BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Keterampilan
menulis sebagai salah
satu cara dari
empat keterampilan
berbahasa, yang mempunyai
peranan penting di
dalam kehidupan manusia. Dengan menulis
seseorang dapat mengungkapkan
pikiran dan gagasan
untuk mencapai maksud dan tujuannya.
Menulis merupakan bagian
yang tak terpisahkan
dalam seluruh proses belajar yang
dialami siswa di
sekolah. Dengan demikian,
mereka harapkan akan memiliki wawasan yang lebih luas dan
mendalam mengenai topik yang ditulisnya. Standar kompetensi mata pelajaran
bahasa Indonesia merupakan kualifikasi
kemampuan minimal peserta
didik yang menggambarkan
penguasaan, pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap
bahasa dan sastra Indonesia.
Standar kompetensi ini
merupakan dasar bagi
peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal,
regional, nasional dan global (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan :
2006).
Kenyataan di lapangan
ketika peneliti mencoba
melakukan observasi awal, menunjukan bahwa
sebagian siswa menganggap
pembelajaran menulis puisi merupakan pembelajaran yang sulit, membosankan,
kurang menarik, dan monoton.
Sebagian besar dalam mengarang siswa kurang memahami
langkah-langkah menulis puisi Selain
itu, pelajaran dianggap
sulit dan kurang
menarik sehingga siswa merasa
bosan dan enggan
untuk mengikuti pelajaran
menulis puisi. Dengan kata lain
sebagian besar dari
mereka belum pernah
mengalami pembelajaran menulis
puisi yang menyenangkan.
Berdasarkan uraian sebagaimana tersebut di atas serta hasil
tes awal yang dilaksanakan diketahui bahwa 30 orang siswa, baru diketahui ada empat orang siswa (13,33%) yang diketahui sudah mengalami tuntas belajar, dengan
perolehan nilai tes formatif nilai 70 ke atatas, sedangkan 26 orang siswa lainnya (86,67%) terbukti
belum tuntas, dengan perolehan nilai tes formatif kurang dari KKM sebesar 70, dengan perolehan
nilai rata-rata hasil belajar sebesar 55,33 dan keaktifan siswa sebesar 40%
atau sebanyak 12 orang siswa dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 30 orang
siswa.
Melihat keadaan
tersebut sepertinya penggunaan
media yang menarik
dan sesuai dengan
materi yang diajarkan
akan turut membantu
dalam proses belajar
mengajar. Melalui penggunaan
media diharapkan dapat
mempertinggi kualitas hasil belajar siswa, karena media pengajaran
merupakan suatu bagian integral dari
proses pendidikan di
sekolah.Salah satu bentuk
media pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan membaca adalah dengan menggunakan media
visual. Penggunaan media
visual dalam pembelajaran
membaca, dianggap tepat karena
dapat dihayati oleh peserta didik dengan cara dipandang.
B.
Identifikasi Masalah
Dari uraian sebagaimana tersebut di atas, dapat disimpulkan
beberapa masalah yang menjadi penyebab ketidakberhasilan pelaksanaan proses
pembelajaran, yaitu :
1.
Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
2.
Kurangnya perhatian siswa saat
pembelajaran berlangsung sehingga tidak terjadi dialog yang efektif, aktif dan
kreatif pada saat proses pembelajaran berlangsung.
3.
Motivasi siswa rendah terhadap
pembelajaran.
4.
Ketidaktepatan penggunaan metode dan
model pembelajaran yang digunakan oleh guru.
5. Guru belum mampu mengelola kelas
dengan sebaik-baiknya sehingga proses pembelajaran menjadi kurang menarik.
6.
Ketidaktepatan
penggunakan metode dan model pembelajaran yang digunakan dengan karakteristik
siswa secara keseluruhan.
C.
Analisis
Masalah
Dalam menganalisis masalah yang sedang terjadi, peneliti menempuh
refleksi terhadap kinerja yang telah
dilakukan, mengkaji literatur, serta diskusi dengan supervisor dan teman
sejawat. Hasil analisis masalah yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa kemungkinan yang menjadi faktor penyebab
rendahnya hasil belajar siswa dan aktivitas pembelajaran kurang kondusif adalah
sebagai berikut.
1.
Guru kurang
mampu memilih dan menggunakan teknik pembelajaran yang tepat
2.
Guru kurang
mampu mengelola kelas dan ini berdampak pada proses edukatif yang diharapkan
kurang berhasil.
3.
Model
pembelajaran yang digunakan peneliti
tidak sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar;
4.
Guru tidak
melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan penemuan informasi;
5.
Guru tidak
mampu mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif.
Melihat kondisi tersebut di atas, maka peneliti
berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul agar proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai
dengan penggunaan alat peraga gambar. Adapun prioritas masalah yang menjadi
tujuan perbaikan proses pembelajaran adalah :
1.
Melaksanakan perbaikan pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga gambar pada pembelajaran bahasa Indonesia materi
menulis puisi.
2.
Meningkatkan kemampuan dan hasil belajar
siswa sehingga tingkat ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.
Untuk itu, peneliti berinisiatif
melakukan pembelajaran ini melalui prosedur pembelajaran berdasarkan penggunaan
alat peraga gambar. Diharapkan melalui upaya yang diterapkan ini, persoalan
guru dan siswa dalam pembelajaran ini dapat dituntaskan hingga mencapai target
pembelajaran, sebagaimana telah dijelaskan di atas dengan melaksanakan
penelitian tindakan kelas materi menulis puisi dengan penggunaan alat peraga
gambar di kelas V SDN Pamulihan 02 Kecamatan Karangpucung Tahun Pelajaran 2011/2012.
D.
Pembatasan
Masalah
Dari berbagai masalah yang telah
dikemukakan, Permasalahan penelitian ini
dibatasi pada keterampilan menulis puisi siswa kelas V SDN Pamulihan 02 perlu dikaji karena nilai akademis mereka
masih rendah. Hal ini disebabkan oleh
cara mengajar guru yang kurang kreatif. Guru selama ini hanya
menggunakan metode ceramah yang membosankan sehingga tidak menggugah minat
siswa untuk menulis puisi. Oleh karena itu, keterampilan siswa dalam menuangkan
ide atau gagasan menjadi kurang maksimal. Salah satu upaya untuk meningkatkan
keterampilan menulis puisi, penelitian ini menggunakan teknik objek langsung
sebagai alternatif untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi
dengan menggunakan alat peraga gambar
E. Rumusan Masalah
1.
Apakah penggunaan alat peraga gambar dalam pembelajaran
bahasa Indonesia pada materi menulis puisi akan mengalami peningkatan keaktifan
belajar siswa ?
2.
Apakah penggunaan alat peraga gambar dalam pembelajaran
bahasa Indonesia materi menulis puisi seluruh siswa akan mengalami peningkatan
hasil belajar?
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini
sebagai berikut :
1. Untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia pada
materi menulis puisi melalui penggunaan penggunaan alat peraga gambar.
2. Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia pada materi
menulis puisi melalui penggunaan penggunaan alat peraga gambar.
G. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian perbaikan
pembelajaran ini akan memberikan
manfaat bagi berbagai pihak,
sebagai berikut.
1. Manfaat
Teoritis
Untuk mengkaji
ilmu pendidikan khususnya
mengenai media pembelajaran
efektif yang dapat
digunakan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia khususnya
menulis paragraf yang
dapat meningkatkan mutu
pendidikan..
2. Manfaat
Praktis
a.
Bagi Siswa
Meningkatkan kemampuan
menulis puisi berdasarkan gambar
seri pada diri
siswa, melatih kepercayaan
diri pada siswa
dalam proses pembelajaran.
Siswa dapat lebih
mudah dan semangat
dalam memahami materi
pelajaran. Disamping itu
dapat memberikan sesuatu
yang menarik sehingga
pembelajaran tidak membosankan
bagi siswa yang
berimplikasi terhadap kemampuan menyimak pelajaran dengan baik.
b.
Bagi Guru
Guru dapat
memahami hal-hal yang
perlu dilakukan untuk
menyampaikan pembelajaran secara
aktif dan menarik
siswa dalam menyampaikan materi sehingga siswanya mampu
menyimak pelajaran yang sedang diajarkan
sehingga apa yang
diharapkan oleh guru
dapat tercapai. Selain
itu meningkatkan kualitas
dan kemampuan pengajaran,
menambah pengetahuan, menjadikan
guru yang professional.
c.
Sekolah
Dengan hasil
penelitian ini diharapkan
dapat lebih meningkatkan pemberdayaan alat peraga yang
menarik agar prestasi
belajar siswa lebih
baik dan perlu
dicoba untuk diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia
dan pelajaran lain.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih