Lencana Facebook

banner image

Saturday 15 September 2012

DIMENSI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI NGIJING PADA UPACARA SELAMETAN NYEWU DI DUSUN CIMANGGU WETAN KECAMATAN CIMANGGU



BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang
Hasil pemikiran, cipta dan karya manusia merupakan kebudayaan yang berkembang pada masyarakat, pikiran dan perbuatan yang dilakukan oleh manusia secara terus menerus pada akhirnya menjadi sebuah tradisi. Tradisi merupakan proses situasi kemasyarakatan yang di dalamnya unsur-unsur dari warisan kebudayaan dan dipindahkan dari generasi ke generasi. Dalam sejarahnya, perkembangan kebudayaan masyarakat Jawa mengalami akulturasi dengan berbagai bentuk kultur yang ada. Oleh karena itu corak dan bentuknya diwarnai oleh berbagai unsur budaya yang bermacam-macam. Setiap masyarakat Jawa memiliki kebudayaan yang berbeda.
Hal ini dikarenakan oleh kondisi sosial budaya masyarakat antara yang satu dengan yang lain berbeda. Kebudayaan sebagai cara merasa dan cara berpikir yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan kelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan waktu. Salah satu unsur budaya Jawa yang menonjol adalah adat istiadat atau tradisi kejawen. Simbol yang juga merupakan salah satu ciri masyarakat Jawa, dalam wujud kebudayaannya ternyata digunakan dengan penuh kesadaran, pemahaman, penghayatan tertinggi, dan dianut secara tradisional dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hal ini disebabkan orang Jawa pada masa itu belum terbiasa berfikir abstrak, maka segala ide diungkapkan dalam bentuk simbol yang konkrit.
Dengan demikian segalanya menjadi teka-teki. Simbol dapat ditafsirkan secara berganda. Juga berkaitan dengan ajaran mistik yang memang sangat sulit untuk diterangkan secara lugas, maka diungkapkan secara simbolis atau ungkapan yang miring (bermakna ganda).
Sejarah Islam di Jawa berjalan cukup lama. Selama perjalanan tersebut, banyak hal yang menarik dicermati, dan terjadi dialog budaya antara budaya asli Jawa dengan berbagai nilai yang datang dan merasuk kedalam budaya Jawa. Proses tersebut memunculkan berbagai varian dialektika, sekaligus membuktikan elastisitas budaya Jawa. Pada saat agama Hindu-Budha datang, memunculkan satu varian dialektika bercorak Hindu-Budha dengan corak khusus pengaruh budaya India. Demikian juga saat islam datang dan berinteraksi dengan budaya jawa, melebur menjadi satu. Dalam hal ini ada dua corak yang tampak dipermukaan, yakni Islam mempengaruhi nilai-nilai budaya Jawa dan Islam dipengaruhi oleh budaya Jawa.
Setiap agama dalam arti seluas-luasnya tentu memiiki aspek fundamental, yakni aspek kepercayaan atau keyakinan, terutama kepercayaan terhadap sesuatu yang sakral, yang suci atau yang ghaib. Dalam agama Islam aspek fundamental itu terumuskan dalam istilah aqidah atau keimanan, sehingga terdapatlah rukun iman yang didalamnya terangkum hal-hal yang harus dipercayai/di imani oleh muslim.
Namun, penghayatan tentang prinsip tauhid itu akan berbeda tatkala pemahaman tentang ketuhanan itu masuk dalam dimensi mistik bercorak pantheistic. Terdapatlah sebutan hidup (urip), sukma, sehingga Tuhan Allah disebut sebagai Hyang Maha Hidup, sukma kawekas yang mengandalkan bahwa Tuhan sebagai dzat yang maha hidup, yang menghidupi segala alam. Berkaitan dengan sisa-sisa kepercayaan animisme dan dinamisme, kepercayaan mengesakan Allah itu sering menjadi tidak murni oleh karena tercampur dengan penuhanan terhadap benda-benda yang dianggap keramat, baik benda mati/ hidup.
Kepercayaan-kepercayaan dari agama Hindu, Budha maupun kepercayaan animisme dan dinamisme dalam proses perkembangan Islam itulah yang berinterrelasi dengan kepercayaan-kepercayaan dalam islam. Ritual-ritual yang dibuat atau dipakai orang – orang Jawa Islam yang masih disesuaikan dengan kebiasaan Hindu-Budha nya, yaitu seperti adat mitoni (memperingati 7 bulan kehamilan) memperingati orang mati dengan ritual doa seminggu, 40 hari, nyatos, nyewu dan mendak, ada adat selamatan, gerebek suro nyandran, kliwonan sedekah bumi, nyekar (ziarah kubur) dan masih banyak adat-adat kebiasaan Islam lain yang dihubungkan dengan budaya Hindu-Budha.
Slametan merupakan salah satu dari banyaknya ritual sebagai manifestasi kultur Jawa asli. Di dalamnya lengkap menggunakan simbol-simbol sesaji, menggunakan mantra-mantra tertentu. Oleh karenanya boleh dikatakan slametan merupakan wujud ritual dari teks-teks religi terdahulu. Teks Hindhu, Budha, Islam, dan bahkan pada saat masyarakat Jawa masih menganut animisme dan dinamisme, slametan menjadi sentral mistik kejawen. Ritual slametan dan mistik sulit dilepaskan. Keduanya saling menunjang dan jalin-menjalin merujuk pada budaya spiritual yang hakiki (Endraswara, 2003).
Di kalangan masyarakat Jawa terdapat kepercayaan adanya hubungan yang sangat baik antara manusia dan yang gaib. Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai ritual sakral. Geertz menuturkan bahwa hubungan manusia dengan yang gaib dalam dimensi kehidupan termasuk cabang kebudayaan (Geertz, 1982 : 12). Salah satunya adalah Tradisi Ngijing pada Upacara Selametan Nyewu di desa Cimanggu Kecamatan Cimanggu. Tradisi ini merupakan implementasi kepercayaan mereka akan adanya hubungan yang baik antara manusia dengan yang gaib.
Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk lebih mendalami tentang ritual budaya Jawa sehingga dalam menyusun skripsi ini mengambil judul Dimensi Pendidikan Islam Dalam Tradisi Ngijing Pada Upacara Selametan Nyewu Di Dusun Cimanggu Wetan Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap.

B.           Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman arti dan penafsiran terhadap judul , maka kiranya perlu diuraikan peristilahan-peristilahan yang ada dalam judul tersebut, sehingga diperoleh suatu pemahaman yang sesuai dengan apa yang dimaksudkan secara tepat dan benar. Adapun peristilahan (pharafrase) yang perlu untuk ditegaskan dalam judul di atas, adalah sebagai berikut :

1.            Dimensi Pendidikan Islam
Dimensi pendidika Islam dalam judul penelitian di atas dapat diambil pengertian yaitu komponen-komponen yang membangun pendidikan Islam dan memiliki tujuan, fungsi, dan wilayah yang sendiri-sendiri tetapi saling keterkaitan satu sama lainnya. (Yasin, 2008 : 53)
2.            Tradisi Ngijing
Terdiri dari dua kata yaitu tradisi dan ngijing. Tradisi adalah suatu kebiasaan yang dilakukan dalam masyarakat. Sedangkan ngijing berasal dari kata kijing. Dalam tata bahasa jawa, perubahan konsonan "k" menjadi "ng" berarti juga mengubah makna, kijing artinya nisan (kata benda), sedangkan ngijing adalah kata kerja yang berarti pemasangan kijing (Sudaryanto, 2001 : 442). Tradisi ngijing pada judul skripsi yang dimaksud adalah suatu kebiasaan atau kegiatan yang dilakukan secara turun temurun dalam pemasangan nisan.
3.            Selametan Nyewu
Terdiri dari dua kata yaitu selametan dan nyewu. Slametan  adalah  bentuk ritual persembahan kepada roh halus ( Darori,2004 : 35) dan nyewu adalah seribu hari dalam bahasa Jawa. Selametan nyewu dapat diambil maksud ritual persembahan dalam seribu hari kematian.
Dari judul skripsi yaitu : Dimensi Pendidikan Islam Dalam Tradisi Ngijing Pada Upacara Selametan Nyewu Di Dusun Cimanggu Wetan Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap dapat diambil suatu pengertian pengukuran   sifat atau objek  dalam upaya memajukan budi pekerti, pikiran, jasmani agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dalam Islam yang terdapat pada suatu kebiasaan atau kegiatan yang dilakukan secara turun temurun dalam pemasangan nisan di ritual persembahan dalam seribu hari kematian
C.          Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas penulis merumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana dimensi pendidikan Islam  yang terkandung dalam tradisi ngijing pada upacara selametan nyewu di Dusun Cimanggu Wetan Kecamatan Cimanggu ?
D.          Tujuan Penelitian
1.            Untuk mengetahui latar belakang dalam tradisi ngijing pada Upacara Selametan Nyewu di Dusun Cimanggu Wetan Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap
2.            Untuk mengetahui hal-hal yang terkandung pada dimensi pendidikan Islam yang terdapat dalam tradisi ngijing pada Upacara Selametan Nyewu di Dusun Cimanggu Wetan Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap.
3.            Untuk mengetahui dimensi pendidikan Islam dalam tradisi ngijing pada upacara selametan nyewu di Dusun Cimanggu Wetan Kecamatan Cimanggu.


E.           Manfaat Penelitian
1.      Sebagai acuan pengetahuan terutama dalam bidang kebudayaan khususnya budaya Jawa.
2.      Untuk memperkaya khazanah kebudayaan Islam
3.      Untuk menambah wawasan khususnya dalam Tradisi Ngijing Pada Upacara Selametan Nyewu.
4.      Menambah wawasan penulis dalam memperdalam pengetahuan keagamaan dan kebudayaan pada umumnya.
F.           Telaah Pustaka
Sebelum menganalisa lebih lanjut, penulis akan menelaah karya-karya yang ada kaitannya dengan permasalahan ini, baik dari permasalahan dalam pandangan Islam maupun secara umum . Di antara buku-buku dan literatur yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dikaji dalam penyusunan skripsi ini adalah  :
Buku dengan judul Mistik Kejawen (Sinkretis, Simbolisme dan Sufisme dalam budaya spiritual Jawa) karya Suwardi Endaswara tahun 2006 dengan penerbit Narasi, membahas tentang mistik kejawen yang selama ini ada di daerah dan berkembang di Jawa.
Buku dengan judul Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam Karya A. Fatah Yasin penerbit UIN Malang Press tahun 2008, mengenai pandangan Islam terhadap dimensi-dimensi pendidikan Islam yang dijadikan sebagai landasan atau dasar sebagai tujuan pendidikan.
Buku dengan judul Akhlak Tasawuf (Manusia, Etika dan Makna Hidup) karangan DR. M Solihin penerbit Nuansa tahun 2004, berisikan tentang pengertian dan hubungan akhlak, etika dan susila, akhlak atau etika dalam persepektif Islam, ruang lingkup bahasan akhlak dan hubungan ilmu akhlak dan ilmu lainnya.
Buku Ritual dan Tradisi Islam Jawa karya KH Muhamad Solihin dengan penerbit Narasi tahun 2010 berisikan tentang ritual-ritual dan tradisi tentang kelahiran, kematian dan pernikahan serta kehidupan sehari-hari dalam masyarakat Jawa.
Ahmad Syafi’I Mufid dalam bukunya Taklukan Abangan dan Tarekat, Kebangkitan Agama di Jawa penerbit Yayasan Obor Indonesia tahun 2006 berisikan tentang tarekat, struktur kehidupan keagamaan Islam di Jawa.
Buku berjudul Islam Jawa Karya Ahmad Khalil, M.Fil.I penerbit UIN Malang Press tahun 2008, berisikan tentang sejarah Islam di Jawa dan tradisi-tradisi yang masih dianut atau diyakini dan dijalankan sampai sekarang.
Buku berjudul Filsafat Pendidikan Islam karya Dra. Zuhairini, dkk penerbit Bumi Aksara Jakarta, mengulas tetang arti filsafat dan perkembangannya, analisis filsafat dan teori pendidikan, aliran-aliran dalam filsafat pendidikan, filsafat pendidikan Islam sebagai suatu sistem, konsep-konsep filosofis tentang pendidikan Islam, konsep Islam tentang kehidupan manusia, hakikat manusia, hakikat dan pengertian Islam,


G.          Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi tersusun dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian utama dan bagian akhir. Pada bagian awal berisi halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar dan daftar isi.
Bagian  utama dari penulisan skripsi berisi lima bab pokok yang terdiri dari :
BAB I    :  Pendahuluan,
Terdiri dari latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,  telaah pustaka, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II   : Kajian Teori
Tentang dimensi pendidikan dan tradisi ngijing pada upacara selametan nyewu, pengertian dan beberapa jenis ritual budaya Jawa.
BAB III    :        Metode Penelitian  
Berisikan  bab yang membahas tentang jenis dan sifat penelitian, waktu penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisa data.
BAB IV    :        Hasil penelitian dan pembahasan
Berisikan bab yang menguraikan hasil penelitian dan kemudian diambil pembahasan

BAB V   : Penutup
Merupakan bagian akhir dari bagian utama yang berisi kesimpulan, saran dan penutup.
Bagian akhir penulisan skripsi ini adalah daftar pustaka dan lampiran.


File lengkap kirim email ke fikrierizaldy@gmail.com lengkap nama dan alamat!!
mugi-mugi wonten manfaate. matur nuwun sampun ngunduh file meniko !