Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Sunday, 2 February 2014

PTS: PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI KEGIATAN DISKUSI KELOMPOK KECIL GURU KELAS I, II, II SDN ____________



BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang Masalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku sekarang  ini, memerlukan strategi baru terutama dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang sebelumnya lebih banyak didominasi oleh peran guru (teacher centered) diperbaharui dengan sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Dalam implementasi KTSP guru harus mampu memilih dan menerapkan model, motode atau setrategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi sehingga mampu mengembangkan daya nalar siswa secara optimal.Dengan demikian dalam pembelajaran guru tidak hanya terpaku dengan pembelajaran di dalam kelas, melainkan guru harus mampu melaksanakan pembelajaran dengan motode yang variatif.
Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam meningkatkan sumber daya manusia terus diperbaiki dan direnovasi dari segala aspek. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap tempat yang memiliki sejumlah populasi manusia pasti membutuhkan pendidikan. Perkembangan zaman sekarang ini, menuntut peningkatan kualitas individu. Sehingga di mana pun dia berada dapat digunakan (siap pakai) setiap saat. Hal ini tentunya tidak lepas dari peran pendidikan dalam pembentukan tingkah laku individu (Hamzah,2011:135). Tetapi dalam kenyataan sekarang masih banyak anak-anak yang tidak sekolah di karenakan biaya yang tidak tercukupi. Di sekolah-sekolah sekarang ini pembelajaran hanya di lakukan di dalam kelas saja sehingga siswa tidak pernah merasakan pembelajaran di luar kelas, siswa pun akan menjadi jenuh jika pembelajaran hanya terfokus di dalam kelas dan hanya menggunakan buku untuk media pembelajaran.
Menurut Ahmadi dan Supriyadi (dalam Hamzah,2011:138) mengemukakan bahwa “secara psikologis belajar berarti suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.” Kegiatan belajar di dalam kelas pada dasarnya adalah proses belajar dalam lingkungan yang sempit, dengan segala keterbatasannya, terutama berkaitan dengan penggunaan media dan bahan pembelajaran yang terbatas dan hanya di lakukan di dalam ruangan kelas saja, cenderung membatasi keterlibatan siswa dalam proses pengembangan potensi yang dimilikinya. Ketika usia anak didik mencapai 6-9 tahun, dalam rentang usia demikian rupa dan sudah dianggap matang untuk belajar di sekolah formal. Secara psikis mereka telah dianggap matang dalam membedakan satu benda dengan benda lainnya dan kemampuan bahasa juga sudah cukup untuk menerjemahkan isi pikirannya. Namun dengan keterbatasan serta kekurangan keterampilan tentang pembelajaran tematik guru kelas, potensi anak didik tersebut belum tampak secara maksimal.
Menurut Yamin (2012:50) belajar tidak mengharuskan tersedianya kelas, papan tulis, dosen/ guru, dan sarana serta prasarana lainnya. Belajar dalam konteks paradikmatik adalah mengiyakan kegiatan belajar dalam mengenal kehidupan bisa lebih interval, tidak lagi partikular. Setiap yang kita jumpai, amati dan begitu seterusnya dalam kehidupan sehari-hari sesungguhnya merupakan sebuah praksis belajar mengenal kehidupan. Belajar dalam mengenal kehidupan bermuara pada pendewasaan diri dalam berfikir, bersikap, dan bertindak. Belajar dalam konteks yang lebih luas adalah mematangkan kita untuk lebih bijaksana dalam merespon setiap berbagai realitas kehidupan di sekeliling. Belajar dengan dunia kenyataan adalah menghendaki sebuah langkah diri agar bisa lebih peka terhadap lingkungan sekitar.
Salah satu komponen yang sangat penting dalam pendidikan adalah guru, guru merupakan ujung tombak pendidikan. Dalam konteks ini, guru mempunyai peranan sangat besar dan strategis, karena gurulah yang berada dalam barisan paling depan dalam pelaksanaan pendidikan. Guru langsung berhadapan dengan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang di dalamnya mencakup kegiatan pentranferan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peranan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan juga tauladan. Yang sangat kita dan harus kita hindari adalah jangan sampai masa-masa keemasan anak tersebut malah terbalik, justru menjadi masa-masa penumpulan otak anak hanya karena strategi, teknik, metode atau model pembelajaran yang guru sampaikan tidak tepat dan tidak sesuai dengan masa perkembangan anak.
Permasalahan yang dihadapi oleh guru yang paling utama adalah hanya menggunakan metode ceramah saja tanpa menggunakan metode-metode dan media yang lain saat proses belajar mengajar berlangsung. Pembelajaran sepenuhnya masih terpusat pada guru (teacher center), metode-metode yang digunakan masih sangat konvensional yaitu metode ceramah, dan dalam proses belajar mengajar guru tidak pernah mengajak siswa keluar kelas untuk diberikan materi diluar kelas, sehingga ketika proses belajar mengajar berlangsung masih banyak siswa yang belum siap menerima pelajaran, siswa merasa bosan, jenuh dan mengantuk ketika guru hanya menggunakan metode ceramah sehingga pengelolaan kelas kurang maksimal.
Untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh guru di dalam kelas pada saat proses belajar mengajar, solusi yang peneliti pakai untuk meningkatkan kembali motivasi belajar siswa, salah satunya cara mengajar dengan pemanfaatan lingkungan yang ada di sekitar sekolah. Pemanfatan lingkungan sekitar sekolah dan rumah itu adalah pemanfaatan segala sesuatu yang berada di sekeliling sekolah dan rumah sebagai salah satu sumber belajar, contohnya pembelajaran tematik dalam tema lingkungan.
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama dam sistem nilai. Lingkungan sosial tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Dalam praktek pengajaran penggunaan lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajr hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat, seperti keluarga, tetangga, rukun tetangga, rukun warga, kampung, desa, kecamatan dan seterusnya. Hal ini disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku tinggkat perkembangan anak didik (Sujana,2010:212). Dengan demikian, penggunaan media harus sesuai dengan materi yang diajarkan agar cepat mengerti materi yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan permasalahan dan latar belakang diatas maka peneliti akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui kegiatan  diskusi kelompok kecil guru kelas I, II, III SD Negeri ................ Kecamatan .......... Kabupaten ...........

B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, serta hasil pengamatan peneliti melalui supervisi,maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:
  1. Pendekatan pembelajaran lebih banyak didominasi oleh peran guru, dan guru satu-satunya sumber belajar, selain buku paket.
  2. Pembelajaran yang dikembangkan di kelas-kelas kelihatannya  lebih ditekankan pada pemikiran reproduktif, menekankan pada hafalan dan mencari satu jawaban benar terhadap soal-soal yang diberikan.
  3. Dalam  kegiatan  pembelajaran guru belum mampu menerapkan model, metode atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan sehingga kurang mengembangkan daya nalar siswa secara optimal.
  4. Dalam proses pembelajaran guru sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, walaupun materi pelajaran ada kaitannya dengan lingkungan sekolah.
Alternatif strategi  pemecahan masalah yang dipilih sebagai berikut:
1.      Menyadarkan dan membimbing guru memahami pentingnya memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai salah satu sumber belajar, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip  bentuk pembelajaran  yang berpihak pada pembelajaran melalui keterkaitan (relating) penggalian dan penemuan (experienting), kondisi terbaru (actuating), kehidupan nyata (contekstual), dan menularkan (transferring).
2.      Memanfaatkan kegiatan diskusi  di internal sekolah.
Bentuk tindakan dalam tahapan operasional pelaksanaannya adalah berupa supervisi (bimbingan kelompok) kepada guru-guru melalui kegiatan diskusi dalam internal sekolah, agar mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar secara efektif. Secara rinci bentuk tindakan  adalah sebagai berikut: (1) Menyampaikan informasi tentang pentingnya pemanfaatan lingkungan   sekolah sebagai  sumber belajar; (2) Membimbing  guru  menyusun  RPP  yang  berkaitan   dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar; (3) Membimbing  guru  dalam  memanfaatkan  lingkungan sekolah sebagai sumber belajar; (4) Membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya akurat, permasalahan tersebut di atas akan dibatasi pada hal-hal tersebut di bawah ini.
1.      Subjek penelitian adalah pada guru guru yang ada di SD Negeri ...........
2.      Kemampuan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dimaksudkan agar guru tidak menggunakan buku saja sebagai sumber belajar.
3.      Kelemahan dan kelebihan pelaksanaan diskusi kelompok kecil terhadap peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber  belajar di SD Negeri ..........

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas,maka dalam penelitian tindakan sekolah ini difokuskan pada penelitian masalah memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.   Apakah  kemampuan guru  dalam  memanfaatkan  lingkungan  sekolah sebagai sumber  belajar dapat ditingkatkan melalui diskusi kelompok kecil di SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten ..........?
2.   Apakah kelemahan dan kelebihan pelaksanaan diskusi kelompok kecil di SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten .......... terhadap peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah?

E.  Tujuan 
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari dilaksanakan penelitian tindakan sekolah ini adalah : Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui diskusi kelompok kecil di diskusi kelompok kecil di SD Negeri .......... Kecamatan .......... Kabupaten ...........

F.   Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi :
1.      Guru, dapat menyempurnakan metode pembelajaran yang  diterapkan di  sekolah sehingga dapat meningkatkan kreativiats, motivasi dan hasil belajar siswa.
2.      Sekolah, dapat memberikan motivasi bagi guru-guru yang lain untuk  menyempurnakan metode dan setrategi pembelajaran yang diterapkan di sekolah dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
3.      Kepala sekolah, dapat membantu dalam membimbing dan pengawas guru  dalam pelaksanaan tugasnya sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.

Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707 (SMS only)
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai referensi penulisan. Terima kasih atas kerjasamanya.

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih