Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Saturday, 20 April 2024

SKRIPSI JURUSAN THEOLOGI (AGAMA KRISTEN)

 

PENGARUH PENGGUNAAN METODE  DISKUSI  DAN  MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 ..............PADA POKOK BAHASAN NORMA DAN KEADILAN

 

 

 

SKRIPSI/TESIS/DISERTASI

 

 

Diajukan Kepada

 Sekolah Tinggi Theologi “IKAT”

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Agama Kristen (M.Pd)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Disusun Oleh :

 

Nama             :   

NIM               :   

Prodi              :   

Kode Prodi    :   

 

 

 

 

 

 

SEKOLAH TINGGI THEOLOGI “IKAT” (233.105)

JAKARTA, 2023


LEMBAR PERNYATAAN

 

 

Yang bertanda tangan di bawah ini .

 

Nama                                       :

Tempat & Tanggal Lahir         :

Nomor Induk Mahasiswa       :

 

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan tesis yang saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan keaslian dapat dipertanggungjawabkan. Apabila ternyata dikemudian hari tesis ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan atas karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan dan tata tertib yang berlaku di Sekolah Tinggi Theologi “IKAT” Jakarta.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada paksaan dari pihak manapun

 

 

Jakarta,  ….. Desember 2023

Penulis

 

 

 

Nama Penulis


PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

 

 

Pembimbing telah menerima hasil penelitian yang berjudul : Pengaruh Penggunaan Metode  Diskusi  Dan  Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 1 Bintuni Pada Pokok Bahasan Norma Dan Keadilan”, yang telah diserahkan oleh (nama penulis) untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar (Sarjana/Magister/Doktor) ... ... ... ... dari Sekolah Tinggi Theologi “IKAT” Jakarta.

 

 

 

 

 

Jakarta,      Desember 2023

 

Dosen Pembimbing

 

 

 

 

Nama Dosen Pembimbing/ Nama Promotor


HASIL PERSIDANGAN

 

Setelah melalui Pengujian Komprehensif Skripsi/Tesis/Disertasi

 maka Penguji menyatakan :

 

 

 

 

LULUS / TIDAK LULUS

 

 

Nilai :

 

Dengan memenuhi persyaratan untuk memperoleh Gelar ………

 

Panitia Penguji :

 

 

Ketua

 

 

 

Anggota

 

 

 

Anggota

 

 

 

Anggota

 

 

Anggota

 


PENGESAHAN KETUA SEKOLAH TINGGI THEOLOGI “IKAT”

 

 

 

Setelah memeriksa dan meneliti secara seksama serta mengetahui seluruh proses penelitian dan cara penyusunan skripsi/tesis/disertasi yang dilakukan oleh nama penulis yang berjudul Judul penelitian maka dengan ini dinyatakan bahwa penelitian ini telah diterima dan disahkan sebagai bagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar …………………. dari SEKOLAH TINGGI THEOLOGI “IKAT” Jakarta.

 

 

 

Diterima dan disahkan pada tanggal Jakarta, Juni 20

KETUA/REKTOR SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA “IKAT”

 

 

 

 

 

 

DR. JIMMY M.R. LUMINTANG,  MBA., M.Th


MOTTO

 

 

(Motto dari penulis)

 

 

 


ABSTRAKSI

 

(Abstraksi Bahasa Indonesia)

 

 


ABSTRAKSI

 

 

(Abstraksi Bahasa Inggris)

 

 

 


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan pertolonganNya penulis dapat mempersembahkan karya tulis ini yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode  Diskusi  Dan  Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 1 Bintuni Pada Pokok Bahasan Norma Dan Keadilan. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, namun dengan tekad dan semangat yang tinggi Penulis dapat menyelesaikan semuanya. Dengan harapan bahwa tulisan ini memberikan wawasan dan informasi bagi semua orang. Pada kesempatan yang berbahagia ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak Sekolah Tinggi Theologi “IKAT”, yang telah kesempatan kepada Penulis untuk mengikuti pendidikan di STT IKAT.

Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, perkenankan pula Penulis menyampaikan terima kasih atas dukungan, cinta , dorongan , bantuan lainnya yang diberikan kepada Penulis selama penulisan penelitian ini ini kepada :

1.     Bapak DR. JIMMY M.R. LUMINTANG, MA, MBA, M. Th Sebagai Rektor Sekolah Tinggi Theologi “IKAT”.

2.     Bapak Dr. Lasino J. W. Putro, M. Th. Sebagai Ketua I Sekolah Tinggi Theologi “IKAT”.

3.     Ibu Dr. Donna Sampaleng, M.Pd. Sebagai Ketua II Sekolah Tinggi Theologi “IKAT”.

4.     Dr. Simon Stefanus Baitanu, M.Th. Sebagai Ketua III Sekolah Tinggi Theologi “IKAT” Jakarta.

5.     Dr. Ruben Nesimnasi, M.Th. Sebagai Ketua IV Sekolah Tinggi Theologi “IKAT” Jakarta

6.     Senat Perguruan Tinggi serta Pimpinan dan Civitas STT “IKAT” Jakarta.

7.     …………………………………………………………………………………………

8.     …………………………………………………………………………………………

9.      …………………………………………………………………………………………

10.  …………………………………………………………………………………………

 


Penulis sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyajikan karya ini dengan baik, namun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis dengan sukacita dan rendah hati menerima kritik dan saran yang positif dan membangun.

Akhir kata, penulis berharap kiranya tesis ini bermanfaat bagi semua pihak, terutama kepada mereka yang bergerak dalam dunia pendidikan dan semuanya ini dipersembahkan untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

 

 

Jakarta       Desember 2023

 

 

 

Nama Penulis


DAFTAR ISI

 

LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................................       

PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING.....................................................................       

HASIL PERSIDANGAN................................................................................................       

PENGESAHAN KETUA SEKOLAH TINGGI THEOLOGI “IKAT”.........................       

MOTTO.............................................................................................................................       

ABSTRAKSI....................................................................................................................       

ABSTRAKSI....................................................................................................................       

KATA PENGANTAR......................................................................................................       

DAFTAR ISI....................................................................................................................       

DAFTAR TABEL............................................................................................................       

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................       

 

BAB    I     PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah............................................................................      1

B.  Identifikasi Masalah..................................................................................      6

C.  Pembatasan Masalah..................................................................................      6

D.  Perumusan Masalah...................................................................................      6

E.   Kegunaan Hasil Penelitian.........................................................................      7

BAB    II   TINJAUAN PUSTAKA

A.    Deskripi Konseptual..................................................................................      8

1.      Hasil Belajar........................................................................................      8

2.      Metode Pembelajaran..........................................................................    17

3.      Motivasi Siswa....................................................................................    24

B.  Hasil Penelitian yang Relevan...................................................................    33

C.  Kerangka Teoritik......................................................................................    38

D.  Hipotesis Penelitian...................................................................................    40

BAB    III METODOLOGI PENELITIAN

A.    Tujuan Penelitian.......................................................................................    41

B.    Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................    41

C.    Metode Penelitian......................................................................................    41

D.    Populasi dan Sampel..................................................................................    42

E.     Rancangan Perlakuan................................................................................    43

F.     Kontrol Validitas Internal dan Eksternal  Rancangan Penelitian..............    44

G.    Teknik Pengumpulan Data........................................................................    46

1.      Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa......................................................    46

a.    Definisi Konseptual.......................................................................    46

b.    Definisi Operasional......................................................................    47

c.    Kisi-kisi Instrumen.........................................................................    47

d.   Jenis Instrumen..............................................................................    47

e.    Uji Vadilitas dan Reliabilitas.........................................................    48

2.      Instrumen Angket Metode Diskusi.....................................................    50

a.    Definisi Konseptual.......................................................................    50

b.    Definisi Operasional......................................................................    51

c.    Kisi-kisi Instrumen.........................................................................    51

d.   Jenis Instrumen..............................................................................    51

e.    Uji Validitas dan Reliabilitas.........................................................    52


3.      Intrumen Angket Motivasi Belajar......................................................    54

a.    Definisi Konseptual.......................................................................    54

b.    Definisi Operasional......................................................................    54

c.    Kisi-kisi Instrumen.........................................................................    51

d.   Jenis Instrumen..............................................................................    51

e.    Uji Validitas dan Reliabilitas.........................................................    52

H.    Teknik Analisa Data..................................................................................    58

I.       Hipotesa Statistika.....................................................................................    65

BAB    IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Data...........................................................................................    66

B.    Uji Persyaratan Analisis.............................................................................    71

C.    Hasil Pengujian Hipotesis..........................................................................    74

D.    Pembahasan Hasil Penelitian.....................................................................    80

BAB    V   SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A.    Simpulan....................................................................................................    84

B.    Implikasi....................................................................................................    84

C.    Saran .........................................................................................................    85

 

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

 

 


DAFTAR TABEL

 

TABEL                                                                                                                          Halaman

 

Tabel   2.1       Langkah-langkah Penyelenggaraan Model Diskusi Kelas............................ 21

Tabel   3.1       Populasi Penelitian ....................................................................................... 43

Tabel   3.2       Kisi-Kisi Instrumen Tes Materi Norma dan Keadilan.................................. 47

Tabel   3.3       Hasil Uji Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar Materi Norma dan Keadilan             49

Tabel   3.4       Kisi-Kisi Instrumen Tes Materi Norma dan Keadilan ................................. 51

Tabel   3.5       Hasil Uji Validasi Instrumen Angket Metode Diskusi................................. 53

Tabel   3.6       Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa ................................... 55

Tabel   3.7       Hasil Uji Validasi Instrumen Angket Motivasi Belajar................................ 57

Tabel   3.8       Kategorisasi Standar yang ditetapkan  Departemen Pendidikan Nasional                 59

Tabel   3.9       Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar PKn.................................... 59

Tabel   3.10     Kategorisasi Standar yang ditetapkan  Departemen Pendidikan Nasional                 60

Tabel   3.11     Keterangan Skor Motivasi Siswa................................................................ 60

Tabel   4.1       Hasil Analisis Deskriptif Variabel Hasil Belajar Siswa................................ 67

Tabel   4.2       Kategori Skor Hasil Belajar  Berdasarkan Standar Ketetapan  Departemen Pendidikan Nasional...................................................................................................................... 67

Tabel   4.3       Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siswa .......................................... 68

Tabel   4.4       Hasil Analisis Deskriptif Variabel Metode Diskusi...................................... 69

Tabel   4.5       Kategori Skor Perolehan Angket Metode Diskusi....................................... 69

Tabel   4.6       Hasil Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Belajar..................................... 70

Tabel   4.7       Keterangan Skor Motivasi Siswa................................................................. 71

Tabel   4.8       Hasil Analisis Uji Normalitas Variabel Hasil Belajar (Y)............................. 72

Tabel   4.9       Hasil Analisis Uji Normalitas Variabel Metode Diskusi (X1)...................... 72

Tabel   4.10     Hasil Analisis Uji Normalitas Variabel Motivasi Belajar (X2)..................... 73

Tabel   4.11     Hasil Analisis Uji Homogenitas.................................................................... 73

Tabel   4.12     Hasil Analisis Uji T Variabel X1 Terhadap Y.............................................. 75

Tabel   4.13     Hasil Analisis Uji R Square.......................................................................... 76

Tabel   4.14     Hasil Analisis Uji T Variabel X1 Terhadap Y.............................................. 77

Tabel   4.15     Hasil Analisis Uji R Square.......................................................................... 77

Tabel   4.16     Hasil Analisis Uji F....................................................................................... 78

Tabel   4.17     Hasil Analisis Uji R Square.......................................................................... 79


DAFTAR GAMBAR

GAMBAR                                                                                                  Halaman

 

Gambar    2.1 Kerangka Penelitian...................................................................................... 40

Gambar    3.1 Skema Rancangan Perlakuan........................................................................ 44

Gambar    4.1 Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa................................................................ 68

 


DAFTAR LAMPIRAN

 

LAMPIRAN                                                                                                             

 

Lampiran 1 Rancangan Perlakuan

Lampiran 2 Instrumen

Lampiran 3 Hasil Uji Coba

Lampiran 4 Kisi-kisi Akhir (sesudah uji coba)

Lampiran 5 Data Hasil Penelitian (Variabel Terikat dan Data dari Variabel Moderator)

Lampiran 6 Pengujian Persyaratan Analisis

Lampiran 7 Penguji Hipotesis


BAB I

PENDAHULUAN

F.   Latar Belakang Masalah

Setiap proses pembelajaran pasti menghasilkan hasil belajar yang positif. Mencapai hasil belajar yang baik adalah hal yang sangat memungkinkan dalam proses pembelajaran. Pentingnya hasil belajar sebagai acuan untuk mencapai tujuan pendidikan sangatlah besar. Dengan kemampuan intelektual yang dimiliki, peserta didik memiliki potensi besar untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Ada banyak kemungkinan untuk mengukur pencapaian peserta didik melalui hasil belajar mereka. Hasil belajar merupakan bukti bahwa terjadi perubahan positif dalam perilaku seseorang dalam hal kognitif, afektif, serta psikomotorik setelah melakukan proses belajar dalam waktu tertentu. Hasil belajar peserta didik sangat membantu guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran. Dengan mengetahui bagian materi pelajaran yang belum dimengerti, guru dapat memberikan perbaikan dan penjelasan yang lebih baik agar peserta didik dapat memahami dengan lebih baik.

Pembelajaran yang berkualitas tentu saja memiliki pedoman yang komprehensif tentang skenario pembelajaran yang diinginkan oleh guru. Hal ini bertujuan agar pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien sesuai dengan tuntutan kebutuhan siswa. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan program yang baik pula. Itu berarti keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh perencanaan yang dibuat guru. Untuk itu, penyusunan perencanaan pembelajaran mutlak dilakukan oleh guru pada saat akan melaksanakan tugasnya dalam memberikan materi pembelajaran.

Pengertian PKn dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah PKn ialah upaya memberi bekal terhadap peserta didik melalui pengetahuan dan keterampilan mendasar melalui hubungan warga negara, dan pendidikan bela negara pendahulu, sehingga menjadi warga negara yang baik serta bisa bisa diandalkan oleh bangsa dan negara (Mokol et al.,2022). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari siswa, baik sebagai individu maupun sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, warga negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai suatu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum sekolah, PKn memiliki misi yang harus diemban. Di antara misi yang harus diemban adalah sebagai pendidikan dasar untuk mendidik warga negara agar mampu berpikir kritis dan kreatif, mengkritisi, mengembangkan pikiran. Untuk itu siswa  perlu memiliki kemampuan belajar tepat, menyatakan dan mengeluarkan pendapat, mengenal dan mutlak dilakukan oleh guru pada saat akan melaksanakan tugasnya dalam memberikan materi pembelajaran. Melakukan telaah terhadap permasalahan yang timbul di lingkungannya agar tercapai perilaku yang diharapkan.

Namun dalam kenyataan di lapangan, banyak ditemukan berbagai kendala dalam proses belajar PKN sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai dengan baik. Situasi seperti ini guru harus dapat mengambil suatu tindakan guna menyiasati apa yang terjadi di kelas. Guru harus dapat mengubah metode agar kemampuan siswa  dalam mengeluarkan pendapat semakin meningkat. Salah satu cara yang dapat ditempuh berkaitan dengan inovasi tugas mengajar guru adalah guru hendaknya mempunyai kemampuan dalam mengembangkan metode mengajarnya.

Metode mengajar diartikan sebagai suatu cara atau teknik yang dipakai oleh guru dalam menyajikan bahan ajar kepada siswa  untuk mencapai tujuan pengajaran. Khususnya dalam hal ini adalah metode untuk menunjang proses belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Pemilihan metode mengajar ini juga perlu diperhatikan karena tidak semua materi dapat diajarkan dengan hanya satu metode mengajar. Guru hendaknya dapat memilih metode mengajar yang dianggap sesuai dengan materi yang hendak diajarkan. Hal ini dimaksudkan agar pengajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat berlangsung secara efektif, efisien dan tidak membosankan.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang diwajibkan untuk kurikulum di jenjang pendidikan dasar, menengah, dan mata kuliah wajib untuk kurikulum pendidikan tinggi. Berdasarkan hal tersebut PKn tidak bisa dianggap remeh karena merupakan mata pelajaran yang diwajibkan, sehingga upaya-upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran PKn di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi harus terus ditingkatkan. Kenyataan di lapangan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) masih dianggap sebagai pelajaran nomor dua atau dianggap sepele oleh sebagian besar siswa . Kenyataan ini semakin diperburuk dengan metode mengajar yang dipakai oleh sebagian besar guru PKn masih memakai metode konvensional atau tradisional. Metode konvensional merupakan metode dimana guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan langkah-langkah dalam menyampaikan materi kepada siswa . Sehingga keaktifan siswa  dalam mengikuti kegiatan belajar dan mengajar berkurang dan hanya bergantung pada guru.

Berdasarkan observasi awal selama dua hari yang dilakukan peneliti di kelas VII SMP Negeri 1 Bintuni Kecamatan Bintuni  dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah, dimana guru terlihat aktif dalam proses pembelajaran sedangkan siswa  terlihat kurang aktif dalam belajar. Guru juga terkadang hanya memberikan penghapalan kepada siswa dan siswa terlihat bosan pada saat belajar, sehingga hasil belajar siswa rendah. Melihat realitas yang ada guru perlu menggunakan metode pembelajaran. yang tepat salah satunya yaitu metode pembelajaran diskusi kelompok. Metode ini diterapkan agar dapat membantu guru khususnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu agar penyajian bahan ajar PKn tidak lagi terbatas hanya ceramah dan membaca isi buku, sehingga diharapkan siswa  tidak lagi merasa bosan dan jenuh dengan materi pelajaran.

Selain faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn, faktor internal siswa yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah motivasi siswa. Motivasi adalah faktor penting yang dapat mempengaruhi keterlibatan siswa dalam proses belajar. Setelah proses pembelajaran dilaksanakan, kita akan dapat mengetahui bagaimana motivasi belajar siswa tersebut dengan lebih baik. Seorang guru profesional memiliki kemampuan untuk membuat pelajaran di kelas menjadi lebih menarik dan menghindari kebosanan pada siswa. Selain itu, guru tersebut dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan pengalaman mereka (Aslamiyah, 2019). Dengan diberikan metode pembelajaran yang menarik, siswa akan lebih termotivasi dalam proses pembelajaran. Dalam situasi ini, jika siswa diberikan bantuan yang tepat untuk memahami materi PKn yang terkesan membosankan bagi siswa karena berisi dengan beberapa muatan materi yang bersifat hapalan, maka mereka akan mampu mencapai hasil yang lebih baik dalam pembelajaran dan tidak hanya mengandalkan hapalan semata.

Permasalahan awal yang peneliti temui pada saat observasi di lapangan terkait dengan penggunaan metode pembelajaran dan motivasi belajar siswa, masih ditemui oleh peneliti keadaan kelas yang terlihat hening dan siswa terkesan bosan dalam pembelajaran. Terdapat dua guru yang mengajar mata pelajaran PKn di SMP Negeri 1 Bintuni Kecamatan Bintuni. Pada saat observasi berlangsung kedua guru memberikan mata pelajaran PKn dengan waktu yang berbeda dan dengan metode pembelajaran yang berbeda pula. Pada jam pertama guru di kelas VII A memberikan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode diskusi. Sedangkan pada jam pelajaran terakhir guru yang lain memberikan pembelajaran PKn di kelas VIIC dengan menggunakan metode konvensional atau ceramah. Kedua kelas sama-sama diberkan pembelajaran PKn materi Ke-Tuhanan Yang Maha Esa, namun kelas yang diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi, kelas terlihat hidup dan siswa menjadi lebih semangat.  Kelas yang diberikan pembelajaran oleh guru dengan menggunakan metode ceramah terkesan hening, dan siswa banyak yang mengantuk. Tidak ada siswa yang aktif pada saat pembelajaran, siswa hanya sesekali mencatat dari beberapa penjelasan guru. Hanya guru yang aktif memberikan materi pelajaran dengan mencacat materi di papan tulis. Selesai pembelajaran kedua kelas diberikan soal tes latihan namun hasil tes di kelas dengan metode ceramah hanya 5 orang siswa yang mendapat nilai di atas KKM sedangkan di kelas dengan pembelajaran menggunakan metode diskusi terdapat 28 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM. Dan jumlah siswa keseluruhan masing-masing kelas adalah 32 siswa.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh penggunaan metode diskusi dan motivasi siswa terhadap hasil belajar siswa. Dan diperkuat dengan beberapa penelitian yang telah berhasil dalam penelitian yaitu penelitian dari Khulsum (2023) yang telah membuktikan bahwa penggunaan metode diskusi dan motivasi siswa mampu berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Penelitian lain yang telah berhasil adalah dari Fathan (2019), bahwa metode pembelajaran dan motivasi dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Penelitian yang hendak dilakukan oleh peneliti dengan metode penelitian eksperimen karena peneliti ingin mengetahui dan menganalisa pengaruh antara penggunaan metode pembelajaran dengan diskusi dan metode pembelajaran ceramah. Peneliti lebih lanjut mempunyai tujuan apakah dalam penelitian yang dilaksanakan media pembelajaran mana yang mempunyai kontribusi paling berarti dalam pembelajaran. Begitupun permasalahan yang telah diuraikan di atas memerlukan solusi demi perbaikan kualitas pembelajaran.

G. Identifikasi Masalah

Bedasarkan hasil pengamatan peneliti pada saat observasi awal beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah.

1.    Hasil belajar siswa masih rendah.

2.    Motivasi belajar siswa  rendah.

3.    Guru masih menggunakan metode pembelajaran yang hanya berpusat pada guru.

H.  Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian agar penelitian lebih terfokus pada hasil maksimal sehingga permasalahan dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh penggunaan metode diskusi dan motivasi siswa terhadap hasil belajar mata pelajaran PKn di kelas VIIC SMP Negeri 1 Bintuni Kecamatan Bintuni .

I.     Perumusan Masalah

Dari hasil identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah.

1.    Adakah pengaruh antara metode diskusi terhadap hasil belajar PKn siswa di kelas VIIC SMP Negeri 1 Bintuni Kecamatan Bintuni ?

2.    Adakah pengaruh antara motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar PKn siswa di kelas VIIC SMP Negeri 1 Bintuni Kecamatan Bintuni ?

3.    Adakah pengaruh antara metode diskusi dan motivasi belajar PKn siswa di kelas VIIC SMP SMP Negeri 1 Bintuni Kecamatan Bintuni ?

 

J.    Kegunaan Hasil Penelitian

1.    Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah:

a.    Harapan dari penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi pemikiran atau bahan kajian yang lebih luas untuk pengembangan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penggunaan metode diskusi.

b.    Memberikan gambaran tentang penggunaan media pembelajaran yang menarik dan bervariasi, seperti metode diskusi yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn siswa.

2.    Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah :

a.    Pendidik dapat berharap bahwa hasil penelitian akan memberikan gambaran positif tentang penggunaan metode diskusi dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

b.    Sekolah dalam penelitian dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan proses pembelajaran PKn dan membantu dalam perbaikan secara keseluruhan. Penelitian ini sangat bermanfaat untuk menghasilkan inovasi dalam penggunaan media pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses, hasil pembelajaran, dan mutu pendidikan.

 


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Deskripi Konseptual

1.    Hasil Belajar

a.    Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran berupa tes yang disusun secara terencana seperti tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan (Sutrisno, 2021:22). Pendapat dari Thobroni & Mustofa (2011:22) hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Sejalan dengan itu, hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Rusman, 2017:129). Susanto (2013:5) mengingkapkan bahwa “hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar”.

Perubahan tingkah laku dalam bidang kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotorik (keterampilan). Kemampuan siswa didalam ranah tersebut menentukan keberhasilan siswa dalam mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dapat diartikan sebahai hasil belajar. Jihad (2013:15) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sehubungan dengan hal itu Susanto (2013:5) menyatakan “Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar”. Hasil belajar merupakan hasil evaluasi belajar yang diperoleh atau dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu. Hasil belajar yang ditonjolkan oleh siswa merupakan hasil usaha dalam proses pembelajaran secara efisien yang di dukung oleh kemampuan siswa dalam menyerap ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru dan kemampuan seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran yang mudah dipahami oleh siswa.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah sebagai hasil maksimum siswa yang diukur dari hasil tes belajar dalam materi pelajaran tertentu. Setelah proses belajar berakhir, maka siswa akan memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sampai batas mana siswa dapat memahami materi. Agar mengetahui hasil belajar, maka perlu dilakukan pengukuran atau evaluasi yang dilakukan secara berkala. Pelaksanaan evaluasi bertujuan untuk melihat hasil belajar secara kuantitatif atau angka yang diperoleh peserta didik

b.    Faktor- Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Menentukan keberhasilan dalam proses belajar dapat ditentukan dengan kemampuan belajar peserta didik. Dalam proses belajar, ada faktor-faktor yang memengaruhinya. Hal ini disebutkan oleh Djaali (2020:101), sebagai berikut.

1)   Motivasi, kondisi atau keadaan yang ada dalam diri individu yang mendorong untuk melakukan aktivitas guna mencapai tujuan.

2)   Sikap, suatu kesiapan mental dalam berbagai jenis tindakan pada situasi yang tepat.

3)   Minat, rasa ketertarikan pada suatu hal tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

4)   Kebiasaan belajar, cara yang diperoleh dari belajar secara berulang ulang.

5)   Konsep diri, pandangan seseorang tentang diri sendiri yang menyangkut apa yang diketahui dan dirasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain.

Pendapat dari Slameto (2018:55) menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi hasil belajar ada dua golongan, yaitu faktor intern (berasal dari dalam diri) dan faktor ekstern (berasal dari luar).

1)   Faktor-faktor Intern

a)    Faktor jasmaniah, terdiri dari kesehatan dan cacat tubuh.

b)   Faktor psikologis, terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, dan kematangan.

c)    Faktor kelelahan, dapat dihilangkan dengan istirahat dan tidur yang cukup.

2)   Faktor-faktor Ekstern

a)    Faktor keluarga, terdiri dari cara orang tua mendidik anak, suasana dalam rumah, relasi antara anggota keluarga, keadaan ekonomi, dan perhatian orang tua.

b)   Faktor sekolah, terdiri dari metode mengajar, kurikulum, kedisiplinan, fasilitas di sekolah, metode belajar, dan tugas rumah.

c)    Faktor masyarakat, terdiri dari teman bergaul, kehidupan masyarakat, media masa, dan kegiatan peserta didik.

Sejalan dengan itu, menurut Syah (2018:145) menyatakan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni.

1)   Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam siswa yang meliputi dua aspek, yakni:

a)    Aspek fisiologis, keadaan jasmani dapat memengaruhi semangat siswa dalam mengikuti pelajaran.

b)   Aspek psikologis, aspek ini dapat memengaruhi kuantitas dan kualitas
perolehan pembelajaran peserta didik. Faktor-faktor psikologis yang tergolong esensial yaitu inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi peserta didik.

2)   Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar atau dari lingkungan. Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yakni.

a)    Lingkungan sosial, seperti teman sebaya atau teman sekelas, guru, dan staf dapat memengaruhi semangat belajar peserta didik. Guru yang menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik dalam hal belajar dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar peserta didik. Selain itu, masyarakat, tetangga, dan keluarga juga berpengaruh terhadap kegiatan belajar peserta didik.

b)   Lingkungan nonsosial, faktor yang termasuk ke dalam lingkungan nonsosial yaitu gedung sekolah, rumah tempat tinggal keluarga, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar. Faktor-faktor tersebut turut menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik.

3)   Faktor pendekatan belajar merupakan cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran tertentu. Faktor pendekatan belajar dapat berpengaruh terhadap taraf keberhasilan belajar siswa tersebut.

Pada proses penilaian hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa untuk mencapai tujuan belajar melalui kegiatan belajar. Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar menurut Rusman (2017:130), yaitu.

1)   Faktor Internal

a)    Faktor fisiologis, kondisi fisiologis seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, dan tidak dalam keadaan cacat jasmani dapat memengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.

b)   Faktor psikologis, setiap siswa memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, meliputi inteligensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif, dan daya nalar peserta didik. Hal tersebut dapat memengaruhi hasil belajar peserta didik.

c)    Kebiasaan belajar, yaitu cara belajar siswa yang dilakukan secara berulang-ulang.

2)   Faktor Eksternal

a)    Faktor lingkungan, meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

b)   Faktor instrumental, yaitu faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang memengaruhi belajar ada tiga golongan, yakni faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh yang kuat dalam proses belajar. Dari banyaknya faktor tersebut yang memengaruhi hasil belajar diantaranya adalah kebiasaan belajar dan minat belajar. Hasil belajar siswa dapat dicapai hingga maksimal apabila faktor-faktor yang memengaruhi tersebut mendukung proses belajar atau berpengaruh positif.

c.    Klasifikasi Hasil Belajar

Nashar (2014:56-58) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 5 yaitu:

1)   Keterampilan intelektual (intellectual skills)

Keterampilan intelek merupakan kemampuan yang membuat individu kompeten. Kemampuan ini bertentangan mulai dari kemahiran bahasa sederhana seperti menyusun kalimat sampai pada kemahiran teknis maju, seperti teknologi rekayasa dan kegiatan ilmiah. Keterampilan teknis itu misalnya menemukan kekuatan jembatan atau memprediksi inflasi mata uang.

2)   Strategi Kognitif (Cognitive Strateggies)

Strategi kognitif merupakan kemampuan yang mengatur perilaku belajar, mengingat dan berfikir seseorang. Misalnya, kemampuan mengendalikan perilaku ketika membaca yang dimaksudkan untuk belajar dan metode internal yang digunakan untuk memperoleh inti masalah. Kemampuan yang berada di dalam strategi kognitif ini digunakan oleh pembelajar dalam memecahkan masalah secara kreatif

3)   Informasi verbal (Verbal Information)

Informasi verbal merupakan kemampuan yang diperoleh pembelajar dalam bentuk informasi atau pengetahuan verbal. Pembelajar umumnya telah memiliki memori yang umumnya digunakan dalam bentuk informasi, seperti nama bulan, hari, minggu, bilangan, huruf, kota, negara, dan sebagainya. Informasi verbal yang dipelajari di situasi pembelajaran diharapkan dapat diingat kembali setelah pembelajar menyelesaikan kegiatan pembelajar.

4)   Keterampilan motorik (motor Skills)

Keterampilan motorik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kelenturan syaraf atau otot. Pembelajar naik sepeda, menyetir mobil, menulis halus merupakan beberapa contoh yang menunjukkan keterampilan motorik. Dalam kenyataannya, pendidikan di sekolah lebih banyak menekankan pada fungsi intelektual dan acapkali mengabaikan keterampilan motorik, kecuali untuk sekolah teknik.

5)   Sikap (Attitudes)

Sikap merupakan kecenderungan pembelajaran untuk memilih sesuatu. Setiap pembelajar memiliki sikap terhadap berbagai benda, orang dan situasi. Efek sikap ini dapat diamati dari reaksi pembelajar (positif atau negative) terhadap benda, orang, ataupun situasi yang sedang dihadapi.

Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas, bahwa klasifikasi hasil belajar oleh guru terhadap hasil belajar sangat berpengaruh. Ketepatan guru dalam menentukan bahwa klasifikasi hasil belajar sangatlah penting. Ini dikarenakan bahwa klasifikasi hasil belajar merupakan salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

d.   Pengukuran dan evaluasi Hasil belajar

Pengukuran mempunyai hubungan yang sangat erat dengan evaluasi. Evaluasi dilakukan setelah dilakukan pengukuran, artinya keputusan (judgement) yang harus ada dalam setiap evaluasi berdasar data yang diperoleh dari pengukuran. Untuk mengetahui seberapa jauh pengalaman belajar yang telah dimiliki siswa, dilakukan pengukuran tingkat pencapaian siswa. Dari hasil pengukuran ini guru memberikan evaluasi atas keberhasilan pengajaran dan selanjutnya melakukan langkah langkah guna perbaikan proses belajar mengajar berikutnya.  Secara rinci, fungsi evaluasi dalam pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:

1)   Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu.

2)   Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.

3)   Untuk keperluan bimbingan konseling.

4)   Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.

Salah satu tahap kegiatan evaluasi, baik yang berfungsi formatif maupun sumatif adalah tahap pengumpulan informasi melalui pengukuran.  Darsono (2012:110-11) mengemukakan bahwa pengumpulan informasi hasil belajar dapat ditempuh melalui dua cara yaitu:

1)   Teknik Tes

Teknik tes biasanya dilakukan di sekolah-sekolah dalam rangka mengakhiri tahun ajaran atau semester. Pada akhir tahun sekolah mengadakan tes akhir tahun. Menurut pola jawabannya tes dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, tes objektif, tes jawaban singkat, dan tes uraian.

2)   Teknik Non Tes

Pengumpulan informasi atau pengukuran dalam evaluasi hasil belajar dapat juga dilakukan melalui observasi, wawancara dan angket. Teknik non tes lebih banyak digunakan untuk mengungkap kemampuan psikomotorik dan hasil belajar efektif.

Dengan demikian berdasarkan definisi evaluasi oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi pendidikan adalah suatu proses yang sistematis untuk mengukur dan menilai kemampuan siswa dalam menguasai bahan-bahan yang telah disampaikan melalui proses pembelajaran dengan memberikan skor atau nilai tertentu

e.    Indikator Hasil Belajar

Sudjana (2016:22) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom (Sudjana, 2016:22-23), yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerrimaan, jawaban, atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Ada enam aspek ranah psikomotoris, yaknin (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perceptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekpresif dan interpretatif. Menurut Sudjana (2016:22-23) hasil belajar dibagi menjadi lima kategori yaitu sebagai berikut.

1)   Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

2)   Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilain intelektual terdiri dari kemampuan mengaktegorisasi, kemampuan analitis sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognifit bersifat khas. Keterampilan intelektual terdiri dari belajar diskriminasi, belajar konsep dan belajar aturan. 1) Belajar diskriminasi, yaitu pembedaan terhadap berbagai rangkaian. Seperti membedakan berbagai bentuk wajah, waktu, binatang, atau tumbuh-tumbuhan. 2) Belajar konsep. Konsep merupakan simbol berpikir. Hal ini diperoleh dari hasil membuat tafsiran terhadap fakta. 3) Belajar aturan. Hukum, dalil atau rumus (rule). Setiap dalil atau rumus yang dipelajari harus dipahami artinya.

3)   Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4)   Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5)   Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa indikator hasil belajar dalam penelitian ini adalah termasuk dalam ranah kognitif sesuai dengan pendapat dari teori Bloom.

2.    Metode Pembelajaran

a.    Pengertian Metode Pembelajaran

Metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Metode pembelajaran berarti cara-cara yang dipakai untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Salah satu keterampilan guru yang memegang posisi penting adalah keterampilan memilih metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran berkaitan langsung dengan usaha guru dalam menampilkan pengajaran sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal (FathurrohmaN dan Sutikno, 2007: 55).

Metode merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan memiliki peranan yang sangat strategis. Nilai strategis metode pembelajaran dapat mempengaruhi jalannya kegiatan pembelajaran. Suatu contoh, kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru menjadi kurang terjadi interaksi antara guru dan siswa serta kurang memberikan motivasi belajar kepada siswa karena menggunakan metode pembelajaran yang kurang tepat. Pemilihan metode mengajar yang kurang tepat justru akan mempersulit guru untuk mencapai tujuan pembelajaran (Djamarah, 2017:86).  Metode megajar pada umumnya ditujukan untuk membimbing siswa dalam belajar sesuai dengan bakat dan kemampuan masing masing. Efektifitas penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi peserta didik, sarana dan prasarana, situasi dan kondisi serta waktu (Sumiati, 2019: 91).

Djamarah (2017:46) mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran yaitu: Pertama, tujuan dan berbagai jenis dan fungsinya. Kedua, anak didik dan berbagai macam tingkat kematangannya. Ketiga situasi dan berbagai macam keadaanya. Keempat, fasilitas dan berbagai kualitas dan kuantitas. Kelima, pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.  Menurut berbagai pengertian tentang metode pembelajaran, dapat diambil kesimpulan bahwa metode belajar adalah cara yang dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan belajar dalam proses pembelajaran untuk mewujudkan hubungan dengan siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, peranan metode belajar ialah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Pada kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.

Banyak macam-macam metode pembelajaran antara lain: (a) Metode ceramah, (b) Metode demonstrasi, (c) Metode diskusi kelompok, (d) Metode tutorial, (e) Metode stimulus, studi kasus dan permainan, dan (f) metode Brain Storming.

b.    Metode Diskusi Kelas

Trianto (2017:117) berpendapat bahwa diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok, untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah. Majid (2013:200) mengemukakan diskusi sebagai metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan dengan tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan masalah, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu keputusan. Diskusi adalah suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu masalah dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk merampungkan keputusan bersama (Sabri, 2005:56).

Menurut Sadiman  (2014:145) diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih, berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan saling tukar informasi (information sharing), saling mempertahankan pendapat (self maintenance) dalam memecahkan sebuah masalah tertentu (problem solving). Nasih (2013:57) berpendapat bahwa metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas interaksi antara peserta didik, tujuannya ialah untuk memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, di samping untuk mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan bersama. Dalam pembelajaran diskusi mempunyai arti suatu situasi di mana guru dengan siswa atau siswa dengan siswa yang saling bertukar pendapat secara lisan, saling berbagi gagasan dan pendapat. Penyataan yang diajukan untuk membangkitkan diskusi berada pada tingkat kognitif lebih tinggi (Trianto,2017:117). Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama (Jumanta,2015:131).

Metode diskusi kelas adalah suatu cara penyajian/penyampaian bahan pelajaran, dimana pendidik memberikan kesempatan kepada para peserta didik/kelompok kelompok siswa untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif  pemecahan atas sesuatu masalah (Ramayulis, 2010:231). Pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran diskusi kelas adalah suatu situasi di mana guru dengan siswa atau siswa dengan siswa saling bertukar pendapat untuk saling bertukar gagasan dan pendapat untuk mencari pemecahan masalah, jawaban kebenaran dalam suatu masalah. Dalam diskusi hendaknya pertanyaan secara lisan dan membangkitkan diskusi.

 

 

 

c.    Langkah – langkah Penyelenggaraan Model Diskusi Kelas

Tabel 2.1 Langkah-langkah Penyelenggaraan Model Diskusi Kelas

Tahapan

Kegiatan Guru

Tahap 1 Mengatur tujuan dan mengatur seting

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan menyiapkan siswa untuk berprestasi

Tahap 2 Mengarahkan diskusi

Guru mengarahkan fokus diskusi dengan aturan-aturan dasar, mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal, menyajikan situasi yang tidak dapat secara dijelaskan, atau menyampaikan isu diskusi.

Tahap 3 Menyelenggarakan Diskusi

Guru memonitor anak aksi, mengajukan pertanyaan, mendengarkan gagasan siswa, menanggapi gagasan, melaksankan aturan dasar, membuat catatan diskusi, menyampaikan gagasan sendiri.

Tahap 4 Mengakhiri diskusi

Guru menutup diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna diskusi yang telah diselenggrakan kepada siswa.

Tahap 5 Melakukan tanya jawab singkat tentang proses diskusi

Guru menyuruh para siswa untuk memeriksa proses diskusi dan berpikir siswa.

Sumber : Trianto (2017:125)

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui beberapa langkah metode diskusi. Secara umum langkah-langkah metode diskusi kelas yang harus dilaksanakan yaitu guru mengemukakan topik permasalahan yang akan didiskusikan, membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi, tiap kelompok mempresentasikan hasil kerja masing-masing dan saling memberikan masukan satu sama lain. Hal ini dilakukan untuk melengkapi pekerjaan masing-masing kelompok dan proses terakhir adalah mencatat kesimpulan diskusi kelas.

d.   Kelebihan Metode Diskusi kelas

Sama seperti metode pembelajaran yang lain metode diskusi kelas juga memiliki kelebihan. Kelebihan metode diskusi kelas antara lain:

1)   Memberi pemahaman pada siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan;

2)   Memberi pemahaman pada siswa bahwa dengan berdiskusi mereka dapat saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga diperoleh keputusan yang lebih baik;

3)   Membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya serta membiasakan bersikap toleransi (Djamarah dan Zain, 2006:88)

Menurut Alma (2012: 56) kelebihan metode diskusi kelas meliputi:

1)   Suasana kelas menjadi lebih hidup, karena siswa mengarahkan pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan;

2)   Memberi pemahaman pada siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan;

3)   Membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya;

4)   Menaikkan prestasi kepribadian individu seperti toleransi, demokratis, kritis, berpikir sistematis, sabar dan sebagainya;

5)   Kesimpulan kesimpulan diskusi mudah dipahami siswa karena mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada kesimpulan.

Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan metode diskusi yaitu mampu mengaktifkan siswa agar mau mengemukakan pendapatnya untuk memecahkan suatu persoalan secara bersama-sama, sehingga tercapai sebuah kesepakatan bersama. Diskusi juga dapat menanamkan sikap toleransi untuk menghargai pendapat teman yang berbeda.

e.    Kelemahan Metode Diskusi Kelas

Selain dapat menanamkan sikap toleransi pada siswa, metode diskusi kelas juga memiliki kelemahan misalnya pembicaraan siswa tidak dapat dikontrol, sehingga terkadang pembicaraan keluar dari konteks materi yang sedang didiskusikan. Kelemahan metode diskusi  kelas yang lain diantaranya:

1)   Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang;

2)   Tidak bisa dipakai pada kelompok yang besar;

3)   Peserta mendapat informasi yang terbatas;

4)   Kemungkinan besar diskusi hanya dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri (Djamarah dan Zain, 2006:88).

Menurut Alma (2012:57) kelemahan metode diskusi meliputi:

1)   kemungkinan ada siswa yang tidak ikut aktif, sehingga bagi siswa ini diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab;

2)   peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas;

3)   dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara. Kelemahan-kelemahan tersebut tentunya dapat diminimalisir apabila guru mampu mengarahkan dan mengontrol jalannya diskusi dengan baik.

Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kelemahan metode diskusi yaitu pelaksanaan diskusi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membahas suatu materi, sehingga peluang ini dimanfaatkan siswa untuk gaduh sedangkan hanya beberapa siswa saja yang mendominasi jalannya diskusi. Hal ini tentu menyebabkan informasi yang diperoleh pun juga tidak maksimal. Namun jika guru dapat mengendalikan jalannya diskusi, maka kelemahan-kelemahan tersebut dapat diminimalisir.

 

 

 

3.    Motivasi Siswa

a.    Pengertian Motivasi

Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan untuk
membangkitkan gairah belajar siswa sehingga kegiatan belajar dapat berjalan dengan baik. Adapun pengertian motivasi belajar menurut Sardiman (2018:75) adalah “Keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”. Uno (2017:23), mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.

Dari beberapa pengertian motivasi belajar menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan yang timbul baik dari dalam maupun dari luar diri siswa, yang mampu menimbulkan semangat dan kegairahan belajar serta memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

b.    Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu kegiatan, yang nantinya akan mempengaruhi kekuatan dari kegiatan tersebut. Dimana motivasi merupakan pendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Menurut Sardiman (2018:25), fungsi motivasi ada 3 yaitu.

1)        Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2)        Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.

3)        Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Selanjutnya, Sukmadinata (2011:62), mengatakan bahwa motivasi
memiliki 2 fungsi, yaitu.

1)        Mengarahkan (directional function). Dalam mengarahkan kegiatan, motivasi berperan mendekatkan atau menjauhkan individu dari sasaran yang akan dicapai. Apabila sasaran atau tujuan merupakan sesuatu yang diinginkan oleh individu, maka motivasi berperan mendekatkan. Sedangkan bila sasaran tidak diinginkan oleh individu, maka motivasi berperan menjauhi sasaran

2)        Mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan (activating and energizing
function
) Suatu perbuatan atau kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat lemah, akan dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak terarah dan
kemungkinan besar tidak akan membawa hasil. Sebaliknya apabila motivasinya besar atau kuat, maka akan dilakukan dengan sungguh-sungguh, terarah dan penuh semangat, sehingga kemungkinan akan berhasil lebih besar.

Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi
berfungsi sebagai pendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan dan
mencapai prestasi. Dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari
adanya motivasi, maka seseorang yang melakukan kegiatan itu akan dapat
melahirkan prestasi yang baik dan sasaran akan tercapai.

c.    Macam-Macam Motivasi

Motivasi banyak sekali macamnya, karena dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang. Namun penulis hanya akan membahas dari dua macam sudut pandang yaitu motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar pribadi seseorang yang biasa disebut motivasi ekstrinsik. Menurut Tambunan (2015:196), motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik merupakan jenis motivasi berdasarkan sumbernya. Adapun motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik tersebut yaitu.

1)        Motivasi intrinsik, adalah motivasi yang ditimbulkan dari diri seseorang. Motivasi ini biasanya timbul karena adanya harapan, tujuan dan keinginan seseorang terhadap sesuatu sehingga dia memiliki semangat untuk mencapai itu.

2)        Motivasi ekstrinsik, adalah sesuatu yang diharapkan akan diperoleh dari
luar diri seseorang. Motivasi ini biasanya dalam bentuk nilai dari suatu
materi, misalnya imbalan dalam bentuk uang atau intensif lainnya yang diperoleh atas suatu upaya yang telah dilakukan.

Adapun menurut Sardiman (2018:89), mengatakan bahwa motivasi
intrinsik dan ekstrinsik adalah sebagai berikut.

1)        Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2)        Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar.

Menurut pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar yang ada pada diri siswa diantaranya motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri
siswa itu sendiri, tanpa adanya rangsangan dari luar, sebaliknya motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang dimbul akibat adanya rangsangan dari luar
diri siswa.

d.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik, faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri peserta didik, maupun bersasal dari luar diri siswa (lingkungan). Seperti yang di kemukakan oleh Widiasworo (2015: 29) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu.

1)        Faktor Intern

Faktor intern dari dalam diri siswa merupakan faktor yang paling besar dalam menentukan motivasi belajar.

a)    Sifat, Kebiasaan, dan Kecerdasan

Berbagai karakter siswa tersebut sangat dipengaruhi oleh sifat, kebiasaan, dan kecerdasan mereka masing-masing.

b)   Kondisi Fisik dan psikologis

Kondisi fisik dalam hal ini meliputi postur tubuh, kondisi kesehatan, dan penampilan. Kondisi psikologis siswa seperti rasa percaya diri, perasaan gembira atau bahkan takut dan tertekan juga sangat berpengaruh pada motivasi belajar.

2)        Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar. Beberapa faktor luar yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah.

 

 

a)    Guru

Guru yang professional akan mampu menciptakan pembelajaran yang memotivasi siswa untuk menjawab rasa ingin tahu mereka dan mengantarnya pada penguasaan kompetensi tertentu.

b)   Lingkungan Belajar.

Lingkungan belajar dalam hal ini dapat berupa lingkungan belajar dikelas, sekolah, atau bahkan di rumah peserta didik. Lingkungan belajar disekolah seperti bangunan yang memadai, kebersihan yang terjaga, dan penataan berbagai sarana yang rapi akan menyebabkan siswa betah dan enjoy dalam belajar. Lingkungan belajar lain, misalnya teman sekolah dan masyarakat sekitar.

c)    Sarana Prasarana

Sekolah yang memiliki sarana prasarana memadai akan mendorong siswa untuk selalu termotivasi dalam belajar.

d)   Orang Tua

Sikap orang tua yang selalu memerhatikan kemajuan belajar anaknya, akan mendorong anak untuk lebih semangat dalam belajar.

Adapun menurut Dimyati dan Mudjiono (2015:97), unsur yang
mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

1)        Cita-cita dan aspirasi siswa.

Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.

2)        Kemampuan siswa.

Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

3)        Kondisi siswa.

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan memusatkan perhatian pada penjelasan pelajaran. Dengan demikian, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar.

4)        Kondisi lingkungan siswa.

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat, maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, perkelahian antar siswa akan mengganggu kesungguhan belajar. Sebaliknya, kampus sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun akan memperkuat motivasi belajar. Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

5)        Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.

 Lingkungan belajar dan pergaulan siswa mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa televisi dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. Guru profesional diharapkan mampu memanfaatkan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar siswa.

 

6)        Upaya guru membelajarkan siswa.

Adalah upaya guru dalam mempersiapkan diri untuk membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikan materi, menarik perhatian siswa dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan siswa tidak tertarik untuk belajar sehingga motivasi siswa menjadi lemah atau kurang.

Berdasarkan pemaparan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa banyak
faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Bahwa faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa itu sendiri seperti kondisi jasmani dan rohani siswa, kemampuan siswa dan lain sebagainya. Sedangkan faktor ekstrinsik yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa diantaranya kondisi lingkungan sekolah, keluarga, guru, fasilitas belajar, dan pergaulan.

e.    Indikator Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar, siswa memerlukan motivasi. Motivasi yang ada pada pada diri setiap siswa itu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Menurut Sardiman (2018:83), ciri-ciri motivasi yang ada pada siswa diantaranya.

1)        Tekun menghadapi tugas, artinya siswa dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai.

2)        Ulet menghadapi kesulitan, siswa tidak lekas putus asa dalam menghadapi kesulitan. Siswa bertanggung jawab terhadap keberhasilan dalam belajar dan melaksanakan kegiatan belajar.

3)        Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah, berani menghadapi masalah dan mencari jalan keluar dari masalah yang sedang
dihadapi. Misalnya masalah ekonomi, pemberantasan korupsi dan lain
sebagainya.

4)        Lebih senang bekerja mandiri, artinya tanpa harus disuruh pun, ia akan mengerjakan apa yang menjadi tugasnya.

5)        Cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif.

6)        Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)

7)        Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya, artinya ia percaya dengan apa yang dikerjakannya.

8)        Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila siswa memiliki ciri-ciri motivasi belajar seperti diatas, berarti
siswa tersebut memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti
itu sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Adapun indikator motivasi belajar menurut Uno (2017:23) adalah.

1)        Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar pada umumnya disebut motif berprestasi. Dimana motif berprestasi merupakan motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Seorang siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung untuk menyelesaikan tugasnya dengan cepat tanpa menunda-nunda pekerjaan.

2)        Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

Penyelesaian suatu tugas tidak selamanyanya dilatar belekangi oleh hasrat dan keinginan berhasil. Kadang seseorang dalam menyelesaikan
tugasnya karena adanya dorongan menghindari kegagalan. Siswa dalam
mengerjakan tugasnya dengan tekun karena apabila tidak dikerjakan atau
tidak dapat menyelesaikan tugasnya, maka tidak akan mendapatkan nilai
dari gurunya atau di olok-olok oleh temannya bahkan akan dimarahi oleh
orang tuanya.

3)        Adanya harapan atau cita-cita masa depan

Siswa yang ingin mendapatkan nilai pelajarannya tinggi atau ingin
mendapatkan rangking di kelas, maka akan belajar dengan tekun dan
menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru dengan tuntas.

4)        Adanya penghargaan dalam belajar

Adanya pernyataan verbal seperti pujian atau penghargaan lainnya
terhadap perilaku yang baik dan hasil belajar siswa yang baik merupakan
cara yang mudah dan efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

5)        Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

Simulasi maupun permainan merupakan salah satu kegiatan yang
menarik dalam belajar. Suasana yang menarik menyebabkan proses
belajar menjadi bermakna, dimana akan selalu diingat dan dipahami.
Dengan adanya kegiatan yang menarik tersebut pula dapat memotivasi
dan menggairahkan siswa untuk belajar sehingga siswa menjadi aktif
dikelas.

6)        Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Lingkungan belajar yang kondusif yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat poses pembelajaran yang dilaksanakan yang sesuai dan mendukung keberlangsungan proses pembelajaran. Dengan adanya lingkungan belajar yang kondusif seperti keadaan kelas yang bersih, tertata rapi, tidak bising, suasana kelas yang nyaman dan sebagainya dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dan menjaga siswa tetap fokus dalam belajar.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
indikator motivasi belajar yaitu ketekunan dalam mengerjakan tugas,
tertarik terhadap bermacam masalahan dan memecahkannya. Motivasi
belajar juga dapat didorong dengan adanya penghargaan, kegiatan yang menarik, dan lingkungan belajar yang kondusif. Seorang siswa yang senantiasa memiliki motivasi belajar yang tinggi, akan melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan belajar.

B.  Hasil Penelitian yang Relevan

1.    Mufaikah A (2019), judul penelitian Pengaruh Metode Diskusi Berbantukan Media
Audiovisual Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII Mts Makkaraeng,
Jurnal Binomial 2(2), Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan metode diskusi berbantukan media audiovisual pada kelas eksperimen 1 yang nilai rata-rata sebesar 81.05 sedangkan siswa yang diajar dengan metode diskusi pada kelas eksperimen II yang nilai rata-rata sebesar 72.17. berdasarkan uji t sampel independen, di peroleh nilai thitung > ttabel yaitu (3.057 > 1.690) yang menunjukkan adanya perbedaan terhadap hasil belajar siswa kelas eksperimen 1dan kelas eksperimen 2. Kesimpulan menunjukkan bahwa ada pengaruh hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran menggunakan media audiovisual dengan metode diskusi pada siswa kelas VII MTs Makkaraeng pada materi Pokok Ekosistem. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah pada penggunaan metode pembelajaran yaitu dengan metode diskusi dan kelas yang diteliti. Sedangkan perbedaannya adalah pada penelitian tersebut dipergunakan media pembelajaran untuk membantu metode yang diterapkan yaitu media audivisual, begitupun materi pelajaran yang diteliti adalah biologi. Dalam metode penelitian menggunakan dua kelas eksperimen berbeda sedangkan peneliti hanya menggunakan satu kelas saja.

2.    Kesuma, et al.  (2021),  Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar PJOK pada Siswa SMP. Jurnal Penjakora  8(1),62-70. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Hasil belajar PJOK pada siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif jigsaw lebih tinggi dibandingkan siswa yang mengikuti Model pembelajaran konvensional dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, 2) Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar PJOK dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, 3) Pada kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi hasil belajar PJOK siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi dari model pembelajaran konvensional dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan 4) Pada kelompok siswa dengan motivasi belajar rendah hasil belajar PJOK siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih rendah dari model pembelajaran konvensional dengan nilai signifikansi 0,015 < 0,05. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar PJOK, sehingga  dalam penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hendaknya mempertimbangkan tingkat motivasi belajar siswa. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah meneliti tentang pengaruh model pembelajaran dan motivasi siswa terhadap hasil belajar. Sedangkan perbedaannya adalah model pembelajaran yang digunakan, materi pembelajaran dan Jenis penelitian yang digunakan yaitu experimental dengan rancangan “treatment by level” dengan dua ketegori 2x2.

3.     Dita Prihatna Wati dan Arum Fatayan (2023), Pengaruh Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Dari hasil penelitian mengenai motivasi belajar pada hasil belajar PKN siswa kelas V yang dilakukan di SDN Sudimara 11, bisa diambil simpulan bahwasanya pengujian linearitas regresi menyatakan tingkat Sig. 0,000 < 0,05 maka model regresi bisa digunakan berarti HO ditolak dan Ha diterima, oleh karenanya bisa dinyatakan adanya pengaruh antara motivasi belajar pada hasil belajar PKN siswa. Dan hasil uji Rxy hitung diperoleh rhitung sebesar 0,85 > 0,24 artinya rhitung lebih tinggi dari rtabel, yang artinya terdapat pengaruh antar motivasi belajar terhadap hasil belajar PKN siswa di SDN Sudimara 11. Berdasarkan uji thitung didapatkan thitung
12,58 > ttabel 0,24 berarti adanya korelasi linear antara motivasi belajar pada hasil belajar PKN dan terdapat koefesiensi determinasi sebanyak 72,25 % memberi konstribusi pada hasil belajar PKN, dan sebanyak 27,25% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah dalam penelitian tersebut hanya membahas tentang pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa. Perbedaan lainnya adalah tentang kelas yang diteliti adalah tidak sama. Persamaan dengan penelitian ini adalah meneliti tentang pengaruh motovasi belajar terhadap hasil belajar, mata pelajaran yang diteliti sama walaupun dengan materi berbeda.

4.    Sopakua, et al (2021).  Hubungan Metode Diskusi Kelompok Dengan Motivasi Belajar Terhadap Daya Serap Siswa pada Pembelajaran PAK dan Budi Pekerti. Jurnal Inovasi Strategi dan Model Pembelajaran, 1(2), 130-147. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara metode diskusi kelompok dengan daya serap siswa pada Mata pelajaran PAK di SMP. Dengan koefisien korelasi sebesar 0,418 dan nilai kontribusi variabel X1 terhadap Y sebesar 17,74 % dikategorikan sedang. (2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan daya serap siswa. Dengan koefisien korelasi sebesar 0,418 dan nilai kontribusi variabel X2 terhadap Y sebesar 18,58% dikategorikan sedang. (2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara metode diskusi kelompok dan motivasi belajar dengan daya serap peserta didik. Dengan koefisien korelasi ganda sebesar 0,498, dikategorikan sedang dengan nilai kontribusi variabel X1, X2 terhadap Y sebesar 24,80%. Hubungan ini menunjukan Fhitung = 91,223 > Ftabel = 4,78 sehingga dapat disimpulkan bahwa makin tinggi dan baik penerapan  metode diskusi dan motivasi belajar maka semakin tinggi daya serap siswa pada Mata pelajaran PAK di SMP. Demikian pula sebaliknya, makin rendah metode diskusi kelompok dan motivasi belajar maka semakin rendah daya serap siswa pada di Mata pelajaran PAK di SMP. Persamaan dengan penelitian ini adalah membahas tentang metode diskusi dan motivasi belajar siswa. Sedangkan perbedaannya adalah pada materi yang diteliti, kelas yang diteliti dan metode penelitian yang digunakan.

5.    Fitriani, et el (2021), Pengaruh Penggunaan Metode Diskusi Terhadap Hasil Belajar Matematika di Kelas IV SDN Doyong 04 Tangerang, Jurnal Pendidikan dan Sains, 3(3), 438-448. Teknik pengumpulan data menggunakan instrument soal tes essay yang terdiri dari 10 soal Valid dan realibel. Untuk pengujian hipotesis pretes dalam penelitian = 5.232 dan = 2.073. sedangkan untuk pengujian kelas eksperimen dari hasil uji-t di peroleh = 8.339 dan = 2.048 pada taraf signifikasi (a = 0,05) maka dapat disimpulkan ditolak dan diterima, artinya bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar siswa kelas IV yang signifikan antara nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dapat diartikan bahwa hasil belajar siswa Matematika pembelajaran FPB dengan menggunakan metode diskusi lebih efektif dibandingkan menggunakan metode konvensional. Persamaan dengan penelitian ini adalah meneliti tentang pengaruh penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar. Perbedaannya adalah tidak meneliti tentang pengaruh motivasi, mata pelajaran dan kelas yang diteliti berbeda.

6.    Khulsum, et al (2023), Pengaruh Penggunaan Metode Diskusi dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Sukamampir. Jurnal Nuansa Akademik, 8(2), 583-600. Penelitian tentang pengaruh penggunaan metode diskusi terhadap motivasi
belajar menggunakan metode quasy experiment dan desain faktorial 2x2. Populasi penelitian 82 siswa kelas V SD. Instrumen yang digunakan angket dan tes dengan analisis data Melalui uji Anova dua arah. Kesimpulannya, (1) terdapat pengaruh antara hasil belajar siswa dengan pembelajaran metode diskusi berbantuan video dan metode diskusi berbantuan media poster; (2) terdapat pengaruh antara motivasi belajar siswa dengan pembelajaran metode diskusi berbantuan video dan metode diskusi berbantuan media poster; (3) Bagi siswa yang memiliki motivasi tinggi, hasil belajarnya akan lebih tinggi bila diajar menggunakan metode diskusi berbantuan video dibandingkan dengan metode diskusi berbantuan media poster; (4) Bagi siswa yang memiliki motivasi rendah hasil belajarnya tidak akan lebih tinggi bila
diajar menggunakan metode diskusi berbantuan poster dibandingkan dengan
metode diskusi berbantuan media video; (5) Terdapat interaksi pengaruh antara media dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Perbedaan dengan penelitian ini adalah kelas dan materi pembelajaran yang diteliti, sedangkan persamaannya adalah meneliti tentang pengaruh penggunaan metode diskusi dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.

7.    Fathan, et al (2019), Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS.Jurnal Pedagogika, 10(1), 34-43. Hasil penelitian ini: (1) Hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model Think Pair and Share lebih tinggi dari hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan dengan model Number Head Together (2) Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS (3) Terdapat perbedaan hasil belajar IPS pada kelompok siswa yang memiliki motivasi tinggi, yaitu hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan dengan model Think Pair and Share lebih tinggi dari pada siswa yang dibelajarkan dengan model Number Head Together (4) Terdapat perbedaan hasil belajar IPS pada kelompok siswa yang memiliki motivasi rendah, yaitu hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan dengan model Think Pair and Share lebih rendah dari pada siswa yang dibelajarkan dengan model Number Head Together. Persamaan dengan penelitian ini adalah meneliti tentang pengaruh model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Perbedaannya adalah metode pembelajaran yang digunakan Think Pair and Share, mata pelajaran yang diteliti adalah IPS

Dari beberapa penelitian relevan di atas berdasarkan perbedaan dan persamaan yang telah peneliti uraikan tidak ada satupun penelitian yang sama persis sehingga penelitian yang dilakukan peneliti perlu dilakukan karena merupakan sebuah kebaharuan penelitian. Sedangkan penelitian relevan yang peneliti uraikan hanya dijadikan sebagai bahan reverensi saja dan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian.

C.  Kerangka Teoritik

Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang banyak dikesampingkan karena siswa dan guru menganggap mata pelajaran tersebut hanya terdiri dari hapalan saja. Sehingga hasil belajar yang diperoleh kurang memuaskan. Hasil belajar dapat dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan dalam proses belajar mengajar yang didapatkan dari hasil evaluasi yang dilakukan selama atau setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dan dilakukan secara berkesinambungan oleh guru. Setiap proses pembelajaran selalu menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Hasil belajar siswa dapat dipergunakan sebagai tolak ukur keberhasilan guru dalam mengajar, sehingga guru dapat memperbaiki atau mengulangi bagian dari materi pelajaran yang kurang atau belum dimengerti oleh peserta didik.

Tidak kalah pentingnya dari hasil belajar adalah mengenai motivasi belajar siswa dalam pembelajaran. Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah. Salah satu upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa di sekolah adalah dengan penggunaan metode pembelajaran yang menarik buat siswa.  Mata pelajaran PKn yang terdiri dari banyak hapalan akan sangat sesuai jika pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Siswa akan berdiskusi dengan kelompoknya, mereka akan mengemukakan pendapat masing-masing mengenai materi yang dipelajari. Siswa yan belum paham akan menerima penjelasan dari teman satu kelompok yang lebih dulu telah memahami materi. Sehingga diharapkan hasil belajar yang dicapai akan meningkat. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian sebagai berikut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

D.  Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah.

1.    Ha1 = terdapat pengaruh antara metode diskusi terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran PKn di kelas VII SMP Negeri 1 Bintuni Kecamatan Bintuni .

2.    Ha2 = terdapat pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran PKn di kelas VII SMP Negeri 1 Bintuni Kecamatan Bintuni .

3.    Ha3 = terdapat pengaruh antara metode diskusi dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran PKn di kelas VII SMP Negeri 1 Bintuni Kecamatan Bintuni .

 


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.  Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah.

1.    Menganalisa pengaruh antara metode diskusi terhadap hasil belajar PKn siswa di kelas VIIC SMP Negeri 1 Bintuni Kabupaten Bintuni.

2.    Menganalisa pengaruh antara motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar PKn siswa di kelas VIIC SMP Negeri 1 Bintuni Kabupaten Bintuni.

3.    Menganalisa pengaruh antara metode diskusi dan motivasi belajar PKn siswa di kelas VIIC SMP Negeri 1 Bintuni Kabupaten Bintuni.

B.  Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bintuni Kabupaten Bintuni yaitu pada kelas VII. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan sejak mulai penyusunan proposal sampai dengan pembuatan laporan dari bulan Nopember tahun 2023 sampai dengan bulan Januari 2024.

C.  Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dan merupakan cara yang akurat untuk memecahkan masalah serta dapat mempermudah untuk menyelesaikan masalah. Metode yan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang data dinyatakan dalam bentuk angka, atau dalam kata lain dalam penelitian yang didasarkan atas perhitungan statistik (Moelong, 2018). Dalam melakukan sebuah penelitian, langkah awal yang harus ditempuh adalah menentukan obyek penelitian dan membuat rancangan penelitian. Dengan demikian akan lebih terarah sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Prosedur penelitian tersebut sebagai berikut:

1.    Melakukan observasi tentang situasi di tempat penelitian yaitu SMP Negeri 1 Bintuni khususnya tentang metode diskusi dan motivasi siswa.

2.    Peneliti mengatur waktu untuk menyusun instrumen seperti angket, tes dan pengamatan. Menyebar angket terhadap responden atau sampel penelitian guna memperoleh data penelitian. Setelah data terkumpul diadakan analisis data dan diikuti dengan hasil analisis.

3.    Melakukan pemeriksaan dan pengecekan pada keabsahan data.

Bentuk penelian dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, tujuan penelitian Kuantitatif Korelatif adalah untuk menunjukkan hubungan antar variabel yaitu mengetahui ada atau tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan. Penelitian ini ingin menganalisis tentang pengaruh metode diskusi sebagai variabel bebas (X1) dan motivasi siswa (X2) terhadap hasil belajar ((Y) sebagai variabel terikat.

D.  Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019:119). Populasi  merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan, 2013:10). Populasi mencakup seluruh subjek atau objek yang terdapat dalam wilayah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Bintuni Kabupaten Bintuni. Berikut rincian jumlah populasi dalam penelitian pada tabel di bawah ini.

 

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

 

No

Kelas

Kelas

Jumlah Siswa

1

SMP Negri 1 Bintuni

VIIA

32

VIIB

32

VIIC

32

VIID

32

Jumlah Populasi

 

128

Sumber Data diolah 2023

 

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2019:120). Teknik sampling adalah teknik untuk pengambilan sampel. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random sampling. Margono (2017:123) menyatakan bahwa penetapan besar kecilnya sampel tidak ada suatu ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada ketentuan berapa persen suatu sampel harus di ambil. Dikatakan simple (sederhana) karena pengabilan anggota sample dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Sehingga peneliti menentukan sampel penelitian yaitu kelas VIIC berjumlah 32 siswa. Pertimbangan penentuan sampel tersebut dikarenakan kelas VIIC belum pernah pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi pada mata pelajaran PKn. Sedangkan untuk uji instrumen digunakan kelas VII A dengan jumlah siswa 32 orang.

E.  Rancangan Perlakuan

Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional dengan tujuan untuk menganalisa pengaruh penggunaan metode diskusi dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa. Sebagai variabel bebas adalah metode diskusi (X1) dan variabel bebas kedua adalah motivasi belajar siswa (X2). Sedangkan sebagai variabel terikat (Y) yaitu hasil belajar mata pelajaran PKn siswa. Berikut rancangan perlakuan yang telah disusun.

 

 

 

 

Gambar 3.1 Skema Rancangan Perlakuan

Keterangan:

X1          =  variabel metode diskusi

X2          =  motivasi belajar

Y           =  hasil belajar PKn siswa

rX1Y      =  pengaruh antara variabel metode diskusi terhadap hasil belajar siswa

rX2Y      =  pengaruh antara variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa

rX1X2Y  = pengaruh antara variabel metode diskusi dan motivasi terhadap hasil belajar siswa.

 

F.   Kontrol Validitas Internal dan Eksternal  Rancangan Penelitian

Dantes (2017) menyebutkan validitas penelitian adalah pengunaan alat pikir sebuah penelitian untuk dikemukakan dengan tepat apa yang diteliti pada suatu subyek. Suatu penelitian terbilang valid jika hasilnya diperoleh disebabkan karena variabel bebas yang dimanipulasi dan hasilnya dapat diberlakukan pada populasi penelitian. Beberapa jenis penelitian yang kita kenal selama ini, khususnya penelitian eksperimen akan selalu berhadapan dengan 2 perihal validitas berikut ini.

1.    Validitas Internal

Setyosari (2016) menyatakan strategi yang akurat untuk menentukan validitas internal adalah dengan memperbanyak menentukan perlakuan dalam validitas internal. Perlakuan ini secara terencana, dapat memberikan pengaruh terhadap hasil variabel. Validitas internal menyangkut apakah variabel bebas benar-benar menyebabkan pengaruh terhadap variabel terikat. Berikut beberapa ancaman terhadap validitas internal dan cara untuk mengontrol pengaruhnya.

a.    Karakteristik Subjek

Penentuan sampel penelitian baik secara perorangan maupun kelompok
dapat menghasilkan orang orang atau kelompok yang tidak diinginkan (tidak homogen). Banyak ditemukan karakteristik subjek yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, misalnya usia, intelegensi dan lain lain. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi karakteristik intelegensi subjek penelitian dengan penyetaraan kelompok kelas menggunakan teknik uji t dengan menggunakan kelas yang sama yakni kelas VII.

b.    Sejarah (History)

Nama lain sejarah mengarah ke peristiwa yang terjadi di sekitar yang sama saat variabel eksperimental berikut dilaksanakn melalui pengujian. Salah satu fakor terkait sejarah yang dapat mempengaruhi hasil penelitian adalah dampak guru (teacher effect). Pada penelitian ini ancaman sejarah dapat dikendalikan dengan cara memastikan bahwa guru yang memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dan kontrol memiliki kualifikasi jenjang pendidikan setara yakni bergelar Sarjana Pendidikan.

c.    Instrumentasi

Penggunaan instrumen dapat memberikan pengaruh terhadap hasil dalam melakukan penelitian. Penggunaan instrumen yang tidak valid dan memiliki tingkat reliabilitas yang rendah dapat menjadi masalah instrumentasi. Pada penelitian ini, ancaman instrumentasi dikendalikan dengan melaksanakan uji coba terhadap instrumen kemudian instrumen tersebut divalidasi agar peneliti mengetahui layak tidaknya instrumen yang digunakan. Selain itu penggunaan instrumen yang sama pada kedua kelompok sampel akan memberikan hasil yang diharapkan dalam penelitian.

d.   Sikap Subjek

Sikap subjek dalam penelitian seringkali menjadi ancaman terhadap validitas internal. Seringkali subjek sadar dirinya partisipan dalam eksperimen, sehingga timbul perasaan bangga dan merasa diperhatikan serta sebaik mungkin untuk bersikap normal. Kemungkinan ini dapat diatasi dengan mengupayakan agar siswa menganggap pembelajaran yang dilakukan adalah suatu hal yang rutin dengan tetap menggunakan guru dalam pembelajaran sebagaimana mestinya.

2.    Validitas Eksternal

Validitas eksternal penelitian mengacu pada generalisasi yang diteliti. Ancaman yang dalam penelitian mencakup berikut.

a.    Interaksi antara Seleksi Subjek dengan Perlakuan ancaman ini merujuk pada sampai dimana hubungan yang terjadi dapat digeneralisasikan terhadap subjek. Agar memperoleh tingkat validitas eksternal yang tinggi perlu dipertimbangkan karakteristik subjek yang dijadikan sampel.

b.    Interaksi Setting dengan perlakuan mencermati hubungan antara setting penelitian dengan perlakuan yang diberi. Untuk menanggulangi ancaman, maka penelitian ini dilakukan dengan membatasi populasi yaitu pada kelas VIIC sebagai kelas yang belum menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran.

G. Teknik Pengumpulan Data

1.    Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa

f.     Definisi Konseptual

Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

 

g.    Definisi Operasional

Hasil belajar adalah sebagai hasil maksimum siswa yang diukur dari hasil tes belajar dalam materi pelajaran tertentu. Dengan indikator ranah kognitif.  Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi.

h.    Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen tes yang disusun berdasarkan materi pokok dari norma dan keadilan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Tes Materi Norma dan Keadilan

 

Materi Pokok

Kompetensi Dasar

Indikator

Butir Soal

Norma dan Keadilan

Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan

Mendeskripsikan pengertian dan macam-macam norma

1,2,3,4,5,6,16

Mendeskripsikan macam-macam nporma dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa

7,8,10,11,12,15,18

Menunjukan perilaku sesuai norma

9,13,14,17,20

 

i.      Jenis Instrumen

Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes. Tes merupakan  serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Penelitian ini menggunakan tes prestasi hasil belajar, yaitu tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap informasi subjek atau bahan-bahan yang telah diajarkan. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 20 butir soal. Instrumen tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar PKn. Terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan materi yang telah diberikan oleh peneliti sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. 

j.      Uji Vadilitas dan Reliabilitas

Sebelum tes dilakukan, tes tersebut harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan seperti apa yang dikatakan oleh Arikunto (2018), “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel”. Oleh karena itu sebelum dilakukan pengumpulan data, terlebih dahulu dilaksanakan uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal-soal yang akan diujikan.

1)   Uji Validitas

Dalam penelitian ini digunakan validitas isi (Content Validity) yang berarti
tes disusun sesuai dengan materi dan indikator pembelajaran. Sedangkan
pengujian validitas instrumen (validitas Butir) menggunakan rumus korelasi Product moment dengan angka kasar, yaitu:

 

Keterangan:

rxy   =Koefisien korelasi Product moment

N    =jumlah siswa

X    =skor butir soal

Y    =skor total siswa

Harga perhitungan dibandingkan dengan pada tabel harga kritik Product moment dengan taraf signifikansi, jika maka butir soal tersebut valid.  Soal uji coba tes hasil belajar kognitif yang dibuat adalah 20 butir soal Berikut hasil uji coba instrumen tes hasil belajar materi norma dan keadilan.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar Materi Norma dan Keadilan

 

Butir soal

rtabel

rhitung

keterangan

1

0,339

0,41

Valid

2

0,339

0,42

Valid

3

0,339

0,82

Valid

4

0,339

0,41

Valid

5

0,339

0,43

Valid

6

0,339

0,75

Valid

7

0,339

0,50

Valid

8

0,339

0,65

Valid

9

0,339

0,41

Valid

10

0,339

0,35

Valid

11

0,339

0,38

Valid

12

0,339

0,84

Valid

13

0,339

0,61

Valid

14

0,339

0,51

Valid

15

0,339

0,36

Valid

16

0,339

0,44

Valid

17

0,339

0,66

Valid

18

0,339

0,36

Valid

19

0,339

0,34

Valid

20

0,339

0,36

Valid

 

Jumlah responden dalam pengujian instrumen adalah 32 siswa diambilkan di luar sampel penelitian. Rtabel yang diperoleh berdasarkan taraf signifikansi 0,05 dengan responden 32 adalah 0,339 sehingga butir soal dinyatakan valid jika hasil rhitung > rtabel(0,339). Berdasarkan hasil rangkuman uji validasi pada tabel di atas diperoleh jumlah butir soal valid sejumlah 20 soal. Setelah data instrumen dinyatakan valid kemudian dilanjutkan dengan uji reliabilitas.

2)   Uji Reliabilitas

Untuk menentukan reliabilitas perangkat soal, maka digunakan Rumus alpha, yaitu:

 

 

Keterangan:

r11      = reliabilitas instrumen

Σð12   = jumlah varians skor tiap-tiap butir soal

ð12     = varians total

n       = jumlah butir soal yang valid

 

Kategori koefisien cronbach alpha sebagai berikut :

Alpha < 0,7 : kurang menyakinkan (inadequate)

Alpha ≥ 0,7 : baik (good)

Alpha ≥ 0,8 : sangat baik (excellent) (Sugiyono, 2019)

Hasil analisis untuk uji reliabilitas soal tes materi norma dan keadilan  adalah sebesar 0,866 nilai alpha termasuk dalam kategori sangat baik. Sehingga instrumen tes hasil belajar materi norma dan keadilan dapat dipergunakan dalam pengambilan data penelitian.

2.    Instrumen Angket Metode Diskusi

a.    Definisi Konseptual

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan dengan tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan masalah, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu keputusan.

b.    Definisi Operasional

Metode diskusi merupakan suatu situasi di mana guru dengan siswa atau siswa dengan siswa saling bertukar pendapat untuk saling bertukar gagasan dan pendapat untuk mencari pemecahan masalah, jawaban kebenaran dalam suatu masalah. Dengan indikatornya adalah (1) Menyatakan dan mengumpulkan
pendapat; (2) Membuat kesimpulan;(3) memberi batasan materi pembahasan ;(4) menyusun pemecahan masalah ; (5) pengarahan pemecahan masalah.

c.    Kisi-kisi Instrumen

Untuk mempermudah dalam penyusunan instrumen pengambilan data penelitian terlebih dahulu dibuat kisi-kisi instrumen sesuai dengan indikator yang hendak diteliti. Berikut adlah kisi-kisi instrumen angket dari metode diskusi siswa.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Tes Materi Norma dan Keadilan

 

Variabel

Indikator

Butir Soal

Metode diskusi

Menyatakan dan mengumpulkan
pendapat

1,2

Membuat kesimpulan

3,4

memberi batasan materi pembahasan

5,6

menyusun pemecahan masalah

7,8

pengarahan pemecahan masalah

9,10

 

d.   Jenis Instrumen

Jenis instrumen yang digunakan adalah dengan angket. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2019). Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh seorang yang melakukan suatu penelitian guna mengukur suatu fenomena yang telah terjadi. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yaitu daftar pernyataan yang disusun secara tertulis yang bertujuan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban para responden.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert yang digunakan dalam penelitian ini yaitu minimum skor 1 dan maksimum skor 4, dikarenakan akan diketahui secara pasti jawaban responden, apakah cenderung kepada jawaban yang setuju maupun yang tidak setuju. Sehingga hasil jawaban responden diharapkan lebih relevan. Yaitu jawaban 4 (sangat setuju), 3 (setuju), 2 (tidak setuju) dan 1(sangat tidak setuju).

e.    Uji Validitas dan Reliabilitas

1)   Uji Validitas

Instrumen penelitian berupa peryataan yang disusun berdasarkan pada
variabel dan
indikatornya, peneliti menyebarkan suatu pernyataan dalam instrument ini dan responden dapat memberikan persepsi. Korelasi Pearson Product Moment adalah Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini yang dirumuskan seperti dibawah ini :

 

 

Keterangan.

rxy        = Koefisien korelasi antara X dan Y

N         = Banyaknya subjek

ΣX       = Jumlah skor tiap butir

ΣY       = Jumlah skor total

ΣXY    = Jumlah perkalian X dan Y

ΣX2     = Jumlah kuadrat nilai X

ΣY2     = Jumlah kuadrat nilai Y

 

Dengan demikian berdasarkan dari hasil dari r dibandingkan dengan nilai r
tabel dengan derajat bebas (n-2). Jika nilai rhitung > rtabel (0,339), yang berarti
pernyataan dikatakan valid atau akurat.

Uji validitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS). Berikut hasil rangkuman uji validitas untuk variabel X1(metode diskusi).

 

 

 

Tabel 3.5

Hasil Uji Validasi Instrumen Angket Metode Diskusi

 

Butir soal

rtabel

rhitung

keterangan

1

0,339

0,43

Valid

2

0,339

0,66

Valid

3

0,339

0,61

Valid

4

0,339

0,68

Valid

5

0,339

0,40

Valid

6

0,339

0,50

Valid

7

0,339

0,67

Valid

8

0,339

0,80

Valid

9

0,339

0,60

Valid

10

0,339

0,43

Valid

 

Berdasarkan perolehan hasil uji validitas pada tabel di atas untuk variabel X1 yaitu terdapat 10 butir angket yang valid. Sehingga butir angket tersebut dapat dilanjutkan untuk pengujian reliabilitasnya.

2)   Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kemudian nilai cronbach alpha > 0,60, maka instrumen dinyatakan reliable (Ghozali, 2017). Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan pendekatan internal consistency metode Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) for Windows 23.0.

Rumus Cronbach Alpha (CA)

 

CA    = koefisien Cronbach alpha

K      = banyaknya pertanyaan dalam butir

δb²    = varian butir

δt²     = varian total

Kategori koefisien cronbach alpha sebagai berikut :

Alpha < 0,7 : kurang menyakinkan (inadequate)

Alpha ≥ 0,7 : baik (good)

Alpha ≥ 0,8 : sangat baik (excellent) (Nunally, 1978)

Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen angket metode diskusi  sebesar 0,821 dan termasuk dalam  kategori  sangat baik. Sehingga dapat dipergunakan dalam pengambilan data penelitian.

3.    Intrumen Angket Motivasi Belajar

a.    Definisi Konseptual

Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

b.    Definisi Operasional

Motivasi  belajar merupakan dorongan yang timbul baik dari dalam maupun dari luar diri siswa, yang mampu menimbulkan semangat dan kegairahan belajar serta memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dengan indikator yang ingin dicapai adalah (1) ketekunan dalam mengerjakan tugas, dan (2) tertarik terhadap bermacam masalahan dan memecahkannya.

c.    Kisi-kisi Instrumen

Untuk memperjelas gambaran tentang instrumen yang akan digunakan, maka peneliti membuat kisi-kisi instrumen motivasi belajar dengan rincian sebagai berikut.

 

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa

 

No

Aspek

Indikator

Nomor

Jumlah

Positif

Negatif

1

Perasaan senang serta tekun dalam belajar

Senang terhadap pelajaran PKn

1,2,3,6

5

6

Senang mengerjakan soal PKn

3,4

 

2

Kemauan dan minat dalam belajar

Kemauan siswa mengerjakan soal-soal PKn

7,14

8,12

8

Kemauan siswa mengerjakan PR

10

 

Kemauan siswa memperoleh nilai baik.

11,13

9

3

Kecerdasan dan kemandirian dalam belajar

Kesadaran siswa untuk belajar PKn

16,18

17

7

Kesadaran siswa untuk mempelajari materi.

15,20,21

 

Kesadaran siswa untuk tidak mencontek

19

 

4

Berprestasi dalam belajar

Dorongan dari orang tua siswa

25

 

4

Dorongan untuk berprestasi

23,24

22

Jumlah

19

6

25

Sumber dimodifikasi dari Sardiman (2018: 83)

 

d.   Jenis Instrumen

Instrumen angket dalam penelitian ini untuk menggali data tentang motivasi belajar siswa. Penyusunan angket sebagai pengumpul data dalam penelitian ini untuk variabel motivasi  menggunakan aturan skala Likert. Skala Likert dipakai untuk mengukur tingkat kesepakatan seseorang terhadap himpunan pernyataan berkaitan dengan suatu konsep tertentu, dengan membuat rentangan jawaban, skor 0 sampai 4 atau skor 1 sampai 5 untuk tiap pernyataan dengan kategori tertentu. skala Likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Skala penilaian dalam penelitian ini menggunakan angka 5 (sangat setuju, selalu atau sangat positif), 4 (setuju, sering atau positif), 3 (ragu-ragu, kadang-kadang atau sedang), 2 (tidak setuju, jarang atau negatif) dan 1 (sangat tidak setuju, tidak pernah atau         sangat negatif). Dalam penelitian ini digunakan skala 1sampai 4.

e.    Uji Validitas dan Reliabilitas

1)   Uji Validitas

Sebelum angket diberikan kepada peserta didik yang menjadi sampel penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji validitas instrumen untuk mengetahui instrumen tersebut valid atau tidak. Responden untuk uji coba instrumen adalah siswa kelas VII A berjumlah 32 Siswa. Setelah angket diuji coba, hasil uji coba tersebut diuji validitasnya untuk mengetahui soal tes tersebut valid atau tidak. Untuk mencari validitas soal tes peneliti menggunakan bantuan program komputer SPSS 23. Uji validitas menggunakan teknik korelasi product moment (r) dengan bantuan SPSS versi 23 for windows.

 

 

Keterangan.

rxy        = Koefisien korelasi antara X dan Y

N         = Banyaknya subjek

ΣX       = Jumlah skor tiap butir

ΣY       = Jumlah skor total

ΣXY    = Jumlah perkalian X dan Y

ΣX2     = Jumlah kuadrat nilai X

ΣY2     = Jumlah kuadrat nilai Y

 

Hasil perhitungan rxy selanjutnya dibandingkan dengan nilai rtabel dengan taraf signifikansi sebesar 5% guna mengetahui valid dan tidaknya instrumen yang digunakan. Apabila nilai rxy lebih besar atau sama dengan rtabel maka instrumen yang digunakan dinyatakan valid. Jika nilai rxy lebih kecil dari rtabel, maka instrumen yang digunakan dinyatakan tidak valid. Instrumen yang tidak valid tidak digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Hasil analisis uji validitas dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validasi Instrumen Angket Motivasi Belajar

 

Butir soal

rtabel

rhitung

keterangan

1

0,339

0,51

Valid

2

0,339

0,38

Valid

3

0,339

0,43

Valid

4

0,339

0,53

Valid

5

0,339

0,61

Valid

6

0,339

0,60

Valid

7

0,339

0,52

Valid

8

0,339

0,41

Valid

9

0,339

0,45

Valid

10

0,339

0,03

Tidak Valid

11

0,339

0,80

Valid

12

0,339

0,03

Tidak Valid

13

0,339

0,60

Valid

14

0,339

0,60

Valid

15

0,339

0,50

Valid

16

0,339

0,36

Valid

17

0,339

0,61

Valid

18

0,339

0,50

Valid

19

0,339

0,40

Valid

20

0,339

0,40

Valid

21

0,339

0,60

Valid

22

0,339

0,41

Valid

 

Angket terdiri dari 22 butir angket, dari hasil pengujian dengan analisis uji validitas diperoleh hasil butir angket yang valid adalah 20 butir soal yaitu butir angket nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,11,3,14,15,16,17,18,19,20 sedangkan butir angket yang tidak valid adalah nomor, 10,12. Sehingga butir angket yang hanya dipake dalam penelitian adalah yang valid.

2)   Uji Reliabilitas

Reliabilitas dapat diartikan keterpercayaan. Instrumen dikatakan dapat dipercaya atau reliabel apabila memberikan hasil pengukuran yang relatif konsisten. Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan pendekatan internal consistency metode Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) for Windows 23.0.

Rumus Cronbach Alpha (CA)

 

 

CA    = koefisien Cronbach alpha

K      = banyaknya pertanyaan dalam butir

δb²    = varian butir

δt²     = varian total

 

Kategori koefisien cronbach alpha sebagai berikut :

Alpha < 0,7 : kurang menyakinkan (inadequate)

Alpha ≥ 0,7 : baik (good)

Alpha ≥ 0,8 : sangat baik (excellent) (Nunally, 1978)

Hasil uji reliabilitas instrumen angket motivasi belajar sebesar 0,726 dan termasuk dalam kategori baik. Sehingga dapat dipergunakan dalam pengambilan data penelitian.

