A. Latar
Belakang Masalah
Pendidikan jasmani pada dasarnya
merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh
karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus di arahkan pada pencapaian
tujuan tersebut. Tujuan pendidikan bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,
tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, ketrampilan berfikir kritis,
stabilitas emosional, ketrampilan sosial dan tindakan moral melalui kegiatan
aktifitas jasmani dan olahraga. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani
guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, tehnik dan
strategi permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur
kerjasama, dll). Aktifitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan
sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktifitas yang dilakukan dapat mencapai
tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh
berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan,
kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan serta pemahaman terhadap gerak
manusia. Sesuai dengan karakteristik siswa SD, usia 6-13 tahun kebanyakan dari
mereka cenderung masih suka bermain. Untuk itu guru harus mampu mengembangkan
pembelajaran yang efektif, disamping harus memahami dan memperhatikan
karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada usia tersebut seluruh aspek
perkembangan manusia baik kognitif, psikomotor dan afektif mengalami perubahan.
Pendidikan
sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup.
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki
peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktifitas jasmani,
olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik sekaligus membentuk pola hidup sehat
sepanjang hayat.
Selama ini terjadi kecenderungan
dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek
kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya
aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor serta life skill.
Dengan diterbitkannya undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
standar nasional pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan
kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan
psikis, ketrampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai
(sikap, mental, emosional, sportifitas, spiritual, sosial) serta pembiasaan
pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan
kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai
keterampilan gerak dasar, tehnik dan strategi media alat bantu/olahraga, internalisasi
nilai-nilai (sportivitas, jujur kerjasama, dll). Aktifitas yang diberikan dalam
pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktifitas yang
dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani
diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan
pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan serta
pemahaman terhadap gerak manusia.
Agar standar kompetensi
pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud
dan tujuan sebagaimana yang ada di dalam kurikulum maka guru pendidikan jasmani
harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan tidak membosankan. Untuk itu
perlu adanya pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran. Atletik
adalah induk dari segala cabang olahraga. Nomor-nomor atletik dapat dibagi :
lari, lompat dan lempar. Kemampuan lari, lompat dan lempar sudah dimiliki sejak
dahulu, dengan tujuan untuk mempertahankan diri dalam berburu. Dengan
alasan-alasan itulah, seharusnya atletik dapat digemari oleh anak didik
Pembelajaran lari sprint
siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 .........., Kecamatan ..........,
Kabupaten .........., banyak mengalami permasalahan yang timbul dalam
pembelajaran dengan hasil pembelajaran siswa yang kurang dari nilai rata-rata
dibawah nilai KKM 75 yang telah ditentukan guru. Beberapa faktor yang
menyebabkan tidak tercapainya kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah
pembelajaran yang monoton, kurangnya pengembangan pembelajaran, tingkat pemahaman siswa yang rendah, kurangnya minat siswa terhadap
materi lari sprint, banyak siswa enggan melaksanakan kegiatan yang
diberikan oleh guru karena kebanyakan siswa mempunyai pandangan bahwa
lari adalah kegiatan melelahkan sehingga mengakibatkan siswa tidak tertarik dengan
kegiatan lari.
Hambatan-hambatan diatas menjadi
permasalahan guru dalam melaksanakan pembelajaran terutama pada materi lari sprint.
Faktor terpenting dalam pembelajaran lari untuk SD kelas atas adalah metode
pembelajaran mengandung unsur teknik dasar lari dan menarik bagi siswa sehingga
siswa tidak mengalami kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga guru
harus menerapkan pendekatan pembelajaran yang dikemas melalui permainan hitam
hijau agar siswa merasa senang dan antusias dalam mengikuti kegiatam belajar
mengajar pembelajaran lari sprint, dengan harapan pembelajaran lari sprint
dapat disenangi oleh siswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Salah satu cara menumbuhkan atau
meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani
adalah dengan metode bermain, dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti
bermaksud ingin menerapkan permainan hitam hijau dalam pelaksanaan pembelajaran
lari sprint dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Setelah peneliti mengamati hal-hal
tersebut, peneliti mencoba menerapkan pembelajaran dengan metode pendekatan
bermain, peneliti berupaya memasukan unsur permainan kedalam materi lari sprint
dengan tujuan agar siswa merasa senang, tidak merasa jenuh dalam kegiatan pembelajaran
serta
menciptakan
suasana kegembiraan dengan harapan materi lari sprint dapat disenangi oleh
siswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Berdasar uraian diatas, maka
peneliti bermaksud mengambil tema penelitian yang berkaitan dengan materi lari
sprint, maka judul penelitian adalah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lari
Sprint melalui Permainan Hitam-Hijau pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 ..........
Kecamatan .......... Kabupaten .......... Tahun Pelajaran ......./...... ” .
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
yang ada maka rumusan masalah penelitian adalah apakah ada peningkatan hasil
belajar lari sprint melalui permainan hitam hijau pada siswa kelas V
Sekolah Dasar Negeri 02 .........., Kecamatan .........., Kabupaten ..........
Tahun Pelajaran ......./...... ?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas
ini adalah meningkatkan hasil belajar lari sprint melalui permainan
hitam hijau pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 .........., Kecamatan ..........,
Kabupaten .......... Tahun Pelajaran ......./.......
D.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat teoritis
Hasil Penelitian ini bermanfaat
untuk memperkaya penelitian yang sudah ada sebelumnya sebagai bahan informasi
atau bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang lain. Khususnya materi
lari sprint, serta menambah wawasan dalam pengembangan materi
pembelajaran atletik.
a. Bagi
Guru
1)
Untuk meningkatkan kreatifitas mengajar melalui
penerapan model pembelajaran sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran.
2)
Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan
tugasnya secara profesional.
b. Bagi
Siswa:
Menciptakan suasana pembelajaran
yang lebih menyenangkan serta meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti
pembelajaran pendidikan jasmani ( PAIKEM ) dalam meningkatkan hasil belajar
lari sprint.
c. Bagi
Sekolah:
Hasil penelitian ini dapat
membantu memperbaiki pembelajaran pendidikan jasmani olahraga di sekolah.
E.
Sumber Pemecahan Masalah
Permainan hitam hijau merupakan bentuk permainan
sederhana yang bertujuan untuk melatih kecepatan reaksi, kecepatan berlari,
serta kelincahan yang merupakan unsur pokok dalam lari cepat (sprint).
Sehingga pembelajaran yang disajikan oleh peneliti melalui nuansa permainan,
tetapi tanpa menghilangkan substansi pokok materi dengan harapan dapat
menciptakan kegiatan pembelajaran dengan suasana kegembiraan dengan harapan
materi lari sprint dapat disenangi oleh siswa sehingga menciptakan
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan serta memperoleh
hasil pembelajaran yang optimal sesuai tujuan pembelajaran
Konfirmasi file secara utuh, silahkan hub. 081327121707 (SMS only)
Mohon tidak disadur secara utuh, hanya sebagai referensi penulisan. Terima kasih atas kerjasamanya.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih