Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Tuesday, 11 December 2012

Nih aku lampirkan beberapa link  file PTK masing2 terdiri dari 3 PTK secara  lengkap.........
semua aku password, untuk menghindari file tersebut disalahgunakan atau dikomersilkan. untuk mendapatkan password silahkan SMS ke 081327121707. terima kasih.
1. Klik disini
2. Klik disini
3. Klik disini
4. Klik disini
 Semoga bermanfaat !!

PROPOSAL SKRIPSI PENGARUH HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP AKHLAK TERPUJI DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU SISWA DI MTs NURUL HUDA CIPOROS KARANGPUCUNG



PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP AKHLAK TERPUJI DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU SISWA DI MTs NURUL HUDA CIPOROS KARANGPUCUNG

A.    Latar Belakang Masalah
Mata  pelajaran  aqidah  akhlak  bertujuan  untuk  menumbuhkan  dan meningkatkan  keimanan  peserta  didik  yang  diwujudkan  dalam  akhlaknya  yang terpuji,  melalui  pemberian  dan  pemupukan  pengetahuan,  penghayatan, pengamalan  serta  pengalaman  peserta  didik  tentang  aqidah  dan  akhlak  Islam, sehingga  menjadi  manusia  muslim  yang  terus  berkembang  dan  meningkat kualitas  keimanan  dan  ketaqwaannya  kepada  Allah  SWT,  serta  berakhlak  mulia dalam  kehidupan  pribadi,  bermasyarakat,  berbangsa  dan  bernegara,  serta  untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Kompetensi mata pelajaran aqidah akhlak berisi sekumpulan kemampuan minimal  yang  harus  dikuasai  peserta  didik  setelah  menempuh  Mata  Pelajaran Aqidah  Akhlak  di  MTs.  Kompetensi  ini  berorientasi  pada  perilaku  afektif  dan psikomotorik  dengan  dukungan  pengetahuan  kognitif  dalam  rangka  memperkuat aqidah  serta  meningkatkan  kualitas  akhlak  sesuai  dengan  ajaran  Islam. Kompetensi  mata pelajaran  aqidah  akhlak  di  MTs  adalah  meliputi:  rukun  iman, berbudi  pekerti  luhur  yang  tercermin  dalam  perilaku  sehari-hari  dalam hubungannya  dengan  Allah,  sesama  manusia,  dan  alam  sekitar;  mampu  menjaga kemurnian  Aqidah  Islam;  memiliki  keimanan  yang  kokoh  yang  dilandasi  dalil-dalil naqli (al-Qurían dan Hadits), dalil aqli (Rasionalitas).   
Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral, dalam arti fungsi–fungsi jiwanya saling mempengaruhi secara organik. Karenanya sepanjang perkembangannya membutuhkan bimbingan sebaik–baiknya dari orang yang lebih dewasa dan bertanggung jawab terhadap jiwa para remaja yang menurut kodratnya terbuka terhadap pengaruh dari luar. Namun tidak jarang para remaja mengambil jalan pintas untuk mengatasi kemelut batin yang mereka alami itu. Pelarian batin ini terkadang akan mengarah ke perbuatan negatif dan merusak, seperti kasus narkoba, tawuran antar pelajar, maupun tindak kriminal merupakan bagian dari kegagalan para remaja dalam menemukan jalan hidup yang dapat menentramkan gejolak batinnya. Sehingga jika tingkah laku yang diperlihatkan sesuai dengan norma yang berlaku, maka tingkah laku tersebut dinilai baik dan diterima. Sebaliknya, jika tingkah laku tersebut tidak sesuai atau bertentangan dengan norma yang berlaku, maka tingkah laku dinilai buruk dan ditolak (Jalaludin, 2005 : 267).
Akibatnya peranan serta efektivitas pendidikan aqidah akhlak di MTs sebagai landasan bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat dipertanyakan. Dengan demikian jika pendidikan aqidah akhlak yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik. Juga sebagaimana diketahui, bahwa inti ajaran Islam meliputi: masalah keimanan (akidah), masalah keislaman (syari’ah), dan masalah ikhsan (akhlak) (Zuhairini dan Abdul Ghofir, 2004 : 48).
Kemudian ruang lingkup akhlak meliputi tiga bidang yaitu akhlak kepada Allah, akhlak kepada sesama manusia, dan akhlak terhadap alam lingkungan. Dengan demikian, akhlak mencakup jasmani dan rohani, lahir dan batin, dunia dan akhirat, bersifat universal, berlaku sepanjang zaman dan mencakup hubungan dengan Allah, manusia dan alam lingkungan.
Demikian pula dengan pendidikan yang bijaksana dan mengetahui metodologi yang tepat bagi masing–masing individu (siswa), diharapkan para remaja dapat mencapai kesempurnaan. Selanjutnya kita tahu bahwa pada umumnya pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budinurani) dan jasmani (panca indera serta ketrampilan-ketrampilan).
Di samping itu, pada hakekatnya pendidikan merupakan kebutuhan yang utama bagi manusia, yang dimulai sejak manusia lahir sampai meninggal dunia, bahkan manusia tidak akan menjadi manusia yang berkepribadian utama tanpa melalui pendidikan. Begitu pula dengan pendidikan aqidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan tingkah laku siswa. Apalagi dalam pelaksanaan pendidikan aqidah akhlak tersebut masih terdapat kelemahan-kelemahan yang mendorong dilakukannya penyempurnaan terus-menerus.
Kelemahan tersebut terdapat pada materi pendidikan aqidah akhlak yang lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif) serta pembiasaan (psikomotorik). Kendala lainnya adalah kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekan nilai-nilai keyakinan tauhid dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Lalu lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif, minimnya berbagai sarana pelatihan dan pembangunan, serta rendahnya peran serta orang tua siswa.
Dengan pendidikan aqidah akhlak diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam tingkah laku terpuji. Karena tingkah laku ditentukan oleh keseluruhan pengalaman yang didasari oleh pribadi seseorang. Kesadaran merupakan sebab dari tingkah laku. Artinya, bahwa apa yang dipikir dan dirasakan oleh individu itu menentukan apa yang akan dikerjakan. Adanya nilai yang dominan mewarnai seluruh kepribadian seseorang dan ikut serta menentukan tingkah lakunya. Dengan demikian dapat disadari betapa pentingnya peranan pendidikan aqidah akhlak dalam membentuk tingkah laku siswa seutuhnya.
Maka dari itu, pendidikan aqidah akhlak mempunyai arti dan peranan penting dalam membentuk tingkah laku siswa seutuhnya. Sebab dengan pendidikan aqidah akhlak ini siswa tidak diarahkan kepada pencapaian kebahagiaan hidup di dunia saja, tetapi juga untuk kebahagiaan hidup di akhirat. Dengan pendidikan aqidah akhlak siswa diarahkan mencapai keseimbangan antara kemajuan lahiriah dan batiniah, keselarasan hubungan antara manusia dalam lingkup sosial masyarakat dan lingkungannya juga hubungan manusia dengan Tuhannya. Dan dengan pendidikan aqidah akhlak pula siswa akan memiliki derajat yang tinggi yang melebihi makhluk lainnya.
Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pendidikan aqidah akhlak dapat dipandang sebagai suatu wadah untuk membina dan membentuk tingkah laku siswa dalam mengembangkan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) serta pembiasaan (psikomotorik). Oleh sebab itu pendidikan aqidah akhlak bertujuan untuk menumbuhkan pola tingkah laku siswa yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan, penalaran, perasaan dan indera. Pendidikan aqidah akhlak dengan tujuan semacam itu harus melayani pertumbuhan siswa dalam segala aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah maupun bahasa. Pendidikan aqidah akhlak harus mendorong semua aspek tersebut ke arah keutamaan serta pencapaian kesempurnaan hidup berdasarkan nilai-nilai Islam.
Dan untuk mewujudkan tujuan di atas tentunya harus ditunjang dengan berbagai faktor seperti diantaranya guru atau pendidik, lingkungan, motivasi dan sarana yang relevan. Perkembangan dan pertumbuhan tingkah laku siswa berjalan cepat atau lambat tergantung pada sejauh mana faktor–faktor pendidikan aqidah akhlak dapat disediakan dan difungsikan sebaik mungkin. Yang dalam hal ini adalah lembaga sekolah pendidikan agama yang diberikan di lingkungan sekolah, lembaga sekolah pendidikan agama tidak hanya menyangkut proses belajar-mengajar yang berlangsung di kelas melalui intelegensia (kecerdasan otak) semata, tetapi juga menyangkut pada hal-hal lain seperti dengan guru, teman dan lingkungan yang sangat berpengaruh pada tingkah lakunya.
Dengan  melihat  pentingnya  pendidikan  aqidah  akhlak  diberikan  kepada siswa, maka penulis tertarik untuk lebih mendalami penelitian tentang aqidah akhlak dengan mengambil judul Pengaruh Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Akhlak Terpuji Dalam Pembentukan Perilaku Siswa Di MTs Nurul Huda Ciporos Karangpucung.
B.     Definisi Operasional
Untuk mempermudah dan menghindari salah pengertian serta mempertegas ruang lingkup pembahasan, maka penulis memandang perlu menyampaikan batasan-batasan terhadap beberapa istilah  yang terdapat dalam judul diatas. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan antara lain:
1.      Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Winkel (1996:162 ) mengatakan bahwa hasil belajar adalahsuatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 787), hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Hasil belajar Aqidah Akhlak adalah nilai yang didapat siswa berdasarkan pengetahuan, dan atau pengalamannya dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak, yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru, selama siswa tersebut belajar di sekolah.
2.      Akhlak Terpuji
Akhlak Terpuji (al-mahmudah) atau akhlak al-karimah artinya sikap dan sifat yang mulia atau terpuji, yang terkadang disebut dengan budi pekerti yang luhur.
3.      Perilaku Siswa
Dalam  bahasa  Inggris  disebut  dengan  behavior  yang  artinya  kelakuan, tindak-tanduk  jalan.  Perilaku  juga  tediri  dari  dua  kata  peri  dan  laku,  peri  yang artinya  sekeliling,  dekat,  melingkupi.  Dan  laku  artinya  tingkah  laku,  perbuatan, tindak tanduk. Secara  etimologis  perilaku  artinya  setiap  tindakan  manusia  atau  hewan  yang dapat  dilihat. Melihat  beberapa  uraian  di  atas  nampak  jelas  bahwa  perilaku  itu adalah kegiatan atau aktifitas yang melingkup seluruh aspek jasmaniah dan rohaniah yang bisa dilihat. Perilaku siswa yang dimaksud dalam skripsi ini adalah perbuatan atau aktifitas baik jasmani maupun rohani dari seorang siswa.
Maksud dari judul skripsi Pengaruh Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Akhlak Terpuji Dalam Pembentukan Perilaku Siswa Di MTs Nurul Huda Ciporos Karangpucung adalah akibat atau pengaruh yang ditimbulkan dari nilai yang didapat siswa berdasarkan pengetahuan, dan atau pengalamannya dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak, yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru, dengan pembentukan budi pekerti yang luhur oleh kegiatan atau aktifitas yang melingkup seluruh aspek jasmaniah dan rohaniah dari siswa di MTs Nurul Huda Ciporos Karangpucung.
C.    Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penulis merumuskan permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut sebagai berikut :
1.      Bagaimana hasil belajar siswa mata pelajaran aqidah akhlak di MTs Nurul Huda di desa Ciporos Kecamatan Karangpucung ?
2.      Bagaimana perilaku siswa setelah mempelajari materi aqidah akhlak di MTs Nurul Huda di desa Ciporos Kecamatan Karangpucung ?
3.      Apakah ada pengaruh antara hasil belajar siswa mata pelajaran aqidah akhlak dengan pembentukan perilaku siswa di MTs Nurul Huda di desa Ciporos Kecamatan Karangpucung ?
D.    Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
  1. Untuk  mengetahui  tingkat  penguasaan  siswa  terhadap  materi  mata  pelajaran  aqidah  akhlak  yang  telah  dipelajari  di  Madrasah  Tsanawiyah  Nurul Huda Ciporos Kecamatan Karangpucung
  2. Untuk memperoleh data tentang perilaku siswa MTs Nurul Huda setelah mereka mempelajari materi mata pelajaran aqidah akhlak.
  3. Untuk  menguji  apakah  benar  ada  pengaruh  yang  signifikan antara  penguasaan  materi  aqidah  akhlak  dengan  perilaku  siswa  MTs  Nurul Huda di Desa Ciporos Kecamatan Karangpucung
E.     Manfaat Penelitian
1.      Sebagai  pengalaman  dan  penanaman  guru  agama  terhadap  pendidkan akhlak  anak  didik  yang  didasarkan  pada  Pendidikan  Agama  Islam  di sekolah.
2.      Hasil  penelitian  ini  juga  dapat  digunakan  untuk  kepentingan pengembangan  ilmu  pengetahuan  tentang  pendidikan  khususnya  pada bidang pendidikan akhlak dan keimanan.
3.      Bagi penulis sendiri, penelitian ini berguna untuk memperdalam masalah akhlak siswa yang relevansinya dengan pendidikan aqidah akhlak sebagai disiplin ilmu.
F.     Telaah Pustaka
Beberapa buku yang dijadikan sebagai pedoman acuan teori-teori yang dipakai oleh penulis diantaranya adalah :
1.      Buku dengan judul Psikologi Agama karya Prof. Dr.H. Jalaludin diterbitkan oleh PT. Raja Grafindo Persada Jakarta tahun 2007, mengupas tentang psikologi agama sebagai disiplin ilmu , perkembangan, jiwa keagamaan pada anak dan remaja dan kesehatan mental.
2.      Buku dengan judul Aqidah Akhlak Untuk Madrasah Tsanawiyah dengan penerbit Intimedia tahun 2000, berisi tentang materi pembelajaran aqidah akhlak untuk Madrasah Tsanawiyah.
3.      Buku dengan judul Akhlak Tasawuf karya Dr. M. Solihin, M.ag, penerbit Nuansa tahun 2004, mengulas pendidikan akhlak manusia yang merupakan pondasi bagi semua tingkah laku manusia yang akan dipertanggung jawabkan nantinya di hadapan Alloh SWT.
4.      Buku dengan judul Menemukan Kembali Mutiara Budi Pekerti Luhur karya Sugeng Subagja, penerbit Majelis Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta tahun 2004, bahwa pendidikan akhlak dan budi pekerti harus tumbuh kembali terutama sebagai kurikulum dalam sekolah.
5.      Buku dengan judul Mendidik Anak Secara Islami karya Jaudah Muhammad Awwad tahun 2004, berisi tentang perkembangan psikologis anak, perkembangan emosi anak dan alternatif cara mengenalkan Islam.
6.      Karya Ilmiah yang dipakai oleh penulis sebagai acuan penulisan skripsi ini adalah skripsi dengan judul Hubungan Antara Perilaku Agama Orang Tua dengan Perilaku Agama Anak karya Komyati fakultas Tarbiyah IAIIG Cilacap tahun 2004, meneliti tentang hubungan yang signifika antara perilaku agama orang tua terhadap perilaku agama anak-anaknya. Dan karya Djahroni (STAIN, 2003) dalam skripsinya yang berjudul Hubungan Suasana Religius dalam Keluarga dengan Prestasi Belajar Qur¶an Hadist di Kelas 5 Dan 6 SDN Gebangsari 01 Genuk Kota Semarang Tahun 2003, yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan keagamaan di keluarga dengan nilai hasil belajar Qur’an Hadist yang dicapai. Jika dalam keluarga anak aktif dalam kegiatan keagamaan, seperti sholat berjamaah dan tilawah Al- Qur’an, maka prestasi belajar Qur’an Hadistnya akan cenderung meningkat.
G.    Hipotesis
Menurut asal usulnya hipotesa berarti sesuatu kesimpulan atau pendapat yang masih kurang (hypo berarti kurang dari, sedangkan thesis berarti pendapat). Jadi kesimpulan itu belum final (proto conclution) karena masih harus dibuktikan. Setelah terbukti kebenarannya, hipotesa berubah menjadi tesa. Kemudian menurut Marzuki hipotesa adalah dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya.(Marzuki, 2001 : 38).
1.      Hipotesis Kerja (Ha)
Ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar mata pelajaran aqidah akhlak terhadap akhlak terpuji dalam pembentukan perilaku siswa di Mts Nurul Huda Ciporos Karangpucung.
2.      Hipotesis Nihil (Ho)
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar mata pelajaran aqidah akhlak terhadap akhlak terpuji dalam pembentukan perilaku siswa di Mts Nurul Huda Ciporos Karangpucung.
H.    Metode Penelitian
Pengumpulan data yang diperlukan, dilaksanakan melalui suatu cara yang disebut “teknik” (sering juga disebut metode). Dan setiap metode atau teknik pengumpulan data menggunakan alat bantu yang disebut instrument pengumpulan data. Menurut Suharsimi Arikunto (1990: 134) metode atauteknik adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untukmengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang banyak dipergunakan dalam ilmu sosial diantaranya adalah angket (kuisoner), wawancara, pengamatan, dokumentasi, daftar cocok dan tabel. (Muslimin, 2002: 20)
1.      Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat kuantitatif yang menggunakan studi deskriptif yaitu dengan menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta serta hubungan antar fenomena yang diteliti.
2.      Metode Penentuan Subyek
a.       Populasi
Menurut Sutrisno Hadi (2000: 102), populasi adalah sejumlah individu yang mempunyai satu sifat sama, sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002: 108), populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas IX MTs Nurul Huda Ciporos Tahun Pelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 245 siswa.
b.      Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109), sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang diteliti dengan menggunakan cara-cara tertentu. Apabila subyek lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. (Arikunto, 1989: 134). Sampel yang penulis ambil adalah 15% dari 245 siswa yaitu 37 siswa. Untuk mempermudah dalam penghitungan maka jumlah sampel diambil 40 orang.
c.       Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang dijadikan sumber data sebenarnya dengan memperhatikan sifat- sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar- benar mewakili populasi. (Nawawi, 1991: 152). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. (Sugiyono, 2007: 82).
d.      Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap penelitian disamping menggunakan metode yang tepat, diperlukan pula kemampuan memillih dan menyusun teknik dan alat pengumpul data yang relevan. Kecermatan dalam memilih dan menyusun teknik dan alat pengumpul data ini sangat berpengaruh pada obyektivitas hasil penelitian. (Nawawi, 1991: 94). Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1)      Angket atau Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpuan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2007: 142). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang pendidikan agama dalam keluarga yang diperoleh siswa kelas IX MTs Nurul Huda Ciporos tahun pelajaran 2011/ 2012.
2)      Dokumentasi
Merupakan cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk pula buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/ hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. (Nawawi, 1991: 133). Metode ini bertujuan untuk memperoleh data dengan mempelajari hal- hal yang berupa catatan, transkrip, agenda yang dianggap penting yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu tentang sejarah, struktur organisasi, kurikulum, keadaan guru dan siswa, sarana dan prasarana, daftar nama siswa, serta prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IX MTs Nurul Huda Ciporos tahun pelajaran 2011/ 2012.
3)      Observasi
Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2007: 145), observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan. Metode ini penulis pergunakan unuk memperoleh data-data tentang keadaan umum MTs Nurul Huda , seperti letak geografis, serta sarana dan prasarana.

4)      Wawancara (interview)
Wawancara (interview) adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula. (Nawawi, 1991: 111). Dalam penelitian ini penulis mempergunakan metode interview secara langsung atau terbuka, yaitu pada waktu mengadakan wawancara terhadap responden, penulis menyiapkan daftar pertanyaan yang telah disusun sedemikian rupa dan responden diberi kesempatan untuk menjawab. Adapun yang menjadi responden adalah guru mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas IX, dan guru Bimbingan dan Konseling MTs Nurul Huda Ciporos. Metode ini dipergunakan untuk mendapatkan data tentang keadaan wali murid siswa, dan prestasi belajar aqidah akhlak siswa.
e.       Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data statistik yang digunakan untuk menguji hubungan variabel berupa korelasi Product Moment. Teknik korelasi ini digunakan mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel. (Sugiyono, 2007: 243). Adapun rumus Korelasi Product Moment adalah:


Keterangan:
rxy    =    angka indeks korelasi "r" product moment
N      =    jumlah responden
X      =    variabel dari pendidikan agama Islam dalam keluarga
Y      =    variabel dari prestasi belajar aqidah akhlak siswa
SXY =    jumlah perkalian antara skor X dan skor Y
∑X         =             jumlah seluruh skor X
∑Y         =             jumlah seluruh skor Y. ( Sudijono, 1996: 193)
Agar dapat menentukan tingkat hubungan antara varia bel-variabel ini maka digunakan juga koefisiensi korelasi, yaitu suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda (Arikunto, 1992:213). Agar hasil perhitungan koefisiensi korelasi signifikan, maka perlu dibandingkan dengan r tabel dengan taraf kesalahan tertentu. Dan untuk memberikan penafsiran terhadap koefisiensi korelasi yang ditemukan tersebut tinggi atau lemah, maka dapat berpedoman pada ketentuan sebagai berikut :





I.       Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu :
BAB I       :     Pendahuluan
Latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, hipotesis dan sistematika penulisan.
BAB II      :     Landasan Teori
Pengertian dai aqidah akhlak, akhlak terpuji dan perilaku siswa serta macam-macam aqidah akhlak, akhlak terpuji.
BAB III    :     Metode Penelitian
Jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian teknik analisa data
BAB IV    :     Hasil Penelitian dan Pembahasan
Gambaran umum MTs Nurul Huda , analisis dan pembahasan
BAB V      :     Penutup
Kesimpulan dan saran
Pada bagian akhir berisi tentang daftar pustaka dan lampira-lampiran


PROPOSAL SKRIPSI HUBUNGAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI KELUARGA DAN MASYARAKAT DENGAN PRESTASI PENDIDIKAN



PROPOSAL SKRIPSI
HUBUNGAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA DI KELUARGA DAN MASYARAKAT DENGAN PRESTASI PENDIDIKAN
DI SMP DARUSSALAM CIMANGGU

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mengangkat harkat dan martabat manusia dalam kancah kehidupan guna mencapai status kehidupan yang lebih baik. Pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkannya. Pendidikan juga memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan konstitusi, serta sarana dalam membangun watak bangsa.
Pendidikan juga merupakan salah satu sarana yang sangat penting karena sebagai salah satu sarana dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam UU RI No 20 Tahun 2003 pasal 3 berbunyi:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dalam membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. (UU RI No 20 Tahun 2003:12).

Dengan adanya pemberlakuan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mencakup tentang hak peserta didik pada tingkat satuan pendidikan dimana anak didik berhak untuk mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama, maka Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi salah satu mata pelajaran yang harus dimasukan dalam kurikulum sekolah khsusnya untuk memenuhi hak bagi siswa-siswa yang beragama Islam. Oleh karena itu PAI termasuk mata pelajaran yang sudah seharusnya juga diketahui tingkat keberhasilannya sebagai mana mata pelajaran lainnya.
Menurut Zakiah Darojat (1997:41), pendidikan Islam bertujuan untuk membuat kepribadian seseorang menjadi  insan kamil dengan pola takwa. Insan kamil, artinya manusia utuh jasmani dan rohaninya dapat berkembang dan hidup secara wajar dan normal karena ketakwaannya kepada Alloh SWT. Hal ini mengandung arti bahwa PAI itu diharapkan mampu menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang melakukan dan mengamalkan Agama Islam baik bagi yang berhubungan dengan Alloh maupun hubungan antar sesamanya.
Berkaitan dengan pernyataan diatas Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an Surat Al Mujadalah Ayat 11:










Artinya   : Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Ayat di atas menjelaskan bahwa betapa pentingnya arti pendidikan bagi manusia. Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu pengetahuan. Yang dimaksud dengan ilmu disini yaitu semua ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk kemaslahatan dunia dan akhirat.
Secara umum mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam Agama Islam. Ajaran-ajaran tersebut terdapat dalam Al-Quran dan Al-Hadis yang tertuang dalam tiga kerangka dasar ajaran Islam, yaitu akidah, syariah dan akhak. Akidah merupakan penjabaran dari konsep iman; syariah merupakan penjabaran dari konsep Islam dan akhlak merupakan penjabaran dari konsep ihsan. Dari ketiga prinsip dasar itulah berkembang berbagai kajian ke-Islaman, termasuk kajian yang terkait dengan ilmu teknologi serta seni budaya.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk menguasai berbagai ajaran Islam, tetapi yang terpenting adalah bagaimana peserta didik dapat mengamalkan ajaran-ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam juga menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif, psikomotor dan afektifnya.Tujuan diberikannya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah untuk membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki pengetahuan yang luas tentang Islam dan berakhalkul karimah. Oleh karena itu semua mata pelajaran hendaknya seiring dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Mengenai tujuan akhir dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Umum adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak mulia (Depdiknas, 2003:2). Tujuan inilah yang sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, pendidikan akhlak adalah jiwa dari Pendidikan Agama Islam. Sejalan dengan ini maka semua mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan haruslah mengandung muatan pendidikan akhlak dan setiap guru haruslah memperhatikan akhlak atau tingkah laku peserta didiknya baik terhadap Allah, yang diwujudkan dalam bentuk ibadah maupun terhadap alam seisi-NYA termasuk manusia sebagai interaksi sosial yang diwujudkan dalam bentuk muamalah. Lebih jauh, akhlak bukan saja berfungsi sebagai pengendali diri secara pribadi, tetapi juga sebagai standar untuk tinggi rendahnya suatu peradaban manusia.
Keluarga adalah kelompok sosial pertama di mana anak mengenal ayah, ibu dan saudara-saudara lainnya. Di dalam keluarga inilah akan terbentuk kepribadian dari watak anak. Dalam hal ini tentu saja peranan ayah  dan ibu sangat menentukan mereka berdualah yang memegang tanggung jawab seluruh keluarga.
Setiap orang tua yang bertanggung jawab juga memikirkan dan mengusahakan agar senantiasa tercipta dan terpelihara suatu hubungan antara orang tua dengan anak yang baik, efektif dan menambah kebaikan dan keharmonisan hidup dalam keluarga. Sebab telah menjadi bahan kesadaran para orang tua bahwa hanya dengan hubungan yang baik kegiatan pendidikan dapat dilaksanakan dengan efektif dan dapat menunjang terciptanya kehidupan keluarga yang harmonis (Basri, 2004 : 85).
Masyarakat sebagai kelanjutan dari keluarga merupakan faktor yang juga berperan terhadap pendidikan anak. Tidak bisa diremehkan bahwa keluarga dan masyarakat merupakan salah faktor penentu keberhasilan pendidikan anak.
"Keluarga merupakan lembaga pemdidikan yang bersifat informal yaitu pendidikan yang tidak mempunyai program yang jelas dan resmi, selain itu keluarga juga merupakan lembaga yang bersifat kodrati, karena terdapatnya hubungan darah antara pendidik dan anak didiknya" (Soewarno, 1992: 66-67). Didalamnya selain ada ayah dan ibu juga ada anak yang menjadi tanggung jawab orang tua. Menurut M. Arifin (1995: 74) bahwa keluarga adalah persekutuan hidup terkecil dari masyarakat yang luas. Keluarga merupakan ladang terbaik dalam penyemaian nilai-nilai agama. Pendidikan dan penanaman nilai-nilai agama harus diberikan kepada anak sedini mungkin salah satunya melalui keluarga sebagai tempat pendidikan pertama yang dikenal oleh anak. Menurut Zuhairini dkk (1995: 182) bahwa pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama, tempat anak didik pertama-tama menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tua atau anggota keluarga lainnya.
Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia yang masih muda, karena pada usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh dari pendidikan (orang tua dan anggota lain). Manusia dalam menuju kedewasaannya memerlukan bermacammacam proses yang diperankan oleh bapak dan ibu dalam lingkungan keluarga. Keluarga merupakan wadah yang pertama dan dasar bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Pengalaman empiris membuktikan bahwa institusi lain diluar keluarga tidak dapat menggantikan seluruhnya peran lembaga bahkan pada institusi non keluarga, seperti play group sangat mungkin adanya beberapa nilai yang negatif yang berpengaruh jelek bagi pembentukan dan pendidkan anak terutama pendidikan akhlak (Faiz, 2001: 70). Kesadaran orang tua akan peran dan tanggung jawabnya selaku pendidik pertama dan utama dalam keluarga sangat diperlukan. Tanggung jawab orang tua terhadap anak tampil dalam bentuk yang bermacam-macam. Konteknya dengan tanggung jawab orang tua dalam pendidikan, maka orang tua adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Bagi anak orang tua adalah model yang harus ditiru dan diteladani. Sebagai model seharusnya orang tua memberikan contoh yang terbaik bagi anak dalam keluarga. Sikap dan perilaku orang tua harus mencerminkan akhlak yang mulia. Oleh karena itu Islam mengajarkan kepada orang tua agar selalu mengajarkan sesuatu yang baik baik saja kepada anak mereka.
Dari latar belakang permasalahan tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul Hubungan Pelaksanaan Pendidikan Agama di Keluarga dan Masyarakat dengan Prestasi Pendidikan di SMP Darussalam Cimanggu.

B.     Definisi Operasional
Untuk menghindari salah penafsiran dan meluasnya permasalahan maka peneliti akan menjelaskan kata-kata yang ada dalam judul penelitian ini, yaitu:
1.            Hubungan
Berasal dari kata "Hubung" mendapat akhiran "an" yang berarti keadaan berhubungan atau dihubungkan (Poerwadarminta, 2005  : 425).
2.            Pelaksanaan Pendidikan Agama
Adalah tindakan bimbingan  jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran agama tersebut (Marimba : 20)
3.            Keluarga
Yang dimaksud keluarga disini adalah "ibu, bapak dengan anak-anaknya".
4.            Masyarakat
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama (Majid : 15)


5.            Prestasi Pendidikan
Adalah hasil diperoleh karena adanya aktivitas pendidikan yang telah dilakukan (Majid : 25)
6.            SMP Darussalam Cimanggu
Adalah suatu sekolah formal tingkat menengah yang bercirikan Islam yang berada di wilayah kecamatan Cimanggu.
Dapat diambil suatu pengertian dari judul di atas Hubungan Pelaksanaan Pendidikan Agama Di Keluarga Dan Masyarakat Dengan Prestasi Pendidikan Di SMP Darussalam Cimanggu adalah  keadaan tindakan suatu program dalam bidang agama disuatu lingkungan keluarga dan masyarakat dengan hasil yang diperoleh pada bidang pendidikan di sebuah sekolah swasta yang bercirikan Islam dan berada di kecamatan Cimanggu.

C.    Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan yang menjadi pokok penelitian dalam skripsi ini adalah :
1.      Bagaimana pelaksanaan pendidikan keluarga dan masyarakat di SMP Darussalam Cimanggu ?
2.      Bagaimana prestasi pendidikan di SMP Darussalam Cimanggu
3.      Adakah hubungan antara pelaksanaan pendidikan agama di keluarga dan masyarakat dengan prestasi pendidikan di SMP Darussalam Cimanggu ?

D.    Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan keluarga dan masyarakat di SMP Darussalam Cimanggu.
2.      Untuk mengetahui prestasi pendidikan di di SMP Darussalam Cimanggu.
3.      Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara efektifitas pendidikan agama di keluarga dan masyarakat dengan prestasi pendidikan di SMP Darussalam Cimanggu.

E.     Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini adalah
a.       Sebagai pijakan referensi bagi kelanjutan pembahasan tentang pendidikan agama.
b.      Sebagai sumbangan pemikiran dalam menambah khasanah keilmuan Islam dalam bidang efektivitas pendidikan agama dengan prestasi pendidikan.
c.       Menambah wawasan dan cakrawala dan keilmuan bagi penulis

F.     Telaah Pustaka
Telaah pustaka adalah suatu uraian hasil mengkaji atau mempelajari, memeriksa, menyelidiki, memikirkan (mempertimbangkan) menguji, menelaah pustaka yang ada relevansinya. Dalam hal ini akan dijelaskan beberapa teori yang ada hubungannya dengan judul skripsi Hubungan Efektivitas Pendidikan Agama Di Keluarga Dan Masyarakat Dengan Prestasi Pendidikan Di SMP Darussalam Cimanggu.  Telaah pustaka penelitian dan penyusunan skripsi. Beberapa buku primer yang digunakan sebagai dasar pemikiran penyusunan skripsi :
  1. Tahapan Mendidik Anak (Teladan Rosululloh )
Karya Jamaal Abdur Rahman diterbitkan oleh Irsyad Baitus Salam Bandung tahun 2005 mengupas tentang contoh dan teladan Rosululloh dalam mendidik dan membimbing anak yang tertuang dalam hadist-hadistnya. Merupakan panduan bagi para orang tua dan pendidik dalam mendidik dan membimbing putra-putri dan anak didiknya agar menjadi anak shalih.
  1. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan).
Karya Dr. Kartini Kartono diterbitkan oleh CV Mandar Maju Bandung tahun 2007 mengupas tentang kedudukan ilmu jiwa anak dan sejarahnya, memasuki dunia anak-anak, pertumbuhan, perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, pembagian fase-fase perkembangan dan prinsip-prinsip perkembangan.
  1. Psikologi agama (memahami perilaku keagamaan dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi)
Karya Prof, Dr. H. Jalaludin diterbitkan oleh PT. Raja Grafindo Persada Jakarta tahun 2007 mengupas tentang psikologi agama sebagai disiplin ilmu, perkembangan psikologi agama, perkembangan jiwa keagamaan pada anak dan remaja, perkembangan jiwa keagamaan pada orang dewasa dan usia lanjut, agama dan kesehatan mental.
  1. Berbakti kepada Ibu Bapak,
Karya Suad Muhammad Faraj mengupas tentang berbuat baik kepada orang tua adalah perkara yang agung dan mengutamakan keduanya memang merupakan hal yang seharusnya. Hubungan antara anak dan orang tua senantiasa dapat dilakukan walaupun kedua orang tua telah wafat, yaitu dengan memohonkan bagi mereka rahmat dan ampunan dari Alloh SWT, melaksanakan janji mereka, menghormati sahabat mereka dan tetap menyambung silaturahmi yang telah mereka jalin sebelum wafat.
  1. Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak.
Karya Monly P. Satiadarma dicetak oleh Pustaka Populer Obor Jakarta tahun 2007 mengupas tentang persepsi mendorong seseorang untuk memperoleh apa yang dipersepsikan. Jika orang tua mernpersepsikan anaknya berkembang dengan baik, maka si anak akan berkembang dengan baik pula.
  1. Sedangkan literatur karya ilmiah yang dijadikan bahan acuan oleh penulis adalah Skripsi dengan judul Hubungan antara penggunaan metode An-Nahdliyah dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam Sub. Bidang studi baca tulis Al-Quran studi kasus di SDN Tambakreja 02 Cilacap tahun 2008”,  Karya Ma’ruf Mahasiswa IAIIG Cilacap fakultas Tarbiyah, walaupun tidak relevan dengan judul yang penulis ambil namun penulis hanya memakai sebagai bahan panduan saja.

G.    Metode Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian lapangan (telaah lapangan) dengan analisis data kuantitatif. Penulis mengambil penelitian siswa SMP Darussalam Cimanggu Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap.
1.      Langkah-langkah Penelitian
a.       Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (telaah lapangan) dengan analisis data kuantitatif.  Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional. Dalam ilmu statistik korelasi adalah hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel lainnya. Teknik penghitungan korelasinya menggunakan teknik korelasi product moment.
b.      Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi di SMP Darussalam Cimanggu dengan pertimbangan bahwa penulis bekerja di sekolah tersebut.
c.       Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pelaksanaan pendidikan agama dikeluarga dan masyarakat   di SMP Darussalam Cimanggu.
d.      Variabel Penelitian
Yang menjadi variabel penelitian ini adalah pelaksanaan pendidikan agama dikeluarga dan masyarakat sebagai variabel independen (x) dan prestasi pendidikan  sebagai variabel dependen (y).

e.       Menentukan Subyek Penelitian
1)      Populasi
Adalah keseluruhan subyek penelitian.  Berdasarkan pendapat tersebut, maka penelitian mengambil populasi keluarga dan siswa SMP Darussalam Cimanggu. Populasi yang diambil oleh peneliti adalah kelas VII yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VII A berjumlah 20 siswa dan kelas VII B berjumlah 24 siswa jadi jumlah keseluruhan populasi yang diambil adalah 64 siswa.
2)      Sampel
Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini,  Dr. Suharsimi Arikunto memberi pedoman yang kiranya dapat dipakai sebagai acuan, yaitu : “Apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi, sedangkan jika jumlahnya lebih dari 100 orang dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau 20-25%.
3)      Teknik  Sampling
Teknik sampling adalah suatu penelitian yang tidak meneliti semua objek, seluruh situasi atau peristiwa rnelainkan hanya sebagian saja dari objek-objek, situasi-situasi, atau peristiwa-peristiwa itu.


f.       Menentukan Teknik Pengumpulan Data
Untuk mencapai penelitian yang valid harus menggunakan sumber-sumber yang  bisa dipercaya. Oleh karena itu peneliti kemukakan beberapa metode penelitian yang ada kaitannya dengan pengumpulan data-data penelitian, yaitu :
1)      Metode Angket
Yaitu cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
2)      Metode Observasi
Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan secara sistematis, fenomena-ferlomena yang diselidiki.
3)      Metode Dokumentasi
Yaitu  mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya.
2.      Analisis Data
Setelah data terkumpul. maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut. Dalam analisis ini peneliti menggunakan teknik analisis data statistik. Adapun tahapan analisanya serta rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :


a.       Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan pada umumnya dilakukan dengan menggunakan tabel-tabel distribusi frekuensi atau pembagian kekerapan, keseringan secara sederhana untuk setiap variabel yang terdapat dalam penelitian. Dalam analisis ini peneliti memasukkan data-data yang terkumpul ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk memudahkan perhitungan dalam pengolahan data selanjutnya.   dapun kriteria kuantifikasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
1)      Alternatif a, diberi skor 4 dengan interval  61 - 80
2)      Alternatif b, diberi skor3 dengan interval  41 - 60
3)      Alternatif c, diberi skor 2 dengan interval  21- 40
4)      Alternatif d, diberi skor I dengan interval  0 – 20
b.      Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan. Adapun jalan analisisnya adalah melalui pengolahan data yang ada hubungan antara variable independen  (x) dengan variable dependen (y) yang dicari  melalui teknik korelasi product moment untuk data tunggal.
Menurut Drs. Anas Sudijono dalam bukunya Pengantar Statistik Pendidikan disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengantar Korelasi Product Moment adalah : roduct Moment correlation atau lengkapnya Product Of The Moment Correlation adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi antara dua variabel yang kerap kali digunakan, disebut Product Moment Correlation karena koefisien korelasinya diperoleh dengan cara mencari hasil kali perkalian dari moment-moment variabel yang dikorelasikan.
Rumusnya adalah :


Keterangan :
Rxy     :  Angka indeks korelasi antara variable x dan variable y
Ã¥xy   :  Jumlah dari hasil perkalian antara deviasi skor-skor variabel x (yaitu : x) dari deviasi dari skor-skor variable y (yaitu: y)
SDx  :  Deviasi standar dari variabel -x
SDy  :  Deviasi standar dari variabel y
N      :  Jumlah responden
c.       Analisis Lanjut
Interprestasi atau penafsiran terhadap angka indeks korelasi yang telah  diperoleh dari perhitungan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1)      Interprestasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment itu dilakukan dengan cara kasar atau sederhana.
2)      Interprestasi diberikan dengan terlebih dahulu berkonsultasi pada tabel “r” product moment.
Penelitian akan memberikan interprestasi dengan cara sederhana terhadap angka indeks korelasi “r” product moment dengan menggunakan pedoman sebagai berikut : dengan melihat tabel nilai “r” product moment  maka peneliti harus membandingkan besarnya rxy dengan rt. Nilai rt sama dengan nilai
df : N - n r
 



Keterangan :
N      :     Jumlah sample penelitian
nr      :     Jumlah Variabel
Dengan demikian, jika nilai rxy adalah lebih kecil dari pada nilai rt baik pada taraf signifikan 5% maupun l%, maka hipotesis kerja ditolak, sedangkan hipotesis nihil diterima. Artinya tidak terdapat hubungan antara efektifitas pendidikan agama di keluarga dan masyarakat dengan prestasi pendidikan di SMP Darussalam Cimanggu, Kabupaten Cilacap. Tetapi jika nilai rxy lebih besar dari pada rt baik pada taraf signifikan 5% maupun lebih, maka hipotesis kerja diterima, sedangkan hipotesis nihil ditolak. Artinya terdapat korelasi antara efektifitas pendidikan agama di keluarga dan masyarakat dengan prestasi pendidikan di SMP Darussalam Cimanggu

H.    Hipotesis
Hipotesis merupakan pemecahan sementara atas masalah penelitian atau prediksi terhadap hasil penelitian yang diusulkan untuk memperjelas masalah yang diteliti. Sedangkan menurut Suharsini Arikunto Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara (Arikunto, 1998 : 67).
Untuk memecahkan permasalahan tersebut diatas, penulis rnengajukan hipotesis sebagai berikut :
  1. Hipotesis Kerja
“Ada hubungan antara pelaksanaan pendidikan agama di keluarga dan masyarakat dengan prestasi pendidikan di SMP Darussalam Cimanggu”.
  1. Hipotesis Nihil
Tidak ada hubungan antara pelaksanaan pendidikan agama di keluarga dan masyarakat dengan prestasi pendidikan di SMP Darussalam Cimanggu." Dengan demikian dapat ditentukan apabila hipotesis kerja terbukti, maka hipotesis ditolak, artinya ada hubungan antara efektifitas pendidikan agama di keluarga dan masyarakat dengan prestasi pendidikan di SMP Darussalam Cimanggu. Dan sebaliknya hipotesis kerja tidak terbukti, maka hipotesis nihil diterima artinya tidak ada hubungan antara efektifitas pendidikan agama di keluarga dan masyarakat dengan prestasi pendidikan di SMP Darussalam Cimanggu.


I.       Sistematika Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab pokok, disamping dari halaman judul, pengesahan, moto, persembahan, daftar isi dan lampiran :
BAB I    :     Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II   :     Kajian Teori yang akan membahas tentang pelaksanaan pendidikan agama di keluarga dan masyarakat,  prestasi pendidikan dan hipotesis.
BAB III       : Metode penelitian..
BAB IV       : Analisis, bab yang akan menguraikan hasil penelitian kemudian di analisis.
BAB V   :     Merupakan bagian akhir dari bagian utama yang berisi penutup. Pada bab ini diuraikan kesimpulan, saran dan kata penutup.
Bagian akhir penulisan skripsi ini adalah daftar pustaka dan lampiran.