LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR
PAI MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER SISWA
KELAS IX SMPN
...........................
KABUPATEN
................................. SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN
2015/2016
Diajukan untuk Memenuhi
Persyaratan Kenaikan Pangkat
............................... dst disesuaikan
Oleh :
…………..
NIP . ……………….
PEMERINTAH KABUPATEN
.................................
SMPN ………………………………
Alamat : Jl. ………………………. ………………………………Kode Pos
….
2015
LEMBAR PENGESAHAN
1.
|
Judul Penelitian
|
Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar PAI melalui Penerapan Model Pembelajaran Learning Together Siswa Kelas IX SMPN
........................... Kabupaten
................................. Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016
|
2.
|
Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap
b. NIP
c. Pangkat. Golongan
d. Tempat Tugas
e. Kabupaten/Kota
f. Provinsi
g. Alamat Kantor
h. Telepon
|
|
3.
|
Lama Penelitian
|
3
(tiga) bulan
Dari
bulan……………. s.d ………………..
|
4.
|
Sumber Dana
|
Swadaya
|
..........,
...........................
Mengetahui,
Kepala Sekolah
................. Peneliti.
......................................... .........................................
NIP.
................................. NIP. .................................
Mengetahui
Pengawas Sekolah
..........................................
NIP. .................................
UPAYA
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR
PAI MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER SISWA
KELAS IX SMPN ...........................
KABUPATEN
................................. SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN
2015/2016
…………………………………..…..
NIP . ……………….
ABSTRAK
Berdasarkan observasi di kelas IX SMPN
........................... Kabupaten .................................
terdapat beberapa permasalahan pada pembelajaran PAI salah satunya adalah
rendahnya keaktifan dan hasil belajar pada materi memahami Surat at-Tin Tujuan dilaksanakannya perbaikan
pembelajaran tersebut adalah untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
pada materi memahami Surat at-Tin
pada siswa kelas IX SMPN ........................... Kabupaten
................................. Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui penerapan pembelajaran
kooperatif model learning
together. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas
dengan model Kemmis dan Taggart yang terdiri dari empat tahap; (1) perencanaan
tindakan, (2) pelaksanaan dan observasi, (3) refleksi, dan (4) revisi. Subjek
penelitian adalah siswa kelas IX SMPN ........................... sebanyak 24
siswa yang terdiri dari …… siswa laki-laki dan ….. siswa perempuan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi,
tes, dan dokumentasi. Validasi data dilakukan dalam penelitian ini dengan teknik
triangulasi. Analisis data hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan
analisis kuantitatif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah
siswa yang tuntas belajarnya pada pra siklus sebanyak 57,92 meningkat menjadi 64,58
pada siklus I dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 74,58
serta ketuntasan belajar siswa dari 3 siswa (12,50%) meningkat menjadi
13 siswa (54,17%) dan 23 siswa atau 95,83%) pada siklus kedua dan keaktifan
siswa yang juga meningkat dari 6 siswa atau 25% menjadi 16 siswa atau 66,67%
dan pada siklus terakhir menjadi 100%
atau 24 siswa. Dari penjelasan mengenai hasil proses
perbaikan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa penggunaan model learning together dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa IX SMPN ...........................
Kabupaten ................................. Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kata Kunci : learning together, keaktifan, hasil belajar
KATA PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, Alhamdulillaah kami
telah dapat menyelesaikan penyusunan PTK
( Penelitian Tindakan Kelas) .......................Kabupaten
.................................. Masalah yang kami angkat berjudul “Upaya
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar
PAI melalui Penerapan Model Pembelajaran
Learning Together Siswa Kelas IX SMPN
........................... Kabupaten
................................. Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016”
Dalam penyusunan PTK ini tentu
saja tidak terlepas dari kerja sama tim
penyusun dan bantuan semua guru yang ada di lingkungan SDN
........................ Kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
PTK ini kami sangat menghargai dan kami ucapkan terimakasih. Kami menyadari PTK
yang kami susun ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karenanya sangat
kami harapkan kritik dan koreksi dari
para pembaca maupun pihak yang terkait untuk perbaikan penyusunan PTK di masa mendatang.
Sebagai
akhir kata, kami berharap dengan penyusunan PTK ini bisa bermanfaat untuk
mengevaluasi masalah yang kami hadapi dan mencari jalan penyelesaian
yang terbaik dan terprogram, yang pada gilirannya bisa berimbas pada
peningkatan mutu pendidikan di
.......................pada khususnya.
………………………..
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
ABSTRAK.......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................
B. Identifikasi Masalah .................................................................
C. Pembatasan Masalah ...............................................................
D. Rumusan Masalah ...................................................................
E. Tujuan Penelitian......................................................................
F. Manfaat Penelitian....................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ............................................................................
B. Kerangka Berpikir ...................................................................
C. Hipotesis Tindakan ..................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Setting Penelitian.......................................................................
B.
Desain dan Metode Penelitian...................................................
C.
Subjek Penelitian .....................................................................
D.
Teknik Pengumpulan Data .......................................................
E.
Validitas Data...........................................................................
F.
Analisa Data ............................................................................
G.
Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penelitian.................................
H.
Indikator Keberhasilan..............................................................
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data.........................................................................
B. Hasil Penelitian.........................................................................
C. Pembahasan.............................................................................
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................
B. Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif....................................
Tabel 2.2 Sintak Pembelajaran Model Learning Together..............................
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa.............
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Hasil Belajar.......................................................
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Tes
Formatif Kondisi Awal...............................
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil
Observasi Keaktifan Siswa pada Kegiatan Pembelajaran Kondisi Awal
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif
Siklus I........................................
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Keaktifan Siswa Siklus I
Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif
Siklus II.......................................
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Keaktifan Siswa Siklus II
Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Hasil Tes Formatif Pra siklus, Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.8 Rekapitulasi Peningkatan Keaktifan Siswa pada Siklus I dan Siklus
II
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar 2.1 Desain baru Model
Pembelajaran Learning Together..................
Gambar 2.2 Alur Kerangka Pemikiran...........................................................
Gambar 3.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
(Rochiati Wiriaatmadja, 2006:62)
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar
Siswa Siklus I dan II
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar
Siswa Pada Siklus I dan II
Gambar 4.3 ................................................................................................ Grafik
Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Keaktifan Siswa Pada Siklus I dan II........
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 : Surat
Ijin Penelitian
Lampiran 2 : Jurnal
Kegiatan Penelitian
Lampiran 3 : Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 4 : Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 5 : Instrumen
Pengumpulan Data
Lampiran 6.a : Daftar
Nilai Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 6.b : Lembar
Observasi Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 7 : Daftar
Hadir Siswa
Lampiran 8 : Contoh
Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 9 : Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
PAI merupakan pelajaran kehidupan, jadi PAI
merupakan pelajaran yang sangat
konstektual karena sebagian besar materi yang diajarkan merupakan cerminan kehidupan sehari-hari, jadi siswa
dapat melihat secara langsung praktek
dari materi yang telah diajarkan tersebut dalam kehidupan
mereka, tentunya jika para peserta didik
tersebut paham dan mengerti apa yang telah mereka pelajari, akan tetapi hal itu
ternyata belum dapat dimengerti oleh para siswa tersebut, hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya siswa
yang belum bisa menghormati teman-temannya, orangtuanya, bahkan terkadang
guruya, padahal materi saling
menghormati juga dipelajari dalam pelajaran PAI, akan tetapi materi tersebut ternyata belum
membekas dalam diri siswa. Oleh karena
pentingnya pelajaran ini maka seharusnya guru mata pelajaran ini
harus merupakan guru yang benar-benar
berkompeten dalam menyampaikan materi
tersebut kepada siswa, masih banyak materi PAI yang lain yang tidak
kalah penting.
Selain penelitian berdasarkan
perilaku siswa sehari-hari, tentunya juga
sangat diperlukan penilaian dalam bentuk numeral seperti pemberian skor
hasil belajar, karena hal inilah yang
akan menjadi bentuk laporan guru kepada orang
tua siswa sebagai hal yang konkrit, penilaian sangat diperlukan dalam
pengajaran.
Selama ini prestasi yang dicapai oleh siswa pada mata pelajaran PAI dirasakan kurang sehingga perlu inisiatif untuk meningkatkan hasil
pembelajaran. Seperti pada temuan di lapangan tempat peneliti mengajar,
menunjukkan adanya kesenjangan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang kita
harapkan. Pada studi pendahuluan bidang studi PAI
menunjukkan daya serap siswa masih rendah
dalam memahami materi.
Metode yang konvensional
seperti menjelaskan materi secara abstrak, hafalan materi dan ceramah dengan
komunikasi satu arah, yang aktif masih didominasi oleh guru, sedangkan siswa
biasanya hanya memfokuskan penglihatan dan pendengaran. Kondisi pembelajaran
seperti inilah yang mengakibatkan siswa tidak bisa menerapkan pada kehidupan
nyata. Disini guru dituntut untuk menerapkan model pembelajaran Learning
Together sehingga siswa dapat mengemukakan ide dan argumentasinya selama
proses pembelajaran. Selain itu penggunaan metode pembelajaran yang tepat
digunakan oleh guru juga menjadi salah satu faktor tercapainya keberhasilan
dalam pendidikan.
Terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi proses dan prestasi belajar di sekolah, yang diantaranya
adalah faktor internal dan faktor eksternal siswa. Faktor internal meliputi
faktor dalam diri siswa seperti: kemampuan siswa, bakat, minat, perhatian,
motivasi, sikap, cara belajar, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal
meliputi faktor dari luar siswa seperti kemampuan guru, suasana belajar,
fasilitas belajar, model pembelajaran yang digunakan di dalam kelas, media
pembelajaran yang digunakan, lingkungan sekolah, dan lain-lain (Slameto,
2013:54).
Berdasarkan hasil analisis
terhadap permasalahan rendahnya prestasi belajar siswa pada pembelajaran PAI di kelas IX SMPN .......... disimpulkan
bahwa permasalahan tersebut bermuara pada pembelajaran yang masih bersifat
konvensional. Dari siswa kelas IX SMPN
.................. yang berjumlah 24 anak, hanya 3 anak (12,50%) yang mencapai kategori tuntas. Artinya sebagian besar siswa belum
mencapai tingkat penguasaan materi 70% ke atas atau mendapat nilai 70, dengan
tingkat keaktifan belajar sebesar 25% atau 6 orang siswa dari 24 siswa, serta perolehan nilai
rata-rata hasil belajar sebesar 57,92 dengan standar nilai KKM
sebesar 70.
Pembelajaran masih belum
didukung oleh pemilihan model pembelajaran yang dapat merangsang aktivitas
siswa dalam pembelajaran. Dengan kenyataan semacam ini, perlu adanya perubahan
dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran, diantaranya dengan menggunakan model
pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan
pada akhirnya bisa meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut.
Salah satu model pembelajaran
yang bisa dikembangkan adalah model pembelajaran Learning Together (LT)
. Pembelajaran Learning Together (LT) muncul dari konsep bahwa siswa
akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling
berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk
saling membantu memecahkan masalah-masalah yang komplek. Jadi, hakikat sosial
dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran Learning
Together (LT) (Trianto, 2007:41).
Tujuan diterapkannya model
pembelajaran Learning Together (LT) adalah sebagai usaha untuk
meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap
kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda
latar belakangnya. Jadi dalam pembe lajaran kooperatif siswa berperan ganda
yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru (Trianto,
2007:41).
Keunggulan pembelajaran Learning
Together (LT) dapat dicapai apabila kondisi pembelajaran diciptakan secara
efektif, diantara keunggulan tersebut adalah dapat : (a) meningkatkan prestasi
belajar, (b) meningkatkan hubungan antar kelompok, (c) meningkatkan rasa
percaya diri dan motivasi belajar, (d) memadukan dan menerapkan pengetahuan dan
ketrampilan, (e) menumbuhkan realisasi kebutuhan siswa untuk belajar berfikir,
(f) meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas, (g) relatif murah karena
tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya (Anitah, 2007:9).
Model pembelajaran Learning
Together (LT) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan
penggunaan kelompok pembelajaran heterogen dan menekankan terhadap
interdependensi positif (perasaan kebersamaan), interaksi face to face atau
tatap muka yang saling mendukung, saling membantu dan saling menghargai, serta
tanggung jawab individual dan kelompok kecil demi keberhasilan pembelajaran. Ciri
interdependensi positif pada model pembelajaran Learning Together (LT) siswa
ditekankan bagaimana dapat mencapai tujuan kelompok. Tujuan kelompok dapat
tercapai apabila terdapat kerja sama dan komunikasi yang baik antar siswa dalam
proses pembelajaran.
Sedangkan interaksi tatap
muka memiliki keuntungan untuk mempermudah komunikasi antar siswa sehingga
informasi-informasi yang diperlukan dalam proses pembelajaran diterima dengan
baik. Selanjutnya, tanggung jawab individual ditujukan agar setiap siswa telah
dapat menguasai materi atau konsep sebelum diskusi kelompok berlangsung,
sehingga saat diskusi proses bertukar informasi dapat berjalan secara aktif.
Kelompok kecil yang terdapat pada Learning Together (LT) memberikan
kemudahan pembagian tugas kepada masing masing siswa dalam kerja kelompok,
sehingga semua siswa dapat berpartisipasi dalam diskusi kelompok.
Dengan segala asumsi yang ada
pada model pembelajaran Learning Together, maka penerapan model
pembelajaran ini akan dapat merangsang tumbuhkembangnya aktivitas siswa dalam
pembelajaran, sehingga dengan demikian akan berdampak pada meningkatnya
prestasi belajar siswa. model pembelajaran Learning Together ini dipilih
karena merupakan tipe yang paling sederhana dari berbagai model pembelajaran
kooperatif dan diyakini cocok dengan situasi siswa yang cenderung belajar lebih
efisien dalam kelompok atau belajar secara bersama-sama. Selain itu, tipe
pembelajaran ini menunjukkan adanya keseimbangan peran antara guru sebagai
salah satu sumber belajar dan peran aktif siswa dalam mengkontruksi pengetahuan
secara individual dan sosial
Jika masalah ini dibiarkan
berlanjut, jelas akan berdampak buruk
bagi proses dan hasil belajar. Dengan adanya kenyataan tersebut, peneliti mencoba melakukan upaya perbaikan pembelajaran
melalui penelitian tindakan kelas (PTK) pada pembelajaran PAI materi memahami Surat at-Tin dengan
menggunakan model pembelajaran Learning Together.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti meminta bantuan teman sejawat
dan kepala sekolah untuk membantu mengidentifikasi
masalah dalam proses pembelajaran. Dari hasil diskusi terungkap beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Keaktifan siswa dalam belajar
rendah.
2. Model pembelajaran yang
diambil tidak tepat
3. Guru tidak mampu mengembangkan
model dialog yang efektif, aktif dan kreatif
4. Guru tidak melibatkan siswa
secara aktif dalam pembelajaran dan penemuan informasi pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
Rumusan Masalah
Melalui refleksi diri dan diskusi dengan teman sejawat, dapat disimpulkan
rumusan masalahnya, yaitu
Bagaimana proses pembelajaran melalui penerapan pembelajaran
kooperatif model learning
together pada siswa kelas IX
SMPN .................. dalam pembelajaran PAI materi memahami Surat at-Tin?
Bagaimana peningkatan keaktifan belajar siswa kelas IX SMPN
.................. dalam pembelajaran PAI materi . memahami Surat at-Tin melalui penerapan pembelajaran kooperatif model learning together?
Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas IX
SMPN .................. dalam pembelajaran PAI materi memahami Surat at-Tin melalui penerapan pembelajaran kooperatif model learning together?
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari
pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini adalah :
Untuk mengetahui proses pembelajaran melalui penerapan pembelajaran kooperatif model learning together siswa kelas IX SMPN .................. dalam pembelajaran PAI materi memahami Surat at-Tin.
Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa kelas IX SMPN .................. dalam pembelajaran PAI materi memahami Surat at-Tin melalui penerapan pembelajaran kooperatif model learning together.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IX SMPN .................. dalam pembelajaran PAI materi memahami Surat at-Tin melalui penerapan pembelajaran kooperatif model learning together.
Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat pada siswa, guru dan
sekolah sebagai berikut :
Manfaat Teoritis
Penelitian ini
memberikan data empirik
bagi kepentingan peningkatan kualitas pengajaran di sekolah,
khususnya yang berkaitan dengan
peningkatan prestasi siswa
dalam belajar PAI,
temuan penelitian ini
dapat dijadikan dasar
acuan bagi pengelolaan
pengembangan strategi dan
pengelolaan pembelajaran. Penelitian ini dapat dijadikan pola
pengembangan metode mengajar, strategi
belajar mengajar dan pengelolaan kelas.
Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Pelaksanaan PTK akan sangat
membantu siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran secara optimal. Dengan adanya pembaharuan dalam pembelajaran akan memungkinkan siswa terlibat
secara aktif dalam proses belajar
mengajar, mengembangkan daya nalar dan mampu berpikir secara kreatif, sehingga siswa termotivsi untuk
mengikuti proses pembelajaran.
b. Bagi guru
(peneliti)
Pelaksanaan PTK dapat
membuat guru sebagai peneliti sedikit demi
sedikit mengetahui strategi, media maupun metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi dasar
pembelajaran. Selain itu guru dapat menyadari bahwa alam penciptaan kondisi
pembelajaran selain penguasaan metode,
strategi dan media juga diperlukan kreatifitas yang tinggi sehingga apa yang diterapkan sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa yang
sedang belajar.
c. Bagi sekolah
Hasil PTK sangat bermanfaat
dalam rangka perbaikan sistem
pembelajaran, dan bagi guru yang lain dapat digunakan sebagai
referensi dalam memilih dan menerapkan
suatu strategi, metode atau media yang
sesuai dengan tujuan atau kompetensi pembelajaran tertentu.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat
Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di kelas IX
SMPN .................. Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah
tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan
subjek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.
Alasan pemilihan lokasi di IX SMPN ……………. tersebut karena Peneliti merupakan
tenaga pengajar (guru)
di Sekolah tersebut. Hal tersebut
akan mempermudah peneliti
untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan dalam penelitian
dan tidak akan mengganggu aktivitas
serta efektivitas kegiatan
belajar mengajar siswa, guru lain maupun tugas peneliti sebagai
pengajar.
2. Waktu
Penelitian
Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kegiatan penelitian ini adalah 3 bulan, yaitu dari bulan Juli 2015 sampai
dengan September 2016 dengan perhitungan waktu kurang lebih 12 minggu. Secara
lebih rinci sebagaimana dijelaskan pada bagian lampiran 2 tentang Jurnal
Kegiatan Penelitian.
B. Desain dan Metode Penelitian
Setiap tindakan
dilakukan secara berdaur
ulang (siklus) menggunakan prosedur
sesuai dengan tahapan
dikemukakan oleh Kemmis
dan Mc. Taggart
(dalam Ningrum, 2009:
2). Bahwa langkah-langkah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat langkah yaitu merencanakan,
melakukan tindakan, melakukan pengamatan, dan melakukan refleksi seperti tampak
pada gambar di bawah ini :
Gambar 3.1 Tahap-tahap Penelitian
Tindakan Kelas (Rochiati Wiriaatmadja, 2006:62)
Menurut
Susilo H (2003 : 23) dalam melaksanakan PTK ada beberapa langkah-langkah
terperinci yang seharusnya diikuti oleh peneliti/guru, yaitu: a) perencanaan, b)
implementasi tindakan, c) observasi, dan d) refleksi. Penjelasan secara rinci
dapat dilihat pada uraian di bawah ini :
- Perencanaan
Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perencanaan
umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun
rancangan yang meliputi keseluruhan
aspek yang terkait PTK. Sementara itu, perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari
siklus per siklus. Oleh karenanya dalam
perencanaan khusus ini tiap kali terdapat perencanan ulang (replanning). Hal–hal yang direncanakan
di antaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran,
teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan sebagainya. Perencanaan dalam hal ini kurang
lebih hampir sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar
mengajar. Biasanya perencanaan dimasukkan ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan juga dapat dimasukkan ke dalam silabus mata pelajaran
yang bersangkutan.
- Pelaksanaan
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu
tindakan yang sudah direncanakan
sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang diajarkan atau dibahas
dan sebagainya. PTK bersifat emansipatoris dan membebaskan (Liberating), karena mendorong kebebasan
guru dalam berpikir dan berargumentasi dalam bereksperimen, meneliti, dan
mengambil keputusan atau judgment.
Pekerjaan utama seorang guru adalah mengajar, sehingga dalam melakukan PTK
seyogyanya tidak berpengaruh pada komitmennya sebagai pengajar. Adanya
kebebasan dalam PTK di sekolah justru
harus menyulut guru melakukan inovasi dalam proses pembelajarannya di kelas
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
- Pengamatan
Pengamatan,
observasi atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk
hal itu. Pada saat memonitoring pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau
hal yang terjadi di kelas penelitian. Misalnya mengenai kinerja guru, situasi
kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian atau pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap
materi yang diajarkan, dan sebagainya. Metode pengumpulan data yang digunakan
tidak menuntut waktu yang berlebihan
dari guru sehingga tidak berpeluang mengganggu proses pembelajaran. Dengan kata lain sejauh mungkin harus menggunakan
prosedur pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri oleh guru sementara ia
tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugas secara penuh.
- Refleksi
Pada
prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi ialah perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi
yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu
PTK yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif, yaitu adanya diskusi
terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat
ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi.
Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan (replanning)
selanjutnya ditentukan.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMPN .................. Kabupaten ................... dengan jumlah siswa sebanyak 24 siswa terdiri dari siswa laki-laki ….. siswa dan perempuan ….siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi
dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi
bertujuan untuk mengamati proses pelaksanaan pembelajaran PAI dengan
menggunakan metode diskusi dan mengamati perilaku siswa yang tampak pada saat
pembelajaran berlangsung.
2. Tes
Tes
dilaksanakan pada akhir pembelajaran dari setiap siklus. Dengan memberikan soal
kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
3. Dokumentasi
Dokumentasi
digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil observasi, angket,
wawancara dan tes. Dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan-catatan atau
arsip-arsip yang dilakukan dalam penelitian. Dokumen-dokumen tersebut antara
lain berupa arsip RPP, hasil observasi, hasil pekerjan siswa yang dapat memberi
informasi data, tugas, hasil tes. Selain itu dokumen digunakan untuk memberikan
gambaran secara visual mengenai kegiatan siswa. Dokumen berupa foto-foto yang
diambil selama proses pembelajaran berlangsung.
E. Validitas Data
Suatu instrumen
dinyatakan telah memiliki validitas (kesahihan atau ketepatan) yang baik “jika
instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya hendak diukur”
(Nunnally, 1978:86). Validitas instrumen lebih tepat diartikan sebagai derajat
kedekatan hasil pengukuran dengan keadaan yang sebenarnya (kebenaran), bukan
masalah sama sekali benar atau seluruhnya salah. Dalam hal ini,
seseorang tidak melakukan validitas instrumen semata-mata, melainkan
melaksanakan validitas penggunaan dimana instrumen ada di dalamnya. Sebagaimana
dinyatakan oleh Gronlund dan Linn (1990) dalam Herawati Susilo (2009),
validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat dari data yang
dihasilkan oleh suatu instrumen dalam hubungannya dengan suatu tujuan tertentu.
Contohnya, sebuah tes yang dipakai untuk keperluan seleksi mahasiswa baru
mungkin valid untuk tujuan tersebut, namun kurang atau tidak valid untuk tujuan
tersebut.
Dalam
penelitian ini validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi. Triangulasi
dilakukan dengan maksud untuk mengecek kebenaran data yang diperoleh dan
membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain. Kebenaran hasil
wawancara dengan wali kelas dapat dibandingkan dengan arsip atau dokumen maupun
melalui pengarnatan ketika proses belajar berlangsung. Triangulasi sumber data
dilakukan untuk mengecek kebenaran data dari guru kelas maupun anak. Sedangkan
triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda untuk mendapatkan data yang sama. Observasi dapat dicek kebenarannya
dari arsip atau dokumen dan wawancara.
F. Analisa Data
Data
yang dikumpulkan dari hasil belajar siswa berdasarkan hasil observasi berupa
angka atau data kuantitatif, untuk mengetahui apakah ada peningkatan keaktifan
dan hasil belajar siswa seperti yang diharapkan dilakukan dengan cara
menghitung persentase kemudian dideskripsikan. Perolehan nilai setiap siswa
melalui tes hasil belajar secara tertulis diolah dengan rumus:
1.
Keaktifan
Belajar Siswa
Komponen-komponen
yang diamati atau dinilai dari keaktifan siswa adalah kegiatan belajar mereka
selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan 12 indikator. Penjelasan
mengenai penilaian hasil observasi keaktifan belajar siswa sebagaimana tabel di
bawah ini.
Tabel 3.1Kriteria Penilaian Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa
No
|
Rentang Nilai
|
Kategori
|
Keterangan
|
1
|
89-100
|
Sangat Baik
|
Tuntas
|
2
|
79-88
|
Baik
|
Tuntas
|
3
|
69-78
|
Cukup
|
Belum Tuntas
|
4
|
<69
|
Kurang
|
Belum Tuntas
|
2. Data
Hasil Belajar
Hasil
belajar siswa dianalisis secara kuantitaif, sedangkan skala nilai yang
digunakan adalah rentang nilai 10 sampai dengan 100. Menurut Arikunto (2011:45)
analisis data dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Perolehan nilai setiap siswa melalui tes hasil
belajar menggunakan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Hasil Belajar
No
|
Nilai
|
Kriteria
|
Keterangan
|
1
|
<70
|
Belum Tuntas
|
|
2
|
>=70
|
Tuntas
|
|
Perolehan
nilai setiap siswa melalui tes hasil belajar secara tertulis diolah dengan
rumus :
1.
Ketuntasan Belajar
Keterangan :
a = % nilai 70
ke atas
b = Jumlah
siswa tuntas belajar
c = jumlah
seluruh siswa
2.
Nilai Rata-rata
Keterangan :
X = Nilai Rata-rata kelas
∑Y = Jumlah nilai seluruh siswa
N = Jumlah siswa
G. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Siklus
kegiatan dirancang dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan diterapkan
dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
PAI melalui metode diskusi. pendekatan ini mampu mengaktifkan siswa dalam
belajar khususnya mata pelajaran PAI materi memahami Surat at-Tin di kelas IX SMPN .................. Tahapan dalam penelitian ini disusun melalui
siklus penelitian.
Setiap
siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan
kegiatan penelitian dengan tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut :
Pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
pada siklus pertama adalah sebagai berikut :
Siklus Pertama
1.
Perencanaan
a.
Menyiapkan
dan mengidentifikasikan segala kebutuhan sarana dan prasarana model
pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Learning Together.
b.
Mensosialisasikan
model pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Learning Together
c.
Peneliti
menyiapkan lembar observasi, pendokumentasian, lembar refleksi, RPP, dan
evaluasi.
2.
Tindakan
a.
Peneliti
memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran yang menerapkan model
kooperatif tipe learning together dan tugas yang harus dikerjakan siswa
secara singkat, jelas, dan penuh suasanah kehangatan.
b.
Peneliti
memberikan penjelasan mengenai materi pembelajaran secara singkat dan jelas.
c.
Peneliti
membagi siswa menjadi lima kelompok hiterogen
d.
Mengajak
siswa memilih topik untuk timnya masing-masing.
e.
Setelah
memilih topik dari topik tersebut dibagikan tugas kepada setiap anggota tim.
f.
Setiap
siswa akan bekerja secara individual
g.
Setelah
para siswa menyelesaikan kerja individual mereka, mereka mempresentasikan topik
kecil mereka kepada teman satu timnya.
h.
Para
siswa didorong untuk memadukan semua topik kecil dalam presentasi tim.
i.
Setelah
tugas individu terkumpul dalam satu tim dan dipadukan maka tim akan
mempresentasikan dari hasil kerja satu tim.
j.
Semua
tim mengevaluasi dari tim yang sedang mempresentasikan tugasnya.
k.
Peneliti
hanya sebagai fasilitator dan pemantapan materi dan mengkondisikan kelas.
l.
Setelah
semua tim mempresentasikan hasil kerjanya peneliti memberikan pertanyaan dan
tugas/soal yang harus dikerjakan secara individu untuk mengecek pemahaman
mereka terhadap materi yang telah dipelajari.
m. Melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak
lanjut (memberikan tugas/PR secara individual kepada para siswa tentang materi
yang telah dipelajari).
3.
Pengamatan
a.
Guru
mitra (sebagai pengamat) mengamati aktivitas siswa setiap kelompok dan
keaktifan siswa dalam diskusi.
b.
Secara
kolaborasi-partisipatif guru mitra mengamati jalannya proses pembelajaran.
c.
Guru
mengamati setiap aktifitas setiap siswa saat melakukan diskusi.
d.
Mengamati
aktivitas siswa selama pelaksanaan presentasi tim.
e.
Mengamati/mencatat
siswa yang aktif, berani bertanya kepada guru, berani menerangkan di depan
kelas dan mengerjakan tugas di papan tulis.
4.
Refleksi
a.
Menganalisis
hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara terhadap pelaksaaan
pembelajaran model kooperatif tipe learning together pada siklus I,
termasuk kemungkinan mengubah susunan anggota kelompok berdasarkan efektifitas
kinerja kelompoknya.
b.
Mendiskusikan
dengan guru mitra hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan
kegiatan penelitian dalam siklus II.
Siklus Kedua
Siklus II Pada dasarnya, semua kegiatan pada siklus II
mirip dengan kegiatan pada siklus I, karena siklus II merupakan perbaikan dari
siklus I, terutama didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus II
ini diharapkan efektifitas kerja kelompok setiap siswa meningkat dan pada
akhirnya tujuan penelitian tercapai. Adapun tahapan-tahapan dalam siklus II
adalah sebagai berikut:
1.
Perencanaan
a.
Menyiapkan
dan mengidentifikasi segala kebutuhan sarana dan prasarana model pembelajaran
dengan menggunakan model learning together.
b.
Menyiapkan
pembentukan kelompok berdasarkan hasil belajar siswa dari siklus I.
c.
Peneliti
menyiapkan lembar observasi, pendokumentasian, lembar refleksi, RPP, dan
evaluasi dengan mengacu pada hasil refleksi siklus I.
2.
Tindakan
a. Peneliti memberikan motivasi sebelum
mengajarkan materi pembelajaran.
b. Peneliti memberikan penjelasan mengenai
materi pembelajaran secara singkat dan jelas.
c. Peneliti membagi lima kelompok berdasarkan
hasil belajar siswa dari refleksi pada siklus I.
d. Memberikan materi tentang pembelajaran kepada
setiap kelompok untuk dibaca, difahami dan didiskusikan serta membuat ringkasan
dari setiap materi yang dipelajari.
e. Guru mitra sebagai pengamat berkeliling
mengawasi kinerja kelompok.
f. Setelah selesai berdiskusi dan menyimpulkan
materi setiap kelompok mempresentasikan hasil kesimpulan yang yang telah mereka
simpulkan.
g. Kemudian peneliti juga selaku guru
mengkondisikan kelas seperti semula dan menanyakan apabilah ada persoalan yang
tidak terpecahkan dalam kelompoknya.
h. Peneliti memberikan pertanyaan dan tugas/soal
yang harus dikerjakan secara individu untuk mengecek pemahaman mereka terhadap
materi yang dipelajari.
i. Melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak
lanjut (memberikan tugas/PR secara individual kepada para siswa tentang materi
yang telah dipelajari).
3.
Pengamatan
a. Guru mitra (sebagai pengamat) mengamati
aktivitas siswa setiap kelompok dan keaktifan siswa dalam diskusi.
b. Secara kolaborasi-partisipatif guru mitra
mengamati jalannya proses pembelajaran.
c. Guru mengamati setiap aktifitas setiap siswa
saat melakukan diskusi.
d. Mengamati aktivitas siswa selama pelaksanaan
presentasi tim.
e. Mengamati/mencatat siswa yang aktif, berani
bertanya kepada guru, berani menerangkan didepan kelas atau berani mengerjakan
tugas di papan tulis.
4.
Refleksi
a.
Menganalisis
hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan terhadap keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran model kooperatif tipe learning togerther.
b.
Menganalisis
hasil belajar siswa.
H. Indikator Keberhasilan
Indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya perbaikan
adalah sebagai berikut.
1.
Siswa dinyatakan tuntas belajar bila menguasai
materi pembelajaran sebesar 85% atau mendapat nilai 70.
2.
Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil
apabila 85% dari jumlah siswa tuntas belajar.
3.
Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil
apabila 85% dari jumlah siswa terlibat secara aktif selama proses pembelajaran
berlangsung.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada bab ini, akan diuraikan
mengenai hasil kesimpulan dan saran. Kesimpulan
merupakan hasil dari penelitian yang
telah dijabarkan sebelumnya, sedangkan
saran merupakan pendapat
peneliti untuk hasil penelitian lebih lanjut.
1.
Penerapan pembelajaran
kooperatif model learning together
dalam pembelajaran PAI materi memahami
Surat at-Tin mampu meningkatkan sikap kritis siswa yang tercermin dalam
peningkatan pemahaman terhadap materi ajar di kelas IX SMPN ................... Penerapan pembelajaran kooperatif
model learning together yang
divariasikan dengan mengerjakan lembar kerja dalam pembelajaran mampu
meningkatkan keaktifan belajar siswa. Proses pembelajaran yang menyenangkan
melalui pembentukan kelompok belajar pada siswa, mampu membuat siswa belajar
lebih aktif dan mandiri dalam mencari informasi baru. Kerja sama belajar dalam
kelompok juga mendorong siswa yang tuntas membantu siswa yang belum tuntas. Hal
Ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model learning together mampu mendorong siswa untuk lebih
meningkatkan perhatian dan motivasi dalam pembelajaran sehingga hasil belajar
lebih meningkat. Kondisi kelas yang kondusif untuk belajar berdampak positif
juga terhadap peningkatan pemahaman materi dan keterlibatan aktif siswa sehingga
prestasi belajar siswa meningkat.
2.
Penerapan pembelajaran
kooperatif model learning together
dalam pembelajaran PAI materi memahami
Surat at-Tin mampu meningkatkan keaktifan
siswa dari 6 siswa atau 25% menjadi 16 siswa atau 66,67% dan pada siklus terakhir
menjadi 100% atau 24 siswa.
3.
Penerapan pembelajaran
kooperatif model learning together
dalam pembelajaran PAI materi memahami
Surat at-Tin mampu meningkatkan nilai rata-rata hasil belajar di mana
pada pra siklus sebesar 57,92 meningkat
menjadi 64,58 pada siklus I dan
pada akhir siklus II meningkat menjadi 74,58 serta ketuntasan belajar siswa dari 3 siswa
(12,50%) meningkat menjadi 13 siswa (54,17%) dan 23 siswa atau 95,83%) pada
siklus kedua.
B.
Saran
Sesuai kesimpulan di atas
beberapa hal dapat dilakukan seorang guru demi peningkatan hasil pembelajaran
adalah sebagai berikut :
a.
Bagi Siswa
1)
Hendaknya siswa lebih
memperhatikan ketika proses belajar mengajar, agar dapat memahami materi-materi
yang diberikan guru.
2)
Kepada para siswa
untuk lebih meningkatkan konsentrasi dan motivasi pada saat proses belajar
mengajar, karena materi yang disampaikan oleh guru perlu dicerna dan dipahami,
dan khususnya siswa hendaknya senantiasa mengembangkan motivasinya dalam belajar
karena belajar merupakan bekal hidup
yang sangat penting untuk kehidupan sekarang maupun pada masa yang akan datang.
b.
Bagi Guru
1)
Guru harus menghindari
kecenderungan mengejar target pencapaian kurikulum, karena muatan kurikulum
sudah di perhitungkan berdasarkan alokasi waktu dan hari efektif. Kecenderungan
ini menyebabkan pembelajaran PAI menjadi monoton sehingga membosankan siswa.
2)
Guru dituntut lebih
kreatif mengembangkan model pembelajaran serta mencari informasi-informasi
terkini yang berkaitan dengan pembelajaran PAI.
c.
Bagi Sekolah
1)
Pembelajaran
kooperatif model learning together ini dapat dijadikan sebagai
metode alternatif yang diaplikasikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa dan untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah, maka dari itu agar guru kreatif sarana dan prasarana
harus dilengkapi untuk mendukung
kelancaran kegiatan belajar mengajar khususnya pembelajaran PAI dan mata
pelajaran lain pada umumnya.
2)
Pengoptimalan sarana
dan prasarana serta penyediaan alat dan media sebagai penunjang yang mendukung
pelaksanaan pembelajaran agar siswa lebih aktif dan termotivasi dalam penerapan
pembelajaran kooperatif model learning
together.
Untuk mendapatkan file lengkap, silahkan : klik DOWNLOAD atau hub. (WA) 081327121707 - (WA) 081327789201 terima kasih