PROPOSAL SKRIPSI
PENDIDIKAN AKHLAK DALAM ISLAM
(KAJIAN AL-QURAN SURAT AL HUJURAT AYAT
11-13)
- Latar Belakang Masalah
Al-Quríanul karim adalah
mukjizat Islam yang
kekal dan mukjizatnya
selalu diperkuat oleh kemajuan
ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah
kepada Rasulallah, Muhammad SAW
untuk mengeluarkan manusia
dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta
membimbing mereka ke jalan yang lurus (Al-Khattan : 1)
Pengertian
al-Qurían secara lebih
lengkap dan luas
adalah seperti yang dikemukakan oleh Abd Wahab Khallaf.
Menurut beliau:
Al-Qurían adalah
kalam Allah yang
diturunkan melalui malaikat
Jibril ke kalbu Rasulallah SAW
dengan menggunakan bahasa arab dan disertai dengan kebenaran agar
dijadikan hujjah (penguat)
dalam pengakuannya sebagai Rasulallah dan
agar dijadikan sebagai
undang-undang bagi seluruh
umat manusia, di samping merupakan amal ibadah jika membacanya.
Al-Qurían itu dikompilasikan di antara
dua ujung yang
dimulai dari surat
al-fatihah dan ditutup dengan
surat an-nas yang
sampai kepada kita
secara tertib dalam bentuk
tulisan maupun lisan
dalam keadaan utuh
atau terpelihara dari perubahan dan pergantian (Khallaf : 40)
Dalam Al-Qurían memuat
begitu banyak aspek
kehidupan manusia. Tak
ada rujukan yang lebih
tinggi derajatnya dibandingkan
dengan Al-Qurían yang hikmahnya meliputi
seluruh alam dan
isinya baik yang
tersurat maupun yang tersirat
tak akan pernah
habis untuk digali
dan dipelajari. Ketentuan-ketentuan hukum yang
dinyatakan dalam Al-Qurían
dan Al-Hadist berlaku
secara universal untuk semua
waktu, tempat dan
tak bisa berubah,
karena memang tak
ada yang mampu merubahnya. Al-Qurían sebagai ajaran suci umat Islam, di
dalamnya berisi petunjuk menuju ke arah kehidupan yang lebih baik, tinggal
bagaimana manusia memanfaatkannya. Menanggalkan
nilai-nilai yang ada
di dalamnya berarti
menanti datangnya masa kehancuran. Sebaliknya
kembali kepada Al-Qurían
berarti mendambakan
ketenangan lahir dan
bathin, karena ajaran
yang terdapat dalam
Al-Qurían berisi kedamaian.
Ketika umat Islam
menjauhi Al-Qurían atau
sekedar menjadikan Al-Qurían
hanya sebagai bacaan
keagamaan maka sudah
pasti Al-Qurían akan kehilangan relevansinya
terhadap realitas-realitas alam
semesta. Kenyataannya orang-orang di luar Islamlah yang giat mengkaji
realitas alam semesta sehingga mereka dengan mudah dapat mengungguli
bangsa-bangsa lain, padahal umat
Islamlah yang seharusnya
memegang semangat Al-Qurían. Namun nampaknya melihat
fenomena yang terjadi kehidupan umat
manusia pada zaman sekarang
ini sudah jauh
dari nilai-nilai Al-Qurían.
Akibatnya bentuk
penyimpangan terhadap nilai
tersebut mudah ditemukan
di lapisan masyarakat. Hal ini
dapat dilihat dari
berbagai peristiwa yang
terjadi, yang menunjukkan penyimpangan terhadap nilai
yang terdapat di dalamnya. Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap
pemahaman Al-Qurían, akan
semakin memperparah kondisi masyarakat berupa dekadensi moral.
Oleh karena itu, untuk memurnikan
kembali kondisi yang sudah
tidak relevan dengan
ajaran Islam, satu-satunya
upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan kembali kepada ajaran yang terdapat di dalamnya. Sangat
memprihatinkan bahwa kemerosotan
akhlak tidak hanya
terjadi pada kalangan muda,
tetapi juga terhadap
orang dewasa, bahkan
orang tua.
Kemerosotan akhlak
pada anak-anak dapat dilihat dengan banyaknya siswa yang tawuran,
mabuk, berjudi, durhaka
kepada orang tua
bahkan sampai membunuh sekalipun. Untuk
itu, diperlukan upaya
strategis untuk memulihkan
kondisi tersebut, di antaranya
dengan menanamkan kembali
akan pentingnya peranan orang tua dan pendidik dalam membina
moral anak didik. Lingkungan keluarga
dalam hal ini
orang tua memiliki
peran yang sangat besar
serta merupakan komunitas
yang paling efektif
untuk membina seorang anak
agar berperilaku baik.
Di sinilah seharusnya
orang tua mencurahkan
rasa kasih sayang dan perhatian kepada anaknya untuk mendapatkan
bimbingan rohani yang jauh lebih
penting dari sekedar
materi. Seandainya dalam
lingkungan keluarga sudah tercipta
suasana yang harmonis
maka pembentukan akhlak
mulia seorang anak akan lebih mudah dan seperti itu pula
sebaliknya. Untuk dapat
melaksanakan tugasnya dengan
baik dalam membina
anak, hendaknya setiap orang tua memahami terhadap kandungan yang ada di
dalam Al-Qurían, khususnya yang
terkait dengan akhlak
mulia, karena bagi
umat Muslim Al-Qurían merupakan
referensi utama dalam mengatur hidupnya di samping hadits Rasulallah SAW.
Islam sebagai agama
yang universal meliputi
semua aspek kehidupan manusia
mempunyai sistem nilai
yang mengatur hal-hal
yang baik, yang dinamakan
dengan akhlak Islami.
Sebagai tolok ukur
perbuatan baik dan buruk
mestilah merujuk kepada
ketentuan Allah SWT
dan Rasul-Nya, karena Rasulallah SAW adalah manusia yang
paling mulia akhlaknya. Pendidikan
akhlak merupakan faktor
yang sangat penting
dalam membangun sebuah rumah
tangga yang sakinah.
Suatu keluarga yang
tidak dibangun dengan tonggak akhlak
mulia tidak akan
dapat hidup bahagia
sekalipun kekayaan
materialnya melimpah ruah.
Sebaliknya
terkadang suatu keluarga
yang serba kekurangan dalam
masalah ekonominya, dapat bahagia berkat pembinaan akhlak keluarganya. Pendidikan akhlak
didalam keluarga dilaksanakan
dengan contoh dan teladan
dari orang tua
dalam hubungan dan
pergaulan antara ibu
dan bapak, perlakuan orang tua
terhadap anak-anak mereka, dan perlakuan orang tua terhadap orang lain
di dalam lingkungan
keluarga dan lingkungan
masyarakat, akan menjadi teladan
bagi anak-anak.
Didalam Al-Qurían
terdapat perilaku (akhlak)
terpuji yang hendaknya aplikasikan oleh umat manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Karena akhlak mulia merupakan barometer
terhadap kebahagiaan, keamanan,
ketertiban dalam kehidupan
manusia dan dapat dikatakan bahwa ahklak merupakan tiang berdirinya umat, sebagaimana
shalat sebagai tiang
agama Islam. Dengan
kata lain apabila rusak akhlak suatu umat maka rusaklah
bangsanya.
Manusia hanya mengikuti
dorongan nafsu dan amarah saja untuk mengejar kedudukan dan harta benda dengan
caranya sendiri, sehingga
ia lupa akan
tugasnya sebagai hamba Allah SWT. Tidak dapat dipungkiri juga
bahwa kemerosotan akhlak terjadi akibat adanya
dampak negatif dari
kemajuan di bidang
teknologi yang tidak
diimbangi dengan keimanan dan
telah menggiring manusia
kepada sesuatu yang
bertolak elakang dengan nilai
Al-Qurían. Namun hal
ini tidak menafikan
bahwa manfaat dari kemajuan teknologi
itu jauh lebih besar daripada madharatnya.
Masalah di
atas sudah barang
tentu memerlukan solusi
yang diharapkan mampu mengantisipasi perilaku
yang mulai dilanda
krisis moral itu,
tindakan preventif perlu ditempuh
agar dapat mengantarkan
manusia kepada terjaminnya moral generasi
bangsa yang dapat
menjadi tumpuan dan
harapan bangsa serta dapat
menciptakan dan sekaligus
memelihara ketentraman dan
kebahagiaan di masyarakat. Untuk
dapat memiliki akhlak
yang mulia sesuai
dengan tuntunan Al-Qurían mestilah berpedoman
pada Rasulallah SAW
karena beliau memiliki
sifat-sifat terpuji yang harus
dicontoh dan menjadi
panduan bagi umatnya.
Nabi SAW adalah orang yang kuat
imannya, berani, sabar dan tabah dalam menerima cobaan. Beliau memiliki
akhlak yang mulia,
oleh karenanya beliau
patut ditiru dan dicontoh
dalam segala perbuatannya.
Allah SWT memuji
akhlak Nabi dan mengabadikannya dalam ayat Al-Qurían yang
berbunyi sebagai berikut:
7¯RÎ)ur
4n?yès9
@,è=äz 5OÏàtã ÇÍÈ
Artinya : "(“Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) mempunyai
akhlak yang paling mulia”) (QS. al-Qalam
: 4)
Al Qalam merupakan surat
ke 68 dan termasuk surat-surat yang diturunkan di Mekah. Al Qalam berarti pena.
Ada beberapa Hikmah yang terkandung dalam surat Al Qalam ini, pertama hikmah
secara umum, sebagaimana surat-surat Makkiyah lainnya, Al Qalam juga berisi
tentang taqrir yang memperkuat aspek aqidah serta penegasan penetapan kenabian
Saw. Hikmah yang kedua, bersifat khusus, yaitu perintah untuk mengikat ilmu
dengan menulis dan mencari ilmu dengan informasi yang benar atau shahih.
Mengingat pentingnya
pendidikan akhlak bagi terciptanya kondisi lingkungan yang harmonis,
diperlukan upaya serius
untuk menanamkan nilai-nilai
tersebut secara intensif. Pendidikan
akhlak berfungsi sebagai
panduan bagi manusia
agar mampu memilih dan
menentukan suatu perbuatan
dan selanjutnya menetapkan mana yang
baik dan mana
yang buruk. Kalau
dipelajari sejarah bangsa
arab sebelum Islam datang
maka akan ditemukan
suatu gambaran dari
sebuah peradaban yang sangat
rusak dalam hal
akhlak dan tatanan
hukumnya. Seperti pembunuhan,
perzinahan dan penyembahan patung-patung yang tak berdaya. Hal ini jelas
bertentangan dengan nilai akhlak yang terkandung dalam Al-Qurían. Selain
Al-Qurían, hadits Nabi
dapat dijadikan rujukan
mengingat salah satu fungsi
hadits adalah menjelaskan
kandungan ayat yang
terdapat di dalamnya. Penulis melihat, bahwa surat
Al-Hujurat ayat 11-13 memiliki kandungan (makna) tentang pendidikan akhlak yang
sangat dalam. Di antara kandungan yang terdapat di dalamnya
adalah ajaran bahwa
umat manusia agar senantiasa menjunjung kehormatan kaum muslimin,
taubat, husnudhdhan (positif thinking) kepada orang lain, taíaruf
dan adanya persamaan
kedudukan (egaliter) manusia
di hadapan Allah SWT.
Oleh karena itu,
ayat tersebut sangat
penting dan perlu
digali lebih dalam untuk
dijadikan rujukan dan
pedoman bagi umat
Muslim dalam rangka pembelajaran, pembentukan serta
pembinaan akhlak yang mulia. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menggali,
membahas dan mendalami lebih jauh tentang ayat tersebut sebagai judul penulisan
skripsi. Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka penulis mengangkat
permasalahan tersebut dan dituangkannya dalam skripsi dengan judul Pendidikan
Akhlak Dalam Islam (Kajian Al-Quran Surat Al Hujurat Ayat 11-13)
- Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan judul
skripsi maka penulis memberikan batasan beberapa istilah yang terdapat dalam
skripsi ini yaitu:
1.
Pendidikan Akhlak
Pendidikan
adalah bimbingan atau
pimpinan sadar oleh
si pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama
(Marimba, 1980: 19).
Akhlak
adalah suatu kondisi/sifat
yang telah meresap
dalam jiwa dan menjadi
kepibadian hingga dari
situ timbullah berbagai
macam perbuatan dengan cara
spontan dan mudah tanpa di buat-buat (Asmaran, 1992:3).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan
bahwa pendidikan akhlak adalah bimbingan
sadar oleh si
pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan
rohani si terdidik
menuju terbentuknya kepribadian yang
utama yaitu berbudi
pekerti atau mempunyai
tabiat yang luhur sehingga
dari situ timbullah
berbagai macam perbuatan
dengan cara spontan dan mudah
tanpa di buat-buat.
2.
Islam
Islam secara
bahasa sebagaimana dalam bukunya Al-Maududi (tt.8) ialah tunduk dan patuh
kepada perintah orang yang memberi perintah dan kepada larangannya tanpa
membantah.
Maka Islam
disini merupakan suatu bentuk ketundukan dan kepatuhan kepada perintah Allah
SWT dan patuh dan tunduk kepada yang dilarang-Nya. Jadi pendidikan akhlak dalam
Islam dalam skripsi ini adalah sebuah proses bimbingan untuk mengembangkan
segala potensi yang ada dalam diri manusia untuk terus tertanam dalam jiwanya
sehingga memunculkan perbuatan-perbuatan yang mudah dilakukan secara sadar dan
perbuatan tersebut patuh dan tunduk pada perintah dan larangan Allah SWT.
Dengan merujuk pada penelusuran definisi operasional di atas,
maksud dari penelitian dengan judul "Pendidikan
Akhlak dalam Islam (Kajian Surat Al-Hujurat Ayat 11-13) dalam skripsi ini adalah
bimbingan pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju
terbentuknya kepribadian utama dalam kepatuhan atau ketundukan terhadap
perintah sang pencipta dalam Al-Hujurat Ayat 11-13.
- Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan
yang akan diteliti oleh penulis berdasarkan latar belakang di atas adalah :
1.
Pendidikan
akhlak apa saja yang terkandung didalam surat Al-Hujurat Ayat 11-13?
2.
Bagaimana aplikasi
pendidikan akhlak yang
terkandung dalam surat
al-Hujurat ayat 11-13 dalam Pendidikan Islam ?
- Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui bagaimana pendidikan akhlak dalam Islam kajian Al-Qur'an Surat Al-Hujurat
Ayat 11-13.
2.
Untuk
mengetahui pendapat para mufasir tentang pendidikan akhlak dalam Islam kajian
Al-Qur'an Surat Al-Hujurat Ayat 11-13.
- Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat
diambil dalam penelitian ini adalah :
1.
Memberikan
informasi ilmiah kepada dunia pendidikan Islam.
2.
Bahan
masukan kepada Institut Agama Islam Imam Ghazali Jurusan Tarbiyah Prodi
Pendidikan Agama Islam sebagai kajian dan pemikiran mengenai pendidikan akhlak
dalam Islam kajian surat Al-Hujurat Ayat 11-13.
3.
Sebagai
sumbangan pemikiran dalam memperkaya Khazanah ilmu pengetahuan.
4.
Dapat
dijadikan sebagai sumber bagi penelitian selanjutnya.
- Telaah Pustaka
Kajian mengenai
pendidikan akhlak telah banyak dilakukan oleh banyak pakar, misalnya Muhammad
Athiyyah Al-Abrasyi dalam sebuah bukunya menyebutkan di dalam bab
"Pendidikan Dan Moral" bahwa pendidikan moral dan akhlak adalah
membentuk orang-orang bermoral baik. Untuk mencapainya AlAbrasyi memulai dari
penyadaran kepada siswa bahwa kita tidak hanya membutuhkan ilmu tetapi akhlak.
Baginya moral merupakan hal yang utama karena moral merupakan wujud dari
keimanan seseorang. Selain itu juga dikemukakan kapan pendidikan akhlak
dimulai.
Ahmad Rofi' Usmani
"Mutiara Akhlak Rasululla SAW" dalam buku tersebut lebih menjelaskan
tentang bentuk-bentuk keteladanan akhlak Rasulullah dalam berbagai peristiwa
yang dihadapi rasul dan bagaimana perilaku rasul dalam merespon peristiwa
tersebut.
Selanjutnya skripsi
saudara Indra Prasetyo Widodo (IAIIG) 2008 yang perjudul "Nilai-Nilai
Pendidikan Akhlak Perspektif AI-Qur'an Surat Ad-Dhuha Ayat 9,10,11 "
skripsi tersebut lebih tertuju pada pengungkapan bagaimana akhlak terhadap anak
yatim dan peminta-minta (pengemis) dan mensyukuri nikmat Allah walaupun kajian
ayat berbeda tetapi hanya dijadikan sebagai pedoman penulisan saja.
Skripsi Daryono (IAIIG)
2000 "Metode Pendidikan Akhlak Masa Kanak-Kanak". Dalam skripsi
tersebut terfokus mengenai pemaparan macam-macam metode pendidikan dalam konsep
Islam dan penerapan pendidikan akhlak dalam masa kanak-kanak, dimasa
kanak-kanak pendidikan akhlak menjadi suatu bagian hal yang utama untuk
pembentukan akhlak menjadi ketika dewasa.
Berdasarkan pada
penelaahan kajian-kajian terdahulu belum ditemukan tentang pendidikan akhlak
dalam Islam kajian Al-Qur'an Surat Al-Hujurat Ayat 11-13. Sehingga penelitian
penulis terfokus pada pendidikan akhlak dalam Islam kajian AlQur'an Surat AI-Hujurat
Ayat 11-13 tersebut.
- Metode Penelitian
1.
Jenis dan
Pendekatan Penelitian
Ditinjau dari
objek tempatnya, penelitian ini termasuk kategori penelitian research
kepustakaan atau library research, yaitu penelaahan yang dilakukan dengan cara
mengadakan studi terhadap buku-buku yang berkaitan dengan pokok permasalahan
yang dibahas secara deskriptif analitik dengan melalui pendekatan kualitatif
rasionalistik. Sehingga dalam hal ini yang digunakan adalah analisis konsep.
Pendekatan
kualitatif rasionalistik yang dimaksudkan penulis yaitu suatu pengetahuan yang
diperoleh atas dasar pemahaman intelektual dan kemampuan argumentasi secara
logis yang menekankan pada pemaknaan empirik. Pendektan rasioanalistik memiliki
esai penelitian sebagaimana yang disampaikan oleh Noeng Muhadjir (1998: 24-28)
bahwa desain pendekatan rasionalistik bertolak dari kerangka teoritik yang
dibangun dari pemaknaan hasil penelitian terdahulu, teori-teori yang dikenal
atau buah pemikiran para tokoh kemudian dikonstruksi menjadi sesuatu yang
mengandung sejumlah problematika yang perlu diteliti lebih lanjut.
Dalam kaitannya
dengan penelitian ini maka penulis mengambil sumber dari kitab-kitab tafsir
Al-Qur'an dan buku-buku yang mempunyai relevansi dengan problematika yang
penulis bahas mcngenai Pendidikan Akhlak Dalam Islam (Kajian Surat Al-Hujurat
Ayat 11-13).
2.
Obyek dan
Subyek Penelitian
Penelitian
pustaka maksudnya adalah menjadikan bahan pustaka sebagai sumber data
penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dihadapi. Nasution dalam
bukunya Sugiono "Memahami Penelitian Kualitatif' (2007:64) Mengatakan
bahwa penelitian merupakan dasar dari semua ilmu pengetahuan.
Para ilmuan
hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui penelitian. Dalam hal ini akan dipaparkan mengenai dua
komponen penelitiann yang menjadi obyek penelitian dan subyek penelitian,
yaitu:
a. Obyek Penelitian
Obyek penelitan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pokok masalah yang menjadi fokus
penelitian. Masalah merupakan titik tolak dari berbagai jenis penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Karena menurut Moloeng (2007: 62) tanpa adanya masalah
penelitian tidak dapat dilaksanakan. Masalah harus dipikirkan dan dirumuskan
secara jelas dan sederhana, sebelum melakukan suatu penelitian.
Dengan demikian
penelitian akan menjadi tidak terfokus ketika masalah yang menjadi obyeknya
tidak terpikirkan secara cermat dan jelas. Terkait dengan penelitian ini, pokok
permasalahan yang menjadi fokus penelitian adalah Pendidikan Akhlak Dalam Islam
yang terkandung dalam Surat Al-Hujurat Ayat 11-13).
b. Subyek Penelitian
Maksud dari
subyek penelitian dalam skripsi ini adalah sumber data penelitian. Sumber data
yang digunakan dalam skripsi ini adalah sumber data informasi, yaitu data yang
bersumber dari informasi-informasi dari karya-karya ilmiah lain yang berkaitan
dengan pembahasan penelitian untuk rnemecahkan pokok permasalahan yang
dihadapi.
3.
Teknik
Pengumpulan Data dan Instrumen
Proses
pengumpulan data sangat diperlukan agar data diperolah relevan untuk mengkaji
hipotesis. Pada langkah ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data
dokumentasi, yaitu mengumpulkan data yang relevan dengan fokus penelitian yang
penulis laksanakan ini yang berbentuk konsep, teori dan preposisi yang bisa
terdapat pada Al-Qur'an, kitab-kitab tafsir, dan buku-buku, majalah, jurnal
jurnal, Internet, ataupun manuskrip-manuskrip lainnya.
Dalan penelitian
ini penulis mengambil Al-Qur'an Surat Al-Hujurat Ayat 11-13 dan menelaah ayat
tersebut dengan mengkaji penafsiran surat tersebut dari para ahli tafsir
seperti HAMKA dalam tafsir al-Azhar, M. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah,
Sayyid Qutb dalam tafsir Fi Dzilalil Qu'ran, Hasbi Ash-Shiddiegy dalam Tafsir
Al-Qur'anul Madjid An-Nuur, lbnu Katsir dalam tafsir Ibnu Katsir.
Adapun data dari
sumber dokumentasi dalam skripsi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
a.
Sumber
Data Primer
Data primer adalah sumber utama
didalam melakukan penelitian tentang pendidikan akhlak. Adapun sumber primernya
adalah tafsir AI-Qur'an Surat Al-Hujurat Ayat 11-13 yang terdapat dalam
beberapa kitab tafsir yaitu:
1)
Hamka, Tafsir
Al-lzhar, jilid 7, cet ke-5, Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, 2003.
2)
Hasbi
Ash-Shiddieqy, Tafsir AI-Qur'anul Majid An-Nuur, Vol 11,Semarang: Pustaka Riski
Putra, 2002
3)
lbnu
Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 8, terj. Salim Bahressy dan Said Bahressy,
Surabaya : Bina Ilmu, 2005.
4)
Quraisy
Shihab. Tafsir AI-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian AI Qur 'an, Vol 14,
Lentera Hati, 2002.
5)
Sayyid
Qutb, Tafsir fi Dzilalil Qur'an, jilid 11, Darusy Syuruq, Beirut, terj. As'ad
Yasin (et.al) Jakarta : Gema Insani,
2004.
b.
Sumber
Data Sekunder
Untuk memperluas kajian serta
memperdalam pembahasan, selain menggunakan beberapa kitab tafsir yang memiliki
relevansi dengan objek kajian yang sedang diteliti penulis juga menggunakan
beberapa karya tulis lain yang memiliki relevansi dengan obyek.yang akan
diteliti yaitu:
1)
Abdullah
Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, terj. Jamaludin Miri LC, jilid 1,
Jakarta: Pustaka Amni, 2002.
2)
Pendidikan
Anak Dalam Islam, terj. Jamaludin Miri LC, jilid 2, Jakarta : Pustaka Amni,
1999.
3)
Ahmad Rofi
Usmani, Mutiara Akhlak Rasulullah SAW, Bandung: Mizania, 2006.
4)
Athiyyah
Al-Abrasyi, Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan Islam, Penerjemah Abdullah Zakiy
Al-Kaaf, Bandung: Pustaka Setia, 2003.
5)
Fariq Bin
Gasim Anuz, Bengkel Akhlak, Jakarta: Darul Fatah, 2003.
6)
Muhammad
Sayid Sulaiman Nadwi, Muhammad SAW Nabi Yang Ideal, Jakarta: PT. Lentera
Basritama, 2002.
4.
Metode
Analisis Data
Verifikasi data
niscaya dilakukan agar mendapatkan data-data yang benar-benar valid untuk
bahan peneliltian. Setelah data-data terkumpul secara sistematis, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan analisa data, analisis isi teks. Dalam menganalisa
data, penulis menggunakan kajian isi (content analysis). Metodc kajian isi
digunakan untuk menganalisis makna yangg terkandung dalam Al-Quran dengan
memaparkan segala aspek yang terkandung didalamnya sesuai dengan keahlian dan
kecenderungan mufassir yang menafsirkan ayat tersebut. Menurut Noeng Muadjir (1989)
analisis isi teks merupakan analisis yang melibatkan pendekatan filosofis dan
teoritis yang pada dasarnya ada tiga syarat yaitu obyektifitas, sistematis dan
generalis. Maka dalam hal ini penulis memiliki pendekatan sebagai berikut:
a. Pendekatan deskriptif yaitu semua ide dari para
mufassir, peneliti uraikansebagaimana adanya dengan maksud untuk memahami
makna yang terkandung dalam AI-Qur'an surat Al-Hujurat Ayat 11-13.
b. Analisis komparatif yaitu semua jenis analisa
yang berorientasi pada hubungan kausalitas. Analisis ini menurut Moloeng (1998:
207) yaitu dengan menggunakan pendapat-pendapat kemudian dibandingkan dengan
lainnya. Dengan analisis komparatif ini dimaksudkan untuk membandingkan
beberapa penafsiran dari para mufassir mengenai Al-Qur'an surat Al-Hujurat Ayat
11-13.
c. Analisis yang dimaksudkan disini adalah
bagaimana sebenarnya pendidikan akhlak dalam kaitannya dengan Al-Qur'an surat
Al-Hujurat Ayat 11-13.
Kemudian untuk
mengetahui cara berfikir, disini penulis menggunakan dua cara berfikir yaitu:
1.
Cara
Berfikir Induktif
Menurut Sutrisno Hadi (2000:47)
yaitu berangkat dari pengetahuan khusus dan titik tolak pada pengetahuan yang
umum. Metode ini penulis gunakan untuk menguraikan penafsiran para tokoh
mengenai Al-Qur'an surat AI-Hujurat Ayat 11-13 yang masih bersifat umum, menjadi
penjelasan yang lebih rinci dan khusus, sehingga dari penafsir ayat tersebut
akan lebih memperjelas data yang diperoleh.
2.
Cara
Berfikir Deduktif
Yaitu mengambil kesimpulan dari
penyajian atau fakta-fakta umum menuju pada kesimpulan yang bersifat khusus (Sutrisno
Hadi: 47). Metode ini penulis gunakan untuk mengambil kesimpulan dari berbagai
informasi dan keterangan dalam hal ini berupa hal-hal yang berkaitan dengnan
AI-Qur'an Surat Al-Hujurat Ayat 11-13.
- Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
B.
Definisi
Operasional
C.
Rumusan
Masalah
D.
Tujuan
Penelitian
E.
Manfaat
Penelitian
F.
Telaah
Pustaka
G.
Metode
Penelitian
H.
Sistematika
Penulisan
BAB II : KAJIAN
TEORI
A.
Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
2. Tujuan Pendidikan
3. Manfaat Pendidikan
B.
Pendidikan
Akhlak
1. Pengertian Pendidikan Akhlak
2. Tujuan Pendidikan Akhlak
3. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak
4. Signifikansi Pendidikan Akhlak
BAB III :
METODE PENELITIAN
A.
Jenis dan
Pendekatan Penelitian
B.
Obyek dan
Subyek Penelitian
C.
Teknik
Pengumpulan Data dan Instrumen
D.
Metode
Analisis Data
BAB IV :
PEMBAHASAN
A.
Surat Al-Hujurat
Ayat 11-13
1.
Teks Surat
Al-Hujurat Ayat 11-13
2.
Asbabaun
Nuzul Surat Al-Hujurat Ayat 11-13
3.
Munasabah
Surat Al-Hujurat Ayat 11-13
4.
Beberapa
Penafsiran Surat Al-Hujurat Ayat 11-13
B.
Pembahasan
Pendidikan Akhlak Dalam Islam Al-Quran Surat Al-Hujurat Ayat 11-13
BAB V : PENUTUP
A.
KESIMPULAN
B.
SARAN
C.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih