UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LEMPAR TANGKAP BOLA DALAM PERMAINAN SOFTBALL MELALUI
STRATEGI PEMBELAJARAN BERPASANGAN
DI KELAS XII-IPA SMAN 1 ........................
KABUPATEN ........................
TAHUN PELAJARAN
2014/2015
Diajukan pada Penilaian Angka
Kredit
Unsur Pengembangan Profesi Guru untuk Kenaikan Pangkat
dari Golongan ….. ke ……
Oleh
…………………………………..
NIP . ……………………..
SMA
NEGERI 1 ........................
Jl........................................................... Kode Pos ...........
2013
LEMBAR
PENGESAHAN
1. a.
Judul Penelitian : Upaya
Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Lempar Tangkap Bola Dalam Permainan Softball Melalui Strategi Pembelajaran
Berpasangan Di Kelas XII-IPA SMAN 1 ........................
Kabupaten ........................ Tahun Pelajaran 2014/2015
b.
Bidang Ilmu : Pendidikan Jasmani dan Orkes
c.
Kategori Penelitian : Teknik
Pembelajaran
d. Jenis Penelitian : Penelitian
Tindakan Kelas
2. Ketua
Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar : ………………………….
b.
NIP : …………………………….
c. Pangkat / Golongan : …………….
d. Jabatan :
e. Instansi :
SMAN 1 ........................
f.
Tempat Penelitian : SMAN 1 ........................
3. Lama
Penelitian : 3 bulan (Bulan ……….. sampai dengan Bulan
…………..)
4. Sumber
Biaya : Swadaya
…………….,…………………….
Petugas
Perpustakaan Peneliti
…………………….. ………………………
NIP.
…………………….. NIP. ……………………..
Mengetahui/Mengesahkan
Kepala Sekolah
………………….
NIP.……………………..
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LEMPAR TANGKAP BOLA DALAM PERMAINAN SOFTBALL MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN BERPASANGAN DI KELAS XII-IPA SMAN 1 ........................ KABUPATEN ........................
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LEMPAR TANGKAP BOLA DALAM PERMAINAN SOFTBALL MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN BERPASANGAN DI KELAS XII-IPA SMAN 1 ........................ KABUPATEN ........................
TAHUN PELAJARAN
2014/2015
Oleh
…………………………………..
NIP . ……………………..
ABSTRAK
Berdasarkan
observasi awal di kelas XII-IPA SMAN 1 ........................
Kabupaten ……………… Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah
22 orang, hasil menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
kurang dalam gerak dasar lempar tangkap bola pada permainan kasti. Upaya yang dilakukan adalah dengna menerapkan strategi pembelajaran
berpasangan. Tujuan
penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar melempar
bola dalam permainan kasti melalui
strategi berpasangan di kelas XII-IPA
SMAN 1 ........................ Kabupaten ……………… Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 22 siswa. Adapun objek
penelitian adalah peningkatan kemampuan lempar tangkap bola siswa. Waktu
penelitian selama 3 bulan. Teknik pengumpulan data dengan metode observasi, tes
dan dokumentasi. Data yang sudah diperoleh kemudian dipaparkan dengan
menggunakan statistik deskriptif. Dari
hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan bahwa penerapan strategi
pembelajaran berpasangan berdampak positif pada peningkatan kemampuan lempar
tangkap bola siswa Kelas XII-IPA SMAN 1 ........................ Kabupaten ……….. Tahun Pelajaran 2013/2014, hal ini dapat
dibuktikan peningkatan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan
hasil dan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu 56,36 pada
kondisi awal, menjadi 65,45 pada siklus I dan 75,45 pada siklus kedua dengan
ketuntasan belajar dari 2 siswa atau 9,09% menjadi 50% atau 11 siswa dan 100%
atau 22 siswa pada siklus kedua. dan peningkatan kemampuan siswa yang
ditunjukkan dari kondisi awal hanya 4 siswa atau 18,18%, siklus I ada 17 siswa atau 77,72%, dan pada
siklus II ada 22 siswa atau 100%.Dari hasil-hasil sebagaimana dijelaskan di
atas maka dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran
berpasangan terbukti mampu meningkatkan kemampuan gerak dasar lempar tangkap
bola pada permainan kasti kelas XII-IPA SMAN 1 ........................
Kabupaten ……………… Tahun Pelajaran 2013/2014.
Kata kunci : berpasangan, kemampuan,
lempar tangkap bola
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat-Nya, sehingga tugas karya ilmiah dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK
DASAR LEMPAR TANGKAP BOLA DALAM
PERMAINAN SOFTBALL MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN BERPASANGAN DI
KELAS XII-IPA SMAN 1 ........................ KABUPATEN ........................
TAHUN PELAJARAN 2014/2015”
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan laporan ini sebagai persyaratan pada Penilaian Angka Kredit Unsur Pengembangan Profesi Guru untuk Kenaikan
Pangkat dari Golongan ….. ke …..
Sepenuh hati penulis menyadari bahwa tersusunnya
karya ini bukan semata-mata karena kemampuan dan usaha penulis, namun juga
berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya kepada:
1.
…………………………., selaku ……………………………….. yang telah ………………………………….
2.
…………………………., selaku ……………………………….. yang telah ………………………………….
3.
…………………………., selaku ……………………………….. yang telah ………………………………….
4.
…………………………., selaku ……………………………….. yang telah ………………………………….
Semoga amal ibadah baik Bapak, Ibu, serta teman-teman mendapat balasan
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Karena terbatasnya pengetahuan, penulis
menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang dapat digunakan sebagai pijakan berikutnya..
........., ...................................
Penulis
Halaman
LEMBAR JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... ii
ABSTRAK......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar BelakangMasalah...........................................................
B.
Identifikasi Masalah................................................................
C.
RumusanMasalah....................................................................
D.
TujuanPenelitian......................................................................
E.
ManfaatPenelitian...................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kajian Teoritis.........................................................................
B.
Kerangka Berpikir...................................................................
C.
Hipotesis Tindakan.................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian........................................................................
B.
Subjek dan Objek Penelitian ..................................................
C.
Tempat dan Waktu Penelitian.................................................
D.
Prosedur Penelitian ................................................................
E.
Teknik Pengumpulan Data......................................................
F.
Instrumen Pengumpulan Data.................................................
G.
Analisa Data............................................................................
H.
Kriteria Keberhasilan..............................................................
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.......................................................................
B. Pembahasan.............................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 3.1 Lembar Observasi Siswa................................................................
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian
Hasil Observasi Siswa.......................................
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian
Hasil Tes Kognitif.............................................
Tabel 4.1 Rekapitulasi Test
Tertulis Siswa Pada Pelaksanaan Observasi Awal
Tabel 4.2 Rekapitulasi Data
Observasi Siswa Pada Observasi Awal...........
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pelaksanaan
Siklus Pertama
Tabel 4.4 Data Kemampuan Belajar
Siswa Pada Pelaksanaan Siklus Pertama
Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pelaksanaan
Siklus Kedua
Tabel 4.6 Data Kemampuan Belajar
Siswa Pada Pelaksanaan Siklus Kedua......
Tabel 4.7 Rekapitulasi
Peningkatan Hasil belajar Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.8 Peningkatan Kemampuan Belajar Siswa pada Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar 2.1 Lapangan Softball.......................................................................
Gambar 2.2 Bola Softball................................................................................
Gambar 2.3 Gloves........................................................................................
Gambar 2.4 Pemukul Softball.........................................................................
Gambar 2.5 Sepatu Softball............................................................................
Gambar 2.6 Catcher’s Sets.............................................................................
Gambar 3.1 Alur PTK (Agus Kristiyanto,
2010:55 ))...........................................
Gambar 4.1 Peningkatan
Ketuntasn Belajar Berdasarkan Nilai Tes Hasil Belajar pada Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II.................................................................................................
Gambar 4.2 Peningkatan
Kemampuan Belajar Siswa pada Pra
Siklus, Siklus I dan Siklus II
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 Jurnal Kegiatan
Penelitian
Lampiran 3 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 4 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 5 Instrumen Pengumpulan
Data
Lampiran 6 Analisis Data Hasil
Penelitian
Lampiran 7 Daftar Hadir Siswa
Lampiran 8 Daftar Hadir Peneliti dan Observer
Lampiran 9 Contoh Hasil Pekerjaan
Siswa
Lampiran 10 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus Ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah
Olahraga perlu ditingkatkan
dan disebarluaskan diseluruh pelosok
tanah air dalam rangka memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan
masyarakat dengan tujuan untuk mencapai terwujudnya manusia Indonesia
seutuhnya yang selaras, serasi, seimbang antara pertumbuhan jasmani dan
perkembangan rohani. Sehingga menjadi manusia Indonesia yang kuat,
sehat, segar, terampil, cerdas, bersemangat, disiplin, berprestasi,
berkepribadian, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
mempererat persahabatan antar bangsa-bangsa di dunia, serta menjunjung
tinggi kebesaran olahraga dan martabat bangsa. Depdiknas (2004 : 2-3).
tanah air dalam rangka memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan
masyarakat dengan tujuan untuk mencapai terwujudnya manusia Indonesia
seutuhnya yang selaras, serasi, seimbang antara pertumbuhan jasmani dan
perkembangan rohani. Sehingga menjadi manusia Indonesia yang kuat,
sehat, segar, terampil, cerdas, bersemangat, disiplin, berprestasi,
berkepribadian, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
mempererat persahabatan antar bangsa-bangsa di dunia, serta menjunjung
tinggi kebesaran olahraga dan martabat bangsa. Depdiknas (2004 : 2-3).
Proses
belajar mengajar merupakan
inti dari proses
pendidikan secara
keseluruhan dengan guru
sebagai pemegang pemeran
utama atau aktornya pendidikan. Belajar merupakan upaya
yang dilakukan seseorang agar memperoleh “sesuatu”.Sedangkan mengajar
adalah sesuatu kegiatan
yang mengupayakan terjadinya proses
belajar. Proses belajar
merupakan suatu proses
yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas
dasar hubungan Timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif sebagai pendidik secara umum. Hal
ini mengandung arti
bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan tergantung
pada kreativitas guru
dalam melaksanakan proses
pembelajaran khususnya dalam
menyampaikan materi. Jika dihubungkan
dengan kreatifitas guru maka
salah satunya adalah
bagaimana guru menggunakan metode
pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan kemampuan serta
tidak hanya menguasai teori saja
melainkan mampu untuk mengaplikasikan lapangan. Pembelajaran ini
sangat penting dalam
penyampaian atau penyajian
materi pelajaran yang dapat
mendukung serta memotivasi
siswa dalam menerima materi. Kriteria keberhasilan
proses belajar mengajar
ditandai dengan terjadinya perubahan tingkahlaku
dan peningkatan pengetahuan
pada diri ndividu
yang belajar. Untuk mencapai kriteria ini, adalah tugas dan peran guru dalam memilih dan menggunakan
metode yang kreatif dalam meningkatkan keberhasilan
belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.
Dengan menggunakan metode,
model dan pendekatan yang sesuai dengan kondisi sekolah, maka tujuan
pembelajaran penjaskes akan dapat dicapai. Akan tetapi yang menjadi masalah
adalah sarana yang digunakan dalam materi penjaskes itu sendiri kurang sesuai
dengan kondisi siswa yang ada disekolah, sehingga akan menjadi kendala terhadap
keberhasilan proses pembelajaranya. Dengan demikian maka tujuan dari
pembelajaran tersebut tidak akan dapat terwujud dengan baik. Untuk mewujudkan
tujuan Panjaskes tersebut maka pembelajaran Penjaskes harus diajarkan
menggunakan metode, model dan pendekatan yang sesuai dengan kondisi sekolah
yang bersangkutan. Akan tetapi yang menjadi masalah adalah materi penjaskes itu
sendiri yang dianggap menyusahkan siswa. Kondisi ini akan menyebabkan proses
pembelajaran Penjasorkes tidak bisa maksimal sehingga tidak dapat mencapai
kriteria ketuntasan yang telah ditentukan
pada kurikulum. Modifikasi
model pembelajaran dalam Penjaskes sangat penting untuk diketahui dan
dilaksanakan oleh para guru pendidikan jasmani. Dengan modifikasi siswa
memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan
dalam partisipasi, siswa dapat melakukan pola gerak secara benar (Lutan,1988).
Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada di dalam kurikulum
dapat disajikan sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif, afektif, dan
psikomotor siswa.
Permainan softball merupakan
salah satu permainan bola kecil.
Permainan ini dimainkan oleh dua regu, yakni regu pemukul dan regu
penjaga. Regu pemukul berusaha mendapat nilai dengan memukul bola
kemudian berlari mengelilingi lapangan. Sebaliknya, regu penjaga berusaha
menangkap bola serta mematikan regu pemukul. Regu yang banyak
mengumpulkan nilai menjadi pemenangnya. Permainan sederhana ini dapat
dimainkan dilapangan yang tidak begitu luas.
Permainan ini dimainkan oleh dua regu, yakni regu pemukul dan regu
penjaga. Regu pemukul berusaha mendapat nilai dengan memukul bola
kemudian berlari mengelilingi lapangan. Sebaliknya, regu penjaga berusaha
menangkap bola serta mematikan regu pemukul. Regu yang banyak
mengumpulkan nilai menjadi pemenangnya. Permainan sederhana ini dapat
dimainkan dilapangan yang tidak begitu luas.
Alat yang dibutuhkan dalam
permainan softball adalah bola dan alat
pemukul dan bola terbuat dari karet alat pemukul terbuat dari kayu. Bentuk
lapangan softball adalah persegi empat yang dilengkapi tiang perhentian dan
ukuran lapangan dapat disesuaikan dengan ukuran lapangan yang ada atau
dengan situasi keadaan setempat.
pemukul dan bola terbuat dari karet alat pemukul terbuat dari kayu. Bentuk
lapangan softball adalah persegi empat yang dilengkapi tiang perhentian dan
ukuran lapangan dapat disesuaikan dengan ukuran lapangan yang ada atau
dengan situasi keadaan setempat.
Permainan ini bermanfaat
untuk melatik ketangkasan, ketepatan,
kecepatan, keberanian, koordinasi antara melempar, menangkap, dan
berlari. Jadi permainan ini boleh dijadikan dasar dalam berolahraga karena
banyak sekali terdapat untuk membentuk unsur-unsur kesegaran jasmani.
Bermain dengan menggunakan alat bola adalah suatu jenis
permainan yang paling menarik diantara permainan yang menggunakan alat.
Entah itu menggunakan bola kecil seperti permainan softball. Tidak aneh
apabila sebagian besar untuk permainan yang ada dalam olahraga
menggunakan bola sebagai alat. Dalam memainkan bola, ada sejumlah
keterampilan dasar yang sifatnya umum yang digunakan dalam memainkan
sebuah bola.
kecepatan, keberanian, koordinasi antara melempar, menangkap, dan
berlari. Jadi permainan ini boleh dijadikan dasar dalam berolahraga karena
banyak sekali terdapat untuk membentuk unsur-unsur kesegaran jasmani.
Bermain dengan menggunakan alat bola adalah suatu jenis
permainan yang paling menarik diantara permainan yang menggunakan alat.
Entah itu menggunakan bola kecil seperti permainan softball. Tidak aneh
apabila sebagian besar untuk permainan yang ada dalam olahraga
menggunakan bola sebagai alat. Dalam memainkan bola, ada sejumlah
keterampilan dasar yang sifatnya umum yang digunakan dalam memainkan
sebuah bola.
Berdasarkan observasi awal di kelas
XII-IPA SMAN 1 ........................
Tahun Pelajaran 2014/2015 khususnya kelas XII-IPA yang berjumlah 22
orang, hasil menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa kurang dalam gerak dasar lempar tangkap bola pada permainan softball.
Dari hasil observasi awal dengan jumlah siswa 22 orang yang
terdiri dari 6 orang
laki-laki dan 16 orang
perempuan, yang baik melakukan lempar
tangkap bola hanya 4 orang
siswa sedangkan yang cukup 17
orang siswa dan kurang 1 orang
siswa. Hasil ini lebih membuktikan bahwa kekurangmampuan siswa dalam melakukan
teknik lempar tangkap bola pada permainan softball ini disebabkan para guru
di sekolah hanya menerapkan metode ceramah dan bermain tanpa menggunakan
metode atau siswa hanya diberikan bola
dan dibiarkan secara individual tanpa bimbingan dan arahan.
Berdasarkan permasalahan yang Telah
dikemukakan sebelumnya penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Lempar
Tangkap Bola Dalam Permainan Softball Melalui
Strategi Pembelajaran Berpasangan
di Kelas XII-IPA SMAN 1 ........................
Kabupaten ........................Tahun Pelajaran 2014/2015”
B. Identifikasi Masalah
Dari
latarbelakang diatas, maka
dapat diidentifikasi beberapa permasalahan
yang nantinya akan dibahas dalam karyai lmiah
ini yaitu, siswa kelas XII-IPA
SMAN 1 ........................ Kabupaten ........................Tahun
Pelajaran 2014/2015 belum menguasai permainan
softball khususnya kemampuan
gerak dasar lempar
tangkap bola. Penggunaan strategi
pembelajaran berpasangan
merupakan strategi pembelajaran
berpasangan yang dapat memudahkan siswa dalam melakukan gerakan
dasar lempar tangkap.
C. RumusanMasalah
Berdasarkan permasalahan tersebut maka yang menjadi rumusan masalah adalah: apakah strategi pembelajaran berpasangan dapat
meningkatkan kemampuan gerak dasar lempar tangkap bola
dalam permainan softball siswa
kelas kelas XII-IPA SMAN 1 ........................ Kabupaten ........................
Tahun Pelajaran 2014/2015?
D. TujuanPenelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak
dasar melempar bola dalam permainan softball
melalui strategi berpasangan di kelas XII-IPA
SMAN 1 ........................ Kabupaten ........................ Tahun
Pelajaran 2014/2015
E. ManfaatPenelitian
1.
Secara Teori
a. Mendapatkan pengetahuan baru tentang cara
meningkatkan penguasaan teknik pada pembelajaran softball melalui penerapan strategi
berpasangan.
b. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk
referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama.
c. Dapat dipergunakan sebagai media alternatif
bagi guru Penjas di sekolah lain dalam meningkatkan penguasaan teknik atau
materi yang lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa yaitu melalui model dan
metode pembelajaran sehingga siswa dapat meningkat keterampilan olahraganya.
2.
Secara Praktek
a.
Bagi siswa
1)
Meningkatkan kemampuan dasar lempar tangkap bola
yang di milik dalam permainan softball
2)
Penguasaan teknik dasar dalam
pembelajaran softball akan meningkat
sehingga diharapkan siswa lebih bersemangat dan terpacu dalam mengikuti
pelajaran di sekolah dan lebih berprestasi lagi.
b.
Bagi guru
1)
Dapat menerapkan metode pembelajaran olahraga melalui permainan
softball.
2)
Penelitian ini dapat
dijadikan masukan bahwa penerapan strategi berpasangan dapat meningkatkan
penguasaan teknik dasar lempar tangkap siswa, sehingga dapat mendukung
pencapaian prestasi belajar secara maksimal, khususnya penguasaan teknik dasar
bermain softball.
c.
Bagi Kepala Sekolah
Dapat menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran khususnya pengembangan media pembelajaran olahraga.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Teoritis
1.
Hakekat Permainan
Softball
Permainan softball adalah
permainan yang dimainkan oleh dua regu putera atau puteri yang masing-masing
regu terdiri dari 9 (sembilan) orang pemain dan yang lain menjadi pemain
cadangan. Di mana populasi olahraga permainan ini sangat bagus, baik itu di dalam
maupun di luar negeri. Sehingga cabang olahraga tersebut disetiap event-event
resmi baik ditingkat nasional selalu dipertandingkan. Permainan terdiri dari 9
babak yang disebut inning. Di dalam satu inning, tim yang
bertanding masing-masing mempunyai kesempatan memukul (batting) untuk
mencetak angka (run). Ketika tim yang menyerang mendapat giliran
memukul, seorang pelempar bola tim bertahan melemparkan bola ke arah penangkap
bola sekencang-kencangnya agar bola tidak dapat dipukul. Tim yang mendapat
giliran memukul bergantian seorang demi seorang untuk memukul bola. Tim yang
berjaga berusaha mematikan anggota tim yang mendapat giliran memukul. Tim yang
mendapat giliran memukul mendapat kesempatan 3 kali mati (out) sebelum
giliran memukul digantikan tim yang bertahan.
Skor atau run dihasilkan
dari seorang runner berlari menginjak semua marka secara berurutan dan
kembali menginjak home plate. Setiap pelari yang berhasil mengelilingi
dan menginjak home plate mendapat satu angka. Waktu permainan ditentukan
oleh inning. Setiap tim mendapat giliran memukul sampai 3 kali out dan
mematikan tim lawan 3 kali out, disebut 1 inning. Dalam tiap
pertandingan softball durasi permainan setidaknya 7 inning tergantung
situasi, atau lama waktu 2 jam. Setelah 6 menghabiskan inning, tim yang
mencetak angka (run) terbanyak menjadi pemenang. Jika dalam inning yang
ditentukan waktu sudah habis dan kedua belah tim dalam keadaan seri, inning
tambahan dimainkan sampai salah satu tim keluar sebagai pemenang. Kondisi itu
disebuttie break atau seri. Pada permulaan permainan, tim yang menjadi
tuan rumah (home team) mendapat giliran melempar sedangkan tim tamu (visitor)
mendapat giliran memukul.
a. Sarana Prasarana Softball
Secara umum sarana dan
prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan
di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka
semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan
sesuai dengan rencana. Dalam olahraga permainan softball banyak sekali sarana
dan prasarana yang harus digunakan untuk menunjang permainan softball agar
dapat berjalan lancar. Prasarana dalam permainan softball adalah lapangan
permainan, sedangkan sarana untuk permainan softball adalah glove, alat
pemukul atau bat, bola, helm, catcher set yang terdiri dari helm
pelindung, bodi protektor dan leg guard, sepatu pole dan lain-lain
seperti sarana tambahan bagi pemain, lapangan, scorer, umpire serta
untuk permainan softball itu sendiri.
Berikut ini adalah penjelasan
tentang sarana dan prasana olahraga permainan softball:
1)
Lapangan Permainan
Softball
Lapangan permainan adalah
suatu daerah dimana bola dapat dimainkan secara sah. Lapangan ini harus berupa
tanah datar dan bebas dari rintangan, dengan ukuran seperti yang terlihat
didalam gambar dibawah ini. Lapangan dibagi menjadi daerah fair (fair
territory) dan daerah foul (foul territory). Dalam daerah fair terbagi
menjadi dua bagian, yaitu bagian dalam (infield), dan bagian luar (outfield).
Lapangan ini dibatasi dengan pagar kawat besi yang terbentang dari ujung
backstop sampai pagar outfield dan berjarak 20-30 kaki (7,62 – 9,14
meter ) dari garis foul (foul line). Lapangan bagian dalam (infield)
dibuat dengan ukuran masing-masing sisi 16,78 – 16,78 – 16,76 – 16,76 m.
Seluruh base ada empat. Yang ketiga masing-masing berukuran 38x38 cm dan
berbentuk bujur sangkar. Sedang yang satu agi ukuran sisinya adalah 43 – 22 –
30 – 30 – 22 cm. ini adalah base IV atau sering disebut dengan home base yang
berbentuk segi lima. Selanjutnya adalah pitcher plate atau tempat
pelambung. Tempat ini dibuat berukuran 15 x 60 cm. jarak dari pelempar (pitcher
plate) ke home base adalah 13,07 meter. Lapangan untuk
pertandigan menggunakan gravel untuk daerah infield dan daerah
rumput untuk daerah outfield. Jarak antar base, jarak pitching dan jarak
home plate ke outfield bervariasi, tergantung jenis permainan
yang dimainkan. Lapangan yang digunakan untuk pertandingan setidaknya harus
mempunyai home plate dan tiga base yang terlihat seperti bentuk berlian.
Gambar 2.1
Lapangan Softball
2) Bola Softball
Bola yang digunakan dalam
softball berbentuk bulat dengan jahitan rata, halus permukaanya datar. Isi bola
terbuat dari bahan campuran gabus dan karet, atau kapak berserat panjang,
kemudian dililit dengan benang berkualitas baik. Penutup luar bola dapat
terbuat dari kulit,direkatkan dengan lem pada bola dan dijahit dengan benang
katun atau linen yang dilapisi dengan lilin. Selain dengan kuklit diperkenankan
dengan bahan sintetis atau bahan lain yang disetujui oleh Internasional Softball
federation. Lingkaran bola minimal harus 30 cm (12 inch) dan maksimal 31 cm
(12 1/8 inch). Beratnya minimal 180 g (16 ¼ onces) dan maksimal 200 g (7
onces). Untuk besar bola 31cm (12 inch), dengan jumlah jahitan tidak boleh
lebih dari 88 setik. Sedangkan untuk bola dengan lingkaran 27 cm (11 inch) dan
maksimal 28 cm (11 1/8 inch) berat minimal 165 g (5 7/8 onces) dan maksimal 175
g (6 1/8 onces), dengan jumlah jahitan minimal 80 setik.
Gambar 2.2 Bola
Softball
3) Glove
Sarung
tangan (glove) dikenakan oleh seluruh pemain bertahan untuk menangkap
bola, sementara first baseman dan catcher mengenakan mitt yang
tidak mempunyai jari sedangkan glove mempunyai jari.
Gambar 2.3 Gloves
4) Pemukul (bat)
Alat pemukul yang sah harus bulat. Terbuat
dari balok atau kayu yang keras atau bisa juga terbuat dari bahan metal dan
campuran lain yang permukaanya halus dan licin. Panjangnya tidak boleh lebih
dari 87 cm (34 inchi), diameter pada bagian yang besar maksimal 6 cm (21/4
inchi) dan beratnya tidak boleh lebih dari 1100 gram.
Gambar 2.4 Pemukul
Softball
5) Sepatu
Semua pemain memakai sepatu
yang terbuat dari kanvas atau bahan lain yang sejenis. Bagian bawah sepatu
boleh rata atau memakai pole dari karet lunak atau keras.
Gambar 2.5 Sepatu
Softball
6)
Catcher’s
Sets
Masker adalah pelindung
kepala yang harus dipakai cather saat menerima lemparan bola dari pitcher. Body
protector, pelindung badan yang dipakai catcher selama permainan
berlangsung. Leg protector merupakan pelindung kaki.
Gambar 2.6 Catcher’s Sets
2.
Cara Bermain
Softball
Permainan softball adalah
permainan yang dimainkan oleh dua regu putera atau puteri yang masing-masing
regu terdiri dari 9 (sembilan) orang pemain dan yang lain menjadi pemain
cadangan. Dimana populasi olahraga permainan ini sangat bagus, baik itu didalam
maupun diluar negeri. Sehingga cabang olahraga tersebut disetiap event-event
resmi baik ditingkat nasional selalu dipertandingkan. Permainan terdiri dari 9
babak yang disebut inning.
Di dalam satu inning,
tim yang bertanding masing-masing mempunyai kesempatan memukul (batting)
untuk mencetak angka (run). Ketika tim yang menyerang mendapat giliran
memukul, seorang pelempar bola tim bertahan melemparkan bola ke arah penangkap
bola sekencang kencangnya agar bola tidak dapat dipukul. Tim yang mendapat
giliran memukul bergantian seorang demi seorang untuk memukul bola. Tim yang
berjaga berusaha mematikan anggota tim yang mendapat giliran memukul. Tim yang
mendapat giliran memukul mendapat kesempatan 3 kali mati
(out) sebelum giliran memukul digantikan tim yang bertahan. Skor atau run dihasilkan dari seorang runner berlari menginjak semua base secara berurutan dan kembali menginjak home plate. Setiap pelari yang berhasil mengelilingi dan menginjak home plate mendapat satu angka. Waktu permainan ditentukan oleh inning.
(out) sebelum giliran memukul digantikan tim yang bertahan. Skor atau run dihasilkan dari seorang runner berlari menginjak semua base secara berurutan dan kembali menginjak home plate. Setiap pelari yang berhasil mengelilingi dan menginjak home plate mendapat satu angka. Waktu permainan ditentukan oleh inning.
Setiap tim mendapat giliran
memukul sampai 3 kali out dan mematikan tim lawan 3 kali out,
disebut 1 inning. Dalam tiap pertandingan softball durasi permainan
setidaknya 7 inning tergantung situasi, atau lama waktu 2 jam. Setelah
menghabiskan inning, tim yang mencetak angka (run) terbanyak
menjadi pemenang. Jika dalam inning yang ditentukan waktu sudah habis dan kedua
belah tim dalam keadaan seri, inning tambahan dimainkan sampai salah satu tim
keluar sebagai pemenang. Kondisi itu disebut tie break atau seri. Pada
permulaan permainan, tim yang menjadi tuan rumah (home team) mendapat
giliran melempar sedangkan tim tamu (visitor)
mendapat giliran memukul.
3.
Teknik Dasar
Bermain Softball
Teknik dasar yang paling
utama dalam permainan softball adalah teknik melempar, menangkap, memukul bola,
dan teknik berlari antar base (base running), serta meluncur (sliding).
Seorang pemain dituntut untuk dapat menguasai teknik-teknik tersebut dengan
baik karena nantinya berkaitan erat dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk
mendukung taktik dan strategi petahanan dan penyerangan dalam pertandingan
softball.
a)
Melambungkan Bola
Cara
menyajikan bola ke suatu sasaran yang telah ditentukan, yang akan dipukul oleh
pemukul (batter) sebagai lawan atau penyerang.
b)
Melempar Bola (Throwing)
Melempar
harus dilakukan dengan cara yang tepat dan cepat yang ditujukan kepada teman, untuk
mematikan pelari yang menuju base atau menahan lajunya pelari. Jenis lemparan
yang ada dan biasa ada tiga macam yaitu lemparan atas, lemparan samping, dan
lemparan bawah.
c)
Menangkap Bola (Catching)
Menangkap
adalah salah satu usaha yang dilakukan oleh pemain untuk dapat menguasai bola
dengan tangan memakai glove, baik itu menangkap bola dari hasil pukulan
lawan maupun lemparan dari teman dengan tujuan untuk mematahkan serangan lawan
atau mematikan pelari.
d)
Memukul Bola (Batting)
Memukul
bola dilakukan untuk menyerang. Pukulan terhadap bola yang dilemparkan oleh pitcher
bertujuan untuk memperoleh nilai dan menyelamatkan dirinya atau membantu
pelari lain (base runner) untuk mencapai base berikutnya.
e)
Pelari (Runner)
Setelah
memukul, pemukul diharuskan untuk berlari menuju base dan sedapat mungkin untuk
mencetak poin atau menyumbangkan angka bagi regunya.
f)
Meluncur (Sliding)
Meluncur
merupakan suatu gerakan meluncurkan badan untuk mencapai base yang dituju.
Meluncur dilakukan untuk mengurangi kecepatan laju lari agar dapat tepat
berhenti pada base dan menghindari sentuhan atau nge-tag bola dari lawan
sehingga selamat mencapai base.
4.
Teknik Memukul
Memukul adalah merupakan salah satu teknik dalam softball yang
dilakukan oleh regu penyerang dengan melakukan pukulan terhadap bola yang
dilemparkan pitcher. Tujuannya untuk memperoleh nilai dan menyelamatkan dirinya
atau membantu pelari lain (base runner) untuk mencapai base berikutnya.
Pada teknik memukul terdapat suatu gerak yang kompleks, karena didalamnya
diperlukan koordinasi dari pengamatan, pengambilan keputusan untuk memukul,
kecepatan dan kekuatan untuk memukul lemparan pitcher dengan kecepatan yang
belum diketahui.
Memukul bola dapat menyenangkan apabila pemain sudah mengembangkan
teknik dengan baik. Oleh karena itu teknik memukul bola perlu dilatih dan
dikembangkan bagi pemain. Dalam melakukan teknik memukul bola, perlu
memperhatikan beberapa hal, seperti yang dikemukakan oleh A. Sarumpet, dan
kawan-kawan (1992:167) bahwa: ”Untuk melakukan pukulan terhadap bola, perlu
diperhatikan beberapa prinsip, seperti memegang batt, sikap kaki, posisi badan
gerakan kaki dan ayunan lengan, posisi bat serta gerakan lanjutan (follow
through). Sedangkan menurut Parno (1992:59-62) bahwa: ”Untuk memukul bola perlu memperhatikan sikap awal, cara memegang pemukul dan ayunan (swing)”. Berdasarkan dua pendapat tersebut apabila diperhatikan dalam permainan, saat memukul bola pemain harus benar-benar memperhatikan sikap awal, pegangan pada pemukul, gerakan ayunan pemukul dan gerakan lanjut.
through). Sedangkan menurut Parno (1992:59-62) bahwa: ”Untuk memukul bola perlu memperhatikan sikap awal, cara memegang pemukul dan ayunan (swing)”. Berdasarkan dua pendapat tersebut apabila diperhatikan dalam permainan, saat memukul bola pemain harus benar-benar memperhatikan sikap awal, pegangan pada pemukul, gerakan ayunan pemukul dan gerakan lanjut.
a.
Cara Melakukan
Batting
Pemilihan alat pemukul juga
dapat menentukan kualitas hasil pukulan, dalam pemilihan alat pemukul lebih
baik untukmemilih alat pemukul yang panjang dan besarnya sesuai dengan besarnya
badan dan kekuatan diri sendiri. Untuk menentukan pemilihan alat pemukul perlu
diketahui bahwa pemukul yang berat menyebabkan gerak memukul lambat, sedangkan
pemukul yang panjang dan ringan menyebabkan pukulan terlalu cepat untuk
mengayun
1)
Sikap Awal
Cara melakukan batting juga
ditentukan pada sikap awal, yaitu posisi batter berdiri pada kedua kaki yang
berada dalam batter box selebar bahu, lutut sedikit bengkok sehingga
badan turun. Badan sedikit bungkuk dan rilkes, dengan posisi kepala dan
pandangan ke arah pitcher. Sikap awal ada tiga bentuk yang dapat dilakukan,
antara lain : open stance, close stance dan square stance. Posisi
apapun yang digunakan dalam batter box, letakkan kaki dan berdiri pada
bagian belakang batter box, untuk menambah keuntungan memukul,
karena batter memiliki waktu lebih sedikit untuk bereaksi terhadap bola
lemparan pitcher dan mengarahkan bola ketempat yang diinginkan.
2)
Memegang Alat
Pemukul Cara memegang
pemukul seperti orang bersalaman, semua jari dan ibu jari memegang alat pemukul
secara erat dan rileks. Bagi pemain yang memukul dengan tangan kanan, peganglah
pemukul dengan tangan kiri diletakkan pada ujung pemukul dekat dengan knob, dan
tangan kanan berada diatas tangan kiri. Sedangkan pemain yang biasa melakukan
dengan tangan kiri, letakkanlah tangan kanan untuk memegang bagian ujung
pemukul merapat dengan knob, tangan kiri berada diatas tangan kanan. Peganglah
pemukul dengan erat tapi rileks sewajarnya, dengan seluruh jari merapat dan
terpisah dengan ibu jari berada pada bagian atas.
3)
Mengacungkan pemukul
Dengan melakukan pegangan
pada bagian ujung pemukul dekat knob, atau kearah bagian akhir dari barrel,
pemain akan lebih mudah untuk melakukan kontrol. Dengan mengacungkan
pemukul,akan lebih membantu pemain memiliki kekuatan, kecepatan dan ketepatan
untuk mengayunkan pemukul. Dengan demikian dapat mengontrol dan memelihara
keseimbangan dengan ukuran dan berat yag ideal.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk melakukan pegangan terhadap alat pemukul:
a)
Bentuk pegangan
seperti bersalaman saat memukul
b)
Peganglah pemukul
dengan kedua tangan bersama-sama saling berhadapan dan tertutup rapat.
c)
Peganglah pemukul erat
tetapi mudah digerakkan.
d)
Aturlah pegangan pada
bagian ujung pemukul (knob) diacungkan ke atas.
4)
Posisi bahu dan lengan
Posisi bahu dan
lenganmengikuti sesuai dengan posisi kaki. Sebagai contoh pada posisi open
stance menyebabkan posisi bahu terbuka dan pada posisi close stance,
posisi bahu tertutup. Dengan posisi apapun yang digunakan posisi lengan secara
wajar berada berada dibelakang lebih rendah dari tinggi bahu, dengan posisi
bahu miring salah satu lebih tinggi dari yag lain.
5)
Kepala dan mata
Posisi kepala dan pandangan
mata harus selalu terhadap bola sampai terjadi perkenaan bola dengan pemukul,
pukulan sukar untuk dilakukan tanpa melihat bola. Sentakan tangan mengayunkan
pemukul menyebabkan satu gerakan memukul mengikuti bola. Beberapa yang perlu
diperhatikan dalam posisi stance:
a)
Berdiri kira-kira luas
bidang pinggang sejajar dengan plate.
b)
Berdiri agak jauh dari
home plate, walaupun demikian pemukul dapat menyentuh bagian sudut yang
terjauh dari home plate.
c)
Berdiri pada bagian
belakang batter box, dengan kaki pada bagian depan lurus dengan bagian
belakang sudut home plate.
d)
Posisi bahu sejajar
dan lengan dibawa kebelakang dengan sewajarnya. e) Pandangan selalu tertuju
pada bola
6)
Ayunan (swing)
Ayunan (swing)
dilakukan dengan menggerakkan alat pemukul kearah bola kedepan. Dalam hal ini
ahaouseworth dan Rivkin mengemukakan ada tiga fase dalam gerakan mengayun:
melangkah, putaran lengan dan gerakan lanjutan. (Houseworth dan Rivkin : 1985).
Memukul bola dengan alat pemukul terhadap bola lemparan pitcher adalah hal yang
sulit dilakukan, karena memerlukan ketelitian dan koordinasi, serta kekuatan.
Oleh karena itu gerakan ini perlu dilatihkan terus menerus agar diperoleh
keterampilan yang memadai. Mekanik gerakan mengayun terdiri dari beberapa fase
sebagai berikut:
a)
Fase 1 : Stride
(melangkah)
Mengayunkan lengan merupakan
bagian dari gerakan memukul. Bagaimanapun juga melangkah termasuk gerak yang
menggerakkan badan yang sama pentingnya dengan gerakan mengayun. Selama
melangkah ke arah pitcher berat badan berpindah ke depan bersamaan dengan
kekuatan batter memukul bola. Langkah kaki tidak perlu jauh, kira-kira 6
– 12 inch, dilakukan dengan pelan.
b)
Fase 2 : Gerakan
Lengan
Ayunan lengan dimulai setelah
langkah kaki berakhir mendarat ditanah. Lengan mengayunkan pemukul datar
setinggi pinggang, bersamaan dengan itu dada berputar menghadap arah pitcher.
Demonstrasikan ayunan lengan dan cara meluruskan lengan, jika siku dibengkokkan
ada kemungkinan tidak menjangkau home plate atau tidak mengenai bola. Disamping
itu menambah kesukaran untuk bergerak mengayunkan pemukul sama tinggi dan
mengurangi kekuatan. Aksi pergelangan tangan sangat penting dalam mengayun, hal
ini merupakan bagian gerak yang wajar, dapat diperlihatkan dengan gerakan
lambat. Gerak pergelangan tangan berputar selayaknya kemudian berhenti pada
pertengahan gerak ayunan.
c)
Fase 3 : Gerak
Lanjutan
Pada saat kontak dengan bola,
gerak lengan tidak berakhir pada saat pemukul mengenai bola. Pemukul akan
berusaha bergerak mengikuti arah bola, hal demikian berarti melakukan pukulan slice
(memotong) sehingga perkenaan pukulan pada tepi bola. Gerakan lanjutan adalah
merupakan gerak akhirdari melakukan ayunan dan terjadi secara wajar. Pada fase
ini pergelangan terus berputar, sehingga lengan menyilang pada tubuh, dan
pinggang berputar penuh. Kadang-kadang pemain takut melakukan pukulan dengan
ayunan lengan dengan keras, karena terasa sakit mengikuti gerakan lanjutan
terhadap bola. Hal demikian terjadi karena pemain belum tahu untuk mengikuti
gerakan lanjutan secara wajar. Akibatnya terasa sakit pada lengan dan bahu pada
saat berputar. Oleh karena itu gerakan lanjutan perlu dilatihkan sehingga
pemain dapat melakukan dengan baik tanpa merasa sakit.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam berlatih memukul mengayun (swing)
a)
Langkahkan kaki yang
didepan 6 – 12 inch ke arah pitcher.
b)
Pusakan pandangan
terhadap bola.
c)
Ayunkan lengan
datar/rata.
d)
Ayunkan sesuai dengan
gerakan bola.
e)
Diakhiri dengan
gerakan lanjutan
Pengajaran untuk
meningkatkan kemajuan dalam swing
a)
Ajarkan cara
melanghkahkan kaki.
b)
Kombinasikan gerak
langkah kaki dengan ayunan lengan.
c)
Kombinasikan gerak
langkah kaki, ayunan lengan dan gerakan lanjutan.
Ada tiga macam cara yang
dapat dilakukan untuk memegang stick atau tongkat, yaitu:
a)
Pegang panjang
(bawah), yaitu tongkat/stick dipegang dekat bonggol (knob) untuk meningkatkan
kekuatan pegangan dan menambah kekuatan pukulan.
b)
Pegangan tengah, yaitu
tongkat/stick dipegang pada posisi tengah bawah 2,5 cm atau 5cm dari bonggol
(knob) untuk memperoleh kekuatan dan akurasi.
c)
Pegangan atas, yaitu
tongkat/stick dipegang pada posisi tangan bawah diletakan 7,5 atau 10cm dari
bonggol (knob) untuk mengurangi kekuatan dan untuk mendapatkan control
Ketepatan pada saat memukul bola softball merpakan faktor yang harus dimiliki
oleh setiap pemain pada saat menjadi pemain penyerang (offense). Karena
pada saat itu seorang batter harus dapat memukul bola agar dapat selamat
sampai base dan tidak memberikan kesempatan pemain bertahan untuk mematikannya.
b.
Macam-macam
Batting
Memukul adalah cara yang
dilakukan oleh seorang batter pada saat mejadi regu penyerang untuk
memperoleh nilai dan menyelamatkan dirinya atau membantu pelari lain (base
runner) untuk mencapai base berikutnya. Macam-macam pukulan yang biasanya
digunakan ada banyak, seperti pukulan kebawah, pukulan mendatar menyusuri tanah
dan pukulan melambung jauh kebelakang. Pukulan kebawah biasanya digunakan oleh
seorang batter apabila ada pelari yang ada di base tiga yang akan
berlari ke home base, sehinga bola dipantulkan ketanah dan memantul
tinggi ke atas, sehingga ada kesempatan seorang runner 3 untuk masuk kedalam home
base dengan selamat, serta batter juga dapat selamat sampai base
pertama. Pukulan mendatar menyusuri tanah digunakan untuk memajukan runner ke
base berikutnya. Pukulan melambung jauh kebelakang biasanya digunakan untuk
mendapatkan poin jika ada runner 3 dan bola melambung jauh kebelakang,
jika bola tertangkap seorang fielder, maka batter mati dan runner
3 dapat langsung lari menuju home base setelah bola ditangkap oleh fielder. Dari
berbagai macam pukulan tersebut juga ada teknik memukul yang sering dilakukan
oleh seorang batter yaitu pukulan hit, bunt (menahan bola), hit and
run, dan juga stealing.
Berikut ini adalah penjelasan
dari masing-masing teknik pukulan:
1)
Sacrifice Bunt (pukulan tanpa ayunan)
Sacrifice bunt adalah usaha
batter melakukan pukulan ke arah first, pitcher atau third base, untuk membantu
pelari menuju base depannya. Jika ada pelari pada base pertama, agar dapat
mencapai base kedua, maka batter mengarahkan pukulan ke arah base 1. Dengan
demikian agar penjaga base 1 mengejar bola bunt tersebut, dengan harapan terpancing
mematikan pelari yang terdekat / batter. Sehingga pelari pada base 1
dapat selamatmencapai base 2. Apabila ada pelari pada base 1dan 2, maka bunt
diarahkan pada base 3. Sehingga pelari pada base 1 dan base 2 selamat mencapai
base berikutnya. Sacrifice bunt memungkinkan batter mudah dimatikan,
tetapidapat membantu pelari lain selamat mencapai base berikutnya. Taktik ini
tepat dan baik dilakukan jika pertandingan berlangsung ketat, score regu
pemukul ketinggalan satu angka, pada inning terakhir, belum terjadi dua out dan
jika satu angka merupakan suatu kemenangan.
2)
Hit and run (pukul dan lari)
Hit and run adalah siasat
yang dilakukan oleh batter untuk membantu agar baserunner dapat maju
beberapa base didepannya dengan selamat. Taktik ini dilakukan apabila ada
pelari di base 1 atau ada pelari di base 1 dan 2. Keuntungan hit and run
adalah memungkinkan teidak terjadinya out dalam membantu mencapai base
didepannya. Pemain yang melakukan hit and run sebaiknya seorang yang
dapat mengontrol pukulan dan dilakukan dengan swing, menerobos suatu celah
diantara pemain. Sebaliknya hasil pukulan bola gulir (ground ball). Jika
hanya ada satu pelari pada base 1 melakukan stealing ke base 2. Dengan demikian
penjaga base 2 terpengaruh kembali ke base 2, meninggalkan posisi semula. Batter
memukul ground ball ke arah posisi jaga yang ditinggalkan second baseman.
Setelah pelari selamat mencapai base 2, langsung melanjutkan menuju base 3.
Sedangkan batter berusaha mancapai base 1. Taktik hit and run dapat
dipergunakan dalam situasi jika tim telah unggul satu angka, dan sebelum
terjadi dua out, jangan dilakukan jika telah terjadi dua out. Hit
and run dikatakan berhasil apabila dapat menyelamatkan pelari dari base 1
mencapai base 3. Kemudian atas bantuan batter berikutnya dapat mencapai
home base dengan selamat.
3)
The Steal (mencuri base)
The steal adalah siasat yang dilakukan olehpelari base.
Keberhasilan siasat ini dipengaruhi oleh kecepatan dan kejelian pelari melihat
pelepasan bola dari pitcher. Dengan segera melompat meninggalkan base,
disamping itu ditunjang kemampuan sliding untuk meraih base yang dituju.
Dipihak lain steal akan berhasil lebih baik dengan bantuan batter mengganggu
catcher, sehingga bola yang dilepas pitcher tidak tertangkap oleh catcher.
Mencuri base dapat dilakukan oleh lebih dari satu pemain antara lain: Single
steal yaitu jika hanya ada satu orang pelari yang melakukan stealing dari
satu base ke base berikutnya waktu pitcher melakukan pitching. Double steal yaitu
jika terdapat dua pelari pada dua base melakukan stealing. Misal seorang pada
base 1, yang lain pada base 3, atau masing-masing stealing pada base 2
dan 3. Stealing tidak bermanfaat jika tim ketinggalan lebih dari satu
angka, telah mati 2. Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat resiko pelari stealing,
kemungkinan dimatikan lebih besar.
4)
Sacrifice fly
Teknik ini sangat tepat
dilakukan pada saat pertandingan berlangsung ketat, dilakukan sebelum terjadi 2
mati atau selisi score yang tidak lebih dari 2 poin, ada pemain pada base 3,
atau base 2 dan 3. Sacrifice fly harus dilakukan oleh seorang batter
yang baik, karena harus memukul bola melambung kearah outfielder. Demikian bola
dipukul jauh dan melambung ke arah outfielder, pelari pada base bersiap
meninggalkan base. Jika kemungkinan bola tidak tertangkap fielder,
pelari dapat langsung menuju base didepannya/home base. Tetapi jika
diperkirakan bola dapat ditangkap oleh outfielder, maka pelari siap
berada di base, bersamaan dengan bola menyentuh glove penjaga, langsung
lari secepatnya menuju base didepannya. Dengan demikian batter out dan
dapat memasukkan pelari.
5. Hakekat Strategi Berpasangan
Teknik latihan dengan
strategi berpasangan adalah suatu model pembelajaran kooperatif Investigasi
Kelompok dengan pendekatan struktural. Pada hakekatnya strategi berpasangan
merujuk pada berbagai macam strategi pengajaran dimana siswa agar bisa
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu dengan bekerja berpasang-pasangan untuk
saling membantu satu sama lain dengan didorong bantuan dari guru berupa
bimbingan dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas siswa diharapkan
saling berdiskusi untuk sharing pengetahuan dan keterampilan yang mereka kuasai
saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
Lie (2005:56) menjelaskan
bahwa metode berpasangan adalah suatu struktur kegiatan pembelajaran bergotong
royong dengan menentukan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan
orang lain. Pada hakekatnya pembelajaran berpasangan bukanlah sebuah metode
seperti metode-metode pembelajaran yang sudah baku dirumuskan oleh para ahli,
namun pembelajaran berpasangan ini merujuk pada sebuah pengelolaan kelas dengan
menggunakan model berpasangan dalam belajar suatu teknik dasar dalam suatu
cabang olahraga.
Proses pembelajaran
memerlukan keterlibatan guru dan siswa untuk saling berinteraksi dengan maksud
agar tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran dapat tercapai. Upaya yang harus di lakukan
dengan melaksanakan apa yang menjadi tugas utama guru dan siswa dalam proses
pembelajaran Strategi berpasangan adalah cara yang melibatkan siswa secara
aktif dalam melaksanakan suatu kegiatan atau pembelajaran sehinggah nantinya
siswa mampu atau dapat bekerja sama., berdiskusi, saling membantu satu sama
lain dalam hal untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik yaitu meningkatkan
keterampilan dan ilmu pengetahuan.
6. Pelaksanaan Lempar Tangkap Dengan
Strategi Berpasangan
Lempar tangkap adalah salah
satu teknik yang digunakan dalam permainan softball. Melempar bola adalah
teknik yang harus di kuasai dalam permainan softball. Terutama bagi regu-regu
penjaga agar bisa melempar kebagian tubuh regu pemukul dengan tepat. Melempar
bola di lakukan dengan cara melempar bola ke bawah, mendatar dan melambung.
Selanjutnya teknik dasar lain yang harus di kuasai ketika bermain softball
adalah cara menangkap bola. Kemampuan ini bermanfaat sekali saat pemain menjadi
regu penjaga agar dapat menangkap bola dengan baik.
Kurniadi (2010:71)
menjelaskan cara melakukan gerakan melempar tangkap :
a.
Melempar bola
melambung
Pegang bola softball dengan
tangan kanan, pandangan diarahkan kesasaran lemparan, condongkan badan sedikit
kebelakang, kemudian lemparkan bola keatas hinggah bola melambung.
b.
Melempar bola mendatar
Peganglah bola dengan tangan
kanan, pandangan diarahkan kesasaran lemparan, posisi badan tegak, kemudian
lemparkan bola kearah mendatar
c.
Melempar bola kebawah
Pegang bola dengan tangan
kanan, pandangan diarahkan kesasaran lemparan, posisi badan tegak, kemudian
lemparkan bola kebawah
d.
Menangkap bola
Yang perlu diperhatikan dalam
menangkap bola adalah arah datangnya bola, cara menangkap bola pun ada tiga
cara yaitu : 1). Menangkap bola melambung, 2). Menangkap bola mendatar, 3).
Menangkap bola kearah bawah.
B.
Kerangka
Berpikir
Pendidikan jasmani merupakan
suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang
dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka
memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan
pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral
dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas
emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas
jasmani dan olahraga.
Berdasarkan observasi awal di
kelas XII-IPA SMAN 1 ........................ Tahun Pelajaran 2014/2015 khususnya kelas
XII-IPA yang berjumlah 22
orang, hasil menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa kurang dalam gerak dasar lempar tangkap bola pada
permainan softball. Dari hasil observasi awal dengan jumlah siswa 22 orang yang
terdiri dari 6 orang
laki-laki dan 16 orang
perempuan, yang baik melakukan
lempar tangkap bola hanya
4 orang siswa sedangkan yang cukup
17 orang siswa dan kurang 1 orang
siswa. Hasil ini lebih membuktikan bahwa kekurangmampuan siswa dalam
melakukan teknik lempar tangkap
bola pada permainan softball ini
disebabkan para guru di sekolah hanya menerapkan metode ceramah
dan bermain tanpa menggunakan metode atau siswa hanya diberikan
bola dan dibiarkan secara individual tanpa bimbingan dan arahan.
Pada pembelajaran permainan
softball salah satu kompetensi yang harus dicapai adalah melakukan teknik dasar
pukulan bola softball serta dapat mengaplikasikan ke dalam permainan yang sebanarnya.
Hasil balajar pada kompetensi tersebut masih rendah, hal itu menuntut guru
pendidikan jasmani untuk dapat memperbaiki pembelajaran. Permasalahan yang
dihadapi adalah guru kurang aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Kreatif dalam
menggunakan alat yang dimodifikasi. Pada dasarnya adalah olahraga permainan
softball yang dimodifikasi dapat memudahkan siswa dalam mendalami materi. Siswa
belajar memukul bola softball dengan alat pemukul yang dimodifikasi memudahkan
dalam perkenaan bola dengan tongkat pemukul.
Penampang dalam tongkat pemukul dapat menghasilkan hasil pukulan yang baik, perkenaan
juga lebuh lebar dari tongkat pemukul yang sebenarnya.
Dengan menggunakan sarana
penunjang dimaksudkan agar para siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dan tidak
merasa frustasi dalam memukul bola yang datang. Pembelajaran ini dengan
memanfaatkan sarana ini akan menarik siswa dalam balajar memukul bola softball,
melalui penerapan alat alat bantu tersebut dapat memperbaiki hasil belajar
siswa sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang ditetapkan.
C.
Hipotesis
Tindakan
Adapun yang menjadi hipotesis
tindakan pada penelitian tindakan kelas ini dapat diformulasikan “jika strategi
berpasangan di terapkan maka keterampilan gerak dasar lempar tangkap bola pada
permainan softball siswa kelas kelas
XII-IPA SMAN 1 ........................
Kabupaten ........................ Tahun Pelajaran 2014/2015 akan meningkat”.
bila berkenan untuk bab selanjutnya secara lengkap sampai dengan lampiran-lampiran (RPP, LKS, Lembar Tes Formatif, Observasi, dan Analisis Data) dan halaman depan dalam format *.doc/*.docx silahkan
klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 terima kasih.