Loggo Daerah
LAPORAN
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
UPAYA MENINGKATKAN HASIL MELALUI METODE INKURI PADA MATERI MENENTUKAN
GRADIEN SISWA KELAS VIII-1
......................
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Disusun dan Diajukan sebagai
Salah Satu Syarat
Kenaikan Pangkat Golongan
dari .../a ke .../b
Oleh
.................
NIP. ..........................................
................................................................
Jl.
.............................................................................
2012
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Penelitian
|
Upaya
Meningkatkan Hasil Melalui Metode Inkuri Pada Materi Menentukan Gradien Siswa
Kelas VIII-1 ...................... Tahun Pelajaran 2012/2013
|
2. Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. Jenis Kelamin
c. Pangkat, Golongan, NIP
d. Asal Sekolah
e. Alamat Kantor
f. Alamat Rumah
|
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
.............................................
Telp/HP. ..............................
|
3. Lama Penelitian
4. Sumber Biaya
|
3 bulan / dari bulan ............ sampai dengan bulan ..................
20....
Swadana
|
…………….,…………………….
Petugas Perpustakaan Peneliti
…………………….. ………………………
NIP. …………………….. NIP. ……………………..
Mengetahui/Mengesahkan
Kepala Sekolah
……………………………….
NIP.……………………..
KATA PENGANTAR
Penulis
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Allah SWT, karena berkat rahmat dan karuniaNyalah seluruh proses penelitian
sampai penulisana laporan berjudul “Upaya
Meningkatkan Hasil Melalui Metode Inkuri Pada Materi Menentukan Gradien Siswa
Kelas VIII-1 ...................... Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat
terselesaikan. Laporan
ini dibuat untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat dan golongan dari ..… ke …..
Peneliti mengakui, dengan terselesaikannya penulisan karya tulis ini,
tentunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, melalui tulisan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada :
1.
………………….., Kepala Dinas ……………. yang telah mengijinkan dan mendukung dilakukannya
Penelitia Tindakan Kelas ini.
2. …………..,
SMP/MTS ……………. yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan
pada penulisan karya tulis ini.
3.
………………….. serta teman-teman guru SMPN 7 Palangka Raya lainnya yang senantiasa memberi semangat dan dorongan
selama penelitian dan penulisan karya tulis ini berlangsung.
4.
Siswa-siswa kami kelas VIII-1, yang telah ikut terlibat
dalam Penelitian Tindakan Kelas ini.
Penelitipun
menyadari, bahwa penulisan karya tulis
ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu, segala kritik dan saran yang
sifatnya membangun, akan peneliti terima dengan senang hati.
Akhirnya peneliti
berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
…………………… …….
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... vii
ABSTRAK......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Permasalahan.................................................
B.
Identifikasi Masalah ..............................................................
C.
Rumusan Masalah ..................................................................
D.
Tujuan Penelitian....................................................................
E.
Manfaat Penelitian .................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ...........................................................................
B. Kerangka Berpikir .................................................................
C. Hipotesis Tindakan ................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian...........................
B.
Prosedur Penelitian.................................................................
C.
Teknik Pengumpulan Data ....................................................
D.
Analisis Data..........................................................................
E.
Indikator Kinerja ...................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................
B. Pembahasan............................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran.......................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel
3.1 Skenario
Pembelajaran Tiap Siklus .............................................
Tabel
3.2 Indikator
Komponen Pengamatan Kegiatan Siswa.....................
Tabel
3.3 Deskriptor
Komponen Pengamatan Kegiatan Siswa...................
Tabel
4.1 Rekapitulasi
Hasil Tes Formatif Kondisi Awal...........................
Tabel
4.2 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal
Tabel
4.3 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus Pertama
Tabel
4.4 Rekapitulasi
Hasil Tes Formatif Siklus Pertama ........................
Tabel
4.5 Rekapitulasi
Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa pada Siklus Kedua
Tabel
4.6 Rekapitulasi
Hasil Tes Formatif Siklus Pertama ........................
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar
4.1 Peningkatan
Aktivitas Siswa pada Siklus Pertama...................
Gambar
4.2 Peningkatan
Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus Pertama....
Gambar
4.3 Peningkatan
Aktivitas Siswa pada Siklus Kedua.....................
Gambar
4.4 Peningkatan
Hasil Tes Formatid Siswa pada Siklus Kedua ....
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 : Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Observer
Lampiran 3 : Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I
Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II
Lampiran 6 : Daftar Hadir Siswa Kondisi Awal, Siklus I
dan Siklus II
Lampiran 7 : Daftar Hadir Peneliti dan Observer Kondisi
Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 8 : Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Kondisi
Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 9 : Daftar Nilai Hasil Observasi Peningkatan
Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 10 : Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Kondisi
Awal, Siklus I dan Siklus II
Lampiran 11 : Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 12 : Dokumentasi Pelaksanaan
Kegiatan Penelitian Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
UPAYA MENINGKATKAN HASIL MELALUI METODE INKURI PADA MATERI MENENTUKAN
GRADIEN SISWA KELAS VIII-1
......................
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
RUSMANSYAH,
S.Pd
NIP. 19670805 199103 1 013
ABSTRAK
Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-1 SMPN 7
Palangka Raya melalui metode inkuiri pada materi menentukan gradien. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VIII-1 SMPN 7 Palangka Raya sebanyak 31 siswa. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari empat komponen, yaitu:
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan atau observasi, dan pemberian
tes pada setiap akhir siklus pembelajaran. Data-data hasil penelitian dianalisis secara
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada kegiatan
belajar mengajar mengalami peningkatan dari kondisi awal sebanyak 12 siswa atau
38,71%, naik menjadi 18 siswa atau 58,06% pada siklus pertama, dan 96,77% atau
30 siswa pada siklus kedua. Hasil belajar siswa pada studi awal hanya 60,97, naik menjadi 64,52 pada siklus
pertama, dan 76,45 pada siklus kedua,
dengan tingkat ketuntasan belajar sebanyak 11 siswa (35,48%) pada studi awal,
54,84% atau 17 siswa pada siklus pertama,
28 siswa atau 90,32% pada siklus terakhir, walaupun masih ada tiga siswa
(9,68%) yang belum tuntas namun karena semua kriteria keberhasilan proses
pembelajaran telah tercapai pada siklus kedua maka dinyatakan bahwa proses
perbaikan pembelajaran selesai dan berhasil pada siklus kedua. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika pada materi menentukan gradien dengan menggunakan
metode inkuiri, maka hasil belajar siswa pada siswa kelas VIII-1 SMPN 7
Palangka Raya tahun 2012/2013 dapat meningkat.
Kata kunci : inkuiri, aktivitas, hasil belajar
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Permasalahan
Pendidikan matematika merupakan salah satu faktor yang sangat
berperan dalam menghadapi era globalisasi. Guru selaku pelaksana pendidikan
memiliki tanggung jawab yang amat besar dalam menyiapkan sumber daya manusia
yang memiliki ilmu pengetahuan dan mampu menyerap teknologi yang saat ini maju dengan
pesatnya. Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru matematika harus memiliki
kemampuan yang cukup memadai dalam mengelola proses pembelajaran, sehingga
memungkinkan terjadinya iklim belajar dan mengajar yang kondusif, serasi dan
kreatif, serta dapat membengkitkan motivasi dan minat belajar siswa yang pada
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalanpersoalan dalam pelajaran matematika, serta kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalanpersoalan dalam pelajaran matematika, serta kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Hal ini penting karena pada dasarnya pelajaran matematika
bertujuan
mengembangkan kemampuan berpikir, berkomunikasi, menghitung, mengukur, dan memecahkan berbagai persoalan praktis dalam kehidupan sehari-hari (Uno, 2011: 129). Namun kenyataan dilapangan belumlah selesai dengan apa yang diharapkan, pembelajaran dan pemahaman siswa terhadap beberapa materi pelajaran termasuk matematika cenderung text book oriented dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehinggga konsep-konsep matematika kurang bisa atau sulit dipahami siswa. Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa. Atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna. Metode yang digunaakan kurang bervariasi, sebagai akibat
motivasi belajar siswa menjadi sulit untuk ditumbuhkan, pola belajar cenderung menghafal.
mengembangkan kemampuan berpikir, berkomunikasi, menghitung, mengukur, dan memecahkan berbagai persoalan praktis dalam kehidupan sehari-hari (Uno, 2011: 129). Namun kenyataan dilapangan belumlah selesai dengan apa yang diharapkan, pembelajaran dan pemahaman siswa terhadap beberapa materi pelajaran termasuk matematika cenderung text book oriented dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehinggga konsep-konsep matematika kurang bisa atau sulit dipahami siswa. Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa. Atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna. Metode yang digunaakan kurang bervariasi, sebagai akibat
motivasi belajar siswa menjadi sulit untuk ditumbuhkan, pola belajar cenderung menghafal.
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa, antara
lain yaitu banyak siswa yang merasa takut (fobhia matematika), tidak terbiasa
mengemukakan pendapat, kurangnya kemampuan menganalisis maksud soal, serta kurangnya minat siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini terungkap melalui diskusi langsung yang dilakukan oleh penulis terhadap dua orang guru pengajar matematika kelas VIII-1 di .......................
mengemukakan pendapat, kurangnya kemampuan menganalisis maksud soal, serta kurangnya minat siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini terungkap melalui diskusi langsung yang dilakukan oleh penulis terhadap dua orang guru pengajar matematika kelas VIII-1 di .......................
Dari keterangan yang diperoleh, diketehui bahwa hasil belajar
pada matematika masih rendah, khusunya pada materi menentukan gradien.
Ketidakmampuan siswa tersebut menunjukkan pemahaman siswa terhadap
materi menentukan gradien . Siswa menerima materi yang disampaikan oleh guru secara aktif dengan mencatat dan tanpa ada satu pun siswa yang mengajukan pendapat atau bertanya secara lisan terkait dengan materi tersebut. Siswa masih berperan sebagai objek pembelajaran, belum sebagai subjek pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan masih terbatas pada metode ceramah sehingga siswa tampak pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, perlu dirancang suatu pembelajaran yang membiasakan siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan dapat memahami konsep matematika yang berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Strategi pembelajaran yang dapat dirancang yaitu dengan menerapkan metode, model, atau pendekatan pembelajaran yang relevan (Uno, 2011: 2).
Ketidakmampuan siswa tersebut menunjukkan pemahaman siswa terhadap
materi menentukan gradien . Siswa menerima materi yang disampaikan oleh guru secara aktif dengan mencatat dan tanpa ada satu pun siswa yang mengajukan pendapat atau bertanya secara lisan terkait dengan materi tersebut. Siswa masih berperan sebagai objek pembelajaran, belum sebagai subjek pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan masih terbatas pada metode ceramah sehingga siswa tampak pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, perlu dirancang suatu pembelajaran yang membiasakan siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan dapat memahami konsep matematika yang berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Strategi pembelajaran yang dapat dirancang yaitu dengan menerapkan metode, model, atau pendekatan pembelajaran yang relevan (Uno, 2011: 2).
Suatu strategi pembelajaran efektif yang dapat diterapkan salah
satunya adalah pembelajaran dengan metode inkuiri. Pembelajaran dengan metode
inkuiri ini berpusat pada siswa sehingga siswa benar-benar terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. Adanya keterlibatan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran tersebut mampu mendorong siswa untuk mendapatkan suatu pemahaman
konsep atau prinsip matematika yang lebih baik sehingga siswa akan lebih
tertarik terhadap matematika. Dalam pembelajaran dengan metode inkuiri ini,
siswa dibimbing untuk dapat mempergunakan atau mengkomunikasikan ide-ide
matematikanya, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk
menemukan suatu pengetahuan baru. Setiap siswa berkesempatan untuk memikirkan
permasalahan yang telah disajikan oleh guru atau permasalahan yang muncul dari
siswa sendiri sehingga siswa akan mampu mengkaji permasalahan tersebut dan
mampu untuk menemukan konsep atau prinsip matematika melalui beberapa proses serta
bimbingan guru sebatas yang diperlukan saja. Pembelajaran dengan metode inkuiri
ini mempunyai prosedur yang ditetapkan secara langsung untuk memberi siswa
kesempatan berfikir, berkreativitas, merumuskan hipotesis dan menarik
kesimpulan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan formulasi judul “Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa ...................... Melalui Metode Inkuri pada
Materi Menentukan Gradien”.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sabagai berikut:
1.
Rendahnya hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika, khususnya pada materi menentukan gradien.
2.
Guru kurang kreatif dan
inovatif dalam menyajikan materi.
3.
Keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran kurang maksimal karena peran siswa masih sebagai objek
pembelajaran, belum sebagai subjek pembelajaran.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah dengan menggunakan
metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menentukan
gradien ?”
D.
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada materi menentukan gradien, melalui metode inkuiri.
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada materi menentukan gradien, melalui metode inkuiri.
E.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi
menentukan gradien, .
2. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberdayakan guru
matematika sekaligus memberikan inovasi baru dalam pembelajaran matematika yang
berguna untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
3. Bagi Sekolah Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
di sekolah terutama dalam pembelajaran matematika.
4. Bagi Peneliti Dapat menambah ilmu dan pengalaman tentang
pembelajaran matematika, sehingga tidak sekedar mengetahui teorinya saja.
sekaligus dapat mempratikkan ilmu yang diperoleh selama di perkuliahan dalam
pembelajaran matematika.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan
sasaran yang ingin dicapai setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Snelbeker (dalam Rusmono, 2012: 8) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah
perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan
belajar. Selanjutnya Winkel (dalam Purwanto, 2011: 45) mengemukakan bahwa hasil
belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan
tingkah lakunya. Senada dengan hal itu, Suprijono (2012: 7) mengemukakan bahwa
hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah
satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran tidak dilihat
secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.
Menurut Dimyati dan Mudjiono
(2009: 200), hasil belajar adalah sebuah kegiatan belajar mengajar yang
menghendaki tercapainya tujuan pengajaran yang ditandai dengan skala nilai dan
perubahan tingkat perkembangan mental yang lebih baik dari seorang siswa bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut
terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan
teori Taksonomi Bloom (dalam Arikunto, 2008: 117) hasil belajar dalam rangka
studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif,
psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut :
a. Ranah Kognitif Berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yang diuraikan Uno (
2011: 36) yaitu:
1) Pengetahuan (Knowledge)
2) Pemahaman (Comprehension)
3) Penerapan (Application) d. Analisis (Analysis)
4) Sintesis (Synthesis)
5) Evaluasi (Evaluation).
b. Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai, ranah
afektif meliputi 5 jenjang kemampuan yang diuraikan Uno ( 2011: 37) yaitu :
1)
Kemauan
menerima
2)
Kemauan
menanggapi
3)
Berkeyakinan
4)
Penerapan
karya
5)
Ketekunan
dan ketelitian
c. Ranah Psikomotor Meliputi
yang terdiri dari lima aspek yang diuraikan Arikunto ( 2008: 122) yakni :
1)
Peniruan
(menirukan gerak)
2)
Penggunaan
(menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
3)
Ketepatan
(melakukan gerak dengan benar.
4)
Perangkaian
(melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
5)
Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar).
Hasil belajar sangat erat
kaitannya dengan proses belajar, seperti yang diuraikan Sudjana ( 2009 : 23 )
bahwa “ Secara umum keberhasilan dalam proses belajar mengajar dapat ditinjau
dari dua segi, yakni dari segi proses dan hasil belajar”. Dari segi proses
artinya keberhasilan pengajaran terletak pada proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh siswa sebagai akibat proses-proses yang dilakukan oleh siswa.
Dari uraian di atas jelas bahwa suatu proses belajar mengajar pada akhirnya
akan menghasilkan kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Dalam arti bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Dan dari beberapa pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah ia
menerima suatu pengetahuan melalui pengalaman belajarnya, yang mengakibatkan
perubahan perilaku yang baru pada siswa tersebut . Hasil belajar yang
dimaksudkan pada penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh dari hasil
tes dan dapat diamati dalam setiap proses pembelajaran berlangsung. Hasil
belajar yang telah dicapai dapat diukur melalui kemajuan yang mereka peroleh
dan ditandai dengan skala nilai yang baik dan keantusiasan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran yang diberikan.
2. Metode Inkuiri
a. Konsep Dasar Metode Inkuiri
Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan
melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan metode inkuiri ini siswa dimotivasi
untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan, dan mampu menyelesaikan
tugas sendiri. Kata inkuiri berasal dari kata inquiry dalam bahasa
inggris-indonesia (John dan Shadily, 2000: 825) berarti pertanyaan, atau
pemeriksaan, penyelidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006: 196)
bahwa “Metode inkuiri adalah suatu metode pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan”. Sementara itu menurut
Sagala (2006: 196) Metode inkuri merupakan metode mengajar yang merupakan dasar
dan mengembangkan cara berpikir ilmiah, metode ini menempatkan siswa lebih
banyak belajar sendiri, mengembangkan kreatifitas dalam memecahkan masalah.
Sedangkan menurut Russefendi (2006: 334) metode inkuiri adalah
metode mengajar yang serupa dengan metode penemuan. Bedanya ialah bahwa
membawakan pengajaran penemuan pada umumnya dengan ekspositori dan kelompok
kecil (laboratorium, diskusi), tetapi menyampaikan materi dengan inkuiri tidak
perlu dengan cara demikian tetapi dengan ekspositori, kelompok, dan
sendiri-sendiri. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode inkuiri adalah metode
yang memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran melalui percobaan maupun eksperimen sehingga melatih siswa
berkreativitas dan berpikir kritis untuk menemukan sendiri suatu pengetahuan
yang pada akhirnya mampu menggunakan pengetahuannya tersebut dalam memecahkan
masalah yang dihadapi. Metode inkuiri beriorientasi pada keterlibatan siswa
secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara
maksimal dalam proses kegiatan belajar, mengembangkan sikap percaya pada diri
siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Sanjaya (2009: 196-197)
menyatakan ada tiga ciri metode inkuiri, yaitu: pertama, motode inkuiri
menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan
(siswa sebagai subjek belajar). Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan
siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah
pasti dari sesuatu yang sudah dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sifat percaya diri. Ketiga, tujuan dari penggunaan metode
inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan
kritis. Metode inkuiri dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat berikut
(Sagala, 2006: 197) : 1) Guru harus terampil memilih persolan yang relevan
untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang
menantang siswa/problematic) dan sesuai dengan daya nalar siswa. 2) Guru
harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi
belajar yang menyenangkan. 3) Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup.
4) Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi. 5)
Partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar. 6) Guru tidak banyak
campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.
Alasan rasional penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran
matematika adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik
mengenai matematika dan akan lebih tertarik terhadap matematika jika mereka
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran matematika. Investigasi yang
dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung metode inkuiri. Investigasi ini
difokuskan untuk memahami konsep-konsep matematika dan meningkatkan
keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam
metode inkuiri ini setiap siswa dijadikan sebagai subjek dan objek dalam
belajar mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai
kemampuan yang dimilikinya. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai
stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Peranan
guru lebih banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator
belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau
dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru.
b. Proses Pembelajaran Metode
Inkuiri
Pada hakikatnya, inkuiri adalah suatu proses. Semua tahap dalam
proses inkuiri tersebut merupakan kegiatan belajar dari siswa. Guru berperan
untuk mengoptimalkan kegiatan tersebut pada proses belajar. Menurut Sanjaya
(2009: 201) proses pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut: 1) Orientasi; 2) Merumuskan masalah; 3)
Hipotesis; 4) Mengumpulkan data; 5) Menguji hipotesis; 6) Merumuskan
kesimpulan.
Orientasi, adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Keberhasilan metode inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Merumuskan masalah, merupakan langkah membawa siswa pada suatu persolan yang mengandung teka teki.
Orientasi, adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Keberhasilan metode inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Merumuskan masalah, merupakan langkah membawa siswa pada suatu persolan yang mengandung teka teki.
Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa
untuk berpikir dalam mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah
yang sangat penting dalam metode inkuiri, siswa akan memperoleh pengalaman yang
sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
Mengutip dari pendapat Sanjaya (2006: 202) yang mengemukakan bahwa ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah, di antaranya: 1) Masalah
hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Dengan demikian, guru hendaknya tidak
merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan
dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang
telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa. 2) Masalah yang dikaji
adalah masalah yang mengandung jawaban yang pasti. Artinya, guru perlu
mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawanbannya
sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti. 3)
Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih
dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji melalui proses inkuiri,
terlebih dahulu guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki
pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah.
Hipotesis, adalah
jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Dalam langkah ini, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan
permasalahan yang telah diberikan. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru
untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memberikan hipotesis adalah dengan
mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat mengajukan
jawaban sementara. Selain itu, kemampuan berpikir yang ada pada diri siswa akan
sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan
pengalaman. Dengan demikian, setiap siswa yang kurang mempunyai wawasan akan
sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
Mengumpulkan data, adalah
aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang
diajukan. Kegiatan mengumpulkan data meliputi percobaan atau eksperimen. Dalam
metode inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting
dalam pengembangan intelektual. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam
tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa
untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
Menguji hipotesis, adalah
proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau
informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data, yang terpenting dalam
menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang
diberikan siswa. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional.
Merumuskan kesimpulan, adalah
proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan hal yang utama dalam pembelajaran.
Biasanya yang terjadi dalam pembelajaran, karena banyaknya data yang diperoleh
menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak
dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya
guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. Sedangkan menurut
Gulo, (dalam Trianto, 2011: 138) ada lima tahapan yang ditempuh dalam
melaksanakan metode inkuiri yakni 1) Mengajukan pertanyaan atau permasalahan,
2) Merumuskan hipotesis, 3) Mengumpulkan data, 4) Analisis data, 5) Membuat
kesimpulan. Dari beberapa pendapat diatas Maka dapat disimpulkan bahwa tahapan
yang ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri yaitu : a) Orientasi pada
masalah, b) Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah
hipotesis, c) Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab
hipotesis atau permasalahan, d) Analisis data, e) Menarik kesimpulan.
c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Metode Inkuiri.
Metode inkuiri merupakan salah satu metode yang sangat dianjurkan
untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Menurut Sanjaya (2009: 208) Adapun
keunggulan dan kelemahan dalam proses metode inkuiri adalah sebagai berikut: 1)
Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga
pembelajaran akan lebih bermakna. 2) Metode inkuiri memberikan ruang kepada
siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 3) Metode inkuiri
merupakan metode yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar
modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman. 4) Keuntungan lain adalah metode pembelajaran ini dapat
melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya,
siswa yang memiliki kemampuan belajar yang bagus tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar.
Disamping memiliki keunggulan, metode inkuiri juga mempunyai
kelemahan, diantaranya: 1) Jika metode inkuiri digunakan sebagai metode
pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 2)
Metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar. 3) Dalam mengimplementasikan, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan. 4) Selama kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka metode inkuiri akan sulit diimplementasikan
oleh setiap guru.
Sedangkan Menurut Hudoyo (dalam Ramayanti, 2009: 30) keunggulan
metode inkuiri adalah: a. Dapat membentuk dan mengembangkan konsepsi pada diri
siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep atau ide-ide yang lebih
baik. b. Membantu siswa dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi
proses belajar yang baru. c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas
inisiatif sendiri, bersikap obyektif, jujur, dan terbuka. d. Mendorong siswa
untuk berpikir intuitif dan mampu merumuskan hipotesis. e. Memberikan kepuasan
yang bersifat intrinsik. f. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
g. Siswa dapat menghindari cara-cara yang tradisional. h. Memberi kebebasan
siswa untuk berpikir sendiri. Sedangkan kelemahan metode inkuri adalah: a. Guru
harus tepat memilih masalah yang akan dikemukan untuk membantu siswa menemukan
konsep. b. Guru dituntut menyesuaikan diri terhadap gaya belajar
siswa-siswanya. c. Guru sebagai fasilitator diharapkan kreatif dalam
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
guru hendaknya memperhatikan beberapa prosedural dan memiliki pengetahuan yang
lebih mendalam mengenai metode inkuiri sehingga segala kekurangan yang terdapat
dalam metode inkuiri ini dapat teratasi. Adapun Kelemahan dari pembelajaran
dengan metode inkuri ini dapat diatasi dengan cara:
1. Guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing agar siswa terdorong
mengajukan dugaan awal.
2. Menggunakan
bahan atau permainan yang bervariasi.
3. Memberikan
kesempatan kepada siswa mengajukan gagasan-gagasan meskipun gagasan tersebut belum
tepat.:
B. Kerangka Berpikir
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah ia
menerima suatu pengetahuan melalui pengalaman belajarnya, yang mengakibatkan
perubahan perilaku yang baru pada siswa tersebut. Dalam pembelajaran matematika
khususnya pada materi menentukan gradien hasil belajar siswa masih rendah. Salah satu faktor penyebab
rendahnya hasil belajar ini adalah guru yang kurang kreatif dan inovatif dalam
menyajikan materi. Biasanya guru mengajarkan materi menentukan gradien, dengan menggunakan pembelajaran langsung yang
disertai dengan pemberian tugas. Siswa merasa bosan dan jenuh dengan cara
penyajian materi yang dilakukan oleh guru. Sehingga materi yang di sampaikan
guru tidak terserap sepenuhnya oleh siswa. Untuk dapat mengatasi hal tersebut
maka dirancang Suatu strategi pembelajaran efektif yang dapat diterapkan untuk
menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Salah satu strategi pembelajaran efektif
yang dapat diterapkan adalah pembelajaran dengan metode inkuiri. Metode inkuiri
merupakan salah satu metode dalam pembelajaran matematika yang banyak
melibatkan siswa selama proses pembelajaran. Metode inkuiri ini menempatkan
siswa sebagai subyek belajar. Peranan guru dalam metode inkuiri ini adalah
sebagai mediator dan fasilitator belajar. Dengan metode ini siswa akan belajar
berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan. Selain itu konsep yang mereka dapatkan akan
lebih lama tersimpan di dalam memori mereka.
Dalam pembelajaran matematika dengan metode inkuiri siswa akan
mampu mengembangkan disiplin intelektual dan kebutuhan keterampilan untuk
membangkitkan rasa ingin tahu dan mencari jawaban dari keingintahuannya. Dengan
demikian, hal ini dapat memotivasi siswa untuk dapat mempergunakan atau
mengkomunikasikan ide-ide matematikanya, konsep, dan keterampilan yang sudah
mereka pelajari untuk menemukan suatu pengetahuan baru. Hasil belajar siswa
dalam pembelajaran matematika diharapkan akan meningkat setelah dilaksanakan
penelitian yang menerapkan pembelajaran dengan metode inkuiri.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
tindakan dalam penelitian ini yaitu “Jika metode Inkuiri diterapkan pada
pembelajaran materi menentukan gradien maka hasil belajar matematika pada siswa kelas VII1-1 ......................
akan meningkat”.
bila berkenan untuk bab selanjutnya secara lengkap sampai dengan lampiran dan halaman depan dalam format *.doc/*.docx silahkan
klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 terima kasih.