MENINGKATKAN AKTIVITAS
DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS
IV
SEKOLAH DASAR NEGERI SUNGAI ............
TAHUN PELAJARAN ………./………...
Sebagai Salah Satu Syarat Kenaikan Pangkat dari
Golongan …….. ke Golongan ……….
……………………………..
Disusun Oleh
……………………….
NIP …………………..
UPT DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN
OLAHRAGA
KECAMATAN ............
SEKOLAH DASAR NEGERI SUNGAI ............
20…
LEMBAR PENGESAHAN
1. a. Judul Penelitian : Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Negeri Sungai
............ Tahun Pelajaran ………./………...
b.
Bidang Ilmu : Pendidikan
Agama Islam
c.
Kategori Penelitian : Teknik
Pembelajaran
d. Jenis Penelitian : Penelitian
Tindakan Kelas
2. Ketua
Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar : …………………
b.
NIP : ………………..
c. Pangkat / Golongan : Pembina, IV/a
d. Jabatan :
e. Instansi :
SD Negeri Sungai ............
f.
Tempat Penelitian : SD Negeri Sungai ............
3. Lama
Penelitian : 3 bulan (Bulan ……….. sampai dengan Bulan ………)
4. Sumber
Biaya : Swadaya
Kepala Sekolah Pengelola
Perpustakaan
....................................
....................................
NIP. .......................... NIP.
..........................
Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan Ketua
PGRI
Kecamatan ................ Kecamatan ................
....................................
....................................
NIP. .......................... NIP.
..........................
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat
Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya
sehingga Laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dapat selesai dengan baik.
Dalam PTS ini peneliti menentukan judul yaitu Meningkatkan
Aktivitas dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Metode Bermain
Peran Siswa Kelas IV SD Negeri Sungai ............ Tahun Pelajaran ………./………... Penelitian
ini diajukan untuk melengkapi syarat-syarat Kenaikan pangkat dari golongan ……….
Ke golongan …...
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan penelitian ini khususnya kepada:
1.
……………….., selaku Kepala Dinas ………………..
2.
……………….., selaku Kepala UPT ……………
3.
……………….., selaku Kepala Sekolah SDN ……………………………..
4.
Segenap warga SDN ……………. khususnya guru-guru Kelas
……… yang telah membantu penyelesaian karya ini.
Akhirnya penulis mohon saran dan kritik dari pembaca
demi perbaikan langkah berikutnya. Harapan peneliti semoga hasil penelitian ini
dapat memberikan dampak positip terhadap perkembangan peningkatan sumber daya
manusia.
Sungai
............, ……….
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL .......................................................................................... ....... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ...... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ..... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ..... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ...... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ..... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. .... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... ... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
B. Identifikasi Masalah ............................................................................
C. Rumusan Masalah.................................................................................
D. Tujuan Penelitian..................................................................................
E. Manfaat
Penelitian...............................................................................
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
A. Kajian Teori .........................................................................................
B. Kerangka Berpikir.......................................................................
C. Hipotesis Tindakan ..............................................................................
BAB III PELAKSANAAN
PERBAIKAN
A. Jenis
Penelitian......................................................................................
B. Tempat
dan Waktu Penelitian...............................................................
C. Subjek
Penelitian..................................................................................
D. Prosedur
Penelitian...............................................................................
E. Metode
Pengumpulan Data..................................................................
F.
Metode Analisa Data............................................................................
G. Kriteria
Keberhasilan............................................................................
BAB IV HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian.....................................................................
B. Pembahasan Hasil Penelitian...............................................................
BAB V KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
................................................................................ ........
B. Saran............................................................................................ ........
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas...................................................
3.2 Penilaian
Aspek Kognitif Siswa pada Kegiatan Bermain Peran........
3.3 Penilaian
Aspek Afektif Siswa pada Kegiatan Bermain Peran..........
3.4 Penilaian
Aspek Psikomotor Siswa pada Kegiatan Bermain Peran....
3.5 Kriteria
Skor Penilaian Aktivitas Siswa pada Kegiatan Bermain Peran
4.1 Penilaian Aspek Kognitif Kegiatan Bermain
Peran pada Prasiklus...
4.2 Hasil Tes Formatif Prasiklus Kegiatan
Bermain Peran pada Prasiklus
4.3 Penilaian Aspek Afektif Kegiatan Bermain Peran pada Prasiklus....
4.4 Penilaian
Aspek Psikomotor Kegiatan Bermain Peran pada Prasiklus
4.5 Penilaian Aspek Kognitif Kegiatan Bermain
Peran pada Siklus I.....
4.6 Hasil
Tes Formatif Kegiatan Bermain Peran
pada pada Siklus I.....
4.7 Penilaian
Aspek Afektif Kegiatan Bermain Peran pada Siklus I.......
4.8 Penilaian
Aspek Psikomotor Kegiatan Bermain Peran pada Siklus I.
4.9 Penilaian
Aspek Kognitif Kegiatan Bermain Peran pada Siklus II....
4.10 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Kegiatan Bermain Peran
pada Siklus II
4.11 Penilaian
Aspek Afektif Kegiatan Bermain Peran pada Siklus II......
4.12 Penilaian
Aspek Psikomotor Kegiatan Bermain Peran pada Siklus II...........
4.13 Rekapitulasi Hasil Observasi Aspek Kognitif
pada Kegiatan Bermain Peran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II..........................................................................
4.14 Rekapitulasi
Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Hasil Tes Formatif pada Kegiatan Bermain
Peran
4.15 Rekapitulasi Hasil Observasi Aspek Afektif
pada Kegiatan Bermain Peran
4.16 Rekapitulasi Hasil Observasi Aspek
Psikomotor pada Kegiatan Bermain Peran
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1.
Grafik Peningkatan Aktifitas Siswa pada Aspek Kognitif............................
4.2.
Grafik
Peningkatan Nilai Tes formatif pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II
4.3.
Grafik Peningkatan Aktifitas Siswa pada Aspek Afektif.............................
4.4.
Grafik Peningkatan Aktifitas Siswa pada Aspek Kognitif............................
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.
Surat Ijin
Penelitian
2.
Surat
Pernyataan Teman Sejawat (Observer)
3.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pra Siklus
4.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
5.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
6.
Rekapitulasi Hasil Observasi Aspek Kognitif dan Rekapitulasi Hasil Tes
Formatif Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
7.
Rekapitulasi hasil observasi aspek afektif
8.
Rekapitulasi hasil observasi aspek psikomotor
9.
Contoh Hasil
Penilaian Pelaksanaan Kegiatan
Penelitian
10.
Daftar Hadir Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
11.
Analisis Data Hasil Penelitian
12.
Dokumentasi Pelaksanaan
Kegiatan Penelitian
MENINGKATKAN AKTIVITAS
DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS
IV SD NEGERI SUNGAI ............
TAHUN PELAJARAN ………./………...
Oleh:
……………………………………..
NIP. ………………….
ABSTRAK
Dalam proses
pembelajarannya khususnya pembelajaran PAI masih banyak yang menggunakan metode
ceramah, siswa banyak yang terlihat tidak antusias dan terkesan memaksakan diri
dalam menerima materi. Kejenuhan dengan menggunakan metode ceramah membuat
prestasi belajar yang didapat juga mengalami penurunan. Atas dasar itulah
penulis melakukan penelitian. Variabel penelitian ini adalah variabel terikat
prestasi belajar PAI SD Negeri Sungai ............ dan variabel bebas dalam
penelitian ini adalah metode bermain peran. Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian tindakan kelas dengan jumlah responden 24 siswa.Pengumpulan data dilakukan dengan
kegiatan observasi dan dokumentasi. Adapun analisis data menggunakan deskriptif
prosentase.
Setelah data
terkumpul dan dianalisis hasil penelitian pada pada aspek kognitif
hasil observasi untuk kondisi awal ada 4 siswa atau 16,67%, meningkat menjadi
15 siswa atau 62,50 % ada siklus I dan pada siklus terakhir menjadi 21 siswa
atau 87,50%. Hasil penelitian pada aspek kognitif hasil tes formatif pada
kondisi awal hanya 57,08, pada siklus
I nilai rata-rata
yang diperoleh siswa
adalah 63,71 dan pada siklus II
rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 72,92. Sedangkan pada aspek afektif
pada kondisi awal 9 siswa atau 37,50%, meningkat menjadi 14 siswa atau 58,33%
ada siklus I dan pada siklus terakhir menjadi 21 siswa atau 87,50%. Aspek
psikomotor pada kondisi awal sebesar 6 siswa atau 25%, meningkat menjadi 16
siswa atau 66,67% ada siklus I dan pada siklus terakhir menjadi 21 siswa atau
87,50%. Dengan hasil yang demikian dapat disimpulkan pembelajaran dengan menggunakan
metode bermain peran dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa
dalam kegiatan belajar PAI di SD Negeri Sungai ............ pada siswa kelas IV tahun pelajaran ………../………
Kata kunci: aktivitas, hasil
belajar, PAI, bermain peran
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1.
Prasiklus
Dari observasi
awal yang dilakukan
peneliti diperoleh hasil
bahwa proses pembelajaran PAI
yang dilaksanakan sampai
saat ini masih
didominasi dengan penggunaan metode
konvensional seperti metode
ceramah. Dimana proses pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah
itu lebih menitikberatkan guru sebagai
pusat informasi atau
guru hanya menyalurkan
ilmu saja kepada siswanya (teacher centre),
sedangkan siswa hanya
sebagai pendengar setia
saja. Ditambah lagi
guru sering menugaskan
siswa untuk menghapal
atau menulis (mencatat) semua
materi dalam pembelajaran PAI. Pada
akhirnya sering kali kita mendengar bahwa
pelajaran PAI itu
sangat membosankan, jenuh
bahkan siswa menjadi cenderung
pasif dalam proses
pembelajaran berlangsung. Siswa
tidak antusias dalam proses
pembelajaran tersebut, yang
berdampak tidak berhasilnya siswa dalam pembelajaran PAI.
Oleh karena itu, keberhasilan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi
oleh kemampuan guru
dalam menggunakan strategi, metode dan
teknik belajar serta
kurang variatif dan
kreatifnya guru dalam menggunakan metode pembelajaran
yang sesuai dengan
materi yang akan disampaikan oleh guru ketika proses
belajar mengajar berlangsung.
Dari penjelasan
di atas, dijadikan sebagai
acuan bagi peneliti
untuk memperbaiki
pembelajaran guna meningkatkan
pemahaman siswa terhadap pembelajaran PAI kompetensi dasar menampilkan
perilaku hidup sederhana. Sebelum pelaksanaan
pembelajaran pada tiap
siklus, dilaksanakan
penjajakan awal terlebih
dahulu melalui analisis
kurikulum KTSP pada mata pelajaran PAI kelas
IV SD, dilanjutkan dengan menyusun
strategi dan menentukan metode apa
saja yang dapat
digunakan agar dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan selanjutnya yaitu
pembuatan RPP. Hal
ini senada dengan
yang diungkapkan oleh Hamalik (2007:135)
bahwa: “guru yang
baik akan berusaha sedapat mungkin
agar pengajarannya berhasil.
Salah satu faktor
yang bisa membawa keberhasilan
itu, ialah guru
tersebut senantiasa membuat
perencanaan sebelumnya”. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang dipandang
efektif untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa pada pembelajaran PAI kompetensi dasar menampilkan perilaku hidup
sederhana di kelas IV SD Negeri Sungai ............ tahun pelajaran
……/……. adalah dengan menggunakan metode bermain peran (bermain peran). Penjelasan mengenai hasil kegiatan prasiklus
pembelajaran sebagaimana dijelaskan di
bawah ini :
a. Aspek Kognitif
a) Hasil Observasi
Berdasarkan
prosedur yang telah dirancang, kegiatan pengamatan dilakuakan secara
kolaboratif dengan guru mitra sebagai observer. Fokus pengamatan adalah
aktifitas siswa serta interasi yang terjadi. Pengamatan dilakukan menggunakan
lembar observasi yang telah dirancang, yang meliputi lembar observasi untuk
mengetahui tingkat partisipasi meliputi aktifitas kognitif. Dari hasil
observasi yang dilakukan oleh observer diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel
4.1 Penilaian Aspek Kognitif Kegiatan Bermain Peran pada Prasiklus
Penilaian
ranah kognitif dilakukan
secara individual dengan aspek yang dinilai
meliputi kemampuan siswa dalam menceritakan tentang tokoh yang
diperankannya pada kegiatan bermain peran, mengungkapan gagasan dan pendapat
tentang pelaksanaan kegiatan bermain peran, menceritakan dengan bahasa sendiri
tentang pelaksanaan kegiatan bermain peran, mengajukan pertanyaan dalam diskusi
membahas hasil pelaksanaan kegiatan bermain peran, mempertahankan pendapat
dalam diskusi membahas hasil pelaksanaan kegiatan bermain peran. Dari pengumpulan data diperoleh data bahwa 20 siswa
dinyatakan belum tuntas atau 83,33%, dan siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 4 siswa atau 16,67%. Untuk data secara individual dapat dilihat
pada lampiran.
b) Hasil Tes Formatif
Berdasarkan
hasil tes prasiklus diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel
4.2 Hasil
Tes Formatif Prasiklus Kegiatan Bermain Peran pada Prasiklus
Keterangan :
T :
Tuntas
B :
Belum Tuntas
KKM : 70
Dari tabel
di atas dapat disimpulkan bahwa dari 24 siswa terdapat 4 orang yang tuntas belajarnya (16,67%) dilihat dari hasil belajarnya, sedangkan 20 siswa (83,33%) belum tuntas.
Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat masalah dalam pembelajaran, sehingga
perlu dicarikan alternatif untuk memecahkan masalah tersebut, salah satunya
adalah dengan menerapkan metode bermain peran.
b. Aspek Afektif
Pengamatan
dilakukan menggunakan lembar observasi yang telah dirancang, yang meliputi
lembar observasi untuk mengetahui tingkat partisipasi meliputi aktifitas afektif. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh
observer diperoleh hasil sebagai berikut
Tabel 4.3 Penilaian
Aspek Afektif Kegiatan Bermain Peran
pada Prasiklus
Penilaian
ranah afektif dilakukan secara individual dengan aspek yang dinilai meliputi perasaan senang dalam
mengikuti kegiatan bermain peran, melaksanakan kegiatan bermain peran dengan
baik, melakukan peran dengan sesuai tokoh yang diperankannya, mendiskusikan
cara-cara memerankan peran dengan teman pada kelompoknya, memperhatikan dengan
seksama pada saat kelompok lain maju mementaskan kegiatan bermain peran. Dari pengumpulan data diperoleh persentase nilai secara klasikal 15 siswa atau 62,50%. Dinyatakan belum tuntas karena baru
mencapai kriteria “cukup”, dan 9 siswa atau 37,50% dinyatakan tuntas. Untuk data secara individual dapat dilihat
pada lampiran.
c. Aspek Psikomotor
Pengamatan
dilakukan menggunakan lembar observasi yang telah dirancang, yang meliputi
lembar observasi untuk mengetahui tingkat partisipasi meliputi aktifitas psikomotor. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh
observer diperoleh hasil sebagai berikut
Tabel 4.4 Penilaian Aspek Psikomotor Kegiatan Bermain Peran pada Prasiklus
Penilaian
ranah psikomotor dilakukan secara
individual dengan aspek yang dinilai
meliputi menampilkan ekspresi yang tepat pada saat bermain peran
sesuai dengan tokoh yang diperankannya, berbicara cukup keras untuk didengar
pada saat melaksanakan kegiatan bermain peran, berdialog dengan kata-kata yang
jelas, tidak mengulang-ulang pernyataan pada saat berdialog, mampu melaksanakan
komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan) pada saat kegiatan
bermain peran. Dari pengumpulan
data diperoleh persentase nilai secara
klasikal baru 25% atau 6 siswa yang dinyatakan tuntas. Untuk data secara individual dapat dilihat
pada lampiran.
Berdasarkan
hasil pengamatan kondisi
awal siswa terhadap
pembelajaran PAI serta berbagai
hambatan-hambatan yang muncul,
maka peneliti bersama
guru kelas yang
diteliti, melakukan kolaborasi
untuk mengatasi hambatan
dan kesulitan yang
ditemukan, peneliti bersama
guru kelas yang
bertindak sebagai obsever, menyusun dan melaksanakan serangkaian
perencanaan tindakan guna mengatasi
hambatan-hambatan tersebut, yang diakhiri
pada sebuah kegiatan analisis atau
refleksi. Pelaksanaan tindakan kelas disesuaikan dengan rencana
pembelajaran yang telah dirumuskan
sebelumnya. Pelaksanaan tindakan
penelitian kelas ini
menekankan pada penggunaan
diskusi. untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang
diupayakan dan dikondisikan berdasarkan
tahapan-tahapan yang telah
dipersiapkan sebelumnya dalam
tahap perencanaan dengan
mengimplementasikan rencana tersebut
yang telah dirumuskan oleh peneliti.
2.
Siklus I
a. Perencanaan
Berdasarkan
rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana
Perbaikan Pembelajaran beserta skenario
tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh
guru dan siswa dalam kegiatan perbaikan. Terkait dengan rencana perbaikan
pembelajaran, peneliti juga menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan sesuai
dengan hipotesis yang dipilih : lembar kerja siswa, alat bantu pembelajaran.
Langkah
selanjutnya peneliti dan observer menyepakati fokus observasi dan kriteria yang
digunakan pada pelaksanaan pertemuan pertama dan kedua. Sebelumnya peneliti dan observer melaksanakan
simulasi RPP dan peraga yang digunakan untuk menghindari kegagalan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
b. Tindakan
Pada kegiatan pembelajaran siklus I adalah
pembelajaran perilaku terpuji. Dalam pembelajaran dengan menggunakan bermain peran ini
diharapkan siswa dapat mengkonstruksi sendiri pemahaman tentang perilaku
terpuji melalui pengalaman belajar
dari peran yang ia lakukan. Dalam kegiatan pembelajaran, pertama guru melakukan apersepsi dan
motivasi berkaitan dengan kegiatan belajar .Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dilakukan, yaitu berkaitan dengan perilaku perpuji misalnya cara
berbelanja dengan hemat. Kemudian
guru menjelaskan kembali metode bermain peran yang akan digunakan dalam kegiatan belajar.
Selanjutnya guru meminta siswa mengelompok berdasar kelompok yang sudah
dibentuk sebelumnya. Masing-masing kelompok siswa diminta maju ke depan kelas
untuk melaksanakan kegiatan bermain peran sesuai dengan naskah yang sudah
dipersiapkan. Misalnya kelompok A, yang
memerankan kegiatan pengajian di sebuah mushola, ada siswa yang berperan
sebagai uztad, ada yang menjadi pembawa acara, pembaca kitab suci Al Qur’an dan
ada yang menjadi peserta pengajian. Pada saat
kegiatan berlangsung guru melakukan pengarahan seperlunya agar kegiatan
berjalan tertib. Setelah waktu bermain peran selesai, siswa diminta untuk kembali ke
kelompoknya kembali. Setelah semua kelompok menyelesaikan tugas masing-masing,
guru meminta wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil penyelesaian tugas
tiap kelompok di depan kelas. Dengan arahan guru Kelompok yang tidak
mempresentasikan hasil tugas kelompok, diminta untuk menanggapi. Guru beserta siswa
melakukan refleksi dari hasil kegiatan yang sudah berjalan terutama tentang
hal-hal yang haru ditingkatkan pada kegiatan bermain peran berikutnya. Di
samping itu guru menunjukkan kekeliruan-kekeliruan yang dilakukan dalam pelaksanaan
kegiatan bermain peran. Kepada siswa yang masih kurang serius dan kurang
aktif dalam kegiatan bermain bermain
diminta untuk memperbaiki sikap pada kegiatan seanjutnya. Selanjutnya guru memberikan soal tes untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap
materi tentang menceritakan Kisah Nabi Adam AS pada kompetensi dasar Menampilkan perilaku hidup sederhana. Sebelum
kegiatan belajar ditutup guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari
kegiatan belajar yang telah dilakukan dan memberi tugas mandiri untuk
dikerjakan di rumah
c. Observasi
Observasi dilaksanakan oleh peneliti dan observer
(teman sejawat) pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan
menitikberatkan pada kelemahan siklus pertama untuk ditanggulangi pada siklus
kedua, yaitu dengan memperagakan secara langsung naskah drama yang ditulis oleh
siswa secara berkelompok. Pada pertemuan
pertama siklus pertama belum mencapai kriteria yang ditentukan sebagian besar
siswa masih kurang memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan. Tugas
yang diberikan sebagai bahan evaluasi juga tidak dikerjakan dengan benar
sehingga masih perlu peningkatan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan prosedur yang telah dirancang,
kegiatan pengamatan dilakukan secara kolaboratif dengan guru mitra sebagai
observer. Fokus pengamatan adalah aktifitas siswa, serta interaksi yang terjadi. Pengamatan dilakukan
menggunakan lembar observasi yang telah dirancang, yang meliputi lembar
observasi untuk mengetahui tingkat partisipasi meliputi aktifitas kognitif,
afektif dan psikomotorik. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer diperoleh hasil sebagai berikut.
1) Aspek Kognitif
a) Hasil Observasi
Berdasarkan
prosedur yang telah dirancang, kegiatan pengamatan dilakuakan secara
kolaboratif dengan guru mitra sebagai observer. Fokus pengamatan adalah
aktifitas siswa serta interasi yang terjadi. Pengamatan dilakukan menggunakan
lembar observasi yang telah dirancang, yang meliputi lembar observasi untuk
mengetahui tingkat partisipasi meliputi aktifitas kognitif. Dari hasil
observasi yang dilakukan oleh observer diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel
4.5 Penilaian Aspek Kognitif Kegiatan Bermain Peran pada Siklus I
Penilaian
ranah kognitif dilakukan
secara individual dengan aspek yang dinilai
meliputi kemampuan siswa dalam menceritakan tentang tokoh yang
diperankannya pada kegiatan bermain peran, mengungkapan gagasan dan pendapat
tentang pelaksanaan kegiatan bermain peran, menceritakan dengan bahasa sendiri
tentang pelaksanaan kegiatan bermain peran, mengajukan pertanyaan dalam diskusi
membahas hasil pelaksanaan kegiatan bermain peran, mempertahankan pendapat
dalam diskusi membahas hasil pelaksanaan kegiatan bermain peran. Dari pengumpulan data diperoleh data bahwa dari 24 siswa ada
40%, atau 9 siswa yang dikategorikan
cukup, sehingga dinyatakan belum tuntas, dan sebanyak 13 siswa atau 54,17%. Masuk
dalam kategori baik, serta 2 siswa atau 8,33% masuk dalam kategori sangat baik,
sehingga dapat disimpulkan bahwa 15 siswa atau 62,50% dinyatakan tuntas
belajarnya. Melihat hasil diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan perbaikan
pembelajaran dinyatakan belum berhasil, karena secara klasikal baru mencapai
angka 62,50% sedangkan batasan minimal
keberhasilan adalah 85% sehingga pelaksanaan perbaikan pembelajaran masih harus
dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Untuk data secara individual dapat dilihat pada lampiran.
b) Hasil Tes Formatif
Berdasarkan
hasil tes formatif yang dilaksanakan pada akhir siklus pertama diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hasil
Tes Formatif Kegiatan Bermain Peran pada pada Siklus I
d.
e.
Keterangan :
T : Tuntas
B : Belum Tuntas
KKM : 70
Dari tabel di atas dapat diterangkan bahwa nilai rata-rata
hasil belajar pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama sebesar 63,71, jumlah siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 11 siswa atau sebesar 45,83%, dan jumlah siswa yang belum tuntas
belajarnya sebanyak 13 siswa atau sebesar 54,17%.
2) Aspek Afektif
Pengamatan
dilakukan menggunakan lembar observasi yang telah dirancang, yang meliputi lembar observasi untuk mengetahui tingkat
partisipasi meliputi aktifitas afektif. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer diperoleh hasil sebagai
berikut
Tabel 4.7 Penilaian
Aspek Afektif Kegiatan Bermain Peran pada Siklus I
Penilaian
ranah afektif dilakukan secara individual dengan aspek yang dinilai meliputi perasaan senang dalam
mengikuti kegiatan bermain peran, melaksanakan kegiatan bermain peran dengan
baik, melakukan peran dengan sesuai tokoh yang diperankannya, mendiskusikan
cara-cara memerankan peran dengan teman pada kelompoknya, memperhatikan dengan
seksama pada saat kelompok lain maju mementaskan kegiatan bermain peran. Dari pengumpulan data diperoleh persentase nilai secara klasikal 10 siswa atau 41,67% dinyatakan belum tuntas karena baru
mencapai kriteria “cukup”, dan 14 siswa atau 58,33% dinyatakan tuntas. Untuk data secara individual dapat dilihat
pada lampiran. Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer sepakat
untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan harapan pada
siklus II aktivitas belajar siswa dapat mencapai perolehan di atas 85% sesuai
dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
3) Aspek Psikomotor
Pengamatan
dilakukan menggunakan lembar observasi yang telah dirancang, yang meliputi lembar observasi untuk mengetahui tingkat
partisipasi meliputi aktifitas psikomotor. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer diperoleh hasil sebagai
berikut
Tabel 4.8 Penilaian Aspek Psikomotor Kegiatan Bermain Peran pada Siklus I
Penilaian
ranah psikomotor dilakukan
secara individual dengan aspek yang dinilai
meliputi menampilkan ekspresi yang tepat pada saat bermain peran sesuai dengan tokoh yang
diperankannya, berbicara cukup keras untuk didengar pada saat melaksanakan
kegiatan bermain peran, berdialog dengan kata-kata yang jelas, tidak
mengulang-ulang pernyataan pada saat berdialog, mampu melaksanakan komunikasi
non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan) pada saat kegiatan bermain peran. Dari pengumpulan data diperoleh persentase nilai secara
klasikal baru 66,67% atau 16 siswa yang
dinyatakan tuntas karena masuk dalam kategori “baik dan sangat baik”, sedangkan
8 siswa atau 33,33% dinyatakan belum tuntas. Untuk data secara individual dapat
dilihat pada lampiran. Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan
observer sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan
harapan pada siklus II aktivitas belajar siswa dapat mencapai perolehan di atas
85% sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan
f. Refleksi
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam standar kompetensi Menceritakan Kisah Nabi Adam AS
pada aspek menampilkan perilaku
hidup sederhana dinyatakan belum berhasil. Setelah
peneliti dengan supervisor dan observer mendiskusikan tentang hasil observasi
dan wawancara yang dikaitkan dengan hasil tes formatif, maka pada siklus kedua
perlu ditanggulangi dengan memaksimalkan bimbingan dan menambah media
pembelajaran melalui peragaan atau peran yang dilakukan oleh siswa sendiri.
3.
Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan
rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana
Perbaikan Pembelajaran beserta skenario
tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh
guru dan siswa dalam kegiatan perbaikan. Terkait dengan rencana perbaikan
pembelajaran, peneliti juga menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan sesuai
dengan hipotesis yang dipilih : lembar kerja siswa, alat bantu pembelajaran.
Langkah selanjutnya bersama-sama dengan observer menyepakati fokus observasi
dan kriteria yang akan digunakan untuk dua pertemuan yang akan dilaksanakan
pada siklus kedua.
b. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan siklus II ini materi yang dibahas
adalah tentang menceritakan Kisah Nabi Adam AS pada kompetensi dasar Menampilkan perilaku hidup sederhana. Dalam kegiatan ini siswa diharapkan dapat mengetahui
tentang kisah Kisah Nabi Adam AS. Kegiatan yang dibahas adalah tentang
keteladanan dari Kisah Nabi Adam AS khususnya tentang perilaku hidup sederhana Nabi Adam AS. Untuk kegiatan
bermain siklus II, tidak semua siswa terlibat dalam bermain peran. Dalam
kegiatan ini beberapa siswa ditunjuk sebagai pemeran siswa sekolah. Adapun materi yang akan digunakan sebagai
kegiatan bermain peran tentang keutamaan yang dimiliki Nabi Adam AS
khususnya tentang perilaku hidup
sederhana Nabi Adam AS. Adegan yang dilakukan terdiri dari dua adegan. Adegan
pertama adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan antara seorang murid
dan guru mengajinya dan adegan kedua
kegiatan pengajian yang dilaksanakan di sebuah masjid dengan pembicara
seorang uztad. Pada awal kegiatan
pembelajaran guru menjelaskan materi yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran
dan manfaat pembelajaran.Selanjutnya dijelaskan skenario bermain peran yang akan dilaksanakan pada
kegiatan pembelajaran. Disampaiakn pula aturan main, tata tertib dan juga
penegasan kembali tentang peran masing-masing siswa.
Pada adegan pertama
narator membuka cerita tentang kegiatan menambung di sekolah di mana adegan
yang dilakukan adalah beberapa orang siswa yang sedang melaksanakan kegiatan
tanya jawab dengan guru mengajinya. Sementara adegan berlangsung siswa yang
berperan sebagai pengamat diingatkan untuk mencatat hal-hal penting yang
terjadi pada kegiatan menabung terutama pada saat dialog antara siswa dan guru
mengajinya tentang keutamaan yang dimiliki Nabi Adam AS khususnya
tentang perilaku hidup sederhana
Nabi Adam AS. Selesai adegan pertama, narator mengajukan beberapa pertanyaan
berkaitan dengan adegan yang telah berlangsung. Adapun pertanyaan yang harus
diselesaikan oleh siswa berkaitan dengan keutamaan yang dimiliki Nabi
Adam AS khususnya tentang perilaku
hidup sederhana Nabi Adam AS. Selanjutnya pada adegan kedua adalah kegiatan tentang
sebuah kegiatan pengajian yang membawakan materi tentang keutamaan yang
dimiliki Nabi Adam AS khususnya tentang perilaku hidup sederhana Nabi Adam AS. Selama adegan berlangsung guru
mengingatkan kembali agar siswa yang berperan sebagai pengamat hal-hal penting
yang berkaitan dengan keutamaan yang dimiliki Nabi Adam AS khususnya
tentang perilaku hidup sederhana
Nabi Adam AS.
Setelah
adegan berakhir narator membacakan pertanyaan-pertanyaan dan tugas yang harus
diselesaikan oleh siswa berkaitan dengan adegan yang telah berlangsung. Untuk
mengerjakan tugas ini dilakukan secara berkelompok dengan aktifitas diskusi.
Tiap kelompok diberi waktu 15 menit untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan narator. Setelah selesai dikerjakan tiap kelompok menugaskan
perwakilannya untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok
lain menanggapi. Dalam kegiatan ini guru memberi koreksi terhadap hasil diskusi
yang masih membutuhkan perbaikan.Setelah itu siswa diberi soal singkat untuk
mengetahui tingkat pemahaman dari hasil kegiatan belajar. Kegiatan belajar ditutup dengan refleksi dan
kesimpulan dar kegiatan belajar yang telah berlangsung oleh guru dan siswa.
Setelah itu siswa diberi tugas mandiri untuk dikerjakan di rumah.
c. Observasi
Observer
melaksanakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
format observasi dan hasilnya menunjukkan bahwa aktivitas siswa meningkat dan penghayatan peran juga baik
sehingga hasil yang diharapkan dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa.
Kegiatan pengamatan ini dilaksanakan oleh observer pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung.
1) Aspek Kognitif
a) Hasil Observasi
Berdasarkan
prosedur yang telah dirancang, kegiatan pengamatan dilakuakan secara
kolaboratif dengan guru mitra sebagai observer. Fokus pengamatan adalah
aktifitas siswa serta interasi yang terjadi. Pengamatan dilakukan menggunakan
lembar observasi yang telah dirancang, yang meliputi lembar observasi untuk
mengetahui tingkat partisipasi meliputi aktifitas kognitif. Dari hasil
observasi yang dilakukan oleh observer diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel
4.9 Penilaian Aspek Kognitif Kegiatan Bermain Peran pada Siklus II
Penilaian
ranah kognitif dilakukan
secara individual dengan aspek yang dinilai
meliputi kemampuan siswa dalam menceritakan tentang tokoh yang
diperankannya pada kegiatan bermain peran, mengungkapan gagasan dan pendapat
tentang pelaksanaan kegiatan bermain peran, menceritakan dengan bahasa sendiri
tentang pelaksanaan kegiatan bermain peran, mengajukan pertanyaan dalam diskusi
membahas hasil pelaksanaan kegiatan bermain peran, mempertahankan pendapat
dalam diskusi membahas hasil pelaksanaan kegiatan bermain peran. Dari pengumpulan data diperoleh data
bahwa dari 24 siswa ada 112,50%, atau 3 siswa yang dikategorikan cukup, sehingga dinyatakan belum
tuntas, dan sebanyak 16 siswa atau 66,67% masuk dalam kategori baik, serta 5 siswa
atau 20,83% masuk dalam kategori sangat baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa 21
siswa atau 87,50% dinyatakan tuntas belajarnya. Melihat hasil di atas dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil,
karena secara klasikal sudah mencapai
angka 87,50% dari minimal ketuntasan
sebesar 85%.
Melihat
hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer menyimpulkan bahwa hasil
pengamatan terhadap peningkatan aktivitas belajar sudah mencapai angka di atas
85%, sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada
siklus II. Untuk data secara
individual dapat dilihat pada lampiran.
b) Hasil Tes Formatif
Berdasarkan
hasil tes formatif yang dilaksanakan pada akhir siklus kedua diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.10 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif
Kegiatan Bermain Peran pada Siklus II
Keterangan :
T :
Tuntas
B :
Belum Tuntas
KKM : 70
Dari tabel di atas dapat diterangkan bahwa nilai
rata-rata prestasi belajar pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus
pertama sebesar 72,92, jumlah siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 21 siswa atau sebesar 87,50%, masih
ada 3 siswa yang belum tuntas belajarnya atau sebesar 12,50%.
2) Aspek Afektif
Pengamatan
dilakukan menggunakan lembar observasi yang telah dirancang, yang meliputi lembar observasi untuk mengetahui tingkat
partisipasi meliputi aktifitas afektif. Dari hasil observasi diperoleh hasil sebagai berikut
Tabel 4.11 Penilaian Aspek Afektif Kegiatan Bermain Peran pada Siklus II
Penilaian
ranah afektif dilakukan secara individual dengan aspek yang dinilai meliputi perasaan senang dalam
mengikuti kegiatan bermain peran, melaksanakan kegiatan bermain peran dengan
baik, melakukan peran dengan sesuai tokoh yang diperankannya, mendiskusikan
cara-cara memerankan peran dengan teman pada kelompoknya, memperhatikan dengan
seksama pada saat kelompok lain maju mementaskan kegiatan bermain peran.
Dari
pengumpulan data diperoleh persentase
nilai secara klasikal 3 siswa
atau 12,50% dinyatakan belum tuntas karena
baru mencapai kriteria “cukup”, dan 21 siswa atau 87,50% dinyatakan tuntas. Untuk data secara individual dapat dilihat
pada lampiran. Melihat hasil di atas maka peneliti
bersama-sama dengan observer menyimpulkan bahwa hasil pengamatan terhadap
peningkatan aktivitas belajar sudah mencapai angka di atas 85%, sehingga proses
perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus II.
3) Aspek Psikomotor
Pengamatan
dilakukan menggunakan lembar observasi yang telah dirancang, yang meliputi lembar observasi untuk mengetahui tingkat
partisipasi meliputi aktifitas psikomotor. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer diperoleh hasil sebagai
berikut
Tabel 4.12 Penilaian Aspek Psikomotor Kegiatan Bermain Peran pada Siklus II
Penilaian
ranah psikomotor dilakukan
secara individual dengan aspek yang dinilai
meliputi menampilkan ekspresi yang tepat pada saat bermain peran sesuai dengan tokoh yang
diperankannya, berbicara cukup keras untuk didengar pada saat melaksanakan
kegiatan bermain peran, berdialog dengan kata-kata yang jelas, tidak
mengulang-ulang pernyataan pada saat berdialog, mampu melaksanakan komunikasi
non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan) pada saat kegiatan bermain peran. Dari pengumpulan data diperoleh persentase nilai secara
klasikal baru 87,50% atau 21 siswa yang dinyatakan tuntas
karena masuk dalam kategori “baik dan sangat baik”, sedangkan 3 siswa atau 12,50%
dinyatakan belum tuntas. Untuk data
secara individual dapat dilihat pada lampiran. Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama
dengan observer menyimpulkan bahwa hasil pengamatan terhadap peningkatan aktivitas
belajar sudah mencapai angka di atas 85%, sehingga proses perbaikan
pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus II
Dari tabel
di atas dapat disimpulkan bahwa dari 24 siswa terdapat 22 orang yang tuntas belajarnya (87,50%) dilihat dari aktivitas belajarnya.
Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer menyimpulkan
bahwa hasil pengamatan terhadap peningkatan aktivitas belajar sudah mencapai
angka di atas 85%, sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil
dan tuntas pada siklus II.
d. Refleksi
Dari hasil
diskusi dengan observer tentang pelaksanaan kegiatan dapat disimpulkan bahwa
kegiatan pembelajaran berjalan sangat baik, tingkat keaktifan dan penghayatan
siswa meningkat cukup signifikan dari siklus kedua. Setelah peneliti dan
observer berdiskusi, dan memutuskan bahwa perbaikan pembelajaran sudah masuh
kriteria yang diinginkan. Oleh karena itu maka proses perbaikan pembelajaran
dianggap selesai tuntas, dan pembelajaran dilanjutkan dengan materi
selanjutnya, sementara kepada siswa yang tidak tuntas diberikan bimbingan
secara individu melalui program remidial.
B. PEMBAHASAN
Dalam proses belajar mengajar harus dikembangkan
secara sistematis. Dalam proses pembelajaran
perlu dikembangkan potensi
optimal dari peserta didik
yang mencerminkan kemampuan
dan kemandirian dalam mengambil keputusan. Untuk itu guru
harus memilih didaktik dan metodik khusus
dan mengorganisasikan ruang
lingkup materi yang
diajarkan. Informasi dengan menggunakan
akal nalar dan
akal budinya sehingga siswa secara
bertahap bergerak dari
hal yang sederhana menuju
kepada yang lebih rumit
serta mampu membentuk
sederetan wawasan dan pengertian yang paling bermakna baginya
(Sanusi, 1998:224).
Kondisi
pembelajaran pendidikan PAI
disekolah belum mampu memberikan sesuatu
hal yang bermakna
bagi peserta didik.
Kenyataan tersebut karena guru PAI belum mampu mengembangkan
berfikir peserta didik kepada
hal yang bersifat
problematik (Suwarma, 1991:113).
Lebih lanjut Suwarma mengemukakan pula dalam hasil penelitiannya bahwa PAI
merupakan salah satu mata pelajaran
khususnya di SD masih dihadapkan pada
masalah peningkatan mutu.
Peran
peserta didik tampak
belum berperan sebagai subjek
didik yang memiliki
potensi untuk berkembang, mereka kurang terlatih
dalam menemukan/mencari, menganalisis,
dan menggunakan informasi sebagai
akibat dari penerimaan
pelajaran ceramah, metode lainnya
seperti inkuiri, pemecahan
masalah dan sosiodrama yang
dipandang lebih efektif
dalam mengembangkan proses berfikir belum banyak digunakan
dalam penggunaan berfikir
dan nilai. Dalam proses
pendidikan PAI. Ditemukan
kelemahan yang sangat menonjol dan
tidak banyak menyentuh
pengembangan kemampuan berfikir.
Dalam mata pelajaran PAI kita kenal dengan pendekatan metode
bermain peran, dimana pendekatan ini dituntut dalam usaha pembaharuan dewasa
ini. Dengan pendekatan
metode role playing
mata pelajaran PAI, diharapkan para
siswa lebih mudah
memahami makna pesan
yang dibicarakan dalam proses pengajaran. Hal ini disebabkan bahwa
visualisasi mencoba menggambarkan hakikat
suatu pesan dalam
bentuk menyerupai keadaan yang
sebenarnya atau realisme.
Disamping itu diharapkan
para siswa mampu melakukan prinsip-prinsip dan langkah-langkah pendekatan
metode bermain peran sehingga suasana
kelas lebih banyak
berperan pada siswa dan siswa
terlibat dalam proses belajar (student
active learning).
a. Aspek Kognitif
1)
Hasil Observasi
Dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
penerapan metode bermain peran pada pembelajaran PAI, diperoleh data pada aspek
kognitif sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel 4.13 Rekapitulasi
Hasil Observasi Aspek Kognitif pada Kegiatan Bermain Peran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Dari tabel
di atas terlihat siswa yang belum tuntas pada aspek kognitif
mengalami penurunan yang
cukup signifikan. Pada prasiklus siswa belum tuntas sebanyak 20 atau 83,33%, pada
siklus I menurun menjadi 9
siswa atau 37,50%, sedang pada
siklus II siswa yang belum tuntas hanya 3 siswa atau 12,50%. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya juga
meningkat cukup baik, dimana pada prasiklus hanya ada 4 siswa atau 16,67%,
meningkat menjadi 15 siswa atau 62,50 % ada siklus I dan pada siklus terakhir
menjadi 21 siswa atau 87,50%.
Dari penjelasan di atas dalam bentuk grafik
sebagaimana gambar di bawah ini :
Gambar 4.1. Grafik
Peningkatan Aktifitas
Siswa pada Aspek Kognitif
2)
Hasil Tes Formatif
Dari hasil tes formatif yang dilaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan penerapan metode bermain peran pada pembelajaran PAI materi
akhlak terpuji, sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel
4.14 Rekapitulasi
Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Hasil Tes Formatif pada Kegiatan Bermain Peran
Penggunaan bermain
peran terbukti sangat membantu
dalam membangkitkan hasil belajar siswa,
ini terbukti dari hasil
belajar yang diberikan
pada setiap siklusnya
mengalami peningkatan di mana
pada kondisi awal hanya 57,08, pada siklus I
nilai rata-rata yang
diperoleh siswa adalah
63,71 dan pada siklus II rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 72,92. Demikian juga dengan peningkatan ketuntasan
belajar siswa, dari 4 siswa atau 16,67% pada prasiklus, menjadi 21 siswa atau 87,50%
pada siklus terakhir.
Sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan
dalam perbaikan pembelajaran bahwa siswa yang dinyatakan tuntas belajar jika mendapat
nilai tes formatif sebesar 70 ke atas dan jika 85% dari siswa telah tuntas
belajarnya. Untuk memperjelas kenaikan
ketuntasan belajar siswa dan penurunan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat
pada diagram batang di bawah ini :
Gambar 4.2. Grafik
Peningkatan Nilai Tes formatif pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II
b. Aspek Afektif
Dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan penerapan
metode bermain peran pada pembelajaran PAI, diperoleh data pada aspek afektif sebagaimana
tabel di bawah ini.
Tabel 4.15 Rekapitulasi
Hasil Observasi Aspek Afektif pada Kegiatan Bermain Peran
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada prasiklus siswa
belum tuntas sebanyak 15 atau 62,50%, pada
siklus I menurun menjadi 10 siswa atau 41,67%, sedang pada siklus II siswa yang
belum tuntas hanya 3 siswa atau 12,50%. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya juga
meningkat cukup baik, dimana pada prasiklus hanya ada 9 siswa atau 37,50%,
meningkat menjadi 14 siswa atau 58,33% ada siklus I dan pada siklus terakhir
menjadi 21 siswa atau 87,50%. Dari
penjelasan di atas dalam bentuk grafik sebagaimana gambar di bawah ini :
Gambar 4.3. Grafik
Peningkatan Aktifitas Siswa pada Aspek Afektif
c. Aspek Psikomotor
Dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan
penerapan metode bermain peran pada pembelajaran PAI, diperoleh data pada aspek
psikomotor sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel 4.16 Rekapitulasi
Hasil Observasi Aspek Psikomotor pada Kegiatan Bermain Peran
Dari tabel
di atas terlihat bahwa pada prasiklus
siswa belum tuntas sebanyak 18 atau 75%, pada
siklus I menurun menjadi 8
siswa atau 33,33%, sedang pada
siklus II siswa yang belum tuntas hanya 3 siswa atau 12,50%. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya juga
meningkat cukup baik, dimana pada prasiklus hanya ada 6 siswa atau 25%,
meningkat menjadi 16 siswa atau 66,67% ada siklus I dan pada siklus terakhir
menjadi 21 siswa atau 87,50%. Dari
penjelasan di atas dalam bentuk grafik sebagaimana gambar di bawah ini
Gambar 4.4. Grafik
Peningkatan Aktifitas Siswa pada Aspek Kognitif
Berdasarakan data-data yang berhasil
dikumpulkan dan komentar-komentar tentang pelaksanaan pembelajaran dengan
metode bermain peran tampak terjadi peningkatan secara signifikan pada
kemampuan siswa aspek psikomotorik, afektif dan kognitif. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung
siswa sangat antusias. Keterlibatan siswa secara pada kegiatan pembelajaran
dengan metode bermain peran menjadikan siswa mampu mengkonstruksi
pengetahuan-pengetahuan baru yang diperolehnya sehingga pemahaman yang
diperoleh akan lebih permanen. Kegiatan pembelajaran dengan metode bermain
peran juga memberikan siswa pengalaman belajar tentang simulasi kehidupan nyata
yang akan dihadapinya kelak. Dengan demikian siswa akan tidak canggung dalam
menapak kehidupan selanjutnya.
Keterampilan
lain yang diperoleh dari pembelajaran dengan metode bermain peran adalah
meningkatnya kemampuan berkomunikasi antar para siswa. Siswa belajar
mengkomunikasikan pikirannya kepada siswa lainnya. Siswa juga belajar cara
berkomunikasi secara efektif melalui peran-peran yang dilakukannya. Dampak lain
dengan pelaksanaan pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pemahaman siswa bahwa Pendidikan Agama
Islam sebagai pelajaran yang relatif kurang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari akan berubah. Siswa merasakan langsung dari penerapan Pendidikan Agama Islam dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan mengetahui betapa Pendidikan Agama Islam sangat
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari diharapkan dapat menggugah kesadaran
siswa untuk mempelajari Pendidikan Agama Islam lebih serius sehingga lebih
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
bila berkenan untuk bab selanjutnya secara lengkap sampai dengan lampiran dan halaman depan dalam format *.doc/*.docx silahkan
klik DOWNLOADatau hub. 081327121707 terima kasih.