LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PAI DAN BP MATERI SIKAP KRITIS DAN DEMOKRATIS SISWA
KELAS XII MIPA 3 SMAN .................... MELALUI METODE
EVERYONE IS TEACHER HERE SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Diajukan pada
Penilaian Angka Kredit Unsur Pengembangan Profesi Guru
untuk Kenaikan Pangkat dari Golongan IV/a ke IV/b
Oleh
....................
NIP. ....................
SMA NEGERI ....................
Jl. ……………….…………………. Kecamatan ……………….. Kabupaten ………………… Provinsi ………………..
2019
LEMBAR PENGESAHAN
1. a. Judul Penelitian : Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar PAI dan BP Materi Sikap Kritis dan Demokratis Siswa Kelas XII MIPA 3 SMAN .................... Melalui Metode Everyone Is Teacher Here Semester 1tahun Pelajaran 2019/2020
b. Kategori Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas
2. Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap : ....................
b. NIP : ....................
c. Pangkat / Golongan : Pembina, IV/a.
d. Jabatan : Guru PAI dan BP
e. Sekolah : SMAN .................... Kecamatan ...................., Kabupaten Tanah Laut
3. Waktu Penelitian : 3 bulan ( September 2019 s/d November 2019)
Mengetahui ...................., 19 November 2019
Kepala Sekolah Peneliti
……………………… ....................
NIP. ………………….. NIP. ....................
Mengesahkan
Pengawas Sekolah
……………………
NIP. …………………..
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran PAI dan BP materi sikap kritis dan demokratis dengan metode everyone is teacher here. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan dalam 2 siklus dan pada masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan empat tahapan yaitu (1) perencanaan (planning) , (2) pelaksanaan tindakan (action), 3) observasi (observation) , (4) refleksi (reflection). Subjek penelitian adalah Kelas XII MIPA 3 SMAN .................... dengan jumlah 18 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes, observasi dan dokumentasi. Validasi data dilakukan dengan triangulasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriptif teknik persentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan keaktifan siswa pada studi awal hanya 10 siswa atau 29,41%, naik menjadi 22 siswa atau 64,71% pada siklus pertama, dan 94,12% atau 32 siswa pada siklus kedua . Hal tersebut didukung pula oleh kenaikan hasil belajar siswa dari rata-rata pada studi awal hanya 58,53 naik menjadi 73,82 pada siklus pertama, dan 84,12 pada siklus kedua, dengan tingkat ketuntasan belajar sebanyak 8 siswa (23,53%)pada studi awal, 58,82% atau 20 siswa pada siklus pertama, 30 siswa atau 88,24% pada siklus kedua sehingga dapat simpulkan bahwa semua indikator dan kriteria keberhasilan proses perbaikan pembelajaran telah terpenuhi dan tercapai pada siklus kedua. Dari data tersebut terlihat bahwa penerapan metode everyone is teacher here terbukti dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar PAI dan BP materi sikap kritis dan demokratis siswa Kelas XII MIPA 3 SMAN .................... semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 .
Kata Kunci : everyone is teacher here, keaktifan, prestasi belajar
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas di SMAN .................... khususnya di Kelas XII MIPA 3 dengan lancar. Penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam rangka memenuhi diajukan pada penilaian angka kredit unsur pengembangan profesi guru untuk kenaikan pangkat dari golongan IV/a ke IV/b.
Dalam penyusunan PTK ini tentu saja tidak terlepas dari kerja sama antara peneliti selaku kepala sekolah dan semua guru yang ada di lingkungan SD Negeri 006 Tanjung Selor. Kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian PTK ini kami sangat menghargai dan kami ucapkan terimakasih. Kami menyadari PTK yang peneliti susun ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karenanya sangat kami harapkan kritik dan koreksi dari para pembaca maupun pihak yang terkait untuk perbaikan penyusunan PTK di masa mendatang.
Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak kelemahan atau kekurangan untuk itu, saya berharap kepada pembaca berkenan memberikan saran dan kritik yang membangun. Untuk itu sebelumnya kami ucapkan terimakasih.
...................., November 2019
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii
ABSTRAK......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori................................................................................. 7
B. Kerangka Pikir Penelitian............................................................ 21
C. Hipotesis Tindakan..................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian........................................................................ 25
B. Metode dan Rancangan Penelitian ............................................. 25
C. Subjek Penelitian......................................................................... 26
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .......................................... 26
E. Validasi Data............................................................................... 27
F. Teknik Analisis Data................................................................... 28
G. Prosedur Penelitian ..................................................................... 29
H. Kriteria Keberhasilan .................................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data............................................................................. 34
B. Hasil Penelitian........................................................................... 47
C. Pembahasan................................................................................. 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................... 53
B. Saran .......................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pada Kondisi Awal.................. 35
Tabel 4.2 Rekapitulasi Peningkatan Keaktifan Siswa pada Kondisi Awal. 36
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran pada Siklus Pertama 40
Tabel 4.4 Rekapitulasi Peningkatan Keaktifan Siswa pada Siklus Pertama 41
Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran pada Siklus Kedua 45
Tabel 4.6 Rekapitulasi Peningkatan Keaktifan Siswa pada Siklus Kedua . 46
Tabel 4.7 Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II 48
Tabel 4.8 Rekapitulasi Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II 49
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir............................................................... 24
Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK................................... 26
Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Nilai dan Ketuntasan Belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II .................................................................................................. 48
Gambar 4.2 Diagram Batang Peningkatan Keaktifan Siswa pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran .................................................................................................. 49
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 Jurnal Kegiatan Penelitian
Lampiran 3 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 4 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 5 Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 6 Analisis Data Hasil Penelitian
Lampiran 7 Daftar Hadir Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Lampiran 8 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 9 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Lampiran 10 Dokumen Pelaksanaan Seminar PTK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. Dalam sejarah umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya (Sanaky, 2003:4). Pendidikan sebagai usaha sadar yang dibutuhkan untuk pembentukan anak manusia demi menunjang perannya di masa yang akan datang Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan setiap manusia dan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan suatu bangsa. Dengan adanya pendidikan inilah dapat menjadikan manusia dari yang belum tahu menjadi tahu, dari yang belum mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dengan pendidikan ini pula dapat mengantar manusia menempati predikat unggul, sebab hidupnya mendapat ridla Allah dan senantiasa memberi manfaat pada orang lain.
Oleh karena itu pendidikan merupakan proses budaya yang mengangkat harkat dan martabat manusia sepanjang hayat. Dengan demikian pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan manusia. Undang-undang Dasar (UUD) 1945 pasal 31 ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Adapun tujuan pendidikan nasional sebagaimana disebutkan dalam pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Di era pendidikan yang sudah maju seperti sekarang, tentunya kualitas output sebuah sekolah akan sangat menentukan dalam persaingan di segala sektor kehidupan di masa mendatang. Hal ini didasari dengan kondisi penyelenggaraan pendidikan yang sudah hampir merata kualitasnya, baik antara sekolah-sekolah yang berada di kota maupun di desa atau bahkan antara sekolah negeri dan swasta. Kesemuanya menunjukkan perkembangan yang bisa dikatakan sangat tipis perbedaannya. Kita ketahui bersama bahwa pembelajaran tidak terlepas dari proses penyajian materi. Seorang guru dituntut untuk memiliki karakteristik kepribadian yang ideal sesuai dengan persyaratan yang bersifat psikologis pedagogis. Adapun kewibawaan pedagogis seorang guru bukan terutama karena bakat bawaan (sejak lahir), juga bukan sebagai hadiah tanpa usaha, tetapi merupakan hasil usaha yang gigih, terarah, dan berkesinambungan dari guru yang bersangkutan serta orang-orang yang terkait di dalamnya terutama pemimpin pendidikan yaitu kepala sekolah yang berperan sebagai administrator sekaligus supervisor yang mana kegiatannya tersebut berfungsi untuk memajukan dan mengembangkan pembelajaran, agar seorang guru bisa mengajar dengan baik dan di harapkan juga murid bisa belajar dengan baik pula (Soemanto, 1988:40).
Guru harus dapat menyajikan materi yang baik. Menarik, jelas dan melingkupi seluruh materi menjadikan suatu presentasi diterima dengan baik. Jika hal itu bertolak belakang, peserta didik akan cepat bosan dan menurunkan motivasinya untuk belajar. Contohnya, presentasi disajikan dengan huruf yang terlampau kecil sehingga sulit untuk dibaca, warna yang ditampilkan tidak menunjukan gradasi yang jelas, atau penyaji hanya menggunakan metode ceramah saja, dan lain-lain. Sementara pada pembelajaran PAI dan BP hal ini sedikit berbeda karena inti dari materi pembelajaran yang sebagian besar berhubungan dengan hal-hal yang abstrak, sehingga pemilihan metode atau strategi pembelajaran yang tepat sangat penting. Untuk itulah kreativitasguru di butuhkan dalam menerapkan metode pembelajaran memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan sesuai menjadi sangat penting untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa, sehingga makna dari materi pelajaran ini dapat dengan mudah dicerna oleh siswa (Djamarah, 2006:37).
Materi pelajaran yang disajikan dengan metode yang monoton menjadikan siswa lebih jenuh dan malas mendengar apa yang disampaikan guru. Selain itu penyampaian materi yang demikian ini akan lebih banyak mengharuskan siswa untuk menghafal sebuah pelajaran. Hal ini tentu akan menjadikan siswa mengalami kesulitan untuk lebih mendalami makna atau substansi dari pelajaran yang disampaikan. Sementara dengan metode pembelajaran yang lebih menempatkan guru sebagai “pusat” pembelajaran juga akan mengakibatkan keaktifan daya kognitif, afektif dan psikomotorik siswa menjadi berkurang. Oleh karenanya, penerapan metode pembelajaran yang menyenangkan, kreatif dan tidak membosankan penting kiranya untuk diterapkan.
Nilai PAI dan BP pada kegiatan pra-siklus menunjukkan angka yang kurang memuaskan hanya terdapat 8 siswa (23,53%) yang dinyatakan tuntas dengan perolehan nilai rata-rara secara klasikal sebesar 58,53. Untuk menimbulkan motivasi agar anak berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan belajarnya, maka diperlukan adanya peningkatan aktivitas belajar anak, maka perlu adanya motivasi-motivasi guru yang dapat menjadikan peserta didik menjadi semangat dalam belajar. Harus ada metode pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan maka peneliti tawarkan dengan menerapkan model pembelajaran aktif everyone is a teacher here dalam kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga hasil pendidikan yang sesuai dapat terwujud dengan harapan sekolah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan sebuah upaya perbaikan dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan penerapan suatu model yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Sutikno (2013: 1) menyatakan cara terbaik untuk membuat seseorang belajar yaitu dengan mengubahnya menjadi pengajar. Pernyataan tersebut bermakna, siswa akan lebih mudah memahami suatu materi pembelajaran jika siswa membelajarkannya pada orang lain.
Berdasarkan pernyataan
tersebut, model yang sesuai untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa yaitu model pembelajaran aktif everyone is a teacher here. Everyone
is a teacher here merupakan model yang mudah untuk memperoleh partisipasi
kelas karena memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menjadi guru bagi
siswa lain (Hamruni, 2012: 163). Metode everyone
is teacher here merupakan metode yang
mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggungjawaban
individu. Metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan sebagai guru
bagi kawan-kawannya dan membuat siswa yang selama ini tidak mau terlibat akan
ikut serta dalam pembelajaran sehingga terbentuk
aktivitas belajar yang partisipatif dan aktif (Hisyam, 2009: 60).
Model pembelajaran ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut meliputi kemampuan mengemukakan pendapat, menganalisis masalah, menuliskan pendapat, menyimpulkan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal tersebut dilakukan dengan membantu siswa secara bertahap sehingga dapat membuat pertanyaan sendiri.
Oleh karena itu dari latar belakang di atas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar PAI dan BP Materi Sikap Kritis dan Demokratis Siswa Kelas XII MIPA 3 SMAN 1 .................... Melalui Metode Everyone Is Teacher Here Semester 1tahun Pelajaran 2019/2020”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana dijelaskan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang muncul dalam pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
1. Keaktifan siswa dalam proses belajar-mengajar juga masih rendah dan bersifat pasif yaitu cenderung hanya sebagai penerima saja. Siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan guru. Hal ini berpengaruh pada proses pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar siswa
2. Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik perhatian siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar guru cenderung hanya menggunakan metode ceramah, materi yang diajarkan hanya bersifat verbal atau penuturan kata-kata, sehingga kurang berkesan bagi siswa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peningkatan keaktifan belajar siswa melalui metode everyone is teacher here pada pembelajaran PAI dan BP materi sikap kritis dan demokratis siswa kelas XII MIPA 3 SMAN 1 .................... Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020?
2. Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa melalui metode everyone is teacher here pada pembelajaran PAI dan BP materi sikap kritis dan demokratis siswa kelas XII MIPA 3 SMAN 1 .................... Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka secara umum tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa melalui metode everyone is teacher here pada pembelajaran PAI dan BP materi sikap kritis dan demokratis siswa kelas XII MIPA 3 SMAN 1 .................... Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.
2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa melalui metode everyone is teacher here pada pembelajaran PAI dan BP materi sikap kritis dan demokratis siswa kelas XII MIPA 3 SMAN 1 .................... Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, terdapat manfaat yang diperoleh dari tindakan penelitian. Manfaat penelitian terdiri atas manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritis adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian dan bersifat teori.
1. Secara teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat berfungsi sebagai sumbangan untuk memperkaya khazanah ilmiah, khususnya tentang penerapan metode everyone is teacher here pada pembelajaran PAI dan BP pada khususunya dan pembelajaran mata pelajaran yang lain pada umumnya.
2. Secara praktis
a. Bagi Siswa
1) Proses pembelajaran melalui metode everyone is teacher here dapat meningkatkan keaktifan belajar dan prestasi siswa.
2) Melatih siswa untuk dapat memahami isi dari suatu bahan pelajaran yang dapat menunjang keberhasilan siswa dalam belajar.
b. Bagi Guru
1) Bahan evaluasi untuk meningkatkan program kegiatan belajar mengajar dikelas.
2) Pedoman dalam penggunaan pendekatan yang sesuai dalam proses pembelajaran.
3) Mempermudah bagi guru untuk menyampaikan bahan ajar dikelas.
4) Meningkatkan pemahaman materi kepada siswa
c. Bagi Sekolah
1) Penerapan everyone is teacher here ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi lembaga sekaligus sebagai acuan dalam pengembangan hal-hal yang perlu di kembangkan yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar pembelajaran PAI dan BP.
2) Sebagian motivasi untuk menyediakan sarana dan prasarana sekolah untuk terciptannya pembelajaran yang optimal.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Keaktifan Belajar
Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26) keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatankegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Menurut Sanjaya (2007:101-106) aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual dan emosional. Keaktifan yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif.
Menurut Rochman Natawijaya (dalam Depdiknas 2005 : 31) belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika siswa pasif atau hanya menerima informasi dari guru saja, akan timbul kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan oleh guru, oleh karena itu diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengingatkan yang baru saja diterima dari guru.
Menurut Raka Joni (1992: 19-20) dan Martinis Yamin (2007: 80- 81) menjelaskan bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan manakala : (1) pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa, (2) guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar (3) tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar), (4) pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencapai siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep, dan (5) melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, keaktifan adalah kegiatan (Poerwodarminto, 1992 : 17), sedang belajar merupakan proses perubahan pada diri individu kearah yang lebih baik yang bersifat tetap berkat adanya interaksi dan latihan. Jadi keaktifan belajar adalah suatu kegiatan individu yang dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan.
Indikator keaktifan belajar siswa dalam penelitian tindakan kelas ini sebanyak 8 indikator, yaitu perhatian siswa terhadap penjelasan guru, kerjasamanya dalam kelompok, kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok, memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok, mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat, memberi gagasan/ide yang cemerlang, keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain, saling membantu dan menyelesaikan masalah.
Dari penjelasan di atas maka dapat penulis simpulkanbahwa keaktifan belajar adalah suatu kegiatan yang menimbulkan perubahan pada diri individu baik tingkah laku maupun kepribadian yang bersifat kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian yang bersifat konstan dan berbekas. Keaktifan belajar akan terjadi pada diri siswa apabila terdapat interaksi antara situasi stimulus dengan isi memori, sehingga perilaku siswa berubah dari waktu sebelum dan sesudah adanya situasi stimulus tersebut.
2. Prestasi Belajar
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan (Syaiful 2002: 13). Sementara itu Slameto (2010: 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2010: 2) “belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.
Menurut Ngalim (2006:
102) “belajar adalah suatu proses
yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan
dalam tingkah laku dan atau kecakapan”. Wina (2009: 112) “belajar
adalah proses mental yang terjadi di dalam diri seseorang, sehingga
menyebabkan munculnya perubahan prilaku. Aktivitas mental itu
terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang
disadari”.
Hampir senada dengan pendapat di atas, Winkel (1991: 36) mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah obyek terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa yang memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar (Dimyati 2002: 7).
Belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan individu secara keseluruhan, baik fisik maupun psikis, untuk mencapai perubahan dalam tingkah laku (Darsono 2001: 32). Sementara itu Walker (dalam Ahmadi 1990: 119) mengartikan belajar sebagai perubahan sebagai akibat dari adanya pengorbanan yang merupakan proses dimana tingkah laku individu ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
Prestasi belajar merupakan hasil evaluasi belajar yang diperoleh atau dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu. Bentuk konkrit dan prestasi belajar adalah dalam bentuk skor akhir dari evaluasi yang dimasukkan dalam nilai raport. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dilakukan evaluasi. Prestasi belajar merupakan wujud yang menggambarkan usaha belajar yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa, ataupun orang lain dan lingkungannya. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar yang ditunjukkan dalam bentuk angka, huruf ataupun tindakan yang mencerminkan prestasi anak dalam periode tertentu dalam belajar.
Prestasi belajar adalah
hasil dari pengukuran dan penilaian
usaha belajar. Dengan mengetahui prestasi belajar, dapat diketahui
kedudukan anak di dalam kelas. Seperti yang dinyatakan oleh
Sutratinah (2001: 43) bahwa “prestasi belajar adalah penilaian hasil
usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf
maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai
oleh setiap anak dalam periode tertentu”.
Berdasarkan beberapa
pengertian prestasi belajar di atas
dapat disimpulkan bahwa Prestasi Belajar adalah hasil penilaian dari
kegiatan belajar yang telah dilakukan dan merupakan bentuk
perumusan akhir yang diberikan oleh dosen untuk melihat sampai di
mana kemampuan mahasiswa yang dinyatakan dalam bentuk simbul,
angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang
sudah dicapai.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan suatu strategi atau cara yang dirancang oleh guru untuk memperlancar kegiatan pengajaran dan penyampaian materi terhadap siswa dalam pembelajaran di kelas. Uno (2009:2) metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Apabila tujuan pembelajaran adalah untuk mencapai pembelajaran yang aktif maka harus digunakan cara atau metode yang memungkinkan adanya pembelajaran yang aktif pula sehingga memilih metode pembelajaran yang tepat sangat penting bagi keseluruhan proses belajar mengajar di kelas. Untuk memenuhi tujuan pembelajaran yang kompleks maka metode yang digunakan pun bisa dimodifikasi atau divariasi sehingga sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan di kelas.
Dick dan Carey dalam Uno (2009:3-7) menyebutkan bahwa terdapat lima komponen metode pembelajaran yaitu kegiatan pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes dan kegiatan lanjutan. Kegiatan pendahuluan, guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan. Lalu pada kegiatan penyampaian informasi perlu diperhatikan urutan penyampaian, ruang lingkup materi, dan isi dari materi. Peserta didik merupakan pusat dari kegiatan belajar sehingga peserta didik perlu dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.
Komponen selanjutnya yaitu tes, yang digunakan guru untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum, apakah pengetahuan, sikap dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum. Komponen yang terakhir yaitu kegiatan lanjutan, kegiatan ini dilakukan sebagai upaya perbaikan dari hasil kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya.
Metode pembelajaran yang tepat sangat penting untuk memperlancar jalannya proses pembelajaran di kelas. Pemilihan metode pembelajaran harus dipertimbangkan terlebih dahulu agar sesuai dengan kondisi dan tujuan yang ingin dicapai. Hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menggunakan salah satu metode pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran, jenis materi, karakteristik peserta didik, situasi serta kondisi dimana proses pembelajaran tersebut akan berlangsung(Uno, 2009:7).
Miarso (2004:528) menyebutkan suatu metode pembelajaran yang baik haruslah memenuhi kriteria daya tarik, daya guna dan hasil guna. Metode pembelajaran tidak hanya harus menarik tetapi harus efektif dan efisien, dengan begitu siswa akan merasa tertarik, aktif, dan tujuan pembelajaran pun tercapai. Sugandi (2008:23-28) menyebutkan terdapat beberapa ranah tujuan pembelajaran sebagai salah satu pertimbangan dalam memutuskan metode pembelajaran yaitu :
a. Ranah kognitif
Merupakan tujuan pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan intelektual.
b. Ranah afektif
Merupakan tujuan pembelajaran yang berorientasi pada nilai dan sikap.
c. Ranah psikomotorik
Merupakan tujuan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan yang didapat setelah adanya pembelajaran. Menerapkan prinsip-prinsip bekerjasama dengan kolega dan pelanggan memerlukan metode pembelajaran yang dapat melatih keterampilan siswa namun mudah untuk diterapkan mengingat kondisi kelas yang cukup padat, siswa yang kurang percaya diri, serta belum adanya media penunjang yang digunakan. Selain itu metode yang digunakan harus bisa menarik perhatian siswa sehingga siswa antusias dan mau membuka diri.
4. Metode Everyone Is Teacher Here
Dalam proses pembelajaran di kelas, metode ini merupakan strategi yang mudah bagi guru untuk memperoleh partisipasi kelas dan dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa. Metode ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pembelajaran pada berbagai mata pelajaran, khususnya mencapaian tujuan yaitu meliputi aspek kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan menganal masalah, kemampuan menuliskan pendapat-pendapatnya (kelompoknya) setelah melakukan pengamatan, kemampuan menyimpulkan, dan lain-lain, memberikan kesempatan dan menuntut siswa terlibat aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan memberikan bantuan secara bertahap sehingga siswa dapat membuat pertanyaan. Metode ini memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk berperan sebagi guru bagi kawan-kawannya sehingga terbentuk aktivitas belajar yang partisipatif dan aktif (Suprijono, 2012:110).
Menurut Hisyam Zaini, (2008:60) Metode Everyone Is A Teacher here adalah metode yang sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual. Metode ini memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan–kawannya. Dengan metode ini, siswa yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.
Sedangkan Menurut Mel Silberman (2009:171) metode Everyone Is A Teacher here adalah sebuah metode yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Metode ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang pengajar terhadap peserta didik lainnya. Dari teori tantang metode everyone is a teacher here yang di kemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode pembelajaran everyone is a teacher here adalah suatu metode untuk mendapatkan partisipasi atau meningkatkan aktivitas dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, tidak harus semua dari guru, siswa hanya duduk terpagu dan mendengarkan ceramah dari guru, akan tetapi siswa bisa saling mengajar dengan siswa lainnya. Metode Everyone Is A Teacher here ini merupakan metode yang mudah bagi guru untuk untuk memperoleh partisipasi kelas dan tanggung jawab individu.
Menurut Ismail (2009:74) tujuan dari penerapan metode Everyone Is A Teacher here ini adalah membiasakan siswa untuk belajar aktif secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya, tidak minder dan tidak takut salah. Jadi metode ini memang menuntut siswanya aktif dalam membuat pertanyaan dan jawaban, sehingga tidak mungkin ada siswa yang mengantuk atau melamun pada saat pelajaran.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan strategi Everyone Is A teacher Here yang di kemukakan oleh Hisyam Zaini (2008:60) adalah sebagai berikut:
a. Membagikaan secarik kertas kosong kepada seluruh peserta didik dan minta mereka menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau topik khusus yang telah mereka bahas dan diskusikan.
b. Mumpulkan kertas yang telah di isi pertanyaan oleh siswa, kemudian mengacak kertas tesebut setelah itu dibagikan kembali kepada peserta didik.
c. Memastikan peserta didik tidak menerima kertas pertanyaan yang telah ditulis sendiri. Meminta peserta didik membaca dalam hati pertanyaan dalam kertas tersebut kemudian memikirkan jawabannya.
d. Meminta peserta didik secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan menjawabnya.
e. Setelah jawaban diberikan, meminta peserta didik lainnya untuk menambah jawaban apabila jawaban kurang tepat.
f. Melanjutkan dengan suka relawan berikutnya untuk membacakan soal serta jawabannya.
Menurut Suprijono (2009: 110), langkah-langkah model Everyone Is A Teacher Here yaitu:
a. Membagikan secarik kartu indeks pada siswa.
b. Menyuruh siswa menuliskan satu pertanyaan mengenai materi pembelajaran yang sedang dipelajari di kelas.
c. Mengumpulkan kartu, lalu mengacak kartu.
d. Membagikan kartu yang telah diacak kepada setiap siswa.
e. Memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima kartunya sendiri.
f. Menyuruh siswa membaca dalam hati.
g. Menyuruh siswa memikirkan jawabannya.
h. Menyuruh siswa secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan menjawabnya.
i. Setelah jawaban dibacakan, suruhlah siswa lainnya untuk memberikan tambahan informasi.
j. Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, dapat disimpulkan langkah-langkah model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here yaitu: (1) Guru membagikan kartu indeks kepada setiap siswa, lalu siswa membuat sebuah pertanyaan. (2) Guru mengumpulkan kartu lalu mengacak kartu secara adil dan memberikan kartu kembali kepada setiap siswa. (3) Siswa mencari jawaban pertanyaan dalam kartu indeks yang diterimanya.
Dalam kegiatan belajar mengajar harus menggunakan metode yang bermacam-macam. Dalam berbagai macam metode belajar terdapat kekurangan dan kelebihan yang saling menutupi kekurangannya satu dengan yang lainnya. Begitu juga dalam metode everyone is a teacher here ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan metode everyone is a teacher here tersebut adalah:
a. Memicu kreativitas siswa dalam bentuk ide atau gagasan dalam membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan menanggapi jawaban teman sehingga memperluas wawasan.
b. Mengembangkan sikap menghargai pertanyaan dan jawaban dari sesama siswa, toleransi bila jawaban antara siswa satu dengan yang lainnya berbeda, bertanggung jawab atas jawabannya dan disiplin dalam mengerjakan tugas.
c. Merangsang siswa untuk melakukan aktivitas belajar secara individual maksudnya siswa harus membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan sendiri agar berkembang kemandiriannya, sehingga prestasinya juga meningkat.
d. Setiap pengajaran yang dilaksanakan dengan metode Everyone Is Teacher Here akan membangkitkan motivasi belajar yang ada pada dirinya sehingga prestasi pada saat ujian tes dapat tercapai secara optimal.
e. Tingkat prestasi belajar siswa selain dapat dilihat dari nilai hasil tes belajar (ujian) juga dapat dapat dilihat dari bagaimana siswa menanggapi pertanyaan dan jawaban, sehingga benar-benar bisa menghubungkan materi, memahami dan menghayati serta mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun kelemahan dari strategi Everyone Is A Teacher Here adalah :
a. Memerlukan banyak waktu.
b. Siswa merasa takut apabila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani, guru harus menciptakan suasana yang tidak tegang.
c. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami.
Dalam uraian diatas dapat diketahui kekurangan dan kelebihan metode Everyone Is A teacher Here maka dari itu guru harus pandai – pandai menentukan waktu kapan metode Everyone Is A teacher Here ini akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dan harus memperhatikan dasar dasar pemilihan strategi belajar dan kritria pemilihan strategi belajar.
Dalam Metode Every One Is A Teacher Here terdapat tujuh prinsip pokok yang harus diterapkan oleh seorang guru dalam hal metode pengajaran, yaitu:
a. Mengetahui motivasi, kebutuhan, dan minat anak didiknya
b. Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah diterapkan sebelum pelaksanaan pendidikan.
c. Mengetahui tahap kematangan (maturity), perkembangan, serta perubahan anak didik.
d. Mengetahui perbedaan perbedaan individu anak didik.
e. Memperhatikan pemahaman dan mengetahui hubungan hubungan, dan kebebasan berfikir.
f. Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan bagi anak didik.
g. Menegakkan contoh yang baik
Uraian tersebut di atas, menunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan adalah mengarahkan keberhasilan belajar dan memberikan kemudahan kepada anak didik. Sedangkan, tugas utamanya adalah mengadakan aplikasi prinsip- prinsip psikologis dan pedagogis agar anak didik dapat menghayati, mengetahui, dan mengerti materi yang diajarkan. Selain itu, tugas utama dalam metode tersebut adalah membuat perubahan tingkah laku, sikap, minat anak didik kepada perubahan yang nyata.
Berdasarkan pembahasan tentang metode Everyone Is Teacher Here di atas, hasil yang diharapkan dari pembelajaran menggunakan metode Everyone Is Teacher Here adalah: (1) setiap diri masing-masing siswa berani mengemukakan pendapat (menyatakan dengan benar) melalui jawaban atas pertanyaan yang telah dibuatnya, (2) berdasarkan sumber bacaan yang di berikan mampu mengemukakan pendapat melalui tulisan dan menyatakannya di depan kelas, siswa lain, (3) berani mengemukakan pendapat dan menyatakan kesalahan jawaban dari kelompok lain yang disanggah, dan (4) terlatih dalam menyimpulkan masalah dan hasil kajian pada masalah yang dikaji.
5. Pembelajaran PAI dan BP
Pada kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran adalah proses pendidikan yang memberikan kesempatan bagi siswa agar dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki menjadi kemampuan yang dapat dilihat dari aspek sikap (afektif), pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotorik). Pembelajaran berupa kreatifitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi, dan kecakapan hidup untuk membentuk watak atau sifat agar menadi pribadi yang baik, karena diharapkan dengan penggunaan sistem pembelajaran diatas, maka siswa tidak hanya menyerap materi belajar tetapi dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Sehingga terdapat kepekaan dari siswa tersebut untuk mengetahui kondisi dana keadaan sekitar.
Pembelajaran dalam kurikulum 2013 tidak seperti dahulu dimana guru merupakan satu-satunya sumber belajar atau dapat dikatakan bahwa materi didapat siswa didapatkan dari seorang guru. Tetapi, untuk kurikulum 2013 sudah berpusat pada peserta didik. Artinya, peserta didik diminta untuk mengamati lingkungan sekitar dan kemudiaan menyimpulkan sendiri dari hasil pengamatan. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang berlandaskan pada aqidah yang berisi tentang keesaan Allah Swt sebagai sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi manusia dan alam semesta. Sumber lainnya adalah akhlak yang merupakan manifestasi dari aqidah yang sekaligus merupakan landasan pengembangan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang ditujukan untuk dapat menserasikan, menselaraskan dan menyeimbangkan antara iman, Islam dan ihsan.
Pendidikan merupakan kata yang sudah sangat umum. Karena itu, boleh dikatakan bahwa setiap orang mengenal istilah pendidikan. Begitu juga PAI dan Budi Pekerti ( PAI ). Masyarakat awam mempersepsikan pendidikan itu identik dengan sekolah , pemberian pelajaran, melatih anak dan sebagainya. Sebagian masyarakat lainnya memiliki persepsi bahwa pendidikan itu menyangkut berbagai aspek yang sangat luas,termasuk semua pengalaman yang diperoleh anak dalam pembetukan dan pematangan pribadinya, baik yang dilakukan oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri. Sedangkan PAI dan Budi Pekerti merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai Islam dan berisikan ajaran Islam.
Pendidikan Agama Islam di sekolah, diharapkan mampu membentuk kesalehan pribadi (individu) dan kesalehan sosial sehingga pendidikan agama diharapkan jangan sampai, menumbuhkan sikap fanatisme, menumbuhkan sikap intoleran di kalangan peserta didik dan masyarakat Indonesia dan memperlemah kerukunan hidup umat beragama dan memperlemah persatuan dan kesatuan nasional. Dengan kata lain, Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu menciptakan ukhuwah Islamiyah dalam arti yang luas, yaitu ukhuwah fi al-ubudiyah, ukhuwah fi alinsaniyah, ukhuwah fi al-wathaniyah wa al-nasab, dan ukhuwah fi din al-islamiyah (Gunawan, 2013:202). .
Sedangkan definisi PAI dan Budi Pekerti disebutkan dalam Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah : "PAI dan Budi Pekerti adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman." Di dalam kurikulum 2013 mata pelajaran pendidikan agama Islam, menjadi pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang dapat diartikan sebagai pendidikan yang memberikan pengetahuan dan memebentuk sikap kepribadian dan ketrampilan peserta didik dalam mengamalakan ajaran agama Islam yang dilaksankan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran semua jenjang pendidikan.
Sedangkan menurut Ahmad Tafsir (1992:33) menjelaskan bahwa PAI dan Budi Pekerti adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam (knowing), terampil melakukan atau mempraktekkan ajaran Islam ( doing), dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari ( being ).
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tujuan PAI dan Budi Pekerti adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang ajaran Islam, keterampilan mempraktekkannya, dan meningkatkan pengamalan ajaran Islam itu dalam kehidupan sehari-hari. Jadi secara ringkas dapat dikatakan bahwa tujuan utama PAI dan Budi Pekerti adalah keberagamaan, yaitu menjadi seorang Muslim dengan intensitas keberagamaan yang penuh kesungguhan dan didasari oleh keimanan yang kuat.
Upaya untuk mewujudkan sosok manusia seperti yang tertuang dalam definisi pendidikan di atas tidaklah terwujud secara tiba-tiba. Upaya itu harus melalui proses pendidikan dan kehidupan, khususnya pendidikan agama dan kehidupan beragama. Proses itu berlangsung seumur hidup, di lingkungan keluarga , sekolah dan lingkungan masyarakat. Salah satu masalah yang dihadapi oleh dunia PAI dan Budi Pekerti saat ini, adalah bagaimana cara penyampaian materi pelajaran agama tersebut kepada peserta didik sehingga memperoleh hasil semaksimal mungkin. Apabila kita perhatikan dalam proses perkembangan PAI dan Budi Pekerti, salah satu kendala yang paling menonjol dalam pelaksanaan pendidikan agama ialah masalah metodologi.
Guru-guru PAI dan Budi Pekerti masih kurang mempergunakan beberapa metode secara terpadu. Kebanyakan guru lebih senang dan terbiasa menerapkan metode ceramah saja yang dalam penyampaiannya sering menjemukan peserta didik. Hal ini disebabkan guru-guru tersebut tidak menguasai atau enggan menggunakan metode yang tepat, sehingga pembelajaran agama tidak menyentuh aspek-aspek paedagogis dan psikologis.
Setiap guru PAI dan Budi Pekerti harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai berbagai metode yang dapat digunakan dalam situasi tertentu secara tepat. Guru harus mampu menciptakan suatu situasi yang dapat memudahkan tercapainya tujuan pendidikan. Menciptakan situasi berarti memberikan motivasi agar dapat menarik minat siswa terhadap pendidikan agama yang disampaikan oleh guru. Karena yang harus mencapai tujuan itu siswa, maka ia harus berminat untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk menarik minat itulah seorang guru harus menguasai dan menerapkan metodologi pembelajaran yang sesuai. Metodologi merupakan upaya sistematis untuk mencapai tujuan, oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Tujuan harus dirumuskan dengan sejelas-jelasnya sebelum seseorang menentukan dan memilih metode pembelajaran yang akan dipergunakan. Karena kekaburan dalam tujuan yang akan dicapai, menyebabkan kesulitan dalam memilih dan menentukan metode yang tepat.
Setiap mata pelajaran memiliki kekhususan-kekhususan tersendiri dalam bahan atau materi pelajaran, baik sifat maupun tujuan, sehingga metode yang digunakan pun berlainan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Misalnya dari segi tujuan dan sifat pelajaran tawhid yang membicarakan tentang masalah keimaman, tentu lebih bersifat filosofis, dari pada pelajaran fiqih, seperti tentang shalat umpamanya yang bersifat praktis dan menekankan pada aspek keterampilan. Oleh karena itu, cara penyajiannya atau metode yang dipakai harus berbeda. Selain dari kekhususan sifat dan tujuan materi pelajaran yang dapat membedakan dalam penggunaan metode, juga faktor tingkat usia, tingkat kemampuan berpikir, jenis lembaga pendidikan, perbedaan pribadi serta kemampuan guru , dan sarana atau fasilitas yang berbeda baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Hal ini semua sangat mempengaruhi guru dalam memilih metode yang tepat dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
B. Kerangka Berpikir
Sebelum pelaksanaan penelitian, pembelajaran PAI dan BP di kelas XII MIPA 3 SMAN 1 .................... menunjukkan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang maksimal. Model pembelajaran yang digunakan juga kurang melibatkan siswa secara aktif, sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa cenderung merasa cepat bosan. Model dan metode yang digunakan kurang variatif, sehingga proses pembelajaran terkesan monoton dan terpusat pada guru. Hal tersebut menyebabkan kualitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PAI dan BP materi sikap kritis dan demokratis menjadi rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan di kelas XII MIPA 3 SMAN 1 .................... mata pelajaran PAI dan BP yaitu dengan menerapkan sebuah model pembelajaran aktif.
Model pembelajaran aktif dapat melibatkan partisipasi aktif siswa. Salah satu model yang pembelajaran aktif yang sesuai dengan karakteristik materi yaitu model everyone is a teacher here. Penerapan model pembelajaran everyone is a teacher here melibatkan guru untuk membuka pengetahuan awal siswa. Siswa dituntut untuk mendengar dan menyimak baik-baik apa yang dijelaskan oleh guru. Selanjutnya, guru dan siswa bertanya jawab mengenai materi yang sudah disampaikan. Setelah siswa memahami materi, siswa mengerjakan soal di lembar kerja siswa (LKS). Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi pembelajaran. Setelah siswa mengerjakan LKS, siswa disuruh untuk membaca buku sumber yang berkaitan dengan materi sikap kritis dan demokratis. Setelah itu, siswa disuruh untuk membuat sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Pertanyaan tersebut dicatat pada sebuah kartu yang sudah disiapkan oleh guru. Kegiatan tersebut memperlihatkan perbedaan antara siswa yang memperhatikan dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Saat kegiatan ini berlangsung, guru mitra mengawasi siswa dan memastikan untuk membuat pertanyaan yang berbeda dengan temannya. Setelah itu, siswa disuruh untuk mengumpulkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan di depan kelas. Kemudian, guru membagikan kembali kartu-kartu tersebut kepada setiap siswa secara acak.Guru harus memastikan setiap siswa tidak memperoleh kartu pertanyaannya sendiri. Jika siswa mendapatkan kartunya sendiri, maka wajib ditukar dengan siswa lain. Setelah masing-masing siswa mendapatkan kartu, guru menyuruh siswa untuk membacakan soal dan menjawabnya dalam hati. Kemudian guru menyuruh siswa untuk membacakan soal dan menjawab pertanyaan yang diterimanya. Siswa yang lain diperkenankan untuk memberikan tambahan informasi jika jawabannya belum sempurna.
Prosedur ini berlanjut jika waktu masih memungkinkan. Pembelajaran dengan menerapkan model everyone is a teacher here dilaksanakan minimal sebanyak dua siklus. Setiap siklusnya terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Setelah penerapan model pembelajaran everyone is a teacher here, kualitas pembelajaran menjadi meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari performansi guru yang semakin baik dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran. Aktivitas dan hasil belajar menjadi tinggi. Hal tersebut menunjukkan kualitas pembelajaran yang tinggi pula.
Kerangka berpikir tersebut, dapat divisualisasikan seperti pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
C. Hipotesis
Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka berpikir teoritis terdapat hipotesis penelitian yaitu: Diduga penerapan metode everyone is a teacher here dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran PAI dan BP materi sikap kritis dan demokratis siswa kelas XII MIPA 3 SMAN 1 .................... Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.
Lampiran : 1 |
SURAT IJIN PENELITIAN
No. ………………….
Sehubungan dengan rencana pelaksanaan Penelitian Tindakan Kepengawasan (PTKp) di ................................................ Semester …. Tahun Pelajaran …………….. oleh :
Nama |
: |
…………………………………… |
NIP |
: |
……………………………………. |
Pangkat/Gol |
: |
……………………………………. |
Unit Kerja |
: |
……………………………………. |
Judul |
: |
……………………………………. ……………………………………. ……………………………………. ……………………………………. |
Pada prinsipnya kami memberikan ijin kepada yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan penelitian dimaksud untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan kepada yang berkepentingan untuk menjadikan periksa.
Mengetahui ………………., 10 Agustus 2017
Pengawas Madrasah Kepala Madrasah
……………………. ……………………………….
NIP. ……………… NIP. …………………..
Lampiran : 2
JURNAL
KEGIATAN PENELITIAN
No |
Kegiatan |
Waktu |
1 |
Persiapan Penelitian |
|
|
a. Pengajuan Permohonan Ijin |
16 September 2019 |
|
b. Indentifikasi Masalah |
17-18 September 2019 |
|
c. Diskusi Penentuan Masalah |
20 September 2019 |
2 |
Pelaksanaan Penilaian Pra Tindakan |
23 September 2019 |
3 |
Pelaksanaan Penelitian Siklus I |
|
|
a. Penentuan Rencana Tindakan |
27 September 2019 |
|
b. Pelaksanaan Rencana Tindakan |
|
|
Pertemuan Pertama |
30 September 2019 |
|
Pertemuan Kedua |
7 Oktober 2019 |
|
c. Observasi |
8-9 Oktober 2019 |
|
d. Refleksi |
10-11 Oktober 2019 |
4 |
Pelaksanaan Penelitian Siklus II |
|
|
a. Penentuan Rencana Tindakan |
12 Oktober 2019 |
|
b. Pelaksanaan Rencana Tindakan |
|
|
Pertemuan Pertama |
14 Oktober 2019 |
|
Pertemuan Kedua |
21 Oktober 2019 |
|
c. Observasi |
22-23 Oktober 2019 |
|
d. Refleksi |
24-25 Oktober 2019 |
5 |
Pengolahan Data |
29-31 Oktober 2019 |
6 |
Penyusunan Laporan |
|
|
a. Penyusunan Draf Penelitian |
4-6 November 2019 |
|
b. Penyempurnaan Draf |
7-8 November 2019 |
|
c. Finishing |
11-15 November 2019 |
Mengetahui ...................., 18 September 2019
Kepala Sekolah Peneliti
…………….. …………….
NIP. ………………. NIP. ……………….
Lampiran : 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
(Siklus Pertama)
Satuan Pendidikan : SMAN 1 ....................
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas / Semester : XII ( Dua Belas ) / Ganjil
Materi Pokok : Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (4 x 45 menit)
Hari/Tgl. Pelaksanaan : Selasa dan Senin, 30 September dan 7 Oktober 2019
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 |
: |
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya |
KI 2 |
: |
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia |
KI 3 |
: |
Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah |
KI 4 |
: |
Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan |
B. Kompetensi Dasar (KD) & Indikator
Kompetensi dasar |
Indikator pencapaian kompetensi |
|
2.6 |
Bersikap kritis dan demokratis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan159, serta hadis terkait |
- Mampu bersikap kritis dan demokratis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan 159, serta hadis terkait |
3.6 |
Menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Ali Imran: 190-191, dan Q.S. Ali Imran: 159, serta hadis tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis
|
- Mengidentifikasi makna dan asbabun nuzul Q.S. Ali Imran: 190-191 dan 159, serta hadis tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis - Menganalisis hukum bacaan, makna, pesan-pesan yang terdapat pada Q.S. Ali Imran: 190-191 dan 159 - Menyebutkan hikmah dan manfaat yang terkandung pada Q.S. Ali Imran/3: 190-191, dan Q.S. Ali Imran/3: 159 serta hadis terkait - Menyebutkan contoh berpikir kritis dan bersikap demokratis sesuai dengan Q.S. Ali Imran: 190-191 dan 159, serta hadis terkait |
4.6.3 |
Menyajikan keterkaitan antara sikap kritis dengan ciri orang-orang berakal (ulil albab) sesuai pesan Q.S. Ali Imran: 190-191 |
- Mengaitkan sikap kritis dan demokratis dengan ciri orang-orang berakal (ulil albab) sesuai pesan Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 15 |
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan mampu:
1. Menunjukkan sikap kritis dan demokratis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran: 190-191 dan 159, serta hadis terkait.
2. Mengidentifikasi makna dan asbabun nuzul Q.S. Ali Imran: 190-191 dan 159, serta hadis tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis
3. Mempresentasikan materi tentang keterkaitan antara sikap kritis dan demokratis dengan ciri orang-orang berakal (ulil albab) sesuai pesan Q.S. Ali Imran: 190-191 dan 159.
4. Mendiskusikan hikmah dan manfaat yang terkandung pada Q.S. Ali Imran/3: 190-191, dan Q.S. Ali Imran/3: 159 serta hadis terkait.
5. Mencari contoh tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis sesuai dengan Q.S. Ali Imran: 190-191 dan 159, serta hadis terkait.
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
1. Makna dan asbabun nuzul Q.S. Ali Imran: 190-191 dan 159, serta hadis tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis
2. Hukum bacaan, makna, pesan-pesan yang terdapat pada Q.S. Ali Imran: 190-191 dan 159
3. Membaca Q.S. Ali Imran/3: 190-191 dan Q.S. Ali Imran/3: 159 serta hadis terkait dengan baik dan benar
Pertemuan Kedua:
1. Keterkaitan berpikir kritis dan bersikap demokratis dengan ciri orang-orang berakal (ulil albab) sesuai pesan Q.S. Ali Imran: 190-191 dan 159.
2. Hikmah dan manfaat yang terkandung pada Q.S. Ali Imran/3: 190-191, dan Q.S. Ali Imran/3: 159 serta hadis terkait.
3. Contoh berpikir kritis dan bersikap demokratis sesuai dengan Q.S. Ali Imran: 190-191 dan 159, serta hadis terkait.
E. Metode Pembelajaran :
Diskusi, tanya jawab, Every One is Teacher Here
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Pertemuan 1
a. Pendahuluan
1) Guru Mengkondisikan kelas untuk siap belajar dengan melihat suasana di kelas dan mengatur letak duduk siswa.
2) Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan mengajukan pertanyaan. Dari jawaban siswa, guru mengarahkan pada tujuan pembelajaran
3) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran
4) Guru menyampaikan gambaran garis besar dari proses pembelajaran dan menyampaikan ruang lingkup materi yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan materi secara jelas dan sistematis dengan menunjukkan gambar.
2) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil terdiri dari 4-5 dengan nama A, B, C dan D dengan tingkat kemampuan yang berbeda (heterogen) secara tertib dan setiap kelompok terdapat anak berbakat.
3) Guru menentukan dan menginformasikan keanggotaan kelompok.
4) Guru menyampaikan kisi-kisi materi kepada setiap kelompok yang akan didiskusikan secara jelas dan sistematis.
5) Siswa disuruh untuk membaca buku sumber mengenai materi berpikir kritis dan bersikap demokratis
6) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu/potongan kertas.
7) Kemudian siswa disuruh untuk membuat sebuah pertanyaan yang terkait dengan materi berpikir kritis dan bersikap demokratis
8) Siswa disuruh menuliskan pertanyaan pada kartu yang dimilikinya.
9) Siswa disuruh untuk mengumpulkan kartu pertanyaan ke depan kelas untuk kemudian dibagikan kembali kepada siswa secara acak.
10) Selanjutnya siswa diberi waktu selama dua menit untuk membaca dan menjawab pertanyaan yang diterimanya dalam hati.
11) Guru memandu siswa dalam melakukan kuis dengan dua tim (A, B) sebagai penjawab, dua tim lain (C, D) sebagai penanya dan setelah selesai bergantian tim C, D sebagai penjawab dan tim A, B sebagai penanya.
12) Kemudian siswa disuruh untuk membacakan pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang dimilikinya secara sukarela.
13) Siswa yang lain memperhatikan dan diperbolehkan untuk memberikan tambahan informasi jika jawaban yang dijelaskan belum lengkap.
14) Guru menunjuk beberapa siswa secara acak untuk mempresentasikan ulang materi yang telah dibahas didepan kelas secara bergantian.
15) Guru memberikan pemantapan materi yang telah dibahas kepada siswa secara jelas dan sistematis.
16) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap materi yang belum dipahamidan menanggapi pertanyaan siswa.
c. Kegiatan Penutup
(1) Guru melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.
(2) Guru menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan materi pelajaran.
2. Pertemuan 2
a) Pendahuluan
1) Guru mengkondisikan kelas untuk siap belajar dengan melihat suasana di kelas dan mengatur letak duduk siswa.
2) Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan mengajukan pertanyaan. Dari jawaban siswa, guru mengarahkan pada tujuan pembelajaran
3) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran
4) Guru menyampaikan gambaran garis besar dari proses pembelajaran dan menyampaikan ruang lingkup materi yang akan dipelajari.
b) Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan materi secara jelas dan sistematis dengan menunjukkan gambar.
2) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yaitu kelompok A, B, C dan D dengan tingkat kemampuan yang berbeda (heterogen) secara tertib dan setiap kelompok terdapat anak telah tuntas belajarnya.
3) Guru menentukan dan menginformasikan keanggotaan kelompok.
4) Guru menyampaikan kisi-kisi materi kepada setiap kelompok yang akan didiskusikan secara jelas dan sistematis yaitu tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis
5) Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok.
6) Guru meminta siswa bersama kelompoknya berdiskusi untuk menyelesaikan LKS dan tugas dengan bekerjasama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas.
7) Guru membantu siswa dalam membagi tugas dengan temannya untuk merencanakan dan menyiapakan LKS dan membimbing kelompok lain menyiapkan pertanyaan.
8) Guru memberikan bimbingan pada setiap kelompok dalam mengerjakan LKS.
9) Guru membimbing setiap kelompok secara bergantian melaporkan hasil diskusinya didepan kelas dan kelompok lain menyimak.
10) Guru memandu siswa dalam melakukan kuis dengan dua tim (A, B) sebagai penjawab, dua tim lain (C, D) sebagai penanya dan setelah selesai bergantian tim C, D sebagai penjawab dan tim A, B sebagai penanya.
11) Guru menunjuk beberapa siswa secara acak untuk mempresentasikan ulang materi yang telah dibahas didepan kelas secara bergantian.
12) Guru memberikan pemantapan materi yang telah dibahas kepada siswa secara jelas dan sistematis.
13) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap materi yang belum dipahamidan menanggapi pertanyaan siswa.
d. Kegiatan Penutup
1) Guru melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.
2) Guru menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan materi pelajaran.
3) Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan guru
4) Guru bersama-sama siswa membahas soal evaluasi dan menarik kesimpulan akhir pembelajaran.
G. Alat / Sumber Belajar
1. Kitab al-Qur’anul Karim dan terjemahan, Depag RI
2. Buku paket PAI dan Budi Pekerti SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII, Kemendigbud RI, Jakarta; 2015
3. Artikel dan sumber belajar lainnya yang relevan
H. Penilaian
Teknik : Tes
Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
Instrumen Tes : terlampir
Kunci Jawaban
1. 6.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.
Pedoman Penilaian
Nilai Akhir = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100
I. Tindak Lanjut
1. Untuk siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan remedial.
2. Untuk siswa yang memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan pengayaan
Mengetahui ...................., 30 September 2019
Kepala Sekolah Peneliti
…………….. …………….
NIP. ………………. NIP. ……………….
Lampiran : 5
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS I
Petunjuk
Kerjakan LKS di bawah ini, kemudian serahkan pada Bapak/Ibu Guru untuk diberikan penilaian !
Q.S Al – Imron 190 – 191, tentang berpikir kritis
إِنَّ
فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ
لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ
Terjemah Arti:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”
Sesungguhnya dalam penciptaan dan pembuatan langit dan bumi, pergantian malam dan siang hari dengan sangat rinci, pergantian keduanya dalam waktu yang lama maupun singkat, panas dan dingin, serta peristiwa lainnya itu mengandung dalil yang jelas atas keberadaan, kuasa dan keesaan Allah bagi orang-orang yang berakal sehat. Ayat ini diturunkan ketika suku uraisy meminta Nabi SAW dengan berkata: “Bedoalah kepada Tuhanmu untuk menjadikan bukit Shafa menjadi emas” Lalu beliau berdoa kepada Tuhan. Kemudian turunlah ayat ini {Inna fii khalqissamaawaati}, Maka sebaiknya kalian memikirkan hal tersebut.
ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka.
Orang-orang yang selalu mengingat Allah dalam segala kondisinya, yaitu dalam keadaan berdiri ketika shalat, duduk di masjlis mereka, dan bersandar ketika dalam keadaan junub. Mereka berpikir tentang kehebatan penciptaan langit, bumi dan meyakininya. Mereka berkata: “Wahai Tuhan Kami, Engkau tidak menciptakan hal ini sia-sia dan hanya sebagai hiburan, namun Engkau menciptakannya sebagai petunjuk atas kuasa dan hikmahMu. Kami menyucikanmu dari segala sesuatu yang tidak sesuai denganMu dan dari kesia-siaan.
Maka jadikanlah ketaatan kami kepadaMu itu sebagai pelindung dari neraka
TUGAS : jawablah pertanyaan pertanyaan berikut ini dengan benar.
1. Bacalah dan salin kembali ayat tersebut dan jelaskan hukum bacaannya .!
2. berikan contoh sikap dan perilaku yang mencerminkan pengamalan ayat QS Al Imron ayat 190 dan 191 ?
3. Jelaskan perilaku terpuji berdasarkan surah Ali-Imran ayat 190-191!
4. jelaskan isi kandungan Q.S Al Imran ayat 190 ?
5. Rosululloh Saw, menjelaskan bahwa orang yang cerdas adalah seseorang yang memiliki pandangan jauh ke depan, jelaskan maksud pernyataan tersebut
==========================================================
Kelompok : ......................................
Ketua : ......................................
Anggota : 1. ..................................
2. ..................................
3. ..................................
4. ..................................
5. ..................................
Nama : .......................................
No. Absen : .......................................
LEMBAR TES FORMATIF
SIKLUS I
Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang benar!
1.
Umat manusia wajib beriman kepada
Kitab-kitab Allah SWT karena Kitab-kitab tersebut memiliki fungsi sebagai
pedoman hidup, baik untuk diri sendiri, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Adapun hikmah beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT dalam kehidupan pribadi,
adalah … .
a. terus melakukan kajian yang menyeluruh terhadap isi kitab Allah SWT
b. selalu diadakan kajian sesuai dengan nalar dan rasio umat manusia
c. menjadikan kitab suci sebagai asas berpikir, berperilaku dan bertindak
d. selalu dipahami sesuai asas kemanfaatan, keinginan diri, dan tafsir hak
asasi
e. didekati sesuai kaedah dan metode yang telah disepakati Ulama Jazirah Arab
2.
Ulil albab artinya….
a. Mempunyai harta kekayaan
b. Mempunyai kemampuan dalam memimpin suatu umat
c. Mempunyai mukjizat
d. Mempunyai kesabaran, kerendahan hati, dan ketabahan yang tinggi
e. Mempunyai akal, pemikiran, pemahaman, dan batin
3.
Islam mengajarkan bahwa semua Rasul pada
dasarnya adalah utusan Allah SWT. Keyakinan kepada Rasul-rasul Allah SWT
mengandung arti, adalah ….
a. meyakini dan mengimani keberadaannya
b. meyakini dan ikut mengamalkan ajarannya
c. meyakini dan sekaligus menjadi pengikutnya
d. meyakini bahwa ajarannya masih murni
e. meyakini bahwa ajarannya masih berlaku
4.
Bermusyawarah dengan baik dan benar
merupakan modal dasar dalam memelihara dan mengembangkan ajaran Islam. Ajaran
Islam melarang bermusyawarah dengan kekerasan, karena itulah prinsip musyawarah
dalam Islam sangat penting untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini yang termasuk contoh perilaku mengutamakan musyawarah, adalah ….
a. hanya mau mendengarkan pendapat orang yang dekat
b. mengabaikan argumentasi yang dipaparkan lawan bicara
c. bersikukuh dengan pendapat sendiri sekalipun tidak benar
d. suka menghargai pendapat orang dalam musyawarah
e. memilih melakukan voting dalam setiap keputusan
5.
Sebutan lain untuk surah Ali-Imran
adalah….
a. Az-Zahrawan
b. Al-Azhim
c. Ummul kitab
d. Al-Qafiah
e. Al-Waqia
6.
Allah menjelaskan kepada kita bahwa
sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang….
a. Munafik c.
Berakal
b. Jujur d.
bertakwa
e. beriman
7.
Orang yang mampu berpikir kritis
termasuk….
a. Ulul azmi
b. Ulul al-bab
c. Ikhlas
d. Al-amin
e. qanaah
8.
Berikut istilah dalam Al-Qur’an yang bermakna
berpikir, kecuali….
a. Ihsan
b. Tazakkur
c. Tadabbur
d. Ta’akul
e. Ta’abbur
9.
Tafakkur artinya….
a. Menggunakan akal
b. Memikirkan
c. Memperhatikan dengan teliti
d. Mengambil peringatan
e. Mempertimbangkan
10. Secara
garis besar surah Ali-Imran ayat 190-191 menjelaskan tentang….
a. Musyawarah
b. Prilaku jujur
c. Husnuzan
d. Berpikir kritis
e. Sikap demokratis
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS II
Petunjuk
Kerjakan LKS di bawah ini, kemudian serahkan pada Bapak/Ibu Guru untuk diberikan penilaian !
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
Arab-Latin: Fa bimā raḥmatim minallāhi linta lahum, walau kunta faẓẓan galīẓal-qalbi lanfaḍḍụ min ḥaulika fa’fu ‘an-hum wastagfir lahum wa syāwir-hum fil-amr, fa iżā ‘azamta fa tawakkal ‘alallāh, innallāha yuḥibbul-mutawakkilīn
Terjemah Arti: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Tafsir Quran Surat Ali ‘Imran Ayat 159
PENJELASAN AYAT
Penjelasan/Tafsir Ayat di atas menjelaskan bahwa meskipun dalam keadaan genting, seperti terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin dalam Perang Uhud sehingga menyebabkan kaum muslimin menderita kekalahan, tetapi Rasulullah saw. tetap lemah lembut dan tidak marah terhadap para pelanggar. Bahkan memaafkan dan memohonkan ampun untuk mereka. Seandainya Rasulullah saw. bersikap keras, tentu mereka akan menaruh benci kepada beliau. Dalam pergaulan sehari-hari, beliau juga senantiasa memberi maaf terhadap orang yang berbuat salah serta memohonkan ampun kepada Allah Swt. terhadap kesalahan-kesalahan mereka. Di samping itu, Rasulullah saw. juga senantiasa bermusyawarah dengan para sahabatnya tentang hal-hal yang penting, terutama dalam masalah peperangan. Oleh karena itu, kaum muslimin patuh terhadap keputusankeputusan yang diperoleh tersebut, karena merupakan keputusan mereka bersama Rasulullah saw. Mereka tetap berjuang dengan tekad yang bulat di jalan Allah Swt.. Keluhuran budi Rasulullah saw. inilah yang menarik simpati orang lain, tidak hanya kawan bahkan lawan pun menjadi tertarik, sehingga mau masuk Islam. Dalam ayat di atas, tertera tiga sifat dan sikap yang secara berurutan disebut dan diperintahkan untuk dilaksanakan sebelum bermusyawarah, yaitu lemah lembut, tidak kasar, dan tidak berhati keras. Meskipun ayat tersebut berbicara dalam konteks perang uhud, tetapi esensi sifat-sifat tersebut harus dimiliki dan diterapkan oleh setiap muslim, terutama ketika hendak bermusyawarah. Adapun sikap yang harus diambil setelah bermusyawarah adalah memberi maaf kepada semua peserta musyawarah, apapun bentuk kesalahannya. Jika semua peserta musyawarah bersikap “memaafkan”, maka yang terjadi adalah saling memaafkan. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi sakit hati atau dendam yang berkelanjutan di luar musyawarah, baik karena pendapatnya tidak diakomodasi atau karena sebab lain
Bersikap Demokratis sesuai Pesan Q.S.ali-Imran/3:159 dengan cara menerapkan perilaku demokratis, antara lain sebagai berikut.
1. Bersikap lemah lembut jika hendak menyampaikan pendapat (tidak berkata kasar ataupun bersikap keras kepala)
2. Menghargai pendapat orang lain.
3. Berlapang dada untuk saling memaafkan.
4. Memohonkan ampun untuk saudara-saudara yang bersalah.
5. Menerima keputusan bersama (hasil musyawarah) dengan ikhlas.
6. Melaksanakan keputusan-keputusan musyawarah dengan tawakal;
7. Senantiasa bermusyarawarah tentang hal-hal yang menyangkut kemaslahatan bersama.
8. Menolak segala bentuk diskriminasi atas nama apapun.
9. Berperan aktif dalam bidang politik sebagai bentuk partisipasi dalam membangun bangsa.
TUGAS
1. Apakah pengertian musyawarah menurut bahasa dan istilah ?
2. jelaskan prinsip prinsip dari musyawarah ?
3. Kenapa musyawarah diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat ?
4. mengapa Iislam menghargai perbedaan pendapat ? jelaskan ?
5. Mengapa orang orang yang bermusyawarah adalah orang yang baik hubungannya dengan Khaliq- Nya? Jelaskan ?
6. Bagaimana penerapan Q.S Ali Imran ayat 159 dalam perilaku sehari hari jelaskan ?
7. Bagaimana pandangan islam tentang demokrasi ? jelaskan ?
8. Mengapa dalam menyelesaikan suatu maslah Rasululloh SAW selalu bermusyawarah bersama sahabatnya ?
9. ceritakan dengan singkat manfaat dari musyawarah ?
10. Mengapa setelah bermusyawarah kita diharuskan saling memaafkan ?
=========================================================
Kelompok : ......................................
Ketua : ......................................
Anggota : 1. ..................................
2. ..................................
3. ..................................
4. ..................................
5. ..................................
Nama : .......................................
No. Absen : .......................................
LEMBAR TES FORMATIF
SIKLUS II
Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c atau d pada jawaban yang benar!
1. Perhatikan Q.S. Ali Imran/3: 191 berikut ini!
لَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Isi kandungan yang sesuai dengan ayat di atas adalah.....
a. Perintah untuk senantiasa mengingat Allah Swt. dalam segala keadaan yaitu dalam keadaan berdiri, duduk dan berbaring,
b. dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal
c. perintah supaya jangan mempersekutukan Allah, karena sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar
d. perintah untuk bertawakal kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
e. Allah Swt. memerintahkan kepada umat Islam untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Supaya mendapatkan kebahagiaan.
2. Agar musyawarah dapat berjalan dengan lancar, maka surat Q.S.Ali 'Imran/3:159 menekankan kepada peserta musyawarah agar membersihkan jiwanya dengan . . . .
a. saling menahan diri dan menjaga emosinya
b. saling menerima kritik, saran dan protes sekalipun.
c. saling membangun komunikasi yang harmonis dalam suasana yang kondusif
d. saling memaafkan dan memohonkan ampunan kepada Allah Swt
e. saling menyelamatkan diri masing-masing agar tidak terpancing emosinya
3. Perhatikan pernyataan berikut ini:
- Semakin bersemangat dalam mengumpulkan bekal untuk kehidupan di akhirat
- Bersikap lemah lembut jika hendak menyampaikan pendapat
- Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan
- Dapat menangkap makna dan hikmah dibalik semua ciptaan Allah Swt.
- Melatih diri menerima saran dan kritik dari orang lain
- Permasalahan yang sulit menjadi mudah setelah dipecahkan bersama-sama.
Dari pernyataan diatas, yang termasuk manfaat berpikir kritis sesuai dengan surah Ali Imran ayat/3:190-191 adalah ....
a. 1,2 dan 3
b. 2,3 dan 4
c. 4,5 dan 6
d. 1,3,dan 4
e. 3,4 dan 5
4. Perhatikan penggalan ayat berikut!
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
Sikap
dan perilaku yang sejalan dengan pesan ayat di atas dalam berdakwah adalah . .
. .
a. berkata jujur
b. menepati janji
c. lemah lembut
d. tegas dalam berdakwah
e. onsekuen dengan perkataan
5. Perhatikan penggalan ayat berikut!
فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ
Akhlak terpuji yang terdapat dalam ayat di atas adalah... . . ..
a. memintakan ampun dan bersabar
b. memberi maaf dan meminta maaf
c. meminta maaf dan berkata santun
d. meminta maaf dan memintakan ampun
e. memberi maaf dan memintakan ampun
6. Perilaku demokratis yang harus dibiasakan sebagai implementasi dari ayat dan hadis antara lain sebagai berikut, kecuali…..
a. Bersikap sopan jika hendak menyampaikan pendapat
b. Menghargai pendapat orang lain;
c. Berlapang dada untuk saling memaafkan;
d. Menerima keputusan hasil musyawarah jika sesuai keinginan kita
e. Melaksanakan keputusan-keputusan musyawarah dengan tawakal;
7. Menurut bahasa, dalam kamus Mu’jam Maqayis al-Lugah, syµra memiliki dua pengertian, yaitu menampakkan dan memaparkan sesuatu atau……..
a. Mengambil sesuatu.
b. Menampilkan sesuatu.
c. Menjawab sesuatu.
d. Memusyawarahkan sesuatu.
e. Memutuskan sesuatu.
8. Menurut Salim Ali al-Bahasnawi, demokrasi mengandung sisi yang baik yang tidak bertentangan dengan Islam dan memuat sisi negatif yang bertentangan dengan Islam. Sisi baik demokrasi adalah………
a. Adanya kedaulatan rakyat
b. Hak legislatif secara bebas
c. Sikap menghalalkan yang haram
d. menghalalkan yang haram
e. Adanya persamaan hak
9. Arti yang tepat pada potongan ayat berikut الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ adalah....
a. yaitu orang-orang yang mengingat Allah saat berbaring, duduk dan berdiri
b. yaitu orang-orang yang mengingat Allah saat duduk, berbaring, dan berdiri
c. yaitu orang-orang yang mengingat Allah saat berdiri, duduk dan berbaring
d. yaitu oranng-orang yang mengingat Allah saat duduk, berdiri dan berbaring
e. yaitu orang-orang yang mengingat Allah saat berdiri, berbaring dan duduk
10. فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
Kandungan potongan QS. Ali Imran ayat 159 tersebut adalah....
a. katakan yang benar walaupun pahit
b. anjuran untuk berlemah lembut
c. larangan menolong orang jahat
d. anjuran menolong orang lemah
e. anjuran untuk berkasih sayang
Lampiran : 6
Analisis Data Hasil Penelitian
Lampiran 7
Contoh Hasil Pekerjaan Siswa
Lampiran 8
Daftar Hadir
Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Lampiran 9
Dokumentasi
Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Dokumentasi
Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Dokumentasi
Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Dokumentasi
Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Dokumentasi
Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Lampiran 10
Dokumen
Pelaksanaan Kegiatan Seminar PTK