Lencana Facebook

banner image

Monday 15 October 2012



BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
Al-Quríanul  karim  adalah  mukjizat  Islam  yang  kekal  dan  mukjizatnya  selalu diperkuat  oleh  kemajuan  ilmu  pengetahuan.  Ia  diturunkan  Allah  kepada Rasulallah,  Muhammad  SAW  untuk  mengeluarkan  manusia  dari  suasana  yang gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus (Al-Khattan : 1)
Pengertian  al-Qurían  secara  lebih  lengkap  dan  luas  adalah  seperti  yang dikemukakan oleh Abd Wahab Khallaf. Menurut beliau: 
Al-Qurían  adalah  kalam    Allah  yang  diturunkan  melalui  malaikat  Jibril  ke kalbu Rasulallah SAW dengan menggunakan bahasa arab dan disertai dengan kebenaran  agar  dijadikan  hujjah  (penguat)  dalam  pengakuannya  sebagai Rasulallah  dan  agar  dijadikan  sebagai  undang-undang  bagi  seluruh  umat manusia, di samping merupakan amal ibadah jika membacanya. Al-Qurían itu dikompilasikan  di  antara  dua  ujung  yang  dimulai  dari  surat  al-fatihah  dan ditutup  dengan  surat  an-nas  yang  sampai  kepada  kita  secara  tertib  dalam bentuk  tulisan  maupun  lisan  dalam  keadaan  utuh  atau  terpelihara  dari perubahan dan pergantian (Khallaf : 40)

Dalam  Al-Qurían  memuat  begitu  banyak  aspek  kehidupan  manusia.  Tak  ada rujukan  yang  lebih  tinggi  derajatnya  dibandingkan  dengan  Al-Qurían  yang hikmahnya  meliputi  seluruh  alam  dan  isinya  baik  yang  tersurat  maupun  yang tersirat  tak  akan  pernah  habis  untuk  digali  dan  dipelajari.  Ketentuan-ketentuan hukum  yang  dinyatakan  dalam  Al-Qurían  dan  Al-Hadist  berlaku  secara  universal untuk  semua  waktu,  tempat  dan  tak  bisa  berubah,  karena  memang  tak  ada  yang mampu merubahnya.  Al-Qurían sebagai ajaran suci umat Islam, di dalamnya berisi petunjuk menuju ke arah kehidupan yang lebih baik, tinggal bagaimana manusia memanfaatkannya. Menanggalkan  nilai-nilai  yang  ada  di  dalamnya  berarti  menanti  datangnya  masa kehancuran.  Sebaliknya  kembali  kepada  Al-Qurían  berarti  mendambakan ketenangan  lahir  dan  bathin,  karena  ajaran  yang  terdapat  dalam  Al-Qurían  berisi kedamaian.
Ketika  umat  Islam  menjauhi  Al-Qurían  atau  sekedar  menjadikan  Al-Qurían   hanya  sebagai  bacaan  keagamaan  maka  sudah  pasti  Al-Qurían  akan kehilangan  relevansinya  terhadap  realitas-realitas  alam  semesta. Kenyataannya orang-orang di luar Islamlah yang giat mengkaji realitas alam semesta sehingga mereka dengan mudah dapat mengungguli bangsa-bangsa lain,  padahal  umat  Islamlah  yang  seharusnya  memegang  semangat  Al-Qurían. Namun nampaknya melihat fenomena  yang terjadi kehidupan umat manusia pada  zaman  sekarang  ini  sudah  jauh  dari  nilai-nilai  Al-Qurían. 
Akibatnya  bentuk penyimpangan  terhadap  nilai  tersebut  mudah  ditemukan  di  lapisan  masyarakat. Hal  ini  dapat  dilihat  dari  berbagai  peristiwa  yang  terjadi,  yang  menunjukkan penyimpangan terhadap  nilai  yang terdapat di dalamnya. Minimnya pengetahuan masyarakat  terhadap  pemahaman  Al-Qurían,  akan  semakin  memperparah  kondisi masyarakat berupa dekadensi moral. Oleh  karena itu, untuk memurnikan kembali kondisi  yang  sudah  tidak  relevan  dengan  ajaran  Islam,  satu-satunya  upaya  yang dapat dilakukan adalah dengan kembali kepada ajaran yang terdapat di dalamnya.  Sangat  memprihatinkan  bahwa  kemerosotan  akhlak  tidak  hanya  terjadi  pada kalangan  muda,  tetapi  juga  terhadap  orang  dewasa,  bahkan  orang  tua.
Kemerosotan  akhlak pada anak-anak dapat dilihat dengan banyaknya siswa  yang tawuran,  mabuk,  berjudi,  durhaka  kepada  orang  tua  bahkan  sampai  membunuh sekalipun.  Untuk  itu,  diperlukan  upaya  strategis  untuk  memulihkan  kondisi tersebut,  di  antaranya  dengan  menanamkan  kembali  akan  pentingnya  peranan orang tua dan pendidik dalam membina moral anak didik.  Lingkungan  keluarga  dalam  hal  ini  orang  tua  memiliki  peran  yang  sangat besar  serta  merupakan  komunitas  yang  paling  efektif  untuk  membina  seorang anak  agar  berperilaku  baik. 
Di  sinilah  seharusnya  orang  tua  mencurahkan  rasa kasih sayang dan perhatian kepada anaknya untuk mendapatkan bimbingan rohani yang  jauh  lebih  penting  dari  sekedar  materi.  Seandainya  dalam  lingkungan keluarga  sudah  tercipta  suasana  yang  harmonis  maka  pembentukan  akhlak  mulia seorang anak akan lebih mudah dan seperti itu pula sebaliknya.  Untuk  dapat  melaksanakan  tugasnya  dengan  baik  dalam  membina  anak, hendaknya setiap orang tua memahami terhadap kandungan yang ada di dalam Al-Qurían,  khususnya  yang  terkait  dengan  akhlak  mulia,  karena  bagi  umat  Muslim Al-Qurían merupakan referensi utama dalam mengatur hidupnya di samping hadits Rasulallah  SAW.  Islam  sebagai  agama  yang  universal  meliputi  semua  aspek kehidupan  manusia  mempunyai  sistem  nilai  yang  mengatur  hal-hal  yang  baik, yang  dinamakan  dengan  akhlak  Islami.  Sebagai  tolok  ukur  perbuatan  baik  dan buruk  mestilah  merujuk  kepada  ketentuan  Allah  SWT  dan  Rasul-Nya,  karena Rasulallah SAW adalah manusia yang paling mulia akhlaknya. Pendidikan  akhlak  merupakan  faktor  yang  sangat  penting  dalam  membangun sebuah  rumah  tangga  yang  sakinah.  Suatu  keluarga  yang  tidak  dibangun  dengan tonggak  akhlak  mulia  tidak  akan  dapat  hidup  bahagia  sekalipun  kekayaan materialnya  melimpah  ruah. 
Sebaliknya  terkadang  suatu  keluarga  yang  serba kekurangan dalam masalah ekonominya, dapat bahagia berkat pembinaan akhlak keluarganya. Pendidikan  akhlak  didalam  keluarga  dilaksanakan  dengan  contoh dan  teladan  dari  orang  tua  dalam  hubungan  dan  pergaulan  antara  ibu  dan  bapak, perlakuan orang tua terhadap anak-anak mereka, dan perlakuan orang tua terhadap orang  lain  di  dalam  lingkungan  keluarga  dan  lingkungan  masyarakat,  akan menjadi teladan bagi anak-anak.
  Didalam  Al-Qurían  terdapat  perilaku  (akhlak)  terpuji  yang  hendaknya aplikasikan oleh umat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Karena akhlak mulia merupakan  barometer  terhadap  kebahagiaan,  keamanan,  ketertiban  dalam kehidupan manusia dan dapat dikatakan bahwa ahklak merupakan tiang berdirinya umat,  sebagaimana  shalat  sebagai  tiang  agama  Islam.  Dengan  kata  lain  apabila rusak akhlak suatu umat maka rusaklah bangsanya.
Manusia  hanya mengikuti dorongan nafsu dan amarah saja untuk mengejar kedudukan dan harta benda  dengan  caranya  sendiri,  sehingga  ia  lupa  akan  tugasnya  sebagai  hamba Allah SWT. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa kemerosotan akhlak terjadi akibat adanya  dampak  negatif  dari  kemajuan  di  bidang  teknologi  yang  tidak  diimbangi dengan  keimanan  dan  telah  menggiring  manusia  kepada  sesuatu  yang  bertolak elakang  dengan  nilai  Al-Qurían.  Namun  hal  ini  tidak  menafikan  bahwa  manfaat dari kemajuan teknologi itu jauh lebih besar daripada madharatnya.
  Masalah  di  atas  sudah  barang  tentu  memerlukan  solusi  yang  diharapkan mampu  mengantisipasi  perilaku  yang  mulai  dilanda  krisis  moral  itu,  tindakan preventif  perlu  ditempuh  agar  dapat  mengantarkan  manusia  kepada  terjaminnya moral  generasi  bangsa  yang  dapat  menjadi  tumpuan  dan  harapan  bangsa  serta dapat  menciptakan  dan  sekaligus  memelihara  ketentraman  dan  kebahagiaan  di masyarakat.   Untuk  dapat  memiliki  akhlak  yang  mulia  sesuai  dengan  tuntunan  Al-Qurían mestilah  berpedoman  pada  Rasulallah  SAW  karena  beliau  memiliki  sifat-sifat terpuji  yang  harus  dicontoh  dan  menjadi  panduan  bagi  umatnya.  Nabi  SAW adalah orang yang kuat imannya, berani, sabar dan tabah dalam menerima cobaan. Beliau  memiliki  akhlak  yang  mulia,  oleh  karenanya  beliau  patut  ditiru  dan dicontoh  dalam  segala  perbuatannya. 
  Mengingat pentingnya pendidikan akhlak bagi terciptanya kondisi lingkungan yang  harmonis,  diperlukan  upaya  serius  untuk  menanamkan  nilai-nilai  tersebut secara  intensif.  Pendidikan  akhlak  berfungsi  sebagai  panduan  bagi  manusia  agar mampu  memilih  dan  menentukan  suatu  perbuatan  dan  selanjutnya  menetapkan mana  yang  baik  dan  mana  yang  buruk.  Kalau  dipelajari  sejarah  bangsa  arab sebelum  Islam  datang  maka  akan  ditemukan  suatu  gambaran  dari  sebuah peradaban  yang  sangat  rusak  dalam  hal  akhlak  dan  tatanan  hukumnya.  Seperti pembunuhan, perzinahan dan penyembahan patung-patung yang tak berdaya. Hal ini jelas bertentangan dengan nilai akhlak yang terkandung dalam Al-Qurían. 
Selain  Al-Qurían,  hadits  Nabi  dapat  dijadikan  rujukan  mengingat  salah  satu fungsi  hadits  adalah  menjelaskan  kandungan  ayat  yang  terdapat  di  dalamnya. Penulis melihat, bahwa surat Al-Hujurat ayat 11-13 memiliki kandungan (makna) tentang pendidikan akhlak yang sangat dalam. Di antara kandungan yang terdapat di  dalamnya  adalah  ajaran  bahwa  umat  manusia  agar senantiasa menjunjung kehormatan kaum muslimin, taubat, husnudhdhan (positif thinking) kepada orang lain,  taíaruf  dan  adanya  persamaan  kedudukan  (egaliter)  manusia  di  hadapan Allah  SWT. 
Oleh  karena  itu,  ayat  tersebut  sangat  penting  dan  perlu  digali  lebih dalam  untuk  dijadikan  rujukan  dan  pedoman  bagi  umat  Muslim  dalam  rangka pembelajaran, pembentukan serta pembinaan akhlak yang mulia. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menggali, membahas dan mendalami lebih jauh tentang ayat tersebut sebagai judul penulisan skripsi. Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka penulis mengangkat permasalahan tersebut dan dituangkannya dalam skripsi dengan  judul Pendidikan Akhlak Dalam Islam (Kajian Tafsir Al-Quran Surat Al Hujurat  Ayat 11-13)
  1. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan judul skripsi maka penulis memberikan batasan beberapa istilah yang terdapat dalam skripsi ini yaitu:
1.            Pendidikan Akhlak
Pendidikan  adalah  bimbingan  atau  pimpinan  sadar  oleh  si  pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Marimba, 1980: 19).
Akhlak  adalah  suatu  kondisi/sifat  yang  telah  meresap  dalam  jiwa  dan menjadi  kepibadian  hingga  dari  situ  timbullah  berbagai  macam  perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa di buat-buat (Asmaran, 1992:3).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa pendidikan akhlak  adalah  bimbingan  sadar  oleh  si  pendidik  terhadap perkembangan  jasmani  dan  rohani  si  terdidik  menuju  terbentuknya kepribadian  yang  utama  yaitu  berbudi  pekerti  atau  mempunyai  tabiat  yang luhur  sehingga  dari  situ  timbullah  berbagai  macam  perbuatan  dengan  cara spontan dan mudah tanpa di buat-buat.
2.            Islam
Islam secara bahasa sebagaimana dalam bukunya Al-Maududi (tt.8) ialah tunduk dan patuh kepada perintah orang yang memberi perintah dan kepada larangannya tanpa membantah.
Maka Islam disini merupakan suatu bentuk ketundukan dan kepatuhan kepada perintah Allah SWT dan patuh dan tunduk kepada yang dilarang-Nya. Jadi pendidikan akhlak dalam Islam dalam skripsi ini adalah sebuah proses bimbingan untuk mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri manusia untuk terus tertanam dalam jiwanya sehingga memunculkan perbuatan-perbuatan yang mudah dilakukan secara sadar dan perbuatan tersebut patuh dan tunduk pada perintah dan larangan Allah SWT.
Dengan merujuk pada penelusuran definisi operasional di atas, maksud dari penelitian dengan judul "Pendidikan Akhlak dalam Islam (Kajian Surat Al-Hujurat Ayat 11-13) dalam skripsi ini adalah bimbingan pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian utama dalam kepatuhan atau ketundukan terhadap perintah sang pencipta dalam Al-Hujurat Ayat 11-13.
  1. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan yang akan diteliti oleh penulis berdasarkan latar belakang di atas adalah :
1.            Nilai pendidikan akhlak apa saja yang terkandung didalam surat Al-Hujurat Ayat 11-13?
2.            Bagaimana  aplikasi  pendidikan  akhlak  yang  terkandung  dalam  surat  al-Hujurat ayat 11-13 dalam Pendidikan Islam ?
  1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.            Untuk mengetahui bagaimana pendidikan akhlak dalam Islam kajian Al-Qur'an Surat Al-Hujurat Ayat 11-13.
2.            Untuk mengetahui pendapat para mufasir tentang pendidikan akhlak dalam Islam kajian Al-Qur'an Surat Al-Hujurat Ayat 11-13.
  1. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :
1.            Memberikan informasi ilmiah kepada dunia pendidikan Islam.
2.            Bahan masukan kepada Institut Agama Islam Imam Ghazali Jurusan Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama Islam sebagai kajian dan pemikiran mengenai pendidikan akhlak dalam Islam kajian surat Al-Hujurat Ayat 11-13.
3.            Sebagai sumbangan pemikiran dalam memperkaya Khazanah ilmu pengetahuan.
4.            Dapat dijadikan sebagai sumber bagi penelitian selanjutnya.


  1. Telaah Pustaka
Kajian mengenai pendidikan akhlak telah banyak dilakukan oleh banyak pakar, misalnya Muhammad Athiyyah Al-Abrasyi dalam sebuah bukunya menyebutkan di dalam bab "Pendidikan Dan Moral" bahwa pendidikan moral dan akhlak adalah membentuk orang-orang bermoral baik. Untuk mencapainya Al­Abrasyi memulai dari penyadaran kepada siswa bahwa kita tidak hanya membutuhkan ilmu tetapi akhlak. Baginya moral merupakan hal yang utama karena moral merupakan wujud dari keimanan seseorang. Selain itu juga dikemukakan kapan pendidikan akhlak dimulai.
Ahmad Rofi' Usmani "Mutiara Akhlak Rasululla SAW" dalam buku tersebut lebih menjelaskan tentang bentuk-bentuk keteladanan akhlak Rasulullah dalam berbagai peristiwa yang dihadapi rasul dan bagaimana perilaku rasul dalam merespon peristiwa tersebut.
Selanjutnya skripsi saudara Indra Prasetyo Widodo (IAIIG) 2008 yang perjudul "Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Perspektif AI-Qur'an Surat Ad-Dhuha Ayat 9,10,11 " skripsi tersebut lebih tertuju pada pengungkapan bagaimana akhlak terhadap anak yatim dan peminta-minta (pengemis) dan mensyukuri nikmat Allah walaupun kajian ayat berbeda tetapi hanya dijadikan sebagai pedoman penulisan saja.
Skripsi Daryono (IAIIG) 2000 "Metode Pendidikan Akhlak Masa Kanak­-Kanak". Dalam skripsi tersebut terfokus mengenai pemaparan macam-macam metode pendidikan dalam konsep Islam dan penerapan pendidikan akhlak dalam masa kanak­-kanak, dimasa kanak-kanak pendidikan akhlak menjadi suatu bagian hal yang utama untuk pembentukan akhlak menjadi ketika dewasa.
Berdasarkan pada penelaahan kajian-kajian terdahulu belum ditemukan tentang pendidikan akhlak dalam Islam kajian Al-Qur'an Surat Al-Hujurat Ayat 11-13. Sehingga penelitian penulis terfokus pada pendidikan akhlak dalam Islam kajian Al­Qur'an Surat AI-Hujurat Ayat 11-13 tersebut.
  1. Sistematika Penulisan
BAB  I   :     PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang Masalah
B.           Definisi Operasional
C.           Rumusan Masalah
D.          Tujuan Penelitian
E.           Manfaat Penelitian
F.            Telaah Pustaka
G.          Metode Penelitian
H.          Sistematika Penulisan
BAB  II :     KAJIAN TEORI
A.          Pendidikan
1.      Pengertian Pendidikan
2.      Tujuan Pendidikan
3.      Manfaat Pendidikan
B.           Pendidikan Akhlak
1.      Pengertian Pendidikan Akhlak
2.      Tujuan Pendidikan Akhlak
3.      Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak
4.      Signifikansi Pendidikan Akhlak
BAB III    :        METODE PENELITIAN
A.          Jenis dan Pendekatan Penelitian
B.           Obyek dan Subyek Penelitian
C.           Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
D.          Metode Analisis Data
BAB IV    :        PEMBAHASAN
A.          Surat Al-Hujurat Ayat 11-13
1.            Teks Surat Al-Hujurat Ayat 11-13
2.            Asbabaun Nuzul Surat Al-Hujurat Ayat 11-13
3.            Munasabah Surat Al-Hujurat Ayat 11-13
4.            Beberapa Penafsiran Surat Al-Hujurat Ayat 11-13
B.           Pembahasan Pendidikan Akhlak Dalam Islam Al-Quran Surat Al-Hujurat Ayat 11-13
BAB V :       PENUTUP
A.          KESIMPULAN
B.           SARAN
C.           PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN