PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PERKALIAN BILANGAN DUA ANGKA MENGGUNAKAN
BENDA KONKRET KELAS II SDN .......................
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
…………………*, ………………………….1, …………………… 2
1Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka
2 Prodi, Fakultas, Perguruan Tinggi
e-mail : ………………………………..
ABSTRAK
Penelitian bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika materi perkalian bilangan dengan dua angka menggunakan media benda konkret. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek sebanyak 20 siswa. Teknik pengumpulan data dengan teknik observasi, dokumentasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Aktivitas belajar meningkat dari 7 siswa (35,00%) kondisi awal, meningkat menjadi 12 siswa (60,00%) pada siklus pertama, dan pada siklus II sebanyak 19 siswa (95,00%) dinyatakan tuntas dari batasan minimal 85% siswa dinyatakan tuntas. Nilai hasil belajar meningkat pada setiap siklusnya. Pada kondisi awal sebesar 46,50, meningkat menjadi 57,00 pada siklus pertama dan 68,00 pada siklus kedua, sehingga telah memenuhi KKM=60. Penjelasan ketuntasan belajar sebanyak 6 siswa (30,00%) pada kondisi awal, menjadi 10 siswa (50,00%) pada siklus pertama dan siklus kedua meningkat sebanyak 18 siswa (90,00%) sehingga memenuhi kriteria keberhasilan yaitu minimal 85% siswa dinyatakan tuntas. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa semua indikator dan kriteria keberhasilan telah tercapai pada siklus kedua, sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan selesai pada siklus kedua.
Kata Kunci: aktivitas, hasil belajar, perkalian, media benda konkret
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di harapkan. Pembelajaran matematika sangatlah penting menggunakan media, karena dengan menggunakan media dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar, dan juga membantu siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan apa yang dipelajari. Penggunaan media dalam pembelajaran juga harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Media dalam pembelajaran sangat banyak, maka perlu melakukan pengelompokan terhadap berbagai media pendidikan yang ada. Pengelompokan ini secara praktis dimaksudkan agar memudahkan kita sebagai pengguna dalam memahami prinsip penggunaan, perawatan, dan pemilihan media dalam proses pembelajaran. Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi kemampuannya, cara pembuatannya, maupun cara pemakaiannya. Sebelum menggunakan media dalam pembelajaran, guru harus memahami karakteristik, jenis serta pengelompokan dari media yang akan digunakan. Dengan demikian, guru harus meyakinkan dirinya bahwa media yang akan digunakan tersebut dapat memberikan nilai positif terhadap kualitas pembelajaran yang akan dilakukan..
Menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas, guru seringkali menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran. Khususnya bagi guru matematika dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih menunjukan kekurangan dan keterbatasan. Terutama dalam memberikan hasil konkret dari materi pembelajaran matematika yang disampaikan, sehingga hal tersebut berakibat langsung pada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh para siswa. Kondisi semacam ini akan terus terjadi selama guru masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa dan guru sering kali beranggapan bahwa mereka mengajar hanya menyampaikan materi kepada siswa tanpa mengetahui kondisi siswa serta mengabaikan peran media pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran matematika di kelas II SDN ......................., diperoleh penjelasan bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal pelajaran matematika di SDN ....................... adalah 60. Namun kenyataannya dari hasil evaluasi belajar siswa sangatlah memprihatinkan. Setelah melaksanakan evaluasi pelajaran matematika materi perkalian bilangan dengan dua angka diperoleh hasil 6 siswa atau 30,00% sudah mengalami ketuntasan sedang 17 siswa atau 80% masih di bawah KKM dengan perolehan nilai tertinggi 70 dan terrendah 30 dan perolehan rata-rata secara klasikal sebesar 46,50
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Menurut Suherman (2018:41), pembelajaran akan menghasilkan suatu perubahan dan peningkatan kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan pada diri siswa. Siswa mampu menggali kemampuannya dengan rasa ingin tahunya sehingga interaksi yang terjadi akan menjadi pengalaman dan keinginan untuk mengetahui sesuatu yang baru.
Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting diberikan kepada peserta didik mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi tujuannya untuk memahami betapa pentingnya Matematika dalam kehidupan sehari-hari (Friantini & Winata.,2019). Dalam proses belajar matematika pentingnya menekankan pada kemampuan peserta didik dalam berpikir intuitif dan analitik akan mencerdaskan peserta didik membuat prediksi dan terampil dalam menemukan pola (pattern) dan hubungan atau keterkaitan (relation). Perubahan dalam proses belajar ini, merupakan usaha luar biasa untuk selalu meningkatkan mutu pembelajaran matematika (Destrinelli, Hayati, & Sawinty.,2018).
Untuk mengatasi agar kegiatan proses belajar mengajar aktif dan tidak membosankan maka guru harus dapat menentukan media pembelajaran yang sesuai, dan untuk mengatasi hal tersebut salah satu caranya adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat sasaran ketika menyampaikan materi pelajaran. Belajar harus sesuatu yang menyenangkan, simpel, dan efektif bagi diri siswa.
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran pada saat proses belajar mengajar adalah dengan menggunakan media benda konkret. Media benda konkret dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi sifat-sifat bangun ruang balok dan kubus memegang peranan yang sangat penting sebab dengan adanya media pembelajaran siswa dengan mudah dapat memahami materi tersebut. ) meyatakan bahwa “Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret, yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar”. Artinya, media benda konkret merupakan benda berwujud sebenarnya yang secara langsung dapat dirasakan oleh siswa dalam proses pembelajaran dengan bertujuan untuk memberikan pengalaman nyata, mampu menarik minat dan semangat siswa. Media yang digunakan tidak harus mahal, tapi juga bisa memanfaatkan media yang ada disekitar siswa atau guru bisa menggunakan pengalaman siswa .(Riyana, dkk., 2019,p.78-79).
Dengan menggunakan media benda konkret para siswa lebih mudah memahami hal-hal konkret yang ada di lingkungannya. Dengan menggunakan alat-alat peraga seperti: gelas, kue, buah-buahan, kertas Matematika dan lain sebagainya ternyata sangat membantu siswa memahami konteks permasalahan yang ada. Dengan membawa alat peraga tersebut siswa merasa bahwa aplikasi matematika begitu dekat di dalam keseharian mereka. Alat-alat peraga tersebut ternyata menyederhanakan konsep-konsep yang sulit menjadi mudah dipahami.
Dari penjelasan tersebut maka akan dilakukan kegiatan penelitian menggunakan judul “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian Bilangan Dengan Dua Angka Menggunakan Media Benda Konkret Pada Siswa Kelas II UPTD SDN ....................... Semester 1 Tahun Pelajaran 2022/2023.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tentang permasalahan pembelajaran yang didapatkan bisa ditentukan rumusan masalah yang menjadi fokus yaitu.
1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar matematika materi perkalian bilangan dengan dua angka menggunakan media benda konkret pada siswa kelas II SDN ....................... semester 1 tahun pelajaran 2022/2023?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar matematika materi perkalian bilangan dengan dua angka menggunakan media benda konkret pada siswa kelas II SDN ....................... semester 1 tahun pelajaran 2022/2023?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Selaras penjelasan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini antara lain :
1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika materi perkalian bilangan dengan dua angka menggunakan media benda konkret pada siswa kelas II SDN ....................... semester 1 tahun pelajaran 2022/2023.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa matematika materi perkalian bilangan dengan dua angka menggunakan media benda konkret pada siswa kelas II SDN ....................... semester 1 tahun pelajaran 2022/2023.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran bisa memperoleh manfaat diantaranya :
1. Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang pemilihan pengembangan media pembelajaran khususnya media benda konkret. Memberikan informasi tentang penggunaan media benda konkret dalam pembelajaran matematika pada kelas II di SDN ....................... semester 1 tahun pelajaran 2022/2023 dan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya mencapai tujuan khususnya penggunaan media benda konkret.
2. Praktis
a. Bagi Siswa
Memberi siswa kesempatan belajar langsung tentang pemahaman konseptual, dan literasi melalui penggunaan media konkret pada pembelajaran matematika khususnya perkalian bilangan dua angka, meningkatkan kapabilitas siswa dalam pemecahan masalah, meningkatkan kinerja dan kemampuan akademik siswa, dan menanamkan rasa kerja dan kekompakan di antara sesama siswa.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan untuk memilih pendekatan dan tipe pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan pada siswa dan sebagai alternatif pembelajaran dalam upaya meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas siswa serta upaya mengurangi dominasi guru dalam proses pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Memberi informasi apakah penggunaan media benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas II SDN ........................ dan dapat memberi sumbangan pemikiran kepada pengelola sekolah dalam rangka perbaikan model pembelajaran yang bervariasi.
METODE
Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2018:2) mengungkapkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan paparan gabungan definisi dari tiga kata ”penelitian”, “tindakan”, dan “kelas”. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas diberbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode / siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama.
Siklus dalam PTK diawali dengan perencanaan tindakan, penerapan tindakan, mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, dan melakukan refleksi, dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan diharapkan tercapai (Arikunto, 2018: 34). Berikut ini adalah alur siklus PTK sebagaimana dijelaskan Gambar 3.1.

Gambar 1 Alur Siklus PTK (Arikunto, 2018: 37)
Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan 2 siklus dengan uraikan kegiatan yang dilakukan pada tiap tahapannya sebagai berikut.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Menetapkan waktu penelitian. Menyusun skenario pembelajaran (RPP) menggunakan media pembelajaran benda-benda konkret. Mempersiapkan bahan ajar, sumber belajar, media pembelajaran yang akan digunakan.Mempersiapkan lembar observasi guru, observasi aktivitas siswa, dan soal tes formatif akhir siklus.
b. Pelaksanaan
Kegiatan disesuaikan dengan rancangan kegiatan yang telah dipersiapkan sebelumnya, yaitu.
1) Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam. Guru mengkondisikan peserta didik agar siap untuk melalui pembelajaran. Guru dan peserta didik berdo’a. Guru menyecek kehadiran peserta didik. Guru melakukan apersepsi yang berhubungan dengan materi pelajaran. Guru memberikan motivasi agar peserta didik bersemangat untuk memulai pembelajaran. Guru menyampaikan materi pokok pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari proses pembelajaran yang berlangsung.
2) Kegiatan Inti
Guru membagikan siswa kedalam beberapa kelompok secara heterogen. Guru menyiapkan benda konkret yang akan digunakan dalam pembelajaran. Guru menjelaskan materi pembelajaran yang didukung dengan media konkret yang telah disediakan. Guru mengajak siswa untuk mengamati media konkret yang digunakan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan terhadap benda konkret yang telah disediakan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas bersama kelompok. Guru memilih secara acak dari setiap kelompok untuk menyampaikan hasil dari pengamatan kelompok kedepan kelas.
3) Kegiatan Penutup.
Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang berlangsung apa saja yang telah dipelajari pada hari ini. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran. Guru memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan pendapat tentang pembelajaran pada hari ini dan ditutup dengan doa.
c. Observasi
Pada proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan observasi (pengamatan), dengan cara mengamati jalannya proses pembelajaran dengan penggunaan media konkret. Dalam penelitian ini peneliti hanya berfokus pada pengamatan aktivitas belajar siswa dalam proses kegiatan pembelajaran dan juga aktivitas guru dalam menerapkannya yaitu dengan menggunakan lembar observasi.
d. Refleksi
Pada kegiatan refleksi langah yang dilakukan peneliti adalah mengkaji bagaimana proses pembelajaran, dengan melihat aktivitas guru, serta bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan adanya penggunaan media konkret. Untuk melihat ketercapaian dari hal tersebut dilihat dalam ketercapaian indikator pada siklus I, kemudian mengkaji kekurangan serta membuat daftar permasalahan yang ada pada siklus I. Kemudian membuat suatu perencanaan perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Hal ini dapat dilihat pada perubahan siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran dan juga keterlaksanaan proses pembelajaran oleh guru dengan menganalisis hasil obeservasi sehingga dapat menyimpulkan apa yang perlu perbaikan dan juga dapat melihat target mana yang sudah tercapai. Sehingga menjadi perbaikan di siklus berikutnya.
2. Siklus II
Tahapan pada siklus II seperti pada siklus I, yaitu terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi. Yang membedakan adalah pada siklus II dilakukan beberapa perbaikan pada kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I. Perbaikan tersebut merupakan hasil refleksi yang telah dilakukan pada siklus I. Dengan demikian, siklus II tetap mengacu pada siklus sebelumnya
Analisis data hasil penelitian menggunakan paramater diantaranya.
1. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Peningkatan aktivitas belajar siswa dinilai menggunakan 8 indikator yaitu ) Siswa membaca materi yang akan dipelajari. 2) Siswa berdiskusi dengan teman. 3) Siswa bertanya pada guru atau teman. 4) Siswa menyimak penjelasan dari guru. 5) Siswa membuat catatan tentang materi pelajaran. 6) Siswa menanggapi pendapat teman atau guru. 7) Siswa mengerjakan tes dengan kemampuan sendiri. 8) Siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran (Uno, 2017 : 84). Pedoman penilaian aktivitas belajar siswa berdasarkan penjelasan yang tertera pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa
|
No |
Rentang Nilai |
Kriteria |
Ket |
|
1 |
≥70 |
Tuntas |
|
|
2 |
<70 |
Belum Tuntas |
2. Data Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitaif, sedangkan skala nilai yang digunakan adalah rentang nilai 10 sampai dengan 100. Menurut Arikunto (2010:45) analisis data dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Perolehan nilai setiap siswa melalui tes hasil belajar secara tertulis diolah dengan rumus sebagai berikut :
a.
Ketuntasan Belajar
Klasikal
Keterangan :
A = Ketuntasan
B = Jumlah Siswa Tuntas (siswa mendapat nilai di atas 60)
C = Jumlah Seluruh Siswa
b.
Nilai rata-rata
Keterangan :
X = Nilai
Rata-rata
∑X = Jumlah Nilai Seluruh Siswa
n = Jumlah Seluruh Siswa
Kriteria keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran ditentukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah mencapai tingkat penguasaan materi 70% ke atas atau pencapaian nilai di atas KKM minimal sebesar 60.
2. Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan telah berhasil jika jumlah siswa yang tuntas telah mencapai 85% dari jumlah seluruh siswa.
3. Proses perbaikan pembelajaran (peningkatan aktivitas siswa) dinyatakan berhasil jika 85% lebih dari jumlah siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa dengan penggunaan media benda konkret terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran yaitu berupa peningkatan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran. Dan terjadi peningkatan kualitas hasil yang berupa peningkatan penguasaan materi untuk mata pelajaran matematika.
Penggunaan media benda konkret dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar yang diobservasi pada penelitian ini mencakup 8 jenis aktivitas belajar yaitu 1) Tekun menghadapi tugas; (2) Ulet menghadapi kesulitan; (3) Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah; (4) Lebih senang bekerja mandiri; (5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin; (6) Dapat mempertahankan pendapatnya; (7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu; (8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Perolehan tentang penganalisisan data yang didapatkan dari tiap tahapan siklus yang dilakanakan baik data tentang aktivitas dan hasil belajar pada saat kegiatan penelitian berlangsung dengan materi perkalian bilangan dengan dua angka memanfaatkan media benda konkret siswa kelas 2 UPTD SDN ....................... semester 1 tahun pelajaran 2022/2023 sebagaimana dijelaskan :
Tabel 2
Rekapitulasi Hasil dan Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
|
No |
Uraian |
Nilai Rata-2 |
Siswa Tuntas |
Siswa Belum Tuntas |
||
|
Frekuensi |
% |
Frekuensi |
% |
|||
|
1 |
Awal |
46,50 |
6 |
30 |
14 |
70 |
|
2 |
Siklus I |
57 |
10 |
50 |
10 |
50 |
|
3 |
Siklus II |
68 |
18 |
90 |
2 |
10 |
Dalam
bentuk grafik penjelasan
mengenai tabel di atas dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2
Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata, dan Ketuntasan Belajar Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus I dan II
Berdasarkan penjelasan sebagaimana terlihat pada tabel dan gambar sebelumnya bisa dijelaskan sebelum pemberian tindakan, dimana pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah, dari 20 siswa, hanya 30,00% atau 6 siswa yang dinyatakan tuntas untuk mata pelajaran matematika. Rata-rata dari nilai ulangan siswa adalah 46,50. Kemudian peningkatan yang baik dicapai setelah diberikannya tindakan dengan penggunaan media benda konkret. Dimana dari hasil tes yang diberikan persentase ketuntasan siswa mencapai 50,00% atau 10 siswa dengan rata-rata nilai 57,00. Kemudian peningkatan masih terjadi pada siklus II, yaitu ketuntasan siswa sebagai tanda tingkat pengusaan siswa terhadap materi matematika sebesar 90,00% atau 18 siswa. Rata-rata untuk nilai siswa pun meningkat menjadi 68,00.
Perolehan data tentang kenaikan data aktivitas belajar yang didapat siswa pengimplementasian media benda konkret dijelaskan tabel berikut.
Tabel 3
Rekapitulasi Aktivitas belajar Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
|
No |
Siklus |
Tuntas |
% |
Belum Tuntas |
% |
|
1 |
Awal |
7 |
35 |
13 |
65 |
|
2 |
Siklus I |
12 |
60 |
8 |
40 |
|
3 |
Siklus II |
19 |
95 |
1 |
5 |
Dalam bentuk grafik penjelasan mengenai tabel di atas dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 3
Grafik Peningkatan Aktivitas belajar Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan penjelasan yang tersaji pada tabel dan grafik di atas didapatkan penjelasan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa sebesar 35,00%. Kemudian pada siklus I penelitian ini, rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dapat meningkat menjadi 60,00%. Peningkatan juga masih terus terjadi pada siklus II, yaitu menjadi 95,00%..
B. Pembahasan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penggunaan media benda konkret dapat memberikan manfaat yang positif kepada siswa dan juga guru. Peningkatan mutu pembelajaran yang tercermin dari peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dapat dicapai dengan penerapan model pembelajaran ini. Dan berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran matematika. Kualitas proses disini adalah berupa peningkatan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dan untuk peningkatan kualitas hasil dapat dilihat dari tingkat pengusaan siswa terhadap materi yang diberikan. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan peran siswa dalam mengerjakan tugas kelompok. Dimana mereka diberi kesempatan untuk bekerja sama dan menyatukan pendapat dalam menyelesaikan tugas dari guru. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Sundari (2019) yang menyatakan bahwa akitivtas adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Sehingga keaktifan siswa dalam proses belajar sangat diperlukan untuk upaya mencapai tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar yang maksimal
Penggunaan media konkret, langkah pertama yang dilakukan oleh guru adalah guru membagikan siswa kedalam beberapa kelompok secara heterogen, kemudian guru menyiapkan media benda konkret yang akan digunakan dalam pembelajaran, langkah selanjutnya guru menjelaskan materi pembelajaran yang didukung dengan media konkret yang telah disediakan, guru mengajak siswa untuk mengamati media konkret yang digunakan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan terhadap benda konkret yang telah disediakan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas bersama kelompokm daan guru memilih secara acak dari setiap siklus untuk menyampaikan hasil dari pengamatan didepan kelas.
Hal tersebut selaran dengan pernyataan (Maharani (2017) yang menyebutkan bahwa media konkret memiliki fungsi selain untuk memberi pengalaman nyata dalam kehidupan siswa juga berfungsi untuk menarik minat belajar bagi siswa, dan pernyataan Indriyani et al., (2019) yang menyebtukan bahwa penggunaan media benda konkret dalam pembelajaran juga sangat membantu kelancaran dan penyampaian materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik dan dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan yang lebih tahan lama, karena peserta didik mendapatkan pengalaman secara nyata dan langsung
Selain itu penggunaan media benda konkret juga dapat meningkatkan kinerja siswa tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sangat sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berfikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik (Arends, 2018:5)
Dari uraian tersebut di
atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan media benda konkret pada pembelajaran matematika materi perkalian bilangan dengan dua angka
pada siswa kelas II UPTD SDN ................. semester 1 tahun pelajaran 2022/2023 terbukti
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Melihat data hasil analisis yang diperoleh, peneliti bisa menuliskan tentang simpulan hasil penelitian, yaitu.
1. Pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika materi perkalian bilangan dengan dua angka pada siswa kelas II UPTD SDN Bumijaya Sebelum menggunakan media benda konkret skor rata-rata hasil observasi aktivitas belajar Matematika siswa belum menunjukkan aktivitas belajar matematika dengan baik, yakni hanya sebesar 7 siswa (35,00%) kondisi awal, meningkat menjadi 12 siswa (60,00%) pada siklus pertama, dan pada siklus II sebanyak 19 siswa (95,00%) dinyatakan tuntas dari batasan minimal 85% siswa dinyatakan tuntas.
2. Siswa Kelas II UPTD SDN Bumijaya memberikan respons positif terhadap penggunaan media benda konkret pada mata pelajaran matematika. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang diperoleh dari nilai hasil belajar dan ketuntasan belajar yang meningkat pada setiap siklusnya. Nilai hasil belajar meningkat pada setiap siklusnya. Pada kondisi awal sebesar 46,50, meningkat menjadi 57,00 pada siklus pertama dan 68,00 pada siklus kedua, sehingga telah memenuhi KKM=60. Penjelasan ketuntasan belajar sebanyak 6 siswa (30,00%) pada kondisi awal, menjadi 10 siswa (50,00%) pada siklus pertama dan siklus kedua meningkat sebanyak 18 siswa (90,00%) sehingga memenuhi kriteria keberhasilan yaitu minimal 85% siswa dinyatakan tuntas.
B. Saran Tindak Lanjut
Dari simpulan di atas, peneliti menyampaikan beberapa saran dan upaya tindak lanjut yaitu.
1. Siswa
Siswa diharapkan mampu mengikuti setiap tahap dalam pembelajaran dengan menggunakan media benda konkret karena hal ini sangat bermanfaat bagi peningkatan aktivitas siswa. Siswa hendaknya lebih kritis dan berani untuk berpendapat dan bertanya pada teman atau guru, sehingga tercipta interaksi antarsiswa maupun siswa dengan guru yang membuat suasana pembelajaran menjadi lebih hidup..
2. Guru
Guru hendaknya lebih cermat dalam memilih penggunaan variasi penerapan model pembelajaran yang dapat membantu siswa mengembangkan potensi yang dimilikinya.
3. Sekolah
Sekolah menyediakan media pembelajaran yang dirancang bagi siswa dan guru atau memakai yang sesuai dengan materi/kurikulum perkembangan zaman khususnya pada mata pelajaran matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tabany, Trianto, I.B. (2017). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,. Progesif, dan Kontekstual. Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama
Arends, Richard. 2018. Learning to Teach : Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Arikunto, Suharsimi. (2018). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Destrinelli, D.,
Hayati, D.K., & Sawinty, E. 2018. Pengembangan media konkret pada
pembelajaran tema lingkungan kelas III sekolah dasar. Jurnal
Gentala Pendidikan Dasar, 3(2), 313-333.
Dwi Surjono, Herman. 2017. Multimedia Pembelajaran Interaktif. Yogyakarta: UNY Press.
Friantini, R. N.,
& Winata, R. (2019). Analisis Minat Belajar pada Pembelajaran Matematika.
JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia), 4(1), 6.
Indriyani, D., Mawardi, M., & Wardani, K. W. (2019). Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Melalui Model Inkuiri Berbantuan Media Konkret Pada Siswa Kelas 5 Sd Negeri Mangunsari 05 Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurnal Basicedu, 3(1), 27 32. https://doi.org/10.31004/basicedu.v3i1.67
Maharani, B. Y. dan A. T. A. H. (2017). Penerapan model pembelajaran discovery learning berbantuan benda konkret untuk meningkatkan hasil belajar IPA. E-Jurnal Mitra Pendidikan, 1(5), 549–561.
Riyana ; Retnasari, Septi Lisa & Supriyadi, Amroni. (2019). Penggunaan Benda Konkret Sebagai Media Untuk Meningkatk Keterampilan Menghitung Pada Pembelajaran Tematik Siswkelas I Sekolah Dasar. Jurnal Prosiding Pendidikan Profesi Guru, Yogyakarta : UAD
Suherman, S., Komarudin, K., Rosyid, A., Aryanita, S., Asriyanto, D., Aradika Putra, T., & Anggoro, T. (2018). Improving Trigonometry Concept Through STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) Learning. International Conference On Multidisciplinary Academic (ICMA).
Tri Mahardika Pratiwi, Inesa, (2018). Peran Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 3 No. 2, Juli 2018, Hal. 173-181







0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih