Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Monday, 25 May 2015

PTK BAHASA INGGRIS SMP LENGKAP



LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
                                                                                



UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGUNGKAKAN MAKNA DALAM MONOLOG PENDEK BERBENTUK PROCEDURE MELALUI METODE DEMONSTRASI
DI KELAS IX-1 SMP NEGERI  7 PALANGKA RAYA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012





Diajukan untuk Memenuhi  Persyaratan Kenaikan Pangkat
............................... dst disesuaikan





Oleh :

………………………………………..
NIP. ……………..







.....................
Jl. ………………………………….
2011
LEMBAR PENGESAHAN


1.
Judul Penelitian
Upaya Meningkatkan Keterampilan dan Hasil belajar Siswa Mengungkakan Makna dalam Monolog pendek Berbentuk Procedure Melalui Metode demonstrasi di Kelas IX-1 ..................... Tahun Pelajaran 2011/2012
2.
Identitas Peneliti
a.    Nama Lengkap
b.   NIP
c.    Pangkat. Golongan
d.   Tempat Tugas
e.    Kabupaten/Kota
f.    Provinsi
g.   Alamat Kantor
h.   Telepon

3.
Lama Penelitian

4.
Sumber Dana
Swadaya


                                                                        …………….,…………………….
                Petugas Perpustakaan                                           Peneliti



                ……………………..                               ………………………
            NIP. ……………………..                       NIP. ……………………..           



Mengetahui/Mengesahkan
Kepala Sekolah





………………….
NIP.……………………..
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur senantiasa saya panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa pengayom segenap alam yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dalam penulisan karya ilmiah ini saya tidak mengalami kendala yang berarti hingga terselesaikannya karya ilmiah yang saya beri judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan dan Hasil belajar Siswa Mengungkakan Makna dalam Monolog pendek Berbentuk Procedure Melalui Metode demonstrasi di Kelas IX-1 ..................... Tahun Pelajaran 2011/2012 Penelitian ini diajukan untuk melengkapi syarat-syarat Kenaikan pangkat dari golongan ………. Ke golongan …...
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini khususnya kepada:
1.    ……………….., selaku Kepala Dinas  ………………..
2.    ……………….., selaku Pengawas SMP/MTs Dinas …………..
3.    ……………….., selaku Kepala .....................  ………
4.    Bapak dan Ibu Rekan-rekan Guru .....................  yang telah membantu penyelesaian PTK ini.
5.    Semua pihak yang telah membantu, dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhirnya penulis mohon saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan langkah berikutnya. Harapan peneliti semoga hasil penelitian ini dapat memberikan dampak positip terhadap perkembangan peningkatan sumber daya manusia.

............,     ............
Penulis





UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGUNGKAKAN MAKNA DALAM MONOLOG PENDEK BERBENTUK PROCEDURE MELALUI METODE DEMONSTRASI
DI KELAS IX-1 SMP NEGERI  7 PALANGKA RAYA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

…………………………………………
NIP. ………………..

ABSTRAK

Berdasarkan pengamatan selama ini, banyak kelemahan dalam pembelajaran bahasa Inggris dalam membaca monolog pendek berbentuk Procedure lebih disebabkan karena faktor guru, yaitu para guru kurang mampu mengembangkan keterampilan megajar yang dapat menarik peserta didik untuk belajar. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan metode demonstrasi untuk pembelajaran bahasa Inggris tentang membaca monolog pendek berbentuk Procedure pada peserta didik kelas IX-1 ..................... Tahun Pelajaran 2011/2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar fiqih tentang tata cara berwudhu serta untuk mengetahui seberapa besar peningkatan keterampilan dan hasil belajar siswa yang telah diajar dengan metode demonstrasi Penelitian ini mengambil setting di kelas IX-1 ..................... yang melibatkan 23 siswa. Peneliti menggunakan 3 langkah pada penelitian ini : Pre Siklus, Siklus 1, dan siklus 2. Selain itu peneliti mengumpulkan data dengan observasi, dan dokumentasi. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan perhitungan kualitatif dan kuantitatif untuk menemukan hasilnya. Analisis data menunjukan penerapan metode demonstrasi mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca monolog pendek berbentuk Procedure pada peserta didik IX-1 ..................... dari perolehan pada studi awal  hanya 11 siswa atau 47,83% menjadi 22 siswa atau 95,65% pada siklus II, serta peningkatan  hasil belajar pada studi awal rata-rata hasil belajar 57,39 menjadi 62,61 pada siklus I dan 73,91 pada siklus II, dengan tingkat ketuntasan belajar sebanyak 4 siswa (17,39%) pada studi awal, 43,48% atau 10 siswa pada siklus pertama,  22 siswa atau 95,65% pada siklus terakhir. Berdasarkan data tersebut, peneliti menyimpulkan penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran bahasa Inggris pada  membaca monolog pendek berbentuk Procedure sangat berguna unuk meningkatkan keterampilan dan prestasi belajar siswa.

Kata Kunci: demonstrasi, keterampilan, hasil belajar

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL..........................................................................................      
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................      
KATA PENGANTAR........................................................................................      
ABSTRAK..........................................................................................................      
DAFTAR ISI.......................................................................................................      
DAFTAR TABEL...............................................................................................      
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................      
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................      

BAB    I     PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah............................................................      
B.       Rumusan Masalah......................................................................      
C.       Tujuan Penelitian.......................................................................      
D.      Manfaat Penelitian.....................................................................      
BAB    II   KAJIAN PUSTAKA
A.  Kajian Teori.................................................................................      
B.  Kerangka Pikir.............................................................................      
C.  Hipotesis Tindakan......................................................................      
BAB    III METODE PENELITIAN           
A.  Rancangan Penelitian...................................................................      
B.  Tindakan Tiap Siklus....................................................................      
C.  Subjek Penelitian..........................................................................      
D.  Teknik Pengumpulan Data ..........................................................      
E.   Teknik Analisis Data ...................................................................      
F.   Indikator Keberhasilan ................................................................      
BAB    IV  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Penelitian............................................................................      
B.  Pembahasan Hasil Penelitian.......................................................      
BAB    V   PENUTUP          
A.  Kesimpulan .................................................................................      
B.  Saran ...........................................................................................      

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN







DAFTAR TABEL

Tabel                                                                                                           Halaman
Tabel      3.1    Kriteria Ketuntasan Belajar....................................................            
Tabel      3.2    Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal......................................            
Tabel      4.1    Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure  pada Kondisi Awal.............................            
Tabel      4.2    Rekapitulasi Keterampilan Siswa Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure pada Kondisi Awal .............................            
Tabel      4.3    Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure  pada Siklus I.......................................            
Tabel      4.4    Rekapitulasi Keterampilan siswa Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure pada Siklus I........................................            
Tabel      4.5    Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure pada Siklus II.......................................            
Tabel      4.6    Rekapitulasi Keterampilan siswa Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure pada Siklus II.......................................            
Tabel      4.7    Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure pada Sebelum Perbaikan, Siklus I dan Siklus II            
Tabel      4.8    Rekapitulasi Peningkatan Keterampilan Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure pada Sebelum Perbaikan, Siklus I dan Siklus II..................................................................................            









DAFTAR GAMBAR

Gambar                                                                                                      Halaman
Gambar 3.1    Model Penelitian Tindakan Kelas..........................................            
Gambar 4.1    Diagram Batang Peningkatan Keterampilan Siswa pada Studi Awal dan Siklus I               
Gambar 4.2    Diagram Batang Peningkatan Prestasi Belajar  Siswa pada Studi Awal dan Siklus I            ...............................................................................................
Gambar 4.3    Diagram Batang Peningkatan Keterampilan Siswa pada Siklus I dan Siklus II                   
Gambar 4.4    Diagram Batang Peningkatan Prestasi Belajar  Siswa pada Siklus I dan Siklus II               
Gambar 4.5    Diagram Batang Peningkatan Angka Nilai Rerata Hasil Belajar dan Ketuntasan Siswa pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran ..................................            
Gambar 4.6    Diagram Batang Peningkatan Keterampilan Belajar pada Sebelum Perbaikan, Siklus I dan Siklus II.................................................................................            















DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN                                                                                                             

Lampiran    1     Surat Ijin Penelitian
Lampiran    2     Surat Kesediaan Menjadi Observer
Lampiran    3     Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran    4     Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Lampiran    5     Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Lampiran    6     Daftar Hadir Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Lampiran    7     Daftar Hadir Peneliti dan Observer
Lampiran    8     Daftar Nilai Tes Formatif Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Lampiran    9     Lembar Observasi Minat Kelompok Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Lampiran    10   Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran    11   Dokumentasi  Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II






BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.  Kajian Pustaka
1.    Hakikat Mata Pelajaran Bahasa Inggris
a.    Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Bahasa merupakan alat berkomunikasi secara lisan dan tulis, untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami atau menghasilkan kalimat lisan dan tulis. Keterampilan berbahasa meliputi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis yang dapat digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran adaptif, yang bertujuan membekali peserta didik kemampuan berkomunikasi bahasa Inggris dalam konteks material komunikasi yang diperlukan bagi program keahliannya, baik yang bersifat lisan maupun tulis.
 Di samping itu mata pelajaran Bahasa Inggris membekali peserta didik kemampuan berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tuntutan global, serta membekali peserta didik untuk mengembangkan komunikasi ke taraf yang lebih tinggi. Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan atau menghasilkan teks lisan dan atau tulisan yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam Bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.
b.    Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Mempelajari Bahasa Inggris sangatlah penting bahkan bisa dikatakan wajib terutama pada anak usia dini. Ini dikarenakan Bahasa Inggris adalah bahasa internasionl. Alasan kedua adalah dengan menguasai Bahasa Inggris maka orang dengan mudah masuk dan dapat mengakses dunia informasi dan teknologi. Dengan pengenalan Bahasa Inggris di Sekolah Dasar maka mereka mempunyai pengetahuan dasar yang lebih baik sebelum melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1)   Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah
2)   Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya Bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
2.    Teks Procedure
Teks procedure bertujuan untuk memberikan petunjuk tentang langkah langkah/metoda/cara-cara melakukan sesuatu (Otong Setiawan Djuharie, 2006 :38). Teks procedure umumnya berisi tips atau serangkaian tindakan atau langkah dalam membuat suatu barang atau melakukan suatu aktifitas. Teks procedur dikenal pula dengan istilah directory. Teks procedure umumnya memiliki struktur : 1) goal, tujuan kegiatan, 2) materials, bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat suatu barang/melakukan suatu aktifitas yang sifatnya opsional, 3) steps, serangkaian langkah.

3.    Contextual Teaching Learning (CTL)
Setiap siswa mempunyai kemampuan berpikir yang berbeda-beda. Ketika siswa melihat sesuatu persoalan , maka cara dan intensitas dan berpikir setiap siswa pun berbeda pula. Perbedaan-perbedaan tersebut akibat dari perbedaan minat, kemampuan, kesenjangan, pengalaman, cara belajar dan sebagainya (Depdiknas, 2002:24).
Perbedaan-perbedaan tersebut akan berdampak pada proses dan hasil sebuah pembelajaran. Berbagai pendekatan, strategi maupun model pembelajaran telah dikembangkan oleh para ahli untuk mengcover kemampuan berpikir siswa yang berbeda-beda tersebut. Pendekatan yang paling sering digunakan di era Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dikembangkan dalam model Cooperative Learning. Pendekatan CTL itu sendiri memiliki 7 elemen penting, yaitu: inkuiri (inquiry), pertanyaan (questioning), kontruktivistik (contruktivism), pemodelan (modeling), masyarakat belajar (learning community), penilaian otentik ( authentic assessment) dan refleksi (reflection). Para ahli berpendapat bahwa model pembelajaran ini sangat cocok untuk diterapkan di era pendidikan sekarang yang lebih mengarah pada kontekstual, bermakna dan
menyenangkan.
Blancard (2001) mengembangkan strategi pembelajaran kontekstual dengan:
a.    Menekankan pemecahan masalah;
b.    Menyadari kebutuhan pengajaran dan pembelajaran yang terjadi dalam berbagai konteks seperti rumah, masyarakat dan pekerjaan;
c.    Mengajari siswa memonitor dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri sehingga menjadi siswa mandiri;
d.   Mengaitkan pengajaran pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda;
e.    Mendorong siswa untuk belajar dari sesama teman dan belajar bersama, dan menerapkan penilaian autentik
Penulis menyetujui bahwa pendekatan CTL sangat cocok untuk digunakan dalam pembelajaran di era KTSP ini, hanya saja tujuh pilar CTL ini dianggap terlalu berat jika akan dilaksanakan semua dalam pembelajaran di ..................... di kelas IX-1. Maka dari itu, penulis mendesain satu teknik pembelajaran yang lebih sederhana tanpa mengurangi esensi dari CTL itu sendiri. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi.
4.    Metode Demonstrasi
a.    Pengertian Metode Demonstrasi.
Metode demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan dan mempertunjukkan yaitu sebuah tindakan atau posedur yang digunakan. Metode ini disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan pernyataan lisan (oral) atau peragaan (visual) secara tepat dalam Canei, 1986:38).Dari batasan ini, Nampak bahwa metode ini ditandai adanya kesengajaan untuk mempertunjukkan tindakan atau penggunaan prosesur yang disertai penjelasan, ilustrasi, atau pernyataan secara lisan Winarno mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta, atau siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas (Winarno, 1980:87). Batasan yang dikemukakan Winarno memberikan kepada kita,bahwa untuk mendemonstrasikan atau memperagakan tidak harus dilakukan oleh guru sendiri dan yang didemonstrasikan adalah suatu proses.
Dengan memperdulikan batasan metode demonstrais seperti dikemukakan oleh Cardille dan Winarno, maka dapat dikemukakan bahwa metode demonstrasi merupakan format interaksi belajar-mengajar yang sengajar mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses, atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa. Dengan batasan metode demonstrasi ini, menunjukkan adanya tuntutan kepada guru untuk merencanakan penerapannya, memperjelas demonstrasi oral maupun visual, dan menyediakan peralatan yang diperlukan.
b.    Tujuan Penerapan Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi barangkali lebih sesuai untuk mengajarkaan keterampilan tangan ini dimana gerakan-gerakan jasmani dan gerakan-gerakan dalam memegang sesuatu benda akan dipelajari, ataupun untuk mengajar hal-hal yang bersifat rutin (Staton,1978:91). Dengan kata lain, metode demonstrasi bertujuan untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan fisik daripada keterampilan-keterampilan intelektual. Cardille mengemukakan bahwa metode demonstrasi dapat dipergunakan untuk:
1)   Mengajar siswa tentang bagaimana melakukan sebuah tindakan atau menggunakan suatu prosedur atau produk baru.
2)   Meningkatkan kepercayaan bahwa suatu prosedur memungkinkan bagi siswa.
3)   Meningkatkan perhatian dalam belajar dan penggunaan prosedur. (Canei, 1986:38)
Sedangkan Winarno mengemukakan bahwa tujuan penerapan metode demonstrasi Mengajarkan suatu proses, misalnya proses pengaturan, proses pembuatan, proses kerja.Proses mengerjakan dan menggunakan, dan menginformasikan tentang bahan yang diperlukan untuk membuat produk tertentu.Mengetengahkan cara kerja. (Winarno, 1980:87-88).
Berdasarkan pendapat di atas, maka tujuan penerapan metode demonstrasi yang dikemukakan oleh Staton, Cardille, dan Winarno, dapat diidentifikasi tujuan penerapan metode demonstrasi yang mencakup:
1)   Mengajar siswa tentang suatu tindakan, proses atau prosedur keterampilan-keterampilan.
2)   Mengembangkan kemampuan pengamatan pendengaran dan penglihatan para siswa secara bersama-sama.
3)   Mengkonkretkan infomasi yang disajikan kepada para siswa.
c.    Keunggulan Metode Demonstrasi.
Dengan mempertunjukkan atau memperagakan suatu tindakan, proses, atau prosedur, maka metode demonstrasi memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut:
1)   Memperkecil kemungkinan salah bila dibandingkan kalau siswa hanya membaca atau mendengar penjelasan saja, karena demonstrasi memberikan gambaran konkret yang memperjelas perolehan belajar siswa dari hasil pengamatannya.
2)   Memungkinkan para siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan demonstrasi,sehingga memberi kemungkinan yang besar bagi para siswa memperoleh pengalaman-pengalaman langsung. Peluang keterlibatan siswa memberikan kesempatan siswa mengembangkan kecakapannya dan memperoleh pengakuan dan penghargaan.
3)   Memudahkan pemusatan perhatian siswa kepada hal-hal yang dianggap penting,sehingga para siswa akan benar-benar memberikan perhatian khusus kepda hal tersebut.
Dengan kata lain, perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar dan tidak tertuju kepada yang lain.Memungkinkan para siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum mereka ketahui selama demonstrasi berjalan, jawaban dari pertanyaan dapat disampaikan oleh guru ada saat itu pula.


d.   Kelemahan Metode Demonstrasi
Walaupun memiliki beberapa kelebihan, namun metode demonstrasi ini juga memiliki beberapa kelemahan-kelemahan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 57 ), ada beberapa kelemahan metode demonstrasi yaitu anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan, sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa kelemahan metode demonstrasi adalah tidak semua benda dan materi pembelajaran yang bisa didemonstrasikan dan metode ini tidak efektif bila tidak ditunjang oleh keterampilan guru secara khusus. Meskipun metode ini memiliki banyak kelemahan-kelemahan, penulis melihat metode ini sangat bagus sekali apabila diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris, karena siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru mengenai pembelajaran bahasa Inggris, tetapi siswa juga dapat langsung mempraktekkan kegiatan  bahasa Inggris  yang dipelajari. Hal ini akan menghilangkan kejenuhan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Agar pelaksanaan metode demonstrasi berjalan baik, alangkah baiknya guru memperhatikan hal-hal berikut : rumuskan tujuan instruksional yang dapat dicapai oleh siswa, susun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang direncanakan, persiapkan peralatan atau bahan yang dibutuhkan sebelum demonstrasi dimulai dan atur sesuai skenario yang direncanakan, teliti terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan agar demonstrasi berhasil dilakukan, perhitungkan waktu yang dibutuhkan sehingga kita dapat memberikan keterangan dari siswa bisa mengajukan pertanyaan apabila ada keraguan.
Selama demonstrasi berlangsung hendaknya guru memperhatikan hal-hal sebagai berikut : apakah demonstrasi dapat diikuti oleh setiap siswa, apakah demonstrasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dilakukan, apakah keterangan yang diberikan dapat didengarkan dan dipahami oleh siswa, apakah siswa telah diberikan petunjuk mengenai hal hal yang perlu dicatat, apakah waktu yang tersedia dapat digunakan secara efektif dan efisien. Seperti yang dikemukakan Winarno metode demonstrasi adalah dimana seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta ataupun siswa itu sendiri memperlihatkan suatu proses kepada seluruh siswa di kelas. Berdasarkan uraian di atas metode demonstrasi lebih menitik beratkan pada bagaimana proses, tindakan dan langkah-langkah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang guru kepada seluruh siswanya.
5.    Penerapan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Keterampilan dan Hasil Belajar Siswa
Sebelum mengajar atau pembelajaran dilaksanakan, seorang guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menentukan konsep materi yang akan dipelajari siswa, mencari dan merumuskan masalah yang sesuai dengan konsep tersebut, serta merencanakan strategi pembelajaran yang cocok. Mengacu dari metode yang dipergunakan, maka selama proses kegiatan belajar mengajar siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman yang dapat membentuk ingatan yang kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam mengambil suatu kesimpulan, pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat dijawab sendiri oleh siswa pada saat dilaksanakannya demonstrasi, apabila terjadi keraguan siswa dapat menanyakan secara langsung kepada guru, kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki karena langsung diberikan contoh konkretnya.
Menurut Basyirudin Usman (2002:46) menyatakan bahwa keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan.
 Adapun menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:56) menyatakan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan berbagai jenis penjelasan, kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya.
Berdasarkan uraian di atas maka penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan hasil belajar siswa. Adapun prosedur demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran, dalam hal ini untuk meningkatkan kemampuan pada pelajaran bahasa Inggris pada membaca monolog pendek berbentuk Procedure adalah:
a.    Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
b.    Memberikan penjelasan tentang topic yang akan didemonstrasikan.
c.    Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan perniruan dari siswa.
d.   Penguatan (diskusi, Tanya jawab, dan latihan) terhadap demonstrasi.
B.  Kerangka Pikir
Penerapan metode konvensional dalam pembelajaran bahasa Inggris membuat siswa merasa bosan dan enggan belajar, sehingga aktivitas pembelajaran cenderung rendah. Pengguna metode demonstrasi dapat menjadi alternatif dalam peningkatan aktivitas pembelajaran bahasa Inggris. Tahap perkembangan anak yang masih dalam tahap oprasional konkret, menuntut guru untuk aktif dalam mengkombinasikan metode pembelajaran dikelas. Metode demonstrasi dapat menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Tinggi rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris
mencerminkan tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus dapat memilih metode pembelajaran dan alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan diberikan kepada siswa.
Pada kondisi awal, diketahui bahwa guru belum menggunakan metode
demonstrasi. Maka hasil belajar bahasa Inggris siswa masih rendah. Kemudian guru menggunakan metode demonstrasi dan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Sehingga pada kondisi akhir diduga melalui metode demonstrasi hasil belajar siswa meningkat.
Hal ini karena metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan
menggunakan peraga untuk memperjelas suatu pengertian. dengan
memanfaatkan alat peraga, siswa akan lebih tertarik untuk mendengarkan materi yang akan diajarkan, dan menjadi lebih paham dengan apa yang diajarkan. Pemahaman pada materi pembelajaran akan lebih meningkat sehingga menyebabkan hasil belajar siswa meningkat. Metode demonstrasi lebih menekankan pada partisipasi aktif antara guru dan siswa sebab metode ini dilaksanakan secara langsung oleh siswa. Dalam pelaksanaan langkah kelima yaitu memberikan kesempatan aktif pada siswa. Dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga  keterampilan dan kemampuan siswa akan meningkat.
C.  Hipotesis Tindakan
Sebagaimana dijelaskan pada kajian teori dan kerangka pikir di atas maka hipotesis tindakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah upaya meningkatkan keterampilan dan hasil belajar membaca monolog pendek merbentuk Procedure kelas IX-1 ..................... dapat dicapai dengan menggunakan metode demonstrasi.

bila berkenan untuk bab selanjutnya secara lengkap sampai dengan lampiran dan halaman depan dalam format *.doc/*.docx silahkan
klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 terima kasih.