BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Sekolah
Sekolah Dasar Negeri Cilempuyang 01 adalah salah satu sekolah negeri yang berada di wilayah kerja UPT Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap. Letak geografis Sekolah Dasar Negeri Cilempuyang 01 cukup strategis karena berada di wilayah yang padat penduduknya dan mempunyai halaman dan lapangan olahraga yang cukup luas dengan jumlah murid sebanyak 245, terdiri dari laki-laki sebanyak 126 siswa dan perempuan sebanyak 119 siswa.
Sekolah Dasar Negeri Cilempuyang 01 dikelola oleh seorang kepala sekolah berpendidikan Sarjana, dan empat guru berstatus PNS dengan latar belakang pendidikan sarjana, satu orang guru PNS dengan latar belakang sarjana muda pendidikan sekolah dasar serta dua orang guru wiyata bakti dengan pendidikan sarjana dan sarjana muda pendidikan.
B. Kerangka Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Kerangka Teori
a. Pembelajaran IPA
b. Metode Pembelajaran
Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.
Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar. Menurut Winarno Surakhmad (1984:96), metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan, berlaku baik bagi guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran. Efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran ditentukan oleh ketepatan guru dalam memilih metode pembelajaran sesuai dengan materi yang harus disampaikan pada siswa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu metode, diantaranya adalah siswa, tujuan pembelajaran, situasi setempat, fasilitas yang terdapat dalam kelas, dan profesionalisme guru.
Apabila tingkatan SD yang siswanya belum mampu berfikir abstrak, masih berfikir kongrit. Keabstrakan bahan pelajaran dapat dikongritkan dengan kehadiran media, sehinga anak didik lebih mudah mencerna bahan pelajaran daripada tanpa bantuan media. Dalam penggunaan media, perlu diperhatikan bahwa pemilihan media pengajaran haruslah jelas dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan., apabila diabadikan media pengajaran bukanya membantu proses belajar mengajar, tapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingaga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.
c. Metode Drill / Latihan
Adapun metode drill (latihan siap) itu sendiri menurut beberapa pendapat memiliki arti sebagai berikut;
a. Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. (Roestiyah N.K, 1985:125).
b. Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih anakanak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. (Zuhairini, dkk, 1983: 106).
c. Suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempumakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen. (Shalahuddin,
dkk, 1987: 100).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode drill (latihan siap) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan Jalan melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil.
Dari segi pelaksanaannya siswa teriebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara teori secukupnya. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa disuruh mempraktikkannya sehingga menjadi mahir dan terampil.
2. Tujuan Metode drill (latihan Siap)
Tujuan metode drill (latihan siap) adalah untuk memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari anak dengan melakukannya secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak itu. Dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperiukan. (Pasaribu dan B. Simandjuntak, 1986: 112).
Sedangkan menurut Roestiyah N.K (1985: 125-126) dalam strategi belajar mengajar teknik metode drill (latihan siap) ini biasanya dipergunakan untuk tujuan agar siswa:
a. Memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti menghafal kata-kata, menulis, mempergunakan alat atau membuat suatu benda; melaksanakan gerak dalam olah raga.
b. Mengembangkan kecakapan intetek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitungan mencongak. Mengenal benda/bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya.
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain, seperti sebab akibat banjir - hujan; antara tanda hurufdan bunyi -ing, -ny dan lain sebagainya; penggunaan lambang/simbol di dalam peta dan tarn-lain.
Dari keterangan-keterangan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan dari metode drill (latihan siap) adalah untuk melatih kecakapan-kecakapan motoris dan mental untuk memperkuat asosiasi yang dibuat.
3. Kebaikan Metode drill (Latihan Siap)
Menurut Yusufdan Syaifiil Anwar (1997: 66) kebaikan metode drill (latihan siap) adalah;
a. Dalam waktu yang tidak lama siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
b. Siswa memperoleh pengetahuan praktis dan siap pakai, mahir dan lancar.
c. Menumbuhkan kebiasaan belajar secara kontinue dan disiplin diri, melatih diri, belajar mandiri.
d. Pada pelafaran agama dengan melalui metode latihan siap ini anak didJk menjadi terbiasa dan menumbuhkan semangat untuk beramal kepada Allah.
Sedangkan menurut Zuhairini, dkk, (1983: 107) menguraikan hal tersebut sebagai berikut:
a. Dalam waktu relatif singkat, cepat dapat diperoleh penguasaan dan keterampilan yang diharapkan.
b.Para murid akan memiliki pengetahuan siap.
c. Akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin.
4. Kekurangan Metode Drill (Latihan Slap)
Team Kurikulum Didakt'k Metodik Kurikulum IKIP Surabaya (1981: 45-46) dalam Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM menguraikan tentang kekurangan dari metode drill sebagai berikut:
a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa MengaJar dengan metode drill berarti minat dan inisiatif siswa dianggap sebagai gangguan dalam belajar atau dianggap tidak layak dan kemudian dikesampingkan. Para siswa dibawa kepada kofomuitas dan diarahkan menjadi uniformitas.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan Perkembangan inisiatif di dalam menghadapi situasi baru atau masalah baru pelajar menyelesaikan persoalan dengan cara statis. Hal mi bertentangan dengan prinsip belajar di mana siswa seharusnya mengorganisasi kembali pengetahuan dan pengalaman sesuai dengan situasi yang mereka hadapi.
c. Membentuk kebiasaan yang kaku Dengan metode latihan siswa belajar secara mekanis. Dalam memberikan respon terhadap suatu stimulus siswa dibiasakan secara otomatis. Kecakapan siswa dalam memberikan respon stimulus dilakukan secara otomatis tanpa menggunakan vintelegensi. Tidaklah itu irrasional, hanya
berdasarkan routine saja.
d. Menimbulkan verbalisme
Setetah mengajarkan bahan pelajaran siswa berulang kali, guru mengadakan ulangan lebih-lebih jika menghadapi ujian. Siswa dilatih menghafal pertanyaan-pertanyaan (soal-soal). Mereka harus tahu, dan menghafal jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan tertentu. Siswa harus dapat menjawab soal-soal secara otomatis. Karena itu maka proses belajar yang lebih realistis menjadi terdesak. Dan sebagai gantinya timbullah responrespon yang melalui bersifat verbalistis.
2. Hasil Penelitian yang Relevan
a. SRI MULYATI, Usaha Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas I Semester II Tahun Ajaran 2006/2007 Pokok Bahasan Menggunakan Nilai Tempat Dalam Penjumlahan dan Pengurangan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Interaktif di SD Perumnas Banyumanik 14 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Dalam pembelajaran matematika guru hendaknya mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dengan tujuan agar siswa lebih tertarik terhadap pelajaran matematika. Siswa kelas I Sekolah Dasar Perumnas Banyumanik 14 masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal penjumlahan dan pengurangan. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal penjumlahan dan pengurangan adalah dengan menggunakan Model Pembelajaran Interaktif.
b. Ika Marlita Sari, Keefektifan Model Pembelajaran Interaktid Terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus Siswa Kelas VIII Smp Negeri 36 Semarang. Saat ini masih banyak siswa yang beranggapan bahwa mata pelajaran matematika sukar dipahami, bersifat abstrak, dan menjemukan, sehingga hasil belajar siswa kurang memuaskan. Oleh karena itu guru perlu mengusahakan pembelajaran yang lebih menarik. Di lain pihak, umumnya jumlah siswa pada suatu kelas terlalu besar, kurangnya alat pelajaran, dan siswa perlu mendapat kesempatan untuk bekerja dalam kelompok, serta memperolah umpan balik padahal waktu guru terbatas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran interaktif.
C. Usulan Penyelesaian Masalah
Dengan mempertimbangkan dan merujuk pada beberapa pendapat ahli dan kenyataan yang ada di lapangan, maka usaha penyelesaian masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Kepala sekolah dan guru bersepakat untuk melaksanakan penelitian tindakan sekolah untuk meningkatkan hasil belajar pembelajaran ilmu pengetahuan alam di kelas IV SD Negeri Cilempuyang 01.
2. Guru menerapkan metode drill pada pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Cilempuyang 01.
3. Diharapkan penggunaan metode drill oleh guru pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Cilempuyang 102.
Sukarman, ”STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN AKUNTANSI ANTARA METODE DRILL DENGAN METODE KONVENSIONAL DI SMA NEGERI I KARANGDOWO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2008/2009”. Pengajaran akuntansi yang baik adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kekhasan konsep atau pokok bahasan dan tingkat perkembangan berfikir siswa. Dalam hal ini, kertas kerja dan laporan keuangan merupakan pokok bahasan yang menekankan pada ketrampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. Dengan demikian diharapkan akan terdapat pengajaran dengan menggunakan metode drill atau latihan pada pokok bahasan kertas kerja dan laporan keuangan perusahaan dagang
Muradi Ahmad PELAKSANAAN METODE DRILL (LATIHAN SIAP)
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. Metode pembelajaran bahasa Arab yang sering digunakan oleh pengajar bagi pemula (baru belajar bahasa Arab) adalah metode drill (latihan siap). Sebab metode ini sesuai dengan fitrah bahasa dan fitrah manusia. Yang pertama kali berfungsi panca indra pada manusia adalah mendengar lalu kemudian berbicara. Di sinilah metode yang satu ini berperan. Oleh karena itu, guru atau pengajar bahasa (khususnya bahasa Arab) sangat berkepentingan memahami bagaimana pelaksanaan metode drill ini dalam pembelajaran bahasa Arab. Sebab yang menjadi tujuannya adalah agar siswa cepat tcrampil berbahasa Arab dalam waktu singkat.
kla pengin liat secara lengkap, nih linknya : http://www.ziddu.com/download/16406041/HARTUT.rar.html
Friday, 16 September 2011
PTS
September 16, 2011
No comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, hindari unsur SARA.
Terima kasih