Lencana Facebook

banner image

Friday 15 June 2012

PTK TK lagi nih.......
semoga tetap bermanfaat ....


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Usia dini/pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan berbagai cara termasuk melalui permainan berhitung. Permainan berhitung di TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan.
Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar
Pendidikan anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak pada dasarnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak sebagaimana dikemukakan oleh Anderson (1993), "Early childhood education is based on a number of methodical didactic consideration the aim of which is provide opportunities for development of children personality". Artinya, pendidikan Taman Kanak-Kanak memberi kesempatan untuk mengembangkan kepribadian anak, oleh karena itu pendidikan untuk anak usia dini khususnya di Taman Kanak-Kanak perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak (Masitoh dkk, 2005 :2).
Aspek pengembangan yang akan penulis teliti adalah aspek pengembangan kognitif. Dalam pedoman pembelajaran bidang pengembangan kognitif di Taman Kanak-Kanak (2007:3) disebutkan bahwa pengembangan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan.
Salah satu aspek dalam pengembangan kognitif ini adalah pengembangan pembelajaran matematika. Seperti yang telah dikemukakan oleh Sriningsih (2008:1) bahwa praktek-praktek pembelajaran matematika untuk anak usia dini di berbagai lembaga pendidikan anak usia dini baik jalur formal maupun non formal sudah sering dilaksanakan. Istilah-istilah yang dikenal diantaranya pengembangan kognitif, daya pikir atau ada juga yang menyebutnya sebagai pengembangan kecerdasan logika-matematika. Kegiatan pengembangan pembelajaran matematika untuk anak usia dini dirancang agar anak mampu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan matematika yang memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja pada abad mendatang yang menekankan pada kemampuan memecahkan masalah.
Berhitung merupakan bagian dari matematika, yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar (Depdiknas, 2007 :1). Berhitung di Taman Kanak-Kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental, sosial dan emosional. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, berhitung di Taman Kanak-Kanak dilakukan secara menarik dan bervariasi.
Persoalan yang dipaparkan oleh Sriningsih di atas juga telah disaksikan oleh penulis sendiri. Penulis telah melakukan observasi di Taman Kanak-Kanak X mengenai proses pembelajaran matematika khususnya pada aspek kemampuan berhitung. Taman Kanak-Kanak X masih menekankan pengajaran yang berpusat pada guru. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peran guru yang terlalu menguasai kelas. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan kegiatan kepada anak. Selain itu, kurangnya media dan sumber belajar yang digunakan oleh guru untuk menunjang pembelajaran berhitung.
Kurangnya media dan sumber belajar ini lebih disebabkan oleh minimnya ruangan kelas yang dimiliki oleh Taman Kanak-Kanak X, sehingga kepala sekolah beserta guru merasa kesulitan mencari tempat jika menambahkan media dan sumber belajar terlalu banyak. Permasalahan lain yang terjadi di Taman Kanak-Kanak X adalah metode yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode drill dan praktek-praktek paper-pencil test. Pada pengembangan kognitif khususnya pada pembelajaran berhitung, guru memberikan perintah kepada anak agar mengambil buku tulis dan pensil masing-masing. Selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak membuat beberapa buah benda dan benda tersebut diberi lingkaran. Setelah itu, anak harus mengisi jumlah benda tersebut dengan sebuah angka yang cocok. Setelah anak mengerti, guru menyuruh anak untuk membuatnya sendiri jumlah benda tersebut beserta angkanya sebanyak mungkin. Diakui oleh guru di TK X, bahwa sampai saat ini para guru belum menemukan media yang tepat untuk membantu anak dalam kegiatan berhitung. Guru kurang memberikan media yang bervariasi dan juga masih menggunakan metode yang membuat anak merasa bosan dan tidak ada rasa antusias pada anak untuk aktif di dalam kelas. Sehingga kegiatan berhitung yang diterapkan di TK X masih menggunakan metode konvensional atau pengerjaan latihan di buku tulis.
Berdasarkan hasil refleksi awal melalui diskusi dengan gum, disepakati bahwa tindakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah melalui media balok Cuisenaire. Selain bermanfaat bagi anak dalam menemukan media dan metode baru yang dapat menumbuhkan rasa antusias atau minat anak terhadap pembelajaran, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat juga sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih dan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dalam mengajarkan berhitung pada anak Taman Kanak-Kanak.
Di Taman Kanak-kanak Mekar Asih Sindangbarang Kecamatan Karangpucung diketahui bahwa peserta didiknya masih kurang pengetahuannya tentang pencampuran warna. Berdasarkan uraian di atas maka sebagai upaya peningkatan kemampuan siswa maka peneliti akan melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas dengan judul upaya meningkatkan keterampilan mencampur warna melalui metode demonstrasi di Taman Kanak-Kanak Mekar Asih Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2010/2011.
B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebagaimana latar belakang masalah di atas, maka dapat ditentukan rumusan masalah dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, yaitu : apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan mencampur warna di Taman Kanak-kanak Mekar Asih Sindangbarang Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2010/2011.

C.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan penelitian tindakan kelas ini adalah :
1.      Untuk mengetahui peningkatkan kemampuan anak didik di Taman Kanak-kanak Mekar Asih Sindangbarang Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam hal pencampuran warna.
2.      Untuk membuktikan efektifitas penggunaan metode demonstrasi sebagai upaya meningkatkan kemampuan anak didik di Taman Kanak-kanak Mekar Asih Sindangbarang Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam hal pencampuran warna.

D.    Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat penelitian diharapkan akan sangat bermanfaat bagi pengelolaan pembelajaran diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak terutama :
1.   Sekolah, penelitian ini dapatnya bermanfaat untuk tambahan bekal pengalaman sebagai pedoman lebih lanjut dalam mengambil kebijakan di sekolah dalam memberikan bimbingan mengajar kepada guru dan pengembangan lebih lanjut.
2.   Bagi Guru, hasil penelitian ini dapatnya bermanfaat dalam menambah khasanah keilmuannya, sehingga semakin luas wawasan kependidikan dan bertambah wawasan berfikir inovatif dan kreatif dalam pendidikan ke depan., terutama dalam memperkaya bekal berimprovisasi dalam pembelajaran yang penuh kreatif yang pada akhirnya akan menyenangkan bagi anak dalam pembelajaran lebih lanjut.
3.   Siswa, memberi motivasi belajar yang lebih baik, lebih aktif dalam belajar dan mampu menggambar bebas secara sederhana dan menyenangkan dengan permainan warna yang semakin baik.
4.   Bagi Orang Tua, hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam memotivasi anak secara berkesinambungan.
5.   Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan Penelitian yang sejenis.