LAPORAN
PENELITIAN
TINDAKAN SEKOLAH
PENINGKATAN
KINERJA GURU DALAM MENGAJAR MELALUI PENILAIAN PERENCANAAN, DAN PROSES
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SDN …………………
Diajukan
untuk Memenuhi Persyaratan Kenaikan
Pangkat
............................... dst disesuaikan
Oleh :
………………………………………..
NIP.
……………..
UPT
DINAS……………………………..
SD NEGERI ..........................
KECAMATAN ............
............
ABSTRAK
…………………………………………
NIP. ………………..
Para guru masih sangat jarang memanfaatkan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar walaupun siswa sudah merasa sangat jenuh berada
di dalam kelas. Guru lebih sering menyajikan pelajaran di dalam kelas walaupun
materi yang disajikan berkaitan dengan lingkungan sekolah. Selain itu
berdasarkan hasil penjajagan yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa masalah
yang terkait dengan kinerja guru disekolah khususnya di SDN 1 .............
Baru khususnya guru kelas I, II, dan III pada dasarnya bermuara pada lemahnya
pengelolaan, pengorganisasian dan pengembangan proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru serta rendahnya hasil belajar siswa. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
guru kelas I, II, dan III dalam mengajar melalui penilaian perencanaan, dan
proses pelaksanaan pembelajaran di SDN 1
............. Baru Kecamatan ............. Kabupaten Katingan Tahun Pelajaran
……/ …….. Tujuannya adalah untuk mengetahui peningkatan dan manfaat kinerja guru
dalam perencanaan, dan proses pelaksanaan
pembelajaran di SDN 1 ............. Baru Kecamatan .............
Kabupaten Katingan Tahun Pelajaran ……/ …….. setelah dilaksanakan kegiatan
penilaian kinerja oleh kepala sekolah. Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru kelas
I, II, dan III yang ada di SDN 1 ............. Baru Kecamatan .............
Kabupaten .............. Lokasi pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 ............. Baru Kecamatan .............
Kabupaten ............. pada Tahun Pelajaran ……. /…..., yaitu di sekolah dasar tempat peneliti
bertugas sebagai kepala sekolah. Penelitian
ini berlangsung sejak bulan …… sampai …………. Selama 3 bulan. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini
adalah wawancara, observasi,
dan diskusi. Analisis data dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu
mereduksi data, mendeskripsikan data dan membuat kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan kinerja guru
menyusun perencanaan pembelajaran sebelum ada penilaian kinerja dan setelah dilaksanakan penilaian
kinerja, yaitu dari dari 50,91 pada kondisi awal menjadi 68,18 pada siklus
pertama dan 91,82 pada siklus kedua, dan peningkatan kinerja guru
kegiatan pelaksanaan pembelajaran sebelum ada penilaian kinerja dan setelah dilaksanakan penilaian
kinerja, yaitu dari dari 47,25 pada kondisi awal menjadi 68,75 pada siklus
pertama dan 94,75 pada siklus kedua. Kesimpulannya adalah pelaksanaan kegiatan
penilaian kinerja guru pada aspek perencanaan dan pelaksanaan kegiatan serta
proses pembelajaran terbukti dapat meningkatkan kinerja guru khususnya guru
kelas I, II, dan III di SDN 1 ............. Baru Kecamatan .............
Kabupaten Katingan Tahun Pelajaran ……/ …….. .
Kata Kunci
: kinerja, penilaian,
perencanaan, proses pembelajaran
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai kepala sekolah di
SDN 1 ............. masih
ditemukan guru yang mengajar belum
mengkaji ulang pengembangan silabus dan pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk kompetensi yang akan diajarkan, sehingga dalam
pelaksanaan proses pembelajaran tidak terrencana dengan baik, karena itu bisa
saja terjadi materi yang berulang-ulang diberikan pada siswa, sedangkan kompetensi yang lain tidak tersampaikan
secara keseluruhan, sehingga siswa-siswapun menilai bahwa guru mengajar kurang
menguasai materi,
Ada
sebagian guru memiliki rencana pembelajaran lengkap, tetapi dengan cara
memfotokopi dari sekolah lain yang situasi dan kondisinya berbeda, baik guru,
siswa maupun sarana dan prasarananya, karena yang membuat orang lain pemikiran
dan ide-idenya juga bisa saja berbeda, sehingga rencana pembelajaran yang telah
ada tidak bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Sebagai
dampak dari tidak/belum disusunnya
rencana pembelajaran, maka metode dan model pembelajaran yang digunakan pun tidak terencana dengan baik,
dan metode yang paling mudah tanpa adanya persiapan khusus yaitu digunakannya
metode ceramah. Akibat selanjutnya siswa menjadi pasif, kurang antusias, mengantuk, ngobrol sendiri dan ada pula yang
mengerjakan mata pelajaran lain. Sedangkan bagi yang memfotocopi silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dari sekolah lain sebagian besar tidak bisa
diterapkan, karena memang situasi dan kondisinya berbeda. Sebenarnya dengan
diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sekolah diberi
otorita penuh untuk melaksanakan kurikulum disesuaikan dengan situasi dan
kondisi sekolah masing-masing, tanpa merubah substansi dan esensi dari
kurikulum yang telah disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada
kondisi awal terhadap kinerja guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran sebagaimana tersaji pada
tabel di bawah ini. (Hasil Penilaian per
Individu Guru terlampir pada bagian lampiran-lampiran)
Tabel. 4.1
Rekapitulasi Distribusi Prosentase
Hasil Pengamatan
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Perencanaan dan Pelaksanaan
Kegiatan Pembelajaran
Pada Kondisi Awal
No
|
Nama Guru
|
Nilai
|
Kualifikasi
Nilai
|
1
|
49.09
|
K
|
|
2
|
52.73
|
K
|
|
3
|
49.09
|
K
|
|
4
|
Rata-Rata
|
50.91
|
K
|
Kualifikasi Nilai
|
|||
86 % - 100 %
|
=
|
Baik Sekali
|
|
70% - 85 %
|
=
|
Baik
|
|
55% - 69 %
|
=
|
Cukup
|
|
Di bawah 55%
|
=
|
Kurang
|
Tabel. 4.2
Rekapitulasi Distribusi Prosentase
Hasil Pengamatan
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Pelaksanaan Pembelajaran
Pada Kondisi Awal
No
|
Nama Guru
|
Nilai
|
Kualifikasi
Nilai
|
1
|
45.00
|
K
|
|
2
|
49.50
|
K
|
|
3
|
50.00
|
K
|
|
4
|
Rata-Rata
|
47.25
|
K
|
Kualifikasi Nilai
|
|||
86 % - 100 %
|
=
|
Baik Sekali
|
|
70% - 85 %
|
=
|
Baik
|
|
55% - 69 %
|
=
|
Cukup
|
|
Di bawah 55%
|
=
|
Kurang
|
Dari penjelasan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
pada prinsipnya kinerja guru dalam merencanaan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran masih sangat kurang, hal tersebut dibuktikan dari hasil observasi
pada kondisi awal semua guru masuk dalam kategori kurang, dengan rata-rata
perolehan skor hanya 50,91 pada penilaian perencanaan pembelajaran dan 47,25
pada penilaian pelaksanaan pembelajaran dan masih jauh dari keberhasilan yang
diharapkan sehingga diperlukan suatu tindakan untuk lebih meningkatkan dan memperbaikan
kinerja guru-guru tersebut yaitu dengan melaksanaan kegiatan penelitian tindakan
kelas.
2. Siklus 1
a.
Perencanaan
Sebelum
melaksanakan proses pembelajaran, terlebih dahulu guru harus menyusun
perencanaan pembelajaran yaitu silabus dan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Untuk mengetahui sejauh mana guru telah memahami dalam penyusunan
silabus dan RPP, peneliti melakukan penelitian eksplorasi tentang
administrasi/perangkat pembelajaran
secara umum melalui angket yang diberikan pada semua guru kelas I, II,
dan III serta hasil supervisi akademik. Hasil supervisi akademik yaitu hasil supervisi kepala
sekolah terhadap guru dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas, yang
merupakan implementasi dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
disiapkan sebelumnya.
Dari kegiatan
sebagaimana dijelaskan di atas
diketahui bahwa sebagian besar guru belum memiliki administrasi pembelajaran
yang lengkap, tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi dalam hal
penyusunan pengembangan silabus dan RPP saja, yang sangat penting dikuasai oleh
semua guru. Dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa guru belum mengembangkan
silabus sendiri, tetapi baru sebatas memfotocopi/mengeprint silabus yang sudah
ada dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yaitu sebanyak 75 %, sedangkan yang sudah memiliki semua RPP dalam arti membuat sendiri baru 25 % dan yang
hanya memfotocopi dari sekolah lain sebanyak 75 %.
Berdasarkan
data di atas, secara umum administrasi pembelajaran guru-guru kelas I,
II, dan III di SDN .............
masih kurang, tetapi pada penelitian ini dibatasi hanya pembinaan tentang
penyusunan pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
pembinaan penyusunan pengembangan silabus dilaksanakan pada siklus I dengan 2
kali pertemuan dengan alasan silabus merupakan dasar untuk penentuan indikator
dan materi ajar pada penyusunan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), sedangkan pengembangan penyusunan RPP akan dilaksanakan pada siklus II dengan 2 kali
pertemuan. Untuk pelaksanaannya direncanakan melalui tindakan yang dilakukan
oleh kepala sekolah sebagai
peneliti dan guru kelas lain
(dalam kegiatan ini adalah guru kelas VI) sebagai kolaborator yang mengobservasi peneliti selama pembinaan
berlangsung.
b.
Pelaksanaan
Berdasarkan perencanaan siklus I, bahwa
tindakan yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru yaitu melalui pembinaan, pelatihan, sosialisasi, diskusi
dan pemodelan untuk memahami silabus.
Tindakan yang dilakukan oleh guru adalah mengimplementasikan hasil kegiatan di
atas dengan menyusun pengembangan silabus dengan melihat standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL). Dalam
Pembinaan dan pelatihan ini lebih menitikberatkan pada mencermati dan
menganalisis Standar Isi untuk dijabarkan dalam komponen silabus. Hasil diskusi
menunjukkan bahwa silabus yang telah dibuat sebelumnya masih memerlukan
pembenahan atau revisi. Setelah melakukan pelatihan tersebut, peneliti
memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk menyusun pengembangan silabus
sendiri berdasarkan situasi dan kondisi serta sarana dan prasarana yang
tersedia di sekolah, yaitu dengan membagikan format komponen silabus untuk diisi dan dikerjakan. Setelah
selesai disusun silabus tersebut ,
dikumpulkan dan dianalisa oleh peneliti yang dimaksud kesesuaian dalam hal ini
adalah sesuai dengan tuntutan silabus yang sudah ditetapkan. Pelaksanaan siklus
I pertemuan 1 ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal ………. pukul 08.00 s.d jam.12.00 WIB.
Dari pelaksanaan kegiatan di atas dapat diketahui bahwa aspek materi
ajar masih ada kesulitan dalam penyesuaian dengan standar isi dan standar
kompetensi lulusan. Dalam hal ini guru masih menemui kesulitan
dalam mengembangkan kata-kata kerja
operasional (KKO) yang bervariasi supaya keberhasilan bisa langsung terukur,
Dalam menentukan jenis penilaian untuk mengukur indikator hanya 50 % yang sudah
sesuai sedangkan penentuan sumber
belajar diperoleh baru diperoleh 75 %, yang ditemui dalam penentuan sumber
belajar ini untuk referensi hanya menyebutkan sumber yang relevan, padahal
diharapkan guru menuliskannya dengan lengkap sehingga orang lain yang membaca
silabus tersebut, sudah bisa melihat sumber belajar yang tercantum dalam
silabus dengan mudah. Sebagai contoh kalau sumber belajarnya adalah buku, maka
jelas tertulis judul buku, karangan, penerbit, tahun terbit kalau perlu dengan
halamannya. Tidak hanya dari buku atau media massa sumber belajarpun bisa
melibatkan orang-orang yang ada dalam sistem sekolah, pemanfaatan sumber
belajar dari lingkungan sekitarpun diperlukan dalam upaya menjadikan sekolah
sebagai bagian integral dari masyarakat setempat.
Dalam pelaksanaan Pembinaan ini para guru
sebagian besar begitu antusias terbukti dengan adanya beberapa guru yang
mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dengan sesama guru serta menyadari betapa
perlunya mengembangkan sendiri silabus, dan menyadari kekeliruannya selama ini
yang tidak hanya sebagai syarat administrasi saja, tetapi lebih memiliki arti
penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran sehingga apa yang akan
dilaksanakan sudah terencana dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah
sendiri yaitu dengan menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, sehingga
sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan sendiri kurikulum tanpa
mengurangi substansi standar isi.
Berdasarkan
tabel distribusi prosentase hasil observasi kesesuaian penyusunan silabus,
diketahui bahwa beberapa guru masih kesulitan menentukan materi ajar, penentuan
indikator keberhasilan, jenis penilaian
dan menentukan sumber belajar, maka disepakati diadakan pembinaan pada
hari yang lain, dengan kesepakatan memilih kompetensi dasar yang lain, berbeda
dari yang sudah dibuat pada pertemuan 1.
Menurut pengamatan dari kolaborator,
peneliti sudah melaksanakan langkah-langkah Penilaian kinerja guru dengan sebaik-baiknya yang meliputi :
mendengarkan, mempresentasikan, memecahkan masalah dan negoisasi, pelaksanaan
kondusif antara guru-guru dengan kepala sekolah sebagai peneliti.
Pelaksanaan
siklus 1 pertemuan 2 oleh peneliti
terhadap guru yaitu melalui pembinaan, pelatihan, sosialisasi, diskusi dan pemodelan untuk memahami silabus. Kegiatan ke
dua ini dilaksanakan hari Sabtu tanggal …………... Pada pertemuan kedua ini terasa lebih santai karena lebih terbuka,
bebas untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat sehingga merasa senang, karena
guru-guru tersebut tidak merasa sedang mendapatkan pembinaan, karena peneliti
sendiripun sama-sama mengerjakan tugas membuat perencanaan pembelajaran
khususnya RPP walaupun dengan mata pelajaran yang berbeda. Tindakan
yang dilakukan oleh guru adalah mengimplementasikan hasil kegiatan di atas
dengan menyusun pengembangan perencanaan pembelajaran yaitu RPP dengan melihat standar isi dan standar
kompetensi lulusan. Setelah kepala sekolah mendengarkan kesulitan yang
dihadapi, kepala sekolah kembali mempresentasikan jalan keluar mengatasi
kesulitan yang dihadapi serta melakukan pelatihan, peneliti memberikan
kesempatan kepada guru-guru untuk menyusun pengembangan perencanaan
pembelajaran. Setelah selesai disusun perencanaan pembelajaran tersebut, dikumpulkan dan dianalisa oleh
peneliti sebagai bahan pembahasan dalam refleksi pertemuan kedua untuk
kemudian digunakan sebagai bahan acuan pada pelaksanaan kegiatan penilaian
kinerja guru dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran di kelasnya masing-masing.
Tabel. 4.3
Rekapitulasi Distribusi Prosentase
Hasil Pengamatan
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Perencanaan Pembelajaran
Pada Siklus Pertama
No
|
Nama Guru
|
Nilai
|
Kualifikasi
Nilai
|
1
|
67.27
|
C
|
|
2
|
69.09
|
C
|
|
3
|
60.00
|
C
|
|
4
|
Rata-Rata
|
68.18
|
C
|
Kualifikasi Nilai
|
|||
86 % - 100 %
|
=
|
Baik Sekali
|
|
70% - 85 %
|
=
|
Baik
|
|
55% - 69 %
|
=
|
Cukup
|
|
Di bawah 55%
|
=
|
Kurang
|
Tabel. 4.4
Rekapitulasi Distribusi Prosentase
Hasil Pengamatan
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Pelaksanaan Pembelajaran
Pada Siklus Pertama
No
|
Nama Guru
|
Nilai
|
Kualifikasi
Nilai
|
1
|
67.50
|
C
|
|
2
|
70.00
|
B
|
|
3
|
68.00
|
C
|
|
4
|
Rata-Rata
|
68.75
|
C
|
Kualifikasi Nilai
|
|||
86 % - 100 %
|
=
|
Baik Sekali
|
|
70% - 85 %
|
=
|
Baik
|
|
55% - 69 %
|
=
|
Cukup
|
|
Di bawah 55%
|
=
|
Kurang
|
Dengan
melihat tabel distribusi prosentase hasil observasi tentang perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran di
atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya semua guru telah meningkat
kinerjanya dalam menyusun perencanaan dan
kegiatan pelaksanaan
pembelajaran walaupun belum maksimal karena belum memenuhi kriteria
keberhasilan yang ditetapkan.
Dari hasil observasi sebagaimana tersaji pada tabel di atas, semua guru masih
belum mencapai kriteia minimal keberhasilan baik secara individu maupun
klasikal walaupun sudah ada satu orang guru yang dinyatakan berhasil dengan
baik pada penilaian pelaksanaan kegiatan pembelajaran karena masuk dalam
kriteria baik, namun secara keseluruhan baik dari penilaian perencanaan maupun
pelaksanaan belum memenuhi kriteria keberhasilan secara individual maupun klasikal.
c.
Pengamatan
Pengamatan
dilakukan oleh kollaborator, pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2. Menurut observer peneliti sudah melaksanakan
langkah-langkah Penilaian kinerja guru yang meliputi : mendengarkan,
mempresentasikan, memecahkan masalah dan negoisasi. Pelaksanaan sangat kondusif
karena antara kepala sekolah dan guru
tidak kelihatan seperti sedang diadakan pembinaan, tetapi seperti sedang
bekerja bersama tanpa ada yang merasa saling terbebani dan keterpaksaan.
d.
Evaluasi
dan Refleksi
Setelah proses penilaian kinerja guru (mendengarkan, mempresentasikan,
memecahkan masalah dan negoisasi) selesai dan guru-guru sudah mencoba membuat
sendiri penyusunan pengembangan silabus, peneliti bersama guru melakukan
refleksi terhadap pelaksanaan siklus I. Hasil refleksi terhadap pelaksanaan
pembinaan dan pelatihan diidentifikasi bahwa tindakan 1 telah berlangsung
dengan baik. Berdasarkan tabel distribusi prosentase hasil penyusunan pengembangan
silabus, perlu adanya perbaikan yang meliputi penentuan materi pokok yang harus
mengacu pada standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL), penentuan
indikator keberhasilan masih adanya yang menemui kesulitan dalam menentukan
kata-kata kerja operasional (KKO), penentuan jenis penilaian yang disesuaikan
dengan indikator serta masih kurang
bervariasi serta penentuan sumber belajar masih menyebutkan sumber yang relevan
belum menunjukkan pada sumber belajar yang jelas.
Guru baru
menyadari kurang bervariasinya penentuan indikator keberhasilan setelah kepala
sekolah membagikan daftar Kata-kata Kerja Operasional yang disarankan oleh
Bloom, guru-guru hanya tinggal memilih
dari daftar yang sudah ada. Selanjutnya bagi guru yang masih menemui kesulitan, dalam menentukan materi ajar,
penentuan indikator keberhasilan dan sumber belajar, bersedia untuk diadakan
pembinaan. Dan disepakati dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.
Setelah proses pembinaan dan pelatihan
selesai dan guru-guru sudah mencoba membuat sendiri pengembangan silabus,
peneliti bersama guru melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I
pertemuan 2. Hasil refleksi terhadap pelaksanaan pembinaan dan pelatihan
diidentifikasi bahwa tindakan 2 telah berlangsung dengan baik. Berdasarkan tabel
distribusi prosentase hasil penyusunan pengembangan silabus, dalam hal
penentuan materi ajar sudah mengacu pada standar isi (SI) dan standar
kompetensi lulusan (SKL), penentuan indikator keberhasilan sudah menggunakan
kata-kata kerja operasional seperti yang disarankan oleh Bloom. Dalam
menentukan sumber belajarpun sudah
menyebutkan sumber belajar yang jelas, sehingga memudahkan bagi siapapun yang
membaca untuk mendapatkan sumber belajar yang telah dituliskan dalam silabus.
3. Siklus
2
a. Perencanaan
Berdasarkan
hasil refleksi siklus I pertemuan 2 disepakati bersama, bahwa guru telah
meningkat kinerjanya dalam menyusun, merencanakan dan melaksanaan kegiatan
pembelajaran setelah dilakukan kegiatan penilaian oleh kepala sekolah walaupun
belum maksimal dan masih membutuhkan kegiatan lanjutan untuk lebih meningkatkan
kinerja guru khususnya dalam menyusun, merencanakan dan melaksanaan kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan
hasil refleksi siklus
1, hal-hal yang
perlu disempurnakan pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
a)
Pertemuan awal dilaksanakan antara peneliti dan guru
kelas I, II dan III dalam kegiatan penilaian rencana dan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran agar seluruh kegiatan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
rencana. Pertemuan dilakukan secara umum untuk seluruh guru kelas I, II dan III
yang akan mengikuti kegiatan penilaian kinerja khususnya dalam penilaian
rencana dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
b)
Peneliti mengumpulkan seluruh guru di kantor kepala
sekolah untuk menindaklanjuti hasil refleksi siklus 1. Peneliti menjelaskan
secara umum temuan-temuan yang diperoleh selama kegiatan penelitian tindakan sekolah pada siklus pertama
dilaksanakan.
c)
Supervisor mempersiapkan alat/bahan yang
dibutuhkan untuk dalam kegiatan penilaian kinerja guru, seperti lembar
observasi, materi dalam bentuk powerpoint, laptop, LCD, dan lain-lain
b. Pelaksanaan
Siklus II pertemuan 1 ini dilaksanakan pada
hari ……… tanggal …………… pukul 08.00 s.d 12.00 WIB. Kegiatan pembinaan
yang dilakukan dengan berbekal pengetahuan
dan kemampuan dalam penyusunan rencana pembelajaran, serta pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I serta membawa sumber bahan
yang diperlukan pada saat penilaian kinerja dilaksanakan misalnya silabus,
program semester, program tahunan dan juga RPP untuk masing-masing guru yang
akan dinilai.
Sebelum masuk ke materi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu peneliti menanyakan dan berdiskusi dengan
guru-guru, apakah di antara guru-guru ada yang masih mengalami kesulitan untuk memperbaiki
hasil refleksi I, melalui strategi tersebut guru merasakan bahwa penyusunan rencana
pembelajaran tidak sulit, dan tidak
merasa terbebani asal ada motivasi diri yang kuat untuk menjadi guru yang
profesional dan memberikan pengetahuan dan pengalaman terbaik pada
siswa-siswanya pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dilaksanakakan.
Pembinaan perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran ini
dilaksanakan secara kondusif, guru-guru begitu antusias untuk mencoba membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sendiri dan melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuatnya. Untuk mengetahui hasil pekerjaan guru dalam
penyusunan pengembangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu kesesuaian antara pekerjaan guru dengan
aturan yang sudah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.
Dari data penjelasan di atas yaitu hasil dari penyusunan perencanaan
pembelajaran, bahwa dalam kegiatan
inti guru ada yang belum memperhatikan beberapa hal, antara lain : bagaimana
mengaktifkan siswa, bagaimana siswa membangun peta konsep, bagaimana mengumpulkan informasi
dengan stimulus pertanyaan efektif, bagaimana menggali informasi dari media
massa, bagaimana membandingkan dan mensintesiskan informasi, bagaimana
melakukan kerja praktek dan sebagainya.
Dalam
kegiatan pembelajaran yaitu dalam kegiatan inti baru diperoleh hasil sebanyak
25 % hal ini, menunjukkan bahwa guru belum banyak mengenal berbagai bentuk
model pembelajaran. Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran masih nampak
belum bervariasi yang melalui proses ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Hal
ini terjadi karena belum dipahami secara mendalam mengenai kegiatan yang
seharusnya dilakukan oleh guru untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa
serta menentukan model pembelajaran. Penentuan pengalaman belajar akan
memberikan banyak pengaruh terhadap sumber belajar maupun di mana siswa akan
belajar. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti mengajak guru-guru untuk
mendiskusikan suatu model pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator
yang sesuai dengan Standar Isi.
Dalam
penentuan penilaianpun guru baru mencapai 25 %, peneliti temukan belum
sinkronnya antara indikator pencapaian kompetensi dengan bentuk soal yang
dibuat, termasuk pedoman penilaianpun skore yang dibuat belum disesuaikan
dengan bobot soal hanya disamakan masing-masing soal skorenya 4, padahal bobot
soal berbeda-beda, demikian juga dalam membuat kunci jawabanpun masih ada yang terkesan asal-asalan, demikian
juga dalam penggunaan metode diskusi dan unjuk kerja masih ada yang belum
membuat pedoman penilaiannya. Hal lain yang ditemui adalah belum ditemukan
langkah tindak lanjut dari hasil pembelajaran yaitu bagi yang nilainya masih
kurang belum ada soal ataupun tugas remidi demikian juga bagi yang sudah
mendapatkan nilai yang bagus belum ada soal ataupun tugas pengayaan.
Dalam
pelaksanaan pembinaan ini para guru begitu antusias terbukti dengan adanya
beberapa guru yang mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dengan sesama guru
serta menyadari betapa perlunya membuat
sendiri Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sehingga tahu persis apa
yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung, serta menyadari
kekeliruannya selama ini yang tidak hanya sebagai syarat administrasi
saja,tetapi lebih memiliki arti penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran
sehingga apa yang akan dilaksanakan sudah terencana dan disesuaikan dengan
situasi dan kondisi sekolah sendiri yaitu dengan menerapkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), sehingga sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan
sendiri kurikulum tanpa mengurangi substansi standar isi.
Sebelum mulai Pembinaan pada siklus II
pertemuan 2 ini kepala sekolah
selaku peneliti masih mengajak untuk berdiskusi tentang kelemahan pada
siklus II pertemuan 1, dan masih menanyakan kalau masih menemui kesulitan. Pada
umumnya guru-guru sudah mengetahui
kelemahannya masing-masing sehingga mereka langsung mendiskusikan dan mencari
solusi tentang kesulitan-kesulitan yang
masih ditemui.
Dalam hal menentukan model pembelajaran yang
tepat untuk setiap kompetensi yang akan dicapai memang tidak mudah, harus
betul-betul disesuaikan dengan kondisi yang hadapi seperti karakter siswa, yang
memiliki minat belajar rendah, kelengkapan sarana, kemampuan guru dan
lain-lain.
Dari kesulitan yang dihadapi sebagian guru pada siklus II pertemuan 1 guru sudah mampu untuk mengatasi kesulitan
masing-masing diantaranya, penentuan
metode pembelajaran sudah mencapai hasil yang baik, Kegiatan inti dalam hal ini menentukan model
pembelajaran sudah mencapai hasil baik dan aspek penilaian sudah mencapai hasil yang
baik pula sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Pada Pelaksanaan
kegiatan pembelajaran guru-guru
sangat bersemangat untuk segera menyesaikan kegiatan pembelajaran di
kelasnya masing-masing sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai sesuai
dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan.
c. Pengamatan
Menurut pengamatan dari kolaborator,
peneliti sudah melaksanakan langkah-langkah Penilaian kinerja guru yang
meliputi : mendengarkan, mempresentasikan, memecahkan masalah dan negoisasi,
suasana begitu kondusif antara kepala sekolah dan guru
merasa senang karena sudah tidak banyak mengalami kesulitan yang berarti
sehingga pada saat penilaian pelaksanaan kegiatan penilaian kinerja guru
semuanya dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala yang berarti sehingga
diharapkan kinerja guru khususnya dalam merencanakan kegiatan dan melaksanakan
pembelajaran dapat meningkat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan pada
awal kegiatan penelitian.
d. Refleksi
Berdasarkan perencanaan, tindakan dan
pengamatan pada siklus II, peneliti dan guru-guru bertemu untuk mengadakan
refleksi. Disepakati bersama bahwa beberapa guru masih memerlukan pembinaan
kegiatan pembelajaran yaitu pengembangan kegiatan inti dalam hal menentukan model pembelajaran yang tepat dan aspek penilaian. Penentuan refleksi
disepakati pada siang hari, sesudah pelaksanaan diskusi. Pelaksanaan kegiatan
refleksi kali ini diadakan sangat kondusif karena dilaksanakan dengan santai
seperti sedang ngobrol biasa diselingi dengan guyonan-guyonan, tanpa
menghilangkan tujuan dari refleksi materi tentang penyusunan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Yang menjadi
penekanan dalam siklus II, terutama pada pertemuan 2 ini adalah dalam hal
pemilihan model pembelajaran yang PAKEM untuk mengaktifkan siswa, serta
penentuan tentang aspek pedoman penilaian.
Untuk lebih jelasnya peningkatan kinerja guru dalam penyusunan rencana dan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran
berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini (Penilaian per Individu Guru terlampir pada
bagian lampiran-lampiran).
Tabel. 4.5
Rekapitulasi Distribusi Prosentase
Hasil Pengamatan
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Perencanaan Pembelajaran
Pada Siklus Kedua
No
|
Nama Guru
|
Nilai
|
Kualifikasi
Nilai
|
1
|
92.73
|
BS
|
|
2
|
90.91
|
BS
|
|
3
|
81.82
|
B
|
|
4
|
Rata-Rata
|
91.82
|
BS
|
Kualifikasi Nilai
|
|||
86 % - 100 %
|
=
|
Baik Sekali
|
|
70% - 85 %
|
=
|
Baik
|
|
55% - 69 %
|
=
|
Cukup
|
|
Di bawah 55%
|
=
|
Kurang
|
Tabel. 46
Rekapitulasi Distribusi Prosentase
Hasil Pengamatan
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Pelaksanaan Pembelajaran
Pada Siklus Kedua
No
|
Nama Guru
|
Nilai
|
Kualifikasi
Nilai
|
1
|
94.50
|
BS
|
|
2
|
95.00
|
BS
|
|
3
|
93.00
|
BS
|
|
4
|
Rata-Rata
|
94.75
|
BS
|
Kualifikasi Nilai
|
|||
86 % - 100 %
|
=
|
Baik Sekali
|
|
70% - 85 %
|
=
|
Baik
|
|
55% - 69 %
|
=
|
Cukup
|
|
Di bawah 55%
|
=
|
Kurang
|
Berdasarkan tabel di atas, baik dalam
perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan pembelajaran berdasarkan penilaian
kinerja yang dilakukan menunjukkan hasil yang maksimal karena semua guru
meningkat kinerjanya dan dinyatakan berhasil karena baik secara individual
maupun klasikal sudah memenuhi kriteria keberhasilan. Dengan demikian pada siklus II pertemuan kedua
ini dianggap telah selesai dan tuntas karena kinerja guru dinyatakan
meningkat setelah dilaksanakan kegiatan pembinaan dengan pelaksanaan penilaian
kinerja guru oleh kepala sekolah.
B. Pembahasan
Dalam
penelitian ini, peneliti memilih model penilaian kinerja guru dengan harapan terjadi kontrak antara kepala
sekolah dan guru, karena dalam pola penilaian kinerja guru ada kedaulatan yang seimbang antara kepala
sekolah dan guru, yang memiliki tanggung jawab masing-masing sama-sama sedang.
Dalam pandangan Kolaboratif ini, perilaku pokok kepala
sekolah mencakup : mendengarkan,
mempresentasikan, memecahkan masalah dan negosiasi. Dalam pembahasan ini
peneliti sampaikan langkah-langkah yang telah dilakukan dalam rangka Pembinaan
guru tentang penyusunan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Dengan
mendengarkan semua kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru, yaitu tentang perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan-kegiatan penyusunan pengembangan silabus dan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) guru-guru merasa mendapatkan perhatian,dan kesulitannya didengar sehingga
menjadi lebih terbuka untuk mengemukakan kesulitannya masing-masing.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru diinventarisir dan diolah, setelah
itu Kepala sekolah mempresentasikan
tentang pentingnya membuat perencanaan pembelajaran sendiri yang sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai agar tahu persis apa yang akan dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi serta
sarana dan prasarana yang tersedia. Dengan demikian guru menyadari kekeliruannya
selama ini, yang hanya memfotokopi silabus dan RPP dan itupun hanya dikumpulkan
pada wakil Kepala sekolah Sekolah urusan kurikulum,belum dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar.
Setelah
guru menyadari kekeliruannya selama ini,mereka ingin mencoba menyusun
pengembangan silabus dan RPP sendiri dan bersedia untuk diadakan Pembinaan
secara klasikal dan berdasarkan kesepakatan diadakan dua kali yang pertama
tentang penyusunan pengembangan silabus dan yang kedua penyusunan pengembangan
rencana pelaksanaan pembelajaran.
Data hasil
penelitian ini diketahui bahwa penilaian kinerja guru pada perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dilaksanakan
melalui 2 siklus yaitu :
1. Siklus I, dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan, pada pertemuan 1 setelah selesai diadakan refleksi, dan diperoleh
data bahwa penentuan materi ajar, menentuan indikator keberhasilan dan
menentukan sumber belajar masih kurang dari target keberhasilan pada penelitian
ini, maka untuk materi yang masih kurang dilanjutkan pada pertemuan 2, setelah
selesai pertemuan 2 diadakan refleksi untuk menentukan apakah masih perlu ada
pertemuan 3 atau tidak.
2.
Siklus
II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, pada pertemuan 1 setelah selesai
pengamatan diadakan refleksi, dan diperoleh data bahwa : dalam kegiatan inti
yaitu belum merencanakan kegiatan yang bisa mengaktifkan siswa dalam hal ini
menentukan model pembelajaran, demikian juga dalam menentukan aspek penilaian
masih ditemukan belum adanya kesesuaian antara materi pembelajaran dengan
bentuk soal yang dibuat termasuk dalam menentukan skore penilaian. Dengan telah
ditemukan kekurangan pada pertemuan 1 ini, maka untuk materi yang masih kurang
dilanjutkan pada pertemuan 2, setelah selesai pada pertemuan 2 hasilnya
dikumpulkan, diteliti dan dianalisa, setelah itu diadakan refleksi untuk
menentukan pada tahap berikutnya.
3.