H.  Teknik Analisa Data

Data yang telah terkumpul dengan menggunakan instrumen-instrumen yang ada kemudian di analisis secara kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial.

1.    Analisis Statistik Deskriptif

Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mengungkap hasil belajar siswa, motivasi siswa selama pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran.

a.    Analisis Hasil Belajar Siswa

Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari skor yang diperoleh siswa dari test. Untuk mengkategorikan skor hasil belajar siswa digunakan ketetapan Departemen Pendidikan Nasional pada tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8

Kategorisasi Standar yang ditetapkan  Departemen Pendidikan Nasional

 

Skor

Kategori

0 ≤ x < 57

Sangat rendah

57 ≤ x < 75

Rendah

75 ≤ x < 85

Sedang

85 ≤ x < 95

Tinggi

95 ≤ x ≤ 100

Sangat Tinggi

Sumber: Departemen Pendidikan Nasional (Sugiyono, 2019)

 

Perolehan skor ketuntasan diperoleh dengan rumus :

 

 

 

Tabel 3.9

Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar PKn

 

Skor

Kriteria

75 ≤ x ≤ 100

Tuntas

0 ≤ x < 75

Tidak Tuntas

 

Berdasarkan pada tabel 3.7  bahwa siswa yang memperoleh skor 75 sampai 100 maka dapat dinyatakan tuntas dan siswa yang memperoleh skor 0 sampai 74 maka siswa dinyatakan tidak tuntas dalam pembelajaran. Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas apabila memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan yakni 75 sedangkan menurut Depdiknas (Trianto, 2017:241) ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 85% siswa di kelas tersebut telah dinyatakan tuntas dalam pembelajaran.

b.    Analisis Metode Diskusi

Data metode diskusi diperoleh berdasarkan angket yang berjumlah 10 butir angket. Data hasil angket tersebut kemudian diubah menjadi skor nilai. Perolehan skor hasil angket dengan rumus :

 

Pengkategorian skor nilai untuk variabel angket metode diskusi sebagai berikut

Tabel 3.10

Kategorisasi Standar yang ditetapkan  Departemen Pendidikan Nasional

 

Skor

Kategori

0 ≤ x < 57

Sangat rendah

57 ≤ x < 75

Rendah

75 ≤ x < 85

Sedang

85 ≤ x < 95

Baik

95 ≤ x ≤ 100

Sangat Baik

Sumber: Departemen Pendidikan Nasional (Sugiyono, 2019)

 

c.    Analisis Motivasi Siswa

Data motivasi belajar siswa dalam pembelajaran dengan metode diskusi dinilai dengan rumus di bawah ini.

 

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada penyusunan angket berdasarkan indikator motivasi belajar. Tiap butir soal merupakan penjabaran indikator- indikator yang ada, dan dikolom jawaban diberikan pilihan jawaban berupa pilihan seberapa sering siswa melakukan indikator tersebut.

Tabel 3.11

Keterangan Skor Motivasi Siswa

 

Skor

Kategori

20-50

Motivasi rendah

51-100

Motivasi tinggi

 

Dari tabel di atas dapat dijelaskan jika skor 20-50 termasuk memiliki motivasi rendah, dan skor 51-100 termasuk memiliki motivasi tinggi. Dengan menggunakan rata-rata ketuntasan motivasi kelas adalah ≥ 51.

 

2.    Analisis Inferensial

Statistika inferensial digunakan untuk menganalisis data sampel dan
hasilnya diberlakukan untuk populasi. Teknik statistika ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian. Sebelum pengujian hipotesis, dilakukan uji normalitas.

a.    Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan digunakan. Karena uji statistik mensyaratkan data harus berdistribusi normal. Uji normalitas yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus Chi-Square(X)2 yaitu sebagai berikut :

 

Keterangan:

X2   = Chi kuadrat

fo    = frekuensi observasi

fh    = frekuensi yang diharapkan

k     = jumlah kelas interval (Sugiyono, 2019 : 107)

 

Taraf signifikan 5% dan kriteria pengujian untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:

H0 : Jika x2hitung ≤x2tabelatau sig (2-tailed) pada output SPSS 23 ≥ 5%

H1 : Jika x2hitung >  x2tabelatau sig (2-tailed) pada output SPSS 23 <5%

Jadi hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : Sampel berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

 

 

b.    Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari keadaan yang homogen atau tidak. Untuk menguji homogenitas digunakan uji varians terbesar dibanding varians terkecil menggunakan tabel F dengan rumus:

 

Kriteria pengujian adalah membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel menggunakan rumus:

dk pembilang = n-1 (untuk varians terbesar)

dk penyebut = n-1 (untuk varians terkecil)

Taraf signifikan (α) = 0,05maka dicari tabel pada tabel F didapat  Ftabel  jika Fhitung ≥ Ftabel berarti tidak homogen dan jika Fhitung ≤ Ftabel berarti homogen.

c.    Uji Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan suatu hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekan. Hipotetis statistik adalah dalam perumusan hipotestik, antara hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) selalu berpasangan, apabila salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima, sehingga keputusan yang tegas, yaitu kalau Ho ditolak dan Ha diterima.

Hipotesis statistik dinyatakan simbol-simbol (Sugiyono, 2019:87). Uji hipotesis disajikan dalam bentuk tabel dan angka metode statistik, uji signifikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menggunakan uji t dan secara stimultan menggunakan uji F adalah sebagai berikut:

 

1)   Uji Koefisien Korelasi Secara Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat secara individu (parsial). Adapun hipotesis yang akan di uji, adalah sebagai berikut :

a)    Metode diskusi berpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa.

H0:ρy1.23   =  Koefisien korelasi parsial antara metode diskusi dengan hasil belajar PKn siswa tidak signifikan

Ha:ρy1.23     Koefisien korelasi parsial antara metode diskusi dengan hasil belajar PKn siswa signifikan

Adapun kriteria signifikansi koefisien korelasi parsial, digunakan :

Ho diterima, jika t sig. > α (0,05)

Ho ditolak, jika t sig. < α (0,05)

Apabila hasil pengujian menunjukan koefisien korelasi parsial signifikan, uji hipotesis dilanjutkan dengan menggunakan koefisien determinasi,
dimana : KD1.23 = ry1.232.100%. Koefisien determinasi tersebut mengukur kontribusi pengaruh metode diskusi  terhadap dengan hasil belajar siswa.

b)   Motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar PKn Siswa

H0:ρy2.13   =   Koefisien korelasi parsial antara motivasi belajar dengan hasil belajar PKn siswa tidak signifikan

Ha:ρy2.13      Koefisien korelasi parsial antara motivasi belajar  dengan hasil belajar PKn siswa signifikan

Adapun kriteria signifikansi koefisien korelasi parsial, digunakan :

Ho diterima, jika t sig. > α (0,05)

Ho ditolak, jika t sig. < α (0,05)

Apabila hasil pengujian menunjukan koefisien korelasi parsial signifikan, uji hipotesis dilanjutkan dengan menggunakan koefisien determinasi, dimana : KD1.23 = ry2.132.100%. Koefisien determinasi tersebut mengukur kontribusi pengaruh motivasi belajar   terhadap dengan hasil belajar siswa.

2)   Uji Koefisien Korelasi Secara Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis yang akan di uji, adalah :

Terdapat pengaruh antara metode diskusi dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar PKn siswa.

H0:ρy123    =   Koefisien korelasi parsial antara metode diskusi dan motivasi belajar dengan hasil belajar PKn siswa tidak signifikan

Ha:ρy123       Koefisien korelasi parsial antara metode diskusi dan motivasi belajar  dengan hasil belajar PKn siswa signifikan.

Adapun kriteria signifikansi koefisien korelasi simultan, digunakan :

Ho diterima, jika Fhitung < Ftabel atau jika Prob. F > α (0,05)

Ho ditolak, jika Fhitung > Ftabel atau jika Prob. F < α (0,05)

Apabila hasil pengujian menunjukan koefisien korelasi simultan signifikan, uji hipotesis dilanjutkan dengan menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) untuk mengetahui pengaruh secara simultan atau bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen (Arikunto, 2018:339). Nilai Adjusted R Square digunakan agar dapat menghindari bias atau kesalahan dalam pengumpulan data terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan kedalam model (Ghozali, 2017:97)

I.     Hipotesa Statistika

1.    H0:ρy1.23     =   tidak terdapat pengaruh antara metode diskusi terhadap hasil belajar PKn siswa

Ha:ρy1.23         terdapat pengaruh antara metode diskusi terhadap hasil belajar PKn siswa

2.    H0:ρy2.13      =   tidak terdapat pengaruh antara motivasi belajar  terhadap hasil belajar PKn siswa

Ha:ρy2.13        terdapat pengaruh antara motivasi belajar  terhadap hasil belajar PKn siswa

3.    H0:ρy123     =   tidak terdapat pengaruh antara metode diskusi dan motivasi belajar terhadap hasil belajar PKn siswa

Ha:ρy123        terdapat pengaruh antara metode diskusi dan motivasi belajar terhadap hasil belajar PKn siswa.

 

 

 


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.  Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bintuni yang beralamat di Jalan Raya Bintuni, Bintuni Timur, Kecamatan Bintuni, Kabupaten Teluk Bintuni Propinsi Papua Barat. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari angket siswa pada mata pelajaran PKn dan hasil belajar siswa berupa nilai tes yang diberikan sesudah pembelajaran dengan metode diskusi berlangsung. Pembelajaran PKn dengan materi norma dan keadilan dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat terlebih dahulu oleh peneliti. Sehingga pada pelaksanaan pembelajaran dapat efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti deskripsikan secara rinci untuk masing-masing variabel. Pembahasan variabel dilakukan dengan menggunakan data kuantitatif, maksudnya data yang diolah berbentuk angka atau skor yang kemudian ditafsirkan secara kualitatif. Berikut akan dijelaskan secara rinci mengenai deskripsi data hasil penelitian untuk masing-masing variabel.

1.    Hasil Belajar PKn Siswa

Data hasil belajar PKn siswa diperoleh berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada siswa setelah pembelajaran berlangsung dengan soal sejumlah 20 soal. Setelah data terkumpul kemudian perolehan hasil tes dijadikan skor terlebih dahulu untuk memudahkan penelitian. Untuk kemudian memperoleh gambaran tentang data hasil belajar dilakukan analisis deskriptif. Berikut adalah hasil rangkuman analisis deskriptif untuk variabel hasil belajar siswa dengan menggunakan program SPSS.

 

 

Tabel 4.1

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Hasil Belajar Siswa

 

N

Valid

32

Mean

76,7188

Median

77,5000

Std. Deviation

9,47061

Variance

89,693

Range

45,00

Minimum

50,00

Maximum

95,00

Sum

2455,00

Hasil sumber data diolah 2023

 

Berdasarkan hasil analisis deskriptif untuk variabel hasil belajar (Y) diperoleh nilai mean sebesar 76,7188. Nilai median 77,5000 dengan standar deviasi sebesar 9,47. Sedangkan nilai variance 89,69 dengan nilai range 45. Nilai minimum yang diperoleh adalah 50 dan skor maksimum adalah 95 dengan jumlah keseluruhan skor adalah 2455. Jika perolehan skor untuk nilai hasil belajar dikelompokan dalam lima kategori, maka akan diperoleh tabel distribusi frekuensi dan dipresentasikan sebagai berikut.

Tabel 4.2

Kategori Skor Hasil Belajar  Berdasarkan Standar Ketetapan  Departemen Pendidikan Nasional

 

Skor

Kategori

Frekuensi

Prosentase

0 ≤ x < 57

Sangat rendah

1

3%

57 ≤ x < 75

Rendah

7

22%

75 ≤ x < 85

Sedang

16

50%

85 ≤ x < 95

Tinggi

6

19%

95 ≤ x ≤ 100

Sangat Tinggi

2

6%

Jumlah

32

100%

 

Berdasarkan tabel kategori skor di atas diperoleh hasil belajar siswa dengan kategori sangat rendah adalah 3%, rendah 22%, sedang 50%, tinggi 19% dan sangat tinggi 6%. Sedangkan pada umumnya skor hasil belajar siswa berada pada rentang 75 ≤ x < 85 dengan kategori sedang.

Untuk dapat melihat prosentase ketuntasan skor secara individu sesuai dengan standar ketuntasan minimal dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4.3

Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar PKn Siswa

 

Skor

Kriteria

Frekuensi

Prosentase

75 ≤ x ≤ 100

Tuntas

24

75%

0 ≤ x < 75

Tidak Tuntas

8

25%

Jumlah

32

100

 

Dari perolehan kriteria di atas bahwa untuk siswa yang memperoleh nilai di atas batas minimun ketuntasan adalah sebesar 75% dan siswa yang belum memperoleh nilai di atas kriteria minimum sebanyak 25%. Jika kriteria tersebut digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut.

 

 

 

 

 

 

Gambar 4.1

Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa

 

Pada gambar di atas dengan warna biru menunjukan siswa tuntas belajar sebesar 75% dan gambar warna merah menunjukan siswa tidak tuntas belajar sebesr 25%. Sedangkan secara umum untuk kriteria ketuntasan skor siswa adalah berada pada rentang 75 ≤ x ≤ 100 sebanyak 75% dan dinyatakan pembelajaran tersebut tuntas.

 

2.    Metode Diskusi (X1)

Data penelitian untuk variabel metode diskusi diperoleh dari hasil penyebaran angket mengenai penggunaan metode diskusi. Angket terdiri dari 10 butir soal valid yang disebarkan terhadap responden atau sampel sebanyak 32 orang siswa. Berikut hasil analisis deskriptif untuk variabel metode diskusi (X1).

Tabel 4.4

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Metode Diskusi

 

N

Valid

32

Mean

79,6563

Median

80,0000

Std. Deviation

12,01238

Variance

144,297

Range

48,00

Minimum

50,00

Maximum

98,00

Sum

2549,00

Sumber data diolah 2023

 

Berdasarkan hasil analisis deskriptif untuk variabel metode diskusi (X1) diperoleh hasil nilai rata-rata (mean) adalah 79,6563. Nilai median sebesar 80,000 dengan standar deviasi sebesar 12,01. Nilai variance 144,2 dengan range sebesar 48. Skor minimum yang diperoleh sebesar 50, skor maksimum 98 dengan nilai sum sebesar 2549. Jika perolehan skor tersebut dikelompokan dalam lima kategori, maka akan diperoleh tabel distribusi frekuensi dan dipresentasikan sebagai berikut.

Tabel 4.5

Kategori Skor Perolehan Angket Metode Diskusi

 

Skor

Kategori

Frekuensi

Prosentase

0 ≤ x < 57

Sangat rendah

2

6%

57 ≤ x < 75

Rendah

5

16%

75 ≤ x < 85

Sedang

11

34%

85 ≤ x < 95

Baik

12

38%

95 ≤ x ≤ 100

Sangat Baik

2

6%

Jumlah

32

100%

 

Hasil perolehan pada tabel pengkategorian di atas bahwa untuk angket dengan kategori sangat rendah adalah 6%, rendah 16%, sedang 34%, baik 38% dan sangat baik 6%. Namun secara umum untuk variabel metode diskusi berada pada rentang baik yaitu sebesar 38%.

3.    Motivasi Belajar Siswa(X2)

Data perolehan motivasi belajar siswa diperoleh berdasarkan angket yang diberikan kepada rseponden siswa sejumlah 32 orang siswa. Jumlah butir angket yang valid adalah sebanyak 20 butir angket. Untuk memperoleh penjelasan secara lengkap mengenai motivasi belajar siswa langkah selanjutnya adalah dengan melakukan uji analisis deskriptif. Analisis deskriptif variabel motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6

Hasil Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Belajar

 

N

Valid

32

Mean

80,9375

Median

83,5000

Std. Deviation

10,64663

Variance

113,351

Range

38,00

Minimum

56,00

Maximum

94,00

Sum

2590,00

Sumber data diolah 2023

 

Tabel analisis deskriptif untuk variabel motivasi belajar di atas dapat diketahui bahwa perolehan skor nilai rata-ratanya sebesar 80,9375 dengan nilai median sebesar 83,5000. Nilai standar deviasi yang dihasilkan adalah 10,64 dengan variance sebesar 113,351 dan nilai range 38. Skor minimumnya adalah 56, skor maksimum yang diperoleh 94 dan jumlah total skor adalah 2590. Penilaian skor jika dikategorikan maka akan diperoleh tabel distribusi frekuensi di bawah ini.

 

Tabel 4.7

Keterangan Skor Motivasi Siswa

 

Skor

Kategori

Frekuensi

Prosentase

20-50

Motivasi Rendah

2

6%

51-100

Motivasi Tinggi

30

94%

Jumlah

32

100%

 

Tabel di atas menjelaskan bahwa perolehan nilai skor angket motivasi siswa berada pada rentang tinggi dengan prosentase sebesar 94%. Siswa setelah diberikan pembelajaran dengan metode diskusi memiliki motivasi tinggi sebesar 94%.

B.  Pengujian Prasyarat Analisis Data

Untuk menganalisis sebuah data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data yang berasal dari sebuah populasi atau sampel, diperlukan prasyarat analisis agar data tersebut layak dianalisis. Prasyarat analisis data adalah sesuatu yang dikenakan pada sekelompok data hasil observasi atau penelitian untuk mengetahui layak atau tidak layaknya data tersebut dianalisis menggunakan teknik statistik.  Sejurus dengan pemahaman tersebut diatas, penelitian ini telah melalui uji prasyarat analisis data dengan deskripsi sebagai berikut:

1.    Uji Normalitas

Melalui uji normalitas data dapat diketahui bentuk distribusi data tersebut berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Jenis uji normalitas data yang digunakan yaitu uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan  Kolmogorov Smirnov. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorof Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku.

a.    Uji Normalitas variabel Hasil Belajar (Y)

Berdasarkan hasil analisis data yang diolah dengan menggunakan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.8

Hasil Analisis Uji Normalitas Variabel Hasil Belajar (Y)

 

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic

df

Sig.

Statistic

df

Sig.

0,178

32

0,211

0,937

32

0,060

 

Pada tabel Output Kolmogrov-Smirnov dapat diketahui nilai Signifikansi = 0,211. Apabila nilai Sig. > 0,05 atau  0,211 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b.    Uji Normalitas Variabel Metode Diskusi (X1)

Hasil analisis data dari variabel metode diskusi (X1) diolah dengan menggunakan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.9

Hasil Analisis Uji Normalitas Variabel Metode Diskusi (X1)

 

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic

df

Sig.

Statistic

df

Sig.

0,130

32

0,180

0,944

32

0,096

 

Hasil uji normalitas pada kolom output Kolmogrov-Smirnov dapat diketahui nilai Signifikansi = 0,180. Karena nilai sig (0,180) > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

c.    Uji Normalitas Variabel Motivasi Belajar (X2)

Hasil analisis data uji normalitas data untuk variabel motivasi belajar (X2) yang diolah dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.10

Hasil Analisis Uji Normalitas Variabel Motivasi Belajar (X2)

 

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic

df

Sig.

Statistic

df

Sig.

0,153

32

0,056

0,896

32

0,005

 

Pada tabel Output Kolmogrov-Smirnov dapat diketahui nilai Signifikansi = 0,056. Apabila nilai Sig. > 0,05 atau  0,056 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2.    Uji Homogenitas

Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian dalam populasi sama atau tidak. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai sig. > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok adalah sama. Begitu juga sebaliknya. Uji Homogenitas dilakukan setelah data dari sampel penelitian didapatkan. Pada penelitian ini uji homogenitas dihitung menggunakan one way anova dengan bantuan program SPSS (Statistical Packege for Social Science) versi 23. Adapun hasil hitung dari uji homogenitas pre-test dan post-test, sebagai berikut :

Tabel 4.11

Hasil Analisis Uji Homogenitas

Levene Statistic

df1

df2

Sig.

3,626

6

15

,200

 

Berdasarkan output data SPSS diatas diketahui bahwa nilai signifikansi 0,200. Berdasarkan kriteria pengujian nilai Sig. > 0,05 atau 0,200 > 0,05 dapat diinterpretasikan bahwa skor yang didapatkan  memiliki varian yang sama (homogen).

C.  Pengujian Hipotesis

Uji Hipotesis dilakukan untuk mengetahui hipotesis manakah yang dapat diterima dalam penelitian. Di dalam penelitian dengan metode kuantitatif hipotesis penelitian dibagi menjadi dua, yakni hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha), adapun hipotesis dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

4.    H0:ρy1.23     =   tidak terdapat pengaruh antara metode diskusi terhadap hasil belajar PKn siswa

Ha:ρy1.23         terdapat pengaruh antara metode diskusi terhadap hasil belajar PKn siswa

5.    H0:ρy2.13       =   tidak terdapat pengaruh antara motivasi belajar  terhadap hasil belajar PKn siswa

Ha:ρy2.13        terdapat pengaruh antara motivasi belajar  terhadap hasil belajar PKn siswa

6.    H0:ρy123      =   tidak terdapat pengaruh antara metode diskusi dan motivasi belajar terhadap hasil belajar PKn siswa

Ha:ρy123        terdapat pengaruh antara metode diskusi dan motivasi belajar terhadap hasil belajar PKn siswa.

Adapun langkah-langkah untuk uji hipotesis ini yang pertama adalah dengan uji T untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh parsial (sendiri) yang diberikan oleh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Kemudian dilanjutkan kembali dengan uji F untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh simultan (bersama-sama) yang diberikan oleh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Setelah selesai, dilanjutkan  lagi dengan mencari koefisien diterminasi (R2) untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas (X) secara simultan terhadap variabel terikat (Y).

1.    Uji T

Uji T dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang
signifikan (meyakinkan) dari dua buah mean sampel dari dua variabel yang
dikomparatifkan. Dengan kriteria jika Thitung > Ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, sedangkan jika Thitung < Ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sedangkan untuk melihat ttabel (mencari df) adalah dengan rumus sebagai berikut :

n-k-1

Keterangan :

n : Jumlah Responden

k : Jumlah Variabel

32 – 3 – 1 = 28

Berarti df = 28 dengan probabilitas (pr) 5% atau 0,05

a.    Uji T Variabel X1 Terhadap Y

Berdasarkan hasil analisis data yang diolah dengan menggunakan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.12

Hasil Analisis Uji T Variabel X1 Terhadap Y

 

Variabel

Thitung

Ttabel

Metode Diskusi (X1)

2,819

1.70113

 

Dari tabel di atas, diperoleh nilai Thitung sebesar 2,819 dan nilai Ttabel
sebesar 1,70113. Karena nilai Thitung > Ttabel maka Ha diterima dan Ho
ditolak.  Hipotesis yang diajukan adalah H0 = tidak terdapat pengaruh antara metode diskusi terhadap hasil belajar PKn siswa. Ha terdapat pengaruh antara metode diskusi terhadap hasil belajar PKn siswa. Jadi dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa adanya pengaruh antara metode diskusi terhadap hasil belajar PKn siswa. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas maka dilakukan pengehitungan dengan uji diterminasi. Secara sederhana koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan Koefisien Korelasi (R).
Berdasarkan hasil analisis data yang diolah dengan menggunakan
program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.13

Hasil Analisis Uji R Square

 

Variabel

R Square

Standar eror

Metode Diskusi (X1)

0,509

10,309

 

Dari tabel di atas, diketahui nilai R Square (R2) = 0,509. Dari hasil R Square (R2) tersebut selanjutnya akan diubah dalam bentuk persen, yaitu dengan cara sebagai berikut :

(R2) × 100

0,509 × 100 = 50,9 %

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar (Y) yang dipengaruhi oleh variabel metode diskusi (X1) adalah sebesar 50,9 %,

b.    Uji T Variabel X2 Terhadap Y

Uji hipotesis kedua adalah menganalisis pengaruh variabel X2 Terhadap Y. Berdasarkan hasil analisis data yang diolah dengan menggunakan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

 

Tabel 4.14

Hasil Analisis Uji T Variabel X1 Terhadap Y

 

Variabel

Thitung

Ttabel

Motivasi  (X2)

2,877

1.70113

 

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Thitung sebesar 2,877 dan nilai Ttabel
sebesar 1,70113. Karena nilai Thitung > Ttabel maka Ha diterima dan Ho
ditolak.  Hipotesis yang diajukan adalah H0 = tidak terdapat pengaruh antara motivasi  terhadap hasil belajar PKn siswa. Ha terdapat pengaruh antara motivasi terhadap hasil belajar PKn siswa. Jadi dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa adanya pengaruh antara motivasi  terhadap hasil belajar PKn siswa.

Seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel motivasi sebagai variabel X2 maka dilakukan pengehitungan melalui uji diterminasi. Berdasarkan hasil analisis data yang diolah dengan menggunakan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.15

Hasil Analisis Uji R Square

 

Variabel

R Square

Standar eror

Motivasi  (X2)

0,416

11,734

 

Dari tabel di atas, diketahui nilai R Square (R2) = 0,416. Dari hasil R Square (R2) tersebut selanjutnya akan diubah dalam bentuk persen, yaitu dengan cara sebagai berikut :

(R2) × 100

0,416 × 100 = 41,6 %

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar (Y) yang dipengaruhi oleh variabel motivasi (X2) adalah sebesar 41,6 %,

2.    Uji F

Uji F untuk mencari taraf keeratan (pengujian signifikan) pengaruh antara variabel X1, X2 dan Y. Dengan kriteria jika Fhitung > Ftabel maka signifikan, Ha diterima Ho ditolak, sedangkan jika Fhitung < Ftabel maka tidak signifikan, Ha ditolak Ho diterima.

Langkah-langkah untuk menentukan derajat bebas (df) adalah sebagai
berikut:

Pembilang / df (N1) : k – 1

Penyebut / df (N2) : n – k

Keterangan :

k : jumlah variabel

n : jumlah responden

Pembilang / df (N1) : 3 – 1 = 2

Penyebut / df (N2) : 32 – 3 = 29

Berdasarkan hasil analisis data yang diolah dengan menggunakan program SPSS, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.16

Hasil Analisis Uji F

 

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

741,616

2

370,808

5,274

,000b

Residual

2038,853

29

70,305

 

 

Total

2780,469

31

 

 

 

 

Dari tabel di atas, diketahui nilai Fhitung = 5,274 dan Ftabel = 3,33. Karena Fhitung > Ftabel maka signifikan, Ho ditolak Ha diterima. Hipotesis yang diajukan adalah  H0 =      tidak terdapat pengaruh antara metode diskusi dan motivasi belajar terhadap hasil belajar PKn siswa, Ha= terdapat pengaruh antara metode diskusi dan motivasi belajar terhadap hasil belajar PKn siswa. Demikian berdasarkan hasil uji F di atas dapat diambil kesimpulan  bahwa adanya pengaruh yang  dari metode diskusi dan motivasi guru terhadap hasil belajar. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan kedua variabel bebas digunakan uji determinasi. Secara sederhana koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan Koefisien Korelasi (R).Berikut hasil uji determinasi dengan olahan data menggunakanprogram SPSS.

Tabel 4.17

Hasil Analisis Uji R Square

 

Variabel

R Square

Standar eror

Metode Diskusi (X1) dan Motivasi  (X2)

0,667

5,274

 

Diketahui dari tabel di atas nilai R Square (R2) = 0,082. Dari hasil R Square (R2) tersebut selanjutnya akan diubah dalam bentuk persen, yaitu dengan cara sebagai berikut :

(R2) × 100

0,667 × 100 = 66,7 %

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar (Y) yang dipengaruhi oleh variabel metode diskusi (X1) dan variabel motivasi guru (X2) adalah sebesar 66,7 %, sedangkan untuk 33,3 % nya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini

D.  Pembahasan Hasil Penelitian 

1.    Pengaruh Metode Diskusi Terhadap Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil uji penelitian dengan menggunakan uji T menunjukan hasil bahwa terdapat pengaruh antara metode diskusi terhadap hasil belajar siswa.  Pengaruh yang ditimbulkan oleh metode diskusi terhadap hasil belajar siswa adalah sebesar 50,9%. Penggunaan metode yang sesuai dengan kebutuhan siswa akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Sebelum pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu memahami karakter siswa agar nantinya akan mudah untuk dapat menerapkan metode pembelajaran yang akan digunakan. Penelitian dari Mufaikah A (2019), telah membuktikan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan metode diskusi dengan pembelajaran metode konvensional. Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas interaksi antara siswa  sesuai dengan pendapat dari Nasih (2013:57), tujuannya ialah untuk memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, di samping untuk mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan bersama.

Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi siswa akan terlihat aktif saling mengemukakan pendapat untuk berdiskusi. Terlihat selama pembelajaran berlangsung siswa saling bertukar pendapat mengenai materi norma dan keadilan. Para siswa membagi pengalaman mereka mengenai norma dan keadilan. Berbagi informasi tentang norma dan keadilan yang mereka dapatkan dari berbagi media, mereka bagi dengan teman-teman kelompoknya. Beberapa kelebihan tentang metode diskusi dari pendapat Alma (2012)  yaitu (1) Suasana kelas menjadi lebih hidup, karena siswa mengarahkan pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan; (2) Memberi pemahaman pada siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan; (3) Membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya; (4) Menaikkan prestasi kepribadian individu seperti toleransi, demokratis, kritis, berpikir sistematis, sabar dan sebagainya; dan (5) Kesimpulan kesimpulan diskusi mudah dipahami siswa karena mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada kesimpulan.

2.    Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa

Hasil analisis uji penelitian dengan menggunakan uji T diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar PKn siswa. Besaran pengaruh yang ditimbulkan oleh motivasi belajar adalah sebesar 41,6%. Melihat sumbangan sebesar 41,6% membuktikan bahwa motivasi mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan hasil belajar siswa. Peran motivasi tidak dapat dikesampingkan. Karena motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu kegiatan pembejaran. Motivasi juga akan mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan (activating and energizing
function
) Suatu perbuatan atau kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat lemah, akan dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak terarah dan
kemungkinan besar tidak akan membawa hasil. Sebaliknya apabila motivasinya besar atau kuat, maka akan dilakukan dengan sungguh-sungguh, terarah dan penuh semangat, sehingga kemungkinan akan berhasil lebih besar.

Beberapa kondisi dapat mempengaruhi keadaan motivasi siswa di sekolah. Salah satu faktornya dikemukakan oleh Widiasmoro (2015) yaitu faktor guru. Guru mempunyai andil besar dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa di sekolah. Faktor lainnya adalah lingkungan belajar dalam hal ini dapat berupa lingkungan belajar dikelas. Lingkungan belajar disekolah seperti bangunan yang memadai, kebersihan yang terjaga, dan penataan berbagai sarana yang rapi akan menyebabkan siswa betah dan enjoy dalam belajar. Lingkungan belajar lain, misalnya teman sekolah dan masyarakat sekitar. Hasil penelitian yang diperoleh sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dita Prihatna Wati dan Arum Fatayan (2023), bahwa motivasi belajar siswa dapat mempengaruhi hasil belajar PKn siswa. Diperkuat dengan penelitian dari Khulsum, et al (2023), bahwa motivasi belajar sangat penting untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3.    Pengaruh Metode Diskusi dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil uji penelitian dengan menggunakan uji F menunjukan hasil bahwa terdapat pengaruh antara metode diskusi dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa.  Pengaruh yang ditimbulkan oleh metode diskusi dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa adalah sebesar 66,7%. sedangkan untuk 33,3 % nya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Sutrisno (2021) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran berupa tes yang disusun secara terencana seperti tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar diantaranya menurut Slameto(2018) yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern salah satunya adalah motivasi siswa. Motivasi merupakan unsur dari dalam yang dapat mempengaruhi siswa terhadap hasil belajar yang dihasilkan. Dengan adanya motivasi siswa akan merasa lebih bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran. Motivasi belajar mempunyai peranan penting dalam memberi rangsangan, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyakuntuk melaksanakan proses pembelajaran. Siswa kelas VIIC di SMP Negeri Bintuni Kabupaten Bintuni terlihat bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran. Mereka lebih termotivasi setelah diberikan metode pembelajaran yang berbeda dari biasanya. Hasil analisis ini menunjukan bahwa teori dari Djaali(2020) adalah benar bahwa menentukan keberhasilan dalam proses belajar dapat ditentukan dengan kemampuan belajar siswa motivasi merupakan kondisi atau keadaan yang ada dalam diri individu yang mendorong untuk melakukan aktivitas guna mencapai tujuan.

Motivasi siswa di VIIC  SMP Negeri Bintuni Kabupaten Bintuni setelah diberikan pembelajaran dengan metode diskusi sudah cukup baik dalam penelitian menunjukan bahwa motivasi siswa mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa kelas VIIC berantusias untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. siswa cenderung tertarik terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung menunjukan motivasi siswa sudah terbentuk.  Selain faktor motivasi dan metode pembalajaran masih ada faktor lain yang mempengaruhi dalam penelitian ini yaitu sebesar 3,33% yang tidak diteliti dalam penelitian seperti misal adalah jasmaniah, intelegensi, kelelahan, dan faktor keluarga.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Kesuma, et al.  (2021) yaitu model pembelajaran yang digunakan dan motivasi belajar siswa dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Penelitian lainnya adalah dari Khulsum, et al (2023), bahwa metode diskusi dan motivasi mampu berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa.


BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.  Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data, analisis dan interpretasi data yang telah diuraikan dan dibahasa pada bab-bab sebelumnya sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode diskusi dan motivasi mampu berpengaruh terhadap hasil belajar. Secara lebih rinci, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijelaskan dibawah ini.

1.    Terdapat pengaruh antara metode diskusi terhadap hasil belalajar PKn siswa di kelas VIIC  SMP Negeri Bintuni Kabupaten Bintuni. Pengaruh yang ditimbulkan adalah sebesar 50,9%.

2.    Terdapat pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar PKn siswa di kelas VIIC  SMP Negeri Bintuni Kabupaten Bintuni. Pengaruh yang ditimbulkan adalah sebesar 41,6%.

3.    Terdapat pengaruh antara metode diskusi dan motivasi belajar terhadap hasil belajar PKn siswa di kelas VIIC  SMP Negeri Bintuni Kabupaten Bintuni, pengaruh yang ditimbulkan adalah sebesar 66,7%. sedangkan untuk 33,3 % nya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

B.  Implikasi

Implikasi penggunaan metode diskusi dan motivasi terhadap hasil belajar PKn siswa dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting. Merujuk pada hasil penelitian bahwa penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran telah berimplikasi pada hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan, walaupun peningkatannya belum semua siswa tuntas. Tetapi pada dasarnya mengalami peningkatan yang signifikan.

Motivasi juga tidak berperan penting dalam peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan motivasi diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu, guru hendaknya dapat menciptakan lingkungan belajar yang di kelas yang kondusif, dan menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan dan merangsang aktivitas siswa. Hal ini akan meningkatkan  motivasi belajar siswa. Siswa akan lebih bersemangat dalam  mengikuti pembelajaran di kelas, sehingga prestasi belajarnya akan meningkat. Motivasi belajar perlu ditanamkan secara terus menerus untuk siswa baik itu dilakukan oleh guru ataupun orang tuanya, mereka harus bersama-sama untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga siswa mempunyai keinginan untuk belajar yang lebih baik lagi. Dengan adanya motivasi yang baik dan penggunaan metode pembelajaran dengan disuksi, respon siswa terhadap pembelajaran akan lebih baik lagi.

C.  Saran

 

Penelitian ini pada dasarnya dilakukan semaksimal mungkin, akantetapi belum dapat dikatakan sempurna. Ada hal-hal yang masih harus diperhatikan lagi oleh pihak-pihak terkait dan peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode diskusi kelompok, sehingga peneliti mencoba memberikan beberapa saran, yaitu.

Pertama, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi baru bagi guru dalam mengembangkan dan mendiversifikasi metode pembelajaran, terutama dalam kegiatan belajar mengajar PKn di kelas. Penerapan metode diskusi yang sudah diterapkan dapat dikembangkan dengan lebih baik dan lebih kreatif lagi oleh guru melalui berbagai upaya perbaikan  yang  disesuaikan dengan karakter siswa dan karakter kelas, sehingga metode ini dapat menjadi salah metode pembelajaran yang relevan dengan tujuan pembelajaran sejarah itu sendiri.

Kedua, hendaknya siswa belajar untuk lebih mengeksplorasi kemampuan dan keterlibatannya dalam pembelajaran PKn melalui penerapan metode diskusi, karena metode pembelajaran ini merupakan salah satu sarana bagi siswa untuk menjadikan kegiatan belajar di kelas bukan lagi dipandang sebagai kewajiban dan rutinitas untuk memperoleh nilai saja, akan tetapi juga menjadi kegiatan belajar yang memberikan makna, pengetahuan serta ilmu baru untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan kelak di masa depan.

Ketiga, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak
sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, tidak hanya dalam pembelajaran PKn, akan tetapi juga dalam pembelajaran lainnya dengan mencoba menerapkan metode diskusi yang disesuaikan dengan kurikulum dan tujuan dari setiap mata pelajaran, sehingga penerapan dan pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran dan disesuaikan dengan kesiapan sekolah dalam memfasilitasi terlaksananya metode diskusi.

Keempat, bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu rujukan untuk mengembangkan metode diskusi dengan lebih baik lagi, sesuai dengan karakter subjek penelitian.

 

 


DAFTAR PUSTAKA

Al Aslamiyah, T., (2019). Blended Learning Dan Kemandirian Belajar Mahasiswa Teknologi Pendidikan. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 2(2), 109–114.

Alma, B.(2012). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta

Melyan Fitriani, Anissa, Yayah Huliatunisa, Samsul Azhar (2021), Pengaruh Penggunaan Metode Diskusi Terhadap Hasil Belajar Matematika di Kelas IV SDN Doyong 04 Tangerang, Jurnal Pendidikan dan Sains, 3(3), 438-448

Arikunto, Suharsimi. (2018). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dantes 2017. Desain Eksperimen Dan Analisis Data. Depok : PT Raja Grafindo Persada.

Darsono (2012).Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Press

Djaali (2020). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Djamarah & Zain. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S. (2017). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka. Cipta

Fatayan, Dita Prihatna Wati, Arum. 2023. Pengaruh Motivasi Belajar dengan Hasil
Belajar Mata PelajaranPKn Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Journal on Education, Volume 05, No. 02 Januari-Februari.

Fathurrohman, dan Sutikno.(2006). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama

Fathan, Fitriyanti, Sarson W. Dj Pomalato, Abd Kadir Husain (2019), Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS.Jurnal Pedagogika, 10(1), 34-43.

Ghozali,  I. (2017). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP

Jihad. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Presindo

Jumanta, H. (2015). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor : Ghalia Indonesia

Majid .A (2013).Strategi Pembelajaran .Bandung : Remaja Rosdakarya

Margono. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan: PT Rineka Cipta. Jakarta

Mokol, N. A. ., Kurnia Putri, F. J. ., Wulandari, M. T. ., Waluyo, R. A. ., & Suni, M. H. . (2022). Pengaruh Perkembangan Teknologi Dalam Pembelajaran Abad 21 Pendidikan Kewarganegaraan Di Indonesia. SNHRP, 4, 1082–1088. Retrieved from https://snhrp.unipasby.ac.id/prosiding/index.php/snhrp/article/view/436

Moleong, Lexy J. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya

Mufaikah A (2019), judul penelitian Pengaruh Metode Diskusi Berbantukan Media
Audiovisual Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII Mts Makkaraeng,
Jurnal Binomial 2(2),

Nashar (2014). Peranan Motivasi dan Kemampua awal dalam Kegiatan Pembelajaran,. Jakarta : Delia Press.

Nasih (2013). Metode dan Teknik. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Refika Aditama

Nyoman, Agus Adi Kesuma, I Ketut Yoda, Syarif Hidayat (2021),  Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar PJOK pada Siswa SMP. Jurnal Penjakora  8(1),62-70.

Ramayulis. (2010). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Kalam Mulia

Riduwan. (2013). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika, Bandung: Alfabeta.

Rusman. (2017). Belajar & Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sabri, (2005).Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta: Quantum Teaching.

Sadiman, A.(2014). Media Pembelajaran: Pengertian, Pengembangan dan. Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sopakua, Samel, Wilhelmus Labobar, Feby Latuihamallo (2021).  Hubungan Metode Diskusi Kelompok Dengan Motivasi Belajar Terhadap Daya Serap Peserta Didik pada Pembelajaran PAK dan Budi Pekerti. Jurnal Inovasi Strategi dan Model Pembelajaran, 1(2), 130-147.

Sardiman. (2018). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja. Grafindo Persada

Setyosari, Punaji. (2016). Metode Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Siti Khulsum, Mimin Nurjhani Kusumastuti, Maman Rumanta (2023), Pengaruh Penggunaan Metode Diskusi dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Sukamampir. Jurnal Nuansa Akademik, 8(2), 583-600.

Slameto. (2018). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sudjana, (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2019). Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D. Bandung: ALFABETA

Sukmadinata.( 2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sumiati, (2019). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta. Kharisma Putra.

Sutrisno, E. (2021). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana

Syah, M.(2018), Psikologi Belajar.Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tambunan, S. (2015). Kelekatan dan Intimasi pada Dewasa Awal. Jurnal Psikologi, 8(1), 18-19.

Thobroni, M., dan Mustofa, A. (2011). Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wawancara dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Trianto, (2017). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya : Kencana Prenada Media Group

Uno, H.(2017).Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara

Erwin, Widiasworo. (2017). Strategi dan Metode Mengajar Siswa diLuar Kelas.Yogyakarta: Ar-ruzz Media

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 1. Instrumen Penelitian

 

INSTRUMEN PENELITIAN

A.  Tes Hasil Belajar

 

Ø Identitas

Nama                 :

No. Absen         :

Kelas                 :

Hari/Tanggal     :

Ø Aturan menjawab soal

Jawablah pertanyaan dengan jawaban yang benar.

Soal

1.    Apa yang dimaksud dengan norma?

A.  Standar perilaku yang diakui dalam masyarakat

B.   Aturan yang hanya berlaku untuk individu tertentu

C.  Pandangan pribadi tentang benar dan salah

D.  Ketidakpedulian terhadap nilai-nilai sosial

2.    Norma yang mengatur perilaku yang seharusnya dilakukan disebut norma ....

A. Moral
B. Hukum
C. Sosial
D. Agama

3.    Norma yang bersifat mengikat dan dapat ditegakkan oleh aparat hukum disebut norma ....

A. Moral
B. Hukum
C. Sosial
D. Adat

4.    Prinsip yang mengharuskan perlakuan yang adil dan setara terhadap semua orang disebut ....

A. Norma
B. Hukum
C. Keadilan
D. Moral

5.    Contoh norma agama adalah ....

A.  Menggunakan bahasa yang sopan

B.  Menghormati orang tua

C.  Tidak berbicara bohong

D.  Berpuasa selama bulan Ramadan

6.    Norma yang mengatur hubungan antara individu dalam masyarakat disebut norma ....

A. Moral
B. Hukum
C. Sosial
D. Adat

7.    Prinsip keadilan yang berarti memberikan hak dan kewajiban sesuai dengan perbedaan yang adil adalah ....

A. Keadilan distributif
B. Keadilan komutatif
C. Keadilan retributif
D. Keadilan proporsional

8.    Apa yang dimaksud dengan diskriminasi?

A. Perlakuan adil terhadap semua individu
B. Perlakuan tidak adil berdasarkan perbedaan tertentu
C. Kesetaraan hak dan kewajiban
D. Tidak memedulikan norma sosial

9.    Salah satu contoh pelanggaran norma sosial adalah ....

A. Menghormati orang lain
B. Berbicara dengan sopan
C. Mencuri barang orang lain
D. Menolong teman dalam kesulitan

10.    Norma yang berkaitan dengan adat istiadat suatu daerah atau kelompok disebut norma ....

A. Moral
B. Hukum
C. Sosial
D. Adat

11.    Prinsip keadilan yang menuntut seseorang untuk memberikan balasan setimpal sesuai dengan perbuatannya adalah ....

A.  Keadilan distributif

B.  Keadilan komutatif

C.   Keadilan retributif

D.  Keadilan proporsional

12.    Tindakan mendukung hak asasi manusia dan kesetaraan gender merupakan contoh tindakan yang mengedepankan prinsip keadilan ....

A. Distributif
B. Komutatif
C. Retributif
D. Proporsional

13.    Salah satu contoh norma moral adalah ....

A. Berlalu lintas dengan patuh
B. Menggunakan pakaian yang modis
C. Makan dengan lahap di tempat umum
D. Membuang sampah sembarangan

14.    Salah satu tujuan norma dalam masyarakat adalah ....
A. Membatasi kebebasan individu
B. Menciptakan ketidakpastian
C. Menjaga keteraturan dan keharmonisan
D. Meningkatkan konflik sosial

15.    Tindakan adil dalam pembagian sumber daya ekonomi merupakan prinsip keadilan ....

A. Distributif
B. Komutatif
C. Retributif
D. Proporsional

16.    Norma yang mengatur hubungan antara individu dalam masyarakat disebut norma ....

A. Moral
B. Hukum
C. Sosial
D. Adat

17.    Norma sosial mengatur hubungan antara individu dalam masyarakat. Norma ini membentuk dasar tentang cara berperilaku yang diharapkan dalam?

A. Keluarga
B. Sekolah
C. Tempat kerja
D. Semua jawaban benar

18.    Prinsip keadilan yang menekankan pada kesetaraan dalam pertukaran atau transaksi disebut ....

A. Keadilan distributif
B. Keadilan komutatif
C. Keadilan retributif
D. Keadilan proporsional

19.    Apa yang dimaksud dengan nilai dalam konteks norma?

A. Hasil dari pelanggaran norma
B. Penghargaan untuk individu yang patuh pada norma
C. Pandangan tentang benar dan salah dalam masyarakat
D. Hukuman bagi individu yang melanggar norma

20.    Prinsip keadilan yang menuntut pemberian hukuman yang setimpal dengan pelanggaran yang dilakukan adalah ....

A.  Keadilan distributif

B.  Keadilan komutatif

C.  Keadilan retributif

D.  Keadilan proporsional

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jawaban :

1.     A.Standar perilaku yang diakui dalam masyarakat

2.     A.Moral

3.     B Hukum

4.     CKeadilan

5.     DBerpuasa selama bulan Ramadan

6.     CSosial

7.     AKeadilan distributif

8.     B Perlakuan tidak adil berdasarkan perbedaan tertentu

9.     C Mencuri barang orang lain

10.  D Adat

11.  C Keadilan retributif

12.  A.Distributif

13.  A.Berlalu lintas dengan patuh

14.  C Menjaga keteraturan dan keharmonisan

15.  A Distributif

16.  C Sosial

17.  D Semua jawaban benar

18.  B. Keadilan komutatif

19.  C.Pandangan tentang benar dan salah dalam masyarakat

20.  C. Keadilan retributif

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B.  Angket Metode Diskusi

ANGKET METODE DISKUSI

A.  Identitas

Nama                 :

No. Absen         :

Kelas                 :

Hari/Tanggal     :

B.  Aturan menjawab soal

1      Pada angket ini terdapat 10 butir pertanyaan. Berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu.

2      Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban pernyataan lain maupun teman lain.

3      Catat tanggapan kamu pada lembar jawaban yang tersedia dengan
memberikan tanda check (√) sesuai keterangan pilihan jawaban.

Keterangan pilihan jawaban:

STS   = Sangat Tidak Setuju

TS     = Tidak Setuju

S       = Setuju

SS     = Sangat Setuju

 

No

Pernyataan

Jawaban

STS

TS

S

SS

1

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan pendapatnya dalam pembelajaran PKn

 

 

 

 

2

Saling memberi pendapat kepada teman saat diskusi berlangsung

 

 

 

 

3

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat dan menganalisa materi yang dipelajari

 

 

 

 

4

Guru  menyampaikan materi secara sistematis dari hal yang umum ke hal yang komplek

 

 

 

 

5

Siswa lebih aktif diskusi kelompok dalam menyelesaikan masalah pokok bahasan pembelajaran PPKN materi norma dan keadilan

 

 

 

 

6

Metode diskusi lebih cocok untuk pembelajaran PKn materi norma dan keadilan

 

 

 

 

7

Metode diskusi dapat membantu siswa
dalam memecahkan kesulitan belajar materi norma dan keadilan

 

 

 

 

8

Guru  memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat dan mencatat data yang di temukan

 

 

 

 

9

Guru  menyampaikan materi secara sistematis dari hal yang umum ke hal yang komplek

 

 

 

 

10

Guru  memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan

 

 

 

 

 

 

 

C.  Angket Motivasi Belajar

 

ANGKET  MOTIVASI BELAJAR SISWA

Ø Identitas

Nama                 :

No. Absen         :

Kelas                 :

Hari/Tanggal     :

Ø Aturan menjawab soal

1      Pada angket ini terdapat 30 butir pertanyaan. Berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu.

2      Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban pernyataan lain maupun teman lain.

3      Catat tanggapan kamu pada lembar jawaban yang tersedia dengan
memberikan tanda check (√) sesuai keterangan pilihan jawaban.

Keterangan pilihan jawaban:

STS   = Sangat Tidak Setuju

TS     = Tidak Setuju

S       = Setuju

SS     = Sangat Setuju

 

No

Pernyataan

Jawaban

STS

TS

S

SS

1

Pelajaran PKn  menyenangkan.

 

 

 

 

2

Pembelajaran PKn dipelajari dengan penuh semangat.

 

 

 

 

3

Saya senang mengerjakan soal-soal PKn

 

 

 

 

4

Saya merasa senang dan puas bila berhasil menyelesaikan soal PKn

 

 

 

 

5

Saya tidak mencatat setiap penjelasan PKn yang disampaikan oleh guru.

 

 

 

 

6

Saya ingin berprestasi pada mata pelajaran PKn

 

 

 

 

7

Pelajaran PKn materi norma dan keadilan menarik untuk dipelajari

 

 

 

 

8

Materi norma dan keadilan yang dijelaskan guru sulit dipahami.

 

 

 

 

9

Saya tidak ingin mempelajari PKn secara lebih mendalam.

 

 

 

 

10

Saya mengikuti pelajaran PKndikelas dengan baik.

 

 

 

 

11

Saya cepat bosan mengerjakan soal PKn

 

 

 

 

12

Saya datang tepat waktu, karena saya mau mempelajari PPKNdari awal sampai akhir pertemuan

 

 

 

 

13

Metode pembelajaran yang digunakan guru menarik bagi saya.

 

 

 

 

14

Saya membuat beberapa gambar yang ditempel di kamar agar mudah mengingatnya

 

 

 

 

15

Saya aktif berdiskusi dengan teman saat belajar

 

 

 

 

16

Saya sulit berkonsentrasi saat belajar.

 

 

 

 

17

Saya mendengarkan dengan sungguh-sungguh penjelasan PPKN yang disampaikan oleh guru.

 

 

 

 

18

Saya tidak mencontek ketika ulangan.

 

 

 

 

19

Saya meluangkan waktu di rumah untuk belajar

 

 

 

 

20

Saya belajar PPKN tidak hanya pada saat ulangan

 

 

 

 

21

Saya tidak peduli dengan penjelasan PPKN yang disampaikan guru

 

 

 

 

22

Adanya pujian dari teman dan guru membuat saya lebih ingin berhasil mengerjakan soal matematika

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 2. Hasil Penghitungan Uji Coba Instrumen

 

ANALISIS UJI COBA INSTRUMEN

 

A.  Data Hasil Uji Coba Instrumen

1.    Hasil Belajar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.    Metode Diskusi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3.    Motivasi Belajar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B.  Data Analisis Uji Validasi dan Reliabilitas Instrumen

 

1.    Uji Validasi Instrumen

a.    Hasil Belajar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

b.    Metode Diskusi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

c.    Motivasi Belajar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.    Uji Reliabilitas Instrumen

 

a.    Variabel Hasil Belajar Siswa

 

 

Reliability Statistics

Cronbach's Alphaa

N of Items

,866

20

 

 

b.    Variabel Metode Diskusi

 

 

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,726

23

 

 

c.    Variabel Motivasi

 

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,821

10

 

 

 

 Untuk mendapatkan file lengkap, silahkan : klik DOWNLOAD atau hub. (WA) 081327121707 - (WA) 081327789201 terima kasih

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih