Loggo
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KIMIA MATERI
SIFAT-SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER
PADA SISWA KELAS XII SMAN 1 .................
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Kenaikan Pangkat dari Golongan ...... ke ......
Oleh
..........................................
NIP. ..............................
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN ...............................
SMAN 1 .................
Jl. ..............................................................
201...
HALAMAN
PENGESAHAN
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. a. Judul Penelitian : Meningkatkan Prestasi Belajar Kimia Materi Sifat-Sifat
Koligatif Larutan Non Elektrolit dan Elektrolit Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together pada Siswa Kelas XII SMAN 1 .................
b.
Bidang Ilmu : Kimia
c.
Kategori Penelitian : Strategi
Pembelajaran
d. Jenis Penelitian : Penelitian
Tindakan Kelas
2. Ketua
Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar : ……………..
b.
NIP : ………….
c. Pangkat / Golongan : Pembina, IV/a
d. Jabatan :
e. Instansi :
SMAN 1 .................
f.
Tempat Penelitian : SMAN 1
.................
3. Lama
Penelitian : 3 bulan (Bulan ……….. sampai dengan Bulan ……. 20…)
4. Sumber
Biaya : Swadaya
…………….,…………………….
Petugas Perpustakaan Peneliti
…………………….. ………………………
NIP. …………………….. NIP. ……………………..
Mengetahui/Mengesahkan
Kepala Sekolah
………………….
NIP.……………………..
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullilah kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Penelitian Tindakan Kelas di SMAN 1 ................. dengan lancar. Laporan ini dibuat
oleh penulis dalam rangka memenuhi pengajuan
pada penilaian angka kredit unsur pengembangan profesi guru untuk kenaikan
pangkat dari golongan … ke …….
Terselesaikannya penelitian
ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak dan pada kesempatan ini ijinkan
peulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang baik langsung maupun tidak langsung telah membantu penyusunan
laporan ini, yaitu kepada yang terhormat:
1.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten ,…………….
atas Ijin dan pertimbangan terhadap pelaksanaan PTK selama
kegiatan berlangsung.
2.
Pengawas SMA Dinas Pendidikan Kabupaten …………. , atas Saran, Ijin dan pertimbangan terhadap pelaksanaan PTK
selama kegiatan berlangsung
3.
Kepala
sekolah SMAN 1 ................. yang telah memberikan Saran, Ijin dan
pertimbangan terhadap pelaksanaan PTK selama kegiatan berlangsung.
4.
Bapak
dan Ibu Guru SMAN 1 ................. yang telah membimbing dan memotifasi serta mengarahkan kami hingga
kegiatan Program Penelitian Tindakan Kelas
ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Dan akhirnya saya menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak kelemahan atau kekurangan
untuk itu, saya berharap kepada pembaca berkenan memberikan saran dan kritik
yang membangun. Untuk itu sebelumnya kami ucapkan terimakasih.
......................, ...................
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... vii
ABSTRAK......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah.........................................................
B.
Identifikasi Masalah ..............................................................
C.
Pembatasan Masalah .............................................................
D.
Perumusan Masalah ...............................................................
E.
Tujuan Penelitian ...................................................................
F.
Kegunaan Penelitian ..............................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ...........................................................................
B. Kerangka Berpikir .................................................................
C. Hipotesis Tindakan ................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Setting Penelitian...................................................................
B.
Subjek Penelitian ...................................................................
C.
Data dan Sumber Data...........................................................
D.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data .....................................
E.
Validitas Data........................................................................
F.
Teknik Analisa Data ..............................................................
G.
Kriteria dan Indikator Keberhasilan.......................................
H.
Prosedur Penelitian ................................................................
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Tindakan
B. Pembahasan............................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran.......................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 3.1 Kriteria
Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa.........
Tabel 4.1 Hasil
Tes Formatif Kondisi Awal................................................
Tabel 4.2 Rekapitulasi
Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal
Tabel 4.3 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Pembelajaran Kimia pada
Siklus I
Tabel 4.4 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus I
Tabel 4.5 Rekapitulasi
Nilai Tes Formatif Pembelajaran Kimia pada
Siklus II
Tabel 4.6 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa pada
Siklus II
Tabel 4.7 Nilai
Hasil Tes Formatif Temuan Awal, Siklus I
dan Siklus II
Tabel 4.8 Rekapitulasi
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Temuan Awal, Siklus I dan Siklus
II
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar 4.1 Grafik
Peningkatan dan Penurunan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II
Gambar 4.2 Grafik
Peningkatan Nilai Rata-rata Belajar Siswa
Pada Siklus I dan II
Gambar 4.3 Grafik
Ketuntasan Siswa Berdasarkan Tingkat Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan II ..................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 Surat Pernyataan Kesediaan menjadi Observer
Lampiran 3 Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran 4 Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I
Lampiran 4 Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II
Lampiran 5 Daftar Hadir Siswa Kondisi Awal, Siklus I
dan Siklus II
Lampiran 6 Daftar Hadir Peneliti Dan Observer Kondisi
Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 7 Daftar Nilai Tes Formatif Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
Lampiran 8 Lembar Observasi Peningkatan Motivasi Siswa
Dalam Kegiatan Pembelajaran Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 9 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 10 Dokumentasi
Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Catt :
Untuk lembar pengesahan yang bertanda tangan disesuaikan dengan kondisi
setempat
DAFTAR LAMPIRAN TOLONG DISESUIKAN
CATT :
Semua file yang ada tulisan cetak, dicetak !
ABSTRAK
Oleh :
..............................................
NIP. ...........................
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah
“Apakah dengan menerapkan model Pembelajaran tipe Head Together dapat
meningkatkan aktivitas dan Hasil Belajar siswa pada mata pelajaran Kimia di XII SMAN 1 .................
Tahun Pelajaran 201../201..”. Sedangkan
penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah aktivitas dan hasil belajar siswa
akan meningkatkan dengan menerapkan Model Pembelajaran tipe Head Together Pada
Mata Pelajaran Kimia di XII SMAN 1 ................. Tahun Pelajaran 201../201.. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, tahap pemantauan dan evaluasi. Subyek penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas XII SMAN 1 ................. Tahun Pelajaran 201../201... Data yang
dikumpulkan berupa Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Kimia. Tehnik
pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan, Hasil belajar siswa dan
hasil tes terhadap perolehan hasil belajar siswa. Data yang telah terkumpul
dianalisis dengan memadukan dan sekaligus membandingkan hasil siklus pertemuan
pertama dan pertemuan kedua. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum
Hasil belajar siswa kelas XII SMAN 1 ................. Tahun Pelajaran 201../201..dalam mata
pelajaran Kimia dapat di tingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran tipe
Head Together.
Pada observasi awal aktivitas belajar menunjukkan peningkatan dari 8 siswa atau 40% pada studi
awal menjadi 16 siswa atau 80% pada
siklus pertama dan 20 siswa atau 100%
pada siklus terakhir, dan rata-rata hasil belajar studi awal sebesar 53,00,
pada siklus I nilai
rata-rata yang diperoleh
siswa adalah 62,00
dan pada siklus II rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 75,50 pada akhir siklus kedua serta didukung dengan peningkatan ketuntasan
belajar pada keadaan awal
sebanyak 3 siswa (15%), setelah dilaksanakan perbaikan dengan penerapan
penerapan penerapan model pembelajaran Numbered
Head Together pada siklus I meningkat menjadi 9 siswa atau 45%
dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 18 siswa atau 90%. Dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan model Pembelajaran tipe Numbered Head Together Hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran Kimia di kelas XII SMAN
1 ................. Tahun Pelajaran
201../201.., meningkat dan penelitian ini dapat diterima”.
Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar, Tipe Numbered
Head Together
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang pada hakekatnya adalah
usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, memiliki peranan penting
dalam mendewasakan seseorang. Dengan pendidikan manusia menjadi berbudaya,
manusia akan menjadi bijaksana dalam menentukan sikap moralnya, manusia akan
menjadi pribadi yang dewasa dimana seluruh kehidupannya didasari oleh potensi
akal dan perasaannya, sehingga kompleksitas kehidupan dapat dijalaninya dengan
baik dan benar. Oleh karena itu, masalah pendidikan tidak akan pernah selesai
karena manusia sendiri selalu berkembang sejalan dengan dinamika kehidupan..
Kita tidak bisa lagi mempertahankan
paradigma lama tentang dunia pendidikan. Teori, penelitian dan pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar membuktikan bahwa para guru sudah harus mengubah
paradigma pengajaran. Kita perlu menelaah kembali praktik-praktif pembelajaran
di sekolah-sekolah . peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam
mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan
bermasyarakat di abad 21 akan sangat berbeda dengan peranan tradisional yang
selama ini dipegang oleh sekolah-sekolah. Ada persepsi umum yang sudah berakar
dalam dunia pendidikan juga sudah menjadi harapan masyarakat.
Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah
merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa dengan muatanmuatan
informasi dan pengetahuan. Guru perlu bersikap atau setidaknya dipandang oleh
siswa sebagai yang mahatahu dan sumber informasi . lebih celaka lagi siswa belajar
dalam situasi yang membebani dan menakutkan karena dibayangi oleh
tuntutan-tuntutan mengajar nilai-nilai tes dan ujian yang tinggi. Tampaknya
perlu adanya perubahan dalam menelaah proses belajar siswa interaksi antara
siswa dan guru. Sudah seyogyanya kegiatan belajar mengajar juga lebih
mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi
dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain
itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa bisa
juga saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan
merupakan wadah yang tepat untuk mengajar dan mendidik anak-anak agar anak
didik mempunyai bekal kemampuan dan keterampilan, guna kehidupan di masa ini dan
di masa datang. Oleh karena itu ukuran berhasil tidaknya suatu pendidikan
tergantung pada seluruh komponen sekolah dimana seseorang melakukan proses
belajar mengajar. Dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas hasil belajar,
faktor guru sangatlah menentukan. Posisi dan peran guru sebagaimana ditegaskan
oleh Sardiman (1987: 123) “tidak semata-mata trasfer of knowledge, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer of value dan sekaligus
pembimbing yang mengarahkan dan menuntun siswa dalam belajar”.
Dari kutipan tersebut di atas, ternyata
keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidak hanya diukur dari meningkatnya
pengetahuan anak, tetapi juga harus meningkat pemahamannya terhadap nilai nilai
moral. Keadaan yang demikian ini menuntut guru untuk dapat meningkatkan
kualitas mengajarnya melalui berbagai macam kegiatan konstruktif sehingga dapat
memaksimalkan hasil mengajar.
Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa
pengajaran oleh rekan sebaya (pear teaching) ternyata lebih efektif daripada
pengajaran oleh guru. Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak
didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur
disebut sebagai sistem “ kerja kelompok” atau cooperative learning dalam sistem ini, guru bertindak
sebagai fasilitator.
Beberapa alasan penting mengapa sistem
pengajaran ini perlu dipakai lebih sering di sekolah-sekolah. Seiring dengan
proses globalisasi, juga terjadi transformasi sosial, ekonomi, dan demografis
yang mengharuskan sekolah untuk lebih menyiapkan anak didik dengan
keterampilan-keterampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia yang
berubah dan berkembang pesat. Namun pada kenyataanya metode kerja kelompok
sering dianggap kurang efektif. Berbagai sikap dan kesan negatif memang
bermunculan dalam pelaksanaan metode kerja kelompok. Jika kerja kelompok tidak
berhasil, siswa cenderung saling menyalahkan. Sebaliknya jika berhasil, muncul
perasaan tidak adil. Siswa yang pandai/rajin merasa rekannya yang kurang mampu
telah membonceng pada hasil kerja mereka. Akibatnya metode kerja kelompok yang
seharusnya bertujuan mulia, yakni menanamkan rasa persaudaraan dan kemampuan
bekerja sama, justru bisa berakhir dengan ketidakpuasan dan kekecewaan.
Sebagai upaya dalam peningkatan hasil
belajar, peneliti melakukan observasi pada kelas XII, hal ini dilakukan untuk
melihat apakah terdapat permasalahan pada proses pembelajaran maupun pada hasil
belaja pada pembelajaran kimia. Dari hasil observasi tersebut ditemukan permasalahan
pada hasil pembelajaran kimia terhadap materi-materi kimia. Salah satunya pada materi
sifat-sifat koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit, hal ini diperkuat
dengan nilai rata-rata hasil ulangan semester dalam pembelajaran kimia masih
relatif rendah yaitu di bawah KKM sebesar 70.
Dari hasil observasi awal di kelas
tersebut terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan terlihat bahwa dalam
proses belajar mengajar kimia guru menggunakan model pembelajaran konvensional.
Dalam penerapan model pembelajaran konvensional ini guru yang lebih aktif
berperan sehingga siswa menjadi pasif. Rendahnya hasil belajar kimia tersebut
salah satunya berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam mengolah proses
pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dan peningkatan terhadap
pengajaran kimia di sekolah,diantaranya dengan memperbaiki pelaksanaan kegiatan
mengajar kimia yang tidak hanya menekankan pada pencapaian kurikulum,tetapi
juga membuat siswa aktif. Berdasarkan hal tersebut, maka upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi sifat-sifat koligatif larutan non
elektrolit dan elektrolit diantaranya dengan memilih model pembelajaran dan
media penunjang yang sesuai dengan sub pokok bahasan yang akan disampaikan.
Dalam metode pembelajaran cooperative
learning bukan sekedar
kerja kelompok yang diutamakan tetapi pada penstrukturannya, jadi sistem
pengajaran cooperative learning
bisa didefinisikan sebagai kerja/belajar kelompok yang terstruktur,
menurut (Jhonson dan Jhonson 1993), yang termasuk di dalam struktur ini adalah
lima unsur pokok , yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab
individual, interaksi personal, keahlian bekerjasama dan proses kelompok.
Kekhawatiran bahwa semangat siswa dalam mengembangkan diri secara individual
bisa terancam dalam menggunaan metode kerja kelompok bisa dimengerti karena
dalam penugasan kelompok yang dilakukan secara sembarangan, siswa bukannya
belajar secara maksimal, melainkan belajar mendominasi ataupun melempar
tanggung jawab.
Metode pembelajaran gotong royong dirancang
sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota dalam satu kelompok melaksanakan
tanggung jawab pribadinya karena ada system akuntabilitas individu. Siswa tidak
bisa begitu saja membonceng jerih payah rekannya dan usaha setiap siswa akan
dihargai sesuai dengan poin-poin perbaikannya. Dari latar belakang masalah
tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melihat pengaruh model
pembelajaran Numbered Head Together
terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul “Meningkatkan Prestasi
Belajar Kimia materi Sifat-sifat koligatif larutan non elektrolit dan
elektrolit melalui Model Pembelajaran Numbered
Head Together pada Siswa kelas XII SMAN 1 ..................
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah “ Apakah dengan menggunakan model
pembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar Kimia materi sifat-sifat koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit pada siswa Kelas XII SMAN 1 .................. ?
pembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar Kimia materi sifat-sifat koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit pada siswa Kelas XII SMAN 1 .................. ?
C. Cara Pemecahan Masalah
Hal di atas adalah suatu permasalahan
yang harus mendapat perhatian khusunya dari penyelenggara pendidikan. Untuk
mengatasinya diperlukan suatu strategi pembelajaran diskusi yang sesuai dengan
materi yang akan diajarkan salah satunya menggunakan model Pembelajaran Numbered Head Together. Model ini
digunakan untuk mendapat partisipasi siswa baik secara keseluruhan maupun
secara individual dalam proses pembelajaran.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan atas rumusan masalah di atas
, maka tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:
1. Ingin mengetahui pengaruh pembelajaran model Numbered Head Together terhadap hasil
belajar Kimia materi Sifat-sifat koligatif larutan non elektrolit dan
elektrolit siswa kelas XII SMAN 1 ..................
2. Ingin mengetahui bagaimanakah pemahaman dan
penguasaan mata pelajaran Kimia materi sifat-sifat koligatif larutan non
elektrolit dan elektrolit setelah diterapkannya pembelajaran model Numbered Head Together pada siswa kelas XII
SMAN 1 ..................
E. Manfaat Hasil Penelitian
1. Bagi siswa
Dapat menikmati model pembelajaran yang
tidak seperti biasanya sehingga mereka tidak jenuh dan tertarik untuk mengikuti
proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
2.
Bagi
guru
Dapat mengembangkan metode dalam
pembelajaran Kimia agar lebih bervariatif sehingga tidak menimbulkan kebosanan
bagi peserta didiknya.
3.
Bagi
sekolah
Hasil pengembangan ini dapat dijadikan
acuan dalam upaya pengadaan inovasi pembelajaran Kimia bagi para guru kimia
yang lain
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penulis mengambil
lokasi penelitian Kelas XII SMAN 1 ................. pada mata pelajaran Kimia materi
Sifat-sifat
koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit semester 1 pada tahun
pembelajaran 2013/2014. Penulis memilih lokasi atau tempat tersebut dengan
pertimbangan peneliti bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam
mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai
dengan profesi penulis sebagai guru di sekolah tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian
dilaksanakan selama tiga
bulan, yaitu pada bulan …………… sampai dengan bulan ………… sebanyak 2 siklus. Penjelasan secara rinci dapat dilihat pada bagian lampiran 2
penelitian tindakan kelas ini.
B. Subjek Penelitian
Subjek pelaksanaan perbaikan pembelajaran
melalui penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XII SMAN 1 .................
dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa terdiri dari ….. laki-laki dan …..
perempuan.
C. Data dan Sumber Data
1.
Data
Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif
yang terdiri atas:
a.
Proses belajar mengajar
b.
Data Hasil Belajar / tes formatif
c. Data keterkaitan antara perencanaan dengan
pelaksanaan kegiatan.
2.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa
kelas XII SMAN 1 .................
tahun pembelajaran 2013/2014.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik dan
alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan :
1. Tes
Tes
tertulis berupa pemberian
kuis secara individual
dilaksanakan pada setiap akhir
tindakan. Materi yang
disajikan dalam tes
tertulis sesuai dengan indikator yang
dirumuskan. Tujuan tes
tertulis yaitu untuk
mengukur keberhasilan siswa dalam belajar
kimia pada materi sifat-sifat koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit
menggunakan pembelajaran
model Numbered Head Together sesuai dengan
indikator tersebut. Tes tertulis
ini akan menentukan langkah-langkah setiap
tindakan sehingga
pembelajaran kimia menggunakan pembelajaran model Numbered
Head Together dapat dicapai dengan optimal.
2. Lembar observasi.
Lembar
observasi digunakan untuk
mengetahui gambaran tentang aktivitas siswa dan guru selama
pelaksanaan pembelajaran. Secara menyeluruh, observasi dilakukan
untuk merekam segala
kejadian mengenai pelaksanaan pembelajaran kimia dengan menerapkan pembelajaran model Numbered
Head Together . Sasaran
utama kegiatan observasi
ditinjau dari aktivitas
guru yaitu bagaimana upaya guru
dalam menerapkan pembelajaran model Numbered Head Together, sedangkan
sasaran utama observasi dari
kegiatan siswa yaitu
interaksi sosial, motivasi
belajar, implementasi pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
3. Dokumentasi,
teknik dokumentasi merupakan
kegiatan perekaman bukti
dari segala tindakan yang
dilaksanakan selama kegiatan
penelitian berlangsung. Kegiatan
yang didokumentasikan antara
lain kegiatan yang
dilakukan oleh peneliti maupun
kegiatan yang dilakukan
oleh siswa serta
kegiatan lain yang mendukung berlangsungnya penelitian
seperti wawancara dengan
siswa, dan diskusi dengan
observer. Semua kegiatan
tersebut direkam melalui
kamera foto yang dilakukan oleh teman sejawat peneliti.
4. LKS
Lembar
Kegiatan Siswa (LKS)
merupakan bukti hasil
kegiatan siswa dalam belajar
karena itu dalam
LKS disajikan langkah-langkah kegiatan
siswa dan soal-soal latihan
yang harus dikerjakan.
LKS digunakan untuk menghimpun informasi
mengenai pemahaman siswa
terhadap materi yang disajikan. Bahkan
LKS merupakan patokan
untuk melaksanakan rancangan tindakan berikutnya.
Berdasarkan LKS ini,
dapat diketahui seberapa
jauh pemahaman siswa terhadap
materi sehingga hal
tersebut sebagai alat
ukur tingkat prestasi siswa terhadap materi yang dipelajarinya.
E. Validitas Data
Untuk
menjamin kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian maka
dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data
yang diperolehnya. Dalam penelitian ini akan digunakan teknik triangulasi.
Menurut Lexy Moeleong (2000:178) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu, untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Validitas
data dimaksudkan agar data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian ini
nantinya adalah data yang valid. Menurut Nasution (1998 : 144) ada beberapa
cara yang dilakukan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya, yaitu
dengan cara sebagai berikut :
1. Memperpanjang masa observasi
2. Pengamatan yang terus menerus
3. Trianggulasi
Dalam penelitian ini validitas data
dilakukan dengan teknik triangulasi. Triangulasi dilakukan dengan maksud untuk
mengecek kebenaran data yang diperoleh dan membandingkannya dengan data yang
diperoleh dari sumber lain. Kebenaran hasil wawancara dengan wali kelas dapat
dibandingkan dengan arsip atau dokumen maupun melalui pengarnatan ketika proses
belajar berlangsung. Triangulasi sumber data dilakukan untuk mengecek kebenaran
data dari guru kelas maupun anak. Sedangkan triangulasi metode dilakukan dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data yang
sama. Observasi dapat dicek kebenarannya dari arsip atau dokumen dan wawancara.
F. Teknik Analisa Data
Analisis data adalah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Analisis data dilaksanakan secara kualitatif dan
kuantitatif pada setiap akhir siklus pembelajaran berupa data hasil
belajar siswa, dan data aktivitas belajar siswa.
1. Data Hasil
Pengamatan Aktivitas Siswa
Komponen-komponen yang
diamati atau dinilai dari aktivitas siswa terdiri dari 12 indikator, dengan
penjelasan penilaian sebagaimana dijelaskan tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Belajar
Siswa
No
|
Nama
|
Indikator
|
Jumlah Skor
|
Nilai
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
…
|
…
|
12
|
||||
1
|
|
||||||||||
2
|
|
||||||||||
3
|
|||||||||||
4
|
|||||||||||
5
|
dst
|
||||||||||
|
Jumlah
|
||||||||||
|
Rata-Rata
|
2. Data Hasil Belajar
Hasil belajar siswa
dianalisis secara kuantitaif, sedangkan skala nilai yang digunakan adalah
rentang nilai 10 sampai dengan 100. Menurut
Arikunto (2011:45) analisis data dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan
belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Perolehan
nilai setiap siswa melalui tes hasil belajar secara tertulis diolah dengan
rumus :
a. Ketuntasan Belajar Klasikal
Keterangan :
A = Ketuntasan
B = Jumlah Siswa Tuntas
C = Jumlah Seluruh Siswa
b. Nilai rata-rata
Keterangan :
X = Nilai Rata-rata
∑Y= Jumlah Nilai Seluruh Siswa
n = Jumlah Seluruh Siswa
G. Kriteria dan Indikator Keberhasilan
Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya
perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.
Proses perbaikan pembelajaran ilmu pengetahuan alam
materi gerak benda dinyatakan
berhasil apabila siswa menguasai materi pembelajaran sebesar 80%
atau mendapat 69.
2.
Proses
perbaikan pembelajaran pembelajaran ilmu pengetahuan alam materi gerak benda dinyatakan berhasil apabila
85% dari jumlah siswa termotivasi belajarnya selama proses pembelajaran
berlangsung.
3.
Proses perbaikan pembelajaran pembelajaran ilmu
pengetahuan alam materi gerak benda
dinyatakan berhasil apabila 85% dari jumlah siswa tuntas belajar.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang
dilakukan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1.
Pra Siklus
Pada tahap pra siklus ini
peneliti mengadakan kegiatan pembelajaran tanpa model pembelajaran NHT (Numbered
Head Together) dan setelah itu peneliti mengadakan evaluasi untuk
mengetahui hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan tanpa model
pembelajaran NHT (Numbered Head Together). Dalam pelaksanaan
pembelajaran pada pra siklus ini akan diketahui bagaimana prestasi belajar Kimia
materi sifat-sifat
koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit peserta didik. Hal ini
dilakukan untuk membandingkan hasil belajar yang diperoleh setelah menggunakan
model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) pada siklus I dan II.
2.
Siklus I
a.
Perencanaan
Materi yang diajarkan pada siklus I adalah
tentang sifat-sifat
koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit. Kegiatan yang dilakukan
adalah:
1)
Identifikasi masalah
yang timbul berdasarkan hasil observasi awal peneliti terhadap kondisi peserta
didik dan guru
2)
Merencanakan tindakan
dengan ilustrasi PTK antara guru dan peneliti sebagai mitra kolaboratif dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran Kimia sifat-sifat
koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit.
3)
Menyusun jadwal
kegiatan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dengan bantuan guru.
4)
Membagi peserta didik
ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 anggota dan tiap anggota
diberi nomor 1 - 5 sesuai jumlah anggotanya.
5)
Menyusun lembar
kegiatan peserta didik, observasi, silabus pembelajaran, dan alat evaluasi
akhir siklus
b.
Pelaksanaan Tindakan
1)
Pada awal pembelajaran
peneliti menjelaskan secara singkat model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang
akan diterapkan kepada peserta didik.
2)
Peneliti menyajikan
rencana atau tujuan pembelajaran kepada peserta didik sesuai kompetensi dasar
yang akan dicapai
3)
Peneliti membagi kelas
dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik, setiap
anggota kelompok diberi nomor 1-5 sesuai dengan jumlah anggotanya.
4)
Peneliti
mempersilahkan semua peserta didik untuk membuka dan mempelajari materi pembelajaran
tentang sifat-sifat
koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit pada beberapa sumber
belajar yang sudah dipersiapkan.
5)
Peneliti memberikan
pertanyaan atau permasalahan pada peserta didik dengan mengacu pada pokok
bahasan dan kompetensi dasar yang akan dicapai untuk dipecahkan bersama-sama
dalam kelompok.
6)
Peneliti mengecek
pemahaman peserta didik dengan menyebut satu nomor dan para peserta didik dari
tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan
guru, jawaban peserta didik yang ditunjuk merupakan wakil jawaban dari
kelompok.
7)
Pada akhir
pembelajaran peneliti memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman,
mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran.
8)
Pada akhir siklus
dilakukan tes akhir untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam bentuk
objektif tes. Hasil dari tes pada akhir siklus ini nantinya dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi untuk tindakan berikutnya.
c.
Observasi
Kegiatan observasi dilakukan
untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar peserta didik maupun
peneliti selama proses pembelajaran berlangsung dengan bantuan guru mitra
maupun orang lain yang lain yang bertindak sebagai observer.
d.
Refleksi
Data yang diperoleh pada
siklus I dikumpulkan untuk selanjutnya dianalisis kemudian diadakan refleksi
terhadap hasil analisis sehingga dapat diketahui apakah permasalahan yang
dihadapi sudah mampu terpecahkan, yaitu terjadinya peningkatan aktivitas dan prestasi
belajar peserta didik setelah adanya tindakan.
3.
Siklus II
a.
Perencanaan
Materi yang diajarkan pada
siklus II adalah tentang sifat-sifat koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit.
Tahap perencanaan tindakan pada siklus II ini dilakukan berdasarkan hasil
refleksi tindakan siklus I. Perencanaan tindakan pada siklus II merupakan hasil
perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus I. Adapun kegiatan perencanaan
tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah penyusunan RPP dan lembar kerja
peserta didik.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pada tahap ini
langkah-langkahnya hampir sama ketika dilakukan pada siklus I, hanya saja
pelaksanaannya ditambah dengan melihat hasil refleksi siklus I serta
menambahkan hal-hal yang perlu diperhatikan dan penekanan pada tahap
sebelumnya. Di akhir siklus II juga dilakukan pemberian tes akhir untuk
mengetahui perkembangan peserta didik dalam bentuk objektif tes.
c.
Observasi dan Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini sama persis dengan kegiatan pada siklus I. data yang diperoleh dalam
tahap observasi siklus II dikumpulkan untuk kemudian dilakukan analisis.
bila berkenan untuk bab selanjutnya secara lengkap sampai dengan lampiran dan halaman depan dalam format *.doc/*.docx silahkan
klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 terima kasih.