Menerima Pembuatan TESIS-SKRIPSI-PKP UT, Silahkan Baca Cara Pemesanan di bawah ini

Lencana Facebook

banner image

Wednesday, 30 March 2016

PTK IPS SMP



LOGO DAERAH








LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS


PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI PEMBELAJARAN IPS TENTANG KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUSTIVISME SISWA KELAS IX
SMP………………………………………..
TAHUN PELAJARAN 2014/2015





Diajukan untuk Memenuhi  Persyaratan Kenaikan Pangkat
dari Golongan IV/a ke IV/b





Oleh


........................................
NIP. 19660525 199203 2006






UPT DISDIKPORA KECAMATAN ……………………
SMP…………………………………………………..
Jl. Raya ………………………………………………………………………….
2015

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASSSROOM ACTION RESEARCH)


1.   a.  Judul Penelitian         :    Peningkatan Penguasaan Materi Pembelajaran IPS Tentang Kerjasama Ekonomi Internasional Melalui Model Pembelajaran Konstrustivisme Siswa Kelas IX SMP…………Tahun Pelajaran 2014/2015
       b. Kategori Penelitian     :    Penelitian Tindakan Kelas
2.    Identitas Peneliti
            a.                                 Nama Lengkap            :           ...........................
            b.                                 NIP      :           ..............................
            c.                                 Pangkat / Golongan     :           Pembina / IVa
            d.                                Jabatan             :           Guru
            e.                                 Sekolah            :           SMP…………..
3.     Jumlah peneliti               :    1 orang
4.     Lokasi                             :    Kelas IX SMP……….
5.     Jangka waktu                 :    3 (tiga) bulan
                                                    (Bulan Agustus 2015 s.d Oktober 2015)


                        Mengetahui                                   ………..,       Oktober 2015
                  Pengawas Sekolah                                       Kepala Sekolah




                   ………………….                               …………………………..
        NIP. ………………………….            NIP. ……………………………….





PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI PEMBELAJARAN IPS TENTANG KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUSTIVISME SISWA KELAS IX
SMP………………………………………..
TAHUN PELAJARAN 2014/2015


Oleh

..................................
NIP. .....................................


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran, keaktifan dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model konstruktivisme. Subjek yang dikenai tindakan yaitu siswa kelas IX SMP…… Kecamatan ….. Kabupaten ….. yang 25 siswa terdiri dari siswa laki-laki sebanyak ….. siswa dan siswa perempuan sebanyak …… siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Adapun instrument pengumpulan data berupa tes siklus, lembar observasi. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran, lembar observasi guru/peneliti serta siswa digunakan untuk mengobservasi peningkatan keaktifan belajar siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tes dan dokumentasi. Validasi data mengunakan teknik memperpanjang masa observasi, pengamatan yang terus menerus, dan triangulasi. Metode analisis  data  dalam  penelitian  ini  menggunakan  analisis data kualitatif. Hasil penelitian ditemukan bahwa hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan pembelajaran mengalami peningkatan. Data menunjukkan bahwa pada kondisi awal  keaktifan belajar siswa sebesar
32,00% atau 8 siswa meningkat menjadi 72% pada siklus pertama atau sebanyak 18 siswa, dan pada siklus kedua menjadi 100%  atau sebanyak 25 siswa dinyatakan tuntas. Adapun penjelasan mengenai  hasil belajar dan ketuntasan belajar ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar dari sebesar 54,80 menjadi 64,40 pada siklus pertama, dan pada siklus kedua menjadi 74,00 serta peningkatan ketuntasan belajar dari 5 siswa atau 20% menjadi 12 siswa atau 48,00% dan 22 siswa atau 88,00% pada siklus kedua. Kesimpulannya bahwa melalui model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan proses pembelajaran, keaktifan dan hasil belajar siswa kelas IX  SMP…… Kecamatan …. Kabupaten …. pada Semester …. Tahun Pelajaran 2014/2015.

Kata Kunci :, keaktifan, hasil belajar, konstruktivisme


KATA PENGANTAR

Puji syukur allhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini. Penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam Kenaikan Pangkat ke Golongan IV/b. Dalam penulisan ini, penulis mengambil judul : Peningkatan Penguasaan Materi Pembelajaran IPS Tentang Kerjasama Ekonomi Internasional Melalui Model Pembelajaran Konstrustivisme Siswa Kelas IX SMP…………Tahun Pelajaran 2014/2015
Penulis menyadari akan segala kekurangan dalam penulisan Karya Tulis ini. Maka dari itu kepada pembaca diharapkan untuk memberi sumbang saran maupun kritik yang bersifat membangun ke arah perbaikan. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak  yang telah membantu sampai selesainya penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini dan semua pihak yang tidak sempat penulis sebut namanya satu persatu atas segala bantuannya dalam penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini.
Penulis berharap semoga Allah Swt. memberikan balasan yang berlipat ganda kepada mereka yang telah membantu. Akhir kata penulis mengharapkan kepada yang membaca agar bersedia memberikan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan dan peningkatan mutu penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini serta mudah-mudahan bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

…………..,     Oktober 2015
Penulis





DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................................      i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................     ii
ABSTRAK..........................................................................................................    iii
KATA PENGANTAR........................................................................................    iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................     v
DAFTAR TABEL...............................................................................................    vi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................   vii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... viii

BAB    I     PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah ..............................................................     1
B.  Identifikasi Masalah ....................................................................     4
C.  Rumusan Masalah .......................................................................     4
D.  Tujuan Penelitian .........................................................................     5
E.   Manfaat Penelitian ......................................................................     5

BAB    II   LANDASAN TEORI
A.  Kajian Teori.................................................................................     7
B.  Kerangka Berpikir .......................................................................   24
C.  Hipotesis Tindakan......................................................................   26

BAB    III METODE PENELITIAN         
A.  Setting Penelitian.........................................................................   27
B.  Metode dan Rancangan Penelitian .............................................   27
C.  Subjek Penelitian..........................................................................   29
D.  Teknik dan Alat Pengumpulan Data ...........................................   29
E.   Validasi Data...............................................................................   30
F.   Teknik Analisis Data....................................................................   31
G.  Prosedur Penelitian .....................................................................   33
H.  Indikator Keberhasilan ................................................................   36

BAB    IV  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Deskripsi Data.............................................................................   37
B.  Hasil Penelitian............................................................................   47
C.  Pembahasan.................................................................................   50

BAB    V   SIMPULAN DAN SARAN                  
A.  Simpulan .....................................................................................   53
B.  Saran ...........................................................................................   54

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN



DAFTAR TABEL

TABEL                                                                                                       Halaman

Tabel   3.1     Kriteria Penilaian Keaktifan Belajar Siswa.................................      32
Tabel   4.1     Nilai Test Pra Siklus....................................................................      38
Tabel   4.2     Observasi Keaktifan Siswa Pra Siklus.........................................      38
Tabel   4.3     Nilai Test Siklus pertama.............................................................      41
Tabel   4.4     Observasi Keaktifan Siswa Siklus pertama.................................      42
Tabel   4.5    Nilai Test Siklus  kedua..............................................................      46
Tabel   4.6     Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus  kedua..........................      46
Tabel   4.7     Rekapitulasi Peningkatan Nilai Test dan Ketuntasan Belajar Siswa  Pada Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Siklus  kedua..........................................................      47
Tabel   4.8     Rekapitulasi Peningkatan Keaktifan Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Siklus  kedua                                                                                                           48













DAFTAR GAMBAR

GAMBAR                                                                                                  Halaman

Gambar    2.1 Bagan Kerangka Pikir...............................................................      25
Gambar    3.2                                                                                                      Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas.........................................................................................      27
Grafik      4.1  Peningkatan Nilai Test dan Ketuntasan Belajar Siswa  Pada Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Siklus  kedua.............................................................................      47
Grafik      4.2  Peningkatan Keaktifan Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Siklus  kedua         .................................................................................................. 49


















DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN                                                                                                             

1.        Surat Ijin Penelitian
2.        Jurnal Kegiatan Penelitian
3.        Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
4.        Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
5.        Berkas Instrumen Pengumpulan Data
a.       Lembar Kerja Siklus I
b.      Soal Tes Formatif Siklus I
c.       Lembar Kerja Siklus II
d.      Soal Tes Formatif Siklus II
6.        Hasil Analisis Data
7.        Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
8.        Daftar Hadir Siswa (Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II)
9.        Foto Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
a.    Pra Siklus
b.    Siklus I Pertemuan Pertama
c.    Siklus I Pertemuan Kedua
d.   Siklus I Pertemuan Pertama
e.    Siklus I Pertemuan Kedua







BAB III 
METODOLOGI PENELITIAN
A.  Setting Penelitian
1.    Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan sekolah  ini  dilaksanakan di  Sekolah Menengah Pertama ………………. Yang beralamat di Jalan …………….. Kecamatan …………….. ..Kabupaten ………………...
2.    Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 3 (empat) bulan yaitu dari bulan Februari 2015 s.d. April 2015. Penjelasan secara rinci mengenai waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada bagian lampiran 2 penelitian tindakan sekolah ini.
3.    Jenis Penelitian
Peneltian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
B.  Metode dan Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas memiliki empat tahap yang dirumuskan oleh Lewin (Kemmis dan MC Taggar,1992) yaitu Planning (rencana), Action (tindakan), Observation (pengamatan) dan Reflection (refleksi). Untuk lebih memperjelas mari kita perhatikan tahapan-tahapan berikut:














Gambar 3.2  Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas
1.      Perencanaan
Perencanaan selalu mengacu kepada tindakan apa yang dilakukan, dengan mempertimbangkan keadaan dan suasana obyektif dan subyektif. Dalam perencanaan tersebut, perlu dipertimbangkan tindakan khusus apa yang dilakukan, apa tujuannya. Mengenai apa, siapa melakukan, bagaimana melakukan, dan apa hasil yang diharapkan. Setelah pertimbangan itu dilakukan, maka selanjutnya disusun gagasan-gagasan dalam bentuk rencana yang dirinci. Kemudian gagasan-gagasan itu diperhalus, hal-hal yang tidak penting dihilangkan, pusatkan perhatian pada hal yang paling penting dan bermanfaat bagi upaya perbaikan yang dipikirkan. Sebaiknya perencanaan tersebut didiskusikan dengan guru yang lain untuk memperoleh masukan.
2.      Pelaksanaan Tindakan
Jika perencanan yang telah dirumuskan sebelumnya merupakan perencanaan yang cukup matang, maka proses tindakan semata-mata merupakan pelaksanaan perencanaan itu. Namun, kenyataan dalam praktik tidak sesederhana yang dipikirkan. Oleh sebab itu, pelaksanaan tindakan boleh jadi berubah atau dimodifikasi sesuai dengan keperluan di lapangan. Jika perencanaan yang telah dirumuskan tidak dilaksanakan, maka Guru hendaknya merumuskan perencanaan kembali sesuai dengan fakta baru yang diperoleh.
3.      Pengamatan
Hal yang tidak bisa dilupakan, bahwa sambil melakukan tindakan hendaknya juga dilakukan pemantauan secara cermat tentang apa yang terjadi. Dalam pemantauan itu, lakukan pencatatan-pencatatan sesuai dengan form yang telah disiapkan. Catat pula gagasan-gagasan dan kesan-kesan yang muncul, dan segala sesuatu yang benar-benar terjadi dalam proses pembelajaran. Secara teknis operasional, kegiatan pemantauan dapat dilakukan oleh Guru lain. Di sinilah letak kerja kolaborasi antar profesi. Namun, jika petugas pemantau itu bukan rekanan peneliti, sebaiknya diadakan sosialisasi materi pemantauan untuk menjaga agar data yang dikumpulkan tidak terpengaruh minat pribadinya. Untuk memperoleh data yang lebih obyektif, Guru dapat menggunakan alat alat optik atau elektronik, seperti kamera, perekam video, atau perekam suara. Pada setiap kali akan mengakhiri penggalan kegiatan, lakukanlah evaluasi terhadap hal-hal yang telah direncanakan. Jika observasi berfungsi untuk mengenali kualitas proses tindakan, maka evaluasi berperan untuk mendeskripsikan hasil tindakan yang secara optimis telah dirumuskan melalui tujuan tindakan.
4.      Refleksi
Refleksi adalah suatu upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi, yang telah dihasilkan, atau apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari langkah atau upaya yang telah dilakukan. Dengan perkataan lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan. Untuk maksud ini, guru hendaknya terlebih dahulu menentukan kriteria keberhasilan.
C.  Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IX SMP .............. sebanyak 25 siswa terdiri dari siswa laki-laki sebanyak …. siswa dan siswa perempuan sebanyak ….. siswa.
D.  Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik dan alat pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1.  Tes 
Tes  adalah  alat  pengumpul  informasi  mengenai  hasil  belajar  yang  berupa pertanyaan  atau  kumpulan  pertanyaan.  Pelaksanaan tes  dimaksudkan  untuk  mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme. Tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu tes tulis berbentuk multiple choice. 
2.  Non Tes 
Instrumen  non  tes  dalam  penelitian  ini  meliputi  observasi dan dokumentasi.  Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:
a.       Observasi
Observasi  dalam  penelitian  ini  digunakan  untuk  menginventariskan  data tentang  sikap  siswa  dalam  belajarnya,  sikap  guru,  serta  interaksi  antara  guru dengan  siswa  selama  proses  pembelajaran,  dengan  harapan  hal-hal  yang  tidak teramati  oleh  peneliti  ketika  penelitian  berlangsung  dapat  ditemukan  (Heryanto, 2007:37). Observasi  dilakukan  dengan  tujuan  untuk  memperoleh  informasi  tentang pembelajaran  dengan  menggunakan  pendekatan konstruktivisme  secara terperinci  baik  mengenai  keaktifan  siswa,  keaktifan  guru,  maupun  komponen-komponen  pembelajaran  lainnya  guna  mengetahui  kondisi  kelas  pada  saat pembelajaran berlangsung. 
b.      Dokumentasi    
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi (Usman, dkk, 73:1995) ialah  pengumpulan  data  yang  diperoleh  melalui  dokumen-dokumen.  Sebagai  bahan  dokumentasi,  peneliti  menggunakan  foto  dengan  kamera  yang  dilakukan  pada  setiap siklus. Alat ini merekam kegiatan pembelajaran terutama untuk melengkapi  data  saat  observasi  sehingga  dapat  memudahkan  peneliti  apabila  ada  hal  yang  terlupakan atau tertinggal
E.  Validasi Data
Validitas data merupakan suatu tingkat atau derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian di lapangan. Data dalam penelitian harus memenuhi standar keabsahan, oleh karena itu peneliti harus mengadakan uji terhadap keabsahan data yang diperoleh yaitu dengan melalui uji kredibilitas data. Pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian akan dilakukan dengan triangulasi data. Triangulasi dalam pengujian kredibiltas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis triangulasi sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
1.      Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan, selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan kedua sumber data tersebut.
2.      Triangulasi Teknik
Tringulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada guru penjaskes yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang telah diperoleh dengan teknik wawancara, kemudian dicek dengan teknik observasi, dokumentasi atau kuesioner. Jika dengan tiga teknik pengujian data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti akan melakukan diskusi lebih lanjut dengan kepala sekolah atau guru di sekolah tersebut untuk memastikan mana data yang benar atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.
F.   Teknik Analisa Data
Metode analisis  data  dalam  penelitian  ini  menggunakan  analisis data kualitatif. Data  yang diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi  dan portopolio dianalisis  ke dalam  bentuk  deskripsi.  Analisis  data  penelitian kualitatif  bersifat  interaktif berlangsung.  Teknik  yang  digunakan  fleksibel,  tergantung  pada  strategi   yang digunakan dan data yang telah diperoleh (Sukmadinata: 2005, 114)
Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis. Hal ini sesuai deugan permasalahan vang akan dikaji dari tujuan penelitian. Tahap pertama menggunakan teknik analisis deskriptif prosentase. Tahap kedua dengan membandingkan antara hasil rekapitulasi nilai siklus I dengan rekapitulasi siklus II. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis data kualitatif yang berkesinambungan yang mencakup kegiatan-kegiatan  sebagaimana dijelaskan  oleh Anggoro (2008 : 18) sebagai berikut :
1.   Menyeleksi dan memfokuskan serta mengorganisasikan data sesuai dengna pertanyaan peneliti.
2.   Mendeskripsikan atau menyajikan data dalam bentuk narasi (uraian), tabel maupun grafik.
3.   Menarik kesimpulan dalam bentuk formula atau narasi singkat.
Analisis data terhadap hasil penelitian yang dilaksanakan menggunakan indikator sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
1. Data Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa
Komponen-komponen yang diamati atau dinilai dari keaktifan siswa adalah kegiatan belajar mereka selama mengikuti pembelajaran menggunakan 15 indikator. Adapun penjelasan mengenai kriteria penilaian keaktifan belajar siswa sebagaimana dijelaskan tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Keaktifan Belajar Siswa
No
Nilai
Kriteria
Keterangan
1
90-100
Sangat Baik
Tuntas
2
80-89
Baik
Tuntas
3
70-79
Cukup
Belum Tuntas
4
60-69
Kurang
Belum Tuntas
5
<=50
Kurang Sekali
Belum Tuntas

2. Data Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitaif, sedangkan skala nilai yang digunakan adalah rentang nilai 10 sampai dengan 100. Menurut Arikunto (2011:45) analisis data dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar.  Perolehan nilai setiap siswa melalui tes hasil belajar secara tertulis diolah dengan rumus :

1.    Ketuntasan Belajar Klasikal





Keterangan :
A = Ketuntasan
B = Jumlah Siswa Tuntas (siswa mendapat nilai di atas 70)
C = Jumlah Seluruh Siswa

2.    Nilai rata-rata

 




Keterangan :
X = Nilai Rata-rata
∑Y= Jumlah Nilai Seluruh Siswa
n = Jumlah Seluruh Siswa

G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan Kelas, dengan empat langkah pokok yaitu : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Penjelasan mengenai prosedur pelaksanaan kegiatan dapat dijelaskan di bawah ini.
1. Pra Siklus
a.    Observasi
Pada tahap ini peneliti mengamati keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS sesuai dengan kondisi nyata. Kegiatan ini dilakukan untuk menentukan permasalahan yang dialami oleh siswa, dan mengumpulkan data awal tentang keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
b.    Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama guru mitra melakukan analisis dan diskusi terhadap hasil observasi keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Selanjutnya peneliti bersama guru mitra sepakat untuk menggunakan model pembelajaran konstruktivisme pada siklus I.
2.  Siklus I
a.    Perencanaan
Pada tahap ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran IPS pada materi kerjasama ekonomi internasional, membuat lembar kerja siswa, membuat lembar observasi keaktifan belajar siswa, dan membuat alat evaluasi berupa tes objektif jenis pilihan ganda untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
b.    Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme sesuai dengan RPP yang telah dibuat, yaitu sebagai berikut:
1)   Bagian awal guru melakukan apersepsi dengan mengenali konsepsi awal yang dimiliki siswa dengan melakukan tanya jawab dengan menghubungkan pengalaman sebelumnya dalam kehidupan sehari-hari.
2)   Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melaksanakan diskusi.
3)   Siswa melaporkan hasil diskusinya pada lembar kerja siswa.
4)   Siswa mengaplikasikan pemahaman konseptualnya melalui kegiatan menarik kesimpulan tentang materi kerjasama ekonomi internasional yang dan mempresentasikannya.
5)   Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan latihan soal tentang materi kerjasama ekonomi internasional.
6)   Guru mengevaluasi dan menyimpulkan pembelajaran.
c.    Observasi
Pada tahap ini peneliti mengamati keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi kerjasama ekonomi internasional dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dari awal sampai akhir pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah keaktifan belajar siswa sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak, sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.


d.   Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru mitra menganalisis data dan melakukan evaluasi terhadap data yang telah terkumpul dalam tahapan observasi yaitu keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme sebagai bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus berikutnya.
3.  Siklus II
Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka peneliti dan guru mitra merencanakan penelitian pada siklus II sebagai berikut:
a.    Perencanaan
Pada tahap ini peneliti membuat RPP dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran IPS pada materi kerjasama ekonomi internasional, membuat lembar kerja siswa, membuat lembar observasi keaktifan belajar siswa, dan membuat alat evaluasi berupa tes objektif jenis pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar siswa.
b.    Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajar dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme sesuai dengan RPP yang telah dibuat, yaitu sebagai berikut:
1)   Pada bagian awal guru melakukan apersepsi dengan mengenali konsepsi awal yang dimiliki siswa dengan melakukan tanya jawab dengan menghubungkan pengalaman sebelumnya dalam kehidupan sehari-hari.
2)   Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melaksanakan diskusi.
3)   Siswa melaporkan hasil diskusinya pada lembar kerja siswa.
4)   Siswa mengaplikasikan pemahaman konseptualnya melalui kegiatan menarik kesimpulan tentang materi kerjasama ekonomi internasional yang dan mempresentasikannya.
5)   Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan latihan soal tentang materi kerjasama ekonomi internasional.
6)   Guru mengevaluasi dan menyimpulkan pembelajaran.
c.    Observasi
Pada tahap ini peneliti mengamati keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi kerjasama ekonomi internasional dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dari awal sampai akhir pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah keaktifan belajar siswa sudah sesuai dengan lembar observasi atau tidak, sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.
d.   Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru mitra menganalisis data dan mengevaluasi data yang telah terkumpul dalam tahapan observasi yaitu keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme sebagai bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus berikutnya.
H.  Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan proses perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini dapat ditetapkan sebagai berikut
  1. Penerapan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran IPS materi kerjasama ekonomi internasional minimal 85% siswa dinyatakan tuntas belajarnya.
  2. Penerapan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi kerjasama ekonomi internasional secara individual minimal mencapai KKM yaitu 70 dan secara klasikal minimal 85% siswa tuntas belajarnya.





BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.      Deskripsi Data
Konstruktivisme (constructivism) merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang sangat terbatas (sempit) dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Tetapi manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide, yaitu siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.
Dengan demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu kebenaran, mencari suatu data baru yang diperlukannya, mengolah sendiri, membuktikan suatu dalil atau hukum dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu. Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Melatih siswa untuk berpikir yang ilmiah (scientific thinking).
Model pembelajaran konstruktivistik merupakan salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan kreativitas siswa, kemampuan belajar mandiri dan hasil belajar IPS. Melalui model pembelajaran ini diharapkan siswa mampu membangun sendiri pengetahuannya, membuat analisis, aktif berpikir, bekerjasama dalam kelompok, melakukan dan memaknai sendiri apa yang harus dipelajari, sehingga akan tercipta pemahaman yang lebih tinggi dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning) dalam pembelajaran. Di dalam pendekatan konstruktivistik ini prinsip belajar aktif diterapkan
Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, peneliti mengadakan pre test dan post test pada setiap siklus. Akan tetapi sebelum melaksanakan kegiatan penelitian, terlebih dahulu mengadakan test dan pengamatan pra-siklus guna mengetahui ketuntasan belajar siswa, dengan hasil sebagai berikut:
1.         Pra Siklus
Data-data awal kegiatan penelitian yang didapatkan dari kegiatan pra siklus yang terdiri dari data nilai tes, dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara rinci dan jelas dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.
a.    Nilai Test Pra Siklus
Tabel 4.1 Nilai Test Pra Siklus
No
Interval
Frekuesi
%
Capaian Nilai
Ket
1
85-100
0
0
0
Tuntas
2
70-84
5
20
350
Tuntas
3
60-69
6
24
360
Belum Tuntas
4
50-59
10
40
500
Belum Tuntas
5
<50
4
16
160
Belum Tuntas
Jumlah
25
100
1370

Nilai rata2


54,80


Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelas baru mencapai 54,80.  Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang telah tuntas baru mencapai 20% yaitu sebanyak 5 siswa, sedang siswa yang belum tuntas mencapai 80% yaitu sebanyak 20 siswa
b.    Observasi Keaktifan Siswa Pra Siklus
Tabel 4.2 Observasi Keaktifan Siswa Pra Siklus

No
Kriteria Aspek
Jumlah Aspek
Persentase
Ket
1
Sangat Aktif
0
0,00
Tuntas
2
Aktif
8
32,00
Tuntas
3
Cukup
17
68,00
Belum Tuntas
4
Kurang
0
0,00
Belum Tuntas

Dari tabel  di atas menunjukkan bahwa siswa yang aktif menyebutkan materi pembelajaran baru mencapai angka 32% atau 8 siswa dan sisanya sebanyak 15  siswa atau 68% dinyatakan belum tuntas dinilai dari keaktifan belajarnya.
2.         Siklus I
Siklus I dilaksanakan pertemuan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan alokasi waktu 4 x 40 menit, dan di akhir pertemuan diadakan tes siklus. Pada siklus I, tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun RPP, LKS dan soal tes siklus I. Secara jelas RPP, LKS dan soal tes dapat dilihat pada lampiran. Peneliti juga menyusun instrumen penelitian lainnya seperti pedoman observasi, dan tes formatif. Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan dan merencanakan segala sesuatu sebelum pelaksanaan penelitian. Kegiatan yang dilaksanakan saat perencanaan meliputi:
1)    Perangkat Pembelajaran
a)    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b)    Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
c)    Soal Tes Siklus I
 2)   Instrumen Penelitian
Lembar Observasi Lembar observasi disusun berdasarkan RPP yang telah dibuat dan digunakan untuk mencatat hasil pengamatan selama pelaksanaan proses pembelajaran. Hal-hal yang diobservasi adalah keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan 12 indikator. (Secara rinci dapat dilihat pada bagian lampiran-lampiran)
b. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh peneliti dan sebelumnya telah dikonsultasikan dengan kepala sekolah dan guru mitra (observer). Selama pembelajaran berlangsung peneliti dibantu oleh guru mitra (observer) dalam melakukan pengamatan.
Penjelasan secara ringkas proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
1)   Pendahuluan
Pada tahap ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran IPS pada materi kerjasama ekonomi internasional, membuat lembar kerja siswa, membuat lembar observasi keaktifan belajar siswa, dan membuat alat evaluasi berupa tes objektif jenis pilihan ganda untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
2)   Kegiatan Inti
Guru mengkondisikan kelas agar siswa siap untuk belajar, siswa  berdoa, guru mengabsen siswa, guru menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan pembelajaran, guru melakukan apersepsi dengan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa. Kegiatan selanjutnya siswa diorganisasikan untuk membentuk kelompok, setiap siswa terdiri atas 5 orang dan dibagikan LKS, guru membagikan nomor urut kepada masing-masing siswa, siswa memperhatikan petunjuk guru, cara mengerjakan LKS, siswa berdiskusi dalam kelompok untuk membahas tentang kerjasama ekonomi internasional. Setiap siswa mengemukakan pendapatnya dalam diskusi kelompok. Kemudian menyimpulkan hasil diskusi kelompoknya dalam LKS, siswa dan guru mengadakan permainan tanya jawab tentang kerjasama ekonomi internasional sesuai dengan nomor urut yang dipegang oleh masing-masing siswa, guru membacakan soal nomor satu kemudian siswa-siswa yang memegang nomor urut satu berkompetisi untuk menjawab pertanyaan nomor satu tersebut.  Siswa yang lain menyimak jawaban temannya. Begitu seterusnya, guru memberikan pengarahan terhadap jawaban siswa yang kurang betul, dan memberikan penghargaan secara verbal kepada siswa yang benar, dan siswa dan guru secara klasikal membahas tentang hasil diskusi masing-masing kelompok, dan dilanjutkan siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami tentang kerjasama ekonomi internasional.
3)   Kegiatan Penutup
Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari tentang kerjasama ekonomi internasional, guru melakukan evaluasi, dan guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari pokok bahasan selanjutnya di rumah
Pada siklus I peneliti melakukan kegiatan pembelajaran dengan hasil sebagai berikut:
a.    Nilai Test Siklus pertama
Tabel 4.3 Nilai Test Siklus pertama
No
Interval
Frekuesi
%
Capaian Nilai
Ket
1
85-100
4
16
320
Tuntas
2
70-84
8
32
560
Tuntas
3
60-69
9
36
540
Belum Tuntas
4
50-59
3
12
150
Belum Tuntas
5
<50
1
4
40
Belum Tuntas
Jumlah
341
1364
1610

Nilai rata2


64,40


Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelas baru mencapai 64,40.  Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang telah tuntas baru mencapai 48,00% yaitu sebanyak 12 siswa, sedang siswa yang belum tuntas mencapai 52,00% yaitu sebanyak 13 siswa. Dari penjelasan data-data di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanana pembelajaran pada siklus pertama belum berhasil karena belum memenuhi batasan kriteria keberhasilan yaitu minimal jumlah siswa tuntas sebanyak 85%, dan rata-rata klasikal minimal 70.
c.    Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan pada keaktifan siswa dan guru dengan menggunakan lembar observasi yang sudah disediakan dibantu oleh guru mitra. Hasil kegiatan observasi sebagaimana dijelaskan tabel-tabel di bawah ini.
Tabel 4.4 Observasi Keaktifan Siswa Siklus pertama
No
Kriteria Aspek
Jumlah Aspek
Persentase
Ket
1
Sangat Aktif
0
0,00
Tuntas
2
Aktif
18
72,00
Tuntas
3
Cukup
7
28,00
Belum Tuntas
4
Kurang
0
0,00
Belum Tuntas

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa siswa tuntas sebesar 72,00%  atau 18 siswa, dan belum tuntas sebanyak 7 siswa atau 28%. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa belum memenuhi kriteria keberhasilan, yaitu minimal 85% siswa tuntas belajarnya.
d.    Refleksi
Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran konstruktivisme pada Siklus I, selanjutnya dilaksanakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Guru dan peneliti mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan dan melakukan evaluasi. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan RPP yang telah disusun. Namun demikian, masih terdapat beberapa hambatan yang muncul saat pelaksanaan yang perlu dilakukan perbaikan. Beberapa hambatan itu antara lain:
1)    Saat guru menjelaskan di depan kelas, sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru.
2)    Siswa sering menggunakan kesempatan diskusi untuk bercanda dengan teman, sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan Lembar Kerja Siswa tepat waktu. Selain itu belum semua anggota kelompok aktif dalam berdiskusi.
3)    Siswa masih belum terbiasa untuk membuat peta pikiran dari soal yang terdapat dalam Lembar Kerja Siswa.
Kemudian guru bersama peneliti berdiskusi dan melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan untuk melakukan perubahan dan perbaikan dalam pembelajaran, antara lain:
1)    Guru memberi perhatian dengan memberi pertanyaan atau mengerjakan soal di depan kelas kepada siswa yang tidak memperhatikan saat guru menjelaskan.
2)    Pada siklus II, guru menganjurkan agar setiap siswa ikut mengerjakan LKS, tidak hanya mengandalkan teman yang lain untuk mengerjakan.
3)    Guru memperingatkan siswa dalam membuat peta pikiran disesuaikan berdasarkan langkah-langkah yang digunakan dan mengecek kembali jawaban yang telah diperolehnya.
4)    Memberikan motivasi pada siswa agar berperan serta aktif dalam pembelajaran dengan menjawab pertayaan-pertanyaan guru, berani maju ke depan tanpa harus ditunjuk dahulu oleh guru dan guru akan memberi penghargaan berupa nilai tambahan bagi siswa yang berani maju ke depan mempresentasikan hasil pekerjaannya.
3.         Siklus  II
Siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan alokasi waktu 4 x 40 menit, dan di akhir pertemuan diadakan tes siklus. Pada siklus II, tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut
a. Perencanaan
Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki hambatan-hambatan yang terjadi pada saat siklus I, yaitu guru lebih meningkatkan pengawasan dan kontrol agar siswa lebih mengoptimalkan diskusi dengan semua anggota kelompok aktif selama diskusi, siswa diingatkan untuk lebih memperhatikan kelompok yang maju ke depan kelas, serta siswa tetap diingatkan agar membuat dokumen di buku catatan mereka. Pengawasan dan kontrol guru selama jalannya diskusi sangat dibutuhkan, mengingat masih ada siswa yang kurang memperhatikan dan tidak terkondisikan saat diskusi. Pada tahap perencanaan tindakan siklus II, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa dan soal tes siklus II yang disusun sesuai dengan karakteristik pembelajaran dengan model pembelajaran konstruktivisme yang difokuskan pada peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dan berdasarkan refleksi dari siklus I.
b. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh peneliti dan sebelumnya telah dikonsultasikan dengan kepala sekolah dan guru mitra (observer). Selama pembelajaran berlangsung peneliti dibantu oleh guru mitra (observer) dalam melakukan pengamatan.
Penjelasan secara ringkas proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama sebagaimana dijelaskan di bawah ini
1)   Pendahuluan
Pada tahap ini peneliti membuat RPP dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran IPS pada materi kerjasama ekonomi internasional, membuat lembar kerja siswa, membuat lembar observasi keaktifan belajar siswa, dan membuat alat evaluasi berupa tes objektif jenis pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar siswa.
2)   Kegiatan Inti
Guru mengkondisikan kelas agar siswa siap untuk belajar, siswa  berdoa, guru mengabsen siswa, guru menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan pembelajaran, guru melakukan apersepsi dengan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa.  Setelah cukup melaksanakan kegiatan apersepsi, guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai siswa serta proses pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran konstruktivisme.
Sebagaimana pelaksanaan siklus pertama, siswa diorganisasikan untuk membentuk kelompok serta mengacak anggota kelompok agar pada setiap kelompok terdapat siswa yang telah dinyatakan tuntas pada siklus pertama, setiap kelompok siswa terdiri atas 5 orang dan dibagikan LKS. Kegiatan selanjutnya guru kembali membagikan nomor urut kepada masing-masing siswa, siswa memperhatikan petunjuk guru, cara mengerjakan LKS, siswa berdiskusi dalam kelompok untuk membahas tentang kerjasama ekonomi internasional. Setiap siswa mengemukakan pendapatnya dalam diskusi kelompok. Kemudian menyimpulkan hasil diskusi kelompoknya dalam LKS, siswa dan guru mengadakan permainan tanya jawab tentang kerjasama ekonomi internasional sesuai dengan nomor urut yang dipegang oleh masing-masing siswa, guru membacakan soal nomor satu kemudian siswa-siswa yang memegang nomor urut satu berkompetisi untuk menjawab pertanyaan nomor satu tersebut.  Siswa yang lain menyimak jawaban temannya. Begitu seterusnya, guru memberikan pengarahan terhadap jawaban siswa yang kurang betul, dan memberikan penghargaan secara verbal kepada siswa yang benar, dan siswa dan guru secara klasikal membahas tentang hasil diskusi masing-masing kelompok, dan dilanjutkan siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami tentang kerjasama ekonomi internasional.
3)   Kegiatan Penutup
Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari tentang kerjasama ekonomi internasional, guru melakukan evaluasi, dan guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari pokok bahasan selanjutnya di rumah sebagai bahan pengayaan bagi siswa agar lebih mampu menyerap materi pembelajaran yang disampaikan.
Peneliti dalam melaksanakan pembelajaran melakukan revisi-revisi tindakan untuk peningkatan perbaikan dengan melihat hasil pada siklus I, dan pada siklus II ini diperoleh hasil sabagai berikut:
1)   Nilai Test Siklus  kedua
Tabel 4.5 Nilai Test Siklus  kedua
No
Interval
Frekuesi
%
Capaian Nilai
Ket
1
85-100
11
44
900
Tuntas
2
70-84
11
44
770
Tuntas
3
60-69
3
12
180
Belum Tuntas
4
50-59
0
0
0
Belum Tuntas
5
<50
0
0
0
Belum Tuntas
Jumlah
25
100
1850
-
Nilai rata2


74
-

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata kelas mencapai 74,00.  Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang telah tuntas mencapai 88,00% yaitu sebanyak 22 siswa, sedang siswa yang belum tuntas mencapai 12,00% yaitu sebanyak 3 siswa. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua dinyatakan tuntas karena telah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu minimal 85% dari jumlah siswa dinyatakan tuntas belajarnya atau memperoleh nilai di atas KKM.
b.    Observasi
Observasi Keaktifan Siswa Siklus  kedua
Tabel 4.6  Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus  kedua
No
Kriteria Aspek
Jumlah Aspek
Persentase
Ket
1
Sangat Aktif
20
80,00
Tuntas
2
Aktif
5
20,00
Tuntas
3
Cukup
0
0,00
Belum Tuntas
4
Kurang
0
0,00
Belum Tuntas

Dari tabel di atas menunjukkan semua siswa dinyatakan tuntas sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran dinyatakan selesai dan tuntas pada siklus kedua.
B.       Hasil Penelitian
Dari hasil analisis data pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dari studi awal, siklus I, dan siklus II diperoleh data-data sebagai berikut:
a.      Peningkatan Nilai Tes Formatif
Penilaian nilai tes formatif didasarkan pada hasil tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus dengan menggunakan soal tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 soal. Hasil analisis terhadap penilaian tes akhir siklus secara rinci  dijelaskan di bawah ini.
Tabel 4.7     Rekapitulasi Peningkatan Nilai Test dan Ketuntasan Belajar Siswa  Pada Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Siklus  kedua

No
Kegiatan
Nilai
Tuntas
Belum Tuntas
Jml
%
Jml
%
1
Pra Siklus
54,80
5
20
20
80
2
Siklus I
64,40
12
48
13
52
3
Siklus II
74,00
22
88
3
12

Berdasarkan  tabel  di atas  dalam bentuk diagram batang sebagaimana grafik di bawah ini.









Grafik 4.1  Peningkatan Nilai Test dan Ketuntasan Belajar Siswa  Pada Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Siklus  kedua
Dari sajian hasil penelitian berupa tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil dan ketuntasan belajar siswa terus mengalami peningkatan dari rata-rata 54,80 menjadi 64,40 pada siklus pertama, dan pada siklus kedua menjadi 74,00 serta peningkatan ketuntasan belajar dari 5 siswa atau 20% menjadi 12 siswa atau 48,00% dan 22 siswa atau 88,00% pada siklus kedua.
Merujuk hasil sebagaimana dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konstruktivistik yang dilakukan selama tindakan pada tiap siklus dapat memacu hasil belajar siswa meningkat. Dengan sistem penilaian yang bersifat otentik (authentic assessment) perkembangan siswa selalu dicatat dan diamati. Penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir pembelajaran tetapi selama proses pembelajaran, terhadap produk hasil diskusi siswa, performen atau penampilan siswa dalam diskusi, presentasi serta perilaku siswa selama di sekolah. Pada tiap akhir pembelajaran selalu dilakukan refleksi (reflection) yang bermanfaat bagi siswa untuk merenungkan kembali kegiatan yang telah dilakukan dan hasil yang diperoleh. Hasil refleksi tersebut diharapkan akan menumbuhkan keaktifan, minat, motivasi dan semangat belajar serta semangat berkompetisi yang pada akhirnya akan berujung pada peningkatan hasil belajar siswa.
b.      Peningkatan Keaktifan Siswa
Komponen-komponen yang diamati atau dinilai dari keaktifan siswa adalah kegiatan belajar mereka selama mengikuti pembelajaran menggunakan 12 indikator. Secara jelas sebagaimana dijelaskan tabel di bawah ini.
Tabel 4.8     Rekapitulasi Peningkatan Keaktifan Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Siklus  kedua

No
Kegiatan
Kriteria Ketuntasan
Ket
Tuntas
Belum Tuntas
Jml
%
Jml
%
1
Pra Siklus
8
32
17
68

2
Siklus I
18
72
7
28

3
Siklus II
25
100
0
0


Dalam bentuk grafik berdasarkan kriteria penilaian sebagaimana dijelaskan pada grafik di bawah ini.












Grafik   4.2  Peningkatan Keaktifan Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus Pertama dan Siklus  kedua
Dari sajian hasil penelitian berupa tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil observasi terhadap keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran konstruktivisme terus mengalami peningkatan dari rata-rata ketuntasan sebesar  32,00% atau 8 siswa meningkat menjadi 72% pada siklus pertama atau sebanyak 18 siswa, dan pada siklus kedua menjadi 100%  atau sebanyak 25 siswa dinyatakan tuntas.
Dari penjelasan mengenai hasil analisis terhadap keaktifan siswa selama proses pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran konstruktivistik dengan menerapkan berbagai metode, optimalisasi alat peraga dan sumber belajar di lingkungan sekitar serta selalu berpusat pada siswa (student centered) dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Berbagai strategi, metode dan teknik dapat dipilih guna menumbuhkan aktivitas, minat, motivasi, rasa ingin tahu dan tahu makna dari apa yang dipelajari siswa sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat meningkat secara maksimal sesuai dengan kriteria dan indikator keaktifan pembelajaran yang telah ditentukan.
C.       Pembahasan
Pembelajaran IPS siswa kelas IX SMP .............. pada materi kerjasama ekonomi internasional melalui penerapan model pembelajaran konstruktivisme adalah pembelajaran yang dirancang untuk memberikan siswa tentang keterampilan berfikir, serta merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk menghubungkan konsep-konsep yang penting dalam mempelajari suatu materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran konstruktivisme adalah aliran filsafat, banyak mempengaruhi konsep ilmu pengetahuan, teori belajar dan pembelajaran.
 Konstruktivisme menawarkan paradigma baru dalam dunia pembelajaran. Sebagai landasan paradigma pembelajaaran, konstruktivisme menyerukan perlunya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran, perlunya pengembagan siswa belajar mandiri, dan perlunya siswa memiliki kemampun untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan siswa untuk belajar mengemukakan pendapatnya dan mencari tahu informasi sendiri sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri. Siswa tidak lagi diposisikan bagaikan bejana kosong yang siap diisi. Dengan sikap pasrah siswa disiapkan untuk dijejali informasi oleh gurunya. Atau siswa dikondisikan sedemikian rupa untuk menerima pengatahuan dari gurunya. Siswa kini diposisikan sebagai mitra belajar guru. Guru bukan satu-satunya pusat informasi dan yang paling tahu. Guru hanya salah satu sumber belajar atau sumber informasi. Sedangkan sumber belajar yang lain bisa teman sebaya, perpustakaan, alam, laboratorium, televisi, koran dan internet.
Bagi aliran konstruktivisme, guru tidak lagi menduduki tempat sebagai pemberi ilmu. Tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar. Namun guru lebih diposisikan sebagai fasiltator yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Aliran ini lebih menekankan bagaimana siswa belajar bukan bagaimana guru mengajar. Sebagai fasilitator guru bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Diantara tanggung jawab guru dalam pembelajaran adalah menstimulasi dan memotivasi siswa. Mendiagnosis dan mengatasi kesulitan siswa serta menyediakan pengalaman untuk menumbuhkan pemahaman siswa. Oleh karena itu, guru harus menyediakan dan memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk belajar secara aktif. Sedemikian rupa sehingga para siswa dapat menciptakan, membangun, mendiskusikan, membandingkan, bekerja sama, dan melakukan eksperimentasi dalam kegiatan belajarnya.
Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuam awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Untuk itu, guru dituntut untuk memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar. guru tidak dapat mengklaim bahwa satu-satunya cara yang tepat adalah yang sama dan sesuai dengan kemampuannya.
Dari hasil analisis data pada setiap siklus pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan, kenaikan keaktifan dan hasil belajar siswa yang terjadi pada setiap siklus menunjukkan kenaikan yang signifikan. Peningkatan keaktifan belajar  32,00% atau 8 siswa meningkat menjadi 72% pada siklus pertama atau sebanyak 18 siswa, dan pada siklus kedua menjadi 100%  atau sebanyak 25 siswa dinyatakan tuntas. Kenyataan di atas didukung pula oleh peningkatan hasil belajar siswa, dimana nilai rata-rata hasil belajar terus mengalami peningkatan dari rata-rata 54,80 menjadi 64,40 pada siklus pertama, dan pada siklus kedua menjadi 74,00 serta peningkatan ketuntasan belajar dari 5 siswa atau 20% menjadi 12 siswa atau 48,00% dan 22 siswa atau 88,00% pada siklus kedua.  Dari perolehan angka-angka di atas dapat disimpulan bahwa pada siklus kedua, proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus kedua.
Berdasarkan data-data hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagaimana diuraikan di atas berupa data hasil tes formatif siklus I, tes formatif siklus II dan data hasil observasi siklus I dan II maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran konstuktivisme  dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS materi kerjasama ekonomi internasional pada  siswa kelas IX SMP .............. Tahun Pelajaran 2014/2015.



bila berkenan untuk bab selanjutnya secara lengkap sampai dengan lampiran dan halaman depan dalam format *.doc/*.docx silahkan
klik DOWNLOAD
atau hub. 081327121707 terima kasih.