BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Al-QurÃanul
karim adalah mukjizat
Islam yang kekal
dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh
kemajuan ilmu pengetahuan.
Ia diturunkan Allah
kepada Rasulallah, Muhammad SAW
untuk mengeluarkan manusia
dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta
membimbing mereka ke jalan yang lurus (Al-Khattan : 1)
Pengertian
al-QurÃan secara lebih
lengkap dan luas
adalah seperti yang dikemukakan oleh Abd Wahab Khallaf.
Menurut beliau:
Al-QurÃan adalah
kalam Allah yang
diturunkan melalui malaikat
Jibril ke kalbu Rasulallah SAW
dengan menggunakan bahasa arab dan disertai dengan kebenaran agar
dijadikan hujjah (penguat)
dalam pengakuannya sebagai Rasulallah dan
agar dijadikan sebagai
undang-undang bagi seluruh
umat manusia, di samping merupakan amal ibadah jika membacanya. Al-QurÃan
itu dikompilasikan di antara
dua ujung yang
dimulai dari surat
al-fatihah dan ditutup dengan
surat an-nas yang
sampai kepada kita
secara tertib dalam bentuk
tulisan maupun lisan
dalam keadaan utuh
atau terpelihara dari perubahan dan pergantian (Khallaf : 40)
Dalam Al-QurÃan memuat
begitu banyak aspek
kehidupan manusia. Tak
ada rujukan yang lebih
tinggi derajatnya dibandingkan
dengan Al-QurÃan yang hikmahnya meliputi
seluruh alam dan
isinya baik yang
tersurat maupun yang tersirat
tak akan pernah
habis untuk digali
dan dipelajari. Ketentuan-ketentuan hukum yang
dinyatakan dalam Al-QurÃan
dan Al-Hadist berlaku
secara universal untuk semua
waktu, tempat dan
tak bisa berubah,
karena memang tak
ada yang mampu merubahnya. Al-QurÃan sebagai ajaran suci umat Islam, di
dalamnya berisi petunjuk menuju ke arah kehidupan yang lebih baik, tinggal
bagaimana manusia memanfaatkannya. Menanggalkan
nilai-nilai yang ada di dalamnya
berarti menanti datangnya
masa kehancuran. Sebaliknya kembali
kepada Al-QurÃan berarti
mendambakan ketenangan lahir dan
bathin, karena ajaran
yang terdapat dalam
Al-QurÃan berisi kedamaian.
Ketika
umat Islam menjauhi
Al-QurÃan atau sekedar
menjadikan Al-QurÃan hanya
sebagai bacaan keagamaan
maka sudah pasti
Al-QurÃan akan kehilangan relevansinya
terhadap realitas-realitas alam
semesta. Kenyataannya orang-orang di luar Islamlah yang giat mengkaji
realitas alam semesta sehingga mereka dengan mudah dapat mengungguli
bangsa-bangsa lain, padahal umat
Islamlah yang seharusnya
memegang semangat Al-QurÃan. Namun nampaknya melihat
fenomena yang terjadi kehidupan umat
manusia pada zaman sekarang
ini sudah jauh
dari nilai-nilai Al-QurÃan.
Akibatnya
bentuk penyimpangan terhadap nilai
tersebut mudah ditemukan
di lapisan masyarakat. Hal ini
dapat dilihat dari
berbagai peristiwa yang
terjadi, yang menunjukkan penyimpangan terhadap nilai
yang terdapat di dalamnya. Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap
pemahaman Al-QurÃan, akan
semakin memperparah kondisi masyarakat berupa dekadensi moral.
Oleh karena itu, untuk memurnikan
kembali kondisi yang sudah
tidak relevan dengan
ajaran Islam, satu-satunya
upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan kembali kepada ajaran yang terdapat di dalamnya. Sangat
memprihatinkan bahwa kemerosotan
akhlak tidak hanya
terjadi pada kalangan muda,
tetapi juga terhadap
orang dewasa, bahkan
orang tua.
Kemerosotan
akhlak pada anak-anak dapat dilihat dengan banyaknya siswa yang tawuran,
mabuk, berjudi, durhaka
kepada orang tua
bahkan sampai membunuh sekalipun. Untuk
itu, diperlukan upaya
strategis untuk memulihkan
kondisi tersebut, di antaranya
dengan menanamkan kembali
akan pentingnya peranan orang tua dan pendidik dalam membina
moral anak didik. Lingkungan keluarga
dalam hal ini
orang tua memiliki
peran yang sangat besar
serta merupakan komunitas
yang paling efektif
untuk membina seorang anak
agar berperilaku baik.
Di sinilah seharusnya
orang tua mencurahkan
rasa kasih sayang dan perhatian kepada anaknya untuk mendapatkan
bimbingan rohani yang jauh lebih
penting dari sekedar
materi. Seandainya dalam
lingkungan keluarga sudah tercipta
suasana yang harmonis
maka pembentukan akhlak
mulia seorang anak akan lebih mudah dan seperti itu pula
sebaliknya. Untuk dapat
melaksanakan tugasnya dengan
baik dalam membina
anak, hendaknya setiap orang tua memahami terhadap kandungan yang ada di
dalam Al-QurÃan, khususnya yang
terkait dengan akhlak
mulia, karena bagi
umat Muslim Al-QurÃan merupakan
referensi utama dalam mengatur hidupnya di samping hadits Rasulallah SAW.
Islam sebagai agama
yang universal meliputi
semua aspek kehidupan manusia
mempunyai sistem nilai
yang mengatur hal-hal
yang baik, yang dinamakan
dengan akhlak Islami.
Sebagai tolok ukur
perbuatan baik dan buruk
mestilah merujuk kepada
ketentuan Allah SWT
dan Rasul-Nya, karena Rasulallah SAW adalah manusia yang
paling mulia akhlaknya. Pendidikan
akhlak merupakan faktor
yang sangat penting
dalam membangun sebuah rumah
tangga yang sakinah.
Suatu keluarga yang
tidak dibangun dengan tonggak akhlak
mulia tidak akan
dapat hidup bahagia
sekalipun kekayaan materialnya melimpah
ruah.
Sebaliknya
terkadang suatu keluarga
yang serba kekurangan dalam masalah
ekonominya, dapat bahagia berkat pembinaan akhlak keluarganya. Pendidikan akhlak
didalam keluarga dilaksanakan
dengan contoh dan teladan
dari orang tua
dalam hubungan dan pergaulan antara
ibu dan bapak, perlakuan orang tua terhadap anak-anak
mereka, dan perlakuan orang tua terhadap orang
lain di dalam
lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat, akan menjadi teladan bagi anak-anak.
Didalam Al-QurÃan
terdapat perilaku (akhlak)
terpuji yang hendaknya aplikasikan oleh umat manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Karena akhlak mulia merupakan barometer
terhadap kebahagiaan, keamanan,
ketertiban dalam kehidupan
manusia dan dapat dikatakan bahwa ahklak merupakan tiang berdirinya umat, sebagaimana
shalat sebagai tiang
agama Islam. Dengan
kata lain apabila rusak akhlak suatu umat maka rusaklah
bangsanya.
Manusia hanya
mengikuti dorongan nafsu dan amarah saja untuk mengejar kedudukan dan harta benda dengan
caranya sendiri, sehingga
ia lupa akan
tugasnya sebagai hamba Allah SWT. Tidak dapat dipungkiri juga
bahwa kemerosotan akhlak terjadi akibat adanya
dampak negatif dari
kemajuan di bidang
teknologi yang tidak
diimbangi dengan keimanan dan
telah menggiring manusia
kepada sesuatu yang
bertolak elakang dengan nilai
Al-QurÃan. Namun hal
ini tidak menafikan
bahwa manfaat dari kemajuan
teknologi itu jauh lebih besar daripada madharatnya.
Masalah di
atas sudah barang
tentu memerlukan solusi
yang diharapkan mampu mengantisipasi perilaku
yang mulai dilanda
krisis moral itu,
tindakan preventif perlu ditempuh
agar dapat mengantarkan
manusia kepada terjaminnya moral generasi
bangsa yang dapat
menjadi tumpuan dan
harapan bangsa serta dapat
menciptakan dan sekaligus
memelihara ketentraman dan
kebahagiaan di masyarakat. Untuk
dapat memiliki akhlak
yang mulia sesuai
dengan tuntunan Al-QurÃan mestilah berpedoman
pada Rasulallah SAW
karena beliau memiliki
sifat-sifat terpuji yang harus
dicontoh dan menjadi
panduan bagi umatnya.
Nabi SAW adalah orang yang kuat
imannya, berani, sabar dan tabah dalam menerima cobaan. Beliau memiliki
akhlak yang mulia,
oleh karenanya beliau
patut ditiru dan dicontoh
dalam segala perbuatannya.
Mengingat
pentingnya pendidikan akhlak bagi terciptanya kondisi lingkungan yang harmonis,
diperlukan upaya serius
untuk menanamkan nilai-nilai
tersebut secara intensif. Pendidikan
akhlak berfungsi sebagai
panduan bagi manusia
agar mampu memilih dan
menentukan suatu perbuatan
dan selanjutnya menetapkan mana yang
baik dan mana
yang buruk. Kalau
dipelajari sejarah bangsa
arab sebelum Islam datang
maka akan ditemukan
suatu gambaran dari
sebuah peradaban yang sangat
rusak dalam hal
akhlak dan tatanan
hukumnya. Seperti pembunuhan,
perzinahan dan penyembahan patung-patung yang tak berdaya. Hal ini jelas
bertentangan dengan nilai akhlak yang terkandung dalam Al-QurÃan.
Selain
Al-QurÃan, hadits Nabi
dapat dijadikan rujukan
mengingat salah satu fungsi
hadits adalah menjelaskan
kandungan ayat yang
terdapat di dalamnya. Penulis melihat, bahwa surat Al-Hujurat ayat
11-13 memiliki kandungan (makna) tentang pendidikan akhlak yang sangat dalam.
Di antara kandungan yang terdapat di
dalamnya adalah ajaran
bahwa umat manusia
agar senantiasa menjunjung kehormatan kaum muslimin, taubat, husnudhdhan
(positif thinking) kepada orang lain,
taÃaruf dan adanya
persamaan kedudukan (egaliter)
manusia di hadapan Allah
SWT.
Oleh
karena itu, ayat
tersebut sangat penting
dan perlu digali
lebih dalam untuk dijadikan
rujukan dan pedoman
bagi umat Muslim
dalam rangka pembelajaran,
pembentukan serta pembinaan akhlak yang mulia. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk menggali, membahas dan mendalami lebih jauh tentang ayat tersebut
sebagai judul penulisan skripsi. Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka
penulis mengangkat permasalahan tersebut dan dituangkannya dalam skripsi
dengan judul Pendidikan Akhlak Dalam Islam (Kajian Tafsir Al-Quran Surat Al
Hujurat Ayat 11-13)
- Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan
judul skripsi maka penulis memberikan batasan beberapa istilah yang terdapat
dalam skripsi ini yaitu:
1.
Pendidikan Akhlak
Pendidikan
adalah bimbingan atau
pimpinan sadar oleh
si pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama
(Marimba, 1980: 19).
Akhlak
adalah suatu kondisi/sifat
yang telah meresap
dalam jiwa dan menjadi
kepibadian hingga dari
situ timbullah berbagai
macam perbuatan dengan cara
spontan dan mudah tanpa di buat-buat (Asmaran, 1992:3).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan
bahwa pendidikan akhlak adalah bimbingan
sadar oleh si
pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan
rohani si terdidik
menuju terbentuknya kepribadian yang
utama yaitu berbudi
pekerti atau mempunyai
tabiat yang luhur sehingga
dari situ timbullah
berbagai macam perbuatan
dengan cara spontan dan mudah
tanpa di buat-buat.
2.
Islam
Islam secara
bahasa sebagaimana dalam bukunya Al-Maududi (tt.8) ialah tunduk dan patuh
kepada perintah orang yang memberi perintah dan kepada larangannya tanpa
membantah.
Maka Islam
disini merupakan suatu bentuk ketundukan dan kepatuhan kepada perintah Allah
SWT dan patuh dan tunduk kepada yang dilarang-Nya. Jadi pendidikan akhlak dalam
Islam dalam skripsi ini adalah sebuah proses bimbingan untuk mengembangkan
segala potensi yang ada dalam diri manusia untuk terus tertanam dalam jiwanya
sehingga memunculkan perbuatan-perbuatan yang mudah dilakukan secara sadar dan
perbuatan tersebut patuh dan tunduk pada perintah dan larangan Allah SWT.
Dengan merujuk pada penelusuran definisi operasional di atas,
maksud dari penelitian dengan judul "Pendidikan
Akhlak dalam Islam (Kajian Surat Al-Hujurat Ayat 11-13) dalam skripsi ini adalah
bimbingan pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju
terbentuknya kepribadian utama dalam kepatuhan atau ketundukan terhadap
perintah sang pencipta dalam Al-Hujurat Ayat 11-13.
- Rumusan Masalah
Rumusan
permasalahan yang akan diteliti oleh penulis berdasarkan latar belakang di atas
adalah :
1.
Nilai pendidikan
akhlak apa saja yang terkandung didalam surat Al-Hujurat Ayat 11-13?
2.
Bagaimana aplikasi
pendidikan akhlak yang
terkandung dalam surat
al-Hujurat ayat 11-13 dalam Pendidikan Islam ?
- Tujuan Penelitian
Tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui bagaimana pendidikan akhlak dalam Islam kajian Al-Qur'an Surat Al-Hujurat
Ayat 11-13.
2.
Untuk
mengetahui pendapat para mufasir tentang pendidikan akhlak dalam Islam kajian
Al-Qur'an Surat Al-Hujurat Ayat 11-13.
- Manfaat Penelitian
Manfaat yang
dapat diambil dalam penelitian ini adalah :
1.
Memberikan
informasi ilmiah kepada dunia pendidikan Islam.
2.
Bahan
masukan kepada Institut Agama Islam Imam Ghazali Jurusan Tarbiyah Prodi Pendidikan
Agama Islam sebagai kajian dan pemikiran mengenai pendidikan akhlak dalam Islam
kajian surat Al-Hujurat Ayat 11-13.
3.
Sebagai
sumbangan pemikiran dalam memperkaya Khazanah ilmu pengetahuan.
4.
Dapat
dijadikan sebagai sumber bagi penelitian selanjutnya.
- Telaah Pustaka
Kajian mengenai
pendidikan akhlak telah banyak dilakukan oleh banyak pakar, misalnya Muhammad
Athiyyah Al-Abrasyi dalam sebuah bukunya menyebutkan di dalam bab
"Pendidikan Dan Moral" bahwa pendidikan moral dan akhlak adalah
membentuk orang-orang bermoral baik. Untuk mencapainya AlAbrasyi memulai dari
penyadaran kepada siswa bahwa kita tidak hanya membutuhkan ilmu tetapi akhlak.
Baginya moral merupakan hal yang utama karena moral merupakan wujud dari
keimanan seseorang. Selain itu juga dikemukakan kapan pendidikan akhlak
dimulai.
Ahmad Rofi'
Usmani "Mutiara Akhlak Rasululla SAW" dalam buku tersebut lebih
menjelaskan tentang bentuk-bentuk keteladanan akhlak Rasulullah dalam berbagai
peristiwa yang dihadapi rasul dan bagaimana perilaku rasul dalam merespon
peristiwa tersebut.
Selanjutnya
skripsi saudara Indra Prasetyo Widodo (IAIIG) 2008 yang perjudul
"Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Perspektif AI-Qur'an Surat Ad-Dhuha Ayat
9,10,11 " skripsi tersebut lebih tertuju pada pengungkapan bagaimana
akhlak terhadap anak yatim dan peminta-minta (pengemis) dan mensyukuri nikmat
Allah walaupun kajian ayat berbeda tetapi hanya dijadikan sebagai pedoman
penulisan saja.
Skripsi Daryono
(IAIIG) 2000 "Metode Pendidikan Akhlak Masa Kanak-Kanak". Dalam
skripsi tersebut terfokus mengenai pemaparan macam-macam metode pendidikan
dalam konsep Islam dan penerapan pendidikan akhlak dalam masa kanak-kanak,
dimasa kanak-kanak pendidikan akhlak menjadi suatu bagian hal yang utama untuk
pembentukan akhlak menjadi ketika dewasa.
Berdasarkan pada
penelaahan kajian-kajian terdahulu belum ditemukan tentang pendidikan akhlak
dalam Islam kajian Al-Qur'an Surat Al-Hujurat Ayat 11-13. Sehingga penelitian
penulis terfokus pada pendidikan akhlak dalam Islam kajian AlQur'an Surat AI-Hujurat
Ayat 11-13 tersebut.
- Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
B.
Definisi
Operasional
C.
Rumusan
Masalah
D.
Tujuan
Penelitian
E.
Manfaat
Penelitian
F.
Telaah
Pustaka
G.
Metode
Penelitian
H.
Sistematika
Penulisan
BAB II : KAJIAN
TEORI
A.
Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
2. Tujuan Pendidikan
3. Manfaat Pendidikan
B.
Pendidikan
Akhlak
1. Pengertian Pendidikan Akhlak
2. Tujuan Pendidikan Akhlak
3. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak
4. Signifikansi Pendidikan Akhlak
BAB III :
METODE PENELITIAN
A.
Jenis dan
Pendekatan Penelitian
B.
Obyek dan
Subyek Penelitian
C.
Teknik
Pengumpulan Data dan Instrumen
D.
Metode
Analisis Data
BAB IV :
PEMBAHASAN
A.
Surat Al-Hujurat
Ayat 11-13
1.
Teks Surat
Al-Hujurat Ayat 11-13
2.
Asbabaun
Nuzul Surat Al-Hujurat Ayat 11-13
3.
Munasabah
Surat Al-Hujurat Ayat 11-13
4.
Beberapa
Penafsiran Surat Al-Hujurat Ayat 11-13
B.
Pembahasan
Pendidikan Akhlak Dalam Islam Al-Quran Surat Al-Hujurat Ayat 11-13
BAB V : PENUTUP
A.
KESIMPULAN
B.
SARAN
C.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih