Lencana Facebook

banner image

Monday 29 April 2013

BAB II



BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A.    Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian

1.      Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang ideal untuk dilakukan guru. Selain sebagai penelitian terapan, juga sekaligus merupakan penelitian yang dapat dilaksanakan di kelasnya, sehingga guru tidak lagi perlu meninggalkan kelasnya. Dengan demikian guru dapat berperan ganda yaitu sebagai praktisi, juga sekaligus sebagai peneliti pendidikan. Subyek  penelitian  tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Negeri Panulisan Barat 03, dengan jumlah siswa sebanyak 13 anak terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.
Tabel 1
Usia Siswa Kelas II SDN Panulisan Barat 03 Berdasarkan Kelompok Umur

No
Tahun
Siswa
Jumlah
Ket
Lahir
Usia
L
P
1
2003
10
1
-
1

2
2004
9
4
1
5

3
2005
8
2
5
7

Jumlah
7
6
13

Sumber : Data Primer, 2013

Berdasarkan jenis pekerjaan orang tua siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri  Panulisan Barat 03 sebagian besar didominasi  bekerja sebagai petani dan berdagang, hal tersebut didukung oleh kondisi geografis desa Penulisan Barat yang berada di daerah dataran tinggi  sehingga kegiatan bercocok tanam baik padi maupun palawija menjadi aktivitas pokok para warganya dalam mencukupi kebutuhan hidup, dan hanya sebagian kecil yang bekerja di luar di sektor tersebut, misalnya sebagai pedagang, karyawan atau pegawai swasta maupun pegawai negeri sipil, dan bekerja di sektor jasa lainnya. Secara rinci sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 2          
Daftar Pekerjaan Orang Tua Siswa Kelas II SD Negeri Panulisan Barat 03



No
Pekerjaan
Siswa
Jumlah
Keterangan
Laki-laki
Perempuan
1
Buruh
-
-
-

2
Tani
6
1
-

3
Dagang
-
-
-

4
Swasta
1
1
-

5
PNS
-
-
-

6
Sektor Lainnya
-
4
-

Jumlah
7
6
13

Sumber : Data Primer, 2013

 

Lokasi sekolah SD Negeri Panulisan Barat 03. berada di daerah pegunungan yang merupakan daerah paling ujung barat dari wilayah kabupaten Cilacap dan berbatasan dengan wilayah propinsi Jawa Barat, di mana sarana transportasinya cukup sulit karena kondisi prasarana jalan yang kurang memadai, namun kondisi tersebut tidak mempengaruhi kinerja guru dan juga semangat para siswa untuk menuntur ilmu. Keadaan ini dibuktikan dengan diraiahnya beberapa kejuaraan baik yang bersifat akademik maupun non akademik di tingkat kecamatan bahkan ada yang sampai tingkat kabupaten, misalnya lomba siswa teladan, lomba TKD maupun lomba-lomba di bidang keolahragaan misalnya bola volley, tenis meja dan sepak bola.
2.      Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Panulisan Barat 03 yang berlokasi di Desa Panulisan Barat Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu satu bulan mulai dari bulan Pebruari 2013 dengan waktu pelaksanaan  per siklusnya sebagai berikut :
Tabel 3
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

No
Kegiatan
Pelaksanaan Bulan
Pebruari 2013
1.
Persiapan
14-15 Pebruari 2013
2.
Pelaksanaan Siklus I


a.    Perencanaan Tindakan
16 Pebruari 2013
No
Kegiatan
Pelaksanaan Bulan
Pebruari 2013

b.   Pelaksanaan Tindakan
18  dan 19 Pebruari 2013

c.    Analisis dan Refleksi
20 Pebruari 2013
3.
Pelaksanaan Siklus II


a.    Perencanaan Tindakan
23 Pebruari 2013

b.   Pelaksanaan Tindakan
25 dan 26 Pebruari 2013

c.    Analisis dan Refleksi
27 Pebruari 2013


3.      Materi Kajian
Mata pelajaran yang menjadi bahan kajian pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas  dengan penjelasan sebagai berikut :
Kelas/Semester            :     II / Dua
Standar Kompetensi   :     3.      Mengenal berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya.
Kompetensi Dasar       :     3.1. Mengidentifikasi sumber-sumber energi (panas, listrik, cahaya, dan bunyi) yang ada di lingkungan sekitar.
Materi Pokok              :     Sumber-sumber energi (panas, listrik, cahaya, dan bunyi) yang ada di lingkungan sekitar)
Indikator                     :     1.   Menunjukkan sumber energi yang menghasilkan panas
                                          2.   Mencari contoh alat rumah tangga yang menggunakan energi listrik

B.     Data, Teknik Pengumpulan, dan Analisis Data

1.      Sumber Data
Sumber Data dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas II SD Negeri Panulisan Barat 03 dan guru kelas  Kelas II SD Negeri Panulisan Barat 03 dan teman sejawat.
2.      Jenis Data
Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri atas :

a.       Proses belajar mengajar
b.      Data Hasil Belajar / tes formatif
c.       Data keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan.
3.      Teknik Pengumpulan Data  
a.  Observasi
Secara  umum,  observasi  atau  pengamatan  adalah  setiap  kegiatan untuk  melakukan  pengukuran.  Dapat  disimpulkan  bahwa  observasi  merupakan upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi  selama  kegiatan perbaikan berlangsung, dengan  atau tanpa alat  bantu.   Pada  penelitian  ini,  jenis  observasi  yang  digunakan  adalah  observasi  terbuka.
b.  Tes
Selain  observasi,  pada  penelitian  ini  digunakan  pula  tes  sebagai  teknik  pengumpul  datanya.    Tes  yang  digunakan  adalah  tes  yang  mengukur kemampuan aspek kognitif siswa, yang terdiri dari 10 soal  tes pilihan ganda. Dari hasil pengambilan data baik data proses belajar mengajar, tes formatif dan data keterkaitan kemudian dianalisis untuk mencari alternatif pemecahan pada perbaikan pembelajaran berikutnya.
4.      Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk membandingkan tingkat keterlibatan peserta didik dan prestasi belajar sebelum dan sesudah melaksanakan perbaikan. Mengingat data kuantitatif yang dikumpulkan peneliti berupa nilai tes formatif maka teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah teknik statistik deskriptif, sedangkan data kualitatif digunakan teknik analisis dalam bentuk paparan naratif. Pada studi awal, peserta didik diberi tes untuk melihat perolehan nilai tentang mated pengolahan data. Dari nilai tersebut dijumlah dan dirata-rata, maka akan diperoleh nilai ketuntasan yang dicapai siswa. Hal serupa juga dilakukan dalam masing-masing siklus dari pertama hingga kedua. Pada tiap siklus, data yang diperoleh dianalisis untuk melihat tingkat ketuntasan dan daya serap peserta didik terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan. Data kuantitatif akan diolah melalui analisis deskriptif, sedangkan data kualitatif akan diolah dalam bentuk paparan narasi yang menggambarkan kualitas pembelajaran.
Analisa data dilakukan melalui pengolahan data serta temuan-temuan yang diperoleh selama  proses  penelitian  berdasarkan  instrument  yang  digunakan  dalam  penelitian diantaranya :
a.       Lembar evaluasi, berupa tes isian singkat yang memuat sepuluh soal, kriteria penilaian jika benar mendapat nilai satu jika salah nol.
b.      Lembar observasi digunakan untuk merekam data tentang prilaku, aktifitas dan proses belajar mengajar selama tindakan berlangsung. Kriteria yang digunakan adalah baik, cukup dan kurang
5.      Informasi Tentang Observer
Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam dua siklus perbaikan pembelajaran. Selama proses pengambilan data, peneliti dibantu oleh teman sejawat.
Nama                           :     EKOTHEMUS SUNARYO
NIP                             :     19541224 197402 1 001
Pekerjaan/Jabatan        :     Guru Kelas IV
Tugas                           :     -     Mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran mulai siklus pertama sampai dengan selesai.
                                          -     Memberikan masukan tentang kekuatan dan kelemahan-­kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran.
                                          -     Ikut merencanakan pelakasnaan perbaikan pembelajaran.

C.    Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Metode Penelitian  yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian  tindakan  kelas  (Clasroom  Action  reaserch).  yang dikembangkan  oleh  Carr  &  Kemmis  mendefinisikan  Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebgai berikut :
Action research is a from of self-reflective enquiry undertaken by participants (teachers student, or principals, for example) in social (Including  educational)  situations  in  order  to  improve  the  rationality and  understanding  of  justice  of  (a)  their  own  social  or  educational partices,  (b)  their  understanding  of  these  practice,  and  the  situations (and  institutions)  in  which  the  practice  are  carried  out.  (Herawati, 2009 : 18).

Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk  berbagai  kegiatan  yang  dilakukan  untuk  memperbaiki  dan  meningkatkan  mutu pembelajaran  di  kelas.  Dalam  pelaksanaannya  penelitian  tindakan  kelas  dijalankan dalam  suatu  proses  yang  terdiri  dari  empat  aspek  yaitu:  perencanaan  tindakan (planning),  pelaksanaan  tindakan  (action),  pengamatan  (observasi),  refleksi  (reflection) (Depdikbud, 1999:18).
Lebih jelasnya mengenai hal ini dapat dilihat pada diagram daur PTK berikut.









Skema 1.   Tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (Wardani IGAK, 2004:6)


Menurut Kemmis dan McTagart  (Hermawan, 2007:127-128)  tahap  penelitian  tindakan kelas  terdiri  dari    :  1)  perencanaan (planning)  2)  pelaksanaan  tindakan  (action),  3)  observasi (observation),  dan refleksi  (reflection)  dalam  setiap  siklus  dengan  berpatokan  pada refleksi  awal.    Tahap/siklus  penelitian  tersebut  dapat  dijelaskan sebagai berikut : 
  1. Perencanaan
Merencanakan  adalah  suatu  kegiatan  yang  merupakan  aktivitas  sehari-hari  bagi setiap orang yang hidup secara teratur. Rencana tindakan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan  atau  perubahan  perilaku  dan  sikap.  Adapun  kegiatan  yang  dilakukan dalam  perencanaan  tindakan  dengan  merumuskan  tujuan,  menetapkan  sasaran  yang akan diteliti, pencarian jenis data yang dibutuhkan dan menyiapkan metode/alat
  1. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan rencana pembelajaran dan scenario tindakan termasuk bahan pelajaran dan tugas-tugas dan menyiapkan alat pendukung/sarana lain yang diperlukan
  1. Pengamatan
Observasi adalah pengamatan dengan tujuan tertentu. Kegiatan observasi mengamati atas hasil atau dampak dari  tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Secara umum observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu.
  1. Refleksi
Refleksi  dalam  PTK  adalah  upaya  untuk  mengkaji  apa  yang  telah  dihasilkan  atau belum  berhasil  dituntaskan  dengan  perbaikan  yang  telah  dilakukan.  Dengan penelitian  tindakan  kelas  diharapkan  dapat  meningkatkan  propesionalisme  guru sekolah dasar terutama dalam meningkatkan pembelajaran pengetahuan alam/sains di  sekolah  dasar  serta  mampu  memecahkan  masalah  actual  di lapangan  sesuai dengan tuntutan kurikulum berbasis sekolah (KTSP).


 




Observing
 
                                                                                                                       













 


Skema 2.   Daur PTK dalam Dua Siklus Perbaikan Pembelajaran  (Rusna Ristasa, 2006 : 46)
Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali, kemungkinan perbaikan yang diinginkan sudah terjadi. Dalam hal ini daur penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tujuan perbaikan yang direncanakan sudah berkhir. Tetapi biasanya akan muncul masalah baru. Masalah ini akan kembali dipecahkan melalui daur penelitian tindakan kelas menurut Rusna Ristata (2006 : 46) secara rinci dapat dilihat pada gambar 3.3.

Text Box: Persiapan Penelitian 

1. Penyamaan konsep metode contoh dan latihan antar peneliti dan pengamat.
2. Penyusunan lembar observasi.
3. Penyusunan format wawancara
4. Penyusunan Tes.


Text Box: IDE AWALText Box: Studi Pendahuluan/Awal 
1. Wawancara dengan siswa
2. Tes diagnostic. (memperoleh data awal)
3. Analisis dokumen.
























Text Box: Tindakan Siklus I
1. Perencanaan perbaikan
2. Pelaksanaan perbaikan
3. Observasi
4. Diskusi dan pengamat
5. Refleksi Siklus I
Text Box: BELUM




Text Box: REVISI



Text Box: BERHASILText Box: Tindakan Siklus II
1. Perencanaan Perbaikan
2. Pelaksanaan perbaikan
3. Obsevasi
4. Diskusi dengan pengamat 
5. Refleksi Siklus II



Text Box: KESIMPULAN




Skema 3.   Diagram Siklus Perbaikan Pembelajaran (dimodifikasi dari Rusna Ristasa, 2006 : 46)

Prosedur perbaikan pembelajaran pada gambar di atas selanjutnya dirancang dalam urutan tahapan sebagai berikut:
1.   Mengidentifikasikan masalah, menganalisis dan merumuskan masalah serta merumuskan hipotesis.
2.   Menemukan cara memecahkan masalah/ tindakan perbaikan.
3.   Merancang skenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPPP).
4.   Mendiskusikan aspek-aspek yang diamati dengan teman sejawat yang ditugasi sebagai pengamat (observer).
5.   Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dirancang dan diamati oleh teman sejawat.
6.   Mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sejawat (observer).
7.   Melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
8.   Konsultasi dengan supervisor.
9.   Merancang tindak lanjut.
10. Re-planning, dan seterusnya; sampai ditetapkan.

D.    Deskripsi  Pelaksanaan Tindakan per Siklus

Untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan pembelajaran dibuat deskripsi kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan, dengan penjelasan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
  1. Siklus Pertama
Kelas/Semester            :     II / Dua
Standar Kompetensi   :     3.      Mengenal berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya.
Kompetensi Dasar       :     3.1. Mengidentifikasi sumber-sumber energi (panas, listrik, cahaya, dan bunyi) yang ada di lingkungan sekitar.
Materi Pokok              :     Sumber-sumber energi panas dan listrik yang ada di lingkungan sekitar)
Indikator                     :     1.   Menunjukkan sumber energi yang menghasilkan panas
                                          2.   Mencari contoh alat rumah tangga yang menggunakan energi listrik
Waktu Pelaksanaan     :     18 Pebruari 2013 dan 19 Pebruari 2013
  1. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi diri dan diskusi dengan teman sejawat pada siklus pertama, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Perbaikan Perbaikan Pembelajaran (RPP) beserta skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilaksanakan guru dan siswa dalam perbaikan pembelajaran. Selain RPP, peneliti menyiapkan berbagai bahan yang diperlukan seperti : alat peraga, lembar kerja, lembar evaluasi dan lembar observasi. Selanjutnya peneliti bersama observer menyepakati fokus dan kriteria yang akan digunakan dua kali pertemuan dan melakukan simulasi RPP dan skenario pembelajaran bersama teman sejawab (observer).
  1. Pelaksanaan
1)      Pertemuan Pertama
a)      Kegiatan Awal ( (5 menit)
Guru sebagai peneliti menyiapkan alat pelajaran berupa RPP, buku penunjang, alat peraga, lembar kerja, lembar observasi dan soal evaluasi. Peneliti memberi salam, mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk. Selanjutnya peneliti mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan Apa yang kamu rasakan ketika siang hari berada di lapangan? Panas sekali, bukan? Panas itu berasal dari sinar matahari. Apa yang dimaksud sumber energi panas? Semua yang dapat menghasilkan panas disebut sumber energi panas. Lilin yang menyala menghasilkan panas, api unggun menghasilkan panas, gesekan dua benda dapat menghasilkan panas. Lilin yang menyala, api unggun, gesekan antara dua benda merupakan sumber energi panas. “Apa yang kamu ketahui tentang sumber panas ?”.   Murid menjawab : “Orang yang kedinginan biasanya menggesek-gesekkan kedua tangannya. Dua telapak tangan yang digesekkan akan menghasilkan panas. Itu sebabnya, orang yang kedinginan akan merasa lebih hangat dengan menggesekkan kedua tangannya”.   “Tahukah kamu apa sumber panas terbesar di alam ini?”, lanjut peneliti. Murid menjawab : “Matahari, Pak!”. “Nah, sekarang bagaimana jaman dahulu Nenek moyang kita membuat api?”.  Siswa bernama Rio Renata menjawab, “dengan cara menggesekkan batu. Jika batu terus digesekkan, lama kelamaan dari antara kedua batu itu muncul percikan api”.  “Tepat sekali, ternyata kalian memang anak-anak yang pintar”, puji peneliti sekaligus memberikan penguatan awal kegiatan pembelajaran dan mengakhiri kegiatan apersepsi.
b)      Kegiatan Inti  (20 menit)
Pada kegiatan inti pertemuan pertama, peneliti menjelaskan materi pembelajaran penerapan konsep sumber-sumber energi panas dan listrik. ”Anak-anak, sumber energi panas adalah semua benda yang menghasilkan panas. Sumber energi panas terbesar yang ada di alam adalah matahari. Energi panas matahari begitu besar manfaatnya bagi makhluk hidup. Salah satu manfaatnya dapat kalian rasakan ketika menjemur pakaian.Energi panas sangat penting bagi kehidupan manusia sehari-hari. Mengeringkan pakaian, menyetrika pakaian, dan memasak makanan memerlukan energi panas. Dari manakah panas itu berasal? Apakah sumber utama panas berada di dalam bumi? Adakah sumber panas yang lain? Matahari adalah sumber cahaya dan sumber panas yang sangat penting bagi makhluk hidup. Matahari sudah bersinar sejak jutaan tahun yang lalu dan kita dapat memanfaatkan sinar dan panasnya itu. Sekarang, coba rapatkan kedua tanganmu, lalu gosok-gosokkan! Apa yang kamu rasakan? Jika kedua telapak tanganmu dirapatkan dan digosok-gosokkan, maka akan timbul panas. Panas tersebut timbul akibat gesekan permukaan kedua telapak tanganmu. Energi panas menyebabkan tanganmu menjadi terasa hangat. Makin hangat sebuah benda, makin banyak energi yang dimilikinya. Kamu akan merasa hangat jika berada di dekat api unggun. Hal ini disebabkan tubuhmu menerima energi panas dari api unggun tersebut. Panas yang berpindah ini disebut kalor. Api kompor dapat mematangkan makanan karena terdapat energi panas yang berpindah dari api ke makanan. Apakah kamu dapat menemukan contoh sumber panas yang lain?”, tanya peneliti.  Untuk meningkatkan pemahaman dan persepsi siswa, peneliti  menunjukkan alat peraga berupa gambar-gambar yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Misalnya :





Siswa mengamati gambar yang ada. Selanjutnya siswa secara klasikal mengajukan pertanyaan dan jawaban sekitar sumber energi panas. “Apa yang terjadi pada saat kita memasak air, Pak?, tanya Windy Grecia. Peneliti menjawab, Air menjadi mendidih karena adanya perpindahan energi panas yang berasal dari nyala kompor”. Dari berbagai pertanyaan dan jawaban siswa dieksplorasi, ditulis di papan tulis dan dibahas serta didiskusikan bersama dengan bimbingan guru, sekaligus untuk mengakhiri pelaksanaan pertemuan pertama pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pertama.
Setelah dirasa cukup memberikan penjelasan, peneliti membentuk siswa menjadi 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-5 orang siswa. Setelah kelompok terbentuk, siswa diminta duduk dan berkumpul pada kelompoknya masing-masing. Kegiatan selanjutnya, peneliti membagikan bahan kegiatan kerja kelompok berupa gambar-gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran tentang sumber-sumber energi yang dapat menghasilkan panas.
Siswa diminta mempelajari bahan ajar berupa gambar-gambar tersebut secara berkelompok dengan melaksanakan diskusi kelompok. Kegiatan siswa dalam diskusi ini dimaksudkan untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bahan ajar berupa gambar-gambar yang telah diterima oleh masing-masing kelompok. Langkah selanjutnya, peneliti meminta siswa untuk menulis sebanyak-banyaknya pertanyaan yang berkaitan dengan materi energi panas berdasarkan gambar yang berikan kepada masing-masing kelompok, misalnya pada kelompok Rika Rianti  yang  menerima gambar alat-alat rumah tangga yang dapat menghasilkan panas sebagaimana gambar di bawah ini :




Setelah kegiatan kerja kelompok selesai, peneliti mengumpulkan semua bahan pertanyaan yang dibuat oleh masing-masing kelompok. Peneliti kemudian menjelaskan materi pembelajaran berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang ditulis oleh siswa dalam pelaksanaan diskusi kelompok. Untuk meningkatkan dialog interaktif antara siswa dan guru serta untuk menghindari kebosanan pada siswa, maka peneliti melaksanakan variasi pembelajaran dengan melempar balik pertanyaan-pertanyaan kepada masing-masing kelompok siswa secara acak, tujuannya agar pertanyaan yang dibuat oleh kelompok tidak dijawab oleh kelompok tersebut, tapi dijawab oleh kelompok yang lain.  
Setelah dirasa cukup melaksanakan kegiatan pembelajaran, peneliti menutup kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama.  Peneliti memberikan penghargaan berupa pujian atas kerjasama siswa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sebagai penguatan dan tindak lanjut peneliti memberikan siswa pekerjaan rumah.
c)      Kegiatan Akhir  (10 menit)
Pada kegiatan akhir, peneliti membacakan kembali hasil kesimpulan dari kegiatan belajar yang dilaksanakan. Siswa mencatat di buku masing-masing. Di akhir kegiatan peneliti memberikan saran dan tidak lanjut untuk pembelajaran berikutnya dengan meminta siswa untuk belajar dengan baik di rumah.
2)      Pertemuan Kedua
a)      Kegiatan Awal  (5 menit)
Pada kegiatan awal, setelah bel tanda masuk berbunyi, anak-anak segera berbaris di depan kelas dan segera masuk dengan tertib. Setelah duduk, ketua kelas memimpin teman-temannya untuk berdoa dilanjutkan memberi salam kepada peneliti. Penelitipun menjawab salam serta mengabsen siswa. Mereka segera menyiapkan buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Selanjutnya peneliti mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan : “Apakah kalian masih ingat pelajaran yang kemarin ?”.   Murid menjawab : “Masih, Pak Guru !”. “Bagus !”. (jawab peneliti). “Saat kamu berjalan di bawah terik matahari, apa yang kamu rasakan?”, tanya peneliti. Siswa menjawab, “Panas, Bu Guru!”. “Ya, betul. Tentunya kamu akan merasakan tubuhmu menjadi sedikit hangat dan lama-kelamaan kepanasan. “Nah, coba kalian sebutkan alat-alat yang ada di rumah kalian yang dapat menghasilkan panas?”.  “Kompor, nyala lampu, seterika listrik, Bu Guru”, jawab siswa bernama Yana Suryana. Dari jawaban para siswa tersebut, peneliti memberikan pujian sekaligus memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran berikutnya. “Tepat sekali, ternyata kalian memang anak-anak yang pintar karena kalian murid-murid Bapak yang rajin dalam belajar”, puji peneliti.
b)      Kegiatan Inti  (20 menit)
Pada pertemuan kedua, peneliti melakukan kegiatan pengulangan pada pertemuan pertama. Untuk memberikan rangsangan dan motivasi pada pikiran siswa dalam memahami materi pelajaran, peneliti menyajikan beberapa gambar-gambar  yang berkaitan dengan sumber energi panas dan melakukan tanya jawab seputar gambar. Tujuannya untuk menstimulus keingintahuan siswa terhadap materi yang akan disampaikan. Dari gambar-gambar yang disajikan tersebut, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa berpikir dan ingin tahu apa yang menjadi penyebab dan masalahnya sehingga akan meningkatkan kemampuan berpikir siswa secara keseluruhan.
Peraga gambar yang diberikan kepada para siswa tentang penggunaan energi panas yang ada dan biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari  antara lain :






Dari gambar di atas, peneliti mengajukan pertanyaan, “Menurut kalian apa yang menyebabkan bahan makanan yang dimasak dengan menggunakan panas dari nyala api dan arang?”.  Setelah melempar pertanyaan, peneliti memberikan waktu kepada para siswa untuk berpikir sejenak, dan kemudian meminta para siswa untuk mengajukan pendapatnya masing-masing melalui kegiatan tanya jawab.  Seluruh siswa diminta memberikan pendapatnya, dan peneliti menampung seluruh pendapat siswa. Setelah semua siswa memberikan pendapatnya, peneliti menjawab dengan menyimpulkan pendapat-pendapat yang diberikan oleh para siswa. Dengan kegiatan ini diharapkan para siswa dapat lebih menguasai materi, karena secara tidak langsung siswa telah mempelajari materi pembelajaran dengan cara menyampaikan pendapatnya masing-masing, walaupun tidak semuanya benar.  Setelah kegiatan tersebut selesai, maka kegiatan dilanjutkan dengan pengisian lembar kerja, kemudian siswa mengerjakan lembar kerja siswa. Setelah lembar kerja selesai dikerjakan, dievaluasi bersama dengan bimbingan guru. Untuk memperkuat persepsi dan daya nalar serta daya serap siswa, peneliti mengajukan sejumlah pertanyaan kepada  siswa  untuk  dijawab  secara  lisan.  Siswa  menjawab  setiap pertanyaan  dengan  semangat  tetapi  tetap  tertib.  Siswa  juga  mengamati gambar berbagai alat-alat yang dapat menghasilkan energi panas yang ada pada gambar yang ada di papan tulis. Setelah siswa selesai menjawab soal, peneliti mengakhiri pembelajaran dengan ucapan  terima kasih dan ucapan salam. Kegiatan selanjutnya siswa diminta membuat kesimpulan proses pembelajaran dengan melakukan analisa terhadap pembahasan lembar kerja. “Anak-anak, apakah kalian sudah mencatat dalam buku catatan kalian mengenai kegiatan pembahasan lembar kerja yang kalian kerjakan kemarin ?”, tanya peneliti. Siswa menjawab, “Sudah, Pak Guru !”.
c)      Kegiatan akhir  (10 menit)
Pada kegiatan akhir, peneliti membacakan kembali hasil kesimpulan dari kegiatan belajar yang dilaksanakan. Siswa mencatat di buku masing-masing. Kemudian siswa menerima lembar soal tes formatif supaya dikerjakan secara individu. Setelah selesai mengerjakan tes formatif, peneliti menyuruh siswa untuk mengumpulkan lembar soal dan lembar jawab untuk dinilai. Di akhir kegiatan peneliti memberikan saran dan tidak lanjut untuk pembelajaran berikutnya.
  1. Observasi
Observer melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.  Di samping itu observer melakukan wawancara dengan siswa yang belum tuntas belajarnya. Hasil observasi  menunjukkan bahwa pada  siklus pertama  dalam  proses  pembelajaran  masih  memiliki berbagai kekurangan dalam penerapannya, pengelolaan waktu masih belum  efektif  dengan  adanya  kelebihan  penggunaan  waktu  dari alokasi  waktu  yang  telah  ditentukan.  Di  antaranya  dalam memberikan persepsi yang terlalu luas. Dalam menyampaikan materi kurang  jelas  dengan  mengaitkan  realita  kehidupan  sehari-hari, penguasaan  kelas  dinilai  cukup  menguasai.   Berdasarkan  hasil  pengamatan  terhadap  data  dan  temuan  yang ada  di lapangan,  dalam  proses  belajar  kerjasama  dalam  kelompok sudah  mulai  terjalin  mesti  ada  siswa  pandai  mementingkan  dirinya sendiri.  Pada  saat  kegiatan tanya jawab, siswa yang kurang menguasai materi pembelajaran terlihat kurang aktif dan cenderung diam dan pasif. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa belum semua siswa memahami konsep pembelajaran, hal ini disebabkan proses pembelajaran masih bersifat abstraktif dan perlu dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
  1. Refleksi
Pembelajaran  Ilmu Pengetahuan Alam materi sumber-sumber energi panas dan listrik yang ada di lingkungan sekitar pada siklus pertama dengan menggunakan model pembelajaran active learning dianggap belum berhasil. Berdasarkan  hasil temuan  di lapangan  terdapat  hal-hal  yang  perlu  diperbaiki  peneliti  pada pertemuan pertama  ini,  peneliti  harus  senantiasa  mengacu  pada  rencana pembelajaran,  pembagian  waktu  harus  efektif  sesuai  dengan  pembagian dalam  langkah-langkah  pembelajaran.  Sehingga  kegiatan  pembelajaran tidak  menyita  waktu  mata  pelajaran  berikutnya.  Peneliti  juga  kurang dalam  pengelolaan  kelas,  pemanfaatan  media  pembelajaran  yang  dapat menghasilkan  pesan  dan  melibatkan  siswa  dalam  pemanfaatan  benda cukup  sehingga  dapat  menumbuhkan  aktivitas  siswa  dalam kegiatan pembelajaran.
Proses  pembelajaran  perlu  meningkatkan  aktivitas  seluruh  siswa tidak  hanya  didominasi  oleh  ketua  kelompok  dan  beberapa  orang  saja, tetapi  semua  siswa  harus  terlibat  aktif  sebab  keberhasilan  proses pembelajaran  lebih  ditentukan  oleh  partisipasi  belajar  siswa.  Kegiatan pelaporan  dalam  diskusi  kelas,  guru  perlu  memberikan  motivasi  untuk menumbuhkan  keberanian  siswa.  Siswa  dipacu  untuk  dapat menggunakan  pengetahuan  dan  pengalamannya  dalam  memberikan tanggapan  yang  diajukan  oleh  kelompok  lain.  Jadi  siswa  dilatih  untuk memecahkan masalah tanpa tergantung pada pendapat orang lain.
Pada akhir siklus pertama kegiatan pembelajaran belum tuntas karena setelah peneliti dengan observer mendiskusikan hasil observasi dan wawancara yang dikaitkan dengan hasil tes formatif, maka pada siklus kedua perlu ditanggulangi dengan menggali persepsi dan pemahaman siswa tentang materi yang akan dipelajari dengan penerapan metode active learning lebih bervariasi diantaranya dengan menggunakan teknik tanya jawab dan catatan terbimbing.
  1. Siklus Kedua
Standar Kompetensi   :     3.      Mengenal berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya.
Kompetensi Dasar       :     3.1. Mengidentifikasi sumber-sumber energi (panas, listrik, cahaya, dan bunyi) yang ada di lingkungan sekitar.
Materi Pokok              :     Sumber-sumber energi panas dan listrik yang ada di lingkungan sekitar
Indikator                     :     1.   Menunjukkan sumber energi yang menghasilkan panas
                                          2.   Mencari contoh alat rumah tangga yang menggunakan energi listrik
Waktu Pelaksanaan     :     25 Pebruari 2013 dan 26 Pebruari 2013
1.      Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan diskusi dengan teman sejawat dari kegiatan siklus pertama, peneliti menyiapkan dan menetapkan Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran (RPPP) beserta skenario tindakan. Skenario tindakan mencakup langkah-langkah yang akan dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam perbaikan pembelajaran. Selain RPPP, peneliti menyiapkan lembar kerja, lembar evaluasi dan lembar observasi. Selanjutnya peneliti bersama observer menyepakati fokus dan kriteria yang akan digunakan dua kali pertemuan dan melakukan simulasi RPP dan skenario pembelajaran bersama teman sejawab (observer) untuk menghindari kegagalan dalam proses pelaksanaan kegiatan perbaikan perbelajaran yang akan dilaksanakan.
2.      Pelaksanaan
a)      Pertemuan Pertama
1)      Kegiatan Awal  (5 menit)
Pada kegiatan awal, setelah bel tanda masuk berbunyi, anak-anak segera berbaris di depan kelas dan segera masuk dengan tertib. Setelah duduk, ketua kelas memimpin teman-temannya untuk berdoa dilanjutkan memberi salam kepada peneliti. Penelitipun menjawab salam serta mengabsen siswa. Mereka segera menyiapkan buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada materi sumber-sumber energi panas dan listrik yang ada di lingkungan sekitar.
Selanjutnya peneliti mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan, “Coba, kalian sebutkan sumber-sumber energi panas dan energi listrik yang sering kalian gunakan ?”. Murid menjawab : “Lampu, Pak!”, jawab Wawan  ”Panggangan roti, Pak”, jawab Sitianti dan yang terakhir Roni uang menjawab, ”Kipas angin, Pak!”.  Peneliti menjawab : “Bagus !, ternyata kalian masih ingat !”. “Nah, sekarang, bagaimana prosesnya air yang kita masak di atas kompor menjadi mendidih ?”. Murid menjawab “ “Karena ada energi panas yang berasal dari nyala api, Pak Guru!”. “Tepat sekali, kalian memang murid yang pintar !”. Pujian yang diberikan peneliti sekaligus menutup kegiatan awal pembelajaran setelah melaksanakan kegiatan apersepsi.
2)      Kegiatan Inti  (20 menit)
Peneliti  membagi  siswa  menjadi  4  kelompok  yang  anggotanya  terdiri dari  laki-laki  dan  perempuan secara acak dengan mempertimbangan  jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas dalam setiap kelompoknya. Tujuannya adalah agar siswa yang tuntas dapat membantu siswa yang tidak tuntas pada pelaksanaan kegiatan kerja kelompok.
Sebelum melaksanakan kegiatan inti pembelajaran, peneliti kembali mengulang penjelasan secara singkat tentang materi pembelajaran yang akan dibahas dalam pelaksanaan kegiatan kelompok. “Energi yang banyak digunakan adalah energi listrik. energi listrik dapat mempermudah kegiatan kita. penggunaan energi listrik yang utama adalah untuk penerangan kebutuhan energi listrik pada saat ini cukup besar akibatnya biaya produksi energi listrik meningkat ditambah lagi biaya bahan bakarnya semakin mahal oleh karena itu biaya tarif listrik sekarang  semakin mahal. Untuk menghemat biaya pengeluaran dan  persediaan energi listrik maka kita harus menghematnya. Di kota banyak digunaka energi listrik. Energi listrik berasal dari pusat pembangkit listrik. Jalanan dan gedung- gedung menggunakan  listrik. Di desa juga ada listrik. Listrik untuk penerangan  rumah dan jalanan. Lampu menggunakan  energi listrik. Lampu yang menyala akan menerangi ruangan. Kita pun dapat melihat  benda-benda dengan jelas Televisi menggunakan  energi listrik. Televisi dapat menyala  karenanya.  Radio menggunakan energi  listrik. Radio yang menyala  mengeluarkan bunyi. Kita dapat mendengarkan lagu dari radio. Kipas angin menggunakan  energi listrik. Baling-baling kipas angin  berputar karena energi listrik. Putarannya dapat menyegarkan udara, demikian juga dengan microwave yang menggunakan energi listrik untuk memanggang makanan”,  jelas peneliti.
Setelah cukup memberikan penjelasan, peneliti kemudian membagikan dua lembar kertas kepada masing-masing siswa masing-masing berwarna kuning dan biru. Kertas kuning untuk menuliskan hal-hal apa saja yang belum pahami oleh siswa tentang materi pembelajaran yang sedang diajarkan, sedangkan kertas biru untuk menulis hal-hal yang sudah pahami oleh siswa tentang materi pembelajaran yang sedang diajarkan. Setelah seluruh siswa selesai menuliskan pada kertas warna yang mereka terima, siswa diminta mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan berdasarkan hal-hal yang belum pahami oleh siswa tentang materi pembelajaran yang sedang diajarkan. Setelah siswa selesai mendiskusikan pertanyaan yang akan diajukan, secara bergiliran wakil dari setiap kelompok membacakan pertanyaan, dan peneliti menunjuk kelompok lain untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok yang lain. Selanjutnya perwakilan kelompok siswa yang ditunjuk peneliti untuk menjawab pertanyaan, maju ke depan kelas dan memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada kelompoknya.  Dalam kegiatan ini, peneliti bertugas sebagai tim ahli, dan bertugas menentukan apakah jawaban siswa sudah benar atau tidak. Apabila jawaban siswa benar, maka peneliti akan memberikan komentar bahwa jawaban yang mereka kemukakan adalah benar, apabila salah maka peneliti bertugas memberikan jawaban yang benar dari pertanyaan yang diajukan. Demikian pula bila ada kelompok siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan, maka tugas peneliti adalah menjawab pertanyaan tersebut dan menjelaskan kepada para siswa tentang jawaban yang benar. Kegiatan ini berlangsung sampai seluruh kelompok siswa berkesempatan menjawab dan mengajukan pertanyaan kepada kelompok-kelompok yang lain. Setelah semua kelompok selesai menjawab dan mengajukan pertanyaan, peneliti menutup kegiatan pembelajaran.
3)      Kegiatan akhir  (10 menit)
Pada kegiatan akhir, siswa diminta untuk mencatat hasil pertanyaan dan jawaban  yang telah diajukan oleh masing-masing kelompok sebagai kesimpulan akhir kegiatan. Di akhir kegiatan pertemuan pertama, peneliti memberi penguatan dan pesan, agar siswa belajar lebih giat. Sebagai tindak lanjut, peneliti memberi pekerjaan rumah (PR).
b)      Pertemuan Kedua
1)      Kegiatan Awal  (5 menit)
Pada kegiatan awal, setelah bel tanda masuk berbunyi, anak-anak segera berbaris di depan kelas dan segera masuk dengan tertib. Setelah duduk, ketua kelas memimpin teman-temannya untuk berdoa dilanjutkan memberi salam kepada peneliti. Penelitipun menjawab salam serta mengabsen siswa. Mereka segera menyiapkan buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.Selanjutnya peneliti mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan untuk mengaitkan pelajaran yang akan disampaikan, yaitu  : “Apakah kalian semalam sudah belajar!”. Murid menjawab : “Sudah, Pak!”. ”Nah, coba kalian sebutkan apa yang sudah kalian pelajari?”, lanjut peneliti. ”Sumber energi panas dan listrik, Pak Guru”.  “Bagus sekali !, karena kalian adalah murid-murid yang rajin”, puji peneliti
2)      Kegiatan Inti  (20 menit)
Pada pertemuan kedua, peneliti melakukan kegiatan yang merupakan lanjutan kegiatan pada  pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua ini,  peneliti akan menerapkan pembelajaran active learning dengan menggunakan teknik catatan terbimbing. Sebelum melaksanakan kegiatan, secara singkat peneliti menjelaskan materi pembelajaran yang berkaitan dengan sumber energi panas dan listrik yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. “Matahari termasuk sumber energi panas. Energi panas dari matahari menghangatkan bumi. Matahari sangat penting bagi makhluk hidup. Api juga termasuk sumber energi panas. Kayu yang dibakar akan  menghasilkan panas. Kertas yang dibakar juga  menghasilkan panas. Sumber energi panas lainnya adalah minyak tanah. Minyak tanah dituang ke dalam  kompor. Kompor yang dinyalakan akan  menghasilkan panas”, jelas peneliti.
Setelah dirasa cukup memberikan penjelasan, peneliti mengarahkan siswa untuk melaksanakan kegiatan menggunakan teknik catatan terbimbing. Kegiatan yang dilakukan adalah mengarahkan siswa untuk menulis rangkuman dari kegiatan-kegiatan yang telah mereka lakukan.  Pada awal kegiatan, peneliti kembali meminta siswa untuk duduk berkelompok sebagaimana pertemuan pertama. Siswa diberikan lembar kerja siswa, dan diminta untuk mengerjakan lembar kerja tersebut secara berkelompok. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut :
a)      Siswa diminta menuliskan 3 peralatan dapur yang memanfaatkan listrik
b)      Siswa diminta menyebutkan apakah manfaat bel listrik di rumah
c)      Siswa diminta menyebutkan apakah kegunaan dari lemari es
d)      Siswa diminta menyebutkan apakah yang digunakan orang sebelum ada kompor
e)      Siswa diminta menyebutkan mengapa di musim kemarau sering terjadi kebakaran

Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tadi, siswa diminta menjawabnya dalam bentuk narasi yang menjelaskan  masing-masing jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Setelah peneliti memberikan cukup waktu kepada para siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknik catatan terbimbing, siswa secara acak ditunjuk untuk membacakan hasil rangkumannya. Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membacakan rangkumannya, sementara siswa lain memperhatikan dengan seksama. Dari hasil rangkuman para siswa tersebut, peneliti kemudian mengajukan beberapa pertanyaan, dan menunjuk beberapa orang siswa untuk menjawabnya. Kegiatan ini dilakukan beberapa kali, dan di akhir kegiatan peneliti memberikan pujian, “Anak-anak, Bapak percaya kalian adalah murid yang pintar, jadi kalian pasti bisa memahami penjelasan yang Bapak berikan dan telah melaksanakan tugas yang Bapak berikan dengan baik”, puji peneliti. Siswa menjawab dengan serempat, “Ya, Pak Guru !”. 
Pada akhir kegiatan peneliti membuat rangkuman dan kesimpulan dari materi pembelajaran. “Anak-anak, apakah kalian sudah mencatat dalam buku catatan kalian mengenai kegiatan pembahasan lembar kerja yang kalian kerjakan kemarin ?”, tanya peneliti. Siswa menjawab, “Sudah, Pak Guru !”. Setelah  siswa  selesai  mengerjakan  soal  dan  mengumpulkan  hasil, peneliti  mengakhiri  pembelajaran  dengan  ucapan  terima  kasih  dan ucapan salam dan meminta siswa untuk kembali duduk dengan rapi.
3)      Kegiatan Akhir  (10 menit)
Pada kegiatan akhir siklus, Lembar kerja siswa dikumpulkan untuk dinilai. Siswa kemudian mengerjakan lembar tes formatif. Selesai mengerjakan tes formatif, peneliti menyuruh siswa mengumpulkan lembar soal dan lembar jawab untuk dinilai. Di akhir kegiatan peneliti memberikan saran dan tidak lanjut untuk pembelajaran berikutnya.
3.      Observasi
Observer mengamati proses pembelajaran pada siklus ketiga dengan menggunakan format observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi yang dilakukan oleh observer menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Aktivitas siswa meningkat, demikian juga dengan kemampuan pemahaman materi kegiatan.  Dari  hasil  observasi  dapat  disimpulkan  bahwa  pembelajaran  yang dilaksanakan  pada  siklus  ini  cukup  membuat  siswa  faham  pada  materi pembelajaran dan terlihat lebih aktif  pada proses pengamatan lingkungan. Siswa aktif  berdiskusi    dengan  kelompoknya  untuk    mengisi  lembar  LKS.  Siswa juga lebih  berani  mengajukan  pertanyaan  kepada  guru  untuk  lebih  meyakinkan pengambilan  keputusan  bagi kelompok mereka.
4.      Refleksi
Secara umum pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran active learning dengan menggunakan empat varisi teknik pembelajaran ini sudah  dapat  dikatakan  baik,  hal  ini  didasarkan  atas  hasil  pengamatan peneliti yang dibantu oleh observer. Selama  kegiatan  pembelajaran  berlangsung  siswa  telah  mematuhi  tata  tertib selama  proses  pembelajaran.  Hal  ini  menunjang  kelancaran  proses  pembelajaran yang berarti pula menanamkan kedisiplinan. Perhatian siswa terfokus dan terlibat aktif pada proes pembelajaran.  Berdasarkan hasil observasi, analisis dan refleksi disimpulkan bahwa guru telah  melakukan  berbagai  perubahan  yang  menunjukkan  berbagai  perbaikan-perbaikan  dalam  proses  pembelajaran  sehingga  terjadi  peningkatan  kualitas pembelajaran  sesuai  yang diharapkan  dalam  upaya  mencapai  tujuan  yang  telah direncanakan.  Melalui  dua  kali  penelitian  yang  dilakukan  peneliti  yaitu  dari tindakan pertama dan kedua prestasi dan aktivitas siswa dalam belajar secara terus menerus mengalami peningkatan.  Secara  umum  pembelajran  dengan  metode  active learning  pada  materi sumber energi dan kegunaanya terlihat  mengalami  peningkatan  dan kemajuan  yang  cukup baik.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulan bahwa proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan berhasil pada siklus ketiga. Hal ini didasarkan pada perolehan nilai rata-rata hasil belajar, tingkat aktivitas dan ketuntasan belajar siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Keadaan ini menunjukkan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi sumber energi dan kegunaanya terbukti tepat dan dan mampu mengatasi masalah pembelajaran yang muncul sehingga proses perbaikan pembelajaran dapat berhasil dengan baik sesuai harapan.