PEMANFAATAN
BOTOL BEKAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK DIDIK KELOMPOK
B TAMAN
KANAK-KANAK ..................
TAHUN PELAJARAN ...........................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persoalan
membaca, menulis, dan berhitung atau calistung memang merupakan fenomena
tersendiri. Kini menjadi semakin hangat dibicarakan para orang tua yang
memiliki anak usia taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar karena mereka
khawatir anak-anaknya tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolahnya nanti jika
sedari awal belum dibekali keterampilan calistung.
Dalam
undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Pasal 28
ayat 3 menyatakan bahwa Taman Kanak-kanak (TK) merupakan pendidikan anak usia
dini pada jalur pendidikan formal yang bertujuan membantu anak didik
mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan
nilai-nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa,
fisik/motorik, dan seni untuk siap memasuki Sekolah Dasar (Depdiknas,2007:2).
Oleh karenenya pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia,terutama bagi
anak usia dini yang berada pada masa emas ditahap perkembangannya (golden
age). Dalam usia emas ini perlu adanya stimulus atau rangsangan yang tepat
agar terciptanya pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal.
Anak
pada usia dini memiliki kemampuan belajar luar biasa khususnya pada masa awal
kanak-kanak. Keinginan anak untuk belajar menjadikan anak aktif dan
eksploratif. Anak belajar dengan seluruh panca inderanya untuk memahami sesuatu
dan dalam waktu singkat anak beralih ke hal lain untuk dipelajari.
Lingkunganlah yang terkadang menjadi penghambat dalam mengembangkan kemampuan
belajar anak dan sering kali lingkungan mematikan keinginan anak untuk
bereksplorasi.
Aspek
perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang perlu dikembangkan, dan
hal ini juga merupakan tujuan pembelajaran di TK. Kemampuan kognitif ini
berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti bahasa, sosial, emosionoal,
moral dan agama. Kognitif disebut juga daya pikir atau kemampuan seseorang
untuk berpikir. Manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang telah
diciptakan secara sempurna dan istimewa,yang telah dikaruniakan akal dan
pikiran.Melalui akal dan pikiran itulah manusia dapat hidup dan bersosialisasi
dengan sesama ataupun dengan makhluk lainnya. Dengan kemampuan kognitif atau
daya pikir tersebut manusia akan dapat membedakan mana yang benar atau yang
salah, mana yang harus dilakukan atau dihindari, bagaimana harus bertindak dan
sebagainnya yang intinya seseorang tersebut dapat memecahkan masalah dalam
kehidupannya. Oleh karenanya kemampuan kognitif sangat penting bagi kehidupan
seseorang dan perlu dibekali dan dikembangkan sedini mungkin. Seringkali orang
menganggap kemampuan kognitif itu adalah intelegensi. Perkembangan intelektual
adalah sama dengan perkembangan mental, seseorang yang memiliki perkembangan
kognitif tinggi adalah orang yang pandai atau cerdas dan sebaliknya orang yang
memiliki kemampuan kognitif rendah maka disebut orang yang tidak pandai.
Anak
secara alamiah mengalami perkembangan yang berbeda-beda, baik dalam bidang
intelegensi, bakat, minat, kreativitas, kematangan, emosi maupun keadaan
jasmani dan keadaan sosial yang banyak diperoleh dari pengalaman anak sendiri.
Sebagai contoh, anak-anak belajar konsep angka dengan menghitung benda nyata,
bukan dengan mengisi halaman latihan, anak-anak belajar huruf dan fungsinya
dengan menggunakannya dalam nama mereka bukan melacaknya di halaman atau
menyebutkan huruf berulangulang. Pengalaman masa lalu anak memberi arti
terhadap pengalaman belajar dan perkembangan individual anak itu sendiri. Dari
beberapa anak akan mencapai hasil belajar yang berbeda walaupun mereka mendapat
pengalaman yang sama.
Usia
prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi
yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan berbagai potensi ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara guna meningkatkan kemampuan kognitif anak.
Walaupun demikian, kemampuan- kemampuan yang lain pun juga ikut berkembang
seperti kesiapan mental, sosial dan emosional. Oleh karena itu dalam
pembelajaran harus dilakukan secara menarik dan bervariasi. Walaupun tidak
jarang guru / pendidik di Taman Kanak-kanak
merasa bangga bila anak-anaknya pandai membaca, menulis dan berhitung. Dan
tidak jarang juga dalam kegiatan pembelajaran calistung tersebut dilakukan
tanpa menggunakan permainan atau pun hal yang menyenangkan. Sehingga TK
hanyalah sebuah logo, yang kenyataannya bukanlah taman, melainkan karantina
yang membuat jenuh anak-anak. Alasan dari guru ialah tuntutan dari masyarakat
yang menginginkan anak-anaknya jika lulus dari TK tersebut dapat membaca,
menulis dan berhitung. Selain itu, para orang tua juga khawatir dengan adanya
tes calistung saat masuk ke Sekolah Dasar.
“Bermain
bagi seorang anak adalah sesuatu yang sangat penting. Sebab, melarangnya dari
bermain seraya memaksanya untuk belajar terus menerus dapat mematikan hatinya,
mengganggu kecerdasannya, dan merusak irama hidupnya”. Al – Ghozali (Andang
Ismail, 2006:3). Bermain tidak bisa lepas dari diri anak, tidak bisa dipungkiri
bahwa usia anak adalah usia bermain. Oleh karenanya peneliti mengadakan
penelitian melalui sebuah permainan yang dapat meningkatkan kemampuan berhitung
permulaan anak. Permainan berhitung permulaan di TK itu sendiri ada tiga tahap
permulaan yaitu tahap konsep, tahap transisi, dan tahap lambang. Tahap konsep
merupakan tahap awal dari permainan berhitung di TK. Sedangkan tahap konsep itu
dapat dibedakan menjadi konsep bilangan, konsep warna, konsep bentuk dan
lain-lain. Berhitung itu sendiri sebetulnya boleh dikenalkan kepada anak
(sebatas pengenalan saja) sesuai kemampuan masing-masing anak dan tentunya ada
batas-batasnya. Misalnya, dalam berhitung tahap konsep bilangan nanti akan
dikenalkan kepada anak melalui berbagai bentuk permainan.
Seorang
guru hanya membimbing dan mengembangkan kemampuan anak dari pengalaman
masing-masing. Misalnya, jika seorang anak tiba-tiba mengucapkan satu, dua,
empat. Tentunya seorang guru tidak diam saja, seorang guru hendaknya berusaha
untuk merubah pemahaman anak tentang konsep bilangan yang kurang tepat
tersebut. Tentunya dengan cara yang menyenangkan bagi anak, misalnya dengan
bernyanyi satu, dua, tiga, empat dan seterusnya yang akan diterima anak.
melalui berbagai metode yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran dan kondisi
anak. Ada
beberapa metode yang dapat digunakan dalam permainan berhitung permulaan konsep
bilangan ini diantaranya adalah metode bercerita, metode bercakap-cakap, metode
tanya jawab, metode pemberian tugas, metode demonstrasi dan metode unjuk
kerja. Pemilihan metode, materi dan
penyampaian yang baik akan mencapai hasil yang baik pula.
Dengan
banyaknya orang tua menghendaki agar anak-anak mereka segera memiliki kemampuan
berhitung di samping membaca dan menulis, maka dalam permainan berhitung
permulaan tahap konsep bilangan tersebut diharapkan dapat mengembangkan aspek
kognitif anak dengan bentuk-bentuk permainan yang efektif dan menyenangkan.
Pada usia 3 tahun minat anak terhadap angka atau bilangan umumnya sangat besar.
Di lingkungan kehidupan anak berbagai bentuk angka atau bilangan sering sekali
ditemui, misalnya pada jam dinding, mata uang, kalender, bahkan pada kue atau makanan.
Oleh karena itu dapat dikatakan angka telah menjadi bagian dalam kehidupan
sehari-hari. Pada saat inilah permainan berhitung mulai diperkenalkan pada
anak.
Kurangnya
media dan sumber yang dimiliki oleh TK ..................... Kecamatan .....................
adalah masalah mendasar yang terjadi. Permasalahan lain yang terjadi di TK ..................... Kecamatan .....................
adalah metode yang digunakan oleh guru
masih menggunakan metode drill dan praktek-praktek paper-pencil test. Pada
pengembangan kognitif khususnya pada pembelajaran berhitung, guru memberikan
perintah kepada anak agar mengambil buku tulis dan pensil masing-masing.
Selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak membuat beberapa buah benda dan
benda tersebut diberi lingkaran. Setelah itu, anak harus mengisi jumlah benda
tersebut dengan sebuah angka yang cocok. Setelah anak mengerti, guru menyuruh
anak untuk membuatnya sendiri jumlah benda tersebut beserta angkanya sebanyak
mungkin. Diakui oleh guru di TTK ..................... Kecamatan .....................
bahwa
sampai saat ini para guru belum menemukan media yang tepat untuk membantu anak
dalam kegiatan berhitung. Guru kurang memberikan media yang bervariasi dan juga
masih menggunakan metode yang membuat anak merasa bosan dan tidak ada rasa
antusias pada anak untuk aktif di dalam kelas, sehingga kegiatan berhitung yang
diterapkan di TK TK ..................... Kecamatan .....................
masih menggunakan
metode konvensional atau pengerjaan latihan di buku tulis.
Berdasarkan
hasil refleksi awal melalui diskusi dengan gum, disepakati bahwa tindakan untuk
memecahkan masalah tersebut adalah melalui media botol bekas. Selain bermanfaat
bagi anak dalam menemukan media dan metode baru yang dapat menumbuhkan rasa
antusias atau minat anak terhadap pembelajaran, penulis berharap penelitian ini
dapat bermanfaat juga sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih dan
memanfaatkan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dalam mengajarkan
berhitung pada anak Taman Kanak-Kanak.
Di TK TK ..................... Kecamatan .....................
Tahun Pelajaran 2011/2012, mayoritas
anaknya memiliki kemampuan berhitung permulaan yang rendah. Misalnya, dalam
pembelajaran / kegiatan membilang ataupun menunjukkan urutan benda satu sampai lima, membilang dengan
menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda sampai 5), menunjuk
urutan benda untuk bilangan 1-5 atau mengenal konsep bilangan dan lain-lain
anak masih mengalami kesulitan. Selain itu pembelajaran dalam rangka
meningkatkan kemampuan berhitung permulaan kurang diminati, anak kurang
tertarik karena teknik pembelajaran yang monoton yang membuat anak jenuh,
kurangnya media pembelajaran dan pengalaman guru yang terbatas juga mempengaruhi
minat belajar anak. Hal tersebut ditunjukkan hanya delapan siswa (30%) dari 27
siswa yang dapat mencapai tingkat penguasaan materi 85%, sehingga masih
terdapat 19 siswa atau 70% yang belum menguasai dengan baik materi pembelajaran
berhitung permulaan.
Oleh
karenanya peneliti ingin melihat bagaimana peningkatan kemampuan berhitung
permulaan anak yang dilaksanakan melalui penggunaan botol belas sebagai media
pembelajaran berhitung permulaan di TK ..................... Kecamatan .....................
. Diharapkan pemanfaatan botol bekas pembelajaran
kemampuan berhitung permulaan berguna menarik minat siswa terhadap materi
pembelajaran yang disajikan, dapat meningkatkan pengertian anak didik terhadap
materi yang disajikan, dan media pembelajaran khususnya penggunaan botol bekas
diharapkan mampu menyajikan data yang kuat dan terpercaya sehingga peningkatan
kemampuan berhitung permulaan anak dapat tercapai, membangkitakan ide-ide atau gagasan-gagasan
yang bersifat konseptual, sehingga mengurang kesalahpahaman siswa dalam
mempelajarinya, meningkatkan minat siswa untuk materi pelajaran, memberikan
pengalaman-pengalaman nyata yang merangsang aktivitas diri sendiri untuk
belajar dan menyediakan
pengalaman-pengalaman yang tidak mudah didapat melalui materi-materi yang lain
dan menjadikan proses belajar mendalam dan beragam.
Berdasarkan
uraian di atas maka sebagai upaya peningkatan kemampuan siswa maka peneliti
akan melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas dengan judul pemanfaatan
botol bekas sebagai sumber pembelajaran berhitung permulaan anak didik kelompok
B TK ..................... Kecamatan .....................
.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan di atas, ada beberapa masalah yang
berkaitan dengan kemampuan berhitung permulaan anak usia dini yang perlu
ditingkatkan. Adapun masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasikan sebagai
berikut :
1. Rendahnya kemampuan
berhitung permulaan anak didik kelompok B TK ..................... Kecamatan .....................
dalam pembelajaran berhitung permulaan.
2. Teknik pembelajaran
berhitung permulaan yang kurang menyenangkan dalam pembelajaran anak didik
kelompok B TTK ..................... Kecamatan .....................
.
3. Kurangnya penggunaan alat
peraga pembelajaran khususnya pada pembelajaran berhitung permulaan anak didik
kelompok B TK ..................... Kecamatan .....................
.
C. Pembatasan Masalah
Agar
pemasalahan ini dapat dikaji secara optimal dan terarah, maka masalah tersebut
harus dibatasi. Dalam penelitian tindakan kelas ( PTK ) ini peneliti memberikan
pembatasan masalah hanya pada peningkatan kemampuan berhitung permulaan melalui
melalui pemanfaatan botol bekas anak didik kelompok B TK Masithoh Ciwalen
Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. Perumusan Masalah
Memperhatikan
latar belakang tersebut maka fokus penelitian ini dapat dirumuskan suatu
permasalahan sebagai berikut : Apakah pemanfaatan botol bekas dapat meningkatkan kemampuan berhitung
permulaan anak didik kelompok B TK ..................... Kecamatan .....................
?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan botol bekas dapat meningkatkan kemampuan berhitung
permulaan anak didik kelompok B TTK ..................... Kecamatan .....................
.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat
Teoritis
Secara
teoritis penelitian ini akan memberikan masukan, pengalaman dan wawasan tentang
berhitung permulaan anak.
2. Manfaat
Praktis
a. Bagi
Siswa
Dapat meningkatkan kemampuan berhitung
permulaan anak dengan permainan berhitung permulaan tahap konsep bilangan yang
telah diberikan.
b. Bagi
Guru
Hasil penelitian ini dapatnya
bermanfaat dalam menambah khasanah keilmuannya, sehingga semakin luas wawasan
kependidikan dan bertambah wawasan berfikir inovatif dan kreatif dalam
pendidikan ke depan, terutama dalam memperkaya bekal berimprovisasi dalam
pembelajaran yang penuh kreatif yang pada akhirnya akan menyenangkan bagi anak
dalam pembelajaran lebih lanjut.
c. Sekolah
Penelitian ini dapatnya bermanfaat
untuk tambahan bekal pengalaman sebagai pedoman lebih lanjut dalam mengambil
kebijakan di sekolah dalam memberikan bimbingan mengajar kepada guru dan
pengembangan lebih lanjut.
Bab 2 s.d Lampiran secara lengkap menyusul.
Hub. 081327121707... cukup SMS saja. Semoga bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih