Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Sunday, 17 January 2021

 

 

Loggo

 

 

 

 

 

 

 

 

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

 

 

UPAYA MENIGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR  SOSIOLOGI MATERI KETIMPANGAN SOSIAL SEBAGAI DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL DI TENGAH GLOBALISASI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SISWA

KELAS XII ISS SMAN  ........................ SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

 

 

 

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Kenaikan Pangkat IV/b

Unsur Pengembangan Profesi Guru

 

 

 

 

 

 

 

 

................

NIP. ................

 

 

 

 

 

 

SMA N 1 ................

Jl. …………………………….., Kecamatan ................,

Kabupaten ……………… Provinsi ………………..

2020

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(CLASSSROOM ACTION RESEARCH)

 

 

1.   a.   Judul Penelitian                    :  Upaya Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Materi Ketimpangan sosial sebagai Dampak Perubahan Sosial di Tengah Globalisasi Menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation Siswa Kelas XII ISS SMAN  ........................ Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020

      b.   Bidang Ilmu                         : Sosiologi

      c.   Kategori Penelitian              :  Teknik Pembelajaran

      d.   Jenis Penelitian                     : Penelitian Tindakan Kelas

2.   Identitas  Peneliti

      a.   Nama Lengkap dan Gelar    : ................

      b.   NIP                                      :  ................

      c.   Pangkat / Golongan             : …………..

      d.   Jabatan                                 : Guru Mata Pelajaran

      e.   Instansi                                 : SMAN  ........................

      f.    Tempat Penelitian                :  SMAN  ........................

3.   Lama Penelitian                         : 3 bulan (Bulan Januari 2020 s.d bulan Maret 2020)

4.   Sumber Biaya                             : Swadaya

 

 

 

                        Mengetahui                                   ................,  16 Maret 2020

                  Kepala Sekolah                                                      Peneliti

 

 

 

            ……………………….                                              ................

         NIP. ……………………..                                      NIP. ................

 

Mengesahkan

Pengawas Sekolah 

 

 

 

 

 

………………………

NIP. …………………….

ABSTRAK

 

 

Pembelajaran sosiologi siswa kelas XII ISS SMAN  ........................ yang selama ini masih kurang memaksimalkan peran serta keterlibatan siswa. Hal ini mengakibatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaranpun kurang, dan hasil belajar siswa belum maksimal. Untuk memecahkan permasalahan agar dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model group investigation.  Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas dengan subjek siswa kelas XII ISS SMAN  ........................ sebanyak 32 siswa terdiri dari 14 laki-laki dan 18 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan ada dua macam, yaitu teknik tes dan non tes (observasi dan dokumentasi). Teknik tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran sosiologi materi ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di tengah globalisasi, sedangkan teknik nontes digunakan untuk mengetahui peningkatan partisipasi belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Validasi data dilakukan dengan teknik triangulasi. Analisis data dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Group Investigation pembelajaran sosiologi materi ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di tengah globalisasi dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Hal ini terindikasi dari peningkatan partisipasi belajar menunjukkan peningkatan dari 13 siswa atau 40,63% pada studi awal menjadi 22  siswa atau 68,75%  pada siklus pertama dan 30 siswa atau 93,75% pada siklus terakhir, sedangkan peningkatan hasil belajar studi awal sebesar kondisi awal sebesar 58,13  meningkat menjadi 68,13  pada siklus I dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 78,13 serta didukung dengan peningkatan ketuntasan belajar pada keadaan awal sebanyak 8 siswa (25,00%), setelah dilaksanakan perbaikan dengan penerapan model Group Investigation pada siklus I meningkat menjadi 20 siswa atau 62,50% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 28 siswa atau 87,50%.  Dari perolehan penjelasan di atas maka  disimpulan bahwa penerapan model group investigation terbukti mampu meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa kelas XII ISS SMAN  ........................ pada pembelajaran sosiologi materi ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di tengah globalisasi pada semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020.

 

Kata Kunci : partisipasi, hasil belajar, group investigation

 

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rachmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Materi Ketimpangan sosial sebagai Dampak Perubahan Sosial di Tengah Globalisasi Menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation Siswa Kelas XII ISS SMAN  ........................ Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020" dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Penyusunan laporan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam Kenaikan Pangkat ke Golongan IV/b.

Penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan sebagai salah satu persyaratan kenaikan pangkat guru, sebagai bukti bahwa telah melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di sekolah dasar tempat peneliti melaksanakan tugas sehari-hari.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa laporan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan yang selayaknya dari Tuhan Yang Maha Esa.

Laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga laporan penelitian tindakan kelas ini dapat menambah pengetahuan dan kemampuan guru secara khusus dan menambah wawasan dalam dunia pendidikan pada umumnya.

 

................,    Maret 2020

Peneliti

 

 

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..........................................................................................      i

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................     ii

ABSTRAK..........................................................................................................    iii

KATA PENGANTAR........................................................................................    iv

DAFTAR ISI.......................................................................................................     v

DAFTAR TABEL...............................................................................................    vi

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................   vii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... viii

 

BAB    I     PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah ..............................................................     1

B.  Identifikasi Masalah ....................................................................     4

C.  Rumusan Masalah .......................................................................     4

D.  Tujuan Penelitian .........................................................................     5

E.   Manfaat Penelitian ......................................................................     5

 

BAB    II   LANDASAN TEORI

A.  Kajian Teori.................................................................................     7

B.  Kerangka Pikir Penelitian............................................................   22

C.  Hipotesis Tindakan......................................................................   24

 

BAB    III METODE PENELITIAN         

A.  Setting Penelitian.........................................................................   25

B.  Metode dan Rancangan Penelitian .............................................   25

C.  Subjek Penelitian..........................................................................   26

D.  Teknik dan Alat Pengumpulan Data ...........................................   27

E.   Validasi Data...............................................................................   28

F.   Analisis Data................................................................................   29

G.  Prosedur Penelitian .....................................................................   30

H.  Indikator Keberhasilan.................................................................   33

 

BAB    IV  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.  Deskripsi Data.............................................................................   34

B.  Hasil Penelitian............................................................................   47

C.  Pembahasan.................................................................................   49

 

BAB    V   SIMPULAN DAN SARAN                  

A.  Simpulan .....................................................................................   55

B.  Saran ...........................................................................................   55

 

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

 

 

DAFTAR TABEL

TABEL                                                                                                       Halaman

 

Tabel   3.1     Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa...................................      29

Tabel   4.1     Rekapitulasi Hasil Tes Formatif pada Kondisi Awal .................      34

Tabel   4.2     Rekapitulasi Hasil Observasi Partisipasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal                 35

Tabel   4.3     Rekapitulasi Hasil Tes Formatif  pada Siklus I...........................      38

Tabel   4.4     Rekapitulasi Hasil Observasi Partisipasi Belajar Siswa pada Siklus Pertama                40

Tabel   4.5     Rekapitulasi Hasil Tes Formatif  pada Siklus II..........................      44

Tabel   4.6     Rekapitulasi Hasil Observasi Partisipasi Belajar Siswa Pada Siklus II             45

Tabel   4.7     Rekapitulasi Peningkatan Hasil dan Ketuntasan  Belajar Siswa pada Kondisi Awal , Siklus I dan Siklus II.......................................................................................      47

Tabel   4.8     Rekapitulasi Peningkatan Partisipasi belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II                                                                                                           48

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR                                                                                                  Halaman

Gambar    2.1 Diagran Alur Kerangka Pikir....................................................      23

Gambar    3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas................................................      26

Gambar    4.1 Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Hasil Nilai Tes Formatif pada Kondisi Awal           .................................................................................................. 35

Gambar    4.2  Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Obsevasi Partisipasi belajar pada Kondisi Awal      .................................................................................................. 36

Gambar    4.3 Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Hasil Nilai Tes Formatif pada Siklus Pertama         .................................................................................................. 39

Gambar    4.4  Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Obsevasi Partisipasi belajar pada Siklus Pertama     .................................................................................................. 40

Gambar    4.5 Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Hasil Nilai Tes Formatif pada Siklus Kedua            .................................................................................................. 45

Gambar    4.6 Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Obsevasi Partisipasi belajar pada Siklus Kedua       .................................................................................................. 46

Gambar    4.7  Grafik Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II                      47

Gambar    4.8  Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa  Pada Kondisi Awal, Siklus I dan II       .................................................................................................. 48

Gambar    4.9  Grafik Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Partisipasi belajar Siswa Pada Siklus I dan II..................................................................................................      49

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN                                                                                                             

Lampiran      1        Surat Ijin Penelitian

Lampiran      2        Jurnal Kegiatan Penelitian

Lampiran      3.a     Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran      3.b     Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran      4.a     Daftar Nilai  Tes Hasiil Belajar Siswa (Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II)

Lampiran      4.b     Daftar Nilai Hasil Observasi Peningkatan Partisipasi Belajar (Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II)

Lampiran      5        Berkas Instrumen Pengumpulan Data

Lampiran      6.       Contoh Hasil Pekerjaan Siswa

Lampiran      7        Daftar Hadir Siswa (Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II)

Lampiran      8        Foto Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran

a.    Pra Siklus

b.    Siklus I Pertemuan Pertama

c.    Siklus I Pertemuan Kedua

d.   Siklus II Pertemuan Pertama

e.    Siklus II Pertemuan Kedua

Lampiran      9        Berkas Pelaksanaan Seminar PTK

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Kurikulum yang berlaku saat ini dan secara umum sudah digunakan di berbagai sekolah yaitu kurikulum 2013 revisi. Munculnya kurikulum 2013 revisi merupakan penyempurnaan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 revisi diberlakukan untuk mempersiapkan peserta didik yang aktif, kreatif, dan inovatif supaya mampu menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menuntut peserta didik untuk berperan lebih aktif selama pelaksanaan pembelajaran. Dengan kata lain, dalam pelaksanaan pembelajaran bukan hanya guru yang menjadi subjek pembelajaran melainkan peserta didik juga menjadi subjek dan objek dalam pelaksanaan pembelajaran. Salah satu peran guru yaitu berperan sebagai fasilitator yang bertugas membimbing dan mengarahkan peserta didik selama pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut dikemukakan oleh Heryadi (2014:54) bahwa peranan guru antara lain sebagai informator, organisator, konduktor, katalisator, pengaruh, inisiator, moderator, transmutter, fasilitator, dan evaluator.

Dari banyaknya mata pelajaran yang dipelajari di SMA, Sosiologi merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang berasal dari rumpun ilmu-ilmu sosial. Pada hakikatnya ada dua sasaran tujuan pembelajaran sosiologi yaitu sasaran yang bersifat kognitif dan sasaran yang bersifat praktis. Sasaran kognitif pada pembelajaran sosiologi adalah memberikan pengetahuan dasar sosiologi agar siswa mampu menelaah komponen-komponen individu, kebudayaan dan masyarakat secara rasional. Adapun sasaran praktis pada pembelajaran Sosiologi di tujukan untuk mengembangkan keterampilan sikap dan perilaku secara rasional, sikap dan perilaku ini tentunya dalam rangka menghadapi kemajemukan masyarakat, situasi sosial dan berbagai masalah sosial lainnya.

 

Dalam materi Sosiologi memuat secara mendetail apa saja dan bagaimana perilaku sosial itu bisa terjadi. Perilaku sosial yang terjadi di dalam masyarakat juga di jelaskan tidak hanya perilaku yang baik tetapi juga ada perilaku yang menyimpang. Sehingga mengajarkan pada siswa bahwa perilaku yang menyimpang, hanya akan merugikan dan memberikan efek yang tidak baik untuk perkembangan mental siswa. Program yang memberikan berbagai kemampuan seseorang untuk hidup dalam masyarakat yaitu mata pelajaran Sosiologi yang memfokuskan pada meningkatkan kemampuan siswa agar mampu mengaktualisasikan potensi potensi diri mereka, khususnya dalam mengambil dan mengungkapkan status dan perannya masing-masing di dalam masyarakat. Sosiologi dimaksudkan untuk memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam memahami konsep-konsep Sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial.

Dalam implementasinya Sosiologi memiliki peranan penting dalam pembentukan perilaku siswa di sekolah antara lain, dalam proses pembelajaran yaitu guru Sosiologi memberikan pengajaran secara langsung mengenai pengetahuan dasar Sosiologi agar siswa mampu memahami dan menelaah komponen-komponen individu, kebudayaan dan masyarakat secara rasional. Selain itu juga guru Sosiologi bukan hanya di tuntut sebagai pemberi materi pembelajaran saja, tetapi juga bertanggung jawab mengembangkan keterampilan sikap dan perilaku siswa secara rasional. Sehingga dalam melakasanakan pembelajaran sosiologi, guru harus memperhatikan unsur-unsur pembelajaran seperti materi, strategi, metode, media, sumber sampai evaluasi pembelajaran yang akan dilakukan.

Pada pembelajaran sosiologi pada materi ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di tengah globalisasi di kelas XII ISS SMAN  ........................ bahwa masih banyak peserta didik ketika mempelajari puisi rakyat mengalami kesulitan memahami isi materi karena metode pembelajaran yang digunakan kurang dipahami serta kreativitas dan keaktifan peserta didik masih belum maksimal. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan dalam penggunaan model pembelajaran yang belum optimal, dan belum menguasai teknik yang harus dilakukan dalam upaya mengidentifikasi informasi dan menyimpulkan materi ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di tengah globalisasi.  Hasil observasi pada kegiatan pra penelitian di kelas XII ISS SMAN  ........................ menunjukkan hanya terdapat 8 siswa atau 25,00% dari 32  siswa yang dinyatakan tuntas, sedangkan sebanyak 24 siswa atau 87,50% dinyatakan belum tuntas dengan perolehan nilai rata-rata secara klasikal sebesar 58,13.

Mengacu pada permasalahan tersebut, peneliti merasa tergugah untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini, peneliti memiliki ide untuk melaksanakan pembelajaran mengidentifikasi informasi dan menyimpulkan materi ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di tengah globalisasi secara lebih efektif dan menyenangkan dengan memilih model pembelajaran Group Investigation. Model pembelajaran Group Investigation dalam pelaksanaannya akan membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir, pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan, peserta didik siap dengan berbagai kemungkinan mengenai soal yang akan didapatkan, dan peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran sosiologi khususnya pada materi ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di tengah globalisasi.

Pada dasarnya, Group Investigation merupakan varian dari diskusi kelompok. Tujuan dari Group Investigation adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain untuk meningkatkan kerjasama siswa. Penerapan model pembelajaran group Investigation dalam pembelajaran sosiologi karena pelajaran sosiologi yang membutuhkan pemahaman tentang konsep-konsep yang mendasar. Penerapan konsep-konsep yang mendasar dibutuhkan langkah-langkah pembelajaran yang optimal, sehingga diharapkan model group Investigation siswa diharuskan untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills).

Melalui model group Investigation siswa mengalami sendiri usaha pada penemuan sesuatu, misalnya mengapa kita perlu menjaga lingkungan. Siswa memperoleh pengertian dan pemahaman lebih  mendalam tentang materi dalam pelajaran sosiologi dan yang telah dipelajari akan tetap melekat padanya. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif group Investigation sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi materi ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di tengah globalisasi, dengan formulasi judul penelitian yaitu: “Upaya Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Materi Ketimpangan sosial sebagai Dampak Perubahan Sosial di Tengah Globalisasi Menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation Siswa Kelas XII ISS SMAN  ........................ Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020”.

B.  Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu;

1.    Proses pembelajaran menerapkan paradigma lama, yaitu guru merupakan pusat kegiatan belajar di kelas (teacher centered), yang akibatnya siswa menjadi kurang aktif.

2.    Penggunaan model dan metode pembelajaran yang kurang bervariatif menyebabkan kurangnya antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sosiologi.

3.    Perilaku siswa kelas XII ISS selama pembelajaran menunjukkan pada rendahnya partisipasi siswa dalam belajar.

C.  Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “

1.    Bagaimana peningkatan partisipasi  siswa pada mata  pelajaran sosiologi materi ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di tengah globalisasi siswa kelas XII ISS SMAN  ........................ Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020 melalui penerapan model pembelajaran group Investigation?

2.    Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada mata  pelajaran sosiologi materi ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di tengah globalisasi siswa kelas XII ISS SMAN  ........................ Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020 melalui penerapan model pembelajaran group Investigation?

D.  Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari  pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk:

1.    Mengetahui peningkatan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi materi ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di tengah globalisasi melalui penerapan model pembelajaran group Investigation di kelas XII ISS SMAN  ........................ Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020.

2.    Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi materi ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di tengah globalisasi melalui penerapan model pembelajaran group Investigation di kelas XII ISS SMAN  ........................ Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020.

E.  Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan ini dapat bermanfaat bagi;

1.    Manfaat Teoretis

Jika penelitian tindakan kelas ini terbukti bahwa dengan menggunakan model pembelajaran group Investigation pembelajaran mampu meningkatkan kualitas atau hasil belajar siswa pada pelajaran sosiologi. Berarti hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan teori untuk kegiatan-kegiatan penelitian selanjutnya. Selebihnya penelitian ini juga akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya sosiologi dan menambah khasanah bagi dunia pendidikan.

 

2.    Manfaat Praktis

a.    Guru

1)   Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran sosiologi

2)   Meningkatkan kreativitas guru dalam pembelajaran sosiologi

3)   Dengan menggunakan model pembelajaran group Investigation pembelajaran guru dapat meningkatkan pemahaman siswa pada saat pembelajaran sosiologi.

b.    Siswa

1)   Sebagai masukkan kepada siswa untuk meningkatkan kegiatan belajarnya, mengoptimalkan kompetensi berfikir positif dalam mengembangkan dirinya di tengah-tengah lingkungan dalam meraih keberhasilan belajar.

2)   Siswa lebih aktif, inovatif, kretif dan terampil dalam pembelajaran sosiologi

3)   Siswa lebih termotivasi dan berminat dalam mengikuti proses pembelajaran.

c.    Sekolah

Memberikan masukan kepada lembaga pendidikan dasar atau sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi dan media pembelajaran yang inovatif, kreatif dan beragam, khususnya dalam pembelajaran sosiologi.

 

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.      Kajian Teori

1.    Partisipasi Belajar Siswa

Menurut Suryosubroto (2009:18) partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu “partisipation“ yang berarti pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Partisipasi juga merupakan penyertaan mental dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan tujuan bersama guna tercapainya tujuan tersebut. Menurut Mulyasa (2009:41), partisipasi sering diartikan sebagai keterlibatan siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.

Partisipasi siswa berarti keikutsertaan siswa dalam suatu
kegiatan yang ditunjukkan dengan perilaku fisik dan psikisnya. Belajar
yang optimal akan terjadi bila siswa berpartisipasi secara tanggung
jawab dalam proses belajar. Keaktifan siswa ditunjukkan dengan
partisipasinya. Keaktifan itu dapat terlihat dari beberapa perilaku
misalnya mendengarkan, mendiskusikan, membuat sesuatu, menulis
laporan, dan sebagainya. Partisipasi siswa dibutuhkan dalam
menetapkan tujuan dan dalam kegiatan belajar dan mengajar
(Hasibuan & Moedjiono, 2006 : 7). Partisipasi diperlukan dalam
proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat
untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan maksudnya
siswa harus aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan
prinsip atau asas sangat penting dalam proses pembelajaran.
Menurut pendapat Tjokrowinoto dalam Suryobroto (2009 : 278)
partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang di dalam
situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan
daya pikir dan perasaan mereka bagi terciptanya tujuan-tujuan bersama
tanggung jawab terhadap tujuan tersebut.

Jerrold dalam Yeni Herawati (2008:85) berpendapat bahwa
partisipasi tersebut dapat diwujudkan dengan berbagai hal,
diantaranya:

a.    Keaktifan siswa di dalam kelas

Misalnya aktif mengikuti pelajaran, memahami penjelasan guru,
bertanya kepada guru, mampu menjawab pertanyaan dari guru dan
sebagainya.

b.    Kepatuhan terhadap norma belajar.

Misalnya mengerjakan tugas sesuai dengan perintah guru, datang tepat waktu, memakai pakaian sesuai dengan ketentuan, dan
sebagainya.

Dari uraian yang disampaikan oleh Jerrold partisipasi tersebut dapat
dikembangkan lagi menjadi beberapa jenjang, yaitu :

a. Menerima, yaitu siswa mau memperhatikan suatu kejadian atau
kegiatan. Contohnya siswa mau mendengarkan apa yang di sampaikan oleh guru dan mengamati apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

b. Menanggapi, yaitu siswa mau terhadap suatu kejadian dengan
berperan serta. Contoh : menjawab, mengikuti, menyetujui, menuruti perintah, menyukai dan sebagainya.

c. Menilai, yaitu siswa mau menerima atau menolak suatu kejadian
melalui pernyataan sikap positif atau negatif. Contohnya : menerima, mendukung, ikut serta, meneruskan, mengabdikan diri, dan sebagainya.

d. Menyusun, yaitu apabila siswa berhadapan dengan situasi yang
menyangkut lebih dari satu nilai, dengan senang hati menyusun
nilai tersebut, menentukan hubungan antara berbagai nilai dan
menerima bahwa ada nilai yang lebih tinggi daripada yang lain.
Contoh : menyusun, memilih, mempertimbangkan, memutuskan,
mengenali, membuat rencana dan sebagainya.

e. Mengenali ciri karena kompleks nilai, yaitu siswa secara
konsisten bertindak mengikuti nilai yang berlaku dan
menganggap tingkah laku ini sebagai bagian dari kepribadiannya.
Contoh : percaya, mempraktekkan, melakukan, mengerjakan.

Di dalam proses pembelajaran guru dapat meningkatkan
partisipasi siswa dengan menimbulkan keaktifan belajar pada diri
siswa. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru (Yeni herawati, 2008)
diantaranya :

a. Menggunakan multimetode dan multimedia.

b. Memberikan tugas secara individu maupun kelompok.

c. Memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen
dalam kelompok kecil.

d. Memberikan tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat hal
hal yang kurang jelas, serta mengadakan tanya jawab dan diskusi.

Menurut Mulyasa (2011:105) dari segi proses, pembelajaran dan
pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik
terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun maupun social dalam
proses pembelajaran. Di sini perlu kreativitas guru dalam mengajar
agar siswa berpartisipasi dalam pembelajaran. Penggunaan strategi dan
metode yang tepat akan menentukan keberhasilan kegiatan belajar
mengajar. Metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang
dilakukan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih
kondusif karena siswa lebih berperan serta lebih terbuka dan sensitif
dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mampu menciptakan
suasana kelas yang hidup, yaitu ada interaksi antar guru dengan siswa
maupun siswa dengan siswa.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa secara garis besar partisipasi merupakan keikutsertaaan siswa dalam proses pembelajaran yang meliputi menerima respon dari luar, menanggapi suatu permasalahan, dan menjawab dari suatu permasalahan yang sedang di bahas. Partisipasi siswa di dalam kelas akan mempengaruhi proses pembelajaran itu sendiri, dimana dengan partisipasi yang tinggi akan tercipta suasana pembelajaran yang efektif. Partisipasi siswa dalam pembelajaran sangat penting demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncakan bisa dicapai semaksimal mungkin. Tidak ada proses belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik yang belajar. Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan anak didik dalam belajar. Ada keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi.

Bertolak dari permasalahan di atas, guru perlu memberikan respon positif yang berupa upaya membangkitkan partisipasi siswa baik dalam bentuk kontributif maupun inisiatif. Menurut Sukidin (2010:47) partisipasi dibagi menjadi dua :

a.    Partisipasi Kontributif

Bentuk partisipasi kontributif meliputi menyampaikan pertanyaan, pendapat, sanggahan, atau jawaban, mengikuti pelajaran di kelas, mengerjakan tugas terstruktur di kelas dan di rumah dengan baik.

b.    Partisipasi Inisiatif

Bentuk partisipasi inisiatif adalah inisiatif siswa secara spontan dalam mengerjakan tugas mandiri tanpa terstruktur, inisiatif mempelajari dan mengerjakan materi pelajaran yang belum dan akan diajarkan, serta inisiatif membuat catatan ringkas.

Berdasarkan bentuk partisipasi kontributif dan inisiatif di atas, maka indikator partisipasi kontributif yang akan diteliti meliputi menyampaikan pertanyaan, pendapat, sanggahan dan jawaban. Sedangkan partisipasi inisiatif yang akan diteliti meliputi mengerjakan soal-soal atau tugas dan membuat catatan ringkas.

2.    Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa adalah merupakan indikator atau gambaran keberhasilan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga masalah hasil belajar siswa merupakan salah satu problem yang tidak pernah habis dibicarakan dalam dunia pendidikan. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain : strategi dan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam kelas, lingkungan belajar siswa, dan media pengajaran yang digunakan oleh guru. Ketidaktepatan model pembelajaran guru akan berakibat pada rendahnya motivasi dan aktivitas belajar siswa. (Sudjana, 2004:111)

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu (Daryanto, 2007)

Menurut Daryanto (2007: 120) hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Ia juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan diketahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pembelajaran yang telah dicapai. Selanjutnya terkait dengan pengertian hasil belajar.

Sudjana (2002: 22) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam  upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu (Muhibbin, 2003)

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 250-251) hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (dalam Sudjana, 2004: 22) hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:

a.    Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

b.    Ranah Afektif  

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

c.    Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut (Oemar Hamalik,2005: 14)

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama.   Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran di mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif (Oemar Hamalik, 2005: 13)

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

Menurut Oemar Hamalik (2005: 13) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa, (Sudjana, 2002:111)

Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik jika hasil belajar sesuai dengan standar yang diharapkan dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar harus dirumuskan dengan baik untuk dapat dievaluasi pada akhir pembelajaran (BSNP, 2006: 3). Hasil belajar seseorang tidak langsung kelihatan tanpa orang itu melakukan sesuatu untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Namun demikian, hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti 7 program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Muhibbin (2003: 91 -92) menyatakan bahwa hasil belajar juga dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu secara kuantitatif, institusional, dan kualitatif. Aspek kuantitatif menekankan pada pengisian dan pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta-fakta yang berarti. Aspek insitusional atau kelembagaan menekankan pada ukuran seberapa baik perolehan belajar siswa yang dinyatakan dalam angka-angka. Sedangkan aspek kualitatif menekankan pada seberapa baik pemahaman dan penafsiran siswa terhadap lingkungan di sekitarnya. Sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan definisi dan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati setelah mengikuti program belajar mengajar dalam bentuk tingkat penguasaan siswa terhadap pengetahuan dan keterampilan. (Depdiknas, 2004: 17)

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 2002 : 39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (dalam Sudjana 2002: 39) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002 : 39).

Disamping itu hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pembelajaran (Slameto, 2004: 41). Kualitas pembelajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik). Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan.

Menurut Nana Sudjana (2002: 22) dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : 1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar). Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang 10 mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu : motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya. 2. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar). Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap.

3.    Pembelajaran Sosiologi

a.    Pembelajaran Sosiologi Berdasarkan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 khususnya untuk jenjang SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok  Peminatan, pilihan Lintas Minat, dan/atau pilihan Pendalaman Minat. Kelompok Peminatan terdiri atas Peminatan Matematika dan Sains, Peminatan Sosial, dan Peminatan Bahasa. Sejak kelas X peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan yang akan dimasuki. Pemilihan peminatan berdasarkan nilai rapor di SMP/MTs dan/atau nilai UN  SMP/MTs  dan/atau  rekomendasi guru BK di SMP/MTs dan/atau  hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA/MA dan/atau tes bakat minat oleh psikolog dan/atau rekomendasi guru BK di SMA/MA.

Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan antara lain: (a) untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan (b) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau keterampilan tertentu. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan terdiri atas 3 (tiga) kelompok, yaitu: Peminatan Matematika dan Sains, Peminatan Sosial, dan Peminatan Bahasa. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran Sosiologi masuk dalam kelompok mata pelajaran peminatan. Artinya, jika sejak kelas X (di mana peserta didik memulai pendidikan di tingkat SMA) tidak mengambil peminatan sosial, maka siswa tersebut tidak akan mempelajari Sosiologi selama menempuh pendidikan di jenjang SMA, karena Sosiologi termasuk dalam kelompok peminatan sosial. Dalam kurikulum-kurikulum sebelumnya, Sosiologi termasuk dalam mata pelajaran wajib untuk kelas X. Sedangkan untuk kelas XI dan XII, jika siswa memilih/ mengambil program ilmu sosial, maka mereka sudah pasti akan mempelajari mata pelajaran Sosiologi.

b.    Pengertian Pembelajaran Sosiologi

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompokkelompok. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa Sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff berpendapat bahwa Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial (Soerjono Soekanto, 2007: 18)

Perhatian utama sosiologi adalah hubungan sosial, lembaga dan masyarakat yang menjadi unit analisis sendiri dalam ilmu Sosiologi (Puji Qomariyah,2008:9). Kajian sosiologi selalu berkaitan dengan adanya hubungan-hubungan sosial masyarakat, proses-proses sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, konflik sosial yang selalu ada didalam suatu masyarakat. Sedangkan mata pelajaran Sosiologi merupakan bagian ilmu pengetahuan sosial didalam sekolah yang objek kajiannya berkaitan dengan hubungan antara manusia baik itu individu maupun kelompok yang menyangkup dengan berbagai fenomena-fenomena sosial, tipe-tipe lembaga, perubahan, struktur, interaksi, konflik sosial yang menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat dan semuannya itu dikaji dalam mata pelajaran Sosiologi

c.    Tujuan Pembelajaran Sosiologi

Dokumen Kurikulum 2013 menegaskan bahwa Mata pelajaran Sosiologi diajarkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus sebagai berikut: 1) meningkatkan penguasaan pengetahuan Sosiologi di kalangan peserta didik yang berorientasi pada pemecahan masalah dan pemberdayaan sosial; 2) mengembangkan pengetahuan Sosiologi dalam praktek, atau praktek pengetahuan Sosiologi untuk meningkatkan keterampilan sosial peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah sosial; 3) menumbuhkan sikap religius dan etika sosial yang tinggi di kalangan peserta didik sehingga memiliki kepekaaan, kepedulian dan tanggungjawab memecahkan masalah-masalah sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut, materi-materi pembelajaran yang diajarkan dengan berorientasi pada penumbuhan kesadaran individual dan sosial (kelas X), kepekaan dan kepedulian terhadap masalah-masalah sosial dan tanggungjawab pemecahan masalah sosial (kelas XI), dan kemampuan untuk melakukan pemberdayaan sosial (kelas XII).

Pembelajaran sosiologi diberikan di SMA dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan para siswa SMA tentang pemahaman fenomena kehidupan masyarakat dengan segala problematikanya yang ada dalam kehidupan sehari-hari mereka. Materi pelajaran sosiologi mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata di masyarakat. Sehingga idealnya pembelajaran sosiologi di SMA tidak hanya mengajarkan tentang konsep-konsep, namun sampai pada bagaimana menggunakan konsep-konsep dasar sosiologi, pendekatan, metode dan teknik analisis untuk mengkaji berbagai fenomena dan permasalahan yang dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka di masyarakat.

d.   Pendekatan Pembelajaran Sosiologi di SMA

Pembelajaran sosiologi yang bermakna hendaknya mampu memfasilitasi siswanya untuk mengaktualisasikan potensi-potensi diri mereka dalam mengambil dan mengungkapkan status serta peran masing-masing dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat dimana mereka tinggal. Konkritnya kelas-kelas pembelajaran sosiologi hendaknya secara komprehensif memfasilitasi siswanya untuk: 1) menguasai pengetahuan Sosiologi, 2) mengembangkan praktek-praktek pengetahuan Sosiologi untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam memecahkan masalah-masalah sosial, dan 3) menumbuhkan kepekaaan, kepedulian dan  tanggungjawab memecahkan masalah- masalah sosial. Bagi guru sosiologi, ada beberapa hal penting untuk mengimplementasikan konsep ini, yaitu: 1) memahami setiap kompetensi dasar (KD) dengan benar, 2) mengembangkan indikator pencapaian kompetensi (IPK) yang sesuai untuk mencapai KD; 3) mengembangkan aktivitas pembelajaran (pengalaman belajar) yang selaras dengan IPK; 4) mengembangkan RPP yang mengakomodasi aktivitas pembelajaran (pengalaman belajar) beragam dan sesuai untuk mencapai IPK; dan 5) mengembangkan bahan ajar, lembar kegiatan siswa, serta media yang sesuai dan dibutuhkan untuk mencapai IPK, dan 6) mengembangkan instrumen penilaian untuk melihat ketercapaian IPK.

4.    Model Pembelajaran Group Investigation

Menurut Height (dalam Krismanto, 2004: 21), investigasi berkaitan dengan kegiatan mengobservasi secara rinci dan menilai secara sistematis. Jadi investigasi adalah proses penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan selanjutnya orang tersebut mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat  membandingkannya dengan perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil.

Dalam kegiatan di kelas yang mengembangkan diskusi kelas berbagai kemungkinan jawaban itu berimplikasi pada berbagai alternatif jawaban dan argumentasi berdasarkan pengalaman siswa. Akibatnya ialah jawaban siswa tidak selalu tepat benar atau bahkan salah karena prakonsepsi yang mendasari pemikiran siswa tidak benar. Secara khusus istilah “model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu kegiatan. Atas dasar tersebut, maka yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Syarif, 2009:47) Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

Model pembelajaran secara mendasar bukan semata-mata menyangkut kegiatan belajar guru tetapi justru lebih menitikberatkan kepada aktivitas murid. Sehingga hakekat model pembelajaran adalah membantu para pelajar memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar  bagaimana belajar. Dengan demikian aktivitas belajar mengajar benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis. (Syarif, 2009:47)

 Model pembelajaran Group Investigation merupakan salah model kooperatif yang diterapkan di sekolah saat ini. Di dalam pembelajaran ini, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil menggunakan inkuiri kooperatif (pembelajaran kooperatif bercirikan penemuan), diskusi kelompok dan perencanaan kooperatif (Nurasma, 2008:29)

Dalam model Group Investigation ini, siswa tergabung dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari empat sampai delapan anggota. Setelah memilih subtopik dari sebuah topik yang sedang dipelajari seluruh kelas, kelompok-kelompok itu memecahkan sub topik mereka. Setiap kelompok kemudian membuat presentasi/peragaan untuk mengkomunikasikan temuanya kepada seluruh kelas (Kiranawaty, 2007: 25)

Dalam pembelajaran dengan menggunakan model Group Investigation memiliki tiga tujuan, yaitu: 1) Invetigasi kelompok membantu siswa belajar bagaimana menyelidiki suatu topik/materi secara sistematis dan analitis (proses inquiri), 2) Pemahaman yang mendalam atas suatu materi, 3) belajar bagaimana bekerjasama dalam memecahkan suatu masalah.

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dilaksanakan dengan enam tahap yaitu sebagai berikut:

a.    Tahap 1 :  Mengidentifikasikan Topik dan Mengatur Murid ke dalam Kelompok

1)   Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran.

2)   Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih.

3)   Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen.

4)   Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan.

b.    Tahap  2 : Merencanakan Tugas yang akan Dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai: Apa yang kita pelajari? Bagaimana kita mempelajarinya? Siapa melakukan apa? (Pembagian Tugas) Untuk tujuan atau kepentingan apa apa kita menginvestigasi topik ini?

c.    Tahap 3 :     Melaksanakan Investigasi

1)   Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

2)   Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya.

3)   Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua gagasan.

d.   Tahap 4 :     Menyiapkan Laporan Akhir

1)   Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka.

2)   Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.

3)   Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.

e.    Tahap 5 :     Mempresentasikan Laporan Akhir

1)   Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk.

2)   Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif.

3)   Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.

f.     Tahap 6 :     Evaluasi

1)   Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.

2)   Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.

3)   Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi. (Slavin, 2009: 218-220)

Langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran Group Investigation sebagai berikut:

1)   Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen

2)   Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

3)   Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain

4)   Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan

5)   Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok

6)   Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan

7)   Evaluasi

8)   Penutup

B.       Kerangka Pikir

Pada dasarnya setiap proses belajar mengajar bertujuan untuk mencapai perubahan tingkah laku pada diri peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Sehingga dalam setiap kegiatan belajar mengajar selesai diharapkan selalu ada peningkatan hasil belajar peserta didik. Permasalahan pembelajaran dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kurangnya perhatian peserta didik pada penjelasan guru saat proses pembelajaran, beberapa peserta didik lebih senang mengobrol, ada pula peserta didik yang mengantuk, dan melamun dalam proses pembelajaran.

Dalam kegiatan belajar mengajar memuat materi yang akan disampaikan, metode yang di gunakan ataupun media pengajaran yang mendukungnya. Salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan metode pembelajaran group investigation. Dengan penggunaan metode pembelajaran group investigation diharapkan dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Metode group investigation melibatkan peserta didik sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun untuk mempelajarinya melalui investigasi, sehingga peserta didik menjadi lebih aktif, dan dapat menambah pemahaman terhadap materi pelajaran.

Dalam model pembelajaran Group Investigation, siswa dibebaskan membentuk kelompoknya sendiri dengan memilih topik-topik dari unit yang dipelajari oleh seluruh kelas. Siswa yang telah memilih topik kemudian mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan dalam bentuk presentasi atau sejenisnya. Melalui pembelajaran ini, siswa akan dilibatkan secara total dalam pembelajaran sehingga akan memberikan kesempatan siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan meminimalisir kedudukan guru sebagai teacher center khususnya dalam pembelajaran sosiologi.

 Berdasarkan uraian di atas dan tinjauan pustaka dapat di tarik kesimpulan bahwa pengguaan model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Untuk memperjelas kerangka pikir dalam penelitian tindakan kelas ini, maka disajikan dalam bentuk diagram sebagaimana di bawah ini.

 

   

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.1 Diagran Alur Kerangka Pikir

C.      Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas maka hipotesis penelitian tindakan kelas  ini adalah jika dalam pembelajaran sosiologi dengan materi ketimpangan sosial sebagai dampak perubahan sosial di tengah globalisasi digunakan model Group Investigation maka partisipasi dan hasil belajar siswa kelas XII ISS SMAN  ........................ Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020  dapat meningkat.

 


 Untuk mendapatkan file lengkap, silahkan :
klik DOWNLOAD
atau hub. (WA) 081327121707 - (WA) 081327789201 terima kasih

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih