Loggo Yayasan / TK
BEST PRACTISE
STRATEGI KEPALA SEKOLAH MENJADIKAN PENDIDIK BERMUTU
RA ....................... KECAMATAN .......................
KABUPATEN .......................
Diajukan sebagai
……………………………………………………………….
…………………………………………
Oleh
.............................
NIP. .............................
RAUDATUL ATHFAL (RA) ………………..
Alamat : …………………………………………………………..
Kabupaten ……………….
2024
LEMBAR PENGESAHAN
BEST PRACTICE
1. |
Judul |
Strategi Kepala Sekolah Menjadikan Pendidik Bermutu RA ....................... Kecamatan ....................... Kabupaten ....................... |
2. |
Identitas Penulis a. Nama Lengkap b. NIP c. Pangkat. Golongan d. Tempat Tugas e. Kecamatan f. Kabupaten/Kota g. Provinsi |
............................. ............................. ………………….. …………………… ....................... ....................... ....................... |
Mengesahkan ......................., November 2024
Kepala RA ……………. Peneliti
…………………………. .............................
NIP. …………………….. NIP. .............................
Mengetahui
Pengawas RA
Kementerian Agama
……………………………
NIP. …………………….
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Best Practice dengan judul “Strategi Kepala Sekolah Menjadikan Pendidik Bermutu RA ....................... Kecamatan ....................... Kabupaten .......................”. Penulisan Best Practice ini merupakan salah satu syarat dalam rangka memenuhi salah satu syarat ……………………………..
Penulisan Best Practice ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta pengarah dari berbagai pihak, maka selayaknya penulis haturkan rasa syukur atas bantuan, bimbingan dan pengarahnya. Penulis menyadari bahwa penulisan Best Practice ini ini tidak serta merta terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak. Mudah-mudahan segala sesuatu yang telah diberikan menjadi bermanfaat dan bernilai ibadahnya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Best Practice ini dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan penulisan Best Practice ini. Semoga penulisan Best Practice ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, perkembangan dunia pendidikan dan pembaca pada umumnya.
......................., November 2024
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Fokus Best Practice...................................................................... 3
C. Tujuan.......................................................................................... 3
D. Manfaat........................................................................................ 3
BAB II PELAKSANAAN
A. Deskripsi dan Ruang Lingkup Best practice................................ 4
B. Langkah-Langkah Pelaksanaan Best practice.............................. 6
C. Hasil yang Dicapai....................................................................... 12
D. Nilai Penting dan Kebaruan Best practice yang Telah Dilaksanakan 14
E. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat................................ 15
F. Tindak Lanjut.............................................................................. 16
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..................................................................................... 18
B. Saran ........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Strategi adalah suatu pendekatan yang semua berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan serta eksekusi dalam aktivitas yang memiliki kurun waktu tertentu (Karwati & Juni, 2016). Di dalam peningkatan mutu tenaga pendidik, kepala sekolah sebagai pemimpin di dalam sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan mutu tenaga pendidik di sekolah. Kepala sekolah memiliki tugas penting dalam penyusunan strategi maupun program-program untuk peningkatan mutu tenaga pendidik yang sesuai dengan visi dan misi demi tercapainya sasaran operasional yang terdapat pada suatu lembaga pendidikan.
Tenaga pendidik biasa juga disebut dengan pendidik. Pendidik merupakan salah satu komponen yang mempunyai peran penting dalam menentukan mutu sekolah. Tinggi rendahnya mutu hasil belajar siswa tergantung pada kemampuan mengajar pendidik. Apabila pendidik memiliki kemampuan mengajar yang baik, maka akan membawa dampak peningkatan iklim belajar yang baik pula (Sarjono, 2020). Pendidik merupakan sumber daya manusia yang dianggap sebagai asset penting (Kartiko, 2019).
Sumber daya pendidik adalah kegiatan perencanaan, pengadaan, pengorgansasian, pengarahan, pelatihan dan pengembangan, kompensasi, penilaian dan pemberhentian sumber daya pendidik agar tercapai berbagai tujuan pendidikan yang meliputi tujuan individu, madrasah dan masyarakat. Pengelolaan tenaga kependidikan atau pengelolaan sumber daya pendidik bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan (Aprilianto et al., 2021; Sutrisno & Nasucha, 2022).
Pendidikan Raudlatul Athfal (RA) bagi anak usia 4-6 tahun bertujuan membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Dengan begitu, sebenarnya pendidikan Raudlatul Athfal (RA) merupakan masa sangat strategis bagi pembentukan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dengan lingkungannya serta untuk meletakkan dasar agama bagi anak untuk masa pertumbuhan serta perkembangan anak selanjutnya (Wardany, 2019). Selain itu pendidikan di Raudlatul Athfal (RA) sebagai pendidikan prasekolah memiliki peranan penting bagi persiapan anak untuk mempersiapkan diri mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, peran pendidik yang profesional dan memiliki komitmen terhadap proses pembelajaran di Raudlatul Athfal (RA) harus menjadi konsukuensi logis dalam mewujudkan kualitas pendidikan yang lebih baik.
Sementara fenomena yang sering terjadi, pada pendidikan prasekolah khususnya Raudlatul Athfal (RA) pada umumnya masih terdapat pendidik yang belum memenuhi kompetensi yang harus dimilikinya, terutama kompetensi profesional dan pedagogik yang berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, pengelolaan pembelajaran peserta didik, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Padahal kompetensi profesional dan pedagogik mutlak harus dimiliki setiap pendidik pada setiap jenjang dan jenis pendidikan agar pendidik dapat melaksanakan tugas keprofesionalannya dengan baik dan tercapainya tujuan pendidikan karena faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar adalah pendidik. Mutu pendidik didasarkan pada penilaian terhadap kompetensi dan pengalaman belajar dari 4 (empat) kompetensi harus dimiliki oleh pendidik. Keempat kompetensi tersebut yaitu kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional.
Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis merasa terpanggil untuk menyajikan strategi peningkatan mutu pendidik melalui penulisan Best Practice dengan berjudul Strategi Kepala Sekolah Menjadikan Pendidik Bermutu RA ....................... Kecamatan ....................... Kabupaten ........................
B. Fokus Best Practice
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka yang menjadi fokus best practice ini adalah strategi kepala sekolah menjadikan pendidik bermutu RA ....................... Kecamatan ....................... Kabupaten ........................
C. Tujuan
Dari penjelasan pada fokus best practice di atas, maka tujuan dari penulisan best practice ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan implementasi strategi kepala sekolah menjadikan pendidik bermutu RA ....................... Kecamatan ....................... Kabupaten .......................
2. Untuk meningkatkan mutu pendidik di RA ....................... Kecamatan ....................... Kabupaten ........................
D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan best practice ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan berupa masukan dan informasi tambahan serta sebagai bahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidik khususnya pada tingkatan Raudhatul Athfal (RA).
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dari penulisan ini adalah:
a. Bagi Pendidik
Penulisan best practice ini diharapkan dapat memotivasi pendidik untuk kreatif dalam kegiatan belajar mengajar. Pendidik juga mampu menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan menarik selaras dengan peningkatan mutu pendidik.
b. Bagi Sekolah.
Dengan Penulisan best practice ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi tambahan dan sebagai bahan acuan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidik khususnya RA ....................... Kecamatan ....................... Kabupaten ........................
BAB II
PELAKSANAAN
A. Deskripsi dan Ruang Lingkup Best practice
1. Deskripsi Best practice
Best practice yang berjudul “Strategi Kepala Sekolah Menjadikan Pendidik Bermutu RA ....................... Kecamatan ....................... Kabupaten .......................” merupakan laporan kegiatan pengalaman terbaik pendidik atau penulis dalam upaya meningkatkan mutu pendidik sebagai upaya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang menjadi penghambat tercapainya tujuan peningkatan mutu pendidik dengan deskripsi komponen best practice sebagai berikut:
a. Strategi Kepala Sekolah
Menurut istilah kata strategi adalah strategia, berasal dari bahasa Yunani yang bearti panglima perang atau ilmu perang. Salusu (2014) berpendapat, “strategi ialah seni memanfaatkan kemampuan sumber daya manusia sebuah lembaga atau organisasi guna meraih sasaran yang diinginkan dalam syarat paling menguntungkan dengan menjalin hubungan efektif bersama lingkungan.”
Dalam dunia pendidikan, kepala sekolah menjadi ujung tombak dalam proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Kedudukan kepemimpinan kepala sekolah yang sudah diimplementasikan diharapkan mampu menciptakan pembelajaran bermutu. Dalam merealisasikan pembelajaran bermutu, maka kepala sekolah dituntut untuk untuk merancang strategi-strategi yang terfokus pada upaya penyempurnaan kualitas segala komponen serta aktivitas pembelajaran di sekolah dasar (Lestari & Putra, E., 2021 ). Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah sangat berperan penting untuk memberdayakan semua komponen demi meningkatkan mutu di sekolah.
Salah satu faktor penting yang paling mempengaruhi upaya peningkatan mutu Pendidikan adalah strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu di sekolah yang dia pimpin, tidak jarang kepemimpinan kepala sekolah berhadapan dengan berbagai masalah pengelolaan disekolah, baik yang berhubungan dengan implementasi kurikulum, sarana dan prasarana Pendidikan, personalia (pegawai dan pendidik), keuangan, serta hubungan sekolah dengan masyarakat (Nurasiah et al., 2015).
Dari beberapa penjelasan tentang pengertian strategi di atas, bisa disimpulkan bahwa strategi ialah suatu rencana yang telah disusun yang merupakan pedoman dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan. Dalam hal peningkatan mutu pendidikan di sekolah, seorang kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat sesuai dengan kondisi dan situasi sekolahnya masing-masing.
b. Pendidik Bermutu
Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan. Mutu itu dapat dilihat bagaimana sekolah melalui pendidik-pendidiknya dapat melaksanakan tugas sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang telah ditetapkan secara baku dalam konteks lokal maupun nasional. Mutu juga ditentukan bagaimana input, proses, output yang ada di sekolah tersebut (Sallies, 2018).
Pendidik adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu pendidik harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab wibawa, mandiri dan disiplin (Mulyasa, 2016).
Wahyudi (2019) menjelaskan empat kompetensi utama pendidik bermutu sesuai dengan standar pendidikan, yaitu:
1) Kompetensi Pedagogis
Kemampuan merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran, memahami karakteristik peserta didik, baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun intelektual, mengembangkan kurikulum dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
2) Kompetensi Profesional
Penguasaan materi pelajaran yang diampu secara mendalam, mampu menggunakan teknologi dan sumber daya belajar untuk meningkatkan efektivitas pengajaran, terus belajar dan mengembangkan keahlian dalam bidangnya melalui pelatihan, penelitian, dan inovasi.
3) Kompetensi Kepribadian
Berperilaku sesuai dengan norma agama, moral, dan etika yang berlaku, menjadi teladan yang baik bagi peserta didik dan lingkungan, menunjukkan sikap mandiri, stabil, dewasa, dan bijaksana dalam menghadapi berbagai situasi.
4) Kompetensi Sosial
Mampu berkomunikasi dengan efektif, empati, dan santun kepada peserta didik, kolega, orang tua, dan masyarakat, berperan aktif dalam membangun kerja sama di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. memahami dan menghormati keberagaman budaya, agama, dan latar belakang sosial peserta didik.
Keempat kompetensi ini saling melengkapi dan mendukung dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang berkualitas. Pendidik yang mampu mengintegrasikan kompetensi-kompetensi tersebut akan lebih efektif dalam memengaruhi perkembangan peserta didik
2. Ruang Lingkup Best practice
Pada laporan best practice ini ruang lingkup yang dijadikan data laporan adalah pelaksanaan kegiatan kepala sekolah sebagai upaya peningkatan mutu pendidik bermutu di RA ....................... Kecamatan ....................... Kabupaten .......................
B. Langkah-Langkah Pelaksanaan Best practice
Langkah-langkah implementasi penerapan strategi kepala sekolah sebagai upaya menjadikan pendidik bermutu di RA ....................... Kecamatan ....................... Kabupaten ....................... :
1. Peningkatan Kompetensi Pedagogis
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pedagogis:
a. Melakukan pembinaan terhadap pendidik dalam menggunakan Teknologi dalam Pembelajaran
1) Belajar menggunakan Learning Management System (LMS) seperti Google Classroom atau Moodle.
(Foto Guru
Sedang Menggunakan Laptop, kla bisa lagi ikut Zoom, GC )
2) Memanfaatkan teknologi untuk merancang media pembelajaran yang menarik dan interaktif.
(Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas, Gurunya Terfoto)
b. Melakukan pembinaan terhadap pendidik dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
1) Mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran harian sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan siswa.
(Pembinaan KS dan semua guru)
2) Mengintegrasikan metode pembelajaran yang inovatif, seperti pembelajaran berbasis proyek atau kolaborasi.
(Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Guru Kelihatan di Foto)
2. Peningkatan Kompetensi Profesional
Berikut adalah beberapa kegiatan pembinaan kompetensi profesional pendidik:
a. Kolaborasi dan Pembelajaran Bersama
(Kegiatan diskusi Guru-guru)
b. Meningkatkan Keterampilan Manajerial Kelas
(Pembelajaran di kelas Guru dan KS kelihatan di foto)
c. Mentoring dan Coaching
(Pembinaan Pendidik dengan semua guru)
3. Peningkatan Kompetensi Kepribadian
Berikut adalah beberapa kegiatan pembinaan kompetensi kepribadian pendidik:
a. Meningkatkan Keterampilan Komunikasi
(Kegiatan pembelajaran di kelas Guru dan KS terfoto)
b. Peningkatan Keterampilan Sosial
(Pendidik bersosialisasi/diskusi dengan wali murid/yayasan)
c. Peningkatan Etika Profesional
(Pembinaan Pendidik KS dan Semua Guru terfoto)
4. Peningkatan Kompetensi Sosial
Berikut beberapa strategi kepala sekolah dalam peningkatan kompetensi sosial pendidik:
a. Membangun Komunikasi yang Efektif dalam Pembelajaran
(Kegiatan pembelajaran di kelas Guru dan KS terfoto)
b. Meningkatkan Keterampilan Interpersonal
(Pendidik bersosialisasi dengan wali murid)
c. Pengelolaan Kelas yang Positif
(Kegiatan pembelajaran di kelas).
d. Kolaborasi dengan Rekan Sejawat
(Kegiatan diskusi dengan kepala sekolah dan pendidik-pendidik/yayasan).
e. Keterlibatan dengan Orang Tua dan Komunitas
(kalau ada foto kegiatan rapat wali murid).
C. Hasil yang Dicapai
Adapun hasil yang dicapai pada kegiatan peningkatan mutu pendidik di RA ....................... Kecamatan ....................... Kabupaten ....................... sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
1. Hasil peningkatan kompetensi pedagogis pendidik antara lain :
a. Mampu merencanakan Pembelajaran yang Lebih Baik
Guru mampu menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang lebih terstruktur, menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan inovatif dan dapat menyesuaikan materi dan metode dengan karakteristik siswa.
b. Peningkatan Kemampuan Mengelola Kelas
Mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, meminimalisir gangguan belajar melalui manajemen waktu dan interaksi yang baik, dan mengatasi berbagai dinamika kelas dengan strategi yang sesuai.
c. Penguasaan Strategi Pembelajaran meningkat
Memanfaatkan berbagai pendekatan pembelajaran seperti project-based learning, inquiry-based learning, dan pembelajaran berbasis teknologi.
d. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik
Proses pembelajaran yang lebih efektif meningkatkan pemahaman siswa, dan nilai dan prestasi akademik siswa menjadi lebih baik.
e. Kemampuan Evaluasi dan Asesmen
Mampu menyusun instrumen evaluasi yang valid dan reliabel, menganalisis hasil asesmen untuk merancang perbaikan pembelajaran dan menerapkan asesmen formatif untuk mendukung proses belajar siswa.
2. Hasil peningkatan kompetensi profesional guru dapat dijelaskan berikut:
a. Peningkatan Kemampuan Akademik
Pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi pelajaran yang diajarkan. Kemampuan menyusun perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, dan bahan ajar berbasis kurikulum terbaru. Peningkatan hasil evaluasi, seperti ujian kompetensi guru (UKG).
b. Penguasaan Teknologi
Penggunaan teknologi dalam pengajaran, seperti aplikasi pembelajaran daring (Google Classroom, Zoom, dll.). Pengembangan bahan ajar digital, seperti video pembelajaran, infografis, dan modul interaktif. Pemanfaatan media sosial atau platform pembelajaran untuk komunikasi dengan siswa dan orang tua.
c. Pengembangan Profesional Berkelanjutan
Partisipasi dalam pelatihan, seminar, dan workshop. Pengembangan karya tulis ilmiah atau publikasi penelitian pendidikan. Keaktifan dalam komunitas belajar atau forum pendidikan.
d. Dampak pada Siswa
Peningkatan hasil belajar siswa, baik secara akademik maupun non-akademik. Motivasi belajar siswa menjadi lebih baik karena metode pengajaran yang lebih relevan.
3. Hasil peningkatan kompetensi kepribadian guru antara lain :
a. Peningkatan Keteladanan
Guru menjadi panutan dalam hal disiplin, tanggung jawab, kejujuran, dan etika. Siswa merasa termotivasi untuk meniru perilaku positif guru dalam kehidupan sehari-hari.
b. Hubungan yang Lebih Baik dengan Siswa
Guru mampu membangun komunikasi yang baik, menciptakan suasana belajar yang kondusif. Meningkatkan kepercayaan siswa kepada guru, sehingga memudahkan proses pembelajaran.
c. Citra Positif di Lingkungan Sekolah
Guru yang memiliki kepribadian baik akan dihormati oleh rekan kerja, orang tua, dan masyarakat. Meningkatkan kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan.
4. Hasil yang dapat dicapai dari peningkatan kompetensi sosial guru:
a. Hubungan Lebih Baik dengan Peserta Didik
Guru mampu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan inklusif. Interaksi guru dan siswa lebih harmonis, meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri siswa. Komunikasi yang efektif membantu siswa lebih mudah memahami materi.
b. Kerja Sama Tim yang Lebih Solid
Guru mampu berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran. Kegiatan seperti diskusi, evaluasi, dan berbagi praktik terbaik dapat dilakukan lebih optimal.
c. Komunikasi yang Efektif dengan Orang Tua
Guru dapat memberikan informasi perkembangan siswa secara tepat dan empatik. Orang tua merasa lebih terlibat dalam proses pendidikan anak mereka.
d. Adaptasi dengan Lingkungan Sosial
Guru lebih peka terhadap kebutuhan dan karakteristik lingkungan sekolah dan masyarakat. Program pendidikan menjadi lebih relevan dengan konteks budaya dan sosial siswa.
D. Nilai Penting dan Kebaruan Best practice yang Telah Dilaksanakan
Nilai Penting dan Kebaruan dalam Best Practice Strategi Kepala Sekolah untuk Menjadikan Pendidik Bermutu
1. Nilai Penting:
a. Peningkatan kompetensi guru
Dengan adanya pembinaan dan pelatihan, guru dapat memperbarui kemampuan pedagogis, profesional, sosial, dan kepribadian.
b. Meningkatkan motivasi kerja
Kepala sekolah yang mendukung guru secara profesional dan personal menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
c. Pengaruh pada hasil belajar siswa
Guru yang bermutu akan menghasilkan pembelajaran yang berkualitas, sehingga berdampak pada prestasi siswa.
d. Peningkatan budaya sekolah
Strategi yang efektif menciptakan budaya belajar yang mendukung inovasi dan kolaborasi antarpendidik.
2. Kebaruan (Inovasi):
a. Penggunaan teknologi
Memanfaatkan Learning Management System (LMS), media sosial, dan platform digital untuk pelatihan guru.
b. Pendekatan coaching dan mentoring
Kepala sekolah bertindak sebagai mentor atau menyediakan mentor yang membantu guru dalam pengembangan diri secara personal dan profesional.
c. Kolaborasi dengan pihak eksternal
Mengadakan kerja sama dengan universitas, lembaga pelatihan, atau komunitas guru untuk menyediakan pelatihan yang relevan dan mutakhir.
E. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor Pendukung
a. Kepemimpinan yang Efektif:
Kepala sekolah yang memiliki visi, misi, dan strategi jelas untuk meningkatkan mutu guru dapat menjadi pendorong utama. Kepemimpinan kepala sekolah yang mendukung kolaborasi dan pemberdayaan guru menciptakan lingkungan kerja yang positif.
b. Kompetensi Guru
Guru yang memiliki semangat belajar tinggi akan lebih mudah menerima pelatihan dan inovasi. Guru yang sudah memiliki dasar pengetahuan dan keterampilan dapat berkembang lebih cepat melalui pelatihan tambahan.
c. Budaya Sekolah yang Positif:
Lingkungan yang mendukung kolaborasi, seperti komunitas belajar guru, dapat meningkatkan pertukaran ide dan keterampilan dan adanya enerapan sistem penghargaan atau apresiasi bagi guru berprestasi
2. Faktor Penghambat
a. Keterbatasan Anggaran. Anggaran sekolah sering kali tidak cukup untuk mendukung pelatihan berkualitas. Pihak yayasan tidak memprioritaskan program peningkatan mutu guru.
b. Beban Kerja Guru. Banyak guru disibukkan dengan pekerjaan administratif yang mengurangi fokus pada pengembangan profesional. Waktu untuk pelatihan menjadi terbatas karena jadwal kerja yang terlalu penuh.
c. Minimnya Budaya Belajar. Jika antar guru kurang berbagi pengalaman dan pengetahuan, maka pengembangan mutu sulit tercapai dan kurangnya sistem mentoring yang membantu guru berkembang
3. Upaya Mengatasi Hambatan
a. Mengoptimalkan Anggaran. Memanfaatkan dana BOS untuk program pelatihan, dan mengajukan kerja sama dengan lembaga eksternal untuk pendanaan tambahan.
b. Peningkatan Motivasi Guru. Memberikan penghargaan atas pencapaian guru dalam pengembangan profesional dan mengadakan kegiatan apresiasi, seperti lomba atau pengakuan resmi bagi guru inovatif.
c. Kolaborasi dan Mentoring. Membentuk kelompok kerja guru untuk saling belajar dan berbagi, dan mendorong peran kepala sekolah sebagai mentor dalam program peningkatan mutu.
F. Tindak Lanjut
Tindak lanjut implementasi strategi kepala sekolah untuk menjadikan pendidik bermutu memerlukan langkah-langkah konkret yang berkelanjutan. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
1. Peningkatan Kompetensi Guru
Peningkatan kompetensi guru dapat dilaksanakan melalui pelatihan berkelanjutan. Kepala sekolah dapat menyelenggarakan program pelatihan dan workshop untuk meningkatkan kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian guru. Pendampingan individu dengan memberikan mentoring atau coaching kepada guru yang membutuhkan bimbingan dalam pengajaran dan melaksanakan kolaborasi dengan lembaga pendidikan dengan cara bermitra dengan lembaga pendidikan atau pelatihan untuk menghadirkan narasumber yang kompeten.
2. Penerapan Evaluasi Berkala
Kepala sekolah secara rutin melaksanakan kegiatan penilaian kinerja. Penilaian kinerja guru secara berkala berdasarkan indikator yang jelas seperti penguasaan materi, kemampuan manajerial kelas, dan hasil belajar siswa. Kepala sekolah juga dapat melakukan feedback konstruktif yaitu dengan mMemberikan umpan balik berdasarkan hasil evaluasi untuk membantu guru meningkatkan kinerjanya.
3. Pemanfaatan Teknologi Pendidikan
Kepala sekolah memberikan dukungan kepada pendidik dalam pengintegrasian teknologi. Hal ini bertujuan agar pendidik dapat menggunakan teknologi dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pengajaran, seperti menggunakan platform e-learning atau alat bantu interaktif agar dapat mengikuti perkembangan zaman.
4. Penciptaan Budaya Belajar di Sekolah
Melalui komunitas belajar guru, kepala sekolah membentuk komunitas belajar guru untuk berbagi pengalaman dan strategi pengajaran dan memberikan penghargaan kepada guru berprestasi untuk memotivasi mereka terus berkembang.
5. Dukungan Sarana dan Prasarana
Kepala sekolah bekerjasama dengan pihak yayasan memastikan ketersediaan alat peraga, bahan ajar, dan infrastruktur yang memadai dan menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung proses belajar mengajar.
6. Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas
Kepala sekolah diharapkan dapat melibatkan orang tua dalam mendukung proses belajar siswa, yang secara tidak langsung memotivasi guru untuk memberikan yang terbaik dan mendorong kolaborasi dengan masyarakat untuk memperkaya pengalaman belajar.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Adapun simpulan best practice yang berjudul “Strategi Kepala Sekolah Menjadikan Pendidik Bermutu RA ....................... Kecamatan ....................... Kabupaten .......................” adalah:
1. Peningkatan Kompetensi Guru
Kepala sekolah perlu memastikan bahwa guru memiliki akses terhadap pelatihan, workshop, dan program pengembangan profesional yang berkelanjutan. Hal ini membantu guru untuk terus meningkatkan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
2. Membangun Budaya Kerja Kolaboratif
Kepala sekolah yang berhasil sering mendorong guru untuk bekerja sama melalui kegiatan seperti kelompok kerja guru (KKG), diskusi reflektif, dan proyek kolaboratif. Ini meningkatkan pembelajaran kolektif dan inovasi dalam pengajaran.
3. Pengawasan dan Pembimbingan yang Efektif
Melalui supervisi akademik dan administratif, kepala sekolah dapat memberikan umpan balik konstruktif kepada guru, membantu mereka mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, serta memberikan solusi yang tepat.
4. Pemanfaatan Teknologi dalam Pengajaran
Kepala sekolah yang inovatif mendorong guru untuk memanfaatkan teknologi dalam proses belajar-mengajar, seperti penggunaan platform digital, perangkat lunak pembelajaran, atau media interaktif, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan relevan.
5. Motivasi dan Penghargaan
Penghargaan terhadap kinerja guru yang baik, baik secara formal maupun informal, memotivasi mereka untuk terus berkembang. Kepala sekolah juga harus menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan menghargai kreativitas guru.
6. Penguatan Manajemen Berbasis Sekolah
Melibatkan guru dalam pengambilan keputusan strategis membantu meningkatkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab mereka terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Dengan strategi-strategi ini, kepala sekolah dapat memainkan peran kunci dalam menciptakan pendidik yang bermutu, yang pada akhirnya berdampak positif pada kualitas pendidikan di sekolah.
B. Saran
Kepala Sekolah, diharapkan untuk melakukan analisis kebutuhan diklat pada pendidik secara berkala dan hendaknya kerjasama dalam meningkatkan mutu tenaga pendidik tersebut diperluas lagi agar adanya inovasi sehingga tidak adanya rasa jenuh.
1. Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidik hendaknya menggunakan berbagai pendekatan sehingga semua pendidik termotivasi dalam melaksanakan tugasnya.
2. Pendidik hendaknya dapat memanfaatkan dukungan kepala sekolah dengan baik dalam mengikuti kegiatan peningkatan mutu tenaga pendidik seperti MGMP, Diklat, Workshop secara serius sehingga dapat berdampak pada peningkaan kualitasnya dalam menjalankan tugasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilianto, A., Sirojuddin, A., & Afif, A. (2021).
Strategi Manajemen Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta
Didik. FATAWA: Jurnal Pendidikan Agama Islam,
2(1), Art. 1. https://doi.org/10.37812/fatawa.v2i1.392
Kartiko, Ari. 2019. Manajemen Mutu Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Bening, 2019.
Karwati, Euis & Juni, Priansa Donni. 2016. Kinerja dan Profesioanalisme Kepala Sekolah Mambangun Sekolah Yang Bermutu. Bandung: Alfabeta
Lestari, L., & Putra, E., D. (2021 ). Analisis Peran Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Mutu Pendidikan di SD Negeri 001 Bonai Darussalam Kabupaten Rokan Hulu. Qalamuna- Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Agama, 13(2), 327–336. https://doi.org/1 0.37680/qalamun a.v1 3i2.971
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 37
Nurasiah, AR, M., & Harun, C., Z. (201 5). Strategi Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu di SD Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar. Jurnal Magister Administrasi Pendidikan, 3(3), 1 1 8–1 26. http://ejurnal.stail.ac.id/index.php/tadibi/ article/view/440
Sallies, Edward. 2018.
Total Quality Management In Education: Manajemen Mutu Pendidikan
(Yogyakarta: Ircisod, 2008), h. 30.
Salusu. (2014). Strategi Pengambilan Keputusan. Jakarta: Pressindo.
Sarjono. 2020. Kompetensi Pedagogik Guru PAUD Harapan Bunda Kota Bengkulu. Jurnal Al Fitrah: Journal Of Early Childhood Islamic Education ,Vol. 3 No. 2.
Sutrisno, S., & Nasucha, J. A. (2022). Islamic Religious Education Project-Based Learning Model to Improve Student Creativity. At-Tadzkir: Islamic Education Journal, 1(1), Art. 1.
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2017), h. 99.
Wahyudi, Y. (2019). Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru di SMA Negeri 6 Samarinda. Tarbiyah Wa Ta’lim: Jurnal Penelitian Pendidikan Dan Pembelajaran, 6(1), 74–86. https://doi.org/10.21093/twt.v6i2.2046
Wardany, Diny Kristianty. 2019. Pemberdayaan Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) dalam Meningkatkan Kompetensi Kepala RA di Kabupaten Majalengka, Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1, 2019, h. 24. https://ejournal.unma.ac.id/index. php/parahita/article/view/197