Lencana Facebook

banner image

Friday 26 September 2014

PTS : PENGAWAS SEKOLAH







LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH


PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM MENGAJAR MELALUI PENILAIAN PERENCANAAN, DAN PROSES PELAKSANAAN  PEMBELAJARAN DI SDN …………………




Diajukan untuk Memenuhi  Persyaratan Kenaikan Pangkat
............................... dst disesuaikan





Oleh :

………………………………………..
NIP. ……………..









UPT DINAS……………………………..
SD NEGERI ..........................
KECAMATAN ............
............




ABSTRAK

…………………………………………
NIP. ………………..

Para guru masih sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar walaupun siswa sudah merasa sangat jenuh berada di dalam kelas. Guru lebih sering menyajikan pelajaran di dalam kelas walaupun materi yang disajikan berkaitan dengan lingkungan sekolah. Selain itu berdasarkan hasil penjajagan yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa masalah yang terkait dengan kinerja guru disekolah khususnya di SDN 1 ............. Baru khususnya guru kelas I, II, dan III pada dasarnya bermuara pada lemahnya pengelolaan, pengorganisasian dan pengembangan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta rendahnya hasil belajar siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru kelas I, II, dan III dalam mengajar melalui penilaian perencanaan, dan proses pelaksanaan  pembelajaran di SDN 1 ............. Baru Kecamatan ............. Kabupaten Katingan Tahun Pelajaran ……/ …….. Tujuannya adalah untuk mengetahui peningkatan dan manfaat kinerja guru dalam perencanaan, dan proses pelaksanaan  pembelajaran di SDN 1 ............. Baru Kecamatan ............. Kabupaten Katingan Tahun Pelajaran ……/ …….. setelah dilaksanakan kegiatan penilaian kinerja oleh kepala sekolah. Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru kelas I, II, dan III yang ada di SDN 1 ............. Baru Kecamatan ............. Kabupaten .............. Lokasi pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 ............. Baru Kecamatan ............. Kabupaten ............. pada Tahun Pelajaran ……. /…..., yaitu di sekolah dasar tempat peneliti bertugas sebagai kepala sekolah. Penelitian ini berlangsung sejak bulan …… sampai …………. Selama 3 bulan. Teknik  pengumpulan  data dalam penelitian ini  adalah  wawancara,    observasi, dan diskusi. Analisis data dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu mereduksi data, mendeskripsikan data dan membuat kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kinerja guru menyusun perencanaan pembelajaran sebelum ada penilaian kinerja dan setelah dilaksanakan penilaian kinerja, yaitu dari dari 50,91 pada kondisi awal menjadi 68,18 pada siklus pertama dan 91,82 pada siklus kedua, dan peningkatan kinerja guru kegiatan pelaksanaan pembelajaran sebelum ada penilaian kinerja dan setelah dilaksanakan penilaian kinerja, yaitu dari dari 47,25 pada kondisi awal menjadi 68,75 pada siklus pertama dan 94,75 pada siklus kedua. Kesimpulannya adalah pelaksanaan kegiatan penilaian kinerja guru pada aspek perencanaan dan pelaksanaan kegiatan serta proses pembelajaran terbukti dapat meningkatkan kinerja guru khususnya guru kelas I, II, dan III di SDN 1 ............. Baru Kecamatan ............. Kabupaten Katingan Tahun Pelajaran ……/ …….. .

Kata  Kunci  :  kinerja, penilaian, perencanaan, proses pembelajaran



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1.    Kondisi Awal
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai kepala sekolah di SDN 1 ............. masih ditemukan  guru yang mengajar belum mengkaji ulang pengembangan silabus dan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kompetensi yang akan diajarkan, sehingga dalam pelaksanaan proses pembelajaran tidak terrencana dengan baik, karena itu bisa saja terjadi materi yang berulang-ulang diberikan pada siswa, sedangkan  kompetensi yang lain tidak tersampaikan secara keseluruhan, sehingga siswa-siswapun menilai bahwa guru mengajar kurang menguasai materi,
Ada sebagian guru memiliki rencana pembelajaran lengkap, tetapi dengan cara memfotokopi dari sekolah lain yang situasi dan kondisinya berbeda, baik guru, siswa maupun sarana dan prasarananya, karena yang membuat orang lain pemikiran dan ide-idenya juga bisa saja berbeda, sehingga rencana pembelajaran yang telah ada tidak bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Sebagai dampak dari tidak/belum  disusunnya rencana pembelajaran, maka metode dan model pembelajaran yang  digunakan pun tidak terencana dengan baik, dan metode yang paling mudah tanpa adanya persiapan khusus yaitu digunakannya metode ceramah. Akibat selanjutnya siswa menjadi pasif, kurang antusias,  mengantuk, ngobrol sendiri dan ada pula yang mengerjakan mata pelajaran lain. Sedangkan bagi yang memfotocopi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dari sekolah lain sebagian besar tidak bisa diterapkan, karena memang situasi dan kondisinya berbeda. Sebenarnya dengan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sekolah diberi otorita penuh untuk melaksanakan kurikulum disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah masing-masing, tanpa merubah substansi dan esensi dari kurikulum yang telah disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada kondisi awal terhadap kinerja guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran sebagaimana tersaji pada tabel di bawah ini. (Hasil Penilaian per Individu Guru terlampir pada bagian lampiran-lampiran)
Tabel. 4.1
Rekapitulasi Distribusi Prosentase Hasil  Pengamatan
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Pada Kondisi Awal

No
Nama Guru
Nilai
Kualifikasi Nilai
1

49.09
K
2

52.73
K
3

49.09
K
4
Rata-Rata
50.91
K

Kualifikasi Nilai



86 % - 100 %
=
Baik Sekali
70% - 85 %
=
Baik
55% - 69 %
=
Cukup
Di bawah 55%
=
Kurang

Tabel. 4.2
Rekapitulasi Distribusi Prosentase Hasil  Pengamatan
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Pelaksanaan Pembelajaran
Pada Kondisi Awal

No
Nama Guru
Nilai
Kualifikasi Nilai
1

45.00
K
2

49.50
K
3

50.00
K
4
Rata-Rata
47.25
K

Kualifikasi Nilai



86 % - 100 %
=
Baik Sekali
70% - 85 %
=
Baik
55% - 69 %
=
Cukup
Di bawah 55%
=
Kurang

Dari penjelasan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya kinerja guru dalam merencanaan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran masih sangat kurang, hal tersebut dibuktikan dari hasil observasi pada kondisi awal semua guru masuk dalam kategori kurang, dengan rata-rata perolehan skor hanya 50,91 pada penilaian perencanaan pembelajaran dan 47,25 pada penilaian pelaksanaan pembelajaran dan masih jauh dari keberhasilan yang diharapkan sehingga diperlukan suatu tindakan untuk lebih meningkatkan dan memperbaikan kinerja guru-guru tersebut yaitu dengan melaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas.

2.    Siklus 1
a.    Perencanaan
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, terlebih dahulu guru harus menyusun perencanaan pembelajaran yaitu silabus dan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Untuk mengetahui sejauh mana guru telah memahami dalam penyusunan silabus dan RPP, peneliti melakukan penelitian eksplorasi tentang administrasi/perangkat  pembelajaran secara umum melalui angket yang diberikan pada semua guru kelas I, II, dan III  serta hasil supervisi akademik. Hasil supervisi akademik yaitu hasil supervisi kepala sekolah terhadap guru dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas, yang merupakan implementasi dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan sebelumnya.
Dari kegiatan sebagaimana dijelaskan di atas diketahui bahwa sebagian besar guru belum memiliki administrasi pembelajaran yang lengkap, tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi dalam hal penyusunan pengembangan silabus dan RPP saja, yang sangat penting dikuasai oleh semua guru. Dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa guru belum mengembangkan silabus sendiri, tetapi baru sebatas memfotocopi/mengeprint silabus yang sudah ada dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yaitu sebanyak 75 %,  sedangkan yang sudah memiliki semua RPP  dalam arti membuat sendiri baru 25 % dan yang hanya memfotocopi dari sekolah lain sebanyak 75 %.
Berdasarkan data di atas, secara umum administrasi pembelajaran guru-guru kelas I, II, dan III di SDN ............. masih kurang, tetapi pada penelitian ini dibatasi hanya pembinaan tentang penyusunan pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pembinaan penyusunan pengembangan silabus dilaksanakan pada siklus I dengan 2 kali pertemuan dengan alasan silabus merupakan dasar untuk penentuan indikator dan materi ajar pada penyusunan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sedangkan pengembangan penyusunan RPP akan  dilaksanakan pada siklus II dengan 2 kali pertemuan. Untuk pelaksanaannya direncanakan melalui tindakan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai peneliti dan guru kelas lain (dalam kegiatan ini adalah guru kelas VI) sebagai kolaborator yang mengobservasi peneliti selama pembinaan berlangsung.
b.    Pelaksanaan
   Berdasarkan perencanaan siklus I, bahwa tindakan yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru yaitu melalui pembinaan, pelatihan, sosialisasi, diskusi dan  pemodelan untuk memahami silabus. Tindakan yang dilakukan oleh guru adalah mengimplementasikan hasil kegiatan di atas dengan menyusun pengembangan silabus dengan melihat standar isi (SI)  dan standar kompetensi lulusan (SKL). Dalam Pembinaan dan pelatihan ini lebih menitikberatkan pada mencermati dan menganalisis Standar Isi untuk dijabarkan dalam komponen silabus. Hasil diskusi menunjukkan bahwa silabus yang telah dibuat sebelumnya masih memerlukan pembenahan atau revisi. Setelah melakukan pelatihan tersebut, peneliti memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk menyusun pengembangan silabus sendiri berdasarkan situasi dan kondisi serta sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah, yaitu dengan membagikan format komponen silabus  untuk diisi dan dikerjakan. Setelah selesai  disusun silabus tersebut , dikumpulkan dan dianalisa oleh peneliti yang dimaksud kesesuaian dalam hal ini adalah sesuai dengan tuntutan silabus yang sudah ditetapkan. Pelaksanaan siklus I pertemuan 1 ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal ………. pukul 08.00 s.d jam.12.00 WIB. 
   Dari pelaksanaan kegiatan di atas dapat diketahui bahwa aspek materi ajar masih ada kesulitan dalam penyesuaian dengan standar isi dan standar kompetensi lulusan. Dalam hal ini guru masih menemui kesulitan dalam mengembangkan kata-kata  kerja operasional (KKO) yang bervariasi supaya keberhasilan bisa langsung terukur, Dalam menentukan jenis penilaian untuk mengukur indikator hanya 50 % yang sudah sesuai sedangkan   penentuan sumber belajar diperoleh baru diperoleh 75 %, yang ditemui dalam penentuan sumber belajar ini untuk referensi hanya menyebutkan sumber yang relevan, padahal diharapkan guru menuliskannya dengan lengkap sehingga orang lain yang membaca silabus tersebut, sudah bisa melihat sumber belajar yang tercantum dalam silabus dengan mudah. Sebagai contoh kalau sumber belajarnya adalah buku, maka jelas tertulis judul buku, karangan, penerbit, tahun terbit kalau perlu dengan halamannya. Tidak hanya dari buku atau media massa sumber belajarpun bisa melibatkan orang-orang yang ada dalam sistem sekolah, pemanfaatan sumber belajar dari lingkungan sekitarpun diperlukan dalam upaya menjadikan sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat setempat.
   Dalam pelaksanaan Pembinaan ini para guru sebagian besar begitu antusias terbukti dengan adanya beberapa guru yang mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dengan sesama guru serta menyadari betapa perlunya mengembangkan sendiri silabus, dan menyadari kekeliruannya selama ini yang tidak hanya sebagai syarat administrasi saja, tetapi lebih memiliki arti penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran sehingga apa yang akan dilaksanakan sudah terencana dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah sendiri yaitu dengan menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, sehingga sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan sendiri kurikulum tanpa mengurangi substansi standar isi.
Berdasarkan tabel distribusi prosentase hasil observasi kesesuaian penyusunan silabus, diketahui bahwa beberapa guru masih kesulitan menentukan materi ajar, penentuan indikator keberhasilan, jenis penilaian  dan menentukan sumber belajar, maka disepakati diadakan pembinaan pada hari yang lain, dengan kesepakatan memilih kompetensi dasar yang lain, berbeda dari yang sudah dibuat pada pertemuan 1.
   Menurut pengamatan dari kolaborator, peneliti sudah melaksanakan langkah-langkah Penilaian kinerja guru  dengan sebaik-baiknya yang meliputi : mendengarkan, mempresentasikan, memecahkan masalah dan negoisasi, pelaksanaan kondusif antara guru-guru dengan kepala sekolah sebagai peneliti.
Pelaksanaan siklus 1 pertemuan 2  oleh peneliti terhadap guru yaitu melalui pembinaan, pelatihan, sosialisasi, diskusi dan  pemodelan untuk memahami silabus. Kegiatan ke dua ini dilaksanakan hari Sabtu tanggal …………... Pada pertemuan kedua ini  terasa lebih santai karena lebih terbuka, bebas untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat sehingga merasa senang, karena guru-guru tersebut tidak merasa sedang mendapatkan pembinaan, karena peneliti sendiripun sama-sama mengerjakan tugas membuat perencanaan pembelajaran khususnya RPP walaupun  dengan mata pelajaran yang berbeda. Tindakan yang dilakukan oleh guru adalah mengimplementasikan hasil kegiatan di atas dengan menyusun pengembangan perencanaan pembelajaran yaitu RPP dengan melihat standar isi dan standar kompetensi lulusan. Setelah kepala sekolah mendengarkan kesulitan yang dihadapi, kepala sekolah kembali mempresentasikan jalan keluar mengatasi kesulitan yang dihadapi serta melakukan pelatihan, peneliti memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk menyusun pengembangan perencanaan pembelajaran. Setelah selesai  disusun perencanaan pembelajaran tersebut, dikumpulkan dan dianalisa oleh peneliti sebagai bahan pembahasan dalam refleksi pertemuan kedua untuk kemudian digunakan sebagai bahan acuan pada pelaksanaan kegiatan penilaian kinerja guru dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran di kelasnya masing-masing.

Tabel. 4.3
Rekapitulasi Distribusi Prosentase Hasil  Pengamatan
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Perencanaan Pembelajaran
Pada Siklus Pertama

No
Nama Guru
Nilai
Kualifikasi Nilai
1

67.27
C
2

69.09
C
3

60.00
C
4
Rata-Rata
68.18
C

Kualifikasi Nilai



86 % - 100 %
=
Baik Sekali
70% - 85 %
=
Baik
55% - 69 %
=
Cukup
Di bawah 55%
=
Kurang

Tabel. 4.4
Rekapitulasi Distribusi Prosentase Hasil  Pengamatan
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Pelaksanaan Pembelajaran
Pada Siklus Pertama

No
Nama Guru
Nilai
Kualifikasi Nilai
1

67.50
C
2

70.00
B
3

68.00
C
4
Rata-Rata
68.75
C

Kualifikasi Nilai



86 % - 100 %
=
Baik Sekali
70% - 85 %
=
Baik
55% - 69 %
=
Cukup
Di bawah 55%
=
Kurang

Dengan melihat tabel distribusi prosentase hasil observasi tentang perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya semua guru telah meningkat kinerjanya dalam menyusun perencanaan dan  kegiatan pelaksanaan pembelajaran walaupun belum maksimal karena belum memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan.
Dari hasil observasi sebagaimana tersaji pada tabel di atas, semua guru masih belum mencapai kriteia minimal keberhasilan baik secara individu maupun klasikal walaupun sudah ada satu orang guru yang dinyatakan berhasil dengan baik pada penilaian pelaksanaan kegiatan pembelajaran karena masuk dalam kriteria baik, namun secara keseluruhan baik dari penilaian perencanaan maupun pelaksanaan belum memenuhi kriteria keberhasilan secara individual maupun klasikal.
c.    Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh kollaborator, pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2. Menurut  observer peneliti sudah melaksanakan langkah-langkah Penilaian kinerja guru yang meliputi : mendengarkan, mempresentasikan, memecahkan masalah dan negoisasi. Pelaksanaan sangat kondusif karena antara kepala sekolah dan guru  tidak kelihatan seperti sedang diadakan pembinaan, tetapi seperti sedang bekerja bersama tanpa ada yang merasa saling terbebani dan keterpaksaan.
d.   Evaluasi dan Refleksi
   Setelah proses penilaian kinerja guru (mendengarkan, mempresentasikan, memecahkan masalah dan negoisasi) selesai dan guru-guru sudah mencoba membuat sendiri penyusunan pengembangan silabus, peneliti bersama guru melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I. Hasil refleksi terhadap pelaksanaan pembinaan dan pelatihan diidentifikasi bahwa tindakan 1 telah berlangsung dengan baik. Berdasarkan tabel distribusi prosentase hasil penyusunan pengembangan silabus, perlu adanya perbaikan yang meliputi penentuan materi pokok yang harus mengacu pada standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL), penentuan indikator keberhasilan masih adanya yang menemui kesulitan dalam menentukan kata-kata kerja operasional (KKO), penentuan jenis penilaian yang disesuaikan dengan indikator  serta masih kurang bervariasi serta penentuan sumber belajar masih menyebutkan sumber yang relevan belum menunjukkan pada sumber belajar yang jelas.
Guru baru menyadari kurang bervariasinya penentuan indikator keberhasilan setelah kepala sekolah membagikan daftar Kata-kata Kerja Operasional yang disarankan oleh Bloom, guru-guru  hanya tinggal memilih dari daftar yang sudah ada. Selanjutnya bagi guru yang masih menemui  kesulitan, dalam menentukan materi ajar, penentuan indikator keberhasilan dan sumber belajar, bersedia untuk diadakan pembinaan. Dan disepakati dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.
   Setelah proses pembinaan dan pelatihan selesai dan guru-guru sudah mencoba membuat sendiri pengembangan silabus, peneliti bersama guru melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I pertemuan 2. Hasil refleksi terhadap pelaksanaan pembinaan dan pelatihan diidentifikasi bahwa tindakan 2 telah berlangsung dengan baik. Berdasarkan tabel distribusi prosentase hasil penyusunan pengembangan silabus, dalam hal penentuan materi ajar sudah mengacu pada standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL), penentuan indikator keberhasilan sudah menggunakan kata-kata kerja operasional seperti yang disarankan oleh Bloom. Dalam menentukan sumber belajarpun  sudah menyebutkan sumber belajar yang jelas, sehingga memudahkan bagi siapapun yang membaca untuk mendapatkan sumber belajar yang telah dituliskan dalam silabus.
3.    Siklus  2
a.      Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi siklus I pertemuan 2 disepakati bersama, bahwa guru telah meningkat kinerjanya dalam menyusun, merencanakan dan melaksanaan kegiatan pembelajaran setelah dilakukan kegiatan penilaian oleh kepala sekolah walaupun belum maksimal dan masih membutuhkan kegiatan lanjutan untuk lebih meningkatkan kinerja guru khususnya dalam menyusun, merencanakan dan melaksanaan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan  hasil  refleksi  siklus  1,  hal-hal  yang  perlu disempurnakan pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
a)        Pertemuan awal dilaksanakan antara peneliti dan guru kelas I, II dan III dalam kegiatan penilaian rencana dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran agar seluruh kegiatan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan rencana. Pertemuan dilakukan secara umum untuk seluruh guru kelas I, II dan III yang akan mengikuti kegiatan penilaian kinerja khususnya dalam penilaian rencana dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
b)        Peneliti mengumpulkan seluruh guru di kantor kepala sekolah untuk menindaklanjuti hasil refleksi siklus 1. Peneliti menjelaskan secara umum temuan-temuan yang diperoleh selama kegiatan penelitian  tindakan sekolah pada siklus pertama dilaksanakan.
c)        Supervisor mempersiapkan alat/bahan yang dibutuhkan untuk dalam kegiatan penilaian kinerja guru, seperti lembar observasi, materi dalam bentuk powerpoint, laptop, LCD, dan lain-lain
b.      Pelaksanaan
   Siklus II pertemuan 1 ini dilaksanakan pada hari ……… tanggal …………… pukul 08.00 s.d 12.00 WIB. Kegiatan pembinaan yang dilakukan dengan berbekal pengetahuan dan kemampuan dalam penyusunan rencana pembelajaran, serta pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I serta membawa sumber bahan yang diperlukan pada saat penilaian kinerja dilaksanakan misalnya silabus, program semester, program tahunan dan juga RPP untuk masing-masing guru yang akan dinilai.
Sebelum  masuk ke materi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu peneliti menanyakan dan berdiskusi dengan guru-guru, apakah di antara guru-guru ada yang masih mengalami kesulitan untuk memperbaiki hasil refleksi I, melalui strategi tersebut guru merasakan bahwa penyusunan rencana pembelajaran tidak sulit, dan tidak merasa terbebani asal ada motivasi diri yang kuat untuk menjadi guru yang profesional dan memberikan pengetahuan dan pengalaman terbaik pada siswa-siswanya pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakakan.
Pembinaan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan secara kondusif, guru-guru begitu antusias untuk mencoba membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sendiri dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuatnya. Untuk mengetahui hasil pekerjaan guru dalam penyusunan pengembangan  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu kesesuaian antara pekerjaan guru dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.
   Dari data penjelasan di atas yaitu hasil dari penyusunan perencanaan pembelajaran, bahwa dalam kegiatan inti guru ada yang belum memperhatikan beberapa hal, antara lain : bagaimana mengaktifkan siswa, bagaimana siswa membangun peta konsep, bagaimana mengumpulkan informasi dengan stimulus pertanyaan efektif, bagaimana menggali informasi dari media massa, bagaimana membandingkan dan mensintesiskan informasi, bagaimana melakukan kerja praktek dan sebagainya.                                    
Dalam kegiatan pembelajaran yaitu dalam kegiatan inti baru diperoleh hasil sebanyak 25 % hal ini, menunjukkan bahwa guru belum banyak mengenal berbagai bentuk model pembelajaran. Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran masih nampak belum bervariasi yang melalui proses ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Hal ini terjadi karena belum dipahami secara mendalam mengenai kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa serta menentukan model pembelajaran. Penentuan pengalaman belajar akan memberikan banyak pengaruh terhadap sumber belajar maupun di mana siswa akan belajar. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti mengajak guru-guru untuk mendiskusikan suatu model pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator yang sesuai dengan Standar Isi.
Dalam penentuan penilaianpun guru baru mencapai 25 %, peneliti temukan belum sinkronnya antara indikator pencapaian kompetensi dengan bentuk soal yang dibuat, termasuk pedoman penilaianpun skore yang dibuat belum disesuaikan dengan bobot soal hanya disamakan masing-masing soal skorenya 4, padahal bobot soal berbeda-beda, demikian juga dalam membuat kunci jawabanpun  masih ada yang terkesan asal-asalan, demikian juga dalam penggunaan metode diskusi dan unjuk kerja masih ada yang belum membuat pedoman penilaiannya. Hal lain yang ditemui adalah belum ditemukan langkah tindak lanjut dari hasil pembelajaran yaitu bagi yang nilainya masih kurang belum ada soal ataupun tugas remidi demikian juga bagi yang sudah mendapatkan nilai yang bagus belum ada soal ataupun tugas pengayaan.
Dalam pelaksanaan pembinaan ini para guru begitu antusias terbukti dengan adanya beberapa guru yang mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dengan sesama guru serta menyadari betapa perlunya membuat  sendiri Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sehingga tahu persis apa yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung, serta menyadari kekeliruannya selama ini yang tidak hanya sebagai syarat administrasi saja,tetapi lebih memiliki arti penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran sehingga apa yang akan dilaksanakan sudah terencana dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah sendiri yaitu dengan menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sehingga sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan sendiri kurikulum tanpa mengurangi substansi standar isi.
    Sebelum mulai Pembinaan pada siklus II pertemuan 2 ini  kepala sekolah selaku peneliti masih mengajak  untuk berdiskusi tentang kelemahan pada siklus II pertemuan 1, dan masih menanyakan kalau masih menemui kesulitan. Pada umumnya guru-guru  sudah mengetahui kelemahannya masing-masing sehingga mereka langsung mendiskusikan dan mencari solusi tentang  kesulitan-kesulitan yang masih ditemui.
   Dalam hal menentukan model pembelajaran yang tepat untuk setiap kompetensi yang akan dicapai memang tidak mudah, harus betul-betul disesuaikan dengan kondisi yang hadapi seperti karakter siswa, yang memiliki minat belajar rendah, kelengkapan sarana, kemampuan guru dan lain-lain.
   Dari kesulitan yang dihadapi sebagian guru pada siklus II pertemuan 1  guru sudah mampu untuk mengatasi kesulitan masing-masing diantaranya, penentuan  metode pembelajaran sudah mencapai hasil yang baik, Kegiatan inti dalam hal ini menentukan model pembelajaran sudah mencapai hasil baik dan aspek penilaian sudah mencapai hasil yang baik pula sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Pada Pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru-guru sangat bersemangat untuk segera menyesaikan kegiatan pembelajaran di kelasnya masing-masing sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan.
c.      Pengamatan
   Menurut pengamatan dari kolaborator, peneliti sudah melaksanakan langkah-langkah Penilaian kinerja guru yang meliputi : mendengarkan, mempresentasikan, memecahkan masalah dan negoisasi, suasana begitu kondusif antara kepala sekolah dan guru  merasa senang karena sudah tidak banyak mengalami kesulitan yang berarti sehingga pada saat penilaian pelaksanaan kegiatan penilaian kinerja guru semuanya dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala yang berarti sehingga diharapkan kinerja guru khususnya dalam merencanakan kegiatan dan melaksanakan pembelajaran dapat meningkat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan pada awal kegiatan penelitian.
d.     Refleksi
   Berdasarkan perencanaan, tindakan dan pengamatan pada siklus II, peneliti dan guru-guru bertemu untuk mengadakan refleksi. Disepakati bersama bahwa beberapa guru masih memerlukan pembinaan kegiatan pembelajaran yaitu pengembangan kegiatan inti dalam hal  menentukan model pembelajaran yang tepat  dan aspek penilaian. Penentuan refleksi disepakati pada siang hari, sesudah pelaksanaan diskusi. Pelaksanaan kegiatan refleksi kali ini diadakan sangat kondusif karena dilaksanakan dengan santai seperti sedang ngobrol biasa diselingi dengan guyonan-guyonan, tanpa menghilangkan tujuan dari refleksi materi tentang penyusunan pengembangan  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Yang menjadi penekanan dalam siklus II, terutama pada pertemuan 2 ini adalah dalam hal pemilihan model pembelajaran yang PAKEM untuk mengaktifkan siswa, serta penentuan tentang aspek pedoman penilaian.
   Untuk lebih jelasnya peningkatan kinerja guru dalam penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini  (Penilaian per Individu Guru terlampir pada bagian lampiran-lampiran).
Tabel. 4.5
Rekapitulasi Distribusi Prosentase Hasil  Pengamatan
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Perencanaan Pembelajaran
Pada Siklus Kedua

No
Nama Guru
Nilai
Kualifikasi Nilai
1

92.73
BS
2

90.91
BS
3

81.82
B
4
Rata-Rata
91.82
BS

Kualifikasi Nilai



86 % - 100 %
=
Baik Sekali
70% - 85 %
=
Baik
55% - 69 %
=
Cukup
Di bawah 55%
=
Kurang


Tabel. 46
Rekapitulasi Distribusi Prosentase Hasil  Pengamatan
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Pelaksanaan Pembelajaran
Pada Siklus Kedua

No
Nama Guru
Nilai
Kualifikasi Nilai
1

94.50
BS
2

95.00
BS
3

93.00
BS
4
Rata-Rata
94.75
BS

Kualifikasi Nilai



86 % - 100 %
=
Baik Sekali
70% - 85 %
=
Baik
55% - 69 %
=
Cukup
Di bawah 55%
=
Kurang

   Berdasarkan tabel di atas, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan pembelajaran berdasarkan penilaian kinerja yang dilakukan menunjukkan hasil yang maksimal karena semua guru meningkat kinerjanya dan dinyatakan berhasil karena baik secara individual maupun klasikal sudah memenuhi kriteria keberhasilan. Dengan demikian pada siklus II pertemuan kedua ini dianggap telah selesai dan tuntas karena kinerja guru dinyatakan meningkat setelah dilaksanakan kegiatan pembinaan dengan pelaksanaan penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah.
B. Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti memilih model penilaian kinerja guru dengan harapan terjadi kontrak antara kepala sekolah dan guru, karena dalam pola penilaian kinerja guru ada kedaulatan yang seimbang antara kepala sekolah dan guru, yang memiliki tanggung jawab masing-masing sama-sama sedang. Dalam pandangan Kolaboratif ini, perilaku pokok kepala sekolah mencakup : mendengarkan, mempresentasikan, memecahkan masalah dan negosiasi. Dalam pembahasan ini peneliti sampaikan langkah-langkah yang telah dilakukan dalam rangka Pembinaan guru tentang penyusunan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Dengan mendengarkan semua kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru, yaitu tentang perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan-kegiatan penyusunan pengembangan silabus dan  pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru-guru merasa mendapatkan perhatian,dan kesulitannya didengar sehingga menjadi lebih terbuka untuk mengemukakan kesulitannya masing-masing. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru diinventarisir dan diolah, setelah itu  Kepala sekolah mempresentasikan tentang pentingnya membuat perencanaan pembelajaran sendiri yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai agar tahu persis apa yang akan dilakukan  sesuai dengan situasi dan kondisi serta sarana dan prasarana yang tersedia. Dengan demikian guru menyadari kekeliruannya selama ini, yang hanya memfotokopi silabus dan RPP dan itupun hanya dikumpulkan pada wakil Kepala sekolah Sekolah urusan kurikulum,belum  dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar.
Setelah guru menyadari kekeliruannya selama ini,mereka ingin mencoba menyusun pengembangan silabus dan RPP sendiri dan bersedia untuk diadakan Pembinaan secara klasikal dan berdasarkan kesepakatan diadakan dua kali yang pertama tentang penyusunan pengembangan silabus dan yang kedua penyusunan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Data hasil penelitian ini diketahui bahwa penilaian kinerja guru pada perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui 2 siklus yaitu  :
1.    Siklus I, dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, pada pertemuan 1 setelah selesai diadakan refleksi, dan diperoleh data bahwa penentuan materi ajar, menentuan indikator keberhasilan dan menentukan sumber belajar masih kurang dari target keberhasilan pada penelitian ini, maka untuk materi yang masih kurang dilanjutkan pada pertemuan 2, setelah selesai pertemuan 2 diadakan refleksi untuk menentukan apakah masih perlu ada pertemuan 3 atau tidak.
2.    Siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, pada pertemuan 1 setelah selesai pengamatan diadakan refleksi, dan diperoleh data bahwa : dalam kegiatan inti yaitu belum merencanakan kegiatan yang bisa mengaktifkan siswa dalam hal ini menentukan model pembelajaran, demikian juga dalam menentukan aspek penilaian masih ditemukan belum adanya kesesuaian antara materi pembelajaran dengan bentuk soal yang dibuat termasuk dalam menentukan skore penilaian. Dengan telah ditemukan kekurangan pada pertemuan 1 ini, maka untuk materi yang masih kurang dilanjutkan pada pertemuan 2, setelah selesai pada pertemuan 2 hasilnya dikumpulkan, diteliti dan dianalisa, setelah itu diadakan refleksi untuk menentukan pada tahap berikutnya.
3.    Menganalisis hasil-hasil penilaian yang dilakukan terhadap kinerja guru pada kegiatan pembinaan tentang perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pada masing-masing siklus apakah semakin membaik atau malah sebaliknya serta menentukan langkah dan tindakan selanjutnya.
   Secara jelas dan rinci peningkatan kinerja guru khususnya guru kelas I, II, dan III  pada penilaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel. 4.7
Rekapitulasi Distribusi Prosentase Hasil  Pengamatan
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Perencanaan Pembelajaran
Pada Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Kedua

No
Siklus
Rata-Rata Skor Nilai Per Siklus
Kriteria Nilai
1
Kondisi Awal
50.91
K
2
Siklus Pertama
68.18
C
3
Siklus Kedua
91.82
BS
Rata-rata
70.30
B
Kualifikasi Nilai




86 % - 100 %
=
Baik Sekali

70% - 85 %
=
Baik

55% - 69 %
=
Cukup

Di bawah 55%
=
Kurang










Dalam bentuk grafik peningkatan hasil pembinaan dengan melaksanaan kegiatan penilaian kinerja guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran tersaji pada grafik di bawah ini.













Gambar 4.1     Peningkatan Penilaian Hasil Kinerja Guru Aspek Perencanaan Pembelajaran pada Kondisi Awal,  Siklus Pertama dan Kedua

Dari  gambar di atas dapat dijelaskan bahwa penilaian kinerja guru pada aspek perencanaan pembelajaran meningkat dari 50,91 pada kondisi awal menjadi 68,18 pada siklus pertama dan 91,82 pada siklus kedua, sehingga disimpulkan bahwa pada siklus kedua dinyatakan berhasil karena sudah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu masuk dalam kriteria nilai minimal BAIK.
Tabel. 4.8
Rekapitulasi Distribusi Prosentase Hasil  Pengamatan
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Pelaksanaan Pembelajaran
Pada Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Kedua

No
Siklus
Rata-Rata Skor Nilai Per Siklus
Kriteria Nilai
1
Kondisi Awal
47.25
K
2
Siklus Pertama
68.75
C
3
Siklus Kedua
94.75
BS
Rata-rata
70.25
B
Kualifikasi Nilai




86 % - 100 %
=
Baik Sekali

70% - 85 %
=
Baik

55% - 69 %
=
Cukup

Di bawah 55%
=
Kurang










Dalam bentuk grafik peningkatan hasil pembinaan dengan melaksanaan kegiatan penilaian kinerja guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tersaji pada grafik di bawah ini













Gambar 4.2     Peningkatan Penilaian Hasil Kinerja Guru Aspek Pelaksanaan Pembelajaran pada Kondisi Awal,  Siklus Pertama dan Kedua

Dari  gambar di atas dapat dijelaskan bahwa penilaian kinerja guru pada aspek perencanaan pembelajaran meningkat dari 47,25 pada kondisi awal menjadi 68,75 pada siklus pertama dan 94,75 pada siklus kedua, sehingga disimpulkan bahwa pada siklus kedua dinyatakan berhasil karena sudah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu masuk dalam kriteria nilai minimal BAIK.
Dengan demikian dalam penelitian ini, dapat menjawab rumusan masalah yang dikemukakan oleh peneliti yaitu peningkatan kinerja guru dapat meningkat setelah dilakukan kegiatan pembinaan dengan pelaksanaan penilaian kinerja perencanaan dan pelaksanana pembelajaran, karena antara Kepala sekolah dan guru sama-sama memiliki tanggung jawab. Kepala sekolah memberikan motivasi agar sebelum mengajar sudah menyusun pengembangan pembelajaran yang dibuat sendiri sehingga pada pelaksanaan pembelajaran lebih percaya diri, terprogram dan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah serta sarana dan prasarana yang tersedia serta untuk memenuhi tuntutan kompetensi profesionalisme dan kompetensi pedagogik seorang pendidik,dengan demikian tujuan akhir adalah prestasi siswa baik.
Dari hasil penelitian ini diperoleh adanya peningkatan kinerja guru guru-guru dalam membuat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran meliputi penyusunan pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setelah diberikan pembinaan dengan pelaksanaan penilaian kinerja guru.


bila berkenan file secara lengkap dari bab 1 sampai dengan lampiran2 serta halaman depan

klik DOWNLOAD

atau hub. 081327121707 untuk konfirmasi lebih lanjut. terima kasih.