Menganalisis hasil-hasil penilaian yang
dilakukan terhadap kinerja guru pada kegiatan pembinaan tentang perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran pada masing-masing siklus apakah semakin membaik atau
malah sebaliknya serta menentukan langkah dan tindakan selanjutnya.
Secara jelas dan rinci
peningkatan kinerja guru khususnya guru kelas I, II, dan III pada penilaian perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel. 4.7
Rekapitulasi Distribusi Prosentase
Hasil Pengamatan
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Perencanaan
Pembelajaran
Pada Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Kedua
No
|
Siklus
|
Rata-Rata Skor
Nilai Per Siklus
|
Kriteria Nilai
|
||||
1
|
Kondisi Awal
|
50.91
|
K
|
||||
2
|
Siklus Pertama
|
68.18
|
C
|
||||
3
|
Siklus Kedua
|
91.82
|
BS
|
||||
Rata-rata
|
70.30
|
B
|
|||||
Kualifikasi Nilai
|
|||||||
86 % - 100 %
|
=
|
Baik Sekali
|
|||||
70% - 85 %
|
=
|
Baik
|
|||||
55% - 69 %
|
=
|
Cukup
|
|||||
Di bawah 55%
|
=
|
Kurang
|
|||||
Dalam bentuk grafik peningkatan hasil
pembinaan dengan melaksanaan kegiatan penilaian kinerja guru dalam merencanakan
kegiatan pembelajaran tersaji pada grafik di bawah ini.
Gambar
4.1 Peningkatan
Penilaian Hasil Kinerja Guru Aspek Perencanaan Pembelajaran pada Kondisi
Awal, Siklus Pertama dan Kedua
Dari gambar di atas dapat
dijelaskan bahwa penilaian kinerja guru pada aspek perencanaan pembelajaran
meningkat dari 50,91 pada kondisi awal menjadi 68,18 pada siklus pertama dan
91,82 pada siklus kedua, sehingga disimpulkan bahwa pada siklus kedua dinyatakan
berhasil karena sudah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu masuk dalam kriteria
nilai minimal BAIK.
Tabel. 4.8
Rekapitulasi Distribusi Prosentase
Hasil Pengamatan
Lembar Observasi Guru (LOG) Tentang Pelaksanaan Pembelajaran
Pada Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Kedua
No
|
Siklus
|
Rata-Rata Skor
Nilai Per Siklus
|
Kriteria Nilai
|
||||
1
|
Kondisi Awal
|
47.25
|
K
|
||||
2
|
Siklus Pertama
|
68.75
|
C
|
||||
3
|
Siklus Kedua
|
94.75
|
BS
|
||||
Rata-rata
|
70.25
|
B
|
|||||
Kualifikasi Nilai
|
|||||||
86 % - 100 %
|
=
|
Baik Sekali
|
|||||
70% - 85 %
|
=
|
Baik
|
|||||
55% - 69 %
|
=
|
Cukup
|
|||||
Di bawah 55%
|
=
|
Kurang
|
|||||
Dalam bentuk grafik peningkatan hasil
pembinaan dengan melaksanaan kegiatan penilaian kinerja guru dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran tersaji pada grafik di bawah ini
Gambar
4.2 Peningkatan
Penilaian Hasil Kinerja Guru Aspek Pelaksanaan Pembelajaran pada Kondisi
Awal, Siklus Pertama dan Kedua
Dari gambar di atas dapat
dijelaskan bahwa penilaian kinerja guru pada aspek perencanaan pembelajaran
meningkat dari 47,25 pada kondisi awal menjadi 68,75 pada siklus pertama dan
94,75 pada siklus kedua, sehingga disimpulkan bahwa pada siklus kedua
dinyatakan berhasil karena sudah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu masuk
dalam kriteria nilai minimal BAIK.
Dengan demikian dalam penelitian ini, dapat menjawab rumusan masalah yang
dikemukakan oleh peneliti yaitu peningkatan kinerja guru dapat meningkat
setelah dilakukan kegiatan pembinaan dengan pelaksanaan penilaian kinerja
perencanaan dan pelaksanana pembelajaran, karena antara Kepala
sekolah dan guru sama-sama memiliki tanggung jawab. Kepala sekolah memberikan
motivasi agar sebelum mengajar sudah menyusun pengembangan pembelajaran yang
dibuat sendiri sehingga pada pelaksanaan pembelajaran lebih percaya diri,
terprogram dan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah serta sarana dan
prasarana yang tersedia serta untuk memenuhi tuntutan kompetensi
profesionalisme dan kompetensi pedagogik seorang pendidik,dengan demikian
tujuan akhir adalah prestasi siswa baik.
Dari hasil penelitian ini diperoleh adanya peningkatan kinerja guru guru-guru dalam membuat perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran meliputi
penyusunan pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) setelah diberikan pembinaan dengan pelaksanaan penilaian kinerja
guru.
bila berkenan file secara lengkap dari bab 1 sampai dengan lampiran2 serta halaman depan
klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 untuk konfirmasi lebih lanjut. terima kasih.