PTK TK lagi nih.......
semoga tetap bermanfaat ....
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usia
dini/pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai
potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan
berbagai cara termasuk melalui permainan berhitung. Permainan berhitung di TK
tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental
sosial dan emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara
menarik, bervariasi dan menyenangkan.
Permainan
berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuh kembangkan
keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,
terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan
matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar
Pendidikan
anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak pada dasarnya adalah pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan
anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek
kepribadian anak sebagaimana dikemukakan oleh Anderson (1993), "Early
childhood education is based on a number of methodical didactic consideration
the aim of which is provide opportunities for development of children
personality". Artinya, pendidikan Taman Kanak-Kanak memberi kesempatan
untuk mengembangkan kepribadian anak, oleh karena itu pendidikan untuk anak
usia dini khususnya di Taman Kanak-Kanak perlu menyediakan berbagai kegiatan
yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak (Masitoh dkk, 2005
:2).
Aspek
pengembangan yang akan penulis teliti adalah aspek pengembangan kognitif. Dalam
pedoman pembelajaran bidang pengembangan kognitif di Taman Kanak-Kanak (2007:3)
disebutkan bahwa pengembangan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa
kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga
dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk mencipta karya
yang dihargai dalam suatu kebudayaan.
Salah
satu aspek dalam pengembangan kognitif ini adalah pengembangan pembelajaran
matematika. Seperti yang telah dikemukakan oleh Sriningsih (2008:1) bahwa
praktek-praktek pembelajaran matematika untuk anak usia dini di berbagai
lembaga pendidikan anak usia dini baik jalur formal maupun non formal sudah
sering dilaksanakan. Istilah-istilah yang dikenal diantaranya pengembangan
kognitif, daya pikir atau ada juga yang menyebutnya sebagai pengembangan
kecerdasan logika-matematika. Kegiatan pengembangan pembelajaran matematika
untuk anak usia dini dirancang agar anak mampu menguasai berbagai pengetahuan
dan keterampilan matematika yang memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja
pada abad mendatang yang menekankan pada kemampuan memecahkan masalah.
Berhitung merupakan bagian dari matematika, yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar (Depdiknas, 2007 :1). Berhitung di Taman Kanak-Kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental, sosial dan emosional. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, berhitung di Taman Kanak-Kanak dilakukan secara menarik dan bervariasi.
Berhitung merupakan bagian dari matematika, yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar (Depdiknas, 2007 :1). Berhitung di Taman Kanak-Kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental, sosial dan emosional. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, berhitung di Taman Kanak-Kanak dilakukan secara menarik dan bervariasi.
Persoalan
yang dipaparkan oleh Sriningsih di atas juga telah disaksikan oleh penulis
sendiri. Penulis telah melakukan observasi di Taman Kanak-Kanak X mengenai
proses pembelajaran matematika khususnya pada aspek kemampuan berhitung. Taman
Kanak-Kanak X masih menekankan pengajaran yang berpusat pada guru. Hal ini
dapat dibuktikan dengan adanya peran guru yang terlalu menguasai kelas. Guru
dengan spontan memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan kegiatan
kepada anak. Selain itu, kurangnya media dan sumber belajar yang digunakan oleh
guru untuk menunjang pembelajaran berhitung.
Kurangnya
media dan sumber belajar ini lebih disebabkan oleh minimnya ruangan kelas yang
dimiliki oleh Taman Kanak-Kanak X, sehingga kepala sekolah beserta guru merasa
kesulitan mencari tempat jika menambahkan media dan sumber belajar terlalu
banyak. Permasalahan lain yang terjadi di Taman Kanak-Kanak X adalah metode
yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode drill dan praktek-praktek
paper-pencil test. Pada pengembangan kognitif khususnya pada pembelajaran
berhitung, guru memberikan perintah kepada anak agar mengambil buku tulis dan
pensil masing-masing. Selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak membuat
beberapa buah benda dan benda tersebut diberi lingkaran. Setelah itu, anak
harus mengisi jumlah benda tersebut dengan sebuah angka yang cocok. Setelah
anak mengerti, guru menyuruh anak untuk membuatnya sendiri jumlah benda
tersebut beserta angkanya sebanyak mungkin. Diakui oleh guru di TK X, bahwa
sampai saat ini para guru belum menemukan media yang tepat untuk membantu anak
dalam kegiatan berhitung. Guru kurang memberikan media yang bervariasi dan juga
masih menggunakan metode yang membuat anak merasa bosan dan tidak ada rasa
antusias pada anak untuk aktif di dalam kelas. Sehingga kegiatan berhitung yang
diterapkan di TK X masih menggunakan metode konvensional atau pengerjaan
latihan di buku tulis.
Berdasarkan hasil refleksi awal melalui diskusi dengan gum, disepakati bahwa tindakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah melalui media balok Cuisenaire. Selain bermanfaat bagi anak dalam menemukan media dan metode baru yang dapat menumbuhkan rasa antusias atau minat anak terhadap pembelajaran, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat juga sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih dan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dalam mengajarkan berhitung pada anak Taman Kanak-Kanak.
Berdasarkan hasil refleksi awal melalui diskusi dengan gum, disepakati bahwa tindakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah melalui media balok Cuisenaire. Selain bermanfaat bagi anak dalam menemukan media dan metode baru yang dapat menumbuhkan rasa antusias atau minat anak terhadap pembelajaran, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat juga sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih dan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dalam mengajarkan berhitung pada anak Taman Kanak-Kanak.
Di
Taman Kanak-kanak Mekar Asih Sindangbarang Kecamatan Karangpucung diketahui
bahwa peserta didiknya masih kurang pengetahuannya tentang pencampuran warna.
Berdasarkan uraian di atas maka sebagai upaya peningkatan kemampuan siswa maka
peneliti akan melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas dengan judul
upaya meningkatkan keterampilan mencampur warna melalui metode demonstrasi di
Taman Kanak-Kanak Mekar Asih Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun
Pelajaran 2010/2011.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebagaimana latar belakang masalah
di atas, maka dapat ditentukan rumusan masalah dari pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini, yaitu : apakah penggunaan metode demonstrasi dapat
meningkatkan kemampuan mencampur warna di Taman
Kanak-kanak Mekar Asih Sindangbarang Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap
Tahun Pelajaran 2010/2011.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dengan penelitian tindakan kelas ini adalah :
1.
Untuk mengetahui peningkatkan kemampuan anak didik di Taman Kanak-kanak Mekar Asih Sindangbarang Kecamatan
Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam hal pencampuran
warna.
2.
Untuk membuktikan efektifitas penggunaan metode
demonstrasi sebagai upaya meningkatkan kemampuan anak didik di Taman Kanak-kanak Mekar Asih Sindangbarang Kecamatan
Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam hal pencampuran
warna.
D. Manfaat Penelitian
Beberapa
manfaat penelitian diharapkan akan sangat bermanfaat bagi pengelolaan
pembelajaran diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak terutama :
1. Sekolah, penelitian
ini dapatnya bermanfaat untuk tambahan bekal pengalaman sebagai pedoman lebih
lanjut dalam mengambil kebijakan di sekolah dalam memberikan bimbingan mengajar
kepada guru dan pengembangan lebih lanjut.
2. Bagi Guru, hasil
penelitian ini dapatnya bermanfaat dalam menambah khasanah keilmuannya,
sehingga semakin luas wawasan kependidikan dan bertambah wawasan berfikir
inovatif dan kreatif dalam pendidikan ke depan., terutama dalam memperkaya
bekal berimprovisasi dalam pembelajaran yang penuh kreatif yang pada akhirnya
akan menyenangkan bagi anak dalam pembelajaran lebih lanjut.
3. Siswa, memberi
motivasi belajar yang lebih baik, lebih aktif dalam belajar dan mampu
menggambar bebas secara sederhana dan menyenangkan dengan permainan warna yang
semakin baik.
4. Bagi Orang Tua, hasil
penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam memotivasi anak secara
berkesinambungan.
5. Bagi Peneliti, hasil
penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan Penelitian yang
sejenis.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih