peneliti mempersiapkan instrument kelengkapan administrasi kelas, serta lembar observasi/penilaian dan kriterianya yang akan dipakai mengevaluasi kelengkapan kelas, baik sebelum maupun sesudah memberi tindakan. Selanjutnya peneliti memberikan tindakan melalui observasi kelas  yang telah disiapkan dan selanjutnya didiskusikan. Masing-masing guru kelas  diberikan instrument kelengkapan administrasi kelas,  kemudian diobservasi dan dievalusi kembali sampai indikator keberhasilan tindakan tercapai.
E.     Tujuan Penelitian
1.    Untuk meningkatkan Kompetensi Paedagogik  Guru   Di SDN ...............
2.    Untuk meningkatkan Kompetensi Paedagogik  Guru   Dalam Memanajemen  Kelas  Melalui Supervisi Administrasi Kelas  Di SDN ...............
F.     Manfaat Penelitian
1.    Bagi Guru :
a)         Meningkatkan Kompetensi Paedagogik  Guru   Dalam Memanajemen  Kelas  Di SDN ...............
b)        Meningkatkan pemahaman guru dalam  Memanajemen  Kelas  Di SDN ...............
2.    Bagi Sekolah :
a)         Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk pengambilan kebijakan  dan perbaikan dalam manajemen sekolah.
b)        Sebagai umpan balik dalam   peningkatan proses dan mutu sekolah .
c)         Menjadi masukan bagi guru untuk meningkatkan Kompetensi Paedagogik secara maksimal dan berkualitas serta  dapat memberikan sumbangan yang positif dalam  peningkatan mutu pendidikan.




BAB  IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Penelitian
Sebagaimana telah disinggung pada bagian terdahulu, bahwa penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan sekolah dengan menerapkan siklus atau tahapan-tahapan. Setiap siklus dilaksanakan dengan memanfaatkan waktu yang tidak mengganggu pelaksanaan tugas utama guru yaitu mengajar di kelas. Hasil deskripsi tindakan penelitian ini berupa tahapan yang diuraikan sebagai berikut :
1.    Pra Siklus
a)   Perencanaan
1)   Sosialiasi tujuan dan ruang lingkup penelitian kepada guru yang dilibatkan dalam penelitian ini.
2)   Penjelasan fokus penelitian tentang Manajemen Kelas, Supervisi administrasi Kelas.
3)   Penugasan guru kelas dalam mempersiapkan kelengkapan administrasi kelas.
4)   Diskusi tentang manajemen kelas dan instrument administrasi kelas.
b)   Pelaksanaan
1)   Pada pertemuan awal, peneliti mengumpulkan seluruh guru.
2)   Menjelaskan maksud dan tujuan Penelitian Tindakan Sekolah.
3)   Penjelasan tentang kompetensi paedagogik guru.
4)   Penjelasan tentang syarat-syarat dokumen yang harus disiapkan untuk kelengkapan administrasi kelas.
5)   Tanya jawab tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian.
6)   Penugasan kepada guru kelas untuk mensosialisasikan kepada pengurus kelas dan siswa yang bersangkutan tentang penilaian administrasi kelas dan dikumpulkan sebelum pertemuan kedua.
7)   Guru diminta untuk menunjukkan kelengkapan administrasi kelas yang dimilikinya untuk diberikan penilaian.
8)   Setelah diberikan penilaian, para guru diminta untuk melengkapi semua kelengkapan administrasi kelas yang dimilikinya sesuai dengan hasil diskusi dan kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh peneliti.
9)   Waktu yang diberikan untuk mengumpulkan mempersiapkan administrasi kelas  satu minggu dan dikumpulkan satu hari sebelum pertemuan kedua.
c)    Observasi
Secara umum, pertemuan pertama dengan guru-guru berjalan lancar, walaupun menyita waktu yang agak lama, serta dari hasil diskusi ada beberapa orang guru yang merasa belum siap dan keberatan untuk menyiapkan administrasi hanya dalam jangka waktu 1 minggu,  tetapi setelah diberikan penjelasan mereka dapat mengikuti dan memahami tujuan pertemuan.
Hasil kegiatan pengamatan dan penilaian awal terhadap kelengkapan administrasi guru kelas sebagaimana tersaji pada tabel di bawah ini.
Tabel  4.1  Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kelengkapan Administrasi Guru Kelas pada Kondisi Awal

No
Nama Guru
Skor
Kriteria Nilai
1

43.18
C
2

48.30
C
3

49.43
C
4

38.64
K
5

36.93
K
6

35.33
K

Rata-rata
41.97
C
Keterangan :
Rentang Nilai
Kriteria Nilai
81-100
Baik Sekali
61-80
Baik
41-60
Cukup
21-40
Kurang
01-20
Sangat Kurang

Pada awal pra siklus ini, hasil observasi peneliti yang dibantu oleh observer diperoleh gambaran bahwa hasil pra siklus total skor terendah 35,33 artinya bahwa tingkat pengelolaan manjemen kelas kurang dan skor tertinggi 49,43 artinya berada pada interpretasi cukup dan hasil prosentase rata-rata dari 6 orang guru  yaitu 41,97  (cukup)
d)   Refleksi
Dari hasil analisis data yang diperoleh pada kondisi awal, maka dapatlah dimaklumi bahwa pertemuan awal ini dengan guru kelas, digambarkan sebagai berikut :
1)        Ada beberapa guru kelas  yang tampak merasa tidak siap dalam mengikuti agenda penelitian ini, karena mereka merasa selama ini agak kurang dalam mengelola kelas, tetapi pada akhirnya setelah dilakukan observasi awal ke kelas masing-masing, mereka dapat mengetahui kekurangan yang harus dilengkapi.
2)        Kegiatan ini dapat terlihat, motivasi dan kreativitas dari masing-masing guru kelas yang sibuk memberikan arahan dan bimbingan kepada siswanya masing-masing, sehingga model ini dapat meningkatkan kreativitas dan kompetensi pedagogik guru.
2.    Siklus I
a)        Perencanaan
Pada pertemuan kedua, yang merupakan rangkaian siklus I, peneliti menyusun rencana sebagi berikut :
1)    Menginformasikan kepada guru kelas, tentang kekurangan data pelengkap untuk ditempatkan di kelas.
2)    Mengulas langkah-langkah dokukumen yang harus disiapkan  secara berurutan.
3)    Menentukan jadwal untuk pertemuan pada setiap gurunya.
b)        Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas pada prinsipnya adalah sama untuk setiap gurunya, yang membedakan adalah waktu pelaksanaan kegiatan karena diikuti oleh semua guru dari kelas I sampai dengan kelas VI maka pelaksanaan kegiatan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelas I – III, dan IV – VI. Pembagian tersebut dikandung maksud agar tidak mengganggu tugas-tugas utama para guru yaitu mengajar di kelas sehingga tidak ada pihak-pihak yang diuntungkan dan dirugikan sebagai akibat dari pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan sekolah ini.
Adapun penjelasan mengenai pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan oleh peneliti, secara garis besar dapat dirangkum sebagai berikut.
1)   Guru Kelas I – III
Pelaksanaan kegiatan supervisi bagi guru kelas rendah, yaitu guru kelas I, II, dan III dilaksanakan pada hari ………………, dengan uraikan kegiatan sebagai berikut.
a)         Menanyakan kepada guru kelas  kesulitan-kesulitan dalam kegiatan ini.
b)        Mengadakan tanya jawab tentang manajemen sekolah.
c)         Mengadakan diskusi tentang berbagai informasi yang berhubungan dengan manajemen sekolah.
d)        Meminta guru-guru untuk mengumpulkan semua kelengkapan administrasi kelas yang dimilikinya.
e)         Memberikan penjelasan tentang kelengkapan administrasi kelas sesuai dengan standar kelengkapannya.
f)         Berdiskusi tentang cara-cara penyusunan administrasi guru kelas sesuai dengan standar dan prosedur pengisian yang baik dan benar.
g)        Mengadakan penilaian terhadap kelengkapan administrasi sesuai dengan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
h)        Menutup kegiatan supervisi.
i)          Membuat kesepakatan untuk pertemuan berikutnya.
2)   Guru Kelas IV, V, dan VI
Pelaksanaan kegiatan supervisi bagi guru kelas rendah, yaitu guru Kelas IV, V, dan VI dilaksanakan pada hari ………………, dengan uraikan kegiatan sama dengan pelaksanaan supervisi guru kelas I, II dan III.
Hasil kegiatan pengamatan dan penilaian terhadap kelengkapan administrasi guru kelas sebagaimana tersaji pada tabel di bawah ini.
Tabel  4.2  Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kelengkapan Administrasi Guru Kelas pada Siklus Pertama

No
Nama Guru
Skor
Kriteria Nilai
1

60.23
C
2

66.48
B
3

64.20
B
4

59.66
C
5

58.52
C
6

56.52
C

Rata-rata
60.94
C
Keterangan :
Rentang Nilai
Kriteria Nilai
81-100
Baik Sekali
61-80
Baik
41-60
Cukup
21-40
Kurang
01-20
Sangat Kurang

Pada siklus pertama ini, hasil observasi peneliti yang dibantu oleh observer diperoleh gambaran bahwa hasil siklus pertama total skor terendah 56,52 artinya bahwa tingkat pengelolaan manjemen kelas cukup dan skor tertinggi 66,48 artinya berada pada interpretasi baik dan hasil prosentase rata-rata dari 6 orang guru  yaitu 60,94  (cukup).
Dari perolehan hasil analisis data sebagaimana dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya terjadi peningkatan kemampuan guru dalam pengelolaan administrasi kelas, hal tersebut dibuktikan dari 6 orang guru, 2 orang guru atau 33,33% dinyatakan sudah bisa menyusun administrasi kelas dengan baik karena memperoleh nilai dalam rentang BAIK, sementara sisanya 4 orang guru atau 66,67% walaupun sudah meningkat tetapi masih belum memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu minimal 85% guru dinyatakan meningkat kemampuannya khususnya pada pengelolaan administrasi kelas.

c)         Observasi
Berdasarkan pengamatan peneliti, secara fisik rata-rata kelas sudah terlihat berubah, bersih, ditata ulang, dan bahkan ada yang dicat berdasarkan selera kelas masing-masing layaknya seperti lomba kebersihan tingkat sekolah, administrasi lainnya juga sudah dilengkapi walaupun belum sepenuhnya sempurna.
d)        Refleksi
Seperti pada pra siklus, adapun hasil pengamatan penulis pada siklus I  sebagai berikut :
1)        Ada beberapa guru kelas  yang masih belum merasa tidak siap dalam mengikuti agenda penelitian ini, karena mereka merasa selama ini agak kurang dalam mengelola kelas, tetapi pada akhirnya setelah dilakukan tindakan pada siklus pertama dengan pelaksanaan supervisi ke kelas masing-masing, mereka dapat mengetahui kekurangan yang harus dilengkapi dan berusaha semaksimal mungkin memperbaikinya walaupun belum sepenuhnya benar dan sempurna.
2)        Kegiatan ini dapat terlihat, motivasi dan kreativitas dari masing-masing guru kelas yang sibuk memberikan arahan dan bimbingan kepada siswanya masing-masing, sehingga model ini dapat meningkatkan kreativitas dan kompetensi pedagogik guru.
3.    Siklus II
a)   Perencanaan
1)   Menginformasikan kepada guru tentang hasil siklus I, dan melakukan diskusi tentang rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada pelaksanaan siklus kedua.
2)   Menyampaikan hasil observasi  tentang efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan administrasi kelas berdasarkan hasil analisis data hasil observasi pada siklus pertama.
3)   Mengadakan tanya jawab pengelolaan administrasi kelas yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing kelas.
b)   Pelaksanaan
Adapun penjelasan mengenai pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan oleh peneliti pada siklus kedua pada prinsipnya sama dengan pelaksanaan pada siklus-siklus sebelumnya, secara garis besar dapat dirangkum sebagai berikut.
1)        Guru Kelas I – III
Pelaksanaan kegiatan supervisi bagi guru kelas rendah, yaitu guru kelas I, II, dan III dilaksanakan pada hari ………………, dengan uraikan kegiatan sebagai berikut.
a)         Menanyakan kepada guru kelas  kesulitan-kesulitan dalam kegiatan ini.
b)        Mengadakan tanya jawab tentang manajemen sekolah.
c)         Mengadakan diskusi tentang berbagai informasi yang berhubungan dengan manajemen sekolah.
d)        Meminta guru-guru untuk mengumpulkan semua kelengkapan administrasi kelas yang dimilikinya.
e)         Memberikan penjelasan tentang kelengkapan administrasi kelas sesuai dengan standar kelengkapannya.
f)         Berdiskusi tentang cara-cara penyusunan administrasi guru kelas sesuai dengan standar dan prosedur pengisian yang baik dan benar.
g)        Mengadakan penilaian terhadap kelengkapan administrasi sesuai dengan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
h)        Menutup kegiatan supervisi.
i)          Membuat kesepakatan untuk pertemuan berikutnya.
2)   Guru Kelas IV, V, dan VI
Pelaksanaan kegiatan supervisi bagi guru kelas rendah, yaitu guru Kelas IV, V, dan VI dilaksanakan pada hari ………………, dengan uraikan kegiatan sama dengan pelaksanaan supervisi guru kelas I, II dan III.
Hasil kegiatan pengamatan dan penilaian terhadap kelengkapan administrasi guru kelas sebagaimana tersaji pada tabel di bawah ini.
Tabel  4.3  Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kelengkapan Administrasi Guru Kelas pada Siklus Kedua

No
Nama Guru
Skor
Kriteria Nilai
1

85.23
BS
2

90.91
BS
3

88.07
BS
4

84.66
BS
5

83.52
BS
6

81.52
BS

Rata-rata
85.65
BS
Keterangan :
Rentang Nilai
Kriteria Nilai
81-100
Baik Sekali
61-80
Baik
41-60
Cukup
21-40
Kurang
01-20
Sangat Kurang

Pada siklus kedua ini, hasil observasi peneliti yang dibantu oleh observer diperoleh gambaran bahwa hasil siklus kedua total skor terendah 81,52 artinya bahwa tingkat pengelolaan manjemen kelas baik sekali dan skor tertinggi 90,91 artinya berada pada interpretasi baik sekali dan hasil prosentase rata-rata dari 6 orang guru  yaitu 86,65  (baik sekali).
Dari perolehan hasil analisis data sebagaimana dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya terjadi peningkatan kemampuan guru dalam pengelolaan administrasi kelas, hal tersebut dibuktikan dari 6 orang  guru semuanya telah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu minimal 85% guru dinyatakan meningkat kemampuannya khususnya pada pengelolaan administrasi kelas dan masuk dalam kriteria minimal baik.
Dari hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas dinyatakan selesai dan tuntas pada siklus kedua.
c)    Observasi
Berdasarkan hasil temuan di lapangan, perubahan yang terlihat adalah bentuk sarana fisik dan kelengkapan administrasi kelas sudah mulai merata dan menyebar sehingga menimbulkan kesan yang positif dan baik, kelas sudah terlihat mulai bersih dan tertata dengan rapi serta semua kelengkapan administrasi sekolah telah ada dan terisi dengan baik dan lengkap sesuai dengan petunjuk dan aturan yang berlaku.
d)   Refleksi
Dari hasil observasi dan penilaian terhadap kelengkapan administrasi guru kelas di SDN ............... dapat dibuktikan bahwa setelah dilakukan kegiatan pembinaan oleh kepala sekolah melalui pelaksanaan supervisi guru kelas maka kemampuan pedagogik guru khususnya dalam pengelolaan administrasi kelas meningkat dengan baik. Dari 6 guru yang mengikuti kegiatan penelitian semuanya dinyatakan meningkatkan kemampuannya sehingga dapat ditarik benang merahnya yaitu  pelaksanaan supervisi administrasi guru kelas terbukti dapat meningkatkan kemampuan pedagogik guru khususnya dalam pengelolaan administrasi kelas.
B.  Pembahasan
Dari 2 siklus pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan dengan melaksanakan kegiatan supervisi administrasi guru kelas, dapat dijelaskan hasil-hasilnya sebagai berikut.
1.      Siklus Pertama
Pada siklus pertama ini, hasil observasi peneliti yang dibantu oleh observer diperoleh gambaran bahwa hasil siklus pertama total skor terendah 56,52 artinya bahwa tingkat pengelolaan manjemen kelas cukup dan skor tertinggi 66,48 artinya berada pada interpretasi baik dan hasil prosentase rata-rata dari 6 orang guru  yaitu 60,94  (cukup).
Dari perolehan hasil analisis data sebagaimana dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya terjadi peningkatan kemampuan guru dalam pengelolaan administrasi kelas, hal tersebut dibuktikan dari 6 orang guru, 2 orang guru atau 33,33% dinyatakan sudah bisa menyusun administrasi kelas dengan baik karena memperoleh nilai dalam rentang BAIK, sementara sisanya 4 orang guru atau 66,67% walaupun sudah meningkat tetapi masih belum memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu minimal 85% guru dinyatakan meningkat kemampuannya khususnya pada pengelolaan administrasi kelas.
2.      Siklus Kedua
Pada siklus kedua ini, hasil observasi peneliti yang dibantu oleh observer diperoleh gambaran bahwa hasil siklus kedua total skor terendah 81,52 artinya bahwa tingkat pengelolaan manjemen kelas baik sekali dan skor tertinggi 90,91 artinya berada pada interpretasi baik sekali dan hasil prosentase rata-rata dari 6 orang guru  yaitu 86,65  (baik sekali).
Dari perolehan hasil analisis data sebagaimana dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya terjadi peningkatan kemampuan guru dalam pengelolaan administrasi kelas, hal tersebut dibuktikan dari 6 orang  guru semuanya telah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu minimal 85% guru dinyatakan meningkat kemampuannya khususnya pada pengelolaan administrasi kelas dan masuk dalam kriteria minimal baik.
Dari hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas dinyatakan selesai dan tuntas pada siklus kedua.
3.      Antar Siklus
Pada awal pra siklus ini, hasil observasi peneliti yang dibantu oleh observer diperoleh gambaran bahwa hasil pra siklus total skor terendah 35,33 artinya bahwa tingkat pengelolaan manjemen kelas kurang dan skor tertinggi 49,43 artinya berada pada interpretasi cukup dan hasil prosentase rata-rata dari 6 orang guru  yaitu 41,97  (cukup). Pada siklus pertama ini, hasil observasi peneliti yang dibantu oleh observer diperoleh gambaran bahwa hasil siklus pertama total skor terendah 56,52 artinya bahwa tingkat pengelolaan manjemen kelas cukup dan skor tertinggi 66,48 artinya berada pada interpretasi baik dan hasil prosentase rata-rata dari 6 orang guru  yaitu 60,94  (cukup). Pada siklus kedua ini, hasil observasi peneliti yang dibantu oleh observer diperoleh gambaran bahwa hasil siklus kedua total skor terendah 81,52 artinya bahwa tingkat pengelolaan manjemen kelas baik sekali dan skor tertinggi 90,91 artinya berada pada interpretasi baik sekali dan hasil prosentase rata-rata dari 6 orang guru  yaitu 86,65  (baik sekali).
Dalam bentuk tabel, peningkatan kemampuan pedagogik guru berdasarkan rata-rata hasil penilaian pada setiap siklus kegiatan penelitian tindakan sekolah ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tabel  4.4  Rekapitulasi Penilaian Kelengkapan Administrasi Guru Kelas pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No
Siklus
Skor
Kriteria Nilai
1
Pra Siklus
41.97
C
2
Siklus Pertama
60.94
C
3
Siklus Kedua
85.65
BS

Rata-rata
62.85
B
Keterangan :
Rentang Nilai
Kriteria Nilai
81-100
Baik Sekali
61-80
Baik
41-60
Cukup
21-40
Kurang
01-20
Sangat Kurang

Dari hasil pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata penilaian terhadap kelengkapan administrasi kelas dari 41,97 dengan kriteria nilai cukup pada kondisi awal, 60,94 dengan kriteria nilai cukup pada siklus pertama dan 85,65 pada siklus kedua dengan kriteria nilai baik sekali, dan rata-rata nilai sebesar 62,85 atau masuk dalam kriteria nilai baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada akhir siklus, hasil penilaian yang dilakukan telah memenuhi indikator keberhasilan, yaitu minimal masuk kategori nilai BAIK.
Untuk memperjelas peningkatan nilai pada kegiatan supervisi administrasi kelas sebagaimana digambarkan pada grafik di bawah ini.









Gambar 4.1   Peningkatan Hasil Penilaian Kelengkapan Administrasi Guru Kelas pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Supervisi administrasi kelas  secara  berkelanjutan  terbukti  secara  ilmiah  dapat meningkatkan  kemampuan pedagogik guru  dalam  menyusun  administrasi kelas di SDN ............... Kecamatan Kasongan Kabupaten Katingan. Ini terbukti dengan  meningkatnya  kemampuan kemampuan pedagogik guru  dalam  menyusun  administrasi kelas berdasarkan penilaian terhadap kelengkapan administrasi kelas dari 41,97 pada kondisi awal menjadi 60,94 pada siklus pertam dan 85,65 pada siklus kedua. Langkah-langkah  yang  mengakibatkan  terjadinya  peningkatan kemampuan pedagogik guru  dalam  menyusun  administrasi kelas tersebut  meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1)    Rencana supervisi terhadap guru telah didiskusikan sebelumnya dengan memberikan arahan terhadap kelengkapan administrasi kelas kepada masing-masing guru kelas.
2)    Pelaksanaan  supervisi administrasi secara individual,  dimana  setiap  guru  diminta menunjukkan semua kelengkapan administrasi kelas   kepada  kepala  sekolah, kemudian  kepala  sekolah  memberikan  masukan  terhadap kekurangan kelengkapan administrasi kelas yang dibuat dan telah dimiliki oleh masing-masing guru kelas tersebut.




Bab 2, 3, 5 dan lampiran2 serta halaman depan  lengkap silahkan klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 terima kasih.