BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
1. Subjek Penelitian
Penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian yang ideal untuk
dilakukan guru. Selain sebagai penelitian terapan, juga sekaligus merupakan
penelitian yang dapat dilaksanakan di kelasnya, sehingga guru tidak lagi perlu
meninggalkan kelasnya. Dengan demikian guru dapat berperan ganda yaitu sebagai
praktisi, juga sekaligus sebagai peneliti pendidikan. Subyek penelitian
tindakan kelas ini
dilaksanakan di kelas II SD Negeri Panulisan Barat 03, dengan jumlah siswa
sebanyak 13 anak terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.
Tabel 1
Usia Siswa Kelas II SDN Panulisan Barat 03
Berdasarkan Kelompok Umur
No
|
Tahun
|
Siswa
|
Jumlah
|
Ket
|
||
Lahir
|
Usia
|
L
|
P
|
|||
1
|
2003
|
10
|
1
|
-
|
1
|
|
2
|
2004
|
9
|
4
|
1
|
5
|
|
3
|
2005
|
8
|
2
|
5
|
7
|
|
Jumlah
|
7
|
6
|
13
|
|
Sumber : Data Primer, 2013
Berdasarkan jenis pekerjaan orang tua
siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri Panulisan
Barat 03 sebagian besar didominasi bekerja sebagai petani dan berdagang, hal
tersebut didukung oleh kondisi geografis desa Penulisan Barat yang berada di
daerah dataran tinggi sehingga kegiatan
bercocok tanam baik padi maupun palawija menjadi aktivitas pokok para warganya
dalam mencukupi kebutuhan hidup, dan hanya sebagian kecil yang bekerja di luar di
sektor tersebut, misalnya sebagai pedagang, karyawan atau pegawai swasta maupun
pegawai negeri sipil, dan bekerja di sektor jasa lainnya. Secara rinci
sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 2
Daftar Pekerjaan Orang Tua Siswa Kelas II SD Negeri Panulisan
Barat 03
No
|
Pekerjaan
|
Siswa
|
Jumlah
|
Keterangan
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
||||
1
|
Buruh
|
-
|
-
|
-
|
|
2
|
Tani
|
6
|
1
|
-
|
|
3
|
Dagang
|
-
|
-
|
-
|
|
4
|
Swasta
|
1
|
1
|
-
|
|
5
|
PNS
|
-
|
-
|
-
|
|
6
|
Sektor Lainnya
|
-
|
4
|
-
|
|
Jumlah
|
7
|
6
|
13
|
|
Sumber : Data Primer, 2013
Lokasi sekolah
SD Negeri Panulisan
Barat 03. berada di daerah pegunungan
yang merupakan daerah paling ujung barat dari wilayah kabupaten Cilacap dan
berbatasan dengan wilayah propinsi Jawa Barat, di mana sarana transportasinya
cukup sulit karena kondisi prasarana jalan yang kurang memadai, namun kondisi
tersebut tidak mempengaruhi kinerja guru dan juga semangat para siswa untuk
menuntur ilmu. Keadaan ini dibuktikan dengan diraiahnya beberapa kejuaraan baik
yang bersifat akademik maupun non akademik di tingkat kecamatan bahkan ada yang
sampai tingkat kabupaten, misalnya lomba siswa teladan, lomba TKD maupun
lomba-lomba di bidang keolahragaan misalnya bola volley, tenis meja dan sepak
bola.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di SD Negeri Panulisan Barat 03 yang berlokasi di Desa Panulisan
Barat Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap. Penelitian ini dilaksanakan
dalam waktu satu bulan mulai dari bulan Pebruari 2013 dengan waktu pelaksanaan per siklusnya sebagai berikut :
Tabel 3
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
No
|
Kegiatan
|
Pelaksanaan Bulan
|
Pebruari 2013
|
||
1.
|
Persiapan
|
14-15 Pebruari
2013
|
2.
|
Pelaksanaan
Siklus I
|
|
|
a.
Perencanaan
Tindakan
|
16 Pebruari
2013
|
No
|
Kegiatan
|
Pelaksanaan Bulan
|
Pebruari 2013
|
||
|
b.
Pelaksanaan
Tindakan
|
18 dan 19 Pebruari 2013
|
|
c.
Analisis
dan Refleksi
|
20 Pebruari
2013
|
3.
|
Pelaksanaan
Siklus II
|
|
|
a. Perencanaan Tindakan
|
23 Pebruari 2013
|
|
b. Pelaksanaan Tindakan
|
25 dan 26
Pebruari 2013
|
|
c. Analisis dan Refleksi
|
27 Pebruari 2013
|
3. Materi Kajian
Mata
pelajaran yang menjadi bahan kajian pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan penjelasan sebagai berikut :
Kelas/Semester :
II / Dua
Standar Kompetensi : 3. Mengenal berbagai sumber energi yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya.
Kompetensi Dasar :
3.1. Mengidentifikasi sumber-sumber
energi (panas, listrik, cahaya, dan bunyi) yang ada di lingkungan sekitar.
Materi Pokok : Sumber-sumber energi (panas, listrik, cahaya,
dan bunyi) yang ada di lingkungan sekitar)
Indikator : 1. Menunjukkan
sumber energi yang menghasilkan panas
2. Mencari contoh alat rumah tangga yang
menggunakan energi listrik
B. Data, Teknik Pengumpulan, dan Analisis Data
1.
Sumber Data
Sumber Data dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa Kelas II SD Negeri Panulisan Barat 03 dan guru kelas Kelas II SD Negeri Panulisan Barat 03 dan
teman sejawat.
2.
Jenis Data
Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif
dan kuantitatif yang terdiri atas :
a.
Proses belajar mengajar
b.
Data Hasil Belajar / tes
formatif
c. Data keterkaitan antara perencanaan dengan
pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan.
3.
Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Secara umum,
observasi atau pengamatan
adalah setiap kegiatan untuk melakukan
pengukuran. Dapat disimpulkan
bahwa observasi merupakan upaya merekam segala peristiwa dan
kegiatan yang terjadi selama kegiatan perbaikan berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu.
Pada penelitian ini,
jenis observasi yang
digunakan adalah observasi
terbuka.
b. Tes
Selain observasi,
pada penelitian ini
digunakan pula tes
sebagai teknik pengumpul
datanya. Tes yang
digunakan adalah tes
yang mengukur kemampuan aspek
kognitif siswa, yang terdiri dari 10 soal
tes pilihan ganda. Dari
hasil pengambilan data baik data proses belajar mengajar, tes formatif dan data
keterkaitan kemudian dianalisis untuk mencari alternatif pemecahan pada
perbaikan pembelajaran berikutnya.
4.
Teknik Analisis Data
Analisis
data dilakukan untuk membandingkan tingkat keterlibatan peserta didik dan prestasi
belajar sebelum dan sesudah melaksanakan perbaikan. Mengingat data kuantitatif
yang dikumpulkan peneliti berupa nilai tes formatif maka teknik yang digunakan
dalam menganalisis data adalah teknik statistik deskriptif, sedangkan data
kualitatif digunakan teknik analisis dalam bentuk paparan naratif. Pada studi
awal, peserta didik diberi tes untuk melihat perolehan nilai tentang mated
pengolahan data. Dari nilai tersebut dijumlah dan dirata-rata, maka akan
diperoleh nilai ketuntasan yang dicapai siswa. Hal serupa juga dilakukan dalam
masing-masing siklus dari pertama hingga kedua. Pada tiap siklus, data yang
diperoleh dianalisis untuk melihat tingkat ketuntasan dan daya serap peserta
didik terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan. Data kuantitatif akan diolah melalui analisis
deskriptif, sedangkan data kualitatif akan diolah dalam bentuk paparan narasi
yang menggambarkan kualitas pembelajaran.
Analisa data dilakukan melalui
pengolahan data serta temuan-temuan yang diperoleh selama proses
penelitian berdasarkan instrument
yang digunakan dalam
penelitian diantaranya :
a.
Lembar evaluasi, berupa tes
isian singkat yang memuat sepuluh soal, kriteria penilaian jika benar mendapat
nilai satu jika salah nol.
b. Lembar observasi digunakan untuk merekam data tentang prilaku,
aktifitas dan proses belajar mengajar selama tindakan berlangsung. Kriteria
yang digunakan adalah baik, cukup dan kurang
5.
Informasi Tentang Observer
Prosedur
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam dua siklus perbaikan
pembelajaran. Selama proses pengambilan data, peneliti dibantu oleh teman
sejawat.
Nama : EKOTHEMUS
SUNARYO
NIP : 19541224 197402 1 001
Pekerjaan/Jabatan
: Guru
Kelas IV
Tugas : - Mengobservasi
pelaksanaan perbaikan pembelajaran mulai siklus pertama sampai dengan selesai.
- Memberikan masukan tentang kekuatan dan
kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran.
- Ikut merencanakan pelakasnaan perbaikan pembelajaran.
C. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas
(Clasroom Action reaserch).
yang dikembangkan oleh Carr
& Kemmis mendefinisikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebgai
berikut :
Action
research is a from of self-reflective enquiry undertaken by participants
(teachers student, or principals, for example) in social (Including educational)
situations in order
to improve the
rationality and
understanding of justice
of (a) their
own social or
educational partices, (b) their
understanding of these
practice, and the
situations (and
institutions) in which
the practice are
carried out. (Herawati, 2009 : 18).
Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi
dalam bentuk berbagai kegiatan
yang dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan
mutu pembelajaran di kelas.
Dalam pelaksanaannya penelitian
tindakan kelas dijalankan dalam suatu
proses yang terdiri
dari empat aspek
yaitu: perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan
tindakan (action), pengamatan (observasi), refleksi
(reflection) (Depdikbud,
1999:18).
Lebih
jelasnya mengenai hal ini dapat dilihat pada diagram daur PTK berikut.
Skema 1. Tahap-tahap
dalam Penelitian Tindakan Kelas (Wardani IGAK, 2004:6)
Menurut Kemmis dan McTagart (Hermawan, 2007:127-128) tahap
penelitian tindakan kelas terdiri
dari : 1)
perencanaan (planning) 2)
pelaksanaan tindakan (action), 3)
observasi (observation), dan refleksi
(reflection) dalam
setiap siklus dengan
berpatokan pada refleksi awal.
Tahap/siklus penelitian tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut
:
- Perencanaan
Merencanakan adalah
suatu kegiatan yang
merupakan aktivitas sehari-hari
bagi setiap orang yang hidup secara teratur. Rencana tindakan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau perubahan
perilaku dan sikap.
Adapun kegiatan yang
dilakukan dalam perencanaan tindakan
dengan merumuskan tujuan,
menetapkan sasaran yang akan diteliti, pencarian jenis data yang
dibutuhkan dan menyiapkan metode/alat
- Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan rencana pembelajaran
dan scenario tindakan termasuk bahan pelajaran dan tugas-tugas dan menyiapkan
alat pendukung/sarana lain yang diperlukan
- Pengamatan
Observasi adalah pengamatan dengan tujuan tertentu.
Kegiatan observasi mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan
terhadap siswa. Secara umum observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang
diperlukan untuk menjawab masalah tertentu.
- Refleksi
Refleksi dalam PTK
adalah upaya untuk
mengkaji apa yang
telah dihasilkan atau belum
berhasil dituntaskan dengan
perbaikan yang telah
dilakukan. Dengan penelitian tindakan
kelas diharapkan dapat
meningkatkan propesionalisme guru sekolah dasar terutama dalam
meningkatkan pembelajaran pengetahuan alam/sains di sekolah
dasar serta mampu
memecahkan masalah actual di lapangan
sesuai dengan tuntutan kurikulum berbasis sekolah (KTSP).
|
Skema 2. Daur
PTK dalam Dua Siklus Perbaikan Pembelajaran
(Rusna Ristasa, 2006 : 46)
Setelah
siklus ini berlangsung beberapa kali, kemungkinan perbaikan yang diinginkan
sudah terjadi. Dalam hal ini daur penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tujuan
perbaikan yang direncanakan sudah berkhir. Tetapi biasanya akan muncul masalah
baru. Masalah ini akan kembali dipecahkan melalui daur penelitian tindakan
kelas menurut Rusna Ristata (2006 : 46) secara rinci dapat dilihat pada gambar
3.3.
Skema
3. Diagram Siklus Perbaikan Pembelajaran
(dimodifikasi dari Rusna Ristasa, 2006 : 46)
Prosedur
perbaikan pembelajaran pada gambar di atas selanjutnya dirancang dalam urutan
tahapan sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasikan masalah,
menganalisis dan merumuskan masalah serta merumuskan hipotesis.
2.
Menemukan cara memecahkan masalah/
tindakan perbaikan.
3.
Merancang skenario tindakan perbaikan
yang dikemas dalam Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPPP).
4.
Mendiskusikan aspek-aspek yang diamati
dengan teman sejawat yang ditugasi sebagai pengamat (observer).
5.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
skenario yang telah dirancang dan diamati oleh teman sejawat.
6.
Mendiskusikan hasil pengamatan dengan
teman sejawat (observer).
7. Melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
8.
Konsultasi dengan supervisor.
9.
Merancang tindak lanjut.
10.
Re-planning, dan seterusnya; sampai ditetapkan.
D. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan per Siklus
Untuk
mempermudah pelaksanaan kegiatan pembelajaran dibuat deskripsi kegiatan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, dengan
penjelasan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
- Siklus Pertama
Kelas/Semester :
II / Dua
Standar Kompetensi : 3. Mengenal berbagai sumber energi yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya.
Kompetensi Dasar :
3.1. Mengidentifikasi sumber-sumber
energi (panas, listrik, cahaya, dan bunyi) yang ada di lingkungan sekitar.
Materi Pokok : Sumber-sumber energi panas dan listrik yang
ada di lingkungan sekitar)
Indikator : 1. Menunjukkan
sumber energi yang menghasilkan panas
2. Mencari contoh alat rumah tangga yang
menggunakan energi listrik
Waktu Pelaksanaan : 18 Pebruari 2013 dan 19 Pebruari 2013
- Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi diri dan
diskusi dengan teman sejawat pada siklus pertama, peneliti menyiapkan dan
menetapkan Rencana Perbaikan Perbaikan Pembelajaran (RPP) beserta skenario
tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilaksanakan guru dan siswa dalam
perbaikan pembelajaran. Selain RPP, peneliti menyiapkan berbagai bahan yang
diperlukan seperti : alat peraga, lembar kerja, lembar evaluasi dan lembar
observasi. Selanjutnya peneliti bersama observer menyepakati fokus dan kriteria
yang akan digunakan dua kali pertemuan dan melakukan simulasi RPP dan skenario
pembelajaran bersama teman sejawab (observer).
- Pelaksanaan
1) Pertemuan Pertama
a) Kegiatan Awal ( (5 menit)
Guru sebagai peneliti menyiapkan alat
pelajaran berupa RPP, buku penunjang, alat peraga, lembar kerja, lembar
observasi dan soal evaluasi. Peneliti memberi salam, mengabsen siswa dan
mengatur tempat duduk. Selanjutnya peneliti mengadakan apersepsi dengan
mengajukan pertanyaan Apa yang kamu rasakan ketika siang hari berada di
lapangan? Panas sekali, bukan? Panas itu berasal dari sinar matahari. Apa yang
dimaksud sumber energi panas? Semua yang dapat menghasilkan panas disebut
sumber energi panas. Lilin yang menyala menghasilkan panas, api unggun
menghasilkan panas, gesekan dua benda dapat menghasilkan panas. Lilin yang
menyala, api unggun, gesekan antara dua benda merupakan sumber energi panas.
“Apa yang kamu ketahui tentang sumber panas ?”. Murid menjawab : “Orang yang kedinginan
biasanya menggesek-gesekkan kedua tangannya. Dua telapak tangan yang digesekkan
akan menghasilkan panas. Itu sebabnya, orang yang kedinginan akan merasa lebih
hangat dengan menggesekkan kedua tangannya”.
“Tahukah kamu apa sumber panas terbesar di alam ini?”, lanjut peneliti.
Murid menjawab : “Matahari, Pak!”. “Nah, sekarang bagaimana jaman dahulu Nenek
moyang kita membuat api?”. Siswa bernama
Rio Renata menjawab, “dengan cara menggesekkan batu. Jika batu terus
digesekkan, lama kelamaan dari antara kedua batu itu muncul percikan api”. “Tepat sekali, ternyata kalian memang
anak-anak yang pintar”, puji peneliti sekaligus memberikan penguatan awal
kegiatan pembelajaran dan mengakhiri kegiatan apersepsi.
b) Kegiatan Inti (20 menit)
Pada
kegiatan inti pertemuan pertama, peneliti menjelaskan materi pembelajaran penerapan konsep sumber-sumber energi panas dan listrik. ”Anak-anak, sumber
energi panas adalah semua benda yang menghasilkan panas. Sumber energi panas
terbesar yang ada di alam adalah matahari. Energi panas matahari begitu besar
manfaatnya bagi makhluk hidup. Salah satu manfaatnya dapat kalian rasakan
ketika menjemur pakaian.Energi panas sangat penting bagi kehidupan manusia
sehari-hari. Mengeringkan pakaian, menyetrika pakaian, dan memasak makanan
memerlukan energi panas. Dari manakah panas itu berasal? Apakah sumber utama
panas berada di dalam bumi? Adakah sumber panas yang lain? Matahari adalah
sumber cahaya dan sumber panas yang sangat penting bagi makhluk hidup. Matahari
sudah bersinar sejak jutaan tahun yang lalu dan kita dapat memanfaatkan sinar
dan panasnya itu. Sekarang, coba rapatkan kedua tanganmu, lalu gosok-gosokkan!
Apa yang kamu rasakan? Jika kedua telapak tanganmu dirapatkan dan
digosok-gosokkan, maka akan timbul panas. Panas tersebut timbul akibat gesekan
permukaan kedua telapak tanganmu. Energi panas menyebabkan tanganmu menjadi
terasa hangat. Makin hangat sebuah benda, makin banyak energi yang dimilikinya.
Kamu akan merasa hangat jika berada di dekat api unggun. Hal ini disebabkan
tubuhmu menerima energi panas dari api unggun tersebut. Panas yang berpindah
ini disebut kalor. Api kompor dapat mematangkan makanan karena terdapat energi
panas yang berpindah dari api ke makanan. Apakah kamu dapat menemukan contoh
sumber panas yang lain?”, tanya peneliti. Untuk meningkatkan pemahaman dan persepsi siswa,
peneliti menunjukkan alat peraga berupa
gambar-gambar yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Misalnya :
Siswa
mengamati gambar yang ada. Selanjutnya siswa secara klasikal mengajukan
pertanyaan dan jawaban sekitar sumber energi panas. “Apa yang terjadi pada saat
kita memasak air, Pak?, tanya Windy Grecia. Peneliti menjawab, Air menjadi
mendidih karena adanya perpindahan energi panas yang berasal dari nyala kompor”.
Dari berbagai pertanyaan dan jawaban siswa dieksplorasi, ditulis di papan tulis
dan dibahas serta didiskusikan bersama dengan bimbingan guru, sekaligus untuk
mengakhiri pelaksanaan pertemuan pertama pada pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus pertama.
Setelah
dirasa cukup memberikan penjelasan, peneliti membentuk siswa menjadi 3 kelompok
yang masing-masing terdiri dari 4-5 orang siswa. Setelah kelompok terbentuk,
siswa diminta duduk dan berkumpul pada kelompoknya masing-masing. Kegiatan
selanjutnya, peneliti membagikan bahan kegiatan kerja kelompok berupa
gambar-gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran tentang sumber-sumber
energi yang dapat menghasilkan panas.
Siswa
diminta mempelajari bahan ajar berupa gambar-gambar tersebut secara berkelompok
dengan melaksanakan diskusi kelompok. Kegiatan siswa dalam diskusi ini
dimaksudkan untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bahan
ajar berupa gambar-gambar yang telah diterima oleh masing-masing kelompok.
Langkah selanjutnya, peneliti meminta siswa untuk menulis sebanyak-banyaknya
pertanyaan yang berkaitan dengan materi energi panas berdasarkan gambar yang
berikan kepada masing-masing kelompok, misalnya pada kelompok Rika Rianti yang
menerima gambar alat-alat rumah tangga yang dapat menghasilkan panas sebagaimana
gambar di bawah ini :
Setelah
kegiatan kerja kelompok selesai, peneliti mengumpulkan semua bahan pertanyaan
yang dibuat oleh masing-masing kelompok. Peneliti kemudian menjelaskan materi
pembelajaran berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang ditulis oleh siswa dalam
pelaksanaan diskusi kelompok. Untuk meningkatkan dialog interaktif antara siswa
dan guru serta untuk menghindari kebosanan pada siswa, maka peneliti
melaksanakan variasi pembelajaran dengan melempar balik pertanyaan-pertanyaan
kepada masing-masing kelompok siswa secara acak, tujuannya agar pertanyaan yang
dibuat oleh kelompok tidak dijawab oleh kelompok tersebut, tapi dijawab oleh
kelompok yang lain.
Setelah
dirasa cukup melaksanakan kegiatan pembelajaran, peneliti menutup kegiatan
pembelajaran pada pertemuan pertama. Peneliti
memberikan penghargaan berupa pujian atas kerjasama siswa dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik
dan lancar. Sebagai penguatan dan tindak lanjut peneliti memberikan siswa
pekerjaan rumah.
c) Kegiatan Akhir (10 menit)
Pada
kegiatan akhir, peneliti membacakan kembali hasil kesimpulan dari kegiatan
belajar yang dilaksanakan. Siswa mencatat di buku masing-masing. Di akhir
kegiatan peneliti memberikan saran dan tidak lanjut untuk pembelajaran
berikutnya dengan meminta siswa untuk belajar dengan baik di rumah.
2) Pertemuan Kedua
a) Kegiatan Awal (5 menit)
Pada
kegiatan awal, setelah bel tanda masuk berbunyi, anak-anak segera berbaris di
depan kelas dan segera masuk dengan tertib. Setelah duduk, ketua kelas memimpin
teman-temannya untuk berdoa dilanjutkan memberi salam kepada peneliti.
Penelitipun menjawab salam serta mengabsen siswa. Mereka segera menyiapkan buku
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Selanjutnya peneliti
mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan : “Apakah kalian masih ingat
pelajaran yang kemarin ?”. Murid
menjawab : “Masih, Pak Guru !”. “Bagus !”. (jawab peneliti). “Saat kamu
berjalan di bawah terik matahari, apa yang kamu rasakan?”, tanya peneliti.
Siswa menjawab, “Panas, Bu Guru!”. “Ya, betul. Tentunya kamu akan merasakan
tubuhmu menjadi sedikit hangat dan lama-kelamaan kepanasan. “Nah, coba kalian
sebutkan alat-alat yang ada di rumah kalian yang dapat menghasilkan
panas?”. “Kompor, nyala lampu, seterika
listrik, Bu Guru”, jawab siswa bernama Yana Suryana. Dari jawaban para siswa
tersebut, peneliti memberikan pujian sekaligus memotivasi siswa untuk mengikuti
pembelajaran berikutnya. “Tepat
sekali, ternyata kalian memang anak-anak yang pintar karena kalian murid-murid Bapak
yang rajin dalam belajar”, puji peneliti.
b) Kegiatan Inti (20 menit)
Pada
pertemuan kedua, peneliti melakukan kegiatan pengulangan pada pertemuan
pertama. Untuk memberikan rangsangan dan motivasi pada pikiran siswa dalam
memahami materi pelajaran, peneliti menyajikan beberapa gambar-gambar yang berkaitan dengan sumber energi panas dan
melakukan tanya jawab seputar gambar. Tujuannya untuk menstimulus keingintahuan
siswa terhadap materi yang akan disampaikan. Dari gambar-gambar yang disajikan
tersebut, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa
berpikir dan ingin tahu apa yang menjadi penyebab dan masalahnya sehingga akan
meningkatkan kemampuan berpikir siswa secara keseluruhan.
Peraga
gambar yang diberikan kepada para siswa tentang penggunaan energi panas yang
ada dan biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
Dari gambar
di atas, peneliti mengajukan pertanyaan, “Menurut kalian apa yang menyebabkan bahan
makanan yang dimasak dengan menggunakan panas dari nyala api dan arang?”. Setelah melempar pertanyaan, peneliti
memberikan waktu kepada para siswa untuk berpikir sejenak, dan kemudian meminta
para siswa untuk mengajukan pendapatnya masing-masing melalui kegiatan tanya
jawab. Seluruh siswa diminta memberikan
pendapatnya, dan peneliti menampung seluruh pendapat siswa. Setelah semua siswa
memberikan pendapatnya, peneliti menjawab dengan menyimpulkan pendapat-pendapat
yang diberikan oleh para siswa. Dengan kegiatan ini diharapkan para siswa dapat
lebih menguasai materi, karena secara tidak langsung siswa telah mempelajari
materi pembelajaran dengan cara menyampaikan pendapatnya masing-masing,
walaupun tidak semuanya benar. Setelah
kegiatan tersebut selesai, maka kegiatan dilanjutkan dengan pengisian lembar
kerja, kemudian siswa mengerjakan lembar kerja siswa. Setelah lembar kerja
selesai dikerjakan, dievaluasi bersama dengan bimbingan guru. Untuk memperkuat
persepsi dan daya nalar serta daya serap siswa, peneliti mengajukan sejumlah
pertanyaan kepada siswa untuk
dijawab secara lisan.
Siswa menjawab setiap pertanyaan dengan
semangat tetapi tetap
tertib. Siswa juga
mengamati gambar berbagai alat-alat yang dapat menghasilkan energi panas
yang ada pada gambar yang ada di papan tulis. Setelah siswa selesai menjawab
soal, peneliti mengakhiri pembelajaran dengan ucapan terima kasih dan ucapan salam. Kegiatan
selanjutnya siswa diminta membuat kesimpulan proses pembelajaran dengan
melakukan analisa terhadap pembahasan lembar kerja. “Anak-anak, apakah kalian
sudah mencatat dalam buku catatan kalian mengenai kegiatan pembahasan lembar
kerja yang kalian kerjakan kemarin ?”, tanya peneliti. Siswa menjawab, “Sudah, Pak
Guru !”.
c) Kegiatan akhir (10 menit)
Pada
kegiatan akhir, peneliti membacakan kembali hasil kesimpulan dari kegiatan
belajar yang dilaksanakan. Siswa mencatat di buku masing-masing. Kemudian siswa
menerima lembar soal tes formatif supaya dikerjakan secara individu. Setelah
selesai mengerjakan tes formatif, peneliti menyuruh siswa untuk mengumpulkan
lembar soal dan lembar jawab untuk dinilai. Di akhir kegiatan peneliti
memberikan saran dan tidak lanjut untuk pembelajaran berikutnya.
- Observasi
Observer
melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Di samping itu observer melakukan wawancara
dengan siswa yang belum tuntas belajarnya. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada siklus pertama dalam
proses pembelajaran masih
memiliki berbagai kekurangan dalam penerapannya, pengelolaan waktu masih
belum efektif dengan
adanya kelebihan penggunaan
waktu dari alokasi waktu
yang telah ditentukan.
Di antaranya dalam memberikan persepsi yang terlalu luas.
Dalam menyampaikan materi kurang
jelas dengan mengaitkan
realita kehidupan sehari-hari, penguasaan kelas
dinilai cukup menguasai.
Berdasarkan hasil
pengamatan terhadap data
dan temuan yang ada
di lapangan, dalam proses
belajar kerjasama dalam
kelompok sudah mulai terjalin
mesti ada siswa
pandai mementingkan dirinya sendiri. Pada
saat kegiatan tanya jawab, siswa
yang kurang menguasai materi pembelajaran terlihat kurang aktif dan cenderung
diam dan pasif. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa belum semua siswa
memahami konsep pembelajaran, hal ini disebabkan proses pembelajaran masih
bersifat abstraktif dan perlu dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus
selanjutnya.
- Refleksi
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi sumber-sumber energi
panas dan listrik yang ada di lingkungan sekitar pada siklus pertama dengan
menggunakan model pembelajaran active
learning dianggap belum berhasil. Berdasarkan hasil temuan
di lapangan terdapat hal-hal
yang perlu diperbaiki
peneliti pada pertemuan pertama ini,
peneliti harus senantiasa
mengacu pada rencana pembelajaran, pembagian
waktu harus efektif
sesuai dengan pembagian dalam langkah-langkah pembelajaran.
Sehingga kegiatan pembelajaran tidak menyita
waktu mata pelajaran
berikutnya. Peneliti juga
kurang dalam pengelolaan kelas,
pemanfaatan media pembelajaran
yang dapat menghasilkan pesan
dan melibatkan siswa
dalam pemanfaatan benda cukup
sehingga dapat menumbuhkan
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Proses pembelajaran
perlu meningkatkan aktivitas
seluruh siswa tidak hanya
didominasi oleh ketua
kelompok dan beberapa
orang saja, tetapi semua
siswa harus terlibat
aktif sebab keberhasilan
proses pembelajaran lebih ditentukan
oleh partisipasi belajar
siswa. Kegiatan pelaporan dalam
diskusi kelas, guru
perlu memberikan motivasi
untuk menumbuhkan keberanian siswa.
Siswa dipacu untuk
dapat menggunakan pengetahuan dan
pengalamannya dalam memberikan tanggapan yang
diajukan oleh kelompok
lain. Jadi siswa
dilatih untuk memecahkan masalah
tanpa tergantung pada pendapat orang lain.
Pada akhir
siklus pertama kegiatan pembelajaran belum tuntas karena setelah peneliti
dengan observer mendiskusikan hasil observasi dan wawancara yang dikaitkan
dengan hasil tes formatif, maka pada siklus kedua perlu ditanggulangi dengan
menggali persepsi dan pemahaman siswa tentang materi yang akan dipelajari
dengan penerapan metode active learning
lebih bervariasi diantaranya dengan menggunakan teknik tanya jawab dan catatan
terbimbing.
- Siklus Kedua
Standar Kompetensi : 3. Mengenal berbagai sumber energi yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya.
Kompetensi Dasar :
3.1. Mengidentifikasi sumber-sumber
energi (panas, listrik, cahaya, dan bunyi) yang ada di lingkungan sekitar.
Materi Pokok : Sumber-sumber energi panas dan listrik yang
ada di lingkungan sekitar
Indikator : 1. Menunjukkan
sumber energi yang menghasilkan panas
2. Mencari contoh alat rumah tangga yang
menggunakan energi listrik
Waktu Pelaksanaan : 25 Pebruari 2013 dan 26 Pebruari 2013
1.
Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan
diskusi dengan teman sejawat dari kegiatan siklus pertama, peneliti menyiapkan
dan menetapkan Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran (RPPP) beserta
skenario tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan
dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam perbaikan pembelajaran. Selain RPPP,
peneliti menyiapkan lembar kerja, lembar evaluasi dan lembar observasi. Selanjutnya peneliti bersama observer
menyepakati fokus dan kriteria yang akan digunakan dua kali pertemuan dan
melakukan simulasi RPP dan skenario pembelajaran bersama teman sejawab
(observer) untuk menghindari kegagalan dalam proses pelaksanaan kegiatan
perbaikan perbelajaran yang akan dilaksanakan.
2.
Pelaksanaan
a) Pertemuan Pertama
1) Kegiatan Awal (5 menit)
Pada
kegiatan awal, setelah bel tanda masuk berbunyi, anak-anak segera berbaris di
depan kelas dan segera masuk dengan tertib. Setelah duduk, ketua kelas memimpin
teman-temannya untuk berdoa dilanjutkan memberi salam kepada peneliti.
Penelitipun menjawab salam serta mengabsen siswa. Mereka segera menyiapkan buku
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada materi sumber-sumber energi panas dan listrik
yang ada di lingkungan sekitar.
Selanjutnya
peneliti mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan, “Coba, kalian
sebutkan sumber-sumber energi panas dan energi listrik yang sering kalian
gunakan ?”. Murid menjawab : “Lampu, Pak!”, jawab Wawan ”Panggangan roti, Pak”, jawab Sitianti dan
yang terakhir Roni uang menjawab, ”Kipas angin, Pak!”. Peneliti menjawab : “Bagus !, ternyata kalian
masih ingat !”. “Nah, sekarang, bagaimana prosesnya air yang kita masak di atas
kompor menjadi mendidih ?”. Murid menjawab “ “Karena ada energi panas yang
berasal dari nyala api, Pak Guru!”. “Tepat sekali, kalian memang murid yang
pintar !”. Pujian yang
diberikan peneliti sekaligus menutup kegiatan awal pembelajaran setelah
melaksanakan kegiatan apersepsi.
2) Kegiatan Inti (20 menit)
Peneliti membagi
siswa menjadi 4
kelompok yang anggotanya
terdiri dari laki-laki dan
perempuan secara acak dengan mempertimbangan jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas
dalam setiap kelompoknya. Tujuannya adalah agar siswa yang tuntas dapat
membantu siswa yang tidak tuntas pada pelaksanaan kegiatan kerja kelompok.
Sebelum
melaksanakan kegiatan inti pembelajaran, peneliti kembali mengulang penjelasan
secara singkat tentang materi pembelajaran yang akan dibahas dalam pelaksanaan
kegiatan kelompok. “Energi yang banyak digunakan adalah
energi listrik. energi listrik dapat mempermudah kegiatan kita. penggunaan
energi listrik yang utama adalah untuk penerangan kebutuhan energi listrik pada
saat ini cukup besar akibatnya biaya produksi energi listrik meningkat ditambah
lagi biaya bahan bakarnya semakin mahal oleh karena itu biaya tarif listrik
sekarang semakin mahal. Untuk menghemat
biaya pengeluaran dan persediaan energi
listrik maka kita harus menghematnya. Di kota banyak digunaka energi listrik. Energi
listrik berasal dari pusat pembangkit listrik. Jalanan dan gedung- gedung
menggunakan listrik. Di desa juga ada
listrik. Listrik untuk penerangan rumah
dan jalanan. Lampu menggunakan energi
listrik. Lampu yang menyala akan menerangi ruangan. Kita pun dapat melihat benda-benda dengan jelas Televisi
menggunakan energi listrik. Televisi
dapat menyala karenanya. Radio menggunakan energi listrik. Radio yang menyala mengeluarkan bunyi. Kita dapat mendengarkan
lagu dari radio. Kipas angin menggunakan
energi listrik. Baling-baling kipas angin berputar karena energi listrik. Putarannya
dapat menyegarkan udara, demikian juga dengan microwave yang menggunakan energi
listrik untuk memanggang makanan”, jelas
peneliti.
Setelah
cukup memberikan penjelasan, peneliti kemudian membagikan dua lembar kertas
kepada masing-masing siswa masing-masing berwarna kuning dan biru. Kertas
kuning untuk menuliskan hal-hal apa saja yang belum pahami oleh siswa tentang
materi pembelajaran yang sedang diajarkan, sedangkan kertas biru untuk menulis
hal-hal yang sudah pahami oleh siswa tentang materi pembelajaran yang sedang
diajarkan. Setelah seluruh siswa selesai menuliskan pada kertas warna yang
mereka terima, siswa diminta mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan berdasarkan hal-hal yang belum pahami oleh siswa tentang materi
pembelajaran yang sedang diajarkan. Setelah siswa selesai mendiskusikan
pertanyaan yang akan diajukan, secara bergiliran wakil dari setiap kelompok
membacakan pertanyaan, dan peneliti menunjuk kelompok lain untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh kelompok yang lain. Selanjutnya perwakilan
kelompok siswa yang ditunjuk peneliti untuk menjawab pertanyaan, maju ke depan
kelas dan memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada kelompoknya. Dalam kegiatan ini, peneliti bertugas sebagai
tim ahli, dan bertugas menentukan apakah jawaban siswa sudah benar atau tidak.
Apabila jawaban siswa benar, maka peneliti akan memberikan komentar bahwa
jawaban yang mereka kemukakan adalah benar, apabila salah maka peneliti
bertugas memberikan jawaban yang benar dari pertanyaan yang diajukan. Demikian
pula bila ada kelompok siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan, maka tugas
peneliti adalah menjawab pertanyaan tersebut dan menjelaskan kepada para siswa
tentang jawaban yang benar. Kegiatan ini berlangsung sampai seluruh kelompok
siswa berkesempatan menjawab dan mengajukan pertanyaan kepada kelompok-kelompok
yang lain. Setelah semua kelompok selesai menjawab dan mengajukan pertanyaan,
peneliti menutup kegiatan pembelajaran.
3) Kegiatan akhir (10 menit)
Pada
kegiatan akhir, siswa diminta untuk mencatat hasil pertanyaan dan jawaban yang telah diajukan oleh masing-masing
kelompok sebagai kesimpulan akhir kegiatan. Di akhir kegiatan pertemuan pertama,
peneliti memberi penguatan dan pesan, agar siswa belajar lebih giat. Sebagai tindak lanjut, peneliti memberi pekerjaan rumah (PR).
b) Pertemuan Kedua
1) Kegiatan Awal (5 menit)
Pada
kegiatan awal, setelah bel tanda masuk berbunyi, anak-anak segera berbaris di
depan kelas dan segera masuk dengan tertib. Setelah duduk, ketua kelas memimpin
teman-temannya untuk berdoa dilanjutkan memberi salam kepada peneliti.
Penelitipun menjawab salam serta mengabsen siswa. Mereka segera menyiapkan buku
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.Selanjutnya peneliti mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan
untuk mengaitkan pelajaran yang akan disampaikan, yaitu : “Apakah kalian semalam sudah belajar!”.
Murid menjawab : “Sudah, Pak!”. ”Nah, coba kalian sebutkan apa yang sudah kalian
pelajari?”, lanjut peneliti. ”Sumber energi panas dan listrik, Pak Guru”. “Bagus sekali !, karena kalian adalah
murid-murid yang rajin”, puji peneliti
2) Kegiatan Inti (20 menit)
Pada
pertemuan kedua, peneliti melakukan kegiatan yang merupakan lanjutan kegiatan
pada pertemuan pertama. Pada pertemuan
kedua ini, peneliti akan menerapkan
pembelajaran active learning dengan
menggunakan teknik catatan terbimbing. Sebelum melaksanakan kegiatan, secara
singkat peneliti menjelaskan materi pembelajaran yang berkaitan dengan sumber
energi panas dan listrik yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. “Matahari termasuk sumber energi panas. Energi panas dari matahari
menghangatkan bumi. Matahari sangat penting bagi makhluk hidup. Api juga
termasuk sumber energi panas. Kayu yang dibakar akan menghasilkan panas. Kertas yang dibakar
juga menghasilkan panas. Sumber energi
panas lainnya adalah minyak tanah. Minyak tanah dituang ke dalam kompor. Kompor yang dinyalakan akan menghasilkan panas”, jelas peneliti.
Setelah
dirasa cukup memberikan penjelasan, peneliti mengarahkan siswa untuk
melaksanakan kegiatan menggunakan teknik catatan terbimbing. Kegiatan yang
dilakukan adalah mengarahkan siswa untuk menulis rangkuman dari
kegiatan-kegiatan yang telah mereka lakukan. Pada awal kegiatan, peneliti kembali meminta
siswa untuk duduk berkelompok sebagaimana pertemuan pertama. Siswa diberikan
lembar kerja siswa, dan diminta untuk mengerjakan lembar kerja tersebut secara
berkelompok. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut :
a)
Siswa diminta menuliskan 3 peralatan dapur
yang memanfaatkan listrik
b)
Siswa diminta menyebutkan apakah manfaat
bel listrik di rumah
c)
Siswa diminta menyebutkan apakah kegunaan
dari lemari es
d)
Siswa diminta menyebutkan apakah yang
digunakan orang sebelum ada kompor
e)
Siswa diminta menyebutkan mengapa di musim
kemarau sering terjadi kebakaran
Dari
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tadi, siswa diminta menjawabnya dalam
bentuk narasi yang menjelaskan
masing-masing jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Setelah
peneliti memberikan cukup waktu kepada para siswa untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan teknik catatan terbimbing, siswa secara acak
ditunjuk untuk membacakan hasil rangkumannya. Beberapa siswa maju ke depan kelas
untuk membacakan rangkumannya, sementara siswa lain memperhatikan dengan
seksama. Dari hasil rangkuman para siswa tersebut, peneliti kemudian mengajukan
beberapa pertanyaan, dan menunjuk beberapa orang siswa untuk menjawabnya. Kegiatan
ini dilakukan beberapa kali, dan di akhir kegiatan peneliti memberikan pujian,
“Anak-anak, Bapak percaya kalian adalah murid yang pintar, jadi kalian pasti
bisa memahami penjelasan yang Bapak berikan dan telah melaksanakan tugas yang
Bapak berikan dengan baik”, puji peneliti. Siswa menjawab dengan serempat, “Ya,
Pak Guru !”.
Pada akhir
kegiatan peneliti membuat rangkuman dan kesimpulan dari materi pembelajaran.
“Anak-anak, apakah kalian sudah mencatat dalam buku catatan kalian mengenai
kegiatan pembahasan lembar kerja yang kalian kerjakan kemarin ?”, tanya
peneliti. Siswa menjawab, “Sudah, Pak Guru !”. Setelah siswa
selesai mengerjakan soal
dan mengumpulkan hasil, peneliti mengakhiri
pembelajaran dengan ucapan
terima kasih dan ucapan salam dan meminta siswa untuk
kembali duduk dengan rapi.
3) Kegiatan Akhir (10 menit)
Pada
kegiatan akhir siklus, Lembar kerja siswa dikumpulkan untuk dinilai. Siswa
kemudian mengerjakan lembar tes formatif. Selesai mengerjakan tes formatif,
peneliti menyuruh siswa mengumpulkan lembar soal dan lembar jawab untuk
dinilai. Di akhir kegiatan peneliti memberikan saran dan tidak lanjut untuk
pembelajaran berikutnya.
3.
Observasi
Observer mengamati proses pembelajaran pada siklus ketiga dengan
menggunakan format observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi yang
dilakukan oleh observer menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Aktivitas
siswa meningkat, demikian juga dengan kemampuan pemahaman materi kegiatan. Dari
hasil observasi dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran
yang dilaksanakan pada siklus
ini cukup membuat
siswa faham pada
materi pembelajaran dan terlihat lebih aktif pada proses pengamatan lingkungan. Siswa
aktif berdiskusi dengan
kelompoknya untuk mengisi
lembar LKS. Siswa juga lebih berani
mengajukan pertanyaan kepada
guru untuk lebih
meyakinkan pengambilan
keputusan bagi kelompok mereka.
4.
Refleksi
Secara umum pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran active learning dengan menggunakan empat
varisi teknik pembelajaran ini sudah
dapat dikatakan baik,
hal ini didasarkan
atas hasil pengamatan peneliti yang dibantu oleh
observer. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung siswa telah
mematuhi tata tertib selama
proses pembelajaran. Hal
ini menunjang kelancaran
proses pembelajaran yang berarti
pula menanamkan kedisiplinan. Perhatian siswa terfokus dan terlibat aktif pada
proes pembelajaran. Berdasarkan hasil
observasi, analisis dan refleksi disimpulkan bahwa guru telah melakukan
berbagai perubahan yang
menunjukkan berbagai perbaikan-perbaikan dalam
proses pembelajaran sehingga
terjadi peningkatan kualitas pembelajaran sesuai
yang diharapkan dalam upaya
mencapai tujuan yang
telah direncanakan. Melalui dua
kali penelitian yang
dilakukan peneliti yaitu
dari tindakan pertama dan kedua prestasi dan aktivitas siswa dalam
belajar secara terus menerus mengalami peningkatan. Secara
umum pembelajran dengan
metode active learning pada materi sumber energi dan kegunaanya terlihat mengalami
peningkatan dan kemajuan yang
cukup baik.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulan bahwa proses perbaikan
pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan berhasil pada siklus ketiga. Hal ini
didasarkan pada perolehan nilai rata-rata hasil belajar, tingkat aktivitas dan
ketuntasan belajar siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang
ditetapkan. Keadaan ini menunjukkan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi
sumber energi dan kegunaanya terbukti tepat dan dan mampu mengatasi masalah
pembelajaran yang muncul sehingga proses perbaikan pembelajaran dapat berhasil
dengan baik sesuai harapan.