Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Tuesday, 26 February 2013

PTK Taman Kanak-Kanak



PEMANFAATAN BOTOL BEKAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK DIDIK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK ..................
TAHUN PELAJARAN ...........................................


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Persoalan membaca, menulis, dan berhitung atau calistung memang merupakan fenomena tersendiri. Kini menjadi semakin hangat dibicarakan para orang tua yang memiliki anak usia taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar karena mereka khawatir anak-anaknya tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolahnya nanti jika sedari awal belum dibekali keterampilan calistung.
Dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Pasal 28 ayat 3 menyatakan bahwa Taman Kanak-kanak (TK) merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik, dan seni untuk siap memasuki Sekolah Dasar (Depdiknas,2007:2). Oleh karenenya pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia,terutama bagi anak usia dini yang berada pada masa emas ditahap perkembangannya (golden age). Dalam usia emas ini perlu adanya stimulus atau rangsangan yang tepat agar terciptanya pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal.
Anak pada usia dini memiliki kemampuan belajar luar biasa khususnya pada masa awal kanak-kanak. Keinginan anak untuk belajar menjadikan anak aktif dan eksploratif. Anak belajar dengan seluruh panca inderanya untuk memahami sesuatu dan dalam waktu singkat anak beralih ke hal lain untuk dipelajari. Lingkunganlah yang terkadang menjadi penghambat dalam mengembangkan kemampuan belajar anak dan sering kali lingkungan mematikan keinginan anak untuk bereksplorasi.
Aspek perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang perlu dikembangkan, dan hal ini juga merupakan tujuan pembelajaran di TK. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti bahasa, sosial, emosionoal, moral dan agama. Kognitif disebut juga daya pikir atau kemampuan seseorang untuk berpikir. Manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang telah diciptakan secara sempurna dan istimewa,yang telah dikaruniakan akal dan pikiran.Melalui akal dan pikiran itulah manusia dapat hidup dan bersosialisasi dengan sesama ataupun dengan makhluk lainnya. Dengan kemampuan kognitif atau daya pikir tersebut manusia akan dapat membedakan mana yang benar atau yang salah, mana yang harus dilakukan atau dihindari, bagaimana harus bertindak dan sebagainnya yang intinya seseorang tersebut dapat memecahkan masalah dalam kehidupannya. Oleh karenanya kemampuan kognitif sangat penting bagi kehidupan seseorang dan perlu dibekali dan dikembangkan sedini mungkin. Seringkali orang menganggap kemampuan kognitif itu adalah intelegensi. Perkembangan intelektual adalah sama dengan perkembangan mental, seseorang yang memiliki perkembangan kognitif tinggi adalah orang yang pandai atau cerdas dan sebaliknya orang yang memiliki kemampuan kognitif rendah maka disebut orang yang tidak pandai.
Anak secara alamiah mengalami perkembangan yang berbeda-beda, baik dalam bidang intelegensi, bakat, minat, kreativitas, kematangan, emosi maupun keadaan jasmani dan keadaan sosial yang banyak diperoleh dari pengalaman anak sendiri. Sebagai contoh, anak-anak belajar konsep angka dengan menghitung benda nyata, bukan dengan mengisi halaman latihan, anak-anak belajar huruf dan fungsinya dengan menggunakannya dalam nama mereka bukan melacaknya di halaman atau menyebutkan huruf berulangulang. Pengalaman masa lalu anak memberi arti terhadap pengalaman belajar dan perkembangan individual anak itu sendiri. Dari beberapa anak akan mencapai hasil belajar yang berbeda walaupun mereka mendapat pengalaman yang sama.
Usia prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan berbagai potensi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara guna meningkatkan kemampuan kognitif anak. Walaupun demikian, kemampuan- kemampuan yang lain pun juga ikut berkembang seperti kesiapan mental, sosial dan emosional. Oleh karena itu dalam pembelajaran harus dilakukan secara menarik dan bervariasi. Walaupun tidak jarang guru / pendidik di Taman Kanak-kanak merasa bangga bila anak-anaknya pandai membaca, menulis dan berhitung. Dan tidak jarang juga dalam kegiatan pembelajaran calistung tersebut dilakukan tanpa menggunakan permainan atau pun hal yang menyenangkan. Sehingga TK hanyalah sebuah logo, yang kenyataannya bukanlah taman, melainkan karantina yang membuat jenuh anak-anak. Alasan dari guru ialah tuntutan dari masyarakat yang menginginkan anak-anaknya jika lulus dari TK tersebut dapat membaca, menulis dan berhitung. Selain itu, para orang tua juga khawatir dengan adanya tes calistung saat masuk ke Sekolah Dasar.
“Bermain bagi seorang anak adalah sesuatu yang sangat penting. Sebab, melarangnya dari bermain seraya memaksanya untuk belajar terus menerus dapat mematikan hatinya, mengganggu kecerdasannya, dan merusak irama hidupnya”. Al – Ghozali (Andang Ismail, 2006:3). Bermain tidak bisa lepas dari diri anak, tidak bisa dipungkiri bahwa usia anak adalah usia bermain. Oleh karenanya peneliti mengadakan penelitian melalui sebuah permainan yang dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak. Permainan berhitung permulaan di TK itu sendiri ada tiga tahap permulaan yaitu tahap konsep, tahap transisi, dan tahap lambang. Tahap konsep merupakan tahap awal dari permainan berhitung di TK. Sedangkan tahap konsep itu dapat dibedakan menjadi konsep bilangan, konsep warna, konsep bentuk dan lain-lain. Berhitung itu sendiri sebetulnya boleh dikenalkan kepada anak (sebatas pengenalan saja) sesuai kemampuan masing-masing anak dan tentunya ada batas-batasnya. Misalnya, dalam berhitung tahap konsep bilangan nanti akan dikenalkan kepada anak melalui berbagai bentuk permainan.
Seorang guru hanya membimbing dan mengembangkan kemampuan anak dari pengalaman masing-masing. Misalnya, jika seorang anak tiba-tiba mengucapkan satu, dua, empat. Tentunya seorang guru tidak diam saja, seorang guru hendaknya berusaha untuk merubah pemahaman anak tentang konsep bilangan yang kurang tepat tersebut. Tentunya dengan cara yang menyenangkan bagi anak, misalnya dengan bernyanyi satu, dua, tiga, empat dan seterusnya yang akan diterima anak. melalui berbagai metode yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran dan kondisi anak. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam permainan berhitung permulaan konsep bilangan ini diantaranya adalah metode bercerita, metode bercakap-cakap, metode tanya jawab, metode pemberian tugas, metode demonstrasi dan metode unjuk kerja.  Pemilihan metode, materi dan penyampaian yang baik akan mencapai hasil yang baik pula.
Dengan banyaknya orang tua menghendaki agar anak-anak mereka segera memiliki kemampuan berhitung di samping membaca dan menulis, maka dalam permainan berhitung permulaan tahap konsep bilangan tersebut diharapkan dapat mengembangkan aspek kognitif anak dengan bentuk-bentuk permainan yang efektif dan menyenangkan. Pada usia 3 tahun minat anak terhadap angka atau bilangan umumnya sangat besar. Di lingkungan kehidupan anak berbagai bentuk angka atau bilangan sering sekali ditemui, misalnya pada jam dinding, mata uang, kalender, bahkan pada kue atau makanan. Oleh karena itu dapat dikatakan angka telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat inilah permainan berhitung mulai diperkenalkan pada anak.
Kurangnya media dan sumber yang dimiliki oleh TK ..................... Kecamatan ..................... adalah masalah mendasar yang terjadi. Permasalahan lain yang terjadi di TK ..................... Kecamatan ..................... adalah metode yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode drill dan praktek-praktek paper-pencil test. Pada pengembangan kognitif khususnya pada pembelajaran berhitung, guru memberikan perintah kepada anak agar mengambil buku tulis dan pensil masing-masing. Selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak membuat beberapa buah benda dan benda tersebut diberi lingkaran. Setelah itu, anak harus mengisi jumlah benda tersebut dengan sebuah angka yang cocok. Setelah anak mengerti, guru menyuruh anak untuk membuatnya sendiri jumlah benda tersebut beserta angkanya sebanyak mungkin. Diakui oleh guru di TTK ..................... Kecamatan .....................  bahwa sampai saat ini para guru belum menemukan media yang tepat untuk membantu anak dalam kegiatan berhitung. Guru kurang memberikan media yang bervariasi dan juga masih menggunakan metode yang membuat anak merasa bosan dan tidak ada rasa antusias pada anak untuk aktif di dalam kelas, sehingga kegiatan berhitung yang diterapkan di TK TK ..................... Kecamatan ..................... masih menggunakan metode konvensional atau pengerjaan latihan di buku tulis.
Berdasarkan hasil refleksi awal melalui diskusi dengan gum, disepakati bahwa tindakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah melalui media botol bekas. Selain bermanfaat bagi anak dalam menemukan media dan metode baru yang dapat menumbuhkan rasa antusias atau minat anak terhadap pembelajaran, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat juga sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih dan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dalam mengajarkan berhitung pada anak Taman Kanak-Kanak.
Di TK TK ..................... Kecamatan ..................... Tahun Pelajaran 2011/2012, mayoritas anaknya memiliki kemampuan berhitung permulaan yang rendah. Misalnya, dalam pembelajaran / kegiatan membilang ataupun menunjukkan urutan benda satu sampai lima, membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda sampai 5), menunjuk urutan benda untuk bilangan 1-5 atau mengenal konsep bilangan dan lain-lain anak masih mengalami kesulitan. Selain itu pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan berhitung permulaan kurang diminati, anak kurang tertarik karena teknik pembelajaran yang monoton yang membuat anak jenuh, kurangnya media pembelajaran dan pengalaman guru yang terbatas juga mempengaruhi minat belajar anak. Hal tersebut ditunjukkan hanya delapan siswa (30%) dari 27 siswa yang dapat mencapai tingkat penguasaan materi 85%, sehingga masih terdapat 19 siswa atau 70% yang belum menguasai dengan baik materi pembelajaran berhitung permulaan.
Oleh karenanya peneliti ingin melihat bagaimana peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak yang dilaksanakan melalui penggunaan botol belas sebagai media pembelajaran berhitung permulaan di TK ..................... Kecamatan ..................... . Diharapkan pemanfaatan botol bekas pembelajaran kemampuan berhitung permulaan berguna menarik minat siswa terhadap materi  pembelajaran yang disajikan, dapat meningkatkan pengertian anak didik terhadap materi yang disajikan, dan media pembelajaran khususnya penggunaan botol bekas diharapkan mampu menyajikan data yang kuat dan terpercaya sehingga peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak dapat tercapai,  membangkitakan ide-ide atau gagasan-gagasan yang bersifat konseptual, sehingga mengurang kesalahpahaman siswa dalam mempelajarinya, meningkatkan minat siswa untuk materi pelajaran, memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang merangsang aktivitas diri sendiri untuk belajar  dan menyediakan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah didapat melalui materi-materi yang lain dan menjadikan proses belajar mendalam dan beragam.
Berdasarkan uraian di atas maka sebagai upaya peningkatan kemampuan siswa maka peneliti akan melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas dengan judul pemanfaatan botol bekas sebagai sumber pembelajaran berhitung permulaan anak didik kelompok B TK ..................... Kecamatan ..................... .

B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, ada beberapa masalah yang berkaitan dengan kemampuan berhitung permulaan anak usia dini yang perlu ditingkatkan. Adapun masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1.   Rendahnya kemampuan berhitung permulaan anak didik kelompok B TK ..................... Kecamatan ..................... dalam pembelajaran berhitung permulaan.
2.   Teknik pembelajaran berhitung permulaan yang kurang menyenangkan dalam pembelajaran anak didik kelompok B TTK ..................... Kecamatan ..................... .
3.   Kurangnya penggunaan alat peraga pembelajaran khususnya pada pembelajaran berhitung permulaan anak didik kelompok B TK ..................... Kecamatan ..................... .
C.    Pembatasan Masalah
Agar pemasalahan ini dapat dikaji secara optimal dan terarah, maka masalah tersebut harus dibatasi. Dalam penelitian tindakan kelas ( PTK ) ini peneliti memberikan pembatasan masalah hanya pada peningkatan kemampuan berhitung permulaan melalui melalui pemanfaatan botol bekas anak didik kelompok B TK Masithoh Ciwalen Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2011/2012.
D.    Perumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang tersebut maka fokus penelitian ini dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut : Apakah pemanfaatan botol  bekas dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak didik kelompok B TK ..................... Kecamatan ..................... ?
E.     Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan botol  bekas dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak didik kelompok B TTK ..................... Kecamatan ..................... .
F.     Manfaat Penelitian 
      1.   Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini akan memberikan masukan, pengalaman dan wawasan tentang berhitung permulaan anak.
2.   Manfaat Praktis
a.   Bagi Siswa
Dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak dengan permainan berhitung permulaan tahap konsep bilangan yang telah diberikan.
b.   Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapatnya bermanfaat dalam menambah khasanah keilmuannya, sehingga semakin luas wawasan kependidikan dan bertambah wawasan berfikir inovatif dan kreatif dalam pendidikan ke depan, terutama dalam memperkaya bekal berimprovisasi dalam pembelajaran yang penuh kreatif yang pada akhirnya akan menyenangkan bagi anak dalam pembelajaran lebih lanjut.
c.   Sekolah
Penelitian ini dapatnya bermanfaat untuk tambahan bekal pengalaman sebagai pedoman lebih lanjut dalam mengambil kebijakan di sekolah dalam memberikan bimbingan mengajar kepada guru dan pengembangan lebih lanjut.


Bab 2 s.d Lampiran secara lengkap menyusul.
Hub. 081327121707... cukup SMS saja. Semoga bermanfaat.
 

 

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih