PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK CARA MENGHEMAT ENERGI DI KELAS
III
ABSTRAK
.............., ........... Penerapan Metode Kerja Kelompok
Sebagai Upaya Peningkatan Partisipasi Dan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran IPA Materi Pokok Cara
Menghemat Energi di Kelas III SD Negeri ............ 03 Kecamatan ............ Kabupaten .............
Dalam kegiatan pembelajaran banyak faktor yang menentukan keberhasilan
belajar, tidak hanya dari siswa itu sendiri tetapi juga dari faktor guru dan
metode pembelajaran yang digunakan. Penyampaian materi yang membosankan akan
membuat siswa banyak yang tidak aktif dalam proses pembelajaran sehingga akan
membuat hasil belajar siswa menurun, seperti halnya terjadi di SD Negeri ............
03. Keadaan tersebut berimbas pada rendahnya partisipasi dan hasil belajar
siswa secara keseluruhan. Upaya yang dilakukan adalah melaksanakan perbaikan
pembelajaran dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas menggunakan metode
kerja kelompok. Penelitian tersebut dibagi menjadi tiga siklus dan setiap
siklusnya terdiri dari dua pertemuan. Hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dengan menggunakan metode kerja kelompok menunjukkan hasil yang baik, hal ini
terbukti dari peningkatan partisipasi
siswa menunjukkan perolehan pada studi awal hanya 12 siswa atau 37,50%, naik
menjadi 16 siswa atau 50% pada siklus pertama, dan 68,75% atau 22 siswa pada
siklus kedua, serta 100% pada siklus
ketiga, serta peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata pada studi awal
hanya 66,56 naik menjadi 74,06 pada
siklus pertama, dan 79,38 pada siklus
kedua, serta 85,00 pada siklus ketiga, dengan tingkat ketuntasan
belajar sebanyak 5 siswa (15,63%) pada studi awal, 46,88% atau 15 siswa pada siklus
pertama, 23 siswa atau 71,88% pada
siklus kedua dan pada siklus terakhir menjadi 100%, atau dari 32 siswa yang
mengikuti pelaksanaan perbaikan pembelajaran 32 siswa dinyatakan tuntas
belajarnya, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode kerja
kelompok pada pembelajaran IPA materi cara menghemat energi dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa secara maksimal
sesuai dengan kriteria keberhasilan proses perbaikan pembelajaran.
Kata kunci : partisipasi, hasil
belajar, metode, kerja kelompok.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
1. Data Awal
Tidak dapat dipungkiri bahwa
yang turut menentukan sikap, mental, perilaku, kepribadian dan kecerdasan anak
adalah pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan yang diberikan dan dialami
serta dilalui mereka sejak kecil. Jika diijinkan saya mengutip sebuah kalimat
indah atau kata bijak yang dikemukakan oleh Carla Rinaldi dalam 30 Kiat
Mencetak Anak Kreatif Mandiri (2006.5), “Kesuksesan dalam pendidikan anak
sejak dini bergantung pada apakah pendidikan itu dapat berhubungan dengan
lingkungan belajar di rumah dan di sekolah. Hal itu di dasarkan pada interaksi dan komunikasi
antara anak, guru dan orang tua”. Kalimat di atas saya hubungkan dengan kegiatan pembelajaran yang di
lakukan oleh guru. Suatu kegiatan pembelajaran akan sangat bermakna bagi
peserta didik, apabila kegiatan pembelajaran tersebut mengutamakan interaksi
dan komunikasi yang baik antara guru dan peserta didiknya, artinya kegiatan
pembelajaran yang dilakukan merupakan tempat bagi peserta didik dalam
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, sehingga tujuan pendidikan yang
ingin dicapai dapat terlaksana.
Usia 6-8 tahun otak anak
masih dalam tahap perkembangan atau mengalami masa kematangan. Pada usia
delapan tahun normalnya anak berada pada
jenjang kelas dua atau tiga SD yang sebenarnya masih merupakan masa-masa
keemasan bagi anak, karena proses menerima dan menyerap berbagai bentuk
pengalaman baik dari guru ataupun lingkungan sekitar akan dengan mudah mereka
terima.
Salah satu komponen yang sangat
penting dalam dunia pendidikan adalah guru, guru merupakan ujung tombak
pendidikan. Dalam konteks
ini, guru mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis, karena gurulah
yang berada di barisan paling depan dalam pelaksanaan pendidikan. Guru langsung
berhadapan dengan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang di dalamnya
mencakup kegiatan pentransferan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penanaman
nilai-nilai positif melalui bimbingan dan juga tauladan.
Penggunaan prinsip mengajar
bisa direncanakan guru sebelum proses belajar-mengajar berlangsung, bisa pula secara
spontan dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar, terutama
bila kondisi belajar sudah menurun. Beberapa prinsip mengajar yang penting
ialah motivasi, kooperasi dan kompetisi, korelasi dan integrasi, aplikasi dan
transformasi, serta individualitas.
Penyelenggaraan pendidikan
secara formal sudah berlangsung lama, namun sistem penyelenggaraan dan hasil
belum sesuai yang kita harapkan. Salah satu fakta kongkrit adalah sampai
sekarang masih terlalu sedikit para pendidik yang menerapkan rumusan tujuan
instruksional secara jelas dan benar, memang sebagian sekolah mewajibkan
guru-guru merancangkan pembelajaran dan tidak harus menerima apa-apa yang telah
tersirat di buku mata pelajaran, pembelajaran itu dilaksanakan sesuai dengan
kurikulum yang berlaku saat itu, seperti sekarang sekolah harus menerapkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kurikulum ini merupakan kurikulum
mandiri berdasarkan kebutuhan, kepentingan masyarakat dan daerah. Mata
pelajaran yang disampaikan kepada siswa-siswa di sekolah harus berdasarkan
silabus atau pokok-pokok pelajaran yang dikembangkan oleh para guru yang
disebut pengembangan silabus. Pengembangan silabus itu berisi standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Berkenaan dengan hal itu
peneliti menyadari sepenuhnya masalah-masalah yang selalu muncul dalam kegiatan
pembelajaran. Seringkali guru
merasa bingung menentukan model pembelajaran atau metode mengajar apa yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Gambaran ideal tentang siswa yang cerdas,
aktif, kreatif dan mempunyai minat yang besar dalam mempelajari materi
pembelajaran, serta hasil yang memuaskan dalam setiap tes yang dilakukan tidak
terwujud. Kenyataan yang dijumpai malah sebaliknya, siswa kurang aktif dalam
kegiatan, tidak berani bertanya, kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan
guru, kurang bersemangat dalam mempelajari materi pembelajaran serta hasil tes
yang dicapai rendah, dan masih banyak lagi kekurangan yang ditemui pada
perilaku siswa yang mencerminkan keberhasilan pembelajaran.
Dari penjelasan latar
belakang masalah sebagaimana tersebut di atas, dan dikaitkan dengan hasil
belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi pokok “pengaruh
cuaca bagi kehidupan”. Dari
hasil tes pada studi pendahuluan dari 32 siswa menunjukan lima orang siswa (15,62%)
yang memperoleh nilai 80 ke atas dan 27
orang siswa (84,38%) yang memperoleh nilai di bawah nilai 80, dengan perolehan
nilai rata-rata kelas secara klasikal sebesar 66,56 dan tingkat partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran sebanyak 12 siswa atau 37,50% dari jumlah
seluruh siswa sebanyak 32 orang.
Perolehan nilai di atas
menandai tingkat penguasaan materi siswa sebagai hasil belajar dan dampak dari
proses belajar yang telah dialaminya. Masih banyak siswa yang mengalami tidak
tuntas belajar karena proses belajarnya. Namun itu tidak terjadi dengan
sendirinya, melainkan efek dari pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan
peneliti kurang mengantarkan siswa pada hal-hal yang diharapkan. Pengelolaan
proses pembelajaran hingga bisa demikian karena mengikuti alur suatu metode
yang kurang kompetitif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menerapkan
metode kerja kelompok pada pembelajaran, sehingga diharapkan terjadi
peningkatan penguasaan materi
pembelajaran oleh siswa.
Sadar akan hal tersebut agar
tidak berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar selanjutnya, dengan
refleksi diri dan mendiskusikan dengan teman sejawat peneliti termotivasi untuk
melakukan upaya untuk memperbaiki pembelajaran melalui Penelitian Tindakan
Kelas dengan menggunakan metode kerja kelompok pada mata pelajaran IPA materi
pokok cara menghemat energi yang
merupakan materi semester 2 pada siswa
kelas III SDN ............ 03 Kecamatan ............
Kabupaten ............ Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan data di atas
peneliti melakukan konsultasi kepada supervisor dan teman sejawat, untuk
mengidentifikasi kelemahan dan atau kekurangan yang telah menyebabkan aktivitas
guru dan siswa dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang memenuhi
tuntutan yang diharapkan. Sehingga, dampaknya pada hasil belajar siswa tidak
memenuhi target pembelajaran. Melalui hasil diskusi, diperoleh identifikasi
masalah sebagai berikut.
a. Siswa kurang terlibat aktif dalam
pembelajaran
b. Siswa tidak mencatat hal-hal penting
selama proses pembelajaran berlangsung.
c. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran IPA yang berdampak hasil
belajar rendah.
d. Keaktifan
siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran kurang sesuai dengan
harapan.
e. Ketidakseriusan siswa dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung.
f. Rendahnya hasil belajar siswa terhadap
materi pembelajaran IPA yang berdampak
rendahnya hasil belajar siswa.
3. Analisis Masalah
Untuk mengetahui masalah
yang sedang terjadi, peneliti melakukan anlisis masalah dan menempuh refleksi
terhadap kinerja yang telah dilakukan, mengkaji literatur, serta diskusi dengan
supervisor dan teman sejawat. Hasil analisis masalah yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa kemungkinan yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil
belajar siswa dan aktivitas pembelajaran kurang kondusif adalah sebagai
berikut.
a. Model pembelajaran yang diambil tidak
tepat dan penjelasan materi terlalu cepat, sehingga kurangnya model dialog yang
interaktif, efektif dan kreatif.
b. Guru tidak mampu mengembangkan model
dialog yang efektif, aktif dan kreatif yang mengakibatkan kurangnya perhatian
siswa saat pembelajaran berlangsung.
c. Guru harus dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih menarik.
d. Guru harus lebih teliti melihat siswa yang
kurang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.
Beberapa permasalahan yang
telah dipaparkan di atas dapat diambil permasalahan utama yang akan diteliti
adalah tingkat partisipasi belajar IPA masih rendah dan hasil belajar siswa IPA masih rendah. Melihat kondisi awal sebagaimana tersebut di
atas, maka peneliti berusaha untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul agar
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga prestasi belajar siswa
dapat tercapai dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan
metode kerja kelompok.
Adapun kondisi ideal yang
diharapkan adalah untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa
sehingga tingkat ketuntasan belajar siswa dapat tercapai, memperbaiki proses
dan memberikan pengalaman nyata kepada
siswa tentang konsep pembelajaran yang diterimanya
sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik serta tercapainya tujuan pelaksanaan proses pembelajaran,
yaitu meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa minimal 85% dari seluruh
siswa yang mengikuti pembelajaran.
Dengan mempertimbangkan
faktor penyebab di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya untuk menjadi fokus
perbaikan pembelajaran adalah Bagaimana upaya meningkatkan partisipasi dan
hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi cara menghemat energi melalui
penerapan metode kerja kelompok di Kelas
III SDN ............ 03 Kecamatan ............
Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. Perumusan
Masalah
Berdasarkan hal tersebut,
maka dapat dirumuskan masalah untuk menjadi fokus perbaikan pembelajaran adalah
:
1. Apakah dengan penerapan metode kerja
kelompok dalam pembelajaran IPA materi cara menghemat energi, partisipasi aktif
siswa Kelas III SDN ............ 03
Kecamatan ............ Kabupaten ............ dalam pembelajaran dapat
ditingkatkan ?
2. Apakah dengan penerapan metode kerja
kelompok dalam pembelajaran IPA materi cara menghemat energi, hasil belajar
siswa Kelas III SDN ............ 03
Kecamatan ............ Kabupaten ............ dapat ditingkatkan?
C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang
diharapkan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut
1.
Untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa kelas
III SDN ............ 03 Kecamatan ............
Kabupaten ............ dalam pembelajaran IPA materi cara menghemat energi
melalui metode kerja kelompok.
2.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN ............ 03 Kecamatan ............
Kabupaten ............ dalam pembelajaran IPA materi cara menghemat energi
melalui metode kerja kelompok.
D. Manfaat
Penelitian
Diharapkan dengan
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan manfaat secara
teoritis dan praktis :
- Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menghasilkan manfaat teoretis, yaitu memberikan sumbangan pemikiran dan kajian
pada penelitian lebih lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan
dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar
mengajar, khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran IPA materi cara menghemat energi melalui metode
kerja kelompok.
b. Menambah khasanah pengembangan pengetahuan
mengenai pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Selain itu, juga
mengembangkan teori pembelajaran pelaksanaan pembelajaran IPA materi cara menghemat energi melalui metode
kerja kelompok.
- Manfaat Praktis
a.
Bagi siswa
Siswa dapat memperbaiki hasil
belajarnya menjadi lebih baik dan menumbuhkan sikap kritis terhadap hasil
belajarnya sehingga diharapkan partisipasi dan hasil belajar siswa dapat
meningkat.
b.
Bagi Guru
Guru dapat memperbaiki
kinerjanya untuk berkembang lebih profesional, dan dapat meningkatkan rasa
percaya diri, dan untuk ikut aktif mengembangkan inovasi pembelajaran khususnya
mata pelajaran IPA.
c.
Bagi Sekolah
Sekolah dapat berkembang
karena adanya peningkatan kemampuan profesioanal guru dan kemampuan siswa, yang
mana hal ini akan membawa citra positif bagi sekolah yang bersangkutan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus Pertama
Kegiatan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, dengan penjelasan
kegiatan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
Kelas/Semester : III /
2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep energi gerak
Kompetensi Dasar : Menerapkan cara menghemat energi dalam kehidupan
sehari-hari
Materi Pembelajaran : Penerapan energi gerak
Indikator : Menerapkan cara menghemat energi di rumah
dan di sekolah
Waktu Pelaksanaan : 04
April 2011 dan 06 April 2011
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (2 x pertemuan)
a.
Perencanaan
Perencanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama
disusun peneliti dengan cara berkolaborasi bersama teman sejawat. Di samping
itu peneliti merencanakan pula skenario
tindakan dan menyusun instrumen penelitian, antara lain RPP, lembar observasi,
lembar kerja siswa, alat peraga dan lembar tes formatif yang akan digunakan
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Setelah hal itu dilengkapi langkah berikutnya
yaitu melakukan perbaikan pembelajaran dalam dua kali pertemuan pada siklus
pertama. Sebelum pelaksanaan, peneliti bersama-sama observer mengadakan
simulasi untuk menghindari adanya kegagalan pada saat pelaksanaan kegiatan
perbaikan pembelajaran berlangsung.
b.
Pelaksanaan
1)
Kegiatan Awal
Guru sebagai peneliti menyiapkan alat pelajaran berupa RPP, buku penunjang,
alat peraga, lembar kerja, lembar observasi dan soal evaluasi.
Pada kegiatan awal pertemuan pertama, Peneliti memberi salam, mengabsen
siswa dan mengatur tempat duduk. Selanjutnya peneliti mengadakan apersepsi
dengan mengajukan pertanyaan apersepsi.
“Ibu Guru mau bertanya dulu kepada Alfa, “Sebutkan apa yang dimaksud
dengan sumber energi ?,“ Alfa menjawab, “Sumber energi adalah benda yang
dapat memberikan energi pada benda lain untuk melakukan suatu kegiatan, Bu !”.
“Ya, jawaban kamu benar !”. “Sekarang
kamu, Ernita!. Sebutkan Contoh sumber energi ?”. Ernita menjawab, “Contoh
sumber-sumber energi yang terdapat di sekitar kita, antara lain, makanan,
minyak bumi, gas alam, baterai, listrik, matahari, air, dan angin, Ibu Guru”.
“Ya, betul !, Ibu bangga pada kalian, ternyata kalian murid yang rajin
belajar”, puji peneliti sekaligus memberikan penguatan awal kegiatan pembelajaran.
Selesai mengadakan apersepsi, peneliti
menjelaskan langkah-langkah
belajar yang harus ditempuh oleh siswa agar berhasil mencapai tujuan yang diharapkan dalam perbaikan pembelajaran
pada pertemuan pertama yang diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan hasil
belajar siswa dari pelaksanaan studi awal.
2)
Kegiatan Inti
a)
Pertemuan Pertama
Sebelum menempuh kegiatan inti, peneliti
memotivasi siswa agar memiliki semangat untuk mengikuti pembelajaran.
Barulah setelah itu peneliti menjelaskan materi ajaran menggunakan metode
ceramah klasikal. Pada pertengahan
proses dilakukan tanya jawab disertai pembimbingan secara individu bagi siswa
yang mengalami kesulitan dalam belajar. “Anak-anak, coba kalian jelaskan
pengertian dari sumber energi ?”, tanya Peneliti sambil menunjuk salah satu
siswa yang bernama Lupi Ismiyati untuk
menjawabnya. “Sumber energi adalah benda yang dapat memberikan energi pada
benda lain untuk melakukan suatu kegiatan, Ibu Guru !”, jawab Lupi Ismiyati.
“Ya, tepat sekali jawabamu”, puji peneliti. “Nah, coba kalian jelaskan juga
kegunaan masing-masing sumber energi. Misalnya gas !’, lanjut peneliti. Dwitama
menjawab, “Gas alam digunakan untuk menggerakkan mesin uap di pabrik-pabrik dan
sebagai bahan bakar kompor gas , Ibu Guru !”. “Nah, dari contoh kegunaan sumber energi
tersebut tersebut, coba kalian sebutkan kegunaan dari jenis-jenis sumber energi
yang lain !’, tanya peneliti lagi. Hendra Setiawan menjawab, “air terjun
mempunyai aliran air dalam jumlah besar sehingga dapat menghasilkan energi yang
besar pula. Energi yang berasal dari aliran air terjun dapat digunakan untuk
memutar turbin pada pusat pembangkit energi listrik, Ibu Guru !”. “Benar sekali
jawaban kamu”, Nah, sekarang kamu Saefudin,
sebutkan yang lain !”, lanjut peneliti. Saefudin menjawab, “Kita sangat
bergantung pada energi matahari. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia
memerlukan energi matahari, antara lain, untuk
menghangatkan tubuh dan mengeringkan pakaian”. “Ya, betul sekali. Ibu
bangga pada kalian”, puji peneliti sekaligus untuk mengakhiri pelaksanaan
pertemuan pertama siklus pertama.
b)
Pertemuan Kedua
Pada kegiatan inti pertemuan kedua, Peneliti memberi salam, mengabsen siswa
dan mengatur tempat duduk. Selanjutnya peneliti mengadakan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan apersepsi. “Apakah
kalian semua masih ingat dengan pelajaran kemarin ?”, tanya peneliti. “Masih, Ibu
Guru !”. “Nah, coba kamu Natasya, sebutkan pengertian sumber energi?”, lanjut
peneliti. Natasya menjawab, Sumber
energi adalah benda yang dapat memberikan energi pada benda lain untuk
melakukan suatu kegiatan, Ibu Guru !”. “Bagus, jawaban kamu benar !”. “Vistra, coba kamu jelaskan kegunaan
energi dalam kehidupan sehari-hari
?”. dengan lantang Vistra menjawab, “Untuk
menerangi rumah dan lingkungan sekitar di waktu malam, masyarakat di daerah
yang belum terjangkau jaringan listrik umumnya menggunakan lampu minyak.
Sedangkan, untuk daerah yang sudah terjangkau jaringan listrik, masyarakatnya
menggunakan lampu listrik untuk menerangi rumah dan lingkungan sekitarnya, Bu
!. contohnya nelayan, kalau tidak ada bahan bakar nelayan tidak jadi melaut,
kalau kita mau bepergian di malam hari harus membawa senter, Ibu Guru !”.
Peneliti menjawab, “Tepat sekali jawaban kamu, Vistra !, kamu memang anak yang
pintar”, puji peneliti. Selesai
mengadakan apersepsi,
peneliti menjelaskan langkah-langkah belajar yang harus ditempuh
oleh siswa agar berhasil mencapai
tujuan yang diharapkan dalam perbaikan
pembelajaran pada pertemuan kedua, yaitu dengan melaksanakan kerja kelompok
membahas tentang cuaca.
Sebelum menempuh kegiatan inti, peneliti
membagi siswa menjadi beberapa kelompok berdasarkan kemampuan belajar.
Siswa yang pintar digabungkan dengan siswa yang kurang pintar. Dari pembagian
tersebut terbentuk 5 kelompok. Kepada
setiap kelompok peneliti memberikan lembar kerja untuk membahas masalah yang
berbeda-benda. Tiap kelompok membahas satu permasalahan, kemudian peneliti
memerintahkan siswa untuk memulai kerja kelompoknya.
Di sela-sela pelaksanaan kerja kelompok, peneliti memberikan penjelasan
secara lisan tentang konsep materi pembelajaran dan sesekali memberikan
pertanyaan kepada salah satu kelompok.
“Kelompok Meita Retnoningrum,
kalian membahas tentang apa?”, tanya Peneliti. “Cara menghemat bahan
bakar, Ibu Guru !”, jawab Meita Retnoningrum. “Nah, coba kalian jelaskan
pengertian tersebut dan sebutkan contohnya !’, lanjut peneliti. Cahyo salah satu anggota kelompok Meita
Retnoningrum menjawab, “Ada banyak cara untuk
menghemat bahan bakar. Caranya dengan menggunakan bahan bakar sesuai kebutuhan.
Misalnya, menggunakan motor jika diperlukan., Ibu Guru !”. “Ya betul sekali jawaban kamu, Cahyo”, puji
peneliti sekaligus untuk memberikan motivasi bagi kelompok lain untuk bekerja
lebih giat.
3)
Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, setelah kegiatan kerja kelompok selesai, peneliti dan
siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelas untuk
menyimpulkan hasil kerja kelompok
untuk dicatat dalam buku catatan masing-masing dan dilanjutkan
dengan melaksanakan tes formatif. “Nah, dari pelaksanaan diskusi
kelas, apakah kalian sudah bisa memahami materi pembelajaran yang diberikan ?”,
tanya peneliti. Sebagian siswa menjawab sudah, dan sebagian lagi menjawab
belum. Untuk lebih memahamkan siswa terhadap materi yang baru dipelajari, peneliti
memberikan bahan penugasan secara individu untuk diselesaikan di rumah.
c.
Observasi
Observasi dilakukan selama proses perbaikan pembelajaran siklus pertama sedang berlangsung oleh
observer (teman sejawat). Melalui
kegiatan ini diperoleh data proses belajar mengajar, sebagai bukti otentik hasil perbaikan
pembelajaran siklus pertama. Hasilnya menunjukkan bahwa belum semua siswa
terlibat aktif dalam pelaksanaan kerja kelompok sehingga pada pelaksanaan
diskusi kelas dan tes formatif hasilnya belum sesuai harapan.
d.
Refleksi
Berdasarkan hasil
observasi dan analisis terhadap hasil tes formatif siklus satu secara umum
proses pembelajaran mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari studi
awal. Hasil belajar yang belum maksimal
tersebut peneliti bahas melalui diskusi antara teman sejawat, dan disimpulkan
bahwa akan dilakukan refleksi untuk
menyusun rencana tindakan siklus kedua serta membentuk kelompok siswa
berdasarkan kedekatan pertemanan di dalam kelas. Diharapkan
dengan pembentukan kelompok berdasarkan kedekatan pertemanan di kelas maka
suasana kondusif dalam kerja kelompok dapat tercapai sehingga siswa dapat lebih
“enjoy” dan “rileks” dalam melaksanakan kerja kelompok.
2. Siklus kedua
Kegiatan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, dengan penjelasan
kegiatan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
Kelas/Semester : III /
2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep energi gerak
Kompetensi Dasar : Menerapkan cara menghemat energi dalam kehidupan
sehari-hari
Materi Pembelajaran : Penerapan energi gerak
Indikator : Menerapkan cara menghemat energi di rumah
dan di sekolah
Waktu Pelaksanaan : 09 April 2011
dan 11 April 2011
Alokasi Waktu : 3 x 35
menit (2 x pertemuan)
a.
Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan pengamatan observer pada siklus pertama,
peneliti melakukan revisi terhadap Rencana Perbaikan Pembelajaran Skenario dan
langkah-langkah yang akan ditempuh oleh guru dan siswa pada saat melaksanakan
kegiatan perbaikan pembelajaran, seperti pada siklus pertama, hanya saja dalam
kegiatan inti lebih peneliti akan mengubah anggota kelompok berdasarkan
kedekatan pertemanan di dalam kelas untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
bekerja kelompok sehingga diharapkan siswa dapat lebih “enjoy” dan “rileks”
dalam melaksanakan kerja kelompok.
Setelah hal itu dilengkapi langkah berikutnya
yaitu melakukan perbaikan pembelajaran dalam dua kali pertemuan pada siklus
pertama. Sebelum pelaksanaan, peneliti bersama-sama observer mengadakan
simulasi untuk menghindari adanya kegagalan pada saat pelaksanaan.
b.
Pelaksanaan
1)
Kegiatan Awal
Peneliti memasuki ruang kelas dan
menyampaikan salam, menginstruksikan kepada ketua kelas agar memimpin doa sebelum belajar, dan
dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa.
Kemudian peneliti dan siswa mengadakan apersepsi melalui tanya jawab sehubungan dengan materi
yang akan dipelajari. Adapun
pertanyaan yang diajukan peneliti
dan berikut jawaban siswa, sebagaimana
tampak pada deskripsi berikut.
“Pada pertemuan siklus pertama, kita
pernah membahas cara menghemat energi”.
“Apakah kalian masih mengingatnya?”. “Masih Bu”, jawab seluruh siswa. “Nah
kalau begitu Ibu mau bertanya kepada Rizky Widodo”. “Rizky Widodo, apakah di
rumah kamu pernah melakukan penghematan energi, kalau iya bagaimana caranya?”.
“Ya, Bu !. Misalnya hanya menggunakan air sesuai
kebutuhan pokoknya. Misalnya, mandi, minum, masak, dan mencuci. Janganlah
menghamburkan air. Tutuplah kran air, jika tidak diperlukan. Agar air di
lingkungan kita tetap tersedia.”. “Ya, benar !.” jawab peneliti.
2)
Kegiatan Inti
a)
Pertemuan Pertama
Selesai mengadakan apersepsi, peneliti
menjelaskan langkah-langkah
belajar yang harus ditempuh oleh siswa agar berhasil mencapai tujuan yang diharapkan dalam
perbaikan pembelajaran siklus kedua pertemuan pertama.
Sebelum menempuh kegiatan inti, peneliti
memotivasi siswa agar memiliki semangat untuk mengikuti pembelajaran.
Barulah setelah itu peneliti menjelaskan materi ajaran menggunakan metode
ceramah klasikal. Pada pertengahan proses
dilakukan tanya jawab disertai pembimbingan secara individu bagi siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar. Peneliti menyajikan beberapa gambar :
Gambar 4.1 Beberapa hal yang membutuhkan sumber energi
pada saat penggunaannya (Sumber : Buku
IPA 3, Ahmad Zulfikar Zein, dkk, 2009 : 71-72).
Peneliti mengajukan beberapa pernyataan mengenai gambar yang disajikan, “Ernita,
coba kamu jelaskan kegiatan pada gambar yang pertama”, tanya peneliti. Ernita
menjawab, “orang sedang mengisi bahan bakar, Ibu Guru”. “Ya betul, sekarang
coba Febby, sebutkan cara menghemat bahan bakar sebagaimana gambar pertama ?”,
lanjut peneliti. Febby menjawab, “Jangan dipakai kemana-kemana, Ibu Guru”,
jawab Febby. Mendengar jawaban Febby, serempak semua siswa tertawa. Peneliti
kemudian memberikan penjelasan bahwa jawaban yang diberikan Febby kurang tepat,
dan menjelaskan jawaban yang benar. “Nah, Febby bagaimana, kamu sudah mengerti
?”. Febby menjawab sambil tersipu malu, “Sudah, Ibu Guru”. Peneliti terus
memberikan pertanyaan seputar gambar yang disajikan untuk meningkatkan
pemahaman siswa, sekaligus untuk mengakhiri pelaksanaan pertemuan pertama
siklus kedua.
b)
Pertemuan Kedua
Pada kegiatan inti pertemuan kedua, Peneliti memberi salam, mengabsen siswa
dan mengatur tempat duduk. Selanjutnya peneliti mengadakan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan apersepsi. “Apakah
kalian semua masih ingat dengan pelajaran kemarin ?”, tanya peneliti. “Masih, Ibu
Guru !”. “Nah, coba kamu Ana Aulisari, sebutkan hal-hal apa yang pernah kamu lakukan
untuk menghemat energi ?”, lanjut peneliti.
Ana Aulisari menjawab, mematikan lampu yang tidak digunakan, Ibu Guru
!”. “Bagus, jawaban kamu benar !”. “Febby
Yolanda, coba sebutkan yang lain ?”. Febby Yolanda menjawab, “untuk menghemat
bahan bakar. Caranya dengan menggunakan bahan bakar sesuai kebutuhan. Misalnya,
menggunakan motor jika diperlukan. Contoh lainnya saat membakar sampah. Jika
sampah masih basah, jangan membakarnya menggunakan minyak tanah. Hal itu
disebut pemborosan. Kita cukup menunggu sampai mengering. Selanjutnya, sampah
dibakar. , Bu !. Peneliti menjawab, “Tepat sekali jawaban kamu, Febby!, kamu
memang anak yang pintar”, puji peneliti. Selesai mengadakan apersepsi, peneliti
menjelaskan langkah-langkah
belajar yang harus ditempuh oleh siswa agar berhasil mencapai tujuan yang diharapkan dalam perbaikan pembelajaran
pada pertemuan kedua, yaitu dengan melaksanakan kerja kelompok.
Sebelum menempuh kegiatan inti, peneliti
membagi siswa menjadi beberapa kelompok berdasarkan kedekatan pertemanan
dalam kelas. Dari pembagian tersebut
terbentuk 6 kelompok. Kepada setiap
kelompok peneliti memberikan lembar kerja untuk membahas masalah yang
berbeda-benda. Tiap kelompok membahas satu permasalahan, kemudian peneliti
memerintahkan siswa untuk memulai kerja kelompoknya.
Di sela-sela pelaksanaan kerja kelompok, peneliti lisan tentang konsep
materi pembelajaran dan sesekali memberikan pertanyaan kepada salah satu
kelompok. “Kelompok Dwitama, kalian membahas tentang apa?”, tanya
Peneliti. “Cara menghemat energi listrik, Ibu Guru !”, jawab Dwitama. “Nah,
coba kalian jelaskan pengertian tersebut dan sebutkan contohnya !’, lanjut
peneliti. Eka Pramono salah satu anggota kelompok Dwitama menjawab,
“Kurangilah nyala lampu listrik. Misalnya, pada saat kita tidur menggunakan
alat-alat listrik yang hemat energi, kamar kosong tidak perlu diberi peneranganmemberikan
penjelasan secara, Ibu Guru !”. “Ya
betul sekali jawaban kamu, . Eka Pramono
”, puji peneliti sekaligus untuk memberikan motivasi bagi kelompok lain untuk
bekerja lebih giat.
Setelah kegiatan kerja kelompok selesai, peneliti dan siswa melaksanakan
kegiatan diskusi kelas untuk
menyimpulkan hasil kerja kelompok
untuk dicatat dalam buku catatan masing-masing dan dilanjutkan
dengan melaksanakan tes formatif. “Nah, dari pelaksanaan diskusi
kelas, apakah kalian sudah bisa memahami materi pembelajaran yang diberikan ?”,
tanya peneliti. Sebagian siswa menjawab sudah, dan sebagian lagi menjawab
belum. Melihat kondisi tersebut, peneliti mengulangi lagi penjelasan tentang
materi pembelajaran secara ringkas dan padat.
3)
Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, peneliti dan
siswa menempuh dua langkah kegiatan, yaitu : menyimpulkan hasil diskusi dan
melaksanakan tes formatif. Untuk lebih
memahamkan siswa terhadap materi yang baru dipelajari, peneliti memberikan
bahan penugasan secara individu untuk diselesaikan di rumah.
c.
Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan selama proses perbaikan
pembelajaran siklus kedua berlangsung.
Yang melakukan hal ini adalah teman
sejawat. Melalui kegiatan ini diperoleh
data proses belajar mengajar,
sebagai bukti otentik hasil
perbaikan pembelajaran siklus kedua. Dari hasil observasi yang dilakukan
menunjukkan bahwa pembentukan kelompok berdasarkan kedekatan pertemanan menunjukkan
hasil yang baik, siswa terlibat aktif, tidak canggung dan malu-malu dalam
mengemukakan pendapatnya dalam pelaksanaan kerja kelompok.
d. Refleksi
Hasil observasi dan tes formatif bahwa proses
perbaikan pembelajaran belum sepenuhnya berhasil karena belum semua kriteria
keberhasilan proses pembelajaran tercapai. Sebagai upaya perbaikan, atas dasar
diskusi dengan observer maka pada pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran
siklus ketiga akan dilakukan dengan menambahkan metode kerja kelompok
dengan pembentukan kelompok berdasarkan
kedekatan pertemanan, masih belum
berhasil secara maksimal, maka perlu dilaksanakan pengulangan pembelajaran
untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi dengan tetap
menggunakan pembentukan kelompok berdasarkan tingkat ketuntasan dengan harapan
siswa yang tuntas dapat membimbing siswa yang belum tuntas sehingga diharapkan
pada pelaksanaan siklus ketiga semua kriteria keberhasilan proses perbaikan
pembelajaran dapat tercapai, dan proses pembelajaran dinyatakan tuntas.
3. Siklus ketiga
Kegiatan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, dengan penjelasan
kegiatan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
Kelas/Semester : III /
2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep energi gerak
Kompetensi Dasar : Menerapkan cara menghemat energi dalam kehidupan
sehari-hari
Materi Pembelajaran : Penerapan energi gerak
Indikator : Menerapkan cara menghemat energi di rumah
dan di sekolah
Waktu Pelaksanaan : 13
April 2011 dan 15 April 2011
Alokasi Waktu : 3 x 35
menit (2 x pertemuan)
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan pengamatan observer pada siklus pertama,
peneliti melakukan revisi terhadap Rencana Perbaikan Pembelajaran Skenario dan
langkah-langkah yang akan ditempuh oleh guru dan siswa pada saat melaksanakan
kegiatan perbaikan pembelajaran, seperti pada siklus kedua, hanya saja dalam
kegiatan inti lebih peneliti akan mengubah anggota kelompok berdasarkan tingkat
ketuntasan belajar dengan harapan siswa yang tuntas dapat memberikan bimbingan
secara individu kepada siswa belum tuntas belajarnya sehingga diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sehingga peningkatan
partisipasi dan hasil belajar siswa dapat tercapai secara maksimal di siklus
ketiga.
Setelah hal itu dilengkapi langkah berikutnya
yaitu melakukan perbaikan pembelajaran dalam dua kali pertemuan pada siklus
pertama. Sebelum pelaksanaan, peneliti bersama-sama observer mengadakan
simulasi untuk menghindari adanya kegagalan pada saat pelaksanaan.
b.
Pelaksanaan
1)
Kegiatan Awal
Peneliti memasuki ruang kelas dan
menyampaikan salam, menginstruksikan kepada ketua kelas agar memimpin doa sebelum belajar, dan
dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa.
Kemudian peneliti dan siswa mengadakan apersepsi melalui tanya jawab sehubungan dengan materi
yang akan dipelajari. Adapun
pertanyaan yang diajukan peneliti
dan berikut jawaban siswa, sebagaimana
tampak pada deskripsi berikut.
“Pada pertemuan siklus kedua, kita
pernah membahas cara menghemat energi”.
“Apakah kalian masih mengingatnya?”. “Masih Bu”, jawab seluruh siswa. “Coba
sebutkan cara menghemat sumber air ?“, tanya peneliti. Edi Setiawan menjawab, “Cara Melakukan penghematan.
Misalnya, hanya menggunakan air sesuai kebutuhan pokoknya. Misalnya, mandi,
minum, masak, dan mencuci. Janganlah menghamburkan air. Tutuplah kran air, jika
tidak diperlukan, Ibu Guru !”. “Kalau cara menghemat minyak tanah?”, “menggunakan
kompor yang hemat energi, Ibu Guru !”. “Ya, betul. Ternyata kalian anak-anak Ibu
yang rajin, ini terbukti kalian bisa menjawab semua pertanyaan yang Ibu berikan
dengan benar”, puji peneliti.
2)
Kegiatan Inti
a)
Pertemuan Pertama
Selesai dirasakan cukup mengadakan apersepsi, peneliti
menjelaskan langkah-langkah
belajar yang harus ditempuh oleh siswa agar berhasil mencapai tujuan yang diharapkan dalam
perbaikan pembelajaran siklus ketiga pertemuan pertama.
Sebelum menempuh kegiatan inti, peneliti
memotivasi siswa agar memiliki semangat untuk mengikuti pembelajaran.
Barulah setelah itu peneliti menjelaskan materi ajaran menggunakan metode
ceramah klasikal. Pada pertengahan
proses dilakukan tanya jawab disertai pembimbingan secara individu bagi siswa
yang mengalami kesulitan dalam belajar. Peneliti menyajikan beberapa gambar :
Gambar 4.2 Berbagai jenis sumber-sumber energi yang ada
di sekitar kita Sumber : Buku IPA 3, Ahmad Zulfikar Zein, dkk,
2009 : 76-79)
Peneliti memberikan penjelasan mengenai gambar yang disajikan, Saat ini,
sebagian besar bahan bakar untuk kendaraan dan berbagai mesin berasal dari
minyak bumi. Saat melakukan pengeboran minyak bumi, adakalanya mengenai lapisan
gas yang disebut gas bumi atau gas alam. Gas alam digunakan untuk menggerakkan
mesin uap di pabrik-pabrik dan sebagai bahan bakar kompor gas. Apa di rumahmu
terdapat kompor gas? Energi listrik digunakan secara luas dalam kehidupan
sehari-hari. Mulai untuk menyalakan lampu penerangan sampai untuk menghidupkan
alat-alat listrik lainnya. Misalnya, kipas angin, radio, televisi, lemari es, setrika,
tape recorder (baca: tip rekorder), komputer, kompor listrik, dan penanak nasi
atau rice cooker (baca: rais kuker).
Setiap hari manusia memerlukan bahan bakar. Misalnya, bensin, solar, minyak
tanah, dan batu bara. Bahan bakar ini diperoleh dari pertambangan. Setelah
diolah baru dihasilkan bahan bakar yang kita gunakan. Energi bahan bakar
persediaannya terbatas. Pada saatnya nanti akan habis. Oleh karena itu, bahan
bakar perlu dihemat penggunaannya. Bagaimana cara melakukan penghematan?
Ada banyak cara untuk menghemat bahan bakar. Caranya dengan menggunakan
bahan bakar sesuai kebutuhan. Misalnya, menggunakan motor jika diperlukan.
Contoh lainnya saat membakar sampah. Jika sampah masih basah, jangan membakarnya
menggunakan minyak tanah. Hal itu disebuy pemborosan. Kita cukup menunggu
sampai mengering. Selanjutnya, sampah dibakar.
Penjelasan tentang gambar tersebut sekaligus mengakhiri pelaksanaan
kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus ketiga.
b)
Pertemuan Kedua
Pada kegiatan inti pertemuan kedua, Peneliti memberi salam, mengabsen siswa
dan mengatur tempat duduk. Selanjutnya peneliti mengadakan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan apersepsi. “Apakah
kalian semua masih ingat dengan pelajaran kemarin ?”, tanya peneliti. “Masih, Ibu
Guru !”. “Nah, coba kamu Nurzaman, sebutkan sumber energi apa yang menggerakkan
kincir angin ?”, lanjut peneliti. Nurzaman
menjawab, “Angin, Ibu Guru !”. “Bagus, jawaban kamu benar !”. “Dafit Triana, coba kamu sebutkan apa yang
cara menghemat energi listrik?”. Dafit Triana menjawab, “Listrik adalah sumber
energi yang dapat habis. Apabila sumbernya habis maka tidak dapat digunakan. Misalnya
listrik berasal dari PLTA. Jika sumber air habis, listrik tidak dapat menyala
lagi. Oleh karena itu, kita perlu menghemat listrik. Kurangilah nyala lampu
listrik. Misalnya, pada saat kita tidur, Bu !. Peneliti menjawab, “Tepat sekali
jawaban kamu, Dafit Triana !, kamu memang anak yang pintar”, puji peneliti.
Selesai mengadakan apersepsi, peneliti
menjelaskan langkah-langkah belajar
yang harus ditempuh oleh siswa agar berhasil
mencapai tujuan yang diharapkan
dalam perbaikan pembelajaran pada pertemuan kedua, yaitu dengan melaksanakan
kerja kelompok.
Sebelum menempuh kegiatan inti, peneliti
membagi siswa menjadi beberapa kelompok berdasarkan ketuntasan hasil
belajar dalam kelas. Dari pembagian
tersebut terbentuk 8 kelompok. Kepada
setiap kelompok peneliti memberikan lembar kerja untuk membahas masalah yang
berbeda-benda. Tiap kelompok membahas satu permasalahan, kemudian peneliti
memerintahkan siswa untuk memulai kerja kelompoknya.
Di sela-sela pelaksanaan kerja kelompok, peneliti memberikan penjelasan
secara lisan tentang konsep materi pembelajaran dan sesekali memberikan
pertanyaan kepada salah satu kelompok.
“Kelompok Natasya, kalian
membahas tentang apa?”, tanya Peneliti. “Cara menghemat sumber energi yang bisa
diperbaharuai, Ibu Guru !”, jawab Natasya. “Nah, coba kalian jelaskan
pengertian tersebut dan sebutkan contohnya !’, lanjut peneliti. Sulis salah
satu anggota kelompok Natasya menjawab, “Sehari-hari
kita menggunakan energi panas matahari. Misalnya, untuk menjemur pakaian.
Petani mengeringkan hasil panennya juga dengan panas matahari. Masih banyak
lagi kegunaan sinar matahari. Udara yang kita hirup tidak dapat habis. Setiap
hari kita bernapas. Bernapas adalah menghirup udara. Kita memerlukan oksigen
dan mengeluarkan zat asam arang saat bernapas. Walaupun sumber panas matahari
dan udara itu tidak habis. Namun harus kita gunakan dengan sebaik-baiknya. Kita
butuh udara bersih. Janganlah kita membuat pencemaran udara, Ibu Guru
!”. “Ya betul sekali jawaban kamu, Sulis”,
puji peneliti sekaligus untuk memberikan motivasi bagi kelompok lain untuk
bekerja lebih giat.
Setelah kegiatan kerja kelompok selesai, peneliti dan siswa melaksanakan
kegiatan diskusi kelas untuk
menyimpulkan hasil kerja kelompok
untuk dicatat dalam buku catatan masing-masing dan dilanjutkan
dengan melaksanakan tes formatif. “Nah, dari pelaksanaan diskusi
kelas, apakah kalian sudah bisa memahami materi pembelajaran yang diberikan ?”,
tanya peneliti. Sebagian siswa menjawab sudah, dan sebagian lagi menjawab
belum. Melihat kondisi tersebut, peneliti melakukan penjelasan ulang mengenai
materi pembelajaran secara singkat dan padat.
3)
Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, peneliti dan
siswa menempuh dua langkah kegiatan, yaitu : menyimpulkan hasil diskusi dan
melaksanakan tes formatif. Untuk lebih
memahamkan siswa terhadap materi yang baru dipelajari, peneliti memberikan bahan
penugasan secara individu untuk diselesaikan di rumah.
c.
Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan selama proses perbaikan
pembelajaran siklus kedua berlangsung.
Yang melakukan hal ini adalah teman
sejawat. Melalui kegiatan ini diperoleh
data proses belajar mengajar,
sebagai bukti otentik hasil
perbaikan pembelajaran siklus kedua. Dari hasil observasi yang dilakukan
menunjukkan bahwa pembentukan kelompok berdasarkan ketuntasan belajar
menunjukkan hasil yang baik, siswa yang tuntas tampak memberikan bimbingan
kepada siswa tidak tuntas, sehingga diharapkan hasil proses pembelajaran dapat
memenuhi kriteria yang ditentukan.
d. Refleksi
Hasil observasi dan tes formatif menunjukkan bahwa pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus ketiga telah mencapai kriteria keberhasilan yang
ditetapkan sehingga pelaksanaan
perbaikan pembelajaran dinyatakan tuntas dan selesai pada siklus ketiga.