LAPORAN
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN HASIL
BELAJAR SISWA MENGUNGKAKAN MAKNA DALAM MONOLOG PENDEK BERBENTUK PROCEDURE
MELALUI METODE DEMONSTRASI
DI KELAS IX-1 SMP NEGERI 7 PALANGKA RAYA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Diajukan
untuk Memenuhi Persyaratan Kenaikan
Pangkat
............................... dst disesuaikan
Oleh :
………………………………………..
NIP.
……………..
.....................
Jl.
………………………………….
2011
LEMBAR PENGESAHAN
1.
|
Judul Penelitian
|
Upaya
Meningkatkan Keterampilan dan Hasil belajar Siswa Mengungkakan Makna dalam
Monolog pendek Berbentuk Procedure Melalui Metode demonstrasi di Kelas IX-1 .....................
Tahun Pelajaran 2011/2012
|
2.
|
Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap
b. NIP
c. Pangkat. Golongan
d. Tempat Tugas
e. Kabupaten/Kota
f. Provinsi
g. Alamat Kantor
h. Telepon
|
|
3.
|
Lama Penelitian
|
|
4.
|
Sumber Dana
|
Swadaya
|
…………….,…………………….
Petugas Perpustakaan Peneliti
…………………….. ………………………
NIP. …………………….. NIP. ……………………..
Mengetahui/Mengesahkan
Kepala Sekolah
………………….
NIP.……………………..
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur senantiasa saya panjatkan
kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa pengayom segenap alam yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dalam penulisan karya ilmiah ini
saya tidak mengalami kendala yang berarti hingga terselesaikannya karya ilmiah
yang saya beri judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan
dan Hasil belajar Siswa Mengungkakan Makna dalam Monolog pendek Berbentuk
Procedure Melalui Metode demonstrasi di Kelas IX-1 ..................... Tahun
Pelajaran 2011/2012” Penelitian ini diajukan untuk melengkapi
syarat-syarat Kenaikan pangkat dari golongan ………. Ke golongan …...
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyusunan penelitian ini khususnya kepada:
1.
……………….., selaku Kepala Dinas ………………..
2.
……………….., selaku Pengawas SMP/MTs Dinas …………..
3.
……………….., selaku Kepala ..................... ………
4.
Bapak dan Ibu Rekan-rekan Guru ..................... yang telah membantu penyelesaian PTK ini.
5.
Semua pihak yang telah membantu, dan tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Akhirnya penulis mohon saran dan kritik dari pembaca
demi perbaikan langkah berikutnya. Harapan peneliti semoga hasil penelitian ini
dapat memberikan dampak positip terhadap perkembangan peningkatan sumber daya
manusia.
............, ............
Penulis
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN DAN HASIL
BELAJAR SISWA MENGUNGKAKAN MAKNA DALAM MONOLOG PENDEK BERBENTUK PROCEDURE
MELALUI METODE DEMONSTRASI
DI KELAS IX-1 SMP NEGERI 7 PALANGKA RAYA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
…………………………………………
NIP. ………………..
ABSTRAK
Berdasarkan
pengamatan selama ini, banyak kelemahan dalam pembelajaran bahasa Inggris dalam
membaca monolog pendek berbentuk Procedure lebih disebabkan karena faktor guru, yaitu para guru
kurang mampu mengembangkan keterampilan megajar yang dapat menarik peserta
didik untuk belajar. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan metode demonstrasi untuk pembelajaran
bahasa Inggris tentang membaca monolog pendek berbentuk Procedure pada
peserta didik kelas IX-1 .....................
Tahun Pelajaran 2011/2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar fiqih tentang tata cara berwudhu serta untuk
mengetahui seberapa besar peningkatan keterampilan dan hasil belajar siswa yang
telah diajar dengan metode demonstrasi Penelitian ini mengambil setting di kelas
IX-1 ..................... yang melibatkan 23 siswa. Peneliti
menggunakan 3 langkah pada penelitian ini : Pre Siklus, Siklus 1, dan siklus 2.
Selain itu peneliti mengumpulkan data dengan observasi, dan dokumentasi. Dalam
menganalisis data, peneliti menggunakan perhitungan kualitatif dan kuantitatif
untuk menemukan hasilnya. Analisis data menunjukan penerapan metode demonstrasi
mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca monolog pendek berbentuk
Procedure
pada peserta didik IX-1 ..................... dari perolehan pada studi awal hanya 11 siswa atau 47,83% menjadi 22 siswa atau
95,65% pada siklus II, serta peningkatan
hasil belajar pada studi awal rata-rata hasil belajar 57,39 menjadi
62,61 pada siklus I dan 73,91 pada siklus II, dengan tingkat ketuntasan belajar sebanyak 4 siswa (17,39%) pada studi awal, 43,48% atau 10 siswa pada siklus pertama, 22 siswa atau 95,65% pada siklus terakhir. Berdasarkan data tersebut, peneliti menyimpulkan penerapan
metode demonstrasi pada pembelajaran bahasa Inggris pada membaca monolog pendek berbentuk Procedure sangat
berguna unuk meningkatkan keterampilan dan prestasi belajar siswa.
Kata
Kunci: demonstrasi, keterampilan, hasil
belajar
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
ABSTRAK..........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
DAFTAR TABEL...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................
C. Tujuan Penelitian.......................................................................
D. Manfaat Penelitian.....................................................................
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
A. Kajian
Teori.................................................................................
B. Kerangka
Pikir.............................................................................
C. Hipotesis
Tindakan......................................................................
BAB III METODE
PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian...................................................................
B. Tindakan Tiap Siklus....................................................................
C. Subjek Penelitian..........................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................
E. Teknik Analisis Data ...................................................................
F. Indikator Keberhasilan ................................................................
BAB IV HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian............................................................................
B. Pembahasan
Hasil Penelitian.......................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
.................................................................................
B. Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1
Kriteria Ketuntasan Belajar....................................................
Tabel 3.2
Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal......................................
Tabel 4.1
Rekapitulasi Nilai Tes Formatif
Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure pada Kondisi Awal.............................
Tabel 4.2 Rekapitulasi Keterampilan Siswa Pembelajaran
Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure pada Kondisi
Awal .............................
Tabel 4.3
Rekapitulasi Nilai Tes Formatif
Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk
procedure pada Siklus I.......................................
Tabel 4.4 Rekapitulasi Keterampilan siswa Pembelajaran
Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure pada Siklus I........................................
Tabel 4.5
Rekapitulasi Nilai Tes Formatif
Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure
pada Siklus II.......................................
Tabel 4.6 Rekapitulasi Keterampilan siswa Pembelajaran
Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk procedure pada Siklus II.......................................
Tabel 4.7
Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa
pada Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog berbentuk
procedure pada Sebelum Perbaikan, Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.8
Rekapitulasi Peningkatan Keterampilan
Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Inggris materi membaca teks monolog
berbentuk procedure pada Sebelum Perbaikan, Siklus I dan Siklus II..................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas..........................................
Gambar 4.1 Diagram Batang Peningkatan Keterampilan Siswa
pada Studi Awal dan Siklus I
Gambar 4.2 Diagram Batang Peningkatan Prestasi
Belajar Siswa pada Studi Awal dan Siklus
I ...............................................................................................
Gambar 4.3 Diagram Batang Peningkatan Keterampilan Siswa
pada Siklus I dan Siklus II
Gambar 4.4 Diagram Batang Peningkatan Prestasi
Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus
II
Gambar 4.5 Diagram Batang Peningkatan Angka Nilai Rerata
Hasil Belajar dan Ketuntasan Siswa pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran ..................................
Gambar 4.6 Diagram Batang Peningkatan Keterampilan
Belajar pada Sebelum Perbaikan, Siklus I dan Siklus II.................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 Surat Kesediaan Menjadi Observer
Lampiran 3 Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran 4 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 5 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 6 Daftar
Hadir Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Lampiran 7 Daftar
Hadir Peneliti dan Observer
Lampiran 8 Daftar
Nilai Tes Formatif Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II
Lampiran 9 Lembar
Observasi Minat Kelompok Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II
Lampiran 10 Contoh
Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 11 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1.
Hakikat Mata Pelajaran Bahasa Inggris
a. Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Bahasa memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan
penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran
bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan
budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik
mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan
bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada
dalam dirinya. Bahasa merupakan alat berkomunikasi secara lisan dan tulis,
untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta sebagai
sarana pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Kemampuan
berkomunikasi adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami atau
menghasilkan kalimat lisan dan tulis. Keterampilan berbahasa meliputi
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis yang dapat digunakan untuk
menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Mata
pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran adaptif, yang bertujuan
membekali peserta didik kemampuan berkomunikasi bahasa Inggris dalam konteks
material komunikasi yang diperlukan bagi program keahliannya, baik yang
bersifat lisan maupun tulis.
Di
samping itu mata pelajaran Bahasa Inggris membekali peserta didik kemampuan
berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tuntutan global, serta
membekali peserta didik untuk mengembangkan komunikasi ke taraf yang lebih
tinggi. Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan
tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran,
perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Kemampuan
berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni
kemampuan memahami dan atau menghasilkan teks lisan dan atau tulisan yang
direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara,
membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk
menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu
mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan
berwacana dalam Bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.
b.
Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Mempelajari Bahasa Inggris sangatlah penting
bahkan bisa dikatakan wajib terutama pada anak usia dini. Ini dikarenakan
Bahasa Inggris adalah bahasa internasionl. Alasan kedua adalah dengan menguasai
Bahasa Inggris maka orang dengan mudah masuk dan dapat mengakses dunia
informasi dan teknologi. Dengan pengenalan Bahasa Inggris di Sekolah Dasar maka
mereka mempunyai pengetahuan dasar yang lebih baik sebelum melanjutkan ke
tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1)
Mengembangkan
kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi
tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah
2)
Memiliki kesadaran
tentang hakikat dan pentingnya Bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing
bangsa dalam masyarakat global.
2.
Teks Procedure
Teks procedure bertujuan untuk memberikan
petunjuk tentang langkah langkah/metoda/cara-cara melakukan sesuatu (Otong
Setiawan Djuharie, 2006 :38). Teks procedure umumnya berisi tips atau
serangkaian tindakan atau langkah dalam membuat suatu barang atau melakukan
suatu aktifitas. Teks procedur dikenal pula dengan istilah directory. Teks
procedure umumnya memiliki struktur : 1) goal, tujuan kegiatan, 2) materials,
bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat suatu barang/melakukan suatu
aktifitas yang sifatnya opsional, 3) steps, serangkaian langkah.
3.
Contextual Teaching
Learning (CTL)
Setiap siswa mempunyai kemampuan berpikir yang
berbeda-beda. Ketika siswa melihat sesuatu persoalan , maka cara dan intensitas
dan berpikir setiap siswa pun berbeda pula. Perbedaan-perbedaan tersebut akibat
dari perbedaan minat, kemampuan, kesenjangan, pengalaman, cara belajar dan
sebagainya (Depdiknas, 2002:24).
Perbedaan-perbedaan tersebut akan berdampak
pada proses dan hasil sebuah pembelajaran. Berbagai pendekatan, strategi maupun
model pembelajaran telah dikembangkan oleh para ahli untuk mengcover kemampuan
berpikir siswa yang berbeda-beda tersebut. Pendekatan yang paling sering
digunakan di era Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah Contextual
Teaching and Learning (CTL) yang dikembangkan dalam model Cooperative Learning.
Pendekatan CTL itu sendiri memiliki 7 elemen penting, yaitu: inkuiri (inquiry),
pertanyaan (questioning), kontruktivistik (contruktivism), pemodelan
(modeling), masyarakat belajar (learning community), penilaian otentik (
authentic assessment) dan refleksi (reflection). Para ahli berpendapat bahwa
model pembelajaran ini sangat cocok untuk diterapkan di era pendidikan sekarang
yang lebih mengarah pada kontekstual, bermakna dan
menyenangkan.
menyenangkan.
Blancard (2001) mengembangkan strategi
pembelajaran kontekstual dengan:
a.
Menekankan pemecahan
masalah;
b.
Menyadari kebutuhan
pengajaran dan pembelajaran yang terjadi dalam berbagai konteks seperti rumah,
masyarakat dan pekerjaan;
c.
Mengajari siswa
memonitor dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri sehingga menjadi siswa
mandiri;
d.
Mengaitkan pengajaran
pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda;
e.
Mendorong siswa untuk
belajar dari sesama teman dan belajar bersama, dan menerapkan penilaian
autentik
Penulis menyetujui bahwa pendekatan CTL
sangat cocok untuk digunakan dalam pembelajaran di era KTSP ini, hanya saja
tujuh pilar CTL ini dianggap terlalu berat jika akan dilaksanakan semua dalam
pembelajaran di ..................... di kelas IX-1. Maka dari itu, penulis
mendesain satu teknik pembelajaran yang lebih sederhana tanpa mengurangi esensi
dari CTL itu sendiri. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
pembelajaran Demonstrasi.
4.
Metode Demonstrasi
a. Pengertian
Metode Demonstrasi.
Metode demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara
teliti untuk mempertontonkan dan mempertunjukkan yaitu sebuah tindakan atau
posedur yang digunakan. Metode ini disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan
pernyataan lisan (oral) atau peragaan (visual) secara tepat dalam Canei,
1986:38).Dari batasan ini, Nampak bahwa metode ini ditandai adanya kesengajaan
untuk mempertunjukkan tindakan atau penggunaan prosesur yang disertai
penjelasan, ilustrasi, atau pernyataan secara lisan Winarno mengemukakan bahwa
metode demonstrasi adalah adanya seorang guru, orang luar yang diminta, atau
siswa memperlihatkan suatu proses kepada seluruh kelas (Winarno, 1980:87).
Batasan yang dikemukakan Winarno memberikan kepada kita,bahwa untuk
mendemonstrasikan atau memperagakan tidak harus dilakukan oleh guru sendiri dan
yang didemonstrasikan adalah suatu proses.
Dengan memperdulikan batasan metode demonstrais seperti dikemukakan
oleh Cardille dan Winarno, maka dapat dikemukakan bahwa metode demonstrasi
merupakan format interaksi belajar-mengajar yang sengajar mempertunjukkan atau
memperagakan tindakan, proses, atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau
orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa. Dengan batasan metode
demonstrasi ini, menunjukkan adanya tuntutan kepada guru untuk merencanakan
penerapannya, memperjelas demonstrasi oral maupun visual, dan menyediakan
peralatan yang diperlukan.
b. Tujuan
Penerapan Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi barangkali lebih sesuai untuk mengajarkaan
keterampilan tangan ini dimana gerakan-gerakan jasmani dan gerakan-gerakan
dalam memegang sesuatu benda akan dipelajari, ataupun untuk mengajar hal-hal
yang bersifat rutin (Staton,1978:91). Dengan kata lain, metode demonstrasi
bertujuan untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan fisik daripada
keterampilan-keterampilan intelektual. Cardille mengemukakan bahwa metode
demonstrasi dapat dipergunakan untuk:
1) Mengajar
siswa tentang bagaimana melakukan sebuah tindakan atau menggunakan suatu
prosedur atau produk baru.
2) Meningkatkan
kepercayaan bahwa suatu prosedur memungkinkan bagi siswa.
3) Meningkatkan
perhatian dalam belajar dan penggunaan prosedur. (Canei, 1986:38)
Sedangkan Winarno mengemukakan bahwa tujuan penerapan metode
demonstrasi Mengajarkan suatu proses, misalnya proses pengaturan, proses
pembuatan, proses kerja.Proses mengerjakan dan menggunakan, dan
menginformasikan tentang bahan yang diperlukan untuk membuat produk
tertentu.Mengetengahkan cara kerja. (Winarno, 1980:87-88).
Berdasarkan pendapat di atas, maka tujuan penerapan metode demonstrasi
yang dikemukakan oleh Staton, Cardille, dan Winarno, dapat diidentifikasi
tujuan penerapan metode demonstrasi yang mencakup:
1) Mengajar
siswa tentang suatu tindakan, proses atau prosedur keterampilan-keterampilan.
2) Mengembangkan
kemampuan pengamatan pendengaran dan penglihatan para siswa secara
bersama-sama.
3) Mengkonkretkan
infomasi yang disajikan kepada para siswa.
c. Keunggulan
Metode Demonstrasi.
Dengan mempertunjukkan atau memperagakan suatu tindakan, proses, atau
prosedur, maka metode demonstrasi memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut:
1) Memperkecil
kemungkinan salah bila dibandingkan kalau siswa hanya membaca atau mendengar
penjelasan saja, karena demonstrasi memberikan gambaran konkret yang
memperjelas perolehan belajar siswa dari hasil pengamatannya.
2) Memungkinkan
para siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan demonstrasi,sehingga memberi
kemungkinan yang besar bagi para siswa memperoleh pengalaman-pengalaman
langsung. Peluang keterlibatan siswa memberikan kesempatan siswa mengembangkan
kecakapannya dan memperoleh pengakuan dan penghargaan.
3) Memudahkan
pemusatan perhatian siswa kepada hal-hal yang dianggap penting,sehingga para
siswa akan benar-benar memberikan perhatian khusus kepda hal tersebut.
Dengan kata lain, perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses
belajar dan tidak tertuju kepada yang lain.Memungkinkan para siswa mengajukan
pertanyaan tentang hal-hal yang belum mereka ketahui selama demonstrasi
berjalan, jawaban dari pertanyaan dapat disampaikan oleh guru ada saat itu
pula.
d. Kelemahan
Metode Demonstrasi
Walaupun memiliki beberapa kelebihan, namun
metode demonstrasi ini juga memiliki beberapa kelemahan-kelemahan. Menurut
Syaiful Bahri Djamarah ( 2000 : 57 ), ada beberapa kelemahan metode demonstrasi
yaitu anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan, sukar dimengerti bila
didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
Dari pendapat di atas dapat penulis
simpulkan bahwa kelemahan metode demonstrasi adalah tidak semua benda dan
materi pembelajaran yang bisa didemonstrasikan dan metode ini tidak efektif
bila tidak ditunjang oleh keterampilan guru secara khusus. Meskipun metode ini
memiliki banyak kelemahan-kelemahan, penulis melihat metode ini sangat bagus
sekali apabila diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris, karena siswa tidak
hanya mendengarkan penjelasan guru mengenai pembelajaran bahasa Inggris, tetapi
siswa juga dapat langsung mempraktekkan kegiatan bahasa Inggris yang dipelajari. Hal ini akan menghilangkan
kejenuhan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Agar pelaksanaan metode demonstrasi berjalan
baik, alangkah baiknya guru memperhatikan hal-hal berikut : rumuskan tujuan
instruksional yang dapat dicapai oleh siswa, susun langkah-langkah yang akan
dilakukan dengan demonstrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang
direncanakan, persiapkan peralatan atau bahan yang dibutuhkan sebelum
demonstrasi dimulai dan atur sesuai skenario yang direncanakan, teliti terlebih
dahulu alat dan bahan yang akan digunakan agar demonstrasi berhasil dilakukan,
perhitungkan waktu yang dibutuhkan sehingga kita dapat memberikan keterangan
dari siswa bisa mengajukan pertanyaan apabila ada keraguan.
Selama demonstrasi berlangsung hendaknya
guru memperhatikan hal-hal sebagai berikut : apakah demonstrasi dapat diikuti
oleh setiap siswa, apakah demonstrasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang
telah dilakukan, apakah keterangan yang diberikan dapat didengarkan dan
dipahami oleh siswa, apakah siswa telah diberikan petunjuk mengenai hal hal
yang perlu dicatat, apakah waktu yang tersedia dapat digunakan secara efektif
dan efisien. Seperti yang dikemukakan Winarno metode demonstrasi adalah dimana
seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta ataupun siswa itu sendiri
memperlihatkan suatu proses kepada seluruh siswa di kelas. Berdasarkan uraian
di atas metode demonstrasi lebih menitik beratkan pada bagaimana proses,
tindakan dan langkah-langkah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang
guru kepada seluruh siswanya.
5.
Penerapan Metode
Demonstrasi dalam Meningkatkan Keterampilan dan Hasil Belajar Siswa
Sebelum mengajar atau pembelajaran dilaksanakan, seorang guru harus
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menentukan konsep materi yang
akan dipelajari siswa, mencari dan merumuskan masalah yang sesuai dengan konsep
tersebut, serta merencanakan strategi pembelajaran yang cocok. Mengacu dari
metode yang dipergunakan, maka selama proses kegiatan belajar mengajar siswa
dapat memusatkan perhatiannya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan,
siswa memperoleh pengalaman yang dapat membentuk ingatan yang kuat, siswa
terhindar dari kesalahan dalam mengambil suatu kesimpulan,
pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat dijawab sendiri oleh siswa pada saat
dilaksanakannya demonstrasi, apabila terjadi keraguan siswa dapat menanyakan
secara langsung kepada guru, kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat
diperbaiki karena langsung diberikan contoh konkretnya.
Menurut Basyirudin Usman (2002:46) menyatakan bahwa keunggulan dari
metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada
pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, memberikan pengalaman praktis yang
dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat, menghindarkan
kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara
langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan.
Adapun menurut Syaiful Bahri
Djamarah (2000:56) menyatakan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah
membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja
suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan berbagai jenis penjelasan,
kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui
pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya.
Berdasarkan uraian di atas maka penggunaan metode demonstrasi diharapkan
dapat meningkatkan keterampilan dan hasil belajar siswa. Adapun prosedur
demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran, dalam hal ini untuk
meningkatkan kemampuan pada pelajaran bahasa Inggris pada membaca monolog
pendek berbentuk Procedure adalah:
a. Mempersiapkan
alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
b. Memberikan
penjelasan tentang topic yang akan didemonstrasikan.
c. Pelaksanaan
demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan perniruan dari siswa.
d. Penguatan
(diskusi, Tanya jawab, dan latihan) terhadap demonstrasi.
B. Kerangka Pikir
Penerapan metode konvensional dalam
pembelajaran bahasa Inggris membuat siswa merasa bosan dan enggan belajar,
sehingga aktivitas pembelajaran cenderung rendah. Pengguna metode demonstrasi
dapat menjadi alternatif dalam peningkatan aktivitas pembelajaran bahasa
Inggris. Tahap perkembangan anak yang masih dalam tahap oprasional konkret,
menuntut guru untuk aktif dalam mengkombinasikan metode pembelajaran dikelas.
Metode demonstrasi dapat menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran
bahasa Inggris.
Tinggi rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran bahasa Inggris
mencerminkan tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus dapat memilih metode pembelajaran dan alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan diberikan kepada siswa.
Pada kondisi awal, diketahui bahwa guru belum menggunakan metode
demonstrasi. Maka hasil belajar bahasa Inggris siswa masih rendah. Kemudian guru menggunakan metode demonstrasi dan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Sehingga pada kondisi akhir diduga melalui metode demonstrasi hasil belajar siswa meningkat.
mencerminkan tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus dapat memilih metode pembelajaran dan alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan diberikan kepada siswa.
Pada kondisi awal, diketahui bahwa guru belum menggunakan metode
demonstrasi. Maka hasil belajar bahasa Inggris siswa masih rendah. Kemudian guru menggunakan metode demonstrasi dan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Sehingga pada kondisi akhir diduga melalui metode demonstrasi hasil belajar siswa meningkat.
Hal ini karena metode demonstrasi adalah
metode mengajar dengan
menggunakan peraga untuk memperjelas suatu pengertian. dengan
memanfaatkan alat peraga, siswa akan lebih tertarik untuk mendengarkan materi yang akan diajarkan, dan menjadi lebih paham dengan apa yang diajarkan. Pemahaman pada materi pembelajaran akan lebih meningkat sehingga menyebabkan hasil belajar siswa meningkat. Metode demonstrasi lebih menekankan pada partisipasi aktif antara guru dan siswa sebab metode ini dilaksanakan secara langsung oleh siswa. Dalam pelaksanaan langkah kelima yaitu memberikan kesempatan aktif pada siswa. Dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga keterampilan dan kemampuan siswa akan meningkat.
menggunakan peraga untuk memperjelas suatu pengertian. dengan
memanfaatkan alat peraga, siswa akan lebih tertarik untuk mendengarkan materi yang akan diajarkan, dan menjadi lebih paham dengan apa yang diajarkan. Pemahaman pada materi pembelajaran akan lebih meningkat sehingga menyebabkan hasil belajar siswa meningkat. Metode demonstrasi lebih menekankan pada partisipasi aktif antara guru dan siswa sebab metode ini dilaksanakan secara langsung oleh siswa. Dalam pelaksanaan langkah kelima yaitu memberikan kesempatan aktif pada siswa. Dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga keterampilan dan kemampuan siswa akan meningkat.
C. Hipotesis
Tindakan
Sebagaimana dijelaskan pada kajian teori dan kerangka pikir di atas
maka hipotesis tindakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas
ini adalah upaya meningkatkan keterampilan dan hasil belajar membaca monolog
pendek merbentuk Procedure kelas IX-1 ..................... dapat dicapai dengan
menggunakan metode demonstrasi.
bila berkenan untuk bab selanjutnya secara lengkap sampai dengan lampiran dan halaman depan dalam format *.doc/*.docx silahkan
klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 terima kasih.