LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MATERI STOP
BULLYING MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF MODEL STUDENT QUESTION HAVE
SISWA KELAS X IPS SMAN 2 ........................ SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Disusun dan Diajukan sebagai
Salah Satu Syarat
Kenaikan Pangkat Golongan
dari ..... ke .....
Oleh :
…………………………………
NIP. …………………….
SMA NEGERI 2 ........................
Jl. .........................................................................................
Kecamatan .................
Kabupaten ........................
2018
LEMBAR PENGESAHAN
1.
|
Judul Penelitian
|
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
pada Layanan Bimbingan dan Konseling Materi Stop Bullying melalui Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Model Student Question Have
Siswa Kelas X IPS SMAN 2 ........................ Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018
|
2.
|
Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap
b. NIP
c. Pangkat. Golongan
d. Tempat Tugas
e. Kecamatan
f. Kabupaten/Kota
g. Provinsi
h. Alamat Kantor
|
..................................
..................................
..................................
SMAN
2 ........................
………………………
........................
………………………..
.........................................................................
.........................................................................
|
3.
|
Lama Penelitian
|
3 (tiga) bulan dari September 2018 sampai dengan November 2018
|
4.
|
Sumber Dana
|
Swadaya
|
Mengetahui ........................,
November 2018
Kepala Sekolah
Peneliti
.................................. ..................................
NIP. .................................. NIP. ..................................
Mengesahkan
Pengawas
Sekolah
………………………………..
NIP. ………………………..
ABSTRAK
Berdasarkan
kegiatan pra siklus pada layanan BK di Kelas X IPS SMAN 2 ........................
terdapat beberapa permasalahan pada layanan BK salah satunya adalah rendahnya motivasi
belajar siswa pada layanan materi Stop
Bullying. Tujuan
dilaksanakannya perbaikan pembelajaran tersebut adalah untuk meningkatkan motivasi
belajar pada materi Stop Bullying melalui penerapan pembelajaran kooperatif model student question have. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis dan Taggart
yang terdiri dari empat tahap; (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan dan
observasi, (3) refleksi, dan (4) revisi. Subjek penelitian adalah sebanyak 20
siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik observasi, tes, dan dokumentasi. Validasi data
dilakukan dalam penelitian ini dengan teknik triangulasi. Analisis data hasil belajar siswa dihitung dengan
menggunakan analisis kuantitatif persentase. Hasil analsis data hasil
penelitian menunjukkan peningkatan motivasi belajar dari 20,00% atau 4 siswa pada kondisi awal menjadi, 60,00% atau 12 siswa, dan pada akhir siklus kedua menjadi 90% atau 18 siswa meningkat motivasi belajarnya pada pelaksanaan layanan BK. Dari penjelasan mengenai hasil proses
perbaikan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa penggunaan model student question have dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa Kelas X
IPS SMAN 2 ........................ pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci : student question have, motivasi belajar
KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur
kehadirat Allah Yang Maha Esa, Alhamdulillaah
peneliti telah dapat menyelesaikan
penyusunan PTK ( Penelitian Tindakan Kelas) di Kelas X IPS SMAN 2 ........................ pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018. Masalah yang peneliti
angkat berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa pada Layanan Bimbingan dan Konseling
Materi Stop Bullying melalui Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Model Student Question Have Siswa Kelas X IPS SMAN 2 ........................ Semester 1
Tahun Pelajaran 2017/2018”
Dalam
penyusunan PTK ini tentu saja tidak terlepas
dari kerja sama tim penyusun dan bantuan semua guru yang ada di
lingkungan SMAN 2 ........................ . Kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian PTK ini
peneliti sangat menghargai dan peneliti ucapkan terimakasih. Peneliti menyadari
PTK yang peneliti susun ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karenanya
sangat peneliti harapkan kritik dan koreksi dari para pembaca maupun pihak yang terkait
untuk perbaikan penyusunan PTK di masa mendatang.
Sebagai akhir kata, peneliti
berharap dengan penyusunan PTK ini bisa
bermanfaat untuk mengevaluasi masalah yang peneliti hadapi dan
mencari jalan penyelesaian yang terbaik dan terprogram, yang pada gilirannya
bisa berimbas pada peningkatan mutu pendidikan
di SMAN 2 ........................ pada khususnya.
........................,
November 2018
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
ABSTRAK......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.........................................................
1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 3
C. Rumusan Masalah .................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian.................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian.................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ........................................................................... 7
B. Kerangka Berpikir ................................................................. 24
C. Hipotesis Tindakan ................................................................ 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian.................................................................... 27
B. Desain dan Metode
Penelitian................................................ 28
C. Subjek Penelitian ................................................................... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 30
E. Validitas Data......................................................................... 31
F.
Analisa Data .......................................................................... 33
G. Prosedur Pelaksanaan
Kegiatan Penelitian............................. 33
H. Indikator Keberhasilan........................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data........................................................................ 38
B. Hasil Penelitian....................................................................... 55
C. Pembahasan............................................................................ 57
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................ 61
B. Saran....................................................................................... 62
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif................................ 19
Tabel 3.1 Penilaian Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa....................... 32
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Tes
Formatif Kondisi Awal.......................... 39
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Kondisi
Awal 39
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif
Siklus I.................................... 44
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
pada Siklus I 45
Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif
Siklus II.................................. 62
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Motivasi Siswa pada
Siklus II 63
Tabel 4.7 Rekapitulasi Nilai Hasil Tes Formatif Pra siklus, Siklus I dan Siklus II 55
Tabel 4.8 Rekapitulasi Peningkatan Motivasi Siswa pada Kondisi Awal, Siklus
I dan Siklus II 56
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar 2.1 Alur Kerangka Pemikiran....................................................... 26
Gambar
3.1 Tahap-tahap
Penelitian Tindakan Kelas (Rochiati Wiriaatmadja, 2006:62) 28
Gambar 4.1 Grafik
Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II 55
Gambar 4.2 Grafik
Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa
Pada Siklus I dan II 56
Gambar 4.3 Grafik
Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Keaktifan Siswa Pada Siklus I dan II ................................................................................................ 57
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 : Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II
Lampiran 5 : Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 6 : Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kondisi
Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 7 : Daftar Hadir Siswa
Lampiran 8 : Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 9 : Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
Lampiran 10 : Berkas Berita Acara Seminar PTK
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1.
Kondisi Awal
Dalam pelaksanaan proses Layanan
BK di kelas X IPS SMAN 2 ........................ Kabupaten ........................ hanya
difokuskan pada kegiatan membaca dan menghafal. Hal ini mengakibatkan
suasana kelas terasa
membosankan dan pembelajaran
yang tidak menarik. Proses pembelajaran tersebut di atas
merupakan hal-hal yang dirasakan
siswa sebagai masalah,
sehingga efeknya adalah
siswa kurang antusias
ketika layanan BK berlangsung.
Ketika guru sedang
menerangkan, kebanyakan dari
siswa terlihat mengantuk
dan sebagian siswa
lain mengobrol dengan
teman sebangkunya. Rendahnya
respon umpan balik
siswa terhadap penjelasan
dan pertanyaan guru
serta umpan pemusatan
perhatian yang kurang
baik turut menambah
kurang berkualitasnya proses
pembelajaran yang berlangsung. Kegiatan siswa yang tidak produktif
ketika Layanan BK berlangsung
ini diduga karena
mereka sulit dalam
memahami materi layanan yang
diberikan oleh guru.
Kondisi di
atas memberikan sebuah
indikasi terhadap suatu
masalah yang cukup
signifikan, yaitu bermuara
pada kejenuhan siswa
dalam mengikuti layanan BK di
dalam kelas. Sehingga
diperlukan suatu pemecahan masalah untuk membangkitkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa.
Setelah dilakukan observasi
dan wawancara dengan
siswa, faktor utama
yang menjadi penyebab
kurangnya minat siswa
dalam mengikuti layanan BK
adalah guru kurang
atau tidak pernah
menerapkan atau pendekatan pembelajaran yang variatif dan
menarik. Guru jarang melibatkan
siswa secara langsung
untuk beraktivitas dalam
kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
hanya berpusat pada
guru, sehingga siswa hanya sebagai
penerima materi saja
tidak terlibat secara
langsung di dalam
pembelajaran tersebut.
Perbaikan pengajaran
ini dilakukan dalam
2 siklus sampai
tercapainya tujuan pengajaran
yang diharapkan. Penjelasan
mengenai kondisi awal pembelajaran sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 Rekapitulasi
Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal
No
|
Kriteria Aspek
|
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
Ket
|
1
|
Sangat Baik
|
0
|
0,00
|
Tuntas
|
2
|
Baik
|
4
|
20,00
|
Tuntas
|
3
|
Cukup
|
9
|
45,00
|
Blm Tuntas
|
4
|
Kurang
|
7
|
35,00
|
Blm Tuntas
|
Dari tabel di atas dapat
dijelaskan bahwa hanya terdapat 4 siswa atau 20,00% yang dinyatakan tuntas pada
penilaian motivasi belajarnya siswa. Bertolak dari kondisi awal siswa di atas, maka peneliti memandang
perlu diadakan suatu perbaikan
pembelajaran untuk mengatasi
persoalan yang lebih baik
dengan berupaya melibatkan
siswa dalam mengungkapkan
keingintahuan dan
ketidaktahuannya dalam kegiatan
pembelajaran, agar terjadi
peningkatan motivasi dan hasil belajar
yang diperoleh siswa
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Berdasarkan hasil
pengamatan kondisi awal
siswa terhadap layanan BK
serta berbagai hambatan-hambatan yang
muncul, maka peneliti
bersama wali kelas yang
diteliti, melakukan kolaborasi
untuk mengatasi hambatan
dan kesulitan yang
ditemukan, peneliti bersama
wali kelas yang bertindak sebagai obsever, menyusun dan
melaksanakan serangkaian perencanaan
tindakan guna mengatasi hambatan-hambatan tersebut, yang diakhiri pada
sebuah kegiatan analisis atau refleksi.
Pelaksanaan tindakan kelas
disesuaikan dengan rencana pembelajaran
yang telah dirumuskan sebelumnya.
Pelaksanaan tindakan penelitian
kelas ini menekankan
pada penerapan model student
question have untuk meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar
siswa yang diupayakan
dan dikondisikan berdasarkan tahapan-tahapan yang
telah dipersiapkan sebelumnya
dalam tahap perencanaan
dengan mengimplementasikan rencana
tersebut yang telah
dirumuskan oleh peneliti.
2.
Siklus Pertama
Tindakan pembelajaran
siklus I merupakan implikasi dari hasil penelitian pendahuluan yang nantinya
akan jadi bahan refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran dikelas pada penelitian pendahuluan,
terlihat bahwa siswa memperhatikan penjelasan guru hanya pada awal jam
pelajaran saja, banyak siswa berbicara pada saat belajar dan banyak juga siswa
izin keluar kelas pada saat proses pembelajaran. Karena itu pada pembelajaran
siklus I siswa akan dituntut lebih aktif belajar, tidak hanya mendengarkan
penjelasan guru. Agar suasana kelas kondusif, peneliti meminta guru kelas untuk
membantu mengkondisikan siswa dan siswa diingatkan untuk membawa perlengkapan
alat tulis selama pembelajaran. Peneliti membuat RPL dan LKS yang disesuaikan
dengan pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have dan bertujuan
meningkatkan perhatian belajar layanan BK materi Stop Bullying siswa. Pada tahap perencanaan ini peneliti juga
menjelaskan bagaimana cara penilaian pada lembar observasi guru dan siswa serta
beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses pembelajaran berlangsung.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan pada
siklus I, peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) untuk 2 kali
pertemuan. Peneliti juga menyiapkan instrumen-instrumen penelitian, yaitu
Lembar Kerja Siswa (LKS), soal tes untuk akhir siklus I, dan alat dokumentasi. Rencana
Pelaksanaan Layanan (RPL) yang diterapkan sesuai dengan kurikulum yang telah
ditetapkan di SMAN 2 ......................... Alat dan bahan pembelajaran
disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan pada setiap pertemuannya. Lembar
Kerja Siswa (LKS) dibuat sendiri oleh peneliti yang berisi petunjuk kegiatan
siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada tahap perencanaan ini peneliti juga
menjelaskan kepada observer cara penilaian pada lembar observasi belajar siswa
dan hal-hal yang harus diperhatikan selama proses pembelajaran. Lembar soal tes
siklus I dibuat untuk mengetahui perkembangan kemampuan siswa dalam mengerjakan
soal layanan BK materi Stop Bullying.
Target yang ingin dicapai
pada siklus I ini yaitu siswa mengalami peningkatan perhatian belajar dan
peningkatan hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Question
Student Have.. Selanjutnya peneliti bersama observer menyepakati fokus dan kriteria serta mensimulasikan RPL dan skrenario pembelajaran bersama teman sejawab (observer) untuk menghindari kegagalan dalam proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam dua kali pertemuan
Student Have.. Selanjutnya peneliti bersama observer menyepakati fokus dan kriteria serta mensimulasikan RPL dan skrenario pembelajaran bersama teman sejawab (observer) untuk menghindari kegagalan dalam proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam dua kali pertemuan
b. Tindakan
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan pembelajaran pertemuan
pertama berlangsung selama 2x45 menit (2 jam pelajaran). Penelitian diawali
dengan menanyakan kabar siswa dan menanyakan kabar siswa yang tidak masuk hari
ini. Tercatat jumlah siswa yang hadir sebanyak 20 siswa. Sebelum memulai materi
hari ini peneliti membahas pekerjaan rumah dan mereview materi sebelumnya, alhamdulillah sebagian siswa telah
mengerti. Peneliti memberitahukan tujuan pembelajaran hari ini kemudian
membagikan LKS sebagai bahan diskusi kepada masing-masing kelompok siswa yang
berisi materi Stop Bullying. Siswa
diminta untuk lebih aktif lagi dalam berdiskusi dan kreatif dalam membuat
pertanyaan. Selama siswa berdiskusi peneliti berkeliling memantau aktifitas
siswa dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memberikan pengarahan jika ada
kelompok yang kurang mengerti.
Pada saat berdiskusi siswa
masih sangat ribut ketika mengerjakan bahan diskusi, tetapi peneliti senang
karena antusias siswa mulai kelihatan meningkat dan siswa mulai aktif dalam
membuat pertanyaan tentang apa yang mereka tidak mengerti. Observer berusaha
menenangkan siswa untuk tidak berisik dan melanjutkan berdiskusi. Tetapi masih
ada saja siswa yang hanya mengobrol dan menganggu siswa lain walaupun sudah
ditegur berulang-ulang mereka hanya bisa diam sejenak. Peneliti mencoba memberi
pendekatan yang lebih kepada siswa yang sering ribut tersebut. Setelah selesai
duskusi dan membuat pertanyaan, seperti biasa pertanyaan diputar ke kelompok
lain searah jarum jam. Masing-masing siswa diperintahkan untuk menceklis setiap
pertanyaan temannya yang ingin diketahui pula jawabannya. Setelah itu, setiap
siswa diperintahkan untuk memperhatikan peneliti di depan kelas. Peneliti
memilih pertanyaan siswa yang paling banyak mendapat tanda ceklist.
Setelah semua pertanyaan dari
siswa selesai dijawab, peneliti menanyakan kembali kepada siswa jika masih ada
pertanyaan yang belum terselesaikan. Kemudian peneliti memberikan soal
latihan untuk dikerjakan oleh masing-masing siswa. Soal ini diberikan untuk
mengukur sampai sejauh mana siswa dapat menyerap materi pada pertemuan ini.
Sebagai penutup pelajaran, guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan,
memberikan PR dan meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.
2)
Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua berlangsung
selama 2x45 menit (2 jam pelajaran). Penelitian diawali dengan menanyakan kabar
siswa dan menanyakan kabar siswa yang tidak masuk hari ini. Tercatat jumlah
siswa yang hadir sebanyak 20 siswa. Pada pertemuan kedua kelas sudah mulai rapi
karena siswa sudah duduk dengan masing-masing kelompoknya dan sudah kelihatan
bersemangat untuk memulai pertemuan kali ini, tetapi sampai pertemuan kedua masih
terlihat siswa yang pintar lebih mendominasi dalam berdiskusi. Sebelum memulai
materi hari ini peneliti membahas PR dan sedikit mereview materi sebelumnya.
Peneliti memberitahukan
tujuan pembelajaran hari ini kemudian membagikan bahan diskusi kepada
masing-masing kelompok siswa yang berisi materi tentang Stop
Bullying. Siswa sudah mulai terbiasa
dengan tugas-tugas yang ada dalam bahan diskusi tanpa perintah peneliti
terlebih dahulu masing-masing kelompok sudah sibuk membagi tugas kepada
teman-teman kelompoknya. Perhatian siswa mulai terlihat membaik ketika mengerjakan
bahan diskusi. Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau
siswa dalam berdiskusi.
Pada pertemuan kedua tugas
peneliti sudah semakin ringan karena siswa sudah mulai bisa mengkondisikan
suasana belajar. Siswa yang sering membuat keributanpun sudah mau berdiskusi
walaupun belum sepenuhnya mengerti dan peneliti berusaha memberi pengarahan dan
penjelasan kepada siswa tersebut. Seperti biasanya, Setelah selesai diskusi dan
membuat pertanyaan, pertanyaan diputar ke kelompok lain searah jarum jam.
Masing-masing siswa diperintahkan untuk menceklis setiap pertanyaan temannya
yang ingin diketahui pula jawabannya. Peneliti memilih pertanyaan siswa yang
paling banyak mendapat tanda ceklist.
Setelah semua pertanyaan dari
siswa selesai dijawab, peneliti menanyakan kembali kepada siswa jika masih ada
pertanyaan yang belum terselesaikan. Kemudian peneliti memberikan soal latihan
untuk dikerjakan oleh masing-masing siswa. Soal ini diberikan untuk mengukur
sampai sejauh mana siswa dapat menyerap materi pada pertemuan kedua. Sebagai
penutup pelajaran, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan.
Peneliti juga mengharapkan untuk pertemuan selanjutnya siswa lebih aktif lagi
dalam membuat pertanyaan dan berdiskusi.
Pada siklus
pertama, penjelasan mengenai
aspek motivasi belajar yang diamati adalah respon siswa terhadap pernyataan,
rasa ingin tahu, dan motivasi dalam pelaksanaan kegiatan diskusi. Kegiatan
pengamatan ini dilakukan oleh observer selama kegiatan perbaikan pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan format observasi yang teklah dipersiapkan. Hasil
observasi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I sebagaimana
tabel di bawah ini :
Tabel 4.2 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I
No
|
Kriteria Aspek
|
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
Ket
|
1
|
Sangat Baik
|
4
|
20,00
|
Tuntas
|
2
|
Baik
|
8
|
40,00
|
Tuntas
|
3
|
Cukup
|
8
|
40,00
|
Blm Tuntas
|
4
|
Kurang
|
0
|
0
|
Blm Tuntas
|
Dari tabel
di atas dapat disimpulkan bahwa dari 20 siswa terdapat 12 orang
yang tuntas belajarnya (60,00%) dilihat dari motivasi belajarnya, sedangkan 8 siswa (40,00%) belum tuntas dilihat dari motivasi belajarnya.
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer sepakat untuk
melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan harapan pada siklus
II motivasi belajar siswa dapat mencapai perolehan di atas 85% sesuai dengan
kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
c. Pengamatan
Tahap pengamatan ini
dilakukan oleh peneliti dan observer. Berdasarkan hasil pengamatan, kendala
yang dihadapi peneliti pada pertemuan pertama ini adalah sulitnya mengatur
siswa dalam kerja kelompok. Hal ini dapat dilihat dalam pembagian kelompok
kelompok belajar yang telah ditentukan sebelumnya berlangsung lama, dimana
siswa yang seharusnya sudah berada pada posisi duduk dengan kelompoknya
masing-masing tetapi sebagian besar siswa masih pada posisi duduk seperti
biasanya. Hal ini dikarenakan siswa tidak menyetujui untuk dikelompokkan, siswa
tidak terbiasa dengan belajar kelompok, siswa lebih senang belajar seperti biasa.
Selain itu, siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan menjalankan
pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have karena siswa
tidak biasa bertanya. Kendala seperti inilah yang menjadikan proses
pembelajaran pada pertemuan pembelajaran aktif yang menganjurkan siswa untuk
lebih aktif bertanya lewat tulisan, sehingga siswa di tuntut untuk lebih kompak
dalam berdiskusi agar dapat menemukan solusi dengan bekerja sama dan menanyakan
tentang materi yang belum dimengerti.
Pada pertemuan pertama masih
terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS.
Kemudian guru memberi arahan kepada siswa, setelah mengerti siswa melanjutkan
kembali untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam LKS. Meskipun
ada beberapa anak yang ribut tetapi masih bisa dikendalikan oleh guru. Kendala
yang dihadapi peneliti pada pertemuan kedua ini tidak terlalu sulit
dibandingkan dengan pertemuan pertama. Meskipun begitu peneliti terus melakukan
evaluasi mengenai apa saja yang perlu diperbaiki untuk pertemuan selanjutnya.
Pada pertemuan kedua siswa
sudah mulai terbiasa dengan belajar kelompok dan juga dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKS, sehingga sebagian besar siswa
mampu menyelesaikan LKS itu secara mandiri, meskipun ada beberapa
siswa/kelompok yang masih memerlukan arahan atau petunjuk untuk menyelesaikan
LKS tersebut. Selain itu, perhatian kelompok siswa pada pertemuan ini juga
sudah mengalami perubahan dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya, meskipun
masih ada beberapa orang siswa yang masih mengobrol dan mengaggu temannya,
tetapi semua itu masih bisa dikendalikan oleh guru. Sedangkan pada pertemuan
keempat, dapat terlihat bahwa siswa sudah terbiasa dengan belajar kelompok dan
juga dalam membuat pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKS, sehingga
sebagian besar siswa mampu mengerjakan tugas dengan mandiri sesuai waktu yang
telah ditentukan.
Selain itu, perhatian
kelompok siswa pada pertemuan kedua sudah mengalami perubahan dibandingkan
dengan pertemuan sebelumnya, hal ini dapat dilihat dari aktifitas kelompok yang
semakin kompak. Ini merupakan suatu hal yang sangat positif dan perlu untuk
terus ditingkatkan
d. Refleksi
Berdasarkan data yang didapat
dari lembar observasi, angket perhatian siswa, dan tes hasil belajar layanan BK
materi Stop Bullying siswa pada
siklus I, maka hasil analisis kegiatan refleksi tersebut dirangkum dalam tabel
berikut:
Kelemahan
|
Upaya Perbaikan
|
Pada
awal pembelajaran, masih ada siswa yang ngobrol dengan temannya, dan masih
ada juga siswa yang bercanda
|
Memberikan
pengurangan skor pada siswa yang membuat kesalahan
|
Ada
beberapa siswa yang tidak mau bertanya melalui strategi
Question Student Have |
Memberikan
pengurangan skor pada siswa yang tidak mau bertanya
|
Ada
beberapa siswa yang masih malas membaca bahan diskusi dan hanya mengandalkan
temannya
|
Aktifitas
siswa ditingkatkan dengan cara memberikan motivasi dan dorongan pada siswa
saat berdiskusi, agar setiap kelompok tidak hanya mengandalkan satu orang
saja yang bertanggung jawab dalam pembelajaran.
|
swa
masih malu untuk mengangkat tangannya ketika akan menjawab pertanyaan yang
diajukan peneliti. menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti
|
Memberikan
poin tambahan pada siswa yang berani mengangkat tangannya untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan peneliti.
|
Siswa
masih merasa takut untuk mengerjakan hasil kerjanya didepan kelas, sehingga
siswa lebih banyak diam
|
memberikan
motivasi dan dorongan pada siswa dan memberikan poin bagi siswa yang berani
maju.
|
Masih
banyak siswa yang merasa bingung dan kurang yakin jika mengerjakan tugas LKS
secara individu sehingga menyebabkan siswa kurang bersemangat
|
Memberikan
penjelasan secara detail tentang soal-soal yang diberikan.
|
iswa
masih malu untuk mengungkapkan pendapatnya jika hasil kerjanya berbeda dengan
hasil kerja temanny
|
Mengarahkan
siswa untuk lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya jika hasil kerjanya
berbeda dengan hasil kerja temannya yang mengerjakan di depan kelas.
|
Berdasarkan refleksi pada
siklus I yang terdapat pada tabel diatas terlihat bahwa banyaknya kekurangan
dan kendala yang dihadapi peneliti, sehingga dapat dinyatakan bahwa siklus I
belum mencapai hasil yang maksimal. Berdasarkan hasil refleksi siklus I,
peneliti akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan perbaikan dan
peningkatan pada pelaksanaan pembelajaran siklus II.
3.
Siklus Kedua
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan pada
siklus II, peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) untuk 2
kali pertemuan. Peneliti juga menyiapkan instrumen instrumen penelitian, yaitu
Lembar Kerja Siswa (LKS), dan alat
dokumentasi. Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) yang diterapkan sesuai dengan
kurikulum yang telah ditetapkan di SMAN 2 ......................... Alat dan
bahan pembelajaran disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan pada setiap
pertemuannya. Lembar Kerja Siswa (LKS) dibuat sendiri oleh peneliti yang berisi
petunjuk kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung.
Lembar soal tes siklus I
dibuat untuk mengetahui perkembangan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal layanan
BK materi Stop Bullying. Target yang
ingin dicapai pada siklus II ini yaitu siswa mengalami peningkatan hasil
belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Question Student
Have, semangat dalam mengikuti pembelajaran serta dalam mengerjakan tugas
yang diberikan guru dapat terselesaikan dengan baik dan benar..
b. Tindakan
Pertemuan pertama pada siklus
II yang berlangsung selama 2x45 menit (2 jam pelajaran). Seperti biasa
penelitian diawali dengan menanyakan kabar siswa dan menanyakan kabar siswa
yang tidak masuk hari ini. Tercatat jumlah siswa yang hadir sebanyak 20 siswa,
ini berarti semua siswa hadir. Sebelum pembelajaran dimulai peneliti membahas lembar
kerja siswa siklus I yang belum dimengerti siswa, agar siswa tidak membuat
kesalahan yang sama pada saat mengerjakan lembar kerja siswa pada siklus II.
Tanpa menunggu perintah dari
peneliti siswa langsung duduk dengan kelompok mereka masing-masing, kemudian
peneliti memberikan LKS yang berisi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
ketujuh. Pada pertemuan pertama siklus kedua, peneliti sudah lebih siap dalam
menguasai kelas, memberikan penjelasan dan arahan kepada siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Sehingga penerapan pembelajaran kooperatif tipe Question
Student Have pada siklus II ini dapat lebih efektif dari siklus I serta
kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran layanan BK materi Stop Bullying dapat teratasi.
Pada saat siswa berdiskusi,
seperti biasanya peneliti dan observer berkeliling untuk memantau jalannya
aktifitas kelompok dari satu kelompok ke kelompok lain dan memberikan bantuan
jika ada siswa/kelompok yang mengalami kesulitan. Pada saat berdiskusi siswa
masih ribut ketika mengerjakan bahan diskusi, guru kelas menyarankan untuk
memberlakukan pengurangan poin terhadap siswa yang membuat keributan ketika
proses pembelajaran supaya suasana kelas lebih terkontrol. Ternyata setelah
diberlakukan pengurangan poin suasana kelas cenderung terkontrol dan lebih
tenang, siswa yang biasanya berteriak-teriak bisa lebih hati-hati. Seperti
pertemuan sebelumnya, setelah selesai diskusi dan membuat pertanyaan,
pertanyaan diputar ke kelompok lain searah jarum jam. Masing-masing siswa
diperintahkan untuk menceklis setiap pertanyaan temannya yang ingin diketahui
pula jawabannya. Peneliti memilih pertanyaan siswa yang paling banyak mendapat
tanda ceklist. Setelah itu peneliti menulis pertanyaan tersebut di papan tulis
kemudian meminta siswa untuk menjawabnya. Pertanyaan yang paling banyak
mendapat tanda ceklis diantaranya.
Peneliti memberikan
pernyataan bahwa yang dapat menjawab soal ini akan mendapatkan poin. Siswa
tersebut maju dan menjelaskannya di depan kelas. Setelah semua pertanyaan dari
siswa selesai dijawab, peneliti menanyakan kembali kepada siswa jika masih ada
pertanyaan yang belum terselesaikan. Kemudian peneliti memberikan soal latihan
untuk dikerjakan oleh masing masing siswa. Soal ini diberikan untuk mengukur
sampai sejauh mana siswa dapat menyerap materi pada pertemuan ketujuh ini.
Sebagai penutup pelajaran, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan,
memberikan PR dan meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. Peneliti
juga mengharapkan untuk pertemuan selanjutnya siswa lebih aktif lagi dalam
membuat pertanyaan dan berdiskusi.
Pada pertemuan kedua siklus
kedua berlangsung selama 2x45 menit (2 jam pelajaran). Penelitian diawali
dengan menanyakan kabar siswa dan menanyakan kabar siswa yang tidak masuk hari
ini. Tercatat jumlah siswa yang hadir sebanyak 20 siswa. Seperti biasa kelas
sudah mulai rapi karena siswa sudah duduk dengan masing-masing kelompoknya dan
sudah kelihatan bersemangat untuk memulai pertemuan kali ini. Sebelum memulai
materi hari ini peneliti membahas PR dan sedikit mereview materi sebelumnya.
Peneliti membagikan kembali
bahan diskusi kepada masing-masing kelompok siswa yang berisi materi masih sama
dengan pertemuan sebelumnya yaitu Stop
Bullying. Siswa semakin terbiasa dengan tugas-tugas yang ada dalam bahan
diskusi. Perhatian siswa juga semakin terlihat membaik ketika mengerjakan bahan
diskusi dan lebih serius dalam membuat pertanyaan karena pengurangan pon masih
diberlakukan. Peneliti bersama observer berkeliling seperti biasa memantau
siswa dalam berdiskusi. Pada proses pembelajaran kooperatif tipe Question
Student Have di pertemuan kesembilan peneliti sudah merasakan banyak
keringanan ketika berkeliling karena setiap kelompok sudah terlihat rapih dan
teratur. Setelah selesai diskusi dan membuat pertanyaan, pertanyaan diputar ke
kelompok lain searah jarum jam. Masing masing siswa diperintahkan untuk
menceklis setiap pertanyaan temannya yang ingin diketahui pula jawabannya.
Peneliti memilih pertanyaan siswa yang paling banyak mendapat tanda ceklist dan
meminta siswa untuk menjawabnya. Pada pertanyaan ini siswa diam dan tidak ada
yang menjawab. Peneliti memberikan pengarahan dan motivasi kepada siswa untuk
tidak takut dalam menjawab dan tetap memberikan point bagi yang berani walaupun
salah. Setelah semua pertanyaan dari siswa selesai dijawab, kemudian peneliti
memberikan soal latihan untuk dikerjakan oleh masing-masing siswa. Soal ini
diberikan untuk mengukur sampai sejauh mana siswa dapat menyerap materi pada
pertemuan ini. Sebagai penutup pelajaran, guru mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan dan meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.
Guru memberikan soal yang
dijawab dan didiskusikan melalui kelompok sedangkan peneliti menilai aktivitas
siswa dalam kelompok tersebut melalui diskusi antar kelompok diharapkan siswa
dapat menuangkan ide berkaitan dengan materi pembelajaran yang sedang dibahas.
Guru memberikan soal yang sifatnya pengamatan di dalam kehidupan nyata terhadap
suatu materi pelajaran yang sedang dipelajari.
Guru melaksanakan evaluasi secara lisan individual.
Pada siklus
kedua, penjelasan mengenai
aspek motivasi belajar yang diamati adalah respon siswa terhadap pernyataan,
rasa ingin tahu, dan motivasi dalam pelaksanaan kegiatan diskusi. Kegiatan
pengamatan ini dilakukan oleh observer selama kegiatan perbaikan pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan format observasi yang telah dipersiapkan. Hasil
observasi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.3 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Motivasi Siswa pada
Siklus II
No
|
Kriteria Aspek
|
Jumlah Siswa
|
Persentase
|
Ket
|
1
|
Sangat Baik
|
9
|
45,00
|
Tuntas
|
2
|
Baik
|
9
|
45,00
|
Tuntas
|
3
|
Cukup
|
2
|
10,00
|
Blm Tuntas
|
4
|
Kurang
|
0
|
0,00
|
Blm Tuntas
|
Dari tabel
di atas dapat disimpulkan bahwa dari 20 siswa terdapat 18 orang
yang tuntas belajarnya (90%)
dilihat dari motivasi belajarnya dengan penjelasan 9 siswa atau 45% dalam
kriteria baik dan 9 siswa dalam kriteria sangat baik dan masih terdapat 2 siswa
atau 10% yang dinyatakan belum tuntas. Melihat hasil di atas maka peneliti
bersama-sama dengan observer menyimpulkan bahwa hasil pengamatan terhadap
peningkatan motivasi belajar sudah mencapai angka di atas 85%, sehingga proses
perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus II.
c. Pengamatan
Tahap pengamatan pada siklus
II ini sama seperti pada siklus I yaitu dilaksanakan saat proses belajar
mengajar berlangsung dan yang melakukan pengamatan adalah peneliti dan
observer. Siswa yang lebih pandai sudah mulai membaur dengan siswa yang lain.
Sehingga pada pertemuan kali ini terlihat siswa sudah saling berinteraksi satu
sama lain. Meskipun masih beberapa siswa yang kurang memperhatikan jalannya
diskusi. Peneliti menegur siswa tersebut dan memberlakukan pengurangan poin
terhadap siswa yang membuat keributan ketika proses pembelajaran agar suasana
kelas lebih terkontrol. Pada pertemuan kedelapan, kendala yang dihadapi
peneliti tidak terlalu sulit dibandingkan dengan pertemuan-petemuan sebelumnya.
Hal ini dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa berdiskusi dan membuat
pertanyaan. Pemberian poin bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan juga dapat
membuat siswa semakin aktif sehingga peran peneliti dalam pertemuan ini sudah
mulai berkurang. Meskipun begitu peneliti terus melakukan evaluasi apa saja
yang perlu diperbaiki untuk pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan kedua siklus
kedua, siswa terlihat sudah semakin terbiasa dengan belajar kelompok dan juga
dalam bertanya, sehingga sebagian besar siswa sudah aktif dan serius dalam
proses pembelajaran. Selain itu aktifitas kelompok siswa pada pertemuan kali
ini sudah mengalami perubahan dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan
sebelumnya, dan siswa lebih berani dalam mengungkapkan pendapat meskipun masih
ada beberapa orang siswa yang masih mengobrol atau bercanda, tetapi semua itu
masih bisa dikendalikan oleh guru karena pengurangan dan penambahan poin masih
berlaku selama siklus II. Ini merupakan suatu hal yang sangat positif dan perlu
untuk terus dikembangkan lagi.
d. Refleksi
Pada setiap tindakan
pembelajaran yang digunakan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran telah
sesuai yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Question
Student Have. Hal ini ditandai dengan semangat belajar siswa dan ketertiban
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga kondisi pembelajaran lebih
kondusif dan efektif serta upaya untuk meningkatkan hasil belajar pada siklus
II ini dapat dicapai sesuai dengan indikator keberhasilan. Walaupun dalam
pelaksanaannya masih terdapat banyak kekurangan tetapi hal tersebut dapat
diatasi pada tindakan pembelajaran selanjutnya dengan adanya kegiatan refleksi
pada setiap akhir proses pembelajaran. Berdasarkan tes formatif selama proses
pembelajaran sudah baik dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Question
Student Have. Hasil tes belajar layanan BK materi Stop Bullying siswa siklus II sudah menunjukkan peningkatan dibandingkan
dengan hasil tes pada siklus I.
B. Hasil Penelitian
Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Question Student
Have akan sangat membantu
dalam membangkitkan keaktifan
belajar siswa, ini
terbukti dari hasil
belajar yang diberikan
pada setiap siklusnya
mengalami peningkatan. Motivasi belajar siswa selama proses
pembelajaran juga merupakan indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Data motivasi siswa diperoleh dari lembar observasi yang telah diisi oleh
observer selama perbaikan pembelajaran berlangsung. Hasil observasi pada
pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran menunjukkan hasil yang positif dan
dibuktikan dengan adanya peningkatan motivasi siswa pada setiap siklusnya.
Secara rinci penjelasan mengenai peningkatan motivasi siswa dalam proses
perbaikan pembelajaran sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.8 Rekapitulasi
Peningkatan Motivasi Siswa pada Kondisi Awal, Siklus
I dan Siklus II
No
|
Siklus
|
Tuntas
|
%
|
Blm Tuntas
|
%
|
Ket
|
1
|
Awal
|
4
|
20,00
|
15
|
75,00
|
|
2
|
I
|
12
|
60,00
|
7
|
35,00
|
|
3
|
II
|
18
|
90,00
|
2
|
10,00
|
|
Secara jelas peningkatan motivasi
siswa selama proses perbaikan pembelajaran sebagaimana dijelaskan pada gambar
di bawah ini :
Gambar 4.1
Grafik Ketuntasan Siswa Berdasarkan
Tingkat Motivasi Siswa Pada Siklus I dan II
Dari hasil observasi mengenai motivasi siswa
tersebut berdasarkan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil karena
peningkatan motivasi siswa mencapai angka 90% dari 85% batasan minimal yang telah
ditentukan pada kriteria keberhasilan proses perbaikan pembelajaran. Atas
dasar pertimbangan sebagaimana diurakan di atas, maka peneliti dan observer
sepakat memutuskan bahwa kegiatan perbaikan pembelajaran diakhiri pada siklus
II.
C. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa sangat memperhatikan, merespon setiap pertanyaan, dan berani
bertanya dalam proses pembelajaran layanan BK materi Stop Bullying yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Question
Student Have. Perasaan senang siswa terhadap pembelajaran layanan BK materi
Stop Bullying dapat meningkatkan
perhatian belajar siswa. Peningkatan perkembangan perhatian siswa dapat dilihat
dari perbedaan perhatian siswa sebelum tindakan dengan perhatian siswa setelah
tindakan yang ditunjukkan dari skala perhatian, wawancara, dan observasi. Pada
awal penelitian sebelum tindakan sebagian besar siswa kurang memperhatikan
pelajaran layanan BK materi Stop Bullying,
masih banyak siswa yang mengobrol dan malu dalam bertanya. Setelah penerapan
pembelajaran kooperatif tipe Question Student Have, mulai terjadi
perubahan positif pada siswa. Siswa terbiasa berdiskusi, mulai memperhatika
pelajaran, mendengarkan penjelasan, dan merespon setiap pertanyaan yang
diajukan. Suasana kerja kelompok yang saling membantu antar sesama anggota,
membuat siswa kurang pandai menjadi terbantu dengan adanya kelompok diskusi.
Pada pembelajaran layanan BK materi Stop
Bullying di siklus I masih banyak terdapat kekurangan dalam proses
pembelajaran sehingga hasil yang diinginkan belum tercapai secara maksimal.
Misalnya hasil angket perhatian pada siklus I, masih ada siswa yang termasuk ke
dalam kategori rendah, serta hasil lembar observasi pun masih belum mencapai
kriteria keberhasilan. Oleh karena itu pembelajaran harus terus dilanjutkan
pada siklus II dengan melakukan perbaikan perbaikan dari kekurangan pada siklus
I. Hasil angket perhatian, lembar observasi, dan wawancara pada siklus II
menunjukkan pencapaian kriteria keberhasilan sesuai dengan indikator-indikator
konsep dan teori perhatian belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian
mulai dari prasiklus, siklus I, sampai siklus II dapat dijelaskan bahwa
pemahaman dan hasil belajar siswa meningkat setelah dilaksanakannya layanan BK
dengan menggunakan model student question have. Pada pelaksanaan
kegiatan prasikus siswa masih malu bertanya kepada guru, enggan disuruh maju ke
depan kelas, mengobrol sendiri ketika guru menjelaskan serta ada yang
mengganggu temannya sehingga suasana menjadi riuh. Melihat hal ini guru dan
peneliti sepakat untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar dan memperbaiki
proses pembelajaran terutama penggunaan metode pembelajaran. Metode yang akan
digunakan adalah model student question have.
Pada siklus I ini, layanan
BK sudah menerapkan model student question have. Layanan BK menggunakan
model student question have tidak berfokus pada guru. Guru melakukan
pengamatan, memberikan pengarahan dan bimbingan kepada kelompok yang mengalami
kesulitan, sedangkan siswa bekerjasama memecahkan topik yang diberikan guru
dengan kelompoknya masing masing. Proses diskusi akan melatih siswa untuk
berinteraksi dengan orang lain. Interaksi yang terjadi dalam diskusi menurut
pendapat W.Gulo (2004: 135) yaitu siswa belajar bagaimana belajar dari orang lain,
menanggapi pendapat orang lain, bagaimana memelihara kesatuan kelompok, dan
belajar tentang teknik-teknik pengambilan keputusan yang amat berguna bagi
mereka dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui aktivitas-aktivitas ini
berangsur-angsur akan meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa. Peningkatan
aktivitas siswa pada siklus I terlihat dalam melaksanakan kegiatan diskusi.
Siswa sudah mau bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, berani untuk
berbicara di depan kelas walaupun masih malu-malu, dan dapat mengutarakan
pendapatnya.
Dibalik peningkatan
tersebut, pelaksanaan siklus I juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan itu
adalah, jalannya diskusi masih dikuasai siswa yang aktif, ada beberapa siswa
yang masih pasif, siswa masih malu-malu dalam melaksanakan diskusi dan
presentasi belum melibatkan partisipasi aktif seluruh peserta diskusi. Melihat
hal tersebut, guru dan peneliti menyusun rencana perbaikan yang akan
dilaksanakan dalam siklus II.
Pada siklus II, guru
melaksanakan pembelajaran berdasarkan perbaikan yang telah direncanakan
sebelumnya. Guru menciptakan pembelajaran yang menyenangkan namun tetap
terkontrol. Pembelajaran diselingi dengan lelucon-lelucon yang bertujuan untuk
menarik perhatian siswa. Siswa menjadi lebih antusias mengikuti pembelajaran.
Mereka juga tidak tegang ataupun malu untuk bertanya pada guru dalam proses
diskusi. Aktivitas siswa meningkat, siswa yang pasif sudah ikut berpartisipasi
aktif dan terlihat kerjasama yang baik dalam setiap kelompok. Siswa dapat
mengeluarkan pendapatnya, menghargai pendapat temannya, bertukar pendapat dan
sudah terjadi interaksi dengan peserta diskusi dalam melakukan presentasi.
Siswa juga dapat bergabung dengan teman lain selain teman akrabnya. Hal ini
menunjukkan peningkatan pemahaman dan hasil belajarnya. Perlakuan-perlakuan
yang akan diberikan guru yaitu: lebih banyak memberikan kesempatan untuk tampil
di depan kelas untuk memunculkan keberanian siswa, memberi motivasi untuk lebih
percaya diri, dan melakukan pendekatan secara lebih mendalam. Peningkatan
pemahaman dan hasil belajar dari kondisi
awal, siklus I ke siklus II terus mengalami peningkatan.
Dari observasi dan refleksi
yang dilakukan guru dan peneliti, pelaksanaan layanan BK dengan menggunakan model student
question have telah sesuai dengan yang diharapkan. Sebagian besar siswa
sudah menunjukkan keaktifannya dalam pembelajaran. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa siswa dapat melaksanakan pembelajaran dengan model student
question have dengan baik sehingga berangsur-angsur pemahaman dan hasil
belajar meningkat.
Berdasarkan
data-data hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagaimana diuraikan di
atas berupa data hasil tes formatif siklus I, tes formatif siklus II dan data
hasil observasi siklus I dan II maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model student
question have dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada layanan BK materi Stop
Bullying di kelas X IPS SMAN 2
........................ Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018.
Untuk mendapatkan file lengkap, silahkan :
klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 - 081327789201 terima kasih