PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
AQIDAH AKHLAK TERHADAP AKHLAK TERPUJI DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU SISWA DI MTs
NURUL HUDA CIPOROS KARANGPUCUNG
A. Latar Belakang Masalah
Mata
pelajaran aqidah akhlak
bertujuan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan keimanan peserta
didik yang diwujudkan
dalam akhlaknya yang terpuji,
melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta
pengalaman peserta didik
tentang aqidah dan
akhlak Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang
terus berkembang dan
meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada
Allah SWT, serta
berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara, serta
untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Kompetensi mata pelajaran aqidah akhlak berisi
sekumpulan kemampuan minimal yang harus
dikuasai peserta didik
setelah menempuh Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak di
MTs. Kompetensi ini
berorientasi pada perilaku afektif
dan psikomotorik dengan dukungan
pengetahuan kognitif dalam
rangka memperkuat aqidah serta
meningkatkan kualitas akhlak
sesuai dengan ajaran
Islam. Kompetensi mata
pelajaran aqidah akhlak
di MTs adalah
meliputi: rukun iman, berbudi
pekerti luhur yang
tercermin dalam perilaku
sehari-hari dalam
hubungannya dengan Allah,
sesama manusia, dan
alam sekitar; mampu
menjaga kemurnian Aqidah Islam;
memiliki keimanan yang
kokoh yang dilandasi
dalil-dalil naqli (al-QurÃan dan Hadits), dalil aqli
(Rasionalitas).
Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang
secara integral, dalam arti fungsi–fungsi jiwanya saling mempengaruhi secara
organik. Karenanya sepanjang perkembangannya membutuhkan bimbingan sebaik–baiknya
dari orang yang lebih dewasa dan bertanggung jawab terhadap jiwa para remaja
yang menurut kodratnya terbuka terhadap pengaruh dari luar. Namun tidak jarang
para remaja mengambil jalan pintas untuk mengatasi kemelut batin yang mereka
alami itu. Pelarian batin ini terkadang akan mengarah ke perbuatan negatif dan
merusak, seperti kasus narkoba, tawuran antar pelajar, maupun tindak kriminal
merupakan bagian dari kegagalan para remaja dalam menemukan jalan hidup yang
dapat menentramkan gejolak batinnya. Sehingga jika tingkah laku yang
diperlihatkan sesuai dengan norma yang berlaku, maka tingkah laku tersebut
dinilai baik dan diterima. Sebaliknya, jika tingkah laku tersebut tidak sesuai
atau bertentangan dengan norma yang berlaku, maka tingkah laku dinilai buruk
dan ditolak (Jalaludin, 2005 : 267).
Akibatnya peranan serta efektivitas pendidikan aqidah
akhlak di MTs sebagai landasan bagi pengembangan spiritual terhadap
kesejahteraan masyarakat dipertanyakan. Dengan demikian jika pendidikan aqidah
akhlak yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual dilakukan dengan
baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik. Juga sebagaimana diketahui,
bahwa inti ajaran Islam meliputi: masalah keimanan (akidah), masalah keislaman
(syari’ah), dan masalah ikhsan (akhlak) (Zuhairini dan Abdul Ghofir, 2004 :
48).
Kemudian ruang lingkup akhlak meliputi tiga bidang
yaitu akhlak kepada Allah, akhlak kepada sesama manusia, dan akhlak terhadap
alam lingkungan. Dengan demikian, akhlak mencakup jasmani dan rohani, lahir dan
batin, dunia dan akhirat, bersifat universal, berlaku sepanjang zaman dan
mencakup hubungan dengan Allah, manusia dan alam lingkungan.
Demikian pula dengan pendidikan yang bijaksana dan
mengetahui metodologi yang tepat bagi masing–masing individu (siswa),
diharapkan para remaja dapat mencapai kesempurnaan. Selanjutnya kita tahu bahwa
pada umumnya pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan
kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani
(pikir, karsa, rasa, cipta dan budinurani) dan jasmani (panca indera serta
ketrampilan-ketrampilan).
Di samping itu, pada hakekatnya pendidikan merupakan
kebutuhan yang utama bagi manusia, yang dimulai sejak manusia lahir sampai
meninggal dunia, bahkan manusia tidak akan menjadi manusia yang berkepribadian
utama tanpa melalui pendidikan. Begitu pula dengan pendidikan aqidah akhlak di
Madrasah Tsanawiyah memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam
pembentukan tingkah laku siswa. Apalagi dalam pelaksanaan pendidikan aqidah
akhlak tersebut masih terdapat kelemahan-kelemahan yang mendorong dilakukannya
penyempurnaan terus-menerus.
Kelemahan tersebut terdapat pada materi pendidikan
aqidah akhlak yang lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan
sikap (afektif) serta pembiasaan (psikomotorik). Kendala lainnya adalah
kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada
peserta didik untuk mempraktekan nilai-nilai keyakinan tauhid dan akhlakul
karimah dalam kehidupan sehari-hari. Lalu lemahnya sumber daya guru dalam
pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif, minimnya berbagai
sarana pelatihan dan pembangunan, serta rendahnya peran serta orang tua siswa.
Dengan pendidikan aqidah akhlak diharapkan dapat
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam tingkah laku
terpuji. Karena tingkah laku ditentukan oleh keseluruhan pengalaman yang
didasari oleh pribadi seseorang. Kesadaran merupakan sebab dari tingkah laku.
Artinya, bahwa apa yang dipikir dan dirasakan oleh individu itu menentukan apa
yang akan dikerjakan. Adanya nilai yang dominan mewarnai seluruh kepribadian
seseorang dan ikut serta menentukan tingkah lakunya. Dengan demikian dapat
disadari betapa pentingnya peranan pendidikan aqidah akhlak dalam membentuk
tingkah laku siswa seutuhnya.
Maka dari itu, pendidikan aqidah akhlak mempunyai arti
dan peranan penting dalam membentuk tingkah laku siswa seutuhnya. Sebab dengan
pendidikan aqidah akhlak ini siswa tidak diarahkan kepada pencapaian
kebahagiaan hidup di dunia saja, tetapi juga untuk kebahagiaan hidup di
akhirat. Dengan pendidikan aqidah akhlak siswa diarahkan mencapai keseimbangan
antara kemajuan lahiriah dan batiniah, keselarasan hubungan antara manusia
dalam lingkup sosial masyarakat dan lingkungannya juga hubungan manusia dengan
Tuhannya. Dan dengan pendidikan aqidah akhlak pula siswa akan memiliki derajat
yang tinggi yang melebihi makhluk lainnya.
Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa pelaksanaan
pendidikan aqidah akhlak dapat dipandang sebagai suatu wadah untuk membina dan
membentuk tingkah laku siswa dalam mengembangkan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) serta pembiasaan (psikomotorik).
Oleh sebab itu pendidikan aqidah akhlak bertujuan untuk menumbuhkan pola
tingkah laku siswa yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan, penalaran,
perasaan dan indera. Pendidikan aqidah akhlak dengan tujuan semacam itu harus
melayani pertumbuhan siswa dalam segala aspeknya, baik aspek spiritual,
intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah maupun bahasa. Pendidikan aqidah
akhlak harus mendorong semua aspek tersebut ke arah keutamaan serta pencapaian
kesempurnaan hidup berdasarkan nilai-nilai Islam.
Dan untuk mewujudkan tujuan di atas tentunya harus
ditunjang dengan berbagai faktor seperti diantaranya guru atau pendidik,
lingkungan, motivasi dan sarana yang relevan. Perkembangan dan pertumbuhan
tingkah laku siswa berjalan cepat atau lambat tergantung pada sejauh mana
faktor–faktor pendidikan aqidah akhlak dapat disediakan dan difungsikan sebaik
mungkin. Yang dalam hal ini adalah lembaga sekolah pendidikan agama yang
diberikan di lingkungan sekolah, lembaga sekolah pendidikan agama tidak hanya
menyangkut proses belajar-mengajar yang berlangsung di kelas melalui
intelegensia (kecerdasan otak) semata, tetapi juga menyangkut pada hal-hal lain
seperti dengan guru, teman dan lingkungan yang sangat berpengaruh pada tingkah
lakunya.
Dengan
melihat pentingnya pendidikan
aqidah akhlak diberikan
kepada siswa, maka penulis tertarik untuk lebih mendalami penelitian
tentang aqidah akhlak dengan mengambil judul Pengaruh Hasil Belajar Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Akhlak Terpuji Dalam Pembentukan Perilaku
Siswa Di MTs Nurul Huda Ciporos Karangpucung.
B. Definisi Operasional
Untuk mempermudah dan menghindari salah pengertian
serta mempertegas ruang lingkup pembahasan, maka penulis memandang perlu menyampaikan
batasan-batasan terhadap beberapa istilah
yang terdapat dalam judul diatas. Adapun istilah-istilah yang perlu
dijelaskan antara lain:
1.
Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Winkel (1996:162 ) mengatakan bahwa hasil belajar
adalahsuatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 787), hasil belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Hasil belajar Aqidah Akhlak adalah nilai yang didapat
siswa berdasarkan pengetahuan, dan atau pengalamannya dalam mata pelajaran
Aqidah Akhlak, yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh
guru, selama siswa tersebut belajar di sekolah.
2.
Akhlak Terpuji
Akhlak Terpuji (al-mahmudah) atau akhlak al-karimah
artinya sikap dan sifat yang mulia atau terpuji, yang terkadang disebut dengan
budi pekerti yang luhur.
3.
Perilaku Siswa
Dalam
bahasa Inggris disebut
dengan behavior yang artinya
kelakuan, tindak-tanduk
jalan. Perilaku juga
tediri dari dua
kata peri dan
laku, peri yang artinya
sekeliling, dekat, melingkupi.
Dan laku artinya
tingkah laku, perbuatan, tindak tanduk. Secara etimologis
perilaku artinya setiap
tindakan manusia atau
hewan yang dapat dilihat. Melihat beberapa
uraian di atas
nampak jelas bahwa
perilaku itu adalah kegiatan atau
aktifitas yang melingkup seluruh aspek jasmaniah dan rohaniah yang bisa
dilihat. Perilaku siswa yang dimaksud dalam skripsi ini adalah perbuatan atau
aktifitas baik jasmani maupun rohani dari seorang siswa.
Maksud dari judul skripsi Pengaruh Hasil Belajar Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Akhlak Terpuji Dalam Pembentukan Perilaku
Siswa Di MTs Nurul Huda Ciporos Karangpucung adalah akibat atau pengaruh yang
ditimbulkan dari nilai yang didapat siswa berdasarkan pengetahuan, dan atau
pengalamannya dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak, yang ditunjukkan dengan nilai
tes atau angka yang diberikan oleh guru, dengan pembentukan budi pekerti yang
luhur oleh kegiatan atau aktifitas yang melingkup seluruh aspek jasmaniah dan
rohaniah dari siswa di MTs Nurul Huda Ciporos Karangpucung.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di
atas maka penulis merumuskan permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut sebagai
berikut :
1.
Bagaimana hasil belajar siswa mata pelajaran aqidah
akhlak di MTs Nurul Huda di desa Ciporos Kecamatan Karangpucung ?
2.
Bagaimana perilaku siswa setelah mempelajari materi
aqidah akhlak di MTs Nurul Huda di desa Ciporos Kecamatan Karangpucung ?
3.
Apakah ada pengaruh antara hasil belajar siswa mata
pelajaran aqidah akhlak dengan pembentukan perilaku siswa di MTs Nurul Huda di
desa Ciporos Kecamatan Karangpucung ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
:
- Untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi mata pelajaran aqidah akhlak yang telah dipelajari di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Ciporos Kecamatan Karangpucung
- Untuk memperoleh data tentang perilaku siswa MTs Nurul Huda setelah mereka mempelajari materi mata pelajaran aqidah akhlak.
- Untuk menguji apakah benar ada pengaruh yang signifikan antara penguasaan materi aqidah akhlak dengan perilaku siswa MTs Nurul Huda di Desa Ciporos Kecamatan Karangpucung
E. Manfaat Penelitian
1.
Sebagai
pengalaman dan penanaman
guru agama terhadap
pendidkan akhlak anak didik
yang didasarkan pada
Pendidikan Agama Islam
di sekolah.
2.
Hasil
penelitian ini juga
dapat digunakan untuk
kepentingan pengembangan
ilmu pengetahuan tentang
pendidikan khususnya pada bidang pendidikan akhlak dan keimanan.
3.
Bagi penulis sendiri, penelitian ini berguna untuk
memperdalam masalah akhlak siswa yang relevansinya dengan pendidikan aqidah
akhlak sebagai disiplin ilmu.
F. Telaah Pustaka
Beberapa buku yang dijadikan sebagai pedoman acuan
teori-teori yang dipakai oleh penulis diantaranya adalah :
1.
Buku dengan judul Psikologi
Agama karya Prof. Dr.H. Jalaludin diterbitkan oleh PT. Raja Grafindo
Persada Jakarta tahun 2007, mengupas tentang psikologi agama sebagai disiplin
ilmu , perkembangan, jiwa keagamaan pada anak dan remaja dan kesehatan mental.
2.
Buku dengan judul Aqidah
Akhlak Untuk Madrasah Tsanawiyah dengan penerbit Intimedia tahun 2000,
berisi tentang materi pembelajaran aqidah akhlak untuk Madrasah Tsanawiyah.
3.
Buku dengan judul Akhlak
Tasawuf karya Dr. M. Solihin, M.ag,
penerbit Nuansa tahun 2004, mengulas pendidikan akhlak manusia yang merupakan
pondasi bagi semua tingkah laku manusia yang akan dipertanggung jawabkan
nantinya di hadapan Alloh SWT.
4.
Buku dengan judul Menemukan
Kembali Mutiara Budi Pekerti Luhur karya Sugeng Subagja, penerbit Majelis
Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta tahun 2004, bahwa pendidikan akhlak dan
budi pekerti harus tumbuh kembali terutama sebagai kurikulum dalam sekolah.
5.
Buku dengan judul Mendidik
Anak Secara Islami karya Jaudah
Muhammad Awwad tahun 2004, berisi tentang perkembangan psikologis anak,
perkembangan emosi anak dan alternatif cara mengenalkan Islam.
6.
Karya Ilmiah yang dipakai oleh penulis sebagai acuan
penulisan skripsi ini adalah skripsi dengan judul Hubungan Antara Perilaku
Agama Orang Tua dengan Perilaku Agama Anak karya Komyati fakultas Tarbiyah
IAIIG Cilacap tahun 2004, meneliti tentang hubungan yang signifika antara
perilaku agama orang tua terhadap perilaku agama anak-anaknya. Dan karya Djahroni
(STAIN, 2003) dalam skripsinya yang berjudul Hubungan Suasana Religius dalam
Keluarga dengan Prestasi Belajar Qur¶an Hadist di Kelas 5 Dan 6 SDN Gebangsari
01 Genuk Kota Semarang Tahun 2003, yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan
positif yang signifikan antara keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan keagamaan
di keluarga dengan nilai hasil belajar Qur’an Hadist yang dicapai. Jika dalam
keluarga anak aktif dalam kegiatan keagamaan, seperti sholat berjamaah dan tilawah
Al- Qur’an, maka prestasi belajar Qur’an Hadistnya akan cenderung meningkat.
G. Hipotesis
Menurut asal usulnya hipotesa berarti sesuatu
kesimpulan atau pendapat yang masih kurang (hypo berarti kurang dari,
sedangkan thesis berarti pendapat). Jadi kesimpulan itu belum final (proto
conclution) karena masih harus dibuktikan. Setelah terbukti kebenarannya,
hipotesa berubah menjadi tesa. Kemudian menurut Marzuki hipotesa adalah dugaan
yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau
palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya.(Marzuki, 2001 : 38).
1.
Hipotesis Kerja (Ha)
Ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar mata pelajaran aqidah
akhlak terhadap akhlak terpuji dalam pembentukan perilaku siswa di Mts Nurul
Huda Ciporos Karangpucung.
2.
Hipotesis Nihil (Ho)
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar mata pelajaran
aqidah akhlak terhadap akhlak terpuji dalam pembentukan perilaku siswa di Mts
Nurul Huda Ciporos Karangpucung.
H. Metode Penelitian
Pengumpulan data yang diperlukan, dilaksanakan melalui
suatu cara yang disebut “teknik” (sering juga disebut metode). Dan setiap
metode atau teknik pengumpulan data menggunakan alat bantu yang disebut
instrument pengumpulan data. Menurut Suharsimi Arikunto (1990: 134) metode
atauteknik adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untukmengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang banyak dipergunakan dalam
ilmu sosial diantaranya adalah angket (kuisoner), wawancara, pengamatan,
dokumentasi, daftar cocok dan tabel. (Muslimin, 2002: 20)
1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat kuantitatif
yang menggunakan studi deskriptif yaitu dengan menggambarkan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta serta hubungan antar fenomena yang diteliti.
2.
Metode Penentuan Subyek
a.
Populasi
Menurut Sutrisno Hadi (2000: 102), populasi adalah
sejumlah individu yang mempunyai satu sifat sama, sedangkan menurut Suharsimi
Arikunto (2002: 108), populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Dalam
penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas IX MTs Nurul Huda Ciporos
Tahun Pelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 245 siswa.
b.
Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109), sampel adalah
sebagian wakil dari populasi yang diteliti dengan menggunakan cara-cara
tertentu. Apabila subyek lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau
20-25% atau lebih. (Arikunto, 1989: 134). Sampel yang penulis ambil adalah 15%
dari 245 siswa yaitu 37 siswa. Untuk mempermudah dalam penghitungan maka jumlah
sampel diambil 40 orang.
c.
Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel
yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang dijadikan sumber data
sebenarnya dengan memperhatikan sifat- sifat dan penyebaran populasi agar
diperoleh sampel yang representatif atau benar- benar mewakili populasi.
(Nawawi, 1991: 152). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik random
sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu. (Sugiyono, 2007: 82).
d.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap penelitian disamping menggunakan metode
yang tepat, diperlukan pula kemampuan memillih dan menyusun teknik dan alat
pengumpul data yang relevan. Kecermatan dalam memilih dan menyusun teknik dan
alat pengumpul data ini sangat berpengaruh pada obyektivitas hasil penelitian.
(Nawawi, 1991: 94). Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1)
Angket atau Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpuan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2007: 142). Metode ini digunakan untuk mendapatkan
data tentang pendidikan agama dalam keluarga yang diperoleh siswa kelas IX MTs
Nurul Huda Ciporos tahun pelajaran 2011/ 2012.
2)
Dokumentasi
Merupakan cara pengumpulan data melalui peninggalan
tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk pula buku-buku tentang
pendapat, teori, dalil/ hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan
masalah penyelidikan. (Nawawi, 1991: 133). Metode ini bertujuan untuk
memperoleh data dengan mempelajari hal- hal yang berupa catatan, transkrip,
agenda yang dianggap penting yang berhubungan dengan masalah yang akan
diteliti, yaitu tentang sejarah, struktur organisasi, kurikulum, keadaan guru
dan siswa, sarana dan prasarana, daftar nama siswa, serta prestasi belajar
Aqidah Akhlak siswa kelas IX MTs Nurul Huda Ciporos tahun pelajaran 2011/ 2012.
3)
Observasi
Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2007: 145),
observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari
pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah
proses pengamatan dan ingatan. Metode ini penulis pergunakan unuk memperoleh
data-data tentang keadaan umum MTs Nurul Huda , seperti letak geografis, serta
sarana dan prasarana.
4)
Wawancara (interview)
Wawancara (interview) adalah usaha mengumpulkan
informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk dijawab
secara lisan pula. (Nawawi, 1991: 111). Dalam penelitian ini penulis
mempergunakan metode interview secara langsung atau terbuka, yaitu pada waktu
mengadakan wawancara terhadap responden, penulis menyiapkan daftar pertanyaan
yang telah disusun sedemikian rupa dan responden diberi kesempatan untuk
menjawab. Adapun yang menjadi responden adalah guru mata pelajaran Aqidah
Akhlak kelas IX, dan guru Bimbingan dan Konseling MTs Nurul Huda Ciporos.
Metode ini dipergunakan untuk mendapatkan data tentang keadaan wali murid
siswa, dan prestasi belajar aqidah akhlak siswa.
e.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis
menggunakan analisis data statistik yang digunakan untuk menguji hubungan
variabel berupa korelasi Product Moment. Teknik korelasi ini digunakan mencari
hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel. (Sugiyono, 2007: 243).
Adapun rumus Korelasi Product Moment adalah:
Keterangan:
rxy = angka
indeks korelasi "r" product moment
N = jumlah responden
X = variabel dari pendidikan agama Islam dalam
keluarga
Y = variabel dari prestasi belajar aqidah akhlak
siswa
SXY = jumlah
perkalian antara skor X dan skor Y
∑X = jumlah seluruh skor X
∑Y = jumlah
seluruh skor Y. ( Sudijono, 1996: 193)
Agar dapat menentukan tingkat hubungan
antara varia bel-variabel ini maka digunakan juga koefisiensi korelasi, yaitu
suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran
dua variabel yang berbeda (Arikunto, 1992:213). Agar hasil perhitungan
koefisiensi korelasi signifikan, maka perlu dibandingkan dengan r tabel dengan
taraf kesalahan tertentu. Dan untuk memberikan penafsiran terhadap koefisiensi korelasi
yang ditemukan tersebut tinggi atau lemah, maka dapat berpedoman pada ketentuan
sebagai berikut :
I. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari
lima bab yaitu :
BAB I :
Pendahuluan
Latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, hipotesis dan
sistematika penulisan.
BAB II :
Landasan Teori
Pengertian dai aqidah akhlak, akhlak terpuji dan
perilaku siswa serta macam-macam aqidah akhlak, akhlak terpuji.
BAB III :
Metode Penelitian
Jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian
teknik analisa data
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Gambaran umum MTs Nurul Huda , analisis dan pembahasan
BAB V :
Penutup
Kesimpulan dan saran
Pada bagian akhir berisi tentang daftar pustaka dan
lampira-lampiran
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih