BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Kondisi Awal
Dalam pelaksanaan proses
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) PKn di Sebelum mengadakan
penelitian, peneliti terlebih
dahulu melakukan pengamatan di
kelas IV SD Negeri Pangawaren 03 dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan pembelajaran
bahasa Indonesia yang menjadi permasalahan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan observasi dan
wawancara dengan guru
kelas IV diperoleh
informasi sebagai berikut :
1. Nilai bahasa Indonesia yang
diperoleh siswa masih
rendah dibandingkan nilai
mata pelajaran yang lainnya.
2. Metode yang
digunakan oleh guru
masih menggunakan metode
ceramah, tanya jawab dan
terjadi komunikasi satu
arah maksudnya hanya
pada siswa yang pintar saja, dan
siswa hanya mendengar apa yang disampaikan oleh guru sehingga siswa terlihat
pasif.
3.
Siswa kurang
termotivasi dan belum
berani mengungkapkan pendapat
atau bertanya kepada guru karena takut salah.
4. Guru jarang
melakukan pembelajaran secara
berkelompok dengan menggunakan LKS,
sehingga interaksi antara
siswa yang satu
dengan yang lain masih kurang.
Dari permasalahan
di atas, akan
dijadikan bahan bagi
peneliti untuk memperbaiki proses
pembelajaran bahasa
Indonesia dengan menerapkan
Penelitian Tindakan Kelas. Hasil
dari kunjungan lapangan tersebut peneliti berkonsultasi dengan guru kelas IV
mengenai pendekatan CTL
yang akan digunakan
dalam penelitian ini. Dengan
diterapkan pendekatan CTL
diharapkan mampu merubah
pembelajaran yang bersifat tradisional
menjadi pembelajaran CTL
yang mampu menciptakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang ada di benak siswa dengan menghubungkan
materi yang dipelajari dengan kehidupan
sehari-hari, sehingga siswa
dapat menyelesaikan berbagai
persoalan bahasa Indonesia, dan meningkatkan minat hasil belajar siswa.
Perbaikan pengajaran
ini dilakukan dalam
2 siklus sampai
tercapainya tujuan pengajaran
yang diharapkan. Penjelasan
mengenai kondisi awal pembelajaran sebagaiman tabel di bawah ini :
Tabel 4.1
Hasil Tes
Formatif Kondisi Awal
No
|
Nama
|
Nilai
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
1
|
Alpian Nur Alim
|
50
|
-
|
√
|
2
|
Riscahyanto
|
50
|
-
|
√
|
3
|
Widiya Astuti
|
70
|
√
|
-
|
4
|
Anton
|
60
|
-
|
√
|
5
|
Asiyatul M
|
50
|
-
|
√
|
6
|
Dinas
|
70
|
√
|
-
|
7
|
Galih Prasetio
|
60
|
-
|
√
|
8
|
Iqbal Juliansah
|
70
|
√
|
-
|
9
|
Jeli Rima A
|
40
|
-
|
√
|
10
|
Regi Afriyan
|
60
|
-
|
√
|
11
|
Rismawati
|
60
|
-
|
√
|
12
|
Sugiyanti
|
60
|
-
|
√
|
13
|
TrI Hapsari W
|
70
|
√
|
-
|
14
|
Yunus Dana M
|
50
|
-
|
√
|
15
|
Ayu Ajriyanti
|
70
|
√
|
-
|
Jumlah
|
890
|
5
|
10
|
|
Nilai Rata-rata
Siklus I
|
59,33
|
33,33
|
66,67
|
Berdasarkan hasil
pengamatan kondisi awal
siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia serta
berbagai hambatan-hambatan yang
muncul, maka peneliti
bersama guru kelas
yang diteliti, melakukan
kolaborasi untuk mengatasi
hambatan dan kesulitan
yang ditemukan, peneliti
bersama guru kelas
yang bertindak sebagai obsever,
menyusun dan melaksanakan serangkaian perencanaan tindakan guna mengatasi hambatan-hambatan
tersebut, yang diakhiri pada sebuah
kegiatan analisis atau refleksi.
Pelaksanaan tindakan kelas
disesuaikan dengan rencana pembelajaran
yang telah dirumuskan sebelumnya.
Pelaksanaan tindakan penelitian
kelas ini menekankan
pada penerapan penerapan
pendekatan contextual teaching and
learning (CTL) untuk meningkatkan
minat dan hasil belaajr
siswa yang diupayakan
dan dikondisikan berdasarkan tahapan-tahapan yang
telah dipersiapkan sebelumnya
dalam tahap perencanaan
dengan mengimplementasikan rencana
tersebut yang telah
dirumuskan oleh peneliti.
B.
Deskripsi Per Siklus
- Siklus Pertama
Kelas/Semester :
IV / 2
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk,
cerita, dan surat
Materi :
Menulis kembali isi cerita yang pernah didengar
Materi Pokok : Dongeng / cerita anak
Indikator : 1. Mampu
mencatat pokok-pokok isi cerita
2. Mampu menulis cerita sesuai pokok-pokok isi
cerita yang dicatat
Waktu Pelaksanaan : 28 Maret 2012 dan 29 Maret 2012
a. Perencanaan
Berdasarkan
rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti menyiapkan dan menetapkan rencana
perbaikan pembelajaran beserta skenario tindakan.
Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh
peneliti dan siswa dalam kegiatan
tindakan atau perbaikan.
Terkait
dengan rencana perbaikan pembelajaran , peneliti perlu menyiapkan berbagai
bahan yang diperlukan sesuai dengan hipotesis yang dipilih seperti : lembar
kerja siswa, alat bantu pembelajaran berupa beberapa contoh bentuk dongeng atau
cerita anak, lembar tes formatif dan lembar observasi.
Kemudian
bersama-sama dengan teman sejawat (observer) menyepakati fokus observasi dan
kriteria yang akan digunakan dalam dua kali pertemuan pada siklus pertama.
b. Pelaksanaan
Seperti
biasanya para siswa masuk kelas dengan tertib, duduk, membaca doa dan mereka
segera bersiap-siap mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia. Sebagai apersepsi, peneliti
bertanya kepada siswa “Apakah ada dari kalian yang pernah menuliskan selebaran
/ dongeng atau cerita anak ?” terlihat ada beberapa siswa yang diam sambil
tengok kanan kiri, “Peneliti yakin pasti
ada dari kalian yang pernah menuliskan berita atau kalimat yang berfungsi
memberitahukan kepada orang lain”
Komentar Peneliti . “Coba .. Ayu Ajriyanti kamu pasti pernah menulis dongeng
atau cerita anak kan…..?..” tanya Peneliti “Pernah Bu?” jawab Ayu Ajriyanti.
Coba apakah yang lain juga pernah menulis sebuah dongeng atau cerita anak?,
lanjut peneliti. Sebagian kecil siswa menjawab, “Sudah pernah, Bu”. Kalau
begitu Ibu mau bertanya, “Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam
menulis dongeng atau cerita anak ?”. Mendengar perkataan peneliti seisi kelas
diam, mereka saling berbisik. Setelah beberapa saat tidak ada jawaban,
Peneliti lalu berkata, “Baiklah, kalau
memang kalian belum paham benar, tetapi sebagai modal awal yang penting kalian
sudah pernah mengenal apa itu dongeng atau cerita anak”, lanjut peneliti.
“Baiklah anak-anak, hari ini kita akan belajar tentang menulis dongeng atau
cerita anak dengan baik dan benar. Apa pokok-pokok dari dongeng atau cerita
anak, apa saja yang perlu diperhatikan dan bagaimana isinya agar jelas dan
singkat serta mudah dibaca, dan sebagainya, apakah kalian sudah siap ?”. tanya
peneliti. Secara serempak siswa menjawab, “Siap, Bu Guru!”.
Pada
kegiatan inti pertemuan pertama, siswa mendengarkan penjelasan peneliti
mengenai dongeng atau cerita anak, peneliti
memberikan contoh bentuk dongeng atau cerita anak yang sudah ada,
diperlihatkan kepada siswa dengan di tempel di papan tulis, sebagaimana terlihat di bawah ini :
Gambar 4.1
Contoh Naskah Cerita Berjudul “Batu
Raja” (Sumber : Buku Bahasa Indonesia IV. Sri Marhaeni, dkk. 2009 : 168)
Peneliti
kemudian memberikan penjelasan. “Anak-anak, kalian semua pasti pernah
mendengarkan atau membaca dongeng. Dongeng apa yang pernah kamu baca? Tahukan
kamu apa itu dongeng? Dongeng adalah cerita pendek yang bukan sungguhan.
Dongeng sebenarnya tidak benar-benar terjadi. Dongeng adalah karangan manusia.
Dongeng biasanya mengisahkan manusia pada zaman dahulu atau cerita tentang
hewan-hewan yang bisa bicara. Contoh dongeng adalah Sangkuriang, Legenda
Tangkuban Perahu?, jelas peneliti. “Nah, tugas kalian adalah menuliskan kembali
cerita yang sudah dibacakan menurut bahasa kalian sendiri, apakah kalian
siap?”, tanya peneliti. Siswa menjawab, “Siap, Bu Guru”.
Kegiatan
selanjutnya, peneliti membacakan kembali
contoh dongeng atau cerita anak seperti diatas dengan suara biasa dengan
memperhatikan tanda baca. Kepada siswa untuk mendengarkan dan memperhatikan apa
yang dijelaskan oleh peneliti. Dijelaskan oleh peneliti hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menulis dongeng atau cerita anak,antara lain : kalimat atau
bahasanya harus singkat dan jelas, isi dongeng atau cerita anak berupa ajakan,
himbauan atau saran dan dongeng atau cerita anak tersebut tujuan harus
terperinci jelas.
Setelah
selesai peneliti memberikan waktu kepada
siswa untuk bertanya bila mungkin ada yang ditanyakan. Setelah itu
peneliti membagikan lembar kerja siswa
yang sudah disertai dengan soal. Peneliti memberikan pengertian kepada semua
siswa bahwa untuk berlatih dari bentuk yang sederhana, hal itu dimaksudkan
untuk mempermudah siswa dalam memahami materi sekaligus untuk mengakhir
pertemuan pertama pada siklus pertama.
Pada
pelaksanaan pertemuan kedua, kegiatan yang dilakukan sama dengan pertemuan
pertama. Seperti biasanya para siswa masuk kelas dengan tertib, duduk, membaca
doa dan mereka segera bersiap-siap mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia .
Sebagai
apersepsi, peneliti bertanya kepada siswa “Apakah ada dari kalian yang pernah
membaca selebaran / dongeng atau cerita anak ?” terlihat ada beberapa siswa yang
diam sambil tengok kanan kiri, “Peneliti
yakin pasti ada dari kalian yang pernah membaca berita atau kalimat yang
berfungsi memberitahukan kepada orang
lain ….” Komentar Peneliti . “Coba ..
Jeli Rima Anggraeni, kamu pasti pernah membaca dongeng atau cerita anak
kan…..?..” tanya Peneliti “pernah Bu ..?” jawab Jeli Rima Anggraeni. “Anak-anak, pada pertemuan kedua ini, kita
akan membahas tentang cara menulis dongeng atau cerita anak”, jelas peneliti.
“Apakah kalian masih ingat pelajaran kemarin ?”, tanya peneliti. “Ingat, Bu
guru !’, jawab siswa secara serempak.
Pada kegiatan inti pertemuan kedua, siswa mendengarkan penjelasan peneliti
mengenai dongeng atau cerita anak, peneliti
memberikan contoh bentuk dongeng atau cerita anak yang sudah ada, diperlihatkan
kepada siswa dengan di tempel di papan tulis, sebagaimana terlihat di bawah ini :
Gambar 4.2 Contoh Naskah Cerita Berjudul “Musang dan
Ayam” (Sumber : Buku Bahasa Indonesia IV.
Mei Sulistyaningsih, dkk. 2009 : 87-88)
Peneliti membacakan kembali contoh dongeng atau cerita
anak seperti di atas dengan suara biasa dengan memperhatikan tanda baca. Kepada
siswa untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang dijelaskan oleh peneliti.
Dijelaskan oleh peneliti hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis dongeng
atau cerita anak,antara lain : kalimat atau bahasanya harus singkat dan jelas,
isi dongeng atau cerita anak berupa ajakan, himbauan atau saran dan dongeng
atau cerita anak tersebut tujuan harus terperinci jelas. Setelah selesai
peneliti memberikan waktu kepada siswa
untuk bertanya bila mungkin ada yang ditanyakan. Setelah itu peneliti membagikan lembar kerja siswa yang sudah
disertai dengan soal. Peneliti memberikan pengertian kepada semua siswa bahwa
untuk berlatih dari bentuk yang sederhana, hal itu dimaksudkan untuk
mempermudah siswa dalam memahami materi.
Pada
kegiatan akhir, peneliti membacakan beberapa hasil karya anak dalam menulis
dongeng atau cerita anak. Peneliti memberikan masukan dan koreksi terhadap hasil
karya mereka. “Rismawati, isi dongeng atau cerita anak yang kamu tulis sudah
bagus, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu penggunaan tanda
baca yang baik dan benar”, koreksi peneliti saat membahas hasil karya siswa
yang bernama Rismawati Peneliti kembali memberikan koreksi terhadap beberapa
karya anak, siswa mencatat hasil koreksi tersebut sebagai catatan di buku
masing-masing. Setelah selesai mengerjakan tes formatif, peneliti menyuruh
siswa untuk mengumpulkan lembar soal dan lembar jawab untuk dinilai. Di akhir
kegiatan peneliti memberikan saran dan tidak lanjut untuk pembelajaran
berikutnya.
Pada siklus
pertama ini dalam tahap pelaksanaan sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Pembelajaran Bahasa Indonesia
Materi Cara Menulis Kembali Isi Cerita Pendek
Siklus I
No
|
Nama
|
Nilai
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
1
|
Alpian Nur Alim
|
50
|
-
|
√
|
2
|
Riscahyanto
|
50
|
-
|
√
|
3
|
Widiya Astuti
|
70
|
√
|
-
|
4
|
Anton
|
70
|
√
|
-
|
5
|
Asiyatul M
|
60
|
-
|
√
|
6
|
Dinas
|
70
|
√
|
-
|
7
|
Galih Prasetio
|
60
|
-
|
√
|
8
|
Iqbal Juliansah
|
70
|
√
|
-
|
9
|
Jeli Rima A
|
50
|
-
|
√
|
10
|
Regi Afriyan
|
70
|
√
|
-
|
11
|
Rismawati
|
70
|
√
|
-
|
12
|
Sugiyanti
|
70
|
√
|
-
|
13
|
TrI Hapsari W
|
70
|
√
|
-
|
14
|
Yunus Dana M
|
60
|
-
|
√
|
15
|
Ayu Ajriyanti
|
70
|
√
|
-
|
Jumlah
|
960
|
9
|
6
|
|
Nilai Rata-rata Siklus I
|
64,00
|
60,00
|
40,00
|
Dari tabel 4.2
tentang Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Cara Menulis Kembali Isi Cerita Pendek Siklus I di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
a)
Nilai rata-rata hasil belajar pada
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama sebesar 64,00
b)
Jumlah siswa yang tuntas belajarnya sebanyak
9 siswa atau sebesar 60%
c) Jumlah siswa yang belum tuntas belajarnya
sebanyak 6 siswa atau sebesar 40%
Dari penjelasan sebagaimana tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa hasil nilai tes formatif mengalami peningkatan dari kondisi awal, karena
pada sebelum perbaikan siswa
tuntas 5 siswa (33,33%)
meningkat menjadi 9 siswa (60%) atau meningkat sebanyak 4 siswa (26,67%).
Penjelasan
mengenai aspek minat belajar yang diamati adalah respon siswa terhadap
pernyataan, rasa ingin tahu, dan minat dalam pelaksanaan kegiatan diskusi.
Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh observer selama kegiatan perbaikan
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan format observasi yang teklah
dipersiapkan. Hasil observasi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada
siklus I sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.3 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Minat Siswa Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Cara Menulis Kembali Isi
Cerita Pendek Siklus I
No
|
Nama
|
Kriteria Observasi
|
Jumlah Nilai
|
||||||||||
Bisa Menjawab
|
Mampu Bertanya
|
Aktif Diskusi
|
Nilai
|
Ketuntasan
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|||||
1
|
Alpian Nur Alim
|
2
|
2
|
2
|
6
|
T
|
-
|
||||||
2
|
Riscahyanto
|
2
|
2
|
2
|
6
|
T
|
-
|
||||||
3
|
Widiya Astuti
|
2
|
2
|
1
|
5
|
-
|
B
|
||||||
4
|
Anton
|
2
|
2
|
2
|
6
|
T
|
-
|
||||||
5
|
Asiyatul M
|
2
|
2
|
2
|
6
|
T
|
-
|
||||||
6
|
Dinas
|
3
|
1
|
1
|
5
|
-
|
B
|
||||||
No
|
Nama
|
Kriteria Observasi
|
Jumlah Nilai
|
||||||||||
Bisa Menjawab
|
Mampu Bertanya
|
Aktif Diskusi
|
Nilai
|
Ketuntasan
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|||||
7
|
Galih Prasetio
|
2
|
2
|
2
|
6
|
T
|
-
|
||||||
8
|
Iqbal Juliansah
|
2
|
1
|
2
|
5
|
-
|
B
|
||||||
9
|
Jeli Rima A
|
2
|
2
|
3
|
7
|
T
|
-
|
||||||
10
|
Regi Afriyan
|
2
|
2
|
2
|
6
|
T
|
-
|
||||||
11
|
Rismawati
|
1
|
3
|
2
|
6
|
T
|
-
|
||||||
12
|
Sugiyanti
|
1
|
2
|
3
|
6
|
T
|
-
|
||||||
13
|
TrI Hapsari W
|
1
|
2
|
3
|
6
|
T
|
-
|
||||||
14
|
Yunus Dana M
|
2
|
2
|
3
|
7
|
T
|
-
|
||||||
15
|
Ayu Ajriyanti
|
1
|
1
|
1
|
3
|
-
|
B
|
||||||
Jumlah
|
86
|
11
|
4
|
||||||||||
Prosentase
|
-
|
73,33
|
26,67
|
Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
T = Tuntas
B = Belum Tuntas
Dari tabel
di atas dapat disimpulkan bahwa dari 15 siswa terdapat 7 orang yang tuntas
belajarnya (46,67%) dilihat dari minat belajarnya, sedangkan 8 siswa (53,33%)
belum tuntas dilihat dari minat belajarnya. Melihat hasil di atas maka peneliti
bersama-sama dengan observer sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran
pada siklus II dengan harapan pada siklus II minat belajar siswa dapat mencapai
perolehan di atas 75% sesuai dengan
kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
c. Observasi
Dari dua
pertemuan yang dilaksanakan, peneliti dibantu observer melaksanakan observasi
terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan. Hasilnya adalah masih banyak siswa yang belum
menguasai secara penuh teknik dan cara penulisan dongeng atau cerita anak yang
baik dan benar.
d. Refleksi
Pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan dalam dua pertemuan pada
siklus pertama dianggap belum berhasil. Setelah peneliti dengan observer
mendiskusikan hasil observasi dan wawancara yang dikaitkan dengan hasil tes
formatif, maka pada siklus kedua perlu ditanggulangi dengan menggali persepsi
awal siswa tentang materi yang akan dipelajari sebelum proses pembelajaran
berlangsung. Lalu untuk merubah suasana peneliti mencoba dengan dibuat
berkelompok kemudian secara berkelompok mengerjakan menulis dongeng atau cerita
anak dan mendiskusikan hasil kerjanya.
- Siklus kedua
Kelas/Semester :
IV / 2
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk,
cerita, dan surat
Materi :
Menulis kembali isi cerita yang pernah didengar
Materi Pokok : Dongeng / cerita anak
Indikator : 1. Mampu
mencatat pokok-pokok isi cerita
2. Mampu menulis cerita sesuai pokok-pokok isi
cerita yang dicatat
Waktu Pelaksanaan : 30 Maret 2012 dan 31 Maret 2012
a. Perencanaan
Berdasarkan
hasil refleksi dari siklus kedua, Rencana Perbaikan Pembelajaran direvisi
kembali. Peneliti juga menyiapkan lembar kerja siswa, lembar tes formatif dan
lembar observasi, dan beberapa contoh dongeng atau cerita anak. Semua peralatan
disiapkan dan yang diperlukan lengkap, peneliti bersama teman sejawat
mensimulasikan langkah-langkah perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan dalam
dua pertemuan.
b. Pelaksanaan
Seperti
halnya perbaikan pembelajaran siklus pertama dan kedua, pada siklus kedua
inipun metode yang diterapkan tetap sama, hanya peneliti mencoba memaksimalkan
bimbingan kepada siswa yang belum tuntas untuk mencoba lagi menulis dongeng
atau cerita anak dengan tema yang berbeda-beda. Media pembelajaran peneliti
siapkan antara lain : lembar kerja, lembar observasi, lembar evaluasi, dan
beberapa contoh lembar dongeng atau cerita anak.
Penelti
memberikan apersepsi singkat mengenai hasil siklus kedua, dan memberikan
penghargaan kepada semua siswa dalam berusaha dalam belajar. “Kelompok
Riscahyanto, dongeng atau cerita anak apa yang kalian tulis pada pertemuan
kemarin ?’, tanya peneliti. Riscahyanto menjawab, “Tasmasya ke Kebun Binatang, Bu
!’”. “Kelompok Dinar, apa yang kalian
tulis ?’ tanya peneliti lebih lanjut. Dinar menjawab, “Terjadinya Pulau
Samosir, Bu Guru !”. “Ya, bagus,
ternyata kalian benar-benar menguasai materi yang Ibu Guru sampaikan !”, puji
peneliti sekaligus memberikan motivasi dan penguatan.
Untuk mempertajam pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang
disampaikan, peneliti kembali menyajikan sebuah naskah cerita untuk dibacakan.
Gambar 4.3 Contoh Naskah Cerita Berjudul “Nonton Dilm di
dalam Air” (Sumber : Buku Bahasa
Indonesia IV. Umri, dkk. 2009 : 34-35)
Langkah
selanjutnya peneliti meminta siswa untuk tetap pada kelompoknya masing-masing,
dan akan dibagikan lembar kerja untuk dikerjakan. Peneliti sangat mengharapkan
siswa yang sudah tuntas untuk membantu siswa dalam kelompoknya yang belum
tuntas dalam menyelesaikan tugasnya sebagai tutor sebaya.
Hasil tugas
kelompok tersebut peneliti meminta untuk dibacakan dan dipaparkan di depan
kelas. Dan nantinya tiap-tiap siswa untuk membacakan sendiri lembar dongeng
atau cerita anak yang dibuatnya. Peneliti juga melaksanakan tes proses atau
mengisi lembar pengamatan cara kerja siswa.
Setelah
mengisi lembar kerja siswa selesai, siswa melaporkan hasil lembar kerja siswa.
Selanjutnya tiap kelompok memaparkan hasil dari menulis dongeng atau cerita
anak lalu dibacakan. Tiap kelompok dibolehkan untuk menyanggah, bertanya,
ataupun mengkritik. Kemudian siswa dengan bimbingan peneliti menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa
disuruh kembali duduk ke tempat masing-masing untuk mencatat rangkuman dan
mengerjakan lembar evaluasi sekaligus untuk mengakhiri pelaksanaan pertemuan
pertama pada siklus kedua.
Seperti
halnya perbaikan pembelajaran pada pertemuan pertama, pada pertemuan kedua
inipun metode yang diterapkan tetap sama, hanya peneliti mencoba memaksimalkan
bimbingan kepada siswa yang belum tuntas untuk mencoba lagi menulis dongeng
atau cerita anak dengan tema yang berbeda-beda. Media pembelajaran peneliti
siapkan antara lain : lembar kerja, lembar observasi, lembar evaluasi, dan
beberapa contoh lembar dongeng atau cerita anak.
Penelti
memberikan apersepsi singkat mengenai hasil siklus kedua, dan memberikan
penghargaan kepada semua siswa dalam berusaha dalam belajar. “Kelompok Ayu
Ajriyanti, dongeng atau cerita anak apa yang kalian tulis pada pertemuan
kemarin ?’, tanya peneliti. Ayu Ajriyanti menjawab, “Petulangan si Raja Rimba, Bu
!’”. “Kelompok Yunus, apa yang kalian
tulis ?’ tanya peneliti lebih lanjut. Yunus menjawab, “Tamasya ke Benteng
Pendem dan Nusakambangan di Cilacap, Bu guru !”. “Ya, bagus, ternyata kalian benar-beanr
menguasai materi yang Ibu Guru sampaikan !”, puji peneliti sekaligus memberikan
motivasi dan penguatan.
Langkah selanjutnya
peneliti meminta siswa untuk tetap pada kelompoknya masing-masing, dan akan
dibagikan lembar kerja untuk dikerjakan. Peneliti sangat mengharapkan siswa
yang sudah tuntas untuk membantu siswa dalam kelompoknya yang belum tuntas
dalam menyelesaikan tugasnya sebagai tutor sebaya. Diharapkan dengan penerapan
model tutor sebaya bagi siswa belum tuntas akan lebih efektif, karena bagi
siswa yang belum tuntas tidak akan canggung dan malu apabila mengalami
kesulitan untuk bertanya kepada rekannya yang menjadi tutor sebaya tersebut.
Hasil tugas
kelompok tersebut peneliti meminta untuk dibacakan dan dipaparkan di depan
kelas. Dan nantinya tiap-tiap siswa untuk membacakan sendiri lembar dongeng
atau cerita anak yang dibuatnya. Peneliti juga melaksanakan tes proses atau
mengisi lembar pengamatan cara kerja siswa.
Setelah
mengisi lembar kerja siswa selesai, siswa melaporkan hasil lembar kerja siswa.
Selanjutnya tiap kelompok memaparkan hasil dari menulis dongeng atau cerita
anak lalu dibacakan. Tiap kelompok dibolehkan untuk menyanggah, bertanya,
ataupun mengkritik. Kemudian siswa dengan bimbingan peneliti menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa
disuruh kembali duduk ke tempat masing-masing untuk mencatat rangkuman dan
mengerjakan lembar evaluasi.
Kelompok
mengumpulkan lembar kerja siswa untuk di dipajangkan. Peneliti membagi lembar
evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individual. Setelah selesai peneliti
mengoreksi, menilai dan menganalisis hasil evaluasi siswa. Peneliti memberi
tindak lanjut berupa pekerjaan rumah, dan tidak lupa untuk selalu belajar
dengan giat di rumah.
Pada siklus
kedua ini dalam tahap pelaksanaan sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Pembelajaran Bahasa Indonesia
Materi Cara Menulis Kembali Isi Cerita Pendek
Siklus II
No
|
Nama
|
Nilai
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
1
|
Alpian Nur Alim
|
70
|
√
|
-
|
2
|
Riscahyanto
|
70
|
√
|
-
|
3
|
Widiya Astuti
|
70
|
√
|
-
|
4
|
Anton
|
80
|
√
|
-
|
5
|
Asiyatul M
|
70
|
√
|
-
|
6
|
Dinas
|
70
|
√
|
-
|
7
|
Galih Prasetio
|
70
|
√
|
-
|
8
|
Iqbal Juliansah
|
70
|
√
|
-
|
9
|
Jeli Rima A
|
70
|
√
|
-
|
10
|
Regi Afriyan
|
70
|
√
|
-
|
11
|
Rismawati
|
80
|
√
|
-
|
12
|
Sugiyanti
|
80
|
√
|
-
|
13
|
Tri Hapsari W
|
70
|
√
|
-
|
No
|
Nama
|
Nilai
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
14
|
Yunus Dana M
|
70
|
√
|
-
|
15
|
Ayu Ajriyanti
|
80
|
√
|
-
|
Jumlah
|
1090
|
15
|
0
|
|
Nilai Rata-rata Siklus I
|
72,67
|
100,00
|
0,00
|
Dari tabel 4.2
tentang Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Cara Menulis Kembali Isi Cerita Pendek
Siklus I di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
a)
Nilai rata-rata hasil belajar pada
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama sebesar 72,67.
b)
Jumlah siswa yang tuntas belajarnya
sebanyak 15 siswa atau sebesar 100%
c) Tidak ada siswa yang belum tuntas belajarnya
atau sebesar 0%
Dari penjelasan sebagaimana tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa hasil nilai tes formatif mengalami peningkatan dari siklus I, karena pada siklus
I siswa tuntas 9 siswa (60%) meningkat menjadi 15 siswa (100%) atau
meningkat sebanyak 6 siswa (40%).
Penjelasan
mengenai aspek minat belajar yang diamati adalah respon siswa terhadap
pernyataan, rasa ingin tahu, dan minat dalam pelaksanaan kegiatan diskusi.
Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh observer selama kegiatan perbaikan
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan format observasi yang telah
dipersiapkan. Hasil observasi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada
siklus I sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.5 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Minat Siswa Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Cara Menulis Kembali Isi
Cerita Pendek Siklus II
No
|
Nama
|
Kriteria Observasi
|
Jumlah Nilai
|
||||||||||
Bisa Menjawab
|
Mampu Bertanya
|
Aktif Diskusi
|
Nilai
|
Ketuntasan
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|||||
1
|
Alpian Nur Alim
|
2
|
2
|
2
|
6
|
T
|
-
|
||||||
2
|
Riscahyanto
|
2
|
2
|
2
|
6
|
T
|
-
|
||||||
No
|
Nama
|
Kriteria Observasi
|
Jumlah Nilai
|
||||||||||
Bisa Menjawab
|
Mampu Bertanya
|
Aktif Diskusi
|
Nilai
|
Ketuntasan
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|||||
3
|
Widiya Astuti
|
2
|
2
|
2
|
6
|
T
|
-
|
||||||
4
|
Anton
|
2
|
2
|
2
|
6
|
T
|
-
|
||||||
5
|
Asiyatul M
|
2
|
2
|
2
|
6
|
T
|
-
|
||||||
6
|
Dinas
|
3
|
1
|
2
|
6
|
T
|
-
|
||||||
7
|
Galih Prasetio
|
2
|
2
|
2
|
6
|
T
|
-
|
||||||
8
|
Iqbal Juliansah
|
2
|
1
|
3
|
6
|
T
|
-
|
||||||
9
|
Jeli Rima A
|
2
|
2
|
3
|
7
|
T
|
-
|
||||||
10
|
Regi Afriyan
|
2
|
2
|
2
|
6
|
T
|
-
|
||||||
11
|
Rismawati
|
1
|
3
|
2
|
6
|
T
|
-
|
||||||
12
|
Sugiyanti
|
1
|
2
|
3
|
6
|
T
|
-
|
||||||
13
|
TrI Hapsari W
|
1
|
2
|
3
|
6
|
T
|
-
|
||||||
14
|
Yunus Dana M
|
2
|
2
|
3
|
7
|
T
|
-
|
||||||
15
|
Ayu Ajriyanti
|
3
|
2
|
2
|
7
|
T
|
-
|
||||||
Jumlah
|
93
|
15
|
0
|
||||||||||
Prosentase
|
100
|
0,00
|
Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
T = Tuntas
B = Belum Tuntas
Dari tabel
di atas dapat disimpulkan bahwa dari 15 siswa terdapat 15 orang yang tuntas
belajarnya (100%) dilihat dari minat belajarnya. Melihat hasil di atas maka
peneliti bersama-sama dengan observer menyimpulkan bahwa hasil pengamatan
terhadap peningkatan minat belajar sudah mencapai angka di atas 75%, sehingga proses perbaikan
pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus II.
c. Observasi
Observer
mengamati proses pembelajaran pada siklus kedua dengan menggunakan format
evaluasi yang telah tersedia. Dari hasil pengamatan menunjukkan peningkatan
yang sangat baik sehingga peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dapat
tercapai. Hal ini dikarenakan pada siklus kedua peneliti memaksimalkan metode
yang sudah dijalankan dilengkapi dengan mencoba kemampuan siswa untuk memaparkan
hasil pengerjaan menulis dongeng atau cerita anak dan dibacakan di depan
teman-temannya
d. Refleksi
Dari hasil
analisa data diketahui pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus kedua
menunjukkan bahwa pembelajaran telah memenuhi kriteria ketuntasan, demikian
pula halnya dengan peningkatan motivasi belajar siswa sehingga pada siklus
kedua peningkatan hasil dan ketuntasan
belajar telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sehingga
pada siklus kedua dapat disimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran
dinyatakan berhasil dan selesai pada siklus kedua.
C.
Pembahasan
Penggunaan
metode diskusi akan
sangat membantu dalam
membangkitkan minat belajar
siswa, ini terbukti
dari hasil belajar
yang diberikan pada
setiap siklusnya mengalami
peningkatan di mana pada
siklus I nilai
rata-rata yang diperoleh
siswa adalah 64,00
dan pada siklus II rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 72,67.
Rekapitulasi nilai hasil tes
formatif siswa dari kondisi awal,
siklus I
sampai dengan siklus II dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.6 Rekapitulasi
Nilai Hasil Tes Formatif Temuan Awal,
Siklus I dan Siklus II
No
|
Nama Siswa
|
Temuan Awal
|
Siklus I
|
Siklus II
|
|||||||
Nilai
|
Kriteria Ketuntasan
|
Nilai
|
Kriteria Ketuntasan
|
Nilai
|
Kriteria Ketuntasan
|
||||||
1
|
Alpian Nur A
|
50
|
-
|
B
|
50
|
-
|
B
|
70
|
T
|
-
|
|
2
|
Riscahyanto
|
50
|
-
|
B
|
50
|
-
|
B
|
70
|
T
|
-
|
|
3
|
Widiya Astuti
|
70
|
T
|
-
|
70
|
T
|
-
|
70
|
T
|
-
|
|
4
|
Anton
|
60
|
-
|
B
|
70
|
T
|
-
|
80
|
T
|
-
|
|
5
|
Asiyatul M
|
50
|
-
|
B
|
60
|
-
|
B
|
70
|
T
|
-
|
|
6
|
Dinas
|
70
|
T
|
-
|
70
|
T
|
-
|
70
|
T
|
-
|
|
7
|
Galih Prasetio
|
60
|
-
|
B
|
60
|
-
|
B
|
70
|
T
|
-
|
|
8
|
Iqbal Juliansah
|
70
|
T
|
-
|
70
|
T
|
-
|
70
|
T
|
-
|
|
9
|
Jeli Rima A
|
40
|
-
|
B
|
50
|
-
|
B
|
70
|
T
|
-
|
|
10
|
Regi Afriyan
|
60
|
-
|
B
|
70
|
T
|
-
|
70
|
T
|
-
|
|
11
|
Rismawati
|
60
|
-
|
B
|
70
|
T
|
-
|
80
|
T
|
-
|
|
12
|
Sugiyanti
|
60
|
-
|
B
|
70
|
T
|
-
|
80
|
T
|
-
|
|
No
|
Nama Siswa
|
Temuan Awal
|
Siklus I
|
Siklus II
|
|||||||
Nilai
|
Kriteria Ketuntasan
|
Nilai
|
Kriteria Ketuntasan
|
Nilai
|
Kriteria Ketuntasan
|
||||||
13
|
TrI Hapsari W
|
70
|
T
|
-
|
70
|
T
|
-
|
70
|
T
|
-
|
|
14
|
Yunus Dana M
|
50
|
-
|
B
|
60
|
-
|
B
|
70
|
T
|
-
|
|
15
|
Ayu Ajriyanti
|
70
|
T
|
-
|
70
|
T
|
-
|
80
|
T
|
-
|
|
Jumlah
|
890
|
5
|
10
|
960
|
9
|
6
|
1090
|
15
|
0
|
||
Rata-rata
|
59,33
|
33,33
|
66,67
|
64,00
|
60,00
|
40,00
|
72,67
|
100
|
0,00
|
Dari tabel di atas dapat dijelaskan peningkatan nilai hasil dan
ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan II
secara terperinci sebagai berikut :
1.
Siswa Tuntas Belajar
a. Pada temuan
awal siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa atau 33,33% dari 15 siswa.
b. Pada siklus
I siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa
atau 60% dari 15 siswa
c. Pada siklus
II siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa
atau 100% dari 15 siswa
2.
Siswa Belum Tuntas Belajar
a. Pada temuan
awal siswa yang belum tuntas sebanyak 10 siswa atau 66,67% dari 15 siswa.
b. Pada siklus
I siswa yang belum tuntas sebanyak 6
siswa atau 40% dari 15 siswa
c. Pada siklus
II tidak ada siswa yang belum tuntas sebanyak 0 siswa atau 0% dari 15 siswa
Untuk memperjelas, maka dari penjelasan sebagaimana tersebut di atas
dalam bentuk tabel sebagaimana di bawah ini :
Tabel 4.7 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Temuan Awal, Siklus I
dan Siklus II
No
|
Uraian
|
Jumlah Siswa
|
Siswa Belum Tuntas
|
Siswa Tuntas
|
||
Frekuensi
|
%
|
Frekuensi
|
%
|
|||
1
|
Awal
|
15
|
5
|
33,33
|
10
|
66,67
|
2
|
Siklus I
|
15
|
9
|
60,00
|
6
|
40,00
|
3
|
Siklus II
|
15
|
15
|
100,00
|
0
|
0,00
|
Sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dalam perbaikan
pembelajaran bahwa siswa yang dinyatakan tuntas belajar jika mendapat nilai tes
formatif sebesar 70 ke atas dan jika 70%
dari siswa telah tuntas belajarnya.
Untuk memperjelas kenaikan ketuntasan belajar siswa dan penurunan
ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini :
Gambar 4.4
Grafik Peningkatan dan Penurunan
Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II
Dari gambar 4.1 dapat diketahui bahwa sebelum dilaksanakan perbaikan
pembelajaran melalui penerapan penerapan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) pada pembelajaran Bahasa
Indonesia materi cara menulis kembali isi cerita pendek, jumlah siswa yang
tuntas belajarnya pada keadaan awal sebanyak 5 siswa (33,33%), setelah
dilaksanakan perbaikan dengan penerapan penerapan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) pada
siklus I meningkat menjadi 9 siswa atau 60% dan pada siklus II meningkat
kembali menjadi 15 siswa atau 100%. Adapun penjelasan mengenai penurunan siswa
yang belum tuntas belajarnya pada keadaan awal sebanyak 10 siswa atau 66,67%,
setelah dilaksanakan perbaikan dengan penerapan penerapan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) pada
siklus I menurun menjadi 6 siswa atau 40% dan pada siklus II menurun menjadi 0 siswa
atau 0%.
Penjelasan mengenai peningkatan nilai rata-rata hasil belajar
pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi cara menulis kembali isi cerita pendek
dengan menggunakan penerapan pendekatan contextual
teaching and learning (CTL)
menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan di mana pada kondisi awal
sebesar 59,33 meningkat menjadi 64,00 pada siklus I dan pada akhir siklus
II meningkat menjadi 72,67. Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar
siswa dalam bentuk grafik sebagaimana gambar di bawah ini :
Gambar 4.5 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar
Siswa Pada Siklus I dan II
Keberhasilan
proses perbaikan pembelajaran tidak hanya dilihat dari peningkatan hasil
belajar atau nilai tes formatif saja. Minat belajar siswa selama proses
pembelajaran juga merupakan indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Data minat siswa diperoleh dari lembar observasi yang telah diisi oleh observer
selama perbaikan pembelajaran berlangsung. Fokus observasi difokuskan pada
aspek-aspek bisa menjawab, mau bertanya dan aktif dalam kegiatan diskusi. Hasil
observasi pada pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran menunjukkan hasil
yang positifi, dan dibuktikan dengan adanya peningkatan minat siswa pada setiap
siklusnya.
Secara
rinci penjelasan mengenai peningkatan minat siswa dalam proses perbaikan
pembelajaran sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.8 Rekapitulasi
Peningkatan Minat Siswa pada Siklus I dan Siklus II
No
|
Nama Siswa
|
Temuan Awal
|
Siklus I
|
Siklus II
|
|||||||
Nilai
|
Kriteria Ketuntasan
|
Nilai
|
Kriteria Ketuntasan
|
Nilai
|
Kriteria Ketuntasan
|
||||||
1
|
Alpian Nur Alim
|
5
|
-
|
B
|
6
|
T
|
-
|
6
|
T
|
-
|
|
2
|
Riscahyanto
|
4
|
-
|
B
|
6
|
T
|
-
|
6
|
T
|
-
|
|
3
|
Widiya Astuti
|
5
|
-
|
B
|
5
|
-
|
B
|
6
|
T
|
-
|
|
4
|
Anton
|
6
|
T
|
-
|
6
|
T
|
-
|
6
|
T
|
-
|
|
5
|
Asiyatul M
|
6
|
T
|
-
|
6
|
T
|
-
|
6
|
T
|
-
|
|
6
|
Dinas
|
5
|
-
|
B
|
5
|
-
|
B
|
6
|
T
|
-
|
|
7
|
Galih Prasetio
|
5
|
-
|
B
|
6
|
T
|
-
|
6
|
T
|
-
|
|
8
|
Iqbal Juliansah
|
5
|
-
|
B
|
5
|
-
|
B
|
6
|
T
|
-
|
|
9
|
Jeli Rima A
|
6
|
T
|
-
|
7
|
T
|
-
|
7
|
T
|
-
|
|
10
|
Regi Afriyan
|
6
|
T
|
-
|
6
|
T
|
-
|
6
|
T
|
-
|
|
11
|
Rismawati
|
5
|
-
|
B
|
6
|
T
|
-
|
6
|
T
|
-
|
|
12
|
Sugiyanti
|
6
|
T
|
-
|
6
|
T
|
-
|
6
|
T
|
-
|
|
13
|
TrI Hapsari W
|
7
|
T
|
-
|
6
|
T
|
-
|
6
|
T
|
-
|
|
14
|
Yunus Dana M
|
7
|
T
|
-
|
7
|
T
|
-
|
7
|
T
|
-
|
|
15
|
Ayu Ajriyanti
|
5
|
-
|
B
|
3
|
-
|
B
|
7
|
T
|
-
|
|
Jumlah
|
83,00
|
7
|
8
|
86,00
|
11
|
4
|
93,00
|
15
|
0
|
||
Rata-rata
|
5,53
|
46,67
|
53,33
|
5,73
|
73,33
|
26,67
|
6,20
|
100
|
0
|
Dari tabel 4.8 di atas dapat dijelaskan tentang
siswa yang tuntas dan belum tuntas dilihat dari minat belajarnya, yaitu :
a. Siswa tuntas dilihat dari minat
belajar
1. Pada temuan awal, siswa tuntas dilihat dari minat belajar sebanyak
7 siswa atau 46,67% dari 15 siswa.
2. Pada siklus I, siswa tuntas dilihat dari minat belajar sebanyak 11
siswa atau 73,33% dari 15 siswa.
3. Pada siklus II, belum tuntas dilihat dari minat belajar sebanyak 15
siswa atau 100% dari 15 siswa.
b. Siswa yang belum tuntas dilihat dari minat
belajar
1. Pada temuan awal, siswa belum tuntas dilihat dari minat belajar
sebanyak 8 siswa atau 53,33% dari 15 siswa.
2. Pada siklus I, siswa belum tuntas dilihat dari minat belajar sebanyak
4 siswa atau 26,67% dari 15 siswa.
3. Pada siklus II, tidak ada siswa yang tidak tuntas dilihat dari minat
belajar dari 15 siswa.
Secara jelas peningkatan minat siswa
selama proses perbaikan pembelajaran sebagaimana dijelaskan pada gambar di
bawah ini :
Gambar 4.6
Grafik Ketuntasan Siswa Berdasarkan
Tingkat Minat Siswa Pada Siklus I dan II
Dari hasil observasi mengenai minat siswa
tersebut berdasarkan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil karena
peningkatan minat siswa mencapai angka 100% dari 75% batasan minimal yang telah ditentukan pada kriteria
keberhasilan proses perbaikan pembelajaran.
Atas dasar pertimbangan sebagaimana diurakan di atas,
maka peneliti dan observer sepakat memutuskan bahwa kegiatan perbaikan
pembelajaran diakhiri pada siklus II.
D.
Hasil Tindakan
Berdasarkan data-data hasil pelaksanaan perbaikan
pembelajaran sebagaimana diuraikan di atas berupa data hasil tes formatif
siklus I, tes formatif siklus II dan data hasil observasi siklus I dan II maka
dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar dan minat
siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi cara menulis kembali isi cerita
pendek di kelas IV SD Negeri Pangawaren 03 Kecamatan Karangpucung Kabupaten
Cilacap Tahun Pelajaran 2011/2012.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih