BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus Pertama
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan per pertemuan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
Kelas/Semester : V (lima) / 2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Standar Kompetensi Memahami sejarah, ketampakan alam, dan keragaman suku bangsa dilingkungan kabupaten/ kota provinsi
Kompetensi Dasar : Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
Materi Pokok : Penggunaan alat teknologi.
Indikator : Mengggunakan alat komunikasi dan transportasi serta bercerita pengalamannya tentang penggunaan alat komunikasi / transportasi
Waktu Pelaksanaan : 05 April 2011 dan 05 April 2011
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (2 x pertemuan)
a. Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran beserta skenario tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan perbaikan. Terkait dengan rencana perbaikan pembelajaran, peneliti juga menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan sesuai dengan hipotesis yang dipilih : lembar kerja siswa, alat bantu pembelajaran.
Langkah selanjutnya bersama-sama dengan observer menyepakati fokus observasi dan kriteria yang akan digunakan untuk dua pertemuan yang akan dilaksanakan pada siklus pertama. Sebelum dilaksanakan, peneliti bersama observer mengadakan simulasi terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kegagalan dalam tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang diakan dilaksanakan.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
Sebelum kegiatan berlangsung, peneliti sudah menyiapkan lembar kerja yang berisi beberapa pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir logis, sistematis dan kritis. “Anak-anak, apakah kalian pernah mendengar kata teknologi ?”, tanya peneliti. “Pernah, Bu Guru teknologi adalah teknologi adalah hasil karya manusia sebagai buah pemikiran, dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidupnya.”, jawab Sri Utari. “Coba sebutkan beberapa pemanfaatan teknologi yang ada di masyarakat coba sebutkan yang kalian tahu !, lanjut peneliti. “Televisi, HP dan Radio, Bu Guru “ jawab Selvi Nur Aeni. “Ya, betul. Kalian memang anak-anak yang pintar”, puji peneliti. Sebagai pertanyaan penutup kegiatan apersepsi, peneliti menanyakan, “Coba sebutkan beberapa jenis penerapan teknologi di kehidupan sehari-hari ?”. Ricci menjawab, “Teknologi pangan, sandang dan komunikasi, Bu Guru !”. “Ya, betul ”, jawab peneliti.
2) Kegiatan Inti
a) Pertemuan Pertama
Pada kegiatan inti pertemuan pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus kepada siswa, menyampaikan materi pelajaran, mengadakan tanya jawab tentang pemanfaatan teknologi.
Kegiatan selanjutnya adalah membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan mengerjakan lembar kerja. dengan dipandu oleh guru. Setelah kegiatan diskusi selesai, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil kerja kelompok, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang kesulitan belajar. Kegiatan ini sekaligus mengakhiri pelaksanaan pertemuan pertama.
b) Pertemuan Kedua
Pada kegiatan inti pertemua kedua, peneliti mengulang kegiatan pada pertemuan pertama. Peneliti menampilkan gambar tentang pemanfaatan teknologi yang ada di masyarakat. Siswa mengamati dan melakukan diskusi membahas jenis-jenis pemanfaatan teknologi yang disajikan oleh peneliti. Adapun jenis-jenis pemanfaatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari tersebut antara lain :
Gambar 4.1 Gambar jenis-jenis pemanfaatan teknologi (sumber : Buku IPS IV, Is Sadiman, dkk, 2009, 104-105).
Peneliti menerangkan dan memberikan penjelasan mengenai gambar yang ditayangkan di depan kelas, dan memberikan beberapa penjelasan dari gambar tersebut. Siswa diharapkan mendengarkan dan memahami dari apa yang diterangkan. Peneliti kemudian memberikan tanya jawab yang bersifat memotivasi siswa agar memperhatikan.
3) Kegiatan Akhir
Masih dalam rangkaian kegiatan tahap pemantapan tindak lanjut mengulas nilai hasil tes formatif. Peneliti juga memberikan penekanan pada materi-materi pembelajaran yang penting. Pada akhir proses pembelajaran peneliti memberikan saran dan tindak lanjut berdasarkan nilai hasil tes formatif.
c. Observasi
Observer melakukan observasi membantu peneliti terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran. Observer menggunakan lembar observasi yang telah disediakan dan pengamatan ini berlangsung dari awal hingga akhir pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa belum semua siswa dapat memahami konsep pembelajaran karena kurangnya pemahaman serta motivasi siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan.
d. Refleksi
Pengukuran tingkat keberhasilan disesuaikan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan upaya belum sesuai dengan kriteria keberhasilan.
Berdasarkan data hasil tes formatif dan data hasil observasi dilakukan analisis data dan diukur tingkat keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pengukuran tingkat keberhasilan disesuaikan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan upaya belum sesuai dengan kriteria keberhasilan. Hal ini disebabkan oleh keanggotaan siswa tiap kelompok kerja terlalu banyak dan kurangnya fasilitas referensi buku sumber untuk mengembangkan materi pembelajaran. Kedua penyebab tersebut dijadikan bahan oleh peneliti untuk mendiskusikannya dengan teman sejawat dan supervisor. Diskusi bertujuan untuk menentukan upaya tambahan untuk perbaikan pembelajaran siklus kedua.
2. Siklus Kedua
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan per pertemuan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
Kelas/Semester : V (lima) / 2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Standar Kompetensi Memahami sejarah, ketampakan alam, dan keragaman suku bangsa dilingkungan kabupaten/ kota provinsi
Kompetensi Dasar : Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
Materi Pokok : Penggunaan alat teknologi.
Indikator : Mengggunakan alat komunikasi dan transportasi serta bercerita pengalamannya tentang penggunaan alat komunikasi / transportasi
Waktu Pelaksanaan : 07 April 2011 dan 09 April 2011
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (2 x pertemuan)
a. Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran beserta skenario tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan perbaikan. Peneliti juga menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan sesuai dengan hipotesis yang dipilih : lembar kerja siswa, alat bantu pembelajaran.
Langkah selanjutnya bersama-sama dengan observer menyepakati fokus observasi dan riteria yang akan digunakan untuk dua pertemuan yang akan dilaksanakan pada siklus kedua. Sebelum dilaksanakan, peneliti bersama observer mengadakan simulasi terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kegagalan pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
Setelah siswa selesai berdoa dan menunjukkan buku pelajaran, peneliti mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Untuk menarik perhatian siswa, peneliti menunjukkan beberapa buku referensi yang bisa digunakan untuk mengembangkan materi pembelajaran. Itulah kegiatan-kegiatan untuk langkah-langkah orientasi pada model pembelajaran inquiri.
2) Kegiatan Inti
a) Pertemuan Pertama
Pada kegiatan inti pertemuan pertama, peneliti memulai dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang akan diajarkan. “Anak-anak, apakah kalian pernah memakai Handphone?”, tanya peneliti. “Pernah, Bu Guru”, jawab Marsela. “Nah, kalau jaman dulu untuk berkomunikasi kita menggunakan apa?” lanjut peneliti. “surat dan telegram, Bu !”, jawab Marsela. “Ya, betul. Kalian memang anak-anak yang pintar”, puji peneliti. ”Sekarang, coba kalian sebutkan kegunaan teknologi komunikasi yang kalian tahu ?, kata peneliti sambil menunjuk siswa bernama Berliana untuk menjawab. Berliana menjawab, ” Telegram adalah jenis layanan pengiriman berita tertulis dengan mesin telegrap, Dengan surat, orang dapat menyampaikan segala sesuatu kepada orang lain, di tempat lain, Bu Guru”. ”Ya, tepat sekali jawabamu, ternyata kalian murid-murid Ibu yang rajin belajar, ini dibuktikan kalian bisa menjawab semua pertanyaan yang Ibu berikan dengan benar” puji peneliti,
Sebelum melaksanakan kegiatan selanjutnya, untuk penguatan konsep siswa, disajikan beberapa gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Gambar 4.2 Gambar alat-alat teknologi komuniasi yang ada di sekitar kita (sumber : Buku IPS IV, Siti Syamsiyah, dkk, 2009, 104-106).
Setelah berorientasi, langkah selanjutnya yaitu pemunculan gagasan, penyusunan ulang gagasan dan penerapan gagasan, peneliti langsung membimbing siswa untuk membentuk dan berkumpul sesuai kelompok kerja masing-masing. Semua keanggotaannya 5 orang tiap kelompok, maka pada siklus ini keanggotaan tiap kelompok terdiri dari 3 orang agar lebih efektif. Peneliti membagikan LKS dan buku-buku sumber untuk membantu siswa mengerjakan LKS. Pembagian kerja dalam satu kelompok, yaitu seorang siswa membacakan dan menulis jawaban soal, seorang siswa mencari jawaban soal dalam buku sumber, dan seorang lagi menyalin jawaban soal pada buku catatan siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS dikumpulkan dan dilakukan pembahasan klasikal dan tanya jawab Setelah semua soal dalam LKS dibahas, maka dilanjutkan pada langkah pemantapan gagasan yaitu melakukan tes formatif. Peneliti mendiktekan soal dan siswa menuliskan jawaban pada selembar kertas yang telah diberi nama. Kegiatan ini sekaligus mengakhiri pelaksanaan pertemuan pertama.
b) Pertemuan Kedua
Pada kegiatan inti kedua, peneliti mengulang pelaksanaan pertemuan pertama dengan maksud agar tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran semakin meningkat. “Anak-anak, sekarang kalian berkelompok sebagaimana pertemuan pertama.”, perintah peneliti. Setelah siswa berkelompok, peneliti membagikan LKS dan buku-buku sumber untuk membantu siswa mengerjakan LKS. Pembagian kerja dalam satu kelompok, yaitu seorang siswa membacakan dan menulis jawaban soal, seorang siswa mencari jawaban soal dalam buku sumber, dan seorang lagi menyalin jawaban soal pada buku catatan siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS dikumpulkan dan dilakukan pembahasan klasikal dan tanya jawab Setelah semua soal dalam LKS dibahas, maka dilanjutkan pada langkah pemantapan gagasan yaitu melakukan tes formatif. Peneliti mendiktekan soal dan siswa menuliskan jawaban pada selembar kertas. Pada akhir kegiatan peneliti membuat kesimpulan. “Nah, kalau sudah, Ibu akan membacakan kesimpulan materi pembelajaran, kalian siapkan alat tulis kalian untuk mencatat dalam buku catatan masing-masing”, lanjut peneliti. Kemudian peneliti membacakan kembali kesimpulan materi pelajaran dan meminta siswa untuk mencatat di buku masing-masing.
3) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir langkah pemantapan tindak lanjut, peneliti mengulas jawaban benar pada soal-soal tes formatif. Peneliti juga memberi sedikit komentar atas hasil kerja siswa dalam mengembangkan materi pembelajaran, peneliti juga mengingatkan kembali dengan memberikan saran dan tindak lanjut untuk pembelajaran.
c. Observasi
Observer melakukan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Di samping itu observer mewawancarai siswa yang belum tuntas. Hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa belum semua siswa memahami konsep pembelajaran, karena kurangnya interaksi antara siswa dan guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
d. Refleksi
Peneliti merefleksi untuk mencari penyebab belum tercapainya keberhasilan proses pembelajaran siswa yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditentukan yaitu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Hasil refleksi menemukan penyebab hal tersebut, yaitu keterbatasan waktu pada langkah penerapan gagasan sehingga pembelajaran nampak terburu-buru dan pelaksanaan tes formatif melalui pendekatan soal-soal. Kedua hal penyebab inilah yang akan dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan tambahan perbaikan pembelajaran pada siklus ketiga dengan melaksanakan diskusi kelas untuk menentukan kesimpulan akhir kegiatan pembelajaran proses perbaikan pembelajaran pada siklus kedua.
3. Siklus Ketiga
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan per pertemuan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
Kelas/Semester : IV / 2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Standar Kompetensi Memahami sejarah, ketampakan alam, dan keragaman suku bangsa dilingkungan kabupaten/ kota provinsi
Kompetensi Dasar : Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
Materi Pokok : Penggunaan alat teknologi.
Indikator : Mengggunakan alat komunikasi dan transportasi serta bercerita pengalamannya tentang penggunaan alat komunikasi / transportasi.
Waktu Pelaksanaan : 11 April 2011 dan 13 April 2011
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (2 x pertemuan)
a. Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran beserta skenario tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan perbaikan. Terkait dengan rencana perbaikan pembelajaran, peneliti juga menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan sesuai dengan hipotesis yang dipilih : lembar kerja siswa, alat bantu pembelajaran.
Langkah selanjutnya bersama-sama dengan observer menyepakati fokus observasi dan riteria yang akan digunakan untuk dua pertemuan yang akan dilaksanakan pada siklus kedua. Sebelum dilaksanakan, peneliti bersama observer mengadakan simulasi terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kegagalan pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
Sebelum kegiatan berlangsung, peneliti sudah menyiapkan lembar kerja yang berisi beberapa pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir logis, sistematis dan kritis. Pada langkah orientasi, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengulas proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dilanjutkan pada langkah pemunculan gagasan peneliti melakukan apersepsi berupa tanya jawab lisan antara lain “Pernahkah kamu melihat komplek perkantoran ?”, tanya peneliti. ”Pernah, Bu Guru !”. ”Apa yang dapat kami lihat di sana ?”, tanya peneliti lagi. ”Banyak gedung perkantoran, Bu Guru !”. Nah, sekarang, pernahkah kamu melihat alat-alat teknologi komunikasi yang digunakan di sama ? Apa yang kamu lihat di sana ?”, tanya peneliti lagi. “Pernah, Bu Guru. Pesawat telepon, HP dan internet!”. “Bagus, kalian memang murid yang pintar”, puji peneliti sekaligus untuk mengakhiri kegiatan apersepsi.
2) Kegiatan Inti
a) Pertemuan Pertama
Pada langkah penyusunan ulang gagasan, siswa dibimbing membentuk kelompoknya masing-masing untuk kembali melaksanakan kegiatan pengembangan materi pembelajaran. Pengembangan materi belajar yang dimaksud, yaitu mencari kejadian-kejadian berupa pemanfaatan perkembangan teknologi yang ada di masyarakat. Semua itu terangkum dalam lembar kerja siswa (LKS). Di sela-sela kegiatan, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan untuk meningkatkan pemahaman siswa. ”Anak-anak, coba sebutkan jenis alat tekonologi yang ada di sekitar tempat tinggalmu ?”. Handphone, dan televisi, Bu Guru !”. ”Nah, kalau kamu Epta!”, lanjut peneliti. Epta menjawab, ”Ada Toko TV, Counter HP, Bu Guru !”. ”Ya, betul. Semua yang kalian sebutkan adalah jenis-jenis alat-alat teknologi komunikasi yang ada di sekitar kita”. jelas peneliti. Kegiatan tersebut sekaligus mengakhiri pelaksanaan pertemuan pertama.
b) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua, peneliti akan mengadakan kegiatan diskusi kelas membahas hasil kerja pada pertemuan pertama. ”Anak-anak, apakah kalian sudah siap untuk melaksanakan diskusi ?”, tanya peneliti. ”Siap, Bu Guru !”, jawab para siswa. Sebagai penguatan awal pelaksanaan diskusi peneliti menyajikan beberapa gambar mengenai jenis-jenis pemanfaatan teknologi di berbagai bidang yang ada di masyarakat dan di sekitar kita.
Gambar 4.3 Gambar pemanfaatan teknologi bidang pertanian (sumber : Buku IPS IV, Siti Syamsiyah, dkk, 2008, 160-162).
Gambar 4.4 Gambar pemanfaatan teknologi bidang industri (sumber : Buku IPS V, Siti Syamsiyah, dkk, 2008, 164).
Setelah memberikan penjelasan secukupnya, peneliti memulai pelaksanaan diskusi kelas. Peneliti memberikan umpan balik berupa pertanyaan tentang pemanfaatan teknologi. Siswa menjawab dengan cara menunjukkan jari. Peneliti memilih salah satu siswa untuk menjawab. Peneliti memfokuskan perhatian pada siswa belum tuntas, kepada siswa tersebut diberikan perhatian khusus untuk menjawab dan diberi pertanyaan. ”Nabilah, coba kamu ceritakan perbedaan pemenuhan kebutuhan sandang jaman dulu dan sekarang ?”, tanya peneliti. Nabilah menjawab, ” Untuk memenuhi kebutuhan sandang, masyarakat masa lalu menggunakan alat tenun yang terbuat dari kayu dengan rakitan yang sangat sederhana. Untuk bahan pewarnanya biasanya digunakan bahan-bahan dari kulit pohon atau daun tanaman. Mereka meraciknya secara sederhana. Tentu saja pekerjaan ini memerlukan tenaga yang cukup besar dan waktu yang lama. Produk yang dihasilkannya pun tidak banyak. Masyarakat masa kini sudah dapat memenuhi kebutuhan sandangnya dengan mudah. Alat-alat yang berteknologi modern sudah banyak ditemukan. Pabrik tekstil dengan mesin-mesin modern dapat menghasilkan kain dalam jumlah besar dan kualitas yang tinggi. Bahan baku pembuatan kain pun juga lebih bervariasi, misalnya kapas, bulu biri-biri serta bahan sintetis (buatan) ”. ”Lisna, apakah betul jawaban Nabilah?”, peneliti balik bertanya kepada Lisna. Lisna menjawab, ”Betul, Bu !”. . Kegiatan diskusi dan tanya jawab tersebut berlangsung sampai semua siswa yang belum tuntas bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Pada akhir kegiatan diskusi, peneliti memberikan penguatan ”Ibu sangat bangga pada kalian, kalian melaksanakan kegiatan diskusi ini dengan baik”, puji peneliti.
3) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir siklus, peneliti memberikan tes formatif. Setelah selesai dikerjakan oleh siswa, peneliti mengulas hasil tes formatif dan hasil kerja siswa. Peneliti juga memberikan saran dan tindak lanjut. Saran yang diberikan agar siswa memperbanyak membaca untuk menambah wawasan dan pengetahuannya. Tindak lanjut yang diberikan berupa tugas/soal untuk dikerjakan di rumah sebagai PR.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan oleh peneliti dan observer (teman sejawat) pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik, penguasaan konsep dan materi pembelajaran siswa sudah maksimal. Hal ini dibuktikan dengan nilai tes formatif dan peningkatan motivasi belajar siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan belajar.
d. Refleksi
Hampir semua tujuan telah tercapai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan.Berdasarkan hasil pengolahan data-data dan hasil observasi dilakukan analisis dan dapat diketahui bahwa semua tujuan telah tercapai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan. Dari jumlah siswa 32 orang, 31 siswa (96,88%) dinyatakan tuntas belajarnya, demikian pula dengan peningkatan motivasi belajar yang mencapai 100%, didukung oleh peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 85,31 pada siklus ketiga. Melihat hasil ketuntasan belajar dan peningkatan motivasi belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi komunikasi ini berakhir sampai pada pembelajaran siklus ketiga dan kepada siswa belum tuntas akan diberikan program remidial.
B. Hasil Penelitian
1. Data Hasil Tindakan
Dalam proses belajar banyak faktor- faktor yang mempengaruhi. Faktor- faktor yang mempengaruhi belajar secara garis besar dibedakan menjadi dua macam, yaitu : (1) Faktor Internal, yaitu menyangkut faktor- faktor psikologis pembelajar. Kehadiran faktor- faktor psikologis tersebut akan memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Faktor- faktor internal antara lain : motivasi, kondisi kesehatan jasmani dan rohani, intelektual, emosional, (2) Faktor Eksternal, yaitu faktor dapat mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajar, karena individu yang belajar adalah berinteraksi dengan lingkungan. Faktor- faktor eksternal antara lain : variasi dan tingkat kesulitan materi yang dipelajari, metode pembelajaran, cuaca, kondisi tempat belajar. Pendapat di atas terbukti dari hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan di kelas IV SDN Panimbang 05 Kecamatan Cimanggu pada pembelajaran IPS materi mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi melalui tiga siklus dengan menggunakan model pembelajaran inquiri, menunjukkan hasil yang maksimal.
a. Siklus I
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiri, hasil yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal. Hal tersebut sebagaimana diuraikan pada penjelasan di bawah ini :
1) Data Hasil Perencanaan
Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa: rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPPP) yang di dalamnya tercakup komponen skenario pembelajaran yang akan diimplementasikan; seperangkat instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data; dan data pendukung pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS).
2) Data Hasil Pelaksanaan Tindakan
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi
No Nama Siswa Studi Awal (Nilai) Nilai Kriteria Ketuntasan Ket
Siklus I
1 Rita Apriyani 70 70 B
2 Kisman 70 80 T
3 Andi Muhamad 80 80 T
4 Dini Merlinda 60 60 B
5 Dinda Kumiawan 70 70 B
6 Riyan Candra 70 70 B
7 Sri Utari 70 70 B
8 Toha 80 80 T
9 Pupung 60 60 B
10 Arwan 70 80 T
11 Ade Mustika 70 70 B
12 Agis Setiyani 70 80 T
13 Almahera 70 70 B
14 Nabilah Najib 60 70 B
15 Agam Candra 60 70 B
16 Berliana 70 80 T
17 Bagus Lukman D 60 70 B
18 Deden M .Saputra 70 70 B
19 Desi Wulandari 70 80 T
20 Epta Melawati 80 80 T
21 Kena Muhamad F 60 60 B
22 Lisna Sari 70 70 B
23 Laili Qatrum NN 70 70 B
24 Muhamad Putra 70 70 B
25 Marsela Amelia 80 80 T
26 Nurul Fatimah 60 60 B
27 Ricci Ahdiat F 70 80 T
28 Siti Nur Inayah 70 70 B
29 Selvi Nur Aeni 70 80 T
30 Trio Sapariyanto 70 70 B
31 Wal iman Awa1 R 60 70 B
32 Yeni Yuliyanti 60 70 B
Jumlah 2,190 2,310 11
Rata-Rata 68.44 72.19 34.38
Keterangan :
B : BelumTuntas
T : Tuntas
KKM : 80
Dari tabel 4.1 tentang Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
a) Pada studi awal nilai rata-rata kelas 68,44 setelah dilakukan perbaikan mengalami kenaikan menjadi 72,19. Rata-rata kelas naik 3,75.
c) Jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar 11 siswa (34,38%).
3) Data Hasil Pengamatan
Pada tahap pengamatan mengenai motivasi siswa pada pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Rekapitulasi Motivasi Siswa Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi
No Pembelajaran Kenaikan Motivasi Siswa Persentase
1. Studi Awal 10 31,25
2. Siklus I 16 50,00
Dari data pada tabel 4.2 di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut :
a) Pada studi awal, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 10 siswa atau 31,25%
b) Pada siklus ke I, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 16 siswa atau 50,00%
c) Dari studi awal ke siklus I, tingkat motivasi belajar siswa meningkat sebesar 18,75%.
4) Data Hasil Refleksi
a) Pada saat pembentukan kelompok, belum memperhatikan faktor-faktor kedekatan antar anggota dalam kelompoknya, misalnya kedekatan pertemanan dan kedekatan lokasi tempat tinggal.
b) Keanggotaan siswa tiap kelompok kerja terlalu banyak
c) Kurangnya fasilitas referensi buku sumber untuk mengembangkan materi pembelajaran.
Pengukuran tingkat keberhasilan disesuaikan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan upaya belum sesuai dengan kriteria keberhasilan. Dari 32 siswa baru 11 siswa (34,38%) yang dinyatakan tuntas, dan masih ada 21 orang siswa (65,63%) yang belum tuntas. Adapun penjelasan tentang peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus pertama sebesar 50% atau sebanyak 16 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 18,75% (6 siswa) dari studi awal pembelajaran, sedangkan penjelasan mengenai peningkatan nilai rata-rata tes formatif meningkat dari 68,44 pada studi awal menjadi 72,19 pada siklus kedua, atau mengalami peningkatan 3,75 dari studi awal.
b. Siklus II
Setelah mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus pertama, maka pada siklus kedua peneliti mencoba menyempurnakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiri, hasil yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal. Hal tersebut sebagaimana diuraikan pada penjelasan di bawah ini :
1) Data Hasil Perencanaan
Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa: rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPPP) yang di dalamnya tercakup komponen skenario pembelajaran yang akan diimplementasikan; seperangkat instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data; dan data pendukung pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS) dengan penambahan inovasi-inovasi baru seputar pelaksanaan pembelajaran.
2) Data Hasil Pelaksanaan Tindakan
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi
No Nama Siswa Studi Awal (Nilai) Siklus I Nilai Kriteria Ketuntasan Ket
Siklus II
1 Rita Apriyani 70 70 80 T
2 Kisman 70 80 80 T
3 Andi Muhamad 80 80 90 T
4 Dini Merlinda 60 60 70 B
5 Dinda Kumiawan 70 70 80 T
6 Riyan Candra 70 70 80 T
7 Sri Utari 70 70 80 T
8 Toha 80 80 90 T
9 Pupung 60 60 70 B
10 Arwan 70 80 80 T
11 Ade Mustika 70 70 80 T
12 Agis Setiyani 70 80 80 T
13 Almahera 70 70 80 T
14 Nabilah Najib 60 70 70 B
15 Agam Candra 60 70 70 B
16 Berliana 70 80 80 T
17 Bagus Lukman D 60 70 70 B
18 Deden M .Saputra 70 70 80 T
19 Desi Wulandari 70 80 80 T
20 Epta Melawati 80 80 80 T
21 Kena Muhamad F 60 60 70 B
22 Lisna Sari 70 70 80 T
23 Laili Qatrum NN 70 70 80 T
24 Muhamad Putra 70 70 80 T
25 Marsela Amelia 80 80 80 T
26 Nurul Fatimah 60 60 70 B
27 Ricci Ahdiat F 70 80 80 T
28 Siti Nur Inayah 70 70 80 T
29 Selvi Nur Aeni 70 80 80 T
30 Trio Sapariyanto 70 70 70 B
31 Wal iman Awa1 R 60 70 70 B
32 Yeni Yuliyanti 60 70 80 T
Jumlah 2,190 2,310 2,490 23
Rata-Rata 68.44 72.19 77.81 71.88
Keterangan :
B : BelumTuntas
T : Tuntas
KKM : 80
Dari tabel 4.3 tentang Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
a) Pada siklus I nilai rata-rata kelas 72,29 setelah dilakukan perbaikan mengalami kenaikan menjadi 77,81. Rata-rata kelas naik 5,63
b) Jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar 23 siswa (77,81%).
3) Data Hasil Pengamatan
Pada tahap pengamatan mengenai motivasi siswa pada pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Motivasi Siswa Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi
No Pembelajaran Kenaikan Motivasi Siswa Persentase
1. Studi Awal 10 31.25
2. Siklus I 16 50.00
3. Siklus II 24 75.00
Dari data pada tabel 4.4 di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut :
a) Pada siklus I, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 16 siswa atau 50,00%
b) Pada siklus ke II, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 24 siswa atau 75%
c) Dari siklus I ke siklus II, tingkat motivasi belajar siswa meningkat sebesar 25%.
4) Data Hasil Refleksi
a) Kelompok kerja yang telah dibentuk oleh masing-masing siswa berdasarkan kedekatan antar anggota dalam kelompoknya, misalnya kedekatan pertemanan dan kedekatan lokasi tempat tinggal ternyata berjalan efektif. Hal ini dibuktikan dengan makin aktifnya anggota kelompok dalam pelaksanaan kerja kelompok.
b) Jumlah anggota kelompok yang diperkecil terbukti efektif meningkatkan kinerja kelompok, sehingga hasil pembelajaran meningkat.
c) Siswa antusias memilih buku-buku referensi yang dibutuhkan oleh para siswa yang berasal dari pinjaman perpustakaan sekolah.
d) Antisipasi untuk mengurangi para siswa dalam berebut buku-buku referensi dilakukan dengan meminta ketua kelompok saja yang maju ke depan untuk memilih buku-buku yang diperlukan. Hal ini ternyata efektif dan berjalan dengan baik, sehingga keributan yang dikhawatirkan terjadi bisa dihindari.
e) Di samping itu observer mewawancarai siswa yang belum tuntas. Hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa belum semua siswa memahami konsep pembelajaran, karena kurangnya interaksi antara siswa dan guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan data hasil observasi dan data hasil tes formatif, yang dianalisis kemudian peneliti merefleksi untuk mencari penyebab belum tercapainya hasil belajar siswa yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditentukan, dengan penjelasan tingkat ketuntasan belajar 71,88 (23 siswa) dan peningkatan motivasi sebesar 75% (24 siswa) dari 32 siswa dengan perolehan nilai rata-rata kelas sebesar 77,81. Secara umum baik hasil belajar, ketuntasan maupun motivasi belajar siswa mengalami kenaikan yang cukup baik, hasil belajar meningkat 5,63 dari sikuls pertama, ketuntasan belajar meningkat sebesar 37,50% sedangkan motivasi belajar meningkat 25% dari siklus pertama.
c. Siklus III
Setelah mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus kedua, maka pada siklus ketiga peneliti mencoba menyempurnakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiri, hasil yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal. Hal tersebut sebagaimana diuraikan pada penjelasan di bawah ini :
1) Data Hasil Perencanaan
Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa: rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPPP) yang di dalamnya tercakup komponen skenario pembelajaran yang akan diimplementasikan; seperangkat instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data; dan data pendukung pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS) dengan penambahan inovasi-inovasi baru seputar pelaksanaan pembelajaran.
2) Data Hasil Pelaksanaan Tindakan
Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi
No Nama Siswa Studi Awal (Nilai) Siklus I Siklus II Nilai Kriteria Ketuntasan Ket
Siklus III
1 Rita Apriyani 70 70 80 90 T
2 Kisman 70 80 80 90 T
3 Andi Muhamad 80 80 90 90 T
4 Dini Merlinda 60 60 70 80 T
5 Dinda Kumiawan 70 70 80 80 T
6 Riyan Candra 70 70 80 80 T
7 Sri Utari 70 70 80 80 T
8 Toha 80 80 90 90 T
9 Pupung 60 60 70 70 B
10 Arwan 70 80 80 80 T
11 Ade Mustika 70 70 80 80 T
12 Agis Setiyani 70 80 80 90 T
13 Almahera 70 70 80 90 T
14 Nabilah Najib 60 70 70 80 T
15 Agam Candra 60 70 70 80 T
16 Berliana 70 80 80 90 T
17 Bagus Lukman D 60 70 70 80 T
18 Deden M .Saputra 70 70 80 90 T
19 Desi Wulandari 70 80 80 90 T
20 Epta Melawati 80 80 80 90 T
21 Kena Muhamad F 60 60 70 80 T
22 Lisna Sari 70 70 80 90 T
No Nama Siswa Studi Awal (Nilai) Siklus I Siklus II Nilai Kriteria Ketuntasan Ket
Siklus III
23 Laili Qatrum NN 70 70 80 90 T
24 Muhamad Putra 70 70 80 90 T
25 Marsela Amelia 80 80 80 90 T
26 Nurul Fatimah 60 60 70 80 T
27 Ricci Ahdiat F 70 80 80 90 T
28 Siti Nur Inayah 70 70 80 90 T
29 Selvi Nur Aeni 70 80 80 90 T
30 Trio Sapariyanto 70 70 70 80 T
31 Wal iman Awa1 R 60 70 70 80 T
32 Yeni Yuliyanti 60 70 80 90 T
Jumlah 2,190 2,310 2,490 2,730 31
Rata-Rata 68.44 72.19 77.81 85.31 96.875
Keterangan :
B : BelumTuntas
T : Tuntas
KKM : 80
Dari tabel 4.5 tentang Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
a) Pada siklus II nilai rata-rata kelas 77,81 setelah dilakukan perbaikan mengalami kenaikan menjadi 85,31 Rata-rata kelas naik 7,50.
b) Jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar 31 siswa (96,88%).
3) Data Hasil Pengamatan
Pada tahap pengamatan mengenai motivasi siswa pada pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
Tabel 4.6 Rekapitulasi Motivasi Siswa Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi
No Pembelajaran Kenaikan Motivasi Siswa Persentase
1. Studi Awal 10 31.25
2. Siklus I 16 50.00
3. Siklus II 24 75.00
4. Siklus III 32 100.00
Dari data pada tabel 4.6 di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut :
a) Pada siklus II, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 24 siswa atau 75%
b) Pada siklus ke III, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 32 siswa atau 100%
c) Dari siklus II ke siklus III, tingkat motivasi belajar siswa meningkat sebesar 25%.
4) Data Hasil Refleksi
Hampir semua tujuan telah tercapai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan. Berdasarkan hasil pengolahan data-data dan hasil observasi dilakukan analisis dan dapat diketahui bahwa semua tujuan telah tercapai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan. Dari jumlah siswa 32 orang, 31 siswa (96,88%) dinyatakan tuntas belajarnya, demikian pula dengan peningkatan motivasi belajar yang mencapai 100%, didukung oleh peningkatan hasil belajar siswa berupa peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 85,31 pada siklus ketiga. Melihat hasil ketuntasan belajar dan peningkatan motivasi belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi komunikasi ini berakhir sampai pada pembelajaran siklus ketiga dan kepada siswa belum tuntas akan diberikan program remidial.
Setelah dilakukan analisa terhadap data yang diperoleh, maka hasil penelitian dapat dirangkum sebagai berikut :
a. Hasil Belajar
Setelah melakukan analisa terhadap data yang peroleh dari tiga siklus yang dilaksanakan maka dapat dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inqiuri pada pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap hasil proses pembelajaran. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.7. di bawah ini :
Tabel 4.7 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi
No Pembelajaran Hasil Belajar Siswa
Nilai Rata-Rata Kelas Tuntas % Belum %
1. Studi Awal 68.44 4 12.50 28 87.50
2. Siklus I 72.19 11 34.38 21 65.63
3. Siklus II 77.81 23 71.88 9 28.13
4. Siklus III 85.31 31 96.88 1 3.13
Dari penjelasan pada tabel 4.7 di atas, diperoleh keterangan sebagai berikut :
1) Pada siklus I, angka ketuntasan belajar naik menjadi 34,38% (bertambah 7 siswa atau 21,88% dari studi awal)
2) Pada siklus II, angka ketuntasan belajar naik menjadi 71,88% (bertambah 12 siswa atau 37,50% dari siklus I)
3) Pada siklus III, angka ketuntasan belajar naik menjadi 96,88% (bertambah 8 siswa atau 25% dari siklus II)
Untuk lebih jelasnya peningkatan ketuntasan belajar siswa dan nilai rata-rata kelas dapat dilihat pada gambar diagram batang berikut ini :
Gambar 4.5 Diagram Batang Perbandingan Angka Nilai Rerata Ketuntasan Belajar, dan Siswa Belum Tuntas pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran
b. Motivasi Belajar
Dari hasil analisis peningkatan motivasi belajar siswa pada setiap siklus perbaikan pembelajaran, secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.8. di bawah ini :
Tabel 4.8 Rekapitulasi Peningkatan Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi
No Pembelajaran Peningkatan Motivasi Siswa Persentase
1. Studi Awal 10 31.25
2. Siklus I 16 50.00
3. Siklus II 24 75.00
4. Siklus III 32 100.00
Dari penjelasan pada tabel 4.8 di atas, diperoleh keterangan sebagai berikut :
1) Pada studi awal, siswa yang menunjukkan tingkat motivasi belajar sebanyak 10 orang atau 31,25%
2) Pada siklus I, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 16 orang atau 50,00%
3) Pada siklus II, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 24 orang atau 75,00%
4) Pada siklus III, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 32 orang atau 100%
5) Pada studi awal ke siklus I, motivasi belajar mengalami kenaikan sebesar 18,75% atau 6 orang siswa.
6) Pada siklus I ke siklus II, motivasi belajar mengalami kenaikan sebesar 25% atau 8 siswa.
7) Pada siklus II ke siklus III, motivasi belajar mengalami kenaikan sebesar 25% atau 8 siswa.
Untuk lebih jelasnya peningkatan motivasi belajar dapat dilihat pada gambar diagram batang berikut ini :
Gambar 4.6 Diagram Batang Peningkatan Motivasi Belajar pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran
2. Deskripsi Hasil dan Refleksi
Dari beberapa paparan di atas dapat dideskripsikan bahwa, pada studi awal peneliti menggunakan pembelajaran biasa. Hasil tes formatif pada Studi awal motivasi belajar hanya sebesar 31,25% (10 siswa) dan hanya mencapai nilai rata-rata 68,44 dengan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 4 siswa (12,50%) dan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 28 siswa (87,50%). Pada studi awal peneliti hanya menggunakan metode ceramah. Seluruh siswa mendengarkan penjelasan peneliti kemudian pada akhir pembelajaran diadakan tes.
Hasil dari Siklus pertama menunjukkan peningkatan motivasi belajar yang cukup baik, Dari 32 siswa baru 11 siswa (34,38%) yang dinyatakan tuntas, dan masih ada 21 orang siswa (65,63%) yang belum tuntas. Adapun penjelasan tentang peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus pertama sebesar 20% atau sebanyak 16 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 18,75% (6 siswa) dari studi awal pembelajaran dengan peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 72,19 atau meningkat 3,75 dari studi awal sebesar 68,44.
Sebagai langkah tindaklanjut dari temuan masalah pada siklus pertama, peneliti bersama-sama dengan observer melakukan refleksi mengapa pada saat pembentukan kelompok, belum memperhatikan faktor-faktor kedekatan antar anggota dalam kelompoknya, misalnya kedekatan pertemanan dan kedekatan lokasi tempat tinggal?, mengapa keanggotaan siswa tiap kelompok kerja yang terlalu banyak dapat mengurangi keefektifan pembelajaran?, dan mengapa kurangnya fasilitas referensi buku sumber untuk mengembangkan materi pembelajaran dapat berpengaruh terhadap tingkat penyerapan materi pembelajaran oleh siswa?
Dari kenyataan temuan pada saat pelaksanaan siklus pertama, maka peneliti bersama-sama dengan observer memutuskan untuk mengadakan perbaikan pada siklus kedua dengan menerapkan : siswa menentukan sendiri kelompoknya berdasarkan faktor-faktor kedekatan antar anggota dalam kelompoknya, misalnya kedekatan pertemanan dan kedekatan lokasi tempat tinggal, keanggotaan siswa tiap kelompok kerja semakin diperkecil sehingga diharapkan dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran dan memperbanyak fasilitas referensi buku sumber untuk mengembangkan materi pembelajaran misalnya dengan meminjam buku-buku yang relevan dengan materi pembelajaran di perpustakaan sekolah dan mempersilahkan siswa untuk bebas memilih sendiri buku-buku tersebut sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Pada siklus II peneliti mengharapkan hasil pembelajaran meningkat. Usaha peneliti untuk meningkatkan hasil belajar tersebut dengan melihat kelemahan-kelemahan pada siklus I. Salah satu kelemahan pada pembelajaran siklus I adalah dalam kerja kelompok dengan teman sebangku tidak ada siswa pendamping. Siklus II peneliti mengembangkan kerja kelompok dengan empat siswa dalam satu kelompok dan menyebarkan siswa yang pandai ke semua kelompok. Hal itu bertujuan agar siswa yang pandai dapat menjadi siswa pendamping pada siswa yang lain. Selain itu proses kerja kelompok juga selalu dibimbing atau diawasi oleh peneliti.
Peningkatan ketuntasan belajar 71,88 (23 siswa) dan peningkatan motivasi sebesar 75% (24 siswa) dari 32 siswa. Secara umum baik ketuntasan maupun motivasi belajar siswa mengalami kenaikan yang cukup baik, ketuntasan belajar meningkat sebesar 71,88% atau sebanyak 23 siswa, sedangkan nilai rata-rata kelas menajdi 77,81 dari siklus pertama sebesar 72,19 atau meningkat 5,63.
Sebagai langkah tindaklanjut dari temuan masalah pada siklus kedua, peneliti bersama-sama dengan observer melakukan refleksi bahwa anggota kelompok kerja yang telah dibentuk oleh masing-masing siswa berdasarkan kedekatan antar anggota dalam kelompoknya, misalnya kedekatan pertemanan dan kedekatan lokasi tempat tinggal masih belum bisa memberikan hasil yang maksimal, jumlah anggota kelompok yang diperkecil terbukti masih belum benar-benar efektif meningkatkan kinerja kelompok, dan penggunaan buku-buku referensi yang dibutuhkan oleh para siswa yang berasal dari pinjaman perpustakaan sekolah masih dirasakan kurang banyak.
Dari kenyataan temuan pada saat pelaksanaan siklus kedua, maka peneliti bersama-sama dengan observer memutuskan untuk mengadakan perbaikan pada siklus ketiga dengan menerapkan pembentukan anggota kelompok kerja oleh masing-masing siswa berdasarkan kedekatan antar anggota dalam kelompoknya, makin difokuskan pada pembimbingan oleh teman yang lebih pandai ke teman yang kurang pandai, jumlah anggota kelompok semakin diperkecil dan diharapkan benar-benar efektif meningkatkan kinerja kelompok, dan semakin memperbanyak jumlah buku-buku referensi yang dibutuhkan oleh para siswa yang berasal dari pinjaman perpustakaan sekolah sehingga diharapkan setiap kelompok dapat menggunakan lebih dari 3-4 buku refensi yang digunakan.
Peningkatan rata-rata kelas pada siklus III ini dikarenakan peneliti melaksanakan pembelajaran seperti pada siklus II ditambah dengan cara bermain yang melibatkan siswa secara aktif. Hasil pembelajaran Siklus III sudah dapat dinyatakan berhasil. Dari jumlah siswa 32 orang, 31 siswa (96,88%) dinyatakan tuntas belajarnya, demikian pula dengan peningkatan motivasi belajar yang mencapai 100%, didukung oleh peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 85,31 pada siklus ketiga yang berarti mengalami peningkatan cukup signifikan dari siklus kedua sebesar 7,50.
Hampir semua tujuan telah tercapai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan. Berdasarkan hasil pengolahan data-data dan hasil observasi dilakukan analisis dan dapat diketahui bahwa semua tujuan telah tercapai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan. Hal ini dapat dibuktikan dengan :
1) Pembelajaran berlangsung sangat kondusif dan interaktif. Siswa tampak senang belajar. Hal ini tampak dari kesungguhan siswa dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru.
2) Jumlah siswa yang tuntas sudah jauh melampuai kriteria yang ditetapkan bahkan mencapai angka sangat baik yakni 100%.
3) Sesuai dengan indikator yang ditentukan siswa yang benar-benar bersungguh-sungguh dalam belajar berjumlah 32 siswa. Ini berarti semua siswa menunjukkan motivasi dalam belajar
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Siklus I
Pada siklus I peneliti menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta kerja kelompok yang terdiri dari tiga-empat siswa setiap kelompok. Hasilnya belum mencapai ketuntasan. Pengukuran tingkat keberhasilan disesuaikan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan upaya belum sesuai dengan kriteria keberhasilan.
a. Motivasi Belajar
Dari 32 siswa yang mengikuti proses perbaikan pembelajaran pada siklus pertama, baru 11 siswa (34,38%) yang dinyatakan termotivasi belajarnya, dan masih ada 21 orang siswa (65,63%) yang belum mengalami peningkatan motivasi belajar. Keadaan ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang cukup baik dari studi awal, dimana hanya ada 10 siswa (31,25%) menjadi 16 siswa atau sebesar 50%, pada siklus pertama atau mengalami kenaikan 6 siswa (18,75%)
b. Hasil Belajar
Kenaikan prestasi hasil belajar ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas pada setiap siklusnya, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan dari 68,44 pada studi awal menjadi 72,19 pada siklus pertama atau terjadi kenaikan 3,75 dari studi awal.
c. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar siswa juga mengalami kenaikan dimana pada studi awal hanya 4 siswa (12,50%) menjadi 11 siswa (34,38%) pada siklus pertama, atau mengalami kenaikan 7 siswa (21,88%) dari studi awal.
Pengukuran tingkat keberhasilan disesuaikan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan upaya belum sesuai dengan kriteria keberhasilan. Hal ini disebabkan oleh keanggotaan siswa tiap kelompok kerja terlalu banyak dan kurangnya fasilitas referensi buku sumber untuk mengembangkan materi pembelajaran. Kedua penyebab tersebut dijadikan bahan oleh peneliti untuk mendiskusikannya dengan teman sejawat dan supervisor.
2. Siklus II
Siklus II peneliti mengembangkan kerja kelompok dengan empat siswa dalam satu kelompok dan menyebarkan siswa yang pandai ke semua kelompok. Hal itu bertujuan agar siswa yang pandai dapat menjadi siswa pendamping pada siswa yang lain. Selain itu proses kerja kelompok juga selalu dibimbing atau diawasi oleh peneliti.
Berdasarkan data hasil observasi dan data hasil tes formatif, yang dianalisis kemudian peneliti merefleksi untuk mencari penyebab belum tercapainya keberhasilan proses pembelajara siswa yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditentukan.
a. Motivasi Belajar
Dari 32 siswa yang mengikuti proses perbaikan pembelajaran pada siklus kedua, ternyata ada 24 siswa (75%) yang dinyatakan termotivasi belajarnya, dan masih ada 8 orang siswa (25%) yang belum mengalami peningkatan motivasi belajar. Keadaan ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang cukup baik dari siklus pertama, dimana hanya ada 16 siswa (50%) menjadi 24 siswa (75%) pada siklus kedua atau mengalami kenaikan 8 siswa (25%).
b. Hasil Belajar
Kenaikan prestasi hasil belajar ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas pada setiap siklusnya, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan dari 72,19 pada siklus pertama menjadi 77,81 pada siklus kedua atau terjadi kenaikan 5,63 dari siklus pertama.
c. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar siswa juga mengalami kenaikan dimana pada studi pertama hanya 11 siswa (34,38%) menjadi 23 siswa (71,88%) pada siklus kedua, atau mengalami kenaikan 12 siswa (37,50%) dari siklus pertama.
Hasil refleksi menemukan penyebab hal tersebut, yaitu keterbatasan waktu pada langkah penerapan gagasan sehingga pembelajaran nampak terburu-buru dan pelaksanaan tes formatif melalui pendekatan soal-soal. Kedua hal penyebab inilah yang akan dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan tambahan perbaikan pembelajaran pada siklus ketiga dengan melaksanakan diskusi kelas
3. Siklus III
Siklus III menggunakan metode Inquiri dalam kerja kelompok sesuai dengan pendapat Suciati (2007:6.15) menyatakan “Diskusi atau kerja kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Guru dapat menggunakan sumber belajar lain dalam membantu siswa memahami materi pelajaran.” Dan Syaekh Muhammad Said Musri (2003: 23) menyatakan anak mempunyai kecenderungan alami untuk meneliti sehingga dia mendapatkan pengetahuan, kemudian dikembangkan berdasarkan pengalaman sendiri.
Peningkatan rata-rata kelas pada siklus III ini dikarenakan peneliti melaksanakan pembelajaran seperti pada siklus II ditambah dengan cara bermain yang melibatkan siswa secara aktif. Penjelasan mengenai peningkatan kriteria keberhasilan proses pembelajaran adalah :
a. Motivasi Belajar
Dari 32 siswa yang mengikuti proses perbaikan pembelajaran pada siklus ketiga, ternyata ada 31 siswa (100%) yang dinyatakan termotivasi belajarnya. Keadaan ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang cukup baik dari siklus kedua, dimana hanya ada 24 siswa (75%) menjadi 32 siswa (100%) pada siklus ketiga atau mengalami kenaikan 8 siswa (25%).
b. Hasil Belajar
Kenaikan prestasi hasil belajar ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas pada setiap siklusnya, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan dari 77,81 pada studi awal menjadi 85,31 pada siklus kedua atau terjadi kenaikan 7,50 dari siklus ketiga.
c. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar siswa juga mengalami kenaikan dimana pada pada siklus kedua hanya 23 siswa (71,88%) menjadi 31 siswa (96,88%) pada siklus ketiga, atau mengalami kenaikan 8 siswa (25%) dari studi awal.
Berdasarkan hasil diskusi dengan observer, IPS, materi mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi dengan menerapkan metode inquiri telah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditentukan. Hal tersebut dibuktikan dengan kenaikan motivasi dan hasil belajar siswa yang terjadi pada setiap siklus menunjukkan kenaikan yang signifikan. Peningkatan motivasi siswa menunjukkan perolehan pada studi awal hanya 10 siswa atau 31,25%, naik menjadi 16 siswa atau 50% pada siklus pertama, serta 75% pada siklus kedua dan pada siklus teraskhir menjadi 100%. Hal tersebut didukung pula oleh kenaikan hasil belajar siswa dari rata-rata pada studi awal hanya 68,44, naik menjadi 72,19 pada siklus pertama, serta 77,81 pada siklus kedua, dan pada siklus ketiga menjadi 85,31 dengan tingkat ketuntasan belajar sebanyak 4 siswa (23,81%) pada studi awal, 34,88% atau 11 siswa pada siklus pertama, 23 siswa (71,88%) pada siklus kedua dan pada siklus terakhir menjadi 96,88%, atau 31 siswa, dan masih ada satu orang siswa (3,13%) yang belum tuntas, sehingga semua kriteria ketuntasan telah tercapai pada siklus ketiga.
Melihat hasil ketuntasan belajar dan peningkatan motivasi belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi komunikasi ini berakhir sampai pada pembelajaran siklus ketiga dan kepada siswa belum tuntas akan diberikan program remidial.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus Pertama
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan per pertemuan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
Kelas/Semester : V (lima) / 2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Standar Kompetensi Memahami sejarah, ketampakan alam, dan keragaman suku bangsa dilingkungan kabupaten/ kota provinsi
Kompetensi Dasar : Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
Materi Pokok : Penggunaan alat teknologi.
Indikator : Mengggunakan alat komunikasi dan transportasi serta bercerita pengalamannya tentang penggunaan alat komunikasi / transportasi
Waktu Pelaksanaan : 05 April 2011 dan 05 April 2011
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (2 x pertemuan)
a. Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran beserta skenario tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan perbaikan. Terkait dengan rencana perbaikan pembelajaran, peneliti juga menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan sesuai dengan hipotesis yang dipilih : lembar kerja siswa, alat bantu pembelajaran.
Langkah selanjutnya bersama-sama dengan observer menyepakati fokus observasi dan kriteria yang akan digunakan untuk dua pertemuan yang akan dilaksanakan pada siklus pertama. Sebelum dilaksanakan, peneliti bersama observer mengadakan simulasi terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kegagalan dalam tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang diakan dilaksanakan.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
Sebelum kegiatan berlangsung, peneliti sudah menyiapkan lembar kerja yang berisi beberapa pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir logis, sistematis dan kritis. “Anak-anak, apakah kalian pernah mendengar kata teknologi ?”, tanya peneliti. “Pernah, Bu Guru teknologi adalah teknologi adalah hasil karya manusia sebagai buah pemikiran, dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidupnya.”, jawab Sri Utari. “Coba sebutkan beberapa pemanfaatan teknologi yang ada di masyarakat coba sebutkan yang kalian tahu !, lanjut peneliti. “Televisi, HP dan Radio, Bu Guru “ jawab Selvi Nur Aeni. “Ya, betul. Kalian memang anak-anak yang pintar”, puji peneliti. Sebagai pertanyaan penutup kegiatan apersepsi, peneliti menanyakan, “Coba sebutkan beberapa jenis penerapan teknologi di kehidupan sehari-hari ?”. Ricci menjawab, “Teknologi pangan, sandang dan komunikasi, Bu Guru !”. “Ya, betul ”, jawab peneliti.
2) Kegiatan Inti
a) Pertemuan Pertama
Pada kegiatan inti pertemuan pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus kepada siswa, menyampaikan materi pelajaran, mengadakan tanya jawab tentang pemanfaatan teknologi.
Kegiatan selanjutnya adalah membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan mengerjakan lembar kerja. dengan dipandu oleh guru. Setelah kegiatan diskusi selesai, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil kerja kelompok, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang kesulitan belajar. Kegiatan ini sekaligus mengakhiri pelaksanaan pertemuan pertama.
b) Pertemuan Kedua
Pada kegiatan inti pertemua kedua, peneliti mengulang kegiatan pada pertemuan pertama. Peneliti menampilkan gambar tentang pemanfaatan teknologi yang ada di masyarakat. Siswa mengamati dan melakukan diskusi membahas jenis-jenis pemanfaatan teknologi yang disajikan oleh peneliti. Adapun jenis-jenis pemanfaatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari tersebut antara lain :
Gambar 4.1 Gambar jenis-jenis pemanfaatan teknologi (sumber : Buku IPS IV, Is Sadiman, dkk, 2009, 104-105).
Peneliti menerangkan dan memberikan penjelasan mengenai gambar yang ditayangkan di depan kelas, dan memberikan beberapa penjelasan dari gambar tersebut. Siswa diharapkan mendengarkan dan memahami dari apa yang diterangkan. Peneliti kemudian memberikan tanya jawab yang bersifat memotivasi siswa agar memperhatikan.
3) Kegiatan Akhir
Masih dalam rangkaian kegiatan tahap pemantapan tindak lanjut mengulas nilai hasil tes formatif. Peneliti juga memberikan penekanan pada materi-materi pembelajaran yang penting. Pada akhir proses pembelajaran peneliti memberikan saran dan tindak lanjut berdasarkan nilai hasil tes formatif.
c. Observasi
Observer melakukan observasi membantu peneliti terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran. Observer menggunakan lembar observasi yang telah disediakan dan pengamatan ini berlangsung dari awal hingga akhir pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa belum semua siswa dapat memahami konsep pembelajaran karena kurangnya pemahaman serta motivasi siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan.
d. Refleksi
Pengukuran tingkat keberhasilan disesuaikan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan upaya belum sesuai dengan kriteria keberhasilan.
Berdasarkan data hasil tes formatif dan data hasil observasi dilakukan analisis data dan diukur tingkat keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pengukuran tingkat keberhasilan disesuaikan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan upaya belum sesuai dengan kriteria keberhasilan. Hal ini disebabkan oleh keanggotaan siswa tiap kelompok kerja terlalu banyak dan kurangnya fasilitas referensi buku sumber untuk mengembangkan materi pembelajaran. Kedua penyebab tersebut dijadikan bahan oleh peneliti untuk mendiskusikannya dengan teman sejawat dan supervisor. Diskusi bertujuan untuk menentukan upaya tambahan untuk perbaikan pembelajaran siklus kedua.
2. Siklus Kedua
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan per pertemuan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
Kelas/Semester : V (lima) / 2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Standar Kompetensi Memahami sejarah, ketampakan alam, dan keragaman suku bangsa dilingkungan kabupaten/ kota provinsi
Kompetensi Dasar : Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
Materi Pokok : Penggunaan alat teknologi.
Indikator : Mengggunakan alat komunikasi dan transportasi serta bercerita pengalamannya tentang penggunaan alat komunikasi / transportasi
Waktu Pelaksanaan : 07 April 2011 dan 09 April 2011
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (2 x pertemuan)
a. Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran beserta skenario tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan perbaikan. Peneliti juga menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan sesuai dengan hipotesis yang dipilih : lembar kerja siswa, alat bantu pembelajaran.
Langkah selanjutnya bersama-sama dengan observer menyepakati fokus observasi dan riteria yang akan digunakan untuk dua pertemuan yang akan dilaksanakan pada siklus kedua. Sebelum dilaksanakan, peneliti bersama observer mengadakan simulasi terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kegagalan pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
Setelah siswa selesai berdoa dan menunjukkan buku pelajaran, peneliti mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Untuk menarik perhatian siswa, peneliti menunjukkan beberapa buku referensi yang bisa digunakan untuk mengembangkan materi pembelajaran. Itulah kegiatan-kegiatan untuk langkah-langkah orientasi pada model pembelajaran inquiri.
2) Kegiatan Inti
a) Pertemuan Pertama
Pada kegiatan inti pertemuan pertama, peneliti memulai dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang akan diajarkan. “Anak-anak, apakah kalian pernah memakai Handphone?”, tanya peneliti. “Pernah, Bu Guru”, jawab Marsela. “Nah, kalau jaman dulu untuk berkomunikasi kita menggunakan apa?” lanjut peneliti. “surat dan telegram, Bu !”, jawab Marsela. “Ya, betul. Kalian memang anak-anak yang pintar”, puji peneliti. ”Sekarang, coba kalian sebutkan kegunaan teknologi komunikasi yang kalian tahu ?, kata peneliti sambil menunjuk siswa bernama Berliana untuk menjawab. Berliana menjawab, ” Telegram adalah jenis layanan pengiriman berita tertulis dengan mesin telegrap, Dengan surat, orang dapat menyampaikan segala sesuatu kepada orang lain, di tempat lain, Bu Guru”. ”Ya, tepat sekali jawabamu, ternyata kalian murid-murid Ibu yang rajin belajar, ini dibuktikan kalian bisa menjawab semua pertanyaan yang Ibu berikan dengan benar” puji peneliti,
Sebelum melaksanakan kegiatan selanjutnya, untuk penguatan konsep siswa, disajikan beberapa gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Gambar 4.2 Gambar alat-alat teknologi komuniasi yang ada di sekitar kita (sumber : Buku IPS IV, Siti Syamsiyah, dkk, 2009, 104-106).
Setelah berorientasi, langkah selanjutnya yaitu pemunculan gagasan, penyusunan ulang gagasan dan penerapan gagasan, peneliti langsung membimbing siswa untuk membentuk dan berkumpul sesuai kelompok kerja masing-masing. Semua keanggotaannya 5 orang tiap kelompok, maka pada siklus ini keanggotaan tiap kelompok terdiri dari 3 orang agar lebih efektif. Peneliti membagikan LKS dan buku-buku sumber untuk membantu siswa mengerjakan LKS. Pembagian kerja dalam satu kelompok, yaitu seorang siswa membacakan dan menulis jawaban soal, seorang siswa mencari jawaban soal dalam buku sumber, dan seorang lagi menyalin jawaban soal pada buku catatan siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS dikumpulkan dan dilakukan pembahasan klasikal dan tanya jawab Setelah semua soal dalam LKS dibahas, maka dilanjutkan pada langkah pemantapan gagasan yaitu melakukan tes formatif. Peneliti mendiktekan soal dan siswa menuliskan jawaban pada selembar kertas yang telah diberi nama. Kegiatan ini sekaligus mengakhiri pelaksanaan pertemuan pertama.
b) Pertemuan Kedua
Pada kegiatan inti kedua, peneliti mengulang pelaksanaan pertemuan pertama dengan maksud agar tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran semakin meningkat. “Anak-anak, sekarang kalian berkelompok sebagaimana pertemuan pertama.”, perintah peneliti. Setelah siswa berkelompok, peneliti membagikan LKS dan buku-buku sumber untuk membantu siswa mengerjakan LKS. Pembagian kerja dalam satu kelompok, yaitu seorang siswa membacakan dan menulis jawaban soal, seorang siswa mencari jawaban soal dalam buku sumber, dan seorang lagi menyalin jawaban soal pada buku catatan siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS dikumpulkan dan dilakukan pembahasan klasikal dan tanya jawab Setelah semua soal dalam LKS dibahas, maka dilanjutkan pada langkah pemantapan gagasan yaitu melakukan tes formatif. Peneliti mendiktekan soal dan siswa menuliskan jawaban pada selembar kertas. Pada akhir kegiatan peneliti membuat kesimpulan. “Nah, kalau sudah, Ibu akan membacakan kesimpulan materi pembelajaran, kalian siapkan alat tulis kalian untuk mencatat dalam buku catatan masing-masing”, lanjut peneliti. Kemudian peneliti membacakan kembali kesimpulan materi pelajaran dan meminta siswa untuk mencatat di buku masing-masing.
3) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir langkah pemantapan tindak lanjut, peneliti mengulas jawaban benar pada soal-soal tes formatif. Peneliti juga memberi sedikit komentar atas hasil kerja siswa dalam mengembangkan materi pembelajaran, peneliti juga mengingatkan kembali dengan memberikan saran dan tindak lanjut untuk pembelajaran.
c. Observasi
Observer melakukan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Di samping itu observer mewawancarai siswa yang belum tuntas. Hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa belum semua siswa memahami konsep pembelajaran, karena kurangnya interaksi antara siswa dan guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
d. Refleksi
Peneliti merefleksi untuk mencari penyebab belum tercapainya keberhasilan proses pembelajaran siswa yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditentukan yaitu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Hasil refleksi menemukan penyebab hal tersebut, yaitu keterbatasan waktu pada langkah penerapan gagasan sehingga pembelajaran nampak terburu-buru dan pelaksanaan tes formatif melalui pendekatan soal-soal. Kedua hal penyebab inilah yang akan dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan tambahan perbaikan pembelajaran pada siklus ketiga dengan melaksanakan diskusi kelas untuk menentukan kesimpulan akhir kegiatan pembelajaran proses perbaikan pembelajaran pada siklus kedua.
3. Siklus Ketiga
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, dengan penjelasan kegiatan per pertemuan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
Kelas/Semester : IV / 2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Standar Kompetensi Memahami sejarah, ketampakan alam, dan keragaman suku bangsa dilingkungan kabupaten/ kota provinsi
Kompetensi Dasar : Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
Materi Pokok : Penggunaan alat teknologi.
Indikator : Mengggunakan alat komunikasi dan transportasi serta bercerita pengalamannya tentang penggunaan alat komunikasi / transportasi.
Waktu Pelaksanaan : 11 April 2011 dan 13 April 2011
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (2 x pertemuan)
a. Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran beserta skenario tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan perbaikan. Terkait dengan rencana perbaikan pembelajaran, peneliti juga menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan sesuai dengan hipotesis yang dipilih : lembar kerja siswa, alat bantu pembelajaran.
Langkah selanjutnya bersama-sama dengan observer menyepakati fokus observasi dan riteria yang akan digunakan untuk dua pertemuan yang akan dilaksanakan pada siklus kedua. Sebelum dilaksanakan, peneliti bersama observer mengadakan simulasi terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kegagalan pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
Sebelum kegiatan berlangsung, peneliti sudah menyiapkan lembar kerja yang berisi beberapa pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir logis, sistematis dan kritis. Pada langkah orientasi, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengulas proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dilanjutkan pada langkah pemunculan gagasan peneliti melakukan apersepsi berupa tanya jawab lisan antara lain “Pernahkah kamu melihat komplek perkantoran ?”, tanya peneliti. ”Pernah, Bu Guru !”. ”Apa yang dapat kami lihat di sana ?”, tanya peneliti lagi. ”Banyak gedung perkantoran, Bu Guru !”. Nah, sekarang, pernahkah kamu melihat alat-alat teknologi komunikasi yang digunakan di sama ? Apa yang kamu lihat di sana ?”, tanya peneliti lagi. “Pernah, Bu Guru. Pesawat telepon, HP dan internet!”. “Bagus, kalian memang murid yang pintar”, puji peneliti sekaligus untuk mengakhiri kegiatan apersepsi.
2) Kegiatan Inti
a) Pertemuan Pertama
Pada langkah penyusunan ulang gagasan, siswa dibimbing membentuk kelompoknya masing-masing untuk kembali melaksanakan kegiatan pengembangan materi pembelajaran. Pengembangan materi belajar yang dimaksud, yaitu mencari kejadian-kejadian berupa pemanfaatan perkembangan teknologi yang ada di masyarakat. Semua itu terangkum dalam lembar kerja siswa (LKS). Di sela-sela kegiatan, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan untuk meningkatkan pemahaman siswa. ”Anak-anak, coba sebutkan jenis alat tekonologi yang ada di sekitar tempat tinggalmu ?”. Handphone, dan televisi, Bu Guru !”. ”Nah, kalau kamu Epta!”, lanjut peneliti. Epta menjawab, ”Ada Toko TV, Counter HP, Bu Guru !”. ”Ya, betul. Semua yang kalian sebutkan adalah jenis-jenis alat-alat teknologi komunikasi yang ada di sekitar kita”. jelas peneliti. Kegiatan tersebut sekaligus mengakhiri pelaksanaan pertemuan pertama.
b) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua, peneliti akan mengadakan kegiatan diskusi kelas membahas hasil kerja pada pertemuan pertama. ”Anak-anak, apakah kalian sudah siap untuk melaksanakan diskusi ?”, tanya peneliti. ”Siap, Bu Guru !”, jawab para siswa. Sebagai penguatan awal pelaksanaan diskusi peneliti menyajikan beberapa gambar mengenai jenis-jenis pemanfaatan teknologi di berbagai bidang yang ada di masyarakat dan di sekitar kita.
Gambar 4.3 Gambar pemanfaatan teknologi bidang pertanian (sumber : Buku IPS IV, Siti Syamsiyah, dkk, 2008, 160-162).
Gambar 4.4 Gambar pemanfaatan teknologi bidang industri (sumber : Buku IPS V, Siti Syamsiyah, dkk, 2008, 164).
Setelah memberikan penjelasan secukupnya, peneliti memulai pelaksanaan diskusi kelas. Peneliti memberikan umpan balik berupa pertanyaan tentang pemanfaatan teknologi. Siswa menjawab dengan cara menunjukkan jari. Peneliti memilih salah satu siswa untuk menjawab. Peneliti memfokuskan perhatian pada siswa belum tuntas, kepada siswa tersebut diberikan perhatian khusus untuk menjawab dan diberi pertanyaan. ”Nabilah, coba kamu ceritakan perbedaan pemenuhan kebutuhan sandang jaman dulu dan sekarang ?”, tanya peneliti. Nabilah menjawab, ” Untuk memenuhi kebutuhan sandang, masyarakat masa lalu menggunakan alat tenun yang terbuat dari kayu dengan rakitan yang sangat sederhana. Untuk bahan pewarnanya biasanya digunakan bahan-bahan dari kulit pohon atau daun tanaman. Mereka meraciknya secara sederhana. Tentu saja pekerjaan ini memerlukan tenaga yang cukup besar dan waktu yang lama. Produk yang dihasilkannya pun tidak banyak. Masyarakat masa kini sudah dapat memenuhi kebutuhan sandangnya dengan mudah. Alat-alat yang berteknologi modern sudah banyak ditemukan. Pabrik tekstil dengan mesin-mesin modern dapat menghasilkan kain dalam jumlah besar dan kualitas yang tinggi. Bahan baku pembuatan kain pun juga lebih bervariasi, misalnya kapas, bulu biri-biri serta bahan sintetis (buatan) ”. ”Lisna, apakah betul jawaban Nabilah?”, peneliti balik bertanya kepada Lisna. Lisna menjawab, ”Betul, Bu !”. . Kegiatan diskusi dan tanya jawab tersebut berlangsung sampai semua siswa yang belum tuntas bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Pada akhir kegiatan diskusi, peneliti memberikan penguatan ”Ibu sangat bangga pada kalian, kalian melaksanakan kegiatan diskusi ini dengan baik”, puji peneliti.
3) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir siklus, peneliti memberikan tes formatif. Setelah selesai dikerjakan oleh siswa, peneliti mengulas hasil tes formatif dan hasil kerja siswa. Peneliti juga memberikan saran dan tindak lanjut. Saran yang diberikan agar siswa memperbanyak membaca untuk menambah wawasan dan pengetahuannya. Tindak lanjut yang diberikan berupa tugas/soal untuk dikerjakan di rumah sebagai PR.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan oleh peneliti dan observer (teman sejawat) pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik, penguasaan konsep dan materi pembelajaran siswa sudah maksimal. Hal ini dibuktikan dengan nilai tes formatif dan peningkatan motivasi belajar siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan belajar.
d. Refleksi
Hampir semua tujuan telah tercapai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan.Berdasarkan hasil pengolahan data-data dan hasil observasi dilakukan analisis dan dapat diketahui bahwa semua tujuan telah tercapai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan. Dari jumlah siswa 32 orang, 31 siswa (96,88%) dinyatakan tuntas belajarnya, demikian pula dengan peningkatan motivasi belajar yang mencapai 100%, didukung oleh peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 85,31 pada siklus ketiga. Melihat hasil ketuntasan belajar dan peningkatan motivasi belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi komunikasi ini berakhir sampai pada pembelajaran siklus ketiga dan kepada siswa belum tuntas akan diberikan program remidial.
B. Hasil Penelitian
1. Data Hasil Tindakan
Dalam proses belajar banyak faktor- faktor yang mempengaruhi. Faktor- faktor yang mempengaruhi belajar secara garis besar dibedakan menjadi dua macam, yaitu : (1) Faktor Internal, yaitu menyangkut faktor- faktor psikologis pembelajar. Kehadiran faktor- faktor psikologis tersebut akan memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Faktor- faktor internal antara lain : motivasi, kondisi kesehatan jasmani dan rohani, intelektual, emosional, (2) Faktor Eksternal, yaitu faktor dapat mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajar, karena individu yang belajar adalah berinteraksi dengan lingkungan. Faktor- faktor eksternal antara lain : variasi dan tingkat kesulitan materi yang dipelajari, metode pembelajaran, cuaca, kondisi tempat belajar. Pendapat di atas terbukti dari hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan di kelas IV SDN Panimbang 05 Kecamatan Cimanggu pada pembelajaran IPS materi mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi melalui tiga siklus dengan menggunakan model pembelajaran inquiri, menunjukkan hasil yang maksimal.
a. Siklus I
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiri, hasil yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal. Hal tersebut sebagaimana diuraikan pada penjelasan di bawah ini :
1) Data Hasil Perencanaan
Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa: rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPPP) yang di dalamnya tercakup komponen skenario pembelajaran yang akan diimplementasikan; seperangkat instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data; dan data pendukung pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS).
2) Data Hasil Pelaksanaan Tindakan
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi
No Nama Siswa Studi Awal (Nilai) Nilai Kriteria Ketuntasan Ket
Siklus I
1 Rita Apriyani 70 70 B
2 Kisman 70 80 T
3 Andi Muhamad 80 80 T
4 Dini Merlinda 60 60 B
5 Dinda Kumiawan 70 70 B
6 Riyan Candra 70 70 B
7 Sri Utari 70 70 B
8 Toha 80 80 T
9 Pupung 60 60 B
10 Arwan 70 80 T
11 Ade Mustika 70 70 B
12 Agis Setiyani 70 80 T
13 Almahera 70 70 B
14 Nabilah Najib 60 70 B
15 Agam Candra 60 70 B
16 Berliana 70 80 T
17 Bagus Lukman D 60 70 B
18 Deden M .Saputra 70 70 B
19 Desi Wulandari 70 80 T
20 Epta Melawati 80 80 T
21 Kena Muhamad F 60 60 B
22 Lisna Sari 70 70 B
23 Laili Qatrum NN 70 70 B
24 Muhamad Putra 70 70 B
25 Marsela Amelia 80 80 T
26 Nurul Fatimah 60 60 B
27 Ricci Ahdiat F 70 80 T
28 Siti Nur Inayah 70 70 B
29 Selvi Nur Aeni 70 80 T
30 Trio Sapariyanto 70 70 B
31 Wal iman Awa1 R 60 70 B
32 Yeni Yuliyanti 60 70 B
Jumlah 2,190 2,310 11
Rata-Rata 68.44 72.19 34.38
Keterangan :
B : BelumTuntas
T : Tuntas
KKM : 80
Dari tabel 4.1 tentang Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
a) Pada studi awal nilai rata-rata kelas 68,44 setelah dilakukan perbaikan mengalami kenaikan menjadi 72,19. Rata-rata kelas naik 3,75.
c) Jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar 11 siswa (34,38%).
3) Data Hasil Pengamatan
Pada tahap pengamatan mengenai motivasi siswa pada pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Rekapitulasi Motivasi Siswa Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi
No Pembelajaran Kenaikan Motivasi Siswa Persentase
1. Studi Awal 10 31,25
2. Siklus I 16 50,00
Dari data pada tabel 4.2 di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut :
a) Pada studi awal, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 10 siswa atau 31,25%
b) Pada siklus ke I, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 16 siswa atau 50,00%
c) Dari studi awal ke siklus I, tingkat motivasi belajar siswa meningkat sebesar 18,75%.
4) Data Hasil Refleksi
a) Pada saat pembentukan kelompok, belum memperhatikan faktor-faktor kedekatan antar anggota dalam kelompoknya, misalnya kedekatan pertemanan dan kedekatan lokasi tempat tinggal.
b) Keanggotaan siswa tiap kelompok kerja terlalu banyak
c) Kurangnya fasilitas referensi buku sumber untuk mengembangkan materi pembelajaran.
Pengukuran tingkat keberhasilan disesuaikan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan upaya belum sesuai dengan kriteria keberhasilan. Dari 32 siswa baru 11 siswa (34,38%) yang dinyatakan tuntas, dan masih ada 21 orang siswa (65,63%) yang belum tuntas. Adapun penjelasan tentang peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus pertama sebesar 50% atau sebanyak 16 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 18,75% (6 siswa) dari studi awal pembelajaran, sedangkan penjelasan mengenai peningkatan nilai rata-rata tes formatif meningkat dari 68,44 pada studi awal menjadi 72,19 pada siklus kedua, atau mengalami peningkatan 3,75 dari studi awal.
b. Siklus II
Setelah mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus pertama, maka pada siklus kedua peneliti mencoba menyempurnakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiri, hasil yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal. Hal tersebut sebagaimana diuraikan pada penjelasan di bawah ini :
1) Data Hasil Perencanaan
Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa: rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPPP) yang di dalamnya tercakup komponen skenario pembelajaran yang akan diimplementasikan; seperangkat instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data; dan data pendukung pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS) dengan penambahan inovasi-inovasi baru seputar pelaksanaan pembelajaran.
2) Data Hasil Pelaksanaan Tindakan
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi
No Nama Siswa Studi Awal (Nilai) Siklus I Nilai Kriteria Ketuntasan Ket
Siklus II
1 Rita Apriyani 70 70 80 T
2 Kisman 70 80 80 T
3 Andi Muhamad 80 80 90 T
4 Dini Merlinda 60 60 70 B
5 Dinda Kumiawan 70 70 80 T
6 Riyan Candra 70 70 80 T
7 Sri Utari 70 70 80 T
8 Toha 80 80 90 T
9 Pupung 60 60 70 B
10 Arwan 70 80 80 T
11 Ade Mustika 70 70 80 T
12 Agis Setiyani 70 80 80 T
13 Almahera 70 70 80 T
14 Nabilah Najib 60 70 70 B
15 Agam Candra 60 70 70 B
16 Berliana 70 80 80 T
17 Bagus Lukman D 60 70 70 B
18 Deden M .Saputra 70 70 80 T
19 Desi Wulandari 70 80 80 T
20 Epta Melawati 80 80 80 T
21 Kena Muhamad F 60 60 70 B
22 Lisna Sari 70 70 80 T
23 Laili Qatrum NN 70 70 80 T
24 Muhamad Putra 70 70 80 T
25 Marsela Amelia 80 80 80 T
26 Nurul Fatimah 60 60 70 B
27 Ricci Ahdiat F 70 80 80 T
28 Siti Nur Inayah 70 70 80 T
29 Selvi Nur Aeni 70 80 80 T
30 Trio Sapariyanto 70 70 70 B
31 Wal iman Awa1 R 60 70 70 B
32 Yeni Yuliyanti 60 70 80 T
Jumlah 2,190 2,310 2,490 23
Rata-Rata 68.44 72.19 77.81 71.88
Keterangan :
B : BelumTuntas
T : Tuntas
KKM : 80
Dari tabel 4.3 tentang Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
a) Pada siklus I nilai rata-rata kelas 72,29 setelah dilakukan perbaikan mengalami kenaikan menjadi 77,81. Rata-rata kelas naik 5,63
b) Jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar 23 siswa (77,81%).
3) Data Hasil Pengamatan
Pada tahap pengamatan mengenai motivasi siswa pada pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Rekapitulasi Motivasi Siswa Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi
No Pembelajaran Kenaikan Motivasi Siswa Persentase
1. Studi Awal 10 31.25
2. Siklus I 16 50.00
3. Siklus II 24 75.00
Dari data pada tabel 4.4 di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut :
a) Pada siklus I, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 16 siswa atau 50,00%
b) Pada siklus ke II, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 24 siswa atau 75%
c) Dari siklus I ke siklus II, tingkat motivasi belajar siswa meningkat sebesar 25%.
4) Data Hasil Refleksi
a) Kelompok kerja yang telah dibentuk oleh masing-masing siswa berdasarkan kedekatan antar anggota dalam kelompoknya, misalnya kedekatan pertemanan dan kedekatan lokasi tempat tinggal ternyata berjalan efektif. Hal ini dibuktikan dengan makin aktifnya anggota kelompok dalam pelaksanaan kerja kelompok.
b) Jumlah anggota kelompok yang diperkecil terbukti efektif meningkatkan kinerja kelompok, sehingga hasil pembelajaran meningkat.
c) Siswa antusias memilih buku-buku referensi yang dibutuhkan oleh para siswa yang berasal dari pinjaman perpustakaan sekolah.
d) Antisipasi untuk mengurangi para siswa dalam berebut buku-buku referensi dilakukan dengan meminta ketua kelompok saja yang maju ke depan untuk memilih buku-buku yang diperlukan. Hal ini ternyata efektif dan berjalan dengan baik, sehingga keributan yang dikhawatirkan terjadi bisa dihindari.
e) Di samping itu observer mewawancarai siswa yang belum tuntas. Hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa belum semua siswa memahami konsep pembelajaran, karena kurangnya interaksi antara siswa dan guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan data hasil observasi dan data hasil tes formatif, yang dianalisis kemudian peneliti merefleksi untuk mencari penyebab belum tercapainya hasil belajar siswa yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditentukan, dengan penjelasan tingkat ketuntasan belajar 71,88 (23 siswa) dan peningkatan motivasi sebesar 75% (24 siswa) dari 32 siswa dengan perolehan nilai rata-rata kelas sebesar 77,81. Secara umum baik hasil belajar, ketuntasan maupun motivasi belajar siswa mengalami kenaikan yang cukup baik, hasil belajar meningkat 5,63 dari sikuls pertama, ketuntasan belajar meningkat sebesar 37,50% sedangkan motivasi belajar meningkat 25% dari siklus pertama.
c. Siklus III
Setelah mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus kedua, maka pada siklus ketiga peneliti mencoba menyempurnakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiri, hasil yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal. Hal tersebut sebagaimana diuraikan pada penjelasan di bawah ini :
1) Data Hasil Perencanaan
Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa: rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPPP) yang di dalamnya tercakup komponen skenario pembelajaran yang akan diimplementasikan; seperangkat instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data; dan data pendukung pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS) dengan penambahan inovasi-inovasi baru seputar pelaksanaan pembelajaran.
2) Data Hasil Pelaksanaan Tindakan
Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi
No Nama Siswa Studi Awal (Nilai) Siklus I Siklus II Nilai Kriteria Ketuntasan Ket
Siklus III
1 Rita Apriyani 70 70 80 90 T
2 Kisman 70 80 80 90 T
3 Andi Muhamad 80 80 90 90 T
4 Dini Merlinda 60 60 70 80 T
5 Dinda Kumiawan 70 70 80 80 T
6 Riyan Candra 70 70 80 80 T
7 Sri Utari 70 70 80 80 T
8 Toha 80 80 90 90 T
9 Pupung 60 60 70 70 B
10 Arwan 70 80 80 80 T
11 Ade Mustika 70 70 80 80 T
12 Agis Setiyani 70 80 80 90 T
13 Almahera 70 70 80 90 T
14 Nabilah Najib 60 70 70 80 T
15 Agam Candra 60 70 70 80 T
16 Berliana 70 80 80 90 T
17 Bagus Lukman D 60 70 70 80 T
18 Deden M .Saputra 70 70 80 90 T
19 Desi Wulandari 70 80 80 90 T
20 Epta Melawati 80 80 80 90 T
21 Kena Muhamad F 60 60 70 80 T
22 Lisna Sari 70 70 80 90 T
No Nama Siswa Studi Awal (Nilai) Siklus I Siklus II Nilai Kriteria Ketuntasan Ket
Siklus III
23 Laili Qatrum NN 70 70 80 90 T
24 Muhamad Putra 70 70 80 90 T
25 Marsela Amelia 80 80 80 90 T
26 Nurul Fatimah 60 60 70 80 T
27 Ricci Ahdiat F 70 80 80 90 T
28 Siti Nur Inayah 70 70 80 90 T
29 Selvi Nur Aeni 70 80 80 90 T
30 Trio Sapariyanto 70 70 70 80 T
31 Wal iman Awa1 R 60 70 70 80 T
32 Yeni Yuliyanti 60 70 80 90 T
Jumlah 2,190 2,310 2,490 2,730 31
Rata-Rata 68.44 72.19 77.81 85.31 96.875
Keterangan :
B : BelumTuntas
T : Tuntas
KKM : 80
Dari tabel 4.5 tentang Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
a) Pada siklus II nilai rata-rata kelas 77,81 setelah dilakukan perbaikan mengalami kenaikan menjadi 85,31 Rata-rata kelas naik 7,50.
b) Jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar 31 siswa (96,88%).
3) Data Hasil Pengamatan
Pada tahap pengamatan mengenai motivasi siswa pada pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
Tabel 4.6 Rekapitulasi Motivasi Siswa Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi
No Pembelajaran Kenaikan Motivasi Siswa Persentase
1. Studi Awal 10 31.25
2. Siklus I 16 50.00
3. Siklus II 24 75.00
4. Siklus III 32 100.00
Dari data pada tabel 4.6 di atas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut :
a) Pada siklus II, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 24 siswa atau 75%
b) Pada siklus ke III, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 32 siswa atau 100%
c) Dari siklus II ke siklus III, tingkat motivasi belajar siswa meningkat sebesar 25%.
4) Data Hasil Refleksi
Hampir semua tujuan telah tercapai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan. Berdasarkan hasil pengolahan data-data dan hasil observasi dilakukan analisis dan dapat diketahui bahwa semua tujuan telah tercapai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan. Dari jumlah siswa 32 orang, 31 siswa (96,88%) dinyatakan tuntas belajarnya, demikian pula dengan peningkatan motivasi belajar yang mencapai 100%, didukung oleh peningkatan hasil belajar siswa berupa peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 85,31 pada siklus ketiga. Melihat hasil ketuntasan belajar dan peningkatan motivasi belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi komunikasi ini berakhir sampai pada pembelajaran siklus ketiga dan kepada siswa belum tuntas akan diberikan program remidial.
Setelah dilakukan analisa terhadap data yang diperoleh, maka hasil penelitian dapat dirangkum sebagai berikut :
a. Hasil Belajar
Setelah melakukan analisa terhadap data yang peroleh dari tiga siklus yang dilaksanakan maka dapat dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inqiuri pada pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap hasil proses pembelajaran. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.7. di bawah ini :
Tabel 4.7 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi
No Pembelajaran Hasil Belajar Siswa
Nilai Rata-Rata Kelas Tuntas % Belum %
1. Studi Awal 68.44 4 12.50 28 87.50
2. Siklus I 72.19 11 34.38 21 65.63
3. Siklus II 77.81 23 71.88 9 28.13
4. Siklus III 85.31 31 96.88 1 3.13
Dari penjelasan pada tabel 4.7 di atas, diperoleh keterangan sebagai berikut :
1) Pada siklus I, angka ketuntasan belajar naik menjadi 34,38% (bertambah 7 siswa atau 21,88% dari studi awal)
2) Pada siklus II, angka ketuntasan belajar naik menjadi 71,88% (bertambah 12 siswa atau 37,50% dari siklus I)
3) Pada siklus III, angka ketuntasan belajar naik menjadi 96,88% (bertambah 8 siswa atau 25% dari siklus II)
Untuk lebih jelasnya peningkatan ketuntasan belajar siswa dan nilai rata-rata kelas dapat dilihat pada gambar diagram batang berikut ini :
Gambar 4.5 Diagram Batang Perbandingan Angka Nilai Rerata Ketuntasan Belajar, dan Siswa Belum Tuntas pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran
b. Motivasi Belajar
Dari hasil analisis peningkatan motivasi belajar siswa pada setiap siklus perbaikan pembelajaran, secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.8. di bawah ini :
Tabel 4.8 Rekapitulasi Peningkatan Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Materi Mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi
No Pembelajaran Peningkatan Motivasi Siswa Persentase
1. Studi Awal 10 31.25
2. Siklus I 16 50.00
3. Siklus II 24 75.00
4. Siklus III 32 100.00
Dari penjelasan pada tabel 4.8 di atas, diperoleh keterangan sebagai berikut :
1) Pada studi awal, siswa yang menunjukkan tingkat motivasi belajar sebanyak 10 orang atau 31,25%
2) Pada siklus I, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 16 orang atau 50,00%
3) Pada siklus II, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 24 orang atau 75,00%
4) Pada siklus III, siswa yang menunjukkan motivasi belajar sebanyak 32 orang atau 100%
5) Pada studi awal ke siklus I, motivasi belajar mengalami kenaikan sebesar 18,75% atau 6 orang siswa.
6) Pada siklus I ke siklus II, motivasi belajar mengalami kenaikan sebesar 25% atau 8 siswa.
7) Pada siklus II ke siklus III, motivasi belajar mengalami kenaikan sebesar 25% atau 8 siswa.
Untuk lebih jelasnya peningkatan motivasi belajar dapat dilihat pada gambar diagram batang berikut ini :
Gambar 4.6 Diagram Batang Peningkatan Motivasi Belajar pada Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran
2. Deskripsi Hasil dan Refleksi
Dari beberapa paparan di atas dapat dideskripsikan bahwa, pada studi awal peneliti menggunakan pembelajaran biasa. Hasil tes formatif pada Studi awal motivasi belajar hanya sebesar 31,25% (10 siswa) dan hanya mencapai nilai rata-rata 68,44 dengan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 4 siswa (12,50%) dan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 28 siswa (87,50%). Pada studi awal peneliti hanya menggunakan metode ceramah. Seluruh siswa mendengarkan penjelasan peneliti kemudian pada akhir pembelajaran diadakan tes.
Hasil dari Siklus pertama menunjukkan peningkatan motivasi belajar yang cukup baik, Dari 32 siswa baru 11 siswa (34,38%) yang dinyatakan tuntas, dan masih ada 21 orang siswa (65,63%) yang belum tuntas. Adapun penjelasan tentang peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus pertama sebesar 20% atau sebanyak 16 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 18,75% (6 siswa) dari studi awal pembelajaran dengan peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 72,19 atau meningkat 3,75 dari studi awal sebesar 68,44.
Sebagai langkah tindaklanjut dari temuan masalah pada siklus pertama, peneliti bersama-sama dengan observer melakukan refleksi mengapa pada saat pembentukan kelompok, belum memperhatikan faktor-faktor kedekatan antar anggota dalam kelompoknya, misalnya kedekatan pertemanan dan kedekatan lokasi tempat tinggal?, mengapa keanggotaan siswa tiap kelompok kerja yang terlalu banyak dapat mengurangi keefektifan pembelajaran?, dan mengapa kurangnya fasilitas referensi buku sumber untuk mengembangkan materi pembelajaran dapat berpengaruh terhadap tingkat penyerapan materi pembelajaran oleh siswa?
Dari kenyataan temuan pada saat pelaksanaan siklus pertama, maka peneliti bersama-sama dengan observer memutuskan untuk mengadakan perbaikan pada siklus kedua dengan menerapkan : siswa menentukan sendiri kelompoknya berdasarkan faktor-faktor kedekatan antar anggota dalam kelompoknya, misalnya kedekatan pertemanan dan kedekatan lokasi tempat tinggal, keanggotaan siswa tiap kelompok kerja semakin diperkecil sehingga diharapkan dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran dan memperbanyak fasilitas referensi buku sumber untuk mengembangkan materi pembelajaran misalnya dengan meminjam buku-buku yang relevan dengan materi pembelajaran di perpustakaan sekolah dan mempersilahkan siswa untuk bebas memilih sendiri buku-buku tersebut sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Pada siklus II peneliti mengharapkan hasil pembelajaran meningkat. Usaha peneliti untuk meningkatkan hasil belajar tersebut dengan melihat kelemahan-kelemahan pada siklus I. Salah satu kelemahan pada pembelajaran siklus I adalah dalam kerja kelompok dengan teman sebangku tidak ada siswa pendamping. Siklus II peneliti mengembangkan kerja kelompok dengan empat siswa dalam satu kelompok dan menyebarkan siswa yang pandai ke semua kelompok. Hal itu bertujuan agar siswa yang pandai dapat menjadi siswa pendamping pada siswa yang lain. Selain itu proses kerja kelompok juga selalu dibimbing atau diawasi oleh peneliti.
Peningkatan ketuntasan belajar 71,88 (23 siswa) dan peningkatan motivasi sebesar 75% (24 siswa) dari 32 siswa. Secara umum baik ketuntasan maupun motivasi belajar siswa mengalami kenaikan yang cukup baik, ketuntasan belajar meningkat sebesar 71,88% atau sebanyak 23 siswa, sedangkan nilai rata-rata kelas menajdi 77,81 dari siklus pertama sebesar 72,19 atau meningkat 5,63.
Sebagai langkah tindaklanjut dari temuan masalah pada siklus kedua, peneliti bersama-sama dengan observer melakukan refleksi bahwa anggota kelompok kerja yang telah dibentuk oleh masing-masing siswa berdasarkan kedekatan antar anggota dalam kelompoknya, misalnya kedekatan pertemanan dan kedekatan lokasi tempat tinggal masih belum bisa memberikan hasil yang maksimal, jumlah anggota kelompok yang diperkecil terbukti masih belum benar-benar efektif meningkatkan kinerja kelompok, dan penggunaan buku-buku referensi yang dibutuhkan oleh para siswa yang berasal dari pinjaman perpustakaan sekolah masih dirasakan kurang banyak.
Dari kenyataan temuan pada saat pelaksanaan siklus kedua, maka peneliti bersama-sama dengan observer memutuskan untuk mengadakan perbaikan pada siklus ketiga dengan menerapkan pembentukan anggota kelompok kerja oleh masing-masing siswa berdasarkan kedekatan antar anggota dalam kelompoknya, makin difokuskan pada pembimbingan oleh teman yang lebih pandai ke teman yang kurang pandai, jumlah anggota kelompok semakin diperkecil dan diharapkan benar-benar efektif meningkatkan kinerja kelompok, dan semakin memperbanyak jumlah buku-buku referensi yang dibutuhkan oleh para siswa yang berasal dari pinjaman perpustakaan sekolah sehingga diharapkan setiap kelompok dapat menggunakan lebih dari 3-4 buku refensi yang digunakan.
Peningkatan rata-rata kelas pada siklus III ini dikarenakan peneliti melaksanakan pembelajaran seperti pada siklus II ditambah dengan cara bermain yang melibatkan siswa secara aktif. Hasil pembelajaran Siklus III sudah dapat dinyatakan berhasil. Dari jumlah siswa 32 orang, 31 siswa (96,88%) dinyatakan tuntas belajarnya, demikian pula dengan peningkatan motivasi belajar yang mencapai 100%, didukung oleh peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 85,31 pada siklus ketiga yang berarti mengalami peningkatan cukup signifikan dari siklus kedua sebesar 7,50.
Hampir semua tujuan telah tercapai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan. Berdasarkan hasil pengolahan data-data dan hasil observasi dilakukan analisis dan dapat diketahui bahwa semua tujuan telah tercapai sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan. Hal ini dapat dibuktikan dengan :
1) Pembelajaran berlangsung sangat kondusif dan interaktif. Siswa tampak senang belajar. Hal ini tampak dari kesungguhan siswa dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru.
2) Jumlah siswa yang tuntas sudah jauh melampuai kriteria yang ditetapkan bahkan mencapai angka sangat baik yakni 100%.
3) Sesuai dengan indikator yang ditentukan siswa yang benar-benar bersungguh-sungguh dalam belajar berjumlah 32 siswa. Ini berarti semua siswa menunjukkan motivasi dalam belajar
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Siklus I
Pada siklus I peneliti menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta kerja kelompok yang terdiri dari tiga-empat siswa setiap kelompok. Hasilnya belum mencapai ketuntasan. Pengukuran tingkat keberhasilan disesuaikan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan upaya belum sesuai dengan kriteria keberhasilan.
a. Motivasi Belajar
Dari 32 siswa yang mengikuti proses perbaikan pembelajaran pada siklus pertama, baru 11 siswa (34,38%) yang dinyatakan termotivasi belajarnya, dan masih ada 21 orang siswa (65,63%) yang belum mengalami peningkatan motivasi belajar. Keadaan ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang cukup baik dari studi awal, dimana hanya ada 10 siswa (31,25%) menjadi 16 siswa atau sebesar 50%, pada siklus pertama atau mengalami kenaikan 6 siswa (18,75%)
b. Hasil Belajar
Kenaikan prestasi hasil belajar ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas pada setiap siklusnya, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan dari 68,44 pada studi awal menjadi 72,19 pada siklus pertama atau terjadi kenaikan 3,75 dari studi awal.
c. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar siswa juga mengalami kenaikan dimana pada studi awal hanya 4 siswa (12,50%) menjadi 11 siswa (34,38%) pada siklus pertama, atau mengalami kenaikan 7 siswa (21,88%) dari studi awal.
Pengukuran tingkat keberhasilan disesuaikan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan upaya belum sesuai dengan kriteria keberhasilan. Hal ini disebabkan oleh keanggotaan siswa tiap kelompok kerja terlalu banyak dan kurangnya fasilitas referensi buku sumber untuk mengembangkan materi pembelajaran. Kedua penyebab tersebut dijadikan bahan oleh peneliti untuk mendiskusikannya dengan teman sejawat dan supervisor.
2. Siklus II
Siklus II peneliti mengembangkan kerja kelompok dengan empat siswa dalam satu kelompok dan menyebarkan siswa yang pandai ke semua kelompok. Hal itu bertujuan agar siswa yang pandai dapat menjadi siswa pendamping pada siswa yang lain. Selain itu proses kerja kelompok juga selalu dibimbing atau diawasi oleh peneliti.
Berdasarkan data hasil observasi dan data hasil tes formatif, yang dianalisis kemudian peneliti merefleksi untuk mencari penyebab belum tercapainya keberhasilan proses pembelajara siswa yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditentukan.
a. Motivasi Belajar
Dari 32 siswa yang mengikuti proses perbaikan pembelajaran pada siklus kedua, ternyata ada 24 siswa (75%) yang dinyatakan termotivasi belajarnya, dan masih ada 8 orang siswa (25%) yang belum mengalami peningkatan motivasi belajar. Keadaan ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang cukup baik dari siklus pertama, dimana hanya ada 16 siswa (50%) menjadi 24 siswa (75%) pada siklus kedua atau mengalami kenaikan 8 siswa (25%).
b. Hasil Belajar
Kenaikan prestasi hasil belajar ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas pada setiap siklusnya, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan dari 72,19 pada siklus pertama menjadi 77,81 pada siklus kedua atau terjadi kenaikan 5,63 dari siklus pertama.
c. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar siswa juga mengalami kenaikan dimana pada studi pertama hanya 11 siswa (34,38%) menjadi 23 siswa (71,88%) pada siklus kedua, atau mengalami kenaikan 12 siswa (37,50%) dari siklus pertama.
Hasil refleksi menemukan penyebab hal tersebut, yaitu keterbatasan waktu pada langkah penerapan gagasan sehingga pembelajaran nampak terburu-buru dan pelaksanaan tes formatif melalui pendekatan soal-soal. Kedua hal penyebab inilah yang akan dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan tambahan perbaikan pembelajaran pada siklus ketiga dengan melaksanakan diskusi kelas
3. Siklus III
Siklus III menggunakan metode Inquiri dalam kerja kelompok sesuai dengan pendapat Suciati (2007:6.15) menyatakan “Diskusi atau kerja kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Guru dapat menggunakan sumber belajar lain dalam membantu siswa memahami materi pelajaran.” Dan Syaekh Muhammad Said Musri (2003: 23) menyatakan anak mempunyai kecenderungan alami untuk meneliti sehingga dia mendapatkan pengetahuan, kemudian dikembangkan berdasarkan pengalaman sendiri.
Peningkatan rata-rata kelas pada siklus III ini dikarenakan peneliti melaksanakan pembelajaran seperti pada siklus II ditambah dengan cara bermain yang melibatkan siswa secara aktif. Penjelasan mengenai peningkatan kriteria keberhasilan proses pembelajaran adalah :
a. Motivasi Belajar
Dari 32 siswa yang mengikuti proses perbaikan pembelajaran pada siklus ketiga, ternyata ada 31 siswa (100%) yang dinyatakan termotivasi belajarnya. Keadaan ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang cukup baik dari siklus kedua, dimana hanya ada 24 siswa (75%) menjadi 32 siswa (100%) pada siklus ketiga atau mengalami kenaikan 8 siswa (25%).
b. Hasil Belajar
Kenaikan prestasi hasil belajar ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas pada setiap siklusnya, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan dari 77,81 pada studi awal menjadi 85,31 pada siklus kedua atau terjadi kenaikan 7,50 dari siklus ketiga.
c. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar siswa juga mengalami kenaikan dimana pada pada siklus kedua hanya 23 siswa (71,88%) menjadi 31 siswa (96,88%) pada siklus ketiga, atau mengalami kenaikan 8 siswa (25%) dari studi awal.
Berdasarkan hasil diskusi dengan observer, IPS, materi mendeskripsikan perkembangan teknologi transportasi dengan menerapkan metode inquiri telah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditentukan. Hal tersebut dibuktikan dengan kenaikan motivasi dan hasil belajar siswa yang terjadi pada setiap siklus menunjukkan kenaikan yang signifikan. Peningkatan motivasi siswa menunjukkan perolehan pada studi awal hanya 10 siswa atau 31,25%, naik menjadi 16 siswa atau 50% pada siklus pertama, serta 75% pada siklus kedua dan pada siklus teraskhir menjadi 100%. Hal tersebut didukung pula oleh kenaikan hasil belajar siswa dari rata-rata pada studi awal hanya 68,44, naik menjadi 72,19 pada siklus pertama, serta 77,81 pada siklus kedua, dan pada siklus ketiga menjadi 85,31 dengan tingkat ketuntasan belajar sebanyak 4 siswa (23,81%) pada studi awal, 34,88% atau 11 siswa pada siklus pertama, 23 siswa (71,88%) pada siklus kedua dan pada siklus terakhir menjadi 96,88%, atau 31 siswa, dan masih ada satu orang siswa (3,13%) yang belum tuntas, sehingga semua kriteria ketuntasan telah tercapai pada siklus ketiga.
Melihat hasil ketuntasan belajar dan peningkatan motivasi belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi komunikasi ini berakhir sampai pada pembelajaran siklus ketiga dan kepada siswa belum tuntas akan diberikan program remidial